OLEH
NIM : 75402822
PRODI : Ners
D. Patofisiologi
Rangsangan nyeri diterima oleh nociceptors pada kulit bisa intesitas
tinggi maupun rendah seperti perennggangan dan suhu serta oleh lesi
jaringan. Sel yang mengalami nekrotik akan merilis K + dan protein
intraseluler . Peningkatan kadar K + ekstraseluler akan menyebabkan
depolarisasi nociceptor, sedangkan protein pada beberapa keadaan akan
menginfiltrasi mikroorganisme sehingga menyebabkan peradangan /
inflamasi. Akibatnya, mediator nyeri dilepaskan seperti leukotrien,
prostaglandin E2, dan histamin yang akan merangasng nosiseptor sehingga
rangsangan berbahaya dan tidak berbahaya dapat menyebabkan nyeri
(hiperalgesia atau allodynia). Selain itu lesi juga mengaktifkan faktor
pembekuan darah sehingga bradikinin dan serotonin akan terstimulasi dan
merangsang nosiseptor. Jika terjadi oklusi pembuluh darah maka akan
terjadi iskemia yang akan menyebabkan akumulasi K + ekstraseluler dan H
+ yang selanjutnya mengaktifkan nosiseptor. Histamin, bradikinin, dan
prostaglandin E2 memiliki efek vasodilator dan meningkatkan permeabilitas
pembuluh darah. Hal ini menyebabkan edema lokal, tekanan jaringan
meningkat dan juga terjadi Perangsangan nosisepto. Bila nosiseptor
terangsang maka mereka melepaskan substansi peptida P (SP) dan
kalsitonin gen terkait peptida (CGRP), yang akan merangsang proses
inflamasi dan juga menghasilkan vasodilatasi dan meningkatkan
permeabilitas pembuluh darah. Vasokonstriksi (oleh serotonin), diikuti oleh
vasodilatasi, mungkin juga bertanggung jawab untuk serangan migrain .
Peransangan nosiseptor inilah yang menyebabkan nyeri (Bahrudin, 2017).
E. Pathway
Faktor presipitasi
Agen cedera fisik, agen cedera biologis, agen
cedera kimia, agen pendera, dilatasi serviks
Nyeri
Merasa cemas
Kesulitan tidur
Kesulitan beraktivitas
Gangguan rasa aman dan nyaman
F. Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala dari seseorang yang mengalami gangguan rasa aman
nyaman adalah (PPNI, 2016) :
a. Mengeluh tidak nyaman
b. Gelisah
c. Tidak mampu rileks
d. Mengeluh mual
e. Mengeluh sulit tidur dan mengeluh lelah
f. Mengeluh kedinginan / kepanasan
g. Menunjukkan gejalah stress
h. Tampak merintih dan menangis
i. Pola eliminasi berubah
G. Komplikasi
Nyeri merupakan kejadian ketidaknyamanan yang dalam
perkembangannya akan rempengaruhi berbagai komponen dalam tubuh.
Efek nyeri dapat berpengaruh terhadap fisik, perilaku, dan pengaruhnya
pada aktivitas sehari-hari (Andarmoyo, 2013).
H. Pemeriksaan diagnostik
Pemeriksaan diagnostik sangat penting dilakukan agar dapt
mengetahui apakah ada perubahan bentuk atau fungsi dari bagian tubuh
pasien yang dapat menyebabkan timbulnya rasa aman dan nyaman seperti:
a. Melakukan pemeriksaan laboratorium dan radiologi
b. Pemeriksaan USG apabila ada nyeri tekan di abdomen
c. Rontgen untuk mengetahui tulang dan organ dalam yang abnormal
yang menyebabkan nyeri
d. Ct Scan untuk mengetahui adanya pembuluh darah yang pecah di otak
e. Pemeriksaan EKG untuk mengetahui kelainan atau gangguan pada
jantung yang dapat menyebabkan nyeri di jantung.
I. Penatalaksanaan
1. Relaksasi
Relaksasi merupakan kebebasan mental dan fisik dari ketegangan dan
stress. Teknik relaksasi memberikan individu kontrol diri ketika terjadi
rasa tidak nyaman atau nyeri stress fisik dan emosi pada nyeri. Dalam
imajinasi terbimbing klien menciptakan kesan dalam pikiran,
berkonsentrasi pada kesan tersebut sehingga secara bertahap klien dapat
mengurangi rasa nyerinya.
2. Teknik imajinasi
Biofeedback merupakan terapi perilaku yang dilakukan dengan
memberikan individu informasi tentang respon fisiologis misalnya
tekanan darah.Hipnosis diri dapat membantu mengubah persepsi nyeri
melalui pengaruh sugesti positif dan dapat mengurangi ditraksi.
Mengurangi persepsi nyeri adalah suatu cara sederhana untuk
meningkatkan rasa nyaman dengan membuang atau mencegah stimulus
nyeri.
3. Teknik Distraksi
Teknik distraksi adalah pengalihan dari focus perhatian terhadap nyeri
ke stimulus yang lain. Ada beberapa jenis distraksi yaitu ditraksi visual
(melihat pertandingan, menonton televise,dll), distraksi pendengaran
(mendengarkan music, suara gemericik air), distraksi pernafasan
( bernafas ritmik), distraksi intelektual (bermain kartu).
4. Terapi dengan pemberian analgesic
Pemberian obat analgesic sangat membantu dalam manajemen nyeri
seperti pemberian obat analgesik non opioid (aspirin, ibuprofen) yang
bekerja pada saraf perifer di daerah luka dan menurunkan tingkatan
inflamasi, dan analgesic opioid (morfin, kodein) yang dapat
meningkatkan mood dan perasaan pasien menjadi lebih nyaman
walaupun terdapat nyeri. Untuk pasien dengan keperawatan nyeri akibat
penyakit ifark miokard analgesik yang dapat diberikan yaitu Nitrat,
Morfin, NSAID.
J. Konsep asuhan keperawatan
1. Pengkajian
a. Pengkajian identitas pasien
Data ini meliputi: nama, umur, jenis kelamin, pekerjaan,
pendidikan, agama, alamat, tanggal dan jam MRS, nomor register,
dan diagnosis medis. Sedangkan penanggung jawab dapat berupa
keluarga, datanya: nama, umur, pekerjaan, pendidikan, alamat serta
hubungan dengan klien.
b. Riwayat kesehatan
1. Riwayat penyakit sekarang
Lingkungan, kebisingan mempengaruhi rasa aman dan nyaman.
Lingkungan klien mencakup semua faktor fisik dan psikososial
yang mempengaruhi atau berakibat terhadap kehidupan
kelangsungan hidup klien. Keamanan yang ada dalam
lingkungan ini akan mempengaruhi insiden terjadinya penyakit
dan cedera yang akan mempengaruhi rasa aman dan nyaman
klien.
2. Riwayat penyakit dahulu
Trauma pada jaringan tubuh, misalnya ada luka bekas operasi/
bedah menyebabkan terjadinya kerusakan jaringan dan iritasi
secara langsung pada reseptor sehingga menggaggu rasa nyaman
klien.
3. Riwayat penyakit keluarga
Riwayat kesehatan keluarga juga dapat menyebabkan gangguan
rasa aman dan nyaman. Karena dengan adanya riwayat penyakit
maka klien akan beresiko terkena penyakit sehingga
menimbulkan rasa tidak nyaman seperti nyeri.
c. Pemeriksaan fisik
1. Ekskpresi wajah : menutup mata rapat-rapat, membuka mata
lebar-lebar, menggigit bibir bawah
2. Verbal : menangis, berteriak
3. Tanda-tanda vital : tekanan darah. Nadi, pernapasan, suhu
4. Ekstermitas : amati gerak tubuh pasien untuk mealokasikan
tempat atau rasa yang tidak nyaman
d. Pengkajian nyeri
Pengkajian nyeri yang akurat sangat penting untuk
penatalaksanaan nyeri yang efektif. Pengkajian nyeri terdapat dua
komponen utama yaitu: riwayat nyeri untuk mendapatkan data
diri klien dan observasi langsung pada respon perilaku dan
fisiologis klien. Tujuan pengkajian adalah untuk mendapatkan
pemahaman objek subjek terhadap pengalaman subjektif.
Pengkajian dapat dilakukan dengan cara PQRST :
P (pemicu) yaitu faktor yang mempengaruhi gawat atau ringannya
nyeri.
Q (quality) dari nyeri, apakah rasa tajam, tumpul atau tersayat.
R (region) yaitu daerah perjalanan nyeri.
S (skala) adalah keparahan atau intensits nyeri.
T (time) adalah lama/waktu serangan atau frekuensi nyeri.
Pengkajian nyeri menggunakan skala nyeri
1. Ringan = skala nyeri 1-3 : secara objektif pasien masih dapat
berkomunikasi dengan baik
2. Sedang = skala nyeri 4-6 : secara objektif pasien dapat
menunjukkan lokasi nyeri, masih merespon dan dapat mengikuti
instruksi yang diberikan
3. Berat = skala nyeri 7-9 : secara objektif pasien masih bisa
merespon, namun terkadang klien tidak mengikuti instruksi yang
diberikan.
4. Nyeri sangat besar = skala 10 : secara objektif pasien tidak mampu
berkomunikasi dan klien merespon dengan cara memukul.
2. Diagnosa
Diagnosa keperawatan yang muncul yaitu:
1. Gangguan rasa nyaman
2. Nyeri akut
3. Intoleransi aktivitas
4. Kecemasan
3. Intervensi
Manajemen nyeri
Kode I.08238
Observasi
g. mengidentifikasi
lokasi,karakteristik,
durasi, frekuensi,
kualitas, intensitas
nyeri
h. mengidentifikasi skala
nyeri
i. mengidentifikasi
respon nyeri non
verbal
j. mengidentifikasi faktor
yang memperberat dan
memperingan nyeri
k. Memonitor
keberhasilan terapi
komplementer yang
sudah diberikan
l. Memonitor
efeksamping
penggunaan analgesik
Terapeutik
d. memberikan teknik
farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
e. mengontrol lingkungan
yang memperberat
nyeri
f. memfasilitasi istirahat
dan tidur
Edukasi
e. menjelaskan penyebab,
periode, dan pemicu
nyeri
f. menjelaskan strategi
meredakan nyeri
g. menganjurkan monitor
nyeri secara mandiri
h. Menganjurkan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
mengkolaborasi
pemberian analgetik, jika
perlu
Manajemen energi
Kode I.05178
Observasi
e. menidentifikasi
gangguan fungsi tubuh
yang menyebabkan
kelelahan
f. memonitor kelelahan
fisik dan fungsional
g. Memonitor pola dan
jam tidur
h. Memonitor lokasi dan
ketidaknyamanan
selama melakukan
aktivitas
Terapeutik
d. menyediakan
lingkungan yang
nyaman dan rndah
stimulus
e. melakukan latihan
rentang gerak pasif dan
atau/aktif
f. memberikan aktivitas
distraksi yang
menenangkan
Edukasi
c. menganjurkan tirah
baring
d. Menganjurkan
melakukan aktivitas
secara bertahap
Kolaborasi
Mengkolaborasi dengan
ahli gizi tentang cara
meningkatkan asupan
makanan.
Terapi relaksasi
Kode I. 09326
Observasi
d. Mengidentifikasi
teknik relaksasi yang
pernah efektif
digunakan
e. Mengidentifikasi
kesedian, kemampuan,
dan penggunaan teknik
sebelumnya.
f. Memonitor respon
terhadap terapi
relaksasi
Terapeutik
d. Menciptakan
lingkungan yang
tenang tanpa gangguan
e. Memberikan informasi
tertulis tentang
persiapan prosedur
relaksasi
f. Menggunakan nada
suara lembut dengan
irama lambat dan
berirama
Edukasi
g. Menjelaskan tujuan,
manfaat, batasan dan
jenis relaksasi yang
tersedia
h. Menjelaskan secara
rinci intervensi yang
dipilih
i. Menganjurkan
mengambil posisi
nyaman
j. Menganjurkan rileks
dan merasakan sensasi
relaksasi
k. Menganjurkan sering
mengulangi teknik
yang dipilih
l. Mendemostrasikan dan
latih teknik relaksasi.
DAFTAR PUSTAKA