Anda di halaman 1dari 6

FORMAT EVALUASI PASCA PELATIHAN WOUND CARE

Nama Peserta : Sodikin, M.Kep., Ns., Sp.Kep.MB


Instansi : STIKES Al-Irsyad Al-Islamiyyah Cilacap
Telepon (email) : 085741157693
Instruksi: Mohon diberikan jawaban yang jelas dan singkat sesuai dengan pengalaman yang Anda rasakan
setelah mengikuti Pelatihan

N Keterangan
Uraian Evaluasi
o
1 Masa tunggu selesai Pelatihan Tidak terlalu lama, kebetulan bekerjasama dengan
untuk mendapatkan pasien rumah sakit yang sekaligus bimbingan dengan
dalam perawatan luka mahasiswa praktek KMB

2 Hambatan yang dirasakan di Tidak ada hambatan berarti, menunggu pasien dengan
lapangan untuk mendapatkan luka kronis. Walaupun tidak selalu ada setiap minggu.
pasien

3 Hambatan dalam menerapkan - Bahan modern dressing masih mahal dan aksesnya
atau melakukan perawatan belum luas, sehingga pasien terkadang belum mau
luka sesuai materi Pelatihan di - Belum semua NA Kes memiliki persepsi yang sama
lapangan dengan modern dresing

4 Manfaat yang paling besar - Perbaikan luka semakin baik


dirasakan ketika menerapkan - Penggantian/perawatan luka jadi minimal
praktik perawatan luka

5 Harapan yang diinginkan untuk - Membuka klinik sendiri sehingga semakin trampil
menambah pengetahuan dan dalam meraat luka berbasis wound dressing
keterampilan dalam praktik - Mengikuti pelatihan untuk semakin menambah ilmu
wound dresing
FORMAT STUDI KASUS

Nama Peserta : Sodikin, M.Kep., Ns., Sp.Kep.MB


Instansi : STIKES Al-Irsyad Al-Islamiyyah Cilacap.
Telepon (email) : 085741157693.
Instruksi: Mohon uraikan kasus yang didapatkan setelah mengikuti Pelatihan dengan jelas dan singkat

1. Identitas Klien
Nama Klien (Inisial) : Tn.D
Jenis Kelamin : Laki-laki
Usia : 50 tahun
Pekerjaan : Pedagang
Alamat : Jl. Kutilang Cilacap

2. Riwayat Kesehatan Klien (Penyakit yang dapat menghambat proses penyembuhan luka)
Pasien datang ke IGD dengan diantar oleh keluarganya, dengan keluhan pasien
memiliki luka kaki di kaki (pedis) sinsitra yang tidak sembuh-sembuh, luka dirasakan
sakit dan nyeri. Pasien juga mengeluh lemes, terdapat luka di kaki sudah 3 minggu. luka
kaki kiri mengalami infeksi. Pasien terkena DM sejak tahun 2016 selama ini tidak
melakukan kontrol secara teratur. Luka mengeluarkan pus, banyak jaringan nekrotik.

3. Riwayat Luka Saat ini (Uraikan apa penyebab luka, waktu terjadi dan apa yang telah
dilakukan)

Timbulnya luka kaki terjadi secara tiba-tiba. Luka timbul diawali melepuh tanpa sebab,
kemudian digaruk-garuk oleh pasien, dan lama-kelamaan luka mengalami infeksi,
terasa panas dan hangat. Selama memiliki luka, pasien kontrol kencing manis tidak
teratur, dan merawat lukanya dengan betadine. Setelah dilakukan pemeriksaan
laboratorium di IGD, gula darah sewaktu pasien 420 mg/dl, pasien diputuskan untuk
hospitalisasi.
(Lanjutan)

Pemeriksaan fisik kulit kaki kiri kasar, terdapat bekas luka sebelumnya, tekstrur kulit
sedikit kasar. Sensasi kulit dengan uji monofilamen kaki sebelah kanan baik, kaki
sebelah kiri sensasi rasa menyebar artinya masih ada sensasi dan yang lain sensasi
menurun. Menurut pasien selama di rumah, pasien melakukan peraatan luka dengan
tenaga kesehatan yang ada di sebelah rumahnya. Hanya di obati dengan betadine
dan kassa dan kadang dengan cairan NaCl 0,9%

4. Pengkajian luka pada pertemuan I (tuliskan tanggal dan uraikan pengkajian luka terfokus)

(Foto luka pertemuan I)

Tanggal 16 April 2018


Pengkajian Fokus Luka :

Lokasi Luka : di PEDIS Sinistra (kaki kiri), tidak sembuh-sembuh, luka diawali melepuh
dan mengalami infeksi. Jenis Luka : kronis dan sudah mengalami infeksi. Ukuran Luka :
luka : 12 cm x 5 cm x 1 cm. Derajat luka : stadium 4 (luka sampai otot dan tendon).
Exudate : luka mengandung pus, jaringan nekrotik dan berbau, cairan purulent
bercampur darah. Warna dasar luka : kuning (slough) 90% , 20 % warna hitam. Kulit
sekitar luka : kulit sekitar luka ada nekrotik, tidak beraturan, saat di pegang suhu
dingin. Tambahan pemeriksaan : dilakukan pemeriksaan ABI kaki kiri 0,88; ABI kaki
kanan : 1,01; Hasil laboratorium Hb : Hb 8,8 gr%; leukosit : 8,9 ribu/mm3(5-10) trombosit
499 ribu (150-499), hematokrit 28% 9 (33-45), albumin 2,8 gr/dl (3,40-4,80), VER : 90,2
fl (80-100); HER : 29,6 pg (26-34); KHER : 32,9 gr/dl (32-36); basofil : 0% (0-1); eosinofil :
0% (1-3); netrofil: 78% (50-70); limfosit 13% (20-40); monosit: 8% (2-8); obat injeksi
cefriaxone 1x2 gram iv.
5. Diagnosis Keperawatan

1. Potensial Komplikasi : Sepsis


2. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan kondisi gangguan metabolik
3. Resiko ketidakstabilan kadar glukosa darah berhubungan dengan kurang
pengetahuan tentang manajemen diabetes, perubahan regulasi hormon
4. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual,
nafsu makan menurun dan perubahan gastrointestinal

6. Rencana Perawatan (Manajemen Luka Akut/Kronis dan rasionalnya)

Manajemen luka akut kronis dan rasionalnya :

Berdasarkan hasil pertemuan pertama, tindakan luka Tn D adalah :

1. Membuang jaringan warna dasar kuning supaya menjadi warna dasar yang merah
(debridment bedah). Rasionalnya : Luka kronis dan memiliki Warna dasar kuning
(luka kaki Tn D) ini terdapat banyak bakteri, sehingga akan memperlambat proses
perbaikan jaringan. Debridement menjadi pilihan untuk membuat kondisi luka
merah dan mempercepat proses penyembuhan.

2. Mengobati infeksinya dengan pemberian antibiotik. Rasionalnya : antibiotik menjadi


obat pilihan untuk mengurangi penyebaran infeksi dan mencegah sepsis.

3. Mengontrol exudates pada luka. Koordinasi untuk pembelian absorben melibatkan


ruangan

4. Memperbaiki nutrisi pasien . rasional nutrisi adekuat akan memperbaiki imun pasien
dan membantu proses penyembuhan.
7. Implementasi (Langkah-langkah yang dilakukan)

Tn D satu hari setelah di ruang rawat inap, ada program debridement bedah, setelah di
visite.
Langkah-langkah penyiapan pasien :
1. H-1 sebelum debridment bedah di R.OK, di ruangan rawat inap telah dilakukan
perawatan luka TN D dengan melakukan debridement jaringan slough dengan
gunting jaringan tetaapi hanya 60% jaringan slough yang terangkat.
2. Cairan keluar purulent saat di lakukan perawatan luka
3. Di lakukan penutupan kassa lembab dengan NaCl 0,9%.
4. Hari H pasien di antar ke ruangan OK untuk menjalani debridement bedah di ruang
OK.
5. Hasil debridement bedah

Setelah tindakan debridement bedah, selanjutnya di lakukan tindakan perawatan


luka :
1. Perawatan luka dengan madu yang di basahi di kassa → hasil luka merah, dan
pus berkurang
2. Melakukan debridement manual yang masih kuning (tanda panah)
3. Mengecek GDS hasilnya : 215 mg/dl, injeksi cefriaxone 2 gram iv masuk

4. Merawat luka dengan menggunakan hidrokoloid setelah pasien menyetujuinya


dan ruangan mengijinkan.
5. Karena Hb pasien rendah, di lakukan transfusi darah 2 kantong PRC. Dan sudah
diberikan kepada pasien
8. Rencana evaluasi (Waktu untuk evaluasi)

(Foto luka pertemuan II atau terakhir

evaluasi)

Setelah beberapa hari perawatan evaluasi akhir luka Tn D sebagai berikut :


S: pasien dan istri mengatakan saya bersyukur luka semakin membaik
O : luka semakin merah, granulasi +, Hb 10,4 gr%, bau-, GDS : 189mg/dl, jaringan
nekrotik dibuang, ABI kaki kiri0,88
A: masalah sebagian adaptif
P : lanjutkan perawatan luka dan pemberian discharge planning.

Cilacap, 18 April 2018

(Sodikin, M.Kep., Ns., Sp.Kep.MB)

Anda mungkin juga menyukai