Anda di halaman 1dari 37

KEGAWATDARURATAN

GINEKOLOGI
Frieda Djoko, S.Kp,M.M
Penilaian awal

• anamnesis, pemeriksaan fisik umum


pemeriksaan ginekologi
• Inspeksi kesadaran
• Wajah penderita
• Palpasi kulit dan nadi
• Vital sign
• Pemeriksaan / penilaian klinis dilakukan secara

cepat, anamnesis singkat tertuju kepada masalah

kegawatan utama.

• Tujuannya untuk menilai tanda vital,tindakan

resusitasi segera, dan mengidentifikasi masalah

kegawatdaruratannya.
Kegawatan Ginekologi

• Syok
• Abortus
• Mola
• Kista terpuntir / pecah
Gejala dan tanda syok

• Nadi cepat dan lemah


• Tekanan darah yang rendah
• Pucat
• Berkeringat dingin
• Napas cepat
• Gelisah, bingung, tidak sadarkan diri
• Keluaran urine sedikit
Penatalaksanaan Segera

• BERTERIAK MINTA
TOLONG

• orang yang ada disekitar kita dimintai


bantuan
• Mulailah resusitasi
• Membuat akses intravena
Tata-laksana syok perdarahan

• Jaga jalan nafas bebas


• Berikan Oksigen murni
• Posisi Trendelenberg
• Kontrol Sirkulasi dgn cairan
• Ganti darah yang hilang
• Hentikan perdarahan sesuai penyebab
• Air way

• Posisi syok ANGKAT KEDUA TUNGKAI


300 - 500 cc darah dari kaki
pindah kesirkulasi sentral
Penatalaksanaan Khusus

• Berikan oksigen dengan laju 6-8 L/menit


• Uji darah : Cek Hemoglobin, dan uji silang
• Penilaian status pembekuan darah dengan tes
pembekuan di tempat tidur.
• Penatalaksanaan penyebab khusus
• Pantau:Tanda-tanda vital dan hilangnya darah
tiap 15 menit
• Cairan yang masuk dan urin yang keluar tiap
jam
Cairan Intravena

• Mulailah infus intravena dengan menggunakan


dua jarum berlubang besar
• Infus dengan tetesan cepat, 1L habis dalam menit
• Berikan sekurang-kurangnya 2L cairan pada jam
pertama
• Apabila syok disebabkan oleh perdarahan,
diperlukan tetesan infus yang lebih cepat
• Apabila pada vena perifer tidak bisa dilakukan
infus, lakukan vena seksi
MOLA HIDATIDOSA

• Yaitu kehamilan abnormal dengan ciri-ciri


stroma villus korialis langka vaskularisasi
dan edematous (perubahan hidropik),
dimana tidak ditemukan janin, villi tumbuh
terus dengan gambar sebuah gugus buah
anggur = Complete Mole
• Bila diserta janin/bagian janin : partial
Mole
• Mola Parsialis Makroskopik : gelembung mola disertai
janin / bagian janin umumnya janin mati pada bulan
pertama dapat hidup sampai aterm
• Histopatologik :villi yang edema dengan sel trofoblas
tidak begitu berproliferasi, masih tampak villi yang
normal
Gejala-gejala :

• Mual, muntah, pusing dll


• Ukuran uterus besar dari hamil normal
• Dapat berupa “dying mole”
• Perdarahan : syok, anemia
• Dapat terjadi preeklampsi pada kehamilan yang
lebih muda
• Tirotoksikosis
• Dapat terjadi emboli paru : kematianKista lutein
Diagnosis

• Amenore disertai Perdarahan pervaginam


• Uterus lebih besar dari tua kehamilan
• Tidak ditemukan tanda kehamilan
(ballotemen, denyut jantung janin)
• HCG dalam darah atau urine : terutama
hari ke 100 (Bioassay, imunoassay,
radioimunoassay)
Pengeluaran jaringan mola

• Terapi profilaksis dengan sitostatika


• Foto abdomen
• Biopsi transplasenta
• Pemeriksaan sonde uterus
• USG (snow flake pattern)
• Ditemukan gelembung mola (diagnosa pasti)
Terapi : 4 tahap

• Perbaiki keadaan umum

• Pengeluaran jaringan mola

• Terapi profilaksis dengan sitostatika

• Pemeriksaan tindak lanjut


Prognosis

Kematian karena
• perdarahan
• infeksi
• Eklampsi
• Payah jantung
• Tirotoksikosis
• Angka kematian : 2,2 % - 5,7 %
KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU ( KET )

• Definisi
• Etiologi
• Kehamilan dengan implantasi dan pertumbuhan
hasil konsepsi di luar endometrium kavum uteri.
FAKTOR PENYEBAB
• Faktor uterus
• Faktor tuba
• Faktor ovum
• FAKTOR RESIKO : Usia, PID, Riwayat
Pembedahan,KET,abortus
• (A) Ampula
• (B) Isthmus
• (C) Fimbriae
• (D) Interstisial
• (E) Abdominal
• (F) Ovarian
• (G) Cervical
• Kehamilan tuba Kehamilan 6-12 minggu paling sering terjadi di
ampula

Berakhir : abortus (ampula) ruptur (istmus)


GEJALA KLINIS

• KE = gejala hamil muda intra uterin


• KET :
• Nyeri perut
• Amenore
• Syok
• Pembesaran uterus
• Tumor dalam rongga panggul
• Perubahan Hb
DIAGNOSIS ANAMNESIS : nyeri, PPV, amenore,
riwayat faktor resiko

PEMERIKSAAN FISIK
tanda akut abdomen,
nyeri goyang portio, douglas crise ( nyeri hebat
pada cavum douglas)

PENUNJANG
Lab, Kuldosintesis, USG, Laparoskopi, Kuretase
diagnostik
DIAGNOSIS BANDING ABORTUS

• PERDARAHAN karena pecahnya kista


folikel/ corpus luteum
• KISTA TORSIAPENDISITIS
• TATA LAKSANA sesuai lokasi & gejala klinis

ESPEKTATIF MEDIS:
• Methotrexate
• Actinomycin
• Larutan glukosa hiperosmolar

• BEDAH: Salpingostomi,Salpingotomisalpingektomi
KISTA OVARIUM TERPUNTIR/ TORSIO

• Kasus torsio → ovarium dan tuba falopii berputar


mengelilingi ligamen latum sebagai sebuah unit
tunggal
• Terkadang hanya ovarium yang berputar
mengeliling mesovarium ataupun tuba falopii
mengeliling mesosalfing
• Torsio bisa terjadi pada jaringan adneksa normal,
namun dalam 50-80% kasus ditemukan massa
ovarium unilateral
• Insiden torsio paling sering terjadi pada usia
reproduksi
MANIFESTASI KLINIS

• Keluhan utama : nyeri tajam


Lokasi : daerah abdomen bagian bawah
• Onset : mendadak & perburukan secara
intermitten dalam beberapa jam
• Radiasi : pinggang dan paha
• Penyerta : demam yang tidak begitu tinggi
menandakan sudah terjadi nekrosis
adneksa, mual muntah
PEMERIKSAAN PENUNJANG

• USG memiliki peranan penting dalam


evaluasi pasien dengan persangkaan torsio
• Pada pemeriksaan sonografi, suatu kasus
torsio dapat menyerupai gambaran
kehamilan ektopik, abses tubo-ovarium,
kista ovarium hemoragik, dan endometrioma
• Tingkat keakuratan dignosa dengan
pemeriksaan sonografi sekitar persen.
MANAJEMEN

• Tujuan tindakan manajemen pada kasus


torsio adalah :
Menyelamatkan jaringan adneksa
• Reseksi terhadap jaringan kista
• Kemungkinan ooporeksi
• Pada keadaan nekrosis adneksa maupun
perdarahan → pengangkatan struktur yang
mengalami torsio
MANAJEMEN TINGKAT RUJUKAN

• Perhatikan tanda – tanda vital.


• Sirkulasi, pernafasan, suhu.
• Cegah pasien jangan sampai jatuh dalam
keadaan syok.
• Waspada bila pasien tampak pucat, dingin,
nafas sesak atau perut kem bung.
• Bebaskan Jalan Nafas, dengan tujuan untuk
menjaga agar tidak terjadi hipoksia.
• Pantau pernafasan.
• Bila pasien sesak berikan O2 4-8 liter
Periksa sirkulasi.

• Apakah nadi cepat, lemah dan tidak teratur ?


Periksa sirkulasi.
• Apakah nadi cepat, lemah dan tidak teratur ?
• Apakah tensi rendah ? jika iya maka segera pasang Infus
untuk mengembalikan volume sirkulasi.
• Jika pasien nampak kondisinya agak berat cairan koloid
lebih dipilih dibandingkan kristaloid.
• Berikan obat – obatan simptomatik.
• Jika pasien nyeri berikan analgetik, bila kembung bisa
diberikan ranitidin dan bila mual muntah dapat diberikan
metoclopramide atau domperidone.
Siapkan alur transportasi rujukan.

• Dampingi dengan petugas


• Siapkan alur transportasi rujukan.
• Dampingi dengan petugas.
• Bila perjalanan jauh maka siapkan peralatan untuk
intubasi dan obat –obat emergensi.
• Pantau secara berkala airway, breathing, sirkulasi.
• Sebelum berangkat hubungi pusat rujukan terlebih
dahulu agar dapat mempersiapkan peralatan,
petugas dan obat – obatan.

Anda mungkin juga menyukai