Anda di halaman 1dari 32

Kegawatan DM

dengan
Ketoasidosis Diabetikum

Program Study S1 Keperawatan


STIKes Buana Husada Ponorogo
Pendahuluan
 KAD adalah keadaan kegawatdaruratan medik
pada pasien dengan DM
 Bila tidak mendapatkan penanganan yg cepat dan
tepat maka akan berakibat pada kematian
 KAD sering terjadi pada pasien DM type I.
 Prognosa KAD lebih baik bila cepat mendapatkan
penanganan dengan benar
 Prognosa lebih baik daripada DM KHONK
Pendahuluan
Review
 Diabetes mellitus is a group of metabolic
diseases characterized by high blood sugar
(glucose) levels
 that result from defects in insulin secretion, or action, or
both.
 Type 1 diabetes was also called insulin dependent diabetes
mellitus (IDDM), or juvenile onset diabetes mellitus
 Type 2 diabetes was also referred to as non-insulin
dependent diabetes mellitus (NIDDM), or adult onset
diabetes mellitus (AODM)
PENGERTIAN
Suatu keadaan kekurangan insulin absolute
atau relatif yang menyebabkan hiperglikemia,
dehidrasi dan asidosis .( Donald W Rucker, 2004 )

 Suatu keadaan yang ditandai dg adanya kadar gula


darah lebih 300 mg/dl, ketonemia dan asidosis yakni
pH < 7,32 dan kadar bicarbonat < 15 mEq/ L.
Patofisiologi

• Karena inefektif dari insulin/menurun terjadi :


-. Hiperglikemia
-. Glukosuria berat
-. Penurunan lipogenesis
-. Peningkatan lipolisis
-. Peningkatan oksidasi asam lemak bebas
-. Pembentukan benda keton.
Patofisiologi

• Peningkatan keton plasma berakibat ketosis,


beban ion H dan asidosis metabolik.
• Glukosuria dan ketonuria mengakibatkan
diuresis osmotik yg berakhir dg dehidrasi dan
kehilangan elektrolit.
• Terjadi shock dan hipotensi
• Terjadi penurunan penggunaan oksigen otak
• Koma dan meninggal
• Pasien yang hiperglikeminya sering berulang,
clinical outcome nya sering memburuk. Faktor
Stress, Cardiovascular event
• Hormon stress adalah kontra insulin yang
dapat mengakibatkan hiperglikemia
Etiologi
• Kekurangan insulin ( paling sering )
• Peningkatan produksi/konsumsi glukosa
• Adanya proses infeksi
• Akibat stressor : -. Pembedahan
-. Trauma
-. Pengobatan steroid
-. emosional
Tanda dan gejala
• Jumlah urine meningkat
• Lelah
• Mata kabur
• Malaise / letargi
• Nausea, vomitus
• Confiuse, hipotensi, coma
• Penurunan perspirasi
• Keton ( + )
• Kulit kering
Tanda-tanda fisik
Tanda-tanda umum
• Penampilan orang sakit
• Kulit kering
• Membrane mukosa kering
• Turgor jelek
• Penurunan reflek
Vital sign
• Takikardi
• Hipotensi
• Hipotermi
• Fever jika infeksi
Tanda-tanda spesifik
• Nafas keton ( bau nafas aseton / buah-buahan )
• Confius, coma
Diagnostic

Laboratorium
• Gula darah : > 300 mg/dl
• Elektolit ( Na, K, Cl )
• Analisa gas darah : asidosis metabolik
• Angka lekosit : meningkat karena infeksi
• Urinalisa : glukosuria dan ketonuria
• Osmolalitas 2 ( Na ) + Glukosa / 18 + Bun / 2,8. : > 330 Meq/kg H2O
• Phosphate : menurun
• Bun: meningkat
• Anion gap : > 6 meq / dl

Radiografi
• Foto thoraks : pulmonary infeksi
• CT scan kepala : evaluasi penurunan kesadaran, kemungkinan edema
cerebri
• EKG
Penatalaksanaan

1. Memperbaiki metabolik akibat


kekurangan insulin
2. Resusitasi cairan dan elektrolit
3. Pengobatan ketoasetosis
a. Penggantian cairan

Cairan isotonic normal saline sesuai dengan


kehilangan cairan. Parameter evaluasi : tekanan darah,
nadi, CVP, turgor kulit maupun mukosa.

Pemberian 1 liter pada 1 jam pertama dilanjutkan


sampai volum intravaskuler terpenuhi. Cairan diganti
cairan hipotonik jika kadar Na > 155 meq / dl.

Koloid diberikan jika tidak ada perbaikan


hemodinamik setelah pengisian kristaloid.
Tujuan penggantian cairan adalah :

Memulihkan sirkulasi

Mengatasi hiperglikemia

Mencegah hiperkalemia

Mengurangi asidosis laktat


Pengobatan KAD
• Pakai rumus 2 – 4 – 18 – 24
• 2 jam pertama paki 2 ltr cairan PZ/RL tp liat
fungsi jantung apakah ada dekompensasi
• 4 jam 80 tts/mnt
• 18 jam 30 tts/mnt
• 24 jam 20 tts/mnt
• Jadi bila ditotal antara 4 – 6 liter/24 jam
b. Pemberian insulin
a. Rumus – 1 RCI on Hiperglikemia memakai insulin prandial ( Novorapid ).
Misal GDA 720 mgdl maka = ( 7 – 1 ) x 4 unit Novorapid . Dimonitor selama 3 jam

b. Rumus x12. RCI langsung memakai syringe pump. Misal GDA 720 mgdl maka

7x12 = 84 unit / Novorapid/ 24 ml/24 jam.

c. Rumus x 2. maintenance insulin Novorapid SC bila GDA below 250 mgdl.

Misal GDA 720 mgdl maka Novorapid 3 x ( 7 x 2 ) = 3 x 14 unit diberikan SC.

Fungsi insulin adalah :


• Menghentikan pembentukan asam lemak bebas
• Menghentikan glukoneogenesis
• Memulihkan sintesis protein seluler
Penurunan glukosa darah dilakukan secara perlahan karena bisa
berakibat kolaps vaskuler dan edema cerebri.
c. Penggantian kalium dan phosphate
• Dilakukan jika terjadi hipokalemia.
• Penggantian dilakukan dengan kombinasi phosphate (
Kalium phosphate ).
• Harus diawasi adanya kejang karena phosphate akan
menurunkan kadar kalsium.
• Kalium yang diberikan = 1/3 BB X delta Kalium.
• Diberikan dengan drip titrasi tidak lebih 20 meq/jam
d. Pemberian bikarbonat

• Diberikan jika pH < 7,0 dengan bikarbonat < 5


meq/dl
• Diberikan secara drip : 1/6 BB X delta Be
Faktor Pencetus
• Infeksi
• Penolakan terapi insulin
• Onset baru dari diabetic ( stress fisik
maupun emosi )
Asuhan keperawatan
• Pengkajian
Anamnesis : 3P, RPD DM, penggunaan suntikan
insulin, tanda infeksi, nyeri perut,
mual muntah, lemah, sakit kepala,
pandangan kabur
• Pemeriksaan Fisik
hipotensi, shock, nafas bau keton, kusmaul,
dehidrasi, gangguan kesadaran,
• Pengkajian kegawatan :
-. Airway
-. Breathing
-. Circulating
• Pengkajian ROS / head to toe
Data subyektif :
-. RPD
-. RPS
-. status metabolik
Data Obyektif :
1. Aktifitas/ istirahat
2. Sirkulasi
3. integritas / ego
4. Eliminasi
5. Nutrisi / cairan
6. Neurosensori
7. Nyeri
8. Pernafasan
9. Keamanan
10.Seksualitas
11.Pembelajaran
• Masalah keperawatan yg mungkin timbul :

1. Ketidakefektifan pola nafas


2. Defisit volume cairan
3. Resiko tinggi gangguan pertukaran gas
 Defisit volume cairan b.d pengeluaran cairan
berlebih sekunder glukosuria
kriteria hasil ( NOC ):
-. Keseimbangan intake output
-. Kadar elektrolit normal
-. Normal vital sign
-. Pulsa perifer teraba, turgor baik, CRT baik
-. GDA normal/ stabil
• Intervensi ( NIC ) :
1. Berikan cukup cairan parenteral
2. Pasang dower katheter
3. Observasi balance cairan
4. Observasi kepatenan tetesan infus
5. Observasi turgor, CRT
6. Observasi hasil lab ( Hct, BUN/C.Kreat, elektrolit,
osmol
7. Penjelasan intake output yg baik, KGD stabil
8. Kolab medis pemberian insulin regulasi
9. Kolab medis pemberian antibiotik.
• Evaluasi :
(SOAP)
Semoga
bermanfaat

Anda mungkin juga menyukai