Dibuat oleh:
Nama: Daffa Ibnu Fauzaan
B. Anatomi Fisiologi
1. Nyeri
Reseptor nyeri adalah organ tubuh yang berfungsi untuk
menerima rangsang nyeri. Organ tubuh yang berperan sebagai
reseptor nyeri adalah ujung syaraf bebas dalam kulit yang berespon
terhadap stimulus kuat yang secara potensial merusak. Reseptor
nyeri disebut nosireceptor, secara anatomis reseptor nyeri ada yang
bermielin dan ada juga yang tidak bermielin dari syaraf perifer.
Letak nosireceptor dikelompokan dalam beberapa bagian tubuh
pada kulit, somatik dalam, dan pada daerah viseral, karena letaknya
berbeda nyeri yang timbul juga memiliki sensasi berbeda
(Darmawan dan Jamil, 2013).
2. Hygiene
Sistem integumen terdiri atas kulit, lapisan subkutan dibawah
kulit dan pelengkapnya, seperti kelenjar dan kuku. Kulit terdiri atas
2 lapisan yaitu lapisan epidermis yang terdapat pada bagian atas
yang banyak mengandung sel epitel. Sel epitel mudah sekali
mengalami regenerasi. Lapisan ini tidak mengandung pembuluh
darah. Lapisan kedua yaitu lapisan dermis yang terdiri atas jaringan
otot, saraf folikel rambut dan kelenjar ( Darmawan dan Jamil,
2013).
C. Nilai normal
Nilai normal nyeri antara lain:
0 : Tidak nyeri.
Pathway
Merangsang Nosiseptor
(Reseptor nyeri)
Medulla
spinalis
Otak
(korteks somatosensorik)
Persepsi nyeri
NYERI
F. Pemeriksaan Diagnostik
1. Pemeriksaan USG untuk data penunjang apabila ada nyeri tekan
abdomen.
2. Rontgen untuk mengetahui tulang atau organ dalam yang
abnormal.
3. Pemeriksaan lab sebagai data penunjang pemeriksaan lainnya.
4. CT-Scan (cidera kepala) untuk mengetahui adanya pemnuluh darah
yang pecah di otak.
G. Penatalaksanaan Kolaboratif
1. Penatalaksanaan Keperawatan
a. Monitor TTV
b. Kaji adanya infeksi atau peradangan nyeri
c. Distraksi (mengalihkan perhatian terhadap nyeri, efektif
untuk nyeri ringan sampai sedang)
d. Kompres hangat
e. Mengajarkan teknik relaksasi
2. Penatalaksaan Medis
a. Pemberian analgesik
Analgesik akan lebih efektif diberikan sebelum pasien
merasakan nyeri yang berat dibandingkan setelah mengeluh
nyeri.
b. Plasebo
Plasebo merupakan obat yang mengandung komponen
obat analgesik seperti gula, larutan garam/normal saline, atau
air. Terapi ini dapat menurunkan rasa nyeri, hal ini karena
faktor persepsi kepercayaan pasien.
H. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Perilaku non Verbal
Beberapa perilaku non verbal yang dapat kita amati antara lain
ekspresi wajah, gemeretak gigi, menggigit bibir bawah, dll
b. Kalitas
Deskripsi menolong orang mengkomunikasikan kualitas dan
nyeri. Anjurkan pasien menggunakan bahasa yang dia ketahui.
c. Faktor Persepsi
Beberapa factor presipitasi yang meningkatkan nyeri antara
lain lingkungan, suhu ekstrim, kegiatan yang tiba-tiba
d. intensitas
Nyeri dapat berupa ringan, sedang, berat atau tak tertahankan,
atau dapat menggunakan skala dari 0-10
e. Waktu dan Lama
Perawat perlu mengetahui, mencatat kapan nyeri mulai, berapa
lama, bagaimana timbulnya, juga interval tanpa nyeri, kapan
nyeri terakhir timbul
f. Hal yang perlu dikaji lainnya adalah karakteristik nyeri
(PQRST)
1) P (Provokatif): Faktor yang mempengaruhi gawat dan
ringannya nyeri.
2) Q (quality) : seperti apa nyeri tersebut (tajam, tumpul,
tersayat)
3) R (region) : daerah perjalanan penyakit
4) S (skala) : keperahan/intensitas nyeri
5) T (time) : lama/waktu serangan/frekuensi nyeri
2. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri Akut
b. Nyeri Kronis
3. Intervensi
a. Nyeri Akut
NOC :
1) Tingkat kenyamanan : tingkat persepsi positif terhadap
kemudahan kemudahan fisik dan psikologis.
2) Pengendalian nyeri : tindakan individu untuk
mengendalikan nyeri.
3) Tingkat nyeri : keparahan nyeri yang dapat diamati
atau dilaporkan.
NIC :
1) Pemberian analgesik : menggunakan agens-agens
farmakologi untuk mengurangi atau menghilangkan nyeri.
2) Manajemen medikasi : memfasilitasi penggunaan obat
atau resep atau obat bebas secara aman dan efektif.
3) Manajemen nyeri : meringankan atau mengurangi rasa
nyeri sampai pada tingkat kenyamanan yang dapat
diterima oleh pasien.
b. Nyeri kronis
NOC :
1) Tingkat kenyamanan : tingkat persepsi positif terhadap
kemudahan fisik dan psikologis.
2) Tingkat depresi : keparahan alam perasaan melankolis dan
kehilangan minat dengan peristiwa hidup.
3) Pengendalian diri terhadap depresi : tindakan individu
untuk meminimalkan melankolia dan mempertahankan
minat dengan peristiwa hidup.
4) Nyeri : respon seimbang psikologis, keparahan respon
seimbang kognitif dan emosi yang dapat diamati atau
dilaporkan terhadap nyeri fisik.
5) Pengendalian nyeri : tindakan pribadi untuk
mengendalikan nyeri.
6) Tingkat nyeri : keparahan nyeri yang tampak atau
dilaporkan.
NIC :
1) Pemberian analgesic : penggunan agen farmakologis untuk
meredakan atau menghilangkan nyeri.
2) Mobilitas perilaku : meningkatkan perubahan perilaku.
3) Restrukturisasi kognitif : mendorong pasien untuk
mengubah distrorsi pola pikir dan memandang diri sendiri
serta dunia secara lebih realistis.
4) Peningkatan koping : membantu pasien untuk beradaptasi
dengan presepsi stressor, perubahan, atau ancaman yang
menghambat pemenuhan tuntutan peran hidup.
5) Manajemen medikasi : memfasilitasi penggunaan obat
resep atau obat bebas secara aman dan efektif.
6) Manajemen alam perasaan : memberikan keamanan,
stabilisasi, pemulihan, dan pemeliharaan pada pasien yang
mengalami disfungsi alam perasaan baik depresi maupun
peningkatan alam perasaan.
7) Manajemen nyeri : menghilangkan nyeri atau menurunkan
nyeri ketingkat yang lebih nyaman yang dapat ditoleransi
oleh pasien.
8) Kontrak pasien : menegoisasi persetujuan dengan individu
yang menekankan perubahan perilaku bersama.
9) Bantuan analgesia yang dikendalikan oleh pasien :
memfasilitasi pengendalian pemberian dan pengaturan
analgesic oleh pasien.
10) Fasilitasi tanggung jawab diri : mendorong pasien untuk
lebih bertanggung jawab terhadap perilakunya sendiri.
DAFTAR PUSTAKA