Anda di halaman 1dari 10

ASUHAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

TERHADAP Tn.S DENGAN POST.OP KATARAK


DI RSUD DEMANG SEPULAU RAYA

OLEH
Nama : Leska Devica
NIM : 2022207209049
Kelas : Lampung Tengah B

PROGRAM STUDI PROFESI NERS FAKULTAS KESEHATAN


UNIVERSITAS MUHMMADIYAH PRINGSEWU
TA. 2022/2023
ASUHAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
TERHADAP Tn.S DENGAN POST.OP KATARAK
DI RSUD DEMANG SEPULAU RAYA

Tgl.Pengkajian : 10 November 2022


Pukul : 11.00

A. PENGKAJIAN DATA DASAR


1. Data Demografi
Data pasien
Nama : Tn. S
Tanggal Lahir : 21-11-1948
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Suku : Jawa
Alamat : Sukajadi

Data penanggungjawab
Nama : Tn. H
Alamat : Sri Sawahan
Hubungan dg.pasien : Anak

2. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat kesehatan saat masuk RS
Klien datang ke UGD RSUD Demang Sepulau Raya pada tanggal 10
November 2022 pukul 06.00 WIB untuk menjalani operasi katarak dengan
rawat jalan.
b. Riwayat kesehatan saat pengkajian
Klien mengatakan nyeri pada luka post op katarak, nyeri yang dirasa
menyebar di daerah frontal, nyeri seperti di tusuk-tusuk, skala nyeri 6 (0-
10), nampak adanya rembesan darah pada luka post op katarak, klien
mengatakan takut jika salah perawatan pada luka post.op katarak. Klien
mengatakan belum mengetahui cara perawatan luka post op katarak.
c. Riwayat kesehatan lalu
Klien mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit terdahulu
d. Riwayat kesehatan keluarga
Klien mengatakan, keluarga ridak memiliki riwayat kesehatan keturunan
e. Riwayat psiko-sosial-spiritual
Klien mengatakan masih merasa cemas jika klien menjalani operasi katarak
dan gagal dalam operasi. Klien mengatakan keluarga mendukung sepenuh
hati dalam proses pengobatan klien. Klien mengatakan menggunakan
fasilitas BPJS mandiri yang dibiayai oleh anaknya untuk menjalani operasi
katarak.
f. Pengetahuan pasien dan keluarga
Keluarga dan klien sudah mengetahui tentang penyakit katarak yang
diderita, namun klien mengatakan masih belum mengerti dan faham akan
perawatan pada luka post op katarak dan apa pantangannya.
g. Lingkungan
Keadaan lingkungan rumah klien, tidak berpengaruh dan tidak berkaitan
dengan penyakit klien.
h. Pola kebiasaan
1) Pola nutrisi & cairan
Klien makan 3x sehari dalam porsi sedang dan makan lunak.
Frekuensi minum klien7-9 gelas dalam sehari.
2) Pola eleminasi
Klien BAB pada pagi hari, dan BAK dengan frekuensi waktu yang
idak menentu. Klien mengatakan BAK tidak dirasa sakit, tidak ada
masalah pada pola eleminasi.
3) Pola personal hygien
Klien mandi 2x sehari, dengan menyikat gigi dan menggunakan sabun
saat mandi serta berkeramas setiap 1x dalam sehari. Klien selalu
menggosol gigi saat setelah mandi.
4) Pola istirahat & tidur
Klien mengatakan tidur 6-7 jam dalam 24 jam. Pada saat sianghari
klien jarang tidur karena lebih senang menghabiskan waktu untuk
berkebun
.
5) Pola aktivitas & latihan
Aktivitas klien dilakukan secara mandiri, dan istri klien hanya
memberikan pengawasan dari kejauhan saat klien beraktivitas.
6) Pola kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan
Klien mengatakan jika saat klien memakan makanan yang tinggi akan
yodium, tekanan darah klien meningkat.

3. Pengkajian Fisik
a. Pemeriksaan umum
TD : 145/93 mmHg
N : 102 x/menit
S : 35,8 ͦ C
RR : 22 x/menit
Skala Nyeri : 6 (0-10)
b. Pemeriksaan fisik :
1) Sistem penglihatan
Terdapat adanya katarak, penglihatan mata kabur pada sebelah kanan.
Klien menggunakan alat bantu kacamata.
2) Sistem pendengaran
Tidak ada masalah dalam pendengaran klien, nampak adanya
serumen berwarna kuning kecoklatan, tidak ada penumpukan
serumen.
3) Sistem wicara
Bicara klien normal, tidak pelo dan tidak ada masalah lainnya.
4) Sistem pernafasan
Tidak adanya penggunaan otot bantu nafas, nafas norma 20 x/menit,
tidak adanya krepitasi paru.
5) Sistem kardiovaskuler
Tidak ditemukan jejas, maupun hepatomegali.
6) Sistem neurologi
Tidak ada kelainan dalam sistem persyarafan GCS : 15
7) Sistem pencernaan
Nampak adanya karieses pada gigi geraham depan, adanya kerak gigi,
klien tidak mengalami kesulitan dalam menelan makanan. Bising usus
dalam frekuensi normal 16 x/menit. Tidak adanya jejas maupun
kebiruan pada perut.
8) Sistem imunology
Tidak ditemukannya tanda gejala pembesaran kelenjar tiroid.
9) Sistem endokrin
Tidak ada luka ulkus, nafas tidak berbau keton
10) Sistem urogenital
Klien tidak terpasang kateter, klien mengatakan tidak ada masalah
pada saat BAK, tidak ada nyeri, BAK berwarna kuning.
11) Sistem integumen
Kulit kering, elastis, tidak adanya luka.
12) Sistem muskuloskeletal
Klien dapat mengangkat kaki dan tangan. Kekuatan otot

5 5

5 5

4. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan Hasil
WBC 9.2 10̂/uL
HGB 14.4 g/dL
PLT 284 10̂/uL
Gds 110 mg/dL
CoV-19 N-R

5. Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan medis
Dilakukannya tindakan operasi ECCE pukul 06.30 wib
b. Penatalaksanaan keperawatan
Memberikan edukasi perawatan luka post op katarak kepada klien dan
keluarga
Memantau adanya tanda gejala resiko infeksi

B. ANALISA DATA
Data Masalah Etiologi
DS : Nyeri akut Agen pencedera fisik
Klien mengatakan nyeri pada luka post op katarak,
nyeri yang dirasa menyebar di daerah frontal, nyeri
seperti di tusuk-tusuk
DO :
Luka post op ECCE + 2jam
Klien tampak cemas
skala nyeri 6 (0-10)
TD : 145/93 mmHg
N : 102 x/menit
DS :klien mengatakan takut ,cemas dengan luka post Ansietas Kurang terpapar
of kataraknya. informasi
klien mengatakan masih belum mengerti dan faham
akan perawatan pada luka post op katarak dan apa
pantangannya.
DO :
Klien tampak gelisah, cemas
DS : Resiko infeksi Efek prosedur invasif
-
DO :
Nampak adanya rembesan darah pada luka post.op
Nyeri menyebar di daerah frontal

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Nyeri akut b.d agen pencedera fisik
ansietas b.d kurangnya paparan informasi
Resiko infeksi b.d efek prosedur invasif

D. RENCANA KEPERAWATAN
No Dx SLKI SIKI
1 Nyeri akut b.d Setelah diberikan asuhan
agen pencedera keperawatan diharapkan  Identifikasi lokasi, karakteristik,
fisik Nyeri akut menurun ( I. durasi, frekuensi, kualitas, intensitas
08066 ) nyeri
Kriteria hasil  Identifikasi skal nyeri
a) Keluhan Nyeri menurun ( 5 )  Identifikasi respon nyeri
b) Meringis menurun ( 5 ) nonverbal
c) Sikap protektif menurun ( 5 )  Identifikasi factor yang
d) Gelisah menurun ( 5 ) memperberat dan memperingan nyeri
e) Perasaan takut mengalami  Monitor efek samping
cedera berulang menurun penggunaan analgesik
(5)  Berikan teknik nonfarmakologi
f) Ketegangan otot menurun untuk mengurangi rasa nyeri ( mis, terapi
(5) music, kopres hangat/dingin, aromaterapi
g) Frekuensi nadi membaik ( 5 ) )
h) Tekanan darah membaik ( 5 )  Control lingkungan yang
i) Pola nafas membaik ( 5 ) memperberat rasa nyeri ( mis, suhu
j) Pola tidur membaik ( 5 ) ruangan, kebisingan, pencahayaan )
 Fasilitasi istrahat dan tidur
 Pertimbangkan jenis dan sumber
nyeri dalam pemilihan strategi
meredakan nyeri
 Jelaskan penyebab , priode, dan
pemicu nyeri
 Jelaskan strategi meredakan
nyeri
 Anjurkan memonitor nyeri
secara mandiri
 Anjurkan menggunakan
analgetik secara tepat
 Ajarkan teknik nonfarmakologi
untuk mengurangi rasa nyeri
 Kolaborasi pemberian analgetik,
jika perlu

2 Ansietas b.d setelah diberikan asuhan  Identifikasi saat tingkat ansietas


kurangnya keperawatan diharapkan berubah ( mis, kondisi, waktu, stressor )
paparan informasi tingkatan ansietas menurun  Monitor tanda – tanda ansietas
( L.09093 ) ( baik verbal maupun nonverbal )
Kriteria Hasil  Ciptakan suasana terapeutik
a) Verbalisasi untuk menumbuhkan kepercayaan.
kebingungan menurun ( 5 )  Temani pasien untuk
b) Verbalisasi khawatir mengurangi kecemasan , jika
akibat kondisi yang dihadapi memungkinkan
menurun ( 5 )  Pahami situasi yang membuat
c) Perilaku gelisa ansietas
menurun ( 5 )  Dengarkan dengan penuh
d) Perilaku tegang perhatian
menurun ( 5 )  Gunakan pendekatan yang
e) Keluhan pusing tenang dan meyakinkan
menurun ( 5 )  Temapatkan barang pribadi yang
f) Frekuensi nafas m membaerikan kenyamanan
enurun ( 5 )  Motivasi mengidentifikasi situasi
g) Frekuensi nadi yang memicu kecemasan
menurun ( 5 )  Diskusikan perencanana realistis
h) Tekanan darah tentang peristiwa yang akan datang
menurun ( 5 )  Jelaskan prosedur , termasuk
i) Konsetrasi membaik sensasi yang mungkin dialami
(5)  Informasikan secara factual
j) Pola tidur membaik mengenai diagnosis , pengobatan, dan
(5) prognosis
k) Orentasi membaik ( 5 )  Anjurkan keluarga untuk tetap
bersama pasien , jika memungkinkan
 Anjurkan mengungkapkan
perasaan dan persepsi
 Latih kegiatan pengalihan untuk
mengurangi ketegangan
 Latih teknik relaksasi
 Kolaborasi pemberian obat
antiansietas, jika perlu

3 Resiko infeksi b.d Setelah dilakukan asuhan  Monitor tanda dan gejala infeksi
efek prosedur keperawatan resiko infeksi  Monitor karakteristik luka
invasif menurun dengan Kriteria  Batasi jumlah pengunjung
Hasil :  Berikan perawatan kulit pada daerah
a) Nafsu makan edema
meningkat ( 5 )  Cuci tangan sebelum dan sesudah
b) Demam menurun ( 5 ) kontak dengan pasien dan
c) Kemerahan menurun ( lingkungan pasien
5)  Pertahankan teknik aseptic pada
d) Nyeri menurun ( 5 ) pasien berisiko tinggi
e) Bengkak menurun ( 5 )  Berikan salep yang sesuai kekulit /
lesi , jika perlu
 Jelaskan tanda dan gejala infeksi
 Ajarkan cara mencuci tangan dengan
benar
 Ajarkan cara memeriksa kondisi luka
 Anjurkan mengkomsumsi makana
tinggi kalori dan protein
 Jelaskan tanda dan gejala infeksi
 Ajarkan cara mencuci tangan dengan
benar
 Ajarkan cara memeriksa kondisi luka
 Anjurkan mengkomsumsi makana
tinggi kalori dan protein
E. CATATAN PERKEMBANGAN
Hari/Tgl DX Implementasi Evaluasi
Jumat , Nyeri akut b.d agen  Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, 08.00
11/11/22 pencedera fisik kualitas, intensitas nyeri S:
 Identifikasi skal nyeri Klien mengatakan rasa nyeri berkurang
 Identifikasi respon nyeri nonverbal O:
 Identifikasi factor yang memperberat dan memperingan K/U sedang
nyeri Klien tampak tenang
 Ajarkan klien dalam menggunakan teknik non Skala nyeri 4 (0-10)
farmakologi seperti hipnopresure TD 120/70 mmHg
 Fasilitasi istrahat dan tidur N 76 x/menit
 Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian analgetik : A:
asamefenamat tab. Ciprofloxasi tab. Masalah teatasi
P:
Tetap anjurkan klien untuk mengkonsumsi obat
asamefenamat dan ciprofloxasi tab.
Jumat , Ansietas b.d kuranya  Identifikasi saat tingkat ansietas berubah 08.30
11/11/22 terpapar informasi  Ciptakan suasana terapeutik untuk menumbuhkan S:
kepercayaan. Klien dan keluarga engatakan cara perawatan dan
 Temani pasien untuk mengurangi kecemasan , jika pantangan yang harus dihindari
memungkinkan O:
 Jelaskan prosedur , termasuk sensasi yang mungkin k/u sedang
dialami Klien dan keluarga dapat menjelaskan kembali
 Informasikan secara factual mengenai diagnosis , perawatan luka post op katarak dirumah
pengobatan, dan prognosis penyakit katarak A:
 Anjurkan keluarga untuk tetap bersama pasien , jika Masalah teratasi
memungkinkan P:
 Berikan pendkes mengenai perawatan luka post op Tetap anjurkan keluarga dalam pencegahan gaya
katarak dirumah hidup yang mempengaruhi terjadinya katarak kembali

Jumat , Resiko infeksi b.d efek  Monitor tanda dan gejala infeksi 09.00
11/11/22 prosedur invasif Monitor karakteristik luka S:
 Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan Klien mengatakan mata pada luka post op terasa
pasien dan lingkungan pasien mengganjal
 Pertahankan teknik aseptic pada pasien berisiko tinggi O:
 Jelaskan tanda dan gejala infeksi k/u sedang
 Ajarkan cara mencuci tangan dengan benar tidak adanya rembesan pada luka post op kembali
 Ajarkan cara memeriksa kondisi luka melakukan gv pada luka post op katarak
 Anjurkan mengkomsumsi makana tinggi kalori dan A:
protein Masalah teratasi
 Jelaskan tanda dan gejala infeksi P:
 Ajarkan cara mencuci tangan dengan benar Pertahankan teknik aseptik dalam perawatan luka post
 Ajarkan cara memeriksa kondisi luka op klien
 Anjurkan mengkomsumsi makana tinggi kalori dan
protein

Anda mungkin juga menyukai