Anda di halaman 1dari 43

LAPORAN PENDAHULUAN

KEBUTUHAN AKTIVITAS

KHAERANI

202101124

1C

PRESEPTOR INSTITUSI

( Ns. Sulastri , S.Kep., M.Kep )

INSTITUT ILMU KESEHATAN PELAMONIA MAKASSAR

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN

2022
LAPORAN PENDAHULUAN KEBUTUHAN AKTIVITAS
A. Tinjauan Medis Kebutuhan Aktivitas
1. Pengertian
Menurut Fisiologis nyeri
Menurut (Uliyah, 2018), munculny nyeri berkaitan dengan erat
reseptor dn adanya rangsangan. Reseptor nyeri yang dimaksud
adalah nociceptor merupakan ujung-ujung sifat yang sanagt bebas
yang memiliki sedikit atau bahkan tidak memiliki nilai yang tersebar
pada kulit dan mukosa. Khususnya pada visceral, persendian,
dinding arteri, hati dan kandung empedu. Resesptor nyeri dapat
berupa zat kimiawi, seperti histamine, bradikin, prostaglandin, dan
macam-macam asam yang dilepas apabila terdapat kerusakan
jaringan pada jaringan akibat kekurangan oksigenasi. Stimulus
yang lain dapat berupa ternal, listrik, atau mekanis.
Selanjutnya, stimulus yang diterima oleh reseptor tersebut
ditransmisikan berupa implus-implus nyeri kesumsum tulang
belakang oleh dua jenis tersebut yang bermielin rapat tau serabur
A (delta) dan srabut lemah (serabut c), impuls-impuls yang
ditransmisikan oleh serabut delta A mempunyai sifat inhibitor yang
ditransmisikan ke serabut c. Serabut-serabut oferan masuk ke
spinal melalui kar dorsal (dorsal rotor) serta sinaps pada dorsal
hoom. Dorsal hoom terdiri atas lapisan dua tiga beebentuk
substansi galetinose yang merupakan saluran untuk implus.
Kemudian, impuls nyeri menyebar disumsung tulnang belakang
pada inteeneuron dan bersambung ke jalur spinal asendens yang
paling utama yaitu jalur spinorthakamic trezet (STT) atau jalur
spinatolamus dan spinaletimular tract (SRT) yang membawa
infromasi tentang sifat dan lokasi nyeri
2. Stimulus nyeri
Menurut (Uliyah, 2018), seseorang dapat mneolarensi,
menahan nyeri (pan tolenrance) atau dapat mengenali jumlah
stimulus nyeri sebelum merasakan nyeri (pain threshold)
Terdapat beberapa jenis stimulus nyeri, diantaranya sebagia
berikut:
a. Trauma pada jaringantubuh, misalnya karena bedah akibat
terjadinya kerusakan jaringn dan instasi secara langsung pada
reseptor.
b. Gangguan pada jaringan tubuh, misalnya karena edea akibat
terjadinya oenekanan pada reseptor nyeri.
c. Tumor, dapat juga menekan pada reseptor nyeri.
d. Iskemia pada jaringan, misalnya terjadi biockade pada arteri
kronis yng menstimuluskan reseptor nyeri akibat terkumpulnya
asam laktat.
e. Spisme otot, dapat menstimulasikan mekaik.
3. Jenis-jenis nyeri
Menurut Potter dab Perry (2018), nyeri yang dikategorikan
dengan durasi atau lamanya nyeri berlangsung (akut atua kronis),
atau dengan kondisi patologis (contoh kanker atau neuropatik).
a. Nyeri akut/ sementara
Nyeri atau bersifat melindungi, memiliki penyebab yang
dapat diidentifiasi, durasi pendek, dan memiliki sedikit
kerusakan jaringan serta respon emosional. Pada akhirnya
nyeri akut akan ditangani atau tanpa pengobatan setelah
jaringan yang rusak sembuh.
Nyeri akiut dapat mengancam proses pemulihan seseorang
yang berakibat pada berkembangnya waktu, peningkatan
resiko komplikasi karena imobilisasi, dan tentunya proses
rehabilitasi mengurangi rasa nyeri sampai dengan tingkat yang
dapat ditoleransi mungkin dilakukan. Oleh karena itu, tujuan
utama perawat adalah untuk memungkinkan klien dapat
berpartisipasi dalam proses pemulihannya.
b. Nyeri kronis/menetap
Perbedaan utama antara nyeri kronis dan nyeri akut adalah
nyeris kronis bukanlah suatu hal yang bersifat protektif
sehingga menjadi tak bertujuan. Nyeri kronis berlangsung lebih
lama yang diharpkan, tidak selalu memiliki penyebab yang
dapat diidentifikasi, dan dapat memicu penderita yang teramat
sangat bagi seseorang.
c. Nyeri kronis yang tak teratur (episodik)
Nyeri yang sesekali terjadi dalam jangka waktu tertentu
disebut nyeri epidosik. Nyeri berlangsung selama beberapa
hari, jam, atau minggu. Sebagai contoh, sakit kepala
sebelah/migrene dan nyeri yang berhubungan dengan penyakit
telesemis.
d. Nyeri akibat kanker
Tidak semua klien dengan kanker mengalami nyeri tetapi
bagi mererka yang merasakan nyeri, agenas for healthcare
research and quality (AHRQ), yang sebelumnya dikenal
sebagai agesfor helt care policy and resercard (AHCPR).
Melaporkan 90% klien dapat mengontrol nyeri dalam arti yang
sederhana.
e. Nyeri akibat proses patologis
Mengidentifikasi penyebab nyeri merupakan langkah
pertama untuk mencapai keberhasilan dalam pengobatan nyeri.
Nyeri nosiseptik mencakup nyeri sematik (muskoloskeletal) dan
nyeri visceral (organ dalam).

4. Faktor-faktor yang mempengaruhi nyeri


Menurut (Sulistywati, 2017), bebr\erapa faktor yang memengaruhi
nyeri, yaitu:
a. Usia
Usia merupakan faktor yang memengaruhi nyeri khususnya
pada anak-anak dan lansia. Perkembangan yang ditemukan
diantara kelompok usia ini dapat bereaksi terhadap bagaimana
anak-anak dan lansia beraksi terhadap nyeri anak yang masih
kecil (bayi) mempunyai kesulitan mengungkapkan dan
mengeskpresikan nyeri. Pada lansia menganggap nyeri
sebagai omponen alamiah dari proses penuan dan dapat
diabaikan atau tidak ditangini oleh petugas kesehatan.
b. Jenis kelamin
Karakteristik jenis kelmin dalam hubungannya dengan sifat
keterpapaan dan tingkat kerentangan memegang peranan
tersendri. Dibeberapa kebudayaan menyebutkan bahwa anak
laki-laki harus berani dan tidak boleh menangis. Sedangkan
seorang perempuan boleh menangis dalam situasi yang sama.
Toleransi nyeri dipenagruhi oleh beberapa faktor biokimia dan
merupakan hal yang unik pada setiap individu memperhatikan
jenis kelamin.
c. Kebudayaan
Kebudayaan dan nilai-nilai budaya memenagaruhi. Cara
individu mengatasi nyeri. Individu mempelajari apa yang
diharapkan dan apa yang duterima oleh kebudayaan mereka.
Hal ini meliputi bagaimana reaksi terhadap nyeri.
d. Makna nyeri
Individu akan mempersepsikan nyeri dengan cara yang
berbeda-beda

e. Perhatian
Tingkat seorang pasien memfokuskan perhatiannya pada nyeri
dapat memenagruhi persepsi nyeri.
f. Ansietas
Hubungan antara nyeri dan ansietas bersifat komplek. Ansietas
sering kali meningkatkan persepsi nyeri, tetapi nyeri juga dapat
menimbulkan suatu perasaan ansietas.
g. Pengalaman lebih dahulu
Individu yang mempunyai pengalaman yang multipel, dan
berkepanjangan dengan nyeri akan lebih sedikit gelisah dan
lebih toleran terhadap nyeri dibanding dengan orang yang
hanya mengalami sedikit nyeri.
h. Gaya koping
Mekanisme koping individu sangat mempenagruhi cara setiap
orang dalam mengatasi nyeri. Ketika seseorang engalami nyeri
dan mengalami perawatan dirumah sakit adalah hal yang
sangat tak tertahbkan. Secara terus-menerus klien kehilangan
control dan tidak mampu untuk mengontrol lingkungan
termasuk nyeri. Klien sering menemukan jalan untuk mengatasi
efek nyeri baik fisik maupun psikologis. Penting untuk mengerti
sumber koping individu selama nyeri.
i. Dukungan keluarga dan sosial
Faktor lain juga mempengaruhi respon terhadap nyeri adalah
kehadiran dari orang terdekat. Orang-orang yang sedang
dalam keadaan nyeri sering bergantung pada keluarga untuk
mensport. Membantu atau melindungi, ketidakhadiran keluarga
atau teman terdekat mungkin akan nyeri semakin bertambah.
5. Penurunan intensitas nyeri
Menurut (Sulistywati, 2017), pengukuran intensitas nyeru, diantara
yaitu:

a. Skala nyeri menurut Hayword


Pengukuran intensitas nyeri dengan menggunkan skala
menurut hayword dilakukan dengan meminta penderita untuk
memilih salah satu bilangan 0-10 yang menurutnya paling
mengambarkan pengalaman nyeri yang sangat dia rasakan.
b. Skala nyeri menurut Mc. Gil
Pengukuran intensitas nyeri dengan menggunakan skala
menurut Mc. Gil dilakukan dengan penderita untuk memilih
salah satu bilangan dari 0-5 yang menurutny paling
menggambarkan pengalaman nyeri yang sangat ia rasakan,
skala nyeri menurut Mc. Gil dapat dituliskan sebagai berikut:
1) 0 : tidak nyeri
2) 1 : nyeri ringan
3) 2 :nyeri sedang
4) 3 : nyeri berat atau parah
5) 4 :nyeri sangat berat
6) 5 :nyeri hebat
c. Skala wajah atau wong-baker faces ratin scall
Pengukuran intensitas nyeri diwajah dilakukan dengan cara
memmerhatikan dengan mimik wajah pasien pada saat neyri
tersebut menyerang. Cara ini diterapkan pada pasien yang
tidak dapat menyebutkan intensitas nyerinya dengan skala
angka, misalnya anak-anak dan lansia.
6. Kalsifikasi nyeri
Menurut (Uliyah, 2017) klasifikasi nyeri secara umum di bagi
menjadi dua, yakni nyeri akut dan kronik.
a. Nyeri akut merupakan nyeri yang timbul secara mendadak dan
cepat menghilang, yang tidak melebihi 6 bulan dan ditandai
adanya tegang otot.
b. Nyeri kronik merupakan nyeri yang timbul secara perlahan-
lahan biasanya berlangsung daam waktu cukup lama yaitu
lebih dari 6 bualn.
B. Tinjauan keperawatan
1. Pengkajian
Pengkajian keperawatan menurut Hidayat & Uliyah (2014)
pengkajian pada masalah nyeri dapat dilakukan adalah adanya
riwayat nyeri, serta keluhan nyeri seperti lokasi nyeri, intensitas
nyeri, kualiatas dan waktu serangan. Pengkajian dapat
dilakukan dengan cara PQRST, yaitu sebagai berikut.
a. P (pemacu) : Faktor yang mempengaruhi gawat atau
ringannya nyeri.
b. Q (quality) : Dari nyeri sperti apakah rasa tajam, tumpul,
atau tersayat.
c. R (ragion) : Dari nyeri, daerah perjalanan nyeri.
d. S (severity) : Keparahan atau intensitas nyeri.
e. T (time) : Lama/waktu serangan atau frekuensi nyeri
Pengkajian pada masalah nyeri yang dapat dilakukan adalah
adanya riwayat nyeri seperti keluhan nyeri. Intensitas nyeri
kualita nyeri dan waktu, pengkajian dapat dilakukan dengan
PQRST.
a. P (peliatif) : Faktor yang meringankan
(provakatif) : Faktor yang memperberat
b. Q (quality) :Tingkat keluhan misaknya ditusuk-tusuk
(quantitative) : Jumlah nyeri, misalnya satu nyeri keluhan
c. R (ragion) : Area keluhan nyeri
(radion) : Penyebaran nyeri
d. S (skala) : Skala 1-10
(severity) : Dampak keluhan terhadap aktivitas
e. T (timing) : Waktu keluhan Nyeri
(durasi) : Jika nyeri dirasakan hilang timbul berapa
lama keluhan dirasakan
2. Diagnosa keperawatan
Menurut PPNI (2018) Diagnosis sebagai berikut
a. Gangguan rasa nyaman
1) Definisi
Perasaan kurang senang,lega dan sempurna dalam
dimensi fisik, psikospiritual, lingkungan dan sosial.
2) Penyebab
a) Gejala penyakit
b) Kurang pengendalian sutisional/lingkungan
c) Ketidak adekuatan sumber daya (mis. dukungan
fenensial, social dan pengetahuan.
d) Kurang pengetahuan
e) Gangguan stimulus lingkungan
f) Efek samping terapi (mis. medikasi, radiasi,
kemoterapi).
g) Gangguan adaptasi lingkungan
3) Gejala dan tanda mayor
Subjektif
a) Mengelug tidk nyaman
Objektif
a) Gelisah
4) Gejala dan tanda minor
Subjektif
a) Mengeluh sulit tidur
b) Tidak mampu rileks
c) Megeluh kedinginan
d) Merasa gatal
e) Merasa mual
f) Mengeluh lelah
Objektif
a) Menunjukkan gejala distress
b) Tampah merintih/menangis
c) Pola eliminasi berubah
d) Postur tubuh berubah
e) Iritibilitas
5) Kondisi klinis terkait
a) Penyakit kronis
b) Keganasan
c) Distress psikologis
d) Kehamilan
b. Ketidaknyamanan pasca portum
1) Definisi
Perasaan tidak nyaman yang berhubungan dengan
kondisi setelah melahirkan.
2) Penyebab
a) Trauma perineum selama persalinan dan kelahiran
b) Invelusi uterus, proses pengembalian ukuran
Rahim ke ukuran semua
c) Pembengkakan payudara dimana alveoli mulai
terisi ASI
d) Ketidaktepatan posisi duduk
e) Faktor budaya
3) Gejala dan tanda mayor
Subjektif
a) Mengeluh tidak nyaman
Objektif
a) Tampak meringis
b) Terdapat kontraksi uterus
c) Luka episiotomy
d) Payudara bengkak
4) Gejala dan tanda minor
Subjektif
(tidak tersedia)
Objektif
a) Tekanan darah meningkat
b) Frekuensi nadi meningkat
c) Berkeringat berlebihan
d) Menangis/merintik
e) Hemoroid
5) Kondisi klinis terkait
a) Kondisi pasca persalinan
c. Nausea
1) Definisi
Perasaan tidak nyaman pada bagian belakang
tengkorak atau lambung yang akan mengakibatkan
muntah
2) Penyebab
a) Gangguan biokimiawi (mis.uremis,ketasiodosis
diabetik)
b) Gangguan pada esophagus
c) Distensi lambung
d) Iritasi lambung
e) Gangguan pancreas
f) Peregangan kapsul limpah
g) Tumot terlokalisasi (mis. neuroma akustik, tumor
otak primer atau sekunder, metastasis tulang
dodasar tengkorak)
h) Peningkatan tekanan intraupdominal (mis.
keganasan intra abdomen)
i) Peningkatan tekanan intracranial
j) Peningkatan ntekanan intraorbital (mis.glaukoma)
k) Mabuk perjalanan
l) Kehamilan
m) Aroma tidak sedap
n) Rasa makanan/minuman yang tidak enak
o) Stimulus penglihatan tidak menyenangkan
p) Faktor psikologis (mis.kecemasan, ketakutan,
stress)
q) Efek agen farmakologis
r) Efek toksin
3) Gejala dan tanda mayor
Subjektif
a) Mengeluh mual
b) Merasa ingin muntah
c) Tidak berminat makan
Objektif
(tidak tersedia)
4) Gejala dan tanda minor
Subjektif
a) Merasa asam di mulut
b) Sensasi panas/dingin
c) Sering menelan
Objektif
a) Salifa meningkat
b) Pucat
c) Diaforesis
d) Takikardi
e) Pupil dilatasi
5) Kondisi klinis terkait
a) Meningitis
b) Labirintis
c) Uremia
d) Ketoasidosis diabetic
e) Ulkus peptikum
f) Penyakit esophagus
g) Tumor intraabdomen
h) Penyakit maniere
i) Neuroma akustik
j) Tumor otak
k) Kanker
l) Glaucoma
d. Nyari akut
1) Definisi
Pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan
dengan kerusakan jaringan actual atau fungsional,
dengan onset mendadak atau lambat dan
berintensitas ringan hingga berat yang berlangsung
kurang dari 3 bulan.
2) Penyebab
a) Agen pencedera fisiologis (mis. inflamasi, iskmia,
neoplasma)
b) Agen pencedera kimiawi ( mis. terbakar, bahan
kimia uritan)
c) Agen pencedera fisik (mis. abses, amputasi
terbatas, terpotong, mengangkat berat, prosedur
operasi, trauma, latihan fisik berlebihan)
3) Gejala dan tanda mayor
Subjektif
a) Mengeluh nyeri
Objektif
a) Tampak meringis
b) Bersikap protektif (mis. waspada, posisi
menghindari nyeri)
c) Gelisah
d) Frekuensi nadi meningkat
e) Sulit tidur
4) Gejala dan tanda minor
Subjektif
(tidak tersedia)
Objektif
a) Tekanan darah meningkat
b) Pola napas berubah
c) Nafsu makan berubah
d) Proses berfikir terganggu
e) Menarik diri
f) Berfokus pada diri sndiri
g) Diaphoresis
5) Kondisi klinis
a) Kondisi pembedahan
b) Cedera traumatis
c) Infeksi
d) Sindrom
e) Glukoma
e. Nyeri kronis
1) Definisi
Pengalaman sensorik atau emosiaonal yang berkaitan
dengan kerusakan jaringan akibat atau fungsional,
dengan onset mendadak atau hambat dan berinteritas
ringan hingga berat dan kostom yang berlangsung
lebih dari 3 bulan.
2) Penyebab
a) Kondisi muskuoskoletal kronis
b) Kerusakan sistem saraf
c) Penekanan saraf
d) Infiltrasi tumor
e) Ketidakseimbangan neurotratransmitler
neuromodulator
f) Gangguan munitas (mis. neuropati terkait HIV,
virus, varicella-zoster).
g) Gangguan fungsi metabolic
h) Riwayat posisi kerja status
i) Peningkatan indeks massa tubuh
j) Kondisi pasca trauma
k) Tekanan emosional
l) Riwayat penganiayaan (mis.
fisik,psikologis,seksual)
m) Riwayat penyalahgunaan obat-obat
3) Gejala dan tanda mayor
Subjektif
a) Mengeluh nyeri
b) Merasa depresi (tertekan)
Objektif
a) Tampak meringis
b) Gelisah
c) Tidak mampu menuntaskan aktivitas
4) Gejala dan tanda minor
Subjektif
a) Merasa takut cedera berulang
Objektif
a) Bersikat protektif (mis. posisi menghindari nyeri)
b) Waspada
c) Pola tidur berubah
d) Anoreksis
e) Focus menyempit
f) Berpokus pada diri sendiri
5) Kondisi klinis terkait
a) Kondisi kronis (mis. arthritis reumatorid
b) Infeksi
c) Cedera medula spinalis
d) Kondisi pasea trauma
e) Tumor
3. Intervensi keperawatan
a. Gangguan rasa nyama
1) Manejemn nyeri
Mengidentifikasi dan mengelola pengalaman sensorik
atau emosional yang berkaitan dengan kerusakan
jaringan atau fungsional dengn onset mendadak atau
lambat dan berintesitas ringan hingga berat dan
konstan.
2) Ekspentasi : meningkat
3) Kriteria hasil
a) Kesejahteraan fisik
(1) Menurun : 1
(2) Cukup menurun : 2
(3) Sedang : 3
(4) Cukup meningkat : 4
(5) Meningkat : 5
b) Kesejahteraan psikologis
(1) Menurun : 1
(2) Cukup menurun : 2
(3) Sedang : 3
(4) Cukup meningkat : 4
(5) Meningkat : 5
c) Dukungan sosial dari keluarga
(1) Menurun : 1
(2) Cukup menurun : 2
(3) Sedang : 3
(4) Cukup meningkat : 4
(5) Meningkat : 5
d) Dukungan sosial dari teman
(1) Menurun: 1
(2) Cukup menurun : 2
(3) Sedang : 3
(4) Cukup meningkat : 4
(5) Meningkat : 5
e) Perawatan sesuai keyakinan budaya
(1) Menurun : 1
(2) Cukup menurun : 2
(3) Sedang : 3
(4) Cukup meningkat : 4
(5) Meningkat : 5
f) Perawatan sesuai kebutuhan
(1) Menurun : 1
(2) Cukup menurun : 2
(3) Sedang : 3
(4) Cukup meningkat : 4
(5) Meningkat : 5
g) Kebebasan melakukan ibadah
(1) Menurun : 1
(2) Cukup menurun : 2
(3) Sedang : 3
(4) Cukup meningkat : 4
(5) Meningkat : 5
h) Rileks
(1) Menurun : 1
(2) Cukup menurun : 2
(3) Sedang : 3
(4) Cukup meningkat : 4
(5) Meningkat : 5
i) Keluhan tidak nyaman
(1) Menurun : 1
(2) Cukup menurun : 2
(3) Sedang : 3
(4) Cukup meningkat : 4
(5) Meningkat : 5
j) Gelisah
(1) Menurun : 1
(2) Cukup menurun : 2
(3) Sedang : 3
(4) Cukup meningkat : 4
(5) Meningkat : 5
k) Kebisingan
(1) Menurun : 1
(2) Cukup menurun : 2
(3) Sedang : 3
(4) Cukup meningkat : 4
(5) Meningkat : 5
l) Keluhan kedinginan
(1) Menurun : 1
(2) Cukup menurun : 2
(3) Sedang : 3
(4) Cukup meningkat : 4
(5) Meningkat : 5
m) Keluhan kepanasan
(1) Menurun : 1
(2) Cukup menurun : 2
(3) Sedang : 3
(4) Cukup meningkat : 4
(5) Meningkat : 5
n) Gatal
(1) Munurun: 1
(2) Cukup menurun : 2
(3) Sedang : 3
(4) Cukup meningkat : 4
(5) Meningkat : 5
o) Mual
(1) Menurun : 1
(2) Cukup menurun : 2
(3) Sedang : 3
(4) Cukup meningkat : 4
(5) Meningkat : 5
p) Lelah
(1) Menurun : 1
(2) Cukup menurun : 2
(3) Sedang : 3
(4) Cukup meningkat : 4
(5) Meningkat : 5
q) Merintih
(1) Menurun : 1
(2) Cukup menurun : 2
(3) Sedang : 3
(4) Cukup meningkat : 4
(5) Meningkat : 5
r) Menangis
(1) Menurun : 1
(2) Cukup menurun : 2
(3) Sedang : 3
(4) Cukup meningkat : 4
(5) Meningkat : 5
s) Iritabilitas
(1) Menurun : 1
(2) Cukup menurun : 2
(3) Sedang : 3
(4) Cukup meningkat : 4
(5) Meningkat : 5
t) Menyalahllan diri sendiri
(1) Menurun : 1
(2) Cukup menurun : 2
(3) Sedang : 3
(4) Cukup meningkat : 4
(5) Meningkat : 5
u) Konfisu
(1) Menurun : 1
(2) Cukup menurun : 2
(3) Sedang : 3
(4) Cukup meningkat : 4
(5) Meningkat : 5
v) Komsumsi alkohol
(1) Menurun : 1
(2) Cukup menurun : 2
(3) Sedang : 3
(4) Cukup meningkat : 4
(5) Meningkat : 5
w) Penggunaan zat
(1) Menurun : 1
(2) Cukup menurun : 2
(3) Sedang : 3
(4) Cukup meningkat : 4
(5) Meningkat : 5

x) Percobaan bunuh diri


(1) Menurun : 1
(2) Cukup menurun : 2
(3) Sedang : 3
(4) Cukup meningkat : 4
(5) Meningkat : 5
4) Tindakan
Observasi
1) Indetifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
kualitas, intensitas nyeri
2) Identifikasi skala nyeri
3) Identifikasi respons nyeri non verbal
4) Identifikasi faktor yang memperberat dan
memperingan nyeri
5) Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang
nyeri
6) Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
7) Monitor keberhasilan terapi komplementer yang
sudah diberikan
8) Moniotor efek samping penggunaan analgetik
Terapeutik
1) Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi
rasa nyeri (mis. TENS, hipnosis, akupresur, terapi,
musik, biofeedback, terapi pijat, aromaterapi, teknik
imajinasi terbimbing, kompres hangat/dingin, terapi
bermain)
2) Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri
(mis. Suhu ruangan, pencahayaan. Kebisingan)
3) Fasilitasi istirahat dan tidur
4) Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam
pemilihan strategi meredakan nyeri
Edukasi
a) Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
b) Jelaskan strategi meredekan nyeri
c) Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
d) Anjurkan menggunakan analgesik secara tepat
e) Anjarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi
rasa nyeri
Kolaborasi
a) Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
b. Ketidaknyamanan pasca portum
1) Manajem nyeri
Mengidentifikasi dan mengelola pengalaman sensorik
atau emosional yang berkaitan dengan kerusakan
jaringan atau fungsional dengn onset mendadak atau
lambat dan berintesitas ringan hingga berat dan
konstan.
2) Ekspentasi : meningkat
3) Kriteria hasil
a) Kesejahteraan fisik
(1) Menurun : 1
(2) Cukup menurun : 2
(3) Sedang : 3
(4) Cukup meningkat : 4
(5) Meningkat : 5
b) Kesejahteraan psikologis
(1) Menurun : 1
(2) Cukup menurun : 2
(3) Sedang : 3
(4) Cukup meningkat : 4
(5) Meningkat : 5

c) Dukungan sosial dari keluarga


(1) Menurun : 1
(2) Cukup menurun : 2
(3) Sedang : 3
(4) Cukup meningkat : 4
(5) Meningkat : 5
d) Dukungan sosial dari teman
(1) Menurun: 1
(2) Cukup menurun : 2
(3) Sedang : 3
(4) Cukup meningkat : 4
(5) Meningkat : 5
e) Perawatan sesuai keyakinan budaya
(1) Menurun : 1
(2) Cukup menurun : 2
(3) Sedang : 3
(4) Cukup meningkat : 4
(5) Meningkat : 5
f) Perawatan sesuai kebutuhan
(1) Menurun : 1
(2) Cukup menurun : 2
(3) Sedang : 3
(4) Cukup meningkat : 4
(5) Meningkat : 5
g) Kebebasan melakukan ibadah
(1) Menurun : 1
(2) Cukup menurun : 2
(3) Sedang : 3
(4) Cukup meningkat : 4
(5) Meningkat : 5

h) Rileks
(1) Menurun : 1
(2) Cukup menurun : 2
(3) Sedang : 3
(4) Cukup meningkat : 4
(5) Meningkat : 5
i) Keluhan tidak nyaman
(1) Menurun : 1
(2) Cukup menurun : 2
(3) Sedang : 3
(4) Cukup meningkat : 4
(5) Meningkat : 5
j) Gelisah
(1) Menurun : 1
(2) Cukup menurun : 2
(3) Sedang : 3
(4) Cukup meningkat : 4
(5) Meningkat : 5
k) Kebisingan
(1) Menurun : 1
(2) Cukup menurun : 2
(3) Sedang : 3
(4) Cukup meningkat : 4
(5) Meningkat : 5
l) Keluhan kedinginan
(1) Menurun : 1
(2) Cukup menurun : 2
(3) Sedang : 3
(4) Cukup meningkat : 4
(5) Meningkat : 5

m) Keluhan kepanasan
(1) Menurun : 1
(2) Cukup menurun : 2
(3) Sedang : 3
(4) Cukup meningkat : 4
(5) Meningkat : 5
n) Gatal
(1) Munurun: 1
(2) Cukup menurun : 2
(3) Sedang : 3
(4) Cukup meningkat : 4
(5) Meningkat : 5
o) Mual
(1) Menurun : 1
(2) Cukup menurun : 2
(3) Sedang : 3
(4) Cukup meningkat : 4
(5) Meningkat : 5
p) Lelah
(1) Menurun : 1
(2) Cukup menurun : 2
(3) Sedang : 3
(4) Cukup meningkat : 4
(5) Meningkat : 5
q) Merintih
(1) Menurun : 1
(2) Cukup menurun : 2
(3) Sedang : 3
(4) Cukup meningkat : 4
(5) Meningkat : 5

r) Menangis
(1) Menurun : 1
(2) Cukup menurun : 2
(3) Sedang : 3
(4) Cukup meningkat : 4
(5) Meningkat : 5
s) Iritabilitas
(1) Menurun : 1
(2) Cukup menurun : 2
(3) Sedang : 3
(4) Cukup meningkat : 4
(5) Meningkat : 5
t) Menyalahllan diri sendiri
(1) Menurun : 1
(2) Cukup menurun : 2
(3) Sedang : 3
(4) Cukup meningkat : 4
(5) Meningkat : 5
u) Konfisu
(1) Menurun : 1
(2) Cukup menurun : 2
(3) Sedang : 3
(4) Cukup meningkat : 4
(5) Meningkat : 5
v) Komsumsi alkohol
(1) Menurun : 1
(2) Cukup menurun : 2
(3) Sedang : 3
(4) Cukup meningkat : 4
(5) Meningkat : 5

w) Penggunaan zat
(1) Menurun : 1
(2) Cukup menurun : 2
(3) Sedang : 3
(4) Cukup meningkat : 4
(5) Meningkat : 5
x) Percobaan bunuh diri
(1) Menurun : 1
(2) Cukup menurun : 2
(3) Sedang : 3
(4) Cukup meningkat : 4
(5) Meningkat : 5
4) Tindakan
Observasi
1) Indetifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
kualitas, intensitas nyeri
2) Identifikasi skala nyeri
3) Identifikasi respons nyeri non verbal
4) Identifikasi faktor yang memperberat dan
memperingan nyeri
5) Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang
nyeri
6) Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
7) Monitor keberhasilan terapi komplementer yang
sudah diberikan
8) Moniotor efek samping penggunaan analgetik
Terapeutik
1) Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi
rasa nyeri (mis. TENS, hipnosis, akupresur, terapi,
musik, biofeedback, terapi pijat, aromaterapi, teknik
imajinasi terbimbing, kompres hangat/dingin, terapi
bermain)
2) Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri
(mis. Suhu ruangan, pencahayaan. Kebisingan)
3) Fasilitasi istirahat dan tidur
4) Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam
pemilihan strategi meredakan nyeri
Edukasi
1) Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
2) Jelaskan strategi meredekan nyeri
3) Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
4) Anjurkan menggunakan analgesik secara tepat
5) Anjarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi
rasa nyeri
Kolaborasi
1) Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
c. Nausea
1) Manajemen mual
Mengidentifikasi mualdan mengelola perasaan tidak
enak pada bagian tenggorok atau lambung yang dapat
menyebabkan muntah
2) Ekspentasi : menurun
3) Kriteria hasil
a) Nafsu makan
(1) Menurun : 1
(2) Cukup menurun : 2
(3) Sedang : 3
(4) Cukup meningkat : 4
(5) Meningkat : 5
b) Keluhan mual
(1) Meningkat :
(2) Cukup meningkat : 2
(3) Sedang : 3
(4) Cukup menurun : 4
(5) Menurun : 5
c) Perasaan ingin muntah
(1) Meningkat : 1
(2) Cukup meningkat : 2
(3) Sedang : 3
(4) Cukup menurun : 4
(5) Menurun : 5
d) Perasaan asam di mulut
(1) Meningkat : 1
(2) Cukup meningkat : 2
(3) Sedang : 3
(4) Cukup menurun : 4
(5) Menurun : 5
e) Sensasi panas
(1) Meningkat : 1
(2) Cukup meningkat : 2
(3) Sedang : 3
(4) Cukup menurun : 4
(5) Menurun : 5
f) Sensasi dingin
(1) Meningkat : 1
(2) Cukup meningkat : 2
(3) Sedang : 3
(4) Cukup menurun : 4
(5) Menurun : 5
g) Frekuensi menelan
(1) Meningkat : 1
(2) Cukup meningkat : 2
(3) Sedang : 3
(4) Cukup menurun : 4
(5) Menurun : 5
h) Diaforesis
(1) Meningkat : 1
(2) Cukup meningkat : 2
(3) Sedang : 3
(4) Cukup menurun : 4
(5) Menurun : 5
i) Jumlah saliva
(1) Meningkat : 1
(2) Cukup meningkat : 2
(3) Sedang : 3
(4) Cukup menurun : 4
(5) Menurun : 5
j) Pucat
(1) Memburuk : 1
(2) Cukup memburuk : 2
(3) Sedang : 3
(4) Cukup membaik : 4
(5) Membaik : 5
k) Takikardia
(1) Memburuk : 1
(2) Cukup memburuk : 2
(3) Sedang : 3
(4) Cukup membaik : 4
(5) Membaik : 5
l) Dilatasi pupil
(1) Memburuk : 1
(2) Cukup memburuk : 2
(3) Sedang : 3
(4) Cukup membaik : 4
(5) Membaik : 5
4) Tindakan
Observasi
a) Identifiksi pengalama mual
b) Indetifikasi syarat nonverbal ketidaknyamanan (mis.
Bayi, anak-anak, dan mereka yang tidak dapat
berkomunikasi secara efektif)
c) Identifikasi dampak mual terhadap kualitas hidup
(mis. Nafsu makan, aktivitas, kenerja, tanggung
jawab peran, dan tidur)
d) Identifikasi faktor penyebab mual (mis. Pengobatan
dan prosedur)
e) Identifikasi antiemetik untuk mencegah mual
(kecuali mual pada kehamilah)
f) Monitor mual (mis. Frekuensi, durasi, dan tingkat
keparahan)
g) Monitor asupan nutrisi dan kalori
Terapeutik
a) Kendalikan faktor lingkungan penyebab mual (mis.
Bau tak sedap, suara, dan rangsangan visual yang
tidak menyenangkan)
b) Kurangi atau hilangkan keadaan penyebab mual
(mis. Kecamasan, ketakutan, kelelahan)
c) Berikan makanan dingin, cairan bening, tidak
berbau dan tidak berwarna, jika perlu
Edukasi
a) Anjurkan istirahat dan tidur yang cukup
b) Anjurkan sering membersihkan mulut, kecuali jika
merangsang mual
c) Anjurkan makanan tinggi karbohidrat dan rendah
lemak
d) Anjarkan penggunaan teknik nonfarmakologis untuk
mengatasi mual (mis. Biofeedback, hipnosis,
relaksasi, terapi musik, akupresur)
Kolaborasi
a) Kolaborasi pemberian antiemetik, jika perlu
d. Nyeri akut
1) Pemberian analgesik
Menyiapkan dan memberikan agen farmakologis untuk
mengurangi atau menghilangkan rasa sakit.
2) Ekspentasi: menurun
3) Kriteria hasil
a) Kemampuan menuntaskan aktivitas
(1) Menurun : 1
(2) Cukup menurun : 2
(3) Sedang : 3
(4) Cukup meningkat : 4
(5) Meningkat : 5
b) Keluhan nyeri
(1) Meningkat : 1
(2) Cukup meningkat : 2
(3) Sedang : 3
(4) Cukup menurun : 4
(5) Menurun : 5
c) Meringis
(1) Meningkat : 1
(2) Cukup meningkat : 2
(3) Sedang : 3
(4) Cukup menurun : 4
(5) Menurun : 5
d) Sikap protektif
(1) Meningkat : 1
(2) Cukup meningkat : 2
(3) Sedang : 3
(4) Cukup menurun : 4
(5) Menurun : 5
e) Gelisah
(1) Meningkat : 1
(2) Cukup meningkat : 2
(3) Sedang : 3
(4) Cukup menurun : 4
(5) Menurun : 5
f) Kesulitan tidur
(1) Meningkat : 1
(2) Cukup meningkat : 2
(3) Sedang : 3
(4) Cukup menurun : 4
(5) Menurun : 5
g) Menarik diri
(1) Meningkat : 1
(2) Cukup meningkat : 2
(3) Sedang : 3
(4) Cukup menurun : 4
(5) Menurun : 5
h) Berfokus pada diri sendiri
(1) Meningkat : 1
(2) Cukup meningkat : 2
(3) Sedang : 3
(4) Cukup menurun : 4
(5) Menurun : 5

i) Diaforesis
(1) Meningkat : 1
(2) Cukup meningkat : 2
(3) Sedang : 3
(4) Cukup menurun : 4
(5) Menurun : 5
j) Perasaan depresi (tertekan)
(1) Meningkat : 1
(2) Cukup meningkat : 2
(3) Sedang : 3
(4) Cukup menurun : 4
(5) Menurun : 5
k) Perasaan takut mengalami cedera berulang
(1) Meningkat : 1
(2) Cukup meningkat : 2
(3) Sedang : 3
(4) Cukup menurun : 4
(5) Menurun : 5
l) Anoreksia
(1) Meningkat : 1
(2) Cukup meningkat : 2
(3) Sedang : 3
(4) Cukup menurun : 4
(5) Menurun : 5
m) Perineum terasa tertekan
(1) Meningkat : 1
(2) Cukup meningkat : 2
(3) Sedang : 3
(4) Cukup menurun : 4
(5) Menurun : 5

n) Uterus teraba membulat


(1) Meningkat : 1
(2) Cukup meningkat : 2
(3) Sedang : 3
(4) Cukup menurun : 4
(5) Menurun : 5
o) Ketegangan otot
(1) Meningkat : 1
(2) Cukup meningkat : 2
(3) Sedang : 3
(4) Cukup menurun : 4
(5) Menurun : 5
p) Pupil dilatasi
(1) Meningkat : 1
(2) Cukup meningkat : 2
(3) Sedang : 3
(4) Cukup menurun : 4
(5) Menurun : 5
q) Muntah
(1) Meningkat : 1
(2) Cukup meningkat : 2
(3) Sedang : 3
(4) Cukup menurun : 4
(5) Menurun : 5
r) Mual
(1) Meningkat : 1
(2) Cukup meningkat : 2
(3) Sedang : 3
(4) Cukup menurun : 4
(5) Menurun : 5

s) Frekuensi nadi
(1) Memburuk : 1
(2) Cukup memburuk : 2
(3) Sedang : 3
(4) Cukup membaik : 4
(5) Membaik : 5
t) Pola napas
(1) Memburuk : 1
(2) Cukup memburuk : 2
(3) Sedang : 3
(4) Cukup membaik : 4
(5) Membaik : 5
u) Tekanan darah
(1) Memburuk : 1
(2) Cukup memburuk : 2
(3) Sedang : 3
(4) Cukup membaik : 4
(5) Membaik : 5
v) Proses berpikir
(1) Memburuk : 1
(2) Cukup memburuk : 2
(3) Sedang : 3
(4) Cukup membaik : 4
(5) Membaik : 5
w) Fokus
(1) Memburuk : 1
(2) Cukup memburuk : 2
(3) Sedang : 3
(4) Cukup membaik : 4
(5) Membaik : 5

x) Fungsi berkemih
(1) Memburuk : 1
(2) Cukup memburuk : 2
(3) Sedang : 3
(4) Cukup membaik : 4
(5) Membaik : 5
y) Perilaku
(1) Memburuk : 1
(2) Cukup memburuk : 2
(3) Sedang : 3
(4) Cukup membaik : 4
(5) Membaik : 5
z) Nafsu makan
(1) Memburuk : 1
(2) Cukup memburuk : 2
(3) Sedang : 3
(4) Cukup membaik : 4
(5) Membaik : 5
4) Tindakan
Observasi
a) Identifikasi karakteristik nyeri (mis. Pencetus,
pereda, kualitas, loksi, intesnsitas, frekuensi, durasi)
b) Identifikasi riwayat alergi obat
c) Identifikasi kesesuaian jenis analgesik (mis.
Narkotika, non-narkotik, atau NSAID) dengan tingkat
keparahan nyeri
d) Monitor tanda-tanda vital sebelum dan sesdudah
pemberian analgesik
e) Monitor efektifitas analgesik
Terapeutik
a) Diskusikan jenis analgesik yang disukai untuk
mencapai analgesia optimal, jika perlu
b) Pertimbangkan penggunaan infus kontinu, atau
bolus opiold untuk mempertahankan kadar dalam
serum
c) Tetapkan target efektifitas analgesik untuk
mengoptimalkan respons pasien
d) Dokumentasikan respons terhadap efek analgesik
dan efek yang tidak diinginkan
Edukasi
a) Jelaskna efek terapi dan efek samping obat
Kolaborasi
a) Kolaborasi pemberian dosis dan jenis analgesik, jika
perlu
e. Nyeri kronis
1) Terapi relaksasi
Menggunakan teknik peregangan untuk mengurangi
tanda dan gejala ketidaknyamanan seperti nyeri,
ketegangan otot, atau kecemanasan.
2) Ekspentasi: meningkat
3) Kriteria hasil
a) Kemampuan memonitor munculnya gejala secara
mandiri
(1) Menurun : 1
(2) Cukup menurun : 2
(3) Sedang : 3
(4) Cukup meningkat : 4
(5) Meningkat : 5
b) Kemampuan memonitor lama bertahannya gejala
(1) Menurun : 1
(2) Cukup menurun : 2
(3) Sedang : 3
(4) Cukup meningkat : 4
(5) Meningkat : 5
c) Kemampauan memonitor keparahan gejala
(1) Menurun : 1
(2) Cukup menurun : 2
(3) Sedang : 3
(4) Cukup meningkat : 4
(5) Meningkat : 5
d) Kemampuan memonitor frekuensi gejala
(1) Menurun : 1
(2) Cukup menurun : 2
(3) Sedang : 3
(4) Cukup meningkat : 4
(5) Meningkat : 5
e) Kemampuan memonitor variasi gejala
(1) Menurun : 1
(2) Cukup menurun : 2
(3) Sedang : 3
(4) Cukup meningkat : 4
(5) Meningkat : 5
f) Kemampuan melakukan tindakan pencegahan
(1) Menurun : 1
(2) Cukup menurun : 2
(3) Sedang : 3
(4) Cukup meningkat : 4
(5) Meningkat : 5
g) Kemampuan melakukan tindakan untuk
mengurangi gejala
(1) Menurun : 1
(2) Cukup menurun : 2
(3) Sedang : 3
(4) Cukup meningkat : 4
(5) Meningkat : 5
h) Mendapatkan perawatan kesehatan saat gejala
bahaya muncul
(1) Menurun : 1
(2) Cukup menurun : 2
(3) Sedang : 3
(4) Cukup meningkat : 4
(5) Meningkat : 5
i) Kemampuan menggunakan sumber-sumber daya
yang tersedia
(1) Menurun : 1
(2) Cukup menurun : 2
(3) Sedang : 3
(4) Cukup meningkat : 4
(5) Meningkat : 5
j) Mencatat hasil pemantauan gejala
(1) Menurun : 1
(2) Cukup menurun : 2
(3) Sedang : 3
(4) Cukup meningkat : 4
(5) Meningkat : 5
k) Kemampuan melaporkan gejala
(1) Menurun : 1
(2) Cukup menurun : 2
(3) Sedang : 3
(4) Cukup meningkat : 4
(5) Meningkat : 5
4) Tindakan
Observasi
a) Identifikasi penurunan tingkat energi,
ketidakmampun berkonsentrasi, atau gejala lain
yang mengganggu kemampuan kognitif
b) Identifikasi teknik relaksasi yang pernah efektif
digunakan
c) Identifikasi ketersedian, kemampuan, dan
penggunaan teknik sebelumnya
d) Periksa ketegangan otot, frekuensi nadi, tekanan
darah, dan suhu sebelum dan sesudah latihan
e) Monitor respons terhadap terapi relaksasi
Terapeutik
a) Ciptakan lingkungan tenang dan tanpa gangguan
dengan pencahayaan dan suhu ruang nyaman, jika
memungkinkan
b) Berikan informasi tertulis tentang persiapan dan
prosedur teknik relaksasi
c) Gunakan pakaian longgar
d) Gunakan nada suara lembut dengan irama lambat
dan berirama
e) Gunakan relaksasi sebagai strategi penunjang
dengan analgesik atau tindakan medis lain, jika
sesuai
Edukasi
a) Jelaskn tujuan, manfaat, batasan, dan jenis relaksasi
yang tersedia (mis. Musik, meditasi, napas dalam,
relaksasi otot progresif)
b) Jelaskan secara rinci intervensi relaksasi yang dipilih
c) Anjurkan mengambil posisi nyaman
d) Anjurkan rileks dan merasakan sesansasi relaksasi
e) Anjurkan sering mengulangi atau melatih teknik yang
dipilih
f) Demonstrasikan dan latih teknik relaksasi (mis.
Napas, dalam, peregangan, atau imajinasi
terbimbing)
4. Implementasi
Bararah dan Jauhar (2018) mengatakan bahwa
implementasi merupakan inisiatif dari rencana tindakan untuk
mencapai tujuan yang spesifik.
Kozier (2018) menyatakan bahwa implementasi adalah fase
ketika perawat mengimplementasikan intervensi keperawatan.
Implementasi terdiri atas melakukan dan mendokumentasikan
tindakan yang meru[pakan tindakan keperawatan khusus yang
diperlukan untuk melaksankan intervensi.
5. Evaluasi
Evaluasi merupakan evaluais intervensi keperawatan dan
terapi dengan membandingkan kemajuan klien dengan tujuan
dan hasil yang diinginkan dan direncanakan asuhan
keperawatan (Potter & Perry, 2018).
Evaluasi keperawatan adalah aktivitas yang direncanakan,
berkelanjutan dan terarah ketika klien dan professional
kesehatan menentukan kemajuan klien menuju pencapaian/
hasil.dan keefektifan rencana asuhan keperawatan.(kozier, dkk,
2018).
Evaluasi merupakan tahap akhir dalam proses keperawatan
untuk dapat menentukan keberhasilan dalam asuhan
keperawatan (Tarwoto dan Wartonah, 2018).
DAFTAR PUSTAKA

Barrah, T & Jauhar, M. (2018) . Asuhan Keperawatan Panduan Lengkap


Menjadi Perawat Professional . Jakarta : Pretasi Pustaka

Hidayat, A.A.A & Uliyah , M. (2017) . Pengantar Kebutuhan Dasar


Manusia, Buku 1, Edisi 2, Jakarta : Salemba Medika

Hidayat, A.A.A & Uliayah , M. (2018) . Pengantar Kebutuhan Dasar


Manusia, Buku 2, Edisi 2, Jakarta : Salemba Medika

Haswita k Sulistyowati, R . (2018) . Kebutuhan Dasar Manusia, Untuk


Mahasiswa Keperawatan Dan Kebidanan. Jakarta : TIM

Kozier, dkk. (2019). Buku Ajar Fundamental keperawatan, Edisi 7


Jakarta : EGC

Kozier, dkk. (2017). Buku Ajar Fundamental keperawatan, Buku 3. Edisi 7.


Jakarta : EGC

Mubarak, W, I & Chayatin, N. (2018) . Buku Ajar Kebutuhan Dasar


Manusia . Jakarta : EGC

Potter & Perry. (2018). Fundamental Of Nursing. Fundamental


Keperawatan Buku 3 Edisi 7. Jakarta : EGC

PPNI. (2018). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia : Definisi dan


Indikatir Diagnostik. Edisi 1 . Jakarta : DPP PPNI

PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia : Definisi dan


Tindakan Keperawatan . Edisi 1 . Jakarta : DPP PPNI

Tarworo dan Wartonah . (2019) . Kebutahan Dasar Manusia dan Proses


Keperawatan . Edisi 5. Jakarta : Salemba Medika

Wilkinson. J.M. (2018) . Diagnosa Keperawatan : Diagnosa NANDA


Intervensi NIC. Hasil NOC . Edisi 10 . Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai