Anda di halaman 1dari 12

DIABETES MELITUS

a) Defenisi
Diabetes mellitus adalah penyakit metabolik menahun yang ditandai
dengan hiperglikemia akibat keterbatasan atau tidak adanya
insulinproduksi.
Diabetes tipe 1 adalah hasil dari autoimunitas sel betapankreas yang

menyebabkan defisiensi insulin absolut dan dikelola dengan insulin.
Diabetes tipe 2 ditandai dengan resistensi insulin danproduksi insulin

yang tidak adekuat. Ini yang paling umum bentuk diabetes, dan
angkanya terus meningkat berhubungan dengan peningkatan angka
obesitas. Ini biasanya dikendalikan dengan diet, olahraga, dan agen
glikemik oral. Lisan agen hipoglikemik tidak dianjurkan untuk
digunakan selama kehamilan pada wanita dengan diabetes tipe 2
(Gilbert, 2011)
b) Etiologi
Disebabkan oleh kegagalan relative sel beta dan resistensi insulin. Factor resiko
yang berhubungan dengan proses terjadinya DM Tipe II. Usia,obesitas,riwayat dan
keluarga. (Duhig & Holy, 2019)
 Factor genetic

 Factor-faktor imunologi

 Factor lingkungan

c) Manifestasi Klinis (London, Ladewig, Davidson, Ball, Bindler, & Cowen, 2015)
 Tanda :

 Pola makannya baik, tetapi tetap kehilangan berat badan

 Sepanjang hari merasa lelah.

 Pandangan kabur

 Mudah diserang penyakit infeksi

 Luka yang lama sembuh

 Merasa kaku atau kesemutan pada kaki.

 Gejala :

 Haus setiap saat (polydipsia)

 Sering buang air kecil, terutama saat malam hari (polyuria)

 Merasa sangat lapar (polyphagia)

 Terjadi penurunan berat badan


d) Patofisiologi
Pada DM, pancreas gagal memproduksi insulin atau
tidak memproduksi cukup insulisin untuk
memungkinakan metabolisme karbohidrat yang
diperlukan. Tanpa insulin yang memadai, glukosa tidak
akan memasuki sel dan akan akan kehabisan energy.
Kadar glukosa datah tetapi tinggi (hiperglikemia), dan
sel-sel memecah simpanan lemak dan protein untuk
menjadikannya energy. Pemecahan protein menghasilkan
keseimbangan nitrogen negative, metabolism lemak dan
akan menyebabkan ketosis
PATHWAY

Genetik Usia Lingkungan

Sel  pancreas hancur

Defisiensi Insulin

Hiperglikemia Katabolismpe Protein Mengkt Liposis meningkt

Penurunan BB >10%
Pembatasan diet

Flksibilitas
darah merah Intake tdk adekuat Resiko deficit nutrisi

Pelepasan O2 Poliura Hipovolemia

Hipoksia Perifer

Nyeri akut Perfusi perifer


tidak efektif
e) Komplikasi
 Diabetes merupakan penyakit yang dapat menyerang seluruh
organ tubuh. Organ tubuh yang sering diserang antara lain
jantung, mata, ginjal, pembuluh darah, gigi, hingga saraf.
Penderita diabetes harus memiliki pola hidup yang sehat agar
kadar gula dalam darah tetap normal. Komplikasi diabetes
mellitus dapat memicu berbagai penyakit kronis yang
berbahaya yang adalah sebagai berikut.
a) Janin tumbuh terlalu besar

b) Kelahiran dini (premature)

c) Kesulitan bernapas yang serius

d) Gula darah rendah (hipoglikemia)

e) Still birth

f) Tekanan darah tinggi dan preeklamsia

g) Ibu hamil diabetes berlanjut


g) Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dilakukan pada DM tipe 1 dan 2
umumnya tiidak jauh berbeda.
 Glukosadarah : meningkat 200-100mg/dL

 Aseton plasma (keton) : positif secara mencolok

 Asam lemak bebas : kadar lipid dan kolesterol meningkat

 Osmolaritas serum : meningkat tetapi biasanya kurang dari


330 mOsm/l
 Elektrolit :

Natrium : mungkin normal, meningkat, atau menurun


Kalium : normal atau peningkatan semu ( perpindahan
seluler), selanjutnya akan menurun.
Fosfor : lebih sering menurun
 Hemoglobin glikosilat : kadarnya meningkat 2-4 kali lipat dari
normal yang mencerminkan control DM yang kurang selama 4
bulan terakhir ( lama hidup SDM) dan karenanaya sangat
bermanfaat untuk membedakan DKA dengan control tidak
adekuat versus DKA yang berhubungan dengan insiden ( mis,
ISK baru)
 Gas Darah Arteri : biasanya menunjukkan pH rendah dan
penurunan pada HCO3 ( asidosis metabolic) dengan
kompensasi alkalosis respiratorik.
 Trombosit darah : Ht mungkin meningkat ( dehidrasi) ;
leukositosis : hemokonsentrasi ;merupakan respon terhadap
stress atau infeksi.
 Ureum / kreatinin : mungkin meningkat atau normal
( dehidrasi/ penurunan fungsi ginjal)
 Amilase darah : mungkin meningkat yang mengindikasikan
adanya pancreatitis akut sebagai penyebab dari DKA.
 Insulin darah : mungkin menurun / atau bahka sampai tidak
ada ( pada tipe 1) atau normal sampai tinggi ( pada tipe II)
yang mengindikasikan insufisiensi insulin/ gangguan dalam
penggunaannya (endogen/eksogen). Resisten insulin dapat
berkembang sekunder terhadap pembentukan antibody .
( autoantibody)
 Pemeriksaan fungsi tiroid : peningkatan aktivitas hormone
tiroid dapat meningkatkan glukosa darah dan kebutuhan akan
insulin.
 Urine : gula dan aseton positif : berat jenis dan osmolalitas
mungkin meningkat.
 Kultur dan sensitivitas : kemungkinan adanya infeksi pada
saluran kemih, infeksi pernafasan dan infeksi pada luka.
LABORATORIUM
 Untuk mendiagnosis diabetes pada pasien, dokter akan
menjalankan tes hemoglobin A1c (HbA1c). Tes HbA1c
dilakukan untuk mengukur kadar rata-rata gula darah
pasien dalam 2–3 bulan terakhir. Bila hasil tes HbA1c
menunjukkan angka 6,5% atau lebih tinggi, tandanya
pasien mengalami diabetes.
PENATALAKSANAAN
 Terapi Diet
Tujuan utama penatalaksanaan klien dengan diabetes
mellitusadalah untuk mengatur glukosa darah dan
mencegah timbulnya komplikasiakut dan kronik.Jika
klien berhasil mengatasi diabetes yang dideritanya,
iaakan terhindar dari hyperglikemia atau hypoglikemia.
Penatalaksanaandiabetes tergantung pada ketepatan
interaksi dari tiga faktor aktifitas fisik,diet dan intervensi
farmakologi dengan preparat hyperglikemik oral
daninsulin
 Terapi Insulin
Menurut Prawirohardjo, (2002) yaitu sebagai berikut : Daya
tahanterhadap insulin meningkat dengan makin tuanya
kehamilan, yangdibebaskan oleh kegiatan antiinsulin plasenta.
Penderita yang sebelumkehamilan sudah memerlukan insulin
diberi insulin dosis yang samadengan dosis diluar kehamilan
sampai ada tanda-tanda bahwa dosis perluditambah atau
dikurangi.Perubahan-perubahan dalam
kehamilanmemudahkan terjadinya hiperglikemia dan asidosis
tapi juga menimbulkanreaksi hipoglikemik.Maka dosis insulin
perlu ditambah/dirubah menurutkeperluan secara hati-hati
dengan pedoman pada 140 mg/dl. Pemeriksaandarah yaitu
kadar post pandrial..Strategi terapi diabetes mellitus pada ibu
hamil meliputi manajemendiet, menjaga berat badan ibu
tetap ideal, terapi insulin untukmenormalkan kontrol
glikemik dan olah raga
 Olahraga
Kecuali kontraindikasi, aktivitas fisik yang sesuai
direkomendasikan untukmemperbaiki sensitivitas insulin dan
kemungkinan memperbaiki toleransiglukosa. Olahraga juga
dapat membantu menaikkan berat badan yanghilang dan
memelihara berat badan yang ideal ketika dikombinasi
denganpembatasan intake kalori

Anda mungkin juga menyukai