DIABETIKUM
proses kimia/
karbohidrat glukosa metabolisme
saluran
makanan
pencernaan
protein asam amino energi
lemak asam lemak
insulin
Tanda dan Gejala Diabetes Melitus
poliuria, polidipsia, polifagia
DM TIPE II
1. Sukar terjadi ketoasidosis
2. Pengobatan tidak harus dengan
insulin
3. Onset lambat
4. Gemuk atau tidak gemuk
5. Biasanya terjadi pada umur > 45
tahun
6. Tidak ada antibodi sel islet
DM TIPE I 7. 30%nya ada riwayat diabetes pada
1. Mudah terjadi ketoasidosis keluarga
2. Pengobatan harus dengan insulin 8. ± 100% kembar identik terkena
3. Onset akut
4. Biasanya kurus
5. Biasanya terjadi pada umur yang
masih muda
6. Didapatkan antibodi sel islet/sel
pulau
7. 10%nya ada riwayat diabetes pada
keluarga
8. 30-50 % kembar identik terkena
KOMPLIKASI DM
• Akut :
– Hypoglikemia
– Hyperglikemia
– Ketoasidosis
• Kronis :
1. Makroangiopati :
– PJK
– Otak (stroke)
– Gangguan Pembuluh
darah tepi.
KOMPLIKASI DM
2. Mikroangiopati :
– Retinopati/ggn pada mata
– Nefropati/ ggn pd ginjal
3. Neuropati/gagal syraf
4. Rentan infeksi : TBC,
Ginggivitis, Infeksi
saluran kencing.
5. Kaki diabetik
(ganggren) mrp. Akibat
Gabungan 1 - 4.
KETOASIDOSIS DIABETIKUM
Diabetik ketoasidosis adalah keadaan yang mengancam
hidup komplikasi dari diabetes mellitus tipe 1 tergantung
insulin dengan criteria diagnostic yaitu glukosa > 250 mg/dl,
pH = < 7.3, serum bikarbonat <18 mEq/L, ketoanemia atau
ketourinia.(Urden Linda, 2008).
Keto Asidosis Diabetik (KAD) adalah keadaan dekompensasi
kekacauan metabolic yang ditandai oleh trias hiperglikemia,
asidosis dan ketosis terutama disebabkan oleh defisiensi
insulin absolut atau relative.
KAD dan hipoglikemia merupakan komplikasi akut diabetes
mellitus (DM) yang serius dan membutuhkan pengelolaan
gawat darurat. Akibat diuresia osmotik, KAD biasanya
mengalami dehidrasi berat dan dapat sampai menyebabkan
syok.
ETIOLOGI
Ketoasidosis diabetik dapat dikelompokkan menjadi dua,
yaitu akibat hiperglikemia dan akibat ketosis, yang
sering dicetuskan oleh faktor-faktor :
Infeksi
Insulin
a) Bolus insulin kerja cepat (RI) 0,1 iu/kgBB (iv/im/sc)
b) Berikan insulin kerja cepat (RI) 0,1/kgBB dalam cairan isotonic
c) Monitor Gula darah tiap jam pada 4 jam pertama, selanjutnya tiap 4 jam sekali
d) Pemberian insulin parenteral diubah ke SC bila : AGD < 15 mEq/L ³250mg%,
Perbaikan hidrasi, Kadar HCO3
PENATALAKSANAAN FASE I/GAWAT
Infus K
a) Bila K+ < 3mEq/L, beri 75mEq/L
b) Bila K+ 3-3.5mEq/L, beri 50 mEq/L
c) Bila K+ 3.5 -4mEq/L, beri 25mEq/L
d) Masukkan dalam NaCl 500cc/24 jam
Infus Bicarbonat
Bila pH 7,1, tidak diberikan
Antibiotik dosis tinggi
Batas fase I dan fase II sekitar GDR 250 mg/dl
FASE II/MAINTENANCE
Cairan maintenance
a) Nacl 0.9% atau D5 atau maltose 10% bergantian
b) Sebelum maltose, berikan insulin reguler 4IU
Kalium
Perenteral bila K+ 240 mg/dL atau badan terasa tidak
enak.
Saat sakit, makanlah sesuai pengaturan makan
sebelumnya. Bila tidak nafsu makan, boleh makan bubur
atau minuman berkalori lain.
Minumlah yang cukup untuk mencegah dehidrasi.
PENGKAJIAN PRIMER
Pemeriksan Fisik :
• Ortostatik hipotensi (sistole turun 20 mmHg atau lebih saat berdiri)
• Hipotensi, Syok
• Nafas bau aseton (bau manis seperti buah)
• Hiperventilasi : Kusmual (RR cepat, dalam)
• Kesadaran bisa CM, letargi atau koma
• Dehidrasi
DX KEPERAWATAN
Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan
penurunan kemampuan bernapas
Defisit volume cairan berhubungan dengan pengeluaran
cairan berlebihan (diuresis osmotic) akibat hiperglikemia
Risiko tinggi terjadinya ganguan pertukaran gas b/d
peningkatan keasaman (pH menurun) akibat
hiperglikemia, glukoneogenesis, lipolysis
thank you…