Anda di halaman 1dari 18

SEMINAR PROPOSAL KARYA TULIS ILMIAH

ANALISIS INTERVENSI DIAPHRAGMATIC BREATHING EXERCISE DAN PEMBERIAN


POSISI SEMI FOWLER DALAM UPAYA MENGURANGI SESAK NAFAS PADA PASIEN
DENGAN ASMA BRONKIAL DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT PELNI JAKARTA

Disusun Oleh :
Farah Hamidah
Nirm.20016

Penguji Utama Penguji II Pembimbing


Tioma
M Luthfi Adilah,Ns.,M.Kep Marina Ruran,M.Kep Naibaho,Ns.,M.Kep
BAB BAB BAB

1 2 3

TINJAUAN METODOLOGI
PENDAHULUAN PENELITIAN
PUSTAKA

Detail
Detail Detail
LATAR BELAKANG

Asma Bronkial merupakan masalah kesehatan di seluruh dunia, yang mempengaruhi


kurang lebih 1-18% populasi di berbagai negara di dunia. Asma bronkial merupakan
salah satu penyakit pernapasan yang umum ditemukan di masyarakat.

Menurut WHO yang Di Asia Tenggara, prevalensi


bekerja sama dengan Global asma adalah sekitar 2,4-3,9%. Hasil
Asthma Network (GAN) yang Laporan Riset Kesehatan Dasar
merupakan organisasi asma di (RISKESDAS) tahun 2018
dunia, diprediksi pada tahun menunjukkan prevalensi asma bronkial
2025 akan terjadi peningkatan di Indonesia sekitar 2,4%, sedangkan
tahun 2013, prevalensi asma mencapai
populasi asma sebesar 400 juta
4,5% yang menunjukkan penurunan
dan terdapat 250 ribu kematian dalam 5 tahun terakhir
akibat asma.
LATAR BELAKANG

Berdasarkan hasil penelitian tersebut didapatkan


bahwa dengan melakukan intervensi diaphragmatic
Widjanegara, 2015 breathing exercise sebanyak tiga kali dalam seminggu
selama 1 menit diikuti masa istirahat 2 menit dan
mengulangi sebanyak 5 kali selama 15 menit. Dapat
meningkatkan saturasi oksigen, mengurangi sesak, dan
dapat menurunkan frekuensi kekambuhan pada pasien
Asma Bronkial.

Selain itu ada intervensi pemberian posisi semi fowler


(HARTATI dengan hasil yang diperoleh adalah penerapan posisi semi
SUKMA, 2022) fowler dalam pengurangan sesak napas merupakan pengobatan
non-farmakologis yang sangat efektif yang dapat mengurangi
sesak napas pada pasien yang mengalami gangguan
pernapasan seperti penyakit asma.
RUMUSAN MASALAH

Asma bronkial merupakan salah satu penyakit pernapasan yang umum ditemukan di
masyarakat. Menurut data Kementerian Kesehatan tahun 2020, asma merupakan salah
satu jenis penyakit terbanyak yang melanda masyarakat Indoneisia, hingga akhir tahun
2020, jumlah penderita asma di Indoneisia adalah 4,5% dari total penduduk Indoneisia,
hingga 12 juta lebih. Asma adalah jenis penyakit yang ditandai dengan penyeimpitan dan
peradangan saluran udara yang mengakibatkan sesak (kesulitan bernapas). Salah satu
intervensi yang dilakukan pada pasien asma bronkial untuk memaksimalkan ventilasi
paru adalah dengan diaphragmatic breathing exercise. Selain itu intervensi yang dapat
dilakukan untuk mengatasi masalah sesak nafas pada pasien asma bronkial adalah dengan
pemberian posisi semi fowler pada pasien asma. Berbagai penelitian telah menunjukan
Diaphragmatic Breathing Exercise dan pemberian Posisi Semi Fowler efektif mengurangi
sesak nafas pada pasien asma bronkial. Berdasarkan hal tersebut, peneliti tertarik
melakukan peneilitian tentang “Intervensi Diaphragmatic Breathing Exercise Dan
Pemberian Posisi Semi Fowler Dalam Upaya Mengurangi Sesak Nafas Pada Pasien
Dengan Asma Bronkial Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Pelni Jakarta”.
TUJUAN PENELITIAN

Untuk mengetahui intervensi pengaruhnya


Diaphragmatic Breathing Exercise Dan Pemberian Posisi
Tujuan Umum Semi Fowler Dalam Upaya Mengurangi Sesak Nafas Pada
Pasien Dengan Asma Bronkial Di Ruang Rawat Inap Rumah
Sakit Pelni Jakarta.
TUJUAN PENELITIAN

1. Mengidentifikasi karakteristik responden pada pasien Asma


Bronkial di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Pelni Jakarta
2. Mengidentifikasi sesak nafas sebelum dilakukan
Diaphragmatic Breathing Exercise
3. Mengidentifikasi sesak nafas sesudah dilakukan
Diaphragmatic Breathing Exercise
4. Mengidentifikasi sesak nafas sebelum dilakukan pemberian
Tujuan Khusus Posisi Semi Fowler
5. Mengidentifikasi sesak nafas sesudah dilakukan pemberian
Posisi Semi Fowler
6. Mengidentifikasi sesak nafas sebelum dan sesudah
dilakukan Diaphragmatic Breathing Exercise
7. Mengidentifikasi sesak nafas sebelum dan sesudah
dilakukan pemberian Posisi Semi Fowler
MANFAAT PENELITIAN

1. Bagi Pelayanan Keperawatan

2. Bagi Pengembangan Ilmu Keperawatan

3. Bagi Peneliti
KONSEP ASMA BRONKIAL

Asma bronkial didefinisikan sebagai penyakit heterogen berupa gangguan


inflamasi kronik saluran pernafasan.
Klasifikasi Asma Bronkial
Klasifikasi Frekuensi Gejala Gejala Di Malam

Hari

Intermiten ringan - Gejala <2x seminggu < 2 kali sebulan Etiologi Asma Bronkial
- Serangan singkat

- Peak Expiratory Flow (PEF) normal

antara serangan 1. Allergen


2. Infeksi saluran pernafasan
Persisten ringan >2x/ minggu, tetapi <1x/ hari < 2 kali sebulan
3. Tekanan jiwa
-

- Eksaserbasi dapat menganggu

aktivitas 4. Kegiatan jasmani yang berat


Persisten sedang - Gejala harian < 1 kali seminggu
5. Obat-obatan
- Membutuhkan bronkodilator setiap 6. Polusi udara
hari
7. Cuaca
- Eksaserbasi mempengaruhi aktivitas

- Eksaserbasi >2x seminggu, dapat 8. Lingkungan kerja


bertahan selama beberapa hari

Persisten hebat - Continue Sering

- Aktivitas fisik terbatas

- Eksaserbasi sering
KONSEP DIAPHRAGMATIC BREATHING EXERCISE

Diaphragmatic Breathing Exercise adalah terapi latihan pernapasan


utama untuk pasien dengan asma bronkial. Latihan pernapasan
diafragma dapat memindahkan CO2 keluar dari paru-paru,
mengurangi kerja pernapasan kanan, dan meningkatkan ventilasi.

Indikasi
1. Kekurangan gerak yang menghasilkan kemunduran kemampuan fungsional
alat alat tubuh
2. Penyakit pada pendeirita gangguan saluran pernafasan (asma bronchiale,
pulmonary distosia)

Kontraindikasi
Kontraindikasi Diaphragmatic Breathing Exercise adalah latihan pernafasan
tidak boleh dilakukan sembarangan. Terdapat syarat-syarat bagi yang akan
melakukan latihan yaitu: tidak dalam serangan sesak, tidak dalam dalam
serangan jantung
KONSEP POSISI SEMI FOWLER

Posisi Semi-Fowler adalah posisi miring yang diperoleh dengan


mengangkat kepala tempat tidur sekitar 25-40 cm. Dalam posisi Semi-
Fowler pasien berbaring di tempat tidur dalam posisi terlentang dengan
tubuh bagian atas pada 30 hingga 45 derajat.

Indikasi
1. Pasien dengan sesak nafas
2. Pasien dengan gangguan tenggorokan yang memproduksi sputum, aliran
gelembung dan kotoran pada saluran pernafasan
3. Pasien imobilisasi, penyakit jantung, asma bronkhial

Kontraindikasi

1. Pasien dengan post operasi servikalis vertebra


2. Contusion serebri atau gagar otak
3. Memar otak
Etiologi Asma
Bronkial
Manifestasi Klinis
Kerangka 1. Allergen
2. Infeksi saluran
1. Batuk (disertai
lender atau tidak)
Konsep pernafasan
3. Tekanan jiwa
2.
Sesak nafas
4. Kegiatan (dispnea)
jasmani yang
berat 3. Terdapat suara
5. Obat-obatan nafas tambahan
Asma Bronkial
6. Polusi udara (wheezing)
7. Cuaca
8. Lingkungan
kerja

Penatalaksanaan

Farmakologi Non-Farmakologi :
Diaphragmatic Breathing Exercise
dan Pemberian Posisi Semi
Fowler

Alat Ukur :
Mengurangi Sesak Nafas
1. SOP
Diaphragmatic
Breathing Exercise
2. SOP Pemberian
Posisi Semi
Fowler
3. Lembar
pengukuran derajat
sesak nafas dengan
skala borg

Keterangan :

: Diteliti
METODOLOGI PENELITIAN

Desain Penelitian Sampel

Studi Kasus 1. Kriteria inklusi


2. Kriteria eksklusi

Populasi
Lokasi dan waktu
Pasien dengan asma bronkial Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Pelni Jakarta dan
dilaksanakan selama 3 hari dengan estimasi pertemuan 2x
yang berada di ruang rawat inap dalam 1 hari. Dengan klien yang memiliki penyakit asma
bronkial. Waktu yang dilakukan pada jam 10.00-11.00
WIB. Dengan responden sebanyak 2 pasien.
Rumah Sakit Pelni Jakarta.
DEFINISI OPERASIONAL

Variable Definisi Operasional Alat Ukur Hasil Ukur

Independent : Diaphragmatic 1. SOP 1. Dilakukan Sesuai

Breathing Exercise Diaphragmatic SOP


Diaphragmatic
(Latihan pernapasan Breathing
Breathing Exercise
diafragma) adalah terapi Exercise

latihan pernapasan utama

untuk pasien dengan

asma bronkial yang

dilakukan 2 kali sehari

dalam 3 hari. Lamanya

sekitar 10 menit.
DEFINISI OPERASIONAL

Posisi Semi Fowler Posisi semi-fowler 1. SOP Pemberian 1. Dilakukan sesuai

adalah posisi semi- Posisi Semi SOP

duduk dimana kepala Fowler

tempat tidur lebih

tinggi atau terangkat,

posisi ini digunakan

untuk menjaga

kenyamanan dan

memperlancar fungsi

pernapasan dilakukan

2 kali sehari dalam 3

hari. Lamanya sekitar

15 menit.
DEFINISI OPERASIONAL

Dependen : Dyspnea atau sesak 1. Lembar Derajat Sesak Nafas :

nafas adalah perasaan pengukuran


Sesak Nafas 0 : Tidak ada sesak
sulit bernafas yang derajat sesak

ditandai dengan napas nafas dengan 0,5-1 : Sangat sedikit

yang pendek dan skala borg (hanya terlihat)

penggunaan otot bantu 2 : Sedikit sesak nafas


pernafasan. Dilakukan
3 : Sesak nafas sedang
2 kali sehari selama 3

hari. Lama sekitar 5 4 : Sesak nafas agak

menit berat

5-6 : Sesak nafas parah

7-8 : Sesak nafas sangat

parah

9-10 : Sesak nafas

maximum
METODOLOGI PENELITIAN

Instrumen Penelitian Analisa data


1. SOP Diaphragmatic Breathing
Exercise Analisa data adalah kegiatan mengubah
2. SOP Posisi Semi Fowler data penelitian menjadi informasi yang
3. Lembar pengkuran derajat sesak
dapat digunakan untuk menarik
nafas
kesimpulan dalam suatu penelitian.

Etika penelitian
Teknik pengumpulan data
Self Determination, Privacy,
1. Tahap persiapan
Anonymity, Confidentially, Protection
2. Tahap pelaksanaan
Form Discomfort, Informed Consent, 3. Tahap terminasi
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai