Anda di halaman 1dari 45

LAPORAN KASUS PROSES ASUHAN GIZI TERSTANDAR (PAGT)

PADA PASIEN CARCINOMA IN SITU OF ENDOCERVIX


DI PAVILIUN ASTER RSU KABUPATEN TANGERANG TAHUN 2022

DISUSUN OLEH:

ZAHRA ASTIWI
P05130219081

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES BENGKULU
PRODI SARJANA TERAPAN GIZI
2022
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Studi Kasus dengan Judul

PROSES ASUHAN GIZI TERSTANDAR (PAGT) PADA PASIEN


CARCINOMA IN SITU OF ENDOCERVIX
DI RUANG ASTER RSU KABUPATEN TANGERANG TAHUN 2022

Yang disiapkan dan dipersentasikan pada


tanggal 13 September 2022
oleh:

ZAHRA ASTIWI
P05130219081

Laporan ini telah diperiksa dan disetujui oleh:


Mengetahui,

Mengetahui, Tangerang, Maret 2022


Kepala Unit Gizi Pembimbing

Dr. Elvi Manurung., SpGk MS Khairunnisa, S.Gz


NIP. 196412251990032007 NIP.20200119950880

KATA PENGANTAR

II
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT, atas segala
berkat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan
laporan Proses Asuhan Gizi Terstandar (PAGT) pada Pasien Carcinoma In Situ
Of Endocervix di Rumah Sakit Umum Kabupaten Tangerang Tahun 2022.
Penulis mendapatkan banyak bantuan dari berbagai pihak dalam
penyusunan Laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini. Pada kesempatan ini
penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Eliana, SKM., MPH selaku Direktur Poltekkes Kemenkes Bengkulu.
2. Anang Wahyudi, S.Gz., MPH selaku Ketua Jurusan Gizi Bengkulu.
3. Tetes Wahyu W., SST., M.Biomed selaku Ketua Prodi D IV Gizi Bengkulu.
4. Ayu Pravita Sari M.Gizi selaku Dosen Pembimbing PKL Asuhan Gizi Klinik
(AGK)
5. dr. Elvy Manurung SPGK. MS selaku Kepala Instalasi Gizi RSU
Kab.Tanggerang
6. H. Muhammad Nur S.Gz RD selaku Pembimbing lapangan PKL AGK RSU
Kab.Tanggerang
7. Khairunnisa, S. Gz selaku pembimbing AGK RSU Kab. Tangerang
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan laporan ini belum sempurna
dan banyak kekurangan baik dari segi data maupun dalam penyajian. Oleh karena
itu kami menyampaikan maaf atas segala kekurangan kami. Segala saran dan
masukan sangat berarti demi perbaikan laporan ini. Penulis berharap semoga
laporan praktek belajar lapangan ini bermanfaat bagi semua pihak serta dapat
membawa perubahan positif terutama bagi penulis sendiri dan pembaca. Atas
perhatian dan masukannya penulis mengucapkan terima kasih.

Tangerang, Agustus 2022

Penulis
DAFTAR ISI

III
HALAMAN JUDUL..............................................................................................................
HALAMAN PENGESAHAN...............................................................................................
KATA PENGANTAR..........................................................................................................
DAFTAR ISI.........................................................................................................................
DAFTAR TABEL.................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................
1.1 Latar Belakang............................................................................................................
1.2 Tujuan .........................................................................................................................
2.1...........................................................................................................................
...............................................................................................................................
2.2...........................................................................................................................
...............................................................................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................................
BAB III PROSES ASUHAN GIZI TERSTANDAR (PAGT)................................................
3.1 Gambaran Umum Pasien.............................................................................................
3.2 Assesment Gizi............................................................................................................
3.3 Diagnosa Gizi.............................................................................................................
3.4 Intervensi Gizi............................................................................................................
3.5 Monitoring dan Evaluasi............................................................................................
3.6 Hasil dan Pembahasan................................................................................................
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN................................................................................
A. Kesimpulan.................................................................................................................
B. Saran...........................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................
LAMPIRAN

IV
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu Negara yang menjadi anggota ASEAN Free
Trade Association (AFTA) sejak tahun 2010 dan Nort Atlantic Free Trade
Association (NAFTA) berlaku paling lambat tahun 2020 adalah menjadi
pertimbangan terhadap tuntutan agar tenaga kesehatan berkualitas yang memiliki
pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang memadai agar dapat bersaing dan
sejajar dengan tenaga kesehatan dari mancanegara lainnya. Tuntutan
profesionalisme melalui peningkatan pengetahuan, keterampilan dan sikap tenaga
kesehatan juga ditujukan kepada tenaga kesehatan di bidang pelayanan gizi.
Dietesien sebagai individu yang bekerja di dalam pelayanan gizi harus senantiasa
mengembangkan diri dalam menjawab tantangan dan kebutuhan masyarakat akan
adanya jaminan mutu terhadap hasil pelayanan gizi, dan tuntutan akan pelayanan
yang prima. Hal ini disebabkan oleh pelayanan gizi merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari pelayanan kesehatan, diharapkan mampu memperbaiki keadaan
gizi masyarakat.
Poltekkes Kemenkes Bengkulu sebagai institusi penyelenggara pendidikan
harus memberikan layanan pendidikan dan kemudahan serta menjamin
terselenggaranya pendidikan yang bermutu bagi setiap warga negara. Jurusan
Gizi Poltekkes Kemenkes Bengkulu merupakan institusi yang mendidik tenaga
profesional dalam bidang gizi yang terdiri dari Program Studi Diploma Tiga Gizi
(DIII Gizi) dan Program Studi Gizi dan Dietetika Program Sarjana Terapan.
Penyelenggaraan Pendidikan Sarjana Terapan Gizi dan Dietetika yang
sebelumnya merupakan Diploma IV Gizi didasarkan pada kurikulum Diploma IV
Gizi Poltekkes Kemenkes Bengkulu tahun 2017 dan berbagai regulasi seperti
peraturan presiden No. 8 Tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional
Indonesia dan Permenristekdikti Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2015

V
tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi. Kurikulum tersebut berbasis capaian
pembelajaran mengamanatkan bahwa mahasiswa diwajibkan untuk mengikuti
Praktik Kerja Lapangan (PKL) Asuhan Gizi Klinik (AGK) di Semester VII.
PKL AGK membahas tentang pengelolaan pelayanan gizi klinik/dietetik pada
klien dengan komplikasi secara individu dan kelompok dengan menggunakan
prosedur Pelayanan Asuhan Gizi Terstandar (PAGT) di Rumah Sakit. PKL AGK
diharapkan dapat memberikan pengalaman belajar dan keterampilan kepada
mahasiswa agar memperoleh hasil yang efisien, efektif dan optimal sehingga akan
dihasilkan Profil Lulusan Sarjana Terapan Gizi dan Dietetika sebagai Pengelola
Gizi Klinik/Dietetik.

1.2 Tujuan
2.1. Tujuan Umum

Sarjana Terapan Gizi mampu mengelola pelayanan gizi klinik/dietetik


pada klien dengan komplikasi secara individu dan kelompok dengan
menggunakan prosedur Pelayanan Asuhan Gizi Terstandar (PAGT).
2.2. Tujuan Khusus
1. Mampu melakukan proses asuhan gizi.
2. Mampu melakukan pengkajian data gizi (riwayat,kebutuhan dan data
lain penunjang gizi).
3. Mampu melakukan penilaian status gizi (antropometri, biokimia, dan
klinis).
4. Mampu melakukan diagnosis gizi klien.
5. Mampu melakukan perencanaan intervensi gizi untuk individu.
6. Mampu melakukan perencanaan pemantauan dan evaluasi pelayanan
gizi pada klien.
7. Mampu melakukan dokumentasi pelayanan gizi.
8. Mampu beretika dalam memberikan asuhan gizi sebagai proses
pelayanan gizi.

VI
9. Mampu melakukan pemantauan dan evaluasi pelayanan gizi pada
klien.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. DEFINISI KANKER SERVIKS


Kanker serviks merupakan salah satu kanker penyebab utama kematian
wanita di seluruh dunia. Kanker serviks menduduki urutan tertinggi di Negara
berkembang dan berada pada urutan ke 10 di negara maju atau urutan ke 5
secara global. Di Indonesia, kanker serviks menduduki urutan pertama dari 10
kanker terbanyak yang ditemukan di 13 pusat laboratorium patologi anatomi
di Indonesia. Penyakit kanker serviks dan payudara merupakan penyakit
kanker dengan prevalensi tertinggi di Indonesia pada tahun 2013, yaitu
kanker serviks sebesar 0,8‰ dan kanker payudara sebesar 0,5‰. Provinsi
Kepulauan Riau, Provinsi Maluku Utara, dan Provinsi D.I. Yogyakarta
memiliki prevalensi kanker serviks tertinggi yaitu sebesar 1,5% (Kementrian
Kesehatan RI, 2015)
Kanker serviks merupakan penyakit kanker perempuan yang menimbulkan
kematian terbanyak akibat penyakit kanker terutama di negara berkembang,
salah satu penyebabnya adalah karena infeksi human papilloma virus (HPV)
yang merangsang perubahan perilaku sel epitel serviks (Prawirohardjo, 2014)
Kanker serviks dapat berasal dari sel-sel di leher rahim, mulut rahim,
maupun keduanya. Sebagian besar kanker serviks dimulai pada zona
transformasi yang merupakan perpindahan dari tipe sel skuamosa ke tipe sel
silindris. Sel-sel ini tidak langsung berubah menjadi kanker serviks. Sel
normal serviks dipengaruhi oleh zat karsinogen yang dapat berkembang
secara bertahap menjadi sel pra kanker kemudian menjadi sel kanker
(Nurwijaya dkk, 2010).
B. ETIOLOGI
Penyebab kanker serviks tidak diketahui secara pasti. Menurut Prayetni
(2007), ada beberapa faktor predisposisi kanker serviks antara lain yaitu:

VII
1. HPV (Human Papilloma Virus) adalah virus penyebab kutil genetalia
(Kondiloma akuminata) yang ditularkan melalui hubungan seksual.
Varian yang sangat berbahaya adalah HPV tipe 16, 18, 45 dan 56.
Sekitar 90-99% jenis kanker serviks disebabkan oleh HPV. Virus ini
biasa ditranfer melalui hubungan seksual dan biasa hadir dalam
berbagai variasi.
2. Tembakau dalam rokok bisa menurunkan system kekebalan tubuh dan
mempengaruhi kemampuan tubuh untuk melawan infeksi HPV pada
leher rahim.
3. Hubungan seksual pertama dilakukan pada usia dini. Semakin muda
seorang perempuan melakukan hubungan seksual, maka semakin besar
resiko untuk terkena kanker serviks. Berdasarkan penelitian para ahli,
perempuan yang melakukan hubungan seks pada usia kurang dari 17
tahun mempunyai resiko 3 kali lebih besar dari wanita yang menikah
pada usia lebih dari 20 tahun, selain itu sperma yang mengandung
komplemen histone dapat bereaksi dengan DNA sel leher rahim.
Sperma yang bersifat alkalis dapat menimbulkan hyperplasma dan
neoplasma sel leher rahim.
4. Perilaku seksual berganti pasangan seks akan meningkatkan penularan
penyakit kelamin. Resiko terkena kanker serviks menjadi 10 kali lipat
pada wanita yang mempunyai partner seksual 6 orang atau lebih.
5. Pemakaian pil KB. Penggunaan kontrasepsi oral dilaporkan
meningkatkan insiden NIS (Neoplasia Intraepitelial Kanker serviks)
meskipun tidak langsung dan mempercepat perkembangan progresivitas
lesi. Pemakaian pil KB lebih dari 6 tahun meningkatkan resiko
terjadinya Kanker Serviks disebabkan karena kontrsepsi oral
menginduksi eversi epitel kolumnar yang meningkatkan atipia pada
wanita, menurunkan kadar asam folat dalam darah sehingga terjadi
perubahan megaloblastik sel epitel leher rahim dan dapat meningkatkan
efek ekspresi onkoprotein virus.
C. PATOFISIOLOGI

VIII
Kanker serviks butuh waktu bertahun- tahun untuk tumbuh dari sel sehat
ke sel prakanker dan berakhir dengan sel kanker. Perubahan abnormal sel- sel
sebelum kanker inilah yang dikenal dengan sebutan cervical intraepithelial
neoplasia (CIN) atau sel prakanker. Perubahan sel akibat infeksi human
papilloma virus (HPV), menjadi CIN dan akhirnya menjadi kanker sangat
lambat. Proses ini bisa terjadi dalam kurun waktu 10-20 tahun.
CIN adalah kondisi pertumbuhan sel abnormal sebelum kanker, kondisi ini
umumnya tidak mengancam kesehatan seseorang secara langsung tetapi
berpotensi berubah menjadi kanker. Walau resiko sel- sel CIN berubah
menjadi kanker tergolong kecil, dokter akan memantau atau menanganinya
sebagai langkah pencegahan kanker serviks. Tujuan pap smear adalah
mengidentifikasi tahap ini agar CIN ditangani sebelum sepenuhnya berubah
menjadi kanker.
Jika kanker kanker serviks tidak didiagnosa dan tidak ditangani, perlahan-
lahan sel kanker akan keluar dari leher rahim dan menyebar ke organ serta
jaringan disekitarnya. Kanker dapat menyebar ke vagina dan otot yang
menopang tulang panggul, sel kanker juga dapat menyebar ketubuh bagian
atas. Kondisi ini akan menghalangi saluran yang mengalir dari ginjal ke
kandung kemih atau sering disebut sebagai ureter. Kanker dapat menyebar ke
kandung kemih, rectum, dan akhirnya sampai ke hati, tulang dan paru-paru.
Sel kanker ini juga dapat menyebar ke sistem limfatik, sistem limfatik terdiri
dari serangkaian nodus dan saluran yang menjalar keseluruh tubuh dengan
cara yang sama seperti sistem peredaran darah.
Nodus limfe menghasilkan banyak sel khusus yang dibutuhkan oleh sistem
kekebalan tubuh. Jika seseorang terkena infeksi, nodus dibawah leher atau
ketiak akan membengkak. Pada beberapa kanker serviks stadium awal nodus
limfe yang dekat dengan leher rahim mengandung sel kanker dan pada
beberapa kanker serviks stadium akhir, nodus limfe di dada dan perut juga
bisa terinfeksi kanker (Rohan, dkk. 2017)

IX
D. TANDA dan GEJALA
Perubahan prekanker pada serviks biasanya tidak menimbulkan gejala dan
perubahan ini tidak terdeteksi kecuali jika wanita menjalani pemeriksaan
panggul dan pap smear. Gejala biasanya baru muncul ketika sel serviks yang
abnormal berubah menjadi keganasan dan menyusup kejaringan disekitarnya.
Pada saat ini akan timbul gejala sebagai berikut:
a. Perdarahan vagina yang abnormal, biasanya terjadi setelah berhubungan
seksual, diluar masa menstruasi atau setelah menopause
b. Perubahan siklus menstruasi tanpa diketahui penyebabny, misalnya
menstruasi yang lebih dari 7 hari untuk 3 bulan atau lebih, atau perdarahan
dalam jumlah yang sangat banyak.
c. Cairan yang keluar tanpa berhenti dari vagina berwarna hijau, cokelat, atau
mengandung darah serta berbau busuk.
E. KLASIFIKASI

Table 1Pembagian Stadium Kanker Serviks Menurut Internasional Federation Of Gynecology And
Obstetrics (FIGO)

STADIUM KETERANGAN

Stadium 0 Karsinoma insitu, karsinoma intra epithelial

Stadium I Karsinoma masih terbatas diserviks (penyebaran


korpus uteri diabaikan)

Stadium II Telah melibatkan vagina, tetapi belum sampai


1/3 bawah vagina atau infiltrasi keparametrium,
tetapi belum mencapai dinding panggul.

Stadium III Telah melibatkan 1/3 bawah vagina atau adanya


perluasan sampai dinding panggul. Kasus
dengan hidroneprosis atau gangguan fungsi
ginjal, dimasukan dalam stadium ini, kecuali
kelainan ginjal dapat dibuktikan oleh sebab lain.

X
Stadium IV Perluasan ke luar organ reproduktif

BAB III
PROSES ASUHAN GIZI TERSTANDAR (PAGT)

3.1 Gambaran Umum Pasien

Nama : Ny. D
No RM : 283200
Jenis kelamin : Perempuan
Tgl lahir : 27/09/1996
TMRS : 31/08/2022
Tgl skrining : 02/09/2022
Usia : 25 tahun
Agama : Budha
Ruang : ASTER
Penjamin : BPJS
Diagnosa Medis : Carcinoma in situ of endocervix
Table 2tabel skrining awal pasien

No INDIKATOR PENILAIAN
1 Perubahan BB (-)
2 Nafsu makan berkurang (+)
3 Kesulitan mengunyah/menelan (-)
4 Mual dan muntah (-)
5 Diare/konstipasi (-)
6 Alergi/intoleransi zat gizi (-)
7 Diet khusus (-)
8 Parenteral/enteral (-)

XI
3.2 Assement Gizi
1. Riwayat Gizi (food history)
Nafsu makan menurun dikarenakan perut terasa tidak nyaman

a. Kebiasaan makan SMRS:


 Mengonsumsi Mie dalam 3 kali seminggu
 Sering mengonsumsi bakso dengan sambal yang banyak
 Pola makan SMRS: pasien makan dengan tidak teratur dengan
biasanya memakan nasi 3P, lauk hewani & nabati 3P, buah 3 kali
dalam seminggu seringnya memakan papaya dan pisang, sayur 2P,
mengonsumsi snak bisa 3-4 kali dalam sehari berupa crackers roma
malkist
 Sering mengabung makan siang dengan makan malam
 Senang mengonsumsi susu dengan merk diamond 1000 ml sehari
dengan terkadang dimakan bersama dengan crakers
 Jarang berolahraga

Perhitungan Kebutuhan SMRS (rumus mifflin)


BMR : (10 x BB) + (6,25 x TB) – (5 x U) – 161
: (10 x 65) + (6,25 x 155) – (5 x 25) – 161
: 650 + 968,75 – 125 –161
: 1.332,75 kkal
TEE : 1.332,75 x fa
: 1.332,75 x 1,3
: 1.732,575 kkal
Perhitungan zat gizi makro
Protein : 1,5 g/kg BB
: 1,5 x 65 kg
: 97,5 gr/hr
97,5 x 4
% Protein : x 100 %
1.732,575
: 22 %
20% X TEE
Lemak :
9
20% X 1.732,57 5
:
9

XII
: 38,5 gr/hr
% Kh : 100% - %L - %P
: 100 % - 20 % - 22 %
: 58 %
:58% x TEE
Kh :
4
:58 % X 1.732,575
:
4
: 251 gr

Table 3 recall SMRS

Bahan Makanan Penukar Energi Protein Lemak Kh


(kkal) (gram) (gram) (gram)

Makanan Nasi 3 525 12 - 120


pokok
Mie 1 380 8 14 54
instan

Lauk Rendah 1 50 7 2 -
hewani lemak

Lemak 2 150 14 10 -
sedang

Lauk nabati 3 225 15 9 21

Sayuran 2 50 2 - 10

Buah 2 25 1 - 5

Malkist crackers 2 160 2 6 26

Susu 5 600 30 30 50

Minyak 3 150 - 27 -

Total 2.315 91 81 286

Kebutuhan 1.732,575 97,5 38,5 251

% 133 93 254 113

Keterangan Lebih Baik Lebih Lebih

XIII
Asupan SMRS
160

120

80

40

0
energi protein lemak karbohidrat

asupan

b. Asupan Masuk Rumah Sakit


Selama masa perawatan di ruang rawat inap paviliun Aster RSU
Kabupaten Tanggerang telah dilakukan recall 24 jam terhadap pasien
untuk mengetahui tingkat konsumsi makanan pasien. Pasien pada saat
sarapan mengahabiskan ½ p nasi tim dengan hanya memakan ayam
suirnya saja. Sedangkan untuk nasi makan pasien siang dan sore ½ p,
pasien hanya menghabiskan lauk dan sayurnya saja serta buah.

Recall 24 Jam MRS

Table 4 Recall 24 jam MRS

Bahan Makanan Penukar Energi Protein Lemak Kh


(kkal) (gram) (gram) (gram)

Makanan pokok 2½ 437,5 10 - 100

Lauk Rendah 2 100 14 6 -


hewani lemak

Lemak 1 75 7 5 -
sedang

Lauk nabati 2 150 10 6 14

Sayuran 2 50 2 - 10

XIV
Buah 2 100 2 - 24

Snack 2 200 3,25 8,5 32

Minyak 1 50 - 9 -

Total 1.162,5 48,25 34,5 180

Kebutuhan 1.837,2 74,25 51,03 270,5

% 63 64 67 66

Keterangan Kurang Kurang Kurang Kurang

Kategori Persen Asupan

Kurang <80 %

Baik 80 – 110 %

Lebih >110 %

Sumber: WNPG, 2004

300%
250%
200%
150%
100%
50%
0%
energi protein lemak karbohidrat
SMRS MRS

SMRS 133 93 254 113

MRS 63 64 67 66

XV
2. Antropometri
BB : 65 kg
TB : 155 cm
BBI (brocca) : (TB-100) x 0,9
: (155 -100) x 0,9
: 49,5 kg
bb aktual
% BBI : x 100 %
bb ideal
65
: x 100 %
49,5
: 131% (obesitas) (DeBruyne-Pinna (2014))

bb
IMT =
Tb2 m
65
=
1,552
= 27,05 kg/m2 (obesitas I)

Klasifikasi IMT Asia Menurut WHO

Underweight < 18,5 kg/m2

Normal 18,5-22,9 kg/m2

Overweight ≥ 23 kg/m2

Beresiko 23-24,9 kg/m2

Obesitas I 25-29,9 kg/m2

Obesitas II ≥ 30 kg/m2

Sumber: WHO
Kesimpulan: Status Gizi Pasien Berdasarkan IMT Asia Pasifik masuk
dalam kategori Obesitas I
3. Biokimia Data

Pemeriksaan Hasil Nilai Normal Keterangan

HB 7,6 11,7-15,5 g/dl Rendah

XVI
Lekosit 25.58 3,6-11,00 Normal

Hematokrit 23 35-47 % Rendah

Trombosit 283 140-440 Normal

Sumber: laboratorium RS Tangerang. 01.09.22


Kesimpulan: dari hasil pemeriksaan laboratorium dapat dilihat bahwa
nilai Hemoglobin dan Hematokrit rendah menandakan Anemia

4. Fisik/klinis
 Sakit di kemaluan
 Perut terasa tidak nyaman
 Kesadaran CM

Klinis

Pemeriksaan Hasil Nilai Normal Keterangan

TD 119/64 120/80 mmhg Rendah

Nadi 78 /menit 60-100 /menit Normal

Pernapasan 19 /menit 12-20 /menit Normal

Suhu 35 °C 36-37 C Rendah

5. Riwayat klien (CH)


a. Riwayat personal:
Ny. D berjenis kelamin perempuan, berusia 25 tahun, lahir
pada tanggal 27 septemper 1996, status perkawinan menikah dan
memiliki anak 2.

b. Riwayat medis:
 Masuk rumah sakit dikarenakan pendarahan dirahim
 Mengeluh sakit didaerah bawah tubuh dan terkadang nyeri
di panggul

XVII
 Setelah melahirkan anak ke-2 Ny. D melakukan KB suntik
selama 3 bulan namun dikarenakan tidak haid berganti
menjadi KB spiral
 Haid teratur namun darah yang keluar berlebihan/banyak

Table 5 Terapi Obat

Jenis obat Dosis Cara Fungsi Interaksi


pemberian obat dan
makanan

Mefenamic 3 x 500 Oral Obat penghilang -


acid mg rasa nyeri ringan
sampai sedang

Kalnex 3 x 500 Oral Obat untuk -


mg mengurangi atau
pengontrol
pendarahan

c. Riwayat Sosial
Ny. D beragama Budha dengan status Kesehatan menggunakan
BPJS
3.3 Diagnosa Gizi

NI. 2.1 Asupan oral tidak adekuat berkaitan dengan nafsu


makan menurun ditandai dengan hasil recall 24 jam
kurang

NC.2.2 Perubahan nilai lab. Terkait gizi berkaitan dengan


Anemia ditandai dengan nilai lab HB yang rendah (7,6
g/dl) dan hematokrit yang rendah (23%)

XVIII
NC.3.3.3 Obes kelas I, berkaitan dengan jarang
beraktivitas/berolahraga ditandai dengan IMT dan
%BBI >130%

3.4 Intervensi Gizi


a. Tujuan Diet
1. Memberikan asupan oral secara bertahap mulai dari energi
80% dari total kebutuhan
2. Memenuhi kebutuhan energi dan protein yang meningkat
untuk mencegah dan mengurangi kerusakan jaringan tubuh
3. Meningkatkan kadar hemoglobin sehingga mencapai batas
normal
4. Memberikan edukasi terkait pola hidup sehat dan bahan
makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan untuk
penderita kanker

b. Nama Diit : NT 1500, NB 1500 Kkal


c. Prinsip : Tinggi energi tinggi protein, tinggi fe
d. Rute Pemberian : Oral
e. Bentuk Makanan : Nasi Tim, nasi Biasa
f. Frekuensi makan : 3 kali makan utama 2 kali selingan
g. Syarat diit :
1. Energi diberikan Tinggi namun diberikan secara bertahap
2. Protein diberikan sesuaikan 1,5 g/kg BB yaitu 74,25 gr/hr
3. Lemak 25% dari kebutuhan total yaitu 51,03 gr/hr
4. Karbohidrat diberikan 58,9% energi yaitu 293,49 gr
5. Vitamin dan mineral diberikan sesuai dengan kebutuhan
h. Perhitungan Kebutuhan

Energi
BMR : (10 x BB) + (6,25 x TB) – (5 x U) – 161
: (10 x 49,5) + (6,25 x 155) – (5 x 25) – 161

XIX
: 495 + 968,75 – 125 –161
: 1.177,75 kkal
TEE : 1.177,75 x fa x fs
: 1.177,75 x 1,2 x 1,3
: 1.837,2 kkal
Perhitungan zat gizi makro
Protein : 1,5 g/kg BB
: 1,5 x 49,5 kg
: 74,25 gr/hr
74,25 x 4
% Protein : x 100 %
1.837,2
: 16,1%
25 % X TEE
Lemak :
9
25 % X 1.837,2
:
9
: 51,03 gr/hr
% Kh : 100% - %L - %P
: 100 % - 25 % - 16,1 %
: 58,9 %
:58,9 % x TEE
Kh :
4
:58 ,9 % X 1.837,2
:
4
: 270,5 gr

i. Proses Implementasi
1. Hari pertama diberikan asupan 80% dari kebutuhan total dengan
diet NT 1500kkal dan frekuensi makan 3 kali makan utama dan 2
kali selingan
2. Hari kedua diberikan asupan 85 % dari kebutuhan total dengan
diet NB 1500kkal dan frekuansi makan 3 kali makan utama dan
2 kali selingan
3. Hari ketiga diberikan asupan 84% dari kebutuhan total dengan
diet NT 1500 kkal dan frekuansi makan 3 kali makan utama dan
2 kali selingan
j. Rencana intervensi

XX
a. Intervensi hari-I
Pagi

Bahan Makanan Penukar Energi Protein Lemak Kh


(kkal) (gram) (gram) (gram)

Makanan pokok 1 175 4 - 40

Lauk Rendah 1 50 7 2 -
hewani lemak

Lemak - - - - -
sedang

Minyak 0,5 25 - 4,5 -

Total 250 11 6,5 40

Siang

Bahan Makanan Penukar Energi Protein Lemak Kh


(kkal) (gram) (gram) (gram)

Makanan pokok 1½ 262 6 - 60

Lauk Rendah 1 50 7 2 -
hewani lemak

Lemak 1 75 7 5 -
sedang

Lauk nabati 1 75 5 3 7

Sayuran 1 25 1 - 5

Buah 2 50 2 - 10

Minyak 1 50 - 9 -

Total   587 28 19 82

Sore

Bahan Makanan Penukar Energi Protein Lemak Kh

XXI
(kkal) (gram) (gram) (gram)

Makanan pokok 1 175 4 - 40

Lauk Rendah - - - - -
hewani lemak

Lemak 1 75 7 5 -
sedang

Lauk nabati 1 75 5 3 7

Sayuran 1 25 1 - 5

Buah 2 50 2 - 10

Minyak 1 50 - 5 -

Total   450 19 13 62

Total Kebutuhan

Waktu Penukar Energi Protein Lemak Kh


(kkal) (gram) (gram) (gram)
Pagi   250 11 6,5 40
Siang 587 28 19 82
Sore 450 19 13 62
Snack 2 198 3,25 8,5 32
Total 1.485 61,25 47 216
Kebutuhan 1.837,2 74,25 51,03 270,5
% 80% 82% 92% 80%
Keterangan Baik Baik Baik Baik

Asupan intervensi H1

Bahan Makanan Penukar Energi Protein Lemak Kh


(kkal) (gram) (gram) (gram)

Makanan pokok 3 525 12 - 120

Lauk Rendah 2 100 14 6 -


hewani lemak

Lemak 2 150 14 10 -

XXII
sedang

Lauk nabati 1 75 5 3 7

Sayuran 1½ 37,5 1,5 - 7,5

Buah 4 200 4 - 48

Snack 2 198 3,25 8,5 32

Minyak 2,5 125 - 22,5 -

Susu diamond 250 ml 150 7,5 7,5 12,5

Total 1.560,5 61,25 57,5 227

Kebutuhan 1.485 61,25 47 216

% 105% 100% 122% 105%

Keterangan Baik Baik Lebih Baik

b. Intervensi hari-II

Pagi
Bahan Makanan Penukar Energi Protein Lemak Kh
(kkal) (gram) (gram) (gram)

Makanan pokok 1 175 4 - 40

Lauk Rendah 1 50 7 2 -
hewani lemak

Lemak - - - - -
sedang

Minyak 0,5 25 - 4,5 -

Total 250 11 6,5 40

Siang

XXIII
Bahan Makanan Penukar Energi Protein Lemak Kh
(kkal) (gram) (gram) (gram)

Makanan pokok 1½ 262 6 - 60

Lauk Rendah 2 100 14 4 -


hewani lemak

Lemak 1 75 7 5 -
sedang

Lauk nabati 1,5 112,5 7,5 4,5 10,5

Sayuran 1,5 37,5 1,5 - 5

Buah 2 50 2 - 10

Minyak 1 50 - 9 -

Total 687 38 22,5 85,5

Sore
Bahan Makanan Penukar Energi Protein Lemak Kh
(kkal) (gram) (gram) (gram)

Makanan pokok 1 175 4 - 40


Lauk Rendah 1 50 7 2 -
hewani lemak
Lemak - - - - -
sedang
Lauk nabati 1 75 5 3 7
Sayuran 1 25 1 - 5
Buah 2 50 2 - 10
Minyak 1 50 - 5 -
Total 425 19 10 62

XXIV
Total Kebutuhan
Waktu Penukar Energi Protein Lemak Kh
(kkal) (gram) (gram) (gram)

Pagi 250 11 6,5 40


Siang 687 38 22,5 85,5
Sore 425 19 10 62
Snack 2 198 3,25 8,5 32
Total 1.560 71,25 47,5 219,5

Kebutuhan 1.837,2 74,25 51,03 270,5

% 85% 95% 93% 81%


Keterangan Baik Baik Baik Baik

Asupan intervensi II
Bahan Makanan Penukar Energi Protein Lemak Kh
(kkal) (gram) (gram) (gram)

Makanan pokok 3 525 12 - 120


Lauk Rendah 3 150 21 6 -
hewani lemak
Lemak 2 150 14 10 -
sedang
Lauk nabati 1 75 5 3 7
Sayuran 1 25 1 - 5
Buah 4 200 4 - 48
Snack 2 198 3,25 8,5 32
Minyak 2,5 125 - 22,5 -

XXV
Total 1.448 60,25 50 212
Kebutuhan 1.560 71,25 47,5 219,5

% 92% 84% 105% 96%

Keterangan Baik Baik Baik Baik

c. Intervensi hari-III
Pagi

Bahan Makanan Penukar Energi Protein Lemak Kh


(kkal) (gram) (gram) (gram
)

Makanan pokok 1 175 4 - 40

Lauk Rendah 1 50 7 2 -
hewani lemak

Lemak - - - - -
sedang

Minyak 0,5 25 - 4,5 -

Total 250 11 6,5 40

Siang

Bahan Makanan Penukar Energi Protein Lemak Kh (gram)


(kkal) (gram) (gram)

Makanan pokok 1½ 262 6 - 60

Lauk Rendah 1 50 7 2 -
hewani lemak

Lemak - - - - -
sedang

XXVI
Lauk nabati 1,5 112,5 7,5 4,5 10,5

Sayuran 2 50 2 - 10

Buah 2 50 2 - 10

Minyak 1 50 - 9 -

Total 574,5 24,5 15,5 90,5

Sore

Bahan Makanan Penukar Energi Protein Lemak Kh


(kkal) (gram) (gram) (gram)

Makanan pokok 1,5 262 6 - 60

Lauk Rendah - - - - -
hewani lemak

Lemak 1 75 7 5 -
sedang

Lauk nabati 1 75 5 3 7

Sayuran 1,5 37,5 1,5 - 7,5

Buah 2 50 2 - 10

Minyak 1 50 - 5 -

Total 549,5 21,5 10 84,5

Total kebutuhan
Waktu Penukar Energi Protein Lemak Kh
(kkal) (gram) (gram) (gram)

Pagi 250 11 6,5 40


Siang 574,5 24,5 15,5 90,5

XXVII
Sore 549,5 21,5 10 84,5
Snack 2 198 3,25 8,5 32

Total 1.547 60,25 41,5 247

Kebutuhan 1.837,2 74,25 51,03 270,5

% 84% 81% 81,3% 91%


Keterangan Baik Baik Baik Baik

Asupan intervensi III

Bahan Makanan Penukar Energi Protein Lemak Kh


(kkal) (gram) (gram) (gram)

Makanan pokok 2,5 437,5 10 - 100


Lauk Rendah 2 100 14 4 -
hewani lemak
Lemak 1 75 7 5 -
sedang
Lauk nabati 1 75 5 3 7
Sayuran 1 25 1 - 5
Buah 4 200 4 - 48
Snack 2 198 3,25 8,5 32
Minyak 2,5 125 - 22,5 -
Total   1.235,5 44,25 43 192
Kebutuhan 1.547 60,25 41,5 247

% 80% 73% 104% 84%


Keterangan Baik Kuran Baik Baik

XXVIII
g

Edukasi Gizi
a. Tujuan
1. Meningkatkan asupan energi hingga masuk kategori baik yaitu dari 80-
85%
2. Memberikan pemahaman tentang pola hidup sehat dan makan yang baik
3. Memberikan pengetahuan Bahan makanan yang dianjurkan dan tidak
dianjurkan
b.Bahan Makanan yang Dianjurkan dan Tidak Dianjurkan

Sumber Dianjurkan Tidak Dianjurkan

Karbohidrat Nasi putih, nasi merah, Mie


kentang, talas, ubi, havermut,
spageti, roti

Protein Daging sapi tanpa lemak, Protein hewani yang


hewani daging ayam tanpa kulit, ikan, dikalengkan atau
telur (kuning telur dibatasi diawetkan
maksimum 3 butir/hari)

Protein Tahu, tempe, kacang hijau, Protein yang


nabati kacang merah, kacang kedelai, diawetkan
kacang polong

Lemak Minyak zaitun, minyak tak -


jenuh seperti minyak jagung,
minyak kedelai

Sayuran Kol,labu siam, lobak, ketimun,


bayam, buncis, jagung muda,
kacang Panjang

XXIX
Buah Pada umunya dianjurkan Buah yang
semua buah karena kaya diawetkan,
vitamin dan mineral serta dikalengkan dan
antioksidan, tetapi dianjurkan diasamkan
buah dikonsumsi dalam keadan (manisan/asinan
segar seperti papaya, melon, buah dan
kurma dan sebagainya sebagainya)

3.5 Monitoring dan evaluasi

Monitoring Target Evaluasi

Asupan Makan Asupan pasien meningkat Setiap hari

Antropometri Memperbaiki status gizi Diakhir intervensi


hingga tercapai status gizi
normal

Biokimia Kadar HB dan Hematokrit Setiap pemeriksaan


meningkat darah

Klinis Tekanan darah dan suhu Setiap hari


meningkat mencapai normal

Fisik Mengurangi keluhan Setiap hari

XXX
3.6 Hasil dan Pembahasan
A. Perkembangan Data Asupan
1. Recall Asupan selama 3 hari
a. Hari Pertama

Asupan H-1
140%
120%
100%
80%
60%
40%
20%
0%
Energi Protein Lemak Karbohidrat

Asupan H-1

Pada hari pertama asupan diberikan secara bertahap yaitu mulai


dari 80% dengan presentase daya terima makan selama 1 hari
didapatkan energi 105% dengan kategori baik, protein 100% dengan
kategori baik, lemak 122% dengan kategori lebih, dan karbohidrat
105%. Pada hari pertama pasien mengonsumsi susu dari luar rumah
sakit dengan merk diamond kurang lebih sebanyak 250 ml atau
segelas cup sedang.
b. Hari Kedua

XXXI
Asupan H-2
120%
100%
80%
60%
40%
20%
0%
Energi Protein Lemak Karbohidrat

Asupan H-2

Pada hari kedua intervensi, asupan diberikan 85% dengan


presentase daya terima makan selama 1 hari didapatkan energi 92%
dengan kategori baik, protein 84% dengan kategori baik, lemak 105%
dengan kategori baik, dan karbohidrat 96% kategori baik. Hari kedua
intervensi tergolong bagus, makanan pasien yang bersisa hanya lauk
ikan yang hanya dimakan setengah saja serta sayur wortel.
c. Hari Ketiga

Asupan H-3
120%
100%
80%
60%
40%
20%
0%
Energi Protein Lemak Karbohidrat

Asupan H-3

Pada hari ketiga intervensi, asupan diberikan 84% dengan


presentase daya terima makan selama 1 hari didapatkan energi 80%
dengan kategori baik, protein 73% dengan kategori kurang, lemak
104% dengan kategori baik, dan karbohidrat 84% kategori baik. Hari
ketiga asupan karbohidrat pasien tergolong kurang, dilihat dari sisa
makanan pasien tidak menghabiskan nasi pada makan sore dan tidak
memakan lauk nabati serta sayur yang dimakan hanya setengah porsi.
2. Rata-rata Asupan

XXXII
Tanggal Energi Protein Lemak Karbohidrat

Hari ke-1 1.485 61,25 47 216


Presentase 80 % 82% 92% 80%
Hari ke-2 1.448 60,25 50 212
Pressentase 78% 81% 97% 78%
Hari ke-3 1.235,5 44,25 43 192

Presentase 67% 60% 84% 71%

Rata – Rata 1.382,6 59,9 49 206,6


Asupan
Kebutuhan 1.837,2 74,25 51,03 270,5

Presentase 75% 80% 96% 76%

Kategori Kurang Baik Baik Kurang

diagram asupan selama 3 hari


140%
120%
100%
80%
60%
40%
20%
0%
energi protein lemak karbohidrat

hari ke 1 hari ke 2 hari ke 3

diagram asupan selama 3 hari 100%


120%
100%
80%
60%
40%
20%
0%
energi protein lemak karbohidrat

hari ke 1 hari ke 2 hari ke 3

XXXIII
Berdasarkan diagram diatas, yang mencapai target intervensi 80-110%
hanya pada hari pertama, hari kedua dan hari ketiga menglami penurunan
asupan.

a. Energi
Pada perkembangan asupan energi didapatkan bahwa rata-
rata asupan energi pasien selama 3 hari implementasi adalah 75%.
Jumlah perhitungan didapat dari total asupan energi dibandingkan
dengan kebutuhan. Kebutuhan pasien untuk energi yaitu sebesar
1.837,2 kkal sedangkan rata-rata asupan energi pasien yaitu
sebesar 1.382,8 kkal. Perkembangan asupan energi pasien belum
mencapai target intervensi yaitu 80-110%.
b. Protein
Pada perkembangan asupan protein didapatkan bahwa rata-
rata asupan protein pasien selama 3 hari implementasi adalah
80%. Jumlah perhitungan didapat dari total asupan protein
dibandingkan dengan kebutuhan. Kebutuhan pasien untuk protein
yaitu sebesar 59,9 gr sedangkan rata-rata asupan protein pasien
yaitu sebesar 53.5 gr. Perkembangan asupan protein pasien telah
mencapai target intervensi yaitu 80-110%.
c. Lemak
Pada perkembangan asupan lemak didapatkan bahwa rata-
rata asupan lemak pasien selama 3 hari implementasi adalah 96%.
Jumlah perhitungan didapat dari total asupan lemak dibandingkan
dengan kebutuhan. Kebutuhan pasien untuk lemak yaitu sebesar
51,03 gr sedangkan rata-rata asupan lemak pasien yaitu sebesar 49
gr. Perkembangan asupan lemak pasien sudah mencapai target
intervensi yaitu 80-110%.
d. Karbohidrat

XXXIV
Pada perkembangan asupan karbohidrat didapatkan bahwa
rata-rata asupan karbohidrat pasien selama 3 hari implementasi
adalah 75%. Jumlah perhitungan didapat dari total asupan
karbohidrat dibandingkan dengan kebutuhan. Kebutuhan pasien
untuk karbohidrat yaitu sebesar 1270,5 gr sedangkan rata-rata
asupan karbohidrat pasien yaitu sebesar 205,16 gr. Perkembangan
asupan karbohidrat pasien belum mencapai target intervensi yaitu
80-110%.
Metode pengukuran asupan yang digunakan dalam
intervensi kasus ini adalah recall 24 jam, yang dilakukan selama 3
hari implementasi diet dari intervensi yang direncanakan. Selain
itu, juga dilakukan penimbangan makan pasien yang dilakukan
untuk memastikan bahwa asupan makanan sesuai dengan
perhitungan kebutuhan.
B. Antropometri
Tidak terdapat penurunan maupun kenaikan selama intervensi
C. Perkembangan Data Biokimia

Pemeriksaan Hasil Nilai Normal Keterangan

HB 9,3 11,7-15,5 g/dl Rendah

Hematokrit 28 35-47 % Rendah

Pemeriksaan laboratorium terbaru menunjukkan kadar hemoglobin


pasien meningkat dari 7,6 g/dl menjadi 9,3 g/dl dan kadar hematokrit dari
23% meningkat menjadi 28%. Perkembangan nilai HB didapatkan selain
karna asupan, pasien melakukan transfuse darah sebanyak 4 kantong.
D. Fisik
Selama intervensi pasien masih merasakan tidak nyaman di perut
berupa mulas namun susah untuk BAB, pada saat hari intervensi terakhir
pasien mengeluh belum buang air besar.
E. Klinis

XXXV
Pemeriksaan Hasil Nilai Normal Keterangan

TD 120/85 120/80 mmhg Normal

Nadi 78 /menit 60-100 /menit Normal

Pernapasan 19 /menit 12-20 /menit Normal

Suhu 36 °C 36-37 C Normal

BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
1. Status gizi pasien saat MRS menunjukan bahwa pasien
mengalami status gizi Obess I dengan IMT 27,05 kg/m2
2. Pasien didiagnosa kanker serviks stadium 0, belum melakukan
operasi, baru dilakukan Tindakan USG
3. Riwayat pasien sekarang adalah Carcinoma in situ of endocervix
4. Kondisi fisik dan klinis pasien menunjukan adanya tanda dan
gejala dari diagnose yaitu pendarahan di Rahim dan sakit
dibagian bawah tubuh.
5. Berdasarkan PAGT didapatkan hasil berupa:
a. Assessment
Tidak terjadi penurunan maupun kenaikan berat badan
b. Perioritas Masalah
Perioritas masalah yang diangkat berupa asupan, nilai lab dan
kebiasaan pasien

XXXVI
c. Diagnose gizi
Penetapan masalah yang diangkat yaitu berupa asupan energi
yang tidak adekuat, perubahan nilai lab terkait gizi, dan
keluhan fisik
d. Intervensi
Berdasarkan intervensi selama 3 hari didapatkan kebutuhan
rata-rata asupan pasien yaitu energi 75%, protein 80%, lemak
96% dan karbohidrat 76%
e. Perhitungan kebutuhan
Perhitungan kebutuhan menggunakan rumus miflin st djore
maka didapatkan kebutuhan energi 1.837,2 kkal, protein
74,25 gr,lemak 51,03 gr dan karbohidrat 270,5 gr

4.2 Saran
1. Ny. D membutuhkan asuhan dokter, perawat, ahli gizi, dan
keluarga dalam menjalankan dietnya
2. Ny. D sebaiknya mengurangi makanan makanan sambal dan
lebih mengatur jadwal asupan per harinya

XXXVII
DAFTAR PUSTAKA

Kementrian Kesehatan RI (2015) ‘Situasi Penyakit Kanker Indonesia’, Pusat


Data dan Informasi Kemenkes RI, (2), pp. 31–33.

Prawirohardjo, 2014 (2014) ‘Ilmu Kandungan Edisi Ketiga’, Angewandte Chemie


International Edition, 6(11), 951–952., pp. 5–24.

Nurwijaya, H dkk. (2010). Cegah dan Deteksi Dini Kanker Serviks. Jakarta P. T
Elek Media Komputindo. Online Access:
http://katalogarpusdakabsemarang.perpusnas.go.id/detail-opac?id=23398

Prayetni. (2007). Gambaran umum kanker leher rahim. Diperoleh pada tanggal 10
Juni 2008, dari: http://www.masdanang.co.cc

Rohan, dkk. 2017. Buku Kesehatan Reproduksi, Pengenalan Penyakit Menular


Reproduksi Dan Pencegahan. Malang: Intimedia

XXXVIII
L
A
M
P
I
XXXIX
R
A
N
Lampiran I

Lampiran II
Makanan Sisa makanan
INTERVENSI KE 1

XL
HABIS

HABIS

INTERVENSI KE 2

XLI
HABIS

HABIS

INTERVENSI III

XLII
HABIS

Lampiran III

XLIII
Lampiran IV

XLIV
XLV

Anda mungkin juga menyukai