DISUSUN OLEH:
ZAHRA ASTIWI
P05130219081
ZAHRA ASTIWI
P05130219081
KATA PENGANTAR
II
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT, atas segala
berkat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan
laporan Proses Asuhan Gizi Terstandar (PAGT) pada Pasien Carcinoma In Situ
Of Endocervix di Rumah Sakit Umum Kabupaten Tangerang Tahun 2022.
Penulis mendapatkan banyak bantuan dari berbagai pihak dalam
penyusunan Laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini. Pada kesempatan ini
penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Eliana, SKM., MPH selaku Direktur Poltekkes Kemenkes Bengkulu.
2. Anang Wahyudi, S.Gz., MPH selaku Ketua Jurusan Gizi Bengkulu.
3. Tetes Wahyu W., SST., M.Biomed selaku Ketua Prodi D IV Gizi Bengkulu.
4. Ayu Pravita Sari M.Gizi selaku Dosen Pembimbing PKL Asuhan Gizi Klinik
(AGK)
5. dr. Elvy Manurung SPGK. MS selaku Kepala Instalasi Gizi RSU
Kab.Tanggerang
6. H. Muhammad Nur S.Gz RD selaku Pembimbing lapangan PKL AGK RSU
Kab.Tanggerang
7. Khairunnisa, S. Gz selaku pembimbing AGK RSU Kab. Tangerang
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan laporan ini belum sempurna
dan banyak kekurangan baik dari segi data maupun dalam penyajian. Oleh karena
itu kami menyampaikan maaf atas segala kekurangan kami. Segala saran dan
masukan sangat berarti demi perbaikan laporan ini. Penulis berharap semoga
laporan praktek belajar lapangan ini bermanfaat bagi semua pihak serta dapat
membawa perubahan positif terutama bagi penulis sendiri dan pembaca. Atas
perhatian dan masukannya penulis mengucapkan terima kasih.
Penulis
DAFTAR ISI
III
HALAMAN JUDUL..............................................................................................................
HALAMAN PENGESAHAN...............................................................................................
KATA PENGANTAR..........................................................................................................
DAFTAR ISI.........................................................................................................................
DAFTAR TABEL.................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................
1.1 Latar Belakang............................................................................................................
1.2 Tujuan .........................................................................................................................
2.1...........................................................................................................................
...............................................................................................................................
2.2...........................................................................................................................
...............................................................................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................................
BAB III PROSES ASUHAN GIZI TERSTANDAR (PAGT)................................................
3.1 Gambaran Umum Pasien.............................................................................................
3.2 Assesment Gizi............................................................................................................
3.3 Diagnosa Gizi.............................................................................................................
3.4 Intervensi Gizi............................................................................................................
3.5 Monitoring dan Evaluasi............................................................................................
3.6 Hasil dan Pembahasan................................................................................................
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN................................................................................
A. Kesimpulan.................................................................................................................
B. Saran...........................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................
LAMPIRAN
IV
BAB I
PENDAHULUAN
Indonesia merupakan salah satu Negara yang menjadi anggota ASEAN Free
Trade Association (AFTA) sejak tahun 2010 dan Nort Atlantic Free Trade
Association (NAFTA) berlaku paling lambat tahun 2020 adalah menjadi
pertimbangan terhadap tuntutan agar tenaga kesehatan berkualitas yang memiliki
pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang memadai agar dapat bersaing dan
sejajar dengan tenaga kesehatan dari mancanegara lainnya. Tuntutan
profesionalisme melalui peningkatan pengetahuan, keterampilan dan sikap tenaga
kesehatan juga ditujukan kepada tenaga kesehatan di bidang pelayanan gizi.
Dietesien sebagai individu yang bekerja di dalam pelayanan gizi harus senantiasa
mengembangkan diri dalam menjawab tantangan dan kebutuhan masyarakat akan
adanya jaminan mutu terhadap hasil pelayanan gizi, dan tuntutan akan pelayanan
yang prima. Hal ini disebabkan oleh pelayanan gizi merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari pelayanan kesehatan, diharapkan mampu memperbaiki keadaan
gizi masyarakat.
Poltekkes Kemenkes Bengkulu sebagai institusi penyelenggara pendidikan
harus memberikan layanan pendidikan dan kemudahan serta menjamin
terselenggaranya pendidikan yang bermutu bagi setiap warga negara. Jurusan
Gizi Poltekkes Kemenkes Bengkulu merupakan institusi yang mendidik tenaga
profesional dalam bidang gizi yang terdiri dari Program Studi Diploma Tiga Gizi
(DIII Gizi) dan Program Studi Gizi dan Dietetika Program Sarjana Terapan.
Penyelenggaraan Pendidikan Sarjana Terapan Gizi dan Dietetika yang
sebelumnya merupakan Diploma IV Gizi didasarkan pada kurikulum Diploma IV
Gizi Poltekkes Kemenkes Bengkulu tahun 2017 dan berbagai regulasi seperti
peraturan presiden No. 8 Tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional
Indonesia dan Permenristekdikti Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2015
V
tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi. Kurikulum tersebut berbasis capaian
pembelajaran mengamanatkan bahwa mahasiswa diwajibkan untuk mengikuti
Praktik Kerja Lapangan (PKL) Asuhan Gizi Klinik (AGK) di Semester VII.
PKL AGK membahas tentang pengelolaan pelayanan gizi klinik/dietetik pada
klien dengan komplikasi secara individu dan kelompok dengan menggunakan
prosedur Pelayanan Asuhan Gizi Terstandar (PAGT) di Rumah Sakit. PKL AGK
diharapkan dapat memberikan pengalaman belajar dan keterampilan kepada
mahasiswa agar memperoleh hasil yang efisien, efektif dan optimal sehingga akan
dihasilkan Profil Lulusan Sarjana Terapan Gizi dan Dietetika sebagai Pengelola
Gizi Klinik/Dietetik.
1.2 Tujuan
2.1. Tujuan Umum
VI
9. Mampu melakukan pemantauan dan evaluasi pelayanan gizi pada
klien.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
VII
1. HPV (Human Papilloma Virus) adalah virus penyebab kutil genetalia
(Kondiloma akuminata) yang ditularkan melalui hubungan seksual.
Varian yang sangat berbahaya adalah HPV tipe 16, 18, 45 dan 56.
Sekitar 90-99% jenis kanker serviks disebabkan oleh HPV. Virus ini
biasa ditranfer melalui hubungan seksual dan biasa hadir dalam
berbagai variasi.
2. Tembakau dalam rokok bisa menurunkan system kekebalan tubuh dan
mempengaruhi kemampuan tubuh untuk melawan infeksi HPV pada
leher rahim.
3. Hubungan seksual pertama dilakukan pada usia dini. Semakin muda
seorang perempuan melakukan hubungan seksual, maka semakin besar
resiko untuk terkena kanker serviks. Berdasarkan penelitian para ahli,
perempuan yang melakukan hubungan seks pada usia kurang dari 17
tahun mempunyai resiko 3 kali lebih besar dari wanita yang menikah
pada usia lebih dari 20 tahun, selain itu sperma yang mengandung
komplemen histone dapat bereaksi dengan DNA sel leher rahim.
Sperma yang bersifat alkalis dapat menimbulkan hyperplasma dan
neoplasma sel leher rahim.
4. Perilaku seksual berganti pasangan seks akan meningkatkan penularan
penyakit kelamin. Resiko terkena kanker serviks menjadi 10 kali lipat
pada wanita yang mempunyai partner seksual 6 orang atau lebih.
5. Pemakaian pil KB. Penggunaan kontrasepsi oral dilaporkan
meningkatkan insiden NIS (Neoplasia Intraepitelial Kanker serviks)
meskipun tidak langsung dan mempercepat perkembangan progresivitas
lesi. Pemakaian pil KB lebih dari 6 tahun meningkatkan resiko
terjadinya Kanker Serviks disebabkan karena kontrsepsi oral
menginduksi eversi epitel kolumnar yang meningkatkan atipia pada
wanita, menurunkan kadar asam folat dalam darah sehingga terjadi
perubahan megaloblastik sel epitel leher rahim dan dapat meningkatkan
efek ekspresi onkoprotein virus.
C. PATOFISIOLOGI
VIII
Kanker serviks butuh waktu bertahun- tahun untuk tumbuh dari sel sehat
ke sel prakanker dan berakhir dengan sel kanker. Perubahan abnormal sel- sel
sebelum kanker inilah yang dikenal dengan sebutan cervical intraepithelial
neoplasia (CIN) atau sel prakanker. Perubahan sel akibat infeksi human
papilloma virus (HPV), menjadi CIN dan akhirnya menjadi kanker sangat
lambat. Proses ini bisa terjadi dalam kurun waktu 10-20 tahun.
CIN adalah kondisi pertumbuhan sel abnormal sebelum kanker, kondisi ini
umumnya tidak mengancam kesehatan seseorang secara langsung tetapi
berpotensi berubah menjadi kanker. Walau resiko sel- sel CIN berubah
menjadi kanker tergolong kecil, dokter akan memantau atau menanganinya
sebagai langkah pencegahan kanker serviks. Tujuan pap smear adalah
mengidentifikasi tahap ini agar CIN ditangani sebelum sepenuhnya berubah
menjadi kanker.
Jika kanker kanker serviks tidak didiagnosa dan tidak ditangani, perlahan-
lahan sel kanker akan keluar dari leher rahim dan menyebar ke organ serta
jaringan disekitarnya. Kanker dapat menyebar ke vagina dan otot yang
menopang tulang panggul, sel kanker juga dapat menyebar ketubuh bagian
atas. Kondisi ini akan menghalangi saluran yang mengalir dari ginjal ke
kandung kemih atau sering disebut sebagai ureter. Kanker dapat menyebar ke
kandung kemih, rectum, dan akhirnya sampai ke hati, tulang dan paru-paru.
Sel kanker ini juga dapat menyebar ke sistem limfatik, sistem limfatik terdiri
dari serangkaian nodus dan saluran yang menjalar keseluruh tubuh dengan
cara yang sama seperti sistem peredaran darah.
Nodus limfe menghasilkan banyak sel khusus yang dibutuhkan oleh sistem
kekebalan tubuh. Jika seseorang terkena infeksi, nodus dibawah leher atau
ketiak akan membengkak. Pada beberapa kanker serviks stadium awal nodus
limfe yang dekat dengan leher rahim mengandung sel kanker dan pada
beberapa kanker serviks stadium akhir, nodus limfe di dada dan perut juga
bisa terinfeksi kanker (Rohan, dkk. 2017)
IX
D. TANDA dan GEJALA
Perubahan prekanker pada serviks biasanya tidak menimbulkan gejala dan
perubahan ini tidak terdeteksi kecuali jika wanita menjalani pemeriksaan
panggul dan pap smear. Gejala biasanya baru muncul ketika sel serviks yang
abnormal berubah menjadi keganasan dan menyusup kejaringan disekitarnya.
Pada saat ini akan timbul gejala sebagai berikut:
a. Perdarahan vagina yang abnormal, biasanya terjadi setelah berhubungan
seksual, diluar masa menstruasi atau setelah menopause
b. Perubahan siklus menstruasi tanpa diketahui penyebabny, misalnya
menstruasi yang lebih dari 7 hari untuk 3 bulan atau lebih, atau perdarahan
dalam jumlah yang sangat banyak.
c. Cairan yang keluar tanpa berhenti dari vagina berwarna hijau, cokelat, atau
mengandung darah serta berbau busuk.
E. KLASIFIKASI
Table 1Pembagian Stadium Kanker Serviks Menurut Internasional Federation Of Gynecology And
Obstetrics (FIGO)
STADIUM KETERANGAN
X
Stadium IV Perluasan ke luar organ reproduktif
BAB III
PROSES ASUHAN GIZI TERSTANDAR (PAGT)
Nama : Ny. D
No RM : 283200
Jenis kelamin : Perempuan
Tgl lahir : 27/09/1996
TMRS : 31/08/2022
Tgl skrining : 02/09/2022
Usia : 25 tahun
Agama : Budha
Ruang : ASTER
Penjamin : BPJS
Diagnosa Medis : Carcinoma in situ of endocervix
Table 2tabel skrining awal pasien
No INDIKATOR PENILAIAN
1 Perubahan BB (-)
2 Nafsu makan berkurang (+)
3 Kesulitan mengunyah/menelan (-)
4 Mual dan muntah (-)
5 Diare/konstipasi (-)
6 Alergi/intoleransi zat gizi (-)
7 Diet khusus (-)
8 Parenteral/enteral (-)
XI
3.2 Assement Gizi
1. Riwayat Gizi (food history)
Nafsu makan menurun dikarenakan perut terasa tidak nyaman
XII
: 38,5 gr/hr
% Kh : 100% - %L - %P
: 100 % - 20 % - 22 %
: 58 %
:58% x TEE
Kh :
4
:58 % X 1.732,575
:
4
: 251 gr
Lauk Rendah 1 50 7 2 -
hewani lemak
Lemak 2 150 14 10 -
sedang
Sayuran 2 50 2 - 10
Buah 2 25 1 - 5
Susu 5 600 30 30 50
Minyak 3 150 - 27 -
XIII
Asupan SMRS
160
120
80
40
0
energi protein lemak karbohidrat
asupan
Lemak 1 75 7 5 -
sedang
Sayuran 2 50 2 - 10
XIV
Buah 2 100 2 - 24
Minyak 1 50 - 9 -
% 63 64 67 66
Kurang <80 %
Baik 80 – 110 %
Lebih >110 %
300%
250%
200%
150%
100%
50%
0%
energi protein lemak karbohidrat
SMRS MRS
MRS 63 64 67 66
XV
2. Antropometri
BB : 65 kg
TB : 155 cm
BBI (brocca) : (TB-100) x 0,9
: (155 -100) x 0,9
: 49,5 kg
bb aktual
% BBI : x 100 %
bb ideal
65
: x 100 %
49,5
: 131% (obesitas) (DeBruyne-Pinna (2014))
bb
IMT =
Tb2 m
65
=
1,552
= 27,05 kg/m2 (obesitas I)
Overweight ≥ 23 kg/m2
Obesitas II ≥ 30 kg/m2
Sumber: WHO
Kesimpulan: Status Gizi Pasien Berdasarkan IMT Asia Pasifik masuk
dalam kategori Obesitas I
3. Biokimia Data
XVI
Lekosit 25.58 3,6-11,00 Normal
4. Fisik/klinis
Sakit di kemaluan
Perut terasa tidak nyaman
Kesadaran CM
Klinis
b. Riwayat medis:
Masuk rumah sakit dikarenakan pendarahan dirahim
Mengeluh sakit didaerah bawah tubuh dan terkadang nyeri
di panggul
XVII
Setelah melahirkan anak ke-2 Ny. D melakukan KB suntik
selama 3 bulan namun dikarenakan tidak haid berganti
menjadi KB spiral
Haid teratur namun darah yang keluar berlebihan/banyak
c. Riwayat Sosial
Ny. D beragama Budha dengan status Kesehatan menggunakan
BPJS
3.3 Diagnosa Gizi
XVIII
NC.3.3.3 Obes kelas I, berkaitan dengan jarang
beraktivitas/berolahraga ditandai dengan IMT dan
%BBI >130%
Energi
BMR : (10 x BB) + (6,25 x TB) – (5 x U) – 161
: (10 x 49,5) + (6,25 x 155) – (5 x 25) – 161
XIX
: 495 + 968,75 – 125 –161
: 1.177,75 kkal
TEE : 1.177,75 x fa x fs
: 1.177,75 x 1,2 x 1,3
: 1.837,2 kkal
Perhitungan zat gizi makro
Protein : 1,5 g/kg BB
: 1,5 x 49,5 kg
: 74,25 gr/hr
74,25 x 4
% Protein : x 100 %
1.837,2
: 16,1%
25 % X TEE
Lemak :
9
25 % X 1.837,2
:
9
: 51,03 gr/hr
% Kh : 100% - %L - %P
: 100 % - 25 % - 16,1 %
: 58,9 %
:58,9 % x TEE
Kh :
4
:58 ,9 % X 1.837,2
:
4
: 270,5 gr
i. Proses Implementasi
1. Hari pertama diberikan asupan 80% dari kebutuhan total dengan
diet NT 1500kkal dan frekuensi makan 3 kali makan utama dan 2
kali selingan
2. Hari kedua diberikan asupan 85 % dari kebutuhan total dengan
diet NB 1500kkal dan frekuansi makan 3 kali makan utama dan
2 kali selingan
3. Hari ketiga diberikan asupan 84% dari kebutuhan total dengan
diet NT 1500 kkal dan frekuansi makan 3 kali makan utama dan
2 kali selingan
j. Rencana intervensi
XX
a. Intervensi hari-I
Pagi
Lauk Rendah 1 50 7 2 -
hewani lemak
Lemak - - - - -
sedang
Siang
Lauk Rendah 1 50 7 2 -
hewani lemak
Lemak 1 75 7 5 -
sedang
Lauk nabati 1 75 5 3 7
Sayuran 1 25 1 - 5
Buah 2 50 2 - 10
Minyak 1 50 - 9 -
Total 587 28 19 82
Sore
XXI
(kkal) (gram) (gram) (gram)
Lauk Rendah - - - - -
hewani lemak
Lemak 1 75 7 5 -
sedang
Lauk nabati 1 75 5 3 7
Sayuran 1 25 1 - 5
Buah 2 50 2 - 10
Minyak 1 50 - 5 -
Total 450 19 13 62
Total Kebutuhan
Asupan intervensi H1
Lemak 2 150 14 10 -
XXII
sedang
Lauk nabati 1 75 5 3 7
Buah 4 200 4 - 48
b. Intervensi hari-II
Pagi
Bahan Makanan Penukar Energi Protein Lemak Kh
(kkal) (gram) (gram) (gram)
Lauk Rendah 1 50 7 2 -
hewani lemak
Lemak - - - - -
sedang
Siang
XXIII
Bahan Makanan Penukar Energi Protein Lemak Kh
(kkal) (gram) (gram) (gram)
Lemak 1 75 7 5 -
sedang
Buah 2 50 2 - 10
Minyak 1 50 - 9 -
Sore
Bahan Makanan Penukar Energi Protein Lemak Kh
(kkal) (gram) (gram) (gram)
XXIV
Total Kebutuhan
Waktu Penukar Energi Protein Lemak Kh
(kkal) (gram) (gram) (gram)
Asupan intervensi II
Bahan Makanan Penukar Energi Protein Lemak Kh
(kkal) (gram) (gram) (gram)
XXV
Total 1.448 60,25 50 212
Kebutuhan 1.560 71,25 47,5 219,5
c. Intervensi hari-III
Pagi
Lauk Rendah 1 50 7 2 -
hewani lemak
Lemak - - - - -
sedang
Siang
Lauk Rendah 1 50 7 2 -
hewani lemak
Lemak - - - - -
sedang
XXVI
Lauk nabati 1,5 112,5 7,5 4,5 10,5
Sayuran 2 50 2 - 10
Buah 2 50 2 - 10
Minyak 1 50 - 9 -
Sore
Lauk Rendah - - - - -
hewani lemak
Lemak 1 75 7 5 -
sedang
Lauk nabati 1 75 5 3 7
Buah 2 50 2 - 10
Minyak 1 50 - 5 -
Total kebutuhan
Waktu Penukar Energi Protein Lemak Kh
(kkal) (gram) (gram) (gram)
XXVII
Sore 549,5 21,5 10 84,5
Snack 2 198 3,25 8,5 32
XXVIII
g
Edukasi Gizi
a. Tujuan
1. Meningkatkan asupan energi hingga masuk kategori baik yaitu dari 80-
85%
2. Memberikan pemahaman tentang pola hidup sehat dan makan yang baik
3. Memberikan pengetahuan Bahan makanan yang dianjurkan dan tidak
dianjurkan
b.Bahan Makanan yang Dianjurkan dan Tidak Dianjurkan
XXIX
Buah Pada umunya dianjurkan Buah yang
semua buah karena kaya diawetkan,
vitamin dan mineral serta dikalengkan dan
antioksidan, tetapi dianjurkan diasamkan
buah dikonsumsi dalam keadan (manisan/asinan
segar seperti papaya, melon, buah dan
kurma dan sebagainya sebagainya)
XXX
3.6 Hasil dan Pembahasan
A. Perkembangan Data Asupan
1. Recall Asupan selama 3 hari
a. Hari Pertama
Asupan H-1
140%
120%
100%
80%
60%
40%
20%
0%
Energi Protein Lemak Karbohidrat
Asupan H-1
XXXI
Asupan H-2
120%
100%
80%
60%
40%
20%
0%
Energi Protein Lemak Karbohidrat
Asupan H-2
Asupan H-3
120%
100%
80%
60%
40%
20%
0%
Energi Protein Lemak Karbohidrat
Asupan H-3
XXXII
Tanggal Energi Protein Lemak Karbohidrat
XXXIII
Berdasarkan diagram diatas, yang mencapai target intervensi 80-110%
hanya pada hari pertama, hari kedua dan hari ketiga menglami penurunan
asupan.
a. Energi
Pada perkembangan asupan energi didapatkan bahwa rata-
rata asupan energi pasien selama 3 hari implementasi adalah 75%.
Jumlah perhitungan didapat dari total asupan energi dibandingkan
dengan kebutuhan. Kebutuhan pasien untuk energi yaitu sebesar
1.837,2 kkal sedangkan rata-rata asupan energi pasien yaitu
sebesar 1.382,8 kkal. Perkembangan asupan energi pasien belum
mencapai target intervensi yaitu 80-110%.
b. Protein
Pada perkembangan asupan protein didapatkan bahwa rata-
rata asupan protein pasien selama 3 hari implementasi adalah
80%. Jumlah perhitungan didapat dari total asupan protein
dibandingkan dengan kebutuhan. Kebutuhan pasien untuk protein
yaitu sebesar 59,9 gr sedangkan rata-rata asupan protein pasien
yaitu sebesar 53.5 gr. Perkembangan asupan protein pasien telah
mencapai target intervensi yaitu 80-110%.
c. Lemak
Pada perkembangan asupan lemak didapatkan bahwa rata-
rata asupan lemak pasien selama 3 hari implementasi adalah 96%.
Jumlah perhitungan didapat dari total asupan lemak dibandingkan
dengan kebutuhan. Kebutuhan pasien untuk lemak yaitu sebesar
51,03 gr sedangkan rata-rata asupan lemak pasien yaitu sebesar 49
gr. Perkembangan asupan lemak pasien sudah mencapai target
intervensi yaitu 80-110%.
d. Karbohidrat
XXXIV
Pada perkembangan asupan karbohidrat didapatkan bahwa
rata-rata asupan karbohidrat pasien selama 3 hari implementasi
adalah 75%. Jumlah perhitungan didapat dari total asupan
karbohidrat dibandingkan dengan kebutuhan. Kebutuhan pasien
untuk karbohidrat yaitu sebesar 1270,5 gr sedangkan rata-rata
asupan karbohidrat pasien yaitu sebesar 205,16 gr. Perkembangan
asupan karbohidrat pasien belum mencapai target intervensi yaitu
80-110%.
Metode pengukuran asupan yang digunakan dalam
intervensi kasus ini adalah recall 24 jam, yang dilakukan selama 3
hari implementasi diet dari intervensi yang direncanakan. Selain
itu, juga dilakukan penimbangan makan pasien yang dilakukan
untuk memastikan bahwa asupan makanan sesuai dengan
perhitungan kebutuhan.
B. Antropometri
Tidak terdapat penurunan maupun kenaikan selama intervensi
C. Perkembangan Data Biokimia
XXXV
Pemeriksaan Hasil Nilai Normal Keterangan
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
1. Status gizi pasien saat MRS menunjukan bahwa pasien
mengalami status gizi Obess I dengan IMT 27,05 kg/m2
2. Pasien didiagnosa kanker serviks stadium 0, belum melakukan
operasi, baru dilakukan Tindakan USG
3. Riwayat pasien sekarang adalah Carcinoma in situ of endocervix
4. Kondisi fisik dan klinis pasien menunjukan adanya tanda dan
gejala dari diagnose yaitu pendarahan di Rahim dan sakit
dibagian bawah tubuh.
5. Berdasarkan PAGT didapatkan hasil berupa:
a. Assessment
Tidak terjadi penurunan maupun kenaikan berat badan
b. Perioritas Masalah
Perioritas masalah yang diangkat berupa asupan, nilai lab dan
kebiasaan pasien
XXXVI
c. Diagnose gizi
Penetapan masalah yang diangkat yaitu berupa asupan energi
yang tidak adekuat, perubahan nilai lab terkait gizi, dan
keluhan fisik
d. Intervensi
Berdasarkan intervensi selama 3 hari didapatkan kebutuhan
rata-rata asupan pasien yaitu energi 75%, protein 80%, lemak
96% dan karbohidrat 76%
e. Perhitungan kebutuhan
Perhitungan kebutuhan menggunakan rumus miflin st djore
maka didapatkan kebutuhan energi 1.837,2 kkal, protein
74,25 gr,lemak 51,03 gr dan karbohidrat 270,5 gr
4.2 Saran
1. Ny. D membutuhkan asuhan dokter, perawat, ahli gizi, dan
keluarga dalam menjalankan dietnya
2. Ny. D sebaiknya mengurangi makanan makanan sambal dan
lebih mengatur jadwal asupan per harinya
XXXVII
DAFTAR PUSTAKA
Nurwijaya, H dkk. (2010). Cegah dan Deteksi Dini Kanker Serviks. Jakarta P. T
Elek Media Komputindo. Online Access:
http://katalogarpusdakabsemarang.perpusnas.go.id/detail-opac?id=23398
Prayetni. (2007). Gambaran umum kanker leher rahim. Diperoleh pada tanggal 10
Juni 2008, dari: http://www.masdanang.co.cc
XXXVIII
L
A
M
P
I
XXXIX
R
A
N
Lampiran I
Lampiran II
Makanan Sisa makanan
INTERVENSI KE 1
XL
HABIS
HABIS
INTERVENSI KE 2
XLI
HABIS
HABIS
INTERVENSI III
XLII
HABIS
Lampiran III
XLIII
Lampiran IV
XLIV
XLV