Anda di halaman 1dari 71

PORTOFOLIO

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN HERNIA (SISTEM


PENCERNAAN)

Disusun untuk memenuhi tugas praktik profesi Keperawatan Medical Bedah


Minggu ke-3

DISUSUN OLEH: Foto 3x4


MITA PRIASTUTI
NIM. 891221032

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM


PONTIANAK
2022

DAFTAR HADIR
PRAKTEK KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH PRODI NERS STIKES YARSI
PONTIANAK
Nama : MITA PRIASTUTI
NIM : 891221032
Unit Ruang : RS. Pemangkat

Jam Jam Istirahat TTD TTD


No. Hari/Tgl
Datang Pulang Keluar Masuk Mahasiswa Preseptor
1 Senin, 17 Oktober 22 07:00 14:00

2 Selasa, 18 Oktober 22 07:00 14:00

3 Rabu, 19 Oktober 22 07:00 14:00

4 Kamis, 20 Oktober 22 07:00 14:00

5 Jumat, 21 Oktober 22 07:00 14:00

6 Sabtu, 22 Oktober 22 07:00 14:00

Catatan:
• Waktu istirahat sebaiknya dilakukan didalam area RS
• Mahasiswa tidak diijinkan meninggalkan RS selama waktu istirahat
• Perbanyak sesuai lamanya waktu setiap stase

LOGBOOK KEGIATAN HARIAN


Nama : MITA PRIASTUTI
NIM : 891221032
Unit Ruang : RS. pemangkat

No Hari/tanggal Waktu Kegiatan Paraf


1 Senin, 17 07:00 1. Pengarahan dari pembimbing klinik
Oktober 22 - mengenai tugas stase keperawatan
14:00 Medikal Bedah.
2. Memahami dan menerima
kontrak mingguan
3. Menyusun laporan pendahuluan
berdasarkan kasus pemicu
4. Membuat Log Book

2 Selasa, 18 07:00 1. Mengirim laporan pendahuluan


Oktober 22 - kepada pembimbing (delink/link)
14:00 2. Mulai menyusun manajemen kasus
(Askep)
3. Membuat Log Book
3 Rabu, 19 07:00 1. Menyusun manajemen kasus (Askep)
Oktober 22 - 2. Menemukan artikel jurnal yang
14:00 mendasari salah satu intervensi
3. Menemukan video tutorial dari salah
satu intervensi (sesuai pilihan jurnal)
4. Menyusun SOP intervensi dan
pembahasan,
5. Membuat loog book
4 Kamis, 20 07:00 1. Menyusun manajemen kasus (Askep)
Oktober 22 - 2. Menemukan artikel jurnal yang mendasari
14:00 salah satu intervensi
3. Menemukan video tutorial dari salah satu
intervensi (sesuai pilihan jurnal)
4. Menyusun SOP intervensi dan
pembahasan.
5. Mengirim komponen tugas kepada dosen
pembimbing (email)
6. Membuat loog book
5 Jumat, 21 07:00 1. Melakukan revisi dan mengirim ulang
Oktober 22 - perbaikan
14:00 2. Membuat Loog book

6 Sabtu, 22 07:00 1. Menerima evaluasi dan penilaian.


Oktober 22 - 2. Membuat loog book
14:00
3. Mengunggah laporan lengkap pada
LMS Edlink
DAFTAR TOPIK DISKUSI

Ruangan : …………………………

Lahan Praktik : …………………………

No Topik Diskusi Tanggal Paraf Pembimbing

Ruangan : …………………………

Lahan Praktik : …………………………

No Topik Diskusi Tanggal Paraf Pembimbing

Ruangan : …………………………

Lahan Praktik : …………………………

No Topik Diskusi Tanggal Paraf Pembimbing


KEGIATAN BIMBINGAN KEPERAWATAN

Nama Pembimbing : Ns. Mimi Amaludin, M.Kep

Ruangan : …………………………

No. Hari/tanggal Waktu Kegiatan Bimbingan Paraf


1 Senin, 17 08:00 Konsultasi Laporan

Oktober 2022 Pendahuluan

2 Selasa, 18 09:00 Konfirmasi pengumpulan

Oktober 2022 Laporan Pendahuluan

3 Rabu, 19 09:00 Konfirmasi pengumpulan

Oktober 2022 Laporan Pendahuluan kepada

ketua kelompok

4. Sabtu, 22 09:00 Konfirmasi pengumpulan

Oktober 2022 Tugas minggu kedua


LAPORAN PENDAHULUAN
A. Definisi

Hernia adalah suatu benjolan/penojolan isi perut


dari rongga normal mulai lubang congenital atau didapat
(Wijayaningsih, 2013). Hernia inguinalis paling umum,
visera menonjol ke dalam kanalis inguinal pada titik
dimana tali spermatik muncul pada pria, dan sekitar
ligament wanita. Hernia inguinal indirek lengkuk usus
keluar melalui kanalis inguinal dan mengikuti kordo
spermatikus pada pria dan ligament sekitar pada wanita, ini
akibat dari gagalnya prosesus vaginalis untuk menutup
sebelah testis turun ke dalam skrotum, atau fiksasi ovarium.
Hernia inguinalis direk lengkung usus keluar melalui
kanalis inguinalposterior (Diyono & Mulyani, 2013).

Hernia inguinalis adalah Hernia yang terjadi di lipatan


paha. Jenis ini merupakan yang tersering dan dikenal
dengan istilah turun berok atau burut (Jitowiyono &
Kristiyanasari, 2012:153). Hernia inguinalis adalah Hernia
yang paling umum terjadi dan muncul sebagai tonjolan di
selangkangan atau skrotum. Hernia inguinalis terjadi
ketika dinding abdomen berkembang sehingga usus
menerobos kebawah melalui celah.Hernia tipe ini sering
terjadi pada laki-laki dari pada perempuan(Huda dan
Kusuma, 2015).Hernia inguinalis merupakan penonjolan
bagian organ dalam melalui pembukaan yang abnormal
pada dinding rongga tubuh yang mengelilinginya (Bilotta,
2012).Hernia inguinalis lateralis (HIL) adalah muncul
benjolan di regio inguinalis yang berjalan dari lateral ke
medial, tonjolan berbentuk lonjong (Jitowiyono &
Kristiyanasari, 2012)
B. Anatomi dan fisiologi

Secara anatomi, anterior dinding perut terdiri atas


otot-otot multilaminar, yang berhubungan dengan
aponeurosis, fasia, lemak, dan . Pada bagian lateral,
terdapat tiga lapisan otot dengan fasia oblik yang
berhubungan satu sama lain. Pada setiap otot terdapat
tendon yang disebut dengan aponeurosis(Muttaqin, 2011).
Otot tranversus abdominis adalah otot internal
lateral dari otot-otot dinding perutdan merupakan lapisan
dinding perut yang mencegah Hernia inguinalis.Bagian
kauda otot membentuk lengkungan aponeurotik tranvesus
abdominis sebagai tepi atas cincin inguinal internal dan
diatas dasar medial kanalis inguinalis.Ligamentum inguinal
menghubungkan antara tuberkulum dan SIAS (Spina Iliaka
Anterior Superior).Kanalis inguinalis dibatasi di
kraniolateral oleh anulus inguinalis internus yang
merupakan bagian terbuka dari fasia tranversalis dan
aponeurosis muskulus tranversus abdominis .Pada bagian
medial bawah, di atas tuberkulum pubikum, kanal ini
dibatasi oleh anulus inguinalis eksternus, bagian terbuka
dari aponeurosis muskulus oblikus eksternus.Bagian atas
terdapat aponeurosismuskulus oblikus ekternus, dan pada
bagian bawah terdapat ligamen inguinalis (Muttaqin, 2011).

Secara fisiologis, terdapat beberapa mekanisme


yang dapat mencegah terjadinya Hernia inguinalis, yaitu
kanalis inguinalis yang berjalan miring, adanya struktur
dari muskulus oblikus internus abdominis yang menutup
anulus inguinalis internus ketika berkontraksi, dan adanya
fasia tranversa yang kuat menutupi trigonum
Hasselbabach yang umumnya hampir tidak berotot. Pada
kondisi patologis, gangguan pada mekanisme ini dapat
menyebabkan terjadinya Hernia inguinalis (Muttaqin,
2011).
C. Etiologi

Menurut Suratun dan Lusianah (2010) etiologi terjadinya


Hernia inguinalis lateral yaitu :
a. Defek dinding otot abdomen
Hal ini dapat terjadi sejak lahir (kongenital) atau
didapat seperti usia, keturunan, akibat dari
pembedahan sebelumnya.
b. Peningkatan tekanan intra abdominal
c. Penyakit paru obstruksi menahan (batuk kronik), kehamilan,
obesitas.
Adanya Benighna Prostat Hipertropi (BPH), sembelit,
mengejan saat defekasi dan berkemih, mengangkat
beban terlalu berat dapat meningkatkan tekanan
intraabdominal.
D. Patofisiologi
Hernia inguinalis lateralis indicekta sebagian besar ada
fakta kongenital dengan adanya penojolan dari prossus
vaginalis peritonel. Semua keadaan yang menyebabkan
kenaikan tekanan intra-abdomen seperti kehamilan, batuk
kronis, pekerjaan mengangkat beban berat, mengejan saat
defekasi, dan mengejan saat defekasi, dan mengejan saat
miksi, misalnya akibat hipertrofi prostat dan menjadi
pencetus terjadinya Hernia. Kanalis inguinalis adalah
kanal yang normal pada fetus. Pada bulan ke-8 kehamilan,
terjadi desensus testis melalui kanal tersebut. Penurunan
testis tersebut akan menarik peritoneum ke daerah
skrotum, sehingga terjadi penonjolan peritoneum ke
daerah skrotum disebut dengan prosesus vaginalis
peritonei(Diyono & Mulyani, 2013).
Pada bayi baru lahir, umunya proses ini telah
mengalami obliterasi sehingga isi rongga perut tidak dapat
melalui kanalis tersebut, namun dalam beberapa hal sering
kali kanali sini tidak tertutup, karena testis turun terlebih
dahulu, maka kanalis inguinalis lebih sering terbuka ,
maka yang kanan juga terbuka. Dalam keadaan normal,
kanalis yang terbuka ini akan menutup pada usia dua
bulan. Bila prosesus terbuka terus (karena tidak dapat
mengalami obliterapi) akan timbul Hernia inguinalis
lateralis abuisita. Keadaan yang dapat menyebabkan
peningkatan tekanan intraabdominal adalah kehamilan,
batuk kronis, pekerjaan mengangkat beban berat,
mengejan pada saat miksi, misalnya akibat hipertropi
prostat (iyono & Mulyani, 2013).
E. Menifestasi Klinis
Menurut Suratan dan Lusianah (2010) manifestasi
klinis Hernia inguinalis lateralyaitu :
a. Tampak adanya benjolan dilipat paha atau perut bagian
bawah dan benjolan bersifat temporer yang dapat
mengecil dan menghilang yang disebabkan oleh
keluarnya suatu organ.
b. Bila isinya terjepit akan menimbulkan perasaan nyeri di
tempat tersebut disertai perasaan mual.
c. Nyeri yang diekspresikan sebagai rasa sakit dan sensasi
terbakar. Nyeri tidak hanya didapatkan di daerah
inguinal tapi menyebar ke daerah pnggul,

belakang perut, dan daerah genital yang disebut reffered


pain. Nyeri biasanya meningkat dengan durasi dan
insensitas dari aktivitas atau kerja yang berat. Nyeri
akan mereda atau menghilang jika istirahat. Nyeri akan
bertambah hebat jika terjadi strangurasi karena suplai
darah ke daerah hernia terhenti sehingga menjadi
merah dan panas.
d. Kandung kemihberisi sehingga menimbulkan gejala
sakit saat berkemih (dysuria) disertai hematuria
(kencing darah) disamping benjolan dibawah sela paha.
e. Bila pasien mengejan atau batuk maka benjolan
Herniaakan bertambah besar.
F. Pemeriksaan Penunjang
Menurut Suratun dan Lusianah (2010) pemeriksaan diagnostik
pada pasien
Hernia inguinalis lateral yaitu:
a. Pemeriksaan darah lengkap
Menunjukan peningkatan sel darah putih, serum
elektrolit dapat menunjukkan hemokonsentrasi
(peningkatan hemotokrit), dan ketidakseimbangan
elektrolit. Pemeriksaan koagulasi darah: mungkin
memanjang, mempengaruhi homeostastis intraoperasi
atau post operasi.
b. USG abdomen pada regio inguinalis dextra dan sinistra
Membedakan masa di paha atau dinding perut, sumber
pembengkakannya, dan membedakan jenis-jenis hernia.
c. Urinalisis

Diagnosis banding dengan sebab genitourinaria


yang menyebabkan rasa sakit di daerah inguinal dan
eritrosit (0-4/LPB) pada urin pasien ini merupakan akibat
dari hipertrofi prostat jinak.

d. Sinar X abdomen
Menunjukkan abnormalnya kadar gas dalam usus/obstruksi usus

G. Komplikasi
Menurut Suratun dan Lusianah (2010) komplikasi
yang mungkin terjadi pada Hernia inguinalis lateral yaitu :
a. Hernia berulang

Hernia ini terjadi akibat adanya kelemahan dinding otot


sehingga muncul hernia baru di lokasi lain, misalnya
dulu pernah hernia perut kiri dan sudah dioperasi
sekarang muncul hernia baru di perut kanan.

b. Obstruksi usus parsial atau total


Karena terjadinya perlengketan usus akibat hernia
obstruksi usus parsia maupun total bisa terjadi di dalam
usus halus atau. Pada kasus obstruksi usus parsial,
sedikit makanan atau cairan masih bisa melewati usus.
Sedangkan pada kasus obstruksi usus total, tidak ada
apa pun yang bisa melewati usus.
c. Luka pada usus
Kematian jaringan usus akibat pasokan darah yang
berhenti dapat memicu robekan pada dinding usus
yang menyebabkan keluarnya isi usus ke rongga perut
dan menyebabkan infeksi (peritonitis).

d. Gangguan suplai darah ke testis jika pasien laki-laki

Terjadi penekanan pada cincin hernia, akibatnya makin


banyak usus yang masuk. Cincin hernia menjadi relatif
sempit, maka timbul edema sehingga terjadi penekanan
pembuluh darah.

e. Perdarahan yang berlebih

Penyakit hernia bila tidak segera diatasi dan diobati


dapat mengakibatkan perdarahan yang diakibatkan
semakin membesarnya usus yang keluar semakin besar.
f. Infeksi luka bedah

Efek samping yang umum ditemui pasca operasi seperti


infeksi luka operasi akibat adanya tekanan
intraabdominal sehingga luka operasiyang terbuka
kembali.

g. Fistel urin dan feses

Komplikasi hernia tergantung pada keadaan yang


dialami oleh isi hernia. Antara lain obstruksi usus
sederhana hingga perforasi (lubangnya) usus yang
akhirnya dapat menimbulkan abses lokal, fistel atau
peritonitissehingga peristaltik usus menurun
mengakibatkan sembelit. Pada pasien kadang-kadang
ditemukan keluhan kencing berupa disuria karena buli-
buli ikut membentuk dinding medial hernia.

H. Klasifikasi

Menurut Suratun dan Lusianah (2010)


klasifikasi Hernia InguinalLateralterbagi menjadi :

a.Herniaindirek atau lateral

Hernia ini terjadi melalui cincin inguinal dan melewati


korda spermatikus melalui kanalis inguinalis, dapat
menjadi sangat besar dan sering turun ke
skrotum.Umumnya terjadi pada pria.Benjolan tersebut
bias mengecil, menghilangkan pada waktu tidur dan bila
menangis, mengejan, mengangkat benda berat atau
berdiri dapat tumbuh kembali.

b. Herniadirek atau medialis


Hernia ini melewati dinding abdomen di area
kelemahan otot, tidak melalui kanal seperti pada hernia
inguinalis dan femoralis indirek.Lebih umum terjadi
pada lansia.hernia ini disebut direkta karena langsung
menuju anulus inguinalis eksterna sehingga meskipun
arteri inguinalis eksterna yang mudah mengecil bila
pasien tidur.Karena besarnya defek pada dinding
posterior maka Hernia ini jarang menjadi irreponible.

I. Penatalaksanaan medic Hernia


inguinalis latera lantara lain :
1. Reposisi
Tindakan memasukkan kembali isi hernia ke tempatnya
semula secara hati-hati dengan tidakan yang lembut
tetapi pasti. Tindakan ini hanya dapat dilakukan pada
hernia reponibilis dengan menggunakan kedua tangan.
Tangan yang satu melebarkan leher hernia sedangkan
tangan yang lain memasukkan isi hernia melalui leher
hernia tadi. Tindakan ini kadang dilakukan padahernia
irreponibilis apabila Pasien takut operasi, yaitu dengan
cara bagian hernia dikompres dingin, penderita diberi
penenang valium 10 mg agar tertidur, pasien
diposisikan trendelenberg. Jika posisi tidak berhasil
jangan dipaksa, segera lakukan operasi.
2. Suntikan
3. Setelah reposisi berhasil suntikan zat yang bersifat
sklerotik untuk memperkecil pintu hernia.
4. Sabuk hernia

5. Digunakan pada pasien yang menolak operasi dan


pintu hernia relatif kecil.Umumnya tindakan operatif
merupakn tindakan satu-satunya yang rasional.

6. Pengobatan konservatif
Terbatas pada tindakan melakukan reposisi dan
pemakaian penyangga atau penunujang untuk
mempertahankan isi hernia yang telah direposisi.
Reposisi tidak dilakukan pada hernia inguinalis yang
mengalami strangulasi, kecuali pada pasien anak-anak.
Reposisi dilakukan secara bimanual. Tangan kiri
memegang isi Hernia membentuk corong sedangkan
tangan kanan mendorong kea rah cincin hernia dengan
tekanan lambat tapi menetap sampai terjadi reposisi.
Reposisi dilakukan dengan menidurkan anak dengan
pemberian sedatif dan kompres es di atas hernia. Bila
reposisi ini berhasil anak disiapkan untuk operasi besok
harinya. Jika resisi hernia tidak berhasil, dalan waktu
enam jam harus dilakukan operasi segera.
7. Pengobatan operatif
Pengobatan operatif merupakan satu-satunya
pengobatan hernia inguinalis yang rasional. Indikasi
operatif sudah ada begitu diagnosis ditegakkan. Prinsip
dasar operasi hernia terdiri dari herniatomy dan
hernioraphy.
8. Herniotomy
Dilakukan pembebasan kantong hernia sampai
kelehernya, kantong dibukadan isi hernia dibebaskan
kalau adaperlengketan, kemudian reposisi.Kantong
hernia dijahit, ikat setinggi mungkin lalu dipotong.
9. Hernioraphy

Dilakukan tindakan memperkecil

annulusinguinalis internus dan memperkuat


dinding belakang kanalis inguinalis.
a) Diet dan activity

Activity : hindari mengangkat barang yang berat


sebelum atau sesudah pembedahan. Diet : tidak
ada diet khusus. Tetapi setelah operasi diet cairan
sampai saluran gastrointestinal berfungsi lagi.

Kemudian makan dengan gizi seimbang.

Tingkatkan masukan serat dan tinggi cairan untuk

mencegah sembelit dan mengejan selama buang air

besar. Hindari kopi, teh, coklat, minuman

berkarbonasi, minuman beralkohol, dan setiap

makanan atau bumbu yang memperburuk gejala.

a) Medikasi

Pengobatan dengan pemberian obat penawar

nyeri, misalnya ranitidine,asetaminofen, dan

cefotaxime 1gr juga antibiotik untuk membasmi


infeksiketorolac 30 mg injeksi, amoxicillin dan

asam klavulanat, serta obat pelunak tinja untuk

mencegah sembelit seperti dulcolax 10 mg

suppositoria (Jitowiyono& Kristiyanasari 2012).


j. Pathway

Sumber: Nurarif,Amin Huda & Kusuma Hardhi (2016).


A. Fokus Pengkajian

Pengkajian merupakan tahap awal dan landasan dalam

proses keperawatan, untuk itu diperlukan kecermatan dan

ketelitian tentang masalah-masalah klien sehingga dapat

memberikan arah terhadap tindakan keperawatan.

Keberhasilan proses keperawatan sangat bergantuang

pada tahap ini. Tahap ini terbagi atas:

1. Anamnesa

a. Identitas Klien

Meliputi nama, jenis kelamin, umur, alamat,

agama, bahasa yang dipakai, status perkawinan,

pendidikan, pekerjaan, asuransi, golongan darah,

no. register, tanggal MRS, diagnosa medis.

b. Keluhan Utama

DS ( Data Subjektif ) Pada anemnesis keluhan

utama yang lazim didapatkan adalah keluhan

adanya benjolan akibat masuknya material melalui

kanalis inguinal bisa bersifat hilang timbul atau

juga tidak.Keluhan nyeri hebat bersifat akut berupa

nyeri terbakar

Untuk memperoleh pengkajian yang lengkap

tentang rasa nyeri klien digunakan:

1) Provoking Incident: apakah ada peristiwa yang

menjadi yang menjadi faktor presipitasi nyeri.

2) Quality of Pain: seperti apa rasa nyeri yang


dirasakan atau digambarkan klien. Apakah

seperti terbakar, berdenyut, atau menusuk.

3) Region : radiation, relief: apakah rasa sakit

bisa reda, apakah rasa sakit menjalar atau

menyebar, dan dimana rasa sakit terjadi.

4) Severity (Scale) of Pain: seberapa jauh rasa

nyeri yang dirasakan klien, bisa berdasarkan

skala nyeri atau klien menerangkan seberapa

jauh rasa sakit mempengaruhi kemampuan

fungsinya.

5) Time: berapa lama nyeri berlangsung, kapan,

apakah bertambah buruk padamalam hari atau

siang hari.

DO ( Data Objektif ) : Pasien tampak meringis

kesakitan , pasien tampak memegangi perut kanan

bawah , pasien tampak menangis , pasien tampak

lemas, dan lain-lain.

c. Riwayat Penyakit Sekarang

keluhan lain yang didapat sesuai dengan

kondisi Hernia. Pada respon biasanya keluhan

yanga ada berupa adanya benjolan setelah

mengalami aktivitas peningkatan tekanan

intraabdominal, seperti batuk, bersin, atau

mengejan.Bila sudah terjadi stranggulasi

akandidapatkan keluhan nyeri hebat pada


abdominal bawah, keluhan gastrointestinal seperti

mual, muntah, anoreksia, serta perasaan kelelahan

pasca nyeri sering didapatkan.

d. Riwayat Penyakit Dahulu

Pada pengkajian ini ditemukan kemungkinan

penyebab hernia dan tidak ditemukan Penyakit-

penyakit tertentu seperti, penyakit diabetes dengan

luka di perut sangat beresiko terjadinya

penghambatan proses penyembuhan luka.

e. Riwayat Penyakit Keluarga


Penyakit keluarga yang berhubungan dengan

penyakit Hernia merupakan salah satu faktor

predisposisi terjadinya Hernia, seperti diabetes,

osteoporosis yang sering terjadi pada beberapa

keturunan, yang cenderung diturunkan secara

genetic

f. Riwayat Psikososial

Merupakan respons emosi klien terhadap penyakit

yang dideritanya dan peran klien dalam keluarga

dan masyarakat serta respon atau pengaruhnya

dalam kehidupan sehari-harinya baik dalam

keluarga ataupun dalam masyarakat

g. Riwayat keperawatan dan pengkajian fisik:

Menurut Suratun dan Lusianah (2010) pengkajian

data keperawatan pada pasien dan post operasi

dengan Hernia inguinalis lateral dalam buku


Asuhan Keperawatan Pasien Gangguan

Gastrointestinal antara lain:

1) Aktivitas istirahat

Apakah pasien mengalami kelemahan, merasa

lemas, lelah, tirah baring, penurunan kekuatan

otot, kehilangan tunos otot, dan letargi

2) Sirkulasi

Apakah pasien menunjukan takikardi,


perubahan tekanan darah (hipotensi, hipertensi).
3) Eliminasi

Apakah pasien mengalami konstipasi, adanya


inkontinesia atau retensi urine.

h. Neurosensori

Gejala : Hilang gerakan atau sensasi , spasme otot,


kesemutan

Tanda : Deformitas lokal : agulasi


abnormal,pemendekan,rotasi krepitasi.
i. Nyeri / kenyamanan

Apakah pasien mengalami nyeri pada insisi


pembedahan, distensi kandung kemih.
j. Keamanan

Tanda : Laserasi , avulsi jaringan, perdarahan,

perubahan warna, pembengkakan lokal (dapat

meningkat secara bertahap atau tiba-tiba)

k. Penyuluhan

Gejala : Lingkungan tidak mendukung

(menimbulkan cedera) pengetahuan terbatas.


B. Fokus Diagnosa Keperawatan

Adapun diagnosa yang sering muncul pada pasien post

operasi Hernia antara lain :

1) Nyeri akut ( D.0077 ) berhubungan dengan pencedera

fisik (misalnya abses, amputasi, terbakar, terpotong,

mengangkat berat, prosedur operasi, trauma, latihan

fisik berlebihan).

2) Gannguan mobilitas fisik ( D.0054 )berhubungan

dengan Keengganan melakukan pergerakan, gangguan

muskuloskeletal, nyeri.

3) Resiko infeksi ( D.0142 )ditandai dengan Efek prosedur Infasif

4) Konstipasi D.0049 ) berhubungan dengan Kelemahan otot


abdomen

C. Fokus Intervensi

1. Diagnosa1 :Nyeri akut berhubungan dengan agen

pencedera fisik (misalnya abses, amputasi, terbakar,

terpotong, mengangkat berat, prosedur operasi, trauma,

latihan fisik berlebihan).

Rencana Keperawatan

SLKI SIKI
Setelah dilakukan tindakan Utama:
selama 3x 24 jam 1. Manajemen nyeri
diharapkan: 2. Pemberian analgesik
Utama: Pendukung:
- Tingkat nyeri 3. Aromaterapi
Tambahan: 4. Dukungan hipnotis diri
- Fungsi gastrointestinal 5. Dukungan pengungkapan kebutuhan
- Kontrol nyeri 6. Edukasi efek samping obat
- Mobilitas fisik 7. Edukasi manajemen nyeri
- Penyembuhan luka 8. Kompres dingin
- Perfusi miokard 9. Edukasi proses penyakit
- Perfusi perifer 10. Edukasi teknik nafas
- Pola tidur 11. Kompres dingin
- Status kenyamanan 12. Kompres panas
- Tingkat cedera 13. konsultasi
14. latihan pernafasan
15. Manajemen efek samping obat
16. Manajemen kenyamanan lingkungan
17. Manajemen medikasi
18. Manajemen sedasi
19. Manajemen terapi radiasi
20. Pemantauan nyeri
21. Pemberian obat
22. Pemberian obat intravena
23. Pemberian obat oral
24. Pemberian obat topikal
25. Pengaturan posisi
26. Perawatan amputasi
27. Perawatan kenyamanan
28. Teknik distraksi
29. Tekhnik imajinasi terbimbing
30. Terapi akupuntur
31. Terapi bantuan hewan
2. Diagnosa2 :Gangguan mobilitas fisik berhubungan

dengan struktur Hernia, gangguan muskuloskeletal,nyeri.

Rencana Keperawatan

SLKI SIKI

Setelah dilakukan tindakan selama 3x 24 Utama:


jam Diharapkan: - Dukungan Ambulasi
Utama: - Dukungan Mobilisasi
- Mobilitas Fisik Pendukung:
- Dukungan Kepatuhan Program
Tambahan:
Pengobatan
1. Berat Badan
- Dukungan Perawatan Diri
2. Fungsi Sensori
- Dukungan Perawatan Diri :
3. Keseimbangan
BAB/BAK
4. Konservasi Energi
- Dukungan Perawatan Diri :
5. Koordinasi Pergerakan
Berpakaian
6. Motivasi
- Dukungan Perawatan Diri :
7. Pergerakan Sendi
Makan/Minum
8. Status Neurologis
- Dukungan Perawatan Diri :
9. Status Nutrisi
Mandi
10. Toleransi Aktivitas
- Edukasi Latihan Fisik
- Edukasi Teknik Ambulasi

3. Risiko infeksi berhubungan dengan efek prosedur invasif :

Rencana Keperawatan

SLKI SIKI
Setelah dilakukan tindakan selama 3 Utama:
x 24 jam Diharapkan: Utama: - Manajemen imunisasi/vaksinasi
- Tingkat infeksi - Pencegahan infeksi
Tambahan: Pendukung:
- dan jaringan - Dukungan pemeliharaan rumah
- Kontrol risiko - Dukungan perawatn diri :
- Status imun mandi
- Status nutrisi - Edukasi pencegahan luka tekan
- Edukasi seksualitas
- Induksi persalinan
- Latihan batuk efektif
- Manajemen jalan nafas
- Manajemen imunisasi/
Vaksinasi
- Manajemen lingkungan
- Manajemen nutrisi
- Manajemen medikasi
- Pemantauan elektrolit
- Pemantauan nutrisi
- Pemantauan tanda vital
- Pemberian obat
- Pemberian obat intravena
- Pemberian obat oral
- Pencegahan luka tekan
- Pengaturan posisi
- Perawatan amputasi
- Perawatan area insisi
- Perawatan kehamilan resiko
4. Konstipasi D.0049 ) berhubungan dengan Kelemahan otot abdomen

Rencana Keperawatan

SLK SIKI
I
Setelah dilakukan tindakan Utama
selama 3 x 24 jam - Manajemen Eliminasi
Diharapkan Utama : - Mannajemen konstipasi
- Eliminasi fekal
Pendukung
Tambahan : - Dukungan perawatan diri
- Fungsi gastrointestinal - Edukasi diet
- Keseimbangan cairan - Edukasi toilet training
- Keseimbangan elektrolit - Insersi selang nasogastric
- Kontinensia fekal - Latihan eliminasi fekal
- Mobilitasi fisik - Manjemen cairan
- Nafsu makan - Manajemen elektrolit
- Status cairan - Manajemen nutrisi
- - Tingkat keletihan - Manajemen nyeri
- Tingkat nyeri - Manajemen prolapses rectum
- Pemantauan cairan
- Pemberian enema
- Pemberian obat
- Pemberian obat oral
- Pemberian obat rektal
- Penurunan flatus
- Perawatan kehamilan trimester
kedua dan ketiga
- Perawatan pascapersalinan
- Perawatan gastrointestinal
- Perawatan strauma
- Promosi latihan fisik
- Promosi eliminasi fekal
- Reduksi ansietas
- Terapi aktivitas
- Terapi relaksasi

(Sumber Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2018 & 2019)


DAFTAR PUSTAKA

Huda dan Kusuma ,2016.Asuhan Keperawatan Praktis Jilid


2.Mediaction Publishing, Jogjakarta.
Nuari 2015 inguinalis yang rnelebar.
Purnomo,. 2011). Penatalaksanaan nyeri non farmakologi
Diyono & Mulyanti, S. 2013. Keperawatan Medikal Bedah
Sistem Pencernaan. Jitowiyonno & Kristiyanasari,2012.
Asuhan Keperawatan Post Operasi pendekatan
Muttaqin A & 2011. Asuhan Keperawatan Gangguan System
Perkemihan. Jakarta : Salamba Medika.
Medical Record Rumah Sakit Benyamin Guluh Kabupaten Kolaka Tahun
2018

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosis


Keperawatan Indonesia: Definisi Indikator Diagnostik. Jakarta
Selatan: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional
Indonesia.
SuratandanLusinah(2010) pemekriksaan diagnostic pada pasien
Hernia Inguinalis lateral.

Nursing Diagnoses: Definitions & classification, 2015-2017.


Oxford : Wiley Blackwell.

Lewis, SL., Dirksen, SR., Heitkemper, MM, and Bucher, L.


(2014).Medical surgical Nursing. Mosby: ELSIVER
Tim Pokja SDKI DPP PPNI, (2016), Standar Diagnosis
Keperawatan Indonesia (SDKI), Edisi 1, Jakarta, Persatuan
Perawat Indonesia
Tim Pokja SLKI DPP PPNI, (2018), Standar Luaran
Keperawatan Indonesia (SLKI), Edisi 1, Jakarta, Persatuan
Perawat Indonesia

PPNI (2019). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.

Ackley, B. J., Ladwig, G. B., Msn, R. N., Makic, M. B. F.,


Martinez-Kratz, M., & Zanotti, M. (2019). Nursing Diagnosis
Handbook E-Book: An Evidence-Based Guide to Planning
Care. Mosby.

Carpenito-Moyet, L. J. (2006). Handbook of nursing diagnosis. Lippincott


Williams & Wilkins.
LEMBAR PENGESAHAN

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH LAPORAN PENDAHULUAN


HERNIA

Singkawang, Oktober 2022


Mahasiswa

Mita Priastuti
NIM. 891221043

Mengetahui

Pembimbing Akademik

Ns. Mimi Amaludin, M.Kep


ASUHAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Yarsi Pontianak
Jl. Panglima Aim No 1 Pontianak Timur Kota Pontianak

Nama Mahasiswa :Mita Priastuti


NIM 891221032
Tempat Praktik :RS. Pemangkat
Tanggal :17 Oktober 2022

A. Pengkajian
1. Identitas Klien
Nama : Tn. D
Umur : 55 Tahun
Tempat/tgl lahir : Sungai Rusa, 2 Maret 1967
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Pendidikan terakhir : SMA
Agama : Islam
Suku : Melayu
Status perkawinan : Kawin
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Kel. Sungai Rusa Kec. Selakau
Diagnosa medik : Post Op Hernia Inguinalis Lateral

2. Identitas Penanggung Jawab


Nama : Ny. S
Umur : 50 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Suku : Melayu
Hubungan dgn pasien : Istri
Pendidikan terakhir : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Kel. Sungai Rusa Kec. Selakau

B. Status Kesehatan
1. Status kesehatan saat ini
a. Alasan masuk rumah sakit/keluhan utama :
Klien menjalani operasi di rumah sakit Pemangkat Kabupaten Sambas
pada tanggal 17 oktober 2022, pada saat pengkajian dilakukan pada
hari pertama jam 07.00

b. Faktor pencetus : Adanya Luka Operasi

c. Lamanya keluhan : Sejak setelah Operasi dan lamanya kurang lebih 30 – 60


menit

d. Timbulnya keluhan : (√ ) bertahap ( ) mendadak


e. Faktor yang memperberat : Klien mengatakan keluhan yang dirasakannya
terjadi secara bertahap dan bertambah jika bergerak

2. Status kesehatan masa lalu


Klien mengatakan tidak pernah mengalami penyakit yang berat
sebelumnya, Tn. D mengatakan hanya mengalami demam dan batuk biasa,
Tn. D mengatakan mengalami nyeri persendian semenjak 19 tahun yang
lalu.

3. Pernah dirawat
a. Penyakit : Tidak
b. Waktu : Tidak
c. Riwayat operasi : Tidak

C. Kesehatan
1. Persepsi dan pemeliharaan kesehatan
a. Persepsi tentang kesehatan diri :
Klien mengatakan ada benjolan di lipatan paha dan terasa nyeri jika
klien bekerja berat

b. Pengetahuan dan persepsi pasien tentang penyakit dan perawatannya :


Klien mengatakan kurang mengerti tentang penyakit yang di alami nya

c. Upaya yang biasa dilakukan dalam mempertahankan kesehatan :


1) Kebiasaan diit yang adekuat, diit yang tidak sehat? Tidak ada.

2) Pemeriksaan kesehatan berkala, perawatan kebersihan diri,


imunisasi?
Klien mengatakan jarang berobat ke rumah sakit, klien biasa berobat
ke puskesmas. Klien rutin menjaga kebersihan diri seperti mandi 2x
sehari.

3) Kemampuan pasien untuk mengontrol kesehatan


a) Yang dilakukan bila sakit?
Bila sakit, klien biasa mengkonsumsi obat yang didapat dari
Puskesmas. Klien selalu siap obat asma di rumah.

b) Kemana pasien biasa berobat bila sakit?


Klien mengatakan bila sakit klien biasa berobat ke Puskesmas.

c) Kebiasaan hidup (konsumsi jamu/rokok/kopi/kebiasaan olahraga)


Merokok : Tidak ada
Alkohol : Tidak ada
Kopi : Tidak ada
Kebiasaan olahraga, jenis : Tidak ada
Obat/jamu yang biasa
No dikonsumsi Dosis Keterangan
Tidak Ada

a. Faktor sosioekonomi yang berhubungan dengan kesehatan


4) Penghasilan
Klien seorang karyawan swasta berpenghasilan ± 2-3 juta per bulan.

5) Asuransi/jaminan kesehatan
Klien peserta BPJS

6) Keadaan lingkungan tempat tinggal


Klien mengatakan tinggal di lingkungan yang tenang, saling
membantu antar tetangga, tidak ada permasalahan di lingkungan
tempat tinggal.

2. Nutrisi, Cairan dan Metabolik


a. Gejala (subyektif)
1) Diit biasa (tipe) :
Tidak menjalankan diit apapun, klien makan seperti biasa.
Jumlah makan per hari : 3 x sehari

2) Pola diit :
Setelah menjalani perawatan di rumah sakit, klien mengatakan
bisa makan walau terasa nyeri
Makan terakhir : klien menghabiskan ¾ porsi makan yang
diberikan dan setelah itu puasa

3) Nafsu/selera makan :
Tidak ada masalah pada nafsu makan.
Mual : (√) Tidak ada, waktu : -

4) Muntah : (√) Tidak ada, Karakteristik : -

5) Nyeri ulu hati : (√) Tidak ada, Karakter/penyebab : -

6) Alergi makanan : (√) Tidak ada

7) Masalah mengunyah/menelan : (√) Tidak ada

8) Keluhan demam : (√) Tidak ada

9) Pola minum/cairan :
Jumlah minum : sekitar 2-3 botol besar air mineral dalam sehari.
Cairan yang biasa diminum : klien mengatakan minum air putih
10) Penurunan berat badan dalam 6 bulan terakhir : (√) Tidak ada

b. Tanda (obyektif)
1) Suhu tubuh : 36.70C Diaphoresis : (√) Tidak ada

2) Berat badan : 55 kg, tinggi badan : 160 cm, turgor kulit : kulit
terasa lembab dan elastis, tonus otot : kekuatan otot baik.

3) Edema : (√) tidak ada


4) Ascites : (√) tidak ada

5) Integritas kulit perut : elastis

6) Lingkar abdomen : tidak diperiksa

7) Distensi vena jugularis : (√) tidak ada

8) Hernia/masa : ( ) tidak ada (√) ada

9) Bau mulut/halitosis : (√) tidak ada

10) Kondisi mulut gigi/gusi/mukosa mulut dan lidah :


Kondisi bibir tampak lembab, tidak ada infeksi pada gusi, gigi
lengkap dan tidak ada menggunakan gigi palsu.

3. Pernapasan, Aktivitas dan Latihan Pernapasan


a. Gejala (subyektif)
1) Dispnea : (-)
b. Tanda (obyektif)
1) Pernapasan : frekuensi 20 x/menit,

2) Penggunaan alat bantu napas : (-)tidak ada terpasang

3) Batuk : (-)

4) Fremitus : normal

5) Egofoni : (√) tidak ada, sianosis : (√) tidak ada

4. Aktivitas (Termasuk Kebersihan Diri) dan Latihan


a. Gejala (subyektif)
1) Kegiatan dalam pekerjaan : klien seorang pedagang

2) Kesulitan/keluhan dalam aktivitas :


Kesulitan beraktivitas dikarenakan nyeri setelah operasi yang dialaminya

3) Pergerakan tubuh :
a) Kemampuan merubah posisi : (√) dengan bantuan

b) Perawatan diri (mandi, berpakaian, bersolek, makan, dll) :


(√) dengan bantuan

4) Toileting (BAB/BAK) : (√) dengan bantuan

5) Keluhan sesak napas setelah beraktivitas : (√) tidak ada

6) Mudah merasa kelelahan : (√) ada, jelaskan : kadang terasa nyeri


saat beraktivitas

7) Toleransi terhadap aktivitas : (√) baik


b. Tanda (obyektif)
1) Respon terhadap aktivitas yang teramati : baik, sesekali klien
membutuhkan bantuan orang lain

2) Status mental (misalnya menarik diri, letargi) : status mental klien


baik, tidak ada gangguan

3) Penampilan umum
a) Tampak lemah : (√) ya, jelaskan : klien banyak berbaring dan menahan
nyeri
b) Kerapian berpakaian :
Klien menggunakan kain panjang

4) Pengkajian neuromuskuler
Masa/tonus : baik

Kekuatan otot : 5 5
4 4
Rentang gerak : bebas
Deformitas : (√) tidak ada

5) Bau badan : (√) tidak


ada Bau mulut : (√) tidak
ada
Kondisi kulit kepala : (√) baik
Kebersihan kuku : (√) baik

5. Istirahat
a. Gejala (subyektif)
1) Kebiasaan tidur : (√) tidak ada, lama tidur : sekitar 6-7 jam sehari.

2) Masalah berhubungan dengan tidur


a) Insomnia : (√) tidak ada
b) Kurang puas/segar setelah bangun tidur : (√) tidak ada
c) Lain-lain, sebutkan : (√) tidak ada

b. Tanda (obyektif)
1) Tampak mengantuk/mata sayu : (√) tidak ada

2) Mata merah : (√) tidak ada

3) Sering menguap : (√) tidak ada

4) Kurang konsentrasi : (√) tidak ada

6. Sirkulasi
a. Gejala (subyektif)
1) Riwayat hipertensi dan masalahjantung : (√) tidak ada
2) Riwayat edema kaki : (√) tidak ada

3) Flebitis : (√) tidak ada

4) Rasa kesemutan : (√) tidak ada

5) Palpitasi : (√) tidak ada

b. Tanda (obyektif)
1) Tekanan darah : 170/90 mmHg

2) Mean Arteri Pressure : 93 mmHg


3) Nadi/pulsasi :
a) Karotis : Teraba
b) Femoralis : Teraba
c) Popliteal : Teraba
d) Jugularis : Teraba
e) Radialis : Teraba 88 x/menit
f) Dorsal pedis : Teraba
Bunyi jantung : Lup & Dup,
frekuensi : 88x/menit, Irama :
reguler, kualitas : kuat
4) Friksi gesek : Teraba, murmur : tidak ada suara tambahan

5) Ekstremitas, suhu : 36.5ºC, warna : normal

6) Pengisian kapiler : 2-3 detik

7) Varises : Tidak ada, phlebitis : Tidak ada

8) Warna mukosa : Kemerahan, bibir : Kemerahan,


Konjungtiva : Kemerahan, sklera : Tidak ikterik
Punggung kuku : Tidak ada sianosis

7. Eliminasi
a. Gejala (subyektif)
1) Pola BAB : frekuensi : klien BAB 1 x/hari, tidak ada kelainan.

2) Perubahan dalam kebiasaan BAB : Tidak ada

3) Kesulitan BAB konstipasi : Tidak ada, Diare : Tidak ada

4) Penggunaan laksatif : Tidak ada

5) Waktu BAB terakhir : 10 jam yang lalu

6) Riwayat perdarahan : Tidak ada, Hemoroid : Tidak ada


7) Riwayat inkontinensia alvi : Tidak ada

8) Penggunaan alat-alat : misalnya pemasangan kateter : ada

9) Riwayat penggunaan diuretik : Tidak ada

10) Rasa nyeri/rasa terbakar saat BAK : ada

11) Kesulitan BAK : ada

b. Tanda (obyektif)
1) Abdomen
a) Inspeksi : abdomen membuncit : Tidak ada
b) Auskultasi : bising usus : 7 x/menit,
Bunyi abnormal (√) tidak ada
(1) Perkusi :
Bunyi tympani : (√) ada, Kembung : (√) tidak ada
Bunyi abnormal : (√) tidak ada
(2) Palpasi :
Nyeri tekan : (√) tidak ada
Nyeri lepas : (√) tidak ada
Konsistensi : lembut, Massa : (√) tidak ada

2) Pola BAB
Konsistensi : Feces lunak, Warna : kekuningan

3) Pola BAK :
Dorongan : normal, tidak membutuhkan dorongan yang kuat
Frekuensi : 6-8 x sehari, retensi : (√) tidak ada

4) Distensi kandung kemih : (√) tidak ada


Karakteristik urine : urine bewarna kekuningan jernih,
Jumlah : ± 1500 ml, Bau : khas

5) Terpasang colostomy atau ileustomy : (√) tidak ada

8. Neurosensori dan Kognitif


a. Gejala (subyektif)

1) Adanya nyeri
P = Paliatif/provokatif (yang mengurangi/meningkatkan nyeri)
- Nyeri berkurang jika tidak bergerak
Q = Qualitas/quantitas (frekuensi dan lamanya keluhan dirasakan
serta deskripsi sifat nyeri yang dirasakan)
- Lama nya kurang lebih 30 – 60 menit

R = Region/tempat (lokasi
sumber dan penyebarannya)
- Ekstremitas bawah
S = Severity/tingkat berat nyeri (skala nyeri 1-10)
- Skala nyeri 6

T = Time (kapan keluhan dirasakan dan lamanya)


- Jika bergerak , lama nya 30- 60 menit

2) Rasa ingin pingsan/pusing (√) tidak ada

3) Sakit kepala : (√) tidak ada, lokasi nyeri : -

4) Kesemutan/kebas/kelemahan (lokasi) : (√) ada

5) Kejang : (√) tidak ada

6) Mata : penurunan penglihatan (√) tidak ada.

7) Pendengaran : penurunan pendengaran (√) tidak ada

8) Epistaksis : (√) tidak ada

b. Tanda (obyektif)
1) Status mental
Kesadaran : (√) Composmentis

2) Skala koma glasgow (GCS) : 15


Respon membuka mata (E) : 4
Respon motorik (M) : 6
Rrespon verbal (V) : 5

3) Terorientasi/disorientasi :
Waktu : Tidak ada
Tempat : Tidak ada
Orang : Tidak ada

4) Persepsi sensori :
Ilusi : Tidak ada
Halusinasi : Tidak ada
Delusi : Tidak ada
Afek : Tidak ada

5) Memori :
Saat ini : klien dapat mengingat kejadian yang baru terjadi
Masa lalu : klien dapat mengingat kenangan masa lalu
6) Alat bantu penglihatan/pendengaran : (√) Tidak ada

7) Reaksi pupil terhadap cahaya : ka/ki Miosis


Ukuran pupil : Normal

8) Fascial drop : Tidak ada


Postur : Baik
Reflek : Baik

9) Penampilan umum tampak kesakitan : (√)ada


Menjaga area sakit : (√) tidak ada
Respon emosional : baik
penyempitan fokus : (√) tidak ada

9. Keamanan
a. Gejala (subyektif)
1) Alergi : Tidak ada

2) Obat-obatan : Tidak ada

3) Makanan : Tidak ada

4) Faktor lingkungan :
a) Riwayat penyakit hubungan seksual : (√) tidak ada
b) Riwayat transfusi darah : tidak pernah
Riwayat adanya reaksi transfusi : Tidak ada

5) Kerusakan penglihatan, pendengaran : (√) Tidak ada

6) Riwayat cidera : (√) Tidak ada

7) Riwayat kejang : (√) tidak ada

b. Tanda (objektif)
1) Suhu tubuh : 36.5ºC, Diaporesis : (√) tidak ada

2) Integritas jaringan : Lembab dan elastis

3) Jaringan parut : (√) tidak ada

4) Kemerahan pucat : (√) tidak ada

5) Adanya luka : (√) ada

6) Ekimosis/tanda perdarahan lain : (√) tidak ada

7) Faktor resiko : terpasang alat invasif (√) ada, jelaskan


Terpasang IVFD RL 20 tetes/menit

8) Gangguan keseimbangan : (√) tidak ada

9) Kekuatan umum : Tampak lemah


Tonus otot : 5 5
5 5
Parese atau paralisa : (√) tidak ada

10. Seksual dan Reproduksi


a. Gejala (subyektif)
1) Pemahaman terhadap fungsi seksual : Tidak terkaji

2) Gangguan hubungan seksual karena berbagai kondisi (fertilitas,


libido, ereksi, menstruasi, kehamilan, pemakaian alat kontrasepsi
atau kondisi sakit) : Tidak Terkaji

3) Permasalahan selama aktivitas seksual : Tidak terkaji

4) Pengkajian pada laki-laki : raba pada penis : Tidak terkaji


Gangguan prostat : Tidak terkaji

11. Pengkajian pada perempuan


a. Riwayat menstruasi (keturunan, keluhan) : Tidak terkaji

b. Riwayat kehamilan : Tidak terkaji

c. Riwayat pemeriksaan ginekologi misalnya pap smear : Tidak terkaji


1) Tanda (obyektif)
a) Pemeriksaan payudara/penis/testis : Tidak terkaji
b) Kutil genital, lesi : Tidak terkaji

12. Persepsi Diri, Konsep Diri dan Mekanisme Koping


a. Gejala (subyektif)
1) Faktor stress
Klien mengatakan merasa tenang setelah ditangani

2) Bagaimana pasien dalam mengambil keputusan (sendiri atau


dibantu)
Pengambilan keputusan dilakukan oleh istri klien

3) Yang dilakukan jika menghadapi suatu masalah


Klien mengatakan jika menghadapi suatu masalah, ia akan

membicarakannya dengan istri terlebih dahulu

4) Upaya klien dalam menghadapi masalahnya sekarang


Istri klien membawa klien ke rumah sakit untuk penanganan yang
lebih intensif
5) Perasaan cemas/takut : (√) ada, jelaskan : istri mengatakan cemas
apabila melihat klien sesak

6) Perasaan ketidakberdayaan : (√) tidak ada

7) Perasaan keputusasaan : (√) tidak ada


8) Konsep diri
a) Citra diri : Baik
b) Ideal diri : Baik
c) Harga diri : Baik
d) Ada/tidak perasaan akan perubahan identitas : Tidak ada
e) Konflik dalam peran : Tidak ada

b. Tanda (obyektif)
1) Status emosional : (√) tenang

2) Respon fisiologi yang terobservasi :


Perubahan tanda vital : Dalam batas normal.
Ekspresi wajah : Klien tampak tenang

13. Interaksi Sosial


a. Gejala (subyektif)
1) Orang terdekat & lebih berpengaruh :
Istri

2) Kepada siapa pasien meminta bantuan bila mempunyai masalah :


Istri

3) Adakah kesulitan dalam keluarga hubungan dengan orang tua,


saudara, pasangan : (√) tidak ada

4) Kesulitan berhubungan dengan tenaga kesehatan, klien lain :


(√) tidak ada

b. Tanda (obyektif)
1) Kemampuan berbicara : (√) jelas

2) Pola bicara tidak biasa/kerusakan : tidak ada

3) Penggunaan alat bantu bicara : tidak ada

1. Pola Nilai Kepercayaan dan Spiritual


a. Gejala (subyektif)
1) Sumber kekuatan bagi pasien : Tuhan dan Keluarga

2) Perasaan menyalahkan tuhan : (√) tidak ada

3) Bagaimana klien menjalankan kegiatan agama atau kepercayaan,


macam : klien tidak dapat melaksanakan sholat, Frekuensi : -

4) Masalah berkaitan dengan aktifitasnya tersebut selama dirawat :


(√) tidak ada
5) Pemecahan oleh pasien : tidak ada

6) Adakah keyakinan/kebudayaan yang dianut pasien yang


bertentangan dengan kesehatan : (√) tidak ada

7) Pertentangan nilai/keyakinan/kebudayaan terhadap pengobatan


yang dijalani : (√) tidak ada

b. Tanda (obyektif)
1) Perubahan perilaku : tidak ada

2) Menolak pengobatan : (√) tidak ada

3) Berhenti menjalankan aktivitas agama : (√) tidak ada

Pemeriksaan penunjang

1. Studi diagnostik

a. USG :
Pada tanggal 14 oktober dilakukan pemeriksaan USG ..dari hasil

pemeriksaan USG terdapat

Kesan : Hernia inguinalis lateral

b. Hasil Lab Tn.D

No Jenis Nilai Hasil Satuan


Pemeriksaan Rujukan Pemeriksaan

1 WBC 6.83 4.00-10.00 10^3/uL

2 RBC 4.18 4.00-6.50 10^3/uL

3 HGB 12.6 13.0-16.0 g/dL

4 HCT 35.8 36.0-46.0 %

5 MCV 85.6 80.0-97.0 FL

6 UREUM 22 10,0-50,0 mg/dl

7 KREATININ 0,7 0,1-1,3 mg/dl


2. Tindakan medik/pengobatan

a. IVFD RL 20 tetes/menit

b. Injeksi Ketorolac 1 ampul/IV/ 8 jam

c. Injeksi ceftriaxone 2 gram / IV / 12 jam

KLASIFIKASI DATA
Data Subjektif Data Objektif

- Klien mengatakan nyeri pada - Tampak meringis

luka operasinya di perut kanan - Bersikap protektif

bawah - Pain Assesmen

- Klien mengatakan nyeri seperti di P : Nyeri bertambah saat bergerak

iris-iris Q : Seperti diiris-iris

- Klien mengatakan nyeri di bagian R : bagian perut bawah

operasinya kalau bergerak S : Skala 6 ( 1 – 10 )

- Klien mengatakan takut Bergerak T : Intermiten

- Klien mengatakan semua - Tanda-tanda vital

aktivitasnya dibantu oleh TD :170/90 mmHg

keluarganya Nadi :88x/menit

- Klien mengatakan luka bekas Pernapasan :22x/menit

operasinya kadang terasa panas Suhu :36,5 oC


- Ku: Lemah

- Tampak berbaring ditempat tidur


- Klien nampak gelisah
- Nampak klien susah bergerak
- Luka Nampak kemerahan
- Nampak luka operasi pada perut
kanan dengan panjang 7 cm
ANALISA DATA

Kemungkinan penyebab
No. Masalah Data
(pohon masalah)

1. Nyeri akut DS :

Pembedahan - Klien mengatakan nyeri pada

luka operasinya di perut kanan

Tindakan operasi / Insisi bawah

- Klien mengatakan nyeri seperti

Terputusnya kontinuitas diris-iris

/jaringan - Klien mengatakan nyeri di

bagian operasinya kalau

Resti perdarahan resiko bergerak

DO :

- Ekspresi wajah meringis

- Bersikap protektif
Nyeri akut
- Pain Assesmen

P :Nyeri bertambah saat

bergerak

Q : Seperti diiris-iris

R : bagian perut bawah

S : Skala 6 ( 1 – 10 )

T : Intermiten

- TTV
TD: 170/90 mmHg

N : 88 x/menit

S : 36,50C

P : 22 x/menit

2. Gangguan Pembedahan DS :

mobilitas - Klien mengatakan takut


fisik Tindakan Operasi Bergerak

- Klien mengatakan semua

Terputusnya kontinuitas aktivitasnya dibantu oleh

/jaringan keluarganya dan perawat

DO :

Adanya luka operasi - Ku: Lemah

- Tampak berbaring ditempat

tidur
Keengganan untuk bergerak/
- Klien nampak gelisah
mobilisasi
- Nampak klien susah

bergerak
Gangguan mobilitas fisik
3. Risiko Tindakan operasi DS :-

Infeksi

Terputusnya kontinuitas DO : -

- Nampak luka operasi pada


/jaringan
perut bawah
- Luka nampak agak
Adanya luka operasi kemerahan ( pada hari
kedua )
- Luka agak basah ( pada
Tempat keluar masuknya hari kedua )
mikroorganisme - Nampak luka operasi pada
perut bawah panjang 7 cm

Risiko infeksi

DIAGNOSA KEPERAWATAN (BERDASARKAN PRIORITAS)

1. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik (prosedur


operasi)

2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan Keengganan

melakukan pergerakan.

3. Risiko infeksi berhubungan dengan Efek prosedur Infasif (terdapat


luka operasi pada perut bawah
Rencana Keperawatan
Tanggal No. Kode SDKI/Diagnosa Keperawatan
SLKI SIKI

Senin 1 D.0077 L.08066 Manajemen nyeri


17/10/2022 Nyeri Akut berhubungan dengan agen a. Observasi
Setelah dilakukan intervensi
pencedera fisik ditandai dengan: - Identifikasi lokas, karakteristik, durasi,
Keperawatan 3 X 24 jam maka tingkat
DS : kualitas dan intensitas nyeri
nyeri menurun dengan Kriteria Hasil :
- Klien mengatakan nyeri pada - Identifikasi skala nyeri
luka operasinya di perut kanan - Dari keluhan nyeri meningkat : 1 - Identifikasi respon nyeri non Verbal
bawah menjadi menurun : 5 b. Terapeutik
- Klien mengatakan nyeri seperti di - Dari Meringis meningkat 1 - Kontrol lingkungan yang dapat
dirirs-iris
menjadi menurun 5
- Klien mengatakan nyeri di
bagian

RENCANA KEPERAWATAN
operasinya kalau bergerak - Dari TTV memburuk : memperberat nyeri
1 menjadi membaik 5
DO : - Kontrol lingkungan yang
-
- Ekspresi wajah meringis dapat memperberat nyeri
- Bersikap
- Fasilitasi istirahat dan
protektif Pain
Assesmen tidur c.Edukasi

P :Nyeri bertambah saat bergerak - Jelaskan penyebab, periode dan


Q : Seperti diiris-iris pemicu nyeri
R : bagian perut bawah
- Jelaskan strategi meredakan nyeri
S : Skala 6 ( 1 – 10 )
T : Intermiten - Ajarkan teknik non farmakologis

- Klien nampak gelisah untuk mengurangi nyeri

- TTV : TD: 170/90 mmHg d.Kolaborasi


N : 88
- Kolaborasi pemberian
x/menit S :
analgetik,sesuai indikasi
36,50C
P: 22 x/menit e.Pantau TTV

Senin 2 D.0054 L.05042 1.05173

17/10/2022 Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan keperawatan Dukungan Mobilisasi
Keengganan melakukan pergerakan, selama 3 x 24 jam maka Mobilitasi
a. Observasi
fisik meningkat
ditandai - Identifikasi adanya nyeri atau
( L.05042 ) dengan kriteria hasil :
dengan; DS : keluhan fisik lainnya
- Klien mengatakan takut Bergerak - Identifikasi toleransi fisik melakukan
- Dari Nyeri meningkat : Mobilisasi
- Klien mengatakan semua
1 menjadi menurun : 5 - Monitor frekuensi jantung dan
aktivitasnya dibantu oleh keluarganya dan
- Dari keelemahan fisik tekanan darah sebelum memulai
perawat meningkat : 1 Mobilisasi
menjadi menurun : 5 - Monitor kondisi umum
DO :
- Dari gerakan terbatas selama melakukan Mobilisasi
- Ku: Lemah
meningkat : 1 menjadi
b. Terapeutik
menurun 5
- Tampak berbaring ditempat tidur
- Fasilitasi aktivitas Mobilisasi
- Nampak klien susah bergerak dengan alat bantu (mis. tongkat,
kruk)

- Libatkan keluarga untuk


membantu pasien
dalam meningkatkan Mobilisasi
c. Edukasi

- Jelaskan tujuan dan


prosedur Mobilisasi

- Anjurkan melakukan Mobilisasi dini

- Ajarkan Mobilisasi sederhana yang


harus dilakukan (mis. berjalan dari
tempat tidur ke kursi roda, berjalan
dari tempat tidur ke kamar mandi,
berjalan sesuai toleransi

Selasa 3 D.0142 L.14137 i.14539


18/10/2022 Risiko infeksi dibuktikan dengan Efek prosedur Setelah dilakukan intervensi Pencegahan infeksi
Infasif (terdapat luka operasi pada perut bawah) keperawatan selama 3 x 24 jam maka 1. Observasi
Mobilitasi fisik meningkat dengan - Monitor tanda dan gejala infeksi
Ds : lokan dan patagenik
kriteria hasil :

2.Terapeutik
Do :
- Dari Nyeri meningkat : - Batasi jumlah pengunjung
- Nampak luka operasi pada perut bawah
1 menjadi menurun : 5
- Luka nampak agak kemerahan ( pada - Dari kemerahan meningkat : - Cuci tangan sebelum dan sesudah
hari kedua ) 1 menjadi menurun5 kontak dengan pasien dan
- Luka agak basah ( pada hari kedua ) - Dari nafsu makan menurun : lingkungan pasien
- Nampak luka operasi pada perut 1 menjadi meningkat :5 3. Edukasi
bawah panjang 7 cm
- Jelaskan tanda dan gejala infeksi

- - Ajarkan cara mencuci tangan dengan


benar
- Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
- Anjurkan meningkatkan asupan cairan

4. Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian antibiotik, jika perlu
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN
1. HARI PERTAMA

Diagnosa Hari/Tgl/ Hari/Tgl/


Implementasi Paraf Evaluasi SOAP
Kep. jam jam
Nyeri akut Senin 1. Mengidentifikasi lokasi, karakteristik, durasi, 17/10/22 S:
17/10/2022
frekuensi, kualitas, intensitas nyeri 14.00 - Klien mengatakan masih nyeri
09.30
Hasil: pada luka bekas operasinya

P : Nyeri ketika banyak bergerak diperut kanan

Q : Nyeri seperti di iris-iris - Klien mengatakan nyerinya

R : Perut kanan bawah bertambah ketika banyak

S : Skala nyeri 6 bergerak

T : Nyeri hilang timbul


2. Mengontrol lingkungan yang memperberat rasa
09.40
nyeri (mis: suhu ruangan , pencahayaan, O:

kebisingan) - Ekspresi wajah meringis

Hasil: Pain Assesmen

Klien mengatakan nyerinya bertambah ketika P:Nyeri bertambah saat bergerak

banyak bergerak Q : Seperti diiris-iris

3. Memonitor tanda-tanda vital sebelum dan sesudah R : bagian perut bawah


09.50
pemberian analgesik S : Skala 6 ( 1 – 10 )

Hasil: T : Intermiten

TD : 170/90 mmhg - TTV : TD: 170/90 mmHg

N : 80 x/menit N : 88 x/menit

S : 37,20C S : 36,50C

P : 20 x/menit P: 22 x/menit
4. Menjelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri A:

5. Mengajarkan teknik non farmakologis untuk - Keluhan nyeri : 2


10.00
mengurangi rasa nyeri yaitu melakukan - Meringis 2
10.15
pengaturan posisi dan relaksasi - Tekanan darah : 2

6. Menjelaskan tujuan dan manfaat teknik napas


P:
7. Menjelaskan prosedur teknik napas
10.20 - Intervensi 1,2,3,5 dan
10.30 8. Kolaborasi pemberian analgetik
8 dilanjutkan
11.00
Hasil:

pemberian injeksi Ketorolac 1 ampul/IV/8 jam

Gangguan Senin 1. Mengindentifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik 17/10/2022 S:


mobilitas 17/10/2022 lainnya 14.00 - Klien mengatakan masih takut
fisik 11.30 untuk Bergerak
Hasil :
- Klien mengatakan semua
- Klien mengatakan masih Nyeri bila bergerak
aktivitasnya dibantu oleh
11.40 2. Mengidentifikasi toleransi fisik melakukan keluarganya dan perawat
Mobilisasi
O:
Hasil ;

- Klien mengeluh masih takut untuk bergerak - Ku: lemah

11.50 3. Memonitor frekuensi jantung dan tekanan darah - Tampak berbaring ditempat tidur

sebelum memulai Mobilisasi - Nampak klien susah bergerak

Hasil :
A:
- T :TD : 170/90 mmHg, N : 88x/i Gannguan mobilitas fisik belum teratasi

12.00 4. Memonitor kondisi umum selama melakukan - Gerakan terbatas 5


Mobilisasi - Kelemahan fisik 5

Hasil :
P:
- Klien masih lemah baru keluar dari ruang operasi Intervensi 1,2 dan 3 dilanjutkan

12.15 5. Melibatkan keluarga untuk membantu pasien dalam


meningkatkan Mobilisasi
Hasil ;

- Keluarga bersedia membantu Klien


12.20
6. Menjelaskan tujuan dan prosedur Mobilisasi
Hasil :
- Klien mengerti dan bersedia
mengikuti prosedur mobilisasi
12.30
7. Menganjurkan melakukan Mobilisasi dini
Hasil :
- Klien masih Takut untuk bergerak

2. HARI KEDUA
Diagnosa Hari/Tgl/ Hari/Tgl/
Implementasi Paraf Evaluasi SOAP
Kep. Jam jam
Nyeri akut selasa 1 Mengidentifikasi lokasi, karakteristik, durasi, selasa S:
18/10/2022 frekuensi, kualitas, intensitas nyeri 18/10/2022 - Klien mengatakan masih nyeri
07.30 Hasil: 14.00 pada luka bekas operasinya
P : Nyeri ketika banyak bergerak diperut kanan bawah
Q : Nyeri seperti di iris-iris - Klien mengatakan nyerinya
R : Perut kanan bawah bertambah ketika banyak
S : Skala nyeri 5 bergerak
T : Nyeri hilang timbul
07.40 2 Mengontrol lingkungan yang memperberat rasa O:
nyeri (mis: suhu ruangan , pencahayaan, - Ekspresi wajah mulai rileks
kebisingan) - Bersikap protektif
Hasil: Pain Assesmen
- Klien mengatakan nyerinya
bertambah ketika banyak bergerak P:Nyeri bertambah saat bergerak
08.00 3 Memonitor tanda-tanda vital sebelum dan Q : Seperti diiris-iris
sesudah pemberian analgesik R : bagian perut bawah
Hasil: S : Skala 4 ( 1 – 10 )
- TD : 150/90 mmhg T : Intermiten
- N : 80 x/menit - Klien nampak gelisah
- S : 36,2 C0
- TTV : TD: 150/90 mmHg
N : 80 x/menit
- P : 20 x/menit S : 36,20C
P: 20 x/menit
10.00 A:
4. Mengajarkan teknik non farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri yaitu melakukan - Keluhan nyeri : 3
pengaturan posisi dan relaksasi - Meringis 3
- Tekanan darah : 3
11.00 5. Kolaborasi pemberian analgetik
Hasil:
- pemberian injeksi Ketorolac 1 ampul /IV/
12 jam P:

Intervensi 1,2,3,5 dan 8 dilanjutkan

Gangguan selasa 1. Mengindentifikasi adanya nyeri atau keluhan selasa S:


mobilitas 18/10/2022
18/10/2022 fisik lainnya - Klien mengatakan masih takut
14.00
fisik 11.30
Hasil : untuk Bergerak

- Klien mengatakan masih Nyeri bila - Klien mengatakan masih


bergerak
11.40 2. Mengidentifikasi toleransi fisik melakukan aktivitasnya dibantu oleh
Mobilisasi
keluarganya
Hasil ;

- Klien belajar duduk ditempat tidur O:

11.50 3. Memonitor frekuensi jantung dan tekanan - Ku: baik


darah sebelum memulai Mobilisasi
- Klien duduk ditempat tidur
Hasil :
A:
- T :TD : 150/90 mmHg, N : 88x/i
Gannguan mobilitas fisik belum teratasi
12.00 4. Memonitor kondisi umum selama melakukan
Mobilisasi - Gerakan terbatas 4
- Kelemahan fisik 4
Hasil
- Klien masih lemah baru keluar dari ruang
operasi P:
12.15 5. Melibatkan keluarga untuk membantu pasien Intervensi dilanjutkan
dalam meningkatkan Mobilisasi
Hasil ;
- Keluarga bersedia membantu Klien
12.20 6. Menjelaskan tujuan dan prosedur Mobilisasi
Hasil :
- Klien mengerti dan bersedia mengikuti
prosedur mobilisasi
7. Menganjurkan melakukan Mobilisasi dini

12.30 Hasil :
- Klien masih mulai bergerak ( belajar
duduk )
8. Pemberian Antibiotik
12.35
Hasil:
- Cefrtiaxon 2 gr/ 12 jam
Risiko selasa 1. Memonitor tanda dan gejala infeksi lokan dan selasa Jam : 14.15 S :
infeksi 18/10/2022 18/10/2022 - Klien mengatakan luka opersinya
patogenik
10.15 agak basah
Hasil 14.15
O:
11.30 - Luka agak basah
- Nampak luka Operasi dibagian Perut
2. Membatasi jumlah pengunjung bawah,dengan lebar luka sekitar 7
cm
Hasil
- Nilai Leukosit ( 4,9-11ribu/ul)
- Menganjurkan keluarga pasien untuk
11.40 membatasi pembesuk untuk - SB : 36,2ºC

mengurangi kebisingan A:

3. Menjelaskan tanda dan gejala infeksi - Nyeri : 3


- Kemerahan : 3
Hasil
P:
- Menunjukkan kemampuan untuk
mencegah timbulnya infeksi

4. Mengajarkan cara mencuci tangan dengan

12.00
benar - Lanjutkan Intervensi

Hasil :

- Menunjukkan kemamauan untuk mencuci


tangan dengan benar

12.30 5. Menganjurkan meningkatkan asupan Nutrisi

Hasil :

- Mampu menghabiskan Porsi yang


diberikan
14.00
6. Kolaborasi pemberian obat

hasil
- Injeksi Ceftriaxone 2 gr / iv / 12 jam
Diagnos Hari/Tgl/ Hari/Tgl/
a Implementasi Paraf Evaluasi SOAP Paraf CI
jam jam
Kep.
Nyeri akut Rabu 1. Mengidentifikasi lokasi, karakteristik, durasi, Rabu S:
19/10/2022 19/10/2022
frekuensi, kualitas, intensitas nyeri - Klien mengatakan nyeri pada luka
Hasil: bekas operasinya sudah
09.30 14.00
P : Nyeri ketika banyak bergerak berkurang berkurang
Q : Nyeri seperti di sayat - Klien mengatakan nyerinya
R : Perut kanan bawah berkurang ketika banyak bergerak
S : Skala nyeri 4 O:
T : Nyeri hilang timbul - Ekspresi wajah rileks
09.40
2. Mengontrol lingkungan yang memperberat rasa Pain Assesmen
nyeri (mis: suhu ruangan , pencahayaan, P:Nyeri ketika banyak bergerak
kebisingan) berkurang
Hasil: Q : Seperti Nyut Nyut
Klien mengatakan nyerinya bertambah ketika R : bagian perut bawah
09.50 banyak bergerak
3. Memonitor tanda-tanda vital sebelum dan S : Skala 3 ( 1 – 10 )

3. HARI KETIGA
sesudah pemberian analgesik T : Intermiten
Hasil: - Klien nampak tenang
TD : 130/80 mmhg - TTV : TD: 130/80 mmHg
N : 80 N : 80
x/menit S : x/menit S :
360C 360C
11.00 P : 20 x/menit P: 20 x/menit
4. Kolaborasi pemberian analgetik A:
Hasil: - Keluhan nyeri : 3
pemberian injeksi Ketorolac 1 ampul /IV/ 8 jam - Meringis 3
- Tekanan darah 3
P:
Intervensi 1,2,3,5 dan 8 dipertahankan
-
Gangguan Rabu 1. Mengindentifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik Rabu S:
mobilitas 19/10/2022 19/10/2022
lainnya - Klien mengatakan takut
fisik
11.30 tidak untuk Bergerak
Hasil :
14.00
- Klien mengatakan masih
- Klien mengatakan sudah tidak Nyeri
bila
11.40 bergerak aktivitasnya dibantu oleh

keluarganya
2. Mengidentifikasi toleransi fisik melakukan
O:
Mobilisasi

Hasil ; - Ku: baik


11.50

- Klien sudah berjalan - Klien sudah berjalan

3. Memonitor frekuensi jantung dan tekanan darah


A:
sebelum memulai Mobilisasi
12.00 - Gerakan terbatas 3
Hasil : - Kelemahan fisik 3

- T :TD : 130/80 mmHg, N : 80x/i

4. Memonitor kondisi umum selama melakukan


12.30
Mobilisasi P:
Hasil Intervensi dilanjutkan

- KU, baik dan sudah berjalan kekemar mandi

5. Melibatkan keluarga untuk membantu pasien

dalam meningkatkan Mobilisasi

Hasil ;

- Keluarga bersedia membantu Klien


Risiko infeksi 10.15 1 Memonitor tanda dan gejala infeksi lokan dan : Rabu Jam : 14.15
19/10/2022
patogenik
S:
Hasil :

- Luka basah O:

11.30 2 Membatasi jumlah pengunjung - Nampak luka Operasi dibagian


Perut bawah,dengan lebar luka
Hasil
sekitar 7 cm
- Menganjurkan keluarga pasien untuk
- Nilai Leukosit ( 4,9-11ribu/ul)
membatasi pembesuk untuk mengurangi
kebisingan - SB : 36,ºC

11.40 3 Menganjurkan meningkatkan asupan Nutrisi A:

Hasil : - Nyeri: 3
- Mampu menghabiskan Porsi yang diberikan - Kemerahan = 2
4 Kolaborasi pemberian obat
12.30 P:
Hasil
- Injeksi Ceftriaxone 1 gr / iv / 12 jam - Lanjutkan Intervensi
JURNAL KEPERAWATAN

1. http://cyber-chmk.net/ojs/index.php/sains/article/view/759
2. http://e-jurnal.stikesmitraadiguna.ac.id/index.php/jkp/article/view/142
3. http://ejournal.unimugo.ac.id/JIKK/article/viewFile/66/61
4. https://oaj.scipro-foundation.co.id/index.php/jmn/article/view/69
VIDEO

1. Teknik relaksasi nafas dalam


https://www.youtube.com/watch?v=TPIEEQtAUjg
https://www.youtube.com/watch?v=rXvkLvFMPgw
https://www.youtube.com/watch?v=Apm0NsT7nF0
https://www.youtube.com/watch?v=rHH4z2dLDFk
https://www.youtube.com/watch?v=AHH_2pizmbk

2. Teknik mobilisasi dini


https://www.youtube.com/watch?
v=gFyrb3v2ZgM
https://www.youtube.com/watch?
v=znKK_QcUvOI

3. Monitor Vital Sign https://www.youtube.com/watch?


v=mO5oZRKLauA
https://www.youtube.com/watch?v=U7Qcm-EtqkY
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)

1. Teknik Relaksasi Nafas Dalam


A. Pengertian :
Menggunakan teknik napas dalam untuk engurangi tanda dan gejala
ketidaknyamanan seperti nyeri, ketegangan otot atau kecemasan

B. Tujuan :
1) Mengurangi sesak napas
2) Memberikan rasa nyaman
3) Mengurangi rasa nyeri
4) Mengurangi tegang otot
5) Mengurangi rasa cemas

C. Di lakukan pada :
1) Pasien ysng merasa tidka nyaman

D. Persiapan :
- Persiapan alat
1) Sandaran punggung atau kursi
2) Sarung tangan bersih bila perlu
2) Tempat tidur khusus(functional bed) jika perlu

E. Persiapan pasien, perawat, dan lingkungan


1) Perkenalkan diri anda pada klien, termasuk nama dan jabatan atau peran dan
jelaskan apa yang akan dilakukan.
2) Pastikan identitas klien
3) Jelaskan prosedur dan alasan dilakukan tindakan tersebut yang dapatdipahami
oleh klien
4) Siapkan peralatan
5) Cuci tangan
6) Yakinkan klien nyaman dan memiliki ruangan yang cukup dan pencahayaanyang
cukup untuk melaksanakan tugas
7) Berikan privasi klien
F. Hal-hal yang haarus diperhatikan
1) Tempatkan pasien ditempat yang tenang dan nyaman
2) Ciptakan lingkungan tenang dan tanpa gangguan dengan pencahayaan dan suhu
ruang nyaman
3) Berikan posisi nyaman,missal duduk ataupun bersandar
4) Anjuran rileks dan merasakan sensasi relaksasi
5) Latih melakukan teknik nafas dalam
6) Anjurkan tutupmata dan konsentrasi penuh
7) Ajarkan melakukan inspirasi dengan menghirup udara melalui hidung secara
perlahan
8) Demonstrasikan menarik napas dalam selama 4 detik, menahan nafas selama 2
detik dan menghembuskan nafas selama 8 detik
9) Monitor respon pasien selama dilakukan prosedr
10) Ulangi bila diperlukan
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan pendahuluan berikut di susun oleh :


Nama : Mita Priastuti
Nim 891221032
Judul : Asuhan Keperawatan pada pasien Hernia (Sistem Pencernaan)

Telah diperiksa dan disahkan oleh pembimbing pada


Hari :
Tanggal :

Mengetahui
Singkawang, Oktober 2022

Pembimbing Mahasiswa

Mita Priastuti
Ns. Mimi Amaludin, M.Kep
NIM.891221032
NIP.

Anda mungkin juga menyukai