Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN INDIVIDU

STASE MANAJEMEN KEPERAWATAN


BANGSAL FLAMBOYAN

Disusun oleh:
M. Bagus Wibisono
20174030055

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2018
Perencanaan
Perencanaan adalah fungsi dasar dan pertama dalam manajemen atau the first

function of manajemen. Semua fungsi manajemen, tergantung dari perencanaan.

Perencanaan disebut juga suatu proses berfikir atau proses mental untuk membuat

keputusan (Mugianti, 2016).


1) Menyusun Tujuan Kegiatan
Proses penyususunan kegiatan di bangsal Flamboyan sudah cukup baik.

Kegiatan rutin yang dilaksanakan setiap hari yaitu, verbed, perawatan luka,

pemberian injeksi, mengukur vital sign, mendokumentasikan asuhan keperawatan

dan mempersiapkan pasien sebelum operasi. Beberapa program sudah

didokumentasikan secara tertulis, misalnya program injeksi dan rencana operasi.

Akan tetapi, ada beberapa program yang masih didokumentasikan secara lisan yang

disampaikan saat operan.

2) Menyusun Sasaran Kegiatan

Proses penyusunan sasaran kegiatan di Bangsal Flamboyan disampaikan

pada saat operan jaga, perawat yang bertugas menyampaikan hasil asuhan

keperawatan dan tindakan selanjutnya kepada perawat yang akan bertugas di

bangsal. Jadwal shift di bangsal Flamboyan di atur oleh kepala ruang dan

mekanisme perizinan rumah sakit harus ada keterangan kepada kepala ruang baik

itu cuti maupun izin sakit. Jumlah perawat pada shift pagi berjumlah 5 perawat,

shift siang berjumlah 3 perawat dan pada malam hari berjumlah 2 orang.

LAPORAN INDIVIDU
STASE MANAJEMEN KEPERAWATAN
BANGSAL FLAMBOYAN

Disusun oleh:
Arifka Dwi Astuti
20174030050

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2018
Pengorganisasian
1) Struktur Manajemen
Dari hasil wawancara didapatkan hasil bahwa struktur organisasi bangsal

Flamboyan sudah tersusun atas inisiasi ruangan. Struktur organisasi bangsal

Flamboyan sebagai berikut:

Penanggung Jawab Ruang


Oktaviani K., S.Kep., Ns.

Kepala Tim 1 Kepala Tim 2


Noor Wulandari., S.Kep., Ns. Titik Sunarti., AMK

Anggota TIM 1 Anggota TIM 2


Perawat Primer Perawat Primer
Sumariyono, AMK. Endang., AMK
Fatmawati, AMK. Putri Puri., AMK
Perawat Pelaksana Perawat Pelaksana
Fitri Evi. M., AMK. Agung Nugroho., AMK
Sefi Nur I., AMK. Novia Septiana., AMK
Hidayat Kukuh., AMK. Endah Sasmita., AMK
Rahmad. Z., AMK Anita. R., AMK
Adi Wibowo., AMK Akhmad Faizin., AMK
Arif Bahtiar., AMK

Status
No Nama Lengkap Pendidikan Jenis Jabatan Lama
Kepegawaian
Kepala
1 Oktaviani K, S.Kep., Ns S1 ners P PNS
Ruang
2 Noor Wulandari, S.Kep., Ns S1 ners P Ka. Tim PNS

3 Sumariyono, AMK D3 L Ka. Jaga PNS

4 Fatmawati, AMK D3 P Ka. Jaga PNS

5 Fitri Evi. M, AMK D3 P Pelaksana BLUD

6 Sevi Nur. I, AMK D3 P Pelaksana BLUD

7 Hidayat Kukuh, AMK D3 L Pelaksana BLUD

8 Rahmad. Z, AMK D3 L Pelaksana BLUD

9 Adi Wibowo, AMK D3 L Pelaksana BLUD

10 Arif Bahtiar, AMK D3 L Pelaksana BLUD

11 Titik Sunarti, AMK D3 P Ka. Tim PNS

12 Endang, AMK D3 P Ka. Jaga PNS

13 Putri Puri, AMK D3 P Ka. Jaga PNS

14 Agung. N, AMK D3 L Pelaksana BLUD

15 Novia Septiana, AMK D3 P Pelaksana BLUD

16 Endah Sasmita, AMK D3 P Pelaksana BLUD

17 Anita R, AMK D3 P Pelaksana BLUD


8
18 Akhmad Faizin, AMK D3 L Pelaksana BLUD
bulan

Struktur manajemen ini dikepalai oleh kepala ruang yang bertanggungjawab

atas dua tim. Setiap tim memiliki tugas dan tanggung jawab dalam pemberian

asuhan keperawatan kepada masing-masing pasien.

2) Pengorganisasian Pelayanan
Pengorganisasian pelayanan di bangsal Flamboyan mengacu pada metode

asuhan keperawatan gabungan dimana menggabungkan metode tim dan fungsional

yang bertanggung jawab atas pasien keloaan masing-masing. Namun, dalam

pelaksanaannya, metode yang diterapkan adalah metode gabungan yakni pemberian

asuhan keperawatan pada pasien dilakukan bersama-sama. Di ruang Flamboyan

sudah menerapkan pre dan post conference akan tetapi belum menerapkan SBAR

dalam melakukan proses timbang terima karena karakteristik SDM yang belum bisa

dirubah sesuai standar.


3) Jadwal Harian
Kepala ruang Bangsal Flamboyan selalu memimpin operan jaga / timbang

terima setiap hari senin – sabtu saat pergantian shift malam ke pagi dan shift pagi

ke shift siang dan pada hari minggu di pimpin oleh kepala jaga. Kepala ruang

melakukan pre confrence dan post confrence ketika pergantian shift jaga.
Kepala ruang melakukan supervisi untuk mengevaluasi kinerja kepala tim,

kepala jaga, dan perawat pelaksana. Selain interaksi antara petugas di dalam

bangsal, kepala ruang juga melakukan interaksi dengan bidang terkait lainnya

sebagai salah satu tindakan kolaborasi dalam asuhan keperawatan. Perencanaan

keperawatan untuk shift siang dan shift malam di bangsal Flamboyan sudah ada

program kegiatan sendiri. Kepala tim di bangsal Flamboyan terkadang ikut

memberikan asuhan keperawatan kepada pasien pada kondisi tertentu, sebagai

contoh memberikan penjelasan kepada pasien terkait informasi kesehatannya.

Perawat pelaksana memberikan asuhan keperawatan sesuai program yang sudah

ditentukan.
Pendokumentasian keperawatan selalu dilakukan setelah tindakan asuhan

keperawatan selesai dilakukan. Dari hasil observasi, hasil pengkajian belum


lengkap dan penulisan asuhan keperawatan belum sesuai dengan ONEC dan

SMART. Masalah keperawatan yang dituliskan di rekam medik (RM) sebagian

besar belum sesuai dengan tanda dan gejala yang muncul pada pasien saat itu.

Selain itu, penulisan pendokumentasian SOAP masih dituliskan intervensi lanjut,

tidak dijelaskan secara rinci apa saja tindakan yang akan dilakukan selanjutnya dan

juga jam pelaksanan dilakukan implementasi belum di tulis.


Selain perawat pelaksana, kepala tim juga melakukan dokumentasi

keperawatan. Kepala tim melakukan pendelegasian tugas pada kepala jaga yang

bertugas selanjutnya di bangsal Flamboyan . Kepala tim selalu mengikuti operan

jaga dari shift malam ke shift pagi dan shift pagi ke shift sore pada hari senin

sampai sabtu atau hari kerja. Perawat pelaksana juga ikut serta dalam operan jaga

untuk melaporkan kondisi pasien yang menjadi tanggung jawabnya dan

melanjutkan asuhan keperawatan. Untuk mengevaluasi kinerja pelayanan kepala

tim melakukan supervisi ke perawat pelaksana.

LAPORAN INDIVIDU
STASE MANAJEMEN KEPERAWATAN
BANGSAL FLAMBOYAN
Disusun oleh:
Indri Lestari
20174030080

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2018

Pengaturan staf
 Rekruitment
Penerimaan pegawai dalam bidang keperawatan dilakukan oleh kepala

bidang keperawatan dan sebelumnya sudah menghitung kebutuhan

perawat dalam setiap penerimaan.


 Pelatihan
Kepala bidang keperawatan menjelaskan bahwa pendelegasian perawat

untuk mengikuti kegiatan pelatihan diajukan oleh kepala ruang masing-

masing bangsal. Pelatihan diprioritaskan untuk perawat yang belum pernah

mengikuti pelatihan dan sesuai bidangnya.


 Penjadwalan
Pembuatan jadwal dilakukan oleh kepala ruang tetapi tidak menutup

kemungkinan perawat lain dapat menukar atau mengganti jadwal atas ijin

kepala ruang.
 Pengembangan staf
Pengembangan staf dilakukan melalui pelatihan-pelatihan dan seminar,

selain itu staf dituntut untuk melanjutkan pendidikan minimal jenjang D3.

Apabila staf ingin melanjutkan pendidikan dapat mengajukan surat ijin

melanjutkan pendidikan kepada kepala bidang keperawatan dengan biaya

sendiri.
 Penghitungan jumlah tenaga
Penghitungan jumlah tenaga mengacu pada rumus yang ditetapkan oleh

DEPKES RI (Departemen Kesehatan Republik Indonesia).

Rumus Penghitungan Jumlah Tenaga :

Kfeterangan:
W = Jumlah Kebutuhan Perawat
TT = Tempat Tidur
BOR = Bed Occupancy Rate
b. Ketenagaan
1) Man

a) Pendidikan

S1 Ners : 2 orang

D3 : 16 orang

b) Jumlah Perawat

Jumlah total perawat : 18 orang

Perhitungan :

 Kategori kebutuhan pasien

Keperawatan langsung:

Keperawatan mandiri 15 pasien x 2 jam = 30 jam


Keperawatan sebagian 7 pasien x 3 jam = 21 jam
Keperawatan total 5 pasien x 6 jam = 30 jam
Jumlah total 81 jam
c) Keperawatan tidak langsung
Pasien x 1 jam = 27 jam
d) Penyuluhan kesehatan
Pasien x 0.25 = 6.75 jam
e) Total keseluruhan adalah 114.75 jam
f) Jumlah total jam keperawatan yang dibutuhkan per pasien per hari
114.75 27 = 4.25 jam
g) Jumlah kebutuhan keperawatan pada ruangan per hari (Rumus Gilles)

4.25 jam x 27 pasien x 265 hari 30409


= =15 orang /hari
(365 hari−76 ) x 7 jam 2023

Jadi, kebutuhan perawat di bangsal = 15 perawat/hari

Sift pagi 47% 7.05 orang (7 orang)


Sift sore 36% 5.40 orang (5 orang)
Sift malam 17% 2.55 orang (3 orang)
(Eastler, Swansburg, 1990)
LAPORAN INDIVIDU
STASE MANAJEMEN KEPERAWATAN
BANGSAL FLAMBOYAN

Disusun oleh:
Anisa Ratnasari
20174030068

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2018

1) Money
Berdasarkan wawancara dengan penanggung jawab ruangan Bangsal Flamboyan,

sumber pendanaan Rumah Sakit berasal dari APBD (Anggaran Pendapatan Belanja

Daerah), setelah itu dikelola oleh pihak Rumah Sakit menjadi RAB (Rencana

Anggaran Belanja). Untuk keuangan anggaran di bangsal Flamboyan ada angaran

perencanaan bulanan dan tahunan. Setiap bangsal membuat atau mengajukan

rancangan kebutuhan yang akan diajukan setiap tahunnya kepada pihak Rumah Sakit,

setelah itu pihak rumah sakit memberikan anggaran sesuai kebutuhan yang diajukan

kepada setiap bangsal. Untuk anggaran rutin dilakukan setiap bulan kemudian

diajukan kepada pihak Rumah Sakit, alurnya sama dengan anggaran tahunan.
2) Metode
Pengorganisasian pelayanan di bangsal Flamboyan mengacu pada metode

asuhan keperawatan gabungan dimana menggabungkan metode tim dan fungsional


yang bertanggung jawab atas pasien keloaan masing-masing. Namun, dalam

pelaksanaannya, metode yang diterapkan adalah metode gabungan yakni pemberian

asuhan keperawatan pada pasien dilakukan bersama-sama. Di ruang Flamboyan sudah

menerapkan pre dan post conference akan tetapi belum menerapkan SBAR dalam

melakukan proses timbang terima karena karakteristik SDM yang belum bisa dirubah

sesuai standar.
Pengorganisasian pelayanan di bangsal perawatan mengacu pada ,metode asuhan

keperawatan yang digunakan. Berikut adalah metode model pelayanan di bangsal

perawatan:

1. Model asuhan keperawatan fungsional


Pengorganisasian tugas keperawatan yang didasarkan kepada

pembagian tugas menurut jenis pekerjaan yang dilakukan. Seorang

perawat dapat melakukan dua jenis atau lebih untuk semua klien yang ada

di unit tersebut.
2. Model asuhan keperawatan tim
Pengorganisasian pelayanan keperawatan oleh sekelompok

perawat kepada sekelompok klien yang dipimpin oleh perawat terintegrasi

dan pengalaman serta memiliki pengetahuan dalam bidangnya. Pembagian

tugas dalam kelompok dilakukan oleh pimpinan kelompok/ketua tim.


3. Metode asuhan keperawatan alokasi/klien
Perorganisasian pelayanan asuhan keperawatan untuk satu atau

beberapa klien oleh satu perawat pada saat tugas/jaga selama periode

waktu tertentu sampai klien pulang.


4. Metode asuhan keperawatan primer
Keperawatan primer adalah suatu metode pemberian asuhan

keperawatan dimana perawat profesional bertanggungjawab dan


bertanggung gugat terhadap asuahan keperawatan pasien selama 24

jam/hari.
5. Metode asuhan keperawatan moduler (gabungan asuahan keperawatan

primer dan tim)


Perorganisasian pelayanan yang dilakukan oleh perawat

profesional dan non profesional untuk seklompok klien dari mulai masuk

rumah sakit sampai pulan


3) Material dan Machine

Nama Alat Jumlah Kondisi


Bed pasien 27 buah Baik
Brankar 4 buah Baik
EKG 2 buah Baik
Gluco test 1 buah Baik
Infus pump 1 buah Baik
Bed side monitor 1 buah Baik
Kursi roda 3 buah Baik
Manometer O2 3 buah Baik
Bengkok 5 buah Baik
Suction pump 1 buah Baik
Syringe pump 1 buah Baik
Tabung O2 15 buah Baik
Tensimeter 4 buah Baik
Timbangan berat badan 1 buah Baik
Trolli 3 buah Baik
Stetoskop 2 buah Baik
Pispot 15 buah Baik
Urinal 6 buah Baik
Bak instrument 7 buah Baik
Gunting aff heacting 4 buah Baik
Gunting jaringan 4 buah Baik
Gunting verban 2 buah Baik
Gunting bulu mata 1 buah Baik
Resusitator dewasa 1 buah Baik
Waskom 19 buah Baik
Film viewer 1 buah Rusak
WSD pump 1 buah Baik
Lampu tindakan 1 buah Baik
Material dan machine di bangsal Flamboyan belum mencukupi dan saat ini yang

tersedia dalam keadaan baik. Material dan machine yang belum terpenuhi seperti film

viewer yang rusak dan belum tersedianya printer dengan scanner. Kalibrasi alat

dilakukan setiap satu tahun sekali dan jika ada alat yang rusak akan dibawa ke tim

perbaikan. Rencana penambahan alat sudah dilakukan namun belum terealisasikan

sampai saat ini.

LAPORAN INDIVIDU
STASE MANAJEMEN KEPERAWATAN
BANGSAL FLAMBOYAN

Disusun oleh:
Aneta putri Arlinda sari
20174030079

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2018

Pengendalian

1. Penilaian kinerja antara anggota kelompok

a. Kinerja kepala ruangan

Dari hasil pengkajian dengan metode wawancara kepada beberapa perawat

menggunakan metode wawancara didapatkan hasil, kepala ruang di Bangsal

Flamboyan menjabat sebagai kepala ruang saja sehingga selalu datang tepat

waktu. Keputusan atau kebijakan diambil melalui musyawarah, problem solving

management yang tepat, komunikasi terapeutik dan caring yang baik. Setiap satu

bulan sekali dilakukan evaluasi kinerja mutu perawat dengan dilaksanakannya

rakor, dalam rakor tersebut berisikan informasi yang berasal dari RS dan

keperawatan. Selain itu, pada saat rakor mengundang kepala bidang keperawatan.
b. Kinerja perawat primer

Dari hasil pengkajian dengan metode wawancara didapatkan perawat

primer mengikuti arahan dari koordinator ruangan (kepala ruangan), Katim

mampu memberi saran dan motivasi pada perawat pelaksana, mampu mengambil

keutusan, dan jika engalami kesulitan selau berkoordinasi dengan kepala ruangan.

c. Kinerja perawat pelaksana

Kinerja perawat pelaksana di bangsal Flamboyan sudah bagus dan

terdapat beberapa perawat yang belum disiplin dalam ketepatan waktu kehadiran,

tetapi dalam hal ketepatan dan kecekatan menjalankan tugas sudah baik. Perawat

di bangsal Flamboyan selalu menunjukkan sikap jujur dan terbuka. Jika ada

masalah, diatasi bersama – sama. Biasanya ketika operan jaga, masalah yang ada

di paparkan untuk kemudian dicari solusinya bersama – sama. Dalam pemberian

asuhan keperawatan juga sudah bagus, asuhan keperawatan diberikan sesuai

program yang sudah ditentukan. Penerapan komunikasi teraupetik belum optimal

dilakukan selama melakukan tindakan.

2. Melakukan analisis kegiatan

Proses analisis dari setiap kegiatan di bangsal Flamboyan dilakukan saat rapat

koordinasi yang dilaksanakan sebulan sekali dan mengundang kepala bidang

keperawatan.

3. Pelaksanaan SPO

Menurut hasil wawancara dengan perawat, pelaksanaan SPO di bangsal

Flamboyan belum mencapai 100%. Hal ini dikarenakan kesadaran perawat terkait
SPO masih kurang. Menurut hasil observasi, sebagian besar perawat atau sebanyak

70% perawat sudah melaksanakan tindakan sesuai SPO, 30% perawat belum

melaksanakan sesuai SPO seperti melakukan cuci tangan 6 langkah pada five moment

dan pelaksanaan SBAR atau komunikasi efektif.. Standar Prosedur Operasional

(SPO) tentang penerimaan pasien baru sudah disediakan disetiap bangsal, selain itu

SPO tentang komunikasi terapeutik sudah ada di Bangsal Flamboyan.


Namun salah satu standar operasional pelaksanaan (SPO) terkait dengan mobilisasi

dini belum ada, sehingga saat perawat melakukan edukasi terkait dengan mobilisasi

dini hanya sebatas pengetahuan dan pemahaman yang dimiliki oleh setiap perawat.
4. Pengarahan
Pengarahan adalah hubungan manusia dalam kepemimpian yang mengikat.

Pengarahan dalam organisasi bersifat sangat kompleks karena menyangkut manusia

dengan berbagai tingkah lakunya yang berbeda beda (Muninjaya, 2012). Pengarahan

ini bertujuan untuk menggerakkan semua staf dalam mencapai tujuan suatu

organisasi, maka ada beberapa unsur yang diperhatikan yaitu :


1) Pendelegasian
Dari hasil pengkajian dengan metode wawancara kepada kepala

ruang Flamboyan RSUD Tidar Magelang proses pendelegasian dengan

cara kepala ruang mengajukan ke atasan, setelah disetujui kepala ruang

mendelegasikan tugas kepada perawat yang diberikan tugas atau bertugas

sebagai tim. Kepala ruang bertanggung jawab atas ruangnya dan perawat

yang lain juga bertanggung jawab akan dan saling berkoordinasi dengan

sebaik mungkin untuk mewujudkan asuhan yang optimal. Pendelegasian

contohnya seperti saat kepala ruang tidak dapat hadir atau ada kepentingan

lain maka bisa memberikan informasi lisan kepada kepala tim maupun

perawat yang lain yang bisa sementara menggantikan perannya.


2) Supervisi
RSUD Tidar Kota Magelang memiliki 5 supervisor. Berdasarkan

surat tugas yang di turunkan dari kepala bidang keperawatan, tanggung

jawab supervisi di RSUD Tidar yaitu memastikan terselenggaranya

pelayanan yang optimal, terselesaikannya masalah pelayanan yang

muncul, tercukupinya kebutuhan tenaga yang ada disetiap unit pelayanan,

serta terciptanya suasana kerja yang kondusif antar bagian.


Tugas umum supervisi di RSUD Tidar adalah melaksanakan

pengkajian lanjutan pada individu, melaksanakan analisis data untuk

merumuskan diagnosa keperawatan analisa kompleks pada individu,

merencanakan tindakan keperawatan komplek pada individu.


Rincian uraian tugas supervisi diantaranya adalah memberikan

arahan pada pelayanan kesehatan khususnya di luar jam kerja, mengatur

dan memobilisir tenaga bila diperlukan, melakukan koordinasi terkait

masalah pelayanan yang muncul dengan pihak manajemen rumah sakit,

mengecek kecukupan fasilitas, peralatan, sarana untuk hari itu, mengecek

jadwal kerja yang sudah ada di setiap unit, menganalisa keseimbangan

personil dan pekerjaan di setiap unit, mengidentifikasi kendala yang

muncul, mencari jalan supaya pekerjaan dapat diselesaikan, mengecek

pekerjaan setiap personil, dapat mengarahkan, instruksi, mengoreksi atau

memberikan latihan sesuai kebutuhannya, mengecek kemajuan pekerjaan

dari personil sehingga dapat segera membantu apabila diperlukan,

mengecek pekerjaan rumah tangga, mengecek kembali pekerjaan personil

dan kenyamanan kerja terutama untuk personil baru, berjaga – jaga di

tempat apabila ada pertanyaan, permintaan bantuan atau hal – hal yang
terkait, mendeteksi dan mencatat problem yang muncul pada saat itu dan

mencari cara memudahkannya, mengecek kembali kecukupan alat,

fasilitas, sarana sesuai kondisi operasional, mencatat fasilitas dan sarana

yang rusak kemudian melaporkannya, mengecek adanya kejadian

kecelakaan kerja, serta menyiapkan dan melaporkan secara rutin mengenai

pekerjaan.
Jam kerja supervisor dibagi menjadi dua shitf yaitu shift pagi

(07.00-14.00) dan shift sore (14.00-21.00). Alur kordinasi yang sudah

dibentuk meliputi Bangsal  Supervisi  Ka. Bidang Keperawatan, tetapi

jika terdapat masalah di salah satu bangsal diluar jam kerja supervisi tidak

dilibatkan sehingga alur kordinasi dari Katim/Ka. Jaga ke bangsal dan

langsung menuju ke Ka. Bidang Keperawatan.


Rutinitas briefing anggota supervisi dilakukan setiap pagi sebelum

memulai tugas, tetapi ada penjadwalan rutin briefing yang dilaksanakan

pada hari senin dan rabu dimana diikuti oleh seluruh supervisor dan Ka.

Bidang Keperawatan. Sedangkan untuk rapat kordinasi dilakukan satu kali

setiap satu bulan dan dihadiri oleh Direktur RSUD, Ka. Bidang

Keperawatan, Ka. Sie P K Non Ranap, semua PJ ruangan, dan semua

supervisor untuk melakukan evaluasi bersama permasalahan yang ada dan

belum terselesaikan. Pendokumentasian perhari dituliskan di dalam buku

laporan dimana masing-masing dapat mengevaluasi permasalahan dari

shift sebelumnya.
LAPORAN INDIVIDU
STASE MANAJEMEN KEPERAWATAN
BANGSAL FLAMBOYAN

Disusun oleh:
20174030051

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2018

1) Motivasi
Motivasi adalah hal yang dapat menyalurkan dan mendukung

perilaku manusia supaya bekerja dengan giat dan antusias untuk mencapai

hasil yang optimal (Hasibuan, 2011). Berdasarkan hasil pengkajian yang

didapatkan di bangsal Flamboyan RSUD Tidar Magelang, para tenaga

kesehataan (perawat) saling mengingatkan dan memotivasi terkait asuhan

keperawatan, tetapi dalam memberikan informasi terkait mobilisasi dini

pasien post operasi belum dilakukan secara optimal. Hal itu, dapat dilihat

ketika perawat mengajarkan mobilisasi dini secara lisan tanpa melakukan

tahapan mobilisasi dini yang sudah di tetapkan serta belum melakukan

follow up terkait mobilisasi yang sudah diajarkan.


2) Manajemen konflik dan Punisment
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruang manajemen

konfik yang sudah diterapkan di bangsal Flamboyan yaitu dengan syok

terapi. Syok terapi ini berupa peringatan verbal yang dilakukan melalui

pendekatan individu maupun kelompok. Melalui pendekatan yang

dilakukan kepala ruang ini jarang bahkan tidak pernah mengeluarkan SP

kepada staff karena dengan pendekatan secara verbal sudah mampu

menyelesaikan konflik yang sering terjadi.


3) Reward
Reward diberikan kepada staff yang memiliki kompetensi, sikap,

dan kinerja yang baik. Reward tersebut berupa mengikuti seminar yang

dibiayai oleh RS.


4) Komunikasi
a) Kepala ruang dengan perawat
Berdasarkan hasil pengkajian dengan metode wawancara kepada

perawat, komunikasi kepala ruang dengan perawat adalah cukup baik.

Kepala ruang sudah mulai mengkomunikasikan setiap masalah di bangsal

dan mendiskusikannya dengan perawat.


b) Perawat dengan perawat
Berdasarkan hasil pengkajian dengan metode wawancara kepada

perawat, komunikasi antara perawat dengan perawat terjalin baik secara

verbal maupun non verbal. Berdasarkan hasil observasi, antar perawat

sering melakukan 5S, menjaga aspek SPOan dan santun, saling memberi

motivasi dan perhatian satu sama lain, dan bersedia diberi masukan &

saran. Pada saat operan, antar perawat melakukan komunikasi terkait

kebutuhan pasien, intervensi yang sudah dilaksanakan dan yang belum

dilaksanakan serta respon yang terjadi pada pasien. Perawat melakukan

operan dengan cara membacakan setiap status pasien. Saat proses operan

perawat belum melaksanakan komunikasi secara SBAR.


c) Perawat dengan pasien
Berdasarkan hasil pengkajian dengan metode wawancara kepada

perawat bangsal, sebagian besar perawat mengatakan bahwa mereka sudah

berkomunikasi dengan baik kepada pasien. Berdasarkan hasil wawancara

dengan pasien dan pengamatan yang dilakukan, sebagian perawat tidak

memperkenalkan diri sebelum melakukan tindakan, Pasien mengatakan

jika perawat tidak menjelaskan dengan baik jika ada pertanyaan.

Berdasarkan hasil observasi, terlihat bahwa perawat belum sepenuhnya

menggunakan komunikasi terapeutik kepada pasien. Selain itu, pemberian


edukasi belum optimal yang dibuktikan dengan ketidaktauan pasien

khususnya terkait mobilisasi dini.


d) Perawat dengan profesi lain
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi, komunikasi perawat

dengan profesi lain (farmasi, fisioterapi, dokter, dan profesi lain) sudah

baik.

Anda mungkin juga menyukai