Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PENDAHULUAN

GANGGUAN NUTRISI

Disusun Oleh:

NAMA : Harun Joko P

NIM : J230195035

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
TAHUN 2019
LAPORAN PENDAHULUAN

A. PENGERTIAN
Nutrisi adalah zat-zat gizi dan zat lain yang berhubungan dengan
kesehatan dan
penyakit, termasuk keseluruhan proses dalam tubuh manusia untuk
menerima makanan atau bahan-bahan dari lingkungan hidupnya dan
menggunakan bahan-bahan tersebut untuk aktivitas penting dalam
tubuhnya serta mengeluarkan sisanya. Nutrisi dapat dikatakan sebagai
ilmu tentang makanan, zat-zat gizi dan zat lain yang terkandung, aksi
reaksi dan keseimbangan yang berhubungan dengan kesehatan dan
penyakit. ( Wartonah, 2010 ).
Kebutuhan nutrisi bagi tubuh merupakan suatu kebutuhan dasar
manusia yang sangat penting. Dilihat dari kegunaannya nutrisi
merupakan sumber energi untuk segala aktivitas dalam sistem tubuh.
Sumber nutrisi dalam tubuh berasal dari dalam tubuh sendiri, seperti
glikogen, yang terdapat dalam otot dan hati ataupun protein dan lemak
dalam jaringan dan sumber lain yang berasal dari luar tubuh seperti yang
sehari-hari dimakan oleh manusia. Menurut NANDA (2012-2014)
ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh adalah asupan
nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.

B. ANATOMI FISIOLOGI
Anatomi fisiologi sistem pencernaan
1. Rongga oral
Bibir : berfungsi untuk menerima makanan dan produksi wicara.
2. Lidah : berfungsi untuk menggerakan makanan saat dikunyah atau
ditelan, untuk pengecapan dan dalam produksi wicara.
3. Kelenjar saliva : melarutkan makanan secara kimia, melembabkan dan
melumasi makanan, sekresi amilase untuk mengurang zat tepung
menjadi polisakarida dan maltosa, sebagai zat buang, membersihkan
rongga oral dan membantu memelihara kesehatan oral serta mencegah
kerusakan gigi.
4. Gigi : menghancurkan makanan menjadi bagian-bagian kecil dan
bercampur dengan saliva untuk membentuk bolus makanan yang dapat
ditelan.
5. Faring : berperan dalam proses menelan.
6. Esofagus : menggerakan makanan dari faring ke lambung melalui gerak
peristalis.
7. Lambung : penyimpanan makanan, produksi kimus, digesti protein,
produksi mukus, produksi faktor intrinsik (glikoprotein, vit. B12),
absorpsi.
8. Usus halus (duodenum, yeyunum, ileum) : mengakhiri proses
pencernaan makanan yang dimulai di mulut dan di lambung. Proses ini
diselesaikan oleh enzim usus dan enzim pankreas serta dibantu empedu
dalam hati, secara selektif mengabsorpsi produk digesti.
9. Usus besar : mengabsorpsi 80% sampai 90% air dan elektrolitdari
kimus yang tersisa dan mengubah kimus dari cairan menjadi massa
semi padat.

C. NILAI-NILAI NORMAL
Berikut ini adalah nilai kecukupan energy dan kecukupan protein seseorang
perhari rata-rata ketika dalam aktivitas sedang. Jika sering melakukan
aktivitas berat seperti olahraga berat, kuli bangunan, menggarap sawah,
pekerja lapangan, dan lain sebagainya perlu ditambahkan asupan energi dan
protein yang cukup.
1. Neonatus
a) KecukupanEnergi : 550 kkal
b) Kecukupan Protein : 10 gram
2. Bayi
a) Kecukupan Energi : 650 kkal
b) Kecukupan Protein : 16 gram
3. Toddler
a) Kecukupan Energi : 650 kkal
b) Kecukupan Protein : 16 gram
4. Prasekolah
a) Kecukupan Energi : 1800 kkal
b) Kecukupan Protein : 45 gram 5. Usia anak sekolah
5. Usia anak sekolah
a) Jenis Kelamin Laki-Laki / Pria :
1) Kecukupan Energi : 2050 kkal
2) Kecukupan Protein : 50 gram
b) Jenis Kelamin Perempuan / Wanita :
1) Kecukupan Energi : 2050 kkal
2) Kecukupan Protein : 50 gram
6. Remaja
a) Jenis Kelamin Laki-Laki / Pria :
1) Kecukupan Energi : 2600 kkal
2) Kecukupan Protein : 65 gram
b) Jenis Kelamin Perempuan / Wanita :
1) Kecukupan Energi : 2200 kkal
2) Kecukupan Protein : 65 gram
7. Dewasa
a) Jenis Kelamin Laki-Laki / Pria :
1) Kecukupan Energi : 2550 kkal
2) Kecukupan Protein : 60 gram
b) Jenis Kelamin Perempuan /Wanita :
1) Kecukupan Energi : 1900 kkal
2) Kecukupan Protein : 50 gram
8. Lansia
a) Jenis Kelamin Laki-Laki / Pria :
1) Kecukupan Energi : 2250 kkal
2) Kecukupan Protein : 60 gram
b) Jenis Kelamin Perempuan / Wanita :
1) Kecukupan Energi : 1750 kkal
2) Kecukupan Protein : 50 gram

D. JENIS KELAINAN/ GANGGUAN


Secara umum, gangguan kebutuhan nutrisi terdiri atas kekeurangan dan
kelebihan nutrisi, obesitas, malnutrisi, Diabetes Melitus, Hipertensi, Jantung
Koroner, Kanker, Anoreksia Nervosa.
1. Kekurangan nutrisi
Kekurangan nutrisi merupakan keadaan yang dialami seseorang dalam
keadaan tidak berpuasa (normal) atau resiko penurunan berat badan
akibat ketidakmampuan asupan nutrisi untuk kebutuhan metabolisme.
Tanda klinis :
a) Berat badan 10-20% dibawah normal
b) Tinggi badan dibawah ideal
c) Lingkar kulit triseps lengan tengah kurang dari 60% ukuran standar
d) Adanya kelemahan dan nyeri tekan pada otot
e) Adanya penurunan albumin serum
f) Adanya penurunan transferin
g) Meningkatnya kebutuhan kalori dan kesulitan dalam mencerna
kalori akibat penyakit infeksi atau kanker.
h) Disfagia karena adanya kelainan persarafan
i) Penurunan absorbsi nutrisi akibat penyakit crohn atau intoleransi
laktosa
j) Nafsu makan menurun
2. Kelebihan nutrisi
Kelebihan nutrisi merupakan suatu keadaan yang dialami seseorang
yang mempunyai resiko peningkatan berat badan akibat asupan kebutuhan
metabolisme secara berlebihan.
Tanda klinis :
a) Berat badan lebih dari 10% berat ideal
b) Obesitas (lebih dari 20 % berat ideal)
c) Lipatan kulit trisep lebih dari 15 mm pada pria dan 25 mm
pada wanita
d) Adanya jumlah asupan berlebihan aktivitas menurun atau
monoton.
3. Obesitas
Obesitas merupakan masalah peningkatan berat badan yang mencapai
lebih dari 20% berat badan normal. Status nutrisinya adalah melebihi
kebutuhan asupan kalori dan penurunan dalam penggunaan kalori.
4. Malnutrisi
Malnutrisi merupakan masalah yang berhubungan dengan kekurangan
zat gizi pada tingkat seluler atau dapat dikatakan sebagai masalah
asupan zat gizi yang tidak sesuai dengan kebutuhan tubuh. Gejala
umumnya adalah berat badan rendah dengan asupan makanan yang
cukup atau asupan kurang dari kebutuhan tubuh, adanya kelemahan otot
dan penurunan energi, pucat pada kulit, membrane mukosa, konjungtiva
dan lain- lain.
5. Diabetes mellitus
Diabetes Melitus merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang ditandai
dengan adanya gangguan metabolism karbohidrat akibat kekurangan
insulin atau penggunaan karbohidrat secara berlebihan.
6. Hipertensi
Hipertensi merupakan gangguan nutrisi yang juga disebabkan oleh
berbagai masalah pemenuhan kebutuhan nutrisi seperti penyebab dari
adanya obesitas, serta asupan kalsium, natrium, dan gaya hidup yang
berlebihan.
7. Penyakit jantung koroner
Penyakit jantung koroner merupakan gangguan nutrisi yang sering
disebabkan oleh adanya peningkatan kolesterol darah dan merokok.
Saat ini, penyakit jantung koroner sering dialami karena adanya
perilaku atau gaya hidup yang tidak sehat, obesitas dan lain-lain.
8. Kanker
Kanker merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang disebabkan oleh
pengonsumsian lemak secara berlebihan.

E. PATOFISIOLOGIS DAN PATHWAYS


Ada beberapa hal yang mempengaruhi pemasukan intake nutrisi setiap
individu. Berikut ini adalah proses individu yang mengalami kekurangan
nutrisi.
Pola makan tidak teratur, obat-obatan, nikotin dan alkohol, stres

Berkurangnya pemasukan makanan

Kekosongan lambung

Erosi pada lambung (gesekan dinding lambung)

Produksi HCL meningkat

Asam lambung

reflek muntah

Intake makanan tidak adekuat

Kekurangan nutrisi

F. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Pemeriksaan Laboratorium
1. Albumin (N: 4-5,5 mg/ 100 ml)
2. Transferin (N: 170-25 mg/100 ml)
3. Hb (N: 12 mg %)
4. BUN (N : 10-20 mg/ 100 ml).
5. Ekskresi kreatinin untuk 24 jam (N: laki –laki: 0,6-1,3 mg/ 100 ml,
wanita: 0,5-1,0 mg/100 ml.

G. PENATALAKSANAAN KOLABORATIF
1. Diskusikan dengan ahli gizi, program penurunan BB yang meliputi
pengelolaan diet dan pengeluaran energi
2. Konsulkan kebutuhan kalori harian yang realistis dan adekuat pada ahli
gizi
3. Berikan suplemen makanan
4. Beri makanan tinggi kalori dan tinggi protein
5. Enteral. Pemberian makanan melalui selang nasogastrik (NGT)
6. Nutrisi parenteral total (TPN), menggunakan larutan hiperosmolar.

H. ASUHAN KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
a. Riwayat keperawatan dan diet
1) Anggaran makan, makan kesukaan, waktu makan.
2) Apakah ada diet yang dilakukan secara khusus?
3) Adakah penurunan dan peningkatan berat badan dan berapa
lama periode waktunya?
4) Adakah status fisik pasien yang dapat meningkatkan diet
seperti luka bakar dan demam?
5) Adakah toleransi makan/minum tertentu?
b. Faktor yang mempengaruhi diet
1) Status kesehatan.
2) Kultur dan kepercayaan.
3) Status sosial ekonomi.
4) Faktor psikologis.
5) Informasi yang salah tentang makanan dan cara berdiet.
c. Pemeriksaan fisik
1) Keadaan fisik: apatis, lesu.
2) Berat badan : obesitas, kurus (underweight).
3) Otot: flaksia/lemah, tonus kurang, tanderness, tidak mampu
bekerja.
4) Sistem saraf: bingung, rasa terbakar, paresthesia, reflek
menurun.
5) Fungsi gastrointestinal: anoreksia, konstipasi, diare,
flatulensi, pembesaran liver.
6) Kardiovaskuler: denyut nadi lebih dari 100 kali/menit, irama
abnormal, tekanan darah rendah/tinggi.
7) Rambut: kusam, kering, pudar, kemerahan, tipis,
pecah/patah-patah.
8) Kulit: kering, pucat, iritasi, pethekie, lemak disubkutan tidak
ada.
9) Bibir: kering, pecah-pecah, bengkak, lesi,stomatis, membran
mukosa pucat.
10) Gusi: pendarahan, peradangan.
11) Lidah: edema, hiperemis.
12) Gigi: karies
13) Mata: konjungtiva pucat, kering, exotalamus, tanda-tanda
infeksi.
14) Kuku: mudah patah
15) Pengukuran antropometri:
 Berat badan ideal: (TB- 100) ± 10%
 Lingkar pergelangan tangan
 Lingkar lengan atas (MAC):
Nilai normal Wanita :28,5 cm

Pria: 28,3 cm
 Lipatan kulit pada otot trisep (TSF):
Nilai normal Wanita: 16,5-18 cm

Pria: 12,5-16,5 cm

2. DIAGNOSA DAN INTERVENSI KEPERAWATAN


a. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d.:
1. Kesulitan  untuk mencerna makanan
2. Kesulitan untuk menelan makanan
3. Anoreksia, muntah
4. Ketidakmampuan untuk mengabsorbsi nutrien
5. Depresi, stress, isolasi social
6. Peningkatan kebutuhan protein dan vitamin untuk
penyembuhan luka dan penurunan asupan sekunder akibat:
pembedahan, medikasi ( mis. kemoterapi), terapi radiasi,
rekontruksi bedah mulut, kawat rahang
7. Penurunan asupan oral, ketidaknyamanan mulut, akibat : terapi
radiasi, kemoterapi, tonsilektomi
Ditandai dengan:
Data obyektif Data subyektif
1. Berat badan 20%  atau lebih Pasien mengatakan :
di bawah BB ideal 1. Nyeri abdomen
2. Diare 2. Kram abdomen
3. Bising usus hiperaktif 3. Menghindari makan
4. Penurunan BB dengan asupan 4. Cepat kenyang setelah
makanan adekuat mencerna makanan
5. Membran mukosa pucat
6. Ketidakmampuan mencerna
makanan
7. Tonus otot menurun
8. Sariawan di rongga mulut
9. Steatorea
10. Kelemahan otot
11. Gangguan menelan
12. Laborat
13. Albumin serum
14. Transferin

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan Pasien dapat


menunjukan peningkatan pemenuhan kebutuhan nutrisi.
Kriteria Hasil:
1. Nafsu makan meningkat
2. Peningkatan masukan oral
3. Peningkatan aktivitas
4. Massa otot
5. Berat badan

Intervensi Keperawatan :
Mandiri :
1. Timbang BB setiap hari
2. Jelaskan pentingnya nutrisi yang adekuat
3. Berikan kondisi yang relaks saat menyajikan makanan
4. Ajarkan atau bantu individu untuk beristirahat sebelum makan
5. Pertahankan kebersihan mulut yang baik sebelum dan sesudah
makan
6. Berikan makan dalam porsi kecil namun sering
7. Instruksikan individu yang mengalami penurunan nafsu makan
untuk :
8. Makan makanan kering (crakers) saat bangun tidur
9. Makan makanan asin bila tidak ada pantangan
10. Hindari makanan yang terlalu manis
11. Makan kapan saja bila dapat ditoleransi
12. Pada kondisi menurunnya nafsu makan, batasi asupan cairan
saat makan dan hindari mengonsumsi cairan satu jam sebelum
dan sesudah makan.
Kolaborasi :
1. Konsulkan kebutuhan kalori harian yang realistis dan adekuat
pada ahli gizi
2. Berikan suplemen makanan
3. Beri makanan tinggi kalori dan tinggi protein
4. Enteral. Pemberian makanan melalui selang nasogastrik (NGT)
5. Nutrisi parenteral total (TPN), menggunakan larutan
hiperosmolar.

b. Perubahan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh b.d.:


1. Perubahan pola kepuasan makan
2. Penurunan indera pengecapan dan penciuman
3. Obat-obatan (kortikosteroid, antihistamin, estrogen)
4. Penurunan pola aktivitas, penurunan kebutuhan metabolic
5. Kurang pengetahuan terhadap nutrisi dasar
6. Pola makan disfungsional
7. Peningkatan nafsu makan
8. Pemilihan makanan yang tidak memenuhi kebutuhan sehari-
hari
Ditandai dengan :
Data Obyektif Data Subyektif
1. Disfungsi pola makan (mis. Pasien mengatakan :
Makan sambil melakukan 1. Adanya pola makan
aktivitas lain)
yang tidak diinginkan
2. Aktivitas monoton
3. Lipatan otot triseps > 25mm 2. Adanya kelebihan
pada wanita; >15mm pada pria frekuensi makan
4. Obesitas, BB 20% melebihi
tinggi dan kerangka tubuh
ideal
5. Kelebihan BB 10% melebihi
tinggi dan kerangka tubuh
ideal
6. Laborat :
7. Albumin serum
8. Transferin
      Elektrolit
 
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan   Pasien dapat
menunjukan pemenuhan kebutuhan nutrisi adekuat.
Kriteria Hasil :
1. Peningkatan aktivitas dengan penurunan BB
2. Mengidentifikasi pola makan yang menunjang penambahan
BB
3. Penurunan BB
4. Lipatan otot triseps…
5. BB ideal ….
6. Menahan diri untuk tidak makan banyak dalam satu waktu
tertentu
7. Masukan adekuat tapi tidak berlebihan, cukup kalori, lemak,
protein, karbohidrat, vitamin, mineral, besi, dan kalsium

Intervensi Keperawatan :
Mandiri :
1. Observasi aktivitas klien
2. Tentukan factor penyebab peningkatan BB
3. Timbang BB klien
4. Tentukan keinginan dan motivasi klien untuk mengurangi BB
5. Bantu klien untuk menentukan pola makan  tentang apa,
kapan, dan di mana pasien makan.
6. Berikan informasi yang sesuai tentang kebutuhan nutrisi
adekuat dan bagaimana dapat memenuhi kebutuhan tersebut.
7. Anjurkan klien untuk mengikuti diet yang terdiri dari
karbohidrat kompleks dan protein, dan hindari gula, makanan
cepat saji, kafein atau minuman ringan.
8. Ajarkan pemilihan makanan yang sesuai.
9. Bantu pengurangan BB:
10. Bantu pasien untuk mengidentifikasi motivasi untuk makan
dan isyarat internal dan eksternal yang dikaitkan dengan
makan
11. Tentukan dengan klien tentang jumlah penurunan BB yang
diinginkan
12. Bantu dengan menyesuaikan diet terhadap gaya hidup dan
tingkat aktivitas
13. Rencanakan program latihan , pertimbangkan
aktivitas  klienyang dibatasi
14. Susun rencana yang realistis dengan klien untuk memasukkan
pengurangan asupan makanan dan peningkatan penggunaan
energy
15. Ajarkan teknik modifikasi perilaku untuk mengurangi asupan
kalori :
a. Jangan makan pada saat melakukan kegiatan
b. Minum segelas air sesaat sebelum makan
c. Kurangi porsi makanan tambahan, makanan berlemak,
makanan manis, dan alcohol.
d. Siapkan makanan dalam porsi kecil cukup untuk satu kali
makan
e. Makan dengan perlahan dan kunyah makanan hingga
sempurna

Kolaborasi : Diskusikan dengan ahli gizi, program penurunan BB


yang meliputi pengelolaan diet dan pengeluaran energi

DAFTAR PUSTAKA
Tarwoto & Wartonah. (2010). KebutuhanDasar Manusia Dan Proses
Keperawatan. Edisi 4. Salemba Medika
Maas, Morhead, Jhonson dan Swanson. Nursing Out Comes (NOC), United
States Of America: Mosby Elseveir Acadamic Press, 2013.
Docterman dan Bullechek. Nursing Invention Classifications (NIC), Edition
5, United States Of America: Mosby Elseveir Acadamic Press, 2013.
Nanda International (2012). Diagnosis Keperawatan: definisi &
Klasifikasi. 2012-2014. Penerbit buku kedokteran EGC : Jakarta
Potter, Patricia A., Perry, Anne G. 2009. Fundamental Keperawatan, Edisi
7 Buku 3. Jakarta: Salemba Medika

Anda mungkin juga menyukai