Anda di halaman 1dari 44

LAPORAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Sdr. M. S. DENGAN


DIAGNOSA KEPERAWATAN RISIKO PERILAKU KEKERASAN
DI RUANG CAMAR
RSJ dr. RADJIMAN WEDIODININGRAT LAWANG

Disusun Oleh :
Kelompok 4
1. Eka Jeni Kusumaning Wulan 1501300001
2. Elsa Widya Anggraini 1501300012
3. Indah Nopitasari 1501300016
4. Ovan Galih Willyandi 1501300025
5. Nur Eva Yulianik 1501300027

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG


JURUSAN KEPERAWATAN
PRODI DIII KEPERAWATAN BLITAR
Agustus 2017
LEMBAR PENGESAHAN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Sdr. M. S. DENGAN
DIAGNOSA KEPERAWATAN RISIKO PERILAKU KEKERASAN
DI RUANG CAMAR
RSJ dr. RADJIMAN WEDIODININGRAT LAWANG

Untuk Memenuhi Tugas Praktik Klinik Keperawatan Jiwa

Telah disahkan dan disetujui oleh:

Pembimbing Insitusi Pembimbing Lahan

Dr. Imam Sunarno, Drs., SST, M.Kes. NIP. Romy Zulkarnain, S.Kep. Ns NIP.
19590107 198112 1 001 19840417 200604 1001

Mengetahui,

Kepala Ruang Camar

Edi Yulianto, Amd. Kep NIP.


19660705 198603 1002
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena yang telah memberikan
rahmad dan hidayatnya pada penulis, sehingga penulis mampu menyelesaikan Laporan
Asuhan Keperawatan Jiwa Pada Sdr.M.S dengan Resiko Perilaku Kekerasan di ruangan
IPCU II CAMAR, di Rumah Sakit Jiwa Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang dapat
selesai pada waktunya. Tugas ini dibuat untuk memenuhi tugas praktik klinik
Keperawatan Jiwa.
Ucapan terima kasih tidak lupa penulis sampaikan kepada:
1. Bapak Romy Zulkarnain, S.Kep., Ns. ,selaku pembimbing di ruang IPCU II
Camar yang telah memberikan kesempatan pada kami untuk memberikan ilmu
diruangan ini.
2. Bapak Dr. Imam Sunarno, SST, Drs, M.Kes selaku pembimbing jurusan yang
telah memberikan pengarahan dan pembimbing kepada kelompok kami.
3. Dan semua perawat dan klien yang berada di Ruang IPCU II Camar atas
partisipasi dan bersedia memberikan kesempatan untuk membantu menyelesaikan
tugas Laporan Asuhan Keperawatan Jiwa.
4. Teman-teman dari POLTEKKES KEMENKES MALANG yang senantiasa
bekerja sama memberikan bantuan, semangat, dan dukungannya.

Demikian Laporan Asuhan Keperawatan Jiwa ini kami buat, semoga dapat
bermanfaat bagi kami. Apabila dalam penulisan ada kesalahan kami mohon maaf.

Lawang, 20 Agustus 2017

Penulis

3
DAFTAR ISI

Cover i
Lembar Pengesahan ii
Kata Pengantar 3
Daftar Isi 4

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Pendahuluan -------------------------------------------------------------------------------- 5
1.2 Rumusan Masalah ------------------------------------------------------------------------- 5
1.3 Tujuan Penelitian --------------------------------------------------------------------------- 5

BAB II LANDASAN TEORI


2.1 Konsep Teori ------------------------------------------------------------------------------- 7
2.1.1 Pengertian Perilaku Kekerasan --------------------------------------------------- 7
2.1.2 Etiologi Perilaku Kekerasan ------------------------------------------------------ 8
2.1.3 Tanda dan Gejala Perilaku Kekerasan ------------------------------------------- 8
2.1.4 Rentang Respon Perilaku Kekerasan -------------------------------------------- 9
2.1.5 Proses Terjadinya Perilaku Kekerasan ------------------------------------------- 10
2.1.6 Akibat Terjadinya Perilaku Kekerasan ------------------------------------------ 11
2.1.7 Pohon Masalah --------------------------------------------------------------------- 11
2.1.8 Penatalaksanaan -------------------------------------------------------------------- 12
2.2 Konsep Asuhan Keperawatan Resiko Perilaku Kekerasan ---------------------- 13
2.2.1 Pengkajian Keperawatan ---------------------------------------------------------- 13
2.2.2 Diagnosa Keperawatan ------------------------------------------------------------ 16
2.2.3 Intervensi Keperawatan ----------------------------------------------------------- 16
2.2.4 Evaluasi ------------------------------------------------------------------------------ 20

BAB III TINJAUAN KASUS --------------------------------------------------------------- 21

BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan --------------------------------------------------------------------------------- 44
4.2 Saran ----------------------------------------------------------------------------------------- 44

Daftar Pustaka

4
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perilaku kekerasan merupakan salah satu jenis gangguan jiwa. Menurut WHO
(World Health Organization), masalah gangguan jiwa di dunia ini sudah menjadi
masalah yang semakin serius. Paling tidak, ada satu dari empat orang di dunia ini
mengalami gangguan jiwa. WHO memperkirakan ada sekitar 450 juta orang di dunia ini
ditemukan mengalami gangguan jiwa.
Resiko perilaku kekerasan atau agresif adalah perilaku yang menyertai marah
dan merupakan dorongan untuk bertindak dalam bentuk destruktif dan masih terkontrol
(yosep, 2007).
Berdasarkan latar belakang diatas, kelompok tertarik untuk melakukan tindakan
keperawatan pada klien Sdr. M. S yang mengalami resiko perilaku kekerasan.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut maka penulis merumuskan


bagaimana penatalaksanaan asuhan keperawatan pada Sdr. M. S. dengan masalah utama
resiko perilaku kekerasan di ruang camar RSJ dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang.

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan laporan kasus ini adalah sebagai berikut:

1. Tujuan umum:

Mendapatkan pengalaman dalam Asuhan Keperawatan pada klien dengan


resiko perilaku kekerasan di RSJ dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang,
yang meliputi pengkajian, penegakkan diagnosa, merencanakan dan
melaksanakan tindakan keperawatan, dan mengevaluasi.
2. Tujuan Khusus:

a) Melaksanakan pengkajian data pada klien dengan masalah utama resiko


perilaku kekerasan.
b) Menganalisa data pada klien dengan resiko perilaku kekerasan.

c) Merumuskan diagnosa keperawatan pada klien dengan resiko


perilaku kekerasan.

5
d) Merencanakan tindakan keperawatan pada klien dengan resiko
perilaku kekerasan.
e) Mengimplementasikan rencana tindakan keperawatan pada klien dengan
resiko perilaku kekerasan.
f) Mengevaluasi tindakan keperawatan pada klien dengan resiko
perilaku kekerasan.

6
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Konsep Teori

2.1.1 Pengertian Perilaku Kekerasan

Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan hilangnya kendali perilaku


seseorang yang diarahkan pada diri sendiri, orang lain, atau lingkungan.
Perilaku kekerasan pada diri sendiri dapat berbentuk melukai diri untuk
bunuh diri atau membiarkan diri dalam bentuk penelantaran diri (Yusuf,
2015).
Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang
melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara fisik, baik kepada
diri sendiri maupun orang lain (Yosep, 2007).
Sedangkan menurut Carpenito 2000, Perilaku kekerasan adalah
keadaan dimana individu-individu beresiko menimbulkan bahaya langsung
pada dirinya sendiri ataupun orang lain.
Resiko perilaku kekerasan atau agresif adalah perilaku yang
menyertai marah dan merupakan dorongan untuk bertindak dalam bentuk
destruktif dan masih terkontrol (yosep, 2007).
Tanda dan gejala :
- Muka merah dan tegang
- Pandangan tajam
- Mengatupkan rahang dengan kuat
- Mengepalkan tangan
- Jalan mondar-mandir
- Bicara kasar
- Suara tinggi, menjerit atau berteriak
- Mengancam secara verbal atau fisik
- Melempar atau memukul benda atua orang lain
- Merusak barang atau benda
- Tidak memiliki kemampuan mencegah atau mengendalikan perilaku
kekerasan

7
2.1.2 Etiologi Perilaku Kekerasan

Perilaku kekerasan bisa disebabkan adanya gangguan harga diri:


harga diri rendah. Harga diri adalah penilaian individu tentang pencapaian
diri dengan menganalisa seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal diri.
Dimana gangguan harga diri dapat digambarkan sebagai perasaan negatif
terhadap diri sendiri, hilang kepercayaan diri, merasa gagal mencapai
keinginan.
Tanda dan gejala :
- Rasa bersalah terhadap diri sendiri (mengkritik/menyalahkan diri
sendiri)
- Gangguan hubungan sosial (menarik diri)
- Percaya diri kurang (sukar mengambil keputusan)
- Mencederai diri (akibat dari harga diri yang rendah disertai harapan
yang suram, mungkin klien akan mengakiri kehidupannya.

Perilaku kekerasan dapat disebabkan karena frustasi, takut, stress,


cemas, manipulasi atau intimidasi dan rasa bersalah. Pada klien gangguan
jiwa, perilaku kekerasan bisa disebabkan adanya perubahan sensori persepsi
berupa halusinasi, baik dengar, visual maupun lainnya. Klien merasa
diperintah oleh suara-suara atau bayangan yang dilihatnya untuk melakukan
kekerasan atau klien merasa marah terhadap suara-suara atau bayangan yang
mengejeknya.

2.1.3 Tanda dan Gejala Perilaku Kekerasan

Tanda dan gejala dari perilaku kekerasan adalah sebagai berikut:

1. Fisik

a) Muka merah dan tegang

b) Mata melotot atau pandangan tajam

c) Tangan mengepal

d) Rahang mengatup dengan kuat

e) Wajah memerah dan tegang

f) Postur tubuh kaku

g) Jalan mondar-mandir

8
2. Verbal

a) Bicara kasar

b) Suara tinggi, membentak atau berteriak

c) Mengancam secara verbal atau fisik

d) Mengumpat dengan kata-kata kotor

e) Suara keras

f) Ketus

3. Perilaku

a) Melempar atau memukul benda ataupun orang lain

b) Menyerang orang lain

c) Melukai diri sendiri atau orang lain

d) Merusak lingkungan

e) Amuk atau agresif

4. Emosi: Tidak adekuat, tidak aman dan nyaman rasa terganggu, dendam
dan jengkel, tidak berdaya, bermusuhan, mengamuk, ingin berkelahi,
menyalahkan dan menuntut.

5. Intelektual: mendominasi, cerewet, kasar, berdebat, meremehkan,


sarkasme

6. Spiritual: merasa diri berkuasa, merasa diri benar, mengkritik pendapat


orang lain, menyinggung perasaan orang lain, tidak peduli dan kasar.

7. Sosial: menarik diri, pengasingan, penolakan, kekerasan, ejekan, dan


sindiran.

8. Perhatian: bolos, mencuri, melarikan diri, dan penyimpangan seksual.

2.1.4 Rentang Respon Perilaku Kekerasan

Adaptif Maladaptif
Asertif Frustasi Pasif Agresif Amuk
Rentang Respons Marah

Keterangan:
• Asertif : Kemarahan yang diungkapkan tanpa menyakiti orang lain.

9
• Frustasi : Kegagalan mencapai tujuan, tidak realitas/terhambat.
• Pasif : Respons lanjutan yang pasien tidak mampu mengungkapkan perasaan.
• Agresif : Perilaku destruktif tapi masih terkontrol.
• Amuk : Perilaku destruktif yang tidak terkontrol.

Perbandingan Perilaku Pasif, Asertif dan Agresif

Pasif Asertif Agresif


Isi bicara  negatif  positif  berlebihan
 menghina  menghargai diri  menghina
 dapatkah saya sendiri orang lain
lakukan  saya dapat/akan  anda selalu/
 dapatkah ia lakukan tidak pernah
lakukan
Nada suara  diam  diatur  tinggi
 lemah  menuntut
 merengek

Posture/ sikap  melotot  tegak  tenang


tubuh  menundukkan  rileks  bersandar ke
kepala depan
Personal space  orang lain dapat  Menjaga jarak  Memasuki
masuk pada yang teritorial orang
teritorial mneyenangkan lain
pribadinya  Mempertahankan
hak tempat/
teritorial
Gerakan  Minimal  Memperlihatkan  Mengancam,
 Lemah gerakan yang ekspansi
 Resah sesuai gerakan
Kontak mata  Sedikit atau tidak  Sekali-sekali  melotot
(intermiten)
 Sesuai dengan
kebutuhan
interaksi

2.1.5 Proses Terjadinya Perilaku Kekerasan

Proses terjadinya perilaku kekerasan (amuk) menurut Yusuf:2015,


“Amuk merupakan respons kemarahan yang paling maladaptif yang
ditandai dengan perasaan marah dan bermusuhan yang kuat disertai
hilangnya kontrol, yang individu dapat merusak diri sendiri, orang
lain, atau lingkungan (Keliat, 1991). Amuk adalah respons marah
terhadap adanya stres, rasa cemas, harga diri rendah, rasa bersalah,
putus asa, dan ketidakberdayaan.

10
Respons marah dapat diekspresikan secara internal atau eksternal.
Secara internal dapat berupa perilaku yang tidak asertif dan merusak
diri, sedangkan secara eksternal dapat berupa perilaku destruktif
agresif. Respons marah dapat diungkapkan melalui tiga cara yaitu (1)
mengungkapkan secara verbal, (2) menekan, dan (3) menantang.

Mengekspresikan rasa marah dengan perilaku konstruktif dengan


menggunakan kata-kata yang dapat dimengerti dan diterima tanpa
menyakiti orang lain akan memberikan kelegaan pada individu.
Apabila perasaan marah diekspresikan dengan perilaku agresif dan
menentang, biasanya dilakukan karena ia merasa kuat. Cara ini
menimbulkan masalah yang berkepanjangan dan dapat menimbulkan
tingkah laku yang destruktif dan amuk.”

2.1.6 Akibat Perilaku Kekerasan

Klien dengan perilaku kekerasan dapat melakukan tindakan-tindakan


berbahaya bagi dirinya, orang lain maupun lingkungannya, seperti
menyerang orang lain, memecahkan perabot, membakar rumah dll.
Sehingga klien dengan perilaku kekerasan beresiko untuk mencederai diri
orang lain dan lingkungan.

2.1.7 Pohon Masalah

Resiko menciderai diri sendiri, orang lain dan ------------ effect


lingkungan
------------ core problem

Perilaku kekerasan ------------ cause

Gangguan Konsep diri Harga Diri Rendah

11
2.1.8 Penatalaksanaan

Rangkaian Intervensi Keperawatan dalam Manajemen Perilaku Kekerasan


Strategi Penahanan

Stategi Preventif Strategi Antisipasi Strategi


Penahanan
• Kesadaran diri • Komunikasi • Manajemen krisis

• Pendidikan pasien • Perubahan lingkungan • Pengasingan


• mengendalian /
• Latihan asertif • Perilaku
pengekangan
• Psikofarmakologi

Pengasingan

Pengasingan dilakukan untuk memisahkan pasien dari orang lain di


tempat yang aman dan cocok untuk tindakan keperawatan. Tujuannya
adalah melindungi pasien, orang lain, dan staf dari bahaya. Hal ini legal jika
dilakukan secara terapeutik dan etis. Prinsip pengasingan antara lain sebagai
berikut (Stuart dan Sundeen, 1995: 738).
1. Pembatasan gerak
a. Aman dari mencederai diri.
b. Lingkungan aman dari perilaku pasien.
2. Isolasi
a. Pasien butuh untuk jauh dari orang lain, contohnya paranoid.
b. Area terbatas untuk adaptasi, ditingkatkan secara bertahap.
3. Pembatasan input sensoris
Ruangan yang sepi akan mengurangi stimulus.

Pengekangan
Tujuan dari pengekangan adalah mengurangi gerakan fisik pasien,
serta melindungi pasien dan orang lain dari cedera. Indikasi antara lain
sebagai berikut.
1. Ketidakmampuan mengontrol perilaku.
2. Perilaku tidak dapat dikontrol oleh obat atau teknik psikososial.
3. Hiperaktif dan agitasi.

Prosedur pelaksanaan pengekangan adalah sebagai berikut.

12
1. Jelaskan pada pasien alasan pengekangan.
2. Lakukan dengan hati-hati dan tidak melukai.
3. Ada perawat yang ditugaskan untuk mengontrol tanda vital, sirkulasi,
dan membuka ikatan untuk latihan gerak.
4. Penuhi kebutuhan fisik, yaitu makan, minum, eliminasi, dan perawatan
diri.

2.2 Konsep Asuhan Keperawatan Risiko Perilaku Kekerasan

2.2.1. Pengkajian Keperawatan

• Faktor Predisposisi
Faktor-faktor yang mendukung terjadinya perilaku kekerasan adalah :

a. Faktor biologis

1. Intinctual drive theory (teori dorongan naluri)

Teori ini menyatakan bahwa perilaku kekerasan disebabkan oleh


suatu dorongan kebutuhan dasar yang kuat.
2. Psycomatic theory (teori psikomatik)

Pengalaman marah adalah akibat dari respon psikologis terhadap


stimulus eksternal, internal maupun lingkungan. Dalam hal ini
sistem limbik berperan sebagai pusat untuk mengekspresikan
maupun menghambat rasa marah.

b. Faktor psikologis

1. Frustasion aggresion theory ( teori argesif frustasi)

Menurut teori ini perilaku kekerasan terjadi sebagai hasil


akumulasi frustasi yang terjadi apabila keinginan individu untuk
mencapai sesuatu gagal atau terhambat. Keadaan tersebut dapat
mendorong individu berperilaku agresif karena perasaan frustasi
akan berkurang melalui perilaku kekerasan.
2. Behavioral theory (teori perilaku)

Kemarahan adalah proses belajar, hal ini dapat dicapai apabila


tersedia fasilitas atau situasi yang mendukung reinforcement yang
diterima pada saat melakukan kekerasan, sering mengobservasi
kekerasan di rumah atau di luar rumah. Semua aspek ini menstimulai
individu mengadopsi perilaku kekerasan.
3. Existential theory (teori eksistensi)

13
Bertindak sesuai perilaku adalah kebutuhan yaitu kebutuhan dasar
manusia apabila kebutuhan tersebut tidak dapat dipenuhi melalui
perilaku konstruktif maka individu akan memenuhi kebutuhannya
melalui perilaku destruktif.

c. Faktor sosio kultural

1. Social enviroment theory ( teori lingkungan )

Lingkungan sosial akan mempengaruhi sikap individu dalam


mengekspresikan marah. Budaya tertutup dan membalas secara diam
(pasif agresif) dan kontrol sosial yang tidak pasti terhadap perilaku
kekerasan akan menciptakan seolah- olah perilaku kekerasan
diterima.
2. Social learning theory ( teori belajar sosial )

Perilaku kekerasan dapat dipelajari secara langsung maupun


melalui proses sosialisasi.

• Faktor Presipitasi
Stressor yang mencetuskan perilaku kekerasan bagi setiap individu
bersifat buruk. Stressor tersebut dapat disebabkan dari luar maupun dalam.
Contoh stressor yang berasal dari luar antara lain serangan fisik, kehilangan,
kematian, krisis dan lain- lain. Sedangkan dari dalam adalah putus hubungan
dengan seseorang yang berarti, kehilangan rasa cinta, ketakutan terhadap
penyakit fisik, hilang kontrol, menurunnya percaya diri dan lain-lain.Selain
itu lingkungan yang terlalu ribut, padat, kritikan yang mengarah pada
penghinaan, tindakan kekerasan dapat memicu perilaku kekerasan.

• Mekanisme Koping

Mekanisme koping klien perlu diidentifikasi, sehingga membantu


klien untuk mengembangkan mekanisme koping yang konstruktif dalam
mengekspresikan marahnya. Mekanisme koping yang umum digunakan
adalah mekanisme pertahanan ego seperti displacement, sublimasi, proyeksi,
depresi, denial dan reaksi formasi.

• Perilaku
Perilaku yang berkaitan dengan perilaku kekerasan antara lain:

1. Menyerang atau menghindar

Pada keadaan ini respon fisiologis timbul karena kegiatan sistem syaraf
otonom bereaksi terhadap sekresi epineprin yang menyebakan tekanan
darah meningkat, takikardi, wajah merah, pupil melebar, mual, sekresi

14
HCL meningkat, peristaltik gaster menurun, pengeluaran urin dan saliva
meningkat, konstipasi, kewaspadaan juga meningkat, disertai
ketegangan otot seperti: rahang terkatup, tangan mengpal, tubuh menjadi
kaku dan disertai reflek yang cepat.

2. Menyatakan secara asertif

Perilaku yang sering ditampilkan individu dalam mengekspresikan


kemarahannya yaitu dengan perilaku pasif, agresif dan aktif. Perilaku
asertif adalah cara yang terbaik, individu dapat mengekspresikan rasa
marahnya tanpa menyakiti orang lain secara fisik maupun psikologis dan
dengan perilaku tersebut individu juga dapat mengembangkan diri.

3. Memberontak

Perilaku yang muncul biasanya disertai kekerasan akibat konflik


perilaku untuk menarik perhatian orang lain.

4. Perilaku kekerasan

Tindakan kekerasan atau amuk yang ditujukan kepada diri sendiri, orang
lain maupun lingkungan.

Faktor-faktor yang dapat mencetuskan perilaku kekerasan


seringkali berkaitan dengan :

 Ekspresi diri Ingin menunjukkan eksistensi diri atau simbol solidaritas


seperti dalam sebuah konser, penonton sepak bola, geng sekolah,
perkelahian masal dan sebagainya.

 Ekspresi dari tidak terpenuhinya kebutuhan dasar dan kondisi sosial


ekonomi.

 Kesulitan dalam mengkomunikasikan sesuatu dalam keluarga serta tidak


membiasakan dialog untuk memcahkan masalah cenderung melakukan
kekerasan dalam menyelesaikan konflik.

 Ketidaksiapan seorang ibu dalam merawat anaknya dan


ketidakmampuan menempatkan dirinya sebagai seorang yang dewasa.

 Adanya riwayat perilaku anti sosial: meliputi penyalahgunaan obat dan


alkoholisme dan tidak mampu mengontrol emosinya pada saat
menghadapi rasa frustasi.

 Kematian anggota keluarga yang terpenting, kehilangan pekerjaan,


perubahan tahap perkembangan atau perubahan perkembangan keluarga.

15
2.2.2. Diagnosa Keperawatan

1. Risiko Perilaku kekerasan

2.2.3. Intervensi Keperawatan

RENCANA KEPERAWATAN

N Rencana Tindakan Keperawatan Rasional


o Tujuan dan Kriteria Hasil Tindakan Keperawatan
D
x
TUM: 1. Bina hubungan saling 1.Dengan rasa saling
1
Klien dapat mengontrol percaya percaya pasien
perilaku kekerasan - Beri salam setiap dapat dengan
berinteraksi mudah dan lebih
- Perkenalkan nama, nyaman dalam
TUK: nama panggilan megungkapkanan
1. Klien dapat membina dan tujuan perasaanya
hubungan saling percaya interaksi sehingga dapat
2. Klien dapat - Tanyakan dan mempermudah
mengidentifikasi penyebab panggil nama dalam melakukan
perilaku kekerasan yang kesukaan kalien tindakan
dilakukannya - Tunjukkan sikap keperawatan
3. Klien dapat mengidentifikasi empati, jujur, dan
tanda tanda perilaku kekerasan menepati janji
4. Klien dapat mengidentifikasi - Tanyakan perasaan
jenis perilaku kekerasan yang klien dan masalah
pernah dilakukan yang dihadapai
5. Klien dapat klien
- Buat konak
mengidentifikasi akibat
interaksi yang jelas
perilaku kekerasan
- Dengarkan dengan
6. Klien dapat mengidentifikasi
penuh perhatian
cara konstruktif dalam
ungkapan perasaan
mengungkapkan kemarahan klien
7. Klien dapat
mendemonstrasikan cara 2. Bantu klien 2.Informasi dari
mengontrol perilaku mengungkapkan klien penting bagi
kekerasan perasaanya perawat untuk
8. Klien menggunakan obat - Motivasi klien membantu klien
sesuai program yang telah untuk dalam
dicapai menceritakan menyelesaikan
penyebab rasa masalah yang
Kriteria Evaluasi: kesal konstruktif
1. Setelah 1 x pertemuan klien - Dengarkan tanpa
dapat menunjukkan tanda- menyela atau
tanda percaya kepada perawat memeberikan
- Wajah cerah penilaian setiap
- Mau berkenalan ungkapan pasien
- Ada kontak mata
- Bersedia menceritakan 3.Informasi dari
3. - Bantu klien
Perasaannya
mengungkapkan klien penting bagi
2. Setelah 2x pertemuan klien tanda-tanda perilaku perawat untuk
kekerasan yang membantu klien

16
dapat menceritakan penyebab dialaminya dalam
perilaku kekerasan yang - Motivasi klien menyelesaikan
dilakukannya menceritakan masalah yang
- Menceritakan penyebab kondisi fisik (tanda konstruktif
perasaan jengkel / kesal fisik) saat perilaku
baik diri sendiri ataupun kekerasan terjadi
lingkungan - Motivasi klien
menceritakan
3. Setelah 2x pertemuan klein kondisi emosinya
menceritakan tanda- tanda (tanda emosional)
saat terjadi perilaku saat terjadi
kekerasan kekerasan
- Tanda fisik: mata merah, - Motivasi klien
tangan mengepal, menceritakan
ekspresi tegang, dll kondisi hubungan
- Tanda emosional: dengan orang lain
perasaan marah, jengkel,
bicara kasar 4. Diskusikan dengan
4.Pengenalan tanda-
- Tanda social” bermusuhan klien perilaku
tanda perilaku
yang dialami saat terjadi kekerasan yang
kekerasan sejak
perilaku kekerasan dilakukannya selama
awal dapat
ini
menjadi salah satu
4. Setelah 2x pertemuan klien - Motivasi klien
tindakan preventif
dapat menjelaskan: menceritakan jenis
sebelum menjasi
- Jenis ekspresi kemarahan tindakan kekerasan
perilaku kekerasan
yang selam ini telah yang selam ini
pernah dilakukan yang lebih parah
dilakukannya dan dapat diatasi
- Perasaannya saat - Motivasi klien
menceritakan dengan segera.
melakukan kekerasan
- Efektifitas cara yang perasaan klien
dipakai dalam seteah tindak
menyelesaikan masalah kekerasan itu
terjadi
- Diskusikan apakah
5. Setelah 2x pertemuan klien
dengan tindakan
dapat menjelaskan akibat
kekerasan yang
tindakan kekerasan yang dilakuaknnya
dilakukannya masalah yang
- Diri sendiri: luka, dijauhi dialami akan
teman, dll teratasi
- Orang lain: luka,
tersinggung, ketakutan,
5. Diskusikan dengan
dll
klien akibat negative 5.Agar klien
- Lingkungan: barang
yang akan didapat memahami
atau benda rusak
akibat perilakunya, perilaku kekerasan
terhadap yang dilakukannya
6. Setelah 3x pertemuan klien
- Diri sendiri merugikan diri
dapat
- Orang sendiri, keluarga
- Menjelaskan cara- cara
lain/keluarga dan lingkungan
sehat mengungkapkan
- Lingkungan
marah

7. Setelah 5x pertemuan klein


dapat memperagakan cara
6. Diskusikan dengan 6.Menambah
mengontrol perilaku kekerasan
klien pengetahuan klien
- Fisik: nafas dalam,
- Apakah klien mau
memukul bantal
mempelajari cara
- Verbal: mengungkapkan
baru
perasaan kesal / jengkel
17
- Spiritual: zikir/ doa, mengungkapkan
meditasi sesuai agamanya marah yang sehat
- Jelaskan berbagai
8. Setelah 6x pertemuan klien alternative pilihan
dapat menjelaskan: untuk
- Manfaat minum obat mengungkapkan
- Kerugian tidak minum marah selain
obat perilaku kekerasan
- Nama obat - Jelaskan cara cara
- Bentuk dan warna obat sehat untuk
- Dosis yang mngungkapkan
diberikan marah:
- Waktu pemakaian
Fisik: nafas dalam,
memukul bantal
Verbal:
mengungkapkan
perasaan kesal /
jengkel
Spiritual: zikir/
doa, meditasi
sesuai agamanya

7. Diskusikan cara yang


mungkin dipilih dan 7.Mencari metode
dianjurkan klien koping yang tepat
memilih cara yang dan konstruktif
mungkin untuk
mengungkapkan
kemarahan
- Latih klien
memeperagakan
cara yang dipilih
- Peragakan cara
melaksanakan cara
yang dipilh
- Jelaskan manfaat
cara tersebut
- Anjurkan klien
menirikan
peragaan yang
dilakukan
- Beri penguatan
pada klien
- Perbaiki cara yang
masih belum
sempurna
- Anjurkan klien
untuk
mengungkapkan
cara yang sudah
dilatih saat marah

8. Jelaskan manfaat
menggunakan obat 8.Dapat menambah
secara teratur dan pengetahuan klien
kerugian jika tidak tntang obat dan
emnggunakan obat fungsi obat dan
Jelaskan kepada memberikan

18
klien: informasi tentang
- Jenis obat pentingnya minik
- Dosis yang tepat obat dala
- Waktu pemakaina mempercepat
- Cara pemakaian penyembuhan
- Efek yang akan
dirasakan klien

9. Anjurkan klien:
- Menggunakan dan 9.Dengan cara sehat
meminta obat tepat dapat dengan
waktu mudah membantu
- Laporkan ke mengontrol
perawat atau kemarahan klien
dokter jika tanpa
mengalamio efek menimbulkan
yang tidak tepat kerugian
- Berikan pujian
terhadap
kedisiplinan klien
menggunakan obat

19
2.2.4. Evaluasi

Pada pasien
a. Pasien mampu menyebutkan penyebab, tanda dan gejala perilaku kekerasan,
perilaku kekerasan yang biasa dilakukan, serta akibat dari perilaku kekerasan
yang dilakukan.
b. Pasien mampu menggunakan cara mengontrol perilaku kekerasan secara
teratur sesuai jadwal, yang meliputi:
1) secara fisik,
2) secara sosial/verbal,
3) Secara spiritual
4) Terapi psikofarmaka

BAB III

20
TINJAUAN KASUS

PENGKAJIAN KEPERAWATAN
KESEHATAN JIWA

Tanggal MRS : 15 Agustus 2017


Tanggal Dirawat di Ruangan : 15 Agustus 2017
Tanggal Pengakajian : 16 Agustus 2017
Ruang Rawat : Ruang Camar (IPCU II)

I. IDENTITAS KLIEN
Nama : Sdr. M.S (L/P)
Umur : 19th (06-10-1998)
Alamat : Kesamben, Blitar
Pendidikan : SMP
Agama : Islam
Status : Belum Kawin
Pekerjaan : Karyawan swasta
Jenis Kel. : Laki-laki
No CM : 119541

II. ALASAN MASUK


a. Data Primer
Klien mengatakan “saya baik-baik saja dan tidak gila. Saya seperti ini karena teman-
teman saya”

b. Data Sekunder
Menurut keluarga, klien sering marah marah tanpa sebab, merusak perabotan, memukul
Ibunya, mengurung diri di kamar, merasa diikuti bayangan, klien ketakutan

c. Keluhan Utama Saat Pengkajian


Klien menyalahkan orang lain atas kondisinya. Klien tampak tegang, melotot,
mengepalkan tangan, menolak dilakukan tindakan sehingga dipasang manset

III. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG (FAKTOR PRESIPITASI)


Keluarga Klien mengatakan ±4 bulan yang lalu klien memukul ibunya, merusak perabotan,
mengurung diri dikamar. Klien mayakini ada yang mengikuti dan mengancam dirinya,
mengejar-ngejar, selalu ketakutan dan bermimpi buruk, bicara keras, kotor dan membentak
ibunya. Bila melakukan sesuatu klien merasa pikirannya dikendalikan, bayang-bayang
menakuti selalu ada, sejak 2 hari terakhir klien kambuh tidak bisa tidur. Oleh keluarga klien
dibawa ke Psikiater, rawat jalan diberi obat, 2 minggu terakhir klien mengalami putus obat
karena masalah ekonomi. Pada tanggal 15 Agustus 2017 klien oleh keluarga dibawa ke
IGD RSJ Lawang dan saat ini klien dirawat di ruang IPCU Camar. Saat pengkajian kondisi
klien tampak masih tegang, gelisah, menyangkal keadaanya, terpasang manset

IV. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU (FAKTOR PRESDISPOSISI)


1. Pernah mengalami gangguan jiwa dimasa lalu?
 Ya
 Tidak
Jika Iya, Jelaskan kapan, tanda gejala / keluhan
Klien mengalami gangguan jiwa sejak 2 tahun yang lalu. Dengan tanda dan gejala
21
marah-marah, menganiaya Ibu, merusak perabotan, mengurung diri dikamar, dan merasa
ada bayangan yang mengikutinya. Klien mengalami perubahan perilaku setelah klien
membentur-benturkan kepala ke tembok karena sakit gigi yang teramat sangat. Kemudian
oleh keluarga klien dibawa ke psikiater, berobat jalan kurang lebih 1,5 tahun hingga pada
tanggal 15 Agustus 2017 kambuh marah-marah, mudah tersinggung ketika di ejek
tetangga karena tidak teratur minum obat karena tidak punya uang.

2. Faktor penyebab/ pendukung


a. Riwayat Trauma
Usia Pelaku Korban Saksi
1. Aniaya Fisik 19 tahun Klien Ibu ...............
2. Aniaya Seksual ............... ............... ............... ...............
3. Penolakan ............... ............... ............... ...............
Kekerasan dalam
4. ............... ............... ............... ...............
Keluarga
5. Tindak Kriminal ............... ............... ............... ...............

Jelaskan :
Keluarga mengatakan 4 bulan yang lalu klien menganiaya ibunya karena marah/ kesal
diejek teman. Klien juga merusak perabotan.
Keluarga mengatakan Klien tidak sadar jika pernah menganiaya ibunya, klien tidak suka
jika ibunya membahas marah klien hingga akhirnya Ibu membawa klien ke psikiater dan
RSJ.
Diagnosa Keperawatan : Koping Individu Tidak Efektif, Resiko Perilaku Kekerasan
b. Pernah melakukan upaya / percobaan / bunuh diri
Jelaskan:
Klien mengatakan tidak memiliki riwayat pernah mencoba untuk bunuh diri
Diagnosa Keperawatan : -
c. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan (peristiwa kegagalan, kematian,
perpisahan)
Jika iya jelaskan :
Diagnosa Keperawatan : -
d. Pernah mangalami penyakit fisik (termasuk gangguan tumbuh kembang)
 Iya
 Tidak
Jika iya Jelaskan :
± 2 tahun lalu klien membenturkan kepala ke tembok karena tidak tahan sakit gigi.
e. Riwayat penggunaan NAPZA
Klien pernah minum alkohol, Klien perokok aktif.
Diagnosa Keperawatan : Perilaku Kesehatan Cenderung Beresiko

3. Upaya yang telah dilakukan terkait kondisi di atas dan hasilnya :


Jelaskan :
Klien megatakan ± 1,5 tahun terakhir berobat ke Psikiater, diberi obat Stelosi, Risperidone,
Merlopam, Hexymer. Selama ini obat dibawa Ibu, ibu sebgai PMO.
Pada tanggal 15 Agustus 2017 kambuh dikarenakan sejak 2 minggu terakhir tidak minum
obat sebab tidak kontrol karena tidak punya uang.

4. Riwayat Penyakit Keluarga


Anggota keluarga yang gangguan jiwa ?
 Iya
 Tidak
Jika ada : -
Hubungan keluarga : -
Gejala : -
Riwayat pengobatan : -

22
Diagnosa keperawatan : -

V. PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL. (Sebelum dan sesudah sakit)


1. Genogram :

19
9
: Perkawinan
: Perempuan
: Dekat
: Laki-Laki
: Distant/ Berjarak
: Meninggal D
: Klien
: Orang tinggal serumah

19 : Umur
9
Jelaskan :
Klien adalah anak pertama dari 2 bersaudara, usia 19 tahun, tinggal bersama dengan
kedua orang tua dan satu adik perempuan. Klien mengatakan bila ada masalah terkadang
mendiskusikan dengan Ibu. Pengambilan keputusan dilakukan oleh Ibu, pola komunikasi
keluarga terbuka, pola asuh di dalam keluarga: klien di asuh dengan cara yang
demokratis.
Diagnosa Keperawatan : Ketidakmampuan Koping Keluarga

2. Konsep diri
a. Citra tubuh :
Klien mengatakan merasa tubuhnya baik baik saja dan bersyukur sudah diberikan tubuh
yang lengkap. Klie mengatakan menyukai semua bagian tubuhnya.
b. Identitas :
Klien mengatakan namanya M.S, kerjanya di cucian motor-mobil, rumahnya di Kesamben
dan jenis kelamin laki-laki, dan sekolah terakhir adalah SMP, ingin melanjutkan lagi SMA
kejar paket C.
c. Peran :
Klien mengatakan bahwa dirinya adalah seorang anak lelaki yang harus berbakti kepada
orang tua. Selama di RSJ, klien mengatakan sebagai pasien di RSJ dan harus menuruti
anjuran dokter agar cepat sembuh. Perasaan klien terhadap perubahan peran, klien
merasa sedih, klien ingin segera sembuh dan bisa pulang agar mendapatkan perannya
kembali di rumah.
d. Ideal diri :
Klien ingin segera sembuh dan segera pulang, berkumpul bersama keluarga, meminta
maaf kepada Ibu.
Klien mengatakan bila sudah sembuh klien ingin menjadi anak yang berbakti pada orang
tua, Klien ingin mengikuti kejar paket C.
e. Harga diri :
Klien mengatakan merasa malu saat diejek gila oleh temannya
Diagnosa Keperawatan : HDR Situasional

3. Hubungan social
a. Orang yang berati / terdekat
23
Klien mengatakan bahwa orang terdekat dengannya adalah ibu klien. Klien beberapa kali
bercerita kepada Ibu bila ada masalah.
Selama di RSJ Klien malas bersosialisasi dengan pasien lain, Klien menyendiri, banyak
tidur, tidak berinteraksi dengan pasien lain
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok / masyarakat dan hubungan social
Klien mengatakan bahwa klien jarang kumpul-kumpul bersama tetangga.
Selama di RSJ klien pasif dalam kegiatan kelompok seperti, TAK, Senam
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
Klien malas ber interaksi di RSJ ,Klien merasa normal diantara pasien yang lain , pasien
yang lain susah diajak untuk berkomunikasi

Diagnosa Keperawatan: Isolasi Sosial

4. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan
Klien mengatakan bahwa sakitnya ini mungkin cobaan dari Allah dan sudah jalannya.
b. Kegiatan ibadah
Klien mengatakan selama dirumah klien selalu sholat lima waktu dan selama disini klien
tidak sholat karena belum suci dan tempat tidak mendukung
Diagnosa keperawatan:-

VI. PEMERIKSAAN FISIK


1. Keadaan umum
KU cukup. Klien terlihat bersih, memakai seragam RSJ.
2. Kesadaran (GCS)
GCS 456 composmentis
3. Tanda vital :
TD : 130/70 Mm/Hg
N : 83 x/menit
S : 36,5 C0
P : 20 x/menit
4. Ukur :
BB : 65 Kg
TB : 162 Cm
IMT : 24,77 Kg/m2

5. Keluhan fisik
Jelaskan :
Klien mengatakan tidak ada keluhan dan merasa baik-baik saja

VII. STATUS MENTAL


1. Penampilan (Penampilan usia, cara berpakain, kebersihan)
Jelaskan :
Klien mengenakan baju seragam RSJ dengan rapi. Dipagi hari klien selalu mandi dan
ganti baju. Klien tampak berperilaku selayaknya umur dan jenis kelaminnya.

2. Pembicaraan (Frekuensi, volume, jumlah, karakter)


Jelaskan :
Klien berbicara saat ditanya perawat, klien terlihat jarang berbicara dengan orang-orang
disekitarnya, volume bicara rendah, klien tampak murung, menangis saat membicarakan
tentang ibunya yang pernah klien aniaya.
Diagnosa Keperawatan : Isolasi sosial

3. Aktifitas motoric /psikomotor


Kelambatan :
24
 Hipokinesia, hipoaktifitas
 Katalepsi
 Sub stupor katatonik
 Fleksibilitas serea
Jelaskan :
Klien tampak sering duduk diam atau tidur di tempat tidur
Peningkatan :
 Hiperkinesia  Grimace
 Stereotipi  Otomatisma
 Gaduh, gelisah katatonik  Negativitsme
 Mannerism  Reaksikonversi
 Katapleksi  Tremor
 TIK  Verbigerasi
 Ekhopraxia  Berjalan kaku / rigid
 Command automatism  Komplusif : sebutkan

4. Mood dan Afek


a. Mood
 Depresi  Khawatir
 Ketakutan  Anhedonia
 Euphoria  Kesepian
 Lain-lain (Kecemasan)
b. Afek
 Sesuai  Tidak sesuai
 Tumpul/dangkap/datar  Labil

Jelaskan :
Klien merasa cemas memikirkan proses pegobatannya,klien rindu ibu . Afek sesuai
ditandai dengan, Saat membicarakan Ibunya, muka klien terlihat sedih.
Diagnosa Keperawatan: Ansietas

5. Interaksi Selama Wawancara


 Bermusuhan  Kontak mata kurang
 Tidak kooperatif  Defensif
 Mudah tersinggung  Curiga

Jelaskan :
Saat wawancara, klien fokus memperhatikan, kooperatif
Diagnosa Keperawatan: -
6. Persepsi Sensorik
a. Halusinasi
 Pendengaran
 Penglihatan
 Perabaan
 Pengecapan
 Penciuman

b. Ilusi
 Ada
 Tidakada
Jelaskan :
Klien merasa melihat bayangan terjadi mulai SMA, 2 minggu sebelum dirawat di RSJ
semakin sering, muncul saat malam hari, saat klien sendiri, setelah pulang kerja, saat
muncul klien merasa cemas
Diagnosa Keperawatan : Gangguan Persepsi Sensori– Halusinasi: Penglihatan
25
7. Proses Pikir
a. Arus Pikir :
 Koheren  Inkoheren
 Sirkumtansial  Asosiasi longgar
 Tangensial  Flight of Idea
 Blocking  Perseverasi
 Logorhoe  Neologisme
 Clang Association  Main kata kata
 Afasia  Lain lain
Jelaskan :
Klien menyadari sakitya, klien memahami dirawat di RSJ agar cepat sembuh

b. Isi Pikir
 Obsesi  Fobia, sebutkan .........
 Ekstasi  Waham :
 Fantasi ○ Agama
 Alienasi ○ Somatik/hipokondria
 Pikiran bunuh diri ○ Keberasaran
 Preokupasi ○ Kejar / curiga
 Pikiran isolasi sosial ○ Nihilistik
 Ide yang terkait ○ Dosa
 Pikiran rendah diri ○ Sisi pikir
 Pesimisme ○ Siar pikir
 Pikiran magis ○ Kontrol pikir
 Pikiran curga Lain lain :

Jelaskan : Tidak Ada Masalah

c. Bentuk pikir :
 Realistik
 Non realistik
 Dereistik
Otistik
Jelaskan :
Pikiran klien realistik, ditandai dengan mampu menjawab pertanyaan,
P : Mas, saya amati setiap mandi kok tidak pernah gosok gigi, kenapa ?
Kx : Sikat giginya dipakai bersama mas, itu nggak boleh nanti bisa sakit gigi.
Diagnosa Keperawatan : -

8. Kesadaran
 Orientasi ( waktu, tempat, orang )
Jelaskan :
Klien tidak mengalami gangguan orientasi, ditandai dengan klien mampu menjawab
pertanyaan,
P : Mas, hari ini hari apa ?
Kx : Hari Selasa
P : Mas, tahu ini dimana ?
Kx : tahu, ini di rumah sakit
P : Mas, masih ingat saya ?
Kx : Ingat, mas Ovan kan.

 Meninggi
 Menurun :
○ Kesadran berubah
○ Hipnosa
26
○ Confusion
○ Sedasi
○ Stupor
Jelaskan :-
Diagnosa Keperawatan : -

9. Memori
 Gangguan daya ingat jangka panjang ( > 1 bulan )
 Gangguan daya ingat jangka menengah ( 24 jam - ≤ 1 bulan )
 Gangguan daya ingat pendek ( kurun waktu 10 detik sampai 15 menit )
Jelaskan :
Klien tidak mengalami gangguan memori, ditandai dengan klien mampu menjawab
pertanyaan,
P : Mas, ingat tanggal lahirnya kapan ?
Kx : Ingat, Blitar 06 Oktober 1998
P : Mas, masih ingat siapa yang menyuapi mas ketika pertma masuk sini dan
dipasang manset ?
Kx : Ingat, waktu itu Mas Ovan yang menyuapi saya.
P : Tadi pagi sudah minum obat mas ?
Kx : Sudah mas.
Diagnosa Keperawatan :-

10. Tingkat Konsentrasi dan Berhitung


1) Konsentrasi
 Mudah beralih
 Tidak mampu berkonsentrasi
Jelaskan :
Klien tidak mengalami gangguan konsentrasi, ditandai dengan klien mampu
berinteraksi selama wawancara ±20 menit.

2) Berhitung
Jelaskan :
P : Mas, saya punya uang 10.000, saya saya bagikan ke 4 orang teman
saya. Teman teman saya dapat uang berapa mas ?
Kx : 2.500 mas
Diagnosa Keperawatan : -

11. Kemampuan Penilaian


 Gangguan ringan
 Gangguan bermakna
Jelaskan :
P : Mas, menurut mas bayangan yang mengejar ngejar mas itu nyata atau
tidak ?
Kx :Tidak nyata mas, tidak ada wujudnya
Diagnosa Keperawatan:-

12. Daya tilik Diri


 Mengingkari penyakit yang diderita
Menyalahkan hal-hal diluar dirinya
Jelaskan :
Klien menyadari kondisinya, merasa memerlukan pengobatan agar cepat
sembuh dan dapat beraktifitas kembali seperti sebelum sakit
Diagnosa Keperawatan : -

27
VIII. KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG
1. Kemampuan klien memenuhi kebutuhan
 Perawatan kesehatan
 Transportasi
 Tempat tinggal
 Keuangan dan kebutuhan lainnya.
Jelaskan :
Klien mampu merawat diri sendiri, tinggal bersama keluarga, bekerja untuk mengisi
waktu luang

2. Kegiatan Hidup Sehat hari


a. Perawatan diri
1) Mandi
Jelaskan :
Klien mandi 2 kali sehari menggunakan sabun. Selama di ruang Camar tidak Gosok
Gigi karena sikat gigi dipakai bersama
2) Berpakaian, berhias dan berdandan
Jelaskan :
Klien memakai seragam dari RSJ dengan rapi, rambut tertata rapi
3) Makan
Jelaskan :
Klien maka 3 kali sehari. Pagi jam 06.00, siang jam 11.00 dan sore jam 16.00,
disiapkan petugas
4) Toileting (BAK, BAB)
Jelaskan :
Klien megatakan saya kencing dan berak di kamar mandi. BAB di pagi hari dan BAK
sewaktu-waktu. Klien mampu membersihkan sendiri
Diagnosa Keperawatan: -

b. Nutrisi
Berapa frekwensi makan dan frekwensi kudapan dalam sehari.
Klie maka 3 kali sehari dan ada snak di siang hari
Bagaimana berat badannya.
BB : 63 Kg
IMT : 24,77 Kg/m2
Berat badan Ideal
Diagnosa Keperwatan: -

c. Tidur
1) Istirahat dan tidur
Tidur siang, lama : 12.00 s/d 15.30 (3,5 jam)
Tidur malam, lama : 20.00 s/d 05.00 (9 jam )
Aktifitas sebelum/sesudah tidur : berdoa
Jelaskan
Klien tampak tidur di jam – jam tersebut
Klien mengatakan “ saya alhamdulilah tidurnya nyenyak, kemarin waktu di rumah
tidak bisa tidur tapi disini enak

2) Gangguan tidur
 Insomnia
 Hipersomnia
 Parasomnia
 Lain lain
Jelaskan

28
Klien mengatakan selama di RS klien bisa tidur dengan nyenyak
Diagnosa Keperawatan: -

3. Kemampuan lain-lain
 Mengantisipasi kebutuhan hidup
Klien bekerja karena putus sekolah, daripada nganggur

 Membuat keputusan berdasarkan keinginannya


Klien Mampu Membuat Keputusan seperti memilih tidak gosok gigi karena sikat gigi
dipakai bersamaan

 Mengatur pengguanaan obat dan melakukan pemeriksaan kesehatannya sendiri


Klien meminum obatnya setelah makan
Diagnosa Keperawatan : -
4. Sistem pendukung Ya Tidak
Keluarga  
Terapis  
Teman sejawat  
Kelompok sosial  
Jelaskan:
Klien mengatakan yang paling dekat adalah Ibu

IX. MEKANISME KOPING


Jelaskan :
Klien hipersensitif terhadap kritik, tidak bisa mengontrol marah, menyangkal kelemahan
dirinya,
Diagnosa keperawatan: Koping Defensif

X. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN


 Masalah dengan dukungan kelompok spesifiknya
Jelaskan :
Klien mengatakan teman, saudara, keluarga menerima kondisi klien dan mendukung
pengobatan klien

 Masalah dengan lingkungan spesifiknya


Jelaskan :
Klien mengatakan sering dibicarakan oleh teman bahwa klien gila dan klien merasa tidak
gila.

 Masalah dengan pendidikan, spesifiknya


Jelaskan : Klien tidak puas dengan pendidikannya, klien ingin melanjutkan SMA Kejar
Paket C

 Masalah dengan perumahannya, spesifik


Jelaskan : TIdak terdapat Masalah

 Masalah dengan pekerjaan, spesifik


Jelaskan : Tempat kerja Klien mengetahui keadaan klien, dan menerima klien (tidak
terdapat masalah)

 Masalah dengan pelayanan kesehatan, spesifik


Jelaskan : Tidak terdapat masalah

29
 Masalah dengan lainnya, spesifik
Jelaskan : Tidak terdapat masalah
Diagnosa Keperawatan : Harga Diri Rendah Situasional

XI. ASPEK DAN PENGETAHUAN


Apakah klien mempunyai masalah yang berkaitan dengan pengetahuan yang kurang
tentang suatu hal?
Bagaimana pengetahuan klien / keluarga saat ini tentang penyakit / gangguan jiwa,
perawatan dan penatalaksanaannya faktor yang memperberat masalah (presipitasi),
obat-obatan atau lainnya. Apakah perlu diberikan tambahan pengetahuan yang
berkaitan degan spesifik masalah tersebut.
 Penyakit/gangguan jiwa  Penatalaksanaan
 Sistem pendukung  lain-lain, jelaskan
 Faktor presipitasi
Jelaskan :
Klien mengatakan mengetahui kondisinya, penyebab marahnya, dan pengobatan yang
dijalaninya

Diagnosa Keperawatan: -

XII. ASPEK MEDIS


1. Diagnosa medis:
Skizofrenia Paranoid.
2. Diagnosa multi axis
Axis I : F. 20. 0 (skizofrenia paranoid)
Axis II :-
Axis III :-
Axis IV :-
Axis V :-

3. Terapi medis
Risperidone 2x2 mg (1-0-1)
Clozapine 1x25 mg (0-0-1)

30
XIII. ANALISA DATA

DS
NO DATA DIAGNOSA
DO
Keluarga mengatakan klien sering marah-marah,
DS :
merusak perabotan dan memukul ibunya Risiko Perilaku
1.
Riwayat kekerasan pada orang lain,mata melot, Kekerasan
DO :
wajah memerah,tagan mengepal,membentak
DS : Klien mengatakan sering diejek teman
Harga Diri Rendah
2. Berbicara pelan dan lirih,kontak mata kurang,
DO : Situasional
pasif
Klien merasa meihat bayangan muncul malam
DS : hari saat klien malam hari daNsendiri,klien Gangguan Presepsi
3. merasa takut Sensori Halusinasi
Bersikap seolah melihat sesuatu, menyendiri, Penglihatan
DO :
curiga,melihat kesatu arah
Klien mengatakan menahan marah dengan
DS :
mengurung diri di kamar
4. Koping Defensif
Hipesensitif terhadap kritik,menyangkal,adanya
DO :
masalah,menyalahkan orang lain
klien mengatakan pernah minum alkohol dan
DS : Periaku Kesehatan
5. perokok aktif
Cenderung Berisiko
DO : klien mempunyai riwayat alkohol,perokok aktif
klien mengatakan kurang kasih sayang dari ayah,
DS : lebih dekat dengan ibu dibandigkan dengan
Ketidakmampuan
6. ayah, keputusan diambil oleh ibu
Koping Keluarga
Prtilaku sehat terganggu ( klien pernah minum
DO :
alkhol dan merokok)
DS : klienmalas bersosialisasi dengan pasien lainya
klien kurang responsif tidak berminat, kontak
7. emosi dan fisik dengan pasien lain, kontak mata Isolasi Sosial
DO :
kurang pasif dalam kegiatan kelmpok seperti
senam dan TAK
kien mengatakan cemas memikirkan proses Ansietas
DS :
8. pengobatannya
DO : klien tampak geisah,tegang,kontak mata kurang

XIV. DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Risiko Perilaku Kekerasan
2. Harga Diri Rendah Situasional
3. Gangguan Presepsi Sensori Halusinasi Penglihatan
4. Koping Defensif
5. Periaku Kesehatan Cenderung Berisiko
6. Ketidakmampuan Koping Keluarga
7. Isolasi Sosial
8. Ansietas

31
XV. POHON MASALAH

Risiko mencederai diri sendiri, orang lain, atau ---------------------Effect


lingkungan

Risiko Perilaku Kekerasan --------------------Core Problem

Gangguan Persepsi Sensori: Halusinasi


Pendengaran
Cause
Isolasi Sosial

Harga Diri Rendah Situasional

Koping Defensif
Cause of Cause
Ansietas

Perilaku Kesehatan Cenderung Beresiko

XVI. PRIORITAS DIAGNOSA KEPERWATAN


1. Risiko Perilaku Kekerasan

RENCANA KEPERAWATAN
N Rencana Tindakan Keperawatan Rasional
o Tujuan dan Kriteria Hasil Tindakan Keperawatan
Dx
TUM: 1. Bina hubungan saling 1. Dengan rasa
1
Klien dapat mengontrol percaya saling percaya
perilaku kekerasan a. Beri salam setiap pasien dapat
berinteraksi dengan mudah
b. Perkenalkan dan lebih nyaman
TUK: nama, nama dalam

32
1. Klien dapat membina panggilan dan megungkapkanan
hubungan saling percaya tujuan interaksi perasaanya
2. Klien dapat c. Tanyakan dan sehingga dapat
mengidentifikasi penyebab panggil nama mempermudah
perilaku kekerasan yang kesukaan kalien dalam melakukan
dilakukannya d. Tunjukkan sikap tindakan
3. Klien dapat mengidentifikasi empati, jujur, dan keperawatan
tanda tanda perilaku menepati janji
kekerasan e. Tanyakan
4. Klien dapat mengidentifikasi perasaan klien dan
jenis perilaku kekerasan masalah yang
yang pernah dilakukan dihadapai klien
5. Klien dapat f. Buat konak
interaksi yang
mengidentifikasi akibat
jelas
perilaku kekerasan
g. Dengarkan
6. Klien dapat mengidentifikasi
dengan penuh
cara konstruktif dalam
perhatian
mengungkapkan kemarahan ungkapan
7. Klien dapat perasaan klien
mendemonstrasikan cara
mengontrol perilaku 2. Bantu klien 2. Informasi dari
kekerasan mengungkapkan klien penting bagi
8. Klien menggunakan obat perasaanya perawat untuk
sesuai program yang telah a. Motivasi klien membantu klien
dicapai untuk dalam
menceritakan menyelesaikan
Kriteria Evaluasi: penyebab rasa masalah yang
1. Setelah 1 x pertemuan klien kesal konstruktif
dapat menunjukkan tanda- b. Dengarkan tanpa
tanda percaya kepada menyela atau
perawat memeberikan
a. Wajah cerah penilaian setiap
b. Mau berkenalan ungkapan pasien
c. Ada kontak mata
d. Bersedia menceritakan 3. Bantu klien 3. Informasi dari
Perasaannya mengungkapkan klien penting bagi
tanda-tanda perilaku perawat untuk
2. Setelah 2x pertemuan klien kekerasan yang membantu klien
dapat menceritakan dialaminya dalam
penyebab perilaku kekerasan a. Motivasi klien menyelesaikan
yang dilakukannya menceritakan masalah yang
- Menceritakan penyebab kondisi fisik (tanda konstruktif
perasaan jengkel / kesal fisik) saat perilaku
baik diri sendiri ataupun kekerasan terjadi
lingkungan b. Motivasi klien
menceritakan
3. Setelah 2x pertemuan klein kondisi emosinya
menceritakan tanda- tanda (tanda emosional)
saat terjadi perilaku saat terjadi
kekerasan kekerasan
- Tanda fisik: mata merah, c. Motivasi klien
tangan mengepal, menceritakan
ekspresi tegang, dll kondisi hubungan
- Tanda emosional: dengan orang lain
perasaan marah, jengkel,
bicara kasar 4. Diskusikan dengan 4. Pengenalan
- Tanda social” klien perilaku tanda- tanda
bermusuhan yang dialami kekerasan yang perilaku
saat terjadi perilaku dilakukannya selama kekerasan sejak
kekerasan ini awal dapat
a. Motivasi klien menjadi salah
4. Setelah 2x pertemuan klien menceritakan jenis satu tindakan
tindakan
dapat menjelaskan: preventif sebelum
kekerasan yang
- Jenis ekspresi menjasi perilaku
33
kemarahan yang selam selam ini pernah kekerasan yang
ini telah dilakukannya dilakukan lebih parah dan
- Perasaannya saat b. Motivasi klien dapat diatasi
melakukan kekerasan menceritakan dengan segera.
- Efektifitas cara yang perasaan klien
dipakai dalam seteah tindak
menyelesaikan kekerasan itu
masalah terjadi
c. Diskusikan apakah
5. Setelah 2x pertemuan klien dengan tindakan
dapat menjelaskan akibat kekerasan yang
tindakan kekerasan yang dilakuaknnya
dilakukannya masalah yang
- Diri sendiri: luka, dijauhi dialami akan
teman, dll teratasi
- Orang lain: luka,
5. Diskusikan dengan 5.Agar klien
tersinggung, ketakutan,
dll klien akibat negative memahami
yang akan didapat perilaku kekerasan
- Lingkungan: barang
akibat perilakunya, yang dilakukannya
atau benda rusak
terhadap merugikan diri
a. Diri sendiri sendiri, keluarga
6. Setelah 3x pertemuan klien
b. Orang dan lingkungan
dapat
lain/keluarga
- Menjelaskan cara- cara
c. Lingkungan
sehat mengungkapkan
marah

7. Setelah 5x pertemuan klein


6. Diskusikan dengan 6.Menambah
dapat memperagakan cara
klien pengetahuan klien
mengontrol perilaku
a. Apakah klien mau
kekerasan
mempelajari cara
- Fisik: nafas dalam, baru
memukul bantal mengungkapkan
- Verbal: mengungkapkan marah yang sehat
perasaan kesal / jengkel b. Jelaskan berbagai
- Spiritual: zikir/ doa, alternative pilihan
meditasi sesuai untuk
agamanya mengungkapkan
marah selain
8. Setelah 6x pertemuan klien perilaku kekerasan
dapat menjelaskan: c. Jelaskan cara cara
- Manfaat minum obat sehat untuk
- Kerugian tidak minum mngungkapkan
obat marah:
- Nama obat Fisik: nafas dalam,
- Bentuk dan warna obat memukul bantal
- Dosis yang Verbal:
diberikan mengungkapkan
- Waktu pemakaian perasaan kesal /
jengkel
Spiritual: zikir/ doa,
meditasi sesuai
agamanya

7. Diskusikan cara yang


mungkin dipilih dan 7.Mencari metode
dianjurkan klien k oping yang tepat
memilih cara yang dan konstruktif
mungkin untuk
mengungkapkan
kemarahan
a. Latih klien
memeperagakan
cara yang dipilih

34
b. Peragakan cara
melaksanakan
cara yang dipilh
c. Jelaskan manfaat
cara tersebut
d. Anjurkan klien
menirikan
peragaan yang
dilakukan
e. Beri penguatan
pada klien
f. Perbaiki cara yang
masih belum
sempurna
g. Anjurkan klien
untuk
mengungkapkan
cara yang sudah
dilatih saat marah

8. Jelaskan manfaat
menggunakan obat 8.Dapat menambah
secara teratur dan pengetahuan klien
kerugian jika tidak tntang obat dan
emnggunakan obat fungsi obat dan
Jelaskan kepada memberikan
klien: informasi tentang
a. Jenis obat pentingnya minik
b. Dosis yang tepat obat dala
c. Waktu pemakaina mempercepat
d. Cara pemakaian penyembuhan
e. Efek yang akan
dirasakan klien

9. Anjurkan klien:
a. Menggunakan dan 9.Dengan cara sehat
meminta obat dapat dengan
tepat waktu mudah membantu
b. Laporkan ke mengontrol
perawat atau
kemarahan klien
dokter jika
tanpa
mengalamio efek
menimbulkan
yang tidak tepat
c. Berikan pujian kerugian
terhadap
kedisiplinan klien
menggunakan
obat

35
BAB IV

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN


Hari Selasa, tanggal 15 Agustus 2017
Interaksi I

A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi klien :
Klien terpasang restrain, gelisah, cemas

2. Diagnosa keperawatan :
Risiko Perilaku Kekerasan

3. Tujuan khusus :
a. Klien dapat membina hubungan saling percaya
b. Klien dapat mengenal RPK yang dialaminya
c. Klien dapat menjelaskan cara mengontrol RPK dengan cara fisik 1: tarik
nafas dalam

4. Tindakan Keperawatan :
a. Mengidentifikasi penyebab PK
b. Mengidentifikasi tanda dan gejala PK
c. Mengidentifikasi PK yang dilakukan
d. Mengidentifikasi akibat PK
e. Menyebutkan cara mengontrol PK
f. Membantu pasien mempraktekkan latihan cara mengontrol fisik 1
g. Menganjurkan pasien memasukkan dalam kegiatan harian

B. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

ORIENTASI

1. Salam terapeutik :
Assalammualaikum Mas, perkenalkan saya Ovan. Saya praktikan di ruang Camar. Saya
yang akan merawat Mas selama Mas di ruang ini. Nama Mas siapa ? Suka dipanggil
siapa ?
2. Evaluasi / validasi :
Bagaimana Perasaan Mas hari ini ? masih ada perasaan marah atau kesal ?
3. Kontrak (Topik, Waktu, dan Tempat) :
Baiklah, kita akan berbincang-bincang tentang perasaan marah Mas. Berapa lama kita
akan berbincang bincang ? 10 menit bagaimana ? Dimana enaknya kita duduk untuk
berbincang-bincang ? bagaimana kalau disini saja ?
KERJA
(Langkah – langkah tindakan keperawatan)
“Saya liat Mas Sering seperi kebingungan?”
“Apa ada yang mengganggu Mas S? Apakah Mas berkenan untuk bercerita?”
“Apakah Mas S tahu alasan Mas disini? Marah M a s ? Marah seperti apa
maksudnya bisa dijelaskan?”
“ Tanda-tanda orang marah itu seperti apa Mas ? yang biasa Mas
alami” “ Apa yang menyebabkan Mas marah ?”
“Mas S biasanya kalo lagi marah ngapain agar reda? Akibat dari Mas marah itu
apa Mas ?”
“Kalo setelah marah itu biasanya apa yang Mas S rasakan?”
“Mas S merasa kah kalau hal yang Mas S lakukan itu merugikan diri Mas dan orang-
orang disekitar Mas. Memangnya Mas S tidak takut kalau terus-terusan marah- marah
36
seperti ini Mas S bisa dijauhi sama orang-orang? Apa Mas S tidak sayang sama
keluarga Mas?

Menjelaskan cara mengontrol PK: fisik, obat, verbal, spiritual.


“Mas S ingin saya bantu agar tidak tidak mudah marah-marah lagi?” “Saya
punya cara supaya dapat mengendalikan marah.
“Nah, kalau begitu mari kita belajar bersama untuk mengontrol marah ada beberapa
cara M a s , yang pertama adalah melakukan latihan fisik tarik napas dalam dan
fisik, kedua meminum obat yang telah diberikan dokter, lalu yang ketiga ada
latihan secara verbal dan terakhir ada latihan secara spiritual.”
“Apakah Mas Sudah memahami? Boleh Mas Sebutkan ulang cara yang bisa
digunakan untuk mengontrol marah Mas?”
“Wah Bagus sekali Mas, bagaimana kalau kita mulai berlatih cara untuk mengontrol
PK ya Mas. apakah Mas bersedia?”
“Bagus sekali M a s , lalu bagaimana kalau kita mulai dengan latihan fisik 1 terlebih
dahulu ya Mas?”

Latih cara mengontrol PK fisik 1 (tarik nafas dalam).


“Nah, Mas biasanya kalau Mas Sudah mulai marah apa yang Mas lakukan?” “Oh
begitu, sekarang seperti yang kita sepakati sebelumnya saya akan mengajarkan
cara mengontrol marah ya Mas yaitu melakukan tarik nafas yang dalam ya Mas?
Boleh Mas coba sekarang?”
“Bagus sekali Mas, nah mudah kan ya M a s , Mas bisa kan melakukannnya lagi
setiap kali Mas merasa marah atau kesal?”
“Apakah Mas bersedia melakukakn latihan fisik yang telah kita sepakati dan
pelajari tadi Mas? Wah bagus sekali M a s . Kalau begitu kegiatan fisik yang tadi
boleh kita masukkan sebagai kegiatan harian ya Mas?”

TERMINASI
1. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan (Subyektif dan Obyektif)
Subyektif : “Bagaimana perasaan Mas setelah mengetahui cara-cara latihan
mengontrol PK?”
Obyektif : “Keseluruhan ada berapa cara untuk mengontrol marah? Coba Mas
sebutkan sambil dipraktikan. Bagus sekali! (jika jawaban benar)”

2. Tindak lanjut klien (apa yang perlu dilatih klien sesuai dengan hasil tindakan yang telah
dilakukan)
“Nah Mas, setelah saya nilai tadi terlihat M a s sudah memahami dan bias
melakukan latihan fisik untuk mengontrol marah dengan baik. Saya harap Mas
dapat mempertahankan hal tersebut.”

3. Kontrak yang akan datang (Topik, waktu, dan tempat)


“Besok saya akan datang lagi mengunjungi Mas untuk menilai apakah pengontrolan
marah mengalami peningkatan atau sebaliknya. Mau jam berapa? Bagaimana kalau
jam 10.00? Baiklah, sampai jumpa.”

37
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Nama: Sdr. M.S. Ruang: Camar


No. RM: 119541

NO. TANGGAL/
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN EVALUASI
DX JAM

1 15/08/2017 a) Membina hubungan S:


saling percaya: a. Kklien mengatakan
16:30 - Mengucapkan “Selamat Sore, Mas”
salam b. Kklien mengatakan “Saya
terapeutik itu tidak gila Mas, saya
- Berjabat tangan begini karena teman
- Menjelaskan tujuan teman saya”
- Menyepakati c. Kklien mengatakan,
kontrak topik, “Saya marah-marah Mas,
waktu, dan tempat merusak perabotan,
b) SP 1 pernah menganiaya Ibu”
- Mengidentifikasi d. Kklien mengatakan,
penyebab PK “Saya marah itu karena
- Mengidentifikasi teman teman saya Mas,
tanda dan gejala PK bukan karena Saya”
- Mengidentifikasi PK e. Kklien mengatakan,
yang dilakukan “Kalau marah saya
- Mengidentifikasi akibat bentak bentak Ibu,
banting HP”
PK
f. Kklien mengatakan,
- Menyepakatk
“Belum pernah dirawat di
an cara
RSJ sebeelumnya”
mengontrol
O:
PK
a. Kklien terpasang manset
- Menjelaskan cara b. Kklien menjawab dengan
mengontrol PK: fisik, suara lantang
obat, verbal, spiritual. c. Ppandangan mata Klien
- Melatih cara mudah berubah
mengontrol PK fisik 1 d. Kklien tampak Gelisah,
(tarik nafas dalam). Cemas
- Memasukkan pada e. Kklien cukup Kooperatif
jadwal kegiatan untuk f. Kklien tampak mengikuti
latihan fisik instruksi untuk melakukan
menarik nafas dengan
baik dengan posisi
berbaring.
g. TTampak gerakan dada
saat klien menarik nafas ,
menahan nafas sesaat
dan memoncongkan bibir
saat mengeluarkan nafas.

A:
a. Kklien mampu
mengulangi kembali apa
yang dijelaskan
b. Kklien mampu untuk
mengikuti Wawancara
c. Kklien mampu
mempraktikkan nafas
dalam
P:
Klien :
a. Bberlatih mengendalikan
38
RPK dengan nafas dalam

Perawat :
Lanjutkan Intervensi SP2,
Evaluasi Latihan 1,dan Latihan
mengontrol marah dengan
Memukul bantal

39
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
Hari Kamis, tanggal 16 Agustus 2017
Interaksi II

A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi klien :
Klien tampak tenang, Klien sering diam dan hanya di tempat tidur, jika tidak diajak
ngobrol tidak ngobrol

2. Diagnosa keperawatan :
Resiko Perilaku Kekerasan

3. Tujuan khusus :
a.Klien dapat Membina Hubungan Saling Percaya
b.Klien dapat mengontrol perilaku kekerasan dengan latihan fisik 2 (memukul bantal dan
kasur)

4. Tindakan Keperawatan :
a) Mengevaluasi kemampuan klien mengontrol perilaku kekerasan dengan
latihan fisik 1
b) Melatih cara mengontrol perilaku kekerasan latihan fisik 2
c) Meipakukkan dalam jadwal kegiatan latihan cara mengontrol perilaku
kekerasan dengan fisik 1,2

B. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

ORIENTASI
1. Salam terapeutik :
Assalammualaikum Mas, selamat pagi. Masih ingat dengan saya?/
2. Evaluasi / validasi :
Bagaimana Perasaan Mas hari ini ? apakah tadi malam tidurnya nyenyak ?
3. Kontrak (Topik, Waktu, dan Tempat) :
Sesuai dengan janji kita kemari, hari ini kita akan belajar mengontrol Perilaku Kekerasan
dengan Latihan fisik 2 yaitu memukul bantal dan kasur. Berapa lama kita akan
berbincang bincang ? 20 menit bagaimana ? Dimana enaknya kita duduk untuk
berbincang-bincang ? bagaimana kalau disini saja ?

KERJA
(Langkah – langkah tindakan keperawatan)
”Nah apakah Mas masih ingat cara nafas dalam yang benar? Iya coba
dipraktekkan..wah bagus.. nafas dalam dilakukan berapa kali dalam sehari Mas?”
“Kalau ada yang menyebabkan bapak marah dan muncul perasaan kesal, berdebar-
debar, mata melotot, selain napas dalam bapak dapat melakukan pukul kasur dan
bantal”.
“Sekarang mari kita latihan memukul kasur dan bantal. Mana kamar bapak? Jadi
kalau nanti bapak kesal dan ingin marah, langsung ke kamar dan lampiaskan
kemarahan tersebut dengan memukul kasur dan bantal. Nah, coba bapak lakukan,
pukul kasur dan bantal. Ya, bagus sekali bapak melakukannya”.
“Kekesalan lampiaskan ke kasur atau bantal.”
“Nah cara inipun dapat dilakukan secara rutin jika ada perasaan marah. Kemudian
jangan lupa merapikan tempat tidurnya”
“Sekarang silahkan Mas mencoba cara yang baru saja saya ajarkan”
“Iya,.. Bagus Mas”......(jika klien mampu mendemokan)
TERMINASI
1. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan (Subyektif dan Obyektif)
“Bagaimana perasaan pak setelah berbincang-bincang tentang cara mengontrol
kemarahan dengan memukul bantal/ tempat tidur?”

40
2. Tindak lanjut klien (apa yang perlu dilatih klien sesuai dengan hasil tindakan yang telah
dilakukan)
”Coba selama saya tidak ada, jangan lupa tetap melakukan latihan napas dalam, dan
latihan.”

3. Kontrak yang akan datang (Topik, waktu, dan tempat)


“Besok saya akan datang lagi mengunjungi bapak untuk menilai apakah pengontrolan
marah mengalami peningkatan atau sebaliknya. Mau jam berapa? Bagaimana kalau
jam 10:00? Baiklah, sampai jumpa.”

41
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Nama: Sdr. M.S. Ruang: Camar


No. RM: 119541

NO. TANGGAL/ IMPLEMENTASI KEPERAWATAN EVALUASI


DX JAM

1 16/08/2017 a) Membina hubungan S:


saling percaya:
10:00  Mengucapk a. KKlien mengatakan, “Iya mas,
an salam masih ingat, Mas Ovan.”
terapeutik b. KKlien mengatakan, “Tadi
 Berjabat tangan malam bisa tidur”
 Menjelaskan tujuan c. KKlien mengatakan, “Iya,
 Menyepakati masih ingat mas, tarik napas,
kontrak topik, di tahan, di keluarkan.
waktu, dan Kemarin saya lakukan
tempat beberapa kali”
O:
a. KKlien tidak terpasang manset
a) Melatih cara mengontrol b. KKlien tampak tenang
perilaku kekerasan latihan c. KKlien tampak menonjok
fisik 2 bantal dengan tangan
kanannya
b) Memasukkan dalam A:
jadwal kegiatan latihan a. KKlien mampu mendemokan
cara mengontrol perilaku latihan mengontrol perilaku
kekerasan dengan fisik 1,2 kekerasan dengan latihan fisik
2 (memukul bantal dan/
tempat tidur).
b. Kklien duduk tenang dan
memperhatikan
P:
Klien :
a . Bberlatih mengotrol RPK
dengan melakukan sesuai
jadwal kegiatan yang telah
dibuat yaitu : latihan fisik
1dan 2

Perawat :
Melanjutkan Intervensi SP3,
mengontrol RPK dengan obat

42
BAB IV

PENUTUP

4.1. Kesimpulan

1. Klien mampu menyadari risiko perilaku kekerasan yang dilakukan dibuktikan


dengan klien mampu menyebutkan penyebab, tanda-gejala, dan akibat risiko
perilaku kekerasan.

2. Klien mampu menerapkan cara mengontrol risiko perilaku kekerasan dengan cara
fisik 1 dan 2

4.2. Saran

1. Penulis dapat memperdalam pengetahuan tentang asuhan keperawatan yang telah


dilakukannya.
2. Penderita dapat memaksimalkan kemampuannya untuk dapat mengendalikan
jiwanya sehingga dapat sembuh dari gangguan jiwanya.
3. Pembaca hasil asuhan keperawatan ini semoga dapat menambah pengetahuan dan
masukan dalam mengembangkan ilmu keperawatan di masa yang akan datang

43
DAFTAR RUJUKAN

Aziz R, dkk. 2003. Pedoman Asuhan Keperawatan Jiwa. Semarang: RSJD Dr.
Amino Gonohutomo

Keliat Budi Ana. 2006. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta : EGC

Nurjanah, Intansari. 2001. Pedoman Penanganan Pada Gangguan Jiwa. Yogyakarta :


Momedia

Purba, dkk. 2008. Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Masalah Psikososial dan
Gangguan Jiwa. Medan : USU Press.

Stuart, GW. 2002. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi 5. Jakarta: EGC.

Yosep, Iyus. 2007. Keperawatan Jiwa. Bandung : Refika Aditama

Yusuf dkk. 2015. Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta: Salemba Medika

44

Anda mungkin juga menyukai