Disusun Oleh :
Kelompok 4
1. Eka Jeni Kusumaning Wulan 1501300001
2. Elsa Widya Anggraini 1501300012
3. Indah Nopitasari 1501300016
4. Ovan Galih Willyandi 1501300025
5. Nur Eva Yulianik 1501300027
Dr. Imam Sunarno, Drs., SST, M.Kes. NIP. Romy Zulkarnain, S.Kep. Ns NIP.
19590107 198112 1 001 19840417 200604 1001
Mengetahui,
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena yang telah memberikan
rahmad dan hidayatnya pada penulis, sehingga penulis mampu menyelesaikan Laporan
Asuhan Keperawatan Jiwa Pada Sdr.M.S dengan Resiko Perilaku Kekerasan di ruangan
IPCU II CAMAR, di Rumah Sakit Jiwa Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang dapat
selesai pada waktunya. Tugas ini dibuat untuk memenuhi tugas praktik klinik
Keperawatan Jiwa.
Ucapan terima kasih tidak lupa penulis sampaikan kepada:
1. Bapak Romy Zulkarnain, S.Kep., Ns. ,selaku pembimbing di ruang IPCU II
Camar yang telah memberikan kesempatan pada kami untuk memberikan ilmu
diruangan ini.
2. Bapak Dr. Imam Sunarno, SST, Drs, M.Kes selaku pembimbing jurusan yang
telah memberikan pengarahan dan pembimbing kepada kelompok kami.
3. Dan semua perawat dan klien yang berada di Ruang IPCU II Camar atas
partisipasi dan bersedia memberikan kesempatan untuk membantu menyelesaikan
tugas Laporan Asuhan Keperawatan Jiwa.
4. Teman-teman dari POLTEKKES KEMENKES MALANG yang senantiasa
bekerja sama memberikan bantuan, semangat, dan dukungannya.
Demikian Laporan Asuhan Keperawatan Jiwa ini kami buat, semoga dapat
bermanfaat bagi kami. Apabila dalam penulisan ada kesalahan kami mohon maaf.
Penulis
3
DAFTAR ISI
Cover i
Lembar Pengesahan ii
Kata Pengantar 3
Daftar Isi 4
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Pendahuluan -------------------------------------------------------------------------------- 5
1.2 Rumusan Masalah ------------------------------------------------------------------------- 5
1.3 Tujuan Penelitian --------------------------------------------------------------------------- 5
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan --------------------------------------------------------------------------------- 44
4.2 Saran ----------------------------------------------------------------------------------------- 44
Daftar Pustaka
4
BAB I
PENDAHULUAN
Perilaku kekerasan merupakan salah satu jenis gangguan jiwa. Menurut WHO
(World Health Organization), masalah gangguan jiwa di dunia ini sudah menjadi
masalah yang semakin serius. Paling tidak, ada satu dari empat orang di dunia ini
mengalami gangguan jiwa. WHO memperkirakan ada sekitar 450 juta orang di dunia ini
ditemukan mengalami gangguan jiwa.
Resiko perilaku kekerasan atau agresif adalah perilaku yang menyertai marah
dan merupakan dorongan untuk bertindak dalam bentuk destruktif dan masih terkontrol
(yosep, 2007).
Berdasarkan latar belakang diatas, kelompok tertarik untuk melakukan tindakan
keperawatan pada klien Sdr. M. S yang mengalami resiko perilaku kekerasan.
1. Tujuan umum:
5
d) Merencanakan tindakan keperawatan pada klien dengan resiko
perilaku kekerasan.
e) Mengimplementasikan rencana tindakan keperawatan pada klien dengan
resiko perilaku kekerasan.
f) Mengevaluasi tindakan keperawatan pada klien dengan resiko
perilaku kekerasan.
6
BAB II
LANDASAN TEORI
7
2.1.2 Etiologi Perilaku Kekerasan
1. Fisik
c) Tangan mengepal
g) Jalan mondar-mandir
8
2. Verbal
a) Bicara kasar
e) Suara keras
f) Ketus
3. Perilaku
d) Merusak lingkungan
4. Emosi: Tidak adekuat, tidak aman dan nyaman rasa terganggu, dendam
dan jengkel, tidak berdaya, bermusuhan, mengamuk, ingin berkelahi,
menyalahkan dan menuntut.
Adaptif Maladaptif
Asertif Frustasi Pasif Agresif Amuk
Rentang Respons Marah
Keterangan:
• Asertif : Kemarahan yang diungkapkan tanpa menyakiti orang lain.
9
• Frustasi : Kegagalan mencapai tujuan, tidak realitas/terhambat.
• Pasif : Respons lanjutan yang pasien tidak mampu mengungkapkan perasaan.
• Agresif : Perilaku destruktif tapi masih terkontrol.
• Amuk : Perilaku destruktif yang tidak terkontrol.
10
Respons marah dapat diekspresikan secara internal atau eksternal.
Secara internal dapat berupa perilaku yang tidak asertif dan merusak
diri, sedangkan secara eksternal dapat berupa perilaku destruktif
agresif. Respons marah dapat diungkapkan melalui tiga cara yaitu (1)
mengungkapkan secara verbal, (2) menekan, dan (3) menantang.
11
2.1.8 Penatalaksanaan
Pengasingan
Pengekangan
Tujuan dari pengekangan adalah mengurangi gerakan fisik pasien,
serta melindungi pasien dan orang lain dari cedera. Indikasi antara lain
sebagai berikut.
1. Ketidakmampuan mengontrol perilaku.
2. Perilaku tidak dapat dikontrol oleh obat atau teknik psikososial.
3. Hiperaktif dan agitasi.
12
1. Jelaskan pada pasien alasan pengekangan.
2. Lakukan dengan hati-hati dan tidak melukai.
3. Ada perawat yang ditugaskan untuk mengontrol tanda vital, sirkulasi,
dan membuka ikatan untuk latihan gerak.
4. Penuhi kebutuhan fisik, yaitu makan, minum, eliminasi, dan perawatan
diri.
• Faktor Predisposisi
Faktor-faktor yang mendukung terjadinya perilaku kekerasan adalah :
a. Faktor biologis
b. Faktor psikologis
13
Bertindak sesuai perilaku adalah kebutuhan yaitu kebutuhan dasar
manusia apabila kebutuhan tersebut tidak dapat dipenuhi melalui
perilaku konstruktif maka individu akan memenuhi kebutuhannya
melalui perilaku destruktif.
• Faktor Presipitasi
Stressor yang mencetuskan perilaku kekerasan bagi setiap individu
bersifat buruk. Stressor tersebut dapat disebabkan dari luar maupun dalam.
Contoh stressor yang berasal dari luar antara lain serangan fisik, kehilangan,
kematian, krisis dan lain- lain. Sedangkan dari dalam adalah putus hubungan
dengan seseorang yang berarti, kehilangan rasa cinta, ketakutan terhadap
penyakit fisik, hilang kontrol, menurunnya percaya diri dan lain-lain.Selain
itu lingkungan yang terlalu ribut, padat, kritikan yang mengarah pada
penghinaan, tindakan kekerasan dapat memicu perilaku kekerasan.
• Mekanisme Koping
• Perilaku
Perilaku yang berkaitan dengan perilaku kekerasan antara lain:
Pada keadaan ini respon fisiologis timbul karena kegiatan sistem syaraf
otonom bereaksi terhadap sekresi epineprin yang menyebakan tekanan
darah meningkat, takikardi, wajah merah, pupil melebar, mual, sekresi
14
HCL meningkat, peristaltik gaster menurun, pengeluaran urin dan saliva
meningkat, konstipasi, kewaspadaan juga meningkat, disertai
ketegangan otot seperti: rahang terkatup, tangan mengpal, tubuh menjadi
kaku dan disertai reflek yang cepat.
3. Memberontak
4. Perilaku kekerasan
Tindakan kekerasan atau amuk yang ditujukan kepada diri sendiri, orang
lain maupun lingkungan.
15
2.2.2. Diagnosa Keperawatan
RENCANA KEPERAWATAN
16
dapat menceritakan penyebab dialaminya dalam
perilaku kekerasan yang - Motivasi klien menyelesaikan
dilakukannya menceritakan masalah yang
- Menceritakan penyebab kondisi fisik (tanda konstruktif
perasaan jengkel / kesal fisik) saat perilaku
baik diri sendiri ataupun kekerasan terjadi
lingkungan - Motivasi klien
menceritakan
3. Setelah 2x pertemuan klein kondisi emosinya
menceritakan tanda- tanda (tanda emosional)
saat terjadi perilaku saat terjadi
kekerasan kekerasan
- Tanda fisik: mata merah, - Motivasi klien
tangan mengepal, menceritakan
ekspresi tegang, dll kondisi hubungan
- Tanda emosional: dengan orang lain
perasaan marah, jengkel,
bicara kasar 4. Diskusikan dengan
4.Pengenalan tanda-
- Tanda social” bermusuhan klien perilaku
tanda perilaku
yang dialami saat terjadi kekerasan yang
kekerasan sejak
perilaku kekerasan dilakukannya selama
awal dapat
ini
menjadi salah satu
4. Setelah 2x pertemuan klien - Motivasi klien
tindakan preventif
dapat menjelaskan: menceritakan jenis
sebelum menjasi
- Jenis ekspresi kemarahan tindakan kekerasan
perilaku kekerasan
yang selam ini telah yang selam ini
pernah dilakukan yang lebih parah
dilakukannya dan dapat diatasi
- Perasaannya saat - Motivasi klien
menceritakan dengan segera.
melakukan kekerasan
- Efektifitas cara yang perasaan klien
dipakai dalam seteah tindak
menyelesaikan masalah kekerasan itu
terjadi
- Diskusikan apakah
5. Setelah 2x pertemuan klien
dengan tindakan
dapat menjelaskan akibat
kekerasan yang
tindakan kekerasan yang dilakuaknnya
dilakukannya masalah yang
- Diri sendiri: luka, dijauhi dialami akan
teman, dll teratasi
- Orang lain: luka,
tersinggung, ketakutan,
5. Diskusikan dengan
dll
klien akibat negative 5.Agar klien
- Lingkungan: barang
yang akan didapat memahami
atau benda rusak
akibat perilakunya, perilaku kekerasan
terhadap yang dilakukannya
6. Setelah 3x pertemuan klien
- Diri sendiri merugikan diri
dapat
- Orang sendiri, keluarga
- Menjelaskan cara- cara
lain/keluarga dan lingkungan
sehat mengungkapkan
- Lingkungan
marah
8. Jelaskan manfaat
menggunakan obat 8.Dapat menambah
secara teratur dan pengetahuan klien
kerugian jika tidak tntang obat dan
emnggunakan obat fungsi obat dan
Jelaskan kepada memberikan
18
klien: informasi tentang
- Jenis obat pentingnya minik
- Dosis yang tepat obat dala
- Waktu pemakaina mempercepat
- Cara pemakaian penyembuhan
- Efek yang akan
dirasakan klien
9. Anjurkan klien:
- Menggunakan dan 9.Dengan cara sehat
meminta obat tepat dapat dengan
waktu mudah membantu
- Laporkan ke mengontrol
perawat atau kemarahan klien
dokter jika tanpa
mengalamio efek menimbulkan
yang tidak tepat kerugian
- Berikan pujian
terhadap
kedisiplinan klien
menggunakan obat
19
2.2.4. Evaluasi
Pada pasien
a. Pasien mampu menyebutkan penyebab, tanda dan gejala perilaku kekerasan,
perilaku kekerasan yang biasa dilakukan, serta akibat dari perilaku kekerasan
yang dilakukan.
b. Pasien mampu menggunakan cara mengontrol perilaku kekerasan secara
teratur sesuai jadwal, yang meliputi:
1) secara fisik,
2) secara sosial/verbal,
3) Secara spiritual
4) Terapi psikofarmaka
BAB III
20
TINJAUAN KASUS
PENGKAJIAN KEPERAWATAN
KESEHATAN JIWA
I. IDENTITAS KLIEN
Nama : Sdr. M.S (L/P)
Umur : 19th (06-10-1998)
Alamat : Kesamben, Blitar
Pendidikan : SMP
Agama : Islam
Status : Belum Kawin
Pekerjaan : Karyawan swasta
Jenis Kel. : Laki-laki
No CM : 119541
b. Data Sekunder
Menurut keluarga, klien sering marah marah tanpa sebab, merusak perabotan, memukul
Ibunya, mengurung diri di kamar, merasa diikuti bayangan, klien ketakutan
Jelaskan :
Keluarga mengatakan 4 bulan yang lalu klien menganiaya ibunya karena marah/ kesal
diejek teman. Klien juga merusak perabotan.
Keluarga mengatakan Klien tidak sadar jika pernah menganiaya ibunya, klien tidak suka
jika ibunya membahas marah klien hingga akhirnya Ibu membawa klien ke psikiater dan
RSJ.
Diagnosa Keperawatan : Koping Individu Tidak Efektif, Resiko Perilaku Kekerasan
b. Pernah melakukan upaya / percobaan / bunuh diri
Jelaskan:
Klien mengatakan tidak memiliki riwayat pernah mencoba untuk bunuh diri
Diagnosa Keperawatan : -
c. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan (peristiwa kegagalan, kematian,
perpisahan)
Jika iya jelaskan :
Diagnosa Keperawatan : -
d. Pernah mangalami penyakit fisik (termasuk gangguan tumbuh kembang)
Iya
Tidak
Jika iya Jelaskan :
± 2 tahun lalu klien membenturkan kepala ke tembok karena tidak tahan sakit gigi.
e. Riwayat penggunaan NAPZA
Klien pernah minum alkohol, Klien perokok aktif.
Diagnosa Keperawatan : Perilaku Kesehatan Cenderung Beresiko
22
Diagnosa keperawatan : -
19
9
: Perkawinan
: Perempuan
: Dekat
: Laki-Laki
: Distant/ Berjarak
: Meninggal D
: Klien
: Orang tinggal serumah
19 : Umur
9
Jelaskan :
Klien adalah anak pertama dari 2 bersaudara, usia 19 tahun, tinggal bersama dengan
kedua orang tua dan satu adik perempuan. Klien mengatakan bila ada masalah terkadang
mendiskusikan dengan Ibu. Pengambilan keputusan dilakukan oleh Ibu, pola komunikasi
keluarga terbuka, pola asuh di dalam keluarga: klien di asuh dengan cara yang
demokratis.
Diagnosa Keperawatan : Ketidakmampuan Koping Keluarga
2. Konsep diri
a. Citra tubuh :
Klien mengatakan merasa tubuhnya baik baik saja dan bersyukur sudah diberikan tubuh
yang lengkap. Klie mengatakan menyukai semua bagian tubuhnya.
b. Identitas :
Klien mengatakan namanya M.S, kerjanya di cucian motor-mobil, rumahnya di Kesamben
dan jenis kelamin laki-laki, dan sekolah terakhir adalah SMP, ingin melanjutkan lagi SMA
kejar paket C.
c. Peran :
Klien mengatakan bahwa dirinya adalah seorang anak lelaki yang harus berbakti kepada
orang tua. Selama di RSJ, klien mengatakan sebagai pasien di RSJ dan harus menuruti
anjuran dokter agar cepat sembuh. Perasaan klien terhadap perubahan peran, klien
merasa sedih, klien ingin segera sembuh dan bisa pulang agar mendapatkan perannya
kembali di rumah.
d. Ideal diri :
Klien ingin segera sembuh dan segera pulang, berkumpul bersama keluarga, meminta
maaf kepada Ibu.
Klien mengatakan bila sudah sembuh klien ingin menjadi anak yang berbakti pada orang
tua, Klien ingin mengikuti kejar paket C.
e. Harga diri :
Klien mengatakan merasa malu saat diejek gila oleh temannya
Diagnosa Keperawatan : HDR Situasional
3. Hubungan social
a. Orang yang berati / terdekat
23
Klien mengatakan bahwa orang terdekat dengannya adalah ibu klien. Klien beberapa kali
bercerita kepada Ibu bila ada masalah.
Selama di RSJ Klien malas bersosialisasi dengan pasien lain, Klien menyendiri, banyak
tidur, tidak berinteraksi dengan pasien lain
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok / masyarakat dan hubungan social
Klien mengatakan bahwa klien jarang kumpul-kumpul bersama tetangga.
Selama di RSJ klien pasif dalam kegiatan kelompok seperti, TAK, Senam
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
Klien malas ber interaksi di RSJ ,Klien merasa normal diantara pasien yang lain , pasien
yang lain susah diajak untuk berkomunikasi
4. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan
Klien mengatakan bahwa sakitnya ini mungkin cobaan dari Allah dan sudah jalannya.
b. Kegiatan ibadah
Klien mengatakan selama dirumah klien selalu sholat lima waktu dan selama disini klien
tidak sholat karena belum suci dan tempat tidak mendukung
Diagnosa keperawatan:-
5. Keluhan fisik
Jelaskan :
Klien mengatakan tidak ada keluhan dan merasa baik-baik saja
Jelaskan :
Klien merasa cemas memikirkan proses pegobatannya,klien rindu ibu . Afek sesuai
ditandai dengan, Saat membicarakan Ibunya, muka klien terlihat sedih.
Diagnosa Keperawatan: Ansietas
Jelaskan :
Saat wawancara, klien fokus memperhatikan, kooperatif
Diagnosa Keperawatan: -
6. Persepsi Sensorik
a. Halusinasi
Pendengaran
Penglihatan
Perabaan
Pengecapan
Penciuman
b. Ilusi
Ada
Tidakada
Jelaskan :
Klien merasa melihat bayangan terjadi mulai SMA, 2 minggu sebelum dirawat di RSJ
semakin sering, muncul saat malam hari, saat klien sendiri, setelah pulang kerja, saat
muncul klien merasa cemas
Diagnosa Keperawatan : Gangguan Persepsi Sensori– Halusinasi: Penglihatan
25
7. Proses Pikir
a. Arus Pikir :
Koheren Inkoheren
Sirkumtansial Asosiasi longgar
Tangensial Flight of Idea
Blocking Perseverasi
Logorhoe Neologisme
Clang Association Main kata kata
Afasia Lain lain
Jelaskan :
Klien menyadari sakitya, klien memahami dirawat di RSJ agar cepat sembuh
b. Isi Pikir
Obsesi Fobia, sebutkan .........
Ekstasi Waham :
Fantasi ○ Agama
Alienasi ○ Somatik/hipokondria
Pikiran bunuh diri ○ Keberasaran
Preokupasi ○ Kejar / curiga
Pikiran isolasi sosial ○ Nihilistik
Ide yang terkait ○ Dosa
Pikiran rendah diri ○ Sisi pikir
Pesimisme ○ Siar pikir
Pikiran magis ○ Kontrol pikir
Pikiran curga Lain lain :
c. Bentuk pikir :
Realistik
Non realistik
Dereistik
Otistik
Jelaskan :
Pikiran klien realistik, ditandai dengan mampu menjawab pertanyaan,
P : Mas, saya amati setiap mandi kok tidak pernah gosok gigi, kenapa ?
Kx : Sikat giginya dipakai bersama mas, itu nggak boleh nanti bisa sakit gigi.
Diagnosa Keperawatan : -
8. Kesadaran
Orientasi ( waktu, tempat, orang )
Jelaskan :
Klien tidak mengalami gangguan orientasi, ditandai dengan klien mampu menjawab
pertanyaan,
P : Mas, hari ini hari apa ?
Kx : Hari Selasa
P : Mas, tahu ini dimana ?
Kx : tahu, ini di rumah sakit
P : Mas, masih ingat saya ?
Kx : Ingat, mas Ovan kan.
Meninggi
Menurun :
○ Kesadran berubah
○ Hipnosa
26
○ Confusion
○ Sedasi
○ Stupor
Jelaskan :-
Diagnosa Keperawatan : -
9. Memori
Gangguan daya ingat jangka panjang ( > 1 bulan )
Gangguan daya ingat jangka menengah ( 24 jam - ≤ 1 bulan )
Gangguan daya ingat pendek ( kurun waktu 10 detik sampai 15 menit )
Jelaskan :
Klien tidak mengalami gangguan memori, ditandai dengan klien mampu menjawab
pertanyaan,
P : Mas, ingat tanggal lahirnya kapan ?
Kx : Ingat, Blitar 06 Oktober 1998
P : Mas, masih ingat siapa yang menyuapi mas ketika pertma masuk sini dan
dipasang manset ?
Kx : Ingat, waktu itu Mas Ovan yang menyuapi saya.
P : Tadi pagi sudah minum obat mas ?
Kx : Sudah mas.
Diagnosa Keperawatan :-
2) Berhitung
Jelaskan :
P : Mas, saya punya uang 10.000, saya saya bagikan ke 4 orang teman
saya. Teman teman saya dapat uang berapa mas ?
Kx : 2.500 mas
Diagnosa Keperawatan : -
27
VIII. KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG
1. Kemampuan klien memenuhi kebutuhan
Perawatan kesehatan
Transportasi
Tempat tinggal
Keuangan dan kebutuhan lainnya.
Jelaskan :
Klien mampu merawat diri sendiri, tinggal bersama keluarga, bekerja untuk mengisi
waktu luang
b. Nutrisi
Berapa frekwensi makan dan frekwensi kudapan dalam sehari.
Klie maka 3 kali sehari dan ada snak di siang hari
Bagaimana berat badannya.
BB : 63 Kg
IMT : 24,77 Kg/m2
Berat badan Ideal
Diagnosa Keperwatan: -
c. Tidur
1) Istirahat dan tidur
Tidur siang, lama : 12.00 s/d 15.30 (3,5 jam)
Tidur malam, lama : 20.00 s/d 05.00 (9 jam )
Aktifitas sebelum/sesudah tidur : berdoa
Jelaskan
Klien tampak tidur di jam – jam tersebut
Klien mengatakan “ saya alhamdulilah tidurnya nyenyak, kemarin waktu di rumah
tidak bisa tidur tapi disini enak
2) Gangguan tidur
Insomnia
Hipersomnia
Parasomnia
Lain lain
Jelaskan
28
Klien mengatakan selama di RS klien bisa tidur dengan nyenyak
Diagnosa Keperawatan: -
3. Kemampuan lain-lain
Mengantisipasi kebutuhan hidup
Klien bekerja karena putus sekolah, daripada nganggur
29
Masalah dengan lainnya, spesifik
Jelaskan : Tidak terdapat masalah
Diagnosa Keperawatan : Harga Diri Rendah Situasional
Diagnosa Keperawatan: -
3. Terapi medis
Risperidone 2x2 mg (1-0-1)
Clozapine 1x25 mg (0-0-1)
30
XIII. ANALISA DATA
DS
NO DATA DIAGNOSA
DO
Keluarga mengatakan klien sering marah-marah,
DS :
merusak perabotan dan memukul ibunya Risiko Perilaku
1.
Riwayat kekerasan pada orang lain,mata melot, Kekerasan
DO :
wajah memerah,tagan mengepal,membentak
DS : Klien mengatakan sering diejek teman
Harga Diri Rendah
2. Berbicara pelan dan lirih,kontak mata kurang,
DO : Situasional
pasif
Klien merasa meihat bayangan muncul malam
DS : hari saat klien malam hari daNsendiri,klien Gangguan Presepsi
3. merasa takut Sensori Halusinasi
Bersikap seolah melihat sesuatu, menyendiri, Penglihatan
DO :
curiga,melihat kesatu arah
Klien mengatakan menahan marah dengan
DS :
mengurung diri di kamar
4. Koping Defensif
Hipesensitif terhadap kritik,menyangkal,adanya
DO :
masalah,menyalahkan orang lain
klien mengatakan pernah minum alkohol dan
DS : Periaku Kesehatan
5. perokok aktif
Cenderung Berisiko
DO : klien mempunyai riwayat alkohol,perokok aktif
klien mengatakan kurang kasih sayang dari ayah,
DS : lebih dekat dengan ibu dibandigkan dengan
Ketidakmampuan
6. ayah, keputusan diambil oleh ibu
Koping Keluarga
Prtilaku sehat terganggu ( klien pernah minum
DO :
alkhol dan merokok)
DS : klienmalas bersosialisasi dengan pasien lainya
klien kurang responsif tidak berminat, kontak
7. emosi dan fisik dengan pasien lain, kontak mata Isolasi Sosial
DO :
kurang pasif dalam kegiatan kelmpok seperti
senam dan TAK
kien mengatakan cemas memikirkan proses Ansietas
DS :
8. pengobatannya
DO : klien tampak geisah,tegang,kontak mata kurang
31
XV. POHON MASALAH
Koping Defensif
Cause of Cause
Ansietas
RENCANA KEPERAWATAN
N Rencana Tindakan Keperawatan Rasional
o Tujuan dan Kriteria Hasil Tindakan Keperawatan
Dx
TUM: 1. Bina hubungan saling 1. Dengan rasa
1
Klien dapat mengontrol percaya saling percaya
perilaku kekerasan a. Beri salam setiap pasien dapat
berinteraksi dengan mudah
b. Perkenalkan dan lebih nyaman
TUK: nama, nama dalam
32
1. Klien dapat membina panggilan dan megungkapkanan
hubungan saling percaya tujuan interaksi perasaanya
2. Klien dapat c. Tanyakan dan sehingga dapat
mengidentifikasi penyebab panggil nama mempermudah
perilaku kekerasan yang kesukaan kalien dalam melakukan
dilakukannya d. Tunjukkan sikap tindakan
3. Klien dapat mengidentifikasi empati, jujur, dan keperawatan
tanda tanda perilaku menepati janji
kekerasan e. Tanyakan
4. Klien dapat mengidentifikasi perasaan klien dan
jenis perilaku kekerasan masalah yang
yang pernah dilakukan dihadapai klien
5. Klien dapat f. Buat konak
interaksi yang
mengidentifikasi akibat
jelas
perilaku kekerasan
g. Dengarkan
6. Klien dapat mengidentifikasi
dengan penuh
cara konstruktif dalam
perhatian
mengungkapkan kemarahan ungkapan
7. Klien dapat perasaan klien
mendemonstrasikan cara
mengontrol perilaku 2. Bantu klien 2. Informasi dari
kekerasan mengungkapkan klien penting bagi
8. Klien menggunakan obat perasaanya perawat untuk
sesuai program yang telah a. Motivasi klien membantu klien
dicapai untuk dalam
menceritakan menyelesaikan
Kriteria Evaluasi: penyebab rasa masalah yang
1. Setelah 1 x pertemuan klien kesal konstruktif
dapat menunjukkan tanda- b. Dengarkan tanpa
tanda percaya kepada menyela atau
perawat memeberikan
a. Wajah cerah penilaian setiap
b. Mau berkenalan ungkapan pasien
c. Ada kontak mata
d. Bersedia menceritakan 3. Bantu klien 3. Informasi dari
Perasaannya mengungkapkan klien penting bagi
tanda-tanda perilaku perawat untuk
2. Setelah 2x pertemuan klien kekerasan yang membantu klien
dapat menceritakan dialaminya dalam
penyebab perilaku kekerasan a. Motivasi klien menyelesaikan
yang dilakukannya menceritakan masalah yang
- Menceritakan penyebab kondisi fisik (tanda konstruktif
perasaan jengkel / kesal fisik) saat perilaku
baik diri sendiri ataupun kekerasan terjadi
lingkungan b. Motivasi klien
menceritakan
3. Setelah 2x pertemuan klein kondisi emosinya
menceritakan tanda- tanda (tanda emosional)
saat terjadi perilaku saat terjadi
kekerasan kekerasan
- Tanda fisik: mata merah, c. Motivasi klien
tangan mengepal, menceritakan
ekspresi tegang, dll kondisi hubungan
- Tanda emosional: dengan orang lain
perasaan marah, jengkel,
bicara kasar 4. Diskusikan dengan 4. Pengenalan
- Tanda social” klien perilaku tanda- tanda
bermusuhan yang dialami kekerasan yang perilaku
saat terjadi perilaku dilakukannya selama kekerasan sejak
kekerasan ini awal dapat
a. Motivasi klien menjadi salah
4. Setelah 2x pertemuan klien menceritakan jenis satu tindakan
tindakan
dapat menjelaskan: preventif sebelum
kekerasan yang
- Jenis ekspresi menjasi perilaku
33
kemarahan yang selam selam ini pernah kekerasan yang
ini telah dilakukannya dilakukan lebih parah dan
- Perasaannya saat b. Motivasi klien dapat diatasi
melakukan kekerasan menceritakan dengan segera.
- Efektifitas cara yang perasaan klien
dipakai dalam seteah tindak
menyelesaikan kekerasan itu
masalah terjadi
c. Diskusikan apakah
5. Setelah 2x pertemuan klien dengan tindakan
dapat menjelaskan akibat kekerasan yang
tindakan kekerasan yang dilakuaknnya
dilakukannya masalah yang
- Diri sendiri: luka, dijauhi dialami akan
teman, dll teratasi
- Orang lain: luka,
5. Diskusikan dengan 5.Agar klien
tersinggung, ketakutan,
dll klien akibat negative memahami
yang akan didapat perilaku kekerasan
- Lingkungan: barang
akibat perilakunya, yang dilakukannya
atau benda rusak
terhadap merugikan diri
a. Diri sendiri sendiri, keluarga
6. Setelah 3x pertemuan klien
b. Orang dan lingkungan
dapat
lain/keluarga
- Menjelaskan cara- cara
c. Lingkungan
sehat mengungkapkan
marah
34
b. Peragakan cara
melaksanakan
cara yang dipilh
c. Jelaskan manfaat
cara tersebut
d. Anjurkan klien
menirikan
peragaan yang
dilakukan
e. Beri penguatan
pada klien
f. Perbaiki cara yang
masih belum
sempurna
g. Anjurkan klien
untuk
mengungkapkan
cara yang sudah
dilatih saat marah
8. Jelaskan manfaat
menggunakan obat 8.Dapat menambah
secara teratur dan pengetahuan klien
kerugian jika tidak tntang obat dan
emnggunakan obat fungsi obat dan
Jelaskan kepada memberikan
klien: informasi tentang
a. Jenis obat pentingnya minik
b. Dosis yang tepat obat dala
c. Waktu pemakaina mempercepat
d. Cara pemakaian penyembuhan
e. Efek yang akan
dirasakan klien
9. Anjurkan klien:
a. Menggunakan dan 9.Dengan cara sehat
meminta obat dapat dengan
tepat waktu mudah membantu
b. Laporkan ke mengontrol
perawat atau
kemarahan klien
dokter jika
tanpa
mengalamio efek
menimbulkan
yang tidak tepat
c. Berikan pujian kerugian
terhadap
kedisiplinan klien
menggunakan
obat
35
BAB IV
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi klien :
Klien terpasang restrain, gelisah, cemas
2. Diagnosa keperawatan :
Risiko Perilaku Kekerasan
3. Tujuan khusus :
a. Klien dapat membina hubungan saling percaya
b. Klien dapat mengenal RPK yang dialaminya
c. Klien dapat menjelaskan cara mengontrol RPK dengan cara fisik 1: tarik
nafas dalam
4. Tindakan Keperawatan :
a. Mengidentifikasi penyebab PK
b. Mengidentifikasi tanda dan gejala PK
c. Mengidentifikasi PK yang dilakukan
d. Mengidentifikasi akibat PK
e. Menyebutkan cara mengontrol PK
f. Membantu pasien mempraktekkan latihan cara mengontrol fisik 1
g. Menganjurkan pasien memasukkan dalam kegiatan harian
ORIENTASI
1. Salam terapeutik :
Assalammualaikum Mas, perkenalkan saya Ovan. Saya praktikan di ruang Camar. Saya
yang akan merawat Mas selama Mas di ruang ini. Nama Mas siapa ? Suka dipanggil
siapa ?
2. Evaluasi / validasi :
Bagaimana Perasaan Mas hari ini ? masih ada perasaan marah atau kesal ?
3. Kontrak (Topik, Waktu, dan Tempat) :
Baiklah, kita akan berbincang-bincang tentang perasaan marah Mas. Berapa lama kita
akan berbincang bincang ? 10 menit bagaimana ? Dimana enaknya kita duduk untuk
berbincang-bincang ? bagaimana kalau disini saja ?
KERJA
(Langkah – langkah tindakan keperawatan)
“Saya liat Mas Sering seperi kebingungan?”
“Apa ada yang mengganggu Mas S? Apakah Mas berkenan untuk bercerita?”
“Apakah Mas S tahu alasan Mas disini? Marah M a s ? Marah seperti apa
maksudnya bisa dijelaskan?”
“ Tanda-tanda orang marah itu seperti apa Mas ? yang biasa Mas
alami” “ Apa yang menyebabkan Mas marah ?”
“Mas S biasanya kalo lagi marah ngapain agar reda? Akibat dari Mas marah itu
apa Mas ?”
“Kalo setelah marah itu biasanya apa yang Mas S rasakan?”
“Mas S merasa kah kalau hal yang Mas S lakukan itu merugikan diri Mas dan orang-
orang disekitar Mas. Memangnya Mas S tidak takut kalau terus-terusan marah- marah
36
seperti ini Mas S bisa dijauhi sama orang-orang? Apa Mas S tidak sayang sama
keluarga Mas?
TERMINASI
1. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan (Subyektif dan Obyektif)
Subyektif : “Bagaimana perasaan Mas setelah mengetahui cara-cara latihan
mengontrol PK?”
Obyektif : “Keseluruhan ada berapa cara untuk mengontrol marah? Coba Mas
sebutkan sambil dipraktikan. Bagus sekali! (jika jawaban benar)”
2. Tindak lanjut klien (apa yang perlu dilatih klien sesuai dengan hasil tindakan yang telah
dilakukan)
“Nah Mas, setelah saya nilai tadi terlihat M a s sudah memahami dan bias
melakukan latihan fisik untuk mengontrol marah dengan baik. Saya harap Mas
dapat mempertahankan hal tersebut.”
37
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
NO. TANGGAL/
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN EVALUASI
DX JAM
A:
a. Kklien mampu
mengulangi kembali apa
yang dijelaskan
b. Kklien mampu untuk
mengikuti Wawancara
c. Kklien mampu
mempraktikkan nafas
dalam
P:
Klien :
a. Bberlatih mengendalikan
38
RPK dengan nafas dalam
Perawat :
Lanjutkan Intervensi SP2,
Evaluasi Latihan 1,dan Latihan
mengontrol marah dengan
Memukul bantal
39
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
Hari Kamis, tanggal 16 Agustus 2017
Interaksi II
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi klien :
Klien tampak tenang, Klien sering diam dan hanya di tempat tidur, jika tidak diajak
ngobrol tidak ngobrol
2. Diagnosa keperawatan :
Resiko Perilaku Kekerasan
3. Tujuan khusus :
a.Klien dapat Membina Hubungan Saling Percaya
b.Klien dapat mengontrol perilaku kekerasan dengan latihan fisik 2 (memukul bantal dan
kasur)
4. Tindakan Keperawatan :
a) Mengevaluasi kemampuan klien mengontrol perilaku kekerasan dengan
latihan fisik 1
b) Melatih cara mengontrol perilaku kekerasan latihan fisik 2
c) Meipakukkan dalam jadwal kegiatan latihan cara mengontrol perilaku
kekerasan dengan fisik 1,2
ORIENTASI
1. Salam terapeutik :
Assalammualaikum Mas, selamat pagi. Masih ingat dengan saya?/
2. Evaluasi / validasi :
Bagaimana Perasaan Mas hari ini ? apakah tadi malam tidurnya nyenyak ?
3. Kontrak (Topik, Waktu, dan Tempat) :
Sesuai dengan janji kita kemari, hari ini kita akan belajar mengontrol Perilaku Kekerasan
dengan Latihan fisik 2 yaitu memukul bantal dan kasur. Berapa lama kita akan
berbincang bincang ? 20 menit bagaimana ? Dimana enaknya kita duduk untuk
berbincang-bincang ? bagaimana kalau disini saja ?
KERJA
(Langkah – langkah tindakan keperawatan)
”Nah apakah Mas masih ingat cara nafas dalam yang benar? Iya coba
dipraktekkan..wah bagus.. nafas dalam dilakukan berapa kali dalam sehari Mas?”
“Kalau ada yang menyebabkan bapak marah dan muncul perasaan kesal, berdebar-
debar, mata melotot, selain napas dalam bapak dapat melakukan pukul kasur dan
bantal”.
“Sekarang mari kita latihan memukul kasur dan bantal. Mana kamar bapak? Jadi
kalau nanti bapak kesal dan ingin marah, langsung ke kamar dan lampiaskan
kemarahan tersebut dengan memukul kasur dan bantal. Nah, coba bapak lakukan,
pukul kasur dan bantal. Ya, bagus sekali bapak melakukannya”.
“Kekesalan lampiaskan ke kasur atau bantal.”
“Nah cara inipun dapat dilakukan secara rutin jika ada perasaan marah. Kemudian
jangan lupa merapikan tempat tidurnya”
“Sekarang silahkan Mas mencoba cara yang baru saja saya ajarkan”
“Iya,.. Bagus Mas”......(jika klien mampu mendemokan)
TERMINASI
1. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan (Subyektif dan Obyektif)
“Bagaimana perasaan pak setelah berbincang-bincang tentang cara mengontrol
kemarahan dengan memukul bantal/ tempat tidur?”
40
2. Tindak lanjut klien (apa yang perlu dilatih klien sesuai dengan hasil tindakan yang telah
dilakukan)
”Coba selama saya tidak ada, jangan lupa tetap melakukan latihan napas dalam, dan
latihan.”
41
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
Perawat :
Melanjutkan Intervensi SP3,
mengontrol RPK dengan obat
42
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
2. Klien mampu menerapkan cara mengontrol risiko perilaku kekerasan dengan cara
fisik 1 dan 2
4.2. Saran
43
DAFTAR RUJUKAN
Aziz R, dkk. 2003. Pedoman Asuhan Keperawatan Jiwa. Semarang: RSJD Dr.
Amino Gonohutomo
Keliat Budi Ana. 2006. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta : EGC
Purba, dkk. 2008. Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Masalah Psikososial dan
Gangguan Jiwa. Medan : USU Press.
Stuart, GW. 2002. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi 5. Jakarta: EGC.
Yusuf dkk. 2015. Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta: Salemba Medika
44