TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian
penyakit dengan etiologi heterogen yang kompleks, ditandai dengan kelainan kronis
oleh defisiensi insulin atau insulin resistensi (Ali, 2015). Kelainan ini
pemanfaatan glukosa untuk tujuan energi. Diabetes mellitus tipe 2 (T2DM), juga
yang sangat kompleks dan gangguan metabolisme jangka panjang yang ditandai
dengan gula darah tinggi, resistensi insulin, dan kekurangan insulin relative
militus adala suatu penyakit kronis yang disebabkan oleh ketidak mampuan tubuh
memiliki kadar gula darah puasa lebih dari 126 mg/dl dan kadar gula darah sewaktu
(IDDM, diabetes bergantung pada insulin), dengan hilangnya sel beta penghasil
insulin pada pankreas sehingga terjadi kekurangan insulin pada tubuh, penyebab
terbanyak dari kehilangan sel beta pada diabetes tipe 1 adalah kesalahan reaksi
tersebut dapat dipicu oleh adanya infeksi pada tubuh, kerusakan pada sel-sel β
oleh infeksi virus atau endapan besi dalam pankreas (hemokromatosis atau
hanya jumlah kecil maka penderita tipe 1 ini selalu tergantung pada insulin.
Diabetes mellitus tipe 2 yang disebut Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus
kombinasi dari catatan dalam produksi insulin dan resistensi terhadap insulin
insulin, yang ditandai dengan meningkatnya kadar insulin di dalam darah. Pada
tipe 2, sel-sel β pada pankreas tidak rusak, walaupun hanya sedikit yang normal
sehingga bisa mengsekresi insulin, tetapi dalam jumlah kecil sehingga tidak
seperti: Efek genetik fungsi sel β, kerja insulin, penyakit eksokrin pancreatitis,
endokrinopati, karena obat atau zat kimia, infeksi, imunologi, dan sindrom
genetik lain.
d. Diabetes gestasional
didefinisikan sebagai suatu intoleransi glukosa yang terjadi atau pertama kali
ditemukan pada saat hamil yang terjadi karena peningkatan sekresi berbagai
Menurut Aini & Aridiana (2016), penyebab diabetes menurut tipenya antara lain:
defisiensi insulin absolut. Pada diabetes mellitus tipe 1 sistem imun tubuh
sendiri secara spesifik menyerang dan merusak sel-sel penghasil insulin yang
terdapat pada pankreas. Belum diketahui hal apa yang memicu terjadinya
kejadian autoimun ini, namun bukti-bukti yang ada menunjukan bahwa faktor
genetik dan faktor lingkungan seperti infeksi virus tertentu berperan dalam
prosesnya. Sekitar 70-90% sel β harus sebelum timbul gejala klinis. Pasien
diabetes mellitus tipe 1 harus menggunakan injeksi insulin dan menjalankan diet
secara ketat.
defisiensi insulin relatif sampai defek sekresi insulin disertai resistensi insulin.
Penyebab resistansi insulin pada diabetes sebenarnya tidak begitu jelas, tetapi
1) Kelainan genetik.
2) Usia
Stres dan diabetes mellitus sangat berkaitan erat. Tekanan kehidupan dan
teknologi yang semakin pesat dan berbagai penyakit yang sedang diderita
kadar gula darah. Pada keadaan stress akan terjadi pada peningkatan
hormon pertumbuhan.
terkena diabetes.
kg pada pria dan 8 kg pada wanita dari batas normal IMT (indeks masa
6) Infeksi
Masuknya bakteri atau virus kedalam pankreas akan berakibat rusaknya sel-
sel pankreas.
1) Defek genetik fungsi sel β (meturity onset diabetes of the young [MODY]
pankreatopati fibrokalkulus).
4. Manifestasi Klinis
gejala lainnya yaitu berat badan menurun, keletihan, kelemahan, tiba-tiba terjadi
perubahan pandangan, kebas pada tangan/kaki, kulit kering, luka sulit sembuh dan
sering muncul infeksi. Kondisi Ini menunjukkan kadar glukosa darah tidak
terkontrol dan jika tidak dilakukan penanganan yang tepat, lama kelamaan timbul
penyulit yang dapat terjadi pada semua pembuluh darah, di antaranya pembuluh
darah otak, pembuluh darah mata, pembuluh darah ginjal dan lain-lain. Jika sudah
terjadi penyulit maka usaha menormalkan sangat sulit, karena itu pencegahan dini
sangat diperlukan.
mempertahankan BB ideal sesuai umur dan TB, serta olahraga teratur. Kadang-
kadang manifestasi yang muncul tidak berat atau mungkin tidak ada, sebagai
patologi dan fungsional yang sudah terjadi lama sebelum diagnosa dibuat. Efek
terjadinya gagal ginjal, dan atau neuropati dengan risiko ulkus diabetik, amputasi,
glukosa darah sewaktu ≥200 mg/dl atau kadar glukosa darah puasa > 126 mg/dl,
kadar gula darah puasa ≥ 126 mg% dan gula darah 2 jam PP ≥ 200 mg%. Gula
darah 2 Jam PP antara 140-199 mg% belum dikatakan diabetes, tetapi sudah terjadi
tinggi sejak tahun 2000, yaitu tidak lagi menetapkan kadar gula darah sebelum
sarapan dan 2 jam setelah sarapan tetapi menentukan standar kadar dengan HbA1c.
Kadar ini harus terletak antara 6 dan 7%. HbA1c merupakan kadar gula dalam
eritrosit (%) yang mencerminkan kadar 3 bulan terakhir (eritrosit hidup 3 bulan),
plasma, yang sangat bervariasi dari hari ke hari dan jam ke jam. Angka ini diambil
karena menurut hasil studi terbanyak, kadar HbA1c diantara 6-7% berkorelasi
darah, lemah, dan kaki diabetik). Variabel kedua terbaik untuk mengurangkan
komplikasi diabetes setelah HbA1c adalah kadar glukosa puasa yang harus dibawah
140 mg%.
Pengukuran hemoglobin (Hb) terglikosilasi (A1c) adalah cara yang paling akurat
untuk menentukan tingkat ketinggian glukosa darah selama dua sampai tiga bulan
terakhir. Hemoglobin adalah bagian dari sel darah merah yang mengangkut oksigen,
salah satu jenisnya adalah HbA dan HbA1c yang merupakan subtipe spesifik dari
HbA. Semakin tinggi kadar glukosa darah akan semakin cepat HbA1c terbentuk
penatalaksanaan DM bisa dinilai dengan kadar HbA1c. Kadar ini juga merupakan
pemeriksaan tunggal terbaik untuk menilai resiko terhadap kerusakan jaringan yang
disebabkan oleh tinggginya kadar glukosa darah, contohnya pada saraf dan
pembuluh darah kecil di mata dan ginjal. Selain itu juga bisa menilai resiko
menjadi 2 yaitu:
Non Ketotik (HNK), dan Asidosis Laktat (AL). hiperglikemia yaitu apabila
kadar gula darah lebih dari 250 mg% dan gejala yang muncul yaitu poliuri,
hipoglikemia.
kadar gula di dalam darah berada di bawah kadar normal. Zat gula didapat
dalam aliran darah untuk selanjutnya disalurkan ke seluruh sel-sel yang ada
di jaringan tubuh.
3) Efek somogi, Efek sumogi adalah efek penurunan unik kadar glukosa darah
pada pagi hari (antara jam 5 dan 9, referensi lainnya menyebutkan antara
kadar glukosa pada pagi hari. Fenomena ini dapat dijumpai pada penderita
jantung, pembulu darah tepi, dan pembulu darah otak. Pembulu darah besar
hilangnya fungsi saraf sensorik. Semua ini dapat menunjang terjadi trauma
berikut ini :
Komplikasi DM
Makroangiopati
Hipoglikemia - penyakit
Krisis Hipergilkemia kardiovaskuler
-Probable
- Stroke
hipoglikemia - Ketoasidosis (KAD)
- Hipoglikemia - Dyslipidemia
- Hiperosmolar
asimptomatik - Penyakit pembuluh
Hiperglikemia State
- Hipoglikemia darah perifer
(HHS)
simptomatik - Hipertensi
6. Pemeriksaan Diagnostik
- Hipoglikemia berat
Mikroangiopati
a. Labooratorium - Retinopati diabetic
Skema 2.2 Komplikasi Diabetes Melitus (Sulastri, 2022) - Nefropati diabetic
Pemeriksaan penunjang laboratorium pada kasus diabetes mellitus adalah diabetic
- Neuropati Kadar
glukosa darah puasa dan 2 jam setelah tes toleransi glukosa oral dan
1) Profil lipid, dilakukan pada keadaan puasa yakni High Density Lipoprotein
3) Ureum dan creatinine atau test fungsi ginjal dan estimasi GFR
b. Radiologi
1) Elektrokardiogram
7. Penatalaksanaan
cegah atau di perlambat. Empat pilar utama dalam pengelolaan diabetes mellitus
a. Perencanaan makan
Prinsip pola makan adalah melakukan pengaturan pola makan yang didasarkan
makan secara konsisten. Salah satu manfaat dan tujuan pengaturan pola makan
adalah menurunkan kadar glukosa darah dan berat badan senormal mungkin.
b) Minum air dalam jumlah banyak, susu skim dan minuman berkalori
f) Jadikan nasi, roti, kentang, atau sereal sebagai menu utama setiap
makan.
stress akut, dan kegiatan jasmani. Penentuan status gizi dapat digunakan
Untuk laki-laki kurang dari 160 cm, wanita kurang dari 150 cm,
Latihan jasmani dianjurkan untuk dilakukan secara teratur (3-5 kali seminggu)
Pasien dengan kadar glukosa darah lebih dari 250 mg/dl tidak dianjurkan untuk
latihan jasmani karena akan meningkatkan kadar glukosa darah dan benda
keton. Aktivitas minimal otot skeletal lebih dari sekedar yang diperlukan untuk
ventilasi basal paru, dibutuhkan oleh semua orang termasuk diabetisi sebagai
c. Penyuluhan
Bila dilihat dari empat pilar pengelolahan diabetes mellitus, tingkat kepatuhan
dengan perubahan gaya hidup (perencanaan makan dan kegiatan jasmani), jika
kadar HbA1c lebih dari 6,5 atau tidak berhasil dengan perubahan gaya hidup,
diberikan obat anti diabetes. 4 macam golongan obat minum yang digunakan
melepaskan insulin. Obat ini fungsinya sama dengan suntikan insulin karena
obat ini memiliki efek samping hipoglikemia sehingga harus diminum saat
tolbutamize.
oleh sel usus dan mengurangi penyerapan glukosa seteah makan. Metformin
merupakan obat yang paling aman digunakan hingga saat ini karena tidak
diare, dan mual. Oleh karena itu, konsumsinya bersama makanan dan
tidak boleh digunakan pada penderita dengan gangguan fungsi hati dan
ginjal.
karbohidrat, oleh karena itu dikonsumsi makan atau tidak boleh lebih dari 15
Acarbose merupakan obat pilihan bagi diabetisi yang memiliki kadar gula 2
jam setelah makan tinggi. Untuk pemakaian dalam jangka lama, biasanya
pada penderita dilakukan pengecekan fungsi hati dan ginjal mengingat efek
sampingnya terhadap kedua organ tersebut. Selain itu juga di dapat keluhan
Proses asuhan keperawatan pada kasus diabetes mellitus terdiri atas pengkajian,
1. Pengkajian
keluarga meliputi infeksi perkemihan, dan infeksi kulit khususnya pada kaki,
kemampuan untuk mengikuti rencana diet seperti gaya hidup, budaya dan kondisi
psikososial pasien.
2. Masalah keperawatan
Bebarapa masalah keperawatan yang muncul pada kasus diabetes mellitus yang
muncul sebagai akibat dari defisiensi insulin, peningkatan kadar gula dalam darah
b. Risiko infeksi
d. Defisist pengetahuan
g. Ketidakpatuhan
h. Deficit nutrisi
i. Keletihan
j. Resiko hypovolemia
3. Intervensi Keperawatan
Intervensi keperawatan pada kasus diabetes mellitus dapat dilihat pada table berikut
ini
c. Manjemen hipoglikemia
d. Manajemen medikasi
e. Manajemen Nutrisi/diet
f. Pemberian obat
i. Konseling nutrisi
c. Pencegahan infeksi
d. Pengontrolan infeksi
c. Pendampingan keluarga
c. Edukasi nutrisi
c. Perawatan kaki
d. Perawatan sirkulasi
e. Perawatan neurovaskuler
f. Perawatan amputasi
c. Manjemen neurovaskuler
d. Manjemen sirkulasi
e. Perawatan neurovaskuler
b. Manjemen perilaku
g. Pelibatan keluarga
b. Manajemen nutrisi
e. Edukasi nutrisi
f. Edukasi diet
g. Konseling nutrisi
d. Manajemen cairan
e. Manajemen medikasi
4. Implementasi keperawatan
5. Evaluasi keperawatan
Menilai keadaan atau kondisi pasien yang sudah dilakukan inrvensi baik secara
1. Dukungan Keluarga
yaitu :
a. Dukungan Penilaian
depresi dengan baik dan juga sumber depresi dan strategi koping yang dapat
lingkungan yang terjadi bila ada ekspresi penilaian terhadap individu. Individu
mempunyai yang dapat diajak bicara tentang masalah mereka, terjadi melalui
persetujuan terhadap ide ide atau perasaan seseorang dan perbandingan positif
seseorang dengan orang lain, misalnya orang yang kurang mampu. Dukungan
yang positif.
b. Dukungan Instrumental
material support), Suatu kondisi dimana benda atau jasa akan membantu
masalah. Dukungan nyata paling efektif bila dihargai oleh individu dan
c. Dukungan Informasional
Jenis Dukungan ini meliputi jaringan komunikasi dan tanggung jawab bersama,
pengarahan, saran, atau umpan balik tentang apa yang dilakukan oleh seseorang.
terapi yang baik bagi dirinya dan tindakan spesifik bagi individu untuk melawan
stressor. Individu yang mengalami depresi dapat keluar dari masalahnya dan
d. Dukungan Emosional
cemas dan kehilangan harga diri. Jika depresi mengurangi perasaan seseorang
akan hal yang dimiliki dan dicintai. Dukungan emosional memberikan individu
2. Pengetahuan
1. Definisi Pengetahuan
Pengetahuan adalah suatu hasil dari rasa keingintahuan melalui proses sensoris,
terutama pada mata dan telinga terhadap objek tertentu. Pengetahuan merupakan
domain yang penting dalam terbentuknya perilaku terbuka atau open behavior
atau hasil tahu seseorang terhadap suatu objek melalui pancaindra yang dimilikinya.
hubungannya. Diharapkan dengan pendidikan yang tinggi maka akan semakin luas
pendidikan formal saja, tetapi juga dapat diperoleh dari pendidikan non formal.
Pengetahuan akan suatu objek mengandung dua aspek yaitu aspek positif dan aspek
negatif. Kedua aspek ini akan menentukan sikap seseorang. Semakin banyak aspek
positif dan objek yang diketahui, maka akan menimbulkan sikap semakin positif
2. Tingkat Pengetahuan
mempunyai intensitas atau tingkatan yang berbeda. Secara garis besar dibagi
a. Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai recall atau memanggil memori yang telah ada
sebelumnya setelah mengamati sesuatu yang spesifik dan seluruh bahan yang
telah dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Tahu disisni merupakan
tingkatan yang paling rendah. Kata kerja yang digunakan untuk mengukur orang
yang tahu tentang apa yang dipelajari yaitu dapat menyebutkan, menguraikan,
b. Memahami (Comprehention)
Memahami suatu objek bukan hanya sekedar tahu terhadap objek tersebut, dan
c. Aplikasi (Application)
Aplikasi diartikan apabila orang yang telah memahami objek yang dimaksud
pada situasi atau kondisi yang lain. Aplikasi juga diartikan aplikasi atau
yang lain.
d. Analisis (Analysis)
sampai pada tingkatan ini adalah jika orang tersebut dapat membedakan,
e. Sintesis (Synthesis)
dalam suatu hubungan yang logis dari komponen pengetahuan yang sudah
perilaku baru di dalam diri orang tersebut terjadi beberapa proses, diantaranya:
a. Awareness ataupun kesadaran yakni apda tahap ini individu sudah menyadari
b. Interest atau merasa tertarik yakni individu mulai tertarik pada stimulus
tersebut.
baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya. Inilah yang menyebabkan
e. Adaption atau pengangkatan yaitu individu telah memiliki perilaku baru sesuai
a. Faktor Internal
b. Faktor internal meliputi jasmani dan rohani. Faktor jasmani adalah tubuh orang itu
c. Faktor Eksternal
1) Pendidikan
juga perilaku akan pola hidup terutama dalam memotivasi untuk sikap
2) Pekerjaan
Menurut Thomas yang kutip oleh Nursalam, pekerjaan adalah suatu
akan tetapi merupakan cara mencari nafkah yang membosankan, berulang, dan
menyita waktu.
3) Umur
Menurut Elisabeth BH yang dikutip dari Nursalam (2013), usia adalah umur
dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja. Dari
d. Faktor Lingkungan
Lingkungan ialah seluruh kondisi yang ada sekitar manusia dan pengaruhnya
e. Sosial Budaya
Sistem sosial budaya pada masyarakat dapat memberikan pengaruh dari sikap
menanyakan tentang isi materi yang akan diukur dari subjek penelitian atau
jawaban benar nilai 0 untuk jawaban salah. Berdasarkan skala data ratio maka
rentang skor pengetahuan dari 0 – 100. Hasil pengukuran dibagi menjadi tiga
kategori yaitu:
a. Pengertian
aturan atau posisi yang dimilikinya dalam suatu masyarakat atau organisasi
b. Macam – macam peran tenaga kesehatan menurut Potter dan Perry (2012)
pesan singkat padat dan jelas dan dapat diterima oleh komunikan.
DM
berupa alat peraga nutrisi atau contoh makanan yang dapat digunakan untuk
memberikan informasi tentang diit yang baik dan benar terhadap pasien DM.
1. Pengertian
melitus, yang sekilas tampak mudah tapi kenyataannya sulit mengendalikan diri
tantangan yang sangat besar bagi pasien DM supaya tidak terjadi komplikasi
(Bustan, 2015). Dari beberapa pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa
kepatuhan adalah sikap dan perilaku disiplin penderita DM yang taat terhadap
Diet merupakan salah satu dari empat pilar dalam pengelolaan Diabetes Melitus
sehingga diet sangat perlu untuk dikelola dengan baik. 18 Kendala utama pada
penanganan diet Diabetes Melitus adalah kejenuhan pasien dalam mengikuti Diet.
Kunci utama diet pada DM adalah 3J yaitu jumlah kalori, jenis makanan, dan
jadwal makanan. Zanti (2017), menjelaskan bahwa sebagian besar (53,1%) pasien
Diabetes Melitus tidak patuh pada standar diet Diabetes Melitus berdasarkan kepada
(tepat jumlah, jadwal dan jenis), sebagian besar subjek sudah mulai memilih jenis-
jenis bahan makanan yang sesuai dengan diet DM dalam perilaku makan sehari-
hari, tetapi untuk ketepatan jumlah maupun jadwal makan, masih banyak subjek
2. Komposisi/Jenis Makanan
Pasien DM juga harus membatasi makanan dari jenis gula, minyak dan garam.
yang merasa bosan, sehingga variasi diperlukan agar pasien tidak merasa bosan. Hal
1) Karbohidrat
e) Dianjurkan makan 3 kali sehari dan bila perlu diberikan makanan selingan
2) Lemak
c) Bahan makanan yang perlu dibatasi adalah yang banyak mengandung lemak
jenuh dan lemak trans antara lain: daging berlemak dan susu fullcream
3) Protein
b) Sumber protein yang baik adalah ikan, udang, cumi, daging tanpa lemak,
ayam tanpa kulit, produk susu rendah lemak, kacangkacangan, tahu dan
tempe
menjadi 0,8 g/kg BB perhari atau 10% dari kebutuhan energi, dengan 65%
diantaranya bernilai biologik tinggi. Kecuali pada pasien DM yang sudah
4) Natrium
c) Sumber natrium antara lain adalah garam dapur, vetsin, soda, dan bahan
5) Serat
b) Anjuran konsumsi serat adalah 20-35 gram/hari yang berasal dari berbagai
6) Pemanis Alternatif
sebagai bagian dari kebutuhan kalori, seperti glukosa alkohol dan fruktosa
c) Glukosa alkohol antara lain isomalt, lactitol, maltitol, mannitol, sorbitol dan
xylitol
sukralose, neotame
3. Kebutuhan Kalori
Ada beberapa cara untuk menentukan jumlah kalori yang dibutuhkan penyandang
DM, antara lain dengan memperhitungkan kebutuhan kalori basal yang besarnya 25-
pada beberapa faktor yaitu: jenis kelamin, umur, aktivitas, berat badan, dan lain-lain.
b. Bagi pria dengan tinggi badan di bawah 160 cm dan wanita di bawah 150 cm,
rumus dimodifikasi menjadi: Berat badan ideal (BBI) = (TB dalam cm - 100) x 1
dari BBI + 10 %
Normal 18,5-22,9, Dengan risiko 23,0-24,9, Obes I 25,0-29,9 dan Obes II ≥30.
Pengaturan diet dan terapi nutrisi sangat penting untuk merawat pasien Diabetes
melitus. Untuk mencapai tujuan nutrisi membutuhkan usaha - usaha dari tim termasuk
pasien itu sendiri. Maksud dari diet DM yaitu untuk membantu pasien memperbaiki
kebiasaan makan untuk mendapatkan kontrol metabolik yang lebih baik, dengan cara
asupan makanan dengan insulin, obat penurun glukosa oral dan aktivitas fisik,
mencapai dan mempertahankan kadar lipid serum normal, memberi cukup energi
menangani komplikasi akut pasien yang mendapat insulin dan masalah yang
berhubungan dengan latihan fisik bagi pasien yang memerlukan insulin untuk
kalori dan karbohidrat yang dikonsumsi pada setiap waktu makan merupakan hal
yang penting. Disamping itu konsistensi pada interval diantara waktu makan, dengan
Diabetes mellitus merupakan penyakit keturunan ataupun didapat dengan gejala yang
teridentifikasi adanya peningkatan kadar glukosa dalam darah sebagai akibat resistensi
insulin (Bustan, 2015). Diabetes mellitus tipe 2 (NIDDM) adalah jenis diabetes yang
banyak ditemukan di indonesia berusia diatas 40 tahun dan obesitas. Faktor yang
berpengaruh terhadap diabetes tipe ini adalah gen, keluarga, berat badan berlebih, diit
tinggi lemak, kurang olahraga (Bustan, 2015). Dampak yang sangat berbahaya bagi
tubuh bila sesorang mengidap diabetes mellitus adalah komplikasi dari penyakit
tersebut seperti gagal ginjal, hipertensi, penyakit pembuluh darah coroner, gagal
jantung, kebutaan, dan stroke. Namun untuk meminimal komplikasi tersebut dapat
dilakukan tindakan pencegahan salah satunya adalah dengan pengelolaan diit yang baik
dan benar. Pengelolaan diit dapat dilakukan dengan empat pilar utama seperti
pendidikan kesehatan atau edukasi, teraphy diet atau nutrisi medis, latihan jasmani dan
kontrol glukosa darah pada DM tipe 2 (Siopis, et. Al, 2017). Menu makanan diatur
sebaik mungkin sesuai anjuran sebagai kunci sukses manajemen diabetes mellitus.
Penyebab DM:
Komplikasi DM:
1. Gen atau keturunan
2. Usia 1. Penyakit pembuluuh darah
3. Jenis kelamin coroner
4. Kegemukan atau obesitas 2. Gagal jantung
5. Pola makan 3. Gagal ginjal
6. Latihan atau aktifitas fisik 4. Hipertensi
7. Rasa atau etnis 5. Stroke
8. Stres 6. Kebutaan
Diabetes Melitus
Kepatuhan diet:
1. Jumlah makanan
Pengelolaan diet DM: 2. Jenis makanan
3. Jadwal makanan
1. Diet diabetes mellitus
2. Manajemen olahraga atau
latihan jasmani
3. Terapi farmakologi Faktor yang mempengaruhi:
4. Kontrol gula darah
1. Demografi pasien
2. Lama menderita DM
3. Dukungan keluarga
4. Peran petugas kesehatan
5. pengetahuan