1. Konsep Fisiologis
Saat informasi nyeri sampai di otak sinyal tidak berhenti berproses,
tetapi beberapa sinyal akan menuju korteks motorik kemudian turun memulai
spinal kord menuju saraf motorik. Impuls ini menyebabkan kontraksi otot
menuju tangan atau bagian tubuh mana pun yang mengalami stimulus nyeri.
Penghantaran nyeri secara desenden dimulai pada bagian korteks
somatosensori (yang disalurkan menuju thalamus) dan hypothalamus. Saraf
thalamus menurun menuju midbrain kemudian membentuk sinaps dengan
dengan jalur nyeri asenden dalam medulla dan spinal cord kemudian
menghambat sinyal saraf asenden. Hal ini menyebabkan terbentuknya
analgesik alami tubuh yang disebabkan oleh stimulus opiate neurotransmitter
penurun nyeri seperti endorphin, dynorphin, dan enkephalin (Kartikawati,
2011).
Sinyal nyeri dapat dihentikan oleh sistem saraf otonom saat melalui medula
dan dapat menyebabkan peningkatan denyut jantung, tekanan darah, frekuensi
pernapasan, dan produksi keringat. Reaksi ini bergantung pada intensitas nyeri
yang dirasakan dan dapat menyebabkan depresi otak pusat pada korteks,
seperti halnya perjalanan nyeri asenden yang melewati spinal cord dan
medulla, sinyal desenden yang bersifat neuropathic pain juga dapat dihentikan
(Kartikawati, 2011).
5. Pathways Nyeri
6. M
a
s
a
l
a
h
7. Pengkajian
a. keluhan utama pasien
b. riwayat kesehatan sekarang
c. riwayat penyakt dahulu
d. riwayat penyakit keluarga
e. Kaji riwayat nyeri(PQRST)
1. P (Pemicu) : faktor yang mempengaruhi nyeri
2. Q(Quality) : kualitas nyeri, seperti apakah rasa tajam, tumpul atau tersayat,
atau ditusuk
3. R(Region) : daerah terjadinya nyeri
4. S(Skala/Severity) : keparahan atau intensitas nyeri.
a. skala numerik nyeri
ket :
0 : tidak hyeri
1-3 : nyeri ringan
4-6 : nyeri sedang
7-9 : sangat nyeri, tetapi masih bisa dikontrol
10 : sangat nyeri dsn tidak bisa dikontrol
b. skala wajah
9. Intervensi
a) Nyeri Akut Berhubungan Dengan Proses Penyakit
1. Mengidentifikasi TTV
2. Identifikasi PQRST
3. Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri
4. Identifikasi pengaruh nyeri terhadap kualitas hidup
5. Berikan teknik relaksasi nafas dalam unruk memperingan nyeri
6. Fasilitasi istirahat dan tidur
7. Anjarkan teknik relaksasi nafas dalam
8. Kolanorasi dengan dokter dalam pemberian analgetik
b) Gangguan Mobilitas Fisik Berhubungan Dengan Nyeri
1. Mengindentifikasi TTV
2. Identifikasi penyebab gangguan imobilitas fisik
3. Mendampingi pasien dalam proses berpindah
4. Ajarkan pada pasien dan keluarga dalam proses berpindah
5. Kolaborasi dengan fisioterapi jika perlu
c) Intoleransi Aktivitas Berhubungan Dengan Imobilitas Karena Nyeri
1. Monitor TTV
2. Monitor lokasi dan ketidaknyamanan dalam melakukan aktivitas
3. Sediakan lingkungan yang aman dan nyaman
4. Anjurkan tirah baring
5. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi ROM
9. SUMBER PUSTAKA
BAB II
TINJAUAN TEORI
1. Pengkajian
a. Identitas Pasien
1) Nama : Ny. M
2) Jenis kelamin : Perempuan
3) Umur : 49 tahun
4) Agama : Islam
5) Pendidikan : SD
6) Pekerjaan : Buruh Harian
7) Alamat : Krajan rt 02/rw 01 glawan, kec.
Pabelan, semarang
b. Identitas Penanggung Jawab
1) Nama : Tn. W
2) Jenis kelamin : Laki laki
3) Umur : 20 Tahun
4) Agama : Islam
5) Hubungan dengan pasien : Anak
6) Pekerjaan : Mahasiswa
8) Alamat :Krajan rt 02/rw 01 glawan, kec.
Pabelan, semarang
f. Pemeriksaan umum
1) Keadaan umum : Composmentis
2) TTV
TD : 135/83 mmHg
Nadi : 76x/menit
Suhu : 36,6 derajat celcius
SPO2 : 98%
RR : 22x/menit
3) BB/TB : 60/160
g. Pemeriksaan Fisik Head To Toe
1) Kepala : Bentuk kepala mesochepal, kulit kepala bersih,
pertumbuhan rambut merata, tidak ada nyeri tekan
2) Muka : Bentuk muka simetris
3) Mata : Kelopak mata, bola mata normal, pupil ishokor, sclera
normal, konjungtiva normal
4) Hidung : Tulang hidung dan posisi septum nasi normal
5) Mulut : Bentuk bibir normal, mukosa bibir kering, tidak ada
stomatis
6) Telinga : Daun telinga simetris, liang telinga bersih
7) Leher : Bentuk leher normal, tidak ada pembesaran kelenjar
tiroid, tidak ada benjolan ketika menelan.
h. Pemeriksaan Penunjang
1. Laboratorium ( 25-5-2022)
Pemeriksaan Hasil Nilai rujukan Satuan
Kimia klinik
Bilirubin Direk-Indirek
Bilirubin Total 4.28 0.1-1.0 mg/dl
Bilirubin Direk 3.38 ¿ 0.2 mg/dl
Bilirubin Indirek 0.90 mg/dl
2. Laboratorium ( 25-05-2022 )
Pemeriksaan Hasil Nilai rujukan satuan
Kimia klinik
SGOT (AST) 177 ¿ 31 U/L
SGPT (ALT) 195 ¿ 32 U/L
Elektrolit
Natrium (Na) 136 136-145 mmol/L
Kalium (K) 2.7 3.5-5.5 mmol/L
Klorida (Cl) 100 95-105 mmol/L
Calcium (Ca) 9.3 8.6-10.8 mg/dL
3. Laboratorium (26-5-2022)
Pemeriksaan Hasil Nilai rujukan Satuan
Hematologi
Darah lengkap
otomatis
Hemoglobin 11.6 11.7-15.5 g/dL
Hematocrit 31.7 33-45.0 %
Eritrosit 3.57 3.8-5.2 juta/ μL
Leukosit 5.75 3.60-11.00 ribu/ μL
Trombosit 228 150-440 ribu/ μL
Index eritrosit
MCV 88.8 80.0-100.0 fL
MCH 32.5 26.0-34.0 pg
MCHC 36.6 32.0-36.0 g/dL
RDW/SD 38.0 39.0-47.0 fL
RDW-CV 12 10-20 %
Hitung jenis leukosit
Eosinofil % 2.0 1.0-3.0 %
%Basophil % 0.2 0-1 %
Limfosit % 31.1 25-40 %
Monosit % 9.9 2-8 %
Neutrofil % 56.7 50-70 %
Immature 0.2 %
granulocyte %
NRBC % 0.0 %
Eosinofil# 0.12 10^3/ μL
Basofil# 0.01 10^3/ μL
Limfosit# 1.79 10^3/ μL
Monosit# 0.57 10^3/ μL
Neutrofil# 3.26 10^3/ μL
Neut lymph ratio 1.82 ¿ 3.13
(NLR)
Abs lymphocyte 1790 ¿ 1500 μL
count (ALC)
Index trombosit
PDW 9.5 8.0-18.0 fL
MPV 9.5 7.2-11.1 fL
P-LCR 20.2 %
PCT 0.220 0.150-0.400 %
Kimia klinik
Ureum 20 13-43 mg/dL
Kreatinin 0.66 0.660-1.10 mg/dL
Egfr (CKD-EPI) 104.06 mL/mnt/1.73m^2
Penurunan eGFR jika ¿ 60 ml /menit /1.73 m2
Glukosa darah
Gula darah sewaktu 128 140
4. Radiologi (Usg abdomen dengan klinis nyeri perut) (27 mei 2022)
a) HEPAR : ukuran dan echostruktur dalam batas normal,
permukaan licin, sudut kiri hepar lancip,sistema vascular tak
melebar,sistema biliaris intra hepatal tak tampak melebar, tak
tampak lesi hipo maupun hiperechoic intrapatal
b) VESIKAFELEA : ukuran dalam batas normal, tampak lesi
isoechoic intravesical dengan diameter lesi +/- 13.8mm
c) LIEN : ukuran dan echostruktur dalam batas normal, hilus
lienalis tak melebar, tak tampak nodul intraparenchimal
d) PANCREAS : tak tampak kelainan
e) KEDUA REN : ukuran dalam batas normal, batas korteks dan
medulla tegas, tak tampak pelebaran PCS, tak tampak massa
maupun batu
f) VU : terisi cairan minimal, dinding tak valid dinilai, tak tampak
batu maupun massa intravesikal
g) UTERUS : tak tampak kelainan
5. PROGRAM TERAPI
a) Infus asering 20 tpm
b) Injeksi ketorolac 3x/A
c) Injeksi omeprazole 2x1/A
i. Analisa Data
3. IMPLEMENTASI
N TGL/JAM DIAGNOSA IMPLEMEN RESPON TTD/
O KEPERAWATAN TASI NAMA
1. 25-5-22/17.00 1. Nyeri Akut 1. S : Pasien NISWA
Berhubungan Memberikan mengataka
Dengan Proses posisi n “nyeri
Penyakit nyaman pada perut
2. Gangguan 2. Mengkaji dengan
Imobilitas TTV skala 4”
Fisik 3. Mengukur
Berhubungan SPO2 O:
Denga Nyeri 4. TD :
3. Intoleransi Melakukan 135/83
Aktivitas Verbeden MmHg
Berhubungan 5. Membantu Nadi :
Dengan Mobilisasi 76x/Menit
Imobilisasi Suhu : 36,6
Karena Nyeri Derajat
Celcius
RR:
22x/Menit
SpO2 :
98%
Akral :
Hangat
GCS : E=
4. V= 5,
M= 6
1. Nyeri Akut 1. S : Pasien NISWA
Berhubungan Mengajarkan mengataka
18.00 Dengan Proses relaksasi n “ merasa
Penyakit nafas dalam lebih rileks
“
O:
Pasien
tampak
dibantu
oleh
keluargany
a
13.00 1. Nyeri Akut 1. S: Pasien RAHMA
Berhubungan Memberikan mengataka
Dengan Proses obat n “ sakit
Penyakit 2. saat
Melakukan obatnya
injeksi dimasukka
3. n lewat
Mengajarkan selang”
teknik
Relaksasi
1. Nyeri Akut 1.Memberika S: Pasien NISWA
15.00 Berhubungan n Posisi mengataka
Dengan Proses Nyaman n “ nyaman
Penyakit 2. Membantu dengan
2. Gangguan Mobilisasi posisi yang
Imobilitas 3. diberikan”
Fisik Mengajarkan
Berhubungan Teknik 0: Pasien
Dengan Nyeri Relaksasi tampak
3. Intoleransi Nafas Dalam tirah baring
Aktivitas
Berhubungan
Dengan
Imobilisasi
Karena Nyeri
S : Pasien AULIA
mengataka
21.OO 1. Nyeri Akut 1. n “
Berhubungan Memberikan nyerinya
Dengan Proses obat peroral masih ada”
PenyakiT
S: Pasien DEVY
mengeluhk
1. Nyeri Akut 1. an pusing
09.00 Berhubungan MElakukan
Dengan Proses injeksi
Penyakit 2.
Mengajarkan
teknik
relaksasi
13.00 BAYU
1. Nyeri Akut 1. S : Pasien
Berhubungan Memberikan mengataka
Dengan Proses obat n nyeri
Penyakit 2. berkurang
6. Melakukan
injeksi
3.
Mengajarkan
teknik
Relaksasi
S : Pasien NISWA
21.00 1. Nyeri Akut 1. Injeksi mengataka
Berhubungan n nyerinya
Dengan Proses berkurang
Penyakit
7.
A :
Masalah
belum
teratasi
P :
Lanjutkan
intervensi
O : Pasien
tampak
lebih
tenang
A :
Masalah
belum
teratasi
P :
Lanjutkan
intervensi
1. Gangguan S : Pasien BAYU
21.00 Imobilitas Fisik mengatak
Berhubungan an perut
Denga Nyeri terasa
2. Intoleransi nyeri saat
Aktivitas berjalan
Berhubungan
Dengan O: Pasien
Imobilisasi Karena tampak
Nyeri dibantu
oleh
keluarga
saat pergi
ke kamar
mandi
A :
Masalah
belum
teratasi
P :
Lanjutkan
intervensi
2. 26-5-22/O5.OO 1. Nyeri Akut S : Pasien FARDI
Berhubungan mengatak L
Dengan Proses an
Penyakit perutnya
2. Gangguan masih
Imobilitas Fisik merasa
Berhubungan nyeri
Dengan Nyeri
3. Intoleransi O:
Aktivitas TD :
Berhubungan 135/83
Dengan mmHg
Imobilisasi Karena Nadi :
Nyeri 76x/Menit
Suhu :
36,6
Derajat
Celcius
RR:
22x/Menit
SpO2 :
98%
Akral :
Hangat
GCS : E=
4. V= 5,
M= 6
A:
Masalah
belum
teratasi
P :
Lanjutkan
intervensi
1. Gangguan S: Pasien RAHM
11.00 Imobilitas Fisik mengatak A
Berhubungan an tidak
Dengan Nyeri bisa
2. Intoleransi bekerja
Aktivitas saat nyeri
Berhubungan dan
Dengan dibaNtu
Imobilisasi Karena keluarga
Nyeri saat akan
berpindah
tempat
O:
Pasien
tampak
dibantu
oleh
keluargan
ya
A:
Masalah
belum
teratasi
P :
Lanjutkan
intervensi
13.00 1. Nyeri Akut S: Pasien RAHM
Berhubungan mengatak A
Dengan Proses an
Penyakit nyerinya
berkurang
O : Pasien
tampak
lebih
rileks dan
tertidur
A:
Masalah
belum
teratasi
P :
Lanjutkan
intervensi
1. Nyeri Akut S: Pasien NISW
15.00 Berhubungan mengatak A
Dengan Proses an
Penyakit nyaman
2. Gangguan dengan
Imobilitas Fisik posisi
Berhubungan yang
Dengan Nyeri diberikan
3. Intoleransi
Aktivitas 0: Pasien
Berhubungan tampak
Dengan tirah
Imobilisasi Karena baring
Nyeri
A:
Masalah
belum
teratasi
P :
Lanjutkan
intervensi
S : Pasien AULIA
mengatak
21.OO 1. Nyeri Akut an
Berhubungan nyerinya
Dengan Proses masih ada
PenyakiT
O : Pasien
tampak
lebih
bugar
A:
Masalah
belum
teratasi
P :
Lanjutkan
intervensi
P :
Lanjutkan
intervensi
S: Pasien DEVY
mengeluh
1. Nyeri Akut kan
09.00 Berhubungan pusing
Dengan Proses
Penyakit A:
Masalah
belum
teratasi
P :
Lanjutkan
intervensi
10.00 S: Pasien DEVY
1. Gangguan mengatak
Imobilitas Fisik an sudah
Berhubungan bisa
Dengan Nyeri kekamar
2. Intoleransi mandi
Aktivitas sendiri
Berhubungan tanpa
Dengan bantuan
Imobilisasi Karena
Nyeri O : Pasien
tampak ke
kamar
mandi
tanpa
bantuan
keluarga
A:
Masalah
belum
teratasi
P :
Lanjutkan
intervensi
13.00 BAYU
1. Nyeri Akut S : Pasien
Berhubungan mengatak
Dengan Proses an nyeri
Penyakit berkurang
8.
O: Pasien
tampak
lebih
sehat
A:
Masalah
belum
teratasi
P :
Lanjutkan
intervensi
S : Pasien NISW
21.00 1. Nyeri Akut mengatak A
Berhubungan an
Dengan Proses nyerinya
Penyakit berkurang
O: Pasien
tampak
lebih
9.
sehat
A:
Masalah
belum
teratasi
P :
Lanjutkan
intervensi
P :
Hentikan
intervensi
FRIDA
09.00 1. Nyeri Akut S : Pasien
Berhubungan merasa
Dengan Proses senag
Penyakit karena
2. Gangguan sudah
Imobilitas Fisik sembuh
Berhubungan dan
Dengan Nyeri kembali
3. Intoleransi kerumah
Aktivitas
Berhubungan O : Pasien
Dengan tampak
Imobilisasi Karena senang
Nyeri
A:
Masalah
teratasi
P :
Hentikan
intervensi