Anda di halaman 1dari 7

ASUHAN KEPERAWATAN CA SERVIKS

ANGGOTA KELOMPOK :
1. TUTUT INDHRA KINASEH : 22.0603.0021
2. AGUNG : 22.0603.0029
3. DIAH AYU FINDYANI : 22.0603.0039
4. VERA DIAMITA PUTRI R.: 22.0603.0040
5. YAHNIATI : 22.0603.0051

PRODI S1 ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAGELANG
2024
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN CA SERVIKS
A. PENGKAJIAN
1. Data Dasar
Pengumpulan data pada pasien dan keluarga dilakukan dengan cara anamnesa,
pemeriksaan fisik dan melalui pemeriksaan penunjang
a. Data Pasien :
Nama :
Usia :
Status Perkawinan :
Pekerjaan :
Jumlah Anak :
Agama :
Alamat :
Jenis Kelamin :
Pendidikan Akhir :
b. Keluhan Utama :
Pasien datang dengan keluhan intra servikal dan disertai keputihan
menyerupai air.
c. Riwayat Penyakit Sekarang :
Klien merasakan keluhan keputihan, perdarahan dan nyeri intra servikal.
d. Riwayat Penyakit Sebelumnya :
Riwayat abortus, infeksi pasca abortus, infeksi masa nifas, Riwayat operasi
kandungan serta adanya tumor, dan Riwayat keluarga yang menderita kanker.
e. Keadaan Psiko-sosial-ekonomi dan budaya:
Ca. Serviks sering dijumpai pada kelompok sosial ekonomi yang rendah,
berkaitan erat dengan kualitas dan kuantitas makanan atau gizi yang dapat
mempengaruhi imunitas tubuh, serta tingkat personal hygiene terutama
kebersihan dari saluran urogenital.

2. Pemeriksaan Fisik, meliputi :


a. Kepala :
Rambut bersih, tidak ada ketombe, rambut rontok dan mudah terjabut,
konjungtiva anemis pada mata, dan tidak ada kelainan pada leher.
b. Thoraks :
Dada tidak ada kelainan, jantung tidak ada kelainan
c. Abdomen :
Tidak ada kelainan
d. Genetalia :
Sekret berlebihan, keputihan, peradangan, dan lesi.
e. Ekstremitas :
Pasien dengan kanker serviks stadium lanjut mengenai oedema dan nyeri.

B. DIAGNOSA
Menurut SDKI, kemungkinan masalah yang muncul adalah sebagai berikut:
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis. (D.0077)
a. Definisi
Pengalaman sensori atau emosional yang berkaitan dengan kerusakan jaringan
aktual atau fungsional, dengan onset mendadak atau lambat dan berintensitas
ringan hingga berat yang berlangsung kurang dari 3 bulan.
b. Penyebab
Agen pincedera fisiologis (mis. Inflamasi, iskemia, neoplasma).
c. Gejala dan Tanda Mayor
Subjektif : Mengeluh nyeri
Objektif :Tampak meringis, bersikap protektif (mis. Waspada posisi
menghindari nyeri), gelisah, frekuensi nadi meningkat, sulit tidur.
d. Kondisi Klinis Terkait
Kondisi pembedahan dan infeksi
2. Defisit nutrisi berhubungan dengan faktor psikologis ( stress, keengganan makan).
(D.0019)
a. Definisi
Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolisme.
b. Penyebab
Faktor psikologis (mis. Stress, keengganan untuk makan)
c. Gejala dan Tanda Mayor
Subjektif :-
Objektif : Berat badan menurun minimal 10% dibawah rentang ideal.
d. Kondisi Klinis Terkait
Infeksi
3. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan efek tindakan/pengobatan
(kemoterapi) (D.0083)
a. Definisi
Perubahan persepsi tentang penampilan, struktur dan fungsi fisik individu.
b. Penyebab
Perubahan fungsi tubuh (mis. Proses penyakit, kehamilan, kelumpuhan).
Efek tindakan/pengobatan ( mis. Pembedahan, kemoterapi, terapi radiasi).
c. Gejala dan Tanda Mayor
Subjektif : Mengungkapkan kecacatan/kehilangan bagian tubuh.
Objektif : Fungsi/ struktur tubuh berubah/ hilang, kehilangan bagian
tubuh.
d. Kondisi Klinis Terkait
Program terapi neoplasma
Alopecia chemically induced
4. Ansietas berhubungan dengan krisis situsional (D.0080)
a. Definisi
Kondisi emosi dan pengalaman sebyektif individu terhadap objek yang tidak
jelas dan spesifik akibat antisipasi bahaya yang memungkinkan individu
melakukan tindakan untuk mengahadapi ancaman.
b. Penyebab
Ancaman terhadap kematian
Kekhawatiran mengalami kegagalan
c. Gejala Dan Tanda Mayor
Subjektif : Merasa bingung, merasa khawatir dengan akibat dari kondisi
yang dihadapi, sulit berkonsentrasi.
Objektif : Tampak gelisah, tampak tegang, sulit tidur.
d. Kondisi Klinis Terkait
Penyakit kronis progresif (mis. Kanker, penyakit autoimun), rencana operasi.

C. INTERVENSI

NO DIAGNOSA TUJUAN & KRITERIA INTERVENSI


HASIL
1 Nyeri akut Setelah dilakukan Manajemen Nyeri
berhubungan dengan tindakan keperawatan, Obervasi
agen 1. Identifikasi lokasi, karakteristik,
pencedera pasien mampu mengontrol
fisiologi (D.00770 nyeri dengan kriteria durasi, frekuensi, kualitas,
hasil : intensitas nyeri.
a. Tingkat nyeri 2. Identifikasi skala nyeri
3. Identifikasi respons nyeri non
1. Mengenali
verbal.
Kapan nyeri 4. Identifikasi faktor yang
terjadi memperberat dan memperingan
2. Menggambar nyeri.
kan 5. Identifikasi pengetahuan dan
keyakinan tentang nyeri.
faktor
6. Identifikasi pengaruh budaya
penyebab terhadap respon nyeri.
3. Melaporkan 7. Identifikasi pengaruh nyeri pada
perubahan kualitas hidup
terhadap 8. Monitor keberhasilan terapi
gejala nyeri komplementer yang sudah
diberikan.
pada
9. Monitor efek samping
professional penggunaan analgetic
kesehatan Terapeutik
4. Mengenali 10. Berikan teknik nonfarmakologi
apa untuk mengurangi rasa nyeri (mis
yang terkait TENS, hipnosis, akupressur, terapi
musik, terapi pijat, aroma terapi,
dengan teknik imajinasi terbimbing,
gejala kompres hangat/dingin, terapi
nyeri bermain)
5. Melaporkan 11. Kontrol lingkungan yang
nyeri yang memperberat rasa nyeri (misal
suhu ruangan, pencahayaan,
terkontrol
kebisingan) Edukasi
b) Respon pengobatan
12. Jelaskan penyebab nyeri
1. Pasien mengetahui efek 13. Anjurkan memonitor nyeri
sampingnya secara mandiri
2. Tidak ada reaksi alergi 14. Ajarkan teknik nonfarmakologis
Tidak ada efek prilaku dari untuk mengurangi rasa nyeri
pengobatan. Kolaborasi
15. Kolaborasi pemberian analgetik,
jika perlu

2. . Manajemen Nutrisi
Defisit nutrisi Observasi
1. Identifikasi status nutris
behubungan dengan Setelah dilakukan 2. Identifikasi alergi dan intoleransi
factor psikologis stress, tindakan keperawatan makanan.
keengganan makan) makan pasien baik dengan 3. Identifikasi makanan yang
Definisi: asupan nutrisi kriteria hasil: disukai.
tidak cukup untuk 4. Identifikasi kebutuhan kalori dan
a) Status nutrisi : asupan
memenuhi kebutuhan jenis nutrien.
makanan dan cairan.
5. Identifikasi perlunya penggunaan
metabolisme 1. Asupan selang nasogastrik.
makanan 6. Monitor asupan makanan.
secara 7. Monitor berat badan.
oral 8. Monitor hasil pemeriksaan
adekuat laboratorium
2. Asupan
Terapeutik
9. Lakukan oral hygiene sebelum
cairan
makan, jika perlu.
secara 10. Fasilitasi menentukan pedoman
oral diet (mis. piramida makanan).
adekuat 11. Sajikan makanan secara
3. Asupan menarik dan suhu yang sesuai.
cairan IV 12. Berikan makanan tinggi serat
untuk mencegah konstipasi.
adekuat
13. Berikan makanan tinggi kalori
4. Asupan dan tinggi protein.
nutrisi Edukasi
parentera 14. Anjurkan makan dalam posisi
l adekuat duduk, jika mampu.
15. Ajarkan diet yang
diprogramkan. Kolaborasi
16. Kolaborasi pemberian medikasi
sebelum makan (mis. pereda nyeri,
antiemetik), jika perlu.

3. Gangguan citra tubuh Setelah dilakukan Promosi citra tubuh


berhubungan dengan tindakan keperawatan, Observasi
efek pasien mampu 1. Identifikasi harapan citra tubuh
tindakan/pengobatan beradaptasi terhadap berdasarkan tahap perkembangan.
(kemoterapi) Definisi : disabilitas fisik dengan 2. Identifikasi budaya, agama, jenis
perubahan persepsi kriteria hasil: kelamin, dan umur terkait citra
tentang penampilan, 1. Menyampaikan tubuh.
struktur dan fungsi fisik secara lisan 3. Identifikasi perubahan citra
individu kemampuan tubuh yang mengakibatkan isolasi
untuk bagian tubuh yang berubah.
menyesuaikan Terapeutik
terhadap 4. Diskusikan perubahan tubuh dan
disabilitas fungsinya.
2. Menyampaikan 5. Diskusikan perbedaan
secara lisan penampilan fisik terhadap harga
penyesuaianterha diri.
dap disabilitas 6. Diskusikan perubahan akibat
Beradaptasi pubertas, kehamilan dan penuaan.
terhadap Edukasi
keterbatasan 7. Jelaskan kepada keluarga tentang
secara fungsional perawatan perubahan citra tubuh.
8. Anjurkan mengungkapkan
gambaran diri terhadap citra tubuh.
9. Anjurkan menggunakan alat
bantu (mis. pakaian, wig, kosmetik).
10. Anjurkan mengikuti kelompok
pendukung (mis. kelompok sebaya).
11. Latih fungsi tubuh yang dimiliki.
12. Latih peningkatan penampilan
diri (mis. berdandan).
4. Ansietas berhubungan Setelah dilakukan Observasi :
dengan krisis situsional tindakan keperawatan di 1. Identifikasi saat tingkat ansietas
harapkan ansietas dapat berubah (mis. kondisi, waktu
menurun dengan kriteria stressor).
hasil 2. Identifikasi kemampuan
1. 1. Verbalisasi mengambil keputusan.
kebingungan 3. Monitor tanda-tanda ansietas
menurun. (verbal dan non verbal).
2. Verbalisasi Terapeutik :
khawatir akibat 4. Ciptakan suasana terapeutik
kondisi yang untuk menumbuhkan kepercayaan.
dihadapi 5. Temani pasien untuk mengurangi
menurun. kecemasan, jika memungkinkan.
3. Perilaku gelisah 6. Pahami situasi yang membuat
menurun. ansietas.
4. Perilaku tegang 7. Gunakan pendekatan yang
menurun. tenang dan meyakinkan.
5. Keluhan pusing 8. Tempatkan barang pribadi yang
menurun. memberikan kenyamanan.
6. Anoreksia 9. Diskusikan perencanaan realistis
menurun. tentang peristiwa yang akan
7. Frekuensi datang.
pernapasan
menurun. Edukasi :
8. Frekuensi nadi 10. Jelaskan prosedur, termasuk
menurun. sensasi yang mungkin dialami.
9. Tekanan darah 11. Anjurkan keluarga untuk tetap
menurun. bersama pasien, jika perlu.
10.Tremor 12. Latih kegiatan pengalihan
menurun. untuk mengurangi ketegangan.
11.Pucatmenurun 13. Latih penggunaan mekanisme
12. 1Konsentrasi pertahanan diri yang tepat
membaik. . 14. Latih teknik relaksasi.
13. Pola tidur Kolaborasi :
membaik 15. Kolaborasi pemberian
antiansietas, jika perlu.

D. IMPLEMENTASI

Tindakan keperawatan adalah pelaksanaan asuhsan keperawatan yang merupakan


realisasi rencana tindakan yang telah ditentukan dalam tahap perencanaan dengan maksud
agar kebutuhan pasien terpenuhi secara optimal.

E. EVALUASI

1. Klien merasa nyaman dan mengekpresikan perasaannya pada perawat


2. Klien tidak merasa sedih dan siap menerima kenyataan.
3. Klien selalu ingat kepada Tuhan yang maha Esa dan selalu bertawakkal.
4. Klien sadar bahwa setiap apa yang diciptakan Tuhan yang maha Esa akan kembali
kepadanya.

Anda mungkin juga menyukai