Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PENDAHULUAN

GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA AMAN DAN


NYAMAN PADA KLIEN DENGAN

OLEH

NAMA : Jeni k Limahelu

NIM : 75402822

PRODI : Ners

A. Pengertian Rasa Aman Nyaman


Aman adalah keadaan bebas dari cedera fisik dan psikologis atau bisa
juga keadaan aman dan tentram (Potter & Perry, 2005). Nyaman adalah
suatu keadaan telah terpenuhinya kebutuhan dasar manusia yaitu kebutuhan
akan ketentraman (suatu kepuasan yang meningkatkan penampilan sehari-
hari), kelegaan (kebutuhan telah terpenuhi), dan transenden (keadaan
tentang sesuatu yang melebihi masalah dan nyeri) (Potter & Perry, 2005).
Gangguan kenyamanan berarti keadaan ketika klien mengalami
sensasi tidak menyenangkan dalam berespon terhadap suatu rangsangan
yang berbahaya seperti nyeri. Nyeri merupakan kondisi berupa perasaan
yang tidak menyenangkan, bersifat sangat subjektif. Perasaan nyeri pada
setiap orang berbeda dalam hal skala ataupun tingkatannya, dan hanya orang
tersebutlah yang dapat menjelaskan atau mengevaluasi rasa nyeri yang
dialaminya (Tetty, 2015).
Gangguan rasa nyaman merupakan suatu gangguan dimana perasaan
kurang senang, kurang lega, dan kurang sempurna dalam dimensi fisik,
psikospiritual, lingkungan, serta sosial pada diri yang biasanya mempunyai
gejalah dan tanda minor mengeluh mual (PPNI, 2016).

B. Etiologi gangguan rasa aman nyaman


Dalam buku Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (PPNI,2016)
penyebab gangguan rasa nyaman adalah:
a. Gejala penyakit
b. Kurang pengendalian situsional atau lingkungan
c. Ketidakadekuatan sumber daya ( misalnya dukungan finansial, sosial,
dan pengetahuan
d. Kurangnya privasi
e. Gangguyan stimulasi lingkungan
f. Efek samping terapi ( misalnya, medikasi, radiasi dan kemoterapi).
g. Gangguan adaptasi kehamilan.

C. Gangguan rasa aman nyaman akibat nyeri


Nyeri adalah suatu sensori subyektif dan pengalaman emosional yang
tidak menyenangkan berkaitan dengan kerusakan jaringan yang aktual atau
potensial atau yang dirasakan dalam kejadian-kejadian dimana terjadi
kerusakan IASP (Potter & Perry, 2005).
Nyeri merupakan sensorik atau emosional yang berkaitan dengan
kerusakan jaringan aktual atau fungsional, dengan onset mendadak atau
lambat dan berintensitas ringan hingga berat (PPNI, 2016).
Nyeri dapat di sebabkan oleh berbagai hal yaitu :
1. Stimulus Mekanik disebabkan adanya suatu penegangan akan
penekanan jaringan.
2. Stimulus Kimiawi disebabkan oleh bahan kimia.
3. Stimulus Thermal adanya kontak atau terjadinya suhu yang ekstrim
panas yang dipersepsikan sebagai nyeri 44°C - 46°C.
4. Stimulus Neurologik disebabkan karena kerusakan jaringan saraf.
5. Stimulus Psikologik adalah nyeri tanpa diketahui kelainan fisik yang
bersifat psikologis.
6. Stimulus Elektrik disebabkan oleh aliran listrik.

D. Patofisiologi
Rangsangan nyeri diterima oleh nociceptors pada kulit bisa intesitas
tinggi maupun rendah seperti perennggangan dan suhu serta oleh lesi
jaringan. Sel yang mengalami nekrotik akan merilis K + dan protein
intraseluler . Peningkatan kadar K + ekstraseluler akan menyebabkan
depolarisasi nociceptor, sedangkan protein pada beberapa keadaan akan
menginfiltrasi mikroorganisme sehingga menyebabkan peradangan /
inflamasi. Akibatnya, mediator nyeri dilepaskan seperti leukotrien,
prostaglandin E2, dan histamin yang akan merangasng nosiseptor sehingga
rangsangan berbahaya dan tidak berbahaya dapat menyebabkan nyeri
(hiperalgesia atau allodynia). Selain itu lesi juga mengaktifkan faktor
pembekuan darah sehingga bradikinin dan serotonin akan terstimulasi dan
merangsang nosiseptor. Jika terjadi oklusi pembuluh darah maka akan
terjadi iskemia yang akan menyebabkan akumulasi K + ekstraseluler dan H
+ yang selanjutnya mengaktifkan nosiseptor. Histamin, bradikinin, dan
prostaglandin E2 memiliki efek vasodilator dan meningkatkan permeabilitas
pembuluh darah. Hal ini menyebabkan edema lokal, tekanan jaringan
meningkat dan juga terjadi Perangsangan nosisepto. Bila nosiseptor
terangsang maka mereka melepaskan substansi peptida P (SP) dan
kalsitonin gen terkait peptida (CGRP), yang akan merangsang proses
inflamasi dan juga menghasilkan vasodilatasi dan meningkatkan
permeabilitas pembuluh darah. Vasokonstriksi (oleh serotonin), diikuti oleh
vasodilatasi, mungkin juga bertanggung jawab untuk serangan migrain .
Peransangan nosiseptor inilah yang menyebabkan nyeri (Bahrudin, 2017).
E. Pathway

Faktor presipitasi
Agen cedera fisik, agen cedera biologis, agen
cedera kimia, agen pendera, dilatasi serviks

Reseptor nyeri menerima ransangan

Rangsangan ditransmisi ke medulla spinalis,


thalamus, dan korteks sensorik somatik

Nyeri

Nyeri akut Nyeri kronis

Merasa cemas
Kesulitan tidur
Kesulitan beraktivitas
Gangguan rasa aman dan nyaman

F. Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala dari seseorang yang mengalami gangguan rasa aman
nyaman adalah (PPNI, 2016) :
a. Mengeluh tidak nyaman
b. Gelisah
c. Tidak mampu rileks
d. Mengeluh mual
e. Mengeluh sulit tidur dan mengeluh lelah
f. Mengeluh kedinginan / kepanasan
g. Menunjukkan gejalah stress
h. Tampak merintih dan menangis
i. Pola eliminasi berubah
G. Komplikasi
Nyeri merupakan kejadian ketidaknyamanan yang dalam
perkembangannya akan rempengaruhi berbagai komponen dalam tubuh.
Efek nyeri dapat berpengaruh terhadap fisik, perilaku, dan pengaruhnya
pada aktivitas sehari-hari (Andarmoyo, 2013).
H. Pemeriksaan diagnostik
Pemeriksaan diagnostik sangat penting dilakukan agar dapt
mengetahui apakah ada perubahan bentuk atau fungsi dari bagian tubuh
pasien yang dapat menyebabkan timbulnya rasa aman dan nyaman seperti:
a. Melakukan pemeriksaan laboratorium dan radiologi
b. Pemeriksaan USG apabila ada nyeri tekan di abdomen
c. Rontgen untuk mengetahui tulang dan organ dalam yang abnormal
yang menyebabkan nyeri
d. Ct Scan untuk mengetahui adanya pembuluh darah yang pecah di otak
e. Pemeriksaan EKG untuk mengetahui kelainan atau gangguan pada
jantung yang dapat menyebabkan nyeri di jantung.
I. Penatalaksanaan
1. Relaksasi
Relaksasi merupakan kebebasan mental dan fisik dari ketegangan dan
stress. Teknik relaksasi memberikan individu kontrol diri ketika terjadi
rasa tidak nyaman atau nyeri stress fisik dan emosi pada nyeri. Dalam
imajinasi terbimbing klien menciptakan kesan dalam pikiran,
berkonsentrasi pada kesan tersebut sehingga secara bertahap klien dapat
mengurangi rasa nyerinya.
2. Teknik imajinasi
Biofeedback merupakan terapi perilaku yang dilakukan dengan
memberikan individu informasi tentang respon fisiologis misalnya
tekanan darah.Hipnosis diri dapat membantu mengubah persepsi nyeri
melalui pengaruh sugesti positif dan dapat mengurangi ditraksi.
Mengurangi persepsi nyeri adalah suatu cara sederhana untuk
meningkatkan rasa nyaman dengan membuang atau mencegah stimulus
nyeri.
3. Teknik Distraksi
Teknik distraksi adalah pengalihan dari focus perhatian terhadap nyeri
ke stimulus yang lain. Ada beberapa jenis distraksi yaitu ditraksi visual
(melihat pertandingan, menonton televise,dll), distraksi pendengaran
(mendengarkan music, suara gemericik air), distraksi pernafasan
( bernafas ritmik), distraksi intelektual (bermain kartu).
4. Terapi dengan pemberian analgesic
Pemberian obat analgesic sangat membantu dalam manajemen nyeri
seperti pemberian obat analgesik non opioid (aspirin, ibuprofen) yang
bekerja pada saraf perifer di daerah luka dan menurunkan tingkatan
inflamasi, dan analgesic opioid (morfin, kodein) yang dapat
meningkatkan mood dan perasaan pasien menjadi lebih nyaman
walaupun terdapat nyeri. Untuk pasien dengan keperawatan nyeri akibat
penyakit ifark miokard analgesik yang dapat diberikan yaitu Nitrat,
Morfin, NSAID.
J. Konsep asuhan keperawatan
1. Pengkajian
a. Pengkajian identitas pasien
Data ini meliputi: nama, umur, jenis kelamin, pekerjaan,
pendidikan, agama, alamat, tanggal dan jam MRS, nomor register,
dan diagnosis medis. Sedangkan penanggung jawab dapat berupa
keluarga, datanya: nama, umur, pekerjaan, pendidikan, alamat serta
hubungan dengan klien.
b. Riwayat kesehatan
1. Riwayat penyakit sekarang
Lingkungan, kebisingan mempengaruhi rasa aman dan nyaman.
Lingkungan klien mencakup semua faktor fisik dan psikososial
yang mempengaruhi atau berakibat terhadap kehidupan
kelangsungan hidup klien. Keamanan yang ada dalam
lingkungan ini akan mempengaruhi insiden terjadinya penyakit
dan cedera yang akan mempengaruhi rasa aman dan nyaman
klien.
2. Riwayat penyakit dahulu
Trauma pada jaringan tubuh, misalnya ada luka bekas operasi/
bedah menyebabkan terjadinya kerusakan jaringan dan iritasi
secara langsung pada reseptor sehingga menggaggu rasa nyaman
klien.
3. Riwayat penyakit keluarga
Riwayat kesehatan keluarga juga dapat menyebabkan gangguan
rasa aman dan nyaman. Karena dengan adanya riwayat penyakit
maka klien akan beresiko terkena penyakit sehingga
menimbulkan rasa tidak nyaman seperti nyeri.
c. Pemeriksaan fisik
1. Ekskpresi wajah : menutup mata rapat-rapat, membuka mata
lebar-lebar, menggigit bibir bawah
2. Verbal : menangis, berteriak
3. Tanda-tanda vital : tekanan darah. Nadi, pernapasan, suhu
4. Ekstermitas : amati gerak tubuh pasien untuk mealokasikan
tempat atau rasa yang tidak nyaman
d. Pengkajian nyeri
Pengkajian nyeri yang akurat sangat penting untuk
penatalaksanaan nyeri yang efektif. Pengkajian nyeri terdapat dua
komponen utama yaitu: riwayat nyeri untuk mendapatkan data
diri klien dan observasi langsung pada respon perilaku dan
fisiologis klien. Tujuan pengkajian adalah untuk mendapatkan
pemahaman objek subjek terhadap pengalaman subjektif.
Pengkajian dapat dilakukan dengan cara PQRST :
P (pemicu) yaitu faktor yang mempengaruhi gawat atau ringannya
nyeri.
Q (quality) dari nyeri, apakah rasa tajam, tumpul atau tersayat.
R (region) yaitu daerah perjalanan nyeri.
S (skala) adalah keparahan atau intensits nyeri.
T (time) adalah lama/waktu serangan atau frekuensi nyeri.
Pengkajian nyeri menggunakan skala nyeri
1. Ringan = skala nyeri 1-3 : secara objektif pasien masih dapat
berkomunikasi dengan baik
2. Sedang = skala nyeri 4-6 : secara objektif pasien dapat
menunjukkan lokasi nyeri, masih merespon dan dapat mengikuti
instruksi yang diberikan
3. Berat = skala nyeri 7-9 : secara objektif pasien masih bisa
merespon, namun terkadang klien tidak mengikuti instruksi yang
diberikan.
4. Nyeri sangat besar = skala 10 : secara objektif pasien tidak mampu
berkomunikasi dan klien merespon dengan cara memukul.

2. Diagnosa
Diagnosa keperawatan yang muncul yaitu:
1. Gangguan rasa nyaman
2. Nyeri akut
3. Intoleransi aktivitas
4. Kecemasan

3. Intervensi

Diagnosis Luaran keperawatan Intervensi Keperawatan


Keperawatan (SLKI) (SIKI)
(SDKI)

Gangguan rasa Status kenyamanan Pengaturan Posisi


nyaman Kode L.08064 Kode I. 01019
berhubungan Setelah dilakukan Observasi
dengan gejala tindakan keperawatan a. Monitor status oksigenasi
penyakit di selama 1x24 jam b. Monitor alat traksi
tandai dengan diharapkan status Terapeutik
mengeluh tidak kenyamanan klien a. Tempatkan pada tempat
nyaman dan meningkat dengan tidur yang tepat
gelisah kriteria hasil: b. Tempatkan pada posisi
1. Keluhan tidak terapeutik
Kategori nyaman menurun c. Atur posisi tidur yang
psikologis (5) disukai
Sub kategori 2. Gelisah menurun d. Tinggikan bagian tubuh
nyeri dan (5) yang sakit dengan tepat.
kenyamanan 3. Keluhan sulit tidur e. Tinggikan tempat tidur
Kode D.0074 menurun (5) bagian kepala
4. Pola tidur f. Berikan bantal yang tepat
membaik (5) pada leher
g. Hindari menempatkan
pada posisi yang dapat
meningkatkan nyeri
h. Ubah posisi setiap 2 jam
Edukasi
a. Informasikan saat akan
dilakukan perubahan
posisi
b. Ajarkan cara
menggunakan postur
yang baik selama
melakukan perubahan
posisi.
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian
premedikasi sebelum
mengubah posisi jika perlu.

Nyeri akut Tingkat Nyeri Manajemen nyeri


berhubungan Kode L. 08066 Kode I.08238
dengan (agen Setelah dilakukan Observasi
pencedera tindakan keperawatan a. Identifikasi
fisiologis, agen selama 1x24 jam lokasi,karakteristik,
pencedera diharapkan tingkat durasi, frekuensi, kualitas,
kimiawi, agen nyeri menurun dengan intensitas nyeri
pendera fisik) di kriteria hasil b. Identifikasi skala nyeri
tandai dengan 1. Keluhan nyeri c. Identifikasi respon nyeri
mengeluh nyeri, menurun (5) non verbal
tampak 2. Meringis menurun d. Identifikasi faktor yang
meringis, (5) memperberat dan
gelisah, sulit 3. Gelisah menurun memperingan nyeri
tidur (5) e. Monitor keberhasilan
Kategori 4. Kesulitan tidur terapi komplementer yang
Psikologis menurun (5) sudah diberikan
Subkategori nyeri 5. Diaforesis f. Monitor efeksamping
dan kenyamanan menurun (5) penggunaan analgesik
Kode D.0077 6. Frekuensi nadi Terapeutik
membaik (5) a. Berikan teknik
farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
b. Kontrol lingkungan yang
memperberat nyeri
c. Fasilitasi istirahat dan
tidur
Edukasi
a. Jelakan penyebab,
periode, dan pemicu nyeri
b. Jelaskan strategi
meredakan nyeri
c. Anjurkan monitor nyeri
secara mandiri
d. Anjurkan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu

Intoleransi Toleransi aktivitas Manajemen energi


aktivitas Kode L.05047 Kode I.05178
berhubungan Setelah dilakukan Observasi
dengan ketidak tindakan keperawatan a. Identifikasi gangguan
seimbangan selama 1x24 jam fungsi tubuh yang
antara suplay diharapkan toleransi menyebabkan kelelahan
dan kebutuhan aktivitas mengalami b. Monitof kelelahan fisik
oksigen di tandai peningkatan dengan dan fungsional
dengan kriteria hasil: c. Monitor pola dan jam
mengeluh lelah 1. Frekuensi nasi tidur
dan peningkatan meningkat (5) d. Monitor lokasi dan
frekuensi 2. Keluhan lemah ketidaknyamanan selama
jantung menurun (5) melakukan aktivitas
Kategori 3. Dispenea saat Terapeutik
fisiologis aktivitas menurun a. Sediakan lingkungan
Subkategori (5) yang nyaman dan rndah
aktivitas/istirahat 4. Dispnea setelah stimulus
Kode D.0056 aktivitas menurun b. Lakukan latihan rentang
(5) gerak pasif dan atau/aktif
5. EKG iskemia c. Berikan aktivitas distraksi
membaik (5) yang menenangkan
Edukasi
a. Anjurkan tirah baring
b. Anjurkan melakukan
aktivitas secara bertahap
Kolaborasi
Kolaborasi dengan ahli gizi
tentang cara meningkatkan
asupan makanan.

Ansietas Tingkat ansietas Terapi relaksasi


berhubungan Kode L.09093 Kode I. 09326
dengan kurang Setelah dilakukan Observasi
terpapar tindakan keperawatan a. Identifikasi teknik
informasi di selama1x24 jam tingkat relaksasi yang pernah
tandai dengan ansietas mengalami efektif digunakan
merasa khawatir penurunan dengan b. Identifikasi kesedian,
dengan akibat kriteria hasil: kemampuan, dan
dari kondisi 1. Verbalisasi penggunaan teknik
yang dihadapi, khawatir akibat sebelumnya.
tampak gelisah, kondisi yang c. Monitor respon terhadap
sulit tidur dihadapi menurun terapi relaksasi
Kategori (5) Terapeutik
psikologis 2. Perilaku gelisah a. Ciptakan lingkungan
Subkategori menurun (5) yang tenang tanpa
integritas ego 3. Pola tidur gangguan
Kode D. 0080 membaik (5) b. Berikan informasi tertulis
tentang persiapan
prosedur relaksasi
c. Gunakan nada suara
lembut dengan irama
lambat dan berirama
Edukasi
a. Jelaskan tujuan, manfaat,
batasan dan jenis
relaksasi yang tersedia
b. Jelaskan secara rinci
intervensi yang dipilih
c. Anjurkan mengambil
posisi nyaman
d. Anjurkan rileks dan
merasakan sensasi
relaksasi
e. Anjurkan sering
mengulangi teknik yang
dipilih
f. Demostrasikan dan latih
teknik relaksasi.

4. Implementasi & Evaluasi

Diagnosa Implementasi Evaluasi

Nyeri akut Pengaturan Posisi S: pasien mengatakan nyeri


berhubunga Kode I. 01019 skala nyeri dari 5-4
n dengan Observasi O: meringis, TD: 130/100, S:
agen c. Memonitor status 36,2°C,N:98x/mnt,RR:20x/mn
pencedera oksigenasi t, Spo2: 96%
fisiologis d. Memonitor alat traksi A: masalah nyeri belum
Terapeutik teratasi
i. menempatkan pada P: Intervensi manajemen nyeri
tempat tidur yang tepat dilanjutkan.
j. menempatkan pada
posisi terapeutik S: pasien mengatakan nyeri
k. mengatur posisi tidur berkurang skala nyeri dari 5 ke
yang disukai skala 3
l. meninggikan bagian O: tidak meringis, TD:
tubuh yang sakit 130/100, S:
dengan tepat. 36,2°C,N:98x/mnt,RR:20x/mn
m. meninggikan tempat t, Spo2: 96%
tidur bagian kepala A: masalah nyeri teratasi
n. memberikan bantal P: Intervensi dihentikan.
yang tepat pada leher
o. menghindari
menempatkan pada
posisi yang dapat
meningkatkan nyeri
p. mengubah posisi setiap
2 jam
Edukasi
c. meninformasikan saat
akan dilakukan
perubahan posisi
d. mengajarkan cara
menggunakan postur
yang baik selama
melakukan perubahan
posisi.
Kolaborasi
mengkolaborasi
pemberian premedikasi
sebelum mengubah posisi
jika perlu.

Manajemen nyeri
Kode I.08238
Observasi
g. mengidentifikasi
lokasi,karakteristik,
durasi, frekuensi,
kualitas, intensitas
nyeri
h. mengidentifikasi skala
nyeri
i. mengidentifikasi
respon nyeri non
verbal
j. mengidentifikasi faktor
yang memperberat dan
memperingan nyeri
k. Memonitor
keberhasilan terapi
komplementer yang
sudah diberikan
l. Memonitor
efeksamping
penggunaan analgesik
Terapeutik
d. memberikan teknik
farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
e. mengontrol lingkungan
yang memperberat
nyeri
f. memfasilitasi istirahat
dan tidur
Edukasi
e. menjelaskan penyebab,
periode, dan pemicu
nyeri
f. menjelaskan strategi
meredakan nyeri
g. menganjurkan monitor
nyeri secara mandiri
h. Menganjurkan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
mengkolaborasi
pemberian analgetik, jika
perlu

Manajemen energi
Kode I.05178
Observasi
e. menidentifikasi
gangguan fungsi tubuh
yang menyebabkan
kelelahan
f. memonitor kelelahan
fisik dan fungsional
g. Memonitor pola dan
jam tidur
h. Memonitor lokasi dan
ketidaknyamanan
selama melakukan
aktivitas
Terapeutik
d. menyediakan
lingkungan yang
nyaman dan rndah
stimulus
e. melakukan latihan
rentang gerak pasif dan
atau/aktif
f. memberikan aktivitas
distraksi yang
menenangkan
Edukasi
c. menganjurkan tirah
baring
d. Menganjurkan
melakukan aktivitas
secara bertahap
Kolaborasi
Mengkolaborasi dengan
ahli gizi tentang cara
meningkatkan asupan
makanan.

Terapi relaksasi
Kode I. 09326
Observasi
d. Mengidentifikasi
teknik relaksasi yang
pernah efektif
digunakan
e. Mengidentifikasi
kesedian, kemampuan,
dan penggunaan teknik
sebelumnya.
f. Memonitor respon
terhadap terapi
relaksasi
Terapeutik
d. Menciptakan
lingkungan yang
tenang tanpa gangguan
e. Memberikan informasi
tertulis tentang
persiapan prosedur
relaksasi
f. Menggunakan nada
suara lembut dengan
irama lambat dan
berirama
Edukasi
g. Menjelaskan tujuan,
manfaat, batasan dan
jenis relaksasi yang
tersedia
h. Menjelaskan secara
rinci intervensi yang
dipilih
i. Menganjurkan
mengambil posisi
nyaman
j. Menganjurkan rileks
dan merasakan sensasi
relaksasi
k. Menganjurkan sering
mengulangi teknik
yang dipilih
l. Mendemostrasikan dan
latih teknik relaksasi.
DAFTAR PUSTAKA

Andarmoyo, Sulistyo. 2013. Konsep dan Proses Keperawatan Nyeri .


Yogyakarta : Ar-Ruzz Media
Bahrudin,Mochamad. 2017. Patofisiologi Nyeri. Volume 13. Nomor 1
Muttaqin, A. 2009. Buku Ajar Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem
Kardiovaskuler dan Hematologi. Jakarta : Salemba Medika.
PPNI. 2016. Standar Diagnosis Keperatawatan Indonesia: Definisi dan Indikator
Diagnostik, Edisi 1 Jakarta : Dewan Pengurus Pusat PPNI
PPNI. 2018. Standar Luaran Keperatawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria
Hasil Keperawatan, Edisi 1 Jakarta : Dewan Pengurus Pusat PPNI
PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperatawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan
Keperawatan, Edisi 1 Jakarta : Dewan Pengurus Pusat PPNI
Potter & Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Volume 2. Jakarta :
EGC
Tetty, S. 2015. Knsep dan Penatalaksanaan Nyeri. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai