1. Pengertian
Hiperglikemia merupakan keadaan peningkatan glukosa darah daripada rentang
kadar puasa normal 80 90 mg / dl darah, atau rentang non puasa sekitar 140
160 mg /100 ml darah ( Elizabeth J. Corwin, 2001 )
Hiperglikemia, hiperglikemia, atau gula darah tinggi adalah suatu kondisi di
mana jumlah yang berlebihan glukosa beredar dalam plasma darah. Ini umumnya
merupakan tingkat glukosa darah 10 + mmol / l (180 mg / dl), tetapi gejala mungkin
tidak memulai untuk menjadi terlihat sampai nomor kemudian seperti 15-20 +
mmol / l (270-360 mg / dl) atau 15,2 -32,6 mmol / l. Namun, tingkat kronis melebihi
125 mg / dl dapat menghasilkan kerusakan organ.
Kadar glukosa bervariasi sebelum dan sesudah makan, dan pada berbagai
waktu hari, definisi "normal" bervariasi di kalangan profesional medis. Secara
umum, batas normal bagi kebanyakan orang (dewasa puasa) adalah sekitar 80
sampai 110 mg / dl atau 4 sampai 6 mmol / l. Sebuah subjek dengan rentang yang
konsisten di atas 126 mg / dl atau 7 mmol / l umumnya diadakan untuk memiliki
hiperglikemia, sedangkan kisaran yang konsisten di bawah 70 mg / dl atau 4 mmol /
l dianggap hipoglikemik. Dalam puasa orang dewasa, darah glukosa plasma tidak
boleh melebihi 126 mg / dl atau 7 mmol / l. Berkelanjutan tingkat yang lebih tinggi
menyebabkan kerusakan gula darah ke pembuluh darah dan ke organ-organ
mereka suplai, yang mengarah ke komplikasi diabetes.
2. Etiologi :
Penyebab tidak diketahui dengan pasti tapi umumnya diketahui kekurangan
insulin adalah penyebab utama dan faktor herediter yang memegang peranan
penting.
Yang lain akibat pengangkatan pancreas, pengrusakan secara kimiawi sel beta
pulau langerhans. Faktor predisposisi herediter, obesitas. Faktor imunologi; pada
penderita hiperglikemia khususnya DM terdapat bukti adanya suatu respon
autoimun. Respon ini merupakan respon abnormal dimana antibody terarah pada
jaringan normal tubuh dengan cara bereaksi terhadap jaringan tersebut yang
dianggap sebagai jaringan asing.
3. Patofisiologi
Sindrome Hiperglikemia mengambarkan kekurangan hormon insulin dan
kelebihan hormon glukagon. Penurunan insulin menyebabkan hambatan
pergerakan glukosa ke dalam sel, sehingga terjadi akumulasi glukosa di plasma.
Peningkatan hormon glukagon menyebabkan glycogenolisis yang dapat
meningkatkan kadar glukosa plasma. Peningkatan kadar glukosa mengakibatkan
hiperosmolar. Kondisi hiperosmolar serum akan menarik cairan intraseluler ke
dalam intra vaskular, yang dapat menurunkan volume cairan intraselluler. Bila klien
tidak merasakan sensasi haus akan menyebabkan kekurangan cairan.
Tingginya kadar glukosa serum akan dikeluarkan melalui ginjal, sehingga timbul
glycosuria yang dapat mengakibatkan diuresis osmotik secara berlebihan ( poliuria).
Dampak dari poliuria akan menyebabkan kehilangan cairan berlebihan dan diikuti
hilangnya potasium, sodium dan phospat.
Akibat kekurangan insulin maka glukosa tidak dapat diubah menjadi glikogen
sehingga kadar gula darah meningkat dan terjadi hiperglikemi. Ginjal tidak dapat
menahan hiperglikemi ini, karena ambang batas untuk gula darah adalah 180 mg%
sehingga apabila terjadi hiperglikemi maka ginjal tidak bisa menyaring dan
mengabsorbsi sejumlah glukosa dalam darah. Sehubungan dengan sifat gula yang
menyerap air maka semua kelebihan dikeluarkan bersama urine yang disebut
glukosuria. Bersamaan keadaan glukosuria maka sejumlah air hilang dalam urine
yang disebut poliuria. Poliuria mengakibatkan dehidrasi intra selluler, hal ini akan
merangsang pusat haus sehingga pasien akan merasakan haus terus menerus
sehingga pasien akan minum terus yang disebut polidipsi. Perfusi ginjal menurun
mengakibatkan sekresi hormon lebih meningkat lagi dan timbul hiperosmolar
hiperglikemik.
Kegagalan tubuh mengembalikan ke situasi homestasis akan mengakibatkan
hiperglikemia, hiperosmolar, diuresis osmotik berlebihan dan dehidrasi berat.
Disfungsi sistem saraf pusat karena ganguan transport oksigen ke otak dan
cenderung menjadi koma. Hemokonsentrasi akan meningkatkan viskositas darah
dimana dapat mengakibatkan pembentukan bekuan darah, tromboemboli, infark
cerebral, jantung.
4. Manifestasi Klinik
a. Gejala awal umumnya yaitu (akibat tingginya kadar glukosa darah) polipagi,
polidipsi, dan poliuri.
b. Kelainan kulit, gatal-gatal, kulit kering.
c. Rasa kesemutan, kram otot.
d. Visus menurun.
e. Penurunan berat badan.
f. Kelemahan tubuh dan luka yang tidak sembuh-sembuh.
5. Komplikasi Hiperglikemia
Dibagi menjadi 2 kategori yaitu :
a. Komplikasi akut
1. Komplikasi metabolic
a) Ketoasidosis diabetic
b) Koma hiperglikemik hiperosmoler non ketotik
c) Hipoglikemia
d) Asidosis laktat
2. Infeksi berat
b. Komplikasi akut
1. Komplikasi vaskuler
a) Makrovaskuler : PJK, stroke, pembuluh darah perifer
b) Mikrovaskuler : retinopati, nefropati
2. Komplikasi neuropati
Neuropati sensorimotorik, neuropati otonomik gastroporesis, diare,
diabetic, buli-buli neurogenik, impotensi, gangguan reflex kardiovaskuler.
3. Campuran vascular neuropati
a) Ulkus kaki
4. Komplikasi pada kulit
6. Pathway hiperglikemia
Fator predisposisi
Osmotic diuresis
Nitrogen urine Mual
meningkat Muntah
< volume cairan poliuria
Gangguan
nutrisi < dari
kehilangan kebutuhan
sodium, Cl, tubuh
Potasium dan
fosfat
glukosa keluar
bersama
Kecemasan/
ansietas
7. Pemeriksaan Diagnostik
Diagnosis dapat dibuat dengan gejala-gejala diatas + GDS > 200 mg% (Plasma
vena).Bila GDS 100-200 mg% perlu pemeriksaan test toleransi glukosa oral.
Kriteria baru penentuan diagnostik DM menurut ADA menggunakan GDP > 126
mg/dl.
Pemeriksaan lain yang perlu diperhatikan pada pasien hiperglikemi adalah :
a. Glukosa darah : Meningkat 200 100 mg/dl, atau lebih
b. Aseton plasma : Positif secara mencolok.
c. Asam lemak bebas : Kadar lipid dan kolesterol meningkat.
d. Osmolalitas serum : Meningkat tetapi biasanya kurang dari 330 mOsm/l.
e. Elektrolit
f. Natrium : Mungkin normal, meningkat atau menurun.
g. Kalium : Normal atau peningkatan semu (perpindahanseluller),
selanjutnya akan menurun.
h. Fospor : Lebih sering menurun.
i. Hemoglobin glikosilat: Kadarnya meningkat 2-4 kali lipat dari normal yang
mencerminkan kontrol DM yang kurang selama 4 bulan terakhir ( lama hidup
SDM ) dan karenanya sangat bermanfaat dalam membedakan DKA dengan
kontrol tidak adekuat Versus DKA yang berhubungan dengan insiden.
j. Glukosa darah arteri : Biasanya menunjukkan pH rendah dan penurunan pada
HCO3 (asidosis metabolik) dengan kompensasi alkalosis respiratorik.
k. Trombosit darah : Ht mungkin meningkat ( dehidrasi ), leukositiosis,
hemokonsentrasi, merupakan respon terhadap stress atau infeksi.
l. Ureum / kreatinin : Mungkin meningkat atau normal (dehidrasi/ penurunan
fungsi ginjal).
m. Amilase darah : Mungkin meningkat yang mengindikasikan adanya
pankretitis akut sebagai penyebab dari DKA.
n. Insulin darah :Mungkin menurun / bahkan sampai tidak ada (pada tipe
1) atau normal sampai tinggi ( tipe II ) yang mengindikasikan insufisiensi
insulin/gangguan dalam penggunaannya ( endogen /eksogen ). Resisiten
insulin dapat berkembang sekunder terhadap pembentukan antibodi. (auto
antibodi).
o. Pemeriksaan fungsi tiroid : Peningkatan aktifitas hormon tiroid dapat
meningkatkan glukosa darah dan kebutuhan akan insulin.
p. Urine :Gula dan aseton positif; berat jenis dan osmolalitas mungkin menigkat.
q. Kultur dan sensitivitas : Kemungkinan adanya infeksi pada saluran kemih,
infeksi pernapasan dan infeksi pada luka.
r. Ultrasonografi
8. Penatalaksanaan
Tujuan utama terapi Hiperglikemia adalah mencoba menormalkan aktivitas
insulin dan kadar glukosa darah dan upaya mengurangi terjadinya komplikasi
vaskuler serta neuropati.
Ada 4 komponen dalam penatalaksanaan hiperglikemia :
a. Diet
1). Komposisi makanan :
a) Karbohidrat = 6070%
b) Protein 1015%
c) Lemak 2025%
2). Jumlah kalori perhari
a) Antara 11002300 kkal
b) Kebutuhan kalori basal : laki-laki : 30 kkal/kg BB, Perempuan : 25 kkal/kg
BB
3). Penilaian status gizi
a) BB
-BBR = x 100 %
-TB 100
-Kurus : BBR 110%
-Obesitas bila BBRR > 110%
-Obesitas ringan 120 130%
-Obesitas sedang 130 140%
-Obesitas berat 140 200%
-Obesitas morbit > 200%
b) Jumlah kalori yang diperlukan sehari untuk penderita DM yang bekerja
biasa adalah :
-Kurus : BB x 40 60 kalori / hari
-Normal (ideal) : BB x 30 kalori / hari
-Gemuk : BB x 20 kalori / hari
-Obesitas : BB x 10 15 kalori / hari.
b. Latihan Jasmani
1) Menurunkan kadar glukosa darah (mengurangi resistensi insulin,
meningkatkan sensitivitas insulin)
2) Menurunkan berat badan
3) Mencegah kegemukan
4) Mengurangi kemungkinan terjadinya komplikasi aterogenik, gangguan lipid
darah, peningkatan tekanan darah, hiperkoagulasi darah
c. Penyuluhan
Dilakukan pada kelompok resiko tinggi; umur diatas 45 tahun, kegemukan
lebih dari 120% BB idaman atau IMT > 27 kg/m, hipertensi > 140/90 mmHg,
riwayat keluarga DM, dislipidemia, HDL 250 mg/dl, parah TGT atau GPPT (TGT :
> 140 mg/dl 2200 mg/dl), glukosa plasma puasa derange / GPPT : > 100 mg/dl
dan < 126 mg/dl).
d. Obat berkaitan hiperglikemia
1) Obat hipoglikemi oral
2) Insulin
A. Pengkajian Keperawatan
1. Primery Survey
a. Airway
c. Circulation
2. Sekunder Survey
Pemeriksaan fisik:
3. Tersier Survey
a. Riwayat Keperawatan
Persepsi-managemen kesehatan
1) Riwayat DM tipe II
2) Riwayat keluarga DM
b. Nutrisi metabolik
2) Anorexia
c. Eliminasi
1) Poliuria, nocturia.
d. Aktivitas exercise
lelah, lemah.
e. Kognitif
2) Penglihatan kabur.
3) Gangguan sensorik.
Pemeriksaan Diagnostik:
B. Diagnosa Keperawatan
1. Resiko ketidak seimbangan elektrolit
2. Kecemasan/ansietas
3. Kekurangan Volume cairan
C. Intervensi Keperawatan
DAFTAR PUSTAKA