Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Ny.”S” DENGAN


HIPERGKLIKEMIA DI BANGSAL BIMA RS MITRA PARAMEDIKA
KECAMATAN NGEMPLAK KABUPATEN SLEMAN

TAHUN 2022

OLEH :

SELA AFRILIYANI

04194842

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN STIKES SURYA GLOBAL


YOGYAKARTA

TAHUN 2019
A. LAPORAN PENDAHULUAN
I. Definisi Hipergklikemia
Hiperglikemia adalah suatu kondisi medik berupa peningkatan kadar glukosa. Dalam
darah melebihi batas normal (Perkeni, 2015). Prediabetes merupakan kondisi tingginya
gula darah puasa (gula darah puasa 100-125mg/dL) atau gangguan toleransi glukosa
(kadar gula darah 140-199mg/dL, 2 jam setelah pembebanan 75 g glukosa). Bila kadar
gula darah mencapai >200 mg/dL maka pasien ini masuk dalam kelas DM (Rochmah,
2007).
Menurut American Diabetes Association (ADA), kondisi hiperglikemia adalah kadar
glukosa puasa yang lebih tinggi dari 110 mg/dL. Hiperglikemia terjadi ketika tubuh
kekurangan insulin dalam jumlah tertentu, dimana kadar glukosa darah diasup tidak dapat
dimanfaatkan secara efektif sehingga glukosa dalam darah terlalu tinggi. Diabetes
berhubungan dengan metabolisme kadar glukosa dalam darahdapat disebut pula sebagai
silent killer karena penyakit ini dapat mengenai semua organ tubuh dan menimbulkan
berbagai macam komplikasi dan hingga kini belum tuntas penanganannya.

II. Etilogi Hiperglikemia


Penyebab dari hiperglikemia tidak diketahui dengan pasti tapi umumnya diketahui
kekurangan insulin adalah penyebab utama dan faktor herediter yang memegang peranan
penting yang lain akibat pengangkatan pankreas, pengrusakan secara kimiawi sel beta
pulau langerhans. Faktor predisposisi herediter, obesitas, faktor imunologi pada penderita
hiperglikemia khususnya DM terdapat bukti adanya suatu respon auto imun. Respon ini
merupakan respon abnormal dimana antibodi terarah pada jaringan normal tubuh dengan
cara bereaksi terhadap jaringan tersebut yang dianggap sebagai jaringan asing. Penyebab
hiperglikemia umumnya mencakup:
1. Menggunakan terlalu sedikit insulin
2. Tidak menggunakan insulin sama sekali
3. Kegagalan untuk memenuhi kebutuhan insulin yang meningkat akibat operasi, trauma,
kehamilan, stress, pubertas, atau infeksi
4. Kurang aktivitas fisik
5. Membentuk resisten insulin sebagai akibat adanya antibodi insulin.
III. Tanda dan gejala
Gejala awal umunya yaitu (akibat tingginya kadar glukosa darah):
1. Polifagia
2. Polidipsi
3. Poliuria
4. Kelainan kulit, gatal-gatal, kulit kering
5. Rasa kesemutan, kram otot
6. Visus menurun
7. Penurunan berat badan
8. Kelemahan tubuh

IV. Patofisiologi
Pada mulanya sel beta pankreas gagal atau terhambat oleh beberapa keadaan stres yang
menyebabkan sekresi insulin menjadi tidak adekuat. Pada keadaan stres tersebut terjadi
peningkatan hormon glukagon sehingga pembentukan glukosa akan meningkat dan
menghambat pemakaian glukosa perifer, yang akhirnya menimbulkan hiperglikemia.
Selanjutnya terjadi diuresis osmotik yang menyebabkan cairan dan elektrolit tubuh
berkurang. Perfusi ginjal menurun dan sebagai akibat sekresi hormon lebih meningkat
lagi.
Defisensi Insulin
Pemakaian glukosa
Oleh sel
Hiperglikemia
Glukosa dalam darah
Glukosa >ambang batas renal
Glukosuria
Diuresis osmotik
Poliura
Dehidrasi
V. Komplikasi
Dibagi menjadi 2 kategori yaittu :
1. Komplikasi akut
- Ketoasidosis diabetic
- Koma hiperglikemik hiperismoler non katotik
- Hipoglikemia
- Asiodis lactate
- Infeksi berat
2. Komplikasi buruk
a. Komplikasi vaskuler
- Makrovaskuler : PJK, stroke, pembuluh darah
perifer
- Mikrovaskuler : retinopati, nefropati
b. Komplikasi neuropati
Neuropati sensorimotorik. Neuropati otonomik gastroporesis, diare diabetk, buli-
buli neurogenik, impotensi, gangguan refleks kardiovaskuler
c. Campuran vaskullar neuropati
- Ulkus kaki
d. Komplikasi pada kulit.

VI. Pemriksaan penunjang


1. Glukosa darah; meningkat 200-100 mg/dl, atau lebih
2. Aseton plasma; positif secara mencolok
3. Asam lemak bebas; kadar lipid dan kolesterol meningkat.
4. Osmolitas serum; Meningkat tetapi biasanya kurang dari 330 mOsm/l.
5. Elektrolit
 Natrium; mungkin normal, meningkat atau menurun.
 Kalium; normal atau peningkatan semu (perpindahan selular), selanjutnya
akan menurun.
 Fosfor; lebih sering menurun.
 Hemoglobin glikosilat; kadarnya meningkat 2-4 kali lipat dari normal yang
mencerminkan kontrol DM yang kurang selama 4 bulan terakhir (lama hidup
SDM) dan karenanya sangat bermanfaat dalam membedakan DKA dengan
kontrol tidak adekuat versus DKA yang berhubungan dengan insiden.
 Glukosa darah arteri; Biasanya menunjukkan pH rendah dan penurunan pada
HCO3 (asidosis metabolik) dengan kompensasi alkalosis respiratorik.
 Trombosit darah; Ht mungkin meningkat (dehidrasi), leukositiosis,
hemokonsentrasi, merupakan respon terhadap stress atau infeksi.
 Ureum kreatinin; mungkin meningkat atau normal (dehidrasi/penurunan
fungsi ginjal
 Amilase darah; mungkin meningkat yang mengindikasikan adanya pankretitis
akut sebagai penyebab dari DKA.
 Insulin darah; Mungkin menurun/bahkan sampai tidak ada (pada tipe 1) atau
normal sampai tinggi (tipe II) yang mengindikasikan insufiensi
insulin/gangguan dalam penggunaannya (endogen/eksogen). Resisten insulin
dapat berkembang sekunder terhadap pembentukan antibodi (autoantibodi).
 Pemeriksaan fungsi tiroid; peningkatan aktifitas hormon tiroid dapat
meningkatkan glukosa darah dan kebutuhan akan insulin.
 Urine; Gula dan aseton positif, berat jenis dan osmolalitas mungkin
meningkat.
 Kultur dan sensifivitas; Kemungkinan adanya infeksi pada saluran kemih,
infeksi pernafasan dan infeksi pada luka

VII. Penatalaksanaan Medis


Tujuan utama terapi hiperglikemia adalah mencoba menormalkan aktifitas insulin dan kadar
glukosa darah dan upaya mengurangi terjadinya komplikasi vaskuler serta neuropati.
Ada 4 komponen penatalaksanaan hiperglikemia:
1. Diet
 Komposisi makanan:
- Karbohidrat = 60% s/d 70%
- Protein = 10% s/d 15%
- Lemak = 20% s/d 25%
 Jumlah kalori perhari: antara 1100 s/d 2300 Kkal Kebutuhan kalori basal:
- Laki-laki = 30 Kkal/kg BB
- Perempuan = 25 Kkal/kg BB
 Penilaian status gizi: BBR = TB-100 X 100%
Jumlah kalori yang diperlukan sehari untuk penderita DM yang bekerja biasa adalah:
- Kurus = BB X 40 s/d 60 Kal/hari
- Normal atau ideal = BB X 30 Kal/hari
- Gemuk = BB X 20 Kal/hari
- Obesitas = BB X 10 s/d 15 Kal/hari
2. Latihan Jasmani.
3. Penyuluhan Dilakukan pada kelompok resiko tinggi:
• Umur diatas 45 tahun
• Kegemukan lebih dari 120% BB idaman atau IMT > 27 kg/m
• Hipertensi > 140/90 mmHg
• Riwayat keluarga DM
• Dislipidemia, HDL 250 mg/dl
• Para TGT atau GPPT (TGT > 140 mg/dl s/d 2200 mg/dl), glukosa plasma puasa
derange/GPPT > 100 mg/dl dan < 126 mg/dl)
4. Obat berkaitan hiperglikemia
a) Obat hiperglikemia oral:
• Sulfoniluria: glibenglamida, glikosit, gliguidon, glimiperide, glipizid.
• Biguanit (Metformin)
• Inhibitor glucosidase
• Tiosolidinedlones
b) Insulin
VIII. Nursing Pathway
Usia, obesitas, genetik
Reaksi Autoimun

Diabetes melitus
Diabetes melitus tipe 2
tipe 1

Sel beta pankreas


Sel beta pankreas
menurun
hancur

Defisiensi insulin

Penurunan pemakaian
Ambolisme
Liposis glukoksa
proses
meningkat
Hiperglikeimia
Kerusakan pada
antibodi Gliserol asam lemak
bebas
Polifagia Viskolitas
Kekebalan
Katogensi darah
tubuh
Antroskerosis Polidipsi
Ketonuria Aliran darah
Neuropati sensori
perifer melambat
Polidipsi
Katogensi
Iskemik
Klien merasa sakit Makro Ketidaksetabilan jaringan
pada luka veskuler Ketoasidosis kadar glukosa
darah
Makro Nyeri
vaskuler abdomen Resiko perfusi
perifer tidak
Mual efektif
Jantung Serebral
Koma
Miocard Penyumbatan
infark pada otak Defisit nutrisi

Retina Ginjal

Gangguan
Nyeri akut Neuropati
penglihatan
IX. Asuhan Kerawatan Berdasarkan Teori
1. Pengkajian
Pengumpulan data meliputi :
a. Biodata Identitas
klien meliputi nama, umur, jenis kelamin, alamat, pendidikan dan pekerjaan.
Hiperglikemia sering muncul setelah seseorang memasuki usia 45 tahun terlebih pada
orang dengan berat badan berlebih (Sukarmin &Riyadi , 2013).
b. Riwayat kesehatan
Keluhan utama : Keluhan utama yang biasanya dirasakan oleh klien Hiperglikemia
yaitu badan terasa sangat lemas sekali disertai dengan penglihatan kabur, sering
kencing (Poliuria), banyak makan (Polifagia), banyak minum (Polidipsi) (Riyadi dan
Sukarmin, 2013).
c. Riwayat kesehatan sekarang
Keluhan dominan yang dialami klien adalah munculnya gejala sering buang air kecil
(poliuria), sering merasa lapar dan haus (polifagi dan polidipsi), luka sulit untuk
sembuh, rasa kesemutan pada kaki, penglihatan semakin kabur,cepat merasa
mengantuk dan mudah lelah,serta sebelumya klien mempunyai berat badan berlebih
(Riyadi danSukarmin, 2013)
d. Riwayat penyakit dahulu
Penyakit yang dapat menjadi pemicu timbulnya Hiperglikemia dan perlu dilakukan
pengkajian diantaranya:
1) Penyakit pankreas
2) Gangguan penerimaan insulin
3) Gangguan hormonal
4) Pemberian obat-obatan seperti :
- Furosemid (diuretik)
- Thiazid (diuretik) (Riyadi dan Sukarmin, 2013)
e. Riwayat penyakit keluarga Diabetes Mellitus dapat berpotensi pada keturunan keluarga,
karena kelainan gen yang dapat mengakibatkan tubuhnya tidak dapat menghasilkan
insulin dengan baik (Riyadi dan Sukarmin, 2013)
f. Riwayat psikososial Hiperglikemia dapat terjadi jika klien pernah mengalami atau
sedang mengalami stress baik secara fisik maupun emosional (yang dapat 34
meningkatkan kadar hormone stress seperti kortisol, epinefrin, dan glukagon) yang
dapat menyebabkan kadar gula darah meningkat(Susilowati, 2014).
2. Pola fungsi kesehatan
1) Pola metabolik nutrisi
Penderita Hiperglikemia selalu ingin makan tetapi berat badan semakin turun,
cenderung mengkonsumsi glukosa berlebih dengan jam dan porsi yang tidak teratur,
karena glukosa yang ada tidak dapat ditarik kedalam sel sehingga terjadi penurunan
masa sel. Pada pengkajian intake cairan yang terkaji sebanyak 2500 – 4000 cc per
hari dan cenderung manis (Susilowati, 2014).
2) Pola eliminasi
Data eliminasi buang air besar pada klien Diabetes Millitus tidak ada perubahan
yang mencolok. Frekuensinya satu hingga dua kali perhari dengan warna
kekuningan, sedangkan pada eliminasi buang air kecil. Jumlah urin yang banyak
akan dijumpai baik secara frekuensi maupun volume ( pada frekuensi biasanya lebih
dari 10 x perhari, sedangkan volumenya mencapai 2500 – 3000 cc perhari). Untuk
warna tidak ada perubahan sedangkan bau ada unsur aroma gula (Susilowati, 2014).
3) Pola aktivitas
Penderita Hiperglikemia mengalami penurunan gerak karena kelemahan fisik, kram
otot, penurunan tonus otot gangguan istirahat dan tidur, takikardi atau takipnea pada
saat melakukan aktivitas hingga terjadi koma. Adanya luka gangren dan kelemahan
otot-otot bagian 35 tungkai bawah pada penderita Hiperglikemia akan mengalami
ketidakmampuan dalam melakukan aktivitas sehari-hari secara maksimal serta
mudah mengalami kelelahan. Penderita Hiperglikemia mudah jatuh karena
penurunan glukosa pada otak akan berakibat penurunan kerja pusat keseimbangan
(diserebrum/otak kecil) (Susilowati, 2014).
4) Pola tidur dan istirahat
Pada penderita Hiperglikemia mengalami gejala sering kencing pada malam hari
(Poliuria) yang mengakibatkan pola tidur dan waktu tidur penderita mengalami
perubahan (Susilowati, 2014).
5) Pola konsep diri
Mengalami penurunan harga diri karena perubahan penampilan, perubahan identitas
diri akibat tidak bekerja, perubahan gambaran diri karena mengalami perubahan
fungsi dan struktur tubuh, lamanya perawatan, banyaknya biaya perawatan serta
pengobatan menyebabkan klien mengalami gangguan peran pada keluarga serta
kecemasan (Susilowati, 2014).
6) Aktualisasi diri Kebutuhan ini merupakan kebutuhan puncak pada hirarki kebutuhan
Maslow, jika klien sudah mengalami penurunan harga diri maka klien sulit untuk
melakukan aktivitas di rumah sakit enggan mandiri, tampak tak bergairah, dan
bingung (Susilowati, 2014).
7) Pola nilai keyakinan Nilai keyakinan mungkin meningkat seiring dengan kebutuhan
mendapatkan sumber kesembuhan dari Tuhan (Susilowati, 2014).
3. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan umum : Cukup
2) Tingkat kesadaran kesehatan Kesadaran composmentis, latergi, strupor,
koma,apatis tergantung kadar gula yang tidak stabil dan kondisi fisiologi untuk
melakukan konpensasi kelebihan gula darah.
3) Tanda tanda vital
Frekuensi nadi dan tekanan darah : takikardi dan hipertensi dapat terjadi pada
penderita Hiperglikemia karena glukosa dalam darah yang meningkat dapat
menyebabkan darah menjadi kental.
4) Frekuensi pernafasan: Takipnea (pada kondisi ketoasidosis)
5) Suhu tubuh Hipertemi ditemukan pada klien Hiperglikemia yang mengalami
komplikasi infeksi pada luka atau pada jaringan lain. Sedangkan hipotermi terjadi
pada penderita yang tidak mengalami infeksi atau penurunan metabolik akibat
penurunan masukan nutrisi secara drastis
6) Berat badan dan tinggi badan Kurus ramping pada Hiperglikemia fase lanjutan dan
lama tidak melakukan terapi. Sedangkan pada penderita Hiperglikemia gemuk
padat atau gendut merupakan fase awal penyakit atau penderita lanjutan dengan
pengobatan yang rutin dan pola makan yang masih belum terkontrol. (Willem
Pieter, 2013)
7) Kulit Pemeriksaan ini untuk menilai warna, kelembapan kulit, suhu, serta turgor
kulit. Pada klien yang menderita Hiperglikemia biasanya ditemukan: Warna : kaji
adanya warna kemerahan hingga kehitaman pada luka. Akan tampak warna
kehitaman disekitar luka. Daerah yang seringkali terkena adalah ekstermitas bawah
- Kelembapan kulit : lembab pada penderita yang tidak memiliki diuresis osmosis
dan tidak mengalami dehidrasi. Kering pada klienyang mengalami diuresis,
osmosis dan dehidrasi. - Suhu : klien yang mengalami hipertermi biasanya
mengalami infeksi.- Turgor : menurun pada saat dehidrasi

8) Kepala
- Inspeksi : Kaji bentuk kepala warna rambut jika hitam kemerahan menandakan
nutrisi kurang, tekstur halus atau kasar penyebaran jarang atau merata,
kwantitas tipis atau tebal pada kulit kepala terdapat benjolan atau lesi antara
lain : kista pilar dan psoriasis yang rentan terjadi pada penderita Hiperglikemia
karena penurunan antibody. Amati bentuk wajah apakah simetris serta ekspresi
wajah seperti paralisis wajah.
- Palpasi : raba adanya massa dan atau nyeri tekan.
9) Mata
- Inspeksi : pada klien dengan Hiperglikemia terdapat katarak karena kadar gula
dalam cairan lensa mata naik. Konjungtiva anemis pada penderita yang
kurang tidur karena banyak kencing pada malam hari. Kesimetrisan pada mata.
penglihatan yang kabur dan ganda serta lensa yang keruh serta kesimetrisan
bola mata.
- Palpasi : saat dipalpasi bola mata teraba kenyal, tidak teraba nyeri tekan.
10) Hidung
- Inspeksi : Pengkajian daerah hidung dan fungsi sistem penciuman, septum nasi
tepat di tengah, kebersihan lubang hidung, jalan nafas/ adanya sumbatan pada
hidung seperti polip, peradangan, adanya sekret atau darah yang keluar,
kesulitan bernafas atau adanya kelainan bentuk dan kelainan lain
- Palpasi : ada tidaknya nyeri tekan pada sinus
11) Telinga
- Inspeksi Pengkajian pada daerah telinga serta sistem fungsi pendengaran,
keadaan umum telinga gangguan saat mendengar, pengguanaan alat bantu
dengar, adanya kelainan bentuk dan kelainan lain, kebersihan telinga,
kesimetrisan telinga kanan dan kiri.
- Palpasi : ada tidaknya nyeri tekan pada daerah tragus
12) Mulut dan gigi
- Inspeksi : Adanya peradangan pada mulut (mukosa mulut, gusi, uvula dan
tonsil), adanya karies gigi, terdapat stomatitis, air liur menjadi 39 lebih kental,
gigi mudah goyang, serta gusi mudah bengkak dan berdarah. Adakah bau nafas
seperti bau buah yang merupakan terjadinya ketoasidosis diabetik pada
penderita Hiperglikemia serta mudah sekali terjadi infeksi.
- Palpasi : tidak ada nyeri tekan. (Rohman, 2010)
13) Leher
- Inspeksi : pembesaran pada leher , pembesaran kelenjar limfa leher dapat
muncul jika ada pembesaran kelenjar sistemik, persebaran kulit.
- Palpasi : ada tidaknya pembendungan vena jugularis (Susilowati, 2014)
14) Thorax
- Inspeksi : persebaran warna kulit, ada tidaknya bekas luka, ada tidaknya sesak
nafas, batuk, nyeri dada, pergerakan dinding dada
- Palpasi : kesimetrisan dada, taktil fremitus
- Perkusi : semua lapang paru terdengar resonan, tidak ada penumpukan sekret,
cairan atau darah
- Auskultasi : ada atau tidaknya suara nafas tambahan seperti ronchi dan
whezzing di semua lapang paru (Mulyati, 2014)
15) Pemeriksaan jantung
- Inspeksi : tampak atau tidaknya iktus kordis pada permukaan dinding dada di
ICS 5 midklavikula sinistra
- Palpasi : teraba atau tidaknya iktus kordis di ICS 5 midklavikula sinistra.
- Perkusi : pada ICS 3 hingga ICS 5 terdengar pekak 40
- Auskultasi : bunyi jantung S1 dan S2 terdengar tunggal, tidak ada suara jantung
tambahan (Muttaqin, 2012).
16) Pemeriksaan abdomen
- Inspeksi : warna kulit merata, ada atau tidaknya lesi, bentuk abdomen apakah
datar, cembung, atau cekung. Kaji adanya mual atau muntah disebabkan karena
kadar kalium yang menurun akibat polyuria, pankreastitis, kehilangan nafsu
makan. Terjadi peningkatan rasa lapar dan haus pada individu yang mengalami
ketoasidosis
- Auskultasi : bising usus terdengar 5-30 x/menit
- Palpasi : ada massa pada abdomen, kaji ada tidaknya pembesaran hepar, kaji
ada tidaknya asites, ada atau tidaknya nyeri tekan pada daerah ulu hati
(epigastrium) atau pada 9 regio
- Perkusi : Bunyi timpani, hipertimpani untuk perut kembung, pekak untuk
jaringan padat
17) Genetalia dan reproduksi
- Inspeksi : Klien yang mengalami DM biasanya pada saat berkemih terasa panas
dan sakit, terdapat keputihan pada daerah genetalia, ada atau tidaknya tanda-
tanda peradangan pada genetalia.
18) Ekstremitas
- Inspeksi : kaji persebaran warna kulit, kaji turgor kulit, akral hangat, sianosis,
persendian dan jaringan sekitar saat memeriksa kondisi tubuh. Amati
kemudahan dan rentan gesekan kondisi sekitar. Klien akan merasakan cepat
lelah, lemah dan nyeri, serta adanya gangrene di ekstermitas, amati warna dan
kedalaman pada bekas luka di 41 ekstermitas, serta rasa kesemutan atau kebas
pada ekstermitas merupakan tanda dan gejala penderita DM.
- Palpasi : kaji kekuatan otot, ada tidaknya pitting edema. (Sudarta, 2012)

4. Pemeriksaan Diagnostik
- Glukosa darah : gula darah puasa lebih dari 130 ml/dL , tes toleransi glukosa lebih
dari 200 ml/dL 2 jam setelah pemberian glukosa.
- Aseton plasma (keton) : positif secara mencolok
- Asam lemak bebas : kadar lipid dan kolesterol meningkat
- Osmolalitas serum meningkat kurang dari 330mOsm/L
- Amilase darah : terjadi peningkatan yang dapat mengindikasikan adanya
pankreasitis akut sebagai penyebab terjadinya Diabetes Ketoacidosis
- Insulin darah : pada DM tipe 2 yang mengindikasi adanya gangguan dalam
penggunaannya (endogen dan eksogen). Resistensi insulin dapat berkembang sekunder
terhadap pembentukan antibody
- Pemeriksaan fungsi tiroid : pemeriksaan aktivitas hormone tiroid dapat
meningkatkan glukosa dalam darah dan kebutuhan akan insulin
- Urine : gula darah aseton positif; berat jenis dan osmolalitas mungkin meningkat.
- Kultur dan sensitivitas : kemungkinan adanya infeksi pada saluran kemih, infeksi
saluran pernafasan serta infeksi pada luka.
- HbA1c : rata-rata gula darah selama 2 hingga 3 bulan terakhir yang digunakan
bersama dengan pemeriksaan gula darah biasa untuk membuat penyesuaian dalam
pengendalian Diabetes Mellitus. (Wijaya & Putri, 2013).

5. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan merupakan penilaian klinis tentang respon individu, keluarga
atau kelompok terhadap proses kehidupan/masalah kesehatan. Aktual atau potensial
dan kemungkinan dan membutuhkan tindakan keperawatan untuk memecahkan
masalah tersebut (Taqiyyah Bararah & Mohammad Jauhar, 2013). Diagnosa
keperawatan berdasarkan analisa data ditemukan diagnosa keperawatan sebagai
berikut:
1. Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah b/d Hiperglikemia
2. Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri biologis, fisik, dan kimia
3. Risiko Perfusi Perifer tidak Efektif b/d Hiperglikemia
4. Defisit Nutrisi b/d ketidakmampuan mengabsorsi nutrien

6. Intervensi Keperawatan
Intervensi keperawatan adalah serangkaian tindakan yang dapat mencapai tujuan
khusus. Perencanaan keperawatan meliputi perumusan tujuan, tindakan, dan penilaian
rangkaian asuhan keperawatan pada pasien berdasarkan analisis pengkajian agar
masalah kesehatan klien dapat diatasi (Taqiyyah Bararah & Mohammad Jauhar, 2013).
No Diagnosa Tujuan dan hasil (NOC) Intervensi (NIC) Rasional
1 Ketidakseimbangan kadar Tujuan : Manajemen Hiperglikemia 1. Mengetahui penyebab hiperglikemia
glukosa darah berhubungan kadar gula dalam darah stabil Observasi : 2. Mengetahui perkembangan glukosa darah
dengan hiperglikemia Dengan kriteria hasil: 1. Identifikasi kemungkinan penyebab hiperglikemia 3. Meengetahui gejala-gejala hiperglikemia
a) Kesadaran meningkat 2. Monitor kadar glukosa darah 4. Mengetahi penyebab insulin meningkat
b) Mengantuk menurun 3. Monitor tanda dan gejala hiperglikemia (mis, poliurs, 5. Memenuhi kebutuhan cairan pasien
c) Perilaku aneh menurun polidipsia, polifagia, kelemahan pandangan kabur, sakit 6. Agar dapat menangani keadaan pasien
d) Keluhan lapar menurun kepala) dengan tepat
e) Kadar glukosa dalam darah membaik. 4. Identifikasi situasi yang menyebabkan kebutuhan insulin 7. Agar glukosa darah pasien tidak meningkat
meningkat (mis, penyakit kambuhan) 8. Agar berat badan pasien seimbang
Terapeutik: 9. Agar pasien memahami bagaimana
5. Berikan asupan cairan oral pengelolaan diabetes dengan tepat
6. Konsultasi dengan medis jika tanda dan gejala
hiperglikemia tetap ada atau memburuk
Edukasi:
7. Anjurkan menghindari olahraga saat kadar glukosa darah
lebih dari 250 mg/dL
8. Anjurkan kepatuhan terhadap diet dan olahraga.
9. Ajarkan pengelolaan diabetes (mis, penggunaan insulin,
obat oral)
2 Nyeri akut berhubungan Tujuan : 1. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif 1. Mengetahui perkembangan skala nyeri
dengan agen injuri biologis Nyeri yang pasien rasakan berkurang atau hilang 2. Pantau reaksi nonverbal dan ketidaknyamanan pasien
Dengan kriteria hasil : 3. Kaji pengalaman nyeri masa lalu pasien 2. Memberikan rasa nyaman pada pasien
1. Mampu mengontrol nyeri 4. Kontrol suhu ruangan, pencahayaan, dan kebisingan 3. Mengetahui riwayat nyeri pasien
2. Melaporkan nyeri berkurang atau hilang 5. Kurangi fakror pencetus nyeri 4. Agar istirahat pasien nyaman dan tidak
3. Tanda vital dalam rentang normal 6. Ajarkan teknik nonfarmakologis terganggu
4. Mampu mengenali nyeri 7. Kolaborasi pemberian analgetik 5. Mengurangi nyeri pasien
8. Evaluasi keefektifan penanganan nyeri 6. Agar pasien mengetahui teknik manajemen
9. Tingkatkan istirahat pasien nyeri nonfarmakologis
10. Pantau penerimaan pasien tentang manajemen nyeri 7. Pemberian analgetik dapat mengurangi
nyeri pasien dengan cepat
8. Mengetahui keefektifan manajemen nyeri
yang dilakukan
9. Agar istirahat pasien tercukupi
10. Mengetahui manajemen nyeri yang mana
yang efektif bagi pasien
3 Perfusi prifer tidak Tujuan : mempertahankan sirkulasi perifer tetap normal 1. Observasi status hidrasi ( kelembapan membran mukosa, 1. mengetahui adanya tanda-tanda dehidrasi
efektif berhubungan Kriteria hasil TD, ortostatik, dan keadekuatan dinding nadi) 2. mengetahui kondisi pasien
dengan hiperglikemia a. Denyut nadi perifer teraba kuat dan reguler 2. Monitor albumin, ureum, total protein, serum osmolalitas 3. mencegah adanya adema
b. Oedem tidak terjadi dan luka tidak tambah parah dan urine. 4. agar nutrisi dalam tubuh tercukupi
c. Tidak ada tanda – tanda dehidrasi 3. Observasi tanda - tanda cairan berlebihan / retensi 5. mengetahui kondisi tanda vital pasien
(Central Venous Pressure (CVP) meningkat, adema,
distensi vena leher dan asites).
4. Pertahankan intake dan output secara adekuat
5. Monitor tanda-tanda vital
7. Implementasi
Implementasi keperawatan merupakan pengelolahan dan wujud dari rencana keperawatan
yang telah disusun pada tahap perencanaan atau intervensi (Setiadi, 2012). Implementasi
merupakan realisasi tindakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Kegiatan dalam
pelaksanaan juga meliputi pengumpulan data berkelanjutan. Mengobservasi respon klien selama
dan sesudah pelaksanaan tindakan dan menilai data yang baru (Nikmatur dan Walid, 2017.

8. Evaluasi
Tahap penilaian atau evaluasi adalah suatu perbandingan yang sistematis dan terencana
tentang kesehatan klien dengan tujuan yang telah ditetapkan, dilakukan dengan cara
berkesinambungan yang melibatkan klien, keluarga, serta tenaga medis lainnya. Tujuan dalam
evaluasi adalah untuk melihat kemampuan klien dalam mencapai tujuan yang disesuaikan
dengan kriteria hasil pada tahap perencanaan (Setiadi, 2012).

X. Daftar Pustaka
http://repository.poltekkes-denpasar.ac.id/7511/

http://repository.poltekkes-kaltim.ac.id/406/1/SELESAI.pdf

https://core.ac.uk/download/pdf/148595197.pdf

Anda mungkin juga menyukai