Anda di halaman 1dari 6

TERAPI MODALITAS PADA KLIEN HIPERTENSI

“ Teknik Relaksasi “
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah keperawatan keluarga

Oleh :

Tofan mutaqin

P17320113032

Tingkat 3-B

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN BANDUNG

JURUSAN D-III KEPERAWATAN BANDUNG

2015-2016
1. Definisi Relaksasi Nafas Dalam

Relaksasi nafas dalam adalah keadaan dimana tubuh dan pikiran merasa

nyaman, tenang, dan terkontrol, dan jauh dari ketegangan dengan teknik nafas

dalam (Faiza, 2011).

2. Tujuan dan Manfaat Teknik Relaksasi Nafas Dalam

Teknik relaksasi napas dalam bertujuan untuk mengontrol membantu

tubuh mentransformasi udara kedalam energi dan menjadi bahan bakar bagi

kebaikan tubuh oleh karena itu bernapaslah dengan benar demi kehidupan dan

kesehatan yang lebih baik. Pada level mental, latihan pernapasan sangat

membantu untuk meningkatkan kemampuan berkonsentrasi, memperbaiki

kemurnian persepsi, dan menyeimbangkan aktivitas-aktivitas otak. Kedamaian

atau gangguan pikiran (mind) sangat bergantung pada kondisi sistem

pernapasan dan pusat kehidupan djantung. Kemampuan mengontrol diri dan

keseimbangan dalam hidup dapat diperbaiki dengan mempelajari cara

bernapas dengan benar. Jadi, apabila merasa gelisah dan tekanan darah

meningkat, atasilah dengan cara berikut. Tingkatkan kadar oksigen dalam sel-

sel darah . tujuannya untuk mengurangi tekanan darah . caranya ialah dengan

melakukan latihan relaksasi nafas dalam untuk membuat organ tubuh dan otot

terlatih dan mendapat oksigen yang cukup. Latihan relaksasi nafas dalam

membuat metabolisme tubuh berjalan dengan baik.

Dr. Michael M. Delmonte dari St. James Hospital Dublin, dalam

laporannya menyebutkan bahwa relaksasi nafas dalam berguna untuk bidang

pengembangan pengobatan. Dalam penelitiannya ditemukan bahwa pasien


yang melakukan relaksasi nafas dalam menunjukkan proses yang lebih cepat

dibanding pasien yang tidak melakukan relaksasi nafas dalam untuk kasus-

kasus tertentu. Dengan demikian, pasien jadi lebih punya motivasi dan sugesti

untuk sembuh. Ini tentu menguntungkan karena pasien tidak hanya akan

bergantung pada obat-obatan

3. Prosedur Teknik Relaksasi Nafas Dalam

Prosedur latihan Nafas Dalam mengacu pada Standar Operasional

Prosedur Politeknik Kesehatan Kemenkes Bandung

1) Pastikan kebutuhan pasien

2) Persiapkan pasien:

a) Sampaikan salam

b) Jelaskan kepada pasien tentang tujua dan prosedur tindakan yang akan

dilakukan

c) Persiapan alat

d) Persiapan lingkungan

3) Pelaksanaan

a) Cuci tangan (lihat SOP cuci tangan)

b) Atur posisi pasien duduk atau fowler

c) Anjurkan pasien untuk meletakkan kedua telapak tangan dengan bagian

tengah telapak tangan berada pada batas bawah iga ke 12 anterior


d) Minta nafas untuk menarik napas melalui hidung secara perlahan dan

menahannya selama 2-3 detik

e) Kemuadian keluarkan melalui mulut

f) Ulangi tindakan (d) dan (e) sebanyak 3-5 kali

g) Perhatikan gerakan normal diafragma selama inspirasi dan ekspirasi serta

area abdomen

h) Evaluasi respon pasien setelah latihan dan rencanakan tindak lanjut

i) Anjurkan pasien untuk melatih nafas dalam setiap hari minimal 1 kali

j) Sampaikan salam terminasi

k) Cuci tangan

l) Dokumentasi hasil tindakan

4. Kaitan antara nafas dalam dengan penurunan tekanan darah

Menurut Rudianto (2013) pada saat keadaan rileks tubuh kita akan tenang

dan juga bekerja secara optimal serta dapat mengontrol sistem saraf yang

akhirnya dapat menurunkan tekanan darah. Ada beberapa cara untuk

melakukan teknik relaksasi pada saat tekanan darah sedang tinggi salah satunya

yaitu dengan teknik relaksasi nafas dalam. Seridan dan Radmacher (1996) yang

melakukan penelitian pada penderita hipertensi esensial menunjukan manfaat

relaksasi yang dapat menurunkan tekanan darah sebanyak 14/5 mmHg. Teknik

relaksasi nafas dalam merupakan pengaturan pernafasan yang pelan, dalam dan
teratur dapat menyuplai kebutuhan oksigen yang cukup untuk memenuhi

kebutuhan tubuh, pernafasan tersebut dapat meningkatkan aktivitas

parasimpatis. Peningkatan aktivitas parasimpatis dapat menurunkan curah

jantung dan resistensi perifer total, yang nantinya juga bisa menurunkan

tekanan darah (Potter & Perry, 2005).

Teknik tersebut bekerja dengan baik bila dilakukan sedikitnya satu kali

dalam satu hari. Dengan menurunkan tekanan darah, ketegangan pada jantung

dan pembuluh darah arteri dapat berkurang. Penurunan tekanan darah ini sering

dapat menghilangkan bahaya yang diakibatkannya. Dengan pengobatan baik

farmakologi maupun non farmakologi yang tepat diharapkan tekanan darah

normal kembali, atau paling tidak dijaga agar tetap pada batas yang tidak

membahayakan (Rudianto, 2013).


DAFTAR PUSTAKA

Sutanto. (2010). CEKAL: Cegah dan Tangkal Penyakit Modern. Yogyakarta: CV

Andi Offset.

Rudianto, Budi F. (2013). Menaklukan Hipertensi dan Diabetes. Yogyakarta :

SakkhasukmaPotter & Perry. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan.

Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai