Anda di halaman 1dari 32

KEGAWATDARURATAN

SISTEM ENDOKRIN
PENGERTIAN

Hipoglikemia merupakan keadaan dimana


didapatkan penuruan glukosa darah yang lebih
rendah dari 50 mg/dL disertai gejala autonomic
dan gejala neurologic.
Menurut Boedisantoso dan Subekti (2007) gejala
ini dapat ringan berupa gelisah hingga berat
berupa koma dengan kejang.
Penyebab tersering hipoglikemia adalah obat-
obat hipoglikemia oral golongan Sulfonilurea.
Penyebab Hipoglikemia pada DM

a) Kelebihan obat, baik obat hipoglikemik oral


maupun yang lebih sering insulin atau
kebutuhan tubuh akan insulin yang relative
menurun seperti pada keadaan gagal ginjal
kronik, dan pasca persalinan.
b) Makan tidak adekuat, baik jumlah kalori maupun
waktu makan yang tidak tepat dihubungkan
dengan pemakaian obat hipoglikemik.
c) Kegiatan jasmani yang berlebihan yang dapat
meningkatkan sensitifitas insulin.
Tanda klinis hipoglikemia

Stadium parasimpatik:
lapar, mual, tekanan darah turun
Stadium gangguan otak ringan :
lemah, lesu, sulit bicara, kesulitan menghitung
sederhana; stadium simpatik : keringat dingin
pada muka terutama di hidung, bibir atau
tangan, berdebar-debar; stadium gangguan
otak berat: koma (tidak sadar) dengan atau
tanpa kejang (Boedisantoso dan Subekti,
2007).
INTERVENSI

• Stadium permulaan (sadar) meliputi


pemberian gula murni sekitar 30 gram (2
sendok makan) atau sirop, permen dan
makanan yang mengandung hidrat arang.
• Stop obat hipoglikemik sementara, periksa
glukosa darah sewaktu.
• Stadium lanjut (koma hipoglikemia)
penanganan harus cepat.
• Berikan Glukosa 40% 2 flakon, melalui vena
setiap 10 – 20 menit hingga pasien sadar disertai
pemberian cairan Dekstrosa 10% per infus 6 jam
per kolf untuk mempertahankan glukosa darah
dalam nilai normal atau di atas normal.
• Bila belum teratasi dapat diberikan antagonis
insulin seperti Adrenalin, Kortison dosis tinggi
atau Glukagon 1 mg intravena
(Boedisantoso dan Subekti, 2007).
DIABETIK KETO ASIDOSIS
(KAD)

Merupakan defisiensi insulin berat dan akut dari


suatu perjalanan penyakit diabetes melitus.
Kondisi terdapat hiperglikemia berat dengan
ketosis atau asidosis.
Tanda khas adalah kesadaran menurun disertai
dehidrasi berat.
Yang membahayakan dari ketoasidosis adalah
Gangguan cairan dan elektrolit
Faktor yang mempengaruhi angka
kematian

1) terlambat diagnosis karena biasanya pasien DM


dibawa setelah koma;
2) pasien belum tahu mengalami diabetes;
3) sering ditemukan bersama-sama dengan
komplikasi lain yang berat, misalnya sepsis,
renjatan, infark miokard, dan Cerebro Vascular
Disease;
4) kurangnya fasilitas laboratorium yang menunjang
suksesnya penatalaksanaan ketoasidosis.
KRITERIA KAD

• KADAR GLUKOSA > 250 mg/DL


• Ph < 7,35
• HCO3 rendah
• Keton serum (+)
PATOFISIOLOGI

• INSULIN DEFISIENSI
• PENINGKATAN GLUKAGON
• GLUKONEOGENESIS
Glukoneogenesis meningkat metabolisme
lemak yg menyebabkan ketogenesis sehingga
terjadi ketonemia dan penurunan serum Ph
yang akhirnya menyebabkan asidosis.
Kondisi hiperglikemia berat menyebabkan
glycosuria dan diuretik osmosis,shg terjadi
polyuria yg berakibat penurunan sodium,
potassium, phosporus dan bicarbonat, shg
terjadi lah dehidrasi berat
• Dehidrasi
• Hiperosmolaritas
• hemokonsentrasi
• hypotension
• Tissue hypoxia
KAD juga disebabkan aktivasi hormon
counterregulatory yg lain:

Catecholamine, Glukagon dan Cortisol


Efek Cortisol

• Meningkatkan lipolisis
• Meningkatkn pemecahan protein, dan
pelepasan asam amino
• Meningkatkan glukoneogenesis di hepar
PRINSIP INTERVENSI

Penggantian cairan & Natrium menekan lipolisis


lemak & menekan glukoneogenesis sel hati dg
pemberian insulin mengatasi stres sbg pencetus
KAD mengembalikan kondisi fisiologis normal
INTERVENSI

• Prinsip dasar penatalaksanaan adalah rehidrasi


cepat-tepat,
• Pemberian insulin, memperbaiki gangguan
elektrolit dan mengatasi faktor pencetus.
• Monitoring ketat setiap jam hingga tanda dan
gejala klinis membaik.
INTERVENSI

• Pertama
• Segera lakukan rehidrasi
• Cairan NaCl 0,9%, meskipun ada pendapat lebih baik digunakan 0,45%.
• Pemberian cairan sebanyak 1 liter pada 30 menit pertama kemudian
0,5 liter pada 30 menit kedua, jadi berjumlah 1,5 liter pada jam
pertama.
• Setelah itu cairan diberikan sesuai tingkat dehidrasi.
• Pada permulaaan diagnosis, plasma ekspander sangat berguna pada
keadaan SYOK.
• Bila kadar glukosa darah < 200 mg/dL, NaCl 0,9% segera diganti
dengan Dekstrosa 5%
Kedua:
insulin mulai diberikan pada jam ke-2, dalam
bentuk bolus (intravena) dosis 180 mU/kg BB,
dilanjutkan dengan drip Insulin 90 mU /jam/ kgBB
menjadi 45 mU/ jam/ kg BB.
Bila glukosa darah stabil sekitar 200 – 300 mg/dL
selama 12 jam, dilanjutkan dengan drip Insulin 1-
2 unit/perjam dan dilakukan sliding scale setiap 6
jam.
Ketiga:
Bikarbonat.
• Koreksi natrium
• Bikarbonat dilakukan bila pH <7,1.
Keempat:
Kalium.
• Pemberian Kalium agak penting terutama pada pasien yang
tidak mengalami SYOK.
• Cara pemberian tergantung skema pengobatan yang
dipergunakan.
• Suplementasi Kalium dapat dilakukan perinfus atau bila
pasien sadar dapat diberikan peroral.
• Bila pH naik, Kalium akan turun, oleh karena itu pemberian
Natrium Bikarbonat disertai dengan pemberian Kalium.
Kelima:
antibiotik, untuk mencegah infeksi atau
meluasnya infeksi, maka sebaiknya antibiotik
adekuat diberikan pada waktu permulaan.

Anda mungkin juga menyukai