Anda di halaman 1dari 16

ASUHAN KEPERAWATAN

KONJUNGTIVITIS

OLEH KELOMPOK 2:
 SUCI AMALIA PUTRI
 FINNA DWI SETIANI
 NADIRA MIFTAH FARHANI
 GUTRI DOLA
 SILVI RAHMADINI
 DINA MULIA PERTIWI
 AMBRINA RASYADA
A.Defenisi konjungtivitis

Konjungtivitis adalah inflamasi konjungtiva dan ditandai dengan


pembengkakan dan eksudat. Pada konjungtivitis mata tampak merah,
sehingga sering disebut mata merah. (Suzzane, 2001:1991).
Konjungtivitis adalah peradangan pada konjungtiva atau mata merah
atau pink eye. (Elizabeth, Corwin: 2011) sedangkan menurut Vaughan
2010 konjungtivitis adalah peradangan pada selaput bening yang
menutupi bagian putih mata dan bagian dari kelopak mata peradangan
tersebut menyebabkan berbagai macam gejala salah satunya yaitu mata
merah.
B.Etiologi
Konjungtivitis Bakteri

Berdasarkan penyebabnya konjungtivitis dibagi Konjungtivitis Virus


menjadi empat yaitu konjungtivitis yang
diakibatkan karena bakteri, virus, allergen dan
jamur ( Ilyas dkk, 2010). Konjungtivitis Alergi

Jkonjungtivitis amur
 Konjungtivitis bakteri

Konjungtivitis bakteri adalah inflamasi konjungtiva yang disebabkan oleh Staphylococcus, Streptococcus, Pneumococcus,
dan Haemophillus ( James dkk, 2005).

 Konjungtivitis Virus

Konjungtivitis virus merupakan penyakit umum yang disebabkan oleh berbagai jenis virus, dan berkisar antara penyakit
berat yang dapat menimbulkan cacat hingga infeksi ringan yang dapat sembuh sendiri dan dapat berlangsung lebih lama
daripada konjungtivitis bakteri (Vaughan, 2010).

 Konjungtivitis alergi

Konjungtivitis alergi merupakan bentuk alergi pada mata yang peling sering dan disebabkan oleh reaksi inflamasi pada
konjungtiva yang diperantarai oleh uctus imun (Cuvillo dkk, 2009). 

 Konjungtivitis Jamur

Konjungtivitis jamur biasanya disebabkan oleh Candida albicans dan merupakan infeksi yang jarang terjadi.
C.Manifestasi klinis

Gejala subjektif meliputi rasa gatal, ( ngeres/tercakar ) atau terasa


ada benda asing. Penyebab keluhan ini adalah edema konjungtiva,
terbentuknya hipertrofi papilaris, dan folikel yang mengakibatkan
perasaan adanya benda asing didalam mata. Gejala objektif meliputi
hyperemia konjungtiva, epifora (keluar air mata berlebihan),
pseudoptosis (kelopak mata atas seperti akan menutup), tampak
semacam membrane atau pseudomembran akibat koagulasi fibrin.
D.patofisiologi

Mikroorganisme (virus,bakteri,jamur), bahan uctusn iritasi


menyebabkan kelopak mata terinfeksi sehingga kelopak mata tidak
dapat menutup dan membuka sempurna.karena mata menjadi kering
sehingga terjadi iritasi menyebabkan konjungtivitis. Pelebaran
pembulu darah disebabkan karena adanya peradangan ditandai
dengan konjungtivita dan skelera yang merah, edema, rasa nyeri dan
adanya sekret mukopurulen (Silverman, 2010).
E.penatalaksanaan

Secara umum pengobatan dapat dilakukan dengan menggunakan sulfonamide


(sulfacetamide 15%) atau antibiotic (gentamycin 0,3%), chloramphenicol 0,5%.
Konjungtivitis akibat alergi dapat diobati dengan antihistamin (antazoline 0,5%,
naphazoline 0,05%) atau dengan kortikosteroid (dexamentosone 0,1%). Umumnya
konjungtivitis dapat sembuhmtanpa pengobatan dalam waktu 10-14 hari, dan dengan
pengobatan, sembuh dalam waktu 1-3 hari.
Adapun penatalaksanaan konjungtivitis sesuai
dengan klasifikasinya adalah sebagai berikut:
 
 Konjungtivitis Bakteri
 Konjungtivitis Alergi
Sebelum terdapat hasil pemeriksaan mikrobiologi, Penatalaksanaan keperawatan berupa kompres
dapat diberikan antibiotic tunggal, seperti dingin dan menghindarkan penyebab pencetus
penyakit.
gentamisin, kloramfenikol, folimiksin selama 3-5
hari.

 Konjungtivitis Viral
 Konjungtivitis Bakteri Hiperakut
Beberapa pasien mengalami perbaikan gejala
Pasien biasanya memerlukan perawatan di rumah setelah pemberian antihistamin/dekongestan
sakit untuk terapi topical dan sistemik. Secret topical. Kompres hangat atau dingin dapat
dibersihkan dengan kapas yang dibasahi air bersih membantu memperbaiki gejala.
atau dengan garam fisiologik setiap ¼ jam.

 
H.Askep teoritis

1) Pengkajian
 Identitas

Terdiri dari nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan, status pernikahan, suku/bangsa, tanggal masuk,
tanggal pengkajian, no medrec, pekerjaan, alamat, serta data penanggung jawab.

 Riwayat Kesehatan

 Riwayat kesehatan sekarang

Nyeri rasa ngeres (seperti ada pasir pada mata), gatal, panas, dan kemerahan sekitar mata, epipora mata. Keluhan
terus-menerus; hal yang dapat memperberat keluhan, nyeri daerah meradang menjalar ke daerah mana, waktu
keluhan, serta keluhan menyertai apakah pandangan menjadi kabur terutama pada kasus Gonoblenorroe.

 Riwayat kesehatan dahulu

Apakah klien pernah menderita penyakit yang sama, trauma mata, alergi obat, riwayat operasi mata.
 Riwayat kesehatan keluarga

 Kaji apakah ada anggota keluarga yang menderita penyakit yang sama dengan klien atau penyakit
lainnya.

 Riwayat psikologi

 Kaji bagaimana keadaan suasana hati (emosional) klien dan keluarga dalam menghadapi penyakit yang
diderita, biasanya suasana hati klien kurang bik (cemas) dan keluarga biasanya khawatir.

 Riwayat sosial ekonomi

 Mengkaji kehidupan sosial ekonomi klien, bagaimana interaksi klien baik dikehidupan sosial maupun
masyarakat.

 Kebiasaan sehari-hari

 Kaji tentang aktivitas atau kebiasaan yang dilakukan oleh klien sebelum sakit dan saat sakit.
 Pemeriksaan Fisik

 Pemeriksaan fisik (inspkesi) untuk mencari karakter/tanda konjungtivitivis yang meliputi:

1. Hiperemi konjungtiva yang tampak paling nyata pada fornix dan mengurang ke arah limbus.

2. Kemungkinan adanya sekret: mukopurulen dan berlimpah pada infeksi bakteri, yang menyebabkan kelopak mata lengket
saat bangun tidur, berair atau encer pada infeksi virus.

3. Edema konjungtiva.

4. Blefarospasme

5. Lakrimasi

6. Konjungtiva palpera (merah, kasar karen ada edema dan infiltrasi).

7. Konjungtiva bulbi, injeksi konjungtiva banyak, kemosis,, dapat ditemukan pesudo membrane pada infeksi pneumokok..

8. Pemeriksaan visus, kaji visus klien dan catat derajat pandangan perifer klien karena jika terdapat sekret yang menempel
pada kornea dapat menimbulkan kemunduran visus
2.Diagnosa keperawatan

 Nyeri akut b.d agen cedera fisiologis

 Gangguan persepsi sensori b.d


gangguan penglihatan
3.Rencana keperawatan

no dx SLKI SIKI
1 Nyeri akut b.d agen cedera fisiologis Setelah dilakukan Manajemen nyeri
Gejala dan tanda mayor intervensi keperawatan Observasi
Subjektif selama 2x24 jam maka • Identifikasi
• Mengeluh nyeri kontrol nyeri meningkat lokasi,karakteristik,durasi,frek,kualitas,intensit
Objektif dengan kriteria hasil: as nyeri
• Tampak meringis 1) Melaporkan nyeri • Identifikasi skala nyeri
• Bersikap protektif terkontrol(5) • Identifikasi respon nyeri non verbal
• Gelisah 2) Kemampuan mengenali Tarapeutik
• Frek.nadi meningkat onset nyeri(5) • Berikan Teknik non farmakologis untuk
Gejala dan tanda minor 3) Kemampuan mengenali mengurangi rasa nyeri
Subjektif penyebab nyeri(5) • Kontrol lingkungan yang memperberat rasa
• - nyeri
Objektif Edukasi
• TD meningkat • Jelaskan penyebab,periode,dan pemicu nyeri
• Pola napas berubah • Jelaskan strategi meredakan nyeri
• Nafsu makan berubah • Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
• Proses berpikir terganggu Kolaborasi
• Kolaborasi pemberian analgesic,jika perlu
3.Rencana keperawatan

n dx SLKI SIKI
o
2 Gangguan persepsi sensori b.d gangguan Setelah dilakukan Minimalisasi rangsangan
penglihatan intervensi keperawatan Observasi
Gejala dan tanda mayor selama 2x24 jam maka Periksa status mental,status sensori,dan tingkat
Subjektif
persepsi sensori kenyamanan
• Mendengar suara bisikan atau melihat
bayangan membaik dengan Tarapeutik
• Merasakan sesuatu melaui indra kriteria hasil: • Diskusikan tingkat toleransi terhadap beban
perabaan,penciuman,atau pengecapan 1) Konsentrasi(5) sensori
Objektif 2) Orientasi(5) • Jadwalkan aktivitas harian dan waktu istirahat
• Distorsi sensori • Kombinasikan prosedur Tindakan dalam satu
• Respons tidak sesuai waktu,sesuai kebutuhan
• Bersikap seolah Edukasi
melihat,mendengar,mengecap,meraba, atau • Ajarkan cara meminimalisasi stimulus
mencium sesuatu
Gejala dan tanda minor Kolaborasi
Subjektif • Kolaborasi dalam meminimalkan
• Menyatakan kesal prosedur/Tindakan
Objektif • Kolaborasi pemberian obat yang
• Menyendiri mempengaruhi persepsi sensori
• Melamun
• Konsentrasi buruk
• curiga
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai