Karyo
DM
a/penyakit kronis yang terjadi akibat pankreas yang
tidak mampu menghasilkan insulin yang cukup atau
ketidakefektifan tubuh dalam menggunakan insulin
KAD dan hipoglikemia merupakan komplikasi akut
diabetes mellitus (DM) yang serius dan membutuhkan
pengelolaan gawat darurat.
Akibat diuresia osmotik, KAD biasanya mengalami
dehidrasi berat dan dapat sampai menyebabkan syok
Salah satu faktor risiko dari diabetes
melitus adalah gaya atau pola hidup
yang tidak sehat, salah satunya pola
makan
Manifestasi Klinis
1. Poliuria
Hal ini disebabkan oleh karena kadar glukosa darah meningkat sampai
melampaui daya serap ginjal terhadap glukosa sehingga terjadi osmotic
diuresis yang mana gula banyak menarik cairan dan elektrolit sehingga klien
mengeluh banyak kencing.
2. Polidipsia
Hal ini disebabkan pembakaran terlalu banyak dan kehilangan cairan banyak
karena poliuri, sehingga untuk mengimbangi klien lebih banyak minum
Manifestasi Klinis
3. Pengelihatan kabur
4. Lemah
5. Sakit kepala
6. Hipotensi ortostatik (penurunan tekanan darah sistolik 20 mmHg atau > pada saat berdiri)
7. Anoreksia
8. Mual
9. Muntah
10. Nyeri abdomen
11. Keringat
12. Hiperventilasi
13. Perubahan status mental (sadar, letargik, koma)
14. Kadar gula darah tinggi (> 240 mg/dl)
15. Terdapat keton di urin
16. Nafas berbau aseton
17. Badan lemas
Nafas berbau aseton
Aseton merupakan bahan yang dapat ditemui di peluruh cat, kutek, dan bahan pembuat
plastik. Namun aseton juga ditemukan dalam jumlah yang wajar pada tubuh manusia.
Ketika merasakan nafas berbau aseton, berarti ada peningkatan kadar keton dalam tubuh
dan hal ini biasanya dikaitkan dengan:
Diabetes
Diet keto
Konsumsi alcohol
Maka bila merasa tidak pernah mengonsumsi alkohol dan tidak sedang menjalani diet
atau mengonsumsi makanan tertentu, saran kami periksakan diri untuk dideteksi apakah
ada kecenderungan ke arah diabetes,
Mengapa terjadi ganggren?????
• 1. Oedema paru
2. Hipertrigliserida
3. Infark miokard akut
4. Hipoglikemia
5. Hipokalsemia
6. Hiperkloremia
7. Oedema otak
8. Hipokalemia
Penatalaksanaan
• a. Frekwensi nadi, frekwensi napas, dan tekanan darah setiap jam.
• b. Suhu badan dilakukan setiap 2-4 jam.
• c. Pengukuran balans cairan setiap jam.
• d. Kadar glukosa darah kapiler setiap jam.
• e. Tanda klinis dan neurologis atas edema serebri :
• f. EKG
• g. Keton urine sampai negatif
Rehidrasi
• Penurunan osmolalitas cairan intravaskular yang terlalu cepat dapat
meningkatkan resiko terjadinya edema serebri.
• Langkah-langkah yang harus dilakukan adalah:
• a. Tentukan derajat dehidrasi penderita.
• b. Gunakan cairan normal salin 0,9%.
• c. Total rehidrasi dilakukan 48 jam, bila terdapat hipernatremia
rehidrasi dilakukan lebih perlahan bisa sampai 72 jam.
• d. 50-60% cairan dapat diberikan dalam 12 jam pertama.
• e. Sisa kebutuhan cairan diberikan dalam 36 jam berikutnya.
Pemb erian Insulin
a. Insulin hanya dapat diberikan setelah syok teratasi dengan cairan resusitasi.
b. Insulin yang digunakan adalah jenis Short acting/Rapid Insulin (RI).
c. Dalam 60-90 menit awal hidrasi, dapat terjadi penurunan kadar gula darah walaupun insulin belum diberikan.
d. Dosis yang digunakan adalah 0,1 unit/kg BB/jam atau 0,05 unit/kg BB/jam pada anak < 2 tahun.
e. Pemberian insulin sebaiknya dalam syringe pump dengan pengenceran 0,1 unit/ml atau bila tidak ada syringe pump
dapat dilakukan dengan microburet (50 unit dalam 500 mL NS), terpisah dari cairan rumatan/hidrasi.
f. Penurunan kadar glukosa darah (KGD) yang diharapkan adalah 70-100 mg/dL/jam.
g. Bila KGD mencapai 200-300 mg/dL, ganti cairan rumatan dengan D5 ½ Salin.
h. Kadar glukosa darah yang diharapkan adalah 150-250 mg/dL (target).
i. Bila KGD < 150 mg/dL atau penurunannya terlalu cepat, ganti cairan dengan D10 ½ Salin.
j. Bila KGD tetap dibawah target turunkan kecepatan insulin.
k. Jangan menghentikan insulin atau mengurangi sampai < 0,05 unit/kg BB/jam.
l. Pemberian insulin kontinyu dan pemberian glukosa tetap diperlukan untuk menghentikan ketosis dan merangsang
anabolisme.
m. Pada saat tidak terjadi perbaikan klinis/laboratoris, lakukan penilaian ulang kondisi penderita, pemberian insulin,
pertimbangkan penyebab kegagalan respon pemberian insulin.
n. Pada kasus tidak didapatkan jalur IV, berikan insulin secara intramuskuler atau subkutan. Perfusi jaringan yang jelek
akan menghambat absorpsi insulin.
• Glukosa
• Natrium Pemeriksaan Laboratorium
• Kalium.
• Bikarbona
• Sel darah lengkap (CBC)
• Gas darah arteri (ABG)
• Keton
• β-hidroksibutirat
• Urinalisis (UAOsmolalitas
• Fosfor
• Tingkat BUN meningkat
• Kadar kreatinin
Diagnosa Prioritas