Anda di halaman 1dari 19

Diabetes Melitus tipe 1

Haryudi Aji Cahyono


Sub Bagian Endokrinologi
Bagian Ilmu Kesehatan Anak
FKUB / RS Saiful Anwar Malang
2007
 Diabetes mellitus merupakan suatu kumpulan kelainan dengan
gejala intoleransi glukosa.
 ditandai dengan hilangnya berat badan, banyak kencing, haus dan
lapar.
 didapatkan pada dua kelompok besar:
 kelompok orang dewasa yang obese
 kelompok muda usia yang kurus.
 insidens penyakit ini makin meningkat.

 Diabetes mellitus:
 kekurangan insulin baik secara absolut maupun relatif
 menyebabkan peningkatan kadar gula darah
 menimbulkan perubahan metabolisme protein dan lemak.
 Kemampuan untuk menyimpan energi sebagai lemak dan glikogen
menurun.
 Selanjutnya lemak dan protein digunakan untuk memenuhi kebutuhan
energi
 Insulin merupakan hormon yang mengatur metabolisme ketiga unsur
tersebut, dihasilkan oleh sel-sel beta pulau Langerhans pankreas
Diabetes mellitus tipe I / IDDM
Epidemiologi
 terutama pada anak-anak dan remaja

 98% DM pada anak dan remaja adalah tipe I.

 Karena sifatnya, dulu dikenal sebagai Juvenile onset


diabetes atau Ketosis prone diabetes.
 gejala-gejala klinis yang tidak sama persis dengan tipe II.
Pada umumnya gejala klinis bersifat akut, dengan
riwayat klasik adanya poliuria, polidipsia, dan polifagia.
Kehilangan berat badan merupakan tanda yang khas.
Patofisiologi
 Pada DM tipe I, dikenal 2 bentuk dengan patofisiologi yang
berbeda.
 Tipe IA, diduga pengaruh genetik dan lingkungan memegang peran
utama untuk terjadinya kerusakan pankreas. HLA-DR4 ditemukan
mempunyai hubungan yang sangat erat dengan fenomena ini.
 Tipe IB berhubungan dengan keadaan autoimun primer pada sekelompok
penderita yang juga sering menunjukkan manifestasi autoimun lainnya,
seperti Hashimoto disease, Graves disease, pernicious anemia, dan myasthenia
gravis. Keadaan ini berhubungan dengan antigen HLA-DR3 dan muncul
pada usia sekitar 30 - 50 tahun.

 Pada DM tipe I cenderung terjadi ketoasidosis diabetik


Manifestasi klinis diabetes mellitus tipe1
 Manifestasi Patofisiologi

 Polidipsia Karena peningkatan gula darah , air akan tertarik


keluar dari sel, menyebabkan dehidrasi intraseluler
dan stimulasi rasa haus di hipotalamus

 Poliuria Hiperglikemia – glukosuria menyebabkan diuresis


osmotik
 Polifagia Sel mengalami starvasi karena cadangan KH, lemak
dan protein berkurang (tidak ada pengisian depot
yang biasa dilakukan oleh insulin

 Berat badan turun Cairan tubuh berkurang karena diuresis osmotik,


protein dan lemak berkurang karena dipecah sebagai
sumber energi

 Lelah Metabolisme tubuh tidak berjalan sebagaimana seharusnya


GEJALA KLINIS

 Polidipsi, poliuria, polifagia, berat badan turun


 Hiperglikemia (≥ 200 mg/dl), ketonemia, glukosuria
 Anak dengan DM tipe-1 cepat sekali menjurus ke-
dalam ketoasidosis diabetik yang disertai atau tanpa
koma dengan prognosis yang kurang baik bila tidak
diterapi dengan baik. Oleh karena itu, pada dugaan DM
tipe-1, penderita harus segera dirawat inap
DIAGNOSIS
 Anamnesis
 Gejala klinis
 Laboratorium :
 Kadar glukosa darah puasa dan 2 jam setelah makan > 200
mg/dl.
 Ketonemia, ketonuria.
 Glukosuria.
 Bila hasil meragukan atau asimtomatis, perlu dilakukan uji
toleransi glukosa oral (oral glucosa tolerance test).
 Kadar C-peptide.
 Marker imunologis : ICA (Islet Cell auto-antibody), IAA
(Insulin auto-antibody), Anti GAD (Glutamic decarboxylase
auto-antibody).
PENATALAKSANAAN
 Pada dugaan DM tipe-1 penderita harus segera rawat
inap.
 Insulin
 Dosis total insulin adalah 0,5 - 1 UI/kg BB/hari.
 Selama pemberian perlu dilakukan pemantauan glukosa
darah atau reduksi air kemih.
 Gejala hipoglikemia dapat timbul karena kebutuhan
insulin berkurang selama fase ”honeymoon”. Pada
keadaan ini, dosis insulin harus diturunkan bahkan
sampai kurang dari 0,5 UI/kg BB/hari, tetapi sebaiknya
tidak dihentikan sama sekali.
4 Pillars of good diabetes control

1. Diet

2. Insulin

3. Exercise

4. Behavioural
“Forbidden fruit tastes sweetest”
1. Diet

Poor control

Eating more Eating more


Giving injections Skipping injections
(smart) (stupid)

Gain Lose
weight weight
Diet
 Jumlah kebutuhan kalori untuk anak usia 1 tahun sampai dengan
usia pubertas dapat juga ditentukan dengan rumus sebagai
berikut :
 1000 + (usia dalam tahun x 100) = ....... Kalori/hari
 Komposisi sumber kalori per hari sebaiknya terdiri atas :
 50-55% karbohidrat
 10-15% protein (semakin menurun dengan bertambahnya umur)
 30-35% lemak.
 Pembagian kalori per 24 jam diberikan 3 kali makanan utama dan
3 kali makanan kecil sebagai berikut :
 20% berupa makan pagi.
 10% berupa makanan kecil.
 25% berupa makan siang.
 10% berupa makanan kecil.
 25% berupa makan malam.
 10% berupa makanan kecil.
2. Insulin

 Technical issues:
Storage
Expired
Injection sites (lipohypertrophy)

 Non-adherence
skipping injections
wrong doses
Insulin therapy

Insulin replacement
 Prandial (bolus) insulin

- to mimic response of
endogenous insulin to food
intake
 Basal insulin
- small but constant release of
insulin that regulates lipolysis
and output of hepatic
glucose
Insulin

Conventional insulins:
 Short acting (Actrapid, Humulin R)
eat 30min after injection
 Intermediate acting (Insulatard, Humulin N)

Newer Designer insulins:


 Ultra-short acting (Novorapid, Lispro)
acts instantly
 Basal analogues (Glargine, Detemir)
Insulin regimens

 Twice a day
 Three times a day
 Multiple dose regimen
3. Exercise

 Too much exercise


hypoglycaemia: acute / delayed
hyperglycaemia

 Too little exercise


weight gain
KOMPLIKASI

 Komplikasi jangka pendek (akut) yang sering


terjadi : hipoglikemia dan ketoasidosis
 Komplikasi jangka panjang biasanya terjadi
setelah tahun ke-5, berupa : nefropati, neuropati,
dan retinopati. Nefropati diabetik dijumpai pada
1 diantara 3 penderita DM tipe-1.
PEMANTAUAN
 Ditujukan untuk mengurangi morbiditas akibat komplikasi akut
maupun kronis, baik dilakukan selama perawatan di rumah sakit
maupun secara mandiri di rumah, meliputi :
 keadaan umum, tanda vital.
 kemungkinan infeksi.
 kadar gula darah (juga dapat dilakukan di rumah dengan
menggunakan glukometer) setiap sebelum makan utama dan
menjelang tidur malam hari.
 kadar HbA1C (setiap 3 bulan).
 pemeriksaan keton urine (terutama bila kadar gula > 250 mg/dl).
 mikroalbuminuria (setiap 1 tahun).
 fungsi ginjal.
 funduskopi untuk memantau terjadinya retinopati (biasanya terjadi
setelah 3-5 tahun menderita DM tipe-1, atau setelah pubertas).
 tumbuh kembang.

Anda mungkin juga menyukai