DI SUSUN OLEH :
MOHAMMAD FATHONI
039STYC18
i
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan Pendahuluan Dan Kasus Ini, Telah Diperiksa Dan Disahkan Pada :
Hari :
Tanggal :
Mengetahui :
Pembimbing Lahan Pembimbing Pendidikan
(...............................................................) (...............................................................)
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah Subhanallahu Wa Ta’ala, Rabb Penguasa
alam, Rabb yang tiada henti-hentinya memberikan kenikmatan dan karunia kepada semua
makhluk-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan tugas ini. Shalawat serta salam semoga selalu
tercurah kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam, keluarganya, para sahabatnya,
serta orang-orang yang mengikuti risalahnya hingga akhir zaman.
Alhamdulillah dengan izin Allah saya telah menyelesaikan tugas tentang“Laporan
Pendahuluan Keperawatan keluarga”. Saya menyadari dalam masih banyak kekurangan, karena
keterbatasan kemampuan maupun pengalaman. Maka dari itu saya mengharapkan kritik dan
saran yang membangun demi memperbaiki kekurangan ataupun kekeliruan yang ada. Harapan
saya semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca untuk menambah wawasan dalam
bidang kesehatan.
Saya mohon maaf apabila dalam masih terdapat kesalahan,oleh karena itu kritik dan
saran yang membangun sangat diharapkan dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Kami
berharap makalah ini bermanfaat bagi kita semua.
Mohammad Fathoni
039STYC18
ii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN..............................................................................................................i
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................ii
DAFTAR ISI..................................................................................................................................iii
BAB I...............................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...........................................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG............................................................................................................1
Tujuan umum...............................................................................................................................1
Rumusan Masalah........................................................................................................................1
BAB II.............................................................................................................................................2
PEMBAHASAN..............................................................................................................................2
1. 1 Konsep Keluarga................................................................................................................2
A. Definisi Keluarga..............................................................................................................2
B. Fungsi Keluarga................................................................................................................2
C. Tahap-Tahap Perkembangan Keluarga.............................................................................3
D. Tugas keluarga dalam bidang kesehatan adalah sebagai berikut :....................................4
1. 2 Konsep penyakit..................................................................................................................5
A. Definisi Hipertensi...........................................................................................................5
B. Jenis Hipertensi...............................................................................................................6
C. klasifikasi.........................................................................................................................6
D. .Etiologi............................................................................................................................7
E. .Tanda dan Gejala...........................................................................................................8
F. .Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hipertensi........................................................9
G. Patofisiologi dan Patway..............................................................................................11
H. Komplikasi Hipertensi..................................................................................................16
I. Pemeriksaan Penunjang...................................................................................................16
J. Penatalaksanaan...............................................................................................................17
BAB III..........................................................................................................................................19
PENUTUP.....................................................................................................................................19
A. KESIMPULAN.....................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................20
iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Keluarga merupakan lingkungan sosial yang sangat dekat hubungannya dengan
seseorang. Di keluarga itu seseorang dibesarkan,bertempat tinggal, berinteraksi satu
dengan yang lain, dibentuknya nilai-nilai, pola pemikiran dan kebiasaannya dan
berfungsi sebagai saksi segenap budaya luar dan mediasi hubungan anak dengan
lingkungannya. Menurut (Bussard dan Ball, 1996 dalam Harnilawati, 2013).
Sedangkan menurut Kushariyadi (2008) menyatakan bahwa hipertensi adalah
suatu keadaan ketika seseorang mengalami peningkatan tekanan darah di atas normal
yang mengakibatkan peningkatan angka kesakitan (morbiditas) dan angka kematian
(mortalitas).
Menurut WHO, batasan tekanan darah yang masih dianggap normal adalah
140/90 mmHg, sedangkan tekanan darah ≥ 160/95 mmHg dinyatakan sebagai
hipertensi. Batasan WHO tersebut tidak membedakan usia dan jenis kelamin
Tujuan umum
1. Untuk mengetahui apa itu Keluarga
2. Untuk mengetahui apa itu hipertensi
Rumusan Masalah
1
BAB II
PEMBAHASAN
1. 1 Konsep Keluarga
A. Definisi Keluarga
Menurut (Bussard dan Ball, 1996 dalam Harnilawati, 2013).
Keluarga merupakan lingkungan sosial yang sangat dekat hubungannya dengan
seseorang. Di keluarga itu seseorang dibesarkan,bertempat tinggal, berinteraksi satu
dengan yang lain, dibentuknya nilai-nilai, pola pemikiran dan kebiasaannya dan
berfungsi sebagai saksi segenap budaya luar dan mediasi hubungan anak dengan
lingkungannya.
B. Fungsi Keluarga
Keluarga mempunyai 5 fungsi yaitu :
1. Fungsi Afektif
Fungsi afektif berhubungan erat dengan fungsi internal keluarga yang merupakan
basis kekuatan keluarga. Fungsi afektif berguna untuk pemenuhan kebutuhan
psikososial. Keberhasilan fungsi afektif tampak pada kebahagiaan dan kegembiraan
dari seluruh anggota keluarga. Komponen yang perlu dipenuhi oleh keluarga dalam
melaksanakan fungsi afektif adalah (Friedman, M.M et al.,2010) :
a. Saling mengasuh yaitu memberikan cinta kasih, kehangatan, saling menerima,
saling mendukung antar anggota keluarga.
b. Saling menghargai, bila anggota keluarga saling menghargai dan mengakui
keberadaan dan hak setiap anggota keluarga serta selalu mempertahankan iklim
positif maka fungsi afektif akan tercapai.
c. Ikatan dan identifikasi ikatan keluarga di mulai sejak pasangan sepakat memulai
hidup baru.
2. Fungsi Sosialisasi
Sosialisasi di mulai sejak manusia lahir. Keluarga merupakan tempat individu untuk
belajar bersosialisasi, misalnya anak yang baru lahir dia akan menatap ayah, ibu dan
orang-orang yang ada disekitarnya. Dalam hal ini keluarga dapat Membina
2
hubungan sosial pada anak, Membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan
tingkat perkembangan anak, dan Menaruh nilai-nilai budaya keluarga.
3. Fungsi Reproduksi
Fungsi reproduksi untuk meneruskan keturunan dan menambah sumber daya
manusia. Maka dengan ikatan suatu perkawinan yang sah, selain untuk memenuhi
kebutuhan biologis pada pasangan tujuan untuk membentuk keluarga adalah
meneruskan keturunan.
4. Fungsi Ekonomi
Merupakan fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan seluruh anggota keluarga
seperti memenuhi kebutuhan makan, pakaian, dan tempat tinggal.
5. Fungsi Perawatan Kesehatan
Keluarga juga berperan untuk melaksanakan praktik asuhan keperawatan, yaitu
untuk mencegah gangguan kesehatan atau merawat anggota keluarga yang sakit.
Keluarga yang dapat melaksanakan tugas kesehatan berarti sanggup menyelesaikan
masalah kesehatan.
C. Tahap-Tahap Perkembangan Keluarga
Berdasarkan konsep Duvall dan Miller, tahapan perkembangan keluarga dibagi menjadi
8:
1. Keluarga Baru (Berganning Family)
Pasangan baru nikah yang belum mempunyai anak. Tugas perkembangan keluarga
dalam tahap ini antara lain yaitu membina hubungan intim yang memuaskan,
menetapkan tujuan bersama, membina hubungan dengan keluarga lain,
mendiskusikan rencana memiliki anak atau KB, persiapan menjadi orangtua dan
memahami prenatal care (pengertian kehamilan, persalinan dan menjadi orangtua).
2. Keluarga dengan anak pertama < 30bln (child bearing)
Masa ini merupakan transisi menjadi orangtua yang akan menimbulkan krisis
keluarga. Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini antara lain yaitu adaptasi
perubahan anggota keluarga, mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan
pasangan, membagi peran dan tanggung jawab, bimbingan orangtua tentang
pertumbuhan dan perkembangan anak, serta konseling KB post partum 6 minggu.
3. Keluarga dengan anak pra sekolah
3
Tugas perkembangan dalam tahap ini adalah menyesuaikan kebutuhan pada anak
pra sekolah (sesuai dengan tumbuh kembang, proses belajar dan kontak sosial) dan
merencanakan kelahiran berikutnya.
4. Keluarga dengan anak sekolah (6-13 tahun)
Keluarga dengan anak sekolah mempunyai tugas perkembangan keluarga seperti
membantu sosialisasi anak terhadap lingkungan luar rumah, mendorong anak untuk
mencapai pengembangan daya intelektual, dan menyediakan aktifitas anak.
5. Keluarga dengan anak remaja (13-20 tahun)
Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah pengembangan terhadap remaja,
memelihara komunikasi terbuka, mempersiapkan perubahan sistem peran dan
peraturan anggota keluarga untuk memenuhi kebutuhan tumbuh kembang anggota
keluarga.
6. Keluarga dengan anak dewasa
Tugas perkembangan keluarga mempersiapkan anak untuk hidup mandiri dan
menerima kepergian anaknya, menata kembali fasilitas dan sumber yang ada dalam
keluarganya.
7. Keluarga usia pertengahan (middle age family)
Tugas perkembangan keluarga pada saat ini yaitu mempunyai lebih banyak waktu
dan kebebasan dalam mengolah minat sosial, dan waktu santai, memulihkan
hubungan antara generasi muda-tua, serta persiapan masa tua.
8. Keluarga lanjut usia
Dalam perkembangan ini keluarga memiliki tugas seperti penyesuaian tahap masa
pensiun dengan cara merubah cara hidup, menerima kematian pasangan, dan
mempersiapkan kematian, serta melakukan life review masa lalu.
D. Tugas keluarga dalam bidang kesehatan adalah sebagai berikut :
1. Keluarga mampu mengenal masalah kesehatan
2. Keluarga mampu mengambil keputusan untuk melakukan tindakan
3. Keluarga mampu melakukan perawatan terhadap anggota keluarga yang sakit
4. Keluarga mampu menciptakan lingkungan yang dapat meningkatkan kesehatan
5. Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan yang terdapat di lingkungan
setempat
4
1. 2 Konsep penyakit
A. Definisi Hipertensi
Definisi Hipertensi Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten
dengan tekanan sistolik di atas 140 mmHg dan tekanan darah diastolik di atas 90
mmHg. Populasi manula, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik ≥ 160
mmHg dan tekanan diastolik ≥ 90 mmHg .
Sedangkan menurut Kushariyadi (2008) menyatakan bahwa hipertensi adalah
suatu keadaan ketika seseorang mengalami peningkatan tekanan darah di atas normal
yang mengakibatkan peningkatan angka kesakitan (morbiditas) dan angka kematian
(mortalitas).
Menurut WHO, batasan tekanan darah yang masih dianggap normal adalah
140/90 mmHg, sedangkan tekanan darah ≥ 160/95 mmHg dinyatakan sebagai
hipertensi. Batasan WHO tersebut tidak membedakan usia dan jenis kelamin
Kaplan memberikan batasan hipertensi dengan memperhatikan usia dan jenis
kelamin.
1. Pria berusia < 45 tahun, dikatakan hipertensi bila tekanan darah pada waktu
berbaring ≥ 130/90 mmHg.
2. Pria berusia > 45 tahun, dikatakan hipertensi bila tekanan darahnya > 145/95
mmHg.
3. Wanita, hipertensi bila tekanan darah ≥ 160/95 mmHg. 10 Perjalanan penyakit
hipertensi sangat perlahan dan mungkin klien tidak menunjukkan gejala selama
bertahun-tahun sampai terjadi kerusakan organ yang bermakna (silent killer).
Hipertensi merupakan penyakit akibat gangguan sirkulasi darah yang masih
menjadi masalah dalam kesehatan di masyarakat. Semakin tinggi tekanan darah
semakin besar resikonya (Price & Wilson, 2006).
Bila klien kurang atau bahkan belum mendapatkan penatalaksanaan yang tepat
dalam mengontrol tekanan darah, maka angka mordibitas dan mortalitas akan semakin
meningkat dan masalah kesehatan dalam masyarakat semakin sulit untuk diperbaiki
(Suwardianto, 2011).
5
B. Jenis Hipertensi
Hipertensi dapat didiagnosa sebagai penyakit yang berdiri sendiri tetapi sering
dijumpai dengan penyakit lain, misalnya arterioskeloris, obesitas, dan diabetes militus.
Berdasarkan penyebabnya, hipertensi dapat dikelompokkan menjadi dua golongan yaitu
(WHO, 2014) :
1. Hipertensi esensial atau hipertensi primer
Sebanyak 90-95 persen kasus hipertensi yang terjadi tidak diketahui dengan pasti
apa penyebabnya. Para pakar menemukan hubungan antara riwayat keluarga
penderita hipertensi (genetik) dengan resiko menderita penyakit ini. Selain itu juga
para pakar menunjukan stres sebagai tertuduh utama, dan faktor lain yang
mempengaruhinya. Faktor-faktor lain yang dapat dimasukkan dalam penyebab
hipertensi jenis ini adalah lingkungan, kelainan metabolisme, intra seluler, dan
faktor-faktor ynag meningkatkan resikonya seperti obesitas, merokok, konsumsi
alkohol, dan kelainan darah.
2. Hipertensi renal atau hipertensi sekunder
Pada 5-10 persen kasus sisanya, penyebab khususnya sudah diketahui, yaitu
gangguan hormonal, penyakit diabetes, jantung, ginjal, penyakit pembuluh darah
atau berhubungan dengan kehamilan. Kasus yang sering terjadi adalah karena tumor
kelenjar adrenal. Garam dapur akan memperburuk resiko hipertensi tetapi bukan
faktor penyebab.
C. klasifikasi
Hipertensi pada usia lanjut dibedakan atas (Darmojo, 1977):
1. Hipertensi dimana tekanan sistolik sama atau lebih besar dari 140 mmHg dan / atau
tekanan diastolik sama atau lebih besar dari 90 mmHg.
2. Hipertensi sistolik terisolasi dimana tekanan sistolik lebih besar dari 160 mmHg
dan tekanan diastolik lebih rendah dari 90 mmHg.
Klasifikasi hipertensi berdasarkan penyebabnya dapat dibedakan menjadi 2
golongan besar yaitu :
1. Hipertensi essensial ( hipertensi primer ) yaitu hipertensi yang tidak diketahui
penyebabnya
2. Hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang di sebabkan oleh penyakit lain
6
Tingkat hipertensi dan anjuran kontrol (Joint National Commitle, U.S 1992)
D. .Etiologi
Penyebab hipertensi pada orang dengan usia lanjut menurut Triyanto (2014) adalah
terjadinya perubahan-perubahan pada :
1. Elastisitas dinding aorta menurun
2. Katub jantung menebal dan menjadi kaku
3. Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun sesudah berumur
20 tahun kemampuan jantung memompa darah menurun menyebabkan menurunnya
kontraksi dan volumenya.
4. Kehilangan elastisitas pembuluh darah Hal ini terjadi karena kurangnya efektifitas
pembuluh darah perifer untuk oksigenasi
5. Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer
Meskipun hipertensi primer belum diketahui dengan pasti penyebabnya, data-data
penelitian telah menemukan beberapa faktor yang sering menyebabkan terjadinya
hipertensi. Faktor tersebut adalah sebagai berikut :
1. Faktor keturunan
7
Dari data statistik terbukti bahwa seseorang akan memiliki kemungkinan lebih besar
untuk mendapatkan hipertensi jika orang tuanya adalah penderita hipertensi
2. Ciri perseorangan
Ciri perseorangan yang mempengaruhi timbulnya hipertensi adalah:
1) Umur ( jika umur bertambah maka TD meningkat )
2) Jenis kelamin ( laki-laki lebih tinggi dari perempuan )
3) Ras ( ras kulit hitam lebih banyak dari kulit putih )
4) Kebiasaan hidup
3. Kebiasaan hidup yang sering menyebabkan timbulnya hipertensi
adalah :
1) Konsumsi garam yang tinggi (melebihi dari 30 gr)
2)Kegemukan atau makan berlebihan
3) Stress
4) Merokok
5) Minum alcohol
6) Minum obat-obatan ( ephedrine, prednison, epineprin )
Sedangkan penyebab hipertensi sekunder adalah penyakit-penyakit seperti Ginjal,
Glomerulonefritis, Pielonefritis, Nekrosis tubular akut, Tumor, Vascular,
Aterosklerosis, Hiperplasia, Trombosis, Aneurisma, Emboli kolestrol, Vaskulitis,
Kelainan endokrin, DM, Hipertiroidisme, Hipotiroidisme, Saraf, Stroke, Ensepalitis.
Selain itu dapat juga diakibatkan karena Obat–obatan Kontrasepsi oral Kortikosteroid.
E. .Tanda dan Gejala
Gejala hipertensi yang dapat timbul antara lain : sakit kepala; kelelahan; mual /
muntah; sesak napas, napas pendek (terengah-engah); gelisah; pandangan menjadi
kabur, mata berkunang-kunang; mudah marah; telinga berdengung; sulit tidur; rasa
berat di tengkuk, nyeri di daerah kepala bagian belakang; nyeri di dada; otot lemah;
pembengkakan pada kaki, dan pergelangan kaki; keringat berlebihan; kulit tampak
pucat atau kemerahan; denyut jantung yang kuat, cepat, atau tidak teratur; impotensi;
darah di urine; dan mimisan (jarang dilaporkan).
Sebagian manifestasi klinis timbul setelah klien mengalami hipertensi selama
bertahun-tahun. Gejalanya berupa :
8
1. Nyeri kepala saat terjaga, terkadang disertai mual dan muntah akibat peningkatan
tekanan darah intrakranium;
2. Penglihatan kabur karena terjadi kerusakan pada retina sebagai dampak dari
hipertensi;
3. Ayunan langkah yang tidak mantap karena terjadi kerusakan susunan saraf pusat;
4. Nokturia (sering berkemih di malam hari) karena adanya peningkatan aliran darah
ginjal dan filtrasi glomerulus; dan
5. Edema dependen dan pembengkakan akibat peningkatan tekanan kapiler
Sementara menurut Kurniadi & Nurrahmani (2014) banyak klien dengan
hipertensi tidak mempunyai tanda-tanda yang menunjukkan tekanan darah meninggi
dan hanya akan terdeteksi pada saat pemeriksaan fisik. Sakit kepala di tengkuk
merupakan ciri yang sering terjadi pada hipertensi berat. Gejala lainnya adalah pusing,
palpitasi (berdebar-debar), dan mudah lelah. Namun, gejala-gejala tersebut kadang tidak
muncul pada beberapa klien, bahkan pada beberapa kasus klien dengan tekanan darah
tinggi biasanya tidak merasakan apa-apa. Peninggian tekanan darah kadang-kadang
merupakan satu-satunya gejala. Bila demikian, gejala baru akan muncul setelah terjadi
komplikasi pada ginjal, mata, otak, atau jantung.
F. .Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hipertensi
1. Faktor resiko yang tidak dapat dikontrol :
1) Jenis kelamin
Prevalensi terjadinya hipertensi pada pria dengan wanita. Wanita diketahui
mempunyai tekanan darah lebih rendah dibandingkan pria ketika berusia 20-30
tahun. Tetapi akan mudah menyerang pada wanita ketika berumur 55 tahun
sekitar 60% menderita hipertensi berpengaruh pada wanita. Hal ini dikaitkan
dengan perubahan hormon pada wanita setelah menopause (Endang Triyanto,
2014).
2) Umur
Perubahan tekanan darah pada seseorang secara stabil akan berubah di usia
20-40 tahun. Setelah itu akan cenderung lebih meningkat secara cepat. Sehingga,
semakin bertambah usia seseorang maka tekanan darah semakin meningkat. Jadi
9
seorang lansia cenderung mempunyai tekanan darah lebih tinggi dibandingkan
diusia muda (Endang Triyanto, 2014).
3) Keturunan (genetik)
Adanya faktor genetik tentu akan berpengaruh terhadap keluarga yang telah
menderita hipertensi sebelumnya. Hal ini terjadi adanya peningkatan kadar
sodium intraseluler dan rendahnya rasio antara potasium terhadap sodium
individu sehingga pada orang tua cenderung beresiko lebih tinggi menderita
hipertensi dua kali lebih besar dibandingan dengan orang yang tidak mempunyai
riwayat keluarga dengan hipertensi (Buckman, 2010).
4) Pendidikan
Tingkat pendidikan secara tidak langsung mempengaruhi tekanan darah.
Tingginya resiko hipertensi pada pendidikan yang rendah, kemungkinan
kurangnya pengetahuan dalam menerima informasi oleh petugas kesehatan
sehingga berdampak pada perilaku atau pola hidup sehat (Armilawaty, Amalia H,
Amirudin R., 2007).
2 Faktor resiko hipertensi yang dapat dikonrol
1) Obesitas
Pada usia pertengahan dan usia lanjut, cenderung kurangnya melakukan
aktivitas sehingga asupan kalori mengimbangi kebutuhan energi, sehingga akan
terjadi peningkatan berat badan atau obesitas dan akan memperburuk kondisi
(Anggara, F.H.D., & N. Prayitno, 2013).
2) Kurang olahraga
Jika melakukan olahraga dengan teratur akan mudah untuk mengurangi
peningkatan tekanan darah tinggi yang akan menurunkan tahanan perifer, sehigga
melatih otot jantung untuk terbiasa melakuakn pekerjaan yang lebih berat karena
adanya kondisi tertentu.
3) Kebiasaan merokok
Merokok dapat meningkatkan tekanan darah. Hal ini dikarenakan di dalam
kandungan nikotik yang dapat menyebabkan penyempitan pembuluh darah.
10
4) Konsumsi garam berlebihan
WHO merekomendasikan konsumsi garam yang dapat mengurangi
peningkatan hipertensi. Kadar sodium yang Kurang olahraga Jika melakukan
olahraga dengan teratur akan mudah untuk mengurangi peningkatan tekanan darah
tinggi yang akan menurunkan tahanan perifer, sehigga melatih otot jantung untuk
terbiasa melakuakn pekerjaan yang lebih berat karena adanya kondisi tertentu
5) Kecemasan atau stress
Kecemasan atau stress meningkatkan tekanan darah sebesar 30 mmHg.
Jika individu meras cemas pada masalah yang di hadapinya maka hipertensi akan
terjadi pada dirinya. Hal ini dikarenakan kecemasan yang berulang-ulang akan
mempengaruhi detak jantung semakin cepat sehingga jantung memompa darah
keseluruh tubuh akan semakin cepat.
G. Patofisiologi dan Patway
Manurut Amin Huda kusuma (2015), hipertensi dapat disebabkan menjadi dua
golongan yaitu hipertensi primer (esensial) dan hupertensi sekunder. Pada hipertensi
primer faktor yang mempengaruhinya yaitu genetik, lingkungan, hiperaktivitas saraf
simpatis dan sistem renin, dsn faktor yang meningkatkan resiko hipertensi primer ini
seperti: obesistas, merokok dan alkohol. Sedangkan hipertensi sekunder penyebabnya
yaitu: penggunaan estrogen, penyakit ginjal, sindrom cushing dan hipertensi yang
berhubungan dengan kehamilan.
Menurut Nuraif, Amin Huda & Hardi Kusuma (2015) Faktor predisposisi (utama)
terjadinya hipertensi yakni usia, jenis kelamin, merokok, stres, kurang olahraga, genetik,
alkohol konsentrasi garam, dan obesitas.
Hipertensi dapat terjadi karena ada kerusakan vaskuler (peredaran pembuluh
darah) sehingga terjadi perubahan struktur dari peredaran pembuluh darah, dan
penyumbatan pembuluh darah terjadi karena terjadinya vasokonstriksi (kontraksi dinding
otot) hingga menyumbat pembuluh darah sehingga gangguan sirkulasi di otak, ginjal,
retina, dan pembuluh darah terganggu.
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak
dipusat vasomotor, pada medulla di otak. Dari pusat vasomotor ini bermula jaras saraf
simpatis, yang berlanjut kebawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla
11
spinalis ke ganglia simpatis di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor
dihantarkan dalam bentuk implus yang bergerak ke bawah melalui saraf simpatis ke
ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan
merangsang serabut saraf paska ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan
dilepaskannya norepinefrin mengakibatkan konstriksi pembuluh darah. Berbagai faktor
seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respon pembuluh darah terhadap
rangsang vasokontriktor. Individu dengan hipertensi sangat sensitive terhadap
norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi.
Pada saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis merangsang pembuluh darah
sebagai respon rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang mengakibatkan
tambahan aktivitas vasokontriksi. Medulla adrenal mengsekresi epinefrin yang
menyebabkan vasokonstriksi. Korteks adrenal mengsekresi kortisol dan dan steroid
lainnya, yang dapat memperkuat respon vasokonstriktor pembuluh darah. Vasokonstriksi
yang mengakibatkan penurunan aliran darah ke ginjal, menyebabkan pelepasan renin.
Renin merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian di ubah menajdi II, suatu
vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya merangsang sekresi aldosteron oleh korteks
adrenal. Hormon ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal,
menyebabkan peningkatan volume intravaskuler. Semua faktor tersebut cenderung
pencetus keadaan hipertensi.
Perubahan struktural dan fungsional pada sistem pembuluh darah perifer
bertanggung jawab pada perubahan tekanan darah yang terjadi pada lanjut usia.
Perubahan tersebut meliputi aterosklerosis, hilangnya elastisitas jaringan ikat, dan
penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh darah, yang pada gilirannya menurunkan
kemampuan distensi dan daya regang pembuluh darah. Konsekuensinya, aorta dan arteri
besar berkurang kemampuannya dalam mengakomodasi volume darah yang di pompa
oleh jantung (volume sekuncup), mengakibatkan penurunan curah jantung dan
peningkatan tahanan perifer (Brunner & Suddarth, 2005).
a. Hipertensi dapat terjadi karena ada kerusakan kerusakan vaskuler (peredaran
pembuluh darah) sehingga terjadi perubahan struktur dari peredaran pembuluh darah,
dan penyumbatan pembuluh darah terjadi karena terjadinya vasokonstriksi (kontraksi
dinding otot) hingga menyumbat pembuluh darah sehingga gangguan sirkulasi di otak
12
terjadi dan membuat suplai O2 ke otak menurun sehingga muncul Masalah
keperawatan “Resiko Ketidakefektifan Perfusi Jaringan ke Otak”
b. Hipertensi dapat terjadi karena ada kerusakan kerusakan vaskuler (peredaran
pembuluh darah) sehingga terjadi perubahan struktur dari peredaran pembuluh darah,
dan penyumbatan pembuluh darah terjadi karena terjadinya vasokonstriksi (kontraksi
dinding otot) hingga menyumbat pembuluh darah sehingga gangguan sirkulasi di
ginjal terjadi karena vasokonstriksi pembuluh darah (kontrasi dinding otot hingga
menyumbat pembuluh darah) sehingga terjadi blood flow (aliran darah menurun)
sehingga terjadi respon RRA (Renin-Angiotensin-Aldosteron) dan yang merangsang
adalah Aldosteron dan menyebabkan retensi natrium darah dan menyebabkan edema
sehingga muncul masalah keperawatan “Kelebihan Volume Cairan”
c. Hipertensi dapat terjadi karena ada kerusakan kerusakan vaskuler (peredaran
pembuluh darah) sehingga terjadi perubahan struktur dari peredaran pembuluh darah,
dan penyumbatan pembuluh darah terjadi karena terjadinya vasokonstriksi (kontraksi
dinding otot) hingga menyumbat pembuluh darah sehingga gangguan sirkulasi di
retina. Kelainan pada pembuluh darah ini menyebabkan kelinan pada retina yaitu
retinopati hipertensi dengan arteri yang besarnya tidak teratur, episudat pada retina,
udema retina dan perdarahan retina. Spasme (penyempitan) pembuluh darah dapat
berupa: pembuluh darah (terutama arteri retina) yang berwarna lebih pucat, kapiler
pembuluh yang menjadi lebih kecil atau irreguler (karena spasme lokal), dan
percabangan arteriol yang tajam sehingga muncul masalah keperawatan “Resiko
Cedera”
d. Hipertensi dapat terjadi karena ada kerusakan kerusakan vaskuler (peredaran
pembuluh darah) sehingga terjadi perubahan struktur dari peredaran pembuluh darah,
dan penyumbatan pembuluh darah terjadi karena terjadinya vasokonstriksi (kontraksi
dinding otot) hingga menyumbat pembuluh darah sehingga gangguan sirkulasi pada
pembuluh darah yang mengalirkan O2 mengalami penurunan dan terjadilah PJK
(Penyakit jantung Koroner) dimana kondisi pembuluh darah jantung tersumbat oleh
lemak dan menyebabkan terjadinya iskemia miokard (kondisi yang terjadi ketika
aliran darah berhenti pada sebagian jantung, menyebabkan kerusakan pada otot
13
jantung, jika salah satu arteri ini tersumbat secara tiba-tiba sebagian jantung menjadi
kekurangan oksigen sehingga muncul masalah keperawatan “Nyeri akut”.
e. Gangguan peredaran darah sitemik terjadi karena gangguan sirkulasi sehingga
menyebabkan terganggunya peredarahan darah sistemik (peredaran darah besar) ini
mengalami kontraksi dinding otot hingga menyumbat pembuluh darah sehingga
aliran darah keseluruh tubuh terganggu, sedangkan Afterload meningkat (tekanan
dimana jantung harus bekerja untuk mengeluarkan darah selama sistol, dengan kata
lain beban akhir dari jantung untuk di edarkan ke seluruh tubuh) dan tentu orang yang
mengalami gangguan ini akan cepat merasa lelah (Fatigue) sehingga muncul masalah
keperawatan “Intoleransi Aktivitas”
14
Pathway
Faktor predisposisi usia, jenis kelamin,
merokok, stress, kurang olahraga,
genetik, alkohol, konsentrasi, garam
dan obesitas
Kerusakan vaskuler
pembuluh darah Hipertensi
Perubahan struktur
Perubahan
Perubahan status
Penyumbatan Mk:
kesehatan
pembuluh darah Gaya Hidup Ganguan
anggota
proses
keluarga
Vasokonstriksi keluarga
konflik pengambilan
Gangguan
keputusan Situasi krisis
sirkulasi
pandemic
Ginjal Covid-19
Vasokontriksi
pembuluh darah
Ketidak efektifan
Ginjal Terganggunya Upaya
pola perawatan
keluarga dalam
Blood flow kesehatan keluarga
memenuhi kebutuhan
darah menurun
keluarga
Respon RAA
MK: Manajemen
kesehatan tidak Ansietas
Merangsang efektif
aldosteron
Mk.
Retensi Na Edema
Kelebihan
Volume
15
H. Komplikasi Hipertensi
(Menurut Wijaya, 2013 dalam (jurnal Rohmatul Azizah, Rita Dwi Hartanti, 2016):
Tekanan darah tinggi apabila tidak diobati dan ditanggulangi, maka dalam jangka
panjang akan menyebabkan kerusakan arteri didalam tubuh organ yang mendapat suplai
darah dari arteri tersebut. Komplikasi hipertensi dapat terjadi pada organ-organ sebagai
berikut:
a. Jantung
Tekanan darah tinggi dapat menyebabkan terjadinya gagal jantung dan
penyakit jantung koroner. Pada penderita hipertensi, beban kerja jantung akan
meningkat, otot jantung akan mengendor dan berkurang elastisitasnya, yang disebut
dekompensasi.
b. Otak
Komplikasi hipertensi pada otak, menimbulkan resiko stroke, apabila tidak
diobati risiko terkena stroke 7 kali lebih besar.
c. Ginjal
Tekanan darah tinggi juga menyebabkan kerusakan ginjal, tekanan darah
tinggi dapat menyebabkan kerusakan system penyaringan di dalam ginjal akibatnya
lambat laun ginjal tidak mampu membuang zat-zat yang tidak dibutuhkan tubuh yang
masuk melalui aliran darah dan terjadi penumpukan di dalam tubuh.
d. Mata
Pada mata hipertensi dapat mengakibatkan terjadinya retinopati hipertensi dan
dapat menimbulkan kebutaan.
I. Pemeriksaan Penunjang
1. Riwayat dan pemeriksaan fisik secara menyeluruh
2. Pemeriksaan retina
3. Pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui kerusakan organ seperti ginjal
dan jantung
4. EKG untuk mengetahui hipertropi ventrikel kiri
5. Urinalisasi untuk mengetahui protein dalam urin, darah, glukosa.
6. Pemeriksaan: renogram, pielogram intravena arteriogram renal, pemeriksaan
fungsi ginjal terpisah dan penentuan kadar urin
16
7. Foto dada dan CT scan.
J. Penatalaksanaan
Pengelolaan hipertensi bertujuan untuk mencegah morbiditas dan mortalitas
akibat komplikasi kardiovaskuler yang berhubungan dengan pencapaian dan
pemeliharaan tekanan darah dibawah 140/90 mmHg.
Prinsip pengelolaan penyakit hipertensi meliputi.
1. Terapi tanpa Obat
Terapi tanpa obat digunakan sebagai tindakan untuk hipertensi ringan dan sebagai
tindakan suportif pada hipertensi sedang dan berat. Terapi tanpa obat ini meliputi :
1) Diet
Diet yang dianjurkan untuk penderita hipertensi adalah :
a. Restriksi garam secara moderat dari 10 gr/hr menjadi 5 gr/hr
b. Diet rendah kolesterol dan rendah asam lemak jenuh
c. Penurunan berat badan
d. Penurunan asupan etanol
e. Menghentikan merokok
2) Latihan Fisik
Latihan fisik atau olah raga yang teratur dan terarah yang dianjurkan untuk
penderita hipertensi adalah olah raga yang mempunyai empat prinsip yaitu:
Macam olah raga yaitu isotonis dan dinamis seperti lari, jogging, bersepeda,
berenang dan lain-lain.
Intensitas olah raga yang baik antara 60-80 % dari kapasitas aerobik atau
72-87 % dari denyut nadi maksimal yang disebut zona latihan. Lamanya
latihan berkisar antara 20 – 25 menit berada dalam zona latihan Frekuensi
latihan sebaiknya 3 x perminggu dan paling baik 5 x perminggu.
3) Edukasi Psikologis
Pemberian edukasi psikologis untuk penderita hipertensi meliputi :
a. Tehnik Biofeedback
Biofeedback adalah suatu tehnik yang dipakai untuk menunjukkan pada
subyek tanda-tanda mengenai keadaan tubuh yang secara sadar oleh subyek
dianggap tidak normal.
17
Penerapan biofeedback terutama dipakai untuk mengatasi gangguan
somatik seperti nyeri kepala dan migrain, juga untuk gangguan psikologis
seperti kecemasan dan ketegangan.
b. Tehnik relaksasi
Relaksasi adalah suatu prosedur atau tehnik yang bertujuan untuk
mengurangi ketegangan atau kecemasan, dengan cara melatih penderita
untuk dapat belajar membuat otot-otot dalam tubuh menjadi rileks
c. Pendidikan Kesehatan ( Penyuluhan )
Tujuan pendidikan kesehatan yaitu untuk meningkatkan pengetahuan
pasien tentang penyakit hipertensi dan pengelolaannya sehingga pasien
dapat mempertahankan hidupnya dan mencegah komplikasi.
18
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
19
DAFTAR PUSTAKA
20
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN SALAH SATU ANGGOTA
KELUARGA MENDERITA HIPERTENSI DI LINGKUNGAN DUSUN RANJOK
UTARA 3 DOPANG WILAYAH KERJA PUSKESMAS GUNUNG SARI
A. Pengkajian
1. DATA UMUM
1) Nama keluarga (KK) : H.muin (Alm)
2) Alamat : dusun ranjok utara 3dopang, gunung sari
3) Pekerjaan KK :-
4) Pendidikan :-
5) umur :-
6) Komposisi keluarga:
1
7. Genogram
: Pasien
: perempuan
: laki-laki meninggal
: laki-laki
: perempuan meninggal
: garis pernikahan
: garis keturunan
Keterangan keluarga :
Nama : Ny. N
Umur : 55 Tahun
Kondisi Kesehatan : pasien mengatakan sakit kepala, sakit dibangian tengkuk, nyeri
pada bagian pinggul.
7) Tipe keluarga
Keluarga inti (nuclear family)
Keluarga yang terdiri dari ibu, anak, menantu dan cucu.
Tapi anaknya sekarang sudah menikah dan mempunyai anak.
8) Suku : Sasak
9) Agama : Islam
10) Status sosial ekonomi keluarga, meliputi:
a. Rata-rata penghasilan keluarga dalam sebulan Rp.700.000
2
a. Jenis pengeluaran keluarga :
a) Untuk kehidupan sehari-hari
b) Bayar Listrik
c) Bayar Air
b. Tabungan khusus kesehatan
Tidak ada dia hanya mempunyai BPJS gratis.
c. Barang yg dimiliki keluarga
a) Televisi
b) Lemari
c) Peralatan Dapur
d) Sepeda Motor
e) Kulkas
11) Aktifitas rekreasi keluarga
Pasien mengatakan ia hanya sering duduk dan keluar di area sekitar rumah saja
namun sesekali hanya bepergian jika ada keperluan atau melakukan pemeriksaan ke
puskesmas.
Tahap ini dimulai pada saat anak yang terkhir meninggalkan rumah dan
berakhir pada saat terkhir meninggalkan rumah. Lamanya tahap ini tergantung dari
jumlah anak dalam keluarga atau jika ada anak yang belum berkeluarga dan tetap
tinggal bersam orang tua. Tujuan utama pada tahap ini adalah mengorganisasi
kembali keluarga untuk tetap berperan dalam melepas anak untuk hidup sendiri.
Tahap perkembangan. Keluarga dengan Anak Dewasa, yaitu
1) Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar
2) Mempertahankan keintiman pasangan
3) Membantu orang tua suami/istri yang sedang sakit dan memasuki masa tua
4) Membantu anak untuk mandrir di masyarakat
5) Pemantauan kembali peran dan kegiatan rumah tangga
3
2. Tahap perkembangan klg yg belum terpenuhi
Tahap perkembangan keluarga sudah terpenuhi semua tahap
4. Riwayat keluarga sebelumnya (suami istri), meliputi:
Riwayat penyakit keturunan, kebiasaan :
Pasein mengatakan tidak ada keluarga baik dari pihak suami atau istri yang mengalami
penyakit seperti yang dialami sekarang.
III Lingkungan
1. Karakteristik rumah, meliputi:
Ukuran Rumah 8 Are , kondisi dalam rumah bersih, barangnya tertata dengan
rapi, di luar rumah halamnya bersih dan tidak ada kelihatan sampah karena setiap ada
sampah di bersihkan dan dibakar, mempunyai ventilasi dan pencahayaan dalam rumah
cukup , menggunkan air sumur sedangkan untuk minum terkadang masak air.
U
A : kamar E : berugak
D A A A B
B B : dapur F : bangunan
B
C : halaman G: warung
F E
D : kamar mandi
D A G
C
2. Karakteristik tetangga dan komunitas RW
Keluarga mengatakan sering berinteraksi dengan warga sekitar karena ia berjualan
dirumahnya, keluarga juga memiliki hubungan baik dengan tetangga dan warga sekitar.
3. Mobilitas geografis keluarga:
Saat ini pasien tinggal di rumah bersama anak menantu dan cucunya. Pasien mengatakan
ia sering stress karena kondisi kesehatanya saat ini terutama penyakit diabetes yang di
deritanya.
4.Perkumpulan klg dan interaksi dg masyarakat
Pasien mengatakan dia sering berkumpul dan berinteraksi dangan keluarga.
5.Sistem pendukung keluarga
sistem pendukung keluarga berupa warung yang ada di teras rumahnya.
4
IV Struktur Keluarga
1. Pola komunikasi keluarga, me liputi:
Pasien mengatakan hubungan komunikasi terbina dengan baik , berkomunikasi
secara langsung dengan keluarganya dan komunikasi diakukan menggunakan bahasa
sasak atau bahasa daerah,
2. Struktur kekuatan keluarga, meliputi:
Pasien mengatakan semua anggota keluarga saling menguatkan satu sama lain, selalu
menyelesaikan masalah dengan komunikasi dan berdiskuai. Kekuatan keluarga terletak
pada semua anggota keluarga.
3. Struktur peran (formal & informal)
formal : pasien bekerja sehari-hari sebagai IRT
Informal : Pasien mengatakan dia berperan sebagai ibu rumah tangga dan sering
membantu menjaga warung.
4. Nilai dan norma keluarga
Nilai dan norma yang berlaku di keluarga saya menyesuaikan dengan nilai agama islam
yang dianut dan norma sesuai dengan yang berlaku di masyarakat.
V. Fungsi Keluarga
1. Fungsi afektif :
Pasien mengatakan sering berinterkasi dengan anaknya, sering berdiskusi apabila
ada masalah dan saling mensupport satu sama lain.
2. Fungsi sosialisasi:
Pasien mengatakan sering berinteraksi dengan tetangga yang ada disekitarnya pada saat
ada yang berbelanja ke warungnya.
3. Fungsi perawatan kesehatan:
1) Mengenal masalah kesehatan
Pasien mengatakan keluarganya tahu masalah kesehatan yang di deritanya.
1) Mengambil keputusan mengenai masalah kesehatan
Pasien mengatakan jika merasa kurang enak badan pasien mengunjungi pelayanan
kesehatan terdekat.
3) Kemampuan merawat anggota keluarga yang sakit
5
Pasien mengatakan jika ada anggota keluarga yang sakit kami selalu
membawanya pergi berobat.
4) Kemampuan anggota keluarga memelihara atau memodifikasi lingkungan rumah
Kondisi lingkungan tempat tinggal pasien saat ini, terdapat warung di teras
rumah serta tempat pembuanagan sampah.
5) Kemampuan memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan
Pasien mengatakan selalu mengecek kesehatannya ke pusat pelayanan
kesehatan terdekat, dengan memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan (BPJS).
VI Stress dan koping keluarga
1. Stressor
a. Stressor jangka pendek (6 bln)
pasien berada pada kondisi tidak stabil (hipertensi kambuh) dan disamping itu
kebutuhan-kebutuhan untuk membeli kebutuhan pokok dan kebutuhan anaknya
harus tetap dipenuhi.
6
VII Pemeriksaan fisik (head to toe)
1. Pemeriksaan kesehatan tiap anggota individu.
Keluhan Pada saat dijkaji Tidak ada keluhan Tidak ada Tidak ada Tidak ada
yang Nn.N mengatakan keluhan keluhan keluhan
dirasakan pusing, pengelihatan
saat dikaji buram, sesak nafas,
tengkuk merasa
sakit
Riwayat Nn.N mengatakan Tn. A mengatakan Tn. S Pernah Ny.y pernah Tn. I pernah
penyakit bahwa ia pernah tidak ada riwayat mengalami mengalami mengalami
sebelumnya mengalami tekanan penyakin demam dan demam dan celakaan
darahnya hingga hipertensi sakit kepala pusing motor
200 sebelumnya
7
bersih, tidak ada tidak ada kelaianan ada kelainan rata pada tipis, rambut
uban, tidak ada kepala. tidak rata
masalah ataupun pada kepala.
benjolan atau luka
pada kepala
Hidung Simetris, tidak ada Simetris, tidak ada Simetris, Simetris, tidak Simetris,
pernapasang cuping pernapasang tidak ada ada tidak ada
hidung, tidak ada cuping hidung, pernapasang pernapasang pernapasang
secret, pernapasan tidak ada secret, cuping cuping cuping
vesikuler. pernapasan hidung, tidak hidung, tidak hidung,
vesikuler ada secret, ada secret, tidak ada
pernapasan pernapasan secret,
vesikuler vesikuler. pernapasan
vesikuler.
Mulut Bibir terlihat sedikit Bibir tidak kering, Bibir tidak Bibir terlihat Bibir terlihat
kering, tidak ada tidak ada sianosis, kering, tidak kering, jumlah kering,
sianosis, terlihat gigi gigi dan mulut ada sianosis, gigi sudah jumlah gigi
kurang bersih tampak bersih mulut dan berkurang, sudah
gigi bersih gigi tidak rata berkurang,
karena faktor gigi tidak
usia, tidak ada rata karena
sianosis, faktor usia,
8
mulut dan gigi tidak ada
tampak kurang sianosis,
bersih mulut dan
gigi tampak
kurang
bersih
Leher Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
pembesaran kelenjar pembesaran pembesaran pembesaran pembesaran
tyroid atau kelenjar tyroid atau kelenjar kelenjar tyroid kelenjar
pembesaran vena pembesaran vena tyroid atau atau tyroid atau
jugularis jugularis pembesaran pembesaran pembesaran
vena vena jugularis vena
jugularis jugularis
Dada Simetris antara kiri Simetris antara kiri Simetris Simetris Simetris
dan kanan, tidak ada dan kanan, tidak antara kiri antara kiri dan antara kiri
tarikan intercostae, ada tarikan dan kanan, kanan, tidak dan kanan,
suara sonor pada intercostae, suara tidak ada ada tarikan tidak ada
semua lapang paru, sonor pada semua tarikan intercostae, tarikan
suara jantung lapang paru, suara intercostae, terlihat intercostae,
normal jantung normal suara sonor detakan terlihat
pada semua jantung detakan
9
lapang paru, dariluat jantung
suara jantung intercostae, dariluat
normal suara sonor intercostae,
pada semua suara sonor
lapang paru, pada semua
suara jantung lapang paru,
masih normal suara
jantung
masih
normal
Perut Simetris , tidak ada Simetris , tidak ada Tidak ada Symetris, Symetris,
nyeri tekan nyeri tekan bising nyeri tekan tidak ada nyeri tidak ada
usus normal, tidak Normal tekan, terlihat nyeri tekan,
ada keluah sakit tidak kembung terlihat tidak
diperut. kembung
Ekstemitas Tidak ada kelainan, Tidak ada Normal, tidak Pasien Pasien
masih dapat kelainan, masih ada kelainan, mengatakan mengatakan
digerkakkan secara dapat digerkakkan dapat sedikit mudah sedikit
normal, hanya secara normal dan digerkakkan lelah jika mudah lelah
merasa sedikit nyeri aktif dengan beraktivitas jika
ditelapak kaki mudah dan dan sering beraktivitas
akibat tertusuk aktif. mengeluh dan sering
rumput jirami saat pegal pada mengeluh
berjalan, tidak ada kaki dan pegal pada
odema. tangan. kaki dan
tangan.
B. Diagnosa Keperawatan
1. Analisa Data
10
1 Ds : Ketidakefektifan Manejemen
1. Keluarga Ny. N mengatakan mengambil keputusan kesehatan
mengetahui tindakan apa yang akan mengenai tindakan tidak efektif
dilakukan guna untuk mengambil kesehatan
keputusan terhadap penyakit
seperti pergi berobat/kontrol ke
dokter namun, pada kondisi saat ini
Ketidakefektifan pola
kelurga tidak mampu memenuhi
perawatan kesehatan
kebutuhan Ny. N untuk pergi
keluarga
mengontrol hipertensinya karena
kondisi ekonomi keluarga
2. Ny.N belum mengetahui
sepenuhnya bahaya jika tidak
melakukan pengontrolan atau
meminum obat rutin. Anaknya
Ny.N juga belum menjelaskan
kepada orangtuanya terkait hal itu.
Do :
1. Ny. N gagal melakukan upaya
tindakan untuk mengurangi
resiko kekambuhan hipertensi
Ny.N
2. Terlihat ktivitas hidup sehari-
hari Ny.N tidak efektif untuk
memenuhi tujuan kesehatan
3. TD Ny. N: 180/100 mmHg
N : 84 x/menit
S :37 °C
RR : 22 x/menit
11
pandemic Covid-19
1. Keluarga Ny. N mengatakan
mengetahui tindakan apa yang akan
dilakukan guna untuk mengambil
Ketidakmampuan
keputusan terhadap penyakit
memenuhi sepenuhnya
seperti pergi berobat/kontrol ke
kebutuhan ekonomi
dokter namun, pada kondisi saat ini
keluarga seperti
kelurga tidak mampu memenuhi
sebelumnya.
kebutuhan Ny. N untuk pergi
mengontrol hipertensinya karena
kondisi ekonomi keluarga
3. Keluarga Ny. N mengatakan
merasa sedikit khawatir dengan
kondisi ekonomi yang tidak stabil
pada masa pandemic Covid-19, saat
ini, sedangkan Ny.N berada pada
kondisi tidak stabil (hipertensi
kambuh) dan disamping itu
kebutuhan-kebutuhan untuk
membeli kebutuhan pokok anaknya
harus tetap dipenuhi.
Do :
1. Tampak gelisah
1 Sifat masalah
Skala
12
a. Skala : Tidak/kurang sehat 3
b. Ancaman kesehatan 2 1
c. Keadaan sejahtera 1
4 Menonjolnya masalah
Skala
a. Masalah berat harus segera 2
ditangani
b. Ada masalah, tapi tidak perlu 1 1
harus segera ditangani
c. Masalah tidak dirasakan 9
Diket :
1. Sifat masalah
2
3 X 1 0.66
2. Kemungkinan masalah untuk dicegah
1
2 X 2 1
3. Potensi masalah untuk dicegah
13
1
X 1 0.33
3
4. Menonjolnya masalah
1
2 X 1 0.5
= 2.49
0.66 + 1 + 0.33 + 0.5
b. Diagnosa II
1 Sifat masalah
Skala
d. Skala : Tidak/kurang sehat 3
e. Ancaman kesehatan 2 1
f. Keadaan sejahtera 1
4 Menonjolnya masalah
Skala
d. Masalah berat harus segera 2
14
ditangani
e. Ada masalah, tapi tidak perlu 1 1
harus segera ditangani
f. Masalah tidak dirasakan 9
Diket :
1. Sifat masalah
2
3 X 1 0.66
2. Kemungkinan masalah untuk dicegah
1
2 X 2 1
3. Potensi masalah untuk dicegah
2
3 X 1 0.66
4. Menonjolnya maslah
1
2 X 1 0.5
= 2.82
0.66 + 1 + 0.66 + 0.5
15
3. Prioritas Diagnosa Keperawatan
16
4. Intervensi Keperawatan
16
6. Memperlihatkan kondisi umum
dan perkembangan kondisi
membaik dari hipertensi klien
Ansietas berhubungan Setelah dilakukan 1. Mahami situasi yang membuat 1. Mampu menentukan arah solusi
2 dengan krisissituasional kunjungan selama 2x ansietas dengarkan dengan yang tepat serta mampu
27/07/ akibat pandemic Covid- pertemuan diharapkan penuh perhatian membentuk hubungan saling
21 19 ditandai dengan tingkatan sietas pasien percaya dengan memperhatikan
ketidak mampuan menurun dengan criteria keluarga saat berbicara
memenuhi sepenuhnya hasil : 2. Gunakan pendekatan yang 2. Memberikan rasa nyaman
kebutuhan ekonomi 1. Verbalisasi tenang dan meyakinkan keluarga terhadap
keluarga seperti kekhawatiran akibat perawat/mahasiswa
sebelumnya. kondisi ekonomi 3. Identifikasi pencetus dan 3. Mampu mengenali pencetus
keluarga yang sedang dinamika krisis utama ansietas
dialami sekarang 4. Hindari member keyakinan 4. Membantu keluarga dalam
menurun. yang salah tentang kondisi saat mengambil keputusan yang tepat
2. Prilaku gelisah ini
menurun.
5. Kuatkan keterampilan koping 5. Mempertahankan koping
untuk menyelesaikan masalah keluarga mampu mempermudah
dalam penyelesaian masalah
6. Jelaskan mekanisme masa lalu 6. Mampu memahami kondisi dan
17
dan saat ini serta keefektifannya tidak pesimis dalam menghadapi
kondisi saat ini
7. Melihat tanda-tanda ansietas 7. Tanda ansietas dapat
memperlihatkan tingkat beban
yang dialami keluarga
18
5. Implementasi
28/07 Manajemen kesehatan 1. Mendengarkan masalah, perasaan dan 1. Keluarga mengungkapkan masalah yang sedang
/21 tidak efektif pertanyaan keluarga dialami dan penyebabnya
berhubungan dengan 2. Keluarga akan mencoba memanfaatkan
ketidak efektifan 2. Mengidentifikasi tindakan yang dapat sumberdaya yang msih bias dimanfaatkan
mengambil keputusan dilakukan keluarga dilingkungan rumah
mengenai tindakan 3. Keluarga dapat mengubah sikap dan menerapkan
kesehatan ditandai 3. Memotivasi pengembangan sikap dan upaya tindakan kesehatan dalam kehidupan sehari-
dengan ketidak efektifan emosi yang mendukung upaya hari
pola perawatan kesehatan kesehatan 4. Keluarga dapat menyusun rencana yang akan
keluarga
dilakukan guna memberikan perawatan terbaik
4. Mendiskusikan rencana medis dan bagi klien
perawatan 5. Keluarga dapat menetapkan keputusan terkait
kondisi Ny.I untuk mencegah agar tidak terjadi
5. Memfasilitasi pengambilan keputusan kekambuhan dan memperparah kondisi Ny.N
dalam merancanakan perawatan 6. TD : 180/100 mmHg
jangka panjang N : 84 x/menit
S :37 °C
6. Mengukur TTV pasien RR : 22 x/menit
19
2 Ansietas berhubungan 1. Memahami situasi yang membuat 1. Ansietas klien disebabkan karena kondisi ekonomi
28/07 dengan krisis situasional ansietas dengarkan dengan penuh yang sulit di masa covid-19
/21 akibat pandemic Covid- perhatian 2. Keluarga dapat mempercayai mahasiswa
19 ditandai dengan
ketidak mampuan 2. Menggunakan pendekatan yang 3. Dimulai ketika tidak terpenuhinya kebutuhan
memenuhi sepenuhnya tenang dan meyakinkan pokok ditambah beban keluarga ada yang
kebutuhan ekonomi mengalami kondisi kurang sehat dan harus
keluarga seperti 3. Mengidentifikasi pencetus dan dilakukan perawatan
sebelumnya. dinamika krisis
4. Keluarga dapat mebedakan yang mahasiswa
4. Menghindari member keyakinan yang sampaikan
salah tentang kondisi saat ini 5. Koping keluarga sangat baik di tambah dukungan
5. Menguatkan keterampilan koping dari semua anggota keluarga
untuk menyelesaikan masalah 6. Keluarga memahami kondisi saat ini dengan
6. Menjelaskan mekanisme masalalu bukanhanya satu keluarga yang mengalami namun
dan saat ini serta keefektifannya kondisi ini adlah kondisi dunia saat ini
7. Terlihat raut wajah adanya kecemasan
7. Melihat tanda-tanda ansietas
20
8. Evaluasi
21
P :Intervensi dihentikan
22
DOKUMENTASI