Oleh
SELLA PRANCISKA
NIM 1814471032
SELLA PRANCISKA
NIM 1814471032
i
POLITEKNIK KESEHATAN NJUNGKARANG
PRODI KEPERAWATAN KOTABUMI
Laporan Tugas Akhir 02 April 2021
Sella Pranciska
Asuhan Keperawatan Gawat Darurat Pasien Dengan Gangguan Oksigenasi Pada
Kasus Cidera Kepala Sedang Terhadap Tn.G Diruang Igd Rsud Jend Ahmad Yani
Metro Tanggal 02 April 2021
RINGKASAN
Cidera Kepala Sedang (CKS) adalah trauma pada kulit kepala, tengkorak dan otak
yang terjadi baik secara langsung maupun tidak langsung pada kepala yang
mengakibatkan kehilangan kesadaran bahkan amnesia lebih dari 30 menit, namun
kurang dari 24 jam juga bisa mengalami terjadinya fraktur tengkorak dengan GCS
9-12 (Nurarif & kusuma, 2016). World Health Organization menyebutkan setiap
tahun diperkirakan terdapat 1,4 juta kasus cedera kepala, dengan lebih dari 1,1
juta yang datang ke unit gawat darurat.
Menurut Rikesdas 2018, prevalensi kejadian cidera kepala di Indonesia berada
pada angka 11,9%. Cidera pada bagian kepala menempati posisi ketiga setelah
anggota gerak bawah dan bagian anggota gerak atas dengan prevalensi masing-
masing 67,9% dan 32,7% (Kemenkes ri, 2019).
Hasil pengkajian pada Tn.G didapatkan tingkat kesadaran klien dinilai dengan
GCS yaitu 10, dengan hasil penilaian : E 1 (Tidak Membuka Mata), M 5
(Melokalisir nyeri), V 4 (Jawaban kacau/bingung). Saat pengkajian klien juga
mengalami memar dan luka dibagian wajah (Dahi), klien juga mengeluh nyeri
kepala, klien mengalami sesak napas dengan RR=24x/menit, adanya suara napas
ii
tambahan (wheezing), saat pengkajian klien batuk dan terdapat sekret, klien juga
Nampak gelisah klien dicurigai fraktur servikal. Diagnosa yang sesuai dengan
kondisi Tn.G adalah Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif, Risiko Perfusi Serebral
Tidak Efektif dan Gangguan Integritas Kulit. Rencana dan Implementasi
Keperawatan dibuat sesuai kebutuhan dan sesuai keadaan pasien.
Evaluasi Keperawatan dilakukan setiap jam untuk mengetahui kondisi dan
keadaan klien.
Simpulan dari laporan kasus Tn.G adalah tidak semua asuhan keperawatan pada
teori sesuai dengan kondisi klien Tn.G. Saran dari penulis diharapkan laporan
Asuhan Keperawatan ini dapat menjadi bahan pertimbangan untuk melakukan
asuhan keperawatan pada kasus Cidera Kepala Sedang di ruang IGD RSUD Jend
Ahmad Yani Metro.
iii
TANJUNG KARANG HEALTH
POLITECNIK NURSING PROGRAM KOTABUMI
Final project Report, 2 April 2021
Sella Pranciska
Patient’s emergency nursing to a oxygenation disorder on Tn.G with a head
injury case in the emergency depertment of general hospital Jend Ahmad Yani
Metro on 02 April 2021.
ABSTRACT
Head injuries are traumatized on the skin, skull and brains that happen both
directly or indirectly on the head that resulted in losing consciousness even more
than 30 minutes, but less than 24 hours can also experience the occurrence of
fracked with Glasgow coma scale(GCS) 9-12 (Nurarif&kusuma, 2016). World
Health Organization said that every year it was estimated that there were 1,4
million head injuries, with more than 1,1 million coming to the emergency
department. According to the 2018 Rikesdas, the prevalence of head injury in
Indonesia is 11,9%. Injury to the head occupies the third position after the lower
limbs and upper limbs with a prevalence of 67,9% and 32,7%, respectively
(Kemenkes ri, 2019).
The writing goal, writers were able to describe the patient’s emergency nursing
health with oxygenation disorder in Tn.G with a head injury case at IGD Jend
Ahmad Yani Metro on April 02 2021.
The result of the assessment on Tn.G obtained a client level of awareness at the
value with GCS 10, with the assessment results : E 1 (not open the eye), M 5
(localize pain), V 4 (chaotic answer/confused). During the assessment the client
also experienced bruising and wounds on the face (forehead), the client also
complained of headaches, the client experienced shortness of breath with
RR=24x/menute, additional breath sounds (wheezing), during the assessment the
iv
client coughed and had secretions, the client also seems restless, the client is
suspected of cervical fracture. The diagnosis according to Mr. G condition is
ineffective airway clearance, the rick of ineffective cerebral perfusion and
impaired skin integrity. Nursing plans and implementations are made according
to the needs and according to the patient’s condition. Nursing evaluattions are
carried out every hour to determine the condition and condition of the client.
The conclusion of the Mr.G case report is that not all nursing case in theory is in
accordance with the client’s condition Mr.G suggestions from the authors are
expected that this nursing care report can be taken into consideration for
carrying out nursing case in cases of head injury being in the IGD room of Jend
Ahmad Yani Metro.
v
BIODATA PENULIS
NIM : 1814471032
Agama : Islam
Riwayat Pendidikan
MAARIF
Keperawatan Kotabumi
vi
PERSEMBAHAN
vii
8. Kepada Team Squad “shinta damayanti, dea desfriyanti, evita merlyza,
khairul anam, m.abdul aziz, ryan yustisio, kevin yepta,jorgi ardianto”
terimakasih sudah dan mewarnai kisahku di SMA sampai sekarang.
9. Kepada sahabat seperjuanganku “Dhea Desfriyanti” , “mitha aulia
hasibuan”, “Tiara Dhita’’ , “ Annisa Lidia Ningrum” dan “Eka Yulia
Saputri” terima kasih telah menjadi orang yang selalu mendengarkan kisah –
kisah cinta dan hidupku terlalu berat untuk mengandalkan diri sendiri tanpa
melibatkan orang lain dan tidak ada tempat terbaik berkeluh kesah selain
bersama sahabat – sahabat terbaikku.
10. Kepada kakak tingkatku “Ima Kismawati” dan para sehabatku “Melinia Eka
Widiati” , “Satia Widia Ningrum” , “Fara Evilinda”, “Weni Wulantia” ,
“Nita Purnama Sari” , ”Salsyabilla Syahida” dan “Patner Dines KGD”
terimakasih sudah menjadi patner support melancarkan LTA ini.
11. Kepada adik sepupuku “wahyu perdana, ahmad ardi saputra, mely
febriani” dan adik tingkatku “cindy, lisa, amel, ine” dan yang tidak bisa
disebut satupersatu semangat kuliah sampai semester akhir nanti.
12. Kepada teman sejawat saudara seperjuangan D III Keperawatan Kota
Bumi
jangan pernah menyerah apapun yang terjadi, tetap melangkah meski itu
sulit.
13. Kepada para sepupuku terutama ”eka hartati, dila anggraini, anggita fajar
lestari, salsyabilla annisa fajri” dan yang tidak bisa ku sebut satupersatu
terimakasih telah mendukung dan menyemangatiku dari awal perkuliahan
hingga sampai di tingkat akhir ini.
14. Teruntuk sebuah nama yang belum ter-eja serta wajah yang belum
tersketsa karya ini juga ku persembahkan untukmu. sampai bertemu dimasa
depan, sampai bertemu di titik terbaik menurut takdir.
Kepada ribuan tujuan yang harus dicapai, untuk jutaan impian yang akan
dikejar, untuk sebuah pengharapan, agar hidup jauh lebih bermakna. Hanya
sebuah karya kecil dan untaian kata-kata ini yang dapat kupersembahkan
kepada kalian semua. Terimkasih kepada kalian semua kuucapkan dan atas
viii
segala kekhilafan, salah dan kekuranganku, kurendahkan hati serta diri minta
maaf.
MOTTO
“Sesungguhnya Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka
merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri”
( QS. Ar Ra’d : 11)
“Succes is an achievement.
Whereas, struggling could
Be a should“
“Jika salah, perbaiki. Jika gagal, coba lagi. Tapi jika kamu menyerah, semua
selesai”
( Penulis )
ix
LEMBAR PERSETUJUAN
Penulis
Telah diperiksa dan disetujui tim pembimbing laporan tugas akhir Program
Diploma III Politeknik Kesehatan Tanjungkarang Prodi Keperawatan Kotabumi
Kotabumi,
Pembimbing I
Pembimbing II
NIP. 197905
Ns. Fajar Desma W, S.Kep
0419983100
x
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan Tugas Akhir
Asuhan Keperawatan Gawat Darurat Pasien dengan Gangguan oksigenasi Pada
Kasus Cedera Kepala Sedang Terhadap Tn.G diRuang IGD RSUD Jend Ahmad
Yani Metro Tanggal 02 April 2021
Penulis
Sella Pranciska / 1814471032
Telah diterima dan disahkan oleh tim penguji Ujian Akhir Program Diploma III
Politeknik Kesehatan Tanjungkarang Prodi Keperawatan Kotabumi, sebagai
persyaratan menyelesaikan pendidikan Diploma III
Tim Penguji
Ketua
Anggota
xi
Sono, S.KP.,M.Kep
NIP.1966070619930310
Kotabumi, …..2021
Yang membuatpernyataan
₰
SELLA PRANCISKA
NIM 1814471032
xii
KATA PENGANTAR
Puji Syukur Ku ucapkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya
penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir yang berjudul “Asuhan
Keperawatan Gawat Darurat Pasien Dengan Gangguan Oksigenasi Pada Tn.G
dengan kasus Cedera Kepala Sedang Diruang IGD RSUD Jend Ahmad Yani
Metro Tanggal 02 April”.Selama proses pembuatannya, penulis banyak
mendapatkan bantuan dari segala pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini
penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada:
1. Warjidin Aliyanto, SKM.,M.Kes Selaku Direktur Politeknik Kesehatan
Tanjungkarang.
2. Sono, S.Kp.,M.Kep Selaku Ketua Prodi Studi Keperawatan Kotabumi
Politeknik Kesehatan Tanjung karang
3. Ns. Ihsan Taufiq.,S.Kep.,M.Kep selaku pembimbing akademik yang telah
membimbing selama tiga tahun ini.
4. Heni Apriyani,.M.Kep,.Sp.KMB selaku pembimbing I yang telah
menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan dalam proses
pembuatan laporan tugas akhir ini.
5. Ns.Fajar Desma Wahyudi,.S.Kep selaku pembimbing II yang telah banyak
memberikan saran dan masukan dalam proses pembuatan laporan tugas akhir
ini.
6. Selaku penguji di Laporan Tugas Akhir ini.
xiii
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
A .Latar Belakang.......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................3
C. Tujuan Penulis........................................................................................................3
D. Manfaat Penulisan..................................................................................................4
E. Ruang Lingkup.......................................................................................................5
BAB IV PEMBAHASAN
A. Pengkajian ............................................................................................................31
B. Diagnosa Keperawatan..........................................................................................32
C. Rencana Keperawatan...........................................................................................33
D. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan ……………………………………......35
E. Kendala……………………………………………………………………………36
xiv
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ..........................................................................................................38
B. Saran.....................................................................................................................49
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
xv
DAFTAR GAMBAR
xvi
DAFTAR SINGKATAN
Tn : Tuan
O2 : Oksigen
D3 : Diploma Tiga
RM : Rekam Medik
RS : Rumah Sakit
xvii
MRI : Magnetic Resonance Imaging
A : Alert
V : Verbal
P : Pain
Ds : Data Subjektif
DO : Data Objektif
IV : Intra Vena
TD : Tekanan Darah
BB : Berat Badan
TB : Tinggi Badan
CM : Centimeter
RR : Respiratory Rate
RL : Ringer Laktat
KG : Kilogram
l/m : liter/menit
xviii
xix
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Cidera Kepala Sedang (CKS) adalah trauma pada kulit kepala, tengkorak dan
otak yang terjadi baik secara langsung maupun tidak langsung pada kepala
yang mengakibatkan hilangnya kesadaran bahkan amnesia lebih dari 30 menit
namun kurang dari waktu 24 jam dan juga bisa mengalami terjadinya fraktur
tengkorak dengan GCS 9 – 12 (Nurarif & Kusuma, 2016).
Kasus cedera kepala menjadi kasus cidera yang paling beresiko menyebabkan
kematian dan kecacatan permanen pada pasien (Salim, 2015; Qureshi et al,
2013). Cidera kepala dapat disebut juga dengan head injury ataupun
traumatic brain injury (Dawodu, 2016; Manley dkk , 2016).
Pada umumnya cidera kepala lebih identik mengenai usia muda (15-19
tahun). Angka kejadian cidera kepala pada laki-laki 2 kali lebih sering terjadi
1
2
dibandingkan pada anak perempuan. Hal ini disebabkan karena anak laki-laki
lebih sering mengendarai sepeda motor. Sedangkan prevalensi cidera kepala
akibat terjatuh 35,2%, kecelakaan kendaraan bermotor 34,1%, perkelahian
10%, dan penyebab lain yang tidak diketahui 21% (Iwan A et al, 2015).
Cidera kepala akibat trauma lebih sering dijumpai di lapangan. Setiap
tahunnya kejadian cidera kepala di dunia diperkirakan mencapai 500.000
kasus dari jumlah di atas 10% penderita meninggal sebelum tiba di rumah
sakit dan lebih dari 100.000 penderita menderita berbagai tingkat kecacatan
akibat cidera kepala (Kemenkes RI, 2013).
Dampak dari terjadinya cidera kepala Sedang jika tidak segera ditangani
dapat menimbulkan penurunan kesadaran terhadap klien, dapat
mempengarungi respirasi klien, klien menjadi sesak ( dispnea ), kejang
berulang atau disebut dengan epilepsi pasca-trauma bahkan menyebabkan
kerusakan saraf klien.
Pencegahan agar tidak terjadi cidera kepala adalah dengan menggunakan alat
keselamatan diri atau alat pengaman diri saat sedang mengendarai kendaraan
seperti motor. Kepala harus di lindungi memakai helm dan juga
Menggunakan alat pengaman saat melakukan olahraga.
Masalah keperawatan yang dapat muncul dengan kasus cidera kepala sedang
di antaranya bersihan jalan napas tidak efektif, Gangguan integritas kulit dan
risiko perfusi serebral tidak efektif pada pasien cidera kepala sedang ditandai
dengan adanya penurunan sirkulasi jaringan otak, akibat situasi O2 di dalam
otak dan nilai Gaslow Coma Scale menurun. Peran perawat disini sangat
dibutuhkan untuk membangun kesadaran masyarakat untuk menjaga
keselamatan dan mengedukasi masyarakat untuk menghindari terjadinya
cidera terutama cidera kepala.
Penilaian awal keparahan cidera kepala biasanya dilakukan melalui
penggunaan Glasgow Coma Scale (GCS), yang merupakan skala lima belas
poin berdasarkan pada tiga ukuran fungsi sistem saraf untuk memberikan
3
tingkat koma yang cepat dan umum. GCS dengan cepat membedakan
keparahan cidera otak sebagai "ringan", "sedang" atau "berat", menggunakan
tiga tes, yang mengukur respons mata, verbal, dan motorik. cidera kepala juga
dapat dinilai dengan keparahan: ringan, sedang dan berat, dengan cedera
kepala berat dapat didefinisikan pada Glasgow Coma Score dengan nilai
score 8 atau kurang dengan perubahan status mental melebihi 6 jam. Cidera
kepala ringan didefinisikan sebagai perubahan status mental yang
berlangsung lama kurang dari 30 menit dari waktu cidera kepala Sedang
memiliki perubahan status mental yang terkait berlangsung 30 menit hingga 6
jam (Freire ma, 2012).
Berdasarkan hal diatas penulis tertarik untuk membuat kasus ini sebagai
Laporan Tugas Akhir dengan Asuhan Keperawatan Gawat Darurat Dengan
Gangguan Oksigenasi pada kasus Cidera Kepala Sedang terhadap Tn. G di
ruang IGD RS Jendral Ahmad Yani Metro.
B. Rumusan Masalah
Angka kejadian cedera kepala sedang di Indonesia Berdasarkan laporan
pada tahun 2013 dan 2018 mengalami peningkatan sebanyak 4% seperti
yang dijelaskan diatas . Maka rumusan masalah ini adalah bagaimana
Asuhan Keperawatan Gawat Darurat Pasien Dengan Gangguan Oksigen
Pada Kasus Cidera Kepala Sedang Terhadap Tn.G Diruang IGD RSUD
Jend Ahmad Yani Metro Tanggal 02 April 2021
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
4
D. Manfaat Penulisan
1. Bagi Penulis
Manfaat laporan tugas akhir ini bagi penulis untuk menambah
pengetahuan, keterampilan dan dapat mengaplikasikan ilmu yang telah
diperoleh dengan memberikan Asuhan Keperawatan dengan kasus
cidera kepala sedang.
2. Bagi Rumah Sakit Jendral Ahmad Yani Metro
Menjadi gambaran dan evaluasi yang diperlukan dalam pelaksanaan
praktik pelayanan asuhan keperawatan pada kasus Cidera Kepala
Sedang.
3. Bagi Prodi Keperawatan Kotabumi
Penulisan laporan tugas akhir ini diharapkan menambah kualitas dan
kwantitas karya tulis, bahan bacaan sehingga dapat diarsipkan
diperpustakaan khususnya kampus DIII Prodi Keperawatan Kotabumi.
5
2. Etiologi
Penyebab terjadinya Cidera Kepala sedang yaitu, Kecelakaan Lalu Lintas
(KLL), Jatuh Dari Ketinggian, Kecelakaan kerja, Terjatuh, Tertimpa
Benda Jatuh, Cedera Saat Berolahraga, Pukulan Pada Kepala, Luka
Tembak.
3. Patofisiologi
Menurut (Haryono & Utami) Fungsi otak dapat segera terganggu oleh
kerusakan langsung (misalnya laserasi) jaringan otak. Kerusakan lebih
lanjut dapat terjadi sesudah kaskade kejadian yang dipicu oleh cidera awal.
Trauma brain injury(TBI) apapun dapat edema serebral dan menurunkan
alirah darah ke otak. Kubah tengkorak tetap dalam ukuran (dibatasi oleh
tengkorak) dan isi oleh cerebrospinal fluid(CSF) nonkompresi dan
jaringan otak minimal kompresibel. akibatnya pembengkakan dari edema
atau hematoma intrakranial tidak memiliki tempat untuk berkembang dan
dengan demikian dapat meningkatkan TIK. aliran darah serebral sebanding
6
7
Gambar 2.1
4. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis pasien yang mengalami cidera kepala (Smeltzer, 2010):
Perubahan tingkat kesadaran, bingung, abnormalitas pupil ( perubahan
ukuran, bentuk, respons terhadap cahaya. gangguan atau hilangnya reflek
gag, refleks kornea tidak ada, defisit neurolos tiba-tiba, perubahan tanda-
tanda vital (perubahan pola napas, brakikardia, takikardia, hipotermi
ataupipertermia), gangguan pengelihatan dan pendengaran, nyeri kepala,
disfungsi sensori
5. Pemeriksaan diagnostik
a. X-ray: mendeteksi adanya perubahan struktur tulang (fraktur),
pergeseran struktur dari garis tengah (karena perdarahan, edema),
adanya fragmen tulang.
b. CT scan(dengan/tanpa kontras): mengidentifikasi adanya
hemoragik ,menetukan ukuran ventrikuler, jaringan otak.
c. MRI: sama dengan CT scan pergeseran dengan atau tampa kontras.
d. Angiografi serebral: menunjukkan kelainan sirkulasi serebral, seperti
pergeseran jaringan otak akibat edema, perdarahan dan trauma.
e. EEG: memperlihatkan keberadaan atau berkembangnya gelombang
patologis.
f. PET (Positron emission tomography): menunjukkan perubahan
aktifitas metabolisme pada otak.
g. GAD (Gas darah arteri) : mengetahui adanya masalah ventilasi atau
oksigen yang dapat menimbulkan TIK.
h. Fungsi lumbal: dapat menduga kemungkinan adanya perdarahan
subarachnoid.
i. Kimia darah/elektrolit darah: mengetahui ketidakseimbangan yang
berperan dalam peningkatan TIK/perubahan mental.
j. Pemeriksaan toksikologi: mendeteksi obat-obatan yang mungkin
menyebabkan penurunan kesadaran.
10
6. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan non Pembedahan meliputi: glukokortikoid
(dexamethazone) untuk mengurangi edema, diuretic osmotic (matinol)
Diberikan melalui jarum dengan filter untuk mengeluarkan kristal-kristal
mikroskopis, diuretik loop (furosemide) untuk mengatasi peningkatan
tekanan intracranial, obat paralitik (pancuronium) digunakan dengan klien
dengan ventilasi mekanik untuk mengontrol kegelisahan atau agitasi yang
dapat meningkatkan resiko peningkatan tekanan intracranial. Pembedahan
kraniotomi di indikasikan untuk Mengatasi subdural atau epidural
hematoma, mengatasi peningkatan tekanan kranial yang tidak terkrontol
dan mengobati hidrosefalus.
Kebutuhan keselamatan dan rasa aman yang dimaksud adalah aman dari
berbagai aspek, baik fisiologis maupun psikologis. Kebutuhan ini meliputi:
Kebutuhan perlindungan diri dari udara dingin, panas, kecelakaan dan
infeksi, bebas dari rasa takut dan kecemasan, bebas dari perasaan terancam
karena pengalaman yang baru atau asing
3. Kebutuhan rasa cinta, memiliki dan dimiliki (love and belonging needs)
Kebutuhan rasa cinta kasih meliputi: memberi dan menerima kasih sayang,
perasaan dimiliki dan hubungan yang berarti dengan orang lain,
kehangatan, persahabatan, mendapat tempat atau diakui dalam keluarga,
kelompok serta lingkungan social.
1. Pengkajian
Tahap pengkajian merupakan pemikiran dasar dalam memberikan asuhan
keperawatan sesuai dengan kebutuhan individu. Pengkajian yang lengkap,
akurat, sesuai kenyataan, kebenaran data sangat penting untuk
merumuskan suatu diagnosa keperawatan dan dalam memberikan asuhan
keperawatan sesuai dengan respon individu (Suarni & Apriyani, 2017).
Menurut (Rini, Suharsono, Ulya, Suryanto,kartikawati N& Fathoni, 2019)
Pengkajian meliputi : data yang harus didapatkan saat pengkajian yaitu :
Nama, jenis kelamin, tempat tanggal lahir, golongan darah, alamat, tb/tb,
mekanisme cedera dan korban sadar atau tidak, (Kaji kesadaran korban
menggunakan metode AVPU, A : alert/buka mata spontan, V :
verbal/terhadap panggilan, P : pain/terhadap rangsang nyeri, U :
unresponsive/tidak sadar). Jika korban sadar maka tanyakan : apakah
merasakan sakit dibagian kepala, mual atau muntah, gangguan
penglihatan, apakah terjadi amnesia
13
3. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum Pada keadaaan cedera kepala umumnya mengalami
penurunan kesadaran (cidera kepala ringan/cidera otak ringan, GCS 13 –
15, cidera kepala berat/ cidera otak berat, bila GCS kurang atau sama
dengan 8 dan terjadi perubahan pada tanda-tanda vital).
Menurut (Rini, Suharsono, Ulya, Suryanto, Kartikawati. 2019) Pengkajian
ABC meliputi:
a. Airway: buka jalan napas dan dengan teknik jaw thrust atau pasang
sevical collar, Bersihkan jalan napas korban dari lendir, muntahan,
darah, dan benda asing, Jika terjadi sumbatan jalan napas parsialpada
korban yang mengalami penurunan kesadaran (terdengar suara
ngorok), lakukan pemasangan orofaringeal, lakukan pemasangan
nasofaringeal pada korban yang dicurigai mengalami fraktur basis
kranial, dilakukan intubasi jika GCS pasien kurang dari 9.
14
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan merupakan suatu penilaian klinis mengenai
respons klien terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan yang di
alami baik yang berlangsung actual maupun potensial (SDKI, 20017).
Diagnosa Keperawatan Diagnosa keperawatan primer
a. Ketidakefektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan adanya
obstruksi trakheobronchial atau sekresi
b. Ketidakefektifan pola pernapasan berhubungan dengan gangguan/
kerusakan pusat pernapasan, peningkatan TIK
c. Ketidakefektifan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan
pertukaran sel, sumbatan aliran serebral (Krisanti, et al,
3. Rencana keperawatan
Tabel 2.1
Rencana Keperawatan Pasien dengan
Gangguan Kebutuhan Oksigen pada Kasus cidera kepala
2. Pola napas tidak efektif b.d Pola napas (l.01004) Manajemen Jalan Napas (I.01011)
hambatan upaya napas d.d Kriteria Hasil:
penggunaan otot bantu 1. dipsnea menururn Observasi
pernapasan. 2. penggunaan otot bantu napas 1. Monitor pola napas
2. Monitor bunyi napas tambahan
menurun. 15
1 2 3 4
3. frekwensi napas membaik Teraupetik
1. Pertahankan kepatenan jalan napas
2. Berikan posisi semi fowler atau flower
3. Berikan oksigenasi sesuai kebutuhan
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian bronchodilator atau
antibiotik, jika perlu
3. Risiko perfusi serebral tidak efektif Perfusi serebral (L.02014) Manajemen peningkatan tekanan intrakranial (I.06194)
d.d cidera kepala Kriteria hasil :
1. Tingkat kesadaran meningkat Observasi
2. Tekanan intra kranial menurun 1. identifikasi penyebab tekanan intrakranial
3. Sakit kepala 2. Monitor tanda dan gejala peningkatan TIK
4. kesadaran membaik 3. Monitor status pernapasan
Teraupetik
1. Berikan posisi semi fowler
2. Hindari pemberian cairan IV hipotonik
16
17
4. Implementasi
Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan
oleh perawat untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang di
hadapi kestatus kesehatan yang lebih baik yang menggambarkan kriteria
hasil yang diharapkan (Suarni&Apriyani, 2017). Implementasi merupakan
serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh perawat untuk membantu klien
dalam status kesehatan baik yang mengggambarkan kriteria hasil yang
diharapkan. Tujuan dari pelaksanaan adalah membantu klien dalam
mencapai tujuan yang mencakup peningkatan kesehatan, pencegahan
penyakit, pemulihan kesehatan dan memfasilitasi koping. (Krisanty,.
2009).
5. Evaluasi
Pada tahap ini perawat mengkaji sejauh mana efektifitas tindakan yang
telah dilakukan sehingga dapat mencapai tujuan, yaitu terpenuhinya
kebutuhan dasar klien (Suarni&Apriyani, 2017). Evaluasi adalah tindakan
intelektual untuk melengkapi proses keperawatan yang menandakan
seberapa jauh diagnosa keperawatan, rencana tindakan, dan
pelaksanaannya sudah berhasil dicapai. (Mancini, 2011).
BAB III
LAPORAN STUDI KASUS
Di ruang IGD RSUD Jend Ahmad Yani Metro datang seorang pasien pada
tanggal 02 april 2021 pukul 17.08 Wib bernama Tn.G berusia 18 tahun dengan
diagnosa medis cidera kepala sedang
A. Pengkajian Primer
1. Airway
Saat datang ke IGD kesadaran klien samnolen dengan GCS: 10 dengan
hasil penilaian E: 1( Tidak membuka mata ), M: 5( Gerakan normal ), V: 4
(Jawaban kacau ), tidak ada benda asing dijalan napas klien, ketika sadar
klien mengalami batuk, klien mengalami sumbatan jalan napas karena
adanya sekret, tidak ada benda asing dijalan napas klien, klien dicurigai
fraktur servikal, frekwensi napas klien berubah, klien juga nampak gelisah.
2. Breathing
Saat pengkajian klien mengalami sesak/dispnea, RR= 24x/menit, terdengar
adanya suara napas tambahan (wheezing) pada klien, klien mengalami
sianosis, klien tampak mengangkat bahunya saat bernapas dan klien juga
datang ke IGD tidak menggunakan alat bantu pernapasan.
3. Circulation
Nadi klien terasa cepat (tachikardia), nadi= 110 x/menit, klien tampak
sianosis (terlihat kebiruan di area bibir), dan akral klien terasa dingin, CRT
kembali setelah 2 detik.
4. Disability
Kesadaran klien Samnolen, GCS=10, E : 1 (Tidak membuka mata), M : 5
(Gerakan normal), V : 4 ( jawaban kacau ), Ekterimitas atas klien (tangan
dan dahi) ada luka akibat kecelakaan dan ekstremitas bawah klien (kaki dan
lutut) terdapat luka.
18
19
B. Pengkajian Sekunder
1. Riwayat penyakit
Klien dan keluarga klien mengatakan tidak ada riwayat penyakit
sebelumnya yang berhubungan dengan masalah cedera kepala.
a. Pemeriksaan umum
Klien datang ke IGD dengan keadaan memar dan luka diwajah,
tangan dan kaki. Saat datang ke RSUD Ahmad Yani Metro klien
dibawa oleh rekan kerja ke sudah tidak sadarkan diri ke IGD akibat
kecelakaan kerja, klien tidak sadarkan diri 30 menit. Saat sadarkan
diri klien mengeluh sesak, klien juga mengalami batuk, dan klien
juga mengeluh adanya sekret, nyeri kepala dan mual. Keluarga klien
juga mengatakan klien mengalami kecelakaan kerja, klien bekerja
memuat barang dimobil dan saat sudah memuat barang mobil
tersebut jalan, klien terjatuh di ketinggian 3 meter dan langsung jatuh
ke aspal.
b. Pemeriksaan tanda-tanda vital
TD: 110/7O Mmhg, RR : 24 x/menit, N : 110 x/menit, S : 36,3 ̊C
3. Pemeriksaan Penunjang
Tabel 3.1
Hasil pemeriksaan Laboratorium Tn. G
Infus RL 500ml IV
Ranitidin 1 amp IV
Piracetam 2x3gram IV
Keterolac 2x30 mg IV
1. Analisa data
Tabel 3.3
Analisa Data Pasien Dengan Gangguan Oksigenasi Pada Kasus Cidera Kepala Sedang Terhadap Tn.G Diruang IGD RSUD Jend
Ahmad Yani Metro Tanggal 02 April 2021
24
25
2. Diagnosa Keperawatan
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif b.d Spasme Jalan Napas d.d
Frekwensi Napas Berubah (RR=24 x/menit), adanya suara tambahan
pada klien (wheezing), klien nampak gelisah, adanya sianosis pada
klien, adanya sekret pada klien.
2. Risiko Perfusi Serebral Tidak Efektif d.d Cidera Kepala.
3. Gangguan Integritas Kulit b.d Penurunan Mobilitas d.d kerusakan
jaringan kulit, nyeri yang dirasa klien, hematoma pada klien, klien
Risiko perfusi serebral tidak efektif d.d Perfusi serebral (L.02014) Pemantauan Tekanan Intrakranial (I.06198)
cedera kepala Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama Observasi
1 x 24 jam diharapkan Gangguan pola tidur 1. Monitor penurunan tingkat kesadaran
dapat teratasi dengan Kriteria Hasil: 2. Monitor status pernapasan
3. Monitor tanda dan gejala peningkatan TIK
1. Tingkat kesadaran meningkat 4. Monitor kadar CO2 dan pertahankan dalam rentang
2. Sakit/nyeri kepala menurun yang diidentifikasikan 26
1 2 3
Gangguan integritas kulit b.d penurunan Integritas kulit dan jaringan (L.14125) Edukasi kesehatan (I.12383)
mobilitas d.d kerusakan jaringan kulit, Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama Observasi
1 x 24 jam diharapkan tingkat pengetahuan 1. Monitor karakteristik luka
dapat teratasi dengan Kriteria Hasil: 2. Monitor tanda-tanda infeksi
Terapeutik
1. Kerusakan lapisan kulit menurun 1. Bersihkan luka dengan cairan NACL
2. Nyeri menurun 2. Ganti balutan sesuai jenis luka
3. Hematoma menurun Edukasi
1. Ajarkan prosedur perawatan luka secara mandiri
2. Ajarkan perilaku hidup bersih dan sehat
3. Ajarkan strategi yang dapat digunakan untuk
meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat
27
C. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan
Tabel 3.5
Rencana Keperawatan Pasien Pasien Dengan Gangguan Oksigenasi Pada Kasus Cidera Kepala Sedang Terhadap Tn.G Diruang
IGD RSUD Jend Ahmad Yani Metro Tanggal 02 April 2021
Paraf
₰
Sella pranciska
1 2 3 4 28
2. 2 Tanggal:02-04-2021 Tanggal : 22-03-2021
Pukul: 10.00 wib
Pukul 14.30 wib
S:
Pemantauan Tekanan Intrakranial (I.06198) 1. Keluarga klien mengatakan klien mengalami penurunan
kesadaran
1. Memonitor penurunan tingkat kesadaran O:
klien 1. GCS klien meningkat dari 10 ke 12
2. Memonitor kadar Co2 dan pertahankan 2. Klien terpsang Nasul kanul 3 liter/menit
dalam rentang yang di identifikasikan A:
1. Masalah teratasi sebagian
Pukul :14.40 wib
1. Mempertahankan posisi kepala dan leher P:
netral 1. Hentikan intervensi
Paraf
₰
Sella pranciska
A:
1. Masalah teratasi
P:
1. Hentikan intervensi
Paraf
Sella pranciska
30
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada bab ini penulis membahas antara teori dan kasus yang ada, yaitu
membandingkan teori dan pengumpulan data pelaksanaan asuhan keperawatan
Kegawatdaruratan dengan kasus cidera kepala sedang di ruang Igd RSUD Ahmad
Yani Metro, sebagai berikut :
A. Pengkajian
Tahap pengkajian merupakan pemikiran dasar dalam memberikan asuhan
keperawatan sesuai dengan kebutuhan individu. Pengkajian yang lengkap,
akurat, sesuai kenyataan, kebenaran data sangat penting untuk merumuskan
suatu diagnosa keperawatan dan dalam memberikan asuhan keperawatan
sesuai dengan respon individu (Suarni & Apriyani, 2017).
Pengkajian adalah pengumpulan, peraturan, validasi dan dokumentasi data
(informasi) yang sistematis dan berkesinambungan. Semua fase keperawatan
bergantung pada pengumpulan data yang lengkap dan akurat. Meliputi nama,
nomor RM, umur, jenis kelamin, pendidikan, alamat, pekerjaan, agama,
asuransi kesehatan, tanggal dan jam masuk RS, nomor registrasi serta
diagnose medis (Muttaqin, 2008).
Pada saat penulis melakukan pengkajian fisik pada Tn. G didapatkan data dari
keluarga klien, status rekam medis klien dan tim kesehatan. Keluarga klien
mengatakan klien tidak sadarkan diri akibat kecelakaan saat bekerja. Klien
dating ke RSUD Ahmad Yani Metro pada tanggal 02 april 2021 melalui IGD
pada pukul 17.08 WIB, klien ke IGD diantar rekan kerja klien dan tidak lama
setelahnya keluarga klien menyusul ke IGD.
Tn. G berumur 18 tahun, klien mengalami penurunan kesadaran setelah
kecelakaan kerja dan langsung dilarikan ke igd, Saat pengkajian pemeriksaan
GCS klien: Tingkat kesadaran klien dinilai dengan GCS yaitu = 10, dengan
hasil penilaian : E 1 ( Tidak membuka mata ), M 5 ( Melokalisir Nyeri ), V 4
( Jawaban kacau/bingung ). Saat pengkajian juga klien mengalami memar dan
luka di wajah ( dahi ), klien juga mengeluh nyeri kepala, klien juga mengalami
31
32
B. Diagnosa keperawatan
Merupakan suatu penilaian klinis mengenai respons klien terhadap masalah
kesehatan atau proses kehidupan yang dialami baik yang berlangsung aktual
maupun potensial (SDKI, 20017).
Menurut hasil pengkajian di atas penulis dapat menegakkan 3 diagnosa
keperawatan pada Tn. G yaitu : Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif, Risiko
Perfusi Serebral Tidak Efektif, Gangguan Integritas Kulit. Diagnosa yang
sama dengan kasus Tn. G menurut teori (krisanti, 2009), Yaitu : Bersihan
jalan napas tidak efektif dan Risiko perfusi serebral tidak efektif. Sementara
diagnosa pola napas tidak efektif, tidak di tegakkan terhadap Tn. G di
karenakan tidak ada data yang mendukung untuk Tn. G ditegakkan diagnosa
pola napas tidak efektif. Berdasarkan pengakajian hasil anamnesa pemeriksaan
fisik dan observasi yang telah dilakukan ditemukan data diagnosa
keperawatan. Pengkajian tanggal 2 April 2021 penulis mendapatkan 3
diagnosa keperawatan yang ada pada Tn. G dengan cedera kepala yaitu :
1. Bersihan jalan napas tidak efektif b.d spasme jalan napas d.d frekwensi
napas berubah. Ketidakmampuan membersihkan sekret atau obstruksi
jalan napas unuk mempertahanan jalan napas tetap paten (PPNI, 2017).
Masih menurut (PPNI, 2017) gejala dan tanda mayor pada diagnosa
bersihan jalan napas tidak efektif adalah: batuk tidak efektif, sputum
berlebih, wheezing. Sedangkan tanda dan gejala minor meliputi: dispnea,
sulit bicara, ortopnea, gelisah, sianosis, frekwensi napas berubah, pola
33
napas berubah. Diagnosa ini ditegakkan karena klien sesak napas dengan
RR = 24 x/menit, terdengar suara wheezing, gelisah, sianosis, frekwensi
napas berubah dan adanya sekret.
2. Risiko perfusi serebral tidak efektif d.d cidera kepala Berisiko mengalami
penurunan sirkulasi darah ke otak (PPNI, 2017). Menurut (PPNI, 2017)
faktor risiko pada diagnosa risiko perfusi serebral tidak efektif adalah:
keabnormalan masa protrombin/masa tromboplastin parsial, penurunan
kinerja ventrikel kiri, tumor otak, stenosis karotis, koagulopati,
embolisme, cedera kepala, penyalahgunaan zat, terapi tombolitik, efek
sampng tindakan. Diagnosa ini ditegakkan karena klien mengalami cedera
kepala dengan penurunan kesadaran, GCS: 10 dengan hasil penilaian E :
(tidak membuka mata), M : (gerakan normal), V : (jawaban kacau).
3. Gangguan integritas kulit b.d penurunan mobilitas d.d kerusakan
jaringan kulit. Kerusakan kulit (dermis dan/atau epidermis) atau jaringan
(membran mukosa, kornea, fasia, otot, tendon, tulang, kartilago, kapsul
sendi dan /atau ligamen). Menurut (PPNI, 2017) tanda gejala mayor pada
gangguan integritas kulit adalah kerusakan jaringan dan/atau lapisan kulit.
Sedangkan tanda dan gejala minor adalah nyeri, perdarahan, kemerahan
dan hematoma. Diagnosa ini ditegakkan karena klien mengalami luka di
dahi, siku dan lutut, klien mengalami penurunan kesadaran dengan nilai
GCS : 10, kerusakan lapisan kulit, nyeri, hematoma.
C. Rencana keperawatan
Tahap perencanaan keperawatan adalah perawat merumuskan rencana
keperawatan, perawat menggunakan pengetahuan dan alasan untuk
mengembangkan hasil yang diharapkan untuk mengevaluasi asuhan
keperawatan yang diberikan (Suarni & apriyani, 2017). Penulis menegakkan
diagnosa keperawatan sesuai dengan data yang ditemukan saat pengkajian,
penulis membuat rencana tindakan keperawatan yang akan diterapkan kepada
Tn.G berdasarkan diagnosa yang diantaranya sebagai berikut:
1. Bersihan jalan napas tidak efektif b.d spasme jalan napas d.dfrekwensi
napas berubah.
34
D. Implementasi keperawatan
Menurut (Suarni & Apriyani, 2017) Implementasi keperawatan adalah
serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh perawat untuk membantu klien dari
masalah status kesehatan yang dihadapi ke status kesehatan yang lebih baik
yang menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan. Implementasi
merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh perawat untuk
membantu klien dalam status kesehatan baik yang menggambarkan kriteria
hasil yang diharapkan. Tujuan dari pelaksanaan adalah membantu klien dalam
mencapai tujuan yang mencakup peningkatan kesehatan, pencegahan
penyakit, prmulihan kesehatan dan memfasilitasi koping (Krisanty, et al,
2009). Pada tahap implementasi dilaksanakan tindakan keperawatan
berdasarkan rencana keperawatan yang telah dibuat sesuai teori dan hampir
semuanya terlaksana.
1. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan spasme jalan
napas tindakan yang dilakukan pada Tn. G adalah Memonitor pola napas
(frekwensi dan usaha napas) pada klien, Memposisikan klien dengan
posisi semi fowler untuk mengurangi sesak pada klien dan Memberikan
klien oksigen nasul kanul 4liter/menit.
2. Risiko perfusi serebral tidak efektif ditandai dengan cidera kepala
tindakan yang dilakukan pada Tn. G adalah Memonitor penurunan tingkat
kesadaran klien untuk mengetahui nilai GCS pada klien, Memonitor kadar
Co2 dan pertahankan dalam rentang yang diindikasikan dan
Mempertahankan posisi kepala dan leher netral agar klien tidak berisiko
fraktur dan mengurangi nyeri yang dirasa klien.
3. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan penurunan mobilitas
tindakan yang dilakukan dengan Tn. G adalah Bersihkan luka dengan
NACL agar luka klien tidak infeksi dan mengajaran keluarga klien
tentang prosedur perawatan luka secara mandiri tujuannya agar keluarga
klien paham dan dapat mengaplikasikan perawatan luka secara mandiri
ketika klien sudah pulang.
36
E. Evaluasi
Menurut (Suarni & Apriyani, 2017), Pada tahap ini perawat mengkaji sejauh
mana efektivitas tindakan yang telah dilakukan sehingga dapat mencapai
tujuan, yaitu terpenuhinya kebutuhan dasar klien. Evaluasi adalah tindakan
intektual untuk melengkap proses kperawatan yang menandakan seberapa jauh
diagnosa keperawatan, rencana tindakan, dan pelaksanaannya sudah berhasil
dicapai (Mancini,et al, 2011). Berdasarkan Asuhan Keperawatan pada Tn.G di
ruang IGD RSUD Jend Ahmad Yani Kota Metro telah dilakukan
implementasi dan evaluasi dilakukan untuk mengetahui perkembangan pasien
dan untuk mengetahui seberapa besar keberhasilan layanan asuhan
keperawatan yang telah diberikan dan pada evaluasi menggunakan SOAP.
Kondisi pasien setelah di lakukan implementasi selama satu hari adalah
sebagai berikut :
1. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan spasme jalan
napas setelah dilakukan tindakan keperawatan, Masalah klien teratasi
sebagian dengan hasil klien mengatakan sesak sedikit berkurang karena
sudah dipasang oksigen, RR: 23x/menit, penggunaan otot bantu napas
klien berkurang, pola napas abnormal klien berkurang.
2. Risiko perfusi serebral tidak efektif ditandai dengan cidera kepala setelah
dilakukan tindakan keperawatan, Masalah klien teratasi sebagian dengan
hasil GCS klien sudah meningkat menjadi 12 dengan nilai E : 3
(membuka mata dengan perintah suara), M : 5 melokalisir nyeri
(menjauhkan stimulus ketika diberi rangsang nyeri), V : 4 klien bingung
ketika diajak berbicara. klien terpasang nasul kanul 3 liter/menit.
3. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan penurunan mobilitas
setelah dilakukan tindakan keperawatan, Masalah klien teratasi sebagian
dengan hasil kerusakan jringan kulit, nyeri berkurang, laserasi berkurang.
F. Kendala
Setelah penulis membuat rencana tindakan keperawatan, melakukan
implementasi dan penerapan sesuai dengan rencana tindakan keperawatan
37
A. Simpulan
Laporan kasus pada Tn. G ini memberikan gambaran nyata asuhan
keperawatan kgawat darurat dengan gangguan oksigenasi terhadap Tn. G di
Ruang IGD RSUD Jendral Ahmad Yani Metro tanggal 02 april 2021.
Berdasarkan data yang ditemukan pada saat pengkajian Tn.G sebagai
berikut : Pada saat pengkajian terhadap Tn. G berumur 18 tahun ,klien datang
ke IGD dengan keadaan tidak sadarkan diri karena kecelakaan saat bekerja,
saat dilakukan pemeriksaan kesadaran klien samnolen dengan nilai GCS : 10,
dengan hasil penilaian E : 1 (tidak membuka mata), M : 5 (gerakan normal),
V : 4 (jawaban kacau). Klien juga ketika sadar mengalami batuk, mengalami
sumbatan jalan napas karena adanya sekret, klien juga dicurigai fraktur
servikal, klien tampak gelisah, klien mengalami sesak/dispnea dengan RR :
24x/menit, terdengar bunyi napas tambahan (wheezing), klien mengeluh nyeri
kepala, klien mengalami sianosis dan ekstremitas atas klien (tangan & dahi)
ada luka akibat kecelakaan kerja dan ekstremitas bawah klien (kaki dan lutut)
terdapat luka.
Diagnosa keperawatan berdasarkan pengkajian didapatkan masalah
keperawatan : Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif b.d Spasme Jalan Napas
d.d Frekwensi Napas Berubah (RR=24 x/menit), adanya suara tambahan pada
klien (wheezing), klien nampak gelisah, adanya sianosis pada klien, adanya
sekret pada klien, risiko perfusi serebral tidak efektif d.d cidera Kepala,
gangguan integritas kulit b.d Penurunan mobilitas d.d kerusakan jaringan
kulit, nyeri yang dirasa klien, hematoma pada klien, klien mengalami
penurunan kesadaran, keluarga klien mengatakan klien mengalami luka di
dahi, siku dan lutut.
Rencana keperawatan: Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan
spasme jalan napas dengan SIKI: manajemen jalan napas (I.01011) dan SLKI:
dengan bersihan jalan napas (L.01001), risiko perfusi serebral tidak efektif
ditandai dengan cedera kepala dengan SIKI : pemantauan tekanan intracranial
39
40
B. Saran
1. Bagi mahasiswa
Diharapkan mahasiswa menerapkan teori dan ilmu yang telah diberikan
diperkuliahan untuk asuhan keperawatan dilahan praktik, terutama untuk
kegawatdaruatan khususnya untuk asuhan keperawatn pada cidera kepala.
2. Bagi RSUD Jendral Ahmad Yani Metro
Diharapkan untuk tenaga kesehatan di RSUD jendral ahmad yani agar
melaksanakan asuhan keperawatan dengan lebih sistematis dan akurat,
41
terutama untuk pasien cidera kepala agar lebih cepat lagi dilakukan
implementasi.
3. Bagi prodi keperawatan kota bumi
Diharapkan prodi keperawatan kotabumi khususnya untuk perpustakaan
menyediakan buku referensi asuhan keperawatan yang terbaru dan
melengkapi buku-bukunya terutama buku untuk asuhan cidera kepala
masih minim buku yang tersedia, sehingga membantu mahasiswa dalam
pembuatan laporan tugas akhir.
DAFTAR PUSTAKA