a. Kualitas nyeri
Minta pasien untuk menjelaskan nyeri yang dirasakan, apakah seperti dipukul-pukul
b. Pola nyeri
Pola nyeri meliputi waktu, durasi, dan kekambuhan atau interval nyeri.
c. Faktor presipitasi
Terkadang aktivitas tertentu dapat memicu timbulnya nyeri. Seperti aktivitas fisik
yang berat dapat memicu timbulnya nyeri dada. Selain itu, lingkungan, stresor fisik,
Gejala ini meliputi mual, muntah, pusing, dan diare. Gejala tersebut dapat disebabkan
Dengan mengetahui sejauh mana nyeri mempengaruhi aktivitas klien akan membantu
memahami perspektif klien tentang nyeri. Beberapa aspek kehidupan yang dikaji
f. Sumber koping
Setiap individu memiliki strstegi koping yang berbeda-beda dalam menghadapi nyeri.
Strategi tersebut dapat dipengaruhi oleh pengalaman nyeri sebelumnya atau pengaruh
g. Respons afektif
Respons afektif klien terhadap nyeri bervariasi, bergantung pada situasi, derajat dan
durasi nyeri, interpretasi tentang nyeri, dan banyak faktor lainnya. Perlu dikaji adanya
ansietas, takut, lelah, depresi, atau perasaan gagal pada diri klien (Herdman, 2012).
Banyak respon nonverbal yang bisa dijadikan indikator nyeri. Salah satu yang paling
utama adalah ekspresi wajah. Perilaku seperti menutup mata rapat-rapat atau
mengindikasikan nyeri. Selain ekspresi wajah respons nyeri dapat berupa vokalisasi
Sedangkan respon fisiologis untuk nyeri bervariasi, bergantung pada sumber dan durasi
nyeri. Pada awal nyeri akut, respons fisiologis dapat meliputi peningkatan tekanan darah,
nadi dan pernafasan, diaphoresis serta dilatasi pupil akibat terstimulasinya sistem saraf
simpatis. Jika nyeri berlangsung lama dan saraf simpatis telah beradaprasi, respon
fisiologis tersebut mungkin akan berkurang atau mungkin tidak ada (Herdman
Diagnosa keperawatan
D. Intervensi keperawatan
nyeri
kualitas hidup
diberikan
penggunaan analgetik
2. Terapeutik
kebisingan)
meredakan nyeri
3. Edukasi
ketegangan meningkat
maladaftif
4. Kalaborasi
perlu
PUSTAKA