DISUSUN OLEH :
SUFIRMAN MT NPM. 2140703076
KELAS KERJASAMA A3 :
Monty seorang pria berusia 22 tahun dan juga musisi yg bemain di band rock
local. Ia tidak menikah dan tinggal Bersama orang tuanya. Ia dikenal sebagai seorang yg
pendiam, sederhana, dan mudah bergaul oleh semua orang di komunitasnya dan juga
seorang pemain gitar andal. Selama penampilan dua hari yang lalu, ia mengalamai
kesulitan memakai gitarnya, mengeluhkan cahaya panggung yang terang menyala di
matanya. Ketika ia mencoba menurunkan kepalanya untuk mencegah sinar meyakiti
matanya, ia memberi tahu lehernya sangat kaku
Setelah penampilan band tersebut, salah satu anggota baru band mengatakan
bahwa pertunjukan tadi bukan penampilan terbaik mereka. Monty merespon dengan
marah dan mengatakan mungkin anggota baru tersebut perlu lebih banyak praktik.
Kemudian ia berjalan dengan cepat dan pergi ke rumah dengan tidur. Ia bangun pada
pukul 4 pagi dengan sakit kepala hebat berkeringat, dan mengigil; suhunya 38,8C, dan ia
tidak dapat menekuk lehernya tanpa nyeri hebat. Ibunya mengenali bahwa ia mengalami
agitasi dan iritabel, yg tidak khas. Oleh karena ketakutan, ia berlalri ke ruang gawat
darurat menunjukkan cairan yg berawan dan keruh; peningkatan hitung SDP nyata, dan
protein dengan penurun kandungan glukosa. Meningitis bacterial merupakan diagnosis
medis. Tuan cook masuk ke rumah sakit untuk terapi dan perawatan
Diagnosa keperawatan, Hasil yang di harapkan , dan intervensi keperawatan pada Case
Study tentang meningitis :
- Intervensi a. Pertahankan teknik aseptik dan cuci tangan baik pasien, pengunjung,
maupun staf. Rasional ; menurunkan resiko pasien terkena infeksi sekunder.
Mengontrol penyebaran sumber infeksi, mencegah pemajanan pada individu
terinfeksi ( mis : individu yang mengalami infeksi saluran napas atas) Gangguan
mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan rangka neuromuscular
b. Pantau dan catat secara teratur tanda-tanda klinis dari proses infeksi. Rasional :
Terapi obat akan diberikan terus menerus selama lebih 5 hari setelah suhu turun
( kembali normal ) dan tanda-tanda klinisnya jelas. Timbulnya tanda klinis terus
menerus merupakan indikasi perkembangan dari meningokosemia akut yang
dapat bertahan sampai berminggu minggu / berbulan bulan atau penyebaran
pathogen secara hematogen / sepsis.
c. Ubah posisi pasien dengan teratur tiap 2 jam. Rasionalisasi ; Mobilisasi secret
dan meningkatkan kelancaran secret yang akan menurunkan resiko terjadinya
komplikasi terhadap pernapasan.
d. Catat karakteristik urine, seperti warna, kejernihan dan bau Rasionalisasi ; Urine
statis, dehidrasi dan kelemahan umum meningkatkan resiko terhadap infeksi
kandung kemih / ginjal / awitan sepsis.
e. Kolaborasi tim medis Rasional : Obat yang dipilih tergantung pada infeksi dan
sensitifitas individu. Catatan ; obat cranial mungkin diindikasikan untuk basilus
gram negative, jamur, amoeba
- Intervensi
c. Berikan latihan rentang gerak aktif / pasif secara aktif dan massage otot
daerah leher /bahu. Rasional : dapat membantu merelaksasikan ketegangan
otot yang menimbulkan reduksi nyeri atau rasa tidak nyaman tersebut.
a. Kaji status mental dan tingkat ansietas dari pasien / keluarga. Catat adanya
tanda tanda verbal atau non verbal. Rasional : gangguan tingkat kesadaran
dapat mempengaruhi ekspresi rasa takut tetapi tidak menyangkal
keberadaannya. Derajat ansietas akan dipengaruhi bagaimana informasi
tersebut diterima oleh individu.
• Identifikasi pengetahuan
dan keyayinan tentang
nyeri.
• Identifikasi pengaruh
nyerin pada kualitas
hidup.
• Monitor keberhasilan
terapi komplementer
yang sudah diberikan
Edukasi :
• Jelaskan penyebab,
periode, dan pemicu
nyeri.
2.2.3 Intervensi Keperawatan
• Jelaskan strategi
meredakan nyeri.
• Anjurkan memonitor
nyeri secara mandiri.
• Anjurkan menggunakan
analgetik secara tepat.
• Ajarkan teknik
nonfarmakologis unutuk
mengurangi rasa nyeri.
Kolaborasi :
• Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu.
Terapeutik :
• Fasilitasi aktivitas
2.2.3 Intervensi Keperawatan
• Fasilitasi melakukan
mobilisasi fisik, jika perlu
Edukasi :
• Anjurkan melakukan
ambulasi dini
• Ajarkan ambulasi
sederhana yang harus
dilakukan
• Pencegahan infeksi
2.2.3 Intervensi Keperawatan
• Perawatan traksi
• Sensasi (5)
• Kolaborasi pemberian
infus
• Kolaborasi pemberian
transfuse darah, jika perlu.
• Kolaborasi pemberian
antibiotic, jika perlu.