Anda di halaman 1dari 23

ASUHAN KEPERAWATAN

GAWAT DARURAT PADA


PASIEN ASMA AKUT DENGAN
PENERAPAN TERAPI
KOMPLEMENTER TEKNIK
PERNAPASAN BUTEYKO DAN
AROMATERAPI PEPPERMINT
DALAM MENGATASI
BERSIHAN JALAN NAPAS
TIDAK EFEKTIF
KELOMPOK 2
Hasnudin 1440120028
Try Damayanti N R 1440120025
Siti Fauziah 1440120029
Dinda Saraswati 1440120008
01 Definisi
Asma
DEFINISI ASMA

Asma adalah gangguan inflamasi kronik saluran pernapasan yang


melibatkan banyak sel dan elemennya. Inflamasi kronik
menyebabkan peningkatan hiperresponsif yang menimbulkan
kejadian episodik berulang berupa mengi, sesak napas, dada terasa
berat dan batuk-batuk, terutama malam atau dini hari. Episodik
tersebut berhubungan dengan obstruksi jalan napas yang luas,
bervariasi dan sering kali bersifat reversibel dengan atau tanpa
pengobatan
(Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, 2016).
02 Konsep Asuhan
Keperawatan
Teori
PENGKAJIAN

Menurut Nurarif (2015) pengkajian data 3) Circulation (sirkulasi)


dasar yang perlu dikaji pada pasien Kebas, kesemutan di bagian ekstremitas,
dengan Asma adalah : keringat dingin, hipotermi, nadi lemah,
1. PENGKAJIAN PRIMER tekanan darah menurun.
a. PENGKAJIAN ABCDE (Initial 4) Disability (kesadaran)
Assessment) Terjadi penurunan kesadaran karena
1) Airway (jalan napas) penurunan suplai oksigen ke otak
Peningkatan sekresi pernafasan, bunyi 5) Exposure (paparan)
nafas creckles, ronchi wheezing Lakukan pengkajian secara menyeluruh
2) Breathing (pernapasan) dengan pemeriksaan cepat status umum
Merasa kekurangan oksigen dan napas dan neurologi dengan memeriksa atau
tersenggal-senggal, sianosis cek kesadaran, reaksi pupil.
PENGKAJIAN

b. PEMERIKSAAN FISIK 4) B4 : Bladder (genitourinary) ada


1) B1 : Breathing (respiratory system) penurunan frekuensi jumlah urine
ada sesak nafas, takipnea, ronchi, 5) B5 : Bowel (gastrointestinal
wheezhing system) ada anoreksia, muntah, mual
2) B2 : Blood (cardiovascular system) kekurangan nutrisi
misalnya takikardi, penurunan TD, 6) B6 : Bone (bone-muscle-
aritmia jantung integument) ada kelemahan dan nyeri
3) B3 : Brain (nervous system) pada daerah ekstremitas
gangguan sistem syaraf pusat, terjadi
peningkatan sistem syaraf simpatis
PENGKAJIAN

c. PENGKAJIAN POLA SEHARI-HARI menurun, anoreksia, ketidakmampuan


1) Aktivitas-Latihan untuk makan karena distres pernafasan
Gejala : ketidakmampuan melakukan Tanda : turgor kulit tidak elastis, edema
aktivitas, ketidakmampuan untuk tidur, dependen, berkeringat penurunan berat
keletihan, kelemahan, malaise badan
Tanda : keletihan, gelisah, insomnia, 4) Peran-Hubungan
kehilangan/kelemahan masa otot Gejala : ketergantungan, gagal dukungan
2) Persepsi-Konsep Diri dari perorangan orang terdekat, penyakit
Gejala : mual, muntah, perubahan pola Tanda : ketidakmampuan membuat suara
tidur atau mempertahankan suara karena distres
Tanda : ansietas, kekuatan, peka pernafasan, keterbatasan mobilitas fisik,
rangsangan kelainan hubungan dengan anggota
3) Nutrisi-Metabolik keluarga lain
Gejala : mual, muntah, nafsu makan
DIAGNOSA

Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan sekresi yang tertahan
ditandai dengan takipnea, peningkatan produksi mukus, kekentalan sekresi
dan bronchospasme.

TUJUAN DAN KRITERIA HASIL :


Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam, diharapkan :
Respiratory status : Ventilation Respiratory status : Airway patency
Aspiration Control, Dengan kriteria hasil :
1. Mendemonstrasikan batuk efektif dan suara nafas yang bersih, tidak ada
sianosis dan dyspneu (mampu mengeluarkan sputum, mampu bernafas
dengan mudah, tidak ada pursed lips)
2. Menunjukkan jalan nafas yang paten.
INTERVENSI

AIRWAY MANAGEMENT
1. Buka jalan nafas, gunakan teknik chin lift atau jaw thrust bila perlu.
2. Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
3. Identifikasi pasien perlunya pemasangan alat jalan nafas buatan.
4. Keluarkan sekret dengan batuk atau suction
5. Auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan
6. Lakukan suction pada mayo
7. Berikan bronkodilator bila perlu
8. Berikan pelembab udara, Kassa basah, NaCl Lembab
9. Atur intake untuk cairan mengoptimalkan keseimbangan.
10. Monitor respirasi dan status O2
03 Asuhan
Keperawatan
Kasus
PENGKAJIAN
A. PENGKAJIAN CRT = 3 detik, keluar
1. IDENTITAS 3. PENGKAJIAN keringat dingin dan
Nama : Ny. M PRIMER penurunan kesadaran
Umur : 59 tahun GCS. E: 3 V: 4 M: 5 Disability : KU : Lemah,
Alamat : Purwojati Airway : Terdapat sekret Kesadaran apatis, GCS E
Pendidikan : SLTP pada saluran nafas, 3V4M5
Diagnosa Medis : Asma terdapat sumbatan jalan Exposure : pasien terpapar
nafas, bunyi nafas asap rokok, tidak ada
2. TRIAGE wheezing trauma/cidera pada tubuh
Kondisi saat datang ke Breathing : Nafas spontan pasien
IGD dengan support O2 4 lpm,
Tindakan prahospital : RR = 28 x/menit
pemberian oksigen Circulation : TD = 140/90
Penilaian triage : merah mmHg , N = 92 x/menit ,
PENGKAJIAN

4. PENGKAJIAN SEKUNDER
S : Sign (tanda) : pasien lemas, sesak, dan tidak nafsu makan
Simptom (gejala) : Pasien terlihat sesak nafas
A (Alergy) : Keluarga mengatakan pasien tidak memiliki alergi obat/makanan
M (Medikamentosa) : Tahun lalu pasien pernah dirawat di rumah sakit karena
Asma.
P (Pertinent medical or surgical history : riwayat penyakit dan pembedahan) :
Pasien memiliki riwayat penyakit Asma sejak 5 tahun terakhir
L (Last oral intake : masukan oral terakhir) : Keluarga mengatakan pasien
terahir makan tadi pagi itupun hanya sedikit karena tidak mau.
E (Events leading up to ilness or injury : Peristiwa yang menyebabkan
penyakit atau cedera) : Keluarga mengatakan sejak terpapar asap rokok tadi
pagi pasien keluar keringat dingin, dan tidak nafsu makan.
DIAGNOSA
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan
dengan sekresi yang tertahan

TUJUAN DAN KRITERIA HASIL


Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2 x 24 jam
diharapkan bersihan jalan napas meningkat dengan
kriteria hasil :
-Produksi sputum menurun
-Wheezing menurun
-Dispnea menurun
-Frekuensi napas membaik
INTERVENSI
OBSERVASI kurang dari 15 detik
1. Monitor pola napas 4. Berikan oksigen
(frekuensi, kedalam, usaha EDUKASI
napas) 1. Ajarkan teknik batuk efektif
2. Monitor bunyi napas KOLABORASI
tambahan 1. Kolaborasi pemberian
3. Monitor sputum bronkodilator, ekspektoran,
TERAPEUTIK mukolitik, jika perlu
1. Posisikan semi-fowler atau TERAPI KOMPLEMENTER
fowler 1. Berikan terapi non
2. Lakukan hiperoksigenasi farmakologis teknik pernapasan
sebelum penghisapan buteyco dan aromaterapi
endotrakeal peppermint
04 Intervensi Terapi
Komplementer
1. Teknik Pernapasan Buteyko (Buteyko Breathing Technic)
● Buteyko merupakan salah satu pengobatan alternative yang
terbukti dapat menurunkan ventilasi alveolar terhadap
hiperventilasi paru penderita asma, selain itu memperbaiki
gejala yang ditimbulkan asma. Buteyko ini merupakan teknik
bernafas yang dirancang khusus untuk penderita asma dengan
prinsip latihan teknik bernapas dangkal. (GINA, 2012).
● Teknik pernapasan buteyko ini bertujuan untuk menurunkan
ventilasi alveolar terhadap hiperventilasi paru penderita asma
dan membantu menyeimbangkan kadar karbondioksida dalam
darah sehingga oksigenasi yang lancar akan menurunkan
kejadian hipoksia, hiperventilasi dan apnea saat tidur pada
penderita asma.
1. Teknik Pernapasan Buteyko (Buteyko Breathing Technic)
1. Buka mata dan lihatlah ke atas. 5. Setelah sekiranya paru telah
kering dari udara, hiruplah kembali
2. Mulailah bernafas melalui hidung
udara dengan lembut
dengan lembut.
6. Setelah sekiranya paru telah
3. Mulailah bernafas perlahan dan
kering dari udara, hiruplah kembali
dangkal.
udara dengan lembut.
4. Setelah itu hembuskan nafas
7. Setelah itu hembuskan lagi.
perlahan sampai merasa tidak ada
udara yang tersisa di paru-paru. 8. Lakukan cara ini berkali-kali.
1. Teknik Pernapasan Buteyko (Buteyko Breathing Technic)
2. Aromaterapi peppermint
● Aromaterapi peppermint adalah suatu penyembuhan yang
berasal dari alam dengan menggunakan minyak esensial daun
mint sebagai tambahan bahan baku. Peppermint mengandung
menthol sehingga sering digunakan juga sebagai bahan baku
obat flu (Jefry, 2014).
● Pemberian aromaterapi peppermint ini bertujuan agar dapat
membuka saluran pernapasan karena aroma menthol yang
terdapat pada peppermint ini mengandung anti inflamasi. Selain
itu peppermint juga dapat membantu menyembuhkan infeksi
akibat serangan bakteri karena peppermint mengandung sifat
antibakteri, peppermint akan melonggarkan bronkus sehingga
dapat melancarkan pernapasan (Siswantoro, 2015).
2. Aromaterapi peppermint
1) Jaga privasi klien peppermint essential oil dengan
2) Atur posisi klien senyaman jarak 2 cm dari hidung selama
5 menit dan dapat diulang
mungkin
3) Lakukan cuci tangan dan 6) Setelah terapi selesai
menggunakan sarung tangan bersihkan alat dan atur posisi
nyaman untuk klien
4) Teteskan 1 ml aromaterapi
peppermint pada kapas 7) Alat-alat dirapihkan

5) Anjurkan pasien untuk 8) Cuci tangan


menghirup aromaterapi
2. Aromaterapi peppermint
KESIMPULA
N
Salah satu alternatif penanganan pertama saat
terjadi asma yaitu mengajarkan teknik
pernapasan buteyko yang dapat merelaksasi
pasien dan mengurangi sesak napas serta
menerapkan pemberian aromaterapi
PepPermint yang berguna sebagai
antiinflamasi, sehingga dapat membuka
saluran pernapasan.
THAN
K

Anda mungkin juga menyukai