DISUSUN OLEH :
YORA IRWANTI
NIM. P00320119027
i
KARYA TULIS ILMIAH
DISUSUN OLEH :
YORA IRWANTI
NIM. P00320119027
ii
iii
iv
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN ASMA BRONKIAL
DIRSUD CURUP
ABSTRAK
v
NURSING CARE OF CLIENTS WITH BRONCHIAL ASTHMA
CURUP DIRECTORY
ABSTRACT
Background: Bronchial asthma is a disease that is the fifth leading cause of death
in the world. Asthma is a lung disease in which there is airway obstruction,
hyperresponsive airway inflammation or asthma attacks can be triggered by
specific allergens or other factors such as weather changes, respiratory
infections, and other factors. And recurrence of asthma patients is an emotional
factor because feelings of anxiety and depression on emotional factors often
coincide with the occurrence of asthma symptoms. Objective: to determine
nursing care for clients with bronchial asthma including assessment, intervention,
implementation and evaluation. Results: after nursing care for 3x24 hours, the
results of the first diagnosis of ineffective breathing patterns were partially
resolved, the diagnosis of activity intolerance was partially resolved, the risk of
nutritional deficit was resolved. Conclusion: Buteyko therapy technique is used to
reduce shortness of breath in clients and help improve client activities. Keywords:
Bronchial Asthma Nursing Care, Curup Hospital
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
Penulisan Karya Tulis Ilmiah ini sebagai salah satu syarat untuk
penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat bantuan baik materi
maupun moril dari berbagai Pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih
kepada :
4. Bapak Mulyadi ,M.Kep selaku ketua penguji yang telah menyediakan waktu
membangun.
5. Ibu Citra Novianda, S.Kep. Ners penguji I yang telah menyediakan waktu
membangun.
vii
6. Ibu Ns. Yossy Utario, S.Kep, M.Kep, Sp.Kep.An selaku Dosen Pembimbing
7. Seluruh Dosen dan Staf Prodi Diploma III Keperawatan Curup Poltekes
Kemenkes Bengkulu.
8. Untuk Kedua Orang Tua saya Bapak Irwanto dan Ibu Susilawati serta
Keluarga besar saya yang memberikan dukungan, dan doa yang tiada henti
9. Untuk Sahabat Azzro Nabila, Ria Oktia , Dea Veronika, Dewi Mustika dll
yang selalu memberi suport dan semangat dalam menyelesaikan penelitian ini
10. Dan lain-lain yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
Semoga bimbingan dan bantuan serta nasihat dan nikmat yang telah
diberikan akan menjadi amal baik dan dibalas oleh Allah SWT. Penulis menyadari
dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini masih banyak kekurangan baik dari segi
penulisan maupun teori yang mendasar, sehingga penulis berharap ada saran yang
sifatnya membangun dari semua pihak demi menyempurnakan Karya Tulis Ilmiah
ini. Akhir kata penulis berharap semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat
Curup,...............2022
Penulis
viii
DAFTAR ISI
ix
2.2.4 Implementasi Keperawatan ............................................................... 37
2.2.5 Evaluasi Keperawatan ....................................................................... 37
2.3 Konsep Implementasi Utama Keperawatan ............................................ 38
2.3.1 Hasil Implementasi Penelitian Terapi
Teknik Pernapasan Buteyko Pada Pasien Asma Bronkial................. 38
2.3.2 Pengertian ......................................................................................... 39
2.3.3 Tujuan ............................................................................................. 39
2.3.3 Manfaat ........................................................................................... 39
2.3.3 SOP Tindakan ................................................................................. 40
BAB III TINJAUAN KASUS
3.1 Data Asuhan Keperawatan ....................................................................... 41
3.1.1 Pengkajian ........................................................................................ 41
3.1.2 Analisa Data ..................................................................................... 51
3.1.3 Diagnosa Keperawatan .................................................................... 53
3.1.4 Intervensi Keperawatan.................................................................... 54
3.1.5 Implementasi Keperawatan .............................................................. 58
3.1.6 Evaluasi Keperawatan ...................................................................... 67
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Pengakian Keperawatan ......................................................................... 73
4.2 Diagnosa Keperawatan .......................................................................... 74
4.3 Intervensi Keperawatan.......................................................................... 75
4.4 Implementasi Keperawatan ................................................................... 77
4.5 Evaluasi Keperawatan ............................................................................ 78
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan ............................................................................................ 80
5.2 Saran ...................................................................................................... 82
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
x
DAFTAR GAMBAR
No Judul Halaman
xi
DAFTAR TABEL
No Judul Halaman
xii
DAFTAR LAMPIRAN
No Judul
1. Lembar Konsul
2. Pernyataan
3. Biodata
4. Surat Pengambilan Kasus dari Kampus
5. Surat Pengambilan Kasus dari RSUD
6. Surat Selesai Melaksanakan Dinas RSUD
7. Dokumentasi
xiii
1
BAB I
PENDAHULUAN
dunia sebanyak 235 juta kasus diseluruh dunia setiap tahunnya dan sekitar
jumlah asma meningkat dibandingkan Negara lain mencapai dua juta pertahun
dan sekitar 500.000 orang dirawat dalam setahun (global Asthma Network, 2019).
indonesia sebesar 4,5% dengan prevalensi tertinggi sejalan data dari pusat dan
1.278 dari 5.130 pasien. Yaitu gorontalo, Sulawesi Tengah, Papua Barat,
Kalimantan Selatan, Aceh, Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi
sebesar 1.743 juta orang. Menurut Rekam medik angka kejadian Asma Di RSUD
curup pada tahun 2016 yaitu sebanyak 148 kasus , ditahun 2017 45 kasus, ditahun
2018 72 kasus, ditahun 2019 89 kasus , ditahun 2020 sebanyak 116 kasus.
episode berulang berupa episode wheezing (mengi), sesak napas, dada terasa berat
dan batuk-batuk terutama pada waktu malam atau dini hari, serangan asma
yang disebabkan oleh batuk. Menurut (GINA, 2012) Asma mempunyai dampak
buruknya sistem pernapasan pada pasien asma sehingga akan menurunkan gejala
asma.
mengandung bahan kimia yang dapat Salah satu strategi yang dapat dilakukan
perawat berperan untuk mengatasi Pola napas tidak efektif pada pasien asma
bronkial secara non farmakologis adalah teknik pernapasan buteyko pada pasien
asma bronkial.
asuhan keperawatan pada pasien asma bronkial. yang dilakukan di RSUD tugu
rejo provinsi jawa tengah , Jumlah pasien sebanyak 3 orang dengan asma bronkial
Setelah dilakukan terapi selama 3 hari berturut, hasil evaluasi studi kasus pada
tiga pasien menunjukan nilai frekuensi pernapasan dan saturasi oksigen pasien
lebih baik, dengan rata-rata frekuensi pernapasan pada ketiga pasien adalah
25x/menit dan rata-rata saturasi oksigen pada ketiga pasien adalah 100%. Dari
hasil studi kasus ini dapat disimpulkan bahwa pernapasan buteyko merupakan
suatu tindakan kombinasi yang dapat diterapkan untuk mengurangi gejala asma
peningkatan saturasi oksigen, dan berkurangnya keluhan sesak napas pada pasien.
keperawatan pada klien dengan asma bronkial diruang melati RSUD Curup Tahun
2021-2022.
1.3 Tujuan
dan prioritas masalah) pada klien dengan Asma bronkial di Ruang Melati
RSUD CURUP
antara lain:
1. Rumah sakit
2. Pendidikan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Definisi
episode berulang berupa episode wheezing (mengi),sesak napas, dada terasa berat
dan batuk-batuk terutama pada waktu malam atau dini hari, serangan asma
kronik saluran napas yang ditandai dengan adanya mengi, batuk, dan rasa sesak di
dada yang berulang dan timbul terutama pada malam atau menjelang pagi akibat
penyakit asma adalah penyakit pada sistem pernapasan yaitu suatu gangguan pada
berupa episode berupa wheezing,sesak napas,dada terasa berat dan batuk batuk
disebabkan oleh :
a. Faktor predisposisi
a. Genetik
b. Faktor pencetus
a. Allergen
Adalah suatu bahan penyebab alergi. Diman ini dbagi menjadi tiga,
yaitu :
obatan.
b. Perubahan cuaca
c. Lingkungan kerja
ini berkaitan dengan dimana dia bekerja. Misalnya orang yang bekerja di
pabrik kayu, polisi lalu lintas, gejala ini membaik pada waktu libur atau
cuti.
d. Olaraga
Sebagiann besar penderita akan mendapat serangan asma bila
sedang bekerja dengan berat atau aktivitas berat. Serangan asma karena
aktivitas biasanya segera setelah aktivitas selesai salah satu contoh olaraga
e. Strees
selain itu juga bisa memperberat serangan asma yang sudah ada.
Asma yang disebabkan oleh allergen yang diketahui masanya sudah terdapat
semenjak anak-anak seperti terhadap protein, serbuk sari, bulu halus, binatang
dan debu.
Asma yang tidak ditemukan faktor pencetes yang jelas, tetapi adanya faktor-
faktor non spesifik seperti : flu, latihan fisik atau emosi yang sering memicu
serangan asma. Asma ini sering muncul/timbul sesudah usia 40 tahun setelah
Menurut Wahid dan Suprapto (2013), pada penderita asma saat mengalami
b. Gelisah
d. Sesak nafas
e. Adanya wheezing
f. Batuk
i. Sianosis
j. Gangguan kesadaran
k. Takikardi
l. Hiperinflasi dada
1. Asma Ringan
yaitu terapi pelega bila perlu saja, atau dengan obat pengontrol dengan
intensitas rendah seperti steroid inhalasi dosis rendah atau antogonis leukotrien,
atau kromon.
2. Asma Sedang
3. Asma Berat
dengan obat pengontrol kombinasi steroid dosis tinggi plus long acting beta
agonist (LABA) untuk menjadi terkontrol, atau asma yang tidak terkontrol
( GINA 2020 ) .
a. Anatomi
terdiri dari bagian konduksi yang terdiri dari cavum nasalis, nasofaring,
dan bawah, saluran napas atas terbatas hingga faring sedngkan saluran
Sumber : (Hedisasrawan,2013)
dan ujung rongga hidung, rongga hidung banyak memiliki kapiler darah dan
selalu lembab adanya lender yang dihasilkan oleh mukosa. Di dalam hidung
udara disaring dari benda-benda asing yang tidak berupa gas agar tidak
masuk ke paru-paru. Selain itu udara juga disesuaikan suhunya agar sesuai
2. Faring
hidung, yang merupakan jalan masuknya udara dari rongga hidung. Pada
3. Laring
kotak suara. Laring terdiri atas tulang rawan, yaitu jakun,epiglotis, (tulang
rawan penutup dan tulang rawan trikoid ( cincin stempel) yang letakknya
4. Trakea
pita yang tersusun atas otot polos dan tulang rawan yang berbentuk huruf O
pada jarak yang sangat teratur. Dinding trakea tersusun atas tiga lapisan
5. Bronkus
jumlahnya sepasang, yang satu menuju ke paru-paru kiri dan yang satunya
menuju paru-paru kanan. Dinding bronkus terdiri atas lapisan jaringan ikat,
lapisan jaringan epitel. Otot polos dan cincin tulang rawan. Kedudukan
bronkus yang menuju kekiri lebih mendatar dari pada ke kanan. Hal ini
terserang penyakit.
6. Bronkiolus
7. Alveolus
dalam pertukaran gas. Pada bagian alveolus inilah terjadi pertukaran gas-gas
O2 dari udara bebas ke sel-sel darah, sedangkan pertukaran CO2 dari sel-sel
8. Paru-Paru
otot dada dan tulang rusuk, pada bagian bawah dibatasi oleh otot diafragma
dan alveolus. Diantara selaput dan paru-paru terdapat cairan limfa yang
a. Paru-paru kanan
1) Berlobus tiga.
b. Paru-paru kiri
1) Berlobus dua.
c. Mekanisme pernapasan.
sebagai berikut: Paru dan dinding dada adalah strktur yang elastis, dalam keadaan
normal terdapat lapisan cairan tipis antara paru dan dinding dada. Paru dengan
mudah bergeser pada dinding dada. Tekanan pada ruangan antara paru dan
dinding dada di bawah tekanan atmosfer. Paru teregang dan berkembang pada
menutup ketika penarikan napas, diafragma dan tulang daa menutupi ke posisi
dan faring. Udara dihangatkan dan di ambil uap airnya. Udara berjalan melalui
trakea, bronkus, bronkeolus, dan ductus alveolaris ke alveoli. Luas total dinding
paru yang bersentuhan dengan kapiler-kapiler pada kedua paru kira-kira 70m2.
proses pemindahan udara dari dan ke paru-paru. Proses bernapas terdiri dua fase
yaitu inspirasi yaitu periode ketika aliran udara luar masuk ke paru-paru dan
tekanan yang berperan dalam proses bernapas adalah tekanan atmosfer, tekanan
sewaktu bernapas dalam. Pada waktu istirahat pernapasan menjadi dangkal akibat
a. Inspirasi
bentuknya melengkung dan melekat pada iga paling bawah dan otot intrakosta
dibawahnya yaitu pada isi abdomen dan mengangkat iga keadaan ini
b. Ekspirasi
pasif, tidak ada kontraksi otot-otot aktif. Pada akhir inspirasi otot-otot respirasi
relaks, memberikan elasitas paru dan rongga dada untuk mengisi volume paru.
Ekspirasi terjadi ketika tekanan alveolus lebih tinggi dari pada tekanan atmosfer.
dinding dada dan paru sehingga terjadi peningkatan tekanan alveolus dan
atmosfer.
c. Reflek batuk
mempertahankan diri bebas dari benda asing penyebap iritasi lain merangsang
reflex batuk. Implus afrens berasal dari jalan pernapasn melalui nervus vagus
2) Epiglottis menutup dan pita suara menutup rapat untuk udara di dalam
paru.
ekspirasi lain berkontraksi kuat. Akibat tekanan dari dalam paru meingkat
4) Pita suara dan epiglottis tiba-tiba terbuka lebar sehingga udara yang
tertekan dalam paru terdorong keluar. Biasanya udara yang bergerak cepat
d. Ruang rugi
pernah sampai pada daerah pertukaran gas , tetap berada dalam saluran napas,
tempat tidak terjadi pertukaran gas di setiap kali bernapas dinamakan udara
ruang rugi. Pada pertukaran gas dinsetiap kali bernapas dinamakan udara di
ruang rugi. Pada inspirasi banyak udara baru mula mula harus mengisi berbagai
area ruang rugi jalan napas. (mis.hidung, faring, trakea dan bronkus) sebelum
mencapai alveoli. Udara ruang rugi ini tidak berguna bagi proses pertukaran
gas, karena di lokasi ini tidak terjadi pertukaran gas. Udara ruang rugi normal
e. Ventilasi mekanis
berikut:
Udara mengalir dari tekanan tinggi kebagian tekanan rendah. Namun demikian
bila tidak ada aliran udara masuk atau keluar dari paru-paru tekana alveolar
udara dalam paru-paru harus dicetuskan oleh turunnya tekanan dalam alveoli.
gravitasi.
a.) Elastisitas: kembalinya bentuk asli setelah perubahan karena kekuatan dari
luar. Paru dan dada bersifat elastis, memerlukan energi untuk bergerak
dengan cepat, dan kembali kebentuk awalnya bila energi tidak efektif lagi.
c.) Tekanan: udara yang ditangkap jalan napas adalah campuran nitrogen dan
oksigen (99,5%) dan sejumlah kecil karbon dioksida dan uap air (0,5%)
karena gas dan campuran gas berusaha untuk bergerak dari batas
d.) Gravitasi: adalah akibat banyaknya udara yang terjadi pada bagian atas
paru dapi pada dasar jumlah upaya yang dibutuhkan untuk ventilasi
dimana ventilasi bagian ini menurun dan ventilasi lain dari area yang
kurang meningkat.
sangat tinggi dalam lemak, akibatnya juga sangat larut dalam membrane
sel gas ini berdifusi melalui membrane sel dengan rintangan. Pembatas
cairn jaringan bukan melalui membrane sel. Oleh karena itu difusi gas
Terdapat dua mekanisme saraf yang terpisah pernapasan dan terdapat pada
oksigen yang terdiri dari oksigen yang terdiri dari darah arteri. Konsentrasi
Jika dari semua hemoglobin ini menggantikan HBO2 darah ini 100%
2.1.6 Patofisiologi
adalah allergen, stress dan cuaca yang mengakibatkan antigen yang terikat IGE
pada permukaan sel mast atau basophil sehingga mengeluarkan mediator berupa
otot polos meningkat. Edema mukosa, sekresi produktif, serta kontriksi otot polos
konsentrasi 02 dalam darah menurun. Spasme otot polos sekresi kelenjar bronkus
bersihan jalan nafas. Saat mucus berlebihan, batuk, whezzing dan sesak nafas
metabolic dan suplai darah dan 02 kejantung berkurang. Suplai darah dan 02 ke
masalah keperawatan penurunan curah jantung. Penurunan cardiac output ini juga
Strees berlebihan,
Allergen,debu,spora, bulu Infeksi saluran pernafasan atas peningaktan hormone
Reaksi antigen-
Peka rangsangan
atibodi
Produksi substansi,vasoaktif
(histamine,bradikinin,anafila
ASMA
Konntraksi otot
polos meningkat Suplay
sputum
kejaringan
Bronce menurun
Sekresi
spasme
Kapiler sesak Bau mulut
meningkat
meningkat 02 ke kelemahan
Saluran
Mucus jaringan
penyempita
Oedem Ventilasi Nafsu
meningkat otak
n
mukosa terganggu makan INTOLERASI
menurun
Ventilasi
Penye AKTIVITAS
terganggu Difusi gas Suplai 02
mpitan KEBUTUHAN
alveoli berkurang hipoxsia
saluran NUTRISI
Dyspnea,ta
cipnea,pen 02 dan C02 KURANG
Ronchi Gangguan
ggunaan tergnggu Kesadaran
whezinng perfusi
otot bantu menurun
jaringan
pernapasan hipoksemia
POLA Resiko
BERSIHAN Sumber, Nurarif &
NAPAS Cedera
JALAN
TIDAK Kusuma 2016
GANGGUAN NAPAS
EFEKTIF
PERTUKARAN TIDAK
GAS EFEKTIF
2.1.8 Penatalaksanaan
pengobatannya.
1) Pengobatan farmakologis
golongan
2. Santin/teofilin (aminofilin)
b) Kromalin
c) Ketolifen
secara oral.
d) Kortikosteroid hidrokortisin
100-200 jika tidak ada respon maka segera penderita diberi steroid oral
2.1.9 Komplikasi
a. Status asmatikus : suatu keadaan darurat medis berupa serangan asma akut
c. Hipoksemia.
d. Pneumothoraks
e. Emfisema.
f. Deformitas thoraks.
g. Gagal nafas.
Uji faal paru dikerjakan untuk menentukan derajat obstruksi, menilai hasil
penyakit. Alat yang digunakan untuk uji faal paru adalah peak flow meter,
caranya anak disuruh meniup flow meter beberapa kali (sebelumnya menarik
dicatat hasil.
2. Foto toraks
Foto toraks dilakukan terutama pada anak yang baru berkunjung pertama kali
pasien asma yang telah kronik akan terlihat jelas adanya kelainan berupa
3. Pemeriksaan darah
Hasilnya akan terdapat eosinofilia pada darah tepi dan sekret hidung. Bila
tidak eosinofilia kemungkinan bukan asma. Selain itu juga, dilakukan uji
1. Agonis beta adalah medikasi awal yang digunakan dalam mengobati asma
5. Inhibitor sel mast adalah integral dari pengobatan asma. Medikasi ini
pada pasien yang berfokus pada respon individu terhadap gangguan kesehatan
praktik keperawatan yang diberikan secara langsung kepada klien atau pasien
keperawatan sebagai suatu profesi yang berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan
kesehatan klien yang optimal, apabila keadaanya berubah membuat suatu jumlah
yang normal.
2.2.1 Pengkajian
Tujuan pengkajian untuk membuat data dasar tentang kesehatan klien, praktik
a. Sumber subjektif meliputi data yang didapatkan dari klien ,orang terdekat
klien, atau keluarga klien sebagai suatu pendapat terhadap suatu situasi
dan kejadian
b. Sumber objektif yaitu data yang dapat diobservasi dan diukur selama
2. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan benda asing dalam
yang dilakukan oleh perawat maupun tenaga medis lain untuk membantu pasien
dalam proses penyembuhan dan perawat serta masalah kesehatan yang dihadapi
a. Evaluasi formatif
dilakukan sampai dengan tujuan tercapai. Pada evaluasi formatif ini penulisan
klien mengenai perbahan nutrisi yang terjadi sebelum dan sesudah dilakukan
b. Evaluasi sumatif
Evaluasi sumatif disebut juga evaluasi akhir dimana dalam metode evaluasi ini
evaluasi sumatif ini penulis menilai tujuan akhir penerapan peningkatan nutrisi
tubuh yang penulis lakukan yaitu ada atau tidaknya perubahan nutrisi setelah
hasil analis
2.3.1 Hasil implementasi penelitian terapi teknik pernapasan buteyko pada pasien
asma bronkial.
keperawatan pada pasien asma bronkial. yang dilakukan di RSUD tugu rejo
provinsi jawa tengah , Jumlah pasien sebanyak 3 orang dengan asma bronkial
Setelah dilakukan terapi selama 3 hari berturut, hasil evaluasi studi kasus pada
tiga pasien menunjukan nilai frekuensi pernapasan dan saturasi oksigen pasien
lebih baik, dengan rata-rata frekuensi pernapasan pada ketiga pasien adalah
25x/menit dan rata-rata saturasi oksigen pada ketiga pasien adalah 100%. Dari
hasil studi kasus ini dapat disimpulkan bahwa pernapasan buteyko merupakan
suatu tindakan kombinasi yang dapat diterapkan untuk mengurangi gejala asma
peningkatan saturasi oksigen, dan berkurangnya keluhan sesak napas pada pasien.
2.3.2 Pengertian
pause.
2.3.3 Tujuan
keperawatan pasien asma. Dan untuk mengurangi konstriksi jalan napas dangkal.
asma dengan cara memelihara keseimbangan kadar CO2 dan nilai oksigenasi
2.3.4 Manfaat
Untuk mengurangi gejala asma bronkial yang ditandai dengan adanya penurunan
No Prosedur Tindakan
A Pesiapan lingkungan
- Sediakan lingkungan yang nyaman
B Prosedur tindakan
BAB III
TINJAUAN KASUS
3.1.1 Pengkajian
A. Biodata
1. Identitas klien
b) Usia : 66 Tahun
e) Golongan darah :O
g) Agama : Islam
a) Nama : Tn.R
b) Usia : 40 Tahun
c) Pendidikan : SMA
d) Pekerjaan : Wiraswasta
e) Agama : Islam
B. Riwayat Keperawatan
2022 pukul 10.03 WIB dengan keluhan sesak nafas sejak kurang
lebih dua hari, sesak semakin memberat sejak tadi malam, sesak
2) Keluhan saat ini : Pada saat pengkajian tanggal 08 Juli 2022 pukul
11.05 klien mengatakan saat ini klien masih sesak nafas, sesaknya
sakit pada kepala yang terasa memberat sejak tadi malam, batuk,
3) Keluhan kronologis
c) Lamanya : 2 hari
RSUD Curup
Keterangan :
= Pasien
= Tinggal serumah
sekitarnya
biasanya
klien dan keluarga selalu berdoa dan yakin kepada allah swt bahwa
2. Pola eliminasi
BAK
a) frekuensi 5-7x/hari 5-9x/hari
b) warna Jernih jernih
c) penggunaan alat bantu Tidak ada Tidak ada
BAB
a) frekuensi 1x/hari Belum ada
b) waktu Pagi hari
c) konsistensi Lembut
3. Personal hygine
1. Mandi Badan
a. frekuensi 2x/hari hanya
b. waktu pagi dan sore dibersihan
oleh
keluarga
dipagi hari
2. Oral hygine
a. frekuensi 2x/hari 1x/hari
b. waktu Pagi dan sore Pagi hari
3. Cuci rambut
a. frekuensi 2x/hari Klien tidak cuci
b. waktu Pagi dan sore rambut
4. Pola istirahat dan tidur
1. lama tidur siang 2-3 Jam ½-1 Jam
2. lama tidur malam 6-8 jam 4-6 Jam
3. kebiasaan sebelum tidur Menonton tv Tidak ada
C. Pemeriksaan fisik
d) Berat badan : 56 kg
g) Nadi : 110x/m
j) Spo2 : 94%
3. Sistem penglihatan
mata
e) Sclera : Anikterik
4. Sistem pendengaran
infeksi
baik
5. Sistem pernafasan
terdengar Whezzing
pernapasan
c) Frekuensi : 32 x/m
d) Irama : Ireguler
Whezzing
6. Sistem kardiovaskular
jungularis
7. Sistem pencernaan
9. Sistem integument
c) Kekuatan otot
4444 4444
4444 4444
11. Ektremitas
13 . Penatalaksanaan
Tanggal/waktu: Jumat –Minggu jam 10.00
Floxaris flash 1x1 400 Obat untuk penderita ekserbasi bakteri akut
mg (iv)
aktivitas Klien
dibantu
keluarga
- Kekuatan otot
4444 4444
4444 4444
- Ttv
TD :150/90mmHg
RR : 32x/m
HR : 110 x/m
SPO2 : 94%
3. Senin, 08 Ds : Faktor psikologis Resiko
Juli 2022 - Klien ( keenganan untuk defisit
mengatakan makan) nutrisi
tidak ada selera
untuk makan
- Klien
mengatakan
sebelum sakit
porsi makan
yang
dihabiskan
1porsi, tetapi
setelah sakit
hanya
menghabiskan
¼ porsi makan
- Klien
mengatakan
mual muntah
Do :
- BB : 56kg
- Membran
mukosa pucat
- Ttv
TD :150/90mmHg
RR : 32x/m
HR : 110 x/m
SPO2 : 94%
berhubungan dengan
Ketidakseimbangan antara
psikologis
Edukasi
8. Anjurkan tirah baring
9. Anjurkan melakukan
aktivitas secara
bertahap
10. Ajarkan strategi koping
untuk mengurangi
kelelahan
Kolaborasi
11. Kolaborasi dengan ahli
gizi tentang cara
meningkatkan asupan
Makanan
3. Resiko defisit Setelah dilakukan Manajemen nutrsi
tindakan keperawatan Observasi
nutrisi
selama 1x 24 /jam 1. Identifikasi status
berhubungan
diharapkan masalah nutrisi
dengan Faktor dapat teratasi dengan 2. Identifikasi makanan
kriteria hasil: yang disukai
psikologis
Nafsu makan 3. Monitor asupan
( keenganan
- Keinginan makan makanan
untuk makan)
cukup meningkat 4. Monitor berat badan
(5) Teraupetik
- Asupan makanan 5. Lakukan oral hygine
cukup meningkat sebelum makan
(5) 6. Sajikan makanan yang
- Energy untuk menarik
makan cukup 7. Berikan makanan yang
meningkat (5) tinggi kalori dan tinggi
- Kemampuan protein
menikmati makanan Edukasi
n ventilasi tersebut
(semi fowler)
3 4. Menganjarkan 4. Pasien
pasien untuk mengatakan
melakukan oral mengerti dan
hygine memahami dan
sebelum akan menerapkan
makan nya
3 12.60 5. Mengidentifikasi 5. BB : 56 kg
berat badan
- Dispnea √
- Napas cuping √
hidung
- Mengi,wheezing √
- Frekuensi napas √
- Takikardi √
P: Intervensi dilanjutkan 1,2,5,8,9,10
Keluhan
√
lemas
Tekanan √
darah
P: Intervensi dilanjutkan 1,2,8,9
Jumat -08- 3. 13.25 S:
07-2022 - Pasien mengatakan tidak selera makan
O:
- Membran mukosa pucat
- Pasien tampak lemas
- BB : 56 kg
A: Masalah belum teratasi
Kriteria hasil 1 2 3 4 5
Keinginan √
makan
Asupan nutrisi √
- Dispnea √
- Napas cuping √
hidung
- Mengi,wheezing √
- Frekuensi napas √
- Takikardi √
P: Intervensi dilanjutkan 1,2,9
Sabtu -09- 2. 13.15 S:
07-2022 - Klien masih mengeluh lemas
O:
- Klien masih tampak lemas
- Tampak aktivitas Klien masih dibantu
keluarga
- TD : 150/90mmhg
Keluhan lemas √
Tekanan darah √
- Dispnea √
- Napas cuping √
hidung
- Mengi,wheezing √
- Frekuensi napas √
- Takikardi √
P: Intervensi dihentikan
Minggu 10- 2. 13.15 S:
07-2022 - Pasien tidak lagi mengeluh lemas
O:
- TD : 120/70mmhg
Keluhan lemas √
Tekanan darah √
: Intervensi dihentikan
P: intervensi dihentikan
BAB IV
dilaksanakan pada tanggal 08 juli 2022 sampai dengan 10 Juli 2022, sehingga
dapat diambil suatu kesimpulan dan pemecahan masalah. Maka penulis akan
pada Ny. M dengan Asma Bronkial diruang rafflesia RSUD Curup sebagai
berikut
tanggal 08 Juli 2022 pada pukul 10:03 WIB, melakukan pengkajian dengan
dengan pemeriksaan fisik head to toe, karena penulis menganggap lebih sistematis
dan akurat. Dari pengkajian tersebut, penulis tidak menemukan hambatan yang
berarti, tidak ada kesulitan dalam berkomunikasi dengan anak beserta keluarga
klien yang lainnya hanya saja pada pengkajian klien tampak sulit diajak
catatan medis dan hasil pemeriksaan penunjang, laboratorium sehingga data yang
di keluarga klien. hanya saja, penulis agak sulit melakukan pemeriksaan pada saat
ingin melakukan pemeriksaan fisik pada klien karena kondisi klien yang sangat
klien pada saat diperiksa composmentis serta keadaan umum klien masih lemah
klien mengatakan sering Sesak dalam seminggu ini, dan memberat 2 hari ini klien
lemas ,klien mengatakan pusing sejak tadi malam , tidak ada nafsu makan mual
keperawatan yang sesuai dengan situasi dan kondisi klien. Data penunjang . Pada
saat melakukan pengkajian pada Ny. M pada tanggal 08 Juli 2022 terdapat
trombosit 272.000 UI, Pada saat pengkajian ini penulis tidak menemukan
produksi sputum
Asma Bronkial yaitu (SDKI DPP PPNI 2017), terdapat 3 diagnosa keperawatan
pada teori dan sesuai degan kondisi yang dialami oleh klien. Berikut ini diagnosa
yang bisa diangkat sesuai dengan kondisi klien kelolaan penulis dilapangan,yaitu :
makan
telah ditentukan.
Menurut penulis didapatkan data bahwa kriteria hasil yang dibuat tidak
dilakukan sesuai dengan SLKI dan SIKI. Pola nafas tidak efektif berhubungan
dengan hambatan upaya napas diharapkan Dispnea cukup menurun, bunyi napas
tambahan cukup menurun, takikardi cukup menurun, pengunaan otot bantu nafas
menurun, gelisah cukup menurun, nafas cuping hidung cukup menurun, sianosis
cukup membaik, pola nafas cukup membaik, warna kulit cukup membaik.
napas ( frekuensi, kedalaman, usaha napas), monitor bunyi napas tambahan mis,
napas, posisikan semi fowler atau fowler, berikan mium hangat, lakukan fisiotrapi
Pemberian bronkodilator,ekspektoran,mukolitik.
dan jam tidur, monitor lokasi dan ketidaknyamanan selama melakukan aktivitas
Teraupetik sediakan lingkungan nyaman dan rendah stimulus ( mis, cahaya, suara,
kunjungan), lakukan latihan rentang gerak pasif dan aktif, berikan aktivitas
asupan makanan, monitor berat badan. Teraupetik, lakukan oral hygine sebelum
makan, sajikan makanan yang menarik, berikan makanan yang tinggi kalori dan
tinggi protein. Edukasi, ajarkan diet yang diprogramkan, anjurkan pasien posisi
duduk. Kolaborasi kolaboarasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori
dilakukan secara mandiri dan kolaborasi dengan tim kesehatan lainnya. Sebelum
melakukan tindakan pelu meninjau kembali keadaan dan kebutuhan klien dengan
kedalaman dan upaya napas, memonitor pola napas, menganjurkan pasien tidur
dengan posisi telentang dengan bantal direndahkan dan dengan posisi miring ke
kiri, tetapi setelah diterapkan dapatkan hasil klien, lebih nyaman istirahat dengan
posisi kepala sedikit ditinggikan , serta memberikan dan memantau oksigen nassal
bergerak ditempat tidur makan dan ketoilet. respon hasil yang didapatkan klien
sebelum makan. respon hasil yang didapatkan klien mengatakan sudah ada selera
untuk makan. Setelah memberikan terapi nebulizer dan terapi teknik pernapasan
buteyko sesak klien berkurang, sebelum diberikan terapi RR: 32x/m, Spo2 94%,
Evaluasi yang dilakukan oleh penulis sudah sesuai dengan teori yaitu
depresi pusat pernapasan dengan hasil subjektif klien mengatakan sudah tidak
sesak saat bernapas, hasil objektif tidak terpasang oksigen dan frekuensi
antara kebutuhan dan oksigen dengan hasil subjektif klien mengatakan sudah
tidak merasa lelah dan merasa tidak lagi kelelahan, hasil objektif tekanan darah
120/70mmhg.
BAB V
5.1 Kesimpulan
di ruang rawat inap raflesia RSUD Rejang Lebong maka penulis menyimpulkan
bahwa :
1. Pengkajian Keperawatan
Hasil pengkajian yang didapat dari kasus yaitu Pengkajian pada klien
Ny.M mengalami sesak nafas yang sering kambuh pada malam menjelang pagi
hari disertai batuk berdahak, klien mengatakan pusing , dan tidak ada selera untuk
makan, terdengar suara whezzing, frekuensi 32x/m, nafas klien tampak tersengal-
sengal, serta adanya retraksi dinding dada, klien tampak lemas dan gelisah, pasien
2. Diagnosa Keperawatan
Ny.m sehingga dari 5 diagnosa keperawatan yang ada secara teori hanya 3
diagnosa yang dapat ditegakkan pada Ny.M, pola napas tidak efektif, Intoleransi
3. Intervensi Keperawatan
makan.
4. Implementasi Keperawatan
oksigen nassal canul 4 liter/ menit, mengatur posisi pasien Mengidentifikasi tanda
5. Evaluasi Keperawatan
diberikan sesuai dengan diagnose klien mengatakan sudah tidak sesak, sesaknya
berkurang, klien mengatakan lelah berkurang, klien mengatakan sudah ada nafsu
makan, klien sudah tampak tidak sesak, klien sudah tampak makan, klien sudah
tampak bertenaga. ternyata teknik terapi pernapasan buteyko sangat efektif dalam
kenaikan respirasi pernapasan pada pasien, yang mana setelah diberikan sesak
klien berkurang.
5.2 Saran
1. Bagi Klien/Pasien
yang diberikan, menjalankan pola hidup yang sehat untuk mencegah komplikasi
lebih lanjut serta diharapkan penderita Asma Bronkial teratur melakukan kontrol
dan penghindari faktor pencetus berulangnya sesak nafas pada penderita asma.
2. Bagi keluarga
klien mengontrol makanan sesuai anjuran dokter, menerapkan pola hidup yang
3. Bagi Peneliti
Hasil dari karya tulis ilmiah ini diharapkan bisa menjadi gambaran dalam
upaya memberikan asuhan keperawatan pada klien Asma dengan tepat, peneliti
tersebut. Selain itu peneliti juga harus melakukan pengkajian dengan tepat dan
akurat agar asuhan keperawatan dapat tercapai sesuai dengan masalah yang
teliti lagi dalam menganalisis data mayor maupun data minor baik yang data
subjektif dan data objektif agar memenuhi validasi diagnosis yang terdapat dalam
Gina (2012). Pocket Guide For Asthma Management and Prevention diunduh
pada tanggal 2 Februari 2022. https://www.alomedika.com/yang-baru-dari-
gina-2021
Susanto dan Swi Swasti Pratiwi.(2020) Jurnal studi kasus penerapan teknik
pernapasan buteyko terhadap perubahan hemodinamik pada asuhan
keperawatan pasien asma bronkial. diunduh pada tanggal 28 november
2021.
WHO.(2019) ASTHMA : Diunduh Melalui http:/ /www .who .int/ media centre /
factsheets Pada Tanggal 8 Februari 2022.