Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN


KONJUNGTIVITIS DI RUANG POLI MATA
RSUD ULIN BANJARMASIN

Tanggal 1 April – 6 April 2019

Oleh:
ERNAWATI, S. Kep
NIM. 1830913320039

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
2019
LEMBAR PENGESAHAN

NAMA : Ernawati, S. Kep

NIM : 1830913320039

JUDUL LP : Asuhan Keperawatn Pasien dengan Konjungtivitis di Ruang


Poli Mata RSUD Ulin Banjarmasin

Resume di Poli THT RSUD Ulin Banjarmasin

Banjarmasin, April 2019

Mengetahui,

Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan

Noor Diani, Ns.,M.Kep, Sp.Kep. KMB Efnita, SKM., MM


NIP. 19780317200812 2 001 NIP. 19640604 199101 2 001
KONSEP KONJUNGTIVITIS

KONJUNGTIVITIS

DEFINISI ETIOLOGI

Konjungtivitis merupakan inflamasi yang terjadi a. Infeksi (virus dan bakteri)


pada konjungtiva yang bisa dikarenakan oleh b. Non infeksi ( alergi, reaksi toksik, inflamasi
invasi mikroorganisme, reaksi hipersensitivitas sekunder lainnya)
atau perubahan degeneratif di konjungtiva

KLASIFIKASI MANIFESTASI KLINIS


a. Konjungtivitis virus (pharyngoconjunctival fever, Pembesaran kelenjar limfe, edema palpebra, adanya
picorna virus, konjungtivitis adenovirus, sekret mata, hiperemi, umumnya mengenai satu mata,
konjungtivitis herpes simpleks, konjungtivitis mata berair
herpes-zooster, konjungtivitis pox virus,
konjungtivitis miksovirus, konjungtivitis
paramiksovirus, dan konjungtivitis arbovirus)

b. Konjungtivitis bakteri (Staphylococcus, Mukosa purulen, edema kelopak, kemosis


Streptococcus, Pneumococcus, Haemophillus) konjungtiva, mudah menular dari satu mata ke mata
di sebelahnya.
c. Konjungtivitis alergi (bahan kimia) Inflamasi (merah, sakit, edema, dan panas), gatal,
terdapat papil besar pada konjungtiva.
d. Konjungtivitis jamur (Candida Ditandai dengan bercak putih pada pasien diabetes
albicans, Sporothtrix schenckii, Rhinosporidium dan sistem imun yang terganggu
serberi, Coccidioides)

PEMERIKSAAN PENUNJANG PENATALAKSANAAN

a. Pemeriksaan Kultur a. Kompres dingin


b. Tes Diagnostik Viral b. Deksametason 0,1% topikal
c. Tes Diagnostik Klamidial c. Neospirin, basitrasin, gentamisin,
d. Sitologi/Smear kloramfenikol, tobramisin, eritromisin, sulfa
e. Biopsi selama 2-3 hari
f. Tes Darah d. Antihistamin : antazidine 0,5%, rapazoline
g. 0,05%
e. Menggunakan larutan saline untuk membilas
KOMPLIKASI mata dengan konjungtivitis agar
menghilangkan sekret konjungtiva
a. Glaukoma
b. Katarak
c. Ulkus kornea
PATHWAY KONJUNGTIVITIS

Mata terpapar virus, bakteri, alergi

Inflamasi di konjungtiva Kelopak mata terinfeksi

Nyeri Akut Nyeri Dilatasi pembuluh konjungtiva


posterior

Hiperemia

Edema dan hipertrofi di papila Sensasi benda asing, tergores


dan gatal

Gangguan Rasa Nyaman Merangsang sekresi air


mata
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN
KONJUNGTIVITIS

Pengkajian Diagnosa Keperawatan

1. Identitas 1. Nyeri Akut


2. Keluhan Utama 2. Gangguan Rasa Nyaman
3. Riwayat Penyakit
4. Pola Fungsional Gordon
5. Pemeriksaan Fisik

Nyeri Gangguan Rasa Nyaman

NOC: NOC:
1. Pain Level
2. Knowledge: Pain Management 1. Comfort Status: Physical
Setelah dilakukan tindakan keperawatan Setelah dilakukan tindakkan keperawatan selama
selama 1 × 60 menit nyeri pasien 1× 60 menit, gangguan rasa nyaman pasien
berkurang dengan kriteria hasil : berkurang dengan kriteria hasil:
- Melaporkan bahwa nyeri berkurang
- Klien mampu mngontrol gejala
dengan menggunakan manajemen
- Klien mampu melakukan perawatan
nyeri pribadi dan kebersihan
NIC:
Pain Management NIC:
1. Kaji nyeri dengan PQRST
2. Kontrol lingkungan yang mempengaruhi nyeri Pruritus Management
seperti pencahayaan
3. Tingkatkan istirahat/posisi nyaman 1. Tentukan penyebab gatal
4. Kolaborasi (pemberian analgesik) 2. Berikan krim antihistamine sesuai kebutuhan
3. Instruksikan pasien untuk meminimalkan
Pemberian Analgetik keringat dengan menghindari lingkungan
1. Tentukan lokasi, karakteristik, kualitas dan yang panas
keparahan nyeri sebelum pengobatan
2. kaji adanya riwayat alergi obat Manajemen pengobatan
3. Berikan analgetik sesuai waktu paruhnya,
1. Tentukan obat yang diperlukan dan kelola
terutama pada nyeri yang berat
menurut resep atau protokol
4. Tentukan pilihan obat analgesik, berdasarkan
2. Monitor efektifitas cara pemberian obat yang
tipe dan pilihan nyeri sesuai
3. Monitor efek samping obat
4. Monitor terhadap respon perubahan dengan
cara yang tepat
DAFTAR PUSTAKA

Bluechek, G. M., Butcher, H. M., Dochterman, J. M. & Wagner, C. M., 2016. Nursing
Interventions Classification (NIC) Edisi Bahasa Indonesia. 6 ed. Yogyakarta:
Mocomedia.

Herdman, T. H. & Kamitsuru, S., 2017. Diagnosa Keperawatan: Definisi & Klasifikasi
2015-2017. Jakarta: EGC.

Ilyas, Sidarta dkk. 2002. Ilmu Penyakit Mata Perhimpunan Dokter Spesialis Mata
Indonesia. Jakarta : CV. Sagung Seto

Moorhead, S., Johnson, M., Mass, M. L. & Swanson, E., 2016. Nursing Outcomes
Classification (NOC) Edisi Bahasa Indonesia. 5 ed. Yogyakarta: Mocomedia.

Smeltzer, Suzzane C dan Brenda G. Bare. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal
Bedah volume 3. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai