NAMA : SUSANTY
NIM : 20149011301
2. Aantomi Fisiologi
Antara stimulus cedera jaringan dan pengalaman subyektif nyeri terhadap empat proses
tersendiri: Transduksi, transmisi, modulasi, dan persepsi. Transduksi nyeri adalah proses
rangsangan yang mengganggu sehingga menimbulkan aktivitas listrik di reseptor nyeri.
Trasmisi nyeri melibatkan proses penyaluran impuls nyeri dari tempat terinduksi
melewati saraf perifer sampai termal di medula spinalis dan jaringan neoron-neuron
pemancar yang naik dan medula spinalis ke otak. Medulasi nyeri melibatkan aktivitas
saraf melalui jalur-jalur saraf desendens dari otak yang dapat mempengaruhi transmisi
nyeri yang setinggi medula spinalis. Medulasi juga melibatkan faktor-faktor kimiawi yang
menimbulkan atau meningkatkan aktivitas direseptor nyeri aferen primer. Akhirnya,
persepsi nyeri adalah pengalaman subyektif nyeri yang bagaimanapun juga dihasilkan
oleh aktivitas transmisi nyeri oleh saraf.
Mual dapat dijelaskan sebagai perasaan yang sangat tidak enak dibelakang tenggorokan
dan epigastrium, sering menyebabkan muntah. Terdapat berbagai perubahan aktivitas
saluran cerna yangberkaitan dengan mual seperti meningkatnya salivasi, menurunnya
tonus lambung dan peristaltik. Peningkatan tonus duodenum dan jejenum menyebabkan
terjadinya refluks isi dodenum kedalam lambung. Namun demikian, tidak terdapat bukti
yang mengesankan bahwa inimenyebabkan mual. Tanda dan gejala mual sering kali
adalah pucat, meningkatnya salivasi, hendak muntah, hendak pingsan,
berkeringat,dantakikardia
3. Faktor – faktor yang mempengaruhi perubahan fungsi sistem rasa aman dan
nyaman
a. Emosi
Kecemasan, depresi, dan marah akan mudah terjadi dan mempengaruhi keamanan
dan kenyamanan.
b. Status Mobilisasi
Keterbatasan aktivitas, paralisis, kelemahan otot, dan kesadaran menurun
memudahkan terjadinya resiko injury
c. Gangguan Persepsi Sensory
Mempengaruhi adaptasi terhadaprangsangan yang berbahayaseperti gangguan
penciuman dan penglihatan
d. Keadaan Imunits
Gangguan ini akan menimbulkan daya tahan tubuh kurang sehingga mudah terserang
penyakit
e. Tingkat Kesadaran
Pada pasien koma, respon akan enurun terhadap rangsangan, paralisis, disorientasi,
dan kurang tidur.
f. Informasi atau Komunikasi
Gangguan komunikasi seperti aphasia atau tidak dapat membaca dapat menimbulkan
kecelakaan
g. Gangguan Tingkat Pengetahuan
Kesadaran akan terjadi gangguan keselamatan dan keamanan dapat diprediksi
sebelumnya.
h. Penggunaan antibiotik yang tidak rasional
Antibiotik dapat menimbulkan resisten dan anafilaktik syok Status nutrisi Keadaan
kurang nutrisi dapat menimbulkan kelemahan dan mudah menimbulkan penyakit,
demikian sebaliknya dapat beresiko terhadap penyakit tertentu. Usia Pembedaan
perkembangan yang ditemukan diantara kelompok usia anak-anak dan lansia
mempengaruhi reaksi terhadap nyeri Jenis Kelamin Secara umum pria dan wanita
tidak berbeda secara bermakna dalam merespon nyeri dan tingkat kenyamanannya.
Kebudayaan Keyakinan dan nilai-nilai kebudayaan mempengaruhi cara individu
mengatasi nyeri dan tingkat kenyaman yang mereka punyai.
c. Manifestasi klinis
Nyeri adalah kondisi suatu mekanisme prolektif tubuh yang timbul bilamana jaringan
mengalami kerusakan dan menyebabkan individu tersebut bereaksi untuk
menghilangkan rangsangan tersebut. (Guyton Hall, 2000)
- Nyeri Akut
Nyeri akut adalah suatu keadaan dimana seseorang melaporkan adanya
ketidaknyamanan yang hebat. Awitan nyeri akut biasanya mendadak, durasinya
singkat kurang dari 6 bulan.
- Nyeri Kronik
Nyeri kronik adalah keadaan dimana seorang individu mengalami nyeri yang
berlangsung terus menerus, akibat kausa keganasan dan non keganasan atau
intermiten selama 6 bulan atau lebih
d. Kompilikasi
- Edema pulmonal
- Kejang
- Masalah mobilisasi
- Hipertensi
- Hipertermi
- Gangguan pola istirahat dan tidur
5. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan diagnostik sangat penting dilakukan agar mengetahui apakah ada perubahan
bentuk atau fungsi dari bagian tubuh pasien yang dapat menyebabkan timbulnya rasa
nyeri seperti:
a. Melalakukan mencakup pemeriksaan laboratorium darah dan pemeriksaan radiologi.
b. Menggunakan skala nyeri:
Penilaian nyeri merupakan elemen yang penting untuk menentukan terapi nyeri paska
pembedahan yang efektif. Skala penilaian nyeri dan keterangan pasien digunakan
untuk menilai derajat nyeri. Intensitas nyeri harus dinilai sedini mungkin selama
pasien dapat berkomunikasi dan menunjukkan ekspresi nyeri yang dirasakan.
Ada beberapa skala penilaian nyeri pada pasien sekarang ini diantaranya:
- Wong-Baker Faces Pain Rating Scale
Skala dengan enam gambar wajah dengan ekspresi yang berbeda, dimulai dari
senyuman sampai menangis karena kesakitan. Skala ini berguna pada pasien
dengan gangguan komunikasi, seperti anak-anak, orang tua, pasien yang
kebingungan atau pada pasien yang tidak mengerti dengan bahasa lokal setempat.
6. Penatalaksanaan Medis
a. Teknik Relaksasi
Relaksasi merupakan kebebasan mental dan fisik dari ketegangan dan stress. Teknik
relaksasi memberikan individu kontrol diri ketika terjadi rasa tidak nyaman atau nyeri
stress fisik dan emosi pada nyeri. Dalam imajinasi terbimbing klien menciptakan
kesan dalam pikiran, berkonsentrasi pada kesan tersebut sehingga secara bertahap
klien dapat mengurangi rasa nyerinya.
b. Teknik Imajinasi/Guided Imagery
Imajinasi terbimbing adalah mengggunakan imajinasi seseorang dalam suatu cara
yang dirancang secara khusus untuk mencapai efek positif tertentu. Sebagai contoh,
imajinasi terbimbing untuk relaksasi dan meredakan nyeri dapat terdiri atas
menggabungkan napas berirama lambat dengan suatu bayangan mental relaksasi dan
kenyamanan.
c. Teknik Distraksi
Teknik distraksi adalah pengalihan dari focus perhatian terhadap nyeri ke stimulus
yang lain. Ada beberapa jenis distraksi yaitu ditraksi visual (melihat pertandingan,
menonton televise,dll), distraksi pendengaran (mendengarkan music, suara gemericik
air), distraksi pernafasan ( bernafas ritmik), distraksi intelektual (bermain kartu).
d. Terapi dengan pemberian analgesic
Pemberian obat analgesic sangat membantu dalam manajemen nyeri seperti
pemberian obat analgesik non opioid (aspirin, ibuprofen) yang bekerja pada saraf
perifer di daerah luka dan menurunkan tingkatan inflamasi, dan analgesic opioid
(morfin, kodein) yang dapat meningkatkan mood dan perasaan pasien menjadi lebih
nyaman walaupun terdapat nyeri.
e. Immobilisasi
Biasanya korban tidur di splint yang biasanya diterapkan pada saat kontraktur atau
terjadi ketidakseimbangan otot dan mencegah terjadinya penyakit baru seperti
decubitus.
B. Pengkajian kebutuhan dasar nyeri
1. Pengkajian
a. Keluhan Utama datang ke Puskesma
Klien datang ke Puskesmas dengan keluhan, kepala bagian belang terasa sakit dan
berat, pundak terasa memikul beban berat, badan terasa sakit-sakit, klen mngatakan
tidak bisa tidur semalam dan gelisa.
Klien mempunyai riwayat hipertensi, namun sudah kurang lebih satu bulan ini klien
tidak minum obat hipertensi secara tidak teratur
2. Intervensi
a. Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri biologis
- Tujuan dan kriteria hasil
NOC :
Pain level
Pain control
Comfort level
Kriteria Hasil :
Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu menggunakan
teknik nonfarmakologi untuk mngurangi nyeri, mencari bantuan)
Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen nyeri
Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi dan tanda nyeri)
Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang
- Intervensi Keperawatan
NIC
Pain Management
Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi,
karakteristik, durasi frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi
Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman
nyeri pasien
Observasi reaksi nonverbal dan ketidak nyamanan
Kaji kultur yang mempengaruhi respon nyeri
Evaluasi pengalaman nyeri masa lampau
Evaluasi bersama pasien dan tim kesehatan lain tentang ketidak efektifan
kontrol nyeri masa lampau
Bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan menemukan dukungan
Tingkatkan istirahat
Anjurkan teknik nonfarmakologi
Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri
Kolaborasi dengan dokter jika ada keluhan dan tindakan nyeri tidak
berhasil
Analgesic Administration :
Tentukan lokasi, karakteristik, kualitas dan derajat nyeri sebelum
pemberian obat
Cek instruksi dokter tentang jenis obat, dosis, dan frekuensi
Cek riwayat alergi
Pilih analgesik yang di perlukan
Tentukan pilihan analgesic tergantung berat nyeri
Monitor vital signt sebelum dan sesudah pemberian analgesik pertama
Berikan analgesik tepat waktu terutama saat nyeri
Evaluasi efektifitas anal gesik, tanda dan gejala.
Kriteria Hasil :
Jumlah jam tidur dalam batas normal 6-8 jam/hari
Pola tidur, kualitas dalam batas normal
Perasaan segar sesudah tidur atau istirahat
Mampu mengidentifasikan hal-hal yang meningkatkan tidur
Intervensi Keperawatan :
NIC :
Determinasi efek-efek medikasi terhadap pola tidur
Jelaskan pentingnya tidur yang adekuat
Fasilitas untuk mempertahankan aktifitas sebelum tidur (membaca)
Ciptakan lingkungan yang nyaman
Kolaborasi pemberian obat tidur
Diskusikan dengan pasien dan kelurga tentang teknik tidur pasien
Instruksikan untuk memonitor tidur pasien
Monitor waktu makan dan minum dengan waktu tidur
Monitor / catat kebutuhan tidur pasien setiap hari dan jam
Intervensi Keperawatan
DIAGNOSA
KEPERAWATAN NOC DAN INDIKATOR NAMA DAN
URAIAN AKTIVITAS RENCANA
NO TANGGAL DITEGAKKAN / KODE SERTA SKOR AWAL DAN SKOR TTD
TINDAKAN (NIC)
DIAGNOSA TARGET PERAWAT
KEPERAWATAN
1 9 Nyeri akut Setelah dilakukan tindakan keperawatan Menejemen Nyeri (1400)
November berhubungan dengan selama 1x24 jam, diharapakan nyeri 1. Kaji tingkat nyeri,meliputi :
2018 agen injuri biologis berkurang dengan kriteria hasil: lokasi,karakteristik,dan Masita
onset,durasi,frekuensi,kualitas, Nailal
(kode : 00132) Tingkat Nyeri (2102) intensitas/beratnya nyeri, faktor- MunaFira,
Kode Indikator S.A. S.T. faktor presipitasi. S. Kep
210201 Nyeri yang 2 5
dilaporkan 2. Berikan informasi tentang nyeri
210206 Ekspresi 2 5
Nyeri wajah 3. Ajarkan teknik relaksasi
210225 Mengeluarkan 3 5 4. Tingkatkan tidur/istirahat yang
keringat
210210 Frekwensi 3 5 cukup
nafas
210212 Tekanan 3 5 5. Turunkan dan hilangkan faktor
darah
yang dapat meningkatkan nyeri
Monitor tanda-tanda vital
Keterangan indikator (2102):
(6680)
1= Berat
1. Monitor tekanan darah, Suhu
2= Cukup berat
dan Nadi.
3= Sedang
4= Ringan Pemberian analgesik (2210)
5= Tidak ada 1. Cek adanya riwayat alergi obat
2. Cek perintah pengobatan
meliputi obat, dosis dan
frekwensi obat yang diberikan
3. Berikan analgesik sesuai
waktu paruhnya
DIAGNOSA
KEPERAWATAN NAMA DAN
NOC DAN INDIKATOR URAIAN AKTIVITAS
NO TANGGAL DITEGAKKAN / KODE TTD
SERTA SKOR AWAL DAN SKOR TARGET RENCANA TINDAKAN (NIC)
DIAGNOSA PERAWAT
KEPERAWATAN
1 5 Nyeri kronis berhubungan Setelah dilakukan tindakan keperawatan Menejemen Nyeri (1400)
November dengan kontrol nyeri yang selama 3x24 jam, diharapakan nyeri 1. Kaji tingkat nyeri,meliputi :
2018 tidak adekuat berkurang dengan kriteria hasil: lokasi, karakteristik, dan
(kode : 00133) ,durasi, frekuensi, kualitas, Masita
Kontrol Nyeri (1605) intensitas/beratnya nyeri Nailal
Kode Indikator S.A. S.T. 2. Kendalikan faktor MunaFira,
160502 Mengenali 4 1 lingkungan yang dapat S. Kep
kapan nyeri mempengaruhi respon pasien
terjadi terhadap ketidaknyamanan
160511 Melaporkan 4 1
seerti suhu ruangan,
nyeri yang
pencahayaan dan suara
terkontrol
bising.