Anda di halaman 1dari 7

UNIVERSITAS INDONESIA

ANATOMI FISIOLOGI DAN PENGKAJIAN KEPERAWATAN


SISTEM PERKEMIHAN

Sebastianus Doo 2106679495

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN


PROGRAM STUDI MAGISTER
KEPERAWATAN
2021
A. ANATOMI FISIOLOGI peritubular. Darah yang mengalir
SISTEM PERKEMIHAN melalui sistem portal ini akan
Secara anatomi sistem perkemihan dialirkan ke dalam vena,
dimulai dari ginjal, ureter, kandung selanjutnya menuju vena
kemih dan uretra. interlobularis, vena arkuata, vena
interlobaris dan vena renalis, dan
akhirnya mencapai vena cava
inferior. Aliran darah keginjal
sekitar 1.200 ml darah per menit,
suatu volume yang sama dengan 20
– 25 persen curah jantung (5.000
ml per menit).
Nefron, merupakan unit fungsional
Ginjal, merupakan organ yang ginjal, terdapat kurang lebih 1 juta
berbentuk seperti kacang, berwarna nefron. Setiap nefron terdiri dari
merah tua, terletak di kedua sisi Kapsula Bowman, yang mengitari
kolumna vertebralis, dilindungi rumbai kapiler glomerulus,
oleh tulang costa dan otot2 kosta Tubulus Proksimal, Lengkung
dari trauma diabgian posterior, Henle, dan Tubulus distal, yang
sedangkan dianterior dilindungi mengosongkan diri ke dalam
oleh bantalan usus yang tebal. Duktus Kolektivus.
Ginjal kanan sedikit lebih rendah
dibandingkan dengan ginjal kiri.
Ginjal mendapatkan aliran dari
aorta abdominal yang bercabang
menjadi arteri renalis kanan dan
kiri.

Korpuskulus Ginjal, Korpuskulus


ginjal terdiri dari Kapsula Bowman
dan rumbai kapiler glomerulus.
Glomerolus, merupakan unit Kapsula bowman merupakan suatu
fungsional terkecil yang invaginasi dari tubulus proksimal.
merupakan gabungan dari Kapsula bowman dilapisi oleh sel-
pembuluh darah yang terkecil sel epitel, yaitu sel epitel parietal
setelah arteriola renalis aferen dari dan sel-sel epitel viseral. Tiga
ginjal. glomeruli bersatu faktor pada proses filtrasi dalam
membentuk arteriola eferen yang kapsula bowman menggambarkan
kemudian bercabangcabang integrasi ketiga faktor tersebut
membentuk sistem portal kapiler yaitu: Tekanan osmitik (TO).
yang mengelilingi tubulus dan Tekanan yang dikeluarkan oleh air
kadang-kadang disebut kapiler (sebagai pelarut) pada membrane
semipermeabel sebagai usaha mempengaruhi sel-sel
untuk menembus membrane jukstaglomerulus sehingga
semipermeabel ke dalam area yang meningkatkan pengeluaran renin.
mengandung lebih banyak molekul Tetapi penurunan kadar natrium
yang dapat melewati membrane dalam tubulus tidak dapat
semipermeabel. Pori-pori dalam menurunkan pengeluaran renin,
kapiler glomerulus membuat karena kadar natrium dalam
tubulus distal normalnya cukup
membrane semipermeabel
rendah. Juga ada bukti, bahwa
memungkinkan untuk melewati
sistem saraf simpatis dan
yang lebih kecil dari air tetapi katekolamin dapat mempengaruhi
mencegah molekul yang lebih sekresi renin.
besar misalnya protein dan plasma.
Tekanan hidroststik (TH). Sekitar Sistem renin angiotensin,
15 mmHg dihasilkan oleh adanya Pengeluaran renin dari ginjal akan
filtrasi dalam kapsula dan mengakibatkan pengubahan
angiotensinogen menjadi
berlawanan dengan tekanan
angiotensin I. Angiotensin I
hidrostatik darah. Filtrasi juga
kemudian diubah menjadi
mengeluarkan tekanan osmitik 1-3 angiotensin II oleh suatu enzim
mmHg yang berlawanan dengan konversi (Converting Enzyme)
osmitik darah. yang ditemukan di dalam kapiler
Perbedaan tekanan osmitik paru-paru. Angiotensin II
plasma dengan cairan dalam meningkatkan tekanan darah
kapsula bowman mencerminkan melalui efek vasokonstriksi
perbedaan kosentrasi protein, arteriola perifer dan merangsang
perbedaan ini menimbulkan pori- aldosteron. Peningkatan kadar
pori kapiler mencegah protein aldosteron akan merangsang
plasma untuk difiltrasi. reabsorbsi natrium (Na+)
Aparatus Jukstagromerolus, mengakibatkan peningkatan
Terdapat dua teori penting reabsorbsi air, dengan demikian
mengenai pengaturan pengeluaran volume plasma akan meningkat.
renin. Menurut teori pertama, sel- Peningkatan volume plasma ikut
sel jukstaglomerulus berfungsi berperan dalam peningkatan
sebagai baroreseptor (sensor tekanan darah yang selanjutnya
tekanan) yang sensitif terhadap akan mengurangi iskemia ginjal.
aliran darah melalui arteriola Fisiologi ginjal, Fungsi ginjal:
aferen. Penurunan tekanan arteria Mengatur volume air (cairan dalam
akan merangsang peningkatan tubuh). Mengatur keseimbangan
granularitas sel-sel osmitik dan mempertahankan
jukstaglomerulus sehingga keseimbangan ion yang optimal
mengeluarkan renin. Menurut teori dalam plasma (keseimbangan
kedua, sel-sel makula densa tubulus elektrolit). Mengatur keseimbangan
distal bertindak sebagai asam-basa cairan tubuh bergantung
kemoreseptor yang sensitif pada apa yang dimakan, campuran
terhadap natrium dari cairan makanan menghasilkan urine yang
tubulus. Peningkatan kadar natrium bersifat agak asam, pH kurang dari
dalam tubulus distal akan 6 ini disebabkan hasil akhir
metabolism protein. Ekskresi sisa
hasil metabolism (ureum, asam lain-lain, yang diteruskan ke
urat, kreatinin) zat-zat toksik, obat- tubulus ginjal.
obatan, hasil metabolism 2. Proses reabsorpsi, Proses ini
hemoglobin dan bahan kimia asing terjadi penyerapan kembali
(pestisida). Fungsi hormonal dan sebagian besar glukosa,
metabolisme. Ginjal menyekresi natrium, klorida, fosfat, dan ion
hormon renin yang mempunyai bikarbonat. Prosesnya terjadi
peranan penting mengatur tekanan secara pasif yang dikenal
darah (sistem renin angiotensin oblogator reabsorpsi terjadi
aldesteron) membentuk pada tubulus atas. Sedangkan
eritripoiesis mempunyai peranan pada tubulus ginjal bagian
penting untuk memproses bawah terjadi kembali
pembentukan sel darah merah penyerapan natrium dan ion
(eritropoiesis). bikarbonat. Bila diperlukan
Uji fungsi ginjal terdiri dari: akan diserap kembali ke dalam
Uji protein (albumin), Bila ada tublus bagian bawah.
kerusakan pada glomerulus atau Penyerapannya terjadi secara
tubulus, maka protein dapat bocor aktif dikenal dengan reabsorpsi
dan masuk ke urine. fakultatif dan sisanya dialirkan
Uji konsentrasi ureum darah, pada papilla renalis.
Bila ginjal tidak cukup 3. Proses sekresi, Sisanya
mengeluarkan ureum maka ureum penyerapan urine kembali yang
darah naik di atas kadar normal 20- terjadi pada tubulus dan
40 mg%. diteruskan ke piala ginjal
Uji konsentrasi, Pada uji ini selanjutnya diteruskan ke ureter
dilarang makan dan minum selama masuk ke vesika urinaria.
12 jam untuk melihat sampai
berapa tinggi berat jenis naiknya.
Proses pembentukan urin, Urine
berasal dari darah yang di bawa
arteri renalis masuk kedalam ginjal,
darah ini terdiri dari bagian yang
padat yaitu sel darah dan bagian
plasma darah.
Ada tiga tahap pembentukan urine:
1. Proses filtrasi, Terjadi di Ureter, Terdiri dari 2 saluran pipa,
glomerulus, proses ini terjadi masing–masing bersambung dari
karena permukaan aferen lebih ginjal ke kandung kemih (vesika
besar dari permukaan eferen urinaria), panjangnya ± 25-30 cm,
maka terjadi penyerapan darah. dengan penampang ± 0,5 cm.
Sedangkan sebagian yang Ureter sebagian terletak dalam
tersaring adalah bagian cairan rongga abdomen dan sebagian
darah kecuali protein. Cairan terletak dalam rongga pelvis.
yang tersaring ditampung oleh Vesika urinaria (kandung
simpai bowman yang terdiri kemih), dapat mengembang dan
dari glukosa, air, natrium, mengempis seperti balon karet,
klorida, sulfat, bikarbonat dan terletak di belakang simfisis pubis
di dalam rongga panggul. Bentuk
kandung kemih seperti kerucut Anamnese, pada anamnesis
yang dikelilingi oleh otot yang tanyakan kepada pasien mengenai
kuat, berhubungan dengan frekuensi berkemih, warna urin,
ligamentum vesika umbilikalis apakah ada kencing darah atau
medius. kencing nanah, apakah sering
Uretra, Uretra merupakan saluran terbangun dimalam hari untuk BAK,
sempit yang berpangkal pada apakah BAK sendiri tanpa sadar.
kandung kemih yang berfungsi Apakah ada keluhan nyeri saat
menyalurkan air kemih keluar. buang air kecil, riwayat trauma,
Proses miksi, Mikturisis adalah riwayat operasi,riwayat penyakit
peristiwa pembentukan urine. terdahulu
Karena dibuat di dalam, urine Pemeriksaan fisik:
mengalir melalaui ureter ke Inspeksi, bentuk abdomen simteris,
kandung kencing. Keinginan namun dalam keadaan kandung
membuang air kecil disebabkan kemih terisi penuh dan ada
penambahan tekanan di dalam gangguan BAK biasanya supra
kandung kencing, dan tekanan ini pubic pasien terlihat menonjol, atau
di sebabkan isi urone di dalamnya. adanya masa pada organ.
Hal ini terjadi bila tertimbun 170 Auskultasi, dengarkan Abdominal
sampai 230 ml. mikturisi adalah Bruits and Friction Rubs: Jika
gerak reflek yang dapat pasien memiliki tekanan darah
dikendalikan dan ditahan oleh tinggi, dengarkan di epigastrium dan
pusat-pusat persarafan yang lebih di setiap kuadran atas untuk
tinggi pada manusia. Gerakannya mengetahui adanya bruit. ketika
ditimbulkan kontraksi otot pasien duduk, dengarkan juga di
abdominal yang menambah sudut costovertebra. Bruit
tekanan di dalam rongga abdomen, epigastrium yang terbatas pada
dan berbagai organ yang menekan sistol dapat terdengar secara normal.
kandung kencing membantu Sebuah bruit di garis midclavicular
mengkosongkannya. Kandung yang memiliki sistolik dan diastolik
kencing dikendalikan saraf pelvis komponen sangat dikaitkan dengan
dan serabut saraf simpatis dari Stenosis arteri ginjal sebagai
pleksus hipogastrik. penyebab hipertensi.
Ciri urin normal, Jumlahnya rata- Perkusi, bila ada keluhan nyeri
rata 1-2 liter sehari, tetapi beda- abdomen lakukan perkusi ginjal
beda sesaui jumlah cairan yang dengan lembut dengan cara gunakan
dimasukan. Warnanya bening perkusi kepalan tangan. Tempatkan
oranye pucat tanpa endapan, tetapi bola satu tangan di sudut
adakalanya jenjot lendir tipis costovertebral dan pukul dengan
tanpak terapung di dalamnya. permukaan ulnaris kepalan tangan
Baunya tajam. Reaksinya sedikit Anda. Menggunakan kekuatan yang
asam terhadap lakmus dengan pH cukup untuk menyebabkan guci atau
rata-rata 6. Berat jenis berkisat dari bunyi gedebuk yang terlihat tetapi
1,010 sampai 1,025 tidak menyakitkan pada orang
normal
B. PENGKAJIAN
KEPERAWATAN SISTEM
PERKEMIHAN
Palpasi ginjal Kanan, gunakan
tangan kiri Anda untuk mengangkat
dari belakang, dan tangan kanan
untuk merasakan jauh di kuadran
kiri atas. Lanjutkan seperti
Palpasi, dilakukan untuk sebelumnya.
mengetahui pembesaran ginjal. Ginjal kanan yang normal mungkin
Palpasi Ginjal Kiri.Tempatkan teraba, terutama pada orang yang
tangan kanan pemeriksa di belakang kurus dan relaks.
pasien, tepat di bawah dan sejajar Palpasi Kandung Kemih, Pada
dengan rusuk ke-12, palpasi, kubah kandung kemih yang
dengan ujung jari hanya mencapai buncit terasa halus dan bulat bila
sudut costovertebral. Angkat, coba kandung kemih terisi penuh dengan
menggeser ginjal ke anterior. urin.
Tempatkan tangan kiri dengan C. PEMERIKSAAN PENUNJANG
lembut di kiri atas kuadran, lateral SISTEM PERKEMIHAN
dan sejajar dengan otot rektus. Urinalisa, bertujuan untuk
Minta pasien untuk menarik napas menegakan diagnosisi pada sistem
dalam. Pada puncak inspirasi, tekan perkemihan misalkan ISK, penyakit
tangan kiri pemeriksa dengan kuat diabetik adanya glukosa dalam urin,
dan atau keton dalam urin sbgai tanda
jauh ke dalam kuadran kiri atas, dari ketoasidosis diabetikum. Pada
tepat di bawah batas kosta, dan wanita biasanya urin digunakan
cobalah untuk "tangkap" ginjal di untuk mendetksi kehamilan.
antara kedua tangan pemeriksa. Tes urin juga dilakukan untuk
Minta pasien untuk mendeteksi apakah sesorang
menghembuskan nafas perlahan mengkonsumsi NAPZA atau tidak.
keluar dan kemudian berhenti Ureum Creatinin: Menilai fungsi
bernapas sebentar. Perlahan ginjal.
lepaskan tekanan tangan kiri Hormon paratiroid: biasanya pada
pemeriksa, pada saat yang sama pasien gagal ginjal, paratiroid
merasakan ginjal meluncur kembali hormon meningkat
ke posisi ekspirasinya. Jika ginjal Usg Ginjal, untuk menentukan
teraba, gambarkan ukuran, kontur, apakah ada pembesaran ginjal,
dan apa saja kelembutan. Normal tumor renal, kelainan pada arteri
pada Ginjal kiri jarang teraba. renalis, batu ginjal, batuh saluran
kemih, adanya trauma pada saluran
kemih.
Rontgen Ginjal, untuk menentukan
perubahan anatomi area
ginjal/sepanjang ureter.
BNO IVP, untuk menilai anatomi
dan fungsi dari ginjal

D. REFERENCE
Hawks, J. &. (2014). Keperawatan
Medikal Bedah: Manajemen klinis
untuk Hasil yang Diharapkan. Edisi
8. Jakarta: Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai