Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN PADA KLIEN DENGAN GANGGUA

N PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA AMAN DAN NYAMAN RS.


BHAYANGKARA PALU

Disusun oleh :

Nispa

PO7120321057

PRECEPTOR RUANGAN PRECEPTOR INSTITUSI

_______________________ _____________________

POLTEKKES KEMENKES PALU


PRODI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN
T.A 2021/2022
LAPORAN PENDAHULUAN

KEBUTUHAN DASAR RASA AMAN & NYAMAN

A. Pengertian

Deskripsi kebutuhan aman dan nyaman Potter & Perry, 2006


mengungkapkan kenyamanan/rasa nyaman adalah suatu keadaan telah
terpenuhinya kebutuhan dasar manusia yaitu kebutuhan akan
ketentraman (suatu kepuasan yang meningkatkan penampilan sehari-hari).
Ketidaknyamanan adalah keadaan ketika individu mengalami sensasi yang
tidak menyenangkan dalam berespon terhadap suatu ransangan
Rasa aman didefinisikan oleh Maslow dalam Potter & Perry (2006) sebag
ai sesuatu kebutuhan yang mendorong individu untuk memperoleh ketentraman,
kepastian dan keteraturan dari keadaan lingkungannya yang mereka tempati. Ke
amanan adalah kondisi bebas dari cedera fisik dan psikologis .
Kenyamanan / rasa nyaman adalah suatu keadaan telah terpenuhinya keb
utuhan dasar manusia yaitu kebutuhan akan ketentraman (suatu kepuasan yang
meningkatkan penampilan sehari-hari), kelegaan (kebutuhan telah terpenuhi), da
n transenden (keadaan tentang sesuatu yang melebihi masalah dan nyeri) ( Kolc
aba, 1992 dalam Potter & Perry ,2006) .
Berbagai teori keperawatan menyatakan kenyamanan sebagai kebutuhan
dasar klien yang merupakan tujuan pemberian asuhan keperawatan. Konsep ken
yamanan mempunyai subjektifitas yang sama dengan nyeri. Setiap individu me
miliki karakteristik fisiologis, sosial, spiritual, psikologis, dan kebudayaan yang
mempengaruhi cara mereka menginterpretasikan dan merasakan nyeri. Setiap in
dividu memiliki karakteristik fisiologis, sosial, spiritual, psikologis, dan kebuda
yaan yang mempengaruhi cara mereka menginterpretasikan dan merasakan nye
ri.
Kenyamanan mesti dipandang secara holistik yang mencakup empat asp
ek yaitu:
1. Fisik, berhubungan dengan sensasi tubuh.
2. Sosial, berhubungan dengan hubungan interpersonal, keluarga, dan sosial.
3. Psikospiritual, berhubungan dengan kewaspadaan internal dalam diri sendiri
yang meliputi harga diri, seksualitas, dan makna kehidupan).
4. Lingkungan, berhubungan dengan latar belakang pengalaman eksternal man
usia seperti cahaya, bunyi, temperatur, warna dan unsur alamiah lainnya. Per
ubahan kenyamanan adalah dimana individu mengalami sensasi yang tidak
menyenangkan dan berespon terhadap rangsangan yang berbahaya (Linda Ju
al,2000).
Nyeri merupakan perasaan dan pengalaman emosional yang timbul dari
kerusakan jaringan yang aktual dan potensional atau gambaran adanya kerusak
an (NANDA,2005).
Nyeri adalah sensasi tidak menyenangkan yang dapat membatasi kapab
ilitas dan kemampuan seseorang untuk menjalankan rutinitas sehari-hari. Serin
g kali nyeri menjadi sinyal peringatan awal untuk memperingatkan kita bahwa
ada sesuatu yang tidak benar pada tubuh. Definisi nyeri yang diterima secara lu
as dikembangkan oleh Internasional Association for the Study of Pain (Asosias
i Internasional untuk Penelitian Nyeri): “Nyeri adalah sensor tidak menyenang
kan dan pengalaman emosional yang berkaitan dengan kerusakan jaringan yan
g potensial atau aktual atau dijelaskan dalam istilah tersebut.”

Menurut (Loue & Sajatovic, 2008).

Nyeri merupakan sensasi sensori dari pengalaman subyektif yang diala


mi setiap individu dan berbeda persepsi antara satu orang dengan yang lain yan
g menyebabkan perasaan tidak nyaman, tidak menyenangkan berkaitan dengan
adanya atau potensial kerusakan jaringan .

B. Etiologi

Munculnya gangguan rasa aman dan nyaman disebabkan oleh timbulnya r


asa nyeri tentunya di awali dengan rasa sakit yang muncul secara tiba-tiba yang
menyebabkan orang yang mengalaminya merasakan kesakitan yang sulit untuk di
jelaskan dengan kata-kata secara rinci dan sedetail mungkin akan tetapi Nyeri dap
at digambarkan sebagai sensasi tidak menyenangkan yang dapat membatasi kapa
bilitas dan kemampuan seseorang untuk menjalankan rutinitas sehari-hari. Sering
kali nyeri menjadi sinyal peringatan awal untuk memperingatkan kita bahwa ada
sesuatu yang tidak benar pada tubuh. Definisi nyeri yang diterima secara luas dik
embangkan oleh Internasional Association for the Study of Pain (Asosiasi Interna
sional untuk Penelitian Nyeri): “Nyeri adalah sensor tidak menyenangkan dan pe
ngalaman emosional yang berkaitan dengan kerusakan jaringan yang potensial at
au aktual atau dijelaskan dalam istilah tersebut.” Penting bagi seorang perawat u
ntuk mengetahui tentang macam-macam tipe nyeri.

Dengan mengetahui macam-macam tipe nyeri diharapkan dapat menamba


h pengetahuan dan membantu perawat ketika memberikan asuhan keperawatan p
ada pasien dengan nyeri. Ada banyak jalan untuk memulai mendiskusikan tentan
g tipe-tipe nyeri, antara lain melihat nyeri dari segi durasi nyeri, tingkat keparaha
n dan intensitas, model transmisi, lokasi nyeri, dan kausatif dari penyebab nyeri it
u sendiri (Perry & Potter, 2009). Nyeri Akut Dibagi Menjadi 2 bagian yaitu:

a. Nyeri Somatik, dapat terjadi jika organ yang terkena adalah organ soma sepe
rti kulit, otot, sendi, tulang, atau ligament karena di sini mengandung kaya akan
nosiseptor. Terminologi nyeri muskuloskeletal diartikan sebagai nyeri somatik.
Nosiseptor disini menjadi sensitif terhadap inflamasi, yang akan terjadi jika terl
uka atau keseleo. Selain itu, nyeri juga bias terjadi akibat iskemik, seperti pada
kram otot. Hal inipun termasuk nyeri nosiseptif. Gejala nyeri somatik umumnya
tajam dan lokalisasinya jelas, sehingga dapat ditunjuk dengan telunjuk. Jika kita
menyentuh atau menggerakanbagian yang cedera, nyerinya akan bertambah ber
at (Perry & Potter, 2009).

b. Nyeri viseral, dapat terjadi jika yang terkena adalah organ-organ viseral atau
organ dalam yang meliputi rongga toraks (paru dan jantung), serta rongga abdo
men (usus, limpa, hati dan ginjal), rongga pelvis (ovaruim, kantung kemih dan k
andungan). Berbeda dengan organ somatik, yang nyeri kalau diinsisi, digunting
atau dibakar, organ somatik justru tidak. Organ viseral akan terasa sakit kalau m
engalami inflamasi, iskemik atau teregang. Selain itu nyeri viseral umumnya ter
asa tumpul, lokalisasinya tidak jelas disertai dengan rasa mual - muntah bahkan
sering terjadi nyeri refer yang dirasakan pada kulit. (Perry & Potter, 2009).

C. Gejala
Nyeri merupakan sensasi sensori dari pengalaman subyektif yang dialam
i setiap individu dan berbeda persepsi antara satu orang dengan yang lain yang
menyebabkan perasaan tidak nyaman, tidak menyenangkan berkaitan dengan a
danya atau potensial kerusakan jaringan .
Gejala umum nyeri yaitu:
1. Mengeluh nyeri
2. Tampak meringis
3. Bersikap waspada
4. Gelisah
5. Frekuensi nadi meningkat
6. Sulit untuk tidur.
7. Tekanan darah meningkat
8. Pola nafas berubah
9. Nafsu makan berubah
10. Proses berfikir terganggu
11. Menarik diri
12. Berfokus pada diri sendiri

D. Patofisiologi

1. Nyeri diawali dengan kerusakan jaringan (tissue damage), dimana jaringan tu


buh yang cedera melepaskan zat kimia inflamatori (excitatory neurotransmitte
rs). (histamine dan bradykinin) sebagai vasodilator yang kuat→→ edema, ke
merahan dan nyeri dan menstimulasi pelepasan prostaglandins.
2. Transduksi (transduction): perubahan energi stimulus menjadi energi elektrik.
→→ proses transmisi (transmission) yakni ketika energi listik mengenai noci
ceptor dihantarkan melalui serabut saraf A dan C dihantarkan dengan cepat ke
substantia gelatinosa di dorsal hom dari spinal cord ke otak melalui spinothala
mic tracts →thalamus dan pusat-pusat yg lebih tinggi termasuk reticular form
ation, limbic system, dan somatosensory cortex.
3. Persepsi (perseption) otak menginterpretasi signal, memproses informasi dari
pengalaman, pengetahuan, budaya, serta mempersepsikan nyeri→ individu m
ulai menyadari nyeri.
4. Modulasi (modulation): saat otak mempersepsikan nyeri, tubuh melepaskan n
euromodulator, seperti opioids (endorphins and enkephalins), serotonin. norep
inephrine & gamma aminobutyric acid → menghalangi menghambat transmis
i nyeri & membantu menimbulkan keadaan analgesik, & berefek menghilang
kan nyeri.

E. Pathway
F. Manifestasi klinis
Antara suatu rangsang sampai dirasakannya sebagai persepsi nyeri terdap
at 5 proses elektrofisiologik yang jelas, dimulai dengan proses transduksi, kon
duksi, modulasi, transmisi dan persepsi. Keseluruhan proses ini disebut nosise
psi (nociception) (Perry & Potter, 2009). Mekanisme Nyeri Akut melalui prose
s nosisepsis adalah sebagai berikut:
a. Transduksi adalah proses di mana suatu stimulus kuat dubah menjadi aktiv
itas listrik yang biasa disebut potensial aksi. Dalam hal nyeri akut yang dis
ebabkan oleh adanya kerusakan jaringan akan melepaskan mediator kimia,
seperti prostaglandin, bradikinin, serotonin, substasi P, dan histamin. Zat-z
at kimia inilah yang mengsensitasi dan mengaktivasi nosiseptor mengasilk
an suatu potensial aksi (impuls listrik). Perubahan zat-zat kimia menjadi i
mpuls listrik inilah yang disebut proses transduksi.
b. Konduksi adalah proses perambatan dan amplifikasi dari potensial aksi atau
impuls listrik tersebut dari nosiseptor sampai pada kornu posterior medula
spinalis pada tulang belakang.

c. Modulasi adalah proses inhibisi terhadap impuls listrik yang masuk ke dal
am kornu posterior, yang terjadi secara spontan yang kekuatanya berbeda-
beda setiap orang, (dipengaruhi oleh latar belakang pendidikan, kepercaya
an atau budaya). Kekuatan modulasi inilah yang membedakan persepsi nye
ri orang per orang terhadap suatu stimlus yang sama.

d. Transmisi adalah proses perpindahan impuls listrik dari neuron pertama ke


neuron kedua terjadi dikornu posterior medula spinalis, dari mana ia naik
melalui traktus spinotalamikus ke talamus dan otak tengah. Akhirnya, dari
talamus, impuls mengirim pesan nosiseptif ke korteks somatosensoris, dan
sistem limbik.
e. Persepsi adalah proses yang sangat kompleks yang sampai saat ini belum d
iketahui secara jelas. Namun, yang dapat disimpulkan di sini bahwa persep
si nyeri merupakan pengalaman sadar dari penggabungan antara aktivitas s
ensoris di korteks somatosensoris dengan aktivitas emosional dari sistim li
mbik, yang akhirnya dirasakan sebagai persepsi nyeri berupa “unpleasant s
ensory and emotional experience”(Perry & Potter, 2009).

G. Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan dengan skala nyeri
2. Pemeriksaan USG untuk data penunjang apabila terdapat ada nyeri tekan di b
agian abdomen.
3. Rontgen untuk mengetahui tulang dalam abnormal
4. Pemeriksaan laboratorium sebagai data penunjang pemeriksaan fisik lainnya.
5. CT-Scan mengetahui adanya pembuluh darah yang tersumbat di otak.
6. EKG
7. MRI

H. Penatalaksanaan medis
Penatalaksanaan keperawatan
1. Monitor tanda-tanda vital
2. Kaji adanya infeksi Pemberian obat Analgetik (Obat pereda nyeri) tanpa diser
tai hilangnya perasaan secara total. Seseorang yang mengonsumsi analgetik te
tap berada dalam keadaan sadar akan tetapi rasa nyeri yang di rasakan berkura
ng.

Pemberian obat ANS (Anti inflamasi non steroid) Aspirin dan Ibuprofen
mengurangi nyeri dengan cara bekerja di ujung saraf perifer pada daerah luka da
n menurunkan tingkat mediator inflamasi yang dihasilkan luka. Terdapat juga ca
iran ampul ketorolac yang biasanya digunakan dalam bentuk injeksi kemudian d
i suntikkan ke dalam otot atau pembuluh darah vena melalui aliran infus ringer l
aktat 500ml.

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian Keperawatan
1. Perilaku non verbal
Ekspresi wajah, gemeretak gigi, menggigit bibir bagian bawah
2. Kualitas
Mengkomunikasikan kepada perawat skala nyeri yang dirasakan
3. Factor presipitasi
Lingkungan,suhu ekstrim , kegiatan yang tiba – tiba
4. Intensitas
Nyeri dapat berupa ringan,sedang, berat atau tak tertahankan, dan dijabarka
n dalam skala nyeri.
5. Waktu dan lama
Perawat perlu mengetahui , mencatat kapan nyeri dimulai, berapa lama , ba
gaimana timbulnya, juga interval tanpa nyeri , kapan nyeri terakhir timbul.
6. Hal yang perlu dikaji lainnya adalah karateristik nyeri (PQRST)
P (provokatif) : factor yang mempengaruhi gawat dan ringannya nyeri
Q (quality) : seperti apa nyeri tersebut (tajam , tumpul, atau tersayat )
R ( region ) : daerah perjalanan nyeri

S (skala nyeri) :keparahan/intensitas nyeri

T ( time ) : lama waktu serangan / frekuensi nyeri

B. Diagnosa keperawatan
Nyeri akut b.d agen pencedera fisik (D.0077)
C. Tujuan

Setelah dilakukan Tindakan 1x24 jam diharapkan gangguan rasa nyaman (n


yeri) dapat berkurang dengan

Kriteria hasil : -melaporkan nyeri terkontrol menurun

-keluhan nyeri meningkat


-penngunaan analgesik meningkat

D. Intervensi

1. Observasi

- Identifikasi lokasi , karateristik,durasi,frekuensi , kualitas, intensitas nyeri


- identifikasi skala nyeri

2. Terapeutik
Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri
3. Edukasi
Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
4. Kolaborasi
Kolaborasikan pemberian analgetik , jika perlu

E. Implementasi

Implementasi adalah tahap keempat dari proses Keperawatan yang dimulai sete
lah perawat menyusun rencana keperawatan. Tujuan implementasi ini untuk membant
u pasien dalam meningkatkan kesehatan, mencegah penyakit, pemulihan kesehatan, d
an memfasilitasi koping.

F. Evaluasi

Evaluasi merupakan langkah akhir dari proses keperawatan dimana kegi


atan yang disengaja dan terus menerus degan melibatkan pasien, perawat dan an
ggota tim kesehatan lainnya (Padila, 2012). Tujuan evaluasi adalah untuk melih
at kemampuan pasien dalam mencapai tujuan yang disesuaikan dengan kriteria
hasil pada tahap perencanaan (Setiadi. 2012).

DAFTAR PUSTAKA

:/Users/ASUS/Downloads/Documents/Bahan%20Ajar%20%20Konsep%20%20Kebut
uhan%20Rasa%20Aman%20dan%20Nyaman%20%202021.pdf
https://www.voltaren.co.id/memahami-nyeri/apa-itu-nyeri.html
Mubarak, W.I., Chayatin, N. 2017. Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia: Teori dan
Aplikasi dalam praktik. EGC: Jakarta
http://repository.poltekeskupang.ac.id/1532/1/KTI%20Full%20Paper.pdf
https://www.academia.edu/38517302/LAPORAN_PENDAHULUAN_GANGGUAN
_AMAN_DAN_NYAMAN_docx
https://www.studocu.com/id/document/universitas-ngudi-waluyo/askep/lp-gangguan-r
asa-aman-nyaman-sheilla/21301846

Anda mungkin juga menyukai