akibat dari defisiensi berat insulin dan disertai gangguan metabolisme protein, karbohidrat dan lemak. Keadaan ini terkadang disebut “akselerasi puasa” dan merupakan gangguan metabolisme yang paling serius pada diabetes ketergantungan insulin. • Keto asidosis Diabetik adalah keadaan kegawatan atau akut dari DM tipe I , disebabkan oleh meningkatnya keasaman tubuh benda-benda keton akibat kekurangan atau defisiensi insulin, di karakteristikan dengan hiperglikemia, asidosis, dan keton akibat kurangnya insulin ( Stillwell, 1992). Diabetes melitus adalah sindrom yang disebabkan ketidakseimbangan antara kebutuhan dan suplai insulin. Sindrom ditandai oleh hiperglikemi dan berkaitan dengan abnormalitas metabolisme karbohidrat, lemak dan protein. Abnormalitas metabolik ini mengarah pada perkembangan bentuk spesifik komplikasi ginjal, okular, neurologik dan kardiovaskuler. Etiologi
• Ketoasidosis diabetik dapat dikelompokkan
menjadi dua, yaitu akibat hiperglikemia dan akibat ketosis, yang sering dicetuskan oleh faktor-faktor : * Infeksi * Stress fisik dan emosional; respons hormonal terhadap stress mendorong peningkatan proses katabolik . Menolak terapi insulin KLASIFIKASI DM • Klasifikasi etiologis DM American Diabetes Assosiation (1997) sesuai anjuran perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PERKENI) adalah : 1. Diabetes tipe 1 (destruksi sel B ), umumnya menjurus ke definisi insulin absolut : Autoimun Idiopatik 2. Diabetes tipe 2 (bervariasi mulai terutama dominan risestensi insulin disertai definisi insulin relatif sampai terutama defek sekresi insulin disertai resistensi insulin) 3. Diabetes tipe lain a Defek generik fungsi sel B Maturity Onset Diabetes Of The Young (MODY) 1,2,3 DNA mitokondria b. Defek generik kerja insulin c. Penyakit eksoskrin pankreas • Pankreastitis • Tumor / pankreatektomi • Pankreatopati fibrokalkulus d. Endokrinopati : Akromegali, Syndrom Cushing, Feokromositoma dan hipertiroidisme. e. Karena obat / zat kimia. • Vacor, pentamidin, asam nikotinat • Glukokortikoid, hormon tiroid • Tiazid, dilatin, interferon α, dll. f. Infeksi : Rubela kongenital, sitomegalovirus. g. Penyebab imunologi yang jarang ; antibodi ; antiinsulin. h. Syndrom generik lain yang berkaitan dengan DM : Sindrom Down
4. Diabetes Melitus Gestasional (DMG)
Patofisiologi • Gejala dan tanda yang timbul pada KAD disebabkan terjadinya hiperglikemia dan ketogenesis. Defisiensi insulin merupakan penyebab utama terjadinya hiperglikemia atau peningkatan kadar glukosa darah dari pemecahan protein dan glikogen atau lipolisis atau pemecahan lemak. • Hiperglikemia menyebabkan diuresis osmotik dengan hipovolemia kemudian akan berlanjut terjadinya dehidrasi dan renjatan atau syok. Glukoneogenesis menambah terjadinya hiperglikemik. • Akibat defisiensi insulin yang lain adalah pemecahan lemak (lipolisis) menjadi asam – asam lemak bebas dan gliserol. Asam lemak bebas akan diubah menjadi benda keton oleh hati. • Pada ketoasidosis diabetik terjadi produksi benda keton yang berlebihan sebagai akibat dari kekurangan insulin yang secara normal akan mencegah timbulnya keadaan tersebut. Benda keton bersifat asam, dan bila bertumpuk dalanm sirkulasi darah, benda keton akan menimbulkan asidosis metabolik. • (Brunner and Suddart, 2002) Manifestasi Kliniks • Hipergikemia yang menyebabkan poliuri dan polidipsi • Penglihatan kabur • Kelemahan dan sakit kepala • Hipotensi ortotastik (penurunan tekanan darah sistolik 20 mmHg atau lebih pada saat berdiri) • Nadi lemah dan cepat • Gastrointestinal : anoreksia, mual, muntah dan nyeri abdomen. • Nafas bau aseton (manis seperti buah) • Pernafasan kusmaul (pernafasan yang terlalu dalam tetapi tidak berat / sulit) • GCS berfariasi antara pasien, mulai dari komposmetis sampai koma • Dehidrasi (turgor kulit berkurang, lidah dan bibir kering) • Kehilangan elektrolit • Asidosis (Brunner and Suddart, 2002) • Faktor risiko yang dapat menyebabkan terjadinya DAK adalah: 1. Infeksi, stres akut atau trauma 2. Penghentian pemakaian insulin atau obat diabetes 3. Dosis insulin yang kurang • Pemeriksaan Penunjang 1. Glukosa darah : meningkat 100 – 200 mg/dl atau lebih 2. Aseton plasma (keton) : positif secara mencolok 3. Asam lemak bebas : kadar lipid dan kolesterol meningkaat 4. Osmolalitas serum : meningkat tetapi biasanya kurang dari 330 mOsm/l • Pemeriksaan Osmolalitas = 2[Na+K] + [GDR/18] + [UREUM/6] 5. Elektrolit : Natrium : mungkin normal , meningkat atau menurun 6. Kalium : normal atau peningkatan semu (perpindahan selular), selanjutnya akan menurun 7. Fosfor : lebih sering menurun 8. Hemoglobin glikosilat : kadarnya meningkat 2-4 kali lipat dari normal yang mencerminkan kontrol DM yang kurang selama 4 bulan terakhir 9. Gas darah arteri : biasanya menunjukkan pH rendah dan penurunan pada HCO3 (asidosis metabolik) dengan kompensasi alkalosis respiratorik 10. Trombosit darah : Ht mungkin meningkat atau normal (dehidrasi), leukositosis, hemokonsentrasi sebagai rrespons terhadap stress atau infeksi 11. Ureum/kreatinin: Mungkn meningkaatt atau normal(dehidrasi/penurunan fungsi ginjal) 12. Amilase darah : mungkin meningkat yang mengindikasikan adanya pankreatitis akut sebagai penyebab DKA 13. Urin : gula dan aseton positif , berat jenis dan osmolalitas mungkin meningkat 14. Kultur dan sensitifitas : kemungkinan adanya infeksi saluran kemih, pernafasan dan pada luka KOMPLIKASI Faktor-faktor yang mempengaruhi angka kematian akibat DKA adalah: 1. Terlambat didiagnosis karena biasanya penyandang DM dibawa setelah koma. 2. Pasien belum tahu bahwa ia menyandang DM. 3. Sering ditemukan bersama-sama dengan komplikasi lain yang berat, seperti: renjatan (syok), stroke, dll. 4. Kurangnya fasilitas laboratorium yang menunjang suksesnya penatalaksanaan DAK. PENATALAKSANAAN • Prinsip terapi DAK adalah dengan mengatasi dehidrasi, hiperglikemia, dan ketidakseimbangan elektrolit, serta mengatasi penyakit penyerta yang ada. • Pengawasan ketat, KU jelek masuk HCU/ICU Fase I/Gawat : 1. REHIDRASI NaCl 0,9% atau RL 2L loading dalam 2 jam pertama, lalu 80 tpm selama 4 jam, lalu 30-50 tpm selama 18 jam (4-6L/24jam) 2. INSULIN 4-8 U/jam sampai GDR 250 mg/dl atau reduksi minimal 3. Infus K (TIDAK BOLEH BOLUS) o Bila K+ < 3mEq/L, beri 75mEq/L o Bila K+ 3-3.5mEq/L, beri 50 mEq/L o Bila K+ 3.5 -4mEq/L, beri 25mEq/L o Masukkan dalam NaCl 500cc/24 jam 4. Infus Bicarbonat o Bila pH<7,0 atau bicarbonat < 12mEq/L o Berikan 44-132 mEq dalam 500cc NaCl 0.9%, 30-80 tpm Pemberian Bicnat = [ 25 - HCO3 TERUKUR ] x BB x 0.4 5. Antibiotik dosis tinggi
Batas fase I dan fase II sekitar GDR 250 mg/dl
atau reduksi Fase II/maintenance: 1. Cairan maintenance • Nacl 0.9% atau D5 atau maltose 10% bergantian • Sebelum maltose, berikan insulin reguler 4U 2. Kalium • Perenteral bila K+ <4mEq • Peroral (air tomat/kaldu 1-2 gelas, 12 jam 3. Insulin reguler 4-6U/4-6jam sc 4. Makanan lunak karbohidrat komlek perasü CARA MENCEGAH DKA 1. Jangan menghentikan suntikan insulin atau obat diabetes walaupun sedang sakit dan tidak nafsu makan. 2. Periksa kadar gula darah sekali sehari dan catat hasil pemeriksaan tersebut. 3. Periksa keton urin bila gula darah > 240 mg/dL atau badan terasa tidak enak.
4. Saat sakit, makanlah sesuai pengaturan makan sebelumnya. Bila tidak nafsu makan, boleh makan bubur atau minuman berkalori lain. 5. Minumlah yang cukup untuk mencegah dehidrasi. Asuhan Keperawatan Pengkajian (Menurut pengumpulan data base oleh Doengoes): 1. Aktivitas / Istrahat 2. Sirkulasi 3. Integritas/ Ego 4. Eliminasi 5. Nutrisi/Cairan 6. Neurosensori 7. Nyeri/kenyamanan 8. Pernapasan 9. Keamanan 10.Seksualitas 11.Penyuluhan/pembelajaran Diagnosa Keperawatan 1. Defisit volume cairan berhubungan dengan diuresis osmotik akibat hiperglikemia, pengeluaran cairan berlebihan : diare, muntah; pembatasan intake akibat mual, kacau mental 2. Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan berhubungan dengan ketidakcukupan insulin, penurunan masukan oral, status hipermetabolisme 3. Resiko tinggi terhadap infeksi (sepsis) berhubungan dengan peningkatan kadar glukosa, penurunan fungsi lekosit, perubahan pada sirkulasi 4. Resiko tinggi terhadap perubahan sensori- perseptual berhubungan dengan ketidkseimbangan glukosa/insulin dan/atau elektrolit 5. Kelelalahan berhubungan dengan penurunan produksi energi metabolik, insufisiensi insulin, peningkatan kebtuhan energi : status hipermetabolik/infeksi 6. Ketidakberdayaan berhubungan dengan penyakit jangka panjang, ketergantungan pada orang lain Rencana Keperawatan Defisit volume cairan berhubungan dengan diuresis osmotik akibat hiperglikemia, pengeluaran cairan berlebihan : diare, muntah; pembatasan intake akibat mual Batasan karakteristik : • Peningkatan urin output • Kelemahan, rasa haus, penurunan BB secara tiba-tiba • Kulit dan membran mukosa kering, turgor kulit jelek • Hipotensi, takikardia, penurunan capillary refill Kriteria Hasil : • TTV dalam batas normal • Pulse perifer dapat teraba • Turgor kulit dan capillary refill baik • Keseimbangan urin output • Kadar elektrolit normal Intervensi 1.Kaji riwayat durasi/intensitas mual, muntah dan berkemih berlebihan 2.Monitor vital sign dan perubahan tekanan darah orthostatik 3.Monitor perubahan respirasi: kussmaul, bau aceton 4.Observasi kulaitas nafas, penggunaan otot asesori dan cyanosis 5.Observasi ouput dan kualitas urin. 6.Timbang BB 7.Pertahankan cairan 2500 ml/hari jika diindikasikan 8.Ciptakan lingkungan yang nyaman, perhatikan perubahan emosional 9.Catat hal yang dilaporkan seperti mual, nyeri abdomen, muntah dan distensi lambung 10.Obsevasi adanya perasaan kelelahan yang meningkat, edema, peningkatan BB, nadi tidak teratur dan adanya distensi pada vaskuler Kolaborasi: • -Pemberian NS dengan atau tanpa dextrosa • Pertahankan kateter terpasang • -Pantau pemeriksaan lab : – Hematokrit – BUN/Kreatinin – Osmolalitas darah – Natrium • Berikan Kalium sesuai indikasi • -Berikan bikarbonat jika pH <7,0 • -Pasang NGT dan lakukan penghisapan sesuai dengan indikasi TERIMA KASIH TERIMA KASIH