Anda di halaman 1dari 12

PROGRAM PROFESI NERS

STIKES MUHAMMADIYAH PALEMBANG

LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN INTRANATAL

A. DEFINISI
Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks dan janin turun
ke dalam jalan lahir. Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran
janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan, lahir spontan dengan presentasi
belakang kepala tanpa komplikasi baik ibu maupun janin (Bandiyah, 2009, p.82).
Intensitas dan frekuensi kontraksi pada persalinan normal meningkat, tetapi
tanpa peningkatan tonus istirahat. Intensitas meningkat pada persalinan lanjut
menjadi 60 mmHg dan frekuensi menjadi 2-4 kontraksi setiap menit. Durasi
kontraksi juga meningkat dari kira-kira 20 detik pada awal persalinan menjadi
40-90 detik pada akhir kala pertama dan kala kedua (Llewellyn, 2001, p.68).

B. TEORI MULAINYA PERSALINAN

Beberapa teori yang menyatakan kemungkinan proses persalinan menurut


Manuaba (2009, p.142).
1. Teori Estrogen-Progesteron
Pada 1-2 minggu sebelum persalinan dimulai, terjadi penurunan kadar
hormon estrogen dan progesteron. Progesteron bekerja sebagai penenang
otot-otot polos rahim dan penurunan progesteron akan menyebabkan
konstriksi pembuluh darah sehingga timbul his bila kadar progesteron turun.
2. Teori Oksitosin
Perubahan keseimbangan estrogen dan progesteron menyebabkan
oksitosin yang dikeluarkan oleh hipofise part posterior dapat menimbulkan
kontraksi dalam bentuk Braxton Hicks.
3. Teori Distensi Rahim
Rahim yang menjadi besar dan meregang menyebabkan iskemia otot-
otot rahim, sehingga mengganggu sirkulasi utero plasenta.
4. Teori Iritasi Mekanik
Di belakang serviks terletak ganglion servikal (Fleksus
Frankenhauser). Bila ganglion ini digeser dan ditekan, misalnya oleh kepala
janin, akan timbul kontraksi uterus.
5. Teori Prostaglandin
Konsentrasi prostaglandin yang dikeluarkan oleh desidua meningkat
sejak umur hamil 15 minggu. Prostaglandin dianggap dapat memicu

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH (STIKes) 2018-2019


PROGRAM PROFESI NERS
STIKES MUHAMMADIYAH PALEMBANG

persalinan, semakin tua umur kehamilan maka konsentrasi prostaglandin


makin meningkat sehingga dapat menimbulkan kontraksi otot rahim
sehingga hasil konsepsi dapat dikeluarkan.
6. Teori Hipotalhamus-Pituitari dan Glandula Suprarenal
Teori ini menunjukkan bahwa pada kehamilan dengan anensefalus
sering terjadi keterlambatan persalinan karena tidak terbentuk hipothalamus
dan glandula suprarenal yang merupakan pemicu terjadinya persalinan.
7. Induksi Persalinan (Induction of Labour)
Partus yang ditimbulkan dengan jalan :
a. Memecahkan ketuban ( amniotomi)
Pemecahan ketuban akan mengurangi keregangan otot rahim
sehingga kontraksi segera dapat dimulai.
b. Induksi persalinan secara hormonal/kimiawi
Dengan pemberian oksitosin drip/prostaglandin dapat
mengakibatkan kontraksi otot rahim sehingga hasil konsepsi dapat
dikeluarkan.
c. Induksi persalinan dengan mekanis
Dengan menggunakan beberapa gagang laminaria yang
dimasukkan dalam kanalis servikalis dengan tujuan merangsang
pleksus frankenhauser.
d. Induksi persalinan dengan tindakan operasi
Dengan cara seksio caesaria.

C. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSALINAN


Menurut Mochtar (2003, p.65), faktor yang mempengaruhi persalinan
diantaranya :
1. Passage (Jalan Lahir)
Merupakan jalan lahir yang harus dilewati oleh janin terdiri dari rongga
panggul, dasar panggul, serviks dan vagina. Syarat agar janin dan plasenta
dapat melalui jalan lahir tanpa ada rintangan, maka jalan lahir tersebut harus
normal.
2. Power
Power adalah kekuatan atau tenaga untuk melahirkan yang terdiri dari
his atau kontraksi uterus dan tenaga meneran dari ibu. Power merupakan
tenaga primer atau kekuatan utama yang dihasilkan oleh adanya kontraksi
dan retraksi otot-otot rahim.
Kekuatan yang mendorong janin keluar (power) terdiri dari :

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH (STIKes) 2018-2019


PROGRAM PROFESI NERS
STIKES MUHAMMADIYAH PALEMBANG

a. His (kontraksi otot uterus)


His adalah kontraksi uterus karena otot-otot polos rahim bekerja
dengan baik dan sempurna. Pada waktu kontraksi otot-otot rahim
menguncup sehingga menjadi tebal dan lebih pendek. Kavum uteri
menjadi lebih kecil serta mendorong janin dan kantung amneon ke arah
segmen bawah rahim dan serviks.
b. Kontraksi otot-otot dinding perut
c. Kontraksi diafragma pelvis atau kekuatan mengejan
d. Ketegangan dan ligmentous action terutama ligamentum rotundum
3. Passanger
a. Janin
Bagian yang paling besar dan keras dari janin adalah kepala janin.
Posisi dan besar kepala dapat mempengaruhi jalan persalinan.
b. Sikap (habitus)
Menunjukkan hubungan bagian-bagian janin dengan sumbu janin,
biasanya terhadap tulang punggungnya. Janin umumnya dalam sikap
fleksi, di mana kepala, tulang punggung, dan kaki dalam keadaan fleksi,
serta lengan bersilang di dada.
c. Letak janin
Letak janin adalah bagaimana sumbu panjang janin berada terhadap
sumbu ibu, misalnya letak lintang di mana sumbu janin sejajar dengan
dengan sumbu panjang ibu; ini bisa letak kepala, atau letak sungsang.
d. Presentasi
Presentasi digunakan untuk menentukan bagian janin yang ada di
bagian bawah rahim yang dapat dijumpai pada palpasi atau pemeriksaan
dalam. Misalnya presentasi kepala, presentasi bokong, presentasi bahu,
dan lain-lain.
e. Posisi
Posisi merupakan indikator untuk menetapkan arah bagian terbawah
janin apakah sebelah kanan, kiri, depan atau belakang terhadap sumbu
ibu (maternal pelvis). Misalnya pada letak belakang kepala (LBK) ubun-
ubun kecil (UUK) kiri depan, UUK kanan belakang.
f. Placenta
Placenta juga harus melalui jalan lahir, ia juga dianggap sebagai
penumpang atau pasenger yang menyertai janin namun placenta jarang
menghambat pada persalinan normal.

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH (STIKes) 2018-2019


PROGRAM PROFESI NERS
STIKES MUHAMMADIYAH PALEMBANG

4. Psikis (psikologis)
Perasaan positif berupa kelegaan hati, seolah-olah pada saat itulah
benar-benar terjadi realitas kewanitaan sejati yaitu munculnya rasa bangga
bisa melahirkan atau memproduksi anaknya. Mereka seolah-olah
mendapatkan kepastian bahwa kehamilan yang semula dianggap sebagai
suatu keadaan yang belum pasti sekarang menjadi hal yang nyata.
5. Penolong
Peran dari penolong persalinan dalam hal ini Bidan adalah
mengantisipasi dan menangani komplikasi yang mungkin terjadi pada ibu
dan janin. Proses tergantung dari kemampuan skill dan kesiapan penolong
dalam menghadapi proses persalinan.

D. MEKANISME PERSALINAN
Menurut Prawirohardjo (2008, p.310), pada minggu- minggu terakhir
kehamilan, segmen bawah lahir meluas untuk menerima kepala janin, terutama
pada primipara. Supaya janin dapat dilahirkan, janin harus beradaptasi dengan
jalan lahir selama proses penurunan. Putaran dan penyesuaian lain yang terjadi
pada proses kelahiran disebut mekanisme persalinan, yang terdiri dari :
1. Engagement
Apabila diameter biparietal kepala melewati pintu atas panggul, kepala
dikatakan telah menancap (engaged) pada pintu atas panggul. Pada wanita
multipara hal ini terjadi sebelum persalinan aktif dimulai karena otot-otot
abdomen masih tegang, sehingga bagian presentasi terdorong ke dalam
panggul.
2. Penurunan (decent)
Penurunan adalah gerakan bagian presentasi melewati panggul.
Penurunan terjadi akibat tiga kekuatan, yaitu :
a. Tekanan dari cairan amnion
b. Tekanan langsung kontraksi fundus pada janin
c. Kontraksi diafragma dan otot-otot abdomen ibu pada tahap kedua
persalinan

Pada kehamilan pertama, penurunan berlangsung lambat, tetapi kecepatan


sama.
3. Fleksi
Segera setelah kepala yang turun tertahan oleh serviks, dinding
panggul, atau dasar panggul, dalam keadaan normal fleksi terjadi dan dagu

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH (STIKes) 2018-2019


PROGRAM PROFESI NERS
STIKES MUHAMMADIYAH PALEMBANG

didekatkan ke arah dada janin. Dengan fleksi, suboksipitobregmatika yang


berdiameter lebih kecil (9,5 cm) dapat masuk ke dalam pintu bawah panggul.
4. Putaran Paksi Dalam
Putaran paksi dalam dimulai pada bidang setinggi spina iskiadika, tetapi
putaran ini belum selesai sampai bagian presentasi mencapai panggul bagian
bawah.
5. Ekstensi
Saat kepala janin mencapai perineum, kepala akan defleksi ke arah
anterior oleh perineum. Mula-mula oksiput melewati permukaan bawah
simfisis pubis, kemudian kepala muncul keluar akibat ekstensi, pertama-
tama oksiput, kemudian wajah dan akhirnya dagu.
6. Restitusi dan putaran paksi luar
Setelah kepala lahir, bayi berputar hingga mencapai posisi yang sama
dengan saat ia memasuki pintu atas, gerakan ini dikenal sebagai restitusi.
Putaran 450 membuat kepala janin kembali sejajar dengan punggung dan
bahunya. Putaran paksi luar terjadi saat bahu engaged dan turun dengan
gerakan kepala.
7. Ekspulsi
Setelah bahu keluar, kepala dan bahu diangkat ke atas tulang pubis ibu
dan badan bayi dikeluarkan dengan gerakan fleksi lateral ke arah simfisis
pubis. Ketika seluruh tubuh bayi keluar, persalinan bayi selesai. Ini
merupakan akhir tahap kedua persalinan.

E. ADAPTASI FISIOLOGIS PERSALINAN


1. Perubahan kardiovaskuler
Perubahan pada sistem kardiovaskuler wanita selama proses
persalinan, pada setiap kontraksi 400 ml darah akan dikeluarkan dari uterus
dan masuk ke sistem vaskuler ibu,hal ini akan meningkatkan curah jantung
sekitar 10% sampai 15% pada tahap pertama persalinan dan sekitar 30%
sampai 50% pada tahap kedua persalinan,untuk mengantisipasi perubahan
tekanan darah,ada beberpa faktor yang mengubah tekanan darah ibu.Aliran
darah yang menurun pada arteri uterus akibat kontraksi dialirkan kembali ke
pembuluh darah perifer,timbul tahana perifer,tekanan darah meningkat dan
frekwensi denyut nadi menurun.Pada persalinan tahap pertama,kontraksi
uterus meningkatkan tekanan sistolik 10 mmHg sedangkan pada tahap kedua
sekitar 30 mmHg dan tekanan diastolik sampai 25 mmHg.

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH (STIKes) 2018-2019


PROGRAM PROFESI NERS
STIKES MUHAMMADIYAH PALEMBANG

2. Perubahan pernafasan
Peningkatan aktivitas fisik dan peningkatan pemakaian oksigen terlihat
dari peningkatan frekuensi pernafasan,pada tahap kedua persalinan jika ibu
tidak diberi obat-obatan maka ia akan memakai oksigen hampir dua kali
lipat.
3. Perubahan pada ginjal
Pada trimester kedua kandung kemih menjadi organ abdomen,apabila
terisi,kandung kemih akan teraba diatas simpisis pubis.Selama persalinan
wanita dapat mengalami kesulitan berkemih secara spontan akibat berbagai
alasan : edema jaringan akibat tekanan bagian presentasi,perasaan tidak
nyaman dan rasa malu.
4. Perubahan integument
Adaptasi sistem integumen jelas terlihat khususnya pada daerah
introitus vagina,meskipun daerah itu dapat meregang namun dapat terjadi
robekan-robekan kecil pada kulit sekitar introitus vagina sekalipun tidak
dilakukan episiotomi atau tidak terjadi laserasi.
5. Perubahan musculoskeletal
Sistem ini mengalami stres selama persalinan,nyeri punggung dan
nyeri sendi terjadi sebagai akibat semakin renggangnya sendi pada masa
aterm,proses persalinan itu sendiri dan gerakan meluruskan jari-jari kaki
dapat menimbulkan kram tungkai.
6. Perubahan neurologi
Sistem neurologi menunjukkan bahwa timbul stres dan rasa tidak
nyaman selama persalinan,perubahan sensoris terjadi saat memasuki tahap
persalinan pertama dan masuk ke tahap berikutnya.
7. Perubahan pencernaan
Persalinan mempengaruhi sistem saluran cerna ,bibir dan mulut
menjadi kering akibat bernafas lewat mulut ,dehidrasi dan sebagai respons
emosi terhadap persalinan.selama persalinan motilitas dan absorpsi saluran
cerna menurun dan pada waktu pengosongan lambung menjadi
lambat,seringkali ada rasa mual dan memuntahkan makanan yang belum
dicerna,mual dan sendawa juga terjadi sebagai respons refleks terhadap
dilatasi serviks lengkap.
8. Perubahan endokrin
Sistem endokrin aktif selama persalinan,awal persalinan dapat
diakibatkan penurunan kadar progesteron dan peningkatan kadar

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH (STIKes) 2018-2019


PROGRAM PROFESI NERS
STIKES MUHAMMADIYAH PALEMBANG

estrogen,prostaglandin dan oksitosin,metabolisme meningkat dan kadar


glukosa darah dapat menurun akibat proses persalinan.

F. PROSES PERSALINAN TIAP KALA


Pada persalinan normal, persalinan dibagi menjadi 4 kala :
1. Kala I ; kala pembukaan serviks.
Proses pembukaan adalah sejak persalinan sampai pada pembukaan
serviks lengkap pada primigravida 7-8 jam, terdiri dari 2 fase, yaitu :
a. Fase laten ; berlangsung selama 8 jam sampai pembukaan 3 cm. His
masih lemah, dengan frekuensi his jarang.
b. Fase aktif ;
 Fase akselerasi, lamanya 2 jam dengan pembukaan 2-3 cm.
 Fase dilatasi maksimal, lamanya 2 jam dengan pembukaan lebih
dari 9 cm sampai pembukaan lengkap. His tipa 3-4 menit selama 45
detik. Pada multigravida proses ini akan berlangsung lebih cepat.
 Fase deselarasi, dalam waktu 2 jam pembukaan 9 cm menjadi
lengkap.
Fase-fase tersebut dijumpai pada primigravida. Pada multigravida
fase laten, fase aktif dan fase deselerasi lebih pendek.
2. Kala II ; kala pengeluaran
Setelah serviks membuka lengkap, janin akan segera keluar. His terjadi
tiap 2-3 menit, lamanya 60-90 detik. His sempurna dan efektif bila ada
koordinasi gelombang kontraksi sehingga kontraksi simetris dengan
dominasi di fundus uteri, mempunyai ampitudo 40-60 mmHg, berlangsung
60-90 detik dengan jangka waktu 2-4 menit dan tonus uterus saat relaksasi
kurang dari 12 mmHg. Pada primigravida kala II berlangsung kira-kira sau
setengah jam dan pada multi gravida setengah jam. Tanda obyektif yang
menunjukkan tahap kedua dimulai adalah sebagai berikut :
a. Muncul keringat tiba-tiba diatas bibir
b. Adanya muntah
c. Aliran darah ( show ) meningkat
d. Ekstremitas bergetar
e. Semakin gelisah
f. Usaha ingin mengedan
Tanda-tanda ini seringkali muncul pada saat serviks berdilatasi lengkap.
Pemantauan yang kontinyu pada tahap kedua dan mekanisme persalinan,
respons fisiologis dan respons emosi ibu serta respons janin terhadap stres.

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH (STIKes) 2018-2019


PROGRAM PROFESI NERS
STIKES MUHAMMADIYAH PALEMBANG

3. Kala III ; kala uri (kala pengeluaran plasenta)


Berlangsung 6-15 menit setelah janin dikeluarkan. Tahap ketiga
persalinan berlangsung sejak bayi lahir sampai plasenta lahir, tujuan
penanganan kala III adalah pelepasan dan pengeluaran plasenta yang aman.
4. Kala IV ; pengawasan hingga satu jam setelah plasenta lahir
Kala ini sangat penting untuk menilai perdarahan (maks 500 ml) dan
baik tidaknya kontraksi uterus. Hingga lahirnya uri sampai dengan 1-2 jam
setelah uri lahir. Tanda kala IV adalah banyaknya darah yang keluar.

G. ASUHAN KEPERAWATAN INTRANATAL


1. Kala I
a. Pengkajian
1) Kaji benarnya inpartu
2) Kaji berapa jauh kemajuannya
3) Kaji keadaan ketuban
4) Kaji komplikasi atau resti
5) Kaji respon psikologis
6) Kaji kemajuan persalinan → partogram
a) Pembukaan
b) Penurunan persentasi
c) Moulage
7) Kaji kontraksi
8) Kaji posisi ibu :
a) Awal kala I ; jalan-jalan
b) Pembukaan 6-7 cm ; tidur miring ke kiri setengah duduk
9) Kaji makan dan minum
a) Akhir kala I dibatasi
b) Dianjurkan Bak 2-3 jam sekali
10) Kaji lingkungan tenang dan nyaman
11) Kaji penjelasan sikap empati dan hangat
b. Diagnosa keperawatan
1) Kesulitan penyesuaian diri sehubungan dengan hospitalisasi, belum
mengenal lingkungan rumah sakit.
2) Resiko kekurangan cairan sehubungan dengan pembatasan intake
cairan.
3) Cemas sehubungan dengan masih asing dengan proses persalinan.

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH (STIKes) 2018-2019


PROGRAM PROFESI NERS
STIKES MUHAMMADIYAH PALEMBANG

4) Gangguan pemenuhan kebutuhan O2 sehubungan dengan


hiperpentilasi.
5) Perubahan dalam nutrisi sehubungan dengan persalinan yang
berlangsung lama.
6) Mekanisme koping kurang efektif sehubungan dengan kelelahan,
kurang tidur, dan sesuatu yang tidak diharapkan.
7) Perubahan eliminasi sehubungan dengan bedrest.
c. Intervensi
1) Fetal distress
a) Merubah posisi ibu
b) Meningkatkan kaki → mengurangi hipotensi
c) Menghentikan rangsangan O2
d) Memberikan O2

2) Meningkatkan kenyaman
a) Membantu partisipasi ibu
b) Temukan tujuan ibu
c) Membantu management energy
d) Mengatasi ketidaknyamanan ibu ; ambulasi, posisi, massage,
pernapasan, dan relaksasi
3) Suasana dan lingkungan kamar
4) Support, empati
5) Penerangan hal-hal yang mungkin terjadi kepada keluarga
6) Monitor :
a) Letak jantung janin
b) Pengeluaran cairan
c) Pembukaan → kala II
2. Kala II
a. Pengkajian
1) Melanjutkan monitor
a) Detak jantung janin
b) His (respon janin)
c) Pendarahan
d) Air ketuban
2) Tanda dan gejala fisik serta perilaku
3) Meneran dengan benar atau tidak
4) Mekanisme penyesuaian

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH (STIKes) 2018-2019


PROGRAM PROFESI NERS
STIKES MUHAMMADIYAH PALEMBANG

5) Support person
b. Diagnosa
1) Tidak mampu mengikuti pimpinan persalinan sampai dengan
kelelahan , panic, dan amnesia
2) Perubahan konsep diri sehubungan dengan merasa tidak mampu
meneran dengan kuat
3) Resiko perlukaan sehubungan dengan posisi ibu yang tidak tepat
4) Perubahan konsep diri pada suami sehubungan dengan tidak mampu
mensupport istri
c. Intervensi
1) Cara mengejan dan posisi
2) Dorongan psikososial
3) Persiapan pertolongan persalinan
4) Asepsis dan anti asepsis
5) Faktor psikososial
6) Pertolongan persalinan
3. Kala III
a. Pengkajian
1) Timbul kontraksi uterus
2) Uterus tampak membundar
3) Terlihat massa introitus
4) Tali pusat lebih menjulur
5) Pendarahan tiba-tiba dengan warna gelap
a) Observasi keadaan umum ibu dan tanda vital
b) Pengkajian jalan lahir
c) Mengkaji factor yang berkaitan dengan atonia
d) Pemberian utero tonika (k/p)
b. Diagnosa
1) Kurang efektifitas mengatasi masalah sehubungan dengan kurang
informasi tentang kejadian kala III
2) Perdarahan pervaginaan sehubungan dengan kontraksi uterus yang
kurang adekuat
3) Resiko relaksasi uterus sehubungan dengan kandungh kemih panuh
4) Gangguan rasa nyaman sehubungan dengan luka episiotomy
c. Intervensi
1) Observasi perdarahan, shock, dan tanda vital
2) Observasi bayi dan identifikasi

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH (STIKes) 2018-2019


PROGRAM PROFESI NERS
STIKES MUHAMMADIYAH PALEMBANG

3) Kaji TFU
4) Identifikasi pengeluaran plasenta
5) Upayakan kontak ibu dan bayi
4. Kala IV
a. Pengkajian
1) Kaji status fisiologis ibu
2) Kaji posisi dan tonus uteri
3) Kaji adanya perdarahan pervaginam
4) Kaji kondisi perineum
b. Diagnosa
1) Resiko tinggi injuri sehubungan dengan tonus uteri yang buruk dan
perdarahan
2) Gangguan eliminasi urin sehubungan dengan haluaran/ anestesi
regional
3) Deficit volume cairan dan eliminasi sehubungan denagn kurangnya
intake oral, atonia, uteri, laserasi
4) Nyeri sehubungan dengan trauma perineal
5) Fatigue sehubungan dengan proses persalinan
c. Intervensi
1) Cegah perdarahan
2) Identifikasi perdarahan karena perlukaan
3) Memenuhi kebutuhan cairan dan nutrisi
4) Mencegah penekanan kandung kemih
5) Membantu ibu mengenal pengalamannya
6) Mencatat/melaporkan adanya kelainan
7) Memberikan rasa nyaman dan istirahat cukup
8) Pastikan tidak ada sisa plasenta
9) Luka epis tidak ada hemotom

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH (STIKes) 2018-2019


PROGRAM PROFESI NERS
STIKES MUHAMMADIYAH PALEMBANG

DAFTAR PUSTAKA

Bandiyah, S. (2009). Kehamilan Persalainan Gangguan Kehamilan, Yogjakarta:


Nuha Medika.
Llewellyn, Derek. ( 2001 ).Dasar –Dasar Obstetri dan Ginekologi, edisi 6 (ed-6)
Jakarta : Hipokrates
Manuaba, I. B. (2009). Ilmu Kebidanan, penyakit Kandungan, dan Keluarga
Berencana untuk Pendidikan Bidan.Jakarta : EGC.
Mochtar, Rustam. (2003). Sinopsis Obstetri. Jakarta : EGC.
Suririnah. (2009). Buku Pintar Kesehatan Kehamilan dan Persalinan. Jakarta : PT.
Gramedia Pustaka Utama

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH (STIKes) 2018-2019

Anda mungkin juga menyukai