Anda di halaman 1dari 17

SEMINAR STASE MANAJEMEN

DI RUANG LONTARA III BAWAH BELAKANG (NEUROLOGI)


RSUP WAHIDIN SUDIROHUSODO
MAKASSAR

BY : KELOMPOK III

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


MALUKU HUSADA
T.A 2019
 BAB I
 PENDAHULUAN
 1.1 Latar Belakang
Keperawatan merupakan salah satu disiplin ilmu dan profesi yang selalu mengalami perkembangan dari
waktu ke waktu. Dalam pengaplikasiannya di harapkan pelayanan berorientasi pada suatu pelayanan
profesiaonal bagi individu keluarga, kelompok, dan masyrakat. Baik sakit maupun sehat, yang mencakup
seluruh proses kehidupan manusia. Oleh karena besarnya tuntutan akan pelayanna keperawatan
profesional di era sekarang ini maka di butuhkan suatu metode yang dapat untuk mengelolah agar
pelaksana asuhan keperawatan dapat berjalen secara optimal. Model praktik keperawatan profesional
(MPKP) adalah suatu sistem (struktur, proses dan nilai-nilai profesional). Yang memfasilitasi perawat
profesional, menatur pemberian asuhan keperawatan, termaksud lingkungan tempat asuhan tersebut di
berikan (sitoris, 2006).
BAB II
TINJAUAN TEORI
 Konsep Kepemimpinan
Pengertian Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah kegiatan dalam mempengaruhi orang lain untuk bekerja keras dengan penuh kemauan untuk
tujuan kelompok (George P Terry, 20011). Kepemimpinan adalah kegiatan mempengaruhi orang lain agar ikut serta dalam
mencapai tujuan umum (H.Koontz dan C. O'Donnell, 2010). Kepemimpinan sebagai pengaruh antar pribadi yang terjadi pada
suatu keadaan dan diarahkan melalui proses komunikasi ke arah tercapainya sesuatu tujuan (Kirsmansa. 2011).
 Konsep Manajemen
 Pengertian Menajemen
Menurut P. Siagian (2012) manajemen berfungsi untuk melakukan semua kegiatan yang perlu dilakukan dalam rangka
pencapaian tujuan dalam batas – batas yang telah ditentukan pada tingkat administrasi.Sedangkan Liang Lie (2010)
mengatakan bahwa manajemen adalah suatu ilmu dan seni perencanaan, pengarahan, pengorganisasian dan pengontrol dari
benda dan manusia untuk mencapai tujuan yang ditentukan sebelumnya.
 Tujuan Dan Sasaran Manajemen
 Tujuan Menejemen
 Menurut Gillies (2012) tujuan menejemen yakni:
 Memiliki dan mengembangkan nilai serta sikap pengetahuan, kecerdasan, keterampilan serta kemampuan sebagai
tenaga pembangunan di bidang manajemen.
 Memiliki, keuletan, kesabaran, dan kemandirian dalam bekerja baik secara individu maupun berkelompok.
 Prinsip-Prinsip yang Mendasari Manajemen Keperawatan
Menurut Nursalam (2011), prinsip–prinsip yang mendasari manajemen keperawatan adalah :
Manajemen keperawatan seharusnya berlandaskan perencanaan karena melalui fungsi perencanaan,
pimpinan dapat menurunkan resiko pengambilan keputusan, pemecahan masalah yang efektif dan
terencana.
Manajemen keperawatan dilaksanakan melalui penggunaan waktu yang efektif. Manajer keperawatan
yang menghargai waktu akan menyusun perencanaan yang terprogram dengan baik dan melaksanakan
kegiatan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan sebelumnya.

 Proses Manajemen Keperawatan (Nursalam, 2011)


 Pengkajian-pengumpulan data
 Perencanaan
 Pelaksanaan
 Evaluasi
Standar Operating Procedure (SOP)
SOP merupakan tatacara atau tahapan yang dibakukan dan yang harus dilalui untuk menyelesaikan suatu
proses kerja tertentu.
Tujuan :
 Agar petugas menjaga konsistensi dan kinerja petugas atau Tim dalam Organisasi atau unit
 Agar mengetahui dengan jelas peran dn fungsi tiap-tiap posisi dalam organisasi
 Memperjelas alur tugas wewenang dan tanggung jawab dari petugas terkait.
 Melindungi organisasi dan staf dari malpraktik atau kesalahan administrasi lainnya
 Untuk menghidari kegagalan atau kesalahan, keraguan, duplikasi, dan inefisiensi
Fungsi :
 Memperlancar tugas petugas atau tim
 Sebagai dasar hukum bila terjadi penyimpangan
 Mengetahui dengan jelas hambatan-hambatannya dan mudah dilacak.
 Mengarahkan petugas untuk sama-sama disiplin dalam bekerja
BAB III
GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT
 Gambaran Umum Rumah Sakit
 Sebelum terbentuknya RSUP Dr. wahidin Sudirohusodo ini, tepatnya pada tahun 1947 didirikan rumah
sakit dengan meminjam dua (2) bangsal rumah sakit jiwa yang telah berdiri sejak tahun 1942 sebagai
bangsal bedah dan penyakit dalam yang merupakan cikal bakal berdirinya Rumah Sakit Umum Dadi.
Pada awalnya ditahun 1957 RSU Dadi yang berlokasi di jalan Lanto Dg. Pasewang No. 43 Makassar ini
berfungsi sebagai rumah sakit pemda Tingkat 1 Sulawesi Selatan, yaitu rumah sakit yang
manajemennya diatur oleh pemerintah daerah sulawsi selatan. Hingga pada tahun 1992 rumah sakit
dadi menjadi rumah sakit dengan klasifikasi B. Pengembangan pembangunan rumah sakit inipun
dipindahkan ke Jl. Perintis Kemerdekaan Km. 11 Makassar, Berdekatan dengan Fakultas Kedokteran
Universitas Hasanuddin.
Visi
Visi merupakan pandangan jauh kedepan, kemana dan bagaimana RSUP. Dr.. Wahidin Sudirohusodo
harus dibawa dan berkarya secara produktif, inovatif konsisten serta antsipatif terhadap
perubahan. Visi tidak lain adalah suatu gambaran menantang tentang keadaan masa depan yang
berisikan cita dan citra yang ingin diwujudkan. Dengan mengacu pada batasan tersebut, visi RSUD
Dr. Wahidin Sudirohusodo adalah: “Menjadi Academic Health Center Terkemuka di Indonesia Tahun
2019”
Misi
 Untuk mewujudkan visi tersebut, RSUD Dr. Wahidin Sudirohusodo mencanangkan 3 misi sebagai
berikut:
 Menyelenggarakan pelayanan, pendidikan dan penelitian di bidang kesehatan yang berkualitas
dan komprehensif.
 Menumbuhkembangkan system manajemen organisasi yang efektif.
 Mengampu rumah sakit jejaring di wilayah Indonesia Timur
M1 (MAN) Sumber Daya Manusia Lontara 3 Bawah Belakang
Ruang lontara 3 bawah belakang dipimpin oleh 1 kepala ruangan 4 orang ketua tim dan 17 orang
perawat pelaksana dan 2 tenaga supervisor, jumlah tenaga keseshatan yang berpendidikan magister
kesehatan sebanyak 2 orang, S1 Ners sebanyak 11 orang, S.kep sebanyak 1 orang, D3 sebanyak 3
orang, dan AMK sebanyak 6 orang. Dengan tenaga kerja paling lama 24 tahun dan tenaga kerja yang
baru adalah selama 2 tahun

Ruang TT April Mei 2019 Juni


Nilai BOR (Bed Occupancy Rate)
2019 2019 Sumber: Data Ruang L3BB
BOR BOR BOR
L1BB 32 87,9% 70,6% 56.9%

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑝𝑒𝑟𝑎𝑤𝑎𝑡𝑎𝑛


𝐵𝑂𝑅 = 𝑋 100%
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑒𝑚𝑝𝑎𝑡 𝑡𝑖𝑑𝑢𝑟𝑥 𝑝𝑒𝑟𝑖𝑜𝑑𝑒
 Average Length Of Stay (ALOS)
ALOS menurut Depkes RI (2005) adalah rata-rata lama rawat seorang pasien.
Secara umum nilai ALOS yang ideal adalah antara 6-9 hari.
Rumus Perhitungan ALOS

RUMUS : Jumlah Hari Perawatan Pasien Keluar


Jumlah Pasien Keluar (Hidup + meninggal)
Penyakit yang terbanyak tahun ini
Dari data yang didapatkan di L3BB didapatkan penyakit terbanyak pada 3 bulan terkhir yaitu:
 Other Cerebral Infarction
 Other Intracerebral Haemorrhage
 Hemiplegia, Unspecified
 Paraplegia, Unspecifien
 Flaccid Paraplegia
 Vascular Headache, Not Elsewhere Classified
 Generalized Idhiopatic Epilepsy And Epileptic Syndrome
 Tetraplegia, Unspecified
 Low Back Pain
 Cerebral Infaction, Unspecified
 (M2-Material)
Materi terdiri dari dari bahan setengah jadi ( raw material ) dan bahan jadi. Dalam dunia usaha
untuk mencapai hasil yang lebih baik, selain manusia ahli dalam bidangnya juga harus dapat
menggunakanm bahan/materi-materi sebagai salah satu sarana. Sebab materi dan manusia tidak
dapat di pisahkan, tanpa materi tidak akan tercapai hasil yang dikhendaki.
 Jenis Pelayanan
Ruangan lontara 3 bawah belakang melayani layanan rawat inap neurologi
 Sarana dan Fasilitas
 M3 –(Methode)
Metode yang dilaksanakan diruang L3BB yaitu metode tim. Dimana kepala ruangan membagi
anggotanya menjadi 4 tim yaitu tim I yang terdiri dari 1 orang ketua tim dan 3 orang perawat
pelaksana, tim II yang terdiri dari 1 ketua tim dan 5 perawat pelaksana, tim III yang terdiri dari 1
ketuan tim dan 4 perawat pelaksana, tim IV yang teridri dari 1 ketua tim dan 5 perawat pelaksana.
1 orang kepala ruangan menangani 8 orang pasien, 2 orang perawat pelaksana menangani 6 orang
pasien, 3 orang perawat pelaksana menangani 4 orang pasien.
 Metode Asuhan keperawatan yang digunakan di ruang L3BB yaitu metode MPKP.
Keuangan M4 – Money
Biaya perawatan pasien di ruang lontara 3 bawah belakang sebagian besar dari BPJS, masalah
pembiayaan terpusat langsung, jadi bisa dikatakan, tergantung dari alokasi anggaran yang
disediakan rumah sakit untuk tiap-tiap ruangan.Menurut Nursalam kritikan yang diterima oleh
ruangan biasanya terkait dengan kurangnya sumber daya tenaga sehingga pelayanan menjadi
kurang optimal.

Marketing (M5)
 Kasus terbanyak
Other cerebral infarkcetion adalah suatu kejadian rusaknya sebagian Terjadi jika pembuluh darah
arteri yang mengalirkan darah ke otak tersumbat, robek, atau bocor.
 Mutu rumah sakit
Berdasarkan BOR rata-rata dalam 3 bulan terakhir ( April, mei, juni ) di dapatkan pasien yang di
rawat di ruang L3BB paling banyak pada bula juni. pasien yang di rawat di ruang ini berasal dari
daerah yang berbeda dari seluruh indonesia bagian timur. Sumber keuntungan dari pasien yang di
rawat ada yang berasal dari BPJS ( Mandiri. KIS, Askes ) maupun pembiayaan umum (oleh diri
sendiri). Tetapi sebagian besar pasien di rawat bersumber keungan dari BPJS.
Hasil Kajian Analisis Internal Dan Eksternal
 Kekuatan (Strength)
 Terdapat tenaga keperawatan Sarjana Keperawatan + Ners sebanyak 11 orang, S1 keperawatan 1
orang, S2 M.kes 1 orang, D3 sebanyak 3 orang, AMK sebanyak 6 orang DPJP sebanyak
 Memiliki tenaga perawat yang berpengalaman, dengan masa kerja 24 tahun 1 orang, 21 tahun 1
orang, 19 tahun 2 orang
 Ada pendapatan insentif dan jasa
 Dilakukan timbang terima dengan metode SBAR
 Mempunyai standar asuhan keperawatan
 Sudah diterapkan metode keperawatan profesional yaitu metode TIM
 Diadakannya sharing, laporan, evaluasi setiap memulai shift dan pergantian dinas atau overran
 Kelemahan (Weakness)
 Kurang optimalnya proses handover
 Kurangnya penerapan 6 langkah cuci tangan yang benar pada pasien dan keluarga pasien
 Kurang optimalnya proses handrub
 Kurangnya Memperhatikan kerapian dan kenyamanan lingkungan sekitar klien (misalnya
kebersihan tempat tidur, meja dll)
BAB IV
PRIORITAS MASALAH, ALTERNATIF PENYELESAIAN MASALAH DAN POA
PENYELESAIAN MASALAH MANAJEMEN KEPERAWATAN DI RUANGAn
Adapun masalah yang terjadi adalah:
 Kurang optimalnya proses handover
 Kurangnya penerapan 6 langkah cuci tangan yang benar pada pasien dan keluarga pasien
 Kurang optimalnya proses handrub
 Kurangnya Memperhatikan kerapian dan kenyamanan lingkungan sekitar klien (misalnya
kebersihan tempat tidur, meja dll)
 Pasien tidak mematuhi tata tertib dalam di ruangan
 Kekurangan tenaga perawat
Tujuan dan alternative penyelesaian masalah
 Kurang optimalnya proses handover :
Tujuan dari handiver sebagai cara untuk mempermudah dan terfokus untuk menetapkan harapan
tentang apa yang akan dikomunikasikan dan bagaimana komunikasi antara anggota tim , dan
penting untuk mengembangkan keselamatan pasien. Sehingga dapat dijadikan standar dalam
komunikasi terutama pemyampaian informasi medis atau kondisi pasien tentang perkembanagan
dan demikian inti dari kominikasi dengan pasien mudah untuk kesematan tenaga perawat.
Alternatif peneyelesaianya masalah tentang Handover adalah sebagai tenaga perawat harus
professional dalam melayani pasien khususnya tentang komukasi dalam pelayanan perawatan
pasien.
 Kurangnya penerapan 6 langkah cuci tangan yang benar pada pasien dan
keluarga pasien
Tujuan adalah seagai perawat yang profesional kiata harus menjelaskan tetang pentingnya
mencuci tangan 6 langkah kepeda pasien atau kelurga pasien sebelum masuk ruangan menemui
keluarganya tujuan untuk mencegah atau menghidari terjadi agar mencegah infeksi.
Kurang optimalnya proses handrub
 Tujuan Handrub adalah mencegah terjadi infeksi
 Altenatif pemyelesaian adalah sebagai perawat yang profesioanl sebelum kita menyentuh pasien atau
sebelum melekuakn tindakan kita harus mencuci tangan mengunakan Handrub bila tangan kiita tampak
bersih dan disetiap tempat Handrub yang suda di sediakan tidak boleh kosong kerena mengguana sangat
penting untuk kesehatan diri kita teruatama seorang perawat.
Kurangnya Memperhatikan kerapian dan kenyamanan lingkungan sekitar klien (misalnya
kebersihan tempat tidur, meja dll)
 Tujuan adalah perawat harus bertangung jawab untuk memberikan informasi kepada pasien agar
membersihakn tempat tidurnya dan rapikan hal-hal yang menghalangi dalam pelayanan
 Alternatif peneyelasaian perawat harus memberikan arahan kepada pasien agar disetiap tempat tidurnya di
rapikan di setiap bergatian shif khsusnya perawat shif pagi.
Pasien tidak mematuhi tata tertib dalam di ruangan
 Tujuan adalah pasien harus mematuhi tata tertib yang sudah di tetapkan oleh RSUP Dr. Wahidin
Sudirohusodo di rungan.
 Alternatif penyelesaian adalah perawat bertaungung jawab memberikan informasi kepada aturan-atauran
atau tata tertib Rumah sakit wahidin sudirohusodo dan bila perlu menepel porter tata tertib di setiap pintu
kelas ruang atau kelas.
Kekurangan tenaga perawat
 Tujuan adalah dilakukan retrutmen penambahan tenaga perawat khususnya di ruangan Lontara 3 Bawah
belakang ( Neurologi ).
 Alternative penyelesaian adalah seharunya bagian system manajemen keperawatan harus memperhatikan
ruangan lontara 3 bawah belakang ( Neurologi ) agar dapat dilakukan penambahan tenaga perawat agar
pelayanan pasien secara maksimal dan professional.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai