Anda di halaman 1dari 29

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny.

Y DENGAN GANGGUAN SISTEM


ENDOKRIN: PERFUSI JARINGAN SEREBRAL INEFEKTIF DI RUANG MAWAR
RUMAH SAKIT MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO

Disajikan Sebagai Tugas


Pada Pembelajaran Stase Keperawatan Dewasa
Program Pendidikan Profesi Ners STIKES Muhammadiyah Gombong

Oleh :
Sri Kuntari
A3. 0700068

Program Pendidikan Profesi Ners


STIKES Muhammadiyah gombong
Jl.yos sudarso 461 Telp. 0287-472433 Fax 0287-473750
LEMBAR PENGESAHAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny.Y DENGAN GANGGUAN SISTEM


ENDOKRIN: PERFUSI JARINGAN SEREBRAL INEFEKTIF DI RUANG MAWAR
RUMAH SAKIT MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO

Telah disetujui pada Hari/tanggal:…………………………….

Pembimbing klinik Kepala Ruang Mawar


RSMS Purwokerto RSMS Purwokerto

(………………………) (…………………………….)
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih dan maha penyayang. Segala
puji bagi Allah yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya dalam menyelesaikan
laporan pada stase Keperawatan Dewasa yang berjudul “Asuhan Keperawatan pada Ny..
S Dengan Gangguan Sistem Endokrin : Perfusi jaringan cerebral inefektif di Ruang
mawar Rumah Sakit Margono Soekardjo Purwokerto.”

Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih kepada yang terhormat

1. Ibu Harwati selaku kepala ruang Mawar yang telah memberi kesempatan
kepada penulis untuk mengambil kasus di ruang Asoka RSUD Margono
Soekardjo Purwokerto.
2. Bapak Anis, S Kep, Ners dan Bapak Safrudin S Kep, Ners selaku
pembimbing Akademik yang telah memberikan bimbingan dan
pengarahan.
3. Bapak Arikh Ratna. S Kep,Ns selaku pembimbing dalam penyusunan
laporan ini yang dengan sabar membimbing dan memberi pengarahan.
4. Segenap staf keperawatan diruang Mawar RSUD Margono Soekardjo
Purwokerto atas bantuan dan kerjasamanya selama pengambilan kasus
berlangsung
5. Ibu dan bapak tercinta dengan segala pengorbanannya selama ini,
terimakasih yang selalu memberikan motivasi dan semangat untuk sukses.
6. Pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan laporan baik secara
langsung maupun tidak langsung.
Mudah-mudahan Allah SWT membalas segala kebaikan. Kritik dan saran dari
para pembaca sangat penulis harapkan untuk perbaikan laporan selanjutnya. Semoga
laporan ini bermanfaat bagi kita semua.Amin.

Purwokerto, November 2007


DAFTAR ISI

Judul…………………………………………………………………………...........i
Pengesahan................................................................................................................. ii
Kata Pengantar.......................................................................................................... iii
Daftar Isi................................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN
BAB II STUDI PUSTAKA
A. Pengertian Masalah Keperawatan………………………………………….
B. Etiologi……………………………………………………………………..
C. Batasan Karakteristik………………………………………………………
D. Patofisiologi…………………………………………………………………

E. Pola Pengkajian fungsional…………………………………………………


BAB III STUDI KASUS
A. Biodata…………………………………………………………………….
B. Pengkajian………………………………………………………………….
C. Pemeriksaan penunjang…………………………………………………….
D. Analisa Data………………………………………………………………..
E. Intervensi Keperawatan……………………………………………………
F. Implementasi……………………………………………………………….
G. Evaluasi…………………………………………………………………….
BAB IV PEMBAHASAN
BAB V PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

Diabetes mellitus atau penyakit gula/ kencing manis adalah terjadinya peningkatan
kadar glukosa darah akibat kekurangan insulin atau reseptor insulin yang tidak berfungsi
dengan baik. Insulin adalah horman yang diproduksi oleh sel beta pancreas yaitu kelenjar
di belakang lambung yang mengatur metabolisme glukosa menjadi energi dan mengubah
glukos menjadi glikogen yang disimpan di hati dan otot.
Diabetes mellitus tipe I terjadi karena kekurangan insulin yang terjadi pada anak-anak
dan penanganan butuh insulin, sedangkan diabetes mellitus tipe II terjadi karena insulin
yang tidak berfungsi dengan baik biasanya terjadi pada orang dewasa dan penanganannya
dilakukan dengan obat oral. Efek dari peningkatan kadar glukosa dalah kerusakan
makrovaskuler, mikrovascular, retinopati (katarak,glaucoma), nefropati (gagal ginjal),
ganggren (neuropati) penyakit jantung dan stroke.
Penyakit DM merupakan penyakit yang padat biaya dan ekonomi tinggi karena
dibutuhkan banyak biaya untuk pemeriksaan laboratorium, obat-obatan, rawat inap secara
berkaladan akibat (komplikasi ) yang ditimbulkan.selain itu DM dapat menurunkan
produktivitas kerja dan cacat tubuh yang tidak bisa direhabilitasi yang menggagu kualitas
hidup dan problem kesehatan masyarakat negra berkembang ataupun maju. Dan dari
tahun ke tahun angka kejadian meningkat termasuk Indonesia.
Menurut WHO tahun 1998 diperkirakan jumlah orang denagn diabetes mellitus di
Indonesia akan meningkat 250 %dari 5,7 juta di tahun 1995 menjadi 12 juta di tahun
2005.Indonesia merupakan Negara keenam tertinggi dalam jumlah angka kejadian
diabetes setelah India, Cina, Amerika Serikat, Pakistan dan Jepang. Sunggunh angka
yang mencengangkan dan sekaligus mencemaskan. Sehingga dalam hal ini perlu
dilakukan pencegahan lebih dini penyakit diabetes mellitus sehingga angka kejadian
diabetes mellitus dapat diturunkan
Tujuan Laporan Asuhan Keperawatan:
1. Mengetahui penyakit diabetes mellitus.
2. Mengetahui intervensi keperawatan pada pasien diabetes mellitus.
3. Mengetahui hubungan DM dengan Perfusi jaringan cerebral inefektif.
4. Mengetahui efektifitas intervensi untuk mengatai masalah.
Manfaat laporan asuhan keperawatan
1. Bagi mahasiswa
Laporan ini di harapkan dapat digunakan sebagai masukan dalam pemberian
Asuhan Keperawatan pada pasien diabetes mellitus.
2. Bagi institusi
Laporan ini di harapkan dapat di jadikan sebagai masukan dalam pemberian
Asuhan Keperawatan yang tepat dalam menangani pasien diabetes mellitus..
BAB II
STUDI PUSTAKA

A. Pengertian Masalah Keperawatan


1. Masalah keperawatan utama
Perfusi jaringan serebral inefektif adalah penurunan kadar oksigen sebagai akibat
kegagalan memeliharajaringan di tingkat kapiler (Nanda, 2005:233)
2. Masalah keperawatan lain
Hipertermi adalah peningkatan temperature tubuh diatas rentang normal (Nanda,
2005:107)

B. Etiologi
1. Perfusi jaringan serebral tidak efektif :
- Perubahan afinitas hemoglobin terhadap oksigen
- Penurunan konsentrasi hemoglobin
- Keracunan enzim
- Ganggguan pertukaran
- Hipervolemia
- Hipoventilasi
- Gangguan transport oksigen melalui alveolar dan membran kapiler
- Gangguan aliran arteri
- Gangguan aliran vena
- Penurunan mekanis daria alirandarah arteri dan vena
- Ketidaksesuaian antara ventilasi dan aliran darah (Nanda,2005233)
2. Hipertermi :
- Penyakit atautrauma
- Peningkatan metabbolik
- Aktiviitas metabolic
- Medikasi aatau anesthesia
- Dehidrasi
- Pakaian tidak cocok (Nanda, 2005:107)
C. Batasan Karakteristik
1. Perfusi jaringan cerebral inefektif
Subjektif : -
Objektif :
1. Perubahan status mental
2. Perubahan perilaku
3. Perubahan respon motorik
4. Perubahan reaksi pupil
5. Kesulitan menelan
6. Kelemahan ekstremitas dan kelumpuhan
7. Ketidaknormalan dalam berbicara (Nanda,2005233)
2. Hipertermi
Subjektif :
1. Mual
Objektif :
1. Kult memerah
2. Suhu tubuh meningkat diatas rentang normal
3. Frekwensi nafas meningkat
4. Kejang/konvulsi
5. Kulit hangat bila disentuh
6. Takikardia (Nanda, 2005:107)

D. Patofisiologi
Diabetes mellitus adalah penyakit yang kronik dan komplek yang melibatkan
kelainan metabolisme karbohidrat, protein dan lemak serta berkembangnya
komplikasi mikrovascular, makrovascular dan neurologist.
(Long, B.C,1996:4).
1. Diabetes mellitus tipe I
Pada diabetes mellitus tipe I terdapat ketidakmampuan untuk menghasilkan
insulin Karena sel-sel beta pancreas telah dihancurkan oleh autoimun.
Hiperglikmia puasa terjadi akibat produksi glukosa yang tidak terukur oleh hati.di
samping itu glukosa yang diproduksi oleh makanan yang tidak dapat disimpan di
hati. Tetap berada di dalam darah dan menimbulkan hiperglikemia postprandial
sesudah makan. Jika konsentrasi glukosa darah cukup tinggi, ginjal tidak dapat
menyerap kembali semua glukosa yan tersaring keluar akibatnya glukosa tersebut
muncul dalam urin (Glukosuria. Ketika glukosa yang berlebihan diekresikan
dalam urin, ekresi ini akan disertai pengeluaran cairan dan elektrolit yang
berlebihan. Keadan ini dinamakan diuresis osmotic. Hal ini akan mengakibatkan
pasien buang air kecil berlebihan (poliuru) dan mnerasa haus (polidipsi).
Hati mulai melakukan glukoneogenesis (sintesa glukosa baru) dengan substrat
yang tersedia berupa asam amino, asam lemak, dan glikogen yang mempunyai
konsentrasi yang tinggi di dalam sirkulasi karena efek katabolik glukagon tidak
dilawan insulin. Sel-sel kelaparan hanya sel otak dan sel darah merah yang tidak
kelaparan karena keduanya tidak memerlukan insulin untuk menghasillkan
glukosa. Metabolisme asam lemak bebas melalui siklus kreb berfungsi untuk
menghasilkan ATP untuk menjalankan fuingsi sel. Keton hasil metabolisme lemak
bebas nersifat asam yang menurunkan ph plasma.
Defisiensi insulin juga mengganggu metabolisme protein dan lemak yang
berakibat penurunan berat bada. Pasien akan mengalami peningkatan selera
makan (polifagia) akibat menurunnya simpanan kalori. Gejala lain kelemahan dan
keletihan. (Brunnert & suddart, 2000:1223-1224)
(http://www.hangtide.com/health/016/Untitled03.jpg)
2. Diabetes mellitus tipe II
Pada diabetes mellitus tipe II individu menghasilkan insulin, namun terjadi
kelambatan sekresi setelah makan dan berkurang jumlah total isulin yang
dikeluarkan, terdapat 2 masalah yaitu resistensi insulin dan gangguan sekresi
insulin dan terjadi penurunan reaksi intra sel sehingga insulin tidak efektif dalam
pengambilan glukosa untuk menstimulasi pengambilan glukosa oleh
jaringan.Untuk mengatasi hal ini diperlukan sekresi insulin yang meningkat.
(Corwin, E.J: 2000:545)
Meskipun demikian masih terdapat sejumlah insulin untuk mencegah pemecahan
lemak dan produksi badan keton sehingga masalah yang biasa terjadi pada
penderita ini adalah koma nonketotik hiperglikemic hiperosmolar yaitu terjadiny
apeningkatan glukosa darah lebih dari 300 mOsm/l sehingga pengeluaran uri
meningkat, rasahaus meningkat, defisiensi kalium,koma dan kematian, diperlukan
therapy cairan dan elektrolit.
(Corwin, E.J: 2000:549)

(http://www.hangtide.com/health/016/Untitled03.jpg)
E. Pola Fungsional Kesehatan
1. Aktivitas/istirahat
Gejala : Lemah, letih, sulit berjalan/ bergerak,kram otot, tonus otot menurun,
gangguan tidur atau istirahat.
Tanda : takikardi/ takipnea pada keadaan istirahat atau dengan aktivitas,letargi/
disorientasi,koma, penurunan kekuatan otot.
2. Sirkulasi
Gejala : Asanya riwayat hipertensi : IM akut
Klaudikasi, kebas, dan kesemutan pada ektremitas, ulkus pada kaki, penyemuahan
yang lama.
Tanda : Takikardia, perubahan tekanan darah postural: hipotensi,nadi yang
menuruna tau tidak ada, disritmia,Krekels :DVJ (GJK) kulit panas kering dan
kemerahan, bolamata cekung.
3. Integritas ego
Gejala : Faktor stress (financial, perasaan tak berdaya, tak ada kekuatan),
tergantung pada orang lain
Tanda : ansietas, peka rangsang.
4. Eliminasi
Gejala : Perubahan pola berkemih (Poliuria, nokturia)
Rasa terbakar/ nyeri, kesulitan berkemih (infeksi), ISK berulang, baru, nyeri
tekan abdomen, diare.
Tanda : Urine encer, pucat, kuning, poliuria (dapat berkembang menjadi oliguria/
annuria gika terjadi hipovolema berat), Urine berkabut, bau busuk, infeksi,
abdomen keras, adanya sscites peristaltic turun/ lemah, heperaktif (diare).
5. Makanan/cairan
Gejala : Hilang nafsu makan, mual muntah, tidak menggikuti diit, peningkatan
masukan glukosa/ karbohidarat, penurunan berat badan lebih dari peride beberapa
hari/ minggu, haus, penggunaan diuretik.
Tanda : Kulit kering atau bersisik, turgor jelek, kekakuan atau distensi abdomen,
muntah, pembesaran thiroid (peningkatan kebutuhanmetabolik dan gula
darah),bau halitos, manis, bau nafas (aseton).
6. Neurosensori
Gejala : pusing/ pening, sakit kepala, kesemutan, kebas kelemahan pada otot,
parestesia, gangguan penglihatan, kelemahan pada otot.
Tanda : disorientasi, mengantuk, letargi, stupor/ koma (tahap lanjut), gangguan
memori (baru, masa lalu), kacau menta.
7. Nyeri kenyamanan
Gejala : abdomen yang tegang/ nyeri (sedang/ berat)
Tanda : Wajah meringis dengan palpitasi, tampak sangat hati-hati
8. Pernapasan
Gejala : Merasa kekurangan O2, batuk dengan atua tanpa sputum purulen
(tergantung adanya infeksi/atau tidak)
Tanda : lapar udara, batuk dengan atau tanpa sputum purulen (tergantung
adanya infeksi atau tidak), frekwensi pernafasan
9. Keamanan
Gejala : Kulit kering, gatal, kulit ulkus.
Tanda: Demam, diaforesis, kulit rusak, lesi, ulcerasi, menurunnya kekuatan umum
(rentang gerak), parestesia,/ paralisis otot termasuk otot-otot pernafasan (jika
kadar kalium menurun dengan cukup tajam).
10. Seksualitas
Gejala : rabas vagina (cenderung infeksi), masalah impoten pada pria, kesulitan
orgasme pada wanita.
11. Penyuluhan dan pembelajaran
Gejala ; Faktor risiko keluarga,DM, penyakit jantung, stroke, hipetensi,
Penyembuhan yang lambat, penggunaan obat2an (steroid, dirtik (thiazid), Dilantin
dan fennobarbital (dapat meningkatkan glukosa darah), mungkin atau tidak
memerlukan diuretic sesuai pesanan. (Doenges, 1999: 726).
BAB III
STUDI KASUS
A. Biodata
Nama : Ny. Y
Jenis kelamin : perempuan
Umur : 65 tahun
Alamat : Perlim Kalibagor 2/5 Banyumas
Pekerjaan : IRT (Ibu Rumah Tangga)
Agama : Islam
No RM : 71095
Tanggal masuk : 16-4 -2007
Penanggung jawab
Nama : Tn. K
Alamat : Perlim Kalibagor 2/5 Banyumas
Umur : 61 tahun

B. Pengkajian
Pengkajian di RS dilakukan pada tanggal 17-11-2007 jam 14.00
1) Keluhan utama: Pasien Inkontinensia urin 1 bulan yang lalu, lemas, tidak nafsu
makan dan tidak bisa bicara 3 minggu yang lalu.
2) Riwayat Kesehatan Sekarang
Pasien datang dengan keluhan inkontinensia urine, pasien terlihat lemas dan tidak
bisa berbicara 3 minggu yang lalu, konjungtiva anemis, mukosa mulut
kering,sesek -, mual muntah-, CRT dan turgor kulit 2 detik belum BAB 2 hari,
BAK lancar GCS E 4, V1, M5: jumlah 10, keadaan umum jelek, apatis, pupil
isokor 3mm terpasang kateter urin kuning jernih ,IVFD RL 20 tpm dan terpasang
NGT warna coklat.
3) Riwayat Kesehatan Dahulu (Penyakit yang diderita, riwayat operasi, kecelakaan,
dirawat di RS)
Pasien sebelumnya belum pernah menderita penyakit seperti ini diabetes mellitus
pasien belum pernah menderita penyakit Hipertensi, pasien belum pernah dirawat
di rumah sakit, pasien belum pernah dioperasi, pasien belum pernah dirawat di
rumah sakit, pasien tidak pernah kecelakaan, pasien dirumah suka minum kopi
dalam sehari pasien bisa minum 6 kali.
4) Riwayat Kesehatan Keluarga
Keluarga tidak ada yang menderita penyakit seperti yang diderita pasien baik
diabetes maupun hipertensi.
5) Riwayat alergi
Pasien tidak memiliki alergi baik terhadap makanan, obat, suhu, maupun debu.
6) Diit
Diit yang diberikan via NGT bentuk diit cair.
7) Therapi yang diberikan : RL : 20 Tpm, actrapid 8-8-6, Rantin 2x1, ulsikur 2x1,
mersibion 1x1, brain act 2x1, O2 2 liter, Nacl 2l/2jam, DC, NGT
Pemeriksaan tanda-tanda vital :
- TD : 110/80 mmhg
-N : 100 x/m
- RR : 24 x/m
- Suhu : 38,2’C
Pemeriksaan GCS
Eyes :4, Verbal :1, Motorik :5, Keadaan umum jelek, apatis
Pengkajian Head to toe
 Kepala : Mesocepal, rambut hitam beruban, persebaran merata, tidak
mudah patah.
 Mata : Konjungtiva anemis, pupil isokor 3 mm, sklera tidak ikhterik
 Hidung / telinga : Tidak ada discharge
 Mulut & gigi : mukosa mulut kering gigi tidak utuh
 Leher : tidak teraba kelenjar thiroid, ataupun limfe, teraba arteri carotis
 Dada : Paru (pergerakan dada simetris, bunyi nafas vesikuler ,whezing
tidak ada, ronki tidak ada, perkusi sonor, retraksi dinding dada dan penggunaan otot
bantu nafas minimal), jantung (s1>s2 reguler, gallop dan murmur tidak ada)
 Abdomen : Supel, datar, tidak kembung, peristaltik 4x/m, tidak teraba lien,
hepar dan kandung kemih
 Ekstremitas : oedema tidak ada kekuatan otot ekstremitas atas 3, ekstremitas
bawah 5, akral hangat, kulit kering teraba hangat, turgor kulit dan CRT 2 detik,
tidak ada parese, pasien lemah.
Kebutuhan Di rumah Di rumah sakit
Makan Nasi, lauk, sayur 3x/hari Diit cair via NGT (belum
masuk, NGT masih coklat)
Minum Air putih, Kopi sehari bisa 6x (diit cair) via NGT
Tidur 8 jam/ hari lebih dari 12 jam
Eliminasi BAK : sering BAK : via kateter, warna
BAB : 1x/hari kuning kemerahan (sedikit)
BAB : 1x/ hari
Mandi Sehari 2x, mandiri Sehari 2x, bantuan pasif
Latihan Mandiri, aktif Bantuan pasif
Komunikasi dan hubungan dengan orang lain : baik
Orang terdekat : suami
Pembawaan : pasien tenang tapi terkadang gelisah
Emosi : tidak stabil
C .Pemeriksaan Penunjang
- Rontgen dada : Paru dalam batas normal
- USG :-
- EEG: -
- Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium tanggal 15 November 2007
Jenis pemeriksaaan nilai normal
Haemoglobin 14,1 13-16 g/dl
Trombosit 234.000 150.000-4000.000
Leukosit 7.500 5.000-10.000
Hematokrit 45 P40-48w 37-43 %
MCV 87,6 80-97fl
MCH 27,7 26-32 pgr
MCHC 31 31-36%
Eosinofil 1 0-1 %
Basofil 0 1-4 %
Batang 0 2-5 %
Segmen 47 40-70 %
Limfosit 45 19-48%
Albumin 3,93 3,5-5,3%
Globulin 4,6 (2,7-3,2 gr/dl)
SGOT/ALT/AST 19 P < 37 W <31
SGPT/GPT/ALT 16 P<41 W <31
Ureum darah 218,5 10-50 mg/dl
Glukosa sewaktu 611 <200
Kreatinin 2,64 0,7-1,2 mg/dl
Natrium 161 140-148 mmol/ l
Kalium 6,6 3,5-5,5 mmol/ l
Klorida 123 100-106 mmol/l
Kalsium 8,9 8,6-10,4 mg/dl

a. Pemeriksaan laboratorium tanggal 16-11-2007


Glukosa sewaktu 309 (normal<200)
b. Pemeriksaan laboratorium tanggal 17-11-2007
Glukosa sewaktu 162 (normal<200)
c. Pemeriksaan Rontgen thorak
Hasil : paru dalam batas normal
d. Pemeriksaan EKG
Hasil : takikardi

D. Analisa Data

No Data Pathway Etiologi Masalah


1 Subjektif : - DM Gangguan Perfusi jaringna
17/11/07 Objektif : pertukaran cerebral
Peningkatan kadar
jam - Verbal : 1 inefektif
glukosa darah
14.00 (afasia)
(.300mos/l
- Pasien
mengalami
kelemahan Komplikasi
ekstremitas
ditandai dengan Koma non ketotik

kekuatan otot hiperosmilar

Ekstremitas kanan
Gang. Pertukaran
atas 3,
ekstremiitas kiri suplai O 2

atas 3, ekstremitas menurun ke

kanan bawah 4, serebral

ekstemiitas kiri
Penurunan
bawah 4
kesadaran
- GCS jumlah 10
Ku apatis dengan
Perfusi jaringan
E:4,V:1, M:5
serebral in efektif
- Pasien sulit
menelan (nafsu
makan turun)
sehingga
terpasanng NGT.
2 Ds : - Dehidrasi hipertermi
Diabetes mellitus
Do :
- S :38,2’C
Koma nonketotik
- N : 110x/m
hiperosmolar
- RR: 28x/m
- Akral hangat/
Penurunan
kulit kemerahan
kesadaran

reflek telan turun

intake minimal

Dehidrasi
hipertermi

D. Intervensi keperawatan

Diagnosa NOC NIC


Perfusi 1. Menunjukkan status 1. Pantau TTV (suhu
jaringan sirkulasi, ditandai dengan tubuh, tekanan
serebral indikator berikut ( sebutkan darah, nadi dan
inefektif nilainya 1-5 : ekstrem, berat, respirasai)
sedang, ringan atau tidak ada 2. Pantau hemoglobin.
gangguan ) 3. Pantau Ukuran,
Menunjukkan kemampuan bentuk, kesimetrisan,
kognitif, ditandai dengan indikator reaksi pupil.
(sebutkan nilainya 1-5 : ekstrem, 4. Pantau tingkat
kuat, sedang, ringan, tidak ada kesadaran dan
gangguan) orientasi
Berkomunikasi dengan jelas dan 5. Pantau tonus otot,
sesuai dengan usia serta pergerakan motorik,
kemampuan gaya berjalan,
Menunjukkan perhatian, kesesuaian
konsentrasi, orientasi 6. Pantau haluaran dan
Menunjukkan memori jangka lam asupan cairan.
dan saat ini 7. Berikan obat untuk
Memproses informasi menurunkan
Membuat keputusan dengan benar viskositas darah
8. Tinggikan bagian
kepala tempat tidur
15-45 derajat,
bergantung kondisi
pasien.
Hipertermi 1. Pantau aktivitas
Setelah dilakukan tindakan kejang
keperawatan selama 3x 24 jam 2. Pantau hidrasi (turgor
1).Pasien akan menunjukkan kulit dan kelembaban
termoregulasi grade 4 yaitu : membrane mukosa)
Suhu tubuh dalam rentang (37- 3. Pantau TD, Nadi,
37,5’C) pernafasan, pantau
Nadi dan pernafasan dalam rentang suhu tiap 2jam serta
yang diharapkan (60-80x/m) warna kulit
Perubahan warna kulit 4. Ajarkan pasien
Keletihan dan mudah tersinggung mengukur suhu
tidak nampak untuk mencegah dan
mengenali tanda
hipertermi secara
dini (Sengatan panas)
5. Bberikan obat
antipiretik sesuai
kebutuhan
6. Lepaskan pakaian
yang berlebihan
tutupi dengan
selembar kain
7. gunakan kompres
hangat
8. Gunakan asupan
cairan peroral

E. Implementasi Keperawatan

Tgl Dx Implementasi Respon Psien Aners


/Waktu Keperaw & TT
atan
17- 1,2 Operan jaga
19/11/07 Memantau TTV
14.00

Memantau ukuran,
bentuk,kesimetrisan pupil
Memantau tingkat kesadaran
dan orientasi

Memantau kekuatan otot

Memantau hidrasi (turgor


kulit,dan kelembaban)
16.00 Memposisikan pasien 15, via
bantal
19.00 Mengganti infus & memonitor
tetesan infus
20.00 Melakukan evaluasi kondisi
pasien
21.00 Melakukan operan jaga
!8-11-03
14.00 Melakukan operan jaga
15.00 Memgganti botol infus dan
mengatur tetesan infus
18.30 Mengukur suhu pasien
Mengobservasi adanya kejang
19.00 Menginjeksi Xylladonna
Mengajarkan keluarga
mengenali tanda dini
hipertermi
20.00 Melakukan Evaluasi
21.00 Operan jaga
19-11-07
7.00 Melakukan operan jaga
Melawa-lawa
Memberikan injeksi Rantin,
cefo
10.00 Mengukur suhu
Meloading tetesan infus

Motivasi keluarga melakukan


kompres hangat
Melepas pakaian yang
berlebihan

13.00 Melakukan evaluasi


14.00 Operan jaga

F. Evaluasi
Tgl/Waktu Dx Keperawatan SOAP Aners &
TT
17/11/07 Perfusi jaringan Subjektif : -
20.00 serebral inefektif Objektif :
SOAP I - Verbal : 1 (afasia)
- Pasien mengalami kelemahan ekstremitas
ditandai dengan kekuatan otot
Ekstremitas kanan atas 3, ekstremiitas kiri
atas 3, ekstremitas kanan bawah 5,
ekstemiitas kiri bawah 5
- GCS jumlah 10 Ku apatis dengan E:4,V:1,
M:5

A: masalah belum teratasi


P : lanjutkan intervensi
Ds : -
Hipertermi Do :
TD :100/80-
S :39’C
- N : 100x/m
- RR: 24x/m
- Teraba hangat/ kulit kemerahan
- Pasien menggigil
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
Subjektif : -
18/11/07 Perfusi jaringan Objektif :
20.00 serebral inefektif - Verbal : 1 (afasia)
- Pasien mengalami kelemahan ekstremitas
SOAP II ditandai dengan kekuatan otot
Ekstremitas kanan atas 3, ekstremiitas kiri
atas 3, ekstremitas kanan bawah 5,
ekstemitas kiri bawah 5
- GCS jumlah 10 Ku apatis dengan E:4,V:1,
M:5
- Pasien sulit menelan (nafsu makan turun)
sehingga terpasanng NGT
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
Ds : -
Hipertermi Do :
TD :140/80
S :39’C
- N : 100x/m
- RR: 28x/m
- Teraba hangat/ kulit kemerahan
- Pasien menggigil
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
Subjektif : -
19-11-07 Perfusi jaringan Objektif :
jam 13.00 serebral inefektif - Verbal : 1 (afasia)
SOAP III - Pasien mengalami kelemahan ekstremitas
ditandai dengan kekuatan otot
Ekstremitas kanan atas 3, ekstremitas kiri
atas 3, ekstremitas kanan bawah 5,
ekstemiitas kiri bawah 5
- GCS jumlah 10 Ku apatis dengan E:4,V:1,
M:5
- Pasien sulit menelan (nafsu makan turun)
sehingga terpasanng NGT
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
Ds : -
Hipertermi Do :
- TD :140/90
- S :38,2’C
- N : 110x/m
- RR: 28x/m
- Teraba hangat/ kulit kemerahan berkurang
A : Masalah teratasi skala 3 (sedang)
P : Lanjutkan intervensi
BAB IV
PEMBAHASAN

Pengkajian yang penulis lakukan meliputi : pengkajian primer dan pengkajian


sekunder. Pengkajian primer meliputi 1). Airway : suara nafas vesikuler, tidak terdapat
sekret 2). Breathing : RR:28 x/mnt, konjungtiva anemis, menggunakan otot bantu
pernafasan,penggunaan otot bantu nafas, retraksi dinding dada, 3). Circulation : TD :
110/80, N : 100x/mnt, CRT 2 dtk, akral hangat, 4). Disability : Ku lemah, kesadaran :
Apatis, GCS : E4M5V1. Pengkajian sekunder meliputi : riwayat kesehatan dahulu, riwa
sekarang : Pasien datang dengan keluhan inkontinensia urine, pasien terlihat lemas dan
tidak bisa berbicara 3 minggu yang lalu, konjungtiva anemis, mukosa mulut kering,sesek
-, mual muntah-, CRT dan turgor kulit 2 detik belum BAB 2 hari, BAK lancar GCS E 4,
V1, M5, jumlah 10, keadaan umum jelek, apatis, pupil miosis isokor terpasang kateter
urin kuning jernih ,IVFD RL 20 tpm dan terpasang NGT warna coklat.
Diabetes mellitus atau penyakit gula/ kencing manis adalah terjadinya
peningkatan kadar glukosa darah akibat kekurangan insulin atau reseptor insulin yang
tidak berfungsi dengan baik. Insulin adalah horman yang diproduksi oleh sel beta
pancreas yaitu kelenjar di belakang lambung yang mengatur metabolisme glukosa
menjadi energi dan mengubah glukos menjadi glikogen yang disimpan di hati dan otot.
Diabetes mellitus tipe I terjadi karena kekurangan insulin yang terjadi pada anak-anak
dan penanganan butuh insulin, sedangkan diabetes mellitus tipe II terjadi karena insulin
yang tidak berfungsi dengan baik biasanya terjadi pada orang dewasa dan penanganannya
dilakukan dengan obat oral. Efek dari peningkatan kadar glukosa dalah kerusakan
makrovaskuler, mikrovascular, retinopati (katarak,glaucoma), nefropati (gagal ginjal),
ganggren (neuropati) penyakit jantung dan stroke.Pasa pasien ini terjadi penurunen
kesadaran karena adanya viskositas darah yang meningkat akibat kadar gula yang sangat
tinggi di samping itu pada pasien ini juga terjadi atherosklerosis pembuluh darah
sehingga terjadi penurunan sirkulasi O2 ke otak dan terjadi penurunan kesadaran.
Implementasi yang penulis lakukan antara lain :
Evaluasi didapat bahwa Gangguan perfusi jaringan inefektif tidak teratasi, dan lanjutkan
intervensi, sedangkan masalah hipertermi teratasi sebagian dengan grade 3 (sedang)
ditandai dengan TD :140/90,S :38,2’C,N : 110x/m, RR: 28x/m,Teraba hangat/ kulit
kemerahan berkurang, lanjutkan intervensi.
BAB V

PENUTUP

 Kesimpulan
Diabetes mellitus adalah penyakit yang kronik dan komplek yang melibatkan
kelainan metabolisme karbohidrat, protein dan lemak serta berkembangnya
komplikasi mikrovascular, makrovascular dan neurologist.
Diabetes mellitus tipe I
Pada diabetes mellitus tipe I terdapat ketidakmampuan untuk menghasilkan
insulin Karena sel-sel beta pancreas telah dihancurkan oleh autoimun.
Hiperglikmia puasa terjadi akibat produksi glukosa yang tidak terukur oleh hati.di
samping itu glukosa yang diproduksi oleh makanan yang tidak dapat disimpan di
hati. Tetap berada di dalam darah dan menimbulkan hiperglikemia postprandial
sesudah makan. Jika konsentrasi glukosa darah cukup tinggi, ginjal tidak dapat
menyerap kembali semua glukosa yan tersaring keluar akibatnya glukosa tersebut
muncul dalam urin (Glukosuria. Ketika glukosa yang berlebihan diekresikan
dalam urin, ekresi ini akan disertai pengeluaran cairan dan elektrolit yang
berlebihan. Keadan ini dinamakan diuresis osmotic. Hal ini akan mengakibatkan
pasien buang air kecil berlebihan (poliuru) dan mnerasa haus (polidipsi).
Hati mulai melakukan glukoneogenesis (sintesa glukosa baru) dengan substrat
yang tersedia berupa asam amino, asam lemak, dan glikogen yang mempunyai
konsentrasi yang tinggi di dalam sirkulasi karena efek katabolik glukagon tidak
dilawan insulin. Sel-sel kelaparan hanya sel otak dan sel darah merah yang tidak
kelaparan karena keduanya tidak memerlukan insulin untuk menghasillkan
glukosa. Metabolisme asam lemak bebas melalui siklus kreb berfungsi untuk
menghasilkan ATP untuk menjalankan fuingsi sel. Keton hasil metabolisme lemak
bebas nersifat asam yang menurunkan ph plasma.
Defisiensi insulin juga mengganggu metabolisme protein dan lemak yang
berakibat penurunan berat bada. Pasien akan mengalami peningkatan selera
makan (polifagia) akibat menurunnya simpanan kalori. Gejala lain kelemahan dan
keletihan.
Diabetes mellitus tipe II
Pada diabetes mellitus tipe II individu menghasilkan insulin, namun terjadi
kelambatan sekresi setelah makan dan berkurang jumlah total isulin yang
dikeluarkan, terdapat 2 masalah yaitu resistensi insulin dan gangguan sekresi
insulin dan terjadi penurunan reaksi intra sel sehingga insulin tidak efektif dalam
pengambilan glukosa untuk menstimulasi pengambilan glukosa oleh
jaringan.Untuk mengatasi hal ini diperlukan sekresi insulin yang meningkat.

 Saran
Dari kesimpulan diatas, maka ada beberapa hal yang perlu disarankan yaitu :
laporan ini diharapkan dapat menjadi tambahan kepustakaan dalam
mengenbangkan ilmu keperawatan khususnya Asuhan Keperawatan pada
pasienDiabetes mellitus.
DAFTAR PUSTAKA

(http://www.hangtide.com/health/016/Untitled03.jpg)

Long, BC.1996. Perawatan Medikal Bedah. Yayasan IAPK Padjajaran: Bandung


Doenges. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. EGC: Jakarta

Corwin, E.J.2000. Patofisiologi. EGC: Jakarta

Brunnert & Suddart. 2002. Buku agar Keperawatan Medikal Bedah. Vol 3. EGC: Jakarta

Wilkinson, Gudith.2007. Buku Saku Diagnosis Keperawatan Dengan Intervensi NIC dan
Kriteria Hasil NOC. EGC: Jakarta

Santosa, Budi. 2005-2006. Panduan Diagnosa Keperawatan Nanda. Prima Medika :


Jakarta

WWW.kompas.com/kompas.cetak/03/2/02/kesehatan/713060.htm-46

Anda mungkin juga menyukai