Anda di halaman 1dari 15

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA BAPAK S

DENGAN MASALAH KESIAPAN MENINGKATKAN PENGETAHUAN

STASE KEPERAWATAN KELUARGA


RW 6 KELURAHAN COKRODININGRATAN, KECAMATAN JETIS,
KOTA YOGYAKARTA

Disusun Oleh:

Tegar Rizky Nur M, S.Kep


20174030051

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

2018
Hasil Pengkajian Keluarga
1. Data umum
a. Nama Kepala Keluarga : Bapak S
b. Usia Kepala Keluarga : 51 tahun
c. Alamat : Rw 6, Rt 24, Jetis
d. Pendidikan Kepala Keluarga : SMA
e. Pekerjaan : Buruh harian lepas
f. Komposisi Keluarga :
No. Nama Jenis Hubungan Usia Pendidikan Pekerjaan Ket.
Kelamin dengan
KK
1. Bapak S Laki-laki Suami 51 SMA Buruh
harian
lepas
2. Ibu Y Perempuan Isteri 46 SMA Mengurus
rumah
tangga
3. An I Perempuan Anak 22 SMA Pelajar
4. An J Perempuan Anak 13 Belum Pelajar
tamat SD
Genogram:

Keterangan:
: Laki-laki

: Perempuan

: Meninggal
: Klien
: Tinggal serumah
a. Tipe Keluarga
Tipe keluarga yaitu nuclear family. Bapak S tinggal bersama dengan isterinya, Ibu Y
dan kedua anaknya.
b. Suku
Keluarga Bapak S berasal dari suku Jawa. Ibu Y berasal dari melayu Bahasa yang
digunakan sehari-hari adalah jawa dan bahasa Indonesia.
c. Agama
Kepercayaan yang dianut keluarga Bapak S adalah Islam. Keluarga Bapak S
menjalankan ibadah sholat di rumah, terkadang juga ke masjid.
d. Status sosial ekonomi keluarga
Bapak S memiliki penghasilan dari pekerjaannya sebagai buruh harian lepas. Bapak
S hanya mendapat gaji saat dia bekerja, jika tidak ada pkerjaan dia tidak mendapat
uang. Ibu Y juga memiliki penghasilan tambahan dari membuka warung kecil di
depan rumahnya. Penghasilan ini dirasa keluarga mencukupi untuk kebutuhan sehari-
hari dan biaya sekolah anak.
e. Aktivitas rekreaksi keluarga
Keluarga mengatakan cukup jarang melakukan rekreasi di luar rumah. Namun,
kumpul-kumpul keluarga di dalam rumah sering dilakukan seperti menonton tv
bersama saat waktu luang. Rekreasi diluar rumah keluarga Bapak S biasanya ada jika
ada rekreasi bersama anggota koperasi atau RT/RW.

2. Riwayat dan Tahapan Perkembangan Keluarga


a. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Tahap perkembangan keluarga ini adalah keluarga dengan tahap dewasa.
b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Bp. S mengatakan anak pertamanya belum bekerja, beliau juga mengatakan
anaknya belum menikah. Kedua anaknya masih menjadi tanggungan Bp. S dan
ibu Y.
c. Riwayat keluarga inti.
Bp. S mengatakan di keluarganya tidak ada yang pernah dirawat di rumah sakit/
menderita penyakit serius. Biasanya hanya batuk atau demam dan sembuh dalam
beberapa hari. Bp. S dan keluarganya memeriksakan ke puskesmas Jetis jika
anggota keluarga ada yang sakit.
Bp. S mengatakan beliau memiliki penyakit darah rendah. Saat ini beliau merasa
ngantukan jika tidak melakukan aktivitas apapun. Selain itu beliau juga merasa
mudah lapar dan mudah haus. Beliau juga mengatakan banyak buang air kecil.
Ibu Y mengatakan bapak S hobi minum kopi sachet, biasanya 2-3x / hari. Jika
membuat teh juga manis. Ibu Y mengatakan jika aktivitasnya terlalu berat, sendi-
sendinya merasa pegal.
Bp. S dan ibu Y bertanya-tanya tentang kesehatan anggota keluarganya. Mereka
beranggapan jika kesehatan itu adalah anugerah yang harus selalu dijaga.
d. Riwayat keluarga sebelumnya
Orang tua (bapak) dari Bp. S meninggal karena penyakit TBC beberapa tahun
yang lalu.

3. Lingkungan
a. Karakteristik rumah
Rumah Bapak S yang ditempati saat ini adalah rumah pribadi. Tipe bangunan rumah
Bapak S adalah rumah permanen. Terdapat 2 kamar tidur, 1 dapur, 1 kamar mandi, 1
ruang tengah, 1 ruang tamu, dan 1 teras depan rumah untuk warung. Ventilasi atau
jendela di dalam kamar diberi strimin. Hasil observasi menunjukkan padat pada
rumah bp. S, walau begitu masih tetap rapi dan tidak terlalu berserakan. Warung
yang dibuka ibu Y juga seadanya karena hanya warung kecil. Terdapat satu kamar di
lantai atas. Luas bangunan dari Bp. S adalah 5x5 m2.
Denah rumah:
b. Karakteristik tetangga dan komunitas
Rumah keluarga Bapak S berada di perkampungan yang lumayan padat. Jarak
antar rumah beberapa saling berdekatan. Mayoritas penduduk berasal dari suku
jawa, yang terdiri dari berbagai macam agama. Di lingkungan rumah terdapat
juga tetangga yang memelihara anjing dan hewan lainnya.
Warga juga memiliki kegiatan koperasi dan arisan yang cukup rutin diadakan.
Hubungan antar warga harmonis dan saling membantu satu sama lain. Fasilitas
pelayanan kesehatan yang ada di sekitar lingkungan yaitu posyandu balita dan
posyandu lansia yang menyediakan pemeriksaan seperti pemeriksaan tekanan
darah, yang dapat ditempuh dengan jalan kaki. Fasilitas umum yang ada di
lingkungan yaitu sekolah taman kanak-kanak, warung, masjid.
c. Mobilitas grafis keluarga
Jika bepergian, keluarga Bp. S dan Ibu Y menggunakan motor, terdapat 2 motor
di rumah. Biasanya anak yang pertama juga menggunakan motor saat bepergian.
d. Perkumpulan keluarga dan interkasi komunitas
Keluarga sering memanfaatkan waktu luang untuk berkumpul bersama melakukan
diskusi, bercerita, biasanya dilakukan saat malam hari. Bapak S aktif mengikuti
kegiatan koperasi desa dan kegiatan pertemuan rutin lainnya. Ibu Y juga rutin
mengikuti pertemuan ibu-ibu dan PKK.
e. Sistem pendukung keluarga
Sistem pendukung keluarga Bapak S dan Ibu Y yang memungkinkan untuk
membantu apabila ada keperluan yang mendesak pertama kali adalah tetangga.
Bapak S dan Ibu Y merasa jika keluarga besar tidak memungkinkan karena rumah
mereka tidak berdekatan. Namun, jika dirasa masalah berum mampu teratasi
mereka baru menghubungi keluarga besar. Keluarga Bapak S dan Ibu Y juga
memberikan dukungan untuk tetangga yang membutuhkan. Bapak S dan Ibu Y
jika berobat pergi ke pelayanan kesehatan Puskesmas Jetis.
4. Struktur Keluarga
a. Struktur peran (formal dan informal)
1) Peran formal:
Bapak S berperan sebagai kepala keluarga dan pencari nafkah, yang dibantu
oleh Ibu Y. Ibu Y juga melakukan peran sebagai pengasuh anak-anaknya dan
mengurus rumah. Bapak S menjadi panutan dalam keluarga. Peran keluarga
dipengaruhi oleh masalah kesehatan seperti ketika Bapak S sakit, beliau tidak
dapat bekerja serta membantu anak dan isterinya.
2) Peran Informal:
Bapak S dan Ibu Y bersama-sama merawat kedua anaknya. Bapak S cenderung
banyak berperan dalam melengkapi kebutuhan putrinya karena waktu Bapak S
banyak di rumah. Bapak S mengantar dan menjemput sekolah dan les. Ibu Y
juga menemani puterinya disaat waktu Ibu Y luang.
b. Pola komunikasi
Pola komunikasi dalam keluarga adalah saling terbuka. Komunikasi keluarga
Bapak S tidak begitu banyak hambatan karena masing-masing anggota keluarga
memahami satu sama lain. Anggota keluarga saling memahami dan memberikan
kesempatan untuk siapa saja yang ingin mengemukakan sesuatu. Setiap ada
masalah, keluarga inti Bapak S memecahkan dengan bermusyawarah. Anggota
keluarga bertingkah laku sopan dalam berinteraksi dan saling menghargai.
c. Struktur kekuatan keluarga
Di dalam keluarga, Bapak S yang memegang peranan utama dalam pengambilan
keputusan. Bapak S juga meminta pendapat Ibu Y mengatur dan memutuskan
kegiatan anak. Bapak S memutuskan seluruh tindakan apabila ada keluarga yang
membutuhkan bantuan. Umumnya keluarga puas dengan keputusan yang diambil
karena sebelum memutuskan sesuatu sebelumnya keluarga bermusyawarah untuk
pengambilan keputusan.
d. Nilai atau norma keluarga
Nilai dan norma yang di anut keluarga umumnya dilatarbelakangi oleh budaya
Jawa. Bapak S mengajarkan anaknya untuk bertata krama dan unggah ungguh.
5. Fungsi Keluarga
a. Fungsi afektif
Setiap anggota keluarga saling peduli dan menyayangi satu sama lain. Bapak S
dan Ibu Y selalu memberikan dorongan dan dukungan kepada anak-anaknya.
Dukungan yang diberikan dari Bapak S dan Ibu Y untuk anak-anaknya berupa
dukungan verbal dengan do’a. Adik dan kakak rukun. Kakak melindungi adiknya
dan terkadang kakak memperhatikan dan membantu membelikan kebutuhan
sekolah adiknya. Anggota keluarga ini saling mengerti dan memahami keadaan
masing-masing.
b. Fungsi sosialisasi
Keluarga Bapak S sering bersosialisasi dengan masyarakat. Bapak S dan Ibu Y
sering mengikuti kegiatan yang dibuat oleh masyarakat. Namun, untuk anak-
anaknya dirasa kurang. Terlebih An. I yang sudah beranjak dewasa, dia hanya
biasa di rumah dan keluar bersama teman sekolahnya. Sosialisasi dengan tetangga
dirasa kurang karena tidak ada anak yang seusia dengannya.
e. Fungsi Perawatan
Keluarga bapak S selalu memanfaatkan fasilitas kesehatan di lingkungan tempat
tinggalnya. Jika di dalam keluarga ada yang sakit, biasanya langsung dibawa ke
Puskesmas Jetis.
6. Stres dan Koping Keluarga
a. Stresor yang dimiliki
1) Stresor jangka pendek:
Bapak S dan Ibu Y mengatakan bahwa tidak memiliki masalah yang harus
diselesaikan dalam waktu dekat. Bapak S menginginkan untuk segera bekerja
lagi, untuk saat ini belum ada orderan.
2) Stresor jangka panjang:
Bapak S dan Ibu Y tidak memiliki masalah yang harus diselesaikan atau yang
mengganggu sampai berkepanjangan.
b. Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/stresor
Bapak S dan Ibu Y mengatakan bahwa mereka sudah berusaha merawat keluarga
yang sakit dengan baik dan keluarga mengatakan berusaha menyikapi kondisi itu
dengan sabar dan terus berusaha mengusahakan untuk menjaga kesehatan.
c. Strategi koping yang digunakan
Koping yang digunakan oleh keluarga adalah dengan cara problem-focused
coping. Dalam hal ini jika terdapat masalah, Bapak S dan Ibu Y selalu
menyelesaikan masalah tersebut dengan membicarakannya langsung, sehingga
setiap masalah dapat terselesaikan dengan baik.
d. Adaptasi Keluarga
Keluarga Bapak S selalu dapat mengatasi stressor dan beradaptasi dengan
keadaan baru.
e. Adaptasi yang difungsional
Tidak ada penggunaan adaptasi disfungsional dalam keluarga seperti pengabaian,
kekerasan pada anak, menarik diri, dll.

7. Harapan Keluarga
Kehadiran mahasiswa keperawatan diharapkan dapat saling berbagi ilmu tentang
kesehatan dan cara merawat anggota keluarga yang sakit. Selain itu keluarga bapak S
juga menginginkan kehidupan yang lebih sejahtera dan semua anggota keluarga menjadi
sehat jasmani dan rohani.

8. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Ibu Y Bapak S
Kepala Keadaan secara umum normal. Keadaan secara umum normal.
Inspeksi yang didapat adalah Inspeksi yang didapat adalah bentuk
bentuk simetris, distribusi rambut simetris, distribusi rambut merata,
merata, tebal, panjang sebahu, tebal, pendek, berwarna hitam,
berwarna hitam. terdapat sedikit uban.
Leher tidak ada pembesaran kelenjar tidak ada pembesaran kelenjar tiroid.
tiroid.
Telinga Bentuk simetris antara telinga Bentuk simetris antara telinga kanan
kanan dan kiri, tidak terdapat dan kiri, tidak terdapat gangguan
gangguan pendengaran. pendengaran.
Mata Kelopak mata terlihat dapat Mata sering kabur jika membaca
membuka menutup, sclera bersih, terlalu lama, sclera tidak bersih,
alis mata berbatas tegas dan kelopak mata terlihat dapat
simetris, pembengkakan mata (-), membuka dan menutup, alis mata
Ibu Y tidak menggunakan berbatas tegas dan simetris, Bapak S
kacamata. tidak mengunakan kacamata.
Mulut dan Bentuk simetris, ekspresi muka Bentuk simetris, ekspresi muka
hidung sesuai, tidak ada secret yang sesuai, tidak ada secret yang keluar
keluar melalui hidung, bicara melalui hidung, bicara tidak pelo,
tidak pelo, bibir simetris, mukosa bibir simetris, mukosa bibir lembab,
bibir lembab, tidak ada cuping tidak ada cuping hidung.
hidung, perdarahan dan Keluhan adalah Bapak X menatakan
pembengkakan (-). bahwa gigi merasa ngilu jika minum
Ibu Y mengatakan kadang gigi es.
merasa ngilu saat minum es.
Dada dan paru- Inspeksi tidak ada retaksi dada Inspeksi tidak ada retaksi dada saat
paru saat bernafas. bernafas.

Abdomen Tidak ada keluhan Bapak S mengatakan jika beliau


merasa perih saat pagi. Beliau
mengatakan sering minum kopi saat
pagi.
Reproduksi Ibu Y masih mengalami Tidak ada keluhan
menstruasi secara teratur. Beliau
sudah tidak menggunakan KB.
Eliminasi Tidak ada keluahan Bapak S mengatakan sering buang
air kecil dimalam hari. Jam-jam yang
disebutkan Bapak S saat BAK ada
lah antara jam 22.00, 24.00 dan jam
03.00 pagi.
Sistem Tidak ada keluhan Bapak S mengatakan kalau dirinya
Integumen sering merasa gatal jika keringatan.
Sistem Ibu Y mengatakan jika terlalu Bapak S mengatakan jika
muskuloskeletal capek, sendi-sendinya merasa aktivitasnya terlalu diforsir sendinya
pegal. merasa pegal.
BB dan TB 60 kg & 160 cm 60 kg & 160 cm
Tanda-tanda TD: 100/70 TD : 110/80 mmHg
vital
Capillary refill < 2 detik < 2 detik

Analisa Masalah
No. Analisa Data Diagnosa Keperawatan Keluarga
1. DO :
Bapak S Perilaku Kesehatan Cenderung
TD : 110/80 mmHg. Berisiko.
GDS: 175 mg/dl.
DS :
 Bapak mengatakan banyak makan nasi
 Bapak S mengatakan minum kopi saset 2-3x/hari.
 Bapak S mengatakan dirinya merokok aktif, 4-6
batang per hari.
 Bapak S mengatakan dirinya suka minum anis,
teh, kopi maupun softdrink.
 Bapak S mengatakan banyak makan dan minum.
 Bapak S mengatakan jika dirinya sering buang air
kecil.
 Bapak S mengatakan jika dirinya sering mersa
ngantuk jika tidak melakukan aktivitas.
 Bapak S mengatakan kurang paham tentang resiko
penyakit diabetes.
2. DO : Kesiapan meningkatkan
Bapak S dan Iby Y terus bertanya dan antusias pengetahuan
seputar kesehatan keluarganya.
DS:
 Bapak S mengatakan ingin lebih mengetahui
terkait dengan resiko diabetes.
 Ibu Y ingin mengetahui lebih terkait dengan
kesehatan keluarganya.
Prioritas Masalah
Scoring
1. Perilaku kesehatan cenderung beresiko
Kriteria Bobot Total Pembenaran
Sifat masalah: 1 3/3 x 1 : Bapak S mengetahui tentang diabetes namun
Wellnes (3) 1 tidak mencoba menghindari minum manis dan
Health Deficit (3) makan makanan berlebihan.
Health treath (2)
Forseeable crisis (1)
Kemungkinan diubah: 2 1/2 x 2 : Bapak S terbiasa dengan kebiasaannya, beliau
Mudah (2) 1 merasa sulit untuk mengubah pola hidupnya
Sebagian (1) yang menyukai minum minuman manis.
Tidak dapat (0)
Kemungkinan dicegah: 1 2/3 x 1 : Bapak S mengatakan dirinya juga merokok dan
Tinggi (3) 2/3 selalu bersantai ditemani rokok dan kopi.
Cukup (2) Beliau mengatakan jika bisa minum kopi 2-
Rendah (1) 3x/hari.
Menonjolnya masalah: 1 2/2 x 1 : Bapak S mengetahui sedikit resiko tentang
Membutuhkan 1 penyakit diabetes namun beliau tetap
perhatian segera (2) membiasakan pola makan dan minum yang
Tidak membutuhkan kurang tepat padahal, saat dilakukan
perhatian segera (1) pemeriksaan GDS mencapai 175mg/dl.
Tidak dirasakan sebagai
masalah atau kondisi
yang membutuhkan
perubahan (0)
Total 3 2/3

2. Kesiapan Meningkatkan Pengetahuan.


Kriteria Bobot Total Pembenaran
Sifat masalah: 1 3/3 x 1 : Bapak S mengetahui sedikit tentang faktor
Wellnes (3) 1 resiko namun beliau tidak mencoba untuk
Health Deficit (3) menghindari faktor resiko tersebut.
Health treath (2)
Forseeable crisis (1)
Kemungkinan diubah: 2 2/2 x 2 : Bapak S dan ibu Y mengatakan bahwa mereka
Mudah (2) 2 antusias jika mendapatkan ilmu baru terkait
Sebagian (1) dengan masalah kesehatan yang ada di
Tidak dapat (0) keluarganya.
Kemungkinan dicegah: 1 3/3 x 1 : Bapak S dan Ibu Y saling mengingatkan terkait
Tinggi (3) 1 dengan masalah kesehatan.
Cukup (2)
Rendah (1)
Menonjolnya masalah: 1 2/2 x 1 : Bapak S dan keluarga sudah mengetahui terkait
Membutuhkan 1 penyakit yang mungkin bia muncul namun
perhatian segera (2) beliau tidak mencoba menghindari resiko.
Tidak membutuhkan
perhatian segera (1)
Tidak dirasakan sebagai
masalah atau kondisi
yang membutuhkan
perubahan (0)
Total 5
Prioritas masalah:
1. Kesiapan Meningkatkan Pengetahuan.
2. Perilaku Kesehatan Cenderung Berisiko pada Bapak S.
PERENCANAAN, IMPLEMENTASI, EVALUASI, RENCANA TINDAK LANJUT

No Data Diagnosa NOC NIC


1 DO : Kesiapan Pengetahuan: Diet yang Pendidikan Kesehatan
disarankan  Identifikasi faktor terkait
Bapak S dan Iby Y terus bertanya dan antusias seputar meningkatkan
Setelah dilakukan pertemua motivasi berperilaku sehat
kesehatan keluarganya. pengetahuan selama 1x60 menit diharapkan  Berikan diskusi agar pasien
Bapak S dan Ibu Y lebih paham terkait dengan
DS:
pengetahuan meningkat penyakit
 Bapak S mengatakan ingin lebih mengetahui terkait dengan kriteria hasil: Manajemen Nutrisi
 Mengetahui terkait  Identifikasi terkait alergi dan
dengan resiko diabetes.
penyakitnya intoleransi makanan pada
 Ibu Y ingin mengetahui lebih terkait dengan  Mengetahui cara mencegah pasien
kesehatan keluarganya.
penyakitnya  Tentukan makanan yang
 Mengetahui diet yang menjadi kebutuhan pasien
dianjurkan  Edukasi terkait makanan
 Memahami manfaat dan yang baik dan sehat
tujuan diet  Anjurkan keluarga untuk
 Mengetahui makanan dan menyajikan makanan sehat
yang boleh dan tidak
diperbolehkan
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

No Tanggal/ Diagnosa Keperawatan Implementasi Evaluasi Paraf


Jam
1 Kamis, Kesiapan Meningkatkan  Kontrak waktu untuk S:
22 Maret Pengetahuan pemberian edukasi selama  Klien mengatakan jelas dengan
2018 30 menit kedepan. edukasi yang diberikan
 Menggali pengetahuan  Klien mengatakan akan belajar
12.00 WIB terkait pengetahuan dan beratih untuk mengurangi
sebelum diberikan edukasi kebiasaannya minum yang manis-
 Memberikan edukasi manis
terkait dengan penyakit  Klien mengatakan akan belajar
prediabetes hidup sehat dan menghindari
 Mendiskusikan hal yang faktor resiko
perlu dihindari O:
 Konseling terkait nutrisi  Klien menunjukkan sikap antusias
pada penderita saat diberikan edukasi
prediabetes.  Klien menunjukkan sikap
kooperatif
 Klien dapat menjawab pertanyaan
dari materi edukasi dengan benar
A: kesiapan meningkatkan
pengetahuan
P: evaluasi terkaiy edukasi yang
diberikan

Anda mungkin juga menyukai