Anda di halaman 1dari 30

Latar Belakang

Diabetes mellitus (DM) merupakan


suatu penyakit menahun yang
ditandai dengan kadar glukosa darah
(gula darah) melebihi normal yaitu
kadar gula darah sewaktu sama atau
lebih dari 200 mg/dl, dan kadar gula
darah puasa di atas atau sama DM dibedakan menjadi empat jenis,
dengan 126 mg/dl. yaitu:

- DM tipe-1, - DM
tipe-2,
- DM tipe lain
-Diabetes pada kehamilan atau
gestasional.
Latar Belakang

DM Tipe 2 merupakan tipe


paling umum di masyarakat
yaitu sekitar 80% dari 90% DM Tipe 2 dianggap sebagai
semua kasus DM. DM jenis ini krisis global yang mengancam
ditandai dengan hiperglikemia, kesehatan dan perekonomian Maka dari itu, perlu adanya
resistensi insulin dan defisiensi dunia. Sekitar 1 dari setiap 11 penjelasan lebih terkait
relatif insulin yang dikaitkan orang dewasa menderita DM diabetes melitus khususnya
dengan beberapa organ, yang tipe 2 secara global, dan DM tipe 2 sehingga dapat
disebu ominous octet sekitar 75% pasien tinggal di memberi gambaran
negara berkembang mengenai faktor risiko,
diagnosis, dan tatalaksana
dari diabetes melitus
TINJAUAN
PUSTAKA

Etiologi dan
Definisi Epidemiologi
Faktor Risiko

Patogenesis Diagnosis Tatalaksana


 Diabetes mellitus (DM) adalah suatu kelompok penyakit
metabolic dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi
akibat kelainan sekresi insulin, kerja insulin, atau keduanya.

 DM tipe 1 dan 2 adalah dua macam penyakit yang berbeda.


Gejala klinisnya hampir sama, tetapi di DM tipe 2, insulin dapat
dihasilkan namun reseptor untuk insulin yang tidak bekerja
DEFINISI dengan baik. Hal tersebut umumnya terjadi di orang dewasa,
pasien yang kegemukan dan menyerang orang dengan pola
makan tidak sehat dan jarang berolahraga

 Pada DM tipe 1 terjadi kekurangan jumlah insulin karena


pankreas tidak dapat menghasilkan insulin. Umumnya hal
tersebut terjadi di anak-anak
 DM tipe 2 ini ditandai dengan disfungsi sel beta pankreas,
peningkatan fungsi sel alfa pankreas, dan resistensi insulin
jaringan perifer.

 Perubahan ini mengakibatkan:

(1) Hiperglikemia karena gangguan pengambilan glukosa perifer,


(2) Dislipidemia akibat gangguan penyerapan lemak perifer,
(3) Gangguan penyerapan asam amino dan produksi ATP ke
dalam jaringan perifer, seperti otot rangka,
(4) Peningkatan produksi glukagon, yang selanjutnya
memperkuat hiperglikemia dan hyperlipidemia

DEFINISI
Epidemiologi
 World Health Organization memperkirakan terdapat 422 juta orang
dewasa yang menderita diabetes di seluruh dunia pada tahun 2014.
Dalam hal ini, DM tipe 2 atau diabetes tipe 2 memiliki persentase
terbesar antara 90% sampai 95% penderita diabetes, dengan
proporsi tertinggi pada masyarakat berpenghasilan rendah dan
menengah

 Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013, terjadi


peningkatan dari 1,1 (2007) menjadi 2,1% (2013). Proporsi
penduduk ≥ 15 tahun dengan diabetes mellitus (DM) adalah 6,9%.

 Hal ini juga didukung oleh laporan hasil Riskesdas tahun 2018 oleh
DepKes, yang menunjukkan adanya peningkatan prevalensi
Diabetes Melitus tipe 2 menjadi 8,5%. Dalam hal ini Sulawesi
Tengah berada diposisi sepuluh dengan prevalesi sebesar 2,2%
ETIOLOGI & FAKTOR RISIKO
Diabetes diperkirakan terjadi
karena adanya beberapa faktor OBESITAS
risiko seperti obesitas, Merupakan faktor risiko terkuat
ketidakaktifan fisik, asam urat untuk DM Tipe 2 dan
serum tingkat tinggi, berhubungan dengan kelainan
kualitas/kuantitas tidur yang metabolik yang mengakibatkan
buruk, merokok, depresi, resistensi insulin.
penyakit kardiovaskular,
dislipidemia, hipertensi,
penuaan, etnis, dan riwayat
keluarga diabetes.
Disfungsi Pankreas Β-sel

Resistensi Insulin
Patogenesis diabetes tipe 2
diakibatkan melalui dua cara
patologis utama yaitu gangguan
sekresi insulin melalui disfungsi
Ominous Octet
pankreas β-sel, dan gangguan
kerja insulin melalui resistensi
insulin. Resistensi insulin pada
otot dan liver serta kegagalan sel The Ergregious Eleven
beta pankreas telah dikenal
sebagai patofisiologi kerusakan
sentral dari DM tipe-2.

PATOGENESIS
The ominous octet,
8 organ yang berperan dalam
patogenesis hiperglikemia
pada DM tipe 2
The Ergregious Eleven
*Ketambahan dari ominous
octet, yaitu sistem imun dan
lambung serta penguraian usus
menjadi kolon/mikrobiota
maupun usus halus.
 Anamnesis: Adanya Keluhan klasik Diabetes Mellitus yaitu
poliuria, polidipsia, polifagia dan penurunan berat badan yang
tidak dapat dijelaskan sebabnya.

 Pemeriksaan Fisik: Meliputi pemeriksaan berat badan,


pemeriksaan mata (didapatkan penurunan visus, lensa mata
buram), pemeriksaan ekstremitas (uji sensibilitas kulit dengan
mikrofilamen).
DIAGNOSIS
 Pemeriksaan Penunjang:
TATALAKSANA
PRINSIP
Tatalaksana nonfarmakologi

Edukasi dilakukan dengan tujuan untuk promosi


EDUKASI kesehatan, sebagai bagian dari upaya pencegahan dan
pengelolaan DM secara holistik

Anjuran makan untuk masyarakat umum, anjuran makan


NUTRISI MEDIS bagi penderita DM adalah makanan seimbang yang
menyesuaikan dengan zat gizi dan kebutuhan kalori dari
masing-masing individu

Program latihan fisik secara teratur selama sekitar 30–45


LATIHAN FISIK menit sehari, dilakukan 3–5 hari dalam seminggu, dan
total per minggu yaitu 150 menit
OBAT DIABETIK ORAL
Pemicu sekresi insulin
1. Sulfonilurea
Sulfonilurea mengikat dan
menghambat saluran kalium (K) sensitif
ATP pada sel beta pankreas. Akibatnya,
penghabisan kalium menurun, dan 2. Glinid
membran sel beta mengalami depolarisasi. Glinid merupakan obat yang kerjanya
Depolarisasi membran menyebabkan mirip dengan sulfonilurea, namun beda lokasi
kanal kalsium terbuka, menyebabkan reseptor, dengan hasil akhir berupa penekanan
masuknya kalsium dan peningkatan pada peningkantan sekresi insulin fase
kalsium intraseluler, yang merangsang pertama. Golongan ini terdiri dari 2 macam
sekresi insulin dari sel beta pankreas. obat yaitu Repaglinid (derivate asam benzoate)
dan Nateglinid (derivate fenilalanin). Obat
golongan glinid sudah tidak tersedia di
Indonesia.
Peningkatan sensitivitas terhadap
1. Metformin insulin
 Efek utamanya mengurangi produksi
glukosa hati (glukoneogenesis), dan
memperbaiki ambilan glukosa di 2. Tiazolidinedion
jaringan perifer. Tiazolidinedion merupakan agonis dari
Peroxisome Proliferator Activated Receptor
 Metformin menurunkan kadar Gamma (PPAR-gamma), suatu reseptor inti
glukosa darah dengan menurunkan yang terdapat antara lain di sel otot, lemak,
produksi glukosa hepatik (juga dan hati. Golongan ini mempunyai efek
disebut glukoneogenesis), menurunkan resistensi insulin dengan
menurunkan absorpsi glukosa di meningkatkan jumlah protein pengangkut
usus, dan meningkatkan sensitivitas glukosa, sehingga meningkatkan ambilan
insulin dengan meningkatkan glukosa di jaringan perifer. Tiazolidinedion
menyebabkan retensi cairan tubuh sehingga
ambilan dan pemanfaatan glukosa dikontraindikasikan pada pasien dengan
perifer. gagal jantung
Penghambat α-glucosidase

Obat ini bekerja dengan menghambat


kerja enzim alfa glukosidase di saluran
pencernaan sehingga menghambat absorpsi
glukosa dalam usus halus. Penghambaƚ alfa
glukosidase ƚidak digunakan pada keadaan
LFG ≤ 30 ml/min/1,73 m2 , gangguan faal
hati yang berat, irritable bowel syndrome
(IBS). Efek samping yang mungkin terjadi
berupa bloating (penumpukan gas dalam
usus) sehingga sering menimbulkan flatus.
Dipeptidil peptidase-4 (DPP-4) merupakan
suatu serin protease, yang didistribusikan secara luas
dalam tubuh. Enzim ini memecah dua asam amini
dari peptide yang mengandung alanine atau prolin
diposisi kedua peptide N-terminal. Penghambat
DPP-4 akan menghambat lokasi pengikatan pada
DPP-4 sehingga akan mencegah inaktivasi dari
glucagon-like peptide (GLP)-1. sehingga dapat
memperbaiki toleransi glukosa, meningkatkan
respons insulin, dan mengurangi sekresi glucagon.

dpp-4 inhibitor
Obat ini bekerja dengan cara
menghambat reabsorpsi glukosa di
tubulus proksimal dan meningkatkan
ekskresi glukosa melalui urin. Obat
golongan ini mempunyai manfaat untuk SGLT-2 inhibitor
menurunkan berat badan dan tekanan
darah. Efek samping yang dapat terjadi
akibat pemberian obat ini adalah infeksi
saluran kencing dan genital.
Golongan Cara Kerja Utama Obat Dosis Bentuk
Sediaan
Obat

Biguanide Menurunkan produksi Metformin Immediate release: Tablet


glukosa hati dan 500 mg, 2 kali
meningkatkan sehari.
sensitifitas terhadap Maximum 3 gr
insulin dalam 3 dosis
Extended release:
750 mg, 1 kali
sehari. Maximum 2
gr
Sulfonilurea Meningkatkan sekresi  Glibenclamide 1.25-20 mg per hari. Tablet
insulin Jika > 10 mg, dibagi
dalam 2 dosis

 Glipizide 2.5-40 mg per hari.


Jika > 15 mg, dibagi
dalam 2 dosis

 Gliclazide Immediate release:


80-320 mg per hari.
Jika > 160 mg, dibagi
dalam 2 dosis
Extended release:
30-120 mg, 1 kali
sehari.

 Glimepiride 1-8 mg, 1 kali sehari


Glinid Meningkatkan sekresi Repaglinide 0.5-4 mg dengan Tablet
insulin makanan

TZD Meningkatkan Pioglitazone 15-45 mg, 1 kali  Tablet


sensitifitas terhadap sehari  Kaplet
insulin

Penghambat Menghambat absorpsi Acarbose 25-100 mg Tablet


Alfa- glukosa
glucosidase
Penghambat Menghambat  Sitagliptin 100 mg per hari Tablet
DPP-4 sekresi glukagon  Vildagliptin 50 mg, 2 kali
sehari
 Saxagliptin 2.5-5 mg
 Linagliptin 5 mg, 2 kali
sehari
Penghambat Menghambat  Dapaglifozi 5-10 mg per hari Tablet
SGLT-2 reabsorpsi glukosa di n
tubukus distal  Canaglifozi 100 mg, 1 kali
n sehari
 Empaglifozi 10 mg, 1 kali
n sehari
Obat Antihiperglikemia Suntik
Insulin dapat digunakan pada keadaan berikut:
 HbA1c saat diperiksa > 7.5% dan sudah menggunakan satu atau dua obat antidiabetes
 HbA1c saat diperiksa > 9%
 Penurunan berat badan yang cepat
 Hiperglikemia berat yang disertai ketosis
 Krisis hiperglikemia
 Stres berat (infeksi sistemik, operasi besar, infark miokard akut, stroke)
 Kehamilan dengan DM/diabetes melitus gestasional
 Kontraindikasi dan atau alergi terhadap OHO
 Gangguan fungsi ginjal atau hati yang berat
 Kondisi perioperatif sesuai dengan indikasi
INSULIN
Agonis GLP-1 /Incretin
Mimetic

Inkretin adalah hormon peptida yang disekresi


gastrointestinal setelah makanan dicerna, yang
mempunyai potensi untuk meningkatkan sekresi
insulin melalui stimulasi glukosa.
KESImpulan
1. Diabetes melitus merupakan kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik
hiperglikemia yang dibedakan menjadi 4 jenis, yaitu DM tipe-1, DM tipe-2, DM tipe
lain dan diabetes gestasional

2. Diabetes melitus tipe 2 didefinisikan sebagai penyakit multifaktorial kompleks


metabolik kronis, yang melibatkan banyak organ dan telah menjadi pandemi global
dalam beberapa dekade terakhir
KESImpulan
3. Penegakan diagnosis dari diabetes melitus tipe 2 dapat dilakukan dengan melihat tanda
dan gejala klasik diabetes disertai tes diagnostic diabetes, yaitu pengukuran glukosa
plasma puasa, glukosa plasma 2 jam setelah TTGO 75 g, HbA1c, dan glukosa darah
sewaktu.

4. Tatalaksana dapat berupa non farmakologis seperti edukasi, nutrisi medis, maupun
latihan fisik dan farmakologis yang mencakup obat antihiperglikemia oral ataupun
suntik
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai