DIABETES MELITUS
KELOMPOK.1 PENDAHULUAN
DEFINISI
DM : Gangguan metabolisme yang ditandai dengan hiperglikemia dan tidaknormalan pada metabolisme
karbohidrat, lemak, dan protein diakibatkan oleh tidak disekresikannya insulin, penurunan sekresi insulin,
penurunan sensitivitas insulin atau keduanya dan menyebabkan komplikasi penyakit-penyakit kronik termasuk
gangguan mikrovaskular, makrovaskular, dan neuropatik.
Penyebab: Kelebihan BB atau obesitas, Kelebihan glukokortikoid (terapi steroid), Kelebihan GH (growth
hormone) atau somatotropin, Sedang hamil (diabetes gestasional), Penyakit ovarium polisistik (>hormon
androgen), Autoantibodi pada reseptor antibodi, Mutasi yang menyebabkan obesitas genetic (R. Melanokortin),
Hemokromatosis (>zat besi).
Sekresi insulin
Glukosa merupakan stimulan yang paling kuat untuk sekresi insulin. Ketika kadar glukosa darah meningkat,
semakin banyak glukosa yang masuk ke dalam sel β Langerhans pankreas. Glukosa masuk ke dalam sel β
melalui transporter glukosa GLUT 2 (lokasi di jaringan hati, sel β langerhans pankreas, usus halus, ginjal).
Glukosa yang masuk kemudian difosforilasi oleh glukokinase dan menghasilkan ATP.
Semakin banyak glukosa yang masuk ke dalam sel maka jumlah ATP intraselular meningkat. Peningkatan
jumlah ATP intraselular ini menyebabkan penutupan kanal KATP . Akibat penutupan kanal KATP terjadi
depolarisasi sel β yang memprakarsai masuknya ion Ca2+ melalui kanal Ca2+ yang sensitif terhadap voltase
dan merangsang pelepasan insulin.
FAKTOR RESIKO
Faktor penyakit diabetes mellitus antara lain :
1. Faktor resiko yang tidak dapat dimodifikasi
a. Riwayat keluarga dengan DM
b. Umur; Resiko menderita prediabetes meningkat seiring dengan meningkatnya usia
c. Riwayat pernah menderita diabetes gestasional
d. Riwayat berat badan lahir dengan berat badan rendah kurang dari 2500 gram.
2. Faktor resiko yang dapat dimodifikasi
a. Berat badan berlebih (BB> 120% BB idaman atau IMT > 23kg/m2 )
b. Kurangnya aktivitas fisik
c. Memiliki riwayat penyakit kardiovaskuler
d. Diet tidak sehat dengan tinggi gula dan rendah serat
GEJALA
Kadar glukosa tinggikapasitas sistem tubulus untuk mengabsorpsi melewati batas normal filtrasi
glomerulus dapat mengandung lebih banyak glukosa daripada yang dapat direabsorpsi sehingga terjadi
glukosuria(glukosa dlm urin)polisuria karena glukosa bersifat diuretik osmotik (menarik pelarut)sering
merasa ingin buang air kecil dehidrasi ekstrasel diikuti intrasel dehidrasi intrasel merangsang pelepasan
hormon antidiuretik dan menyebabkan rasa haus yang berlebihan (polidipsia)
Viskositas darah tinggi akibat tingginya kadar glukosa darah hasil dari glukoneogenesis, pemecahan
glikogen oleh glukagon, dan kurangnya insulin. Hal ini menyebabkan aliran darah menjadi lambat, sehingga
asupan glukosa yang merupakan satu-satunya nutrisi otak berkurang, maka itu otak selalu mengirimkan sinyal
‘lapar’, Karena kurangnya asupan otak polifagia.
Pada pasien diabetes mellitus sering pula muncul keluhan penglihatan kabur, koordinasi gerak anggota
tubuh terganggu, kesemutan pada tangan atau kaki, timbul gatal-gatal yang seringkali sangat mengganggu
(pruritus), luka atau memar yang sulit sembuh dan berat badan menurun tanpa sebab yang jelas (Depkes, 2005).
DM 1: Sering terlihat pada individu berusia <30 tahun (75%), Lebih sering terjadi pada laki-laki, Poliuria, polydipsia,
polifagia, Berat badan kurus, Mudah lelah, Rentan mengalami diabetes ketoasidosis akibat dari glukoneogenesis dan
Ayu Rahmawati Hidayat_ 1206210944
peningkatan progresif pemecahan lemak dirubah jadi ATP (tandanya Ph <7.3, Ditemukan keton dalam urin, Mual,
muntah dan nyeri abdomen.
DM 2: Sering tanpa gejala, Letargi, poliuria, nokturia, dan polidipsia , Lebih sering dialami perempuan, Lebih mudah
terkena infeksi, sukar sembuh dari luka, daya penglihatan makin buruk, dan umumnya menderita hipertensi,
hiperlipidemia, obesitas, dan juga komplikasi . Diabetes tipe 2 jarang sepenuhnya mengandalkan pada asam lemak
dalam produksi energi, sehingga tidak rentan terhadap ketosis
Non Insulin Dependent Diabetes Melitusà Resistensi Insulin. Diabetes tipe 2 adalah penyakit kompleks multifaktor.
Faktor genetik dan faktor lingkungan, seperti gaya hidup, kebiasaan diet dapat menjadi faktor resiko terjadinya diabetes
tipe ini.
Karakteristik DM 2
1. Resisten Insulin
Penyebab:Penurunan aktivitas tirosin kinase pada jaringan otot, Penghambatan pada transduksi sinyal insulin dan
Obesitas. Obesitas menyebabkan defisiensi Adiponectin dan leptin (peptida yang berfungsi meningkatkan sensitivitas
organ (seperti hati dan otot) terhadap insulin). Resistensi insulin ditandai dengan peningkatan lipolisis dan produksi
asam lemak bebas, peningkatan produksi glukosa hepatik, dan penurunan pengambilan glukosa pada otot skelet.
2.Disfungsi Sel beta
Resistensi insulinPeningkatan kadar glukosa dalam darahKompensasi sel beta untuk meningkatkan sekresi insulin
dalam jangka panjang agar kadar glukosa darah tetap normalSel beta menjadi inadekuat karena “kelelahan”Hiper-
glikemia
Ayu Rahmawati Hidayat_ 1206210944
3. Diabetes Melitus Gestasional
Diabetes Melitus Gestasional merupakan keadaaan diabetes atau intoleransi glukosa yang timbul selama masa kehamilan
dan biasanya berlangsung hanya sementara atau temporer. Pada kehamilan,
sensitifitas insulin yang menurun dikarakterisasi oleh post-reseptor yang menyebabkan penurunan
kemampuan insulin membawa GLUT4 berpindah ke sel permukaan. Penyebab DM gestasional:
a. Peningkatan kebutuhan energi, kadar estrogen dan hormon pertumbuhan selama kehamilan. DM Gestasional tidak
kembali normal dapat meningkatkan resiko DM 2.
b. Feto Placental Unit (FPU) :perbatasan antara ibu dan janin dan tempat terjadinya produksi dan sekresi hormon steroid
c. Pada saat kehamilan plasenta akan menghasilkan hormon estrogen & progesteron (↑insulin), kortisol (↓toleransi
glukosa), Human placental lactogen (HPL) dan Human placental growth hormone (hPGH) (meningkatkan resistensi
insulin).
KELOMPOK 2
Komplikasi Akut
Komplikasi Akut
Hipoglikemia : akibat pemakaian insulin yang terlalu banyak pada pengobatan diabetes, olah raga berat, banyak
aktivitas, makan terlalu sedikit/menunda makan, gangguan hati, kel. Tiroid & adrenal. Gejala: aktivasi pusat autonom
di hipotalamus (banyak keluar urin, banyak keringat, tremor, ketakutan, rasa lapar, dan mual) dan gangguan fungsi
otak (pusing, pandangan kabur, ketajaman mental menurun, hilangnya keterampilan motorik yang halus, penurunan
kesadaran, kejang-kejang, dan koma)
Ketoasidosis Diabetik: defisiensi insulin dan peningkatan hormon (epidefrin) mengaktivasi hormon lipase sensitif
pada jaringan lemak lipolisis meningkat peningkatan produksi benda keton dan asam lemak bebasketoasidosis
(gejala: mual & muntah)
Hyperosmolar Hyperglycemic Syndrome (HHS): hiperglikemik berat bisa sampai > 600 mg/dl osmolalitas
plasma meningkat melebihi 310 mOsm/l Sifat glukosa yg diuretik osmolar akan menarik air, terjadi akumulasi dari
proses tersebut (glikosuria)pengeluaran berliter-liter urin, rasa haus hebat, defisit kalium parah, koma dan kematian
Efek Somogy : hipoglikemia malam hari glukagon, ketokolamin, kortisol, dan hormon pertumbuhapagi harinya
terjadi hiperglikemia
Komplikasi Kronis
1. Mikrovaskular: mengenai pembuluh darah kecil, terjadi pada kapiler.
a. Retino pati (penyakit yang berpotensi merusak pembuluh darah retinal secara kronis progresif, berhubungan
dengan hiperglikemia yang lama dan terkait dengan diabetes melitus juga hipertensi).
Penderita diabetes à mengalami periode panjang gula darah tinggi, cairan dapat menumpuk pada lensa (mengontrol
fokus) di dalam mata à mengubah kelengkungan lensa à penglihatan kabur.
Gejala : Melihat bintik-bintik, Penglihatan kabur, Memiliki tempat gelap atau kosong di pusat penglihatan, dan Kesulitan
melihat dengan baik di malam hari.
b. Katarak diabetik
Akibat akumulasi sorbitol di lensa dan terjadinya denaturasi protein lensa. Akumulasi sorbitol pada
lensa yang akan meningkatkan tekanan osmotik dan menyebabkan cairan bertambah dalam lensa. Sedangkan
denaturasi protein terjadi karena stres oksidatif oleh ROS yang mengoksidasi protein lensa (kristalin).
Ayu Rahmawati Hidayat_ 1206210944
Proses Terbentuknya Katarak akibat Progresivitas Diabetes
c. Neuropati
Disebabkan oleh hipoksia kronik sel-sel sarafrespon tubuh u/ meningkatkan glukosa Demielinisasiperlambatan
hantaran saraf dan berkurangnya sensitifitasHilangnya sensasi suhu dan nyeri meningkatkancedera tidak disadari.
Gejala umum: parestesia, mati rasa, dan nyeri.
• Kerusakan saraf menyebabkan berkurangnya
sensitivitas pada kaki, sedangkan berkurangnya aliran
darah mengakibatkan pembentukan retakan pada kulit
yang menyebabkan bakteri masuk dan menyebabkan
infeksi
• Kedua hal ini akan menyebabkan Ulkus Kaki Diabetes
(UKD)
• Adalah luka terbuka pada pada permukaan kulit atau
selaput lendir berupa kematian jaringan yang luas dan
disertai invasif kuman saprofit (terdapat gula berlebih
pada jaringan yang merupakan media yang baik untuk
pertumbuhan kuman).
• Berkurangnya sensitivitas pada kaki pasien DM dapat
memperparah UKD karena pasien sering tanpa sadar
mengelupas bagian kaki yang retak dan luka.
d. Gagal ginjal
Akibat adanya abnormalitas ekskresi albuminuria dan penurunan laju filtrasi glomerulus.
Pende
rita
Ayu Rahmawati Hidayat_ 1206210944
Diabet
2.
esMakrovaskular: Membu pemecahan lemak (lipolisis) akibat kegagalan supresi enzim hormon-
a. Hiperlipidemia sensitive lipase di jaringan adiposa dan peningkatan aktivitas Hormon
Glukag
Glukos tuhkan Glukagon yang disekresikan oleh sel alpha-pankreas, dimana insulin
on Pening berfungsi dalam menghambat lipolisis (pembebasan asam lemak bebas dari
a tidak energi
katan
jaringan adiposa) ↑ asam lemak bebas yang nantinya akan dibawa ke
disekre dengan
hati untuk diubah menjadi trigliserida dan kolesterol. Jumlah trigliserida
dapat asam
yang berlebihan dalam darah akan mengakibatkan terjadinya
sikan lipolisis
hipertrigliseridemia sedangkan jumlah kolesterol yang berlebihan dalam
diubah
oleh sel lemak darah akan mudah melekat di dinding sebelah dalam pembuluh darah.
Selanjutnya LDL akan menembus dinding pembuluh darah melalui lapisan
endotel, masuk ke lapisan dinding pembuluh darah yang lebih dalam yaitu
menja
alfa bebas intima, ini merupakan bagian terjadinya hiperkolesterolemia.
pankre Trigliser
diPenyeba Masuk di
ke Koleste Hipertrigliseridemia sendiri merupakan penyebab hiperlipidemia sekunder
Hipertri lalu ditambah dengan hiperkolesterolemia yang akan menjadi hiperlipidemia
energi idaldalam
as gliserid heparrol
dalam yang sempurna. LDL yang masuk ke dalam intima akan mengalami oksidasi
b oleh radikal bebas yang dihasilkan oleh perubahan monosit menjadi
makrofag menghasilkan LDL yang teroksidasi. Makrofag akan memfagosit
a diubah darah
hiperlipid LDL dan akan berubah menjadi sel busa. Sel busa akhirnya akan menjadi
emia menjadi plak. Plak yang terbentuk menyebabkan pembuluh darah menyempit dan
elastisitas pembuluh darah berkurang (kaku) menyebabkan aterosklerosis.
b.sekunder
Aterosklerosis,
Timbunan lemak di dalam lapisan pembuluh darah (plak kolesterol) membuat saluran pembuluh darah menjadi
sempit sehingga aliran darah kurang lancar. Karena pembuluh darah sudah mengalami penyempitan dan pengerasan
oleh plak kolesterol, maka bekuan darah ini mudah menyumbat pembuluh darah secara total. Kondisi ini disebut
dengan aterosklerosis
c. Hipertensi
Tingginya glukosa dalam darah dapat meningkatkan viskositas darah sehingga laju alir darah berkurang. Hal ini dapat
menyebabkan meningkatnya tekanan darah serta berkurangnya suplai nutrisi dan oksigen menuju ke jaringan.
Jaringan yang kekurangan oksigen akan mengalami hipoksia sehingga terjadi peningkatan curah jantung untuk
kembali memenuhi kebutuhan nutrisi dan oksigen jaringan. Peningkatan curah jantung ini mengakibatkan
peningkatan tekanan darah juga.
Ayu Rahmawati Hidayat_ 1206210944
e. Frozen Shoulder
Frozen shoulder atau bahu kaku adalah kondisi yang ditandai dengan rasa sakit dan gerak aktif dan pasif yang
terbatas pada bahu.
Kadar glukosa yang tinggi Diperkirakan pasien dengan
Menjadi tidak elastis
menyebabkan akumulasi glikosilasi diabetes memiliki setidaknya dua
dan lebih rentan
produk akhir yang membentuk cross- kali lebih banyak jenis kolagen
terhadap proses
link dengan kolagen (reaksi ini daripada pasien non-diabetes
degeneratif
Maillard) pada usia yang sama
f. Infeksi Jamur
Infeksi jamur atau mikosis adalah infeksi yang disebabkan oleh jamur yang menyebabkan suatu penyakit
dan melemahkan daya taha tubuh (iso farmakoterapi). Seiring dengan menurunnya sistem imun, penderita
diabetes hendaknya lebih waspada dan menjaga kebersihan diri untuk mengindari komplikasi penyakit yang
lebih lanjut. Daerah yang kotor dan lembab merupakan tempat terbaik tumbuhnya jamur. Daerah yang rentan
terjangkit infeksi jamur adalah daerah lipatan paha. Daerah ini rentan sekali akan kondisi lembab karena dekat
dengan saluran buang air kecil. Jika penderita diabetes tidak membersihkan daerah tersebut secara bersih dan
kering, air seni dapat menempel dilipatan-lipatan paha. Suasana yang lembab serta kadar gula yang tinggi pada
air seni dapat menyebabkan jamur tumbuh subur. Jamur yang tumbuh dapat mengakibatkan rasa gatal dan
keinginan untuk menggaruk. Jika dibiarkan, garukan tersebut justru akan menimbulkan luka yang sukar
sembuh.
g. Angina
Angina pektoris adalah nyeri hebat yang berasal dari jantung dan terjadi sebagai respon terhadap suplai
oksigen yang tidak adekuat ke sel-sel miokardium.
Abnormalitas ectorism glukosa pada penderita DM menimbulkan komplikasi makrovaskuler yang
menyerang pembuluh darah besar jantung, akhirnya komplikasi tidak tertangani dan terjadi aterosklerosis.
Aterosklerosis yang terjadi pada pembuluh darah jantung, terjadi penurunan supply oksigen ke jantung pada
proses anaerob sehingga terjadi iskemia. Lalu karena kurangnya oksigen yang dibutuhkan jantung,
menyebabkan hipoksia sehingga terjadi pembentukan asam laktat di jantung (ADP tak dikonversi menjadi
ATP) yang lama-lama terjadi penumpukan laktat di jantung (ADP tinggi bukan karena ATP) hingga
menyebabkan angina pektoris.
h. Iskemia
Kebutuhan akan oksigen yang melebihi kapasitas oksigen oleh pembuluh yang terserang penyakit
menyebabkan iskemia miokardium lokal. Iskemia bersifat sementara akan menyebabkan perubahan
reversible pada tingakat sel dan jaringan dan menekan fungsi miokardium.
Ayu Rahmawati Hidayat_ 1206210944
i. Gagal jantung kongestif
Gagal jantung kongestif merupakan kongesti sirkulasi akibat disfungsi miokardium. Disfungsi ventrikel kiri
atau gagal jantung kiri menimbulkan kongesti pada vena pulmonalis, sedangkan disfungsi ventrikel kanan
atau gagal jantung kanan mengakibatkan kongesti vena sistemik. Kegagalan pada kedua ventrikel dinamakan
gagal biventrikel. Manifestasi klinis gagal jantung mencerminkan derajat kerusakan miokardium dan
kemampuan serta besarnya respon kompensasi.
j. Glaukoma
Yaitu penyakit mata yang bercirikan peningkatan cairan-cairan mata intraokuler. Hal ini disebabkan oleh
cairan mata terbentuk di mukosa tipis di belakang pupil dan melalui liang pupil. Bila cairan mata ini tidak
dapat keluar dari ruang mata depan karena penyumbatan, maka tekanan intra okuler akan meningkat.
Peningkatan pada bola mata disebabkan oleh tekanan darah yang tinggi. Faktor yang mempengaruhi tekanan
darah adalah volume pembuluh darah dan viskositas darah.
k. Infark miokard
Yaitu proses kerusakan atau kematian sel-sel miokardium dikarenakan sel-sel miokardium tidak
mendapatkan suplai oksigen dari darah, yang disebabkan oleh sumbatan plak dan trombus (aterosklerosis).
Gejala klinisnya nyeri dada, mual, muntah, lemas, kulit dingin dan pucat, dan cemas. Awalnya terjadi
aterosklerosis. Plak mempersempit pembuluh darah perifer jantung. Plak ruptur, bekuan darah pada
permukaan plak. Aliran darah terhambat, suplai oksigen ke miokard menurun. Terjadi iskemia. Lalu
terjadilah infark miokard.
l. Stroke
Penyakit serebrovaskuler (pembuluh darah otak) yang ditandai dengan kematian jaringan otak (infark
serebral) yang terjadi karena berkurangnya aliran darah yang menyebabkan berkurangnya supply oksigen ke
otak.
Stroke akibat DM sering dijumpai pada diabetes tipe 2 yang terjadi akibat aterosklerosis pembuluh-
pembuluh darah otak dan hipertensi lalu pembuluh darah menjadi lemah dan akhirnya pecah. Trombus yang
dihasilkan pada aterosklerosis dapat menyumbat pembuluh arteri otak. Penyumbatan tersebut menyebabkan
hipoksia. Hipoksia berkepanjangan menyebabkan cidera dan kematian sel-sel neuron. Kerusakan otak karena
stroke, terjadi akibat pembengkakan dan edema yang timbul dalam 24-72 jam pertama setelah kematian sel-
sel neuron.
KELOMPOK 3
DIAGNOSIS * Tes harus dilakukan di laboratorium dengan menggunakan metode
Pemeriksaan Gula Darah yang bersertifikat NGSP (National Glycohemoglobin Standardization
Program) dan standar untuk uji DCCT ( Diabetes Control and
HbA1C ≥6.5% (48 mmol/mol)*
Complications Trial).
Nilai HbA1c 5,7-6,4%: resiko tinggi DM
Gula darah puasa ≥ 126 mg/dL (7,0 HbA1c: derivat terglikosilasi hasil interaksi spontan antara glukosa
mmol/L)** dengan hemoglobin pada sel darah merah.HbA1C akan mencerminkan
pengendalian metabolisme glukosa selama 3-4 bulan
Kadar gula darah 2 jam selama uji
toleransi glukosa (TTGO) ≥ 200 mg/dL ** Puasa yang dimaksud adalah tanpa intake kalori selama minimal 8
(11,1 mmol/L)*** jam
Pasien dengan gejala klasik *** Pengujian kadar gula darah 2 jam selama uji toleransi glukosa
hiperglikemia+ glukosa plasma sewaktu menggunakan 75 gram glukosa anhidrat yang dilarutkan dalam air
≥ 200 mg/dL (11,1 mmol/L)****
**** Glukosa plasma sewaktu merupakan hasil pemeriksaan
sesaat pada suatu hari tanpa memperhatikan waktu makan
terakhir
Ayu Rahmawati Hidayat_ 1206210944
Pemeriksaan Profil Lipid
Defisiensi insulin + hiperglikemia perubahan lipoprotein plasma pada diabetes → peningkatan resiko
penyakit jantung dan stroke. Kondisi ini disebut Diabetic DyslipidemiaDitandai tinggi TG dan LDL, HDL
rendah.
Jika kadar kolesterol total ≥200 mg/dL atau
kadar HDL < 40 mg/dL, maka pemeriksasan
lipoprotein keseluruhan perlu dilakukan. TG <
400 mg/dL, maka kadar dpt dihitung dg rumus
LDL ( kolestrol total-VLDL-HDL)dan
VLDL(TG/5).
Pemeriksaan Kreatinin
Fungsi:
-Mengukur jumlah kreatinin dalam darah
-Mendiagnosa fungsi ginjal karena
nilainya mendekati glomerular filtration
rate (GFR)
LDH-1
14-26%
(Jantung)
LDH-2 29-39%
Algoritma Terapi
a. DM Tipe 1
Rejimen injeksi dua kali sehari dibagi atas 2 injeksi
yaitu pada pagi hari injeksi insulin dengan NPH
(Neutral Protamine Hagedorn) dan regular insulin
sebelum sarapan dan sebelum makan malam. Dapat
diasumsikan bahwa injeksi NPH insulin pagi hari
menyediakan basal insulin untuk sehari dan makan
siang; regular insulin pada pagi hari mencakup
untuk sarapan; NPH insulin sore untuk sisa harinya;
dan insulin regular pada sore hari untuk makan
malam. Dosis bisa dimulai dengan 0,6 units/kg/hari,
dengan 2/3 pada pagi hari dan 1/3 pada malam hari.
b. DM Tipe 2
Pasien dengan HbA1C (glycolasted
hemoglobin) ≤7% biasanya
pengobatannya dengan pengobatan
melalui gaya hidup dengan atau
tanpa insulin. Apabila >7% tapi <8%
pengobatan awalnya yaitu dengan
agen oral tunggal. Pasien dengan
HbA1C awal yang tinggi dapat
dilakukan dengan terapi awal berupa
dua agen oral atau insulin.
Kebanyakan pasien dengan HbA1C
lebih dari 9% hingga 10%
membutuhkan dua atau lebih agen
untuk tujuan glikemik.
Pasien dengan obesitas tanpa
kontraindikasi dapat dimulai dengan
metformin di awal sekitar 2.000
mg/hari. Pasien yang mendekati
berat badan normal diobati dengan
secretagogus insulin. Metformin dan
secretagogus adalah obat terapi lini
pertama dan kedua. Awal terapi
kombinasi oral untuk pasien dengan
HbA1C lebih dari 9% hingga 10%
harus dipertimbangkan, dan
beberapa produk kombinasi oral
telah disetujui (Glucovane and
Metaglip) telah disetujui sebagai
terapi lini pertama. Tiazolidinedion
dapat digunakan pada pasien yang
Penatalaksanaan Dabetes Melitus tipe II menurut American Diabetes Association mempunyai kontraindikasi dengan
metformin.
sebelum makan
LANGKAH KETIGA:
Insulin yang diberikan berupa suntikan short acting atau rapid acting yang diberikan
menghasilkan target glikemia mengintensifkan insulin
Penyesuaian lebih lanjut Apabila intervensi pola hidup, metformin, dan sulfonilurea atau insulin basal tidak
Ayu Rahmawati Hidayat_ 1206210944
Populasi Khusus
Olahraga pada DM :
• Olahraga dapat meningkatkan kepekaan reseptor terhadap insulin.
• Peningkatan kepekaan terhadap insulin dapat menyebabkan penurunan gula darah dan kadar lemak
darah.
• Senam sehat: Gerakan ditekankan pada gerakan ritmik otot, sendi, vaskular, dan saraf dalam bentuk peregangan
dan relaksasi. Dan senam kaki dapat membantu memperbaiki sirkulasi darah dan juga memperkuat otot-otot kecil
kaki
Penatalaksanaan Hipoglikemik
Gejala Hipoglikemik Ringan dan Sedang:
• 150-200 ml teh manis / jus buah / 6-10 butir permen / 2-3 sendok teh sirup atau madu
• Bila gejala tidak berkurang dalam 15 menit, ulangi pemberiannya
• Tidak dianjurkan untuk mengkonsumsi makanan tinggi kalori seperti coklat, kue, donat, es krim
Gejala Berat
• Bila pasien dalam keadaan tidak sadar, jangan memberikan makanan atau minuman
• Pemberian glukosa cepat (iv) tiap flakon (25 cc) Dex 40% (10 gr Dex) dapat menaikkan kadar glukosa kurang
lebih 25-30 mg/dL.
<30 mg/dL : injeksi Dex 40% 3 flakon
30-60 mg/dL : injeksi Dex 40% 2 flakon
60-100 mg/dL : injeksi Dex 40% 1 flakon
• Follow up atau monitoring kadar glukosa pasien 30 menit setelah injeksi. Apabila belum mencapai kadar >120
mg/dL dapat diberikan 1 flakong lagi sampai 2-3 kali.
Ayu Rahmawati Hidayat_ 1206210944
Cara Merawat Luka Kaki pada Penderita Diabetes
• Cuci bagian luka pada kaki termasuk • Jika ingin bepergian jauh dan menggunakan sepatu dan juga
bagian kaki lainnya dengan air hangat dan sabun kaos kaki, maka sebaiknya menggunakan bedak terlebih
antiseptik dahulu agar nantinya kaki tidak terlalu lembab
• Keringkan dengan kain lembut secara • Jika terjadi keadaan seperti kaki melepuh, kulit kaki pecah
perlahan dan pastikan semua bagian kaki telah pecah, kuku rapuh, perubahan warna kulit, maka sebaiknya
dilap hingga kering. cepat hubungi dokter.
• Oleskan pelembab untuk mencegah • Potong kuku jari kaki jika telah panjang, namun harus tetap
kekeringan, kecuali bagian sela sela jari waspada dan hati hati jangan sampai terluka.
• Membalut luka, Jika luka kaki • Jangan terlalu lama untuk duduk bersila, hal tersebut karena
diabetes tersebut basah dan juga bernanah, maka dapat mengganggu sirkulasi darah dan kadang kala gerak –
harus sering dibersihkan agar nantinya bisa gerakan kaki agar sirkulasi darah menjadi kembali lancar.
selalu bersih dan tidak terjadi penyebaran • Selalu menggunakan alas kaki seperti sandal saat bepergian,
infeksi dari kuman dan bakteri namun gunakan yang agak longgar jangan yang terlalu pas
• Tidak disarankan merendam kaki anda agar nantinya tetap ada sirkulasi udaranya.
karena dikawatirkan menimbulkan kelebaban • Setiap habis dipakai, maka seringlah mencuci kaos kaki, dan
gunakan kaos kaki yang tidak terlalu ketat