Anda di halaman 1dari 5

MATERI PENYULUHAN

A. Pengertian Hipertensi

Hipertensi adalah tekanan sistolik lebih dari 140 mmHg


dan tekanan diastolic lebih dari 90 mmHg, berdasarkan pada dua
kali pengukuran atau lebih ( Brunner & Suddarth, 2013)
Hipertensi merupakan keadaan ketika seseorang
mengalami peningkatan tekanan darah diatas normal atau kronis
dalam waktu yang lama (Saraswati, 2009). Hipertensi dapat
didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan
sistoliknya diatas 140 mmHg dan tekanan diastolic diatas 90
mmHg (Syamsudin, 2011)

B. Penyebab hipertensi
Penyebab hipertensi dibagi menjadi dua golongan
yaitu : hipertensi esensial (primer) merupakan hipertensi yang
tidak diketahui penyebabnya dan ada kemungkinan karena faktor
keturan atau genetik . Hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang
merupakan akibat dari adanya penyakit lain. Faktor ini juga erat
hubungannya dengan gaya hidup dan pola makan yang kurang
baik. Apabila riwayat hiprtensi didapatkan pada kedua orang tua,
maka kemungkinan menderita hipertensi menjadi lebih besar.
Faktor-faktor lain yang mendorong terjadinya hipertensi antara
lain : stress, kegemukan (obesitas), pola makan, merokok (M.
Adib, 2009).
C. Klasifikasi hipertensi
Menurut Salma Elsanti (2009) klasifikasi penyakit hipertensi
terdiri dari :

Kategori Stadium Tekanan Sistolik Tekanan Diastolik


Hipertensi ringan 140-159 mmhg 90-99 mmhg

Hipertensi sedang 160-179 mmhg 100-109 mmhg

Hipertensi berat 180-209 mmhg 110-119 mmhg

D. Tanda dan gejala

Hipertensi sulit disadari oleh seseorang karena


hipertensi tidak memiliki gejala khusus. Gejala-gejala yang
mudah diamati antara lain yaitu : gejala ringan seperti, pusing
atau sakit kepala, sering gelisah, wajah merah, tengkuk terasa
pegal dan berat , mudah marah, terlinga berdengung, sukar tidur,
sesak nafas, rasa berat ditengkuk, mudah lelah, mudah marah
Gejala akibat komplikasi hipertensi yang pernah
dijumpai meliputi gangguan penglihatan, saraf, jantung, fungsi
ginjal, dan gangguan serebral otak yang mengakibatkan kejang
dan perdarahan pembuluh darah otak yang mengakibatkan
kelumpuhan dan gangguan kesadaran hingga koma.
( Cahyono, 2008).

E. Komplikasi Hipertensi
Komplikasi yang dapat terjadi pada pasien hipertensi antara lain :
a. Gangguan Jantung
b. Gangguan Otak
c. Gangguan Penglihatan
d. Gangguan Ginjal
e. Stroke
F. Pencegahan Hipertensi
Perubahan Gaya hidup antara lain :
a. Menurunan berat badan (bila kegemukan)

b. Pengurangan asupan garam (diet rendah garam)


c. Menghindari faktor resiko : merokok, minum alkohol,
makanan berlemak, stres
d. Aktifitas fisik / jalan sehat
e. Mengkonsumsi buah yang mengandung serat seperti pisang
f. Memperbanyak konsumsi sayuran hijau
g. Berhenti merokok
h. Tidak mengkonsumsi kafein secara berlebihan

G. Pengobatan Hipertensi
Daun salam merupakan salah satu daun yang biasa
digunakan oleh para Ibu rumah tangga untuk penyedap dan
pengharum masakan. Manfaat daun salam tidak hanya
digunakan untuk menambah cita rasa pada masakan saja, namun
juga dapat dijadikan obat tradisional mencegah sekaligus
menyembuhkan beberapa penyakit yang ada di tubuh.
Kandungan vitamin dan mineral yang ada pada daun salam
sangat baik untuk kesehatan tubuh.

Daun salam dapat menurunkan kadar trigliserida serum

karena daun salam mengandung beberapa senyawa seperti

saponin, flavonoid, tanin dan niasin.

Flavonoid dalam daun salam berfungsi sebagai antioksidan yang


mampu mencegah terjadinya oksidasi sel tubuh. Semakin tinggi
oksidasi semakin tinggi prevalensi terjadinya penyakit
degeneratif, jadi kandungan flavonoid daun salam dapat
mencegah terjadinya hipertensi dan menurunkan kolesterol
darah. Tanin berfungsi sebagai antioksidan dan
hipokolesterolemia. Tanin bekerja dengan cara bereaksi dengan
protein mukosa dan sel epitel usus sehingga menghambat
penyerapan lemak. Saponin yang berfungsi mengikat kolesterol
dengan asam empedu sehingga dapat menurunkan kadar
kolesterol. Kandungan dalam daun salam menstimulasi
penurunan kolesterol dalam darah, sehingga membantu
mempertahankan elastisitas pembuluh darah.

DIET RENDAH GARAM UNTUK PENDERITA HIPERTENSI


Diet adalah pengaturan pola makan, baik porsi, ukuran maupun kandungan
gizinya. Orang yang menderita hipertensi atau memiliki resiko terkena hipertensi
sudah saatnya melakukan pencegahan sedini mungkin. Makanan merupakan salah
satu faktor yang menjadi pemicu munculnya penyakit hipertensi oleh sebab itu
diperlukan pengaturan menu makanan. Pengaturan makanan yang dimaksud
adalah menerapkan diet rendah garam meliputi diet ringan yang dikonsumsi
garam dengan dosis 3,75-7,5 gram setiap hari, kemudian diet garam menengah
dengan dosis 1,25-3,75 gram setiap hari, dan terakhir diet garam berat dengan
dosis kurang dari 1,25 gram setiap hari. Diet kadar garam ini diikuti juga dengan
diet kolestrol dan lemak kemudian diet tinggi serat serta diet rendah energy.
(Ridwan, 2013).
Diet yang dianjurkan adalah DASH (Dietary Approaches to Stop
Hypertension) yang terdiri atas diet tinggi buah, tinggi sayur dan produk susu
yang rendah lemak. Kurangi juga asupan garam sampai dengan enam gram NaCl
(garam dapur) perhari. Yang dimaksud dengan diet rendah garam adalah garam
natrium seperti yang terdapat di dalam garam dapur (NaCl), soda kue (NaHCO³),
baking powder, natrium benzoate, dan vetsin (mono sodium glutamate). Makanan
sehari-hari biasanya cukup mengandung natrium yang dibutuhkan, sehingga tidak
ada penetapan kebutuhan natrium sehari. Asupan natrium yang berlebihan,
terutama dalam bentuk natrium klorida, dapat menyebabkan gangguan
keseimbangan cairan tubuh, sehingga menyebabkan odema atau asites dan atau
hipertensi.
1. Macam-macam Diet Rendah Garam
a. Diet Rendah Garam 1 (200-400 mg Na).
Dalam pemasakan tidak ditambahi garam. Bahan makanan tinggi
natrium dihindarkan, makanan ini diberikan kepada penderita
hipertensi berat. Diet ini mengandung 2230 kalori, 750 gr protein, 53
gr lemak dan 265 gr karbohidrat (diastole lebih dari 125 mmHg).
b. Diet Rendah Garam 2 (600-800 mg Na).
Pemberian makan sehari dengan diet rendah garam 1. Dalam
pemasakan dibolehkan menggunakan ¼ sdt (1 gr), bahan makanan
tinggi natrium dihindarkan. Makanan ini diberikan kepada penderita
tidak terlalu berat (diastole 100-114 mmHg).
c. Diet Rendah Garam 3 (1000-1200 mg Na).
Pemberian makanan sehari sama dengan diet rendah garam 1. Dalam
pemasakan dibolehkan menggunakan ½ sdt (2 gr) garam dapur.
Makanan ini diberikan kepada penderita hipertensi ringan (diastole
>100 mmHg).
2. Makanan yang dianjurkan
 Beras, kentang, ubi, maizena, hukwee, mi bihun.
 Kacang-kacangan seperti kacang hijau, kacang merah.
 Minyak goreng, margarine tanpa garam.
 Sayur dan buah-buahan (seledri dan tomat).
 Bumbu-bumbuan seperti bawang merah, bawang putih, jahe,
kemiri, kencur, laos, salam, sereh dan cuka.
 Bahan makanan berasal dari hewan dalam jumlah terbatas
seperti:
1. Daging ayam atau ikan paling banyak 100 gr perhari.
2. Telur ayam atau telur bebek paling banyak 1 butir.
3. Susu segar paling banyak 2 gelas sehari.
3. Makanan yang tidak dianjurkan
Semua makanan yang diberi garam natrium pada pengolahan seperti:
a. Roti, biscuit, craker, kue lain yang dimasukkan dengan
garam dapur dan soda.
b. Dendeng, abon, cornet beef, daging asap, ikan asin, pindang,
sarden, ebi dan telur asin.
c. Margarine, menetega dan keju.
d. Acar, asinan, sayur sayuran dalam kaleng.
e. Garam dapur, vitsin, soda kue, kecap, terasi, petis

Anda mungkin juga menyukai