Disusun oleh :
NOVINDA ADELLA PUTRI
2017.49.050
A. Konsep Lansia
1. Pengertian
Lansia adalah fase menurunnya kemampuan akal dan fisik dimulai dengan
adanya beberapa perubahan dalam hidup.Sebagai mana di ketahui, ketika
manusia mencapai usia dewasa, ia mempunyai kemampuan reproduksi dan
melahirkan anak. Ketika kondisi hidup berubah, seseorang akan kehilangan tugas
dan fungsi ini, dan memasuki selanjutnya, yaitu usia lanjut, kemudian mati. Bagi
manusia yang normal, siapa orangnya, tentu telah siap menerima keadaan baru
dalam setiap fase hidupnya dan mencoba menyesuaikan diri dengan kondisi
lingkunganya (Darmojo,2013).
Masa dewasa tua (lansia) dimulai setelah pensiun, biasanya antara usia 60-
74 (Nugroho, 2008).
2. Proses Menua
Proses menua merupakan suatu proses yang wajar, bersifat alami dan pasti
akan dialami oleh semua orang yang dikaruniai umur panjang (Nugroho, 2008).
Penuaan adalah normal, dengan perubahan fisik dan tingkah laku yang
dapat diramalkan yang terjadi pada semua orang pada saat mereka mencapai usia
tahap perkembangan kronologis tertentu (Stanley and Patricia, 2006).
3. Teori Proses Penuaan
Teori proses menua menurut Potter dan Perry (2005) yaitu sebagai berikut :
a. Teori biologis
1) Teori radikal bebas
Radikal bebas merupakan contoh produk sampah metabolisme
yang dapat menyebabkan kerusakan apabila terjadi akumulasi.
Normalnya radikal bebas akan dihancurkan oleh enzim pelindung,
namun beberapa berhasil lolos dan berakumulasi di dalam organ tubuh.
Radikal bebas yang terdapat di lingkungan seperti kendaraan bermotor,
radiasi, sinar ultraviolet, mengakibatkan perubahan pigmen dan kolagen
pada proses penuaan.
2) Teori cross-link
Teori cross-link dan jaringan ikat menyatakan bahwa molekul
kolagen dan elastin, komponen jaringan ikat, membentuk senyawa yang
lama meningkatkan regiditas sel, cross-linkage diperkirakan akibat reaksi
kimia yang menimbulkan senyawa antara melokul-melokul yang
normalnya terpisah (Ebersole & Hess, 1994 dalam Potter & Perry, 2005).
3) Teori imunolgi
Teori ini berhubungan langsung dengan proses penuaan. Selama
proses penuaan, system imun akan mengalami penurunan dalam
pertahanan terhadap organisme asing yang masuk ke dalam tubuh
sehingga akan sangat mudah mengalami infeksi. perubahan sistem imun
ini diakibatkan perubahan pada jaringan limfoid sehingga tidak adanya
keseimbangan dalam sel T intuk memproduksi antibodi dan kekebalan
tubuh menurun. Pada sistem imun akan terbentuk autoimun tubuh.
Perubahan yang terjadi merupakan pengalihan integritas sistem tubuh
untuk melawan sistem imun itu sendiri.
4) Teori psikososial
a) Teori disengagement (Penarikan Diri)
Teori ini menggambarkan penarikan lansia dari peran masyarakat dan
tanggung jawab. Lanisa akan dikatakan bahagia apabila kontak social
berkurang dan diambil alih oleh generasi yang lebih muda. Manfaat
dari pengurangan kontak sosial bagi lansia adalah agar dapat
menyediakan eaktu untuk mengrefleksi kembali pencapaian yang
telah dialami dan untuk menghadapi harapan yang belum dicapai.
b) Teori aktivitas
Menurut teori ini lansai yang sukses maka ia harus tetap
beraktivitas. Kesempatan untuk berperan aktif yang penuh arti bagi
kehidupan seseorang. Penelitian menunjukkan bahwa hilangnya
fungsi peran lansia secara negatif mempengaruhi kepuasan hidup, dan
aktivitas mental serta fisik yang berkesinambungan akan memelihara
kesehatan sepanjang kehidupan.
c) Teori kontinuitas
Teori kontinuitas mencoba menjelaskan mengenai kemungkinan
kelanjutan dari perilaku yang sering dilakukan klien pada usia
dewasa. Perilaku hidup yang membahayakan kesehatan dapat
berlangsung hingga usia lanjut dan akan semakin menurunkan
kualitas hidup.
4. Tugas Perkembangan Lansia
Menurut Patricia Gonce Morton dkk, 2011 tugas perkembangan keluarg yaitu:
a. Memutuskan dimana dan bagaimana akan menjalani hidup selama sisa
umurnya.
b. Memelihara hubungan yang suportif, intim dan memuaskan dengan pasangan
hidupnya, keluarga, dan teman.
c. Memelihara lingkungan rumah yang adekuat dan memuaskan terkait dengan
status kesehatan dan ekonomi
d. Menyiapkan pendapatan yang memadai
e. Mendapatkan perawatan kesehatan dan gigi yang komprehensif
f. Memelihara kebersihan diri
g. Menjaga komunikasi dan kontak yang adekuat dengan keluarga dan teman
h. Memelihara keterlibatan social, sipil dan politisi
B. Konsep Osteoarthritis
1. Pengertian
Osteoarthriris adalah penyakit sendi degenerative yang berkaitan dengan
kerusakan kartilago sendi, vertebra, panggul, lutut dan pergelangan kaki paling
sering terkena osteoarthritis. (Sudoyo Aru dkk, 2009 dalam Nurarif dkk, 2015)
Osteoarthritis adalah penyakit peradangan sendi yang sering muncul pada
usia kanjut, jarang dijumpai pada usia dibawah 40 tahun dan lebih sering
dijumpai pada usia diatas 60 tahun.
6) Neurosensori
Kesemutan pada tangan dan kaki, pembengkakan sendi
7) Nyeri/kenyamanan
Fase akut nyeri (kemungkinan tidak disertai dengan
pembengkakan jaringan lunak pada sendi.Rasa nyeri kronis dan
kekakuan (terutama pagi hari).
8) Keamanan
a) Kulit mengkilat, tegang, nodul sub mitaneus
b) Lesi kulit, ulkas kaki
c) Kesulitan dalam menangani tugas/pemeliharaan rumah tangga
d) Demam ringan menetap
e) Kekeringan pada mata dan membran mukosa
9) Interaksi Sosial
Kerusakan interaksi dengan keluarga atau orang lain,
perubahan peran: isolasi.
10) Muskuloskeletal
Ekstremitas sulit digerakkan, terasa tidak nyaman/nyeri saat
digerakkan atau tidak digerakkan
b. Postensi pertumbuhan psikososial dan spiritual
a. Psikososial : apa yang dirasakan klien, interaksi dengan sesame,
klien menilai dirinya seperti apa, kemampuan mengendalikan
emosi baik atau tidak, serta adaptasi dengan orang lain dan
lingkungan baru
b. Spiritual : bagaimana aktivitas ibadah sehari hari serta hambatan
yang dialaminya
3. Faktor-faktor resiko
a. Kondisi patologis
1) Keluhan utama : nyeri / linu-linu pada lutut, pergelangan tangan
atau anggota tubuh lainnya
2) Riwayat penyakit : perjalanan penyakit yang dikeluhakan
b. Stressor : hal apa yang dapat menyebabkan nyeri terjadi fisiologis
sepertu menggerakkan anggota tubuh atau psikologis
c. Lingkungan : kebersihan, kerapian, fasilitas lingkungan rumah
maupun kamar, halaman, kamar mandi klien
d. Kebiasaan lansia : hobi klien, kebiasaan positif dan negatef yang
dilakukan klien sehari hari
4. Negative functional concequences
Kemampuan aktivitas sehari-hari, aspek kognitif, resiko jatuh,
pemenuhan kebutuhan tidur klien, hal yang membuat kecemasaan klien,
status nutrisi lansia, hasil pemeriksaan diagnostic yang sudah dilakuakan
klien
5. Rencana Keperawatan
a. Nyeri Kronis
1) Definisi : pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan
dengan kerusakan jaringan actual atau fungsional, dengan onset
mendadak atau lambat dan berintensitas ringan hingga berat dan
konstan, yang berlangsung lebih dari 3 bulan.
2) Penyebab :
a) Kondoisi musculoskeletal kronis
b) Kerusakan system syaraf
c) Penekanan syaraf
d) Kondisi pasca trauma
e) Tekanan emosional
f) Riwayat penganiayaan
g) Riwayat penyalahgunaan obat/zat
3) Gejala dan tanda mayor
S:- Mengeluh nyeri
- Merasa depresi (tertekan)
O:- Tampak meringis
- Gelisah
- Tidak mampu menuntaskan aktivitas
4) Gejala dan tanda minor
S : - Merasa takut mengalami cidera berulang
O:- Bersikap protektif
- Waspada
- Pola tidur berubah
- Anoreksia
- Focus menyempit
- Berfokus pada diri sendiri
5) Luaran : Tingkat Nyeri
a) Keluhan nyeri menurun
b) Meringis menurun
c) Sikap protektif menurun
d) Gelisah menurun
e) Kesulitan tidur menurun
f) Frekuensi nadi membaik
g) Tekanan darah membaik
6) Intervensi : Manajemen Nyeri
O:
a) Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kulitas,
intensitas nyeri
b) Identifikasi skala nyeri
c) Identifikasi respon nyeri non verbal
d) Identifikasi factor yang memperberat dan memperingan
nyeri
e) Monitor keberhasilan terapi komplementer yang sudah
diberikan
f) Monitor efek samping penggunaan analgetik
T:
a) Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa
nyeri _mis. TENS, hypnosis, akupresur, teknok imajinasi
terbimbing, kompres hangat/dingin)
b) Control lingkungan yang memperberat rasa nyeri
c) Fasilitasi istirahat tidur
d) Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan
strategi meredakan nyeri
E:
a) Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
b) Jelaskan strategi meredakan nyeri
c) Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
d) Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
e) Anjurkan teknik nonfarmakologi
K:
a) Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
b. Gangguan Mobilitas Fisik
1) Definisi : keterbatasan dalam gerak gerak fisik dari satu atau lebih
ekstremitas secara mandiri
2) Penyebab :
a) Kerusakan integritas struktur tulang
b) Perubahan metabolism
c) Penurunan kendali otot
d) Penurunan massa otot
e) Penurunan kekuatan otot
f) Kekakuan sendi
g) Gangguan musculoskeletal
h) Gangguan neuromuscular
i) Nyeri
3) Gejala dan tanda mayor
S : - mengeluh sulit menggerakkan ekstremitas
O: - Kekuatan otot menurun
- ROM menurun
4) Gejala dan tanda minor
S: - Nyeri saat bergerak
- Enggan melakuakn pergerakan
- Merasa cemas saat bergerak
O:- Sendi kaku
- Gerakan tidak terkoordinasi
- Gerakan terbatas
- Fisik lemas
5) Luaran : Mobilitas Fisik
a) Pergerakan ekstremitas meningkat
b) Kekuatan otot meningkat
c) ROM meningkat
d) Nyeri menurun
e) Kaku sendi menurun
f) Gerakan terbatas menurun
g) Kelemahan fisik menurn
6) Intervensi : Dukungan Mobilitas
O:
a) Identifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik lainnya
b) Identifikasi toleransi fisik melakukan pergerakan
c) Monitor frekuensi jantung dan TD sebelum memulai
mobilisasi
d) Identifikasi kondisi umum selama melakukan mobilisasi
T:
a) Fasilitasi aktivitas mobilisasi dengan alat bantu (pagar
tempat tidur)
b) Fasilitasi melakukan pergerakan, jika perlu
c) Libatkan keluarga untuk membantu pasien dalam
meningkatkan pergerakan
E:
a) Jelaskan tujuan dan prosedur mobilisasi
b) Anjurkan melakuakn mobilitas fisik
c) Anjurkan mobilisasi sederhana yang harus dilakukan (mis.
Duduk di tempat tidur, duduk disisi tempat tidur, pindah
dari tempat tidur ke kursi)
c. Deficit Perawatan Diri
1) Definisi : tidak mampu melakukan atau mnyelesaikan aktivitas
perawtan diri
2) Penyebab :
a) gangguan musculoskeletal
b) Gangguan neuromuscular
c) Kelemahan
d) Gangguan psikologis dan/atau psikotik
e) Penurunan motivasi/minat
3) Gejala dan tanda mayor
S : - Menolak melakukan perawatan diri
O : - Objektif
- Tidak mampu mandi/mengenakan pakaian/ makan/
ketoilet/berhias secara mandiri
- Minat melakukan perawatan diri kurang
4) gejala dan tanda minor
S : tidak tersedia
O : tidak tersedia
5) Luaran : perawatan diri
a) Kemampuan mandi meningkat
b) Kemampuan mengenakan pakaian meningkat
c) Kemampuan makan meningkat
d) Kemampuan ketoileting (BAB/BAK) meningkat
e) Minat melakukan perawatan diri meningkat
6) Intervensi : Dukungan Perawatan Diri
O:
a) Identifikasi kebiasaan aktivitas perawatan diri sesuai usia
b) Monitor tingkat kemandirian
c) Identifikasi kebutuhan alat bantu kebersihan diri,
berpakaian berhias dan makan
T:
a) Sediakan lingkungan yang teapiutik (mis, suasana hangat
rileks, privasi)
b) Siapakan keperluan pribadi (mis, parfum, sikat gigi dan
sabun mandi)
c) Damping dalam melakukan perawatan diri ampai mandiri
d) Fasilitasi untuk menerima keadaan ketergantungan
e) Fasilitasi kemandirian, bantu jika tidak mampu
melakukan perawatan diri
f) Jadwalkan rutinitas perawatan diri
E:
a) Anjurkan melakukan perawatan diri secara konsisten
sesuai kemampuan
DAFTAR PUSTAKA
Patricia Gonce Morton et.al. (2011). Keperawatan Kritis: pendekatan asuhan holistic
ed.8; alih bahasa, Nike Esty wahyuningsih. Jakarta: EGC
Potter dan Perry. (2005). Fundamental keperawatan: Konsep, Proses dan Praktik.
Jakarta: EGC
TIM Pokja. 2017. SDKI : Definisi dan Indicator Diagnostik Keperawatan . Jakarta :
DPP PPNI
TIM Pokja. 2019 SLKI : Definisi dan Keriteria Hasil Keperawatan. Jakarta : DPP
PPNI
TIM Pokja. 2019 SIKI : Definisi dan Tindakan Keperawtan. Jakarta : DPP PPNI