Anda di halaman 1dari 56

PENGARUH TERAPI BERFIKIR POSITIF TERHADAP KEPATUHAN

PERAWAT DALAM MEMATUHI PROTOKOL KESEHATAN PASCA


DILAKUKAN VAKSINASI COVID 19 DI RSU PKU
MUHAMMADIYAH GUBUG TAHUN 2021

PROPOSAL SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai
Gelar Sarjana Keperawatan (S-1)

Oleh :
Septina Indra Dewi
NIM : 122020030251

Pembimbing :
1. Anny Rosiana M, M.Kep.,Sp.Kep.J
2. Sri Karyati, M.Kep,Ns, Sp.Kep.Mat

JURUSAN S-1 KEPERAWATAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS
TAHUN 2021

i
HALAMAN PERSETUJUAN

Proposal Skripsi dengan Judul “Pengaruh Terapi Berfikir Positif


Terhadap Kepatuhan Perawat Dalam Mematuhi Protokol Kesehatan pasca
Dilakukan Vaksinasi Covid 19 di RSU PKU Muhammadiyah Gubug Tahun
2021”, ini telah disetujui dan diperiksa oleh pembimbing proposal skripsi untuk
dipertahankan dihadapan Tim Penguji Proposal Skripsi Jurusan S-1
Keperawatan Universitas Muhammadiyah Kudus, pada :

Hari :
Tanggal :
Nama : Septina Indra Dewi
NIM : 122020030251

Pembimbing Utama Pembimbing Anggota

Anny Rosiana Masithoh M.Kep.,Ns.Sp.Kep.J Sri Karyati, M.Kep,Ns, Sp.Kep.Mat


NIDN : 0616087801 NIDN : 0602087401

Mengetahui,
Universitas Muhammadiyah Kudus
Rektor

Rusnoto, SKM., M.Kes (Epid)


NIDN : 0621087401

ii
HALAMAN PENGESAHAN

Proposal Skripsi dengan Judul “Pengaruh Terapi Berfikir Positif


Terhadap Kepatuhan Perawat Dalam Mematuhi Protokol Kesehatan pasca
Dilakukan Vaksinasi Covid 19 di RSU PKU Muhammadiyah Gubug Tahun
2021”, ini telah diuji dan disahkan oleh Tim Penguji Proposal Skripsi Jurusan
S-1 Keperawatan Universitas Muhammadiyah Kudus, pada :

Hari :
Tanggal :
Nama : Septina Indra Dewi
NIM : 122020030251

Penguji Utama Penguji Anggota

Noor Hidayah, A. Kep., M. Kes Muhammad Purnomo, S.Kep.,M.Hkes


NIDN : 0612077501
NIDN : 0624077002

Mengetahui,
Universitas Muhammadiyah Kudus
Rektor

Rusnoto, SKM., M.Kes (Epid)


NIDN : 0621087401

iii
PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini :


Nama : Septina Indra Dewi
NIM : 122020030251
Menyatakan bahwa skripsi dengan judul berjudul “Pengaruh Terapi
Berfikir Positif Terhadap Kepatuhan Perawat Dalam Mematuhi Protokol
Kesehatan pasca Dilakukan Vaksinasi Covid 19 di RSU PKU Muhammadiyah
Gubug Tahun 2021", Merupakan :
1. Hasil karya yang dipersiapkan dan disusun sendiri
2. Belum pernah disampaikan untuk mendapatkan gelar Strata 1
Keperawatan Universitas Muhammadiyah Kudus
Oleh karena itu pertanggungjawaban Karya tulis ilmiah ini sepenuhnya
berada pada diri saya.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar – benarnya.

Kudus, agustus 2021


Penyusun,

Septina Indra Dewi

iv
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.


Alhamdulillah, puji syukur selalu kita panjatkan kepada Allah SWT atas
segala rahmat, hidayah dan inayah-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan karya ini. Shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada
junjungan kita Nabi Muhammad SAW, yang membawa kita ke zaman
Islamiyyah seperti sekarang ini.
Laporan skripsi yang berjudul “Pengaruh Terapi Berfikir Positif
Terhadap Kepatuhan Perawat Dalam Mematuhi Protokol Kesehatan pasca
Dilakukan Vaksinasi Covid 19 di RSU PKU Muhammadiyah Gubug Tahun
2021" ini dimaksudkan untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar
Strata-1 (S1) yang telah ditetapkan oleh Program Studi Keperawatan
Universitas Muhammadiyah Kudus.
Penulis menyadari dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari
dukungan dan bimbingan serta saran dari semua pihak yang membantu
terselesaikannya skripsi ini, oleh karena itu penulis ingin mengucapkan
terimakasih kepada :
1. Rusnoto, SKM., M.Kes (Epid) selaku Rektor Universitas Muhammadiyah
Kudus.
2. Direktur RSUD Ki Ageng Getas Pendowo Gubug yang telah memberikan
izin untuk melakukan penelitian
3. Anny Rosiana Masithoh M.Kep.,Ns.Sp.Kep.J, selaku Pembimbing utama
yang memberikan bimbingan, arahan dan dorongan dalam menyelesaikan
karya ini.
4. Sri Karyati, M.Kep,Ns, Sp.Kep.Mat selaku Pembimbing anggota yang
memberikan dorongan dalam menyelesaikan karya ini.
5. Segenap pimpinan, dosen, dan karyawan Universitas Muhammadiyah
Kudus, khususnya kepada Bapak Ibu Dosen yang memberikan banyak
ilmu kepada penulis selama masa kuliah.
6. Selaku suami dan anak tercinta sebagai support sistem terbaik, nafas
perjuangan penulis, dan sosok Inspirator sejati.
7. Serta rekan - rekan seperjuangan S1 Keperawatan yang telah banyak
membantu terselesainya penyusunan proposal skripsi ini.

v
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan skripsi ini
masih sangat jauh dari sempurna dalam arti sebenarnya. Oleh karena itu,
penulis dengan terbuka mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya penulis berharap
semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca
umumnya.
Kudus, agustus 2021
Penulis

Septina Indra Dewi

vi
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................... i


HALAMAN PERSETUJUAN PROPOSAL................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN PROPOSAL .................................................. iii
PERNYATAAN ......................................................................................... iv
KATA PENGANTAR ................................................................................. v
DAFTAR ISI ............................................................................................. vii
DAFTAR TABEL....................................................................................... viii
DAFTAR BAGAN .................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ x
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1
A. Latar Belakang ............................................................................. 1
B. Perumusan Masalah ..................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian........................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian......................................................................... 5
E. Keaslian Penelitian........................................................................ 6
F. Ruang Lingkup Penelitian.............................................................. 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 8
A. Covid 19 ....................................................................................... 8
B. Vaksinasi ...................................................................................... 11
C. Protokol kesehatan ....................................................................... 14
D. Kepatuhan .................................................................................... 17
E. Terapi berfikir positif ..................................................................... 21
F. Kerangka Teori ............................................................................. 26
Bab III METODE PENELITIAN ................................................................. 27
A. Variabel Penelitian ........................................................................ 27
B. Hipotesis Penelitian ...................................................................... 27
C. Kerangka Konsep ......................................................................... 28
D. Rancangan Penelitian ................................................................... 28
1. Jenis Penelitian ...................................................................... 28
2. Pendekatan Waktu Penelitian ................................................ 29
3. Metode Pengumpulan Data ................................................... 39
4. Populasi Penelitian................................................................. 30

vii
5. Sampel Dan Teknik Sampling ................................................ 30
6. Definisi Operasional Variabel ................................................. 32
7. Instrument Penelitian ............................................................. 32
8. Teknik Pengolahan Dan Analisis Data ................................... 35
9. Etika Penelitian....................................................................... 36
E. Jadwal Penelitian .......................................................................... 37
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

viii
DAFTAR TABEL

No. Judul Tabel Halaman


Tabel
1.1 Keaslian Penelitian 6
3.1 Definisi Operasional Variabel 25

ix
DAFTAR BAGAN

No. Bagan Judul Bagan Halaman


2.1 Kerangka Teori 19
3.1 Kerangka konsep teori 21

x
DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran
Lampiran 1 Jadwal Penelitian
Lampiran 2 Kuisoner
Lampiran 3 Buku kerja
Lampiran 4 Lembar permohonan responden
Lampiran 5 Lembar persetujuan responden
Lampiran 6 Lembar Konsul
Lampiran 7 Surat Permohonan Pengambilan Data Awal (Studi Pendahuluan)

xi
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Imunisasi dalam sistem kesehatan nasional adalah salah satu bentuk
intervensi kesehatan yang sangat efektif dalam upaya menurunkan angka
kematian bayi dan balita. Dasar utama pelayanan kesehatan, bidang
preventif merupakan prioritas utama, dengan melakukan imunisasi terhadap
seorang anak atau balita, tidak hanya memberikan perlindungan pada anak
lainnya, karena terjadi tingkat imunitas umum yang meningkat dan
mengurangi penyebaran infeksi (Ranuh dkk, 2011).
Covid-19 merupakan jenis baru dari virus corona yang hingga saat ini
belum ditemukan vaksin untuk penyembuhan Covid-19 (WHO, 2020,
www.who.int). Menurut World Healt Organization Covid-19 adalah penyakit
menular yang disebabkan oleh jenis corona virus, corona virus adalah suatu
kelompok yang dapat menyebabkan penyakit pada hewan atau manusia.
Beberapa jenis corona virus diketahui menyebabkan infeksi saluran nafas
pada manusia mulai batuk, pilek hingga yang lebih serius adalah Midle East
Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome
(SARS). Covid-19 baru ditemukan di Wuhan, Tiongkok pada bulan
Desember tahun 2019.
Pada tanggal 11 Maret 2020 World Healt Organization (WHO)
menetapkan wabah Covid-19 yang sebelumnya hanya terjadi di Wuhan dan
Tiongkok ditingkatkan menjadi status pandemi karena penyebaran virus
tersebut sudah sampai ke negara-negara lain serta menjangkit banyak
orang. Jumlah negara yang menginformasi kasus positif saat status pandemi
ditetapkan berjumlah 114 negara dan jumlah tersebut diperkirakan akan
terus meningkat. Indonesia merupakan salah satu negara yang terjangkit
Covid-19 dengan kasus pertama terjadi pada tanggal 2 Maret 2020 hingga
data terakhir 22 April 2020 sebanyak 7.418 terkonfirmasi positif Covid-19
(WHO, 2020,).
Peningkatan jumlah kasus yang cepat perharinya di Indonesia
mengharuskan pemerintah mengambil langkah untuk pencegahan
penyebaran virus dengan social distancing atau jaga jarak sosial dimana

1
2

pemerintah menetapkan kebijakan meliburkan proses pembelajaran di


sekolah ataupun perkuliahan dengan mengganti pembelajaran berbasis
daring, tempat hiburan yang dibatasi serta beberapa perkantoran yang
menerapkan Work From Home (WFH) di awal kasus Covid-19 terjadi
sebagai langkah pencegahan penularan (Callistasia,2020 ).
Salah satu pencegahan penyebaran covid 19 yaitu dengan pemberian
vaksin. Program pemerintah pemberian vaksin yang pertama diberikan yaitu
salah satunya tenaga kesehatan perawat. strategi vaksinasi dan rencana
operasional untuk mengatasi kesenjangan imunisasi dan menjangkau setiap
orang dengan vaksin yang menyelamatkan jiwa. Upaya untuk mencapai
tujuan berbagai program dengan berbasis Primary Health Care telah
dilaksanakan untuk meningkatkan derajat kesehatan. Beberapa indikator
yang digunakan WHO untuk mengukur tingkat keberhasilan program
program tersebut. Indikator kesehatan dalam Sustainable Development
Goals (SDGs) 2030 yang merupakan goals ketiga yaitu jaminan kesehatan
dan promosi kesehatan bagi semua umur (Kemenkes RI, 2015).
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia telah menyusun program
sebagai usaha yang dilakukan untuk menekan penyakit covid 19. Program
vaksin merupakan salah satu upaya untuk melindungi penduduk terhadap
penyakit tertentu. Program vaksinasi diberikan kepada tenaga kesehatan
agar terhindar dari penyakit covid 19, dikarenakan karena sering terpapar
kepada pasien. Setelah proses vaksinasi selesai dilakukan terutama
terhadap tenaga kesehatan, apakah tenaga kesehatan tersebut melakukan
keptuhan dalam menjalankan promkes paska vaksinasi.
Kepatuhan perawat paska vaksinasi dalam mematuhi protokol
kesehatan dipengaruhi oleh beberapa faktor di antaranya menurut Thomas
Blass (2010) dalam Ilmar (2020) dengan jelas mengemukakan ada tiga
faktor yang memberikan pengaruh besar terhadap tingkat kepatuhan
seseorang yakni berkenaan dengan soal kepribadian yang dimiliki oleh
masing- masing individu. Faktor ini akan berperan kuat dalam
mempengaruhi intensitas kepatuhan seseorang ketika berada pada suatu
situasi yang lemah dan ditopang dengan pilihan yang bersifat ambigu serta
mengandung banyak hal. Petugas kesehatan yang memiliki pengetahuan
yang kurang tentang protokol kesehatan, sebagian besarnya tidak patuh
3

dalam menerapkan protokol kesehatan paska vaksinasi (Eljedi and Dalo,


2014)
Saat ini sudah banyak jenis himbauan patuh terhadap protokol
kesehatan seperti rajin mencuci tangan pakai sabun, menggunakan masker
saat keluar rumah serta menerapkan physical distancing yang disampaikan
melalui iklan, acara di televisi, poster-poster, baliho dan sosial media.
Kepatuhan perawat paska vaksinasi merupakan salah satu bentuk upaya
menghadapi bencana wabah virus Covid-19 yang dilakukan dengan langkah
langkah yang efektif (Mardiatno, 2018). Oleh kerena itu agar tenaga
kesehatan perawat selalau mematuhi protokol kesehatan setelah vaksin
maka diberikan terapi berfikir positif.
Menurut Elfiky (2013) berpikir positif merupakan sumber kekuatan dan
sumber kebebasan. Disebut sumber kekuatan karena ia membantu anda
dalam memikirkan solusi sampai mendapatkannya, dengan begitu anda
bertambah mahir, percaya, dan kuat. Disebut sumber kebebasan karena
dengannya anda akan terbebas dari penderitaan dan kungkungan pikiran
negatif serta pengaruhnya pada fisik.
Berpikir positif, berpikir positif merupakan suatu cara berpikir yanglebih
menekankan pada hal-hal yang positif, baik terhadap diri sendiri, orang lain
maupun situasi yang dihadapi. Elfiky (2013) menyebutkan bahwa proses
berpikir berkaitan erat dengan konsentrasi, perasaan, sikap, dan perilaku.
Berpikir positif dapat dideskripsikan sebagai suatu cara berpikir yang lebih
menekankan pada sudut pandangdan emosi yang positif, baik terhadap diri
sendiri, orang lain maupun situasi yang dihadapi.
Berpikir positif merupakan sikap mental yang melibatkan proses
memasukan pikiranpikiran, kata-kata, dan gambaran-gambaran yang
konstruktif (membangun) bagi perkembangan pikiran anda. Pikiran positif
menghadirkan kebahagiaan, sukacita, kesehatan, serta kesuksesan dalam
setiap situasi dan tindakan anda. Apapun yang pikiran anda harapkan,
pikiran positif akan mewujudkannya (Kurniawan, H 2015)
Dengan demikian berpikir positif merupakan cara berpikir yang
memandang segala hal dalam kacamata positif serta kecenderungan untuk
mendapatkan hasil yang membahagiakan dalam hidup. Dengan berpikir
positif hidup akan menjadi lebih bermakna karena berpikir positif melahirkan
perasaan-perasaan yang baik, dan perilaku yang baik. Sebaliknya, pikiran
4

yang negatif akan melahirkan perasaan dan perilaku yang negatif pula.
Berpikir positif dapat diarahkan untuk pembiasaan pemecahan masalah.
Sedangkan berpikir yang negatif hanya berusaha menghindar dari
pemecahan masalah. (Kurniawan, H 2015)
Berpikir positif memiliki dampak dan pengaruh yang besar dalam
hidup. Saat seseorang mulai berpikir positif, kekuatan besar datang
menghampiri cara berpikir dengan tetap melakukan hal-hal baik dengan cara
yang baik pula. Mencapai kebahagian dalam hidup adalah impian semua
orang. Salah satu cara meraihnya adalah dengan berpikir positif.
Membiasakan untuk selalu berpikir positif dapat meningkatkan semangat
dan rasa percaya diri. Berpikir positif dapat bermanfaat tidak hanya bagi
pelajar tetapi setiap orang . Dengan berpikir positif maka akan meningkatkan
kesehatan jasmani dan rohani.. Berpikir positif bukanlah suatu bakat yang
dibawa sejak lahir, melainkan kemampuan yang dapat dilatih dan
ditingkatkan agar dapat berkembang secara optimal dan untuk mencapai
kebahagiaan. (Kurniawan, H 2015)
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Loehr menunjukan bahwa susana
hati dan pikiran negatif memungkinkan untuk marah, merasa bersalah dan
memperbesar masalah (Akhmad Mukhlis, 2013). Pikiran-pikiran negatif yang
sering muncul dapat menyebabkan stres, cemas, maupun depresi obsesif
(Enik Nur, 2012).
Berdasarkan hasil survei pendahuluan perawat yang setelah di vaksin
pada bulan maret 2021 didapatkan 50 perawat yang telah dilakukan
vaksinasi, dari 50 peneliti melakuakan surve kepada 10 perawat yang
mendapat vaksin, didapatkan 8 selalu mematuhi protocol kesehatan , 2
tidak mematuhi protocol kesehatan. Setelah itu reponden tersebut di berikan
terapi berfikir positif, dari 10 responden yang di berikan terapi, 10 responden
akhirnya mulai mematuhi protocol kesehatan setelah dilakukan vaksinasi.
Oleh karane itu peneliti ingin meneliti Pengaruh Terapi Berfikir Positif
Terhadap Kepatuhan Perawat Dalam Mematuhi Protokol Kesehatan pasca
Dilakukan Vaksinasi Covid 19 di RSU PKU Muhammadiyah Gubug Tahun
2021

B. RUMUSAN PERMASALAHAN
5

Tenaga kesehatan yang merawat pasien covid harus mendapat


antibody yang kuat, dan sekarang program pemerintah ingin memberikan
vaksin covid agar terhindar dari pasien yang tertular covid 19. maka peneliti
tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Pengaruh Terapi Berfikir Positif
Terhadap Kepatuhan Perawat Dalam Mematuhi Protokol Kesehatanpasca
Dilakukan Vaksinasi Covid 19 di RSU PKU Muhammadiyag Gubug Tahun
2021”.

C. TUJUAN PENELITIAN
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui adanya Pengaruh Terapi Berfikir Positif
Terhadap Kepatuhan Perawat Dalam Mematuhi Protokol
Kesehatanpasca Dilakukan Vaksinasi Covid 19 di RSU PKU
Muhammadiyag Gubug Tahun 2021.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui Kepatuhan Perawat Dalam Mematuhi Protocol
Kesehatanpasca Dilakukan Vaksinasi Covid sebelum dilakukan
Terapi Berfikir Positif untuk kelompok intervensi dan kelompok
kontrol
b. Untuk mengetahui Kepatuhan Perawat Dalam Mematuhi Protokol
Kesehatanpasca Dilakukan Vaksinasi Covid 19 setelah dilakukan
Terapi Berfikir Positif untuk kelompok intervensi dan kelompok
control.
c. Untuk Mengetahui perbedaan Kepatuhan Perawat Dalam
Mematuhi Protokol Kesehatanpasca Dilakukan Vaksinasi Covid
19 untuk kelompok intervensi Terapi Berfikir Positif dan kelompok
control.

D. MANFAAT PENULISAN
1. Bagi RSU PKU Muhammadiyah Gubug
Sebagai masukan untuk berkembangnya program rumah sakit
memperhatikan Kepatuhan Perawat Dalam Mematuhi Protokol
Kesehatanpasca Dilakukan Vaksinasi Covid 19 di RSU PKU
Muhammadiyag Gubug Tahun 2021
2. Bagi Universitas Muhammadiyah Kudus
6

Menambah pengetahuan dan wawasan dalam praktik


keperawatan tentang Terapi Berfikir Positif Kepatuhan Perawat Dalam
Mematuhi Protokol Kesehatanpasca Dilakukan Vaksinasi Covid 19 di
RSU PKU Muhammadiyag Gubug Tahun 2021
3. Bagi Peneliti
Penelitian ini dapat digunakan dalam penatalaksanaan non
farmakologi program Terapi Berfikir Positif Kepatuhan Perawat Dalam
Mematuhi Protokol Kesehatan pasca Dilakukan Vaksinasi Covid 19 di
RSU PKU Muhammadiyag Gubug Tahun 2021.
4. Bagi Peneliti Selanjutnya
Penelitian ini dapat sebagai data dasar dalam mengembangkan
lebih terperinci tentang Terapi Berfikir Positif pada pasien dengan
penyakit yang lain.

E. KEASLIAN PENELITIAN
Penelitian yang sejenis terkait dengan judul “Pengaruh Terapi Berfikir
Positif Terhadap Kepatuhan Perawat Dalam Mematuhi Protokol Kesehatan
pasca Dilakukan Vaksinasi Covid 19 di RSU PKU Muhammadiyag Gubug
Tahun 2021” pernah diteliti sebelumnya. Adapun penelitian serupa yang
pernah diteliti adalah sebagai berikut :
Tabel 1.1. Keaslian Penelitian
Judul
Penelitian, Metode
Hasil Perbedaan
Nama, Penelitian
Tahun
Analisis kepatuhan Kualitatif terdapat hubungan Berbeda
pekerja terhada dengan antara faktor organisasi variabel bebas
penggunaan alat metode dengan kepatuhan pada penelitian
pelindung diri (apd) studi kasus penggunaan apd ini adalah
(studikasusarea dukungan
produksi di pt. X) organisasi
Vita
insanisaragih,binakur
niawan, ekawati

ike yuyun Desain Hasil penelitian Hanya pada


mardiani*),ismonah** penelitian ini menunjukkan ada alokasi
), supriyadi adalah Quasy perbedaan tingkat penelitian dan
Perbedaan Experimentden kecemasan sebelum dan desain
efektifitas teknik gan rancangan sesudah diberikan teknik penelitian
relaksasi benson penelitian two relaksasi Benson maupun
Dan nafas group pretest- nafas dalam (p-
dalamterhadap posttest design. value=0,000) dan tidak
tingkat kecemasan Jumlah sampel ada perbedaan efektifitas
7

Pasien pre operasi sebanyak 42 antara teknik relaksasi


bedah abdomen responden Benson dan nafas dalam
Di rsud kota salatiga dengan teknik (p-value=0,215)
total sampling.

F. RUANG LINGKUP
1. Ruang lingkup waktu
Penelitian ini dilakukan pada bulan juli 2021, jenis penelitian Quasi
Experimen dengan rancangan pre-test and post-test non equivalent
Control grup.
2. Ruang lingkup tempat
Penelitian ini untuk kelompok experimen dan kontrol dilakukan di RSU
PKU Muhammadiyag Gubug Tahun 2021.
3. Ruang lingkup materi
Penelitian ini termasuk materi manajemen dengan menguji
Pengaruh Terapi Berfikir Positif Terhadap Kepatuhan Perawat Dalam
Mematuhi Protokol Kesehatanpasca Dilakukan Vaksinasi Covid 19 di
RSU PKU Muhammadiyag Gubug Tahun 2021.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. COVID 19
1. Definisi
(Coronavirus Disease) COVID-19 adalah penyakit yang disebabkan
oleh infeksi virus SARS-CoV-2, pertama kali diidentifikasi di kota wuhan, di
provinsi Hubei Cina pada Desember 2019. COVID-19 telah menyebar
keberbagai negara di dunia, termasud Indonesia. COVID-19 sebelumnya
dikenal sebagai Novel Coronavirus (2019-NcoV) penyakit pernapasan
sebelum Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan nama resmi
sebagi COVID-19 pada bulan Februari (WHO,2020).
Virus SARS-CoV-2 memiliki keluarga virus yang disebut coronavirus,
yang juga termaksud virus yang meyebabkan flu biasa, dan virus yang
meyebabkan infeksi yang lebih serius seperti sindrom pernapasan akut
(SARS), yang di kenal dengan SARS-CoV pada tahun 2002, dan sindrom
pernapasan Timur Tengah (MERS), yang di sebabkan oleh MERS-CoV pada
tahun 2012. Seperti corona virus lainnya, Virus SarS-C0V-2 terutama
meyebabkan infeksi saluran dan keparahan COVID19, penyakit ini dapat
berkisar dari ringan hingga fatal. (WHO,2020).
2. Munculnya Covid-19
Menurut Word Healt Organization (WHO) virus ini meyebabkan
penyakit mulai dari flu ringan hingga infeksi pernapasan yang lebih parah
seperti MERS-CoV dan SARS-CoV. Virus corona bersifat zoonosis, artinya
penyakit yang dapat di tularkan antara hewan dan manusia, Rabies, Malaria,
merupakan contoh dari penyakit zoonosis yang ada. Begitu pula dengan
MERS yang ditularkan dari untah ke manusia selama 70 tahun terakhir, para
ilmuwan telah menemukan bahwa virus corona dapat menginfeksi tikus,
anjing, kalkun, kuda, babi dan ternak lainya. Terkadang hewan-hewan ini
dapat menularkan virus corona ke manusia. Baru-baru ini, virus corona baru
muncul dan di kenal dengan COVID-19 yang memicuh wabah di Cina pada
Desember 2019, dan merebak di berbagai negara sehingga WHO
mendeklarasikannya sebagai pandemi global. mNama corona di ambil dari

8
9

bahasa Latin yang berarti mahkota, sebab bentuk virus corona


memiliki paku yang menonjol menyerupai mahkota dan matahari (WHO,
2020).
3. Penyebaran COVID-19 ke Penjuru Dunia
Virus ini menular dengan sangat cepat dan telah menyebar ke hampir
semua negara, termasud Indonesia, hanya dalam waktu beberapa bulan.
Virus ini juga diduga meyebar di antara orang-orang terutama melalui
percikan pernapasan droplet (yang di hasilkan selama batuk). Percikan itu
juga dapat di hasilkan dari bersin dan pernapasan normal. Selain itu virus
dapat menyebar akibat menyentuh permukaan benda yang terkontaminasi
dan kemudian menyentuh wajah seseorang. Penyakit COVID-19 ini paling
cepat menular saat penderitanya memiliki gejala, meskipun penyebarannya
mungkin saja terjadi sebelum gejala muncul. Periode waktu antara paparan
virus dan munculnya gejala biasanya sekitar lima hari, tetapi dapat berkisar
dari dua minggu atau 14 hari (WHO,2020).
4. Penyebaran COVID-19 di Indonesia
Pada tanggal 14 Februari 2020, pasien terinfeksi virus corona
berdansa dengan WNA jepang. Pasien berusia 31 tahun ini memang bekerja
sebagai guru dansa dan WNA asal Jepang ini juga merupakan teman
dekatnya. Selang dua hari, yakni 16 Februari 2020 pasien terkena sakit
batuk. Pasien kemudian melakukan pemeriksaan di rumah sakit terdekat.
Namun pada saat itu pasien langsung di bolehkan pulang kembali ke rumah
atau rawat jalan. Namun sakit yang di deritanya tidak kunjung sembuh,
hingga pada tanggal 26 Februari 2020, pasien dirujuk lagi ke rumah sakit
dan diminta untuk menjalani rawat inap. Pada saat itu batuk yang diderita
pasien mulai disertai sesak napas. Pada tanggal 28 Februari 2020, pasien
mendapat telpon dari temannya yang di Malaysia, dalam sambungan telpon
tersebut, pasien mendapatkan informasi jika WNA Jepang yang merupakan
temannya itu positif terinfeksi virus corona. Setelah menjalankan tahapan
pemerikasaan di rumah sakit lama, pasien kemudian terkonfirmasi positif
terinfeksi virus corona. Sejumlah prosedur 23 telah dilakukan pemerintah
terkait penemuan kasus corona di Indonesia. Sejak kasus pertama
diumumkan, angka kasus positif COVID-19 terus mengalami peningkatan
sampai saat ini, Mei 2020 (WHO,2020).
10

5. Gejala COVID-19
Berikut beberapa gejala virus corona yang terbilang ringan Menurut
penelitia terbaru yang di terbitkan dalam (WHO,2020).
a. Hidung beringus
b. Sakit kepala
c. Batuk
d. Sakit tenggorokan
e. Demam
f. Merasa tidak enak badan. Beberapa hal yang perlu di tegaskan, virus
corona dapat meyebabkan gejalah yang parah. Infeksinya dapat
berubah menjadi bronkitis dan pnemonia (disebabkan oleh COVID-19),
yang mengakibatkan gejalah seperti :
g. Demam yang mungkin cukup tinggi bila pasien mengidap pnemonia.
h. Batuk dengan lendir
i. Sesak napas
j. Nyeri dada atau sesak saat bernapas dan batuk. Infeksi bisa semakin
parah bila menyerang kelompok individu tertentu. Contohnya orang
dengan penyakit jantung atau paru-paru, orang dengan sistem
kekebalan yang lemah, bayi dan lansia.
6. Cara Pencegahan COVID-19
Langkah-langkah pencegahan virus corona menurut WHO (2020) :
a. Jaga tempat kerja tetap bersih dan higienis
b. Rutin cuci tangan secara bersih
c. Terapkan etika batuk dan bersin yang benar
d. Himbau karabat yang sakit untuk beristirahat di rumah
e. Perhatikan peringatan perjalanan (travel warning) dari pemerintah
sebelum melakukan perjalanan dinas ke luar negeri
f. Jika COVID-19 telah menyebar di lingkungan sekitar, mereka yang
mengalami batuk/demam ringan harus tinggal di rumah
g. Upaya untuk melakukan teleworking (mobile/remote working).
7. Cara Penularan COVID-19
Menurut WHO, (2020) virus corona menyebar melalui:
a. Percikan air liur pengidap (batuk dan bersin)
b. Menyentuh tangan wajah orang yang terinfeksi
11

c. Menyentuh mata, hidung atau mulut setelah memegang barang yang


terkena percikan air liur pengidap virus corona
d. Tinja atau feses (jarang terjadi)
8. Dampak Dari Pandemik COVID-19
Dampak negatif dari COVID-19 menurut WHO, (2020) :
a. Perekonomian di seluruh dunia menurun
b. Kepanikan belanja dan kelangkaan barang
c. Tenaga medis mengalami kelelahan fisik dan mental
d. Perubahan dalam berinteraksi dan bersosialisasi
e. Penurunan pengguna transportasi umum
f. Peningkatan transaksi non tunai.
Dampak positif dari COVID-19 menurut WHO, (2020) :
a. Kesadaran masyarakat akan pola hidup bersih dan sehat meningkat
b. Langit cerah, polusi berkurang
c. Semakin dekat dengan keluarga
d. Lebih memanfaatkan waktu kebersamaan....

B. Vaksinasi
1. Sejarah Vaksin
Menurut Mandal, penemuan vaksin merupakan penemuan yang
sangat penting dan berarti di dunia kesehatan. Selama paruh terakhir abad
ke-20, semua penyakit yang dulunya umum dijumpai di dunia berubah
menjadi langka sejak ditemukannya vaksin (Mandal, 2012)
Vaksin pertama yang dikembangkan adalah vaksin cacar oleh Edward
Jenner, dokter dari Inggris di Berkeley. Ia menemukan bahwa orang yang
minum susu dari sapi cacar relatif kebal terhadap penyakit cacar. Dia
mengambil eksudat dan sekresi dari sapi yang terkena cacar dan
dimasukkan ke dalam tubuh laki-laki berusia 8 tahun bernama James Phipps
pada 14 Mei 1796, dan dari hasil yang dilakukan efektif karena anak laki-laki
tersebut tidak mengidap penyakit cacar karena sudah di vaksinasi. Jenner
mempublikasikan penemuannya pada tahun 1798 dan vaksinasi segera
diterima (Mandal, 2012:4)
Louis Pasteur mengembangkan penemuan Jenner dengan
mengembangkan vaksin rabies (sekarang disebut antitoxin). Dan di abad ke-
19, undang-undang wajib vaksinasi disahkan. Keberhasilan mereka dalam
12

mencegah penyakit seperti polio dan campak mengubah sejarah Kedokteran


(Mandal, 2012 )
Pada tahun 1967, WHO mempelopori kampanye imunisasi besar-
besaran terhadap cacar. Dalam sepuluh tahun, penyakit ini sudah
divaksinasi. Vaksin polio yang pernah beredar luas di hampir setiap wilayah
di dunia, sekarang hanya ada di beberapa negara, tanpa ada kasus yang
didiagnosis di Amerika Serikat sejak 1979. Campak, gondong, rubella, difteri,
dan pertusis berkurang dari epidemi yang menakutkan menjadi wabah
langka dalam beberapa decade (Mandal, 2012:)
Kata Vaksin berasal dari istilah latin Variolae vaksin cinae (cacar sapi).
Pada tahun 1798 Edward Jenner menunjukan bahwa vaksin tersebut bisa
mencegah cacar pada manusia. Vaksin merupakan produk biologis yang
dihasilkan dari mikroorganisme hidup, dan meningkatkan kekebalan
terhadap penyakit baik 8 mencegah atau mengobati penyakit. Vaksin
diberikan dalam bentuk cair, baik suntikan, bahkan melalui mulut (Plotkin,
2013).
Vaksinasi berasal dari kata “vaccine” yaitu zat yang dapat merangsang
timbulnya kekebalan aktif seperti BCG, Polio, DPT, Kepatitis B, dan lain-lain.
Vaksin juga menghasilkan sistem kekebalan tubuh terhadap penyakit atau
virus baik secara oral maupun injeksi (Sunarti, 2012)
2. Pengelolaan Vaksin
Pengelolaan vaksin adalah pengelolaan sesuai dengan prosedur untuk
menjaga vaksin agar tersimpan pada suhu dan kondisi yang di tetapkan,
sesuai dengan WHO dan persyaratan dari Badan Pengawasan Obat dan
Makanan. (Kemenkes RI, 2013) :
a. Pengiriman dan Permintaan Vaksin
Pada proses distribusi vaksin dari pusat sampai pada ketingkat
pelayanan, harus mempertahankan kualitas vaksin agar tetap tinggi
dan dapat memberikan kekebalan yang optimal
Permintaan dan Pengiriman pada tingkat Kabupaten/Kota:
1) Merupakan tanggung jawab Pemerintah Daerah dengan cara
diantar oleh provinsi atau diambil oleh kabupaten/kota
2) Dilakukan atas dasar permintaan resmi dari dinas kesehatan
kab/kota dengan mempertimbangkan stok maksimum dan daya
tampung tempat penyimpanan.
13

3) Pada pengiriman menggunakan cold box disertai alat penahan


suhu berupa cold pack.
4) Dalam pengiriman harus disertai dokumen berupa VAR (Vaccine
Arrival Report) yang mencantumkan seluruh vaksin, dan SBBK
(Surat Bukti Barang Keluar) 5) Pengepakan sensitif beku harus
dilengkapi indikator pembekuan
b. Penerimaan Vaksin
Dalam penerimaan vaksin yang harus dilakukan pada saat
penerimaan yaitu: Penerimaan vaksin pada tingkat kab/kota:
1) Jumlah dan jenis vaksin yang diterima harus sama yang tertera
SP (Surat Pesanan) vaksin
2) VVM (Vaccine Vial Monitor) yang diterima harus pada kondisi A
atau B
3) Periksa dan catat kondisi VVM pada vial vaksin pada formulir
VAR
4) Mencatat jumlah, no batch, tanggal kadaluarsa vaksin ke dalam
buku stok vaksin
5) Penerimaan vaksin di kab/kota dilakukan oleh pengelola obat,
diketahui kepala dinas kesehatan kab/kota yang ditunjuk
(Kemenkes RI, 2013)
c. Penyimpanan Vaksin
Tujuan penyimpanan vaksin adalah agar mutu dapat
dipertahankan /tidak kehilangan potensi, aman/tidak hilang, dan
terhindar dari kerusakan fisik.
Sarana yang harus disediakan dalam penyimpanan vaksin pada
tingkat kab/kota:
1) Cold room.
2) Freezer
3) Lemari es
4) Cold box.
5) Vaccine carrier.
6) Generator.
d. Pendistribusian Vaksin
Pendistribusian vaksin pada tingkat kab/kota:
1) Pada VVM vaksin dalam kondisi B dikeluarkan terlebih dahulu.
14

VVM adalah pemantau vaksin berupa label bergambar yang


diletakan pada botol vaksin untuk mencatat paparan panas
kumulatif yang berlebihan.
2) Vaksin yang mempunyai kadaluarsa yang mendekati expire/
hampir habis dikeluarkan lebih dulu, dengan sistem FEFO (First
Expired First Out)
3) Vaksin yang masuk lebih dulu dikeluarkan lebih awal dengan
sistem FIFO (First in First Out) (Kemenkes RI, 2013)
C. Protokol kesehatan
1. Menggunakan masker
Masker adalah salah satu Alat Pelindung Diri (APD) yang digunakan
untuk melindungi mulut, hidung, dan wajah dari pathogen yang ditularkan
melalui udara (airborne), droplet, maupun percikan cairan tubuh yang
terinfeksi (Basri, 2016). Penggunaan masker medis adalah salah satu
langkah pencegahan yang dapat membatasi penyebaran penyakit saluran
pernapasan tertentu yang diakibatkan oleh virus, termasuk Covid-19
(WHO, 2020). Penggunaan masker memang terbukti efektif mampu
menekan penyebaran Covid-19 bila diimbangi juga dengan melaksanakan
protokol kesehatan lainnya seperti, rajin mencuci tangan dengan sabun
dan air mengalir serta jaga jarak dengan orang lain (Yulianto, 2020).
Menurut Yulianto (2020), penggunaan masker wajib digunakan oleh
tenaga kesehatan, orang yang sedang sakit, orang yang merawat orang
sakit, serta orang sehat yang hendak bepergian untuk kepentingan penting
dan mendesak. Berikut panduan cara menggunakan masker yang tepat,
yaitu :
a. Sebelum memasang masker, cuci tangan terlebih dulu dan
menggunakan sabun dan air mengalir selama minimal 20 detik. Bila
tidak tersedia air mengalir, gunakan cairan pembersih tangan
(dengan kandungan alkohol minimal 60%).
b. Pasang masker hingga menutupi hidung, mulut, sampai dagu.
Pastikan tidak ada sela antara wajah dan masker.
c. Jangan membuka dan menutup masker berulang-ulang saat sedang
digunakan. Jangan menyentuh masker, bila tersentuh, cuci tangan
dengan memakai sabun dan 11 air mengalir selama 20 detik atau bila
15

tidak ada, gunakan cairan pembersih tangan (dengan kandungan


alkohol minimal 60%).
d. Ganti masker yang sudah basah atau lembab dengan masker baru.
Masker medis hanya boleh digunakan sekali. Masker kain dapat
digunakan berulang kali setelah dicuci dengan air bersih dan
detergen.
e. Cara membuka masker adalah dengan melepaskan dari belakang.
Jangan menyentuh bagian depan masker. Buang segera masker
sekali pakai di tempat sampah tertutup atau kantong plastik. Untuk
masker kain, segera cuci dengan detergen lalu dikeringkan.
Pemerintah Republik Indonesia melalui Menteri Kesehatan juga telah
mengeluarkan panduan menggunakan masker dengan benar. Berikut ini
poin-poinnya sebagaimana dikutip dari Surat Edaran Protokol Isolasi Diri
Sendiri dalam Penanganan Covid-19 yang ditandatangani Menkes
Terawan Agus Putranto tanggal 16 Maret 2020. Berikut ini perinciannya :
a. Masker digunakan oleh :
1) Orang dengan gejala pernapasan, misal batuk, bersin atau
kesulitan bernapas. Termasuk ketika mencari pertolongan medis.
2) Orang yang memberikan perawatan kepada individu dengan
gejala pernapasan.
3) Petugas kesehatan, ketika memasuki ruangan dengan pasien
atau merawat seseorang dengan gejala pernapasan.
b. Masker medis tidak diperuntukkan untuk anggota masyarakat umum
yang tidak memiliki gejala penyakit pernapasan. Jika masker
digunakan, langkah yang baik harus diikuti tentang memakai,
melepas, dan membuangnya serta tindakan kebersihan tangan
setelah menggunakannya.
c. Cara penggunaan masker sekali pakai :
1) Pastikan masker menutupi mulut, hidung, dagu dan bagian yang
berwarna berada di bagian depan.
2) Tekan bagian atas masker supaya mengikuti bentuk hidung dan
tarik ke belakang di bagian bawah dagu.
3) Lepaskan masker yang telah digunakan dengan hanya
memegang tali dan langsung buang ke tempat sampah tertutup.
16

Cuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir atau hand


sanitizer setelah membuang masker yang telah digunakan.
4) Hindari menyentuh masker saat menggunakannya.
5) Jangan gunakan kembali masker sekali pakai. Ganti secara rutin
apabila kotor atau basah.
2. Mencuci tangan
Virus corona menular melalui droplet, yaitu cairan atau cipratan liur
yang dikeluarkan seseorang dari hidung atau mulut saat bersin, batuk,
bahkan berbicara. Droplet ukurannya yang kecil dan ringan dapat
menyebar diperkirakan sejauh 1 hingga 2 meter, kemudian jatuh sesuai
dengan hukum gravitasi. Droplet yang berisi virus ini jatuh diatas
permukaan benda mati, maka benda tersebut akan terkontaminasi dan
berpotensi menyebarkan infeksi.
Tangan apabila tanpa sengaja menyentuh fomite, virus akan
menempel, kemudian ketika tangan yang sudah terkontaminasi menyentuh
wajah, virus akan lebih mudah masuk ke tubuh kita melalui mukosa mulut,
hidung, ataupun mata (Ais, 2020). Mencuci tangan secara rutin dan
menyeluruh dengan durasi minimal 20 detik menggunakan sabun dan air
bersih mengalir. Setelah itu, keringkan tangan menggunakan kain yang
bersih atau tisu (Anies, 2020).
3. Menjaga jarak
Menjaga jarak setidaknya 1 meter dari orang lain. Jarak yang terlalu
dekat memungkinkan dapat menghirup tetesan air dan hidung atau mulut
orang yang mungkin terinfeksi Covid-19 ketika seseorang itu bersin atau
batuk (Santika, 2020). Cara ini memang bukanlah satu-satunya dan yang
paling efektif, namun perlu dilakukan untuk menghambat pertumbuhan
virus corona yang sangat pesat sampai ditemukannya vaksin (Delfirman,
dkk, 2020).
4. Menjauhi kerumunan
Kita semua diminta untuk menjauhi kerumunan saat berada di luar
rumah. Semakin banyak dan sering kita bertemu dengan orang lain,
kemungkinan terinfeksi virus corona bisa semakin tinggi (Anastasia, 2021).
Hindari berkumpul dengan teman dan keluarga, termasuk
berkunjung/bersilaturahmi tatap muka dan menunda kegiatan bersama
(Kandari & Ohorella, 2020).
17

5. Mengurangi mobilitas
Bila tidak ada kepentingan yang mendesak, tetaplah untuk berada di
dalam rumah. Meski tubuh kita dalam keadaan sehat dan tidak ada gejala
penyakit, belum tentu saat pulang ke rumah dengan keadaan yang masih
sama (Anastasia, 2021). Menurut Kemenkes RI tahun 2020, dalam jurnal
(Kandari & Ohorella, 2020) menyatakan untuk sementara waktu sebaiknya
tetap di rumah dan melaksanakan ibadah di rumah

D. Kepatuhan
1. Definisi kepatuhan
Kepatuhan berasal dari kata patuh. Menurut KBBI (Kamus Besar
Bahasa Indonesia), patuh berarti suka menurut perintah, taat kepada
perintah, aturan, dan berdisiplin (Waskito, 2012). Kepatuhan merupakan
sikap atau ketaatan untuk memenuhi anjuran petugas kesehatan tanpa
dipaksa untuk melakukan tindakan (Fandinata & Ernawati, 2020). Menurut
Purwati & Amin (2016), kepatuhan adalah memenuhi permintaan orang
lain, didefinisikan sebagai suatu tindakan atau perbuatan yang dilakukan
berdasarkan keinginan orang lain atau melakukan apa apa yang diminta
oleh orang lain.
2. Pengukuran kepatuhan
Menurut Alimul Hidayat (2011), skala likert adalah skala pengukuran
yang dikembangkan oleh Likert pada tahun 1932. Skala likert mempunyai
empat atau lebih butir-butir pertanyaan yang dikombinasikan sehingga
membentuk sebuah skor/nilai yang merepresentasikan sifat individu,
misalkan pengetahuan, sikap, dan perilaku. Beberapa bentuk jawaban
pertanyaan atau pernyataan yang masuk dalam kategori skala likert adalah
sebagai berikut seperti tabel 2.1 :
Tabel 2.1 Pengukuran kepatuhan menurut skala likert

Pernyataan Positif Nilai Pernyataan Negatif Nilai

Sangat patuh SP 5 Sangat patuh SP 1

Patuh P 4 Patuh CP 2

Netral N 3 Netral N 3
18

Tidak patuh TP 2 Tidak patuh TP 4

Sangat tidak patuh STP 1 Sangat tidak patuh STP 5

Sumber : Metode Penelitian Keperawatan , V. Wiratna Sujarweni, 2014


Cara interpretasi dapat berdasarkan persentase sebagaimana berikut
ini :
a. Angka : 0 - 20% : Sangat tidak patuh (sangat tidak baik)
b. Angka : 21 - 40% : Tidak patuh (tidak baik)
c. Angka : 41 - 60% : Netral
d. Angka : 61 - 80% : Patuh (baik)
e. Angka : 81 - 100% : Sangat patuh (sangat baik)
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan
Menurut Afriant & Rahmiati (2021), faktor yang mempengaruhi
kepatuhan, yaitu adalah :
a. Usia
Menurut Afriant & Rahmiati (2021), yang menyatakan bahwa
usia berhubungan dengan tingkat kepatuhan, meskipun terkadang
usia bukan menjadi penyebab ketidakpatuhan namun semakin tua
usia pasien maka akan semakin menurun daya ingat, pendengaran,
dan penglihatan, sehingga pasien lansia menjadi tidak patuh.
b. Jenis kelamin
Menurut Wiranti, dkk, (2020), perempuan memiliki sifat penuh
kasih sayang, merasa bertanggung jawab terhadap kesejahteraan
orang di sekitarnya, serta lembut. Sementara laki-laki cenderung
memiliki sifat agresif, senang berpetualang, kasar, suka keleluasaan
dan lebih berani mengambil risiko. Dalam konteks ini risiko yang ada
salah satunya yaitu risiko tertular Covid-19. Sehingga adanya
perbedaan sifat ini dapat menyebabkan perempuan cenderung lebih
takut untuk melanggar peraturan.
c. Pendidikan
Menurut teori S. Nasution, tingkat pendidikan mempengaruhi
tinggi rendahnya pengetahuan seseorang. Sehingga pendidikan
memang memiliki peran penting dalam pembentukan perilaku. Dapat
diartikan bahwa tingkat pendidikan akan membentuk pengetahuan
19

seseorang yang kemudian akan meningkatkan perilaku patuh


terhadap 5M pencegahan Covid-19 (Wiranti, dkk, 2020).

d. Pekerjaan
Dapat dikatakan bahwa, selama bekerja responden akan
cenderung mentaati protokol kesehatan di lingkungan kerja. Setiap
lingkungan kerja/kantor telah dihimbau oleh pemerintah agar
menerapkan kebijakan selalu melakukan protokol kesehatan dalam
segala kegiatan ekonomi di lingkungan kerja yang harus ditaati oleh
seluruh pekerja/karyawannya (Riyadi & Larasaty, 2020)

E. perawat
1. Pengertian
Perawat merupakan bagian primer dari tenaga kesehatan, karena
perawat memiliki kontak langsung selama 24 jam dengan pasien untuk
melakukan pelayanan keperawatan (Purwandari, 2015).
Pengertian Perawat adalah orang yang mengasuh dan merawat
orang lain yang mengalami masalah kesehatan. Namun pada
perkembangannya, pengertian perawat semakin meluas. Pada saat ini,
pengertian perawat merujuk pada posisinya sebagai bagian dari tenaga
kesehatan yang memberikan pelayanan kepada masyarakat secara
profesional (Nisya, 2013).
Menurut Hidayat (2011) perawat dalam menjalankan perannya memiliki
fungsi antara lain:
a. Fungsi Dependen
Merupakan fungsi dimana perawat dalam melakukan tugasnya
dilakukan secara sendiri dengan keputusa sendiri dalam melakukan
tindakan dalam rangka memenuhi kebutuhan dasar manusia seperti
pemberian oksigenasi, pemenuhan kebutuhan nutrisi dan lain-lain.
Merupakan fungsi perawat dalam pelaksanaan tugasnya adalah
instruksi atau limpahan dari perawat lain seperti yang dilakukan
oleh perawat spesiasis kepada perawat umum, atau dari perawat
primer ke perawat pelaksana.
b. Fungsi Interpenden
20

Merupakan fungsi perawat yang dilakukan dalam suatu


kelompok tim yang bersifat saling ketergantungan diantara satu tim
dengan lainnya. Perawat dalam melakukan kolaborasi dengan
tenaga medis lain atau di dalam kelompok dalam melaksanakan
asuhan keperawatan. Contohnya dokter dalam memberikan tindakan
pengobatan bekerja sama dengan perawat dalam pemantauan reaksi
obat yang telah diberikan.
Peran perawat antara lain sebagai pemberi asuhan
keperawatan, advokat klien, edukator, koordinator, kolaborator,
konsultan, pembaharu.
1) Peran perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan
Peran yang dilakukan dengan memperhatikan keadaan
kebutuhan dasar manusia yang dibutuhkan melalui pemberian
pelayanan keperawatan sehingga dapat ditentukan diagnosa
keperawatan agar bisa direncanakan dan dilaksanakan tindakan
yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan dasar manusia, dan
kemudian dapat dievaluasi perkembangannya. Dapat dilakukan
dari sederhana sampai kompleks.
2) Peran sebagai advokat klien
Peran perawat yaitu dengan membantu klien dan
keluarga dengan memberikan berbagai informasi dari
pelayanan keperawatan yang diberikan, mempertahankan dan
melindungi hak-hak pasien, hak informasi atas penyakitnya,
hak atas privasi, dan hak untuk menentukan nasibnya sendiri
dan menerima ganti rugi jika terjadi kelalaian.
3) Peran Edukator
Peran ini dilakukan untuk membantu klien untuk
meningkatkan tingkat pengetahuan tentang kesehatan, gejala
penyakit, dan tindakan yang diberikan, sehingga akan terjadi
perubahan perilaku dari pasien setelah dilakukan pendidikan
kesehatan.
4) Peran Koordinator
Peran perawat dengan mengarahkan, merencanakan
serta mengorganisasi pelayanan kesehatan dari tim kesehatan
21

sehingga pemberi pelayanan dapat sesuai dengan kebutuhan


klien.
5) Peran Kolaborator
Perawat bekerja sama dengan tim kesehatan yang terdiri
dari dokter, fisioterapi, ahli gizi, dan lain-lain untuk
mengidentifikasi pelayanan keperawatan yang memerlukan
diskusi dalam menentukan pelayanan.
6) Peran Konsultan
Sebagai tempat konsultasi terhadap masalah atau
tindakan keperawatan yang tepat untuk diberikan.
7) Peran pembaharu
Peran sebagai pembaharu yaitu mengadakan
perencanaan, kerja sama, perubahan yang sistematis dan
terarah dan sesuai dengan metode pemberian pelayanan
keperawatan.
2. Faktor perwaat setelah di vaksin
Kegiatan ini dilakukan setelah perawat mendapat vaksin. Melalui
informasi diharapkan Perawat setelah di vaksin tetap menjalankan protocol
kesehatan agar tidak terjadi penularan t virus covid 19. Hal ini nanti
perawat akan menjadi ujung tombak dalam menjalalankan protocol
kesehatan.

F. Terapi Berfikir Positif


1. Pengertian
Terapi berfikir positif adalah sebagai tindakan pikiran seseorang
menghasilkan pemikiran, pemikiran bisa negatif bisa positif. Orang yang
berpikir negatif memiliki sifat pesimis, sementara orang yang berpikir positif
bersifat optimis (Ahmad Rusydi, 2012) Sedangkan berpikir positif akan
menjadikan individu lebih optimis menjalani hidup dan memudahkan individu
untuk beraktivitas dengan baik (Ahmad Rusydi, 2012:).Positive thingking
(berpikir positif) adalah suatu aplikasi langsung yang praktis dari teknik
spiritual untuk mengatasi kekalahan dan memenangkan kepercayaan,
keberhasilan, dan kesenangan
Berpikir positif merupakan satu kesatuan yang terdiri tiga komponen,
yaitu muatan pikiran, penggunaan pikiran danpengawasan pikiran. Berpikir
22

posiif merupakan suatu pemikiran yang membawa langkah seseorang


menuju kesuksesan dalam hidupnya, karena segala sesuatu yang dilakukan
dengan berpikir positif akan menghasilkan hal yang positif juga, sehingga
berpikir positif sangat dianjurkan dalam agama Islam. Adapun aspek berpikir
positif atau husn al-zhann dalam slam terdiri dari dua aspek, yaitu
berprasangka baik kepada Allah (husn al-zhann bi Allah) dan berprasangka
baik kepada sesama manusia (husn al-zhann bi al-mu’minin). Dalam ajaran
Islam mengenai berprasangka baik kepada Allah banyak dijelaskan dalam
Hadis,.
2. Tujuan Berpikir Positif
Pikiran positif bertujuan untuk menghasilkan kinerja yang optimal dan
hubungan yang harmonis antara kita dengan orang lain. Selain itu dengan
berpikir positif pada Allah SWT kita akan diliputi kebaikan dan kebahagiaan.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan dari berpikir
positif adalah agar manusia mencapai kebahagiaan dan kesuksesan dalam
melakukan segala hal. Orang-orang yang berpikir positif tidak akan pernah
menyerah dalam mengahadapi segala rintangan yang dihadapi. Berpikir
positif semua yang sulit menjadi mudah. Dengan kata lain berpikir positif
membentuk karakter yang positif pula. (Ahmad Rusydi, 2012)
3. Pentingnya Berpikir Positif
Pikiran merupakan landasan atau penggerak tubuh manusia dalam
berperilaku dan bertutur kata, karena tubuh merespons perintah dari otak,
sehingga pikiran memiliki peran penting dalam kehidupan manusia.
Penjelasan mengenai pentingnya berpikir positif adalah sebagai beriukut:
(Ahmad Rusydi, 2012).
a. Meningkatkan kesehatan jiwa dan raga
b. Melemahkan gen yang berpotensi menimbulkan penyakit
c. Lebih percaya diri dan siap menjalani kehidupan
d. Tidak mudah putus asa dan lebih tegar
e. Membangun rasa toleransi dan empati
f. Membentuk jiwa yang optimis dan pantang menyerah
g. Menjadikan hidup terasa ringan dan rileks
4. Manfaat Berpikir Positif
a. Penelitian oleh Brissette menemukan bahwa berpikir positif membuat
individu mampu bertahan dalam situasai yang rawan distress.
23

b. Penelitian oleh Fordyce juga menemukan bahwa kondisi psikologis yang


positif pada diri individu dapat meningkatkan kemampuan untuk
menyelesaikan beragam masalah dan tugas.
c. Penelitian oleh Hill dan Ritt menemukan bahwa berpikir positif juga
membantu seseorang dalam memberikan sugesti positif pada diri saat
menghadapi kegagalan, saat berperilaku tertentu, dan memunculkan
motivasi dalam diri seseorang (Aswendo dkk, 2010).
5. Strategi Berpikir Positif
Langkah-langkah dalam mencapai diri agar mampu berpikir positif
adalah dengan cara sebagai berikut:
a. Mulailah berpikir positif terhadap diri sendiri.
Satu hal yang amat penting dengan cara pandang adalah tetap
berpikir positif terhadap diri sendiri. Cara agar bisa berpikir positif
terhadap diri sendiri adalah dengan membangkitakan motivasi diri,
mengenali diri sendiri, jangan terlalu memaksakan diri, menggantikan
pikiran negatif dengan pikiran yang lebih konstruktif, membuang
informasi negatif, fokus terhadap hal-hal yang positif, melakukan hal-hal
yang positif (Cahyo Satria, 2011:).
b. Berpikir positif terhadap orang lain.
Langkah mencapai berpikir positif terhaap orang lain adalah
memulai dengan melihat orang lain dari sisi positifnya dan menerima sisi
negatifnya sebagai pelajaran dalam kehidupan, singga akan menuntun
seseorang tidak akan berprasangka buruk, menggunjingkan desas-
desus negatif dan menduga-duga yang jahat tentang orang lain.
Selanjutnya langkah kedua adalah selalu memaafkan kesalahan orang
lain (Cahyo Satria, 2011: 83-89)
c. Berpikir positif terhadap waktu
Berkaitan dengan waktu bukanlah soal apa yang terjadi namun
tindakan apa yang akan dilakukan, waktu yang dimaksud disini adalah
masa lalu, sekarang, dan masa depan yaitu dengan menyikapi masa
lalu dengan positif kemudian mengambil tindakan di masa sekarang
untuk menyogsong masa depan, kebaikan atau musibah, keduanya
menjadi lahan bagi kita untuk mendapatkan pahala dari Tuhan (Cahyo
Satria, 2011).
d. jadilah tuan dari hati dan pikiran
24

Pada dasarnya, kenyamanan atau ketidak nyamanan perasaan


seseorang adalah masalah pilihan. Seseorang dengan sadar
memilihnya karena kendali sepenuhnya ada pada pada dirinya sendiri.
Oleh karena itu, pikiran haruslah diperkuat dengan cara memasukkan
hal-hal yang positif secara terus menerus (Cahyo Satria, 2011).

e. Memahami makna puas dan Bahagia


Bahagia adalah sebuah pilihan. Setiap orang bebas untuk memilih
bahagia atau tidak, maka yang harus dilakukan adalah mengizinkan
pikiran-pikiran positif mengisi pikirannya, apapun yang ditanamkan
dalam pikiran maka itu yang akan terjadi, jadi, jika seseorang berpikir
bahagia maka ia akan bahagia (Cahyo Satria, 2011: 101).
6. Ciri-ciri Karakter Berpikir Positif
Ciri yang biasa dimiliki oleh orang-orang yang berpikir positif
diantaranya adalah sebagai berikut (Arifin, 2011:137-140):
1) Melihat masalah sebagai tantangan
2) Menikmati hidup
3) Memiliki pikiran yang terbuka
4) Menghilangkan pikiran negatif ketika terlintas di pikirannya
5) Mensyukuri apa yang dimiliki
6) Tidak mendengar gosip yang tidak jelas
7) Tidak membuat alasan tetapi mengambil tindakan
8) Menggunakan bahasa yang positif
9) Menggunakan bahasa tubuh yang positi
10) Peduli pada citra diri
Dengan demikian dapat disimpulakan bahwa orang - orang yang
memiliki pikiran positif memiliki ciri-ciri yang bersifat positif pula. Orang-orang
yang berpikiran positif memiliki percaya diri, kreativitas, dan jiwa yang kuat.
Selain itu mereka juga pantang menyerah dalam menghadapi masalah serta
rintangan yang ada di hadapannya. Serta masih banyak lagi ciri-ciri positif
yang dimiliki orang-orang berpikiran positif.
7. Langkah-langkah presedur penangkapan pikiran sebagai berikut :
25

1. Tahap Preorientasi
Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.
2. Tahap Orientasi
a. Salam terapeutik.
b. Validasi/evaluasi
1) Menanyakan perasaan klien saat ini.
2) Menanyakan kesiapan klien untuk dilakukan terapi.
c. Melakukan kontrak :
1) Terapis menjelaskan tujuan kegiatan yang akan dilaksanakan.
2) Terapis menjelaskan prosedur terapi sekaligus memperagakan.
d. Memberikan kesempatan pada klien untuk BAB/BAK (jika perlu).
3. Tahap Kerja
a. Anjurkan klien untuk duduk pada kursi yang sudah disediakan.
b. Menanyakan keluhan utama klien dan tanggapi secukupnya
c. Jelaskan, bagaimana kaitan antara pikiran-perasaan dengan
perilaku (perilaku yang ingin dihilangkan)
d. Identifikasi pikiran-pikiran negatif klien dan meminta klien
menjelaskan bagaimana respon klien terhadap perasaan-pikiran
negatif yang ada pada dirinya.
e. Bantu klien mengenali distorsi kognnitifnya. Catat pada lembar yang
tersedia.
f. Sepakati distorsi kognitif yang akan diintervensi, minta respon klien.
4. Tahap Terminasi
a. Evaluasi
1) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti terapi
berpikir positif.
2) Terapis memberikan kesimpulan dan support (telah melakukan
dengan baik).
3) Terapi memberikan pujian atas keberhasilan klien.
b. Rencana Tindak Lanjut
Menganjurkan klien untuk mengidentifikasi keluhan yang belum
disampaikan.
c. Kontrak yang akan datang
1) Menyepakati kegiatan selanjutnya yaitu terapi kognitif perilaku:
uji realitas.
26

2) Menyepakati waktu dan tempat.


d. Salam terapeutik

G. Kerangka Teori

Covid 19
Pemberian vaksin
covid 19

Kepatuhan perawat
setelah di vaksin untuk Komponen kepatuhan :
jalankan protocol  Mencuci tangan
kesehatan  Menjaga jarak
 Menjahui
kerumunan
pikiran yang
Pemberian terapi  Membatasi mobilitas
mengarahkan
berfikir positif
seseorang untuk
melihat sesuatu secara
positif atau dari segi
positifnya yaitu
berprinsip tidak akan
tertular karena sudah
memaki APD yang
lengkaP.

Modifikasi : Ahmad Rusydi, 2012, , V. Wiratna Sujarweni, 2014

Keterangan :

Di Teliti

Tidak Di Teliti
.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Variabel Penelitian
Variabel penelitian merupakan suatu atribut atau suatu nilai dari
orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulan. Menurut
Notoatmodjo (2012) pengertian variabel bebas,
1. Variabel bebas (Independent Variabel)
Menurut Notoatmodjo (2012) disebut juga variabel sebab atau variabel
yang mempengaruhi variabel terikat.
Variabel bebas (indenpendent) pada penelitian ini adalah Terapi
Berfikir Positif
2. Variabel Terikat (Dependent Variabel)
Menurut Notoatmodjo (2012) disebut variabel tergantung dikarenakan
variabel ini di pengaruhi oleh variabel bebas (Independent).
Variabel terikat (dependent) dalam penelitian ini adalah Kepatuhan
Perawat Dalam Mematuhi Protocol Kesehatan pasca Dilakukan
Vaksinasi Covid 19 di RSU PKU Muhammadiyah Gubug Tahun 2021

B. Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan kesimpulan teoritis yang masih harus dibuktikan
kebenarannya melalui analisis terhadap bukti-bukti empiris.
Hipotesis pada penelitian ini adalah:
1. Hipotesa penelitian (Ha) diterima jika p value ≤ 0,05, hal ini berarti
ada Pengaruh Terapi Berfikir Positif Terhadap Kepatuhan Perawat
Dalam Mematuhi Protocol Kesehatan pasca Dilakukan Vaksinasi
Covid 19 di RSU PKU Muhammadiyah Gubug Tahun 2021.
2. Hipotesa penelitian (Ho) diterima jika p value > 0,05, hal ini berarti
tidak ada Pengaruh Terapi Berfikir Positif Terhadap Kepatuhan
Perawat Dalam Mematuhi Protocol Kesehatan pasca Dilakukan
Vaksinasi Covid 19 di RSU PKU Muhammadiyah Gubug Tahun
2021

27
28

C. Kerangka Konsep Penelitian


Dalam penelitian ini penulis menggambarkan kerangka konsep
sebagai berikut :
Variabel Independen Variabel Dependen
Kepatuhan Perawat Dalam Mematuhi
Terapi Berfikir Positif
Protocol Kesehatan pasca Dilakukan
Vaksinasi Covid 19 di RSU PKU
Muhammadiyah Gubug Tahun 2021

Bagan 3.1 kerangka konsep


D. Rancangan Penelitian
1. Jenis dan desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu (Quasy
experimental). Dalam penelitian ini menggunakan desain penelitian
pre-test and post-test non equivalent control grup atau satu kelompok
dilakukan intervensi sesuai dengan metode yang dikehendaki,
kelompok lainnya dilakukan sebagai kelompok control. Desain
penelitian dalam penelitian ini dapat diilustrasikan sebagai berikut:
Bentuk rancangan ini adalah sebagai berikut :
R O1 x1 O2
R O3 x2 O4
(Sugiyono, 2010)

Keterangan:
R : Kelompok Eksperimen dan kontrol diambil secara random
O1 O3 : Kedua kelompok tersebut diobservasi dengan pre test.
O2 : Perubahan Kepatuhan Perawat Dalam Mematuhi Protocol
Kesehatan pasca Dilakukan Vaksinasi Covid 19 yang telah
dilakukan Terapi Berfikir Positif
O4 : Perubahan Kepatuhan Perawat Dalam Mematuhi Protocol
Kesehatan pasca Dilakukan Vaksinasi Covid 19 yang yang
dilakukan penkes dalam pada kelompok kontrol.
X :Treatment kelompok atau sebagai kelompok eksperimen
diberi treatment Terapi Berfikir Positif Sedangkan kelompok
bawah atau kelompok kontrol diberi treatment penkes.
X1 : Terapi Berfikir Positif
X2 : penkes
2. Pendekatan Waktu Pengumpulan Data
29

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah


pendekatan longitudinal adalah salah satu jenis penelitian sosial yang
membandingkan perubahan subjek penelitian setelah periode waktu
tertentu. Penelitian jenis ini sengaja digunakan untuk penelitian
jangka panjang, karena memakan waktu yang lama. Pada penelitian
ini, pemberian Terapi Berfikir Positif Terhadap Kepatuhan Perawat
Dalam Mematuhi Protocol Kesehatan pasca Dilakukan Vaksinasi
Covid 19 di RSU PKU Muhammadiyah Gubug Tahun 2021dilakukan
dalam waktu berbeda dan pada hari yang berbeda.
3. Jenis dan Metode Pengumpulan Data
a. Jenis Data
Tehnik pengumpulan data sangat mempengaruhi kualitas
data hasil penelitian. Tehnik pengumpulan data adalah ketepatan
cara- cara yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian.
Dilihat dari sumber datanya, maka pengumpulan data
dapat menggunakan 2 sumber data yaitu:
1.) Data Primer
Data primer adalah data yang secara langsung
diambil dari objek penelitian oleh peneliti perorangan atau
organisasi. Data primer diperoleh dengan melakukan
observasi kepada responden saat penelitian untuk
mengambil data.
Data primer dari penelitian ini didapatkan secara
langsung dengan cara melakukan intervensi Terhadap
Pengaruh Terapi Berfikir Positif Terhadap Kepatuhan
Perawat Dalam Mematuhi Protocol Kesehatan pasca
Dilakukan Vaksinasi Covid 19 di RSU PKU
Muhammadiyah Gubug Tahun 2021.
2.) Data Sekunder
Data sekunder yaitu data yang didapat tidak secara
langsung dari objek penelitian Data sekunder dari
penelitian ini didapatkan dari pendokumentasian yang
telah dilakukan oleh pihak rumah sakit yang dituangkan
kedalam berkas rekam medik pasien.
b. Metode Pengumpulan Data
30

Cara pengumpulan data pada penelitian ini melalui


kuesioner yang diberikan pada responden, dilakukan dengan cara:
1) Pengajuan izin pengambilan data awal kepada ketua
Universitas Muhammadiyah Kudus.
2) Melakukan pendekatan dengan responden di RSU PKU
Muhammadiyag Gubug Tahun 2021
3) Sebelum pengisian kuesioner peneliti memberikan
informasi singkat tentang tujuan dan manfaat penelitian
pada responden.
4) Memberikan inform consent pada responden.
5) Peneliti meminta pada responden yang setuju untuk
mengisi seluruh pertanyaan yang tersedia dalam kuisioner
6) Memberikan ceklist (pre test).
7) responden diberikan Terapi Berfikir Positif Terhadap
8) diberikan ceklist (post test).
4. Populasi Penelitian
Populasi merupakan keseluruhan sumber data yang diperlukan
dalam suatu penelitian. Penentuan sumber data dalam suatu
penelitian sangat penting dan menentukan keakuratan hasil
penelitian (Saryono, 2011).
Populasi dalam penelitian ini adalah perawat RSU PKU
Muhammadiyag Gubug pada bulan januari Tahun 2021 berjumlah 50
responden.
5. Prosedur Sampel dan Sampel Penelitian
a. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki oleh populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari
populasi harus benar-benar mewakili (representatif)) besarnya
sampel dalam penelitian ini dihitung menggunakan rumus Solvin
sebagai berikut (Saryono, 2011):
N
n=
1+ ( N . e 2 )
Keterangan:
n = Jumlah sampel
N = Jumlah populasi
31

e = Standar error (10%)


50 50
n= n= n = 33.3
1+ ( 50.0,12 ) 1,5
Jika terjadi drop out dalam hasil estimesi jumlah sampel
maka peneliti menambahkan 10% untuk penambahan sempel
n ' 33
n' = n= =36
1−f 1−0,1
Dari perhitungan rumus diatas didapatkan dibulatkan menjadi 36
responden. Dari jumlah sampel yang ada kemudian dibagi
menjadi dua kelompok. Jumlah responden pada kelompok
intervensi sebanyak 18 responden dan kelompok kontrol
sebanyak 18 responden.
Pada penelitian ini digunakan kriteria inklusi dan kriteria enklusi.
1) Kriteria Inklusi
Kriteria inklusi adalah karakteristik sampel penelitian yang
dapat dimasukkan atau layak diteliti, antara lain :
a) Perawat Bersedia menjadi responden.
b) Perawat yang sudah di vaksin covid 19
2) Kriteria Eksklusi
Kriteria Eksklusi adalah menghilangkan atau
mengeluarkan subyek yang memenuhi cerita inklusi dari
studi karena berbagai sebab. Kriteria eksklusi penelitian ini
adalah :
a) Perawat yang mengundurkan diri dari penelitian
b. Teknik Sampling
Peneliti menentukan sampel yang terdapat dalam populasi
secara purposive sampling yaitu suatu metode pemilihan sampel
yang dilakukan berdasarkan maksud atau tujuan tertentu yang
dilakukan oleh peneliti. (Dharma, 2011).

6. Definisi Operasional Variabel Penelitian dan Skala Pengukur


32

Tabel 3.1

No Variabel Definisi Pengukuran Hasil Ukur Skala


1 Variabel .Pemberian Buku kerja 1. Dilakukan Nominal
bebas berpikir positif
terapi ke perawat agar
berfikir tidak berfikiran
positif tertular karena
memakai APD
yang lengkap.

2 Variable Merupakan kuisioner Klasifikasi : Ordinal


terikat Perilaku  Sangat tidak
Kepatuhan seorang perawat patuh : 0 -
Perawat dalam mematuhi 20%
Dalam pedoman
 Tidak patuh :
Mematuhi perawatan
Protocol kesehatan untuk 21 - 40% baik)
Kesehatan Mematuhi  Netral: 41 -
pasca Protocol 60%
Dilakukan Kesehatan  Patuh: 61 -
Vaksinasi pasca Dilakukan 80%
Covid 19 Vaksinasi Covid  Sangat patuh :
19.
81 - 100%
≤ 22

7. Instrumen Penelitian dan Cara Penelitian


a. Instrumen Penelitian
Instrumen adalah alat yang digunakan untuk pengumpulan
data (Nursalam, 2013).
1) Inform Consent
2) Karakteristik responden
Karakteristik responden terdiri dari inisial, umur,
pendidikan dan pekerjaan
3) Instrumen pemberian terapi berfikir positif
Terapi berfikir positif menggunakan Buku kerja yaitu
Latihan berpikir positif ini terdiri dari 4 sesi, setiap sesi
dilakukan selama 5-10 menit. Latihan berpikir positif dimulai
dari tahap penangkapan pikiran, uji realitas,penghentian
pikiran, serta penggantian pikiran.
4) Instrument Kepatuhan Perawat Dalam Mematuhi Protocol
Kesehatan pasca Dilakukan Vaksinasi Covid 19
menggunakan kuisioner

Table 3.2 kisi-kisi kuisioner


33

Variabel Parameter No. Jenis J


Item Pertany u
aan m
l
a
h
It
e
m
Kepatuhan Menggunaka 1 Positif 1
5M n
Pencegahan masker
Covid-19 Mencuci 2 Positif 1
Pada tangan
Kepala Menjaga 3 Positif 1
Keluarga jarak
Menjauhi 4 Positif 1
kerumunan
Membatasi 5 Positif 1
mobilitas
Sumber : Metode Penelitian Keperawatan , V. Wiratna Sujarweni, 2014
Cara interpretasi dapat berdasarkan persentase sebagaimana berikut
ini :
 Angka : 0 - 20% : Sangat tidak patuh (sangat tidak baik)
 Angka : 21 - 40% : Tidak patuh (tidak baik)
 Angka : 41 - 60% : Netral
 Angka : 61 - 80% : Patuh (baik)
 Angka : 81 - 100% : Sangat patuh (sangat baik) .
Untuk mendapatkan data yang valid dan reliabel maka
kuesioner tersebut harus diuji validitas dan reabilitas.
a) Validitas
Merupakan ketepatan atau kecermatan pengukuran,
valid artinya alat tersebut mengukur apa yang ingin diukur.
Suatu kuesioner dikatakan valid kalau pertanyaan pada
kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang diukur
oleh kuesioner tersebut. (Setiawan & Saryono, 2010)
Peneliti melakukan uji validitas karena belum ada
standar baku kuisioner untuk penelitian dukungan keluarga.
Uji validitas yang digunakan adalah korelasi product
moment
34

r ❑ ❑ ❑

n=¿
N ∑ XY−

(∑ X )(∑ Y )❑ ❑
¿


❑ ❑ ❑ ❑

( n ∑ X −( ∑ X )

2


)(( n ∑ Y −( ∑ Y )
2


))
2


2

Keterangan :
X : Pertanyaan
Y : Skor Total
XY : Skor Pertanyaan kali Skor Total
N : Jumlah Responden
Uji validitas telah dilaksanakan Di RSUD RA Kartini
jepara dengan jumlah responden N=20 orang dengan
criteria sample yang sudah ditentukan, pada taraf
signifikansi 5% adalah r= 0,444.
b) Uji Reliabilitas kuisioner
Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh
mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat
diandalkan ( NotoaDiabetes mellitusojo, 2010)
Uji reliabilitas dalam penelitian ini dengan internal
consistency ( teknik konsistensi internal ) yaitu melakukan
uji instrument satu kali saja kemudian hasil yang diperoleh
dianalisis dengan teknik tertentu untuk menguji reliabilitas
instrument digunakan rumus koefisien reabilitas Alpha
Cronbanch , dengan rumus :

∑ S21
r 1= { K
( K −1) S 2t }{ }
Keterangan :
r1 : Koefisien reliabilitas yang dicari
K : Banyaknya item soal
∑ S21 : Jumlah varians .
b. Cara penelitian
1) Kelompok ekperimen
Peneliti melakukan pre test dulu selama 5 menit untuk
mengetahui Kepatuhan Perawat Dalam Mematuhi Protocol
Kesehatan pasca Dilakukan Vaksinasi Covid 19 sebelum
35

dilakukan Terapi Berfikir Positif pada awal penelitian, setelah


itu responden dipandu oleh peneliti dalam melakukan Latihan
berpikir positif ini terdiri dari 4 sesi, setiap sesi dilakukan
selama 5-10 menit selama 1 mingggu. Latihan berpikir positif
dimulai dari tahap penangkapan pikiran, uji realitas,
penghentian pikiran, serta penggantian pikiran. Setelah
selesai, peneliti menghentikan Latihan berpikir positif dan
melakukan post test selama 5 menit untuk mengetahui hasil.
2) Kelompok kontrol
Peneliti melakukan pre test dulu selama 5 menit untuk
mengetahui Kepatuhan Perawat Dalam Mematuhi Protocol
Kesehatan pasca Dilakukan Vaksinasi Covid 19 sebelum
dilakukan penkes pada awal penelitian, setelah itu responden
dipandu oleh peneliti dalam pemberian penkes Setelah
selesai, peneliti melakukan post test selama 5 menit untuk
mengetahui hasil.
8. Teknik Pengolahan Analisa dan Analisis Data
a. Teknik pengolahan data
Setelah data terkumpul, maka proses pengolahan data dapat
dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1) Editing
Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran
data yang diperoleh atau dikumpulkan. Editing dapat
dilakukan pada tahap pengumpulan data atau setelah data
terkumpul. Editing dalam penelitian ini meliputi karakteristik
responden
2) Coding
Coding merupakan kegiatan pemberian kode pada data.
3) Data entry
Data entry adalah kegiatan memasukkan data yang telah
dikumpulkan kedalam master table atau database komputer.
Kemudian membuat distribusi frekuensi sederhana atau
dengan membuat tabel kontingesti.
4) Cleaning
36

Cleaning merupakan kegiatan pengecekan kembali data yang


dimasukkan dilakukan bila terdapat kesalahan dalam
memasukkan data yaitu dengan melihat distribusi frekuensi
dari variabel-variabel yang diteliti prosedur pengumpulan data.

b. Analisis Data
1) Analisis Univariat
Analisa data numerik, data yang telah selesai dikumpulkan
disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi dan presentase
analisis data menggunakan program komputer.
2) Analisis Bivariat
Analisis bivariat yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
menghitung Kepatuhan Perawat Dalam Mematuhi Protocol
Kesehatan pasca Dilakukan Vaksinasi Covid 19 sebelum dan
sesudah diberikan terapi berfikir positif
Dalam penelitian ini data tidak berdistribusi normal ( p < 0,05)
maka digunakan uji Wilcoxon Signed Ranks Test.
Kriteria uji :
a) Hipotesa penelitian (Ha) diterima jika p value ≤ 0,05, hal ini
berarti ada Pengaruh Terapi Berfikir Positif Terhadap
Kepatuhan Perawat Dalam Mematuhi Protocol Kesehatan
pasca Dilakukan Vaksinasi Covid 19 di RSU PKU
Muhammadiyag Gubug Tahun 2021.
b) Hipotesa penelitian (Ha) ditolak jika p value > 0,05, hal ini
berarti tidak ada Pengaruh Terapi Berfikir Positif Terhadap
Kepatuhan Perawat Dalam Mematuhi Protocol Kesehatan
pasca Dilakukan Vaksinasi Covid 19 di RSU PKU
Muhammadiyag Gubug Tahun 2021
9. Etika Penelitian
Menurut Alimul, (2011) masalah etika penelitian keperawatan
merupakan masalah yang sangat penting mengingat penelitian
keperawatan berhubungan langsung dengan manusia. Maka segi
etika penelitian harus diperhatikan adalah sebagai berikut:
a. Lembar Persetujuan (Informed Consent)
37

Informed Consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti


dengan memberikan lembar persetujuan. Informed Consent
tersebut diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan
memberikan lembar persetujuan untuk menjadi responden.
Tujuan Informed Consent adalah agar responden mengerti
maksud dan tujuan penelitian dan mengetahui dampaknya.
b. Tanpa Nama (Anonomity)
Masalah etika merupakan masalah yang memberikan jaminan
dalam penggunaan subyek penelitian dengan cara tidak
memberikan dan mencantumkan nama responden pada lembar
alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan
data atau hasil penelitian yang akan disajikan.
c. Kerahasiaan (Confidentiality)
Masalah ini merupakan masalah etika dengan memberikan
jaminan kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun
masalah-masalah lainnya.
d. Menjamin Keamanan Responden
Peneliti memberikan kesempatan kepada responden untuk
menyampaikan ketidaknyamanan dan tidak melanjutkan
penelitian apabila konseling diit protein membahayakan atau
tidak aman untuk keselamatan dan kesehatan responden.
e. Bertindak Adil
Bertindak adil merupakan prinsip etik yang diberikan kepada tiap
responden. Dalam penelitian ini tidak ada perbedaan dalam
memberikan perlakuann

E. Jadwal Penelitian
Terlampir
20

DAFTAR PUSTAKA

A, Aziz, Hidayat. (2011). Metode penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis


Data. Jakarta: Salemba Medika

Akhmad Mukhlis. (2013). Berpikir Positif Pada Ketidakpuasan Terhadap Citra


Tubuh (Body Image Dissatisfaction). Jurnal Psikoislamika, Vol.10, No. 1.
Malang.

Ahmad Rusydi, “Husn Al-Zhann: Konsep Berpikir Positif Dalam Perspektif


Psikologi Islam Dan Manfaatnya Bagi Kesehatan Mental,” Skripsi. Jakarta:
Fakultas Psikologi Islam Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah.

Arifin, Yanuar. 2011. 100% bisa Selalu Berpikir Positif. Jogjakarta:DIVA Press

Cahyati, Imah. ”Konsep Berpikir Positif dalam Buku Terapi Berpikir Positif Karya
Dr. Ibrahim Elfiky dan Relevansinya dengan Pembentukan Karakter
Muslim”. Skripsi. 2017

Dharma, Kusuma Kelana (2011), Metodologi Penelitian Keperawatan : Panduan


Melaksanakan dan Menerapkan Hasil Penelitian, Jakarta, Trans InfoMedia

Dwitantyanov, Aswendo, dkk. (tth). Pengaruh Pelatihan Berpikir Positif pada


Efikasi Diri Akademik Mahasiswa (Studi Eksperimen pada Mahasiswa
Fakultas Psikologi Undip Semarang. Semarang: Jurnal Psikologi
Universitas Diponegoro

Eljedi, A. and Dalo, S. (2014) ‘Compliance with the national palestinian infection
prevention and control protocol at governmental paediatric hospitals in
gaza governorates.’, Sultan Qaboos University medical journal. Sultan
Qaboos University, 14(3), pp. e375-81. Available at:
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/25097774 (Accessed: 2 May 2018)

Elfiky, Ibrahim. 2013. Terapi Berpikir Positif. Jakarta: Zaman

Ilmar, A. (2020). Memahami Kebijakan Pemerintah dalam Menangani Covid-19.


Phinatama Media

Kementerian kesehatan RI. INFODATIN Pusat Data dan Informasi Kemeterian


Kesehatan RI Situasi Kesehatan Remaja. 2015.

Kurniawati. (2014). Aplikasi Penerapan Helath Model. Jurnal Kesmas Indonesia,


3(4).

Mardiatno, Djati. 2018. Potensi Sumber Daya Pesisir Kabupaten Jepara.


Jogjakarta: UGM Press
21

Nisya Rifiani dan Hartanti Sulihandari, (2013). “Prinsip-Prinsip Dasar


Keperawatan” Cetakan 1. Jakarta: Dunia cerdas.

Notoatmodjo . 2012. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta

Nursalam. 2013. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pendekatan Praktis :


Jakarta : SalembaMedika

Nur Kholidah, Enik & Asmadi Alsa. (2012). Berpikir positif untuk menurunkan
stres psikologi. Jurnal Psikologi Volume 39, No.1

Ranuh dkk. Buku Imunisasi di Indonesia. Jakarta : Satgas Imunisasi IDAI, 2011

Saryono. (2011). Metodologi penelitian keperawatan. Purwokerto: UPT.


Percetakan dan Penerbitan UNSOED.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, kualitatif,


dan R&D. Bandung: Alfabeta

Tricahyono, Purwandari, dan Hakim (2015). Motivasi Perawat Dalam Pemenuhan


Kebutuhan Spiritual Pada Klien Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Daerah
Balung.

WHO. (2020a). Coronavirus disease 2019 (COVID-19)Situation Report –67.

WHO. (2020b). The World Health Organization declared the coronavirus


outbreak a Global Public Health Emergency. Retrieved from
https://www.worldometers.info/coronavirus/

Wijaya, Callistasia. (2020). Sekolah: Para siswa ‘tertinggal’ secara akademik


karena pandemi Covid-19, orang tua: ‘Saya pilih anak selamat’. Diakses
pada 14 Juni 2020 dari
BBC: https://www.bbc.com/indonesia/amp/indonesia-52661836.
LAMPIRAN
JADWAL PENELITIAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS
TAHUN AKADEMIK 2021

Januari 2021 Februari 2021 Maret 2021 April 2021 Mei 2021 Juni 2021 Juli 2021 Agustus 2021
KEGIATAN I II I II
I II III V I II I V I II III IV I II I IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
PENGUSULAN JUDUL                                                                
SURVEY
PENDAHULUAN
BIMBINGAN BAB I                                                                
BIMBINGAN BAB II                                                                
BIMBINGAN BAB III                                                                
UJIAN PROPOSAL
PENGAMBILAN DATA
PENELITIAN                                                          
PENYUSUNAN HASIL
DAN PEMBAHASAN                                                                
UJIAN SKRIPSI                                                                
REVISI &
PENGUMPULAN
SKRIPSI                                                              
LAMPIRAN
KUISIONER PENELITIAN
a. Umur :
b. Jenis Kelamin :
c. Pendidikan :
d. Pekerjaan
Petunjuk Pengisian :
 Bacalah masing-masing pertanyaan dengan teliti
 Berikan tanda () pada jawaban sesuai dengan kepatuhan 5M yang
sudah anda lakukan (jawaban boleh lebih dari satu)
 Semua pertanyaan dimohon dapat diisi dan tidak ada yang terlewatkan
 Jika ada hal yang kurang jelas silahkan bertanya kepada peneliti
Keterangan :
P = Patuh (jika memilih ke 4 item yang disediakan)
CP = Cukup Patuh (jika memilih 3 dari 4 item yang disediakan)
KP = Kurang Patuh (jika memilih 2 dari 4 item yang disediakan)
TP = Tidak Patuh (jika memilih 1 dari 4 item yang disediakan)

No Pertanyaan
1. Berikut adalah cara menggunakan masker yang baik dan benar. Cara
mana sajakah yang sudah anda lakukan ?
□ Menggunakan masker dengan menutupi hidung, mulut dan
dagu
□ Tidak melepas masker selama berada di luar rumah
□ Menggunakan masker bedah sekali pakai
□ Mencuci masker kain setelah selesai digunakan
2. Ada beberapa langkah-langkah mencuci tangan yang sesuai dengan
anjuran pemerintah. Langkah mana sajakah yang sudah anda terapkan
?
□ Saat mencuci tangan gosok bagian telapak dan punggung
tangan
□ Saat mencuci tangan gosok hingga ke sela-sela jari tangan
□ Saat mencuci tangan lakukan gerakan mengunci
□ Saat mencuci tangan lakukan gerakan memutar dibagian jempol
3. Menjaga jarak sangat penting dalam situasi saat ini, ada beberapa hal
yang perlu diperhatikan. Hal apa saja yang telah anda lakukan untuk
menjaga jarak ?
□ Menjaga jarak 1-2 meter dengan orang lain
□ Tidak bersalaman/bersentuhan dengan orang lain
□ Membatasi interaksi dengan orang lain
□ Duduk atau mengantri ditempat yang telah disediakan
4. Upaya apa sajakah yang sudah anda lakukan untuk menghindari
kerumunan ?

□ Tidak mengadakan acara yang mengundang keramaian


□ Tidak bertamu/ menerima tamu
□ Tidak melakukan aktifitas ditempat ramai
□ Menggunakan kendaraan pribadi jika hendak bepergian dalam
situasi mendesak
5. Bagaimana cara anda mengurangi mobilitas saat pandemi seperti ini ?

□ Melakukan belanja online

□ Tidak berkunjung ke rumah saudara

□ Tidak bepergian ke tempat wisata

□ Tidak menggunakan transportasi umum jika hendak bepergian


PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Yang bertandatangan dibawah ini:


Nama : Septina Indra Dewi
NIM : 122020030251
Institus i : Universitas Muhammadiyah Kudus
Mohon Kesediaan Saudara untuk turut berpartisipasi sebagai responden
dengan judul “Pengaruh Terapi Berfikir Positif Terhadap Kepatuhan Perawat
Dalam Mematuhi Protokol Kesehatan pasca Dilakukan Vaksinasi Covid 19 di
RSU PKU Muhammadiyah Gubug Tahun 2021”
Penelitian ini tidak akan menimbulkan akibat merugikan bagi responden.
Semua informasi yang diberikan akan dijamin kerahasiaannya dan hanya
digunakan untuk kegiatan penelitian.
Demikian surat permohonan ini saya sampaikan, atas kesediaan dan
kerjasamanya untuk membantu penelitian saya ucapkan terimakasih.
Gubug , 2021
Peneliti

Septina Indra Dewi


LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN
(INFORMED CONSENT)

Saya yang bertandatangan dibawah ini:


No. Responden : ……….(*diisi peneliti)
Nama :
Umur :
Alamat :
Setelah mendapatkan penjelasan, dengan ini saya menyatakan bersedia menjadi
responden untuk penelitian:
Nama : Septina Indra Dewi
NIM : 122020030251
Judul : Pengaruh Terapi Berfikir Positif Terhadap Kepatuhan
Perawat Dalam Mematuhi Protokol Kesehatan pasca
Dilakukan Vaksinasi Covid 19 di RSU PKU
Muhammadiyah Gubug Tahun 2021
Saya bersedia menjadi responden, secara suka rela tanpa ada unsur
paksaan dari siapapun dan data yang dihasilkan dalam penelitian ini akan
dirahasiakan. Dan dipergunakan hanya untuk keperluan pengolahan data saja.

Gubug , 2021

Responden

Anda mungkin juga menyukai