Anda di halaman 1dari 61

FARMAKOTERAPI II

1
DM
Kompetensi Dasar ( Tujuan Pembelajaran)

Mahasiswa mampu memahami


Patofisiologi pada pada penyakit
gangguan hormon dan endokrin

Mahasiswa mampu memahami


prinsip farmakoterapi pada pada
penyakit gangguan hormon dan
endokrin

Mahasiswa mampu menerapkan


farmakoterapi pada pada penyakit
gangguan hormon dan endokrin
DIABETES MELLITUS
• DEFINISI Apakah
Diabetes itu
??
PENDAHULUAN
Diabetes Mellitus

penyakit metabolik yang ditandai dengan hiperglikemia;


disebabkan karena abnormalitas metabolisme karbohidrat,
lemak, dan protein;

Pankreas :
• tidak memproduksi insulin
• memproduksi insulin dlm jml yang tdk mencukupi
• Respon tubuh yang tidak cukup terhadap insulin
(resistensi insulin)
Patofisiologi
• Ada dalam makanan, sbg energi dalam sel tubuh.
• Dicerna dalam usus, diserap sel usus ke pembuluh
darah, diedarkan ke sel tubuh.
• Untuk masuk ke sel dibutuhkan peran insulin.
• Tidak ada insulin?

Glukosa
• Pankreas terdiri dari bagian endokrin (Insula
Langerhans), tersusun dari 2 juta sel :
1. Sel Beta (produksi insulin)
2. Sel Alfa (produksi glukagon)
3. Sel delta (produksi somastostatin)

Patofisiologi berdasar
metabolisme kh
• Insulin memacu pembentukan trigliserida dari asam
lemak bebas.
• Jika insulin berkurang maka Ffa akan teroksidasi
menjadi aseton, asetoasetat acid, hidroksibutirat
acid benda keton
• Adanya benda keton menimbulkan metabolik
ketoasidosis, pH darah turun, diuresis dan terjadi
dehidrasi

Patofisiologi berdasar
metabolisme lemak
• Glukosa intrasel merupakan sumber energi untuk
mempertahankan integritas protein.
• Jika insulin berkurang, maka glukosa intrasel kurang
sebagai sumber energi.
• Sehingga otot mengambil energi dari katabolisme
protein menjadi asam amino.
• Asam amino dibawa ke hati untuk diubah menjadi
glucosa (glukoneogenesis)

Patofisiologi berdasarkan
metabolisme protein
• Kadar normal 30-50 mU/L, t 1/2 pendek.
• Tipe diurnal (puncak sore, rendah malam)
Dawn Phennomenon
Sekresi insulin dipacu oleh : glukosa, Arginin, keton,
sulfonilurea.
Kerja insulin : membantu penetrasi glukosa ke dalam
sel.

Insulin
• Metabolisme karbohidrat (di hepar, otot)
• Metabolisme Lemak (di hepar, jaringan lemak)
• Metabolisme Protein (di hepar, otot)
Bagaimana jika insulin kurang?

Peran insulin
• Pada kondisi normal, jika sel B rusak terjadi
hiperglikemia. Hiperglikemia ini akan merangsang
proliferasi dan sekresi insulin.
• Jika kondisi ini terjadi terus menerus, pembelahan
sel B terbatas sehingga terjadi kelelahan
sklerosis dan fibrosis pada insula Langerhans
Tipe dan patofisiologi
Macam Diabetes Mellitus :
1. Diabetes Mellitus Tipe 1
2. Diabetes Mellitus Tipe 2
3. Diabetes Mellitus Gestasional
4. Diabetes Mellitus Tipe lain
5. Gangguan Toleransi Glukosa
Tabel 1. Klasifikasi Diabetes Mellitus Berdasarkan

Etiologinya (ADA, 2003)


1. Diabetes Mellitus Tipe 1:
Destruksi sel β umumnya menjurus ke arah
defisiensi insulin absolut
A. Melalui proses imunologik (Otoimunologik)
B. Idiopatik
Diabetes Mellitus Tipe 2 :
2. • resistensi insulin disertai defisiensi insulin
• gangguan sekresi insulin bersama resistensi
insulin

3. Diabetes Mellitus Gestasional


Diabetes mellitus yang muncul pada masa
kehamilan, umumnya bersifat
sementara, tetapi merupakan faktor risiko untuk
DM Tipe 2
4.
Diabetes Mellitus Tipe Lain
-Defek genetik fungsi sel β
-Penyakit pankreas
-Autoimun

5. Gangguan Toleransi Glukosa


A. IFG (Impaired Fasting Glucose) = GPT
(Glukosa Puasa Terganggu)
B. IGT (Impaired Glucose Tolerance) = TGT
(Toleransi Glukosa terganggu)
Patofisiologi
FUNGSI INSULIN :
Berikatan dengan reseptor pada sel / jaringan untuk
membuka jalan bagi masuknya glukosa darah ke
dalam sel untuk dirubah menjadi tenaga.

INSULIN === PERANTARA


pulau Langerhans kelenjar pankreas
• terdapat beberapa tipe sel, yaitu sel β, sel α dan sel
δ. Sel-sel β memproduksi insulin, sel-sel α
memproduksi glukagon, sedangkan sel-sel δ
memproduksi hormon somatostatin
DIABETES MELLITUS TIPE 1 :
- Jarang / populasinya sedikit (5-10 % dari penderita
diabetes mellitus)

- Gangguan produksi insulin pada DM Tipe 1


umumnya terjadi karena kerusakan sel-sel β pulau
Langerhans yang disebabkan oleh reaksi otoimun,
virus, dsb

- Destruksi otoimun dari sel-sel β pulau Langerhans


kelenjar langsung mengakibatkan defisiensi sekresi
insulin.
DIABETES MELLITUS TIPE 2
- sangat umum terjadi
- populasinya 90 – 95 % penderita Diabetes
Mellitus

- Etiologinya belum terungkap dengan jelas,


kebanyakan karena pola hidup, faktor genetik dan
pengaruh lingkungan.

- sel-sel sasaran insulin gagal atau tak mampu


merespon insulin secara normal. Keadaan ini lazim
disebut sebagai “Resistensi Insulin”.
Perbedaan dm TIPE 1
DAN DM TIPE 2
Mula muncul Umumnya masa kanak Pada usia tua,
kanak umumnya
dan remaja, > 40 tahun
walaupun ada juga pada
masa dewasa < 40 tahun
Keadaan klinis Berat Ringan
saat
diagnosis
Kadar insulin Rendah, tak ada Cukup tinggi, normal
darah
Berat badan Biasanya kurus Gemuk atau normal
Pengelolaan Terapi insulin, diet, Diet, olahraga,
yang olahraga hipoglikemik oral
disarankan
Diabetes gestasional
DIABETES PADA KEHAMILAN (DM GESTASIONAL)
- Diabetes / intoleransi glukosa yang terjadi pada
masa kehamilan

- Umumnya timbul pada atau setelah trimester ke 2

- Sekitar 4-5 % wanita hamil menderita DM

- Berlansung sementara dan dapat pulih setelah


kehamilan
Akibat DM gestasional
• Malformasi kongenital
• Berat badan bayi berlebih
• Resiko mortalitas perinatal
Pra diabetes
• Pra-diabetes adalah kondisi dimana
kadar gula darah seseorang berada
diantara kadar normal dan diabetes,
lebih tinggi dari pada normal tetapi
tidak cukup tinggi untuk dikatagorikan
ke dalam diabetes tipe 2.
Macam pra diabetes
• Impaired Fasting Glucose (IFG) :
Bila kadar Glukosa :
PUASA : 100-125 mg/dl (normal: <100 mg/dl)

• Impaired Glucose Tolerance (IGT) atau Toleransi


Glukosa Terganggu (TGT),

Bila kadar glukosa :


2 jam setelah mengkonsumsi 75 gram glukosa per
oral berada diantara 140-199 mg/dl.
Kriteria penegakan diagnosis
diabetes secara umum
Glukosa Plasma Glukosa Plasma
Puasa 2 jam setelah makan

Normal <100 mg/dL <140 mg/dL

Pra Diabetes
IFG 100 – 125 mg/dL ––

IGT –– 140 – 199 mg/dL

diabetes > 126 mg/dL > 200 mg/dL


Gejala klinik
DM tipe 1 :
- Poliuri
- Polidipsi
- Polifagi
- Cepat lelah (fatigue)
- BB menurun drastis
- Gatal-gatal pada kulit
Gejala klinik DM
DM tipe 2
- Hampir tidak dirasakan gejalanya
- Penanganan biasanya baru dimulai ketika
komplikasi sudah terjadi
- Mudah terkena infeksi
- Sukar sembuh dari luka
- Daya penglihatan memburuk
- umumnya menderita hipertensi, hiperlipidemia,
obesitas, dan juga
- komplikasi pada pembuluh darah dan syaraf.
Terapi pada DM
• Penatalaksanaan diabetes mempunyai tujuan akhir
untuk menurunkan morbiditas dan mortalitas DM,
yang secara spesifik ditujukan untuk mencapai 2
target utama, yaitu:

1. Menjaga agar kadar glukosa plasma berada


dalam kisaran normal
2. Mencegah atau meminimalkan kemungkinan
terjadinya komplikasi diabetes.
Pendekatan Terapi :
1. Tanpa Obat
2. Dengan Obat
terapi non obat
Farmakoterapi Non Obat
1. Pengaturan Pola Makan
2. Pengaturan Pola hidup
3. Olahraga teratur
4. Pemantauan kadar glukosa teratur

Penderita DM sangat membutuhkan :


penyuluhan atau konseling pada
penderita diabetes oleh para praktisi kesehatan,
baik dokter, apoteker, ahli gizi
maupun tenaga medis lainnya.
DIET
Makanan seimbang : Karbohidrat,
Protein, dan lemak

• Karbohidrat : 60-70%
• Protein : 10-15%
• Lemak : 20-25%
FARMAKOTERAPI
1. TERAPI INSULIN
2. ANTIDIABETIK ORAL
Terapi insulin
Indikasi :
Pada pasien yang mengalami kerusakan sel β pankreas
(DM tipe 1)

Pada pasien DM tipe 2 yang kadar glukosanya tidak


bisa dipertahankan dg Obat Antidiabetik Oral

Stress, pembedahan
Wanita hamil, kerusakan ginjal berat

Ketoasidosis diabetik

Kontraindikasi/alergi terhadap Antidiabetik oral


Cara pemberian insulin
Penyuntikan i.m
1. Insulin masa kerja singkat (Short- acting/Insulin),
disebut juga insulin reguler.
2. Insulin masa kerja sedang (Intermediate-acting)
3. Insulin masa kerja sedang dengan mula kerja cepat
4. Insulin masa kerja panjang (Long-acting insulin)
Jenis Sediaan Mula kerja Puncak Masa kerja
Insulin (jam) (jam) (jam)
Masa kerja 0,5 1-4 6-8
Singkat(Shortact
ing/
Insulin), disebut
juga insulin
reguler
Masa kerja 1-2 6-12 18-24
sedang
Masa kerja 0-5 4-15 18-24
sedang mula
kerja cepat
Masa kerja 4-5 14-20 24-36
panjang
• *Untuk tujuan terapi, dosis insulin dinyatakan dalam
unit internasional (UI). Satu UI
merupakan jumlah yang diperlukan untuk
menurunkan kadar gula darah kelinci
sebanyak 45 mg%. Sediaan homogen human insulin
mengandung 25-30 U/mg.

* Penyimpanan pada suhu 2-8°C


Terapi dengan obat
PENGGOLONGAN ANTIDIABETIK ORAL / OBAT
HIPOGLIKEMIK ORAL (OHO)

1. Obat-obat yang meningkatkan sekresi insulin, meliputi


obat hipoglikemik oral golongan sulfonilurea dan
glinida (meglitinida dan turunan fenilalanin).

2. Sensitiser insulin (obat-obat yang dapat meningkatkan


sensitifitas sel terhadap insulin), meliputi obat-obat
hipoglikemik golongan biguanida dan tiazolidindion,
yang dapat membantu tubuh untuk memanfaatkan
insulin secara lebih efektif
3. Inhibitor katabolisme karbohidrat, antara lain
inhibitor α-glukosidase yang bekerja menghambat
absorpsi glukosa dan umum digunakan untuk
mengendalikan hiperglikemia post-prandial (post-
meal hyperglycemia). Disebut juga “starch-
blocker”.
GOLONGAN CONTOH SENYAWA MEKANISME KERJA

SULFONILUREA Gliburida/Glibenklamida Merangsang sekresi


Glipizida insulin di
DAFTAR OBAT-OBATGlikazida
HIPOGLIKEMIK ORAL (OHO)
kelenjar pankreas,
Glimepirida sehingga hanya
GLIKUIDON efektif pada penderita
diabetes yang
sel-sel β pankreasnya
masih
berfungsi dengan baik
Dipeptidyl peptidase-4 Sitagliptin (N) reduce the
inhibitors (DPP-4 Saxagliptin (N) inappropriately elevated
inhibitors) Linagliptin (N) glucagon postprandially
and stimulate glucose-
dependent insulin
secretion
GOLONGAN CONTOH SENYAWA MEKANISMME KERJA

Meglitinida Repaglinide Merangsang sekresi


insulin di
kelenjar pankreas

Turunan Nateglinide Meningkatkan kecepatan


fenilalanin sintesis
insulin oleh pankreas
GOLONGAN CONTOH MEKANISME KERJA
SENYAWA
Biguanid Metformin Bekerja langsung pada
hati (hepar),
menurunkan produksi
glukosa hati.
Tidak merangsang
sekresi insulin
oleh kelenjar pankreas.
Tiazolidindion Rosiglitazone Meningkatkan
Troglitazone kepekaan tubuh
Pioglitazone terhadap insulin.
Berikatan dengan
PPARγ (peroxisome
proliferator
activated receptor-
gamma) di otot,
jaringan lemak, dan hati
untuk
menurunkan resistensi
insulin
GOLONGAN CONTOH MEKANISME
SENYAWA KERJA
Inhibitor α- Acarbose Menghambat kerja
glukosidase Miglitol enzim-enzim
pencenaan yang
mencerna
karbohidrat, sehingga
memperlambat
absorpsi glukosa ke
dalam darah
Glucagon-like Exenatide enhances insulin
Peptide 1 (GLP-1) Liraglutide secretion and reduces
Agonists hepatic
glucose production
It also increases
satiety, slows gastric
emptying, and
promotes
weight loss
GOLONGAN SULFONILUREA
- Drug of choice utk penderita yang baru terdeteksi
DM dg BB normal atau kurang dan tidak
mengalami ketoasidosis
- Hati-hati pada pasien dg gangguan fungsi hati,
ginjal dan tiroid
- Hanya efektif untuk penderita dg sel ß pankreas
yang masih berproduksi

PR : cari profil farmakokinetikanya, ES, Interaksi,


dan dosis pemakaian
Golongan Meglitinida dan Turunan Fenilalanin
- Cara kerja mirip dg gol sulfonilurea
- meningkatkan sintesis dan sekresi insulin oleh
kelenjar pankreas
- Umumnya digunakan dg kombinasi bersama OHO
lain
• Golongan Biguanid
contoh : Metformin
- bekerja langsung pada hepar, menurunkan
produksi glukosa hepar
- tidak merangsang sekresi insulin
• Golongan Tiazolidindion (TZD)
cara kerja : meningkatkan kepekaan tubuh
terhadap insulin

menurunkan kecepatan glikoneogenesis


TERAPI KOMBINASI
- Pada kondisi tertentu diperlukan kombinasi
- Antar OHO, atau OHO dg insulin
- Contoh : kombinasi sulfonilurea dan biguanid
Hal hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan OHO

1. Dosis selalu dari rendah ke tinggi secara bertahap.


2. cara kerja, lama kerja dan ESO
3. adanya interaksi obat.
4. Pada kegagalan sekunder terhadap obat hipoglikemik
oral, usahakanlah menggunakan obat oral golongan
lain, bila gagal lagi, baru pertimbangkan untuk beralih
pada insulin.
5. Hipoglikemia harus dihindari terutama pada penderita
lanjut usia, oleh sebab itu sebaiknya obat hipoglikemik
oral yang bekerja jangka panjang tidak diberikan pada
penderita lanjut usia.
6. Usahakan agar harga obat terjangkau oleh penderita.
Tabel I. Rekomendasi bagi penderita Diabetes Dewasa
(American Diabetes Association, 2007)

Kontrol glukosa
HbA1C <7.0%
Preprandialcapillary plasma glucose 90-130 mg/dl (5.0-7.2 mmol/l)
Peak postprandial capillary plasma <180 mg/dl (<10.0 mmol/l)
glucose
Tekanan darah <130/80 mmHg
Fasting Lipid Profile
LDL <100 mg/dl (<2.6 mmol/l)
Trigliserida <150 mg/dl (<1.7 mmol/l)
HDL >40 mg/dl (>1.1 mmol/l)
Obat Hipoglikemik oral
Sulfonilurea
Nama Dosis Awal Dosis Dosis max Dosis/hari
(mg/hari) per hari
Generasi I
Tolbutamide 500-1500 500-3000 3000 2-3
Chlorpropamide 100-250 100-500 500 1
Tolazamide 100-250 100-1000 1000 1-2
Acetohexamide 250-500 250-1500 1500 1-2
Generasi II
Glyburide 1.25-2.50 1.25-20 20 1-2
Glibenclamide 1.25-2.50 1.25-2.50 20 1-2
Glipizide 2.5-5 2.5-40 40 1-2
Glipizide XL 5 5-20 20 1
Gliclazide 40 40-320 320 1-2
Glimepiride 1-2 4-8 8 1
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai