Anda di halaman 1dari 23

LUKA BAKAR

OELEH
SANDI ARIANSAH
NOVI JAYANTI
INDAH GITA SARAI
PENGERTIAN
Luka bakar adalah kerusakan jaringan tubuh terutama
kulit akibat
trauma panas, elektrik, kimia dan radiasi (Smith,
1998).
Luka bakar adalah kerusakan pada kulit diakibatkan
oleh panas, kimia atau radio aktif (Wong, 2003).
PATOFISIOLOGI
Luka bakar (combustio) pada tubuh dapat terjadi karena konduksi
panas langsung atau radiasi elektromagnetik. Setelah terjadi luka bakar
yang
parah, dapat mengakibatkan gangguan hemodinamika, jantung, paru,
ginjal
serta metabolik akan berkembang lebih cepat. Dalam beberapa detik saja
setelah terjadi jejas yang bersangkutan, isi curah jantung akan menurun,
mungkin sebagai akibat dari refleks yang berlebihan serta
pengembalian vena
yang menurun. Kontaktibilitas miokardium tidak mengalami gangguan.
kerusakan kulit dan jaringan dibawahnya
oleh panas,
arus listrik
bahan kimia.

morbiditas & mortalitas tinggi


insidens luka bakar berdasarkan umur

umur %

1 4 tahun 20 %

5 14 tahun 10 %

15 64 tahun 60 %

> 65 tahun 10 %
klasifikasi luka bakar
menurut dalamnya luka bakar

luka bakar derajat I


luka bakar derajat II dangkal
luka bakar derajat II dalam
luka bakar derajat III
derajat 1

EPIDERMIS

DERMIS

SUBCUTIS

kulit kemerahan
nyeri
terkupas setelah seminggu
adanya bulla (gelembung berisi cairan plasma)
sangat nyeri
sembuh sempurna

derajat II a - dangkal
LUKA BAKAR DERAJAT II B
- ADA GELEMBUNG
- KULIT KEABU-ABUAN ,PUTIH ,KERING
TIDAK TERLALU NYERI
- SEMBUH DENGAN SIKATRIKS
- UMUMNYA PERLU SKIN GRAFT
luka bakar derajat III

eschar
berat ringan nya luka bakar:
A. Ringan:
luka bakar derajat I
luka bakar derajat II seluas < 15%
luka bakar derajat III seluas < 2%
B. Sedang:
luka bakar derajat II seluas 10-15%
luka bakar derajat III seluas 5-10%
C. Berat :
luka bakar derajat II seluas >20%
luka bakar derajat II yang mengenai wajah, tangan, kaki, alat
kelamin, atau persendian sekitar ketiak
luka bakar derajat III seluas >10%
luka bakar akibat listrik dengan tegangan >1000 volt
luka bakar dengan komplikasi patah tulang, kerusakan luas
jaringan lunak atau gangguan jalan napas
MASALAH YANG DIHADAPI :
Jenis cairan
Jumlah cairan
Patokan pemberian cairan yang terbaik adalah
berdasarkan pemantauan:
produksi urin per jam
tekanan vena sentralis (central venous pressure/CVP)
Penentuan luas luka bakar
Berat badan pasien
Medikasi
Infeksi
luka bakar listrik

kerusakan fascia, otot ,kulit mungkin hanya sedikit


awas myoglobinuria urine hitam gagal ginjal akut
fasiotomi
MATIKAN SUMBER LISTRIK
EKG
RJP
lamanya
jumlah
konsentrasi
bubuk dibersihkan pakai kwas

Jangan beri apa-apa


bilas saja dengan air bersih
20 30 menit
pengkajian
Pemeriksaan Fisik
Inspeksi:
Menentukan derajat luka
Area kulit yang tidak terbakar mungkin dingin dan pucat
Area kulit yang terbakar akan melepuh, ulkus, nekrosis, atau jaringan parut
tebal.
Mukosa bibir kering
Tanda-tanda inflamasi
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Penunjang
Hitung darah lengkap : peningkatan Ht awal menunjukkan
hemokonsentrasi sehubungan dengan perpindahan/kehilangan cairan.
Elektrolit serum : kalium meningkat karena cedera jaringan
/kerusakan SDM dan penurunan fungsi ginjal. Natrium awalnya
menurun pada kehilangan air.
Alkalin fosfat : peningkatan sehubungan dengan perpindahan cairan
interstitiil/ganguan pompa natrium.
Urine : adanya albumin, Hb, dan mioglobulin menunjukkan
kerusakan jaringan dalam dan kehilangan protein.
Foto rontgen dada : untuk memastikan cedera inhalasi
Penanggulangan
kegawatdaruratan
Airway : nilai trauma jalan napas potensial obstruksi
Breathing :
- awas keracunan CO
- inhalasi gas beracun, partikel karbon
- trauma thermis langsung
- pemberian oksigen , bila perlu pakai ventilator
- intubasi endotracheal
- pemeriksaan gas darah dan kadar CO
circulasi
infus ( luka bakar >20% )
monitor tanda vital
diuresis : dewasa 30 50 cc / jam
anak 1cc / kg BB / jam

kebutuhan cairan untuk resusitasi : RL


4 cc / kg BB / % LLB / 24 jam pertama
untuk 8 jam pertama
untuk 16 jam berikutnya
dihitung mulai saat kejadian
monitor jantung dan diuresis
Lanjutan
Skan paru : untuk menentukan luasnya cedera inhalasi
EKG untuk mengetahui adanya iskemik miokard/disritmia pada luka
bakar listrik.
BUN dan kreatinin untuk mengetahui fungsi ginjal.
Kadar karbon monoksida serum meningkat pada cedera inhalasi.
Bronkoskopi membantu memastikan cedera inhalasi asap.
Albumin serum dapat menurun karena kehilangan protein pada
edema cairan.
Fotografi luka bakar : memberikan catatan untuk penyembuhan luka
bakar selanjutnya. (Doenges, 2000, 804)
Diagnosa
Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan obstruksi
tracheobronchiale, trauma inhalasi.
Nyeri berhubungan dengan kerusakan kulit/jaringan
Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan
neuromuskuler, penurunan kekuatan dan tahanan.
Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan kerusakan permukaan
kulit karena luka bakar.
Resiko infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya pertahanan
tubuh primer, kerusakan jaringan.
Aktual/Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan
penguapan cairan tubuh yang berlebihan.
Defisit volume cairan berhubungan dengan penguapan cairan tubuh .
Intervensi
Diagnosa Keperawatan/ Masalah Kolaborasi Rencana keperawatan

Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi

Bersihan Jalan Nafas tidak efektif berhubungan NOC:


dengan: Respiratory status : Ventilation Pastikan kebutuhan oral / tracheal
Infeksi, disfungsi neuromuskular, Respiratory status : Airway patency suctioning.
hiperplasia dinding bronkus, alergi jalan Aspiration Control Berikan O2 l/mnt, metode
nafas, asma, trauma Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama Anjurkan pasien untuk istirahat dan napas
Obstruksi jalan nafas : spasme jalan nafas, ..pasien menunjukkan keefektifan jalan dalam
sekresi tertahan, banyaknya mukus, adanya nafas dibuktikan dengan kriteria hasil : Posisikan pasien untuk memaksimalkan
jalan nafas buatan, sekresi bronkus, adanya Mendemonstrasikan batuk efektif dan suara ventilasi
eksudat di alveolus, adanya benda asing di nafas yang bersih, tidak ada sianosis dan Lakukan fisioterapi dada jika perlu
jalan nafas. dyspneu (mampu mengeluarkan sputum, Keluarkan sekret dengan batuk atau suction
DS: bernafas dengan mudah, tidak ada pursed Auskultasi suara nafas, catat adanya suara
Dispneu lips) tambahan
DO: Menunjukkan jalan nafas yang paten (klien Monitor status hemodinamik
Penurunan suara nafas tidak merasa tercekik, irama nafas, Berikan pelembab udara Kassa basah NaCl
Orthopneu frekuensi pernafasan dalam rentang normal, Lembab
Cyanosis tidak ada suara nafas abnormal) Berikan antibiotik.
Kelainan suara nafas (rales, wheezing) Mampu mengidentifikasikan dan mencegah Atur intake untuk cairan mengoptimalkan
Kesulitan berbicara faktor yang penyebab. keseimbangan.
Batuk, tidak efekotif atau tidak ada Saturasi O2 dalam batas normal Monitor respirasi dan status O2
Produksi sputum Foto thorak dalam batas normal Pertahankan hidrasi yang adekuat untuk
Gelisah mengencerkan sekret
Perubahan frekuensi dan irama nafas Jelaskan pada pasien dan keluarga tentang
penggunaan peralatan : O2, Suction,
Inhalasi.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai