Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN

NYERI (KEAMANAN DAN KENYAMANAN)

A. Definisi

Nyeri adalah suatu keadaan dimana individu mengalami perasaan yang tidak

nyaman dalam berespon terhadap stimulus yang berbahaya. (Lynda dan Carpenitto,

2012).

Nyeri adalah suatu peristiwa yang tidak menyenangkan dan menimbulkan

penderitaan yang dirasakan mengerikan dan mengancam (Shone, 1995).

Nyeri adalah suatu reflex untuk menghindari rangsangan dari luar tubuh untuk

melindungi tubuh dari bahaya (Sastra Negara).

B. Klasifikasi

Berdasarkan waktu kejadiannya nyeri dapat dibedakan menjadi 2 yaitu (dalam

Lynda Juall dan Carpenito, 2012) :

1. Nyeri akut : keadaan ketika individu mengalami dan melaporkan adanya rasa

ketidaknyamanan yang hebat atau sensasi yang tidak menyenangkan selama 6 bulan

atau kurang.

2. Nyeri kronis : keadaan ketika seorang imdividu mengalami nyeri yang menetap atau

intermiten dan berlangsung lebih dari 6 bulan.

a. Skala Nyeri

Skala nyeri meliputi :

0 : tidak nyeri 0 : tidak nyeri

1 : nyeri ringan 1 – 3 : nyeri ringan

2 : tidak nyaman 4 – 6 : nyeri sedang


3 : mengganggu 7 – 10 : nyeri berat

C. Etiologi

1. Intensitas teori

Timbulnya nyeri disebabkan oleh stimulus yang bertubi-tubi dari reseptor

2. Pattern Teori

Persepsi nyeri akibat intensitas stimulasi (waktu dan jumlah rangsangan yang

terlibat)

Faktor -faktor yang mempengaruhi nyeri. Pengalaman nyeri seseorang dapat

dipengaruhi oleh beberapa hal diantaranya :

a. Arti Nyeri

b. Persepsi Nyeri

c. Toleransi Nyeri

d. Lingkungan : kebisingan, kesendirian, cahaya sangat kurang

e. Umur

D. Manifestasi Klinis

Menurut Simon, dkk 1995. Manifestasi klinis pada nyeri sebagai berikut :

1. Mayor

Pengungkapan tentang descriptor nyeri (individu akan melaporkan bahwa nyeri

masih terasa).

2. Minor

a. Mengatupkan rahang atau mengepalkan tangan

b. Ansietas

c. Peka rangsangan
d. Menggosok bagian yang nyeri

e. Mengorok

f. Gangguan konsentrasi

g. Perubahan pola tidur

h. Menarik bila disentuh

i. Mual dan muntah

j. Dilatasi pupil

k. Perut kembung

E. Patofisiologi

Mekanisme terjadinya nyeri adalah sebagai berikut rangsangan(mekanik, termal

atau Kimia) diterima oleh reseptor nyeri yang ada di hampir setiap jaringan tubuh,

Rangsangan ini di ubah kedalam bentuk impuls yang di hantarkan ke pusat nyeri di

korteks otak. Setelah di proses dipusat nyeri, impuls di kembalikan ke perifer dalam

bentuk persepsi nyeri (rasa nyeri yang kita alami). Antara stimulus cedera jaringan dan

pengalaman subjektif nyeri terdapat empat proses tersendiri : tranduksi, transmisi,

modulasi, dan persepsi.

1. Transduksi adalah suatu proses dimana akhiran saraf aferen menerjemahkan

stimulus. Serabut yang berespon secara maksimal terhadap stimulasi non noksius

dikelompokkan sebagai serabut penghantar nyeri (nosiseptor).

2. Transmisi adalah suatu proses dimana impuls disalurkan menuju kornu dorsalis

medulla spinalis, kemudian sepanjang traktus sensorik menuju otak. Neuron aferen

primer merupakan pengirim dan penerima aktif dari sinyal elektrik dan kimiawi.
Aksonnya berakhir di kornu dorsalis medula spinalis dan selanjutnya berhubungan

dengan banyak neuron spinal.

3. Modulasi adalah proses amplifikasi sinyal neural terkait nyeri. Proses ini terutama

terjadi di kornu dorsalis medula spinalis, dan mungkin juga terjadi di level lainnya.

Serangkaian reseptor opioid ditemukan di kornu dorsalis. Sistem nosiseptif juga

mempunyai jalur desending berasal dari korteks frontalis, hipotalamus, dan area otak

lainnya ke otak tengah (midbrain) dan medula oblongata, selanjutnya menuju medula

spinalis

4. Persepsi nyeri adalah kesadaran akan pengalaman nyeri. Persepsi merupakan hasil

dari interaksi proses transduksi, transmisi, modulasi, aspek psikologis, dan

karakteristik individu lainnya. Reseptor nyeri adalah organ tubuh yang berfungsi

untuk menerima rangsang nyeri.

Rangsang nyeri diterima oleh nosiseptor di kulit dan visera. Sel yang nekrotik

akan melepaskan K+ dan protein intrasel yang dapat mengakibatkan inflamasi. Mediator

penyebab nyeri akan dilepaskan. Leukotrien, prostatglandin, dan histamine akan

mensensitisasi nosiseptor selain itu lesi jaringan juga mengaktifkan pembekuan darah

sehingga melepaskan bradikinin dan serotonin.


F. PATHWAY
G. Penatalaksanaan Medis dan Keperawatan

1. Distraksi

Metode untuk menghilangkan nyeri dengan cara mengalihkan pasien pada hal – hal

lain sehingga pasien akan lupa terhadap nyeri yang dialami.

2. Relaksasi

Metode untuk menghilangkan nyeri dengan teknik menarik nafas dalam – dalam

kemudian dihembuskan sambil dibiarkan tubuh kendor.

3. Kompres hangat atau dingin.

4. Stimulasi kulit

Stimulasi dapat dilakukan dengan cara pemberian kompres dingin, balsam, analgetik,

dan stimulasi kontra lateral (menstimulasi kulit pada arah yang berlawanan).

5. Placebo

Suatu bentuk tindakan misalnya pengobatan atau tindakan keperawatan yang

mempunyai efek pada pasien akibat sugesti pada kandungan fisik atau kimianya.

6. Kolabirasi dengan dokter dalam pemberian analgetik.


H. Asuhan Keperawatan Teori

1. Pengkajian

2. Pengumpulan Data

3. Keluhan utama

4. Keluhan yang paling dirasakan klien

5. Klien mengatakan nyeri

P    : Paliatif     : Faktor yang mempengaruhi gawat atau ringannya nyeri

Q   : Qualitatif :  Seperti apa, tajam, tumpul, atau tersayat

R    : Regio       :  Daerah perjalan nyeri

S    : Severe      :  Keparahan atau intensitas nyeri

T    : Time         :  Lama waktu serangan atau frequensi nyeri

6. Pemeriksaan fisik

Tanda-tanda vital    : Tekanan darah, nadi, pernafasan

Perilaku                   : Meletakkan tangan di paha, tungkai, dan paha flexi

Expresi wajah : Meringis atau bisa bisa melakukan pengukuran pake wong baker

face.  

I. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri kronik yang berhubungan dengan invasi jaringan akibat kanker abdomen

2. Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan stress

3. Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan penyempitan pembuluh darah.

4. Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan kerusakan jaringan

J. Perencanaan dan Rasional Keperawatan

1. Nyeri kronik yang berhubungan dengan invasi jaringan akibat kanker abdomen

a. I  :  Implementasi penatalaksanaan obat dengan fentanya transdermi

Jelaskan pada pasien dan pasangannya tentang efek samping yang diharapkan,

jadwal penggantian patah, metode penanganan cara pemecahan untuk nyeri

aktif.

R :  Obat transdermal menghindari absorbsi gastrointestinal. Obat ini

diindikasikan bagi klien yang mengalami nyeri yang konstan (Joko dkk, 1994)

b. I  :  Ajarkan pasangan klien untuk melakukan massage punggung dengan

usapan lembut.

R :  Massage punggung dengan usapan lembut dan upaya yang mudah

dilakukan, memakan aktu yang singkat dan telah terbukti menyebabkan

relaksasi (Meck, 1993).

2. Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan stress

a. I  :  Teliti keluhan nyeri catat skala nyerinya, lokasi dan lamanya 

R :  Nyeri merupakan pengalaman subyektif dan harus dijelaskan oleh pasien

untuk mengevaluasi keefektifan dan terapi yang diberikan.

b. I  :  Catat kemungkinan patofisiologis yang khas, misalnya Hipertensi


R :  Pemahaman terhadap keadaan penyakit yang mendasarinya membantu

dalam memilih intervensi yang sesuai

c. I  :  Anjurkan pasien untuk beristirahat

R :  Menurunkan stimulasi yang berlebihan yang dapat mengurangi ketegangan

3. Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan penyempitan pembuluh darah.

a. I  :  Lakukan pendekatan dengan klien dan keluarga

R :  Klien dan keluarga kooperatif dalam tindakan keperawatan

b. I  :  Kaji tingkat nyeri

R :  Melakukan tingkat nyeri dan untuk menentukan tindakan selanjutnya

c. I  :  Ciptakan lingkungan yang nyaman

R :  Memberikan ketenangan pada pasien

d. I  :  Kolaborasi dengan tim medis

R :  Untuk mengurangi rangsangan nyeri

4. Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan kerusakan jaringan

a. I  :  Lakukan pendekatan dengan pasien dan keluarga

R :  Agar pasien dan keluarganya lebih kooperatif dalam tindakan keperawatan

b. I  :  Kaji tingkat nyeri

R :  Untuk mengetahui tingkat nyeri

c. I  :  Menciptakan lingkungan yang nyaman


R :  Untuk memberikan ketenangan kepada pasien

d. I  :  Ajarkan teknik distraksi dan relaksasi

R :  Untuk mengurangi rasa nyeri

e. I  :  Kolaborasi dengan tim medis dalam memberikan analgesik

R :  Untuk mengurangi rasa nyeri

K. Kriteria Evaluasi Hasil

Evaluasi terhadap masalah nyeri dilakukan dengan menilai kemampuan dalam

merespon rangsangan nyeri diantaranya :

1. Hilangnya perasaan nyeri

2. Menurunnya intensitas nyeri

3. Adanya respon fisiologis yang baik

4. Pasien mampu melakukan aktifitas sehari-hari tanpa keluhan nyeri


DAFTAR PUSTAKA

Lynda Juall, Carpenito, 2012. Buku Saku Diagnosa Keperawatan, Edisi 10 , Jakarta :

EGC

NANDA NIC – NOC, 2005-2006. Panduan Diagnosa Keperawatan. Jakarta: Prima

Medika

Shone, 1995. Berhasil Mengatasi Nyeri. Jakarta: Arcan

Anda mungkin juga menyukai