Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PENDAHULUAN (KONSEP KDM)

Kebutuhan Rasa Aman dan Nyaman


(Nyeri)

NAMA : SUSANTY
NIM : 20149011301

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BINA HUSADA
TAHUN AJARAN 2020 / 2021
A. KONSEP TEORI KEBUTUHAN RASA AMAN DAN YAMAN
1. Definisi
a. Keamanan
Keamanan adalah keadaan bebas dari cidera fisik dan psikologi atau bisa juga keadaan
aman dan tentram yang merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang harus
dipenuhi. (Potter & Perry, 2006)
b. Kenyamanan
Perubahan kenyamanan adalah suatu keadaan dimana individu mengalami sensasi
yang tidak menyenangkan dan berespon terhadap suatu rangsangan yang berbahaya
(Carpenito, Linda Jual, 2000)
c. Nyeri
Nyeri merupakan pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan
akibat kerusakan jaringan, baik aktual maupun potensial, atau yang digambarkan
dalam bentuk kerusakan tersebut (Nanda , 2015-2017).
Menurut The International Association for the Study of Pain (IASP) nyeri
digolongkan sebagai gangguan sensorik positif. Pada hakikatnya nyeri tidak dapat
ditafsirkan dan tidak dapat diukur, namun tidak dapat dipungkiri bahwa nyeri
merupakan perasaan yang tidak menyenangkan bahkan menyakitkan. Nyeri adalah
suatu sensasi yang unik. Keunikannya karena derajat berat dan ringan nyeri yang
dirasakan tidak ditentukan hanya oleh intensitas stimulus tetapi juga oleh perasaan dan
emosi pada saat itu.

2. Aantomi Fisiologi
Antara stimulus cedera jaringan dan pengalaman subyektif nyeri terhadap empat proses
tersendiri: Transduksi, transmisi, modulasi, dan persepsi. Transduksi nyeri adalah proses
rangsangan yang mengganggu sehingga menimbulkan aktivitas listrik di reseptor nyeri.
Trasmisi nyeri melibatkan proses penyaluran impuls nyeri dari tempat terinduksi
melewati saraf perifer sampai termal di medula spinalis dan jaringan neoron-neuron
pemancar yang naik dan medula spinalis ke otak. Medulasi nyeri melibatkan aktivitas
saraf melalui jalur-jalur saraf desendens dari otak yang dapat mempengaruhi transmisi
nyeri yang setinggi medula spinalis. Medulasi juga melibatkan faktor-faktor kimiawi yang
menimbulkan atau meningkatkan aktivitas direseptor nyeri aferen primer. Akhirnya,
persepsi nyeri adalah pengalaman subyektif nyeri yang bagaimanapun juga dihasilkan
oleh aktivitas transmisi nyeri oleh saraf.
Mual dapat dijelaskan sebagai perasaan yang sangat tidak enak dibelakang tenggorokan
dan epigastrium, sering menyebabkan muntah. Terdapat berbagai perubahan aktivitas
saluran cerna yangberkaitan dengan mual seperti meningkatnya salivasi, menurunnya
tonus lambung dan peristaltik. Peningkatan tonus duodenum dan jejenum menyebabkan
terjadinya refluks isi dodenum kedalam lambung. Namun demikian, tidak terdapat bukti
yang mengesankan bahwa inimenyebabkan mual. Tanda dan gejala mual sering kali
adalah pucat, meningkatnya salivasi, hendak muntah, hendak pingsan,
berkeringat,dantakikardia

3. Faktor – faktor yang mempengaruhi perubahan fungsi sistem rasa aman dan
nyaman
a. Emosi
Kecemasan, depresi, dan marah akan mudah terjadi dan mempengaruhi keamanan
dan kenyamanan.
b. Status Mobilisasi
Keterbatasan aktivitas, paralisis, kelemahan otot, dan kesadaran menurun
memudahkan terjadinya resiko injury
c. Gangguan Persepsi Sensory
Mempengaruhi adaptasi terhadaprangsangan yang berbahayaseperti gangguan
penciuman dan penglihatan
d. Keadaan Imunits
Gangguan ini akan menimbulkan daya tahan tubuh kurang sehingga mudah terserang
penyakit
e. Tingkat Kesadaran
Pada pasien koma, respon akan enurun terhadap rangsangan, paralisis, disorientasi,
dan kurang tidur.
f. Informasi atau Komunikasi
Gangguan komunikasi seperti aphasia atau tidak dapat membaca dapat menimbulkan
kecelakaan
g. Gangguan Tingkat Pengetahuan
Kesadaran akan terjadi gangguan keselamatan dan keamanan dapat diprediksi
sebelumnya.
h. Penggunaan antibiotik yang tidak rasional
Antibiotik dapat menimbulkan resisten dan anafilaktik syok Status nutrisi Keadaan
kurang nutrisi dapat menimbulkan kelemahan dan mudah menimbulkan penyakit,
demikian sebaliknya dapat beresiko terhadap penyakit tertentu. Usia Pembedaan
perkembangan yang ditemukan diantara kelompok usia anak-anak dan lansia
mempengaruhi reaksi terhadap nyeri Jenis Kelamin Secara umum pria dan wanita
tidak berbeda secara bermakna dalam merespon nyeri dan tingkat kenyamanannya.
Kebudayaan Keyakinan dan nilai-nilai kebudayaan mempengaruhi cara individu
mengatasi nyeri dan tingkat kenyaman yang mereka punyai.

4. Gangguan yang berhubungan dengan rasa nyaman nyeri


a. Etiologi
- cidera fisik : penyebab nyeri karena trauma fisik.
- Agem cidera biologis : penyebab nyeri karena kerusakan fungsi organ atau
jaringan tubuh
- Agen cidera psikologis : penyebab nyeri yang bersifat psikologik seperti, kelainan
orgnik, neurozis traumatik dan skizofrenia.
- Neoplasma menyebabkan nyeri karena terjadinya tekanan atau keerusakan jaringan
yang mengandung reseptor nyeri dan juga terikan, jepitan atau metaphase.
- Peradangan adalah nyeri yang diakibatkan karena adanya kerusakan ujung-ujung
saraf reseptor akibat pembengkakan.
- Gangguan sirkulasi dan kelainan pembuluh darah, biasanya pada pasien infark
miokard dengan tanda nyeri pada dada yang khas
b. Proses terjadinya
Proses perjalanan nyeri, yaitu transduksi, transmisi, modulasi dan persepsi.
- Tranduksi
Rangsangan (stimulus) yang membahayakan memicu pelepasan mediator biokimia
(misalnya histamin, bradikinin, prostaglandin, dan substansi P). Mediator ini
kemudian merangsang nosiseptor.
- Transmisi
Proses penyaluran impuls listrik yang dihasilkan oleh proses transduksi sepanjang
jalur nyeri, dimana molekul-molekul dicelah sinaptik mentrasmisi informasi dari
satu neuron ke neuron berikutnya.
- Modulasi atau sistem desenden
Neuron dibatang otak mengirimkan sinyal-sinyal kembali ke tanduk dorsal medula
spinalis yang terkonduksi dengan nosiseptor impuls supresif.
- Persepsi
Individu mulai menyadari adanya nyeri dan tampaknya persepsi nyeri tersebut
terjadi di struktur korteks sehingga memungkinkan timbulnya berbagai strategi
perilaku kognitif untuk mengurangi komponen sensorik dan afektif nyeri.

c. Manifestasi klinis
Nyeri adalah kondisi suatu mekanisme prolektif tubuh yang timbul bilamana jaringan
mengalami kerusakan dan menyebabkan individu tersebut bereaksi untuk
menghilangkan rangsangan tersebut. (Guyton Hall, 2000)
- Nyeri Akut
Nyeri akut adalah suatu keadaan dimana seseorang melaporkan adanya
ketidaknyamanan yang hebat. Awitan nyeri akut biasanya mendadak, durasinya
singkat kurang dari 6 bulan.
- Nyeri Kronik
Nyeri kronik adalah keadaan dimana seorang individu mengalami nyeri yang
berlangsung terus menerus, akibat kausa keganasan dan non keganasan atau
intermiten selama 6 bulan atau lebih

Dengan manifestasi klinis di tandai dengan :


- Vakolasi
Mengaduh
Menangis
Sesak nafas
Mendengkur
- Ekspresi Wajah
Meringis
Mengeletuk gigi
Mengernyit dahi
Menutup mata, mulut dengan rapat
Menggigit bibir
- Gerakan Tubuh
Gelisah
Imobilisasi
Ketegangan otot
Peningkatan gerakan jari dan tangan
Gerakan ritmik atau gerakan menggosok
Gerakan melindungi bagian tubuh
- Interaksi Sosial
Menghindari percakapan
fokus hanya pada aktivitas untuk menghilangkan nyeri
Menghindar kontak social
Penurunan rentang perhatian

d. Kompilikasi
- Edema pulmonal
- Kejang
- Masalah mobilisasi
- Hipertensi
- Hipertermi
- Gangguan pola istirahat dan tidur

5. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan diagnostik sangat penting dilakukan agar mengetahui apakah ada perubahan
bentuk atau fungsi dari bagian tubuh pasien yang dapat menyebabkan timbulnya rasa
nyeri seperti:
a. Melalakukan mencakup pemeriksaan laboratorium darah dan pemeriksaan radiologi.
b. Menggunakan skala nyeri:
Penilaian nyeri merupakan elemen yang penting untuk menentukan terapi nyeri paska
pembedahan yang efektif. Skala penilaian nyeri dan keterangan pasien digunakan
untuk menilai derajat nyeri. Intensitas nyeri harus dinilai sedini mungkin selama
pasien dapat berkomunikasi dan menunjukkan ekspresi nyeri yang dirasakan.
Ada beberapa skala penilaian nyeri pada pasien sekarang ini diantaranya:
- Wong-Baker Faces Pain Rating Scale
Skala dengan enam gambar wajah dengan ekspresi yang berbeda, dimulai dari
senyuman sampai menangis karena kesakitan. Skala ini berguna pada pasien
dengan gangguan komunikasi, seperti anak-anak, orang tua, pasien yang
kebingungan atau pada pasien yang tidak mengerti dengan bahasa lokal setempat.

- Verbal Rating Scale (VRS)


Pasien ditanyakan tentang derajat nyeri yang dirasakan berdasarkan skala lima
poin ; tidak nyeri, ringan, sedang, berat dan sangat berat.
 Numerical Rating Scale (NRS)
Pertama sekali dikemukakan oleh Downie dkk pada tahun 1978, dimana
pasien ditanyakan tentang derajat nyeri yang dirasakan dengan menunjukkan
angka 0 – 5 atau 0 – 10, dimana angka 0 menunjukkan tidak ada nyeri dan
angka 5 atau 10 menunjukkan nyeri yang hebat.
 Visual Analogue Scale (VAS)
Skala yang pertama sekali dikemukakan oleh Keele pada tahun 1948 yang
merupakan skala dengan garis lurus 10 cm, dimana awal garis (0) penanda
tidak ada nyeri dan akhir garis (10) menandakan nyeri hebat. Pasien diminta
untuk membuat tanda digaris tersebut untuk mengekspresikan nyeri yang
dirasakan. Penggunaan skala VAS lebih gampang, efisien dan lebih mudah
dipahami oleh penderita dibandingkan dengan skala lainnya.
Willianson dkk juga melakukan kajian pustaka atas tiga skala ukur nyeri dan
menarik kesimpulan bahwa VAS secara statistik paling kuat rasionya karena
dapat menyajikan data dalam bentuk rasio. Nilai VAS antara 0 – 4 cm
dianggap sebagai tingkat nyeri yang rendah dan digunakan sebagai target
untuk tatalaksana analgesia. Nilai VAS > 4 dianggap nyeri sedang menuju
berat sehingga pasien merasa tidak nyaman sehingga perlu diberikan obat
analgesic penyelamat (rescue analgetic).

6. Penatalaksanaan Medis
a. Teknik Relaksasi
Relaksasi merupakan kebebasan mental dan fisik dari ketegangan dan stress. Teknik
relaksasi memberikan individu kontrol diri ketika terjadi rasa tidak nyaman atau nyeri
stress fisik dan emosi pada nyeri. Dalam imajinasi terbimbing klien menciptakan
kesan dalam pikiran, berkonsentrasi pada kesan tersebut sehingga secara bertahap
klien dapat mengurangi rasa nyerinya.
b. Teknik Imajinasi/Guided Imagery
Imajinasi terbimbing adalah mengggunakan imajinasi seseorang dalam suatu cara
yang dirancang secara khusus untuk mencapai efek positif tertentu. Sebagai contoh,
imajinasi terbimbing untuk relaksasi dan meredakan nyeri dapat terdiri atas
menggabungkan napas berirama lambat dengan suatu bayangan mental relaksasi dan
kenyamanan.
c. Teknik Distraksi
Teknik distraksi adalah pengalihan dari focus perhatian terhadap nyeri ke stimulus
yang lain. Ada beberapa jenis distraksi yaitu ditraksi visual (melihat pertandingan,
menonton televise,dll), distraksi pendengaran (mendengarkan music, suara gemericik
air), distraksi pernafasan ( bernafas ritmik), distraksi intelektual (bermain kartu).
d. Terapi dengan pemberian analgesic
Pemberian obat analgesic sangat membantu dalam manajemen nyeri seperti
pemberian obat analgesik non opioid (aspirin, ibuprofen) yang bekerja pada saraf
perifer di daerah luka dan menurunkan tingkatan inflamasi, dan analgesic opioid
(morfin, kodein) yang dapat meningkatkan mood dan perasaan pasien menjadi lebih
nyaman walaupun terdapat nyeri.
e. Immobilisasi
Biasanya korban tidur di splint yang biasanya diterapkan pada saat kontraktur atau
terjadi ketidakseimbangan otot dan mencegah terjadinya penyakit baru seperti
decubitus.
B. Pengkajian kebutuhan dasar nyeri
1. Pengkajian
a. Keluhan Utama datang ke Puskesma
Klien datang ke Puskesmas dengan keluhan, kepala bagian belang terasa sakit dan
berat, pundak terasa memikul beban berat, badan terasa sakit-sakit, klen mngatakan
tidak bisa tidur semalam dan gelisa.
Klien mempunyai riwayat hipertensi, namun sudah kurang lebih satu bulan ini klien
tidak minum obat hipertensi secara tidak teratur

b. Riwayat penyakit yang lalu


Klien riwayat penderita hipertensi dan Skizofrenia terkontrol

Data Subjektif dan Data Objektif


Data Subjektif
- Klien mengeluh sakit kepala
- Klien mengeluh sakit di belakang kepala sampai di pundak seperti memikul
beban berat
- Klien mengeluh tidak bisa tidur , bila tidur sering terbangun
- Klien merngeluh gelisa
Data Objektif
- Klien tampak meringis
- Klien tampak pucat
- Klien tampak lesu
- TD : 160 / 100 mmhg
- Nadi : 90 x/ menit
- RR : 18 x / menit

2. Diagnosa Keperawatan yang mungkin muncul


a.Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri biologis
- Definisi adalah pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan
kerusakan jaringan aktual atau funsional, dengan onset mendadak atau lambat dan
berintensitas ringan hingga berat yang berlangsung kurang dari 3 bulan.
- Batasan Karakteristik :
 Perubahan selera makan
 Perubahan tekanan darah
 Perubahan frekuensi jantung
 Perubahan frekuensi pernafasan
 Laporan isyarat
 Diaforosis
 Prilaku distraksi ( berjalan mondar-mandir mencari orang lain ddan tau
aktifitas lain, aktifitas yang berulang
 Sikap yang melindungi area nyeri
 Sikap melindungi area nyeri
 Indikasi nyeri yang dapat di amati
 Perubahan posisi untuk menghindari nyeri
 Sikap tubuh melindungi
 Dilatasi pupil
 Melaporkan nyeri secara verbal
 Gangguan tidur
- Faktor yang berhubungan :
 Agen cidera ( biologis, zat kimia, fisik, Psikologis )

b. Gangguan pola istirahat tidur berhubungan dengan agen biokimia : obat


- Definisi : gangguan kualitas dan kuantitas waktu tidur akibat faktor eksternal
- Batasan karakteristik :
 Perubahan pola tidur normal
 Penurunan kemampuan berfungsi
 Ketidak puasan tidur
 Menyatakan sering terjaga
 Menyatakan mengalami kesulitan tidur
 Menyatakan tidak merasa cukup istirahat
- Faktor yang berhubungan :
 Agen biokimia : Obat
 Cemas / takut
 Keletihan
 Suhu tubuh meningkat / demam
 Depresi / berduka
 Perpisahan dengan orang terdekat / benda kesayangan
 Nausea
 Sesak nafas
 Nyeri
 Lingkungan : pencahayaan, bising,lingkungan baru

2. Intervensi
a. Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri biologis
- Tujuan dan kriteria hasil
NOC :
 Pain level
 Pain control
 Comfort level

Kriteria Hasil :
 Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu menggunakan
teknik nonfarmakologi untuk mngurangi nyeri, mencari bantuan)
 Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen nyeri
 Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi dan tanda nyeri)
 Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang

- Intervensi Keperawatan
NIC
Pain Management
 Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi,
karakteristik, durasi frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi
 Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman
nyeri pasien
 Observasi reaksi nonverbal dan ketidak nyamanan
 Kaji kultur yang mempengaruhi respon nyeri
 Evaluasi pengalaman nyeri masa lampau
 Evaluasi bersama pasien dan tim kesehatan lain tentang ketidak efektifan
kontrol nyeri masa lampau
 Bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan menemukan dukungan
 Tingkatkan istirahat
 Anjurkan teknik nonfarmakologi
 Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri
 Kolaborasi dengan dokter jika ada keluhan dan tindakan nyeri tidak
berhasil

Analgesic Administration :
 Tentukan lokasi, karakteristik, kualitas dan derajat nyeri sebelum
pemberian obat
 Cek instruksi dokter tentang jenis obat, dosis, dan frekuensi
 Cek riwayat alergi
 Pilih analgesik yang di perlukan
 Tentukan pilihan analgesic tergantung berat nyeri
 Monitor vital signt sebelum dan sesudah pemberian analgesik pertama
 Berikan analgesik tepat waktu terutama saat nyeri
 Evaluasi efektifitas anal gesik, tanda dan gejala.

c. Gangguan Pola Iatirahat tidur


NIC :
- Anxaity reduction / perasaan nyaman
- Comfort level / tidur sesuai pola kebiasaan
- Rest : Extent an Pattern
- Sleep : extent an Pattern

Kriteria Hasil :
 Jumlah jam tidur dalam batas normal 6-8 jam/hari
 Pola tidur, kualitas dalam batas normal
 Perasaan segar sesudah tidur atau istirahat
 Mampu mengidentifasikan hal-hal yang meningkatkan tidur

Intervensi Keperawatan :
NIC :
 Determinasi efek-efek medikasi terhadap pola tidur
 Jelaskan pentingnya tidur yang adekuat
 Fasilitas untuk mempertahankan aktifitas sebelum tidur (membaca)
 Ciptakan lingkungan yang nyaman
 Kolaborasi pemberian obat tidur
 Diskusikan dengan pasien dan kelurga tentang teknik tidur pasien
 Instruksikan untuk memonitor tidur pasien
 Monitor waktu makan dan minum dengan waktu tidur
 Monitor / catat kebutuhan tidur pasien setiap hari dan jam
Intervensi Keperawatan
DIAGNOSA
KEPERAWATAN NOC DAN INDIKATOR NAMA DAN
URAIAN AKTIVITAS RENCANA
NO TANGGAL DITEGAKKAN / KODE SERTA SKOR AWAL DAN SKOR TTD
TINDAKAN (NIC)
DIAGNOSA TARGET PERAWAT
KEPERAWATAN
1 9 Nyeri akut Setelah dilakukan tindakan keperawatan Menejemen Nyeri (1400)
November berhubungan dengan selama 1x24 jam, diharapakan nyeri 1. Kaji tingkat nyeri,meliputi :
2018 agen injuri biologis berkurang dengan kriteria hasil: lokasi,karakteristik,dan Masita
onset,durasi,frekuensi,kualitas, Nailal
(kode : 00132) Tingkat Nyeri (2102) intensitas/beratnya nyeri, faktor- MunaFira,
Kode Indikator S.A. S.T. faktor presipitasi. S. Kep
210201 Nyeri yang 2 5
dilaporkan 2. Berikan informasi tentang nyeri
210206 Ekspresi 2 5
Nyeri wajah 3. Ajarkan teknik relaksasi
210225 Mengeluarkan 3 5 4. Tingkatkan tidur/istirahat yang
keringat
210210 Frekwensi 3 5 cukup
nafas
210212 Tekanan 3 5 5. Turunkan dan hilangkan faktor
darah
yang dapat meningkatkan nyeri
Monitor tanda-tanda vital
Keterangan indikator (2102):
(6680)
1= Berat
1. Monitor tekanan darah, Suhu
2= Cukup berat
dan Nadi.
3= Sedang
4= Ringan Pemberian analgesik (2210)
5= Tidak ada 1. Cek adanya riwayat alergi obat
2. Cek perintah pengobatan
meliputi obat, dosis dan
frekwensi obat yang diberikan
3. Berikan analgesik sesuai
waktu paruhnya

DIAGNOSA
KEPERAWATAN NAMA DAN
NOC DAN INDIKATOR URAIAN AKTIVITAS
NO TANGGAL DITEGAKKAN / KODE TTD
SERTA SKOR AWAL DAN SKOR TARGET RENCANA TINDAKAN (NIC)
DIAGNOSA PERAWAT
KEPERAWATAN
1 5 Nyeri kronis berhubungan Setelah dilakukan tindakan keperawatan Menejemen Nyeri (1400)
November dengan kontrol nyeri yang selama 3x24 jam, diharapakan nyeri 1. Kaji tingkat nyeri,meliputi :
2018 tidak adekuat berkurang dengan kriteria hasil: lokasi, karakteristik, dan
(kode : 00133) ,durasi, frekuensi, kualitas, Masita
Kontrol Nyeri (1605) intensitas/beratnya nyeri Nailal
Kode Indikator S.A. S.T. 2. Kendalikan faktor MunaFira,
160502 Mengenali 4 1 lingkungan yang dapat S. Kep
kapan nyeri mempengaruhi respon pasien
terjadi terhadap ketidaknyamanan
160511 Melaporkan 4 1
seerti suhu ruangan,
nyeri yang
pencahayaan dan suara
terkontrol
bising.

Keterang indikator (1605): 3. Bantu keuarga dalam

1= tidak pernah menunjukkan mencari dan menyediakan

2= jarang menunjukkan dukungan

3= kadang-kadang menunjukkan 4. Libatkan keluarga dalam


modalitas penurunan nyeri
4= sering menunjukkan
5. Dorong pasien untuk
5= secara konsisten menunjukkan
menggunakan obat-obatan
penurun nyeriu resep
analgesik ata yang adekuat
Menejemen Pengobatan
(2380)
1. Tentukan kemampuan
pasien untuk mengobati
diri sendiri secara cepat
2. Tentukan obat yang
Tingkat agitasi (1214)
diperlukan menurut resep
Kode Indikator S.A. S.T. 3. Monitor pasien mengenai
121401 gelisah 2 4 efek terapiutik obat
121404 Mudah marah 2 4
121429 Peningkatan 1 5 4. Monitor efek samping
tekanan darah obat
121432 insomnia 2 5

Keterangan indikator (1214):


1= Berat
2= Cukup berat
3= Sedang
4= Ringan
5= Tidak ada
DIAGNOSA
KEPERAWATAN URAIAN AKTIVITAS NAMA DAN
NOC DAN INDIKATOR
NO TANGGAL DITEGAKKAN / KODE RENCANA TINDAKAN TTD
SERTA SKOR AWAL DAN SKOR TARGET
DIAGNOSA (NIC) PERAWAT
KEPERAWATAN
1 5 Ansietas berhubungan Setelah dilakukan tindakan keperawatan Pengurangan Kecemasan Masita
November dengan perubahan status selama 2x24 jam, diharapakan nyeri (5820) Nailal
2018 kesehatan berkurang dengan kriteria hasil: 1. Gunakan pendekatan yang MunaFira,
(kode : 00146) tenang dan meyakinkan. S. Kep
Mual dan Muntah: Efek mengganggu 2. Dorong keluarga untuk
(2106) mendampingu klien
Kode Indikator S.A. S.T. dengan cara yang tepat.
121101 Tidak dapat 3 5 3. Instruksikan pasien untuk
beristirahat menggunakan teknik
121131 Gangguan tidur 3 5
121119 Peningkatan 4 5 relaksasi.

tekanan darah 4. Dorong verbalisasi


121131 Perubahan pola 3 5 perasaan, persepsi dan
makan ketakutan.

Keterangan indikator (1211):


1= Berat
2= Cukup Berat
3= Sedang
4= Ringan
5= Tidak Ada
Daftar Pustaka

Gloria et al .2015.Nursing Intervension Clasification(NIC): Mocomedia

Guyton Hall, 2000. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Jakarta:EGC

Lynda Jual.2000. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Jakarta: EGC

Moorhead et al. 2015.Nursing Outcome Clasification(NOC): Mocomedia

NANDA International.2015. Diagnosis keperawatan: Definisi dan Klasifikasi 2015-2017.


Jakarta: EGC

Potter & Perry, 2006. Fundamental of Nursing, USA: Mosby

Anda mungkin juga menyukai