Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PENDAHULUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN

DASAR GANGGUAN RASA NYAMAN NYERI PADA PASIEN


“Ny. N” DENGAN TUMOR FEMUR DEXTRA DI RUANGAN
GARUDA ATAS RSUD ANUTAPURA PALU

DISUSUN OLEH
Nama : Nabila Pratiwi, S.Kep

CI LAHAN CI AKADEMIK

Ns. Widyarti, S.Kep Ns. Ismunandar Wahyu K., M,Tr K.ep


NIP. 19851220 201001 2 012 NIK. 20220901133

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


UNIVERSIRSITAS WIDYA NUSANTARA
2024
LAPORAN PENDAHULUAN

A. Konsep Kebutuhan Dasar

1. Pengertian

Kebutuhan dasar Nyaman adalah keadaan ketika individu mengalami

sensasi menyenangkan dalam merespons terhadap sesuatu rangsangan yang

berbahaya. yang tidak Nyeri merupakan kondisi berupa perasaan yang tidak

menyenangkan, bersifat sangat subjektif. Perasaan nyeri pada setiap orang

berbeda dalam hal skala ataupun tingkatannya, dan hanya orang tersebutlah

yang dapat menjelaskan atau mengevaluasi rasa nyeri yang dialaminya.

(Tetty, 2015). Gangguan rasa nyaman merupakan suatu gangguan dimana

perasaan kurang senang, kurang lega dan kurang sempurna dalam dimensi

fisik, psikospiritual. Lingkungan serta sosial pada diri yang biasanya

mempunyai gejala dan tanda minor mengeluh mual (PPNI, 2016).

Nyeri akut merupakan diagnosis keperawatan yang didefinisikan

sebagai pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan

kerusakan jaringan aktual atau fungsional, dengan onset mendadak atau

lambat dan berintensitas ringan hingga berat yang berlangsung kurang dari 3

bulan (PPNI, 2017). Nyeri kronis sering digambarkan sebagai nyeri yang

berlangsung lebih dari 12 minggu. Rasa sakit dapat diklasifikasikan sebagai

nyeri ganas kronis atau nyeri nonmalignant kronis. Rasa sakit ganas

dikaitkan dengan penyebab tertentu seperti kanker. Pada nyeri

nonmalignant, cedera jaringan asli tidak progresif atau sudah sembuh

namun penderita masih mengalami rasa sakit (Nanda, 2017)


2. Anatomi Fisiologi

Reseptor nyeri (nosireceptor) adalah organ tubuh yang berfungsi

untuk menerima rangsang nyeri. Organ tubuh yang berperan adalah ujung

saraf bebas dalam kulit yang berespon hanya terdapat pada stimulus kuat

yang secara potensial merusak.

a. Mekanik (mekano sensitif) Kerusakan ujung saraf bebas akibat trauma

karena benturan atau gerakan.

b. Thermis (thermo sensitif): Rangsangan panas atau dingin yang

berlebihan

c. Kimia (khemo sensitif) : Rangsangan zat kimia berupa bradikinin,

serotinin, ion kalium, asam, prostaglandin, asetilkolon, dan enzim

proteolitik.

Mekanisme Penghantaran Impuls Nyeri

a. Serabut delta A (menusuk dan tajam): Pada kulit dan otot bermielin

halus, garis tengah 2-5 mm, kecepatan 6-30 m/detik.

b. Serabut delta C (panas & terbakar): Dalam otot, tidak bermielin, garis

tengah 0,4 1,2 mm, kecepatan 0,5-2,0 m/detik (Andarmoyo, Sulistyo,

2013).

3. Pemeriksaan Fisik

a. Ekspresi wajah

1) Menutup mata rapat-rapat

2) Membuka mata lebar-lebar

3) Menggigit bibir dibawah


b. Verbal

1) Menangis

2) Beteriak

c. Ekstremitas Amati gerak tubuh pasien untuk mengalokasi tempat atau

rasa yang tidak nyaman (NANDA Internasional Inc, 2015-2017).

4. Pemeriksaan Diagnostik

a. Pemeriksaan dengan skala nyeri

b. Pemeriksaan USG untuk data penunjang apabila ada nyeri tekan di

abdomen

c. Rontgen untuk mengetahui tukang dalam yang abnormal Pemeriksaan

laboratorium sebagai data penunjang pemeriksaan fisik lainnya (Tety, S,

2015).

5. Tindakan Penanganan

a. Penatalaksanaan keperawatan

1) Monitor tanda-tanda vital

2) Kaji adanya infeksi atau peradangan nyeri

3) Distraksi dan ajarkan teknik relaksasi

4) Kompres hangat

b. Penatalaksanaan Medis

1) Pemberian obat Analgetik Obat pereda nyeri tanpa disertai hilangnya

perasaan secara total. Seseorang yang mengonsumsi analgetik tetap

berada dalam keadaan sadar.

2) Pemberian obat ANS (Anti inflamasi non steroid) Aspirin dan

Ibuprofen mengurangi nyeri dengan cara bekerja di ujung saraf perifer


pada daerah luka dan menurunkan tingkat mediator inflamasi yang

dihasilkan luka. (Tety, S, 2015).

B. Konsep Keperawatan Teori

1. Pengkajian Keperawatan

a. Riwayat Keperawatan

b. Riwayat Penyakit Sekarang

Lingkungan, kebisingan mempengaruhi rasa aman dan nyaman.

Lingkungan pasien mencakup semua faktor fisik dan psikososial yang

mempengaruhi atau berakibat terhadap kehidupan atau kelangsungan

hidup pasien. Keamanan yang ada dalam lingkungan ini akan

mengurangi insiden terjadinya penyakit dan cedera yang akan

mempengaruhi rasa aman dan nyaman pasien.

c. Riwayat Penyakit Dahulu

Trauma pada jaringan tubuh, misalnya ada luka bekas

operasi/bedah menyebabkan terjadinya kerusakan jaringan dan iritasi

secar langsung pada reseptor sehingga mengganggu rasa nyaman pasien.

d. Riwayat Penyakit Keluarga : Riwayat ini bisa dapat menyebabkan

gangguan rasa aman dan nyaman, karena dengan adanya riwayat

penyakit maka klien akan beresiko terkena penyakit sehingga

menimbulka rasa tidak nyaman seperti nyeri.

e. Perilaku non verbal : Beberapa perilaku non verbal yang dapat kita amati

antara lain ekspresi wajah, gemeretak gigi, menggigit bibir bawah, dll.

f. Kualitas Deskripsi : Menolong orang mengkomunikasikan kualitas dan

nyeri. Anjurkan pasien menggunakan bahasa yang dia ketahui.


g. Faktor presipitasi: Beberapa faktor presipitasi yang meningkatkan nyeri

antara lain lingkungan, suhu ekstrim, kegiatan yang tiba-tiba.

h. Intensitas: Nyeri dapat berupa ringan, sedang, berat atau tak tertahankan,

atau dapat menggunakan skala dari 0-10.

i. Waktu dan lama: Perawat perlu mengetahui, mencatat kapan nyeri mulai,

berapa lama, bagaimana timbulnya, juga interval tanpa nyeri, kapan nyeri

terakhir timbul.

j. Karakteristik nyeri (PQRST) P (provokatif) : faktor yang mempengaruhi

gawat dan ringannya nyeri

1) Q (quality) s : seperti apa nyeri tersebut (tajam, tumpul, atau tersayat)

2) R (region) : daerah perjalanan nyeri

3) S (Skala nyeri): keparahan/intensitas nyeri

4) T (time) : lama/waktu serangan/frekuensi nyeri

k. Pengkajian Skala Nyeri

1) Skala nyeri 1-3 nyeri ringan (masih bisa ditahan, aktivitas tak

terganggu)

2) Skala nyeri 4-6 nyeri sedang (mengganggu aktivitas fisik)

3) Skala nyeri 7-10 nyeri berat (tidak dapat melakuka aktivitas secara

mandiri)

2. Diagnosa Keperawatan

a. Nyeri Akut b.d Agen cedera Biologis

b. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

b. Intoleransi Aktifitas b.d penerunuran energi

c. Gangguan pola tidur b.d kurang kontrol tidur


3. Perencanaan Keperawatan

N Diagnosa NOC NIC

1 Nyeri Akut NOC NIC


·Pain Level, Pain Management
Batasan Karakteristik :
·Pain control 1. Lakukan
 Perubahan selera
·Comfort level pengkajian nyeri
makan Kriteria Hasil : secara
1.Mampu komprehensif
 Perubahan tekanan
mengontrol nyeri termasuk lokasi,
darah (tahu penyebab karakteristik,
 Perubahan frekuensi nyeri, mampu durasi frekuensi,
menggunakan kualitas dan faktor
jantung
tehnik presipitasi
 Perubahan frekuensi nonfarmakologi 2. Observasi reaksi

pernapasan untuk mengurangi nonverbal dan


nyeri, mencari ketidaknyamanan
 Laporan isyarat
bantuan) 3. Gunakan teknik
 Diaforesis 2.Melaporkan bahwa komunikasi
nyeri berkurang terapeutik untuk
 Perilaku distraksi
dengan mengetahui
(mis,berjaIan mondar- menggunakan pengalaman nyeri
mandir mencari orang manajemen nyeri pasien
3.Mampu mengenali 4. Kaji kultur yang
lain dan atau aktivitas
nyeri (skala, mempengaruhi
lain, aktivitas yang intensitas, respon nyeri
berulang) frekuensi dan 5. Evaluasi
 Mengekspresikan tanda nyeri) pengalaman nyeri
4.Menyatakan rasa masa lampau
perilaku (mis, gelisah,
nyaman setelah 6. Evaluasi bersama
merengek, menangis) nyeri berkurang pasien dan tim
 Masker wajah (mis, kesehatan lain
tentang
mata kurang bercahaya,
ketidakefektifan
tampak kacau, utrien kontrol nyeri masa
mata berpencar atau Iampau
7. Bantu pasierl dan
tetap pada satu utri
keluarga untuk
meringis) mencari dan
 Sikap melindungi area menemukan
dukungan
nyeri
8. Kontrol
 Fokus menyempit (mis, lingkungan yang

gangguan persepsi dapat


mempengaruhi
nyeri, hambatan proses
nyeri seperti suhu
berfikir, penurunan ruangan,

interaksi dengan orang pencahayaan dan


kebisingan
dan lingkungan)
9. Kurangi faktor
 Indikasi nyeri yang presipitasi nyeri

dapat diamati 10. Pilih dan lakukan


penanganan nyeri
 Perubahan posisi untuk
(farmakologi,
menghindari nyeri non farmakologi
dan inter
 Sikap tubuh melindungi
personal)
 Dilatasi pupil 11. Kaji tipe dan
Melaporkan nyeri sumber nyeri
secara verbal untuk
menentukan
 Gangguan tidur
intervensi
12. Ajarkan tentang
Faktor Yang
teknik non
Berhubungan : farmakologi

Agen cedera (mis, 13. Berikan


anaIgetik untuk
biologis, zat kimia,
mengurangi nyeri
fisik, psikologis) 14. Evaluasi
keefektifan
kontrol nyeri
15. Tingkatkan
istirahat
16. Kolaborasikan
dengan dokter
jika ada keluhan
dan tindakan
nyeri tidak
berhasil
17. Monitor
penerimaan
pasien tentang
manajemen nyeri
2 Ketidakseimbangan NOC NIC

nutrisi kurang dari Nutritional Status : Energy

kebutuhan tubuh food and Fluid management

Intake 1. Nutrition

Definisi : Intake nutrisi Kriteria hasil : Management

tidak Cukup untuk 1. Adanya 2. Kaji adanya alergi


keperluan kebutuhan peningkatan makanan

tubuh. berat badan 3. Kolaborasi

Batasan karakteristik: sesuai dengan dengan ahli gizi

 Berat badan 20% atau tujuan untuk menentukan

lebih di bawah ideal 2. Berat badan ideal jumlah kalori dan

 dilaporkan adanya sesuai dengan nutrisi yang

intake makanan yang tinggi badan dibutuhkan

kurang dari RDA 3. Mampu pasien.

(Recommended Daily mengidentifikasi 4. Anjurkan pasien

Allowance) kebutuhan nutrisi untuk

 utrient mukosa dan 4. Tidak ada tanda- meningkatkan

konjungtiva pucat tanda malnutrisi intake Fe

 Kelemahan otot yang 5. Menunjukkan 5. Anjurkan pasien

digunakan untuk peningkatan untuk

menelan/ mengunyah fungsi meningkatkan

 luka- inflamasi pengecapan dan protein dan

padarongga mulut menelan vitamin C

 sudah merasa kenyang 6. Tidak terjadi 6. Berikan substansi

sesaat setelah penurunan berat gula

mengunyah makanan badan yang 7. Yakinkan diet

berarti yang dimakan


 dilaporkan atau fakta
mengandung
adanya kekurangan
tinggi serat untuk
makanan
mencegah
 dilaporkan adanya
perubahan sensasi rasa konstipasi

 Perasaan 8. Berikan makanan

ketidakmampuan untuk yang terpilih

mengunyah makanan (sudah

 Miskonsepsi dikonsultasikan

 Kehilangan BB dengan dengan ahli gizi)

makanan cukup 9. Ajarkan pasien

 Keengganan untuk bagaimana

makan membuat catatan

 Kram pada abdomen makanan harian.

10. Monitor jumlah


 tonus otot jelek
nutrisi dan
 Nyeri abdominal
kandungan
dengan atau tanpa
kalori
patologi
11. Berikan
 Kurang berminat
informasi
terhadap makanan
tentang
 Pembuluh darah kapiler
kebutuhan
mulai rapuh
nutrisi
 Diare dan atau
12. Kaji kemampuan
steatorrhea
pasien untuk
 Kehilangan rambut
mendapatkan
yang cukup banyak
nutrisi yang
(rontok)
dibutuhkan
 Suara usus hiperaktif

 Kurangnya informasi,

misinformasi

Faktor-faktor yang

berhubungan:

faktor biologis,

faktor psikologis

faktor ekonomi

Ketidakmampuan untuk

mengabsorbsi nutrient

Ketidakmampuan untuk

mencerna makanan

Ketidakmampuan

menelan makanan

3 Intolernsi aktivitas NOC NIIC

 Toleransi terhadap Terapi Aktivitas

aktivitas: Respon 1. monitor respon

fisiologis terhadap emosi, fisik, social

pergerakan yang dan spiritual

memerlukan terhadap aktivitas

energi dalam 2. bantu klien untuk

aktivvitas sehari- tetap focus pada

hari. kekuatan (yang


 Tingkat Kelelahan: dimilikinya)

keparahan dibandingkan degn

kelelahan secara kelemahannya

umum berdasarkan 4. instruksikan

pengamatan atau pasien dan keluarga

laporan. untuk melaksanakan

Setelah dilakukan aktivitas aktivitas

tindakan……..x24 yang di inginkann

jam diharapkan

ketidakefektifan

intoleran aktivitas

teratasi dengan

kriteria hasil:

1. Tidak ada

dispnea setelah

beraktivitas

2. Tidak adanya

keletihan

4 Gangguan Pola Tidur Anxiety reduction Sleep

Batasan Karakteristik ; Comfort level Enhancement

 Perubahan pola tidur Pain level 1. Determinasi efek-

normal Kriteria Hasil : efek medikasi

 Penurunan kemampuan 1. Jumlah jam tidur terhadap pola tidur

berfungsi dalam batas 2. Jelaskan


 Ketidakpuasan tidur normal 6-8 pentingnya tidur

 Menyatakan sering jam/hari yang adekuat

terjaga 2. Pola tidur, 3. Fasilitas untuk

 Meyatakan tidak kualitas dalam mempertahankan

mengalami kesulitan batas normal aktivitas sebelum

tidur 3. Perasaan segar tidur (membaca)

 Menyatakan tidak sesudah tidur 4. Ciptakan

merasa cukup istirahat atau istirahat lingkungan yang

4. Mampu nyaman

Faktor Yang mengidentifikasi 5. Kolaborasikan

Berhubungan kan hal-hal yang pemberian obat

 Kelembaban meningkatkan tidur

lingkungan sekitar tidur 6. Diskusikan dengan

pasien dan
 Suhu lingkungan
keluarga tentang
sekitar
teknik tidur pasien
 Tanggung jawab
7. Instruksikan untuk
memberi asuhan
memonitor tidur
 Perubahan pejanan
pasien
terhadap cahaya gelap
8. Monitor waktu
 Gangguan (mis.,untuk
makan dan minum
tujuan terapeutik,
dengan waktu tidur
pemantauan,
9. Monitor/catat
pemeriksaan
kebutuhan tidur
laboratorium)
 Kurang kontrol tidur pasien setiap hari

 Kurang privasi, dan jam

Pencahayaan

 Bising, Bau gas

 Restrain fisik, Teman

tidur

 Tidak familier dengan

prabot tidur

3. Implementasi

Implementasi/pelaksanaan keperawatan adalah realisasi tindakan

untuk mencapai tujuan yang telah di tetapkan. Kegiatan dalam pelaksanaan

juga meliputi pengumpulan data berkelanjutan, mengobservasi respon klien

selama dan sesudah pelaksanaan tindakan, serta menilai data yang baru

(Hadinata, 2022).

4. Evaluasi

Evaluasi dalam keperawatan merupakan kegiatan dalam menilai

tindakan keperawatan yang telah ditentukan, untuk mengetahui pemenuhan

kebutuhan klien secara optimal dan mengukur hasil dari proses

keperawatan. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui

komponen penting dalam melakukan evaluasi keperawatan (Hadinata,

2022).
C. Daftar Pustaka

Dian Hadinata, (2022). Metodologi Keperawatan. Penerbit widina Bandung,

cetakan pertama juli. 2022

NANDA Internasional Inc. (2015-2017). Diagnosa Keperawatan. Definisi &

klasifikasi.

Nurarif, Amin. 2018. Asuhan Keperawatan Praktis.MediAction Publising.

Jogja

Marianne Belleza RN. 2021. Anemia Nursing Care Management. Nurses Labs

PPNI. 2016. “Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia Edisi 1”.Jakarta

Selatan: Dewan Pengurus Pusat.

PPNI, 2017. Standart Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) edisi 1

cetakan II. DPP PPNI. Jakarta

Tety, S. (2015). Konsep dan Penatalaksanaan Nyeri . Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai