Anda di halaman 1dari 865

LAPORAN MAGANG

MANAJEMEN ASUHAN GIZI KLINIK


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PASAR REBO
TA. 2021/2022

Disusun oleh :
Fitriana NurKhofifah 1810714016
Gita Amelia 1810714025
Salsabila Kesi Anjassari 1810714045
Muhammad Reihan Arianda 1810714060
Farah Devina Ramadhianti 1810714090

PROGRAM STUDI GIZI PROGRAM SARJANA


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAKARTA
2021
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan ini dibuat dan diajukan sebagai syarat kelengkapan dan bukti
kegiatan Magang Manajemen Asuhan Gizi Klinik (MAGK) di Rumah Sakit Umum
Daerah Pasar Rebo Tahun Ajaran 2021/2022.

Disusun oleh :
Fitriana NurKhofifah 1810714016
Gita Amelia 1810714025
Salsabila Kesi Anjassari 1810714045
Muhammad Reihan Arianda 1810714060
Farah Devina Ramadhianti 1810714090

Telah disetujui dan disahkan oleh:

Kepala Instalasi Gizi Pembimbing Magang MAGK


Rumah Sakit Umum Daerah Rumah Sakit Umum Daerah
Pasar Rebo Pasar Rebo

Ira Reverawati, S.KM, RD Okta Setya Asmaji, S.Gz., RD


NIP. 196907291992032005 NIP/NIK. …………….
Kepala Program Studi Gizi Program
Sarjana, FIKES, UPN Veteran Jakarta Dosen Pembimbing Magang MAGK

A’immatul Fauziyah, S.Gz., M.Si Iin Fatmawati Imrar, S.Gz, MPH


NIK. 488101310661 NIDN. 0005128606

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
karunia dan berkah-Nya sehingga Laporan Praktik Kerja Lapangan Manajemen
Asuhan Gizi Klinik (MAGK) di RSUD Pasar Rebo Jakarta Timur dapat
terselesaikan.
Izinkan tim penulis menyebutkan pihak-pihak yang membimbing terlaksananya
dan terselesaikannya laporan serta Praktik Kerja Lapangan Manajemen Asuhan
Gizi Klinik di RSUD Pasar Rebo Jakarta Timur. Ucapan terima kasih ditujukan
kepada :
1. A'immatul Fauziah, S.Gz, M.Si selaku Ketua Program Studi Ilmu Gizi
Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta.
2. Iin Fatmawati Imrar, S.Gz, MPH selaku dosen pembimbing magang MAGK.
3. Ira Reverawati, S.KM,RD selaku Kepala Instalasi Gizi RSUD Pasar Rebo.
4. Okta Setya Asmaji, S.Gz., RD, selaku Penanggung Jawab Gizi Klinik.
5. Ahli Gizi dan Seluruh Staff bagian Instalasi Gizi RSUD Pasar Rebo.
6. Teman-teman yang memberikan semangat dan bantuan selama proses magang
walaupun sedang mengalami kesulitan yang sama
Tim penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih terdapat
kekurangan dan kesalahan karena keterbatasan tim penulis. Tim penulis merupakan
mahasiswa yang membutuhkan kritik dan saran sebagai proses pembelajaran, Oleh
sebab itu. mohon masukan dan arahannya atas ketidak sempurnaannya laporan ini.

Jakarta, 7 Desember 2021

Tim penyusun laporan

iii
DAFTAR ISI

COVER ................................................................................................................ i

LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................. ii

KATA PENGANTAR ........................................................................................ iii

DAFTAR ISI ...................................................................................................... iv

BAB I .................................................................................................................. 1

PENDAHULUAN ............................................................................................... 1

I.1 Latar Belakang ....................................................................................... 1

I.2 Tujuan .................................................................................................... 2

I.3 Manfaat .................................................................................................. 3

I.4 Teknis Pelaksanaan Magang ................................................................... 3

I.5 Waktu dan Tempat ................................................................................. 3

BAB II ................................................................................................................. 4

PELAYANAN GIZI RAWAT INAP RSUD PASAR REBO ............................... 4

II.1 Struktur Organisasi ................................................................................. 4

II.2 Alur Pelayanan Gizi Rawat Inap ............................................................. 4

II.3 Proses Asuhan Gizi Terstandar Rawat Inap ............................................ 5

II.4 Pembagian Kerja Ahli Gizi Rawat Inap .................................................. 6

II.5 Tugas Ahli Gizi Rawat Inap ................................................................... 6

II.6 Fasilitas Rawat Inap ............................................................................... 7

II.7 Studi Kasus NCP/PAGT ......................................................................... 7

II.8 Dokumentasi .......................................................................................... 9

BAB III.............................................................................................................. 11

PELAYANAN GIZI RAWAT JALAN RSUD PASAR REBO .......................... 11

iv
III.1 Alur Pelayanan Rawat Jalan ................................................................. 11

III.2 Pembagian Kerja Pelayanan Gizi Rawat Jalan ...................................... 11

III.3 Tugas dan Kegiatan Ahli Gizi Rawat Jalan ........................................... 12

III.4 Fasilitas Gizi Rawat Jalan..................................................................... 12

III.5 Biaya Pelayanan Gizi Rawat Jalan ........................................................ 13

III.6 Kunjungan Pasien Poliklinik Gizi RSUD Pasar Rebo Tahun 2020 ........ 14

III.7 Kunjungan Pasien Poliklinik Gizi RSUD Pasar Rebo Tahun 2020 ........ 15

III.8 Dokumentasi Rawat Jalan .................................................................... 16

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 17

BAB IV ............................................................................................................. 18

LAPORAN STUDI KASUS BESAR ................................................................. 18

BAB V............................................................................................................. 126

LAPORAN STUDI KASUS HARIAN ............................................................ 126

v
BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Pada era globalisasi ini elemen utama di rumah sakit dan unit kesehatan adalah
pelayanan yang prima. Rumah sakit dituntut untuk memberikan pelayanan
kesehatan yang memenuhi standar pelayanan yang optimal dan paripurna.
Kesehatan dan gizi merupakan faktor penting yang tidak dapat terpisahkan, karena
merupakan hal yang berpengaruh secara langsung terhadap kualitas sumber daya
manusia suatu Negara (Sulistiyanto et al., 2017). Hal tersebut digambarkan melalui
pertumbuhan ekonomi, usia harapan hidup, dan tingkat pendidikan. Untuk itu
diperlukan upaya-upaya untuk perbaikan gizi masyarakat melalui upaya perbaikan
gizi di dalam keluarga dan pelayanan gizi pada individu yang karena kondisi
kesehatannya harus mengalami perawatan di suatu pelayanan kesehatan sebagai
contoh pelayanan kesehatan di rumah sakit.
Pelayanan gizi di rumah sakit adalah pelayanan yang diberikan dan disesuaikan
dengan keadaan pasien berdasarkan keadaan klinis, status gizi dan status
metabolisme tubuh (Kemenkes RI, 2013). Pelayanan gizi, baik berupa layanan
asuhan gizi maupun penyelenggaraan makan bagi pasien di rumah sakit merupakan
faktor yang sangat berperan dalam membantu proses penyembuhan penyakit. Jika
pasien mendapat asupan gizi yang tepat selama menjalani perawatan di rumah sakit
maka dapat membantu proses penyembuhan, mencegah terjadinya komplikasi,
menurunkan morbiditas dan mortalitas. Dengan demikian dapat memperpendek
waktu rawat inap dan menekan biaya pengobatan (Diah et al., 2015).
Saat seseorang sedang sakit, gizi dapat membantu proses penyembuhan
penyakit, timbulnya komplikasi, lamanya hari rawat, dan mortalitas. Oleh karena
itu asupan makanan dalam jumlah dan jenis zat gizi yang sesuai kebutuhan sangat
penting bagi orang sehat maupun orang yang sakit. Status gizi merupakan kondisi
keseimbangan asupan zat gizi terhadap kebutuhannya dan dikatakan status gizi baik
bila berada dalam keadaan sesuai.
Untuk menerapkan penatalaksanaan gizi yang sistematis, ahli gizi
menggunakan standar PAGT (Proses Asuhan Gizi Terstandar). PAGT merupakan

1
proses penanganan problem gizi yang sistematis dan akan memberikan tingkat
keberhasilan yang tinggi (Kemenkes, 2014). Proses asuhan gizi terstandar (PAGT)
harus dilaksanakan secara berurutan dengan langkah yang dikenal dengan ADIME
yaitu Assessment, Diagnosis, Intervensi Gizi, Monitoring, dan Evaluasi. Langkah-
langkah tersebut saling berkaitan satu dengan lainnya dan merupakan siklus yang
berulang terus sesuai respon/perkembangan pasien. Apabila tujuan tercapai maka
proses ini akan dihentikan, namun bila tujuan belum tercapai atau tujuan awal
tercapai tetapi terdapat masalah gizi baru, maka proses berulang kembali mulai dari
assessment gizi.
Saat ini di rumah sakit Indonesia sering terjadi penurunan status gizi pada
pasien yang sedang menjalani rawat inap. Faktor yang diduga menjadi salah satu
kontribusi dalam permasalahan malnutrisi di rumah sakit adalah kurangnya
kapasitas dari tim asuhan gizi dan penyelenggara makan (Diah, Rafisa and Yani,
2016). Mengingat pentingnya peran ahli gizi dalam rumah sakit, maka perlu
dilaksanakan Praktik Kerja Lapangan Manajemen Asuhan Gizi Klinik (MAGK)
oleh mahasiswa gizi agar dapat melaksanakan intervensi gizi secara paripurna atau
general terhadap pasien di dalam sebuah rumah sakit.

I.2 Tujuan
I.2.1 Tujuan Umum
Memberikan pengalaman belajar dan keterampilan kepada mahasiswa
agar memperoleh hasil yang efisien, efektif, dan optimal untuk dapat
mencapai kompetensi sebagai sarjana gizi.
I.2.2 Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus dari pelaksanaan Praktik Manajemen Asuhan Gizi
Klinik, yaitu:
a) Mempelajari pelaksanaan pelayanan gizi pasien rawat inap meliputi
kegiatan skrining gizi, intervensi, monitoring, dan evaluasi kepada
pasien anak, penyakit dalam, dan bedah di ruang rawat inap RSUD
Pasar Rebo.
b) Memberikan perencanaan pelayanan gizi/konsultasi gizi pada pasien
rawat jalan dan rawat inap RSUD Pasar Rebo.

2
c) Melakukan perencanaan penyuluhan gizi pada keluarga pasien rawat
inap RSUD Pasar Rebo.

I.3 Manfaat
I.3.1 Bagi Mahasiswa
Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini diharapkan dapat menumbuhkan
motivasi untuk mempelajari lebih dalam mengenai sistem kerja di rumah
sakit, meningkatkan pengetahuan dan menumbuhkan sikap yang positif agar
dapat membantu meningkatkan status gizi dan derajat kesehatan secara
nasional.
I.3.2 Bagi RSUD Pasar Rebo
Sebagai bahan masukan dalam kegiatan pelayanan gizi di rumah sakit,
khususnya untuk diet pasien secara lebih menyeluruh dan melakukan
evaluasi lebih lanjut terhadap proses pelaksanaan gizi pasien.
I.3.3 Bagi UPN Veteran Jakarta
Meningkatkan kualitas akademik program studi dan penunjang dalam
proses praktik pembelajaran di lapangan.

I.4 Teknis Pelaksanaan Magang


PKL Manajemen Asuhan Gizi Klinik (MAGK) di RSUD Pasar Rebo dilakukan
secara luring.

I.5 Waktu dan Tempat


Pelaksanaan kegiatan Praktik Kerja Lapangan Manajemen Asuhan Gizi Klinik
berlangsung di RSUD Pasar Rebo Jakarta Timur selama kurang lebih 1 bulan,
terhitung sejak tanggal 11 Oktober s/d 7 November 2021.

3
BAB II
PELAYANAN GIZI RAWAT INAP RSUD PASAR REBO

II.1 Struktur Organisasi

Gambar 1. Struktur Organisasi Gizi Klinik RSUD Pasar Rebo

II.2 Alur Pelayanan Gizi Rawat Inap


Pelayanan gizi rawat inap mempunyai tujuan agar pasien memperoleh asupan
makanan yang sesuai dengan kondisi kesehatannya, dalam upaya mempercepat
proses penyembuhan, mempertahankan dan meningkatkan status gizi. Berikut
adalah alur proses pelayanan gizi rawat inap di RSUD Pasar Rebo:

4
Gambar 2 Alur Proses Pelayanan Gizi Rawat Inap RSUD Pasar Rebo

II.3 Proses Asuhan Gizi Terstandar Rawat Inap


Proses Asuhan Gizi Terstandar pada pasien yang berisiko kurang gizi, sudah
mengalami kurang gizi dan atau kondisi khusus dengan penyakit tertentu, proses
ini merupakan serangkaian kegiatan yang berulang atau siklus sebagai berikut:

Gambar 3 Proses Asuhan Gizi Terstandar Rawat Inap RSUD Pasar Rebo

5
II.4 Pembagian Kerja Ahli Gizi Rawat Inap
Pada pelayanan gizi rawat inap RSUP Pasar Rebo terdapat 4 ahli gizi yang
memiliki jobdesk sesuai dengan ruangannya masing-masing, yang setiap
minggunya di rolling sesuai jadwal yang sudah ditetapkan.

II.5 Tugas Ahli Gizi Rawat Inap


Tugas ahli gizi di rawat inap tidak hanya sekedar memberikan edukasi
mengenai diet ataupun penyakit yang diderita pasien atau pun hanya memberikan
makanan, berikut adalah tugas ahli gizi rawat inap yang ada di RSUD Pasar Rebo:

Gambar 4 Tugas Ahli Gizi Rawat Inap RSUD Pasar Rebo

6
II.6 Fasilitas Rawat Inap
Pada rawat inap RSUD Pasar Rebo terdapat fasilitas yang dapat dipergunakan
untuk pasien ataupun untuk keluarga pasien yang sedang menjenguk terkecuali
tempat tidur serta timbangan, berikut adalah fasilitas yang ada di rawat inap RSUD
Pasar Rebo:
a. Tempat tidur
b. AC
c. Televisi
d. Kamar mandi
e. Wastafel
f. Rak barang

II.7 Studi Kasus NCP/PAGT


a. Anak
Kasus Mendalam
 KDS febris GEA hipokalemia
 Dengue Hemorrhagic Fever (DHF)
 Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) grade II
 Kejang & epilepsy
Kasus Harian
 KDK, GEA tanpa dehidrasi
 Febris H5, DHF Grade III
 Obs vomitus dan GE dehidrasi
 epileptikus, bronkopneumonia, respiratory failure
 Sesak napas, batuk dan pilek
 Edema
 Enchepelopaty metabolic
 Febris h 2 susp DHF grade I
b. Bedah
Kasus Mendalam
 Hernia skrotalis
 Pasca bedah hemoroid grade IV

7
 Fractur collum femur sinistra
 Fractur intertrochanter dextra
Kasus Harian
 Skoliosis torakalis
 Hernia inguinalis
 Pasca bedah polip antrokoanal
 Pasca bedah labio skiziz bilateral
 Abses gluteal DM
 Polip hidung
 Hernia scrotalis sinistra
 Pasca bedah sircumsisi
c. Penyakit Dalam
Kasus Mendalam
 Diabetes melitus pedis dekstra
 Trombositopenia, DM tipe 2, hipertensi tingkat 2
 Insud Hepar, AKI dd CKD
 Acute decompensated heart failure (ADHF) & left branch bundle
block (LBBB)
Kasus Harian
 Acites Dyspnea, AKI dd CKD
 Selulitis DM PEDIS DIN, DM AKI
 DM, Hipertensi
 Stroke hemoragik
 Vertigo, insufisiensi hepar, hipokalemia
 DM tipe 2, hipokalemia
 Obs ikretik & hepatitis
 Acute lung odema (ALO), hiperglikemia, hiperkalemia

8
II.8 Dokumentasi

Pengukuran Antropometri

Distribusi Makanan

Penyuluhan

9
Media Penyuluhan

10
BAB III
PELAYANAN GIZI RAWAT JALAN RSUD PASAR REBO

III.1 Alur Pelayanan Rawat Jalan


Berikut adalah alur proses pelayanan gizi rawat jalan RSUD Pasar Rebo:

Gambar 5 Alur Proses Pelayanan Gizi Rawat Jalan RSUD Pasar Rebo

III.2 Pembagian Kerja Pelayanan Gizi Rawat Jalan


Dalam pelayanan gizi rawat jalan di RSUD Pasar Rebo memiliki dua
pembagian kerja yang pertama adalah bertugas sebagai ahli gizi yaitu Ibu Tati
Eliya, AMG, RD dan bertugas sebagai dokter spesialis gizi klinik yaitu Ibu dr.
Amalia Primahastuti, M.Gz., SpGK. Pelayanan gizi rawat jalan di RSUD Pasar
Rebo yaitu Senin – Jumat pukul 07.30 s.d 15.00 WIB.

11
III.3 Tugas dan Kegiatan Ahli Gizi Rawat Jalan
Adapun tugas dan kegiatan ahli gizi rawat jalan di poli gizi RSUD Pasar
Rebo, yaitu:
a. Menyusun pedoman gizi, makanan dan dietetik.
b. Menyusun standar gizi makanan/diet standar umum.
c. Menyusun standar gizi makanan/diet standar khusus.
d. Menyusun standar gizi makanan/diet individu.
e. Melakukan pengukuran antropometri gizi klien.
f. Melakukan anamnesa diet bagi klien.
g. Melakukan recall makanan 24 jam.
h. Melakukan perhitungan kebutuhan gizi klien.
i. Melakukan konsultasi gizi khusus.
j. Melakukan konsultasi gizi sederhana.
k. Merancang diet sesuai penyakit dan preskripsi diet.
l. Menyusun perencanaan kebutuhan peralatan dan prasarana (food model,
leaflet, timbangan BB, dll)
m. Melakukan edukasi gizi.
n. Melakukan pencatatan dan pelaporan.

III.4 Fasilitas Gizi Rawat Jalan


Adapun fasilitas gizi rawat jalan RSUD Pasar Rebo, yaitu :
No Nama Alat Kegunaan

Timbangan Digital BB Mengukur BB dan TB pasien untuk data


1
dan TB anprometri

Timbangan BCA (Body Mengukur sel, massa otot, dan massa lemak
2
Composition Analyzer) pasien.

Merancang diet pasien dengan menggunakan


3 Komputer 1
aplikasi lotus 123

4 Komputer 2 Untuk pencatatan dan pelaporan SIM RS

12
Memberikan gambaran visual jenis makanan
5 Food Model dan takarannya yang digunakan dalam
pengaturan makan pasien

6 Poster Sebagai media penyampaian informasi

Memudahkan ahli gizi dalam menyampaikan


diet kepada pasien, serta memudahkan pasien
7 Leaflet
dalam mengingat materi konseling dan
mengikuti anjuran dietnya

8 Timbangan Bayi Mengukur BB bayi untuk data antropometri

III.5 Biaya Pelayanan Gizi Rawat Jalan


Biaya Pelayanan Gizi Rawat Jalan Di Poli Gizi RSUD Pasar Rebo Jalur
Umum Tahun 2021

Status Biaya kartu Registrasi Total


Jasa Dokter
Pasien No.RM Pasien Klinik Gizi Biaya

Pasien Baru 10.000 5.000 200.000 215.000

Pasien Lama - 5.000 200.000 205.000

Biaya
Status kartu Registrasi Total
Konsultasi Discount
Pasien No.RM Klinik Gizi Biaya
Pasien

13
Karyawan
RSUD Pasar
10.000 5.000 65.000 -35.000 45.000
Rebo Pasien
baru

Karyawan
RSUD Pasar
- 5.000 65.000 -35.000 35.000
Rebo Pasien
lama

** Sejak bulan Maret 2021, Poliklinik Gizi RSUD Pasar Rebo tidak melayani
kunjungan pasien BPJS

III.6 Kunjungan Pasien Poliklinik Gizi RSUD Pasar Rebo Tahun 2020

14
III.7 Kunjungan Pasien Poliklinik Gizi RSUD Pasar Rebo Tahun 2020

40
35
30
25
20
15
10
5
0

Kunjungan Pasien Poliklinik Gizi RSUD Pasar Rebo Menurut Diagnosa


Penyakit Tahun 2020
Fatty Liver Anemia Gerd Hiperurisemi
1% 1% 2% a
Gizi Kurang Jantung
6%
9% 2%
Dislipidemia
10%
Obesitas
28%
Hipertensi
10%

CKD
DM 12%
19%

15
III.8 Dokumentasi Rawat Jalan

16
DAFTAR PUSTAKA

Diah, D. M., Rafisa, A., & Yani, A. (2015). Analisis Pelayanan Gizi Rumah Sakit
Dengan Pendekatan Health Technology Assessment (Hta). Jurnal Sistem
Kesehatan, 1(2).

Sulistiyanto, A. D., Handayani, O. W. K., & Rustiana, E. R. (2017). Peran Petugas


Gizi dalam Memberikan Pelayanan Asuhan Gizi Pada Pasien Rawat Inap.
Unnes Journal of Public Health, 6(2), 75–83.

17
BAB IV
LAPORAN STUDI KASUS BESAR

18
LAPORAN STUDI KASUS MENDALAM

PENATALAKSANAAN GIZI
PADA KASUS PENYAKIT ANAK KEJANG , EPILEPSI
RUANG RAWAT INAP MAWAR
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PASAR REBO

Disusun Oleh :
Fitriana NurKhofifah 1810714016

PROGRAM STUDI GIZI PROGRAM SARJANA


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAKARTA
2021

19
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan studi kasus mendalam Penyakit Anak Kejang , Epilepsi dibuat dan
diajukan sebagai syarat kelengkapan dan bukti kegiatan Magang Manajemen
Asuhan Gizi Klinik (MAGK) di Rumah Sakit Umum Daerah Pasar Rebo. Tahun
Ajaran 2021/2022.

Disusun oleh :
Fitriana NurKhofifah 1810714016

Telah disetujui oleh:

Pembimbing Magang MAGK


Rumah Sakit Umum Daerah Pasar Dosen Pembimbing Magang MAGK
Rebo

Okta Setya Asmaji, S.Gz., RD Iin Fatmawati Imrar, S.Gz, MPH


NIP/NIK. ……………. NIDN. 0005128606

20
BAB I

PENDAHULUAN

I. 1 Latar belakang

Epilepsi merupakan salah satu penyebab terbanyak morbiditas di bidang saraf


pada anak, yang menimbulkan berbagai permasalahan antara lain kesulitan belajar,
gangguan tumbuh kembang, menentukan potensi dan kualitas hidup anak pada
masa yang akan datang. Epilepsi dapat terjadi pada wanita maupun pria, tanpa
memandang umur dan ras (Lestari dan Mudapati, 2014). Berdasarkan International
League Against Epilepsy (ILAE) pada tahun 2005, epilepsi yang didefinisikan
secara konseptual merupakan kelainan otak dengan ditandai kecenderungan untuk
menimbulkan bangkitan epileptik secara terusmenerus dengan konsekuensi
neurobiologis, kognitif, dan sosial dari kondisi ini (Fisher et al., 2014). (Vera et al.,
2014)

Menurut data World Health Organization (WHO), diperkirakan sekitar 50 juta


orang di dunia yang menderita epilepsi, menjadikannya salah satu penyakit
neurologi yang paling umum secara global. Hampir 80% orang yang menderita
epilepsi tinggal di negara berpendapatan rendah dan menengah (WHO, 2019). Di
Indonesia terdapat paling sedikit 700.000-1.400.000 kasus epilepsi dengan
pertambahan sebesar 70.000 kasus baru setiap tahun dan diperkirakan 40-50%
terjadi pada anak-anak (Suwarba, 2011). Faktor risiko tersering epilepsi adalah
kejang demam (Chairunnisa et al., 2018). Kejang demam sebenarnya merupakan
kasus benigna dan mempunyai prognosis yang baik, sebagian besar dapat sembuh
sempurna, namun 2-7% berkembang menjadi epilpesi (Rofiqoh, 2014).

Menurut American Academy of Pediatric (AAP) kejang demam adalah kejang


disertai demam (>38ºC) yang terjadi pada usia 6 bulan – 60 bulan tanpa adanya
infeksi intrakranial, gangguan metabolik atau riwayat kejang tanpa demam. Kejang
demam adalah tipe kejang paling umum pada anak. Puncak onset kejang demam
adalah pada umur 18 bulan (Laino et al., 2018). Kejang demam dibagi menjadi dua,
yaitu kejang demam sederhana dan kejang demam kompleks. Kejang demam
sederhana lebih umum terjadi, berlangsung kurang dari 15 menit dan tidak berulang

21
dalam 24 jam. Kejang demam kompleks memiliki satu atau lebih ciri-ciri berikut:
durasi kejang lebih dari 15 menit, kejang fokal, atau kejang berulang dalam 24 jam
(IDAI, 2016).(Autoridad Nacional del Servicio Civil, 2021)

Di Amerika Serikat dan Eropa prevalensi kejang demam berkisar 2-5%. Di


Asia prevalensi kejang demam meningkat dua kali lipat bila dibandingkan dengan
di Eropa dan di Amerika Serikat (Herman, 2019). Kejang demam terjadi pada 2-
5% anak berumur 6 bulan – 5 tahun (IDAI, 2016). Data kejadian kejang demam di
Indonesia masih terbatas (Udin et al., 2014). Kejang demam yang berkepanjangan
menyebabkan iskemik otak dan akan mengakibatkan sklerosis pada jaringan otak.

Dengan demikian terbentuk fokus epilepsi yang diduga dapat menjadi suatu
dasar kelainan di otak yang terjadi di kemudian hari dapat menjadi matang,
sehingga suatu saat tanpa didahului demam dapat timbul bangkitan kejang atau
serangan epilepsy (Chairunnisa et al., 2018). Oleh karena itu, penulis melakukan
proses asuhan gizi terstandar pada pasien rawat inap dengan diagnosis medis kejang
mengarah ke epilepsi dalam Praktik Kerja Lapangan Manajemen Asuhan Gizi
Klinik (MAGK) di RSUD Pasar Rebo.

I.2 Tujuan
I.2.1 Tujuan Umum
Mahasiswa mampu melaksanakan proses asuhan gizi terstandar kepada
pasien Anak kejang mengarah ke epilepsi 4 di Ruang Rawat Inap Mawar
RSUD Pasar Rebo Jakarta Timur.
I.2.2 Tujuan Khusus
1. Mahasiswa mampu melaksanakan asesmen pada pasien.
2. Mahasiswa mampu menentukan diagnosis gizi pada pasien.
3. Mahasiswa mampu melaksanakan intervensi dan implementasi gizi
pada pasien.
4. Mahasiswa mampu menentukan rencana monitoring dan evaluasi
pada pasien.
5. Mahasiswa mampu memberikan edukasi pada pasien.

22
I.3 Manfaat
I.3.1 Bagi Mahasiswa
Dapat meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam menerapkan ilmu
yang telah didapat selama perkuliahan khususnya dalam Proses Asuhan Gizi
Terstandar (PAGT).
I.3.2 Bagi Institusi RSUD Pasar Rebo
Meningkatkan kualitas akademik program studi dan penunjang dalam
proses praktik pembelajaran di lapangan.
I.3.3 Bagi Institusi UPN Veteran Jakarta
Dapat memberikan informasi dan menambah pengetahuan dalam
pelaksanaan diet pada pasien kejang mengarah ke epilepsi, serta sebagai
bahan evaluasi dalam meningkatkan pelayanan gizi di Rumah Sakit yang
akan berdampak pada kepuasan pasien.

I.4 Waktu dan Tempat


Kasus anak kejang mengarah epilepsi pada pasien An G dilakukan pada hari
Rabu, 20 Oktober 2021. Dilakukan di Ruang Inap Mawar 604 di RSUD Pasar Rebo

23
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II. 1 Gambaran Umum, Penyakit, Etiologi, dan Patofisiologi

II. 1. 1 Gambaran Umum Penyakit

Epilepsi merupakan penyakit saraf yang ditandai dengan episode kejang dapat
disertai hilangnya kesadaran (Kristanto, 2017). Berdasarkan International League
Against Epilepsy (ILAE) pada tahun 2005, epilepsi yang didefinisikan secara
konseptual merupakan kelainan otak dengan ditandai kecenderungan untuk
menimbulkan bangkitan epileptik secara terus-menerus dengan konsekuensi
neurobiologis, kognitif, dan sosial dari kondisi ini (Fisher et al., 2014). Kejang atau
bangkitan epilepsi adalah manifestasi klinis disebabkan oleh lepasnya muatan
listrik secara sinkron dan berlebihan dari sekelompok neuron di otak yang bersifat
transien (IDAI, 2016).

Menurut data World Health Organization (WHO), diperkirakan sekitar 50 juta


orang di dunia yang menderita epilepsi, menjadikannya salah satu penyakit
neurologi yang paling umum secara global. Hampir 80% orang yang menderita
epilepsi tinggal di negara berpendapatan rendah dan menengah (WHO, 2019).
Insidensi pada anak lebih tinggi dibanding dewasa dan sering dimulai sejak usia
bayi. Insidensi epilepsi pada anak di negara berkembang berkisar 40 kasus 100.000
anak per tahun (IDAI, 2016). Di Indonesia terdapat paling sedikit 700.000-
1.400.000 kasus epilepsi dengan pertambahan sebesar 70.000 kasus baru setiap
tahun dan diperkirakan 40-50% terjadi pada anak-anak (Suwarba, 2011).(Ganda,
2021)

Faktor resiko terjadinya epilepsi sangat beragam, di antaranya adalah infeksi


SSP, trauma kepala, tumor, penyakit degeneratif, dan penyakit metabolik.
Meskipun terdapat bermacam-macam faktor resiko tetapi sekitar 60% kasus
epilepsi tidak dapat ditemukan penyebab yang pasti. Berdasarkan jenis kelamin,
ditemukan bahwa insidensi epilepsi pada anak laki – laki lebih tinggi daripada anak
perempuan.

24
II .1.2 Etiologi Penyakit

Etiologi epilepsi dapat dibagi atas dua kelompok :

a. Epilepsi idiopatik, yaitu epilepsi yang faktor penyebabnya tidak diketahui.


Kurang lebih 65% dari seluruh kasus epilepsi merupakan epilepsi idiopatik dan
terjadi pada 50% kasus epilepsi pada anak, biasanya pada usia lebih dari 3 tahun.

b. Epilepsi simtomatik, penyebabnya sangat bervariasi bergantung pada usia


awitan. Penyebab epilepsi pada berbagai kelompok usia :

1) Kelompok usia 0-6 bulan

a) Kelainan intra-uterin, dapat disebabkan oleh gangguan migrasi dan


diferensiasi sel neuron.

b) Kelainan selama persalinan, berhubungan dengan asfiksia dan perdarahan


intrakranial, biasanya disebabkan oleh kelainan maternal.

c) Kelainan kongenital, dapat disebabkan oleh kromosom abnormal, radiasi,


obat-obat teratogenik, infeksi intrapartum oleh toksoplasma, sitomegalovirus,
rubella dan treponema.

d) Gangguan metabolik, misalnya hipoglikemia, hipokalsemia, hiponatremia,


dan defisiensi piridoksin.

e) Infeksi susunan saraf pusat, misalnya meningitis, ensefalitis, atau timbul


kemudian sebagai akibat dari pembentukan jaringan parut dan hidrosefalus pasca
infeksi.

2) Kelompok usia 6 bulan-3 tahun

Selain penyebab yang sama dengan kelompok usia 0-6 bulan, pada usia ini
dapat juga disebabkan oleh kejang demam yang biasanya dimulai pada usia 6 bulan,
terutama pada golongan kejang demam komplikasi. Cedera kepala merupakan
faktor penyebab lainnya, dan walaupun kejadiannya lebih ringan kemungkinan
terjadi epilepsi lebih tinggi dari orang dewasa. Gangguan metabolism sama dengan
kelompok usia sebelumnya. Keracunan timah hitam dan logam berat lainnya
misalnya thalium, arsen dan air raksa dapat menimbulkan epilepsi.

25
3) Kelompok anak-anak sampai remaja Disebabkan oleh infeksi virus, bakteri,
parasit dan abses otak yang frekuensinya sampai 32% yang meningkat setelah
operasi.

4) Kelompok usia muda Cedera kepala merupakan penyebab tersering, disusul


oleh tumor otak dan infeksi.

5) Kelompok usia lanjut Gangguan pembuluh darah otak merupakan penyebab


tersering pada usia 50 tahun mencapai 50% diikuti trauma, tumor dan degenerasi
serebral (Dikot dkk, 1996).(Setiaji & Sareharto, 2014)

II.1.3 Patofisologi Penyakit

Epilepsi adalah pelepasan muatan listrik yang berlebihan dan tidak teratur di
otak. Aktivitas listrik normal jika terdapat keseimbangan antara faktor yang
menyebabkan inhibisi dan eksitasi dari aktivitas listrik (Titus, et al., 2008). Epilepsi
timbul karena adanya ketidakseimbangan faktor inhibisi dan eksitasi aktivitas listrik
otak.

Ketidakseimbangan antara eksitasi dan inhibisi di otak eksitasi berlebihan


mengakibatkan letupan neuronal yang cepat saat kejang. Sinyal yang dikeluarkan
dari neuron yang meletup cepat merekrut sistem neuronal yang berhubungan
melalui sinap, sehingga terjadi pelepasan yang berlebihan. Sistem inhibisi juga
diaktifkan saat kejang, tetapi tidak dapat untuk mengontrol eksitasi yang
berlebihan, sehingga tejadi kejang. Excitatory Postsynaptic Potentials (EPSPs)
dihasilkan oleh ikatan molekul pada reseptor yang menyebabkan terbukanya
saluran ion Na atau ion Ca dan tertutupnya saluran ion K yang mengakibatkan
terjadinya depolarisasi. Berlawanan dengan Inhibitory Postsynatic Potentials
(IPSs) disebabkan karena meningkatnya permeabilitas membran terhadap Cl dan
K, yang akhirnya menyebabkan hiperpolarisasi membran. (Autoridad Nacional del
Servicio Civil, 2021)

Eksitasi terjadi melalui beberapa neurotransmitter dan neuromedulator, akan


tetapi reseptor glutamate yang paling penting dan paling banyak diteliti untuk
eksitasi epilepsi. Sedangkan inhibitor utama neurotransmitter pada susunan saraf

26
pusat adalah Gamma Amino Butiric Acid (GABA) (Engelborghs et al., 2010).
Semua struktur otak depann menggunakan aksi inhibitor dan memegang peranan
fisiopatogenesis pada kondisi neurologis tertentu, termasuk epilepsi, kegagalan
fungsi GABA dapat mengakibatkan serangan kejang. Patofisiologi kejang
tergambar pada bagan berikut:

27
BAB III

NUTRITION CARE PROCESS

III.1 Gambaran Identitas Pasien

Dibawah adalah gambaran identitas pasien pada studi kasus ini, yaitu:

a. Nomor Rekam Medis : 2021-900991


b. Nama : An.G
c. Tanggal Lahir : 8 Maret 2021
d. Usia : 7 Bulan
e. Jenis Kelamin : Laki-Laki
f. Alamat : Jl Ranco Indah No 18 RT 05/02 Kel Tanjung Barat
g. Agama : Islam
h. Ruangan : Mawar 604
i. Pekerjaan Ibu : Asisten Bidan
j. Tanggal Masuk RS : 18 Oktober 2021
k. Diagnosis medis : Kejang mengarah Epilepsi

III.2 Gambaran Riwayat Penyakit Pasien

III.2.1 Riwayat penyakit terdahulu

An G sudah mengalami 10x kejang dari usia 4-7 bulan.

III.2.2 Riwayat Masuk RS dan Diagnosa medis

Sebelum masuk rumah sakit, pasien sering mengeluh badan lemas


kemudian kejang di pukul 06.30 pagi dengan durasi selama ± 10 menit
kondisi tangan mengepal, mata mendelik keatas, kaki yang kaku sampai
mengeluarkan busa dari mulut. An.G di diagnosis dokter Obs Kejang
mengarah ke epilepsi.

III.2.3 Riwayat Penyakit Keluarga

An.G tidak memiliki riwayat penyakit keluarga

28
III. 3 Proses Asuhan Gizi Terstandar (PGAT)

III.3.1 Lembar Skrining Gizi

Alat skrining gizi yang digunakan di RSUD Pasar Rebo adalah MST (The
Screening Tools for Risk of Impaired Nutritional Status and Growth). Skrining
gizi dilakukan untuk melihat atau mengidentifikasi adanya resiko mengalami
malnutrisi pada pasien sehingga akan dilakukan tindak lanjut pada asuhan gizi.
Dibawah adalah hasil skrining gizi pada An G

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PASAR REBO

Jl. Let. Jend. TB. Simatupang No. 30 Jakarta Timur 13760

Telp. 021 8400109, 8401127 ex.147/148, E-mail: gizirspr@gmail.com

SKRINING GIZI ANAK

Tanggal : 18/10/2021 Nama : An. G

Diagnosis Medis : Kejang, Epilepsi No. RM :


2021-
BB : 8,5 kg
900991
PB : 75 cm
JK. Laki-
laki

Umur : 7 bulan

Parameter

1. Apakah pasien tampak kurus? * Tidak = 0

* Ya = 1

29
(0)

2. Apakah ada penurunan BB selama satu bulan * Tidak = 0


terakhir ? (Berdasarkan penilaian objektif data BB bila
* Ya = 1
ada / penilaian subjektif dari orang tua pasien)
(0)

3. Apakah terdapat salah satu kondisi berikut? * Tidak = 0

• Diare ≥5 kali/hari atau muntah >3 kali/hari dalam * Ya = 1


seminggu terakhir

• Asupan makanan berkurang selama 1 minggu terakhir (0)

4. Apakah terdapat penyakit atau keadaan yang * Tidak = 0


mengakibatkan pasien berisiko mengalami malnutrisi?
* Ya = 1

(1)

Jumlah Skor keseluruhan = 1

Kesimpulan:

Berdasarkan hasil jumlah skor keseluruhan skrining gizi, An.G beresiko


malnutrisi rendah, sehingga perlu pemantauan tiga hari kedepan.

III.3.2 Pengkajian Gizi (Assesment)

 Antropometri
BBA : 8,5 kg
PB : 75 cm
Z-Score : - 1 (Normal) – BB/PB
8,5−9,5
BB/PB : 9,5−8,8 = -1 (Gizi baik/normal)

30
8,5−8,3
BB/U : 9,2−8,3 = 0,22 (Normal)
75−69,2
PB/U : 71,3−69,2 = 2,76 (Normal)

BBI : 6 kg
Kesimpulan : An.G sesuai dengan Z-score masuk kategori normal dengan
hasil 1 menggunakan BB/PB (P2PTM Kemenkes RI, 2018).

 Biokimia
Pemeriksaan biokimia dilakukan untuk melihat hasil uji dalam darah
sehingga mengetahui perkembangan kondisi pasien secara menyeluruh.
Hasil laboratorium An.G disajikan pada tabel 2.

Tabel 1 Hasil Pemeriksaan Laboratorium An.G

Pemeriksaan Hasil Standar Ket

10,8 -12,8
Hemaglobin 12,5 g/dl Normal
gr/dL

11,39 5,50 – 15,50


Leukosit Normal
103/L 103/L

4,6 3,6 – 5,2


Eritrosit Normal
juta/μL juta/μL

Hematokrit 34% 35 - 43 % Rendah

276 217 - 497


Trombosit Normal
ribu/μL ribu/μL

Kesimpulan:

Berdasarkan hasil biokimia An G mengalami penurunan sel darah


merah (hematokrit) yang menyebabkan anemia (kekurangan sel
darah merah).

31
 Klinis
Berikut adalah hasil pemeriksaan klinis pada An.G pada hari Selasa, 19
Oktober 2021

Tabel 2 Hasil Pemerikasaan Klinis An.G

Pemeriksaan Hasil Standar Ket

Tekanan darah 72-104/37-65


82/59 mmHg Normal
(MRS) mmHg

Tekanan darah 72-104/37-65


98/77 mmHg Normal
(terakhir diperiksa) mmHg

117 60 -100
Nadi Tinggi
kali/menit kali/menit

12-20
Respiratory rate 28 kali/menit Tinggi
kali/menit

Suhu 36,7oC 36 -37 oC Normal

Kesimpulan: Pemeriksaan klinis An G menunjukkan hasil klinis


respiratory rate dan nadi tinggi dikarenakan An G mengalami
kejang.

 Fisik
Berikut adalah hasil pemeriksaan fisik pada An.G pada hari Selasa, 19
Oktober 2021.
Tabel 4 Hasil Pemeriksaan Fisik An.G

Keluhan Hasil

Muntah (+)

Lemas (+)

Batuk (+)

32
Compos Mentis (+)

Kesimpulan : Berdasarkan hasil pemeriksaan fisik An.g mengalami


muntah, lemas dan batuk. Kesadaran pasien An.G penuh (compos mentis)

 Riwayat Makan Pasien SMRS


1. Pola Makan Sebelum Masuk RS (Estimasi Asupan Zat Gizi E, P, L,
KH)
Tabel 5 Pola Makan SMRS An.G (Kuantitatif)

Bahan
Waktu Menu URT Berat
Makanan
Bubur Beras 1/2 gls 100 gr
Wortel 1/8 gls 13 gr
Bubur saring Brokoli 1/2 gls 25 gr
hati ayam 1/4 ptg
Sarapan Pagi Tempe 13gr
sdg
08.00
Hati ayam 1 bh sdg 30 gr
Susu formula
(bendera Susu 2 sdm 24 gr
primamil)
Pudding
Selingan
promina Pudding 1 ptg 20 gr
10.00
coklat
Bubur beras 1/2 gls 100 gr
Buncis 1/2 gls 25 gr
Labu siam 1/8 gls 13 gr
Makan Siang Bubur saring Wortel 1/4 gls 25 gr
13.00 ayam ungkep Tahu 1/4 bj sdg 28 gr
Ayam tanpa
1 ptg sdg 40 gr
kulit
Minyak 1/4 sdt 1 gr

33
Buah jeruk Jeruk 1 bh 55 gr
Selingan Biskuit
Biskuit 1 bh 10 gr
16.00 promina
Bubur beras 1/2 gls 100 gr
Buncis 1/4 gls 25 gr
Labu siam 1/4 gls 25 gr
Bubur saring Wortel 1/8 gls 13 gr
ungkep ayam Tahu ¼ bj bsr 28 gr
Makan
Ayam tanpa
Malam 1 ptg sdg 40 gr
kulit
19.00
Minyak 1/4 sdt 1 gr
Susu formula
(bendera Susu 2 sdm 24 gr
primamil)
Buah pisang Pisang 1 bh 50 gr

2. Kebiasaan Makan dan Riwayat Alergi Makanan (Kualitatif)


a. Pola makan An G sehari hari selalu makan utama 3x sehari dan 2x selingan
b. Pasien tidak menyukai makanan yang terlalu cair
c. An G menyukai buah pisang dan jeruk
d. Pasien sering mengkonsumsi cemilan luar seperti pudding dan biscuit
promina
e. Akses makanan An G dimasak sendiri oleh ibunya dirumah
f. Pasien lebih menyukai sayuran yang berkuah seperti sayur bayam, sayur
sop dan bening wortel
g. An G tidak memiliki alergi terhadap makanan dan minuman

34
3. Perhitungan Kebutuhan Energi dan Zat Gizi SMRS

Umur : 7 bulan
BBA : 8,5 kg
BBI : 6 kg
TB : 75 cm
Z- Score : -1 (Normal) - BB/PB

 Total kebutuhan energi


= BBI x 91
= 6 x 91
= 546 kkal

 Kebutuhan protein
= BBI x 2
= 6x2
= 18 gram
Ke kalori
18 x 4
= 72 kkal
Persentase
72/546 x 100%
= 13,1%

 Kebutuhan Lemak
= Kebutuhan x 25%

= 546 x 25%

= 136,5 kkal

= 136,5/9

35
= 15 gr

 Kebutuhan KH
= 100 – (13,1%+25%)

= 100 – 38,1%

= 61,9%

61,9% x 546/4

= 84,49 kkal

Di bawah ini tabel perbandingan asupan SMRS dengan kebutuhan energi dan
zat gizi SMRS An.G

Tabel 3 Perbandingan Asupan dan Kebutuhan Gizi SMRS

Kebutuhan Persentas
Zat Gizi Asupan Keterangan
e
Diatas angka
Energi 546 677,17 124%
kebutuhan
Protein 18 21,48 119% Normal
Lemak 15 14,89 99% Normal
KH 84,96 94,1 111% Normal
Sumber: WNPG 2012

Kesimpulan:

Asupan energi An.G berada diatas angka kebutuhan di mana asupan di


bawah batas normal kecukupan kebutuhan seharusnya. Sementara untuk
asupan protein, lemak, dan karbohidrat sudah mencukupi kebutuhan. Oleh
karena itu, perlu adanya pengaturan asupan makan sesuai dengan
kebutuhan gizi An.G.

36
Tingkat kecukupan energi dan protein sesuai rekomendasi Widyakarya
Nasional Pangan dan Gizi (WNPG) 2012 terbagi dalam 5 kategori yaitu :

 Defisit tingkat berat (<70% angka kebutuhan)


 Defisit tingkat sedang (70-79% angka kebutuhan)
 Defisit tingkat ringan (80-89% angka kebutuhan)
 Normal (90-119% angka kebutuhan)
 Di atas angka kebutuhan (≥120% angka kebutuhan)

4. Pola Makan Masuk Rumah Sakit

Tabel 7 Pola Makan MRS An.G (Kuantitatif)

Waktu Menu Porsi Berat


Bubur saring 1p 180 gr
Makan Pagi Rolade ayam ½p 25 gr
06.30 Bening wortel +
½p 50 gr
labu siam
Snack Pagi
Kacang hijau ½p 25 gr
09.00
Bubur saring 1p 180 gr
Telur opor putih 1p 55 gr
Makan Siang Tempe BB bali ½p 20 gr
12.30 Bening katuk
½p 50 gr
jagung manis
Pisang ambon 1p 100 gr
Snack Sore
Biskuit marie 1p 15 gr
14.00
Bubur saring 1p 180 gr
Oseng daging ½p 25 gr
Makan malam
Tahu bistik ½p 25 gr
17.00
Sup sayuran ½p 50 gr
Pisang ambon 1p 100 gr

37
5. Perhitungan Kebutuhan Gizi Masuk Rumah Sakit

Umur : 7 bulan
BBA : 8,5 kg
BBI : 6 kg
TB : 75 cm
Z- Score : -1 (Normal) - BB/PB

 Total kebutuhan energi


= BBI x 91
= 6 x 91
= 546 kkal

 Kebutuhan protein
= BBI x 2
= 6x2
= 18 gram
Ke kalori
18 x 4
= 72 kkal
Persentase
72/546 x 100%
= 13,1%

 Kebutuhan Lemak
= Kebutuhan x 25%

= 546 x 25%

= 136,5 kkal

= 136,5/9

38
= 15 gr

 Kebutuhan KH
= 100 – (13,1%+25%)

= 100 – 38,1%

= 61,9%

61,9% x 546/4

= 84,49 kkal

Di bawah ini tabel perbandingan asupan MRS dengan kebutuhan energi dan zat gizi
MRS An. G.

Tabel 4 Perbandingan Asupan dan Kebutuhan Gizi MRS

Zat Gizi Kebutuhan Asupan Persentase Keterangan


Energi 546 569,6 104,3% Normal
Protein 18 18,6 103,6% Normal
Lemak 15 15,6 104,3% Normal
KH 84,96 89,1 105,4% Normal
Sumber: WNPG 2012

Kesimpulan:

Makanan yang disajikan rumah sakit sudah memenuhi kebutuhan


pasien An.G. Sehingga asupan An G saat masuk rumah sakit untuk asupan
energi, protein, karbohidrat termasuk normal.

 Riwayat Personal Pasien


 An G tinggal bersama Ayah, Ibu dan Kakaknya
 An G menyukai susu formula dari usia 2 bulan

39
 Pasien pernah mengalami jatuh dari kasur dan kepala terbentur
 An G lebih aktif bermain dan jika sudah mulai lelah maka akan terjadi
kejang
 Pasien suka sekali mengkonsumsi buah seperti jeruk dan pisang
 An G tidak ASI Ekslusif dikarenakan ibu pasien bekerja dan ASI yang
keluar sedikit

 Terapi Obat Yang Diberikan


Nama Dosis Kegunaan Efek Samping
Obat
Gatal-gatal seperti
Obat yang digunakan untuk
ruam, nyeri pada
Inj. Ka- 500 membantu mengganti
tempat injeksi dan
en 1B cc/hari cairan dan elektrolit pada
pembengkakan paru-
kondisi, seperti: dehidrasi
paru atau otak.
Obat yang Gelisah, lelah dan
Inj. 2 x 30
digunakan untuk perawatan lemah, meriang,
Sibitol mg
kejang. mengantuk, pusing
Pusing, konstipasi,
Asam Obat untuk mengatasi
2 x 2 cc telinga berdenging,
Valproat kejang akibat epilepsi.
mulut kering dan diare

III. 3.3 Diagnosis Gizi

a. Domain Intake

NI 1.3 Kelebihan asupan energi berkaitan pasien sering diberikan cemilan lebih
seperti pudding, biskuit, dan konsumsi susu formula lebih dari satu botol dot
(150ml) dalam satu kali pemberian.
Ditandai dengan hasil asupan SMRS kebutuhan energi sebesar 677,17 kkal
yang menunjukkan hasil diatas angka kebutuhan
b. Domain Klinik

40
NC 1.3 Kesulitan dalam menyusui berkaitan dengan pasien sudah diberikan
susu formala sejak usia 2 bulan

Ditandai dengan hasil wawancara ibu pasien mengatakan bahwa sulit


mengeluarkan ASI.

c. Domain Behavior
NB 1.2 Kepercayaan yang salah seputar makanan dan zat gizi berkaitan dengan
ibu pasien yang telah memberikan MPASI saat usia 2 bulan
Ditandai dengan sistem kekebalan tubuh yang kurang dan memungkinkan
terjadi kuman yang masuk akibat pengolahan makanan

III.3.4 Intervensi
1. Membantu mempertahankan berat badan normal
2. Membantu meningkatkan kadar hematokrit pasien An.G
3. Membantu denyut nadi dan respiratory rate mencapai batas normal.

 Implementasi
1. Jenis Diet : Diet Gizi Seimbang
2. Bentuk Makanan : Cair
3. Kode Pemesanan : Bubur saring
4. Rute Pemberian : Oral
5. Frekuensi Makan : 3 kali makan utama dan 2 kali selingan
6. Syarat Diet :
 Energi cukup, sesuai dengan kebutuhan yaitu 546 kkal.
 Protein cukup, 13,1% dari total kebutuhan yaitu 18 gr.
 Lemak cukup, 25% dari total kebutuhan yaitu 15 gr.
 Karbohidrat cukup, 61,9% dari total kebutuhan yaitu 84,49 gr.

b. Edukasi dan Konseling Gizi

a. Waktu : Oktober 2021


b. Lokasi : Ruang Rawat Inap Mawar
c. Sasaran : Pasien dan keluarga

41
d. Media : Leaflet
e. Metode : Ceramah dan tanya jawab
f. Materi :
 Gambaran umum mengenai Gizi Seimbang
 Penjelasan tujuan diet Gizi Seimbang pada anak
 Penjelasan makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan
 Penjelasanan Menu MPASI terhadap anak

III.3.5 Monitoring dan Evaluasi


 Rencana Monitoring dan Evaluasi
Indikator Metode Waktu Target
Asupan makan mencapai ≥90%
dari kebutuhan
Food  Energi 546 kkal
Asupan 1 hari
weighing  Protein 18 gr
 Lemak 15 gr
 Karbohidrat 84,49 gr
Pemantauan Mempertahankan berat badan
Antropometri 1 hari
berat ideal
Pemantauan
Mempertahankan klinis pasien
Klinis pemeriksaan 3 hari
tetap normal
rekam medis
Pemeriksaan
Fisik fisik dan 3 hari Keluhan berkurang
wawancara
Memantau dan memperbaiki
Pemeriksaan kadar biokimia pasien agar
Biokimia 3 hari
biokimia mencapai nilai normal
 Hematokrit (35 - 43%)
Pasien dan keluarga memahami
Pengetahuan Edukasi 1 hari
info yang disampaikan

42
1. Apa itu Gizi Seimbang?
2. Bagaimana tujuan gizi
seimbang pada anak
3. Apa saja makanan yang
dianjurkan dan tidak
dianjurkan

 Asupan Makan Pasien


E P L KH
546 kkal 18 gr 15 gr 84,49 gr
Kebutuhan
% % % %
Kkal gr gr gr
Asupan Asupan Asupan Asupan
Hari ke-1
486 89% 15,6 86% 12,7 84% 79,5 94%
(20/10//2021)
Hari ke-2
530 97% 16,2 90% 14,2 94% 84,49 95%
(21/10//2021)
Hari ke-3
522,3 95% 17,9 100% 13,56 90% 81,9 96%
(22/10//2021)
Kesimpulan :
Asupan energi, protein, lemak dan karbohidrat sudah baik, terdapat
peningkatan % asupan setiap intervensinya. Walaupun asupan makan masih
belum memenuhi persentasi kecukupan gizi pasien <90% dari kebutuhan.

 Pemeriksaan Biokimia Pasien


Hasil
Nilai
Indikator 20/10//2021 21/10//2021 22/10//2021
Rujukan
Hasil Capaian Hasil Capaian Hasil Capaian
10,2 11,5 11,5 10,8 -12,8
Hemaglobin Rendah Normal Normal
g/dL g/dL g/dL gr/dL

43
5,50 –
3,1 4,8 10,30
Leukosit Rendah Rendah Normal 15,50
103/L 103/L 103/L
103/L
3 3,4 4,4 3,6 – 5,2
Eritrosit Rendah Rendah Normal
juta/μL juta/μL juta/μL juta/μL
Hematokrit 79% Tinggi 40% Normal 42% Normal 35 - 43 %
288 279 286 217 - 497
Trombosit Rendah Normal Normal
ribu/μL ribu/μL ribu/μL ribu/μL
Kesimpulan:

Pada pemeriksaan biokimia pasien di hari ke-3 rawat inap, kadar Hb, leukosit,
eritrosit, hematokrit dan trombosit sudah mencapai angka normal.. Yaitu untuk
kadar Hb pasien 11,5 g/dL,leukosit 10,30 103/L, eritrosit 4,4 juta/μL, hematokrit
42% dan trombosit pasien 286 ribu/μL.

 Pemeriksaan Fisik Pasien


Hasil
Indikator
20/10//2021 21/10//2021 22/10//2021

Muntah (+) (+) (+)

Lemas (+) (+) (+)


Batuk (+) (-) (+)
Compos Mentis (+) (+) (+)
Kesimpulan:

Pada pemeriksaan fisik pasien An.G di hari ke-3 intervensi pasien masih
mengalami muntah saat diberikan makan karena batuk yang belum sembuh.

 Pemeriksaan Klinis Pasien

Hasil Nilai
Indikator
20/10//2021 21/10//2021 22/10//2021 Normal

44
Hasil Capaian Hasil Capaian Hasil Capaian

72-
Tekanan 80/60 90/82 92/64
Normal Normal Normal 104/37-
Darah mmHg mmHg mmHg
65 mmHg
Frekuensi 22 24 20 12-20
Tinggi Tinggi Normal
Pernapasan kali/menit kali/menit kali/menit kali/menit
Suhu
36,2 oC Normal 36,4 oC Normal 36,8 oC Normal 36 -37 oC
Tubuh
Frekuensi 115 69 85 60 -100
Tinggi Normal Normal
Nadi kali/menit kali/menit kali/menit kali/menit
Kesimpulan:

Pada pemeriksaan klinis pasien di hari ke-3 rawat inap, tekanan darah, frekuensi
pernapasan, suhu tubuh, dan frekuensi nadi pasien sudah mencapai angka normal,
yaitu tekanan darah pasien 92/64 mmHg, frekuensi pernapasan pasien 20
kali/menit, suhu tubuh pasien 36,8 oC, dan frekuensi nadi pasien 85 kali/menit.

45
BAB IV

PENUTUP

IV.1 Kesimpulan
 Hasil skrining An.G menunjukkan berisiko malnutrisi
 Status gizi An.G berada pada skor Z-score = -0,1 yang berarti Normal.
 Keluhan fisik An.G adalah badan lemas kemudian kejang.
 Hasil klinis An. G menunjukkan respirate rate dan hematokrit yang masih
tinggi . Dikarenakan An.G mengalami kejang
 Pemeriksaan klinis An.G sudah normal sehingga harus dipertahankan agar
tetap normal
 Rencana monitoring dilakukan dalam jangka waktu 3 hari dengan indikator
asupan, keluhan fisik klinis, dan pengetahuan.
 An.G diberikan preskripsi tentang Gizi seimbang serta edukasi dengan
media leaflet

IV.2 Saran
a. An.G disarankan untuk mengonsumsi makanan sesuai dengan diet gizi
seimbang
b. Adanya koordinasi dan tenaga kesehatan untuk terus memantau
perkembangan pasien secara berkala
c. Adanya partisipasi keluarga terdekat pasien dalam pengaturan pola makan
pasien yang menunjang keberhasilan diet pada pasien An.G terutama pada
keluarga yang mengolah menu makanan.

46
DAFTAR PUSTAKA

Autoridad Nacional del Servicio Civil. (2021). 済無No Title No Title No Title.

Angewandte Chemie International Edition, 6(11), 951–952., 2001, 2013–


2015.

Chairunnisa, U., Fitriany, J. F. J., & Sawitri, H. (2018). HUBUNGAN RIWAYAT


KEJANG DEMAM DENGAN KEJADIAN EPILEPSI PADA ANAK DI
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH RUMAH SAKIT UMUM CUT
MEUTIA ACEH UTARA TAHUN 2015. AVERROUS: Jurnal Kedokteran
Dan Kesehatan Malikussaleh, 3(2), 39–56.

Ganda, C. (2021). Kejadian epilepsi pada anak dengan riwayat kejang demam pada
tahun 2014-2019: Studi literatur. 84.

Kristanto, A. (2017). Epilepsi bangkitan umum tonik-klonik di UGD RSUP


Sanglah Denpasar-Bali. Intisari Sains Medis, 8(1), 69–73.

P2PTM Kemenkes RI. (2018). Klasifikasi Obesitas setelah pengukuran IMT.


Direktorat P2PTM. http://p2ptm.kemkes.go.id/infographic-
p2ptm/obesitas/klasifikasi-obesitas-setelah-pengukuran-imt

Setiaji, A., & Sareharto, T. (2014). Pengaruh Penyuluhan Tentang Penyakit


Epilepsi Anak Terhadap Pengetahuan Masyarakat Umum. Undergraduate
Thesis, Faculty of Medicine Diponegoro University, 9–38.

Udin, M. A. A., Sareharto, T. P., & Istiadi, H. (2014). PENGARUH PENYULUHAN


TENTANG KEJANG DEMAM ANAK TERHADAP PENGETAHUAN
ORANG TUA (Studi di Klinik Anak RSUP Dr. Kariadi Semarang) [PhD
Thesis]. Faculty of Medicine Diponegoro University.

Vera, R., Dewi, M., & Nursiah, N. (2014). Sindrom Epilepsi Pada Anak. Majalah
Kedokteran Sriwijaya, 46(1), 72–76.

47
LAMPIRAN 1. ASUPAN MENU SMRS

Bahan
Waktu Menu Berat E P L KH
Makanan

Beras 17 gr 60,69 1,4 0,2 13

Wortel 13 gr 4,6 0,13 0,07 1


Bubur
saring Brokoli 25 gr 8,5 0,7 0,09 1,66
Sarapan hati ayam
Tempe 13gr 25 2,4 1,4 1,22
Pagi
Hati ayam 30 gr 34,8 5 1,4 0
07.30
Susu
formula
Susu 24 gr 96 3,2 2 15,2
(bendera
primamil)

SUBTOTAL 229,59 10,83 5,16 22,08

Selingan Pudding
pagi promina Pudding 10 gr 44 0,8 1,2 7,6

10.00 coklat

SUBTOTAL 44 0,8 1,2 7,6

Beras 17 gr 60,69 1,4 0,2 13

Buncis 25 gr 7,75 0,4 0,03 1,78


Bubur
Makan Labu siam 13 gr 2,21 0,1 0,01 0,5
saring
Siang
ayam Wortel 25 gr 4,6 0,13 0,07 1
13.00
ungkep Tahu 28 gr 21,8 2 1,3 0,588

Ayam
40 gr 44 9 0,48 0
tanpa kulit

48
Minyak 1 gr 0,84 0 0,2 0

Buah
Buah jeruk 55 gr 24 0,4 0,11 6
jeruk

SUBTOTAL 165,89 11,43 2,4 22,868

Selingan
Biskuit
sore Biskuit 10 gr 45,8 0,69 1,44 7,5
promina
15.30

SUBTOTAL 45,8 0,69 1,44 7,5

Beras 17 gr 60,69 1,4 0,2 13

Buncis 25 gr 7,75 0,4 0,03 1,78

Labu siam 25 gr 2,21 0,1 0,01 0,5


Bubur
saring Wortel 13 gr 4,6 0,13 0,07 1
ungkep
Tahu 28 gr 21,8 2 1,3 0,588
ayam
Makan Ayam
40 gr 44 9 0,48 0
Malam tanpa kulit

19.00 Minyak 1 gr 0,84 0 0,2 0

Susu
formula
Susu 24 gr 96 3,2 2 15,2
(bendera
primamil)

Buah
Pisang 50 gr 54 0,5 0,4 12
pisang

SUBTOTAL 191,89 3,73 4,69 34,068

TOTAL AKHIR 677,17 21,48 14,89 94,116

49
KEBUTUHAN 546 18 15 84,49

PERSENTASE (%) 124% 119% 99% 111%

50
LAMPIRAN 2. ASUPAN MENU MRS

Bahan Berat
Waktu Menu E P L KH
Makanan (gr)

Bubur
Beras 30 89 2,52 0,51 23,13
saring

Ayam 25 55,5 1,5 6 0


Rolade
Makan Kecap 3 2,13 0,071 0,039 0,27
ayam
Pagi
Minyak 2 22,1 0 2,5 0
06.30
Bening Wortel 25 5,2 0,25 0,15 1,9
wortel
+ labu Labu siam 25 4,5 0,15 0,025 1,67
siam

SUBTOTAL 160,43 3,491 6,224 23,97

Kacang
25 15,25 1,06 0,125 4,5
Snack hijau
Kacang
pagi Gula
hijau 3 9 0 0 2,76
09.00 merah

Gula pasir 2 5,88 0 0 1,88

SUBTOTAL 30,13 1,06 0,125 9,14

Bubur
Beras 30 89 2,52 0,51 23,13
saring
Makan
Telur Telur 55 45,7 3,8 5,94 0,38
siang
opor
12.30 Minyak 2 22,1 0 2,5 0
putih

Tempe 20 3 1,8 1,5 1,8

51
Tempe Kecap 3 2,13 0,071 0,039 0,27

BB bali Minyak 2 22,1 0 2,5 0

Bening
katuk
Katuk 25 10 1,6 0,25 2
jagung
manis

Jagung
5 4 0,1 0,17 1,4
manis

Pisang
Pisang 50 54 0,5 0,4 9,5
ambon

SUBTOTAL 152,03 10,391 9,8 24,48

Snack
Biskuit
Sore Biskuit 25 35 1,2 1,8 11
marie
14.00

SUBTOTAL 35 1,2 1,8 11

Bubur
Beras 30 89 2,52 0,51 23,13
saring

Daging 25 35 4,7 3,5 0


Oseng
Kecap 3 2,13 0,071 0,039 0,27
Makan daging
malam Minyak 2 22,1 0 2,5 0

17.00 Tahu 25 20 1,04 1 0,2


Tahu
Kecap 3 2,13 0,071 0,039 0,27
bistik
Minyak 2 22,1 0 2,5 0

Kentang 10 4,2 0,21 0,02 1

52
Buncis 15 5,1 0,3 0,04 1
Sup
Wortel 25 5,2 0,25 0,15 1,9
sayuran
Minyak 1 1 0,84 0 0,2

Pisang
Pisang 50 54 0,5 0,4 9,5
ambon

SUBTOTAL 191,96 8,502 7,69 20,47

TOTAL AKHIR 569,6 18,6 15,6 89,1

KEBUTUHAN 546 18 15 84,49

PRESENTASE (%) 104,35% 103,6% 104,3% 105,4%

53
LAMPIRAN 3. MENU PERENCANAAN INTERVENSI I

(20/10//2021)

Bahan Berat E P L KH
Waktu Menu
Makan (Gr) (Kkal) (Gr) (Gr) (Gr)

Makan Bubur Beras


pagi saring
48 37,3 1,2 2,2 14,34
06.30

Rolade Ayam 25 25 54,5 2,7 1,5


ayam
Kecap 3 3 2,13 0,071 0,039
(LC)
Minyak 2 0,84 0,84 0 0,2

Bening Wortel 15 4,6 0,1 0,36 1,79


Wortel +
Labu Labu 15
7,6 0,06 0,1 0,67
siam siam

SubTotal 99,37 4,071 4,299 16,4

Snack
Biskuit Marie
Pagi 30 55,78 2,15 0,3 8,2
Regal
09.00

SubTotal 55,78 2,15 0,3 8,2

Makan Bubur Beras


48 37,3 1,2 2,2 14,34
siang Saring

12.30 Telur Telur


Opor 25 30,5 1,05 0,7 0,175
Putih

Minyak 2 0,84 0 0,2 0

54
Tempe Tempe 20 15,8 0,88 0,17 2,66
Bumbu
Bali Minyak 2 0,84 0 0,2 0

Bening Labu
Labu siam 15 4,5 0,09 0,015 1,95
Siam

Pisang Buah
80 72,4 1,6 0,48 8,44
Pisang

SubTotal 162,18 4,82 3,965 27,565

Snack
Sore Biskuit Marie Regal 30 55,78 2,15 0,3 8,2

14.00

SubTotal 55,78 2,15 0,3 8,2

Makan Bubur Beras


48 37,3 1,2 2,2 14,34
malam Saring

17.00 Oseng Daging 20 36,8 1,76 0,18 0


daging
Kecap 3 2,13 0,071 0,039 0,27
(LC)
Minyak 2 0,84 0 0,2 0

Tahu Tahu 20 16 0,18 0,94 1,16


Bistik
Kecap 3 2,13 0,071 0,039 0,27

Minyak 2 0,84 0 0,2 0

Sup Wortel 20 5,2 0,2 0,13 2,58


Sayuran
Buncis 15 4,8 0,48 0,6 0,44

Tomat 5 2,4 0,3 0,5 0,17

Minyak 2 0,84 0 0,2 0

55
Pisang Buah
80 72,4 1,6 0,48 3,44
Pisang

TOTAL 179,55 5,791 5,669 22,4

TOTAL KESELURUHAN 545,29 18,982 16,533 82,665

KEBUTUHAN 546 18 15 84,49

PERSENTASE % 100% 102% 103% 99%

56
LAMPIRAN 4. MENU PERENCANAAN INTERVENSI II

(21/10//2021)

Bahan Berat E P L KH
Waktu Menu
Makan (Gr) (Kkal) (Gr) (Gr) (Gr)

Bubur
Beras 48 37,3 1,2 2,2 14,34
saring

Oseng
daging Daging 30 44,5 0,17 0,65 0
Makan (LC)
Pagi
Kecap 3 2,13 0,21 0,039 0,27
06.30
Minyak 2 0,84 0 0,2 0

Bening
Labu
Labu 20 9,6 1,06 0,1 0,67
siam
siam

SubTotal 114,06 2,2 3,969 15,88

Bubur
Selingan
Kacang Kacang
Pagi 25 10,5 0,15 0,3 4,8
Hijau Hijau
09.00
Saring

Gula
3 9,04 0 0 2,76
Merah

Gula
3 9,82 0 0 2,82
Pasir

SubTotal 29,36 0,15 0,3 10,38

57
Bubur
Beras 48 37,3 1,2 2,2 14,34
Saring

Oseng
ayam Ayam 25 38,5 1,05 0,7 0,175
(LC)

Kecap 3 2,13 0,21 0,039 0,27

Minyak 2 0,84 0 0,2 0

Tahu BB
Makan Tahu 20 14,8 0,88 1,27 1,66
Rujak
Siang
Pasta
12.30 3 3,13 0,12 0,39 0,27
Tomat

Bening
Labu
Labu 30 6,52 0,09 0,03 0,01
siam
Siam

Wortel 20 5,2 0,2 0,13 0,58

Tomat 7 1,68 0,91 0,035 0,329

Pisang
Buah 80 45 1,6 0,48 3,44
Barangan

SubTotal 182,5 6,26 5,474 21,074

Selingan
Biskuit Marie Regal
Sore 30 55,78 2,15 0,3 8,1
Biskuit
14.00

SubTotal 55,78 2,15 0,3 8,1

Makan Bubur
Beras 48 37,3 1,2 2,2 14,34
malam Saring

58
17.00

Oseng Ayam 30 30,8 1,76 0,225 7,3


Ayam
Kecap 2 0,84 0 0,2 0
(LC)

Tempe 30 6,85 0,56 0,58 0,6


Tempe
Kecap 3 2,13 0,21 0,039 0,27
semur
Minyak 2 0,84 0 0,2 0

Sup
Oyong + Oyong 25 2,75 0,3 0,5 0,2
Wortel

Wortel 20 2,2 0,2 0,13 0,58

Tomat 7 2,68 0,9 0,035 0,329

Minyak 2 0,84 0 0,2 0

Pisang
Buah 80 72,4 1,6 0,48 3,44
Ambon

TOTAL 159,63 6,73 4,789 27,059

TOTAL KESELURUHAN 547,33 17,49 16,832 83,493

KEBUTUHAN 546 18 15 84,49

PERSENTASE % 102% 99% 105% 104%

59
LAMPIRAN 5. MENU PERENCANAAN INTERVENSI III

(22/10//2021)

Bahan Berat E P L KH
Waktu Menu
Makan (Gr) (Kkal) (Gr) (Gr) (Gr)

Bubur
Beras 48 37,3 1,2 2,2 14,34
saring

Oseng ayam
Ayam 25 30,5 1,05 0,7 0,175
(LC)
Makan
Pagi Kecap 3 2,13 0,21 0,039 0,27

06.30 Minyak 1 0,84 0 0,2 0

Sup Wortel Wortel 30 8,6 0,2 0,12 1,58

Buncis 20 6,8 0,48 0,06 1,44

Minyak 1 0,84 0 0,2 0

SubTotal 87,01 3,14 3,519 17,805

Selingan
Pagi Biskuit Marie Regal 30 55,78 1,15 0,3 8,1

09.00

SubTotal 55,78 1,15 0,3 8,1

Bubur
Beras 48 37,3 1,2 2,2 14,34
Saring
Makan
Ayam Kare Ayam 40 59,2 0,12 0,7 0
Siang
Pasta
12.30 3 0,39 0,12 0,039 0,27
Tomat

Minyak 1 0,84 0 0,2 0

60
Tempe
Tempe 25 10,64 1,56 0,6 0,7
Bacem

Gula
3 8,04 0 0 2,76
merah

Minyak 1 0,84 0 0,2 0

Bening
Bayam
Bayam 25 12,2 0,29 0,03 0,87
Jagung
Manis

Jagung 20 8,4 1,2 0,13 6,3

Tomat 7 1,68 0,91 0,035 0,329

Pisang
Buah 80 56,4 1,6 0,4 1,44
Ambon

SubTotal 195,93 7 4,534 27,009

Selingan
Sore Biskuit Marie Regal 30 55,78 1,15 0,3 8,1

14.00

SubTotal 55,78 1,15 0,3 8,1

Bubur
Beras 48 37,3 1,2 2,2 14,34
Saring
Makan
malam
Daging 30 18,6 0,64 1,64 0
17.00 Oseng
Daging Kecap 3 2,13 0,21 0,039 0,27
(LC)
Minyak 1 0,84 0 0,2 0

61
Tempe 25 18,4 0,56 0,6 2,7

Tahu Semur Kecap 3 2,13 0,21 0,039 0,27

Minyak 1 0,84 0 0,2 0

Bening Labu
35 7,92 0,3 0,5 0,2
Labu Siam Siam

Pisang
Buah 80 62,4 1,6 0,4 3,44
Barangan

TOTAL 150,56 4,72 5,818 21,22

TOTAL KESELURUHAN 545,06 17,16 16,471 85,234

KEBUTUHAN 546 18 15 84,49

PRESENTASE % 100% 99% 105% 103%

62
LAMPIRAN 6. LEAFLET

``

63
LAMPIRAN 7. DOKUMENTASI

 Pengukuran Tilut dan LILA

 Ditribusi Makanan Utama dan Selingan

64
 Edukasi

65
LAPORAN STUDI KASUS MENDALAM

PENATALAKSANAAN GIZI
PADA KASUS PASCA BEDAH FRAKTUR INTERTROCHANTER
DEXTRA
RUANG RAWAT INAP DAHLIA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PASAR REBO

Disusun Oleh :
Fitriana NurKhofifah 1810714016

PROGRAM STUDI GIZI PROGRAM SARJANA


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAKARTA
2021

66
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan studi kasus mendalam Pasca Bedah Fraktur Intertrochanter Dextra


dibuat dan diajukan sebagai syarat kelengkapan dan bukti kegiatan Magang
Manajemen Asuhan Gizi Klinik (MAGK) di Rumah Sakit Umum Daerah Pasar
Rebo. Tahun Ajaran 2021/2022.

Disusun oleh :
Fitriana NurKhofifah 1810714016

Telah disetujui oleh:

Pembimbing Magang MAGK


Rumah Sakit Umum Daerah Pasar Dosen Pembimbing Magang MAGK
Rebo

Okta Setya Asmaji, S.Gz., RD Iin Fatmawati Imrar, S.Gz, MPH


NIP/NIK. ……………. NIDN. 0005128606

67
BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Fraktur merupakan suatu kondisi dimana terjadi diskontinuitas tulang.
Penyebab terbanyak fraktur adalah kecelakaan baik itu kecelakaan terjatuh,
kecelakaan dalam kerja, kecelakaan lalu lintas dan sebagainya. Tetapi fraktur juga
bisa terjadi akibat faktor lain seperti proses degerneratif dan patologi (Depkes RI,
2005; Noorisa et al., 2017). World Health Organization (WHO) mencatat pada
tahun 2011- 2012 terdapat 5,6 juta orang meninggal dunia dan 1,3 juta orang
menderita fraktur akibat kecelakaan lalu lintas (WHO, 2011).

Menurut Depkes RI 2011, dari sekian banyak kasus fraktur di Indonesia,


fraktur pada ekstremitas bawah akibat kecelakaan memiliki prevalensi yang paling
tinggi diantara fraktur lainnya yaitu sekitar 46,2% (Depkes RI, 2011). Pembedahan
adalah segala upaya tindakan pengobatan yang secara invasif dengan cara
membuka bagian organ tubuh yang akan ditangani. Setelah tindakan pembedahan
akan dilakukan tindakan untuk menangani rasa nyeri yaitu dengan menggunakan
obat penghilang rasa nyeri (Sjamsuhidajat, R. & Jong, 2005).

Menurut The International Association for the Study of Pain nyeri adalah suatu
pengalaman sensorik yang tidak menyenangkan yang diakibatkan oleh kerusakan
jaringan ataupun yang berpotensi merusak jaringan. Nyeri itu merupakan suatu hak
yang kompleks meliputi aspek fisik dan psikis. Aspek fisik meliputi perubahan
keadaan umum, denyut nadi, suhu tubuh, pernapasan, sedangkan aspek psikis
akibat nyeri dapat terjadinya stress yang bisa mengurangi sistem imun dalam proses
inflamasi. Nyeri merupakan hak yang bersifat subjektif dan personal, sehingga
masing-masing individu akan memberikan respon yang berbeda terhadap rasa nyeri
berdasarkan pengalaman sebelumnya (Judha, Sudarti & Fauziah,2012).

Berdasarkan hal-hal di atas, maka perlu dilakukannya pelayanan gizi klinis


yang sistematis sehingga menghindari pasien dari kondisi malnutrisi dan
mempercepat proses penyembuhan pra dan pasca pembedahan. Oleh karena itu,

68
penulis melakukan proses asuhan gizi terstandar pada pasien rawat inap dengan
diagnosis medis Fraktur Intertrochanter Dextra dalam Praktik Kerja Lapangan
Manajemen Asuhan Gizi Klinik (MAGK) di RSUD Pasar Rebo.

II.2 Tujuan
II.2.1 Tujuan Umum
Mahasiswa mampu melaksanakan proses asuhan gizi terstandar kepada
pasien Pasca Bedah Fraktur Intertrochanter Dextra di Ruang Rawat Inap
Dahlia RSUD Pasar Rebo Jakarta Timur.
II.2.2 Tujuan Khusus
1. Mahasiswa mampu melaksanakan assesment pada pasien.
2. Mahasiswa mampu menentukan diagnosis gizi pada pasien.
3. Mahasiswa mampu melaksanakan intervensi dan implementasi gizi
pada pasien.
4. Mahasiswa mampu menentukan rencana monitoring dan evaluasi
pada pasien.
5. Mahasiswa mampu memberikan edukasi pada pasien.

II.3 Manfaat
II.3.1 Bagi Mahasiswa
Dapat meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam menerapkan ilmu
yang telah didapat selama perkuliahan khususnya dalam Proses Asuhan Gizi
Terstandar (PAGT).
II.3.2 Bagi Institusi RSUD Pasar Rebo
Meningkatkan kualitas akademik program studi dan penunjang dalam
proses praktik pembelajaran di lapangan.
I.3.3 Bagi Institusi UPN Veteran Jakarta
Dapat memberikan informasi dan menambah pengetahuan dalam
pelaksanaan diet pada pasien Fraktur Intertrochanter Dextra, serta sebagai
bahan evaluasi dalam meningkatkan pelayanan gizi di Rumah Sakit yang
akan berdampak pada kepuasan pasien.

69
II.4 Waktu dan Tempat
Kasus pasca bedah Fraktur Intertrochanter Dextra pada pasien Ny. F
dilakukan pada hari Kamis, 14 Oktober 2021. Dilakukan di Ruang Inap Dahlia
509 di RSUD Pasar Rebo.

70
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Gambaran Umum, Penyakit, Etiologi, dan Patofisiologi


II.1.1 Gambaran Umum Penyakit
 Fraktur Tulang
Fraktur atau patah tulang adalah ganguan dari kontinuitas yang normal
dari suatu tulang Fraktur atau patah tulang adalah kondisi dimana
kontinuitas jaringan tulang dan atau tulang rawan terputus secara sempurna
atau sebagian yang disebabkan oleh rudapaksa atau osteoporosis (Smeltzer
& Bare, 2013). Fraktur adalah hilangnya kontinuitas tulang rawan baik
bersifat total maupun sebagian, penyebab utama dapat disebabkan oleh
trauma atau tenaga fisik tulang itu sendiri dan jaringan lunak disekitarnya
(Helmi, 2012).
Fraktur dapat terjadi di bagian ekstremitas atau anggota gerak tubuh
yang disebut dengan fraktur ekstremitas. Fraktur ekstremitas merupakan
fraktur yang terjadi pada tulang yang membentuk lokasi ekstremitas atas
(tangan, lengan, siku, bahu, pergelangan tangan, dan bawah (pinggul, paha,
kaki bagian bawah, pergelangan kaki).
 Klasifikasi
Fraktur dapat dijelaskan dengan banyak cara. Bahkan ada lebih dari 150
tipe fraktur yang telah dinamai bergantung pada berbagai metode
klasifikasi Menurut (Wahid, 2019), penampilan fraktur dapat sangat
bervariasi tetapi untuk alasan yang praktis, dibagi menjadi beberapa
kelompok yaitu:

a) Berdasarkan sifar fraktur


b) Berdasarkan komplit atau ketidak komplitan fraktur
c) Berdasarkan bentuk garis patah dan hubungannya dengan
mekanisme trauma
d) Berdasarkan jumlah garis patah
e) Berdasarkan pergeseran fragmen tulang

71
f) Fraktur kelelahan
g) Fraktur patologis

II.1.2 Etiologi Penyakit


Tekanan berlebihan atau trauma langsung pada tulang menyebabkan
suatu retakan sehingga mengakibatkan kerusakan pada otot dan jaringan.
Kerusakan otot dan jaringan akan menyebabkan perdarahan, edema, dan
hematoma. Lokasi retak mungkin hanya retakan pada tulang, tanpa
memindahkan tulang manapun. Fraktur yang tidak terjadi disepanjang
tulang dianggap sebagai fraktur yang tidak sempurna sedangkan fraktur
yang terjadi pada semua tulang yang patah dikenal sebagai fraktur lengkap.
Penyebab fraktur menurut (Jitowiyono & Kristiyanasari, 2012), dapat
dibedakan menjadi:
a) Cedera traumatik
Cedera traumatik pada tulang dapat disebabkan oleh :
1. Cedera langsung adalah pukulan langsung terhadap tulang sehingga
tulang patah secara spontan
2. Cedera tidak langsung adalah pukulan langsung berada jauh dari
lokasi benturan, misalnya jatuh dengan tangan berjulur sehingga
menyebabkan fraktur klavikula
3. Fraktur yang disebabkan kontraksi keras yang mendadak
b) Fraktur patologik Kerusakan tulang akibat proses penyakit dengan
trauma minor mengakibatkan :
1. Tumor tulang adalah pertumbuhan jaringan baru yang tidak
terkendali
2. Infeksi seperti ostemielitis dapat terjadi sebagai akibat infeksi akut
atau dapat timbul salah satu proses yang progresif
3. Rakhitis
4. Secara spontan disebabkan oleh stress tulang yang terus menerus

II.1.3 Patofisiologi Penyakit

72
Fraktur ganggguan pada tulang biasanya disebabkan oleh trauma
gangguan adanya gaya dalam tubuh, yaitu stress, gangguan fisik, gangguan
metabolic, patologik. Kemampuan otot mendukung tulang turun, baik yang
terbuka ataupun tertutup. Kerusakan pembuluh darah akan mengakibatkan
pendarahan, maka volume darah menurun. COP menurun maka terjadi
peubahan perfusi jaringan. Hematoma akan mengeksudasi plasma dan
poliferasi menjadi edem lokal maka penumpukan di dalam tubuh. Fraktur
terbuka atau tertutup akan mengenai serabut saraf yang dapat menimbulkan
ganggguan rasa nyaman nyeri.
Selain itu dapat mengenai tulang dan dapat terjadi revral vaskuler yang
menimbulkan nyeri gerak sehingga mobilitas fisik terganggau. Disamping
itu fraktur terbuka dapat mengenai jaringan lunak yang kemungkinan dapat
terjadi infeksi dan kerusakan jaringan lunak akan mengakibatkan kerusakan
integritas kulit.

Fraktur adalah patah tulang, biasanya disebabkan oleh trauma


gangguan metabolik, patologik yang terjadi itu terbuka atau tertutup. Baik
fraktur terbuka atau tertutup akan mengenai serabut syaraf yang dapat
menimbulkan gangguan rasa nyaman nyeri. Selaian itu dapat mengenai
tulang sehingga akan terjadi neurovaskuler yang akan menimbulkan nyeri
gerak sehingga mobilitas fisik terganggu, disamping itu fraktur terbuka
dapat mengenai jaringan lunak yang kemungkinan dapat terjadi infeksi
terkontaminasi dengan udara luar.

73
BAB III
NUTRITION CARE PROCESS

III.1 Gambaran Identitas Pasien


Dibawah adalah gambaran identitas pasien pada studi kasus ini, yaitu:
a. No. Rekam Medis : 2013-514255
b. Nama Pasien : Ny.F
c. Tanggal Lahir : 17 Desember 1954
d. Umur : 66 tahun
e. Jenis Kelamin : Perempuan
f. Pekerjaan : Tidak Bekerja
g. Alamat : Jl. Batu Ampar I RT 13/4 No 89, Kel.
Pekayon, Kec. Kel Pasar Rebo Jakarta Timur
h. Agama : Islam
i. Ruangan : Dahlia 509
j. Tanggal Masuk : 6 Oktober 2021
k. Diagnosis Medis : Fraktur Intertrochanter Dextra

III.2 Gambaran Riwayat Penyakit Pasien


III.2.1 Riwayat Penyakit Terdahulu
Ny.F sebelum masuk rumah sakit, pasien sering mengeluh pasien 7 hari lalu
merasa pusing dan terjatuh dalam posisi duduk, sejak itu merasa nyeri , tidak bisa
berjalan, dan terbatas dalam gerakan kaki dan juga pasien memiliki riwayat
penyakit nyeri lambung.

III.2.2 Riwayat Masuk RS dan Diagnosis Medis


Saat masuk rumah sakit pasien mengeluh nyeri pada bokong kanan karena
terjatuh setelah 7 hari.

III.2.3 Riwayat Penyakit Keluarga


Ny.F tidak memiliki riwayat penyakit keluarga
III.3 Proses Asuhan Gizi Terstandar (PGAT)
III.3.1 Skrining Gizi

74
Alat skrining gizi yang digunakan di RSUD Pasar Rebo adalah MST
(The Screening Tools for Risk of Impaired Nutritional Status and Growth).
Skrining gizi dilakukan untuk melihat atau mengidentifikasi adanya resiko
mengalami malnutrisi pada pasien sehingga akan dilakukan tindak lanjut
pada asuhan gizi. Dibawah adalah hasil skrining gizi pada Ny.F

Tabel 5 Skrining Gizi Ny.F

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PASAR REBO


Jl. Let. Jend. TB. Simatupang No. 30 Jakarta Timur 13760
Telp. 021 8400109, 8401127 ex.147/148, E-mail:
gizirspr@gmail.com
SKRINING GIZI AWAL
Tanggal : 13 Oktober 2021 Nama : Ny.F
Fraktur Intertrochanter 2013-514255
Diagnosis : Dextra No. RM :
BB : 51 kg J_Kel. : Perempuan
TB : 153 cm Umur : 66 tahun
1. Apakah pasien mengalami penurunan BB yang tidak
direncanakan/tidak diinginkan dalam 6 bulan terakhir? (0)
a. Tidak 0
b. Tidak yakin 2
c. Ya, ada penurunan BB sebanyak
1-5 kg 1
6-10 kg 2
11-15 kg 3
> 15 kg 4
Tidak tahu berapa penurunannya 2

2. Apakah asupan makan pasien berkurang karena penurunan nafsu


makan/kesulitan menerima makanan? (0)
a. Tidak 0
b. Ya 1

TOTAL SKOR 1
KESIMPULAN : Pasien beresiko malnutrisi rendah
Bila skor > 3, maka dilakukan assessment lanjut oleh Dietisien/Ahli Gizi

75
Kesimpulan:
Berdasarkan hasil jumlah skor keseluruhan skrining gizi, Ny.F berisiko
mengalami malnutrisi rendah akibat nyeri dalam menelan sehingga perlu
pemantauan 3 hari kedepan.

III.3.2 Pengkajian Gizi (Assesment)


 Antropometri
 Umur = 66 tahun
 TB
TILUT : 46 cm
W = (1,83 x tilut) – (0,24 x u) + 84,88
= (1,83 x 46) – (0,24 x 66) + 84,88
= 84,18 – 15,84 + 84,88
= 153 cm
 BB
LILA : 26 cm
W = (2.001 x LILA) – 1.223
= ( 2.001 x 26) – 1.223
= 51 kg
BB Aktual 51
 IMT = = (1,53)2 = = 21,8 kg/m²
TB2

 Status Gizi = Normal (Kemenkes RI, 2019)


Kesimpulan : Berdasarkan klasifikasi Indeks Massa Tubuh menurut
Kementerian Kesehatan RI tahun 2019, Ny.F memiliki status gizi normal
dengan nilai nilai IMT pasien yaitu 21,8 kg/m2.

 Biokimia
Pemeriksaan biokimia dilakukan untuk melihat hasil uji dalam darah
sehingga mengetahui perkembangan kondisi pasien secara
menyeluruh. Hasil laboratorium Ny.F disajikan pada tabel 2.

Tabel 2 Hasil Pemeriksaan Laboratorium Ny.F

76
Pemeriksaan Hasil Standar Keterangan

10,3 11,7 – 15,5


Hemaglobin Rendah
gr/dL gr/dL

3,60–
12,35
Leukosit 11,00 Tinggi
103/L
103/L

3,4 3,8 – 5,2


Eritrosit Rendah
juta/μL juta/μL

Hematokrit 27% 32 – 47 % Rendah

Eosinophil 1% 1-3 % Normal

Limfosit 9% 25 – 40 % Rendah

Kesimpulan :
Pasien mengalami penurunan jumlah sel darah merah (kadar hb,
eritrosit, hematokrit), adanya peradangan/infeksi pada panggul
akibat luka jatuh (kadar leukosit dan limfosit).

 Klinis
Berikut adalah hasil pemeriksaan klinis pada Ny.F pada hari Rabu, 13
Oktober 2021.

Tabel 6 Hasil Pemerikasaan Klinis Ny.F

Pemeriksaan Hasil Standar Keterangan

Tekanan darah 181/87 90/60-120/80


Tinggi
(MRS) mmHg mmHg

Tekanan darah
148/78 90/60-120/80
(terakhir Normal
mmHg mmHg
diperiksa)

77
95 60 -100
Nadi Normal
kali/menit kali/menit

20 14-20
Respiratory rate Normal
kali/menit kali/menit

Suhu 36,5oC 36 -37 oC Normal

Kesimpulan :
Pasien mengalami tekanan darah tinggi saat MRS.

 Fisik
Berikut adalah hasil pemeriksaan fisik pada Ny.F pada hari Rabu,
13 Oktober 2021.
Tabel 4 Hasil Pemeriksaan Fisik Ny.F

Keluhan Hasil

Gangguan rasa nyaman (+)

Nyeri (+)

Lemas (+)

Cemas (+)

Compos Mentis (+)

Kesimpulan:
Pada pemeriksaan fisik pasien Tn.N di hari ke-2 intervensi pasien
masih mengalami gangguan rasa nyaman dan nyeri di daerah
panggul, badan terasa lemas, cemas, dan kesadaran penuh (compos
mentis).

 Riwayat Makan Pasien SMRS


1. Pola Makan Sebelum Masuk RS (Estimasi Asupan Zat Gizi E, P,
L, KH)

78
Tabel 7 Pola Makan SMRS Ny.F (Kuantitatif)

Porsi
Waktu Menu Porsi (URT)
(gram)
Nasi uduk 1p 75
Oseng tempe 4 sdm 55
Pagi
Bihun 1 sdm 8
08.00
Telur dadar 1 bh 55
Teh manis 1 gls 200 ml
Wafer tango 4 bj 20
Selingan pagi
Bubur kacang 1 mangkok
10.00 35
hijau sdg
Nasi putih 1p 100
Siang Ayam kentucky 1 ptg 60
13.00 Perkedel 2 bh 50
Sayur sop 1p 100
Selingan sore Nu greentea
1 btl 200 ml
15.00 madu
Sore Nasi putih 1p 100
19.00 Soto betawi 1p 80

1. Kebiasaan Makan dan Riwayat Alergi Makanan (Kualitatif)


a. Pola makan Ny F adalah 3 kali makan utama dan 2 kali selingan.
b. Ny F sering sekali mengonsumsi ayam kentucky.
c. Ny F biasanya masak sayur lebih menyukai sayuran yang berkuah
seperti sayur sop, bening bayam, sayur asem.
d. Pasien tidak menyukai makanan yang lunak
e. Akses makanan Ny F lebih sering dimasak sendiri oleh menantu
dirumah.
f. Setiap pagi Ny F sering sekali minum teh di pagi hari.
g. Ny F tidak memiliki riwayat alergi makanan.

79
3. Perhitungan Kebutuhan Energi dan Zat Gizi SMRS
Perhitungan kebutuhan zat gizi berdasarkan rumus Harris Benedict
(Perempuan) (Kemenkes RI, 2019).

Umur : 66 tahun
BBA : 51 kg
TB : 153 cm
IMT : 21,8 kg/m2 (Normal)
 BMR = 655 + (9,6 x BBI) + (1,8 x TB) – (4,7 x Usia)

= 655 + (9,6 x 51) + (1,8 x 153) – (4,7 x 66)

= 655 + 489,6 + 275,4 – 310,2

= 1110

 Total energi = BMR x FA x FS

= 1110 x 1,4 x 1,3


= 2020 kkal

 Protein = (15% x 2020) / 4 = 76 gr


 Lemak = (25% x 2020) / 9 = 56 gr
 KH = (60% x 2020) / 4 = 303 gr

Di bawah ini tabel perbandingan asupan SMRS dengan kebutuhan


energi dan zat gizi SMRS Ny.F.

Tabel 8 Perbandingan Asupan dan Kebutuhan Gizi SMRS

Zat Gizi Kebutuhan Asupan Presentase Keterangan


Energi Defisit tingkat
2020 1814 89%
(Kkal) ringan
Protein Diatas angka
76 95 125%
(gr) kebutuhan

80
Diatas angka
Lemak (gr) 56 76 130%
kebutuhan
Defisit tingkat
KH (gr) 303 240 79%
sedang
Sumber: WNPG 2012

Kesimpulan:

Asupan protein dan lemak Ny F lebih dari kebutuhan di mana asupan


di atas batas normal kecukupan kebutuhan seharusnya. Sementara untuk
asupan energi berada pada deficit tingkat ringan dan untuk karbohidrat
deficit tingkat sedang. Oleh karena itu, perlu adanya pengaturan asupan
makan sesuai dengan kebutuhan gizi Ny.F.

Tingkat kecukupan energi dan protein sesuai rekomendasi Widyakarya


Nasional Pangan dan Gizi (WNPG) 2012 terbagi dalam 5 kategori yaitu
(Kartono & AAB, 2012):

 Defisit tingkat berat (<70% angka kebutuhan)


 Defisit tingkat sedang (70-79% angka kebutuhan)
 Defisit tingkat ringan (80-89% angka kebutuhan)
 Normal (90-119% angka kebutuhan)
 Di atas angka kebutuhan (≥120% angka kebutuhan)

4. Pola Makan Masuk Rumah Sakit


Tabel 9 Pola Makan MRS Ny.F (Kuantitatif)

Porsi
Waktu Menu Porsi (URT)
(gram)
Nasi tim ½p 100
Pagi
Ayam semur 1 ptg 75
07.00
Sup makaroni 1p 100
Selingan pagi
Bubur hijau 1 gls 100 ml
10.00

81
Nasi tim ½p 100
Daging semur 1 bh 55
Siang Perkedel tahu
1 bh 60
11.30 kukus
Sup sayuran 1p 100
Pepaya 1 bh 55
Selingan sore
Dadar gulung 1 bh 40
14.00
Nasi tim ½p 100
Ikan tuna BB
1 ptg 55
tomat
Sore Tahu Biasa BB
1 bh 60
15.30 Rujak
Bening Bayam 1p 100
Pisang
1 bh 100
Barangan

5. Perhitungan Kebutuhan Gizi Masuk Rumah Sakit


Perhitungan kebutuhan zat gizi berdasarkan rumus Harris Benedict
(Perempuan) (Kemenkes RI, 2019).

Umur : 66 tahun
BBA : 51 kg
TB : 153 cm
IMT : 21,8 kg/m2 (Normal)
 BMR = 10 x BBA) + (6,25 x TB) – (5 x usia) – 161

= (10 x 51) + (6,25 x 153) – (5 x 66) – 161

= 510 + 956,25 – 330 – 161

= 975,25

 Total energi = BMR x FA x FS

82
= 975,25 x 1,2 x 1,3

= 1521 kkal

 Protein = (20% x 1521) / 4 = 76 gr


 Lemak = (20% x1521) / 9 = 34 gr
 KH = (60% x 1521) / 4 = 228 gr

Di bawah ini tabel perbandingan asupan MRS dengan kebutuhan energi


dan zat gizi MRS Ny.F

Tabel 10 Perbandingan Asupan dan Kebutuhan Gizi MRS

Zat
Kebutuhan Asupan Presentase Keterangan
Gizi
Defisit
Energi
1521 1330,59 87% tingkat
(Kkal)
ringan
Protein
76 52,74 93% Normal
(gr)
Defisit
Lemak
34 28,21 83% tingkat
(gr)
ringan
KH
228 210,88 92% Normal
(gr)
Sumber: WNPG 2012

Kesimpulan:

Asupan energi dan lemak Ny F kurang dari kebutuhan di mana asupan di


bawah batas normal kecukupan kebutuhan seharusnya. Oleh karena itu,
perlu adanya pengaturan asupan makan sesuai dengan kebutuhan gizi
Ny.F.

83
 Riwayat Personal Pasien

 Ny F tinggal bersama anak dan menantu, dan juga ketiga cucunya.


 Ny F suka melakukan aktifitas bermain dengan cucu dirumah.
 Aktifitas sehari hari pasien biasa mengikuti pengajian seminggu 2x pada
sore hari.
 Setiap pukul 00.00 wib pasien terbiasa bangun untuk shalat tahajud.
 Ny F sesekali masih melakukan pekerjaan rumah seperti menyapu,
mencuci dan mengepel .
 Ny F sering sekali mengkonsumsi minum teh pada pagi hari.

 Terapi Obat Yang Diberikan

Nama Obat Dosis Kegunaan Efek Samping

Mengatasi demam dan Sakit kepala,


Paracetamol
19 gr nyeri yang terjadi pada pusing, sulit tidur
drop
tubuh. dan mengantuk.

Rendahnya kalium
Membantu mengatasi pada darah,
Inj Omz vial 500 cc gangguan seperti asam gangguan
lambung pencernaan, pusing
hingga sesak nafas
Meredakan mual dan Sakit perut, mual
Inj muntah yang digunakan dan muntah, diare,
3 x 30 mg
ondamsetron setelah operasi atau pusing, dan
prosedur medis. sembelit.
Gangguan
Meredakan nyeri ringan
Pronalges pencernaan, sakit
2 x1 mg hingga sedang setelah
suppositoria kepala, mengantuk
pasca operasi
dan pusing

84
III.3.3 Diagnosa Gizi
a. Domain Intake
NI-5.5.2 Kelebihan asupan oral yang berkaitan SMRS pasien masih
sering mengkonsumsi makanan tinggi lemak dan jarang makan buah-
buahan ditandai dengan asupan SMRS pasien yaitu lemak sebesar
130% termasuk kategori di atas angka kebutuhan.

b. Domain klinik
NC-2.2 Perubahan nilai lab terkait zat gizi berkaitan dengan pasien
mengalami penurunan jumlah sel darah merah akibat pembedahan,
adanya peradangan dan infeksi pada panggul akibat patah tulang karena
jatuh. Ditandai oleh kadar hemaglobin 10,3 gr/dL, hematokrit 27%, dan
eritrosit 3,4 juta/μL termasuk rendah. Sedangkan untuk kadar leukosit
12,35 103/L (tinggi) dan limfosit 9% (rendah)

c. Domain Behavior
NB-1.1 Pengetahuan seputar makanan dan zat gizi kurang
berkaitan dengan pasien saat SMRS sangat sekali sering membeli aneka
olahan gorengan seperti salah satunya ayam kentucky, selalu meminum
teh manis setiap pagi. Ditandai dengan asupan makan SMRS pasien
tidak seimbang dengan kebutuhan kecukupan gizi pasien Ny.F.

III.3.4 Intervensi
 Tujuan
a. Membantu memenuhi asupan gizi energi, protein, lemak, dan karbohidrat
sesuai dengan kebutuhan pasien
b. Membantu menurunkan kadar hemoglobin, hematokrit, leukosit, dan
eritrosit agar kembali normal
c. Membantu meningkatkan kadar limfosit pasien agar mencapai normal
d. Memberikan diet pasca bedah gizi seimbang dengan tinggi protein untuk
membantu proses penyembuhan luka pasca bedah pada pasien,

85
e. Meningkatkan pengetahuan pasien dan keluarga melalui edukasi diet pasca
bedah (gizi seimbang).

 Implementasi
a. Preskripsi Diet
1. Jenis Diet : Diet Pasca Bedah Gizi Seimbang
2. Bentuk Makanan : Lunak
3. Kode Pemesanan : NT (Nasi Tim)
4. Rute Pemberian : Oral
5. Frekuensi Makan : 3 kali makan utama dan 2 kali selingan
6. Syarat Diet :
• Kebutuhan energi sesuai dengan kebutuhan yaitu 1521 kkal
disesuaikan menurut umur, jenis kelamin, dan aktivitas.
• Protein sesuai dengan kebutuhan yaitu 20% dari total
kebutuhan yaitu 76 gr.
• Lemak sesuai dengan kebutuhan yaitu 20% dari total
kebutuhan yaitu 34 gr.
• Karbohidrat sesuai dengan kebutuhan yaitu 60% dari total
kebutuhan yaitu 228 gr, diberikan dalam jumlah cukup
terutama karbohidrat kompleks.
• Bentuk makanan lunak dan mudah dicerna serta dikonsumsi.
b. Edukasi dan Konseling Gizi
a. Waktu : Oktober 2021
b. Lokasi : Ruang Rawat Inap Dahlia 509
c. Metode : Ceramah dan tanya jawab
d. Sasaran : Pasien dan keluarga pasien
e. Media : Leaflet
f. Materi : Diet Gizi Seimbang
 Pengertian diet
 Sasaran diet yang diberikan
 Tujuan diet
 Penyebab gangguan pada penyakit terkait

86
 Pengaturan diet pada terkait pra dan pasca bedah
 Bahan makanan yang menunjang diet pasien Ny.F
 Isi edukasi gizi seimbang (definisi, 4 pilar gizi seimbang, 10
pesan gizi seimbang, dan isi piringku)

III.3.5 Monitoring dan Evaluasi


 Rencana Monitoring dan Evaluasi
Indikator Metode Waktu Target
Asupan makan
mencapai ≥90% dari
kebutuhan
Asupan Food weighing 1 hari  Energi 1521 kkal
 Protein 76 gr
 Lemak 34 gr
 Karbohidrat 228 gr
Membantu agar pasien
Pemantauan
Antropometri 1 hari mempertahankan berat
berat
badan ideal
Pemantauan Mempertahankan
Klinis pemeriksaan 3 hari klinis pasien tetap
rekam medis normal
Pemeriksaan
Fisik fisik dan 3 hari Keluhan berkurang
wawancara
Memantau dan
memperbaiki kadar
Pemeriksaan biokimia pasien agar
Biokimia 3 hari
biokimia mencapai nilai normal
 Hb (11,7 – 15,5
gr/dL)

87
 Hematokrit (32 -
47%)
 Leukosit (3,60–
11,00 103/L)
 Limfosit (25-40%)
Pasien dan keluarga
memahami info yang
disampaikan
4. Bagaimana
mengatur diet gizi
seimbang?
5. Aktivitas apa saja
yang dapat
Pengetahuan Edukasi 1 hari penyembuhan
terlalu lama?
6. Apa dimaksud
dengan makanan
yang gizi seimbang?
7. Sumber makanan
apa saja yang
mengandung tinggi
gizi seimbang?

 Asupan Makan Pasien


E P L KH
1521 kkal 76 gr 34 gr 228 gr
Kebutuhan
% % % %
Kkal gr gr gr
Asupan Asupan Asupan Asupan

Hari ke-1
1501 98% 56 98% 41 99% 244 98%
(14/10/2021)

88
Hari ke-2
1599 105% 56,99 100% 42 100% 238 96%
(15/10/2021)
Hari ke-3
1573 102% 55 97% 43,78 103% 259,2 106%
(16/10/2021)
Asupan energi, protein, lemak dan karbohidrat sudah baik, terdapat
peningkatan % asupan setiap intervensinya. Walaupun asupan makan masih
belum memenuhi persentasi kecukupan gizi pasien <90% dari kebutuhan.

 Pemeriksaan Biokimia Pasien


Hasil
Nilai
Indikator 14/10/2021 15/10/2021 16/10/2021
Rujukan
Hasil Capaian Hasil Capaian Hasil Capaian

10,5 12,5 13 11,7 – 15,5


Hemaglobin Rendah Normal Normal
g/dL g/dL g/dL gr/dL

12,10 5,60 10,60 3,60– 11,00


Leukosit Tinggi Normal Normal
103/L 103/L 103/L 103/L

2,9 3,2 4 Normal 3,8 – 5,2


Eritrosit Rendah Rendah
juta/μL juta/μL juta/μL juta/μL

Hematokrit 51% Tinggi 40% Normal 45% Normal 32 – 47 %

Eosinophil 1% Normal 1% Normal 2% Normal 1-3 %

Limfosit 24% Rendah 42% Tinggi 39% Normal 25 – 40 %

89
Kesimpulan:

Pada pemeriksaan biokimia pasien di hari ke-3 rawat inap, kadar Hb, leukosit,
hematokrit, eritrosit, hematokrit, eosinophil, dan limfosit sudah mencapai angka
normal. Yaitu untuk kadar Hb pasien 13 g/dL, leukosit 10,60103/L , eritrosit 4
juta/μL hematokrit 45%, eosinophil 2 % dan limfosit pasien 39%.

 Pemeriksaan Klinis Pasien

Hasil
Nilai
Indikator 14/10/2021 15/10/2021 16/10/2021
Normal
Hasil Capaian Hasil Capaian Hasil Capaian

90/60 –
Tekanan 138/67 131/82
Normal Normal 138/67 Normal 120/80
Darah mmHg mmHg
mmHg mmHg

Frekuensi 19 20 20 14-20
Normal Normal Normal
Pernapasan kali/menit kali/menit kali/menit kali/menit

Suhu
36,5 oC Normal 36,3 oC Normal 36 oC Normal 36 -37 oC
Tubuh

Frekuensi 75 77 74 60 -100
Normal Normal Normal
Nadi kali/menit kali/menit kali/menit kali/menit

Kesimpulan:

Pada pemeriksaan klinis pasien di hari ke-3 rawat inap, tekanan darah, frekuensi
pernapasan, suhu tubuh, dan frekuensi nadi pasien sudah mencapai angka normal,
yaitu tekanan darah pasien 138/67 mmHg, frekuensi pernapasan pasien 20
kali/menit, suhu tubuh pasien 36 oC, dan frekuensi nadi pasien 74 kali/menit.

90
 Pemeriksaan Fisik Pasien
Hasil
Indikator
14/10/2021 15/10/2021 16/10/2021

Gangguan rasa
(+) (+) (+)
nyaman

Nyeri (+) (+) (+)

Lemas (+) (+) (+)

Cemas (+) (+) (-)

Kesimpulan:

Pada pemeriksaan fisik pasien Ny.F di hari ke-3 intervensi pasien masih
mengalami gangguan rasa nyaman dan nyeri di bagian panggul sudah mulai
berkurang karena pasca operasi di hari pertama intervensi. Untuk rasa cemas sudah
membaik dan badan tidak begitu lemas.

91
BAB IV

PENUTUP

IV.1 Kesimpulan
a. Hasil skrining Ny.F diperoleh skor 21 yang berarti mengalami malnutrisi
rendah
b. Ny.F memiliki BB 51 kg dan TB 153 cm sehingga memiliki IMT 21,7 kg/m2
status gizi tergolong normal
c. Hasil Hb, hematokrit, dan limfosit rendah sedangkan pada leukosit segmen
tinggi. Hal tersebut mengindikasi bahwa Ny.F mengalami pembedahan pada
fraktur.
d. Pemeriksaan klinis Ny.F pada tekanan darah termasuk tinggi karena merasa
cemas.
e. Pemeriksaan fisik Ny.F ditemukan ada gangguan rasa nyaman, nyeri pada
panggul, cemas saat ingin melakukan pembedahan.
f. Ny.F diberi intervensi dengan preskripsi diet dengan gizi seimbang
g. Rencana monitoring dilakukan dalam jangka waktu 3 hari dengan indikator
asupan, keluhan fisik klinis, dan pengetahuan.

V.2Saran
a. Ny.F disarankan untuk mengonsumsi makanan sesuai dengan diet gizi
seimbang
b. Adanya koordinasi dan tenaga kesehatan untuk terus memantau
perkembangan pasien secara berkala
c. Adanya partisipasi keluarga terdekat pasien dalam pengaturan pola makan
pasien yang menunjang keberhasilan diet pada pasien Ny.F terutama pada
keluarga yang mengolah menu makanan.

92
DAFTAR PUSTAKA

Helmi, Z. N. (2012). Buku ajar gangguan muskuloskeletal. Jakarta: Salemba


Medika, 296.

Jitowiyono, S., & Kristiyanasari, W. (2012). Asuhan Keperawatan Post Operasi


dengan Pendekatan NANDA, NIC, NOC.

Kartono, D., & AAB, J. (2012). Ringkasan angka kecukupan gizi (AKG) yang
dianjurkan bagi orang Indonesia 2012. Conference Paper. Widyakarya
Nasional Pangan Dan Gizi (WNPG) X, 20–21.

Kemenkes RI. (2019). Tabel Batas Ambang indeks Massa tubuh (IMT). Direktorat
P2PTM. http://p2ptm.kemkes.go.id/infographic-p2ptm/obesitas/tabel-
batas-ambang-indeks-massa-tubuh-imt

Wahid, A. (2019). Asuhan Keperawatan Dengan Gangguan Sistem


Muskuloskeletal.

93
LAMPIRAN 1. ASUPAN SMRS

Nama Bahan Berat Energi Protein Lemak KH


Waktu
Makanan Makanan (gr) (kkal) (gr) (gr) (gr)

Pagi Nasi Uduk Beras 75 267,7 6,3 1,2 57,8

07.30 Santan 10 32,4 0,42 3,43 0,56

Oseng
Tempe 55 82,5 7,7 3,4 5
Tempe

Kecap 3 2,13 0,1 0,039 0,27

Minyak 2 22,1 0 2,5 0

Bihun Bihun 8 27,84 0,376 0,008 6,5

Minyak 2 22,1 0 2,5 0

Telur Dadar Telur 55 84,7 6,8 5,9 0,38

Minyak 2 22,1 0 2,5 0

Teh Manis Teh 2 6 0,56 0,096 1,07

Gula
5 19,7 0 0 4,7
Pasir

SUBTOTAL 589,27 22,256 21,573 76,28

Wafer tango
Kemasan 20 100 1 4,5 14
vanillla

Bubur Kacang
Selingan kacang hijau hijau 20 16,2 2,42 0,3 8,4

10.00
Gula
10 17 0 0 4,48
merah

Santan 5 46 0,29 13,4 3,34

94
SUBTOTAL 179,2 3,71 18,2 30,22

Siang Nasi putih Beras 50 178,5 4,2 0,85 38,5

Dada
60 90 18,7 1 0
ayam

Ayam
13.30 Tepung 10 30,4 5,3 0,23 7,6
kentucky

Minyak 2 22,1 0 2,5 0

Perkedel Kentang 30 26,1 0,1 1,87 2,031

Telur 45 64 6,29 5 0,38

Tepung 10 16,4 5,3 0,23 7,6

Minyak 2 22,1 0 2,5 0

Sayur Sop Wortel 35 12,6 0,35 0,21 2,76

Buncis 35 11,9 0,84 0,1 2,5

Ayam 30 89,4 5,46 7,5 0

Minyak 1 8,08 0 1 0

SUBTOTAL 571,58 46,54 22,99 61,371

Selingan
Nu greentea
Sore kemasan 200ml 80 0 0 19
madu
15.00

SUBTOTAL 80 0 0 19

Malam Nasi Putih Beras 50 178,5 4,2 0,85 38,5

Daging
19.00 Soto betawi 50 144 12,3 5,54 0
sapi

95
Babat 20 18,8 3,7 2,1 1,8

Susu cair 17 20,74 2,3 1,8 1,49

Kentang 13 11,13 0,87 0,1 5,13

Tomat 7 1,54 0,08 0,25 1,82

Gula
5 19,7 0 0 4,7
Pasir

SUBTOTAL 394,41 23,45 10,64 53,44

TOTAL ASUPAN 1814 95 73 240

TOTAL KEBUTUHAN 2020 76 56 303

PERSENTASE (%) 89% 125% 130% 79%

96
LAMPIRAN 2. ASUPAN MAKAN MRS

Bahan Berat E P KH
Waktu Menu L (Gr)
Makan (Gr) (Kkal) (Gr) (Gr)

Nasi tim Beras 25 89,25 2,1 0,425 19

Ayam 75 223,5 11,65 15,75 0


Ayam
Kecap 3 2,13 0,1 0,03 0,27
Semur
Makan
Minyak 2 18,01 0 2 0
Pagi
Wortel 35 12,6 0,35 0,21 2,765
06.30

Sup Buncis 20 4,8 0,48 0,06 2,44

Makaroni Makaroni 30 82,85 1,91 0,18 35,41

Minyak 1 8,08 0 1 0

Total 308,47 13,4 10,08 55,44

Kacang
35 113,05 8,015 0,525 19,88
Hijau

Snack Gula
Bubur 5 18,4 0 0 7,36
Pagi Merah
hijau
09.00 Gula
3 11,82 0 0 4,7
Pasir

Santen 8 25,92 0,336 1,744 0,448

Total 129,19 8,35 1,26 30,38

Makan Nasi tim Beras 25 89,25 2,1 0,425 19

Siang Daging 55 150,15 10,25 13,4 0


Daging
12.30 Semur Kecap 3 2,13 0,1 0,03 0,27

97
Minyak 2 18,01 0 2 0

Perkedel
Tahu Tahu 60 48 2,5 2,82 5,48
Kukus

Wortel 50 18 0,5 0,3 3,95

Sup Kentang 45 27,9 0,945 0,09 6,075

Sayuran Tomat 5 6,05 0,065 0,025 2,005

Minyak 1 8,08 0 1 0

Pepaya Pepaya 55 46 0,5 0,1 16,2

Total 404,82 12 8,61 52,53

Tepung
15 49,95 1,35 0,15 11,58
Terigu

Tepung
10 36,3 0,11 0,05 8,82
Snack Tapioka
Dadar
Sore Gula
Gulung 8 18,4 0 0 7,36
14.00 Merah

Gula
3 11,82 0 0 8,7
Pasir

Santan 8 25,92 0,336 1,744 0,448

Total 142,39 1,79 1,94 36,9

Nasi tim Beras 25 89,25 2,1 0,425 19

Makan Ikan Tuna 55 108 13,49 3,675 0


Sore
Ikan tuna Pasta
6 4,92 0,259 0,028 1,1346
17.00 BB tomat Tomat

Minyak 2 18,01 0 2 0

98
Tahu 60 48 2,5 2,82 5,48

Tahu Biasa Pasta


6 4,92 0,25 0,028 1,1346
BB Rujak Tomat

Minyak 2 18,01 0 2 0

Bening
Bayam 100 16 0,9 0,4 2,9
Bayam

Pisang
Pisang 100 108 1 0,8 24,3
Barangan

Total 345,72 17,2 12,32 65,63

Total Keseluruhan 1330,59 52,74 28,21 210,88

Kebutuhan 1521 57 34 228

Persentase % 87% 93% 83% 92%

99
LAMPIRAN 3. MENU PERENCANAAN INTERVENSI 1
(14/10/2021)
Bera
Wakt E P L KH
Menu Bahan Makan t
u (Kkal) (Gr) (Gr) (Gr)
(Gr)
Nasi Tim Beras 55 209 3,2 0,85 38,55
Ayam 45 3,4 8,19 8,75 0
Rolade
Kecap 10 0,35 0,85 0,19 0,35
Pagi Ayam
Minyak 2,5 2,4 0 2,5 2,4
06.30
Sup Wortel 50 1,95 0,5 0,3 1,95
Makaroni Makaroni 25 13,01 0,61 0,12 13,01
Wortel Minyak 2,5 2,4 0 1,5 2,4
SubTotal 438,85 13,35 14,21 62,06
Snack Bubur Kacang Hijau 40 22,72 6,16 0,6 22,72
Pagi Kacang 4,6 0 0 4,6
Gula Pasir 5
10.00 Hijau
Gula Merah 3 6,8 0 0 2,1
SubTotal 147,4 6,16 0,6 27,32
Nasi Tim Beras 55 209 3,2 0,85 38,55
Telur 15,6 4,75 4,95 15,6
Bumbu Telur 53
Kuning
Perkedel 0,4 5,45 2,35 0,4
Siang Tahu Tahu 50
12.30 Panggang
Wortel 40 3,95 0,5 0,3 3,95
Sup
Tomat 7 3,6 1,2 0,15 3,6
Sayuran
Kentang 15 1,35 0,21 0,02 1,35
Minyak 2,5 2,4 0 1,5 2,4
Pepaya Buah Pepaya 80 9,76 0,4 0,08 9,76
SubTotal 371 15,71 8,7 73,21

100
Tepung Beras 10 8,4 0,7 0,05 8
Snack Kue Talam
Labu Kuning 10 1 0,17 1,05 1
Sore Labu
Gula pasir 5 4,7 0 0 4,7
14.00 Kuning
Santan 3 0,228 0,06 0,3 0,228
SubTotal 63,76 0,93 1,4 14,328
Nasi Tim 55 209 3,2 0,85 38,55
Beras

Ikan Tuna Ikan Tuna 55 3,2 8,19 8,75 3,2


Gulai Minyak 2,5 2,4 0 1,5 2,4
Oseng Tempe 50 4,55 7 1,85 4,55
Tempe 2,5 2,4 0 2,5 2,4
Malam
Bumbu Minyak
`16.30
Kuning
Bening 4,5 0,68 0,225 2,5
Labu Labu Kuning 45
Kuning
Buah 6,9 0,5 0,2 6,9
Semangka 100
Semangka
479,6 20,11 16,09 67,2
TOTAL
5
TOTAL KESELURUHAN 1501 56 41 244
KEBUTUHAN 1521 57 42 247
PERSENTASE % 98% 98% 99% 98%

101
LAMPIRAN 4. MENU PERENCANAAN INTERVENSI 2
(15/10/2021)

Bahan Berat E P L KH
Waktu Menu
Makan (Gr) (Kkal) (Gr) (Gr) (Gr)

Nasi
Beras 50 197 2,2 0,85 38,55
Tim

Daging
Daging 45 82,8 8,46 6,3 0
Terik

Tahu
Bumbu Tahu 50 40 5,45 2,35 0,35

Pagi Semur

06.30 Kecap 10 6,35 0,85 0,19 0,35

Oseng
Labu
Labu Siam 35 10,5 0,21 0,035 2,345
Siam +
Tempe

Tempe 20 38,6 3,7 2,16 1,878

Minyak 2 18,01 0 2 0

SubTotal 393,26 20,87 13,885 43,473

Snack Puding Agar Plain 10 6 0,2 0 1,2


Pagi Batik
Coklat Gula Pasir 5 19,7 0 0 4,6
10.00

Susu Putih 10 6,1 0,32 0,35 0,43

Bubuk
5 11,4 0,98 0,685 5,895
Cocoa

102
SubTotal 43,2 1,5 1,035 12,125

Nasi
Beras 55 234,1 3,2 0,85 38,55
Tim

Ayam
Opor Ayam 53 81,62 4,75 4,95 15,6
Putih

Tempe
Bumbu Tempe 50 40 5,45 2,35 0,4
Makan
Tomat
Siang
Tomat 15 3,6 0,195 0,05 5,6
12.30
Bayam 75 12 0,675 0,3 2,175
Sup
Bayam Wortel 25 9 0,25 0,15 1,975
Wortel
Minyak 2,5 22,1 0 1,5 0

Tomat 5 1,2 0,2 0,12 1,6

Buah
Melon 80 38 0,6 0,4 9,76
Melon

SubTotal 441,62 15,32 10,67 75,66

Tepung
10 33,3 0,7 0,1 8,2
Terigu

Snack Telur 10 15,4 1,24 1,08 1,17


Bolu
Sore
Pelangi Gula pasir 5 19,7 0 0 4,7
14.00
Vanili 2 5,76 0,1 0,002 0,26

Santan 3 3,66 0,06 0,3 0,228

SubTotal 78,1 2,106 1,482 14,694

103
Nasi
Beras 54 212,76 1,2 0,85 38,55
Tim

Telur
Bebek Telur 45 89,5 6,8 4,65 8,2
Asin

Tahu Tahu 50 59,5 6,21 1,85 7,55


Bumbu
Makan Minyak 2,5 22,1 0 2,5 0
Kuning
malam
Soto
17.00
Daging Daging 58 98,4 0,68 4,84 11,8
Bening

Tauge 10 3,7 0,44 0,005 2,38

Soun
15 52,2 0,7 0,03 12,315
Bihun

Tomat 5 1,2 0,2 0,12 1,6

Buah
Pepaya 80 23,2 0,5 0,2 9,9
Pepaya

.TOTAL 562,56 16,73 15,045 92,295

TOTAL KESELURUHAN 1599 56,99 42 238

KEBUTUHAN 1521 57 42 247

PERSENTASE % 105% 100% 100% 96%

104
LAMPIRAN 5. MENU PERENCANAAN INTERVENSI 3
(16/10/2021)

Bahan Berat E P L KH
Waktu Menu
Makan (Gr) (Kkal) (Gr) (Gr) (Gr)

Nasi Tim Beras 50 168,6 2,2 0,85 38,55

Ayam 88,82 5,92 5,5 6,8


Bumbu Ayam 60
Kare

Cah 34,8 0,5 0,25 3,95


Pagi
Wortel +
06.30 Wortel 50
Baby
Corn

Minyak 2 18,01 0 2 0

Baby 26 0,98 0,73 6,91


10
Corn

SubTotal 336,23 9,6 9,33 56,21

Snack
Pagi Nagasari Kue 60 134 1,09 0,87 40,25

10.00

SubTotal 134 1,09 0,87 40,25

Nasi Tim Beras 55 234,1 3,2 0,85 38,55

Daging 30 92 9,4 7 0
Siang Omelete
Cincang
12.30
Wortel 15 14 0,6 0,4 4,9

Telur 45 49,3 2,58 4,86 0,315

105
Minyak 2 18,01 0 2 0

Tahu 50 18 5,45 2,35 0,4


Bumbu Tahu
Kuning

Minyak 2,5 22,1 0 1,5 0

Wortel 40 32,6 0,5 0,3 3,95


Sup
Tomat 7 1,68 1,2 0,15 3,6
Sayuran
Kentang 15 9,3 0,21 0,02 1,35

Minyak 2,5 22,1 0 1,5 0

Buah
Melon 80 38 0,6 0,4 9,76
Melon

SubTotal 533,18 23,74 19,33 62,825

Snack
Lapis
Sore 45 94,8 0,11 0,08 8,758
Kue Pepe Legit
14.00

SubTotal 94,8 0,11 0,08 8,758

Nasi Tim Beras 54 212,76 1,2 0,85 38,55

Malam
Ikan Ikan
53 64,2 14,3 2,56 0
16.30 Tuna Tuna
Bumbu
Kuning Minyak 2,5 22,1 0 2,5 0

Tempe 50 49,5 2,21 1,85 9,55

106
Tempe Kecap 10 6,35 0,85 0,19 0,35
Bacem
Basah Minyak 2,5 22,1 0 2,5 0

Sayur
Bening
Kacang Kacang
30 68,4 0,68 2,84 11,8
Panjang Panjang
+ Labu
Siam

Labu
20 6 0,44 0,005 2,38
Siam

Buah
Pepaya 80 23,2 0,5 0,2 9,9
Pepaya

TOTAL 474,61 20,18 13,495 72,53

TOTAL KESELURUHAN 1573 55 43,78 259,2

KEBUTUHAN 1521 57 42 247

PERSENTASE % 102% 97% 103% 106%

107
LAMPIRAN 6. LEAFLET

108
LAMPIRAN 7. DOKUMENTASI

 Pengukuran Tilut dan LILA

 Distribusi Makanan Utama dan Selingan

109
 Edukasi

110
LAPORAN STUDI KASUS MENDALAM

PENATALAKSANAAN GIZI
PADA KASUS PENYAKIT DALAM ADHF (ACUTE DECOMPENSATED
HEART FAILURE ) DAN LBBB (LEFT BRANCH BUNDLE BLOCK)
RUANG RAWAT INAP FLAMBOYAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PASAR REBO

Disusun Oleh :
Fitriana NurKhofifah 1810714016

PROGRAM STUDI GIZI PROGRAM SARJANA


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAKARTA
2021

111
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan studi kasus mendalam pada Penyakit Dalam ADHF (Acute


Decompensated Heart Failure) dan LBBB (Left Branch Bundle Block) dibuat dan
diajukan sebagai syarat kelengkapan dan bukti kegiatan Magang Manajemen
Asuhan Gizi Klinik (MAGK) di Rumah Sakit Umum Daerah Pasar Rebo. Tahun
Ajaran 2021/2022.

Disusun oleh :
Fitriana NurKhofifah 1810714016

Telah disetujui oleh:

Pembimbing Magang MAGK


Rumah Sakit Umum Daerah Pasar Dosen Pembimbing Magang MAGK
Rebo

Okta Setya Asmaji, S.Gz., RD Iin Fatmawati Imrar, S.Gz, MPH


NIP/NIK. ……………. NIDN. 0005128606

112
BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Penyakit jantung dan pembuluh darah merupakan salah satu masalah
kesehatan utama di Negara maju maupun berkembang. Penyakit ini menjadi
penyebab nomor satu kematian di dunia setiap tahunnya. Menurut data
American Heart Association (AHA 2006) menyebutkan lebih dari 13 juta
penduduk Amerika menderita penyakit jantung, dan 700 ribu diantaranya
meninggal dunia setiap tahunnya.
Menurut data yang diterbitkan oleh World Health Organization (WHO)
tahun 2013 menunjukkan bahwa sebanyak 17,3 juta orang di dunia meninggal
karena penyakit kardiovaskuler dan diperkirakan akan terus meningkat hingga
mencapai 23,3 juta pada tahun 2030 (Depkes, 2014). Masalah tersebut juga
menjadi masalah kesehatan yang progresif dengan angka mortalitas dan
morbiditas yang tinggi di Indonesia (Perhimpunan Dokter Kardiovaskuler,
2015). Hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga Nasional (SKRTN) tahun 2012
diketahui bahwa penyakit jantung koroner merupakan penyebab kematian
nomor satu atau sekitar 26,4 % angka kematian disebabkan oleh penyakit
jantung koroner (Sulistyowati, 2015). Pasien dengan penyakit jantung koroner
harus mendapatkan penanganan yang tepat mengingat banyaknya komplikasi
yang dapat ditimbulkannya. Bila telah terjadi infark yang luas dan miokard
yang harus berkompensasi sudah buruk akibat iskemia atau infark yang lama
maka daerah miokard akan mengalami penurunan ejection fraction, stroke
volume dan peningkatan volume akhir diastolik ventrikel kiri.
Kondisi ini juga menyebabkan tekanan atrium kiri juga naik yang akan
menyebabkan transudasi cairan ke ruangan interstisium paru dan terjadi gagal
jantung. Selain itu gangguan arteri koroner juga dapat menjadi salah satu factor
penyebab timbulnya cardiomiopati. Cardiomiopati merupakan segala kelainan
pada miokard, baik kelainan pada fungsi mekaniknya maupun kelistrikannya
sehingga dapat menyebabkan hipertropi dan dilatasi (Elliott, 2018). Dilated
Cardiomyopaty (DCM) merupakan penyakit yang memberikan dampak yang

113
banyak bagi kehidupan pasien. Menurut Fazio (2014) saat ini 60 % penyebab
DCM adalah penyakit jantung iskemik yang menyebabkan dilatasi ventrikel
pada kasus DCM. Pada DCM kedua ventrikel akan mengalami dilatasi, serabut
miokardium mengalami degenerasi.
Jaringan fibritik akan menyebabkan pengurangan kontraktilitas dan
penurunan curah jantung. Dan peningkatan denyut jantung sebagai
kompensasi, perubahan ini kemudian akan menyebabkan terjadinya gagal
jantung disertai disritmia vetrikuler yang mematikan. Hasil Riset Kesehatan
Dasar (Riskesdas) Kemenkes RI Tahun 2013, prevalensi penyakit gagal
jantung di Indonesia mencapai 0,13 % dan yang terdiagnosis dokter sebesar 0,3
% dari total penduduk berusia 18 tahun keatas. Gagal jantung merupakan suatu
sindroma klinis yang disebabkan oleh adanya kelainan struktural dan
fungsional yang mempengaruhi kemampuan ventrikel 3 kiri untuk mengisi dan
memompa darah (Bender, et al, 2011).
Gagal jantung dapat juga didefenisikan sebagai suatu sindrom klinis akibat
kegagalan/kelainan sehingga terjadi suatu keadaan patologis dimana kelainan
jantung mengakibatkan kegagalan jantung memompa darah untuk memenuhi
kebutuhan jaringan atau hanya dapat memenuhi kebutuhan dengan
meningkatkan tekanan pengisian (Muttaqin, 2008 ). Menurut penelitian yang
dilakukan oleh Maulidta (2015) menyatakan bahwa 70 % terjadinya gagal
jantung disebabkan karena iskemia kardiomiopati dan hipertensi. Kondisi
tersebut menyebabkan penurunan suplai darah ke arteri koroner dan
menurunkan atau menghentikan suplai oksigen ke otot jantung yang dapat
menyebabkan kematian otot jantung yang dapat mengakibatkan gangguan
pompa jantung.
Acute Decompensated Heart Failure (ADHF) adalah suatu kondisi gagal
jantung yang ditandai dengan adanya onset yang cepat atau perburukan tanda
dan gejala gagal jantung sebagai akibat dari perburukan kardiomiopati yang
sudah ada sebelumnya. ADHF merupakan perburukan tanda dan gejala gagal
jantung yang membutuhkan penanganan medis dan sering kali menjadi alasan
utama hospitalisasi (Kurmani dan Squire, 2017) Tanda dan gejala yang muncul
pada pasien gagal jantung antara lain dyspnoe, fatique dan gelisah. Dyspnoe

114
merupakan gejala yang paling sering dirasakan oleh penderita gagal jantung.
Penelitian yang dilakukan oleh Nirmalasari (2017) menyatakan 80 % pasien
yang dirawat di rumah sakit mengalami dyspnoe dan mengatakan dyspnoe
mengganggu aktifitas sehari – hari. Gagal jantung mengakibatkan kegagalan
fungsi pulmonal sehingga terjadi penimbunan cairan di alveoli.
Hal ini menyebabkan jantung tidak dapat berfungsi dengan maksimal
dalam memompa darah. Selain itu perubahan yang terjadi pada otot-otot
respirasi juga mengakibatkan suplai oksigen ke seluruh tubuh terganggu
sehingga terjadi dyspnoe (Wendy, 2010). Oleh karena itu, penulis melakukan
proses asuhan gizi terstandar pada pasien rawat inap dengan diagnosis medis
ADHF, LBBB dalam Praktik Kerja Lapangan Manajemen Asuhan Gizi Klinik
(MAGK) di RSUD Pasar Rebo.

III.2 Tujuan
III.2.1 Tujuan Umum
Mahasiswa mampu melaksanakan proses asuhan gizi terstandar kepada
pasien Penyakit Dalam di Ruang Rawat Inap Flamboyan RSUD Pasar Rebo
Jakarta Timur.
III.2.2 Tujuan Khusus
1. Mahasiswa mampu melaksanakan asesmen pada pasien.
2. Mahasiswa mampu menentukan diagnosis gizi pada pasien.
3. Mahasiswa mampu melaksanakan intervensi dan implementasi gizi
pada pasien.
4. Mahasiswa mampu menentukan rencana monitoring dan evaluasi
pada pasien.
5. Mahasiswa mampu memberikan edukasi pada pasien.

115
III.3 Manfaat
III.3.1 Bagi Mahasiswa
Dapat meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam menerapkan ilmu
yang telah didapat selama perkuliahan khususnya dalam Proses Asuhan Gizi
Terstandar (PAGT).
III.3.2 Bagi Institusi RSUD Pasar Rebo
Meningkatkan kualitas akademik program studi dan penunjang dalam
proses praktik pembelajaran di lapangan.
I.3.3 Bagi Institusi UPN Veteran Jakarta
Dapat memberikan informasi dan menambah pengetahuan dalam
pelaksanaan diet pada pasien ADHF LBBB, serta sebagai bahan evaluasi
dalam meningkatkan pelayanan gizi di Rumah Sakit yang akan berdampak
pada kepuasan pasien.

III.4 Waktu dan Tempat


Kasus mendalam ADHF LBBB pada pasien Tn.B dilakukan pada hari Rabu,
27 Oktober 2021. Dilakukan di Ruang Inap Flamboyan 413 di RSUD Pasar
Rebo.

116
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Gambaran Umum, Penyakit, Etiologi, dan Patofisiologi


II.1.1 Gambaran Umum Penyakit
 Acute Decompensated Heart Failure (ADHF)
Acute Decompensated Heart Failure (ADHF) adalah suatu kondisi
gagal jantung yang ditandai dengan adanya onset yang cepat atau
perburukan tanda dan gejala gagal jantung sebagai akibat dari perburukan
kardiomiopati yang sudah ada sebelumnya. ADHF merupakan perburukan
tanda dan gejala gagal jantung yang membutuhkan penanganan medis dan
sering kali menjadi alasan utama hospitalisasi (Kurmani & Squire, 2017).
Gagal jantung bisa terjadi pada
seseorang dengan serangan baru tanpa kelainan jantung sebelumnya.
Decompensasi cordis adalah suatu kondisi dimana jantung mengalami
penurunan atau kegagalan dalam memompa darah dimana terjadi penurunan
kemampuan kontraktilitas fungsi pompa jantung untuk mencukupi
kebutuhan tubuh akan nutrisi dan oksigen secara adekuat. Penyakit gagal
jantung yaitu jantung tidak mampu memompa pasokan darah, untuk
mempertahankan sirkulasi adekuat sesuai kebutuhan tubuh meskipun
tekanan pengisian cukup, dimana gejalanya seperti nafas sesak selama
istirahat, beraktifitas dan kelelahan, edema pulmonal kardiogenik dengan
akumulasi cairan yang cepat pada paru dan pembengkakan pada tungkai
(Muttaqin, 2008).
Jadi ADHF adalah gagal jantung akut yang gagal memompa cukup
darah untuk mencukupi kebutuhan tubuh serta tidak dapat mempertahankan
sirkulasi yang adekuat dan serangannya dirasakan secara cepat.

 Left Branch Bundle Block (LBBB)


Blokade cabang berkas kiri (Left Bundle Branch Block, LBBB) adalah
salah satu jenis aritmia pada sistem konduksi jantung. Pada LBBB, terdapat
penghalang pada sistem konduksi cabang ventrikel kiri yang menyebabkan

117
keterlambatan aktivitas kelistrikan pada ventrikel kiri dan aktivitas
kelistrikan pada ventrikel kanan tetap normal. Menurut Thaler, LBBB
menggambarkan dasar penyakit jantung iskemik.
Deteksi LBBB secara terkomputerisasi dapat dilakukan berdasarkan
karakteristik pola denyut yang direkam EKG. Deteksi terkomputerisasi
dapat memantau kondisi jantung pasien secara otomatis dan kontinyu
sedangkan deteksi manual yang biasa dilakukan ahli jantung dilakukan
dengan mengamati hasil rekaman EKG hanya pada periode tertentu saja dan
memerlukan waktu untuk menerjemahkan hasil rekaman tersebut.

II.1.2 Etiologi Penyakit


Ada beberapa keadaan yang mempengaruhi fungsi jantung. Penyebab
yang paling umum adalah kerusakan fungsional jantung dimana terjadi
kerusakan atau hilangnya otot jantung,iskemik akut dan kronik, peningkatan
tahanan vaskuler dengan hipertensi, atau berkembangnya takiaritmia
seperti atrial fibrilasi (AF). Penyakit jantung coroner yang merupakan
penyebab penyakit miokard, menjadi penyebab gagal jantung pada 70% dari
pasien gagal jantung. Penyakit katup sekitar 10% dan kardiomiopati
sebanyak 10%.
Kardiomiopati merupakan gangguan pada miokard dimana otot jantung
secara strukturdan fungsionalnya menjadi abnormal dengan ketiadaan
penyakit jantung koroner,hipertensi, penyakit katup, atau penyakit jantung
kongenital lainnya yang berperan terjadinya abormalitas miokard.
Faktor-faktor penyebab dekompensasi akut pada pasien gagal
jantung kronik (Yuniadi Y, 2017) adalah:
a) Diet yang tidak teratur
b) Putus obat atau reduksi dosis yang tidak tepat untuk terapi gagal jantung
c) Iskemia miokard/infark.
d) Aritmia (takikardia atau bradikardia)
e) Infeksi
f) Inisiasi terapi yang akan memperburuk gejala-gejala dari gagal jantung
g) Konsumsi alcohol

118
h) Hipertensi yang semakin parah
i) Insufisiensi valvular.

II.1.3 Patofisiologi Penyakit


Mekanisme yang mendasari gagal jantung meliputi gangguan
kemampuan kontraksi jantung, yang menyebabkan curah jantung lebih
rendah dari curah jantung normal.
Menurut (Muttaqin, 2009) bila cadangan jantung untuk berespons
terhadap stress tidak adekuat dalam memenuhi kebutuhan metabolik tubuh,
maka jantung gagal untuk melakukan tugasnya sebagai pompa, akibatnya
terjadilah gagal jantung. Kelainan fungsi otot jantung disebabkan oleh
aterosklerosis koroner, hipertensi arterial dan penyakit otot degeneratif atau
inflamasi. Aterosklerosis koroner mengakibatkan disfungsi miokardium
karena terganggunya aliran darah ke otot jantung. Terjadi hipoksia dan
asidosis (akibat penumpukan asam laktat). Infark Miokardium biasanya
mendahului terjadinya gagal jantung. Hipertensi sistemik/ pulmonal
(peningkatan afterload) meningkatkan beban kerja jantung dan pada
gilirannya mengakibatkan hipertrofi serabut otot jantung. Efek tersebut
(hipertrofi miokard) dapat dianggap sebagai mekanisme kompensasi karena
akan meningkatkan kontraktilitas jantung. Hipertrofi otot jantung
menyebabkan jantung tidak dapat berfungsi secara normal, dan akhirnya
terjadi gagal jantung.
Gagal jantung dapat dimulai dari sisi kiri atau kanan jantung. Sebagai
contoh, hipertensi sitemik yang kronis akan menyebabkan ventrikel kiri
mengalami hipertrofi dan melemah. Hipertensi paru yang berlangsung lama
akan menyebabkan ventrikel kanan mengalami hipertofi dan melemah.
Letak suatu infark miokardium akan menentukan sisi jantung yang pertama
kali terkena setelah terjadi serangan jantung.
Aktivasi neurohormonal juga menstimulasi aktivasi sitokin proinflamasi
dan mediator-mediator apoptosis miosit. Elavasi neurohormonal dan
imunomodulator yang diamati pada pasien dengan ADHF yang dikaitkan
dengan perburukan gejala gagal jantung dan perburukan prognosis pasien.

119
120
BAB III
NUTRITION CARE PROCESS

III.1 Gambaran Identitas Pasien


Dibawah adalah gambaran identitas pasien pada studi kasus ini, yaitu:
a. No. Rekam Medis : 2014 - 564863
b. Nama Pasien : Tn.B
c. Tanggal Lahir : 10 September 1964
d. Umur : 57 tahun
e. Jenis Kelamin : Laki-laki
f. Pekerjaan : Pengurus Masjid
g. Alamat : Jl. Swadaya 1 No 19 RT 09/09
h. Agama : Islam
i. Ruangan : Flamboyan/413
j. Tanggal Masuk : 26 Oktober 2021
k. Diagnosis Medis : ADHF, LBBB

III.2 Gambaran Riwayat Penyakit Pasien


III.2.1 Riwayat Penyakit Terdahulu
Tn.B sudah pernah merasakan sesak berat sejak ± 3 hari yang lalu, sesak
dirasakan sangat nyeri ketika berbaring.
III.2.2 Riwayat Masuk RS dan Diagnosis Medis
Saat masuk rumah sakit pasien merasa sesak medadak sejak jam 20.00
wib, pasien sudah merasakan sesak berat.

III.2.3 Riwayat Penyakit Keluarga


Tn.B tidak memiliki riwayat penyakit keluarga

III.3 Proses Asuhan Gizi Terstandar (PGAT)


III.3.1 Skrining Gizi
Alat skrining gizi yang digunakan di RSUD Pasar Rebo adalah MST
(The Screening Tools for Risk of Impaired Nutritional Status and Growth).

121
Skrining gizi dilakukan untuk melihat atau mengidentifikasi adanya resiko
mengalami malnutrisi pada pasien sehingga akan dilakukan tindak lanjut pada
asuhan gizi. Dibawah adalah hasil skrining gizi pada Tn B

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PASAR REBO


Jl. Let. Jend. TB. Simatupang No. 30 Jakarta Timur 13760
Telp. 021 8400109, 8401127 ex.147/148, E-mail:
gizirspr@gmail.com
SKRINING GIZI AWAL
Tanggal : 13 Oktober 2021 Nama : Tn.B
Diagnosis : ADHF, LBBB No. RM : 2014 - 564863
BB : 75 kg J_Kel. : Laki-Laki
TB : 165 cm Umur : 57 tahun
1. Apakah pasien mengalami penurunan BB yang tidak direncanakan/tidak
diinginkan dalam 6 bulan terakhir? (0)
a. Tidak 0
b. Tidak yakin 2
c. Ya, ada penurunan BB sebanyak
1-5 kg 0
6-10 kg 2
11-15 kg 3
> 15 kg 4
Tidak tahu berapa penurunannya 2

2. Apakah asupan makan pasien berkurang karena penurunan nafsu


makan/kesulitan menerima makanan? (0)
a. Tidak 0
b. Ya 1

TOTAL SKOR 1
KESIMPULAN : Pasien beresiko malnutrisi rendah
Bila skor > 3, maka dilakukan assessment lanjut oleh Dietisien/Ahli Gizi

122
Kesimpulan:

Berdasarkan hasil jumlah skor keseluruhan skrining gizi, Tn.B beresiko


malnutrisi rendah, sehingga perlu pemantauan 3 hari kedepan.

III.3.2 Pengkajian Gizi (Assesment)


 Antropometri
 Umur : 57 tahun
 TB
TILUT = 51 cm
L = (2,02 x tilut) – (0,04 x u) + 64,19
= (2,02 x 51) – (0,04 x 57) + 64,19
= 105 – 2,28 + 64,19
= 164,93  165 cm
 BB
LILA : 34 cm
L = (2,592 x lila) – 12,902
= (2,592 x 34) – 12,902
= 75 kg
BB Aktual 75
 IMT = = (1,65)2 = 27,54 kg/m2
TB2

 Status Gizi = Obesitas I


 BBI = TB – 100 x 1
= 165- 100 x 1
= 65 kg
Kesimpulan:
Berdasarkan klasifikasi Indeks Massa Tubuh menurut Kementerian
Kesehatan RI tahun 2019, Tn.M memiliki status gizi Obesitas I
dengan nilai IMT 27,54 kg/m2

123
 Biokimia
Pemeriksaan biokimia dilakukan untuk melihat hasil uji dalam darah
sehingga mengetahui perkembangan kondisi pasien secara menyeluruh.
Hasil laboratorium Tn.B disajikan pada tabel 2.
Tabel 11 Hasil Pemeriksaan Laboratorium Tn.B

Pemeriksaan Hasil Standar Keterangan

15,9 13,2 – 17,3


Hemaglobin Normal
g/dl gr/dL

11,26 3,80 – 10,60


Leukosit Tinggi
3
10 /L 103/L

5,8 4,4 – 5,9


Eritrosit Normal
juta/μL juta/μL

Hematokrit 46 % 40 – 52 % Normal

20-40
Ureum darah 42 mg/dL Tinggi
mg/dL

Kesimpulan:

Dari hasil pemeriksaan laboratorium

 Nilai leukosit tinggi hasil tersebut menunjukkan bahwa karena


peradangan di jantung dan menyebabkan pasien Tn.B gagal jantung.
 Ureum darah yang tinggi tersebut menunjukkan bahwa fungsi ginjal
Tn.B tidak bekerja dengan baik dan berakibat kegagalan memompa
di pembuluh darah.

 Klinis
Berikut adalah hasil pemeriksaan klinis pada Tn.B pada hari Selasa, 26
Oktober 2021.

124
Tabel 12 Hasil Pemerikasaan Klinis Tn.B

Pemeriksaan Hasil Standar Keterangan

90/60-
Tekanan darah 167/87
120/80 Tinggi
(MRS) mmHg
mmHg

90/60-
Tekanan darah 123/80
120/80 Normal
(terakhir diperiksa) mmHg
mmHg

100 60 -100
Nadi Normal
kali/menit kali/menit

18 14-20
Respiratory rate Normal
kali/menit kali/menit

Suhu 36,7oC 36 -37 oC Normal

Kesimpulan:

Pemeriksaan klinis pada Tn.B memiliki tekanan darah saat masuk


rumah sakit yang tinggi dikarenakan sesak dan nyeri yang berat.

125
 Fisik
Berikut adalah hasil pemeriksaan fisik pada Tn.B pada hari Selasa, 26
Oktober 2021.

Tabel 13 Hasil Pemeriksaan Fisik Tn.B

Keluhan Hasil

Nyeri (+)

Lemas (+)

Gangguan rasa nyaman (+)

Sesak (+)

Compos Mentis (+)

Kesimpulan:

Tn.B tampak lemas dan nyeri di bagian dada. Sesak yang dirasakan
pasien menyebabkan susah dalam bernafas dan kurang nyaman.
Kesadaran pasien penuh yaitu compos mentis.

 Riwayat Makan Pasien SMRS


1. Pola Makan Sebelum Masuk RS (Estimasi Asupan Zat Gizi E, P,
L, KH)
Tabel 14 Pola Makan SMRS Tn.B (Kuantitatif)

Porsi
Waktu Menu Porsi (URT)
(gram)
Bubur ayam 1p 200
Pagi Oseng tempe 5 sdm 70
08.00 Sate hati ampela 3 bh 40
Teh manis 1 gls 200 ml
Selingan pagi Bakpia kacang
2 bh 40
10.00 hijau

126
Nasi putih 1p 150
Siang Sayur sop 1p 70
13.00 Sambal goreng 2 sdm 10
Tempe mendoan 2 bj 30
Selingan sore Jus
1 gls 160
15.00 melon+belimbing
Nasi putih 1p 150
Sore
Perkedel 2 bh 50
19.00
Tahu semur 3 bh 100

2. Kebiasaan Makan dan Riwayat Alergi Makanan (Kualitatif)

a. Pola makan Tn B sehari hari 3 kali makan utama dan untuk selingan
tidak menentu
b. Tn B menyukai sayur yang berkuah seperti sayur bayam, sayur oyong
dan sayur sop
c. Tn B sangat menyukai lauk nabati seperti tahu dan tempe
d. Tn B kurang suka dengan lauk hewani dikarenakan amis
e. Akses makanan pasien dimasak sendiri oleh istrinya dirumah
f. Tn B suka mengkonsumsi jeroan seperti hati ampela dan usus ayam
g. Pasien lebih menyukai buah pepaya
h. Pasien sering mengkonsumsi jus buah yang diolah sendiri oleh
anaknya
i. Tn B terkadang mengkonsumsi cemilan seperti kue nagasari, kroket,
risol
j. Jika makan utama pasien diharuskan ada masakan pedas ataupun
sambal
k. Tn B tidak memiliki alergi terhadap makanan dan minuman

3. Perhitungan Kebutuhan Energi dan Zat Gizi SMRS

Perhitungan kebutuhan zat gizi berdasarkan rumus Harris Benedict


(Laki-Laki) (Kemenkes RI, 2019).

127
Umur : 57 tahun
BBA : 75 kg
BBI : 65 kg
TB : 165 cm
IMT : 27,64 kg/m2 (Normal)
 BMR = 66 + (13,7 x 65) + (5 x 165) – (6,8 x 57)

= 66 + 890,5 + 825 – 387,6


= 1394

 Total energi = BMR x FA x FS

= 1394 x 1,3 x 1,2

= 2175 kkal

 Protein = (15% x 2175 kkal) / 4 = 82 gr


 Lemak = (25% x 2175 kkal) / 9 = 60 gr
 Karbohidrat = (60% x 2175 kkal) / 4 = 326 gr

Di bawah ini tabel perbandingan asupan SMRS dengan kebutuhan


energi dan zat gizi SMRS Tn.B.

Tabel 15 Perbandingan Asupan dan Kebutuhan Gizi SMRS

Zat Gizi Kebutuhan Asupan Persentase Keterangan


Energi 2175 2381 109% Normal
Diatas angka
Protein 82 128 156%
kebutuhan
Di atas angka
Lemak 60 76 126%
kebutuhan
KH 326 315 96% Normal
Sumber: WNPG 2012

Kesimpulan:

128
Asupan protein, lemak Tn.B lebih dari kebutuhan di mana asupan di
atas batas normal kecukupan kebutuhan seharusnya. Sementara untuk
asupan energy dan karbohidrat sudah mencukupi kebutuhan. Oleh karena
itu, perlu adanya pengaturan asupan makan sesuai dengan kebutuhan gizi
Tn.B.

Tingkat kecukupan energi dan protein sesuai rekomendasi Widyakarya


Nasional Pangan dan Gizi (WNPG) 2012 terbagi dalam 5 kategori yaitu
(Kartono & AAB, 2012):

 Defisit tingkat berat (<70% angka kebutuhan)


 Defisit tingkat sedang (70-79% angka kebutuhan)
 Defisit tingkat ringan (80-89% angka kebutuhan)
 Normal (90-119% angka kebutuhan)
 Di atas angka kebutuhan (≥120% angka kebutuhan)

4. Pola Makan Masuk Rumah Sakit

Tabel 16 Pola Makan MRS Tn.M (Kuantitatif)

Porsi
Waktu Menu Porsi (URT)
(gram)
Nasi tim 1p 200
Pagi Daging kare 1p 55
7.00 Bening buncis +
1p 100
jagung
Selingan pagi
Kue sus 1bh 40
10.00
Nasi tim 1p 200
Telur dadar 1 bh 55
Siang Tahu cina BB
1 bh 60
11.30 bali
Sayur sup 1p 100
Melon 1 bh 100

129
Selingan sore
Bolu karamel 1 bj 40
14.00
Nasi tim 1p 200
Ikan tuna BB
1 ptg 70
tomat
Sore Tahu semur 1 bh 60
15.30 Bening labu
siam + kacang 1p 100
panjang
Pisang ambon 1 bh 100

5. Perhitungan Kebutuhan Gizi Masuk Rumah Sakit

Perhitungan kebutuhan zat gizi berdasarkan rumus Mifflin (Laki-


Laki), (Kemenkes RI, 2019).

Umur : 57 tahun
BBA : 75 kg
BBI : 65 kg
TB : 165 cm
IMT : 27,64 kg/m2 (Normal)
 BMR = (10 x BBI) + (6,25 x TB) – (5 x usia) + 5

= (10 x 65) + (6,25 x 165) – (5 x 57) + 5

= 650 + 1031 – 285 +5

= 1401

 Total energi = BMR x FA x FS

= 1401 x 1,3 x 1,2


= 2186 kkal

 Protein = (15% x 2186) / 4 = 82 gr


 Lemak = (25% x 2186) / 9 = 61 gr

130
 Karbohidrat = (60% x 2186) / 4 = 327 gr

Di bawah ini tabel perbandingan asupan MRS dengan


kebutuhan energi dan zat gizi MRS Tn.B.

Tabel 17 Perbandingan Asupan dan Kebutuhan Gizi MRS

Zat Gizi Kebutuhan Asupan Presentase Keterangan


Defisit
Energi
2186 1891,65 87% tingkat
(Kkal)
ringan
Defisit
Protein
82 60,3 74% tingkat
(gr)
sedang
Defisit
Lemak
61 53,5 88% tingkat
(gr)
ringan
KH (gr) 327 297,1 91% Normal
Sumber: WNPG 2012

Kesimpulan:

Makanan yang disajikan rumah sakit belum dapat memenuhi kebutuhan


pasien Tn.B. Sehingga asupan Tn.B saat masuk rumah sakit untuk asupan
energi 87% dan lemak 88% termasuk defisit tingkat ringan, asupan
protein 74% termasuk defisit tingkat sedang, sedangkan untu asupan
karbohidrat 91% termasuk normal.

 Riwayat Personal Pasien


 Pasien tinggal bersama istri dan 1 anak
 Pekerjaan sehari hari pasien pengurus masjid
 Pasien lebih sering duduk dan menggunakan laptop

131
 Aktifitas sehari hari pasien dirumah terbiasa seminggu 2x
bermain sepeda sore hari

 Terapi Obat Yang Diberikan

Nama Dosis Kegunaan Efek Samping


Obat
Mual, muntah,
Mengatasi gejala iritasi pada
penggumpalan darah dan saluran
Miniaspi 1 x 80 mg
mencegah serangan pencernaan dan
jantung penurunan
trombosit
Pusing atau rasa
Menangani hipertensi dan
melayang, batuk
juga pengobatan gagal
Ramipril 1 x 25 g kering dan rasa
jantung atau setelah
lelah yang tidak
serangan jantung.
biasa
Untuk menurunkan kadar
Sakit kepala,
trigliserida dan kolestrol
mual dan
Spirula 1 x 50 j jahat (LDL) sekaligus
muntah, cemas,
meningkatkan kolestrol
dan pusing
(HDL) dalam tubuh

III.3.3 Diagnosa Gizi


a. Domain Intake
NI-2.1 Asupan oral inadekuat berkaitan dengan komposisi zat gizi
yang diberikan rumah sakit belum dapat memenuhi kebutuhan pasien.
Ditandai oleh asupan MRS pasien untuk energi 87% dan lemak 88%
termasuk defisit tingkat ringan, lalu untuk 74% termasuk defisit tingkat
sedang.

132
NI-5.6.2 Kelebihan asupan protein berkaitan dengan kebiasaan
SMRS pasien sangat menyukai protein nabati lebih dari kebutuhan
lebih memilih tahu dan tempe. Ditandai oleh asupan protein SMRS
sebesar 156% termasuk kategori di atas angka kebutuhan.

b. Domain Kinik
NC-2.2 Perubahan nilai lab terkait gizi berkaitan dengan peradangan
pada jantung di mana jantung pasien gagal memompa darah ke seluruh
tubuh sehingga kandungan zat yang di pembuluh darah tidak berjalan
dengan baik. Ditandai oleh kadar leukosit 11,26 103/L dan ureum darah
42 mg/dL termasuk tinggi.
NC-3.3 Berat badan obesitas berkaitan dengan pasien masih sering
mengkonsumsi makanan sembarangan yang tinggi lemak dan gula.
Ditandai dengan IMT pasien sebesar 27,54 kg/m2 (Obesitas Tingkat 1)

c. Domain Behavior
NB-1.1 Pengetahuan seputar makanan dan zat gizi kurang
berkaitan dengan saat SMRS pasien masih sering konsumsi makanan
bersantan dan gorengan juga makanan tinggi lemak seperti jeroan,
cemilan yang gurih dan manis serta sambal Ditandai dengan asupan
lemak SMRS sebesar 126% di atas angka kebutuhan pasien.

III.3.4 Intervensi
 Tujuan
1. Membantu menurunkan berat badan pasien agar menjadi berat
badan ideal
2. Membantu memenuhi asupan kebutuhan zat gizi energi, protein,
lemak, dan karbohidrat agar kembali normal atau seimbang
3. Membantu menurunkan kadar leukosit dan ureum darah agar
kembali normal

133
4. Memberikan edukasi pengetahuan berupa leaflet ke pasien dan
keluarga mengenai diet jantung beserta dengan kebiasaan yang
dianjurkan untuk memenuhi keberhasilan diet.

 Implementasi
a. Preskripsi Diet

a. Jenis Diet : Diet Jantung II


b. Bentuk Makanan : Lunak
c. Kode Pemesanan : NT (Nasi Tim)
d. Rute Pemberian : Oral
e. Frekuensi Makan : 3 kali makan utama dan 2 kali
selingan
f. Syarat Diet :
 Energi cukup, sesuai dengan kebutuhan yaitu 2186 kkal.
 Protein cukup, 15% dari total kebutuhan yaitu 82 gr.
 Lemak cukup, 25% dari total kebutuhan yaitu 61 gr.
 Karbohidrat cukup, 60% dari total kebutuhan yaitu 327 gr.
 Bentuk makanan lunak dan mudah dicerna serta dikonsumsi.

b. Edukasi dan Konseling Gizi


a. Waktu : Oktober 2021
b. Lokasi : Ruang Rawat Inap Flamboyan 413
c. Metode : Ceramah dan tanya jawab
d. Sasaran : Pasien dan keluarga pasien
e. Media : Leaflet
f. Materi : Diet Jantung
 Pengertian diet
 Sasaran diet yang diberikan
 Tujuan diet
 Penyebab gangguan pada penyakit terkait
 Pengaturan diet pada penyakit terkait

134
 Bahan makanan yang menunjang diet pasien Tn.B
 Isi edukasi gizi jantung (definisi, syarat diet jantung dan
makanan yang diperbolehkan, dibatasi maupun dihindari)

III.3.5 Monitoring dan Evaluasi


 Rencana Monitoring dan Evaluasi
Indikator Metode Waktu Target
Asupan makan mencapai ≥90%
dari kebutuhan
 Energi 2186 kkal
Asupan Food weighing 1 hari
 Protein 82 gr
 Lemak 61 gr
 Karbohidrat 327 gr
Pemantauan Membantu menurunkan agar berat
Antropometri 1 hari
berat badan ideal
Pemantauan
Mempertahankan klinis pasien
Klinis pemeriksaan 2 hari
tetap normal
rekam medis
Pemeriksaan
Fisik fisik dan 2 hari Keluhan berkurang
wawancara
Memantau dan memperbaiki kadar
biokimia pasien agar mencapai
Pemeriksaan
Biokimia 2 hari nilai normal
biokimia
 Leukosit (3,80 – 10,60 103/L)
 Ureum darah (20 - 40 mg/dL)
Pasien dan keluarga memahami
info yang disampaikan
Pengetahuan Edukasi 1 hari
1. Bagaimana mengatur diet
jantung?

135
2. Aktivitas apa saja yang dapat
menyebabkan sesak pada
jantung?
3. Apa saja makanan yang
dibatasi untuk diet jantung?
4. Makanan apa saja yang
mengandung diperbolehkan?

 Asupan Makan Pasien


E P L KH
2186 kkal 82 gr 61 gr 327 gr
Kebutuhan
% % % %
Kkal gr gr gr
Asupan Asupan Asupan Asupan
Hari ke-1
1961,24 89% 82,07 101% 47,888 78% 322,17 98%
(27/10/2021)
Hari ke-2
1992,98 91% 83,056 102% 63,42 103% 287,96 87%
(28/10/2021)
Hari ke-3
2195,72 104% 81,994 100% 63,456 103% 346,186 105%
(29/10/2021)
Asupan energi, protein, lemak dan karbohidrat sudah baik, terdapat peningkatan
% asupan setiap intervensinya. Walaupun asupan makan masih belum memenuhi
presentasi kecukupan gizi pasien <90% dari kebutuhan.

 Pemeriksaan Biokimia Pasien


Hasil
Nilai
Indikator 27/10/2021 28/10/2021 29/10/2021
Rujukan
Hasil Capaian Hasil Capaian Hasil Capaian

136
13,2 –
11 15,5 16,5
Hemaglobin Rendah Normal Normal 17,3
g/dL g/dL g/dL
gr/dL
3,80 –
12,90 13,90 9,90
Leukosit Tinggi Tinggi Normal 10,60
103/L 103/L 103/L
103/L
3,7 3 4,2 Normal 4,4 – 5,9
Eritrosit Rendah Rendah
juta/μL juta/μL juta/μL juta/μL
Hematokrit 79% Tinggi 66% Tinggi 50% Normal 40 – 52 %
Ureum 43 41 34 20-40
Tinggi Tinggi Normal
darah mg/dL mg/dL mg/dL mg/dL
Kesimpulan:

Pada pemeriksaan biokimia pasien di hari ke-3 rawat inap, kadar Hb, leukosit,
eritrosit, hematokrit, dan ureum darah sudah mencapai angka normal. Yaitu untuk
kadar Hb pasien 16,5 g/dL, leukosit 9,90 103/L, eritrosit 4,2 juta/μL hematokrit
50%, dan ureum darah pasien 34 mg/dL.

 Pemeriksaan Fisik Pasien


Hasil
Indikator
27/10/2021 28/10/2021 29/10/2021

Nyeri (+) (+) (+)

Lemas (+) (+) (-)


Gangguan rasa (-)
(+) (-)
nyaman
Sesak (+) (+) (-)
Compos Mentis (+) (-) (-)
Kesimpulan:

Pada pemeriksaan fisik pasien Tn.B di hari ke-3 intervensi pasien masih
mengalami gangguan rasa nyaman dan nyeri di bagian dada sudah mulai berkurang.
Untuk sesak pada bagian dada pasien sudah membaik dan badan tidak begitu lemas.

137
 Pemeriksaan Klinis Pasien

Hasil

29/10/2021 Nilai
Indikator 27/10/2021 28/10/2021
Normal
Hasil Capaian Hasil Capaian Hasil Capaian

90/60 –
Tekanan 164/86 112/82 122/80
Tinggi Normal Normal 120/80
Darah mmHg mmHg mmHg
mmHg
19 20 14-20
Frekuensi 20
kali/me Normal Normal kali/me Normal kali/meni
Pernapasan kali/menit
nit nit t

Suhu Tubuh 36,4oC Normal 36,2oC Normal 36oC Normal 36-37 oC

64 80 60 -100
Frekuensi 73
kali/me Normal Normal kali/me Normal kali/meni
Nadi kali/menit
nit nit t
Kesimpulan:

Pada pemeriksaan klinis pasien di hari ke-3 rawat inap, tekanan darah, frekuensi
pernapasan, suhu tubuh, dan frekuensi nadi pasien sudah mencapai angka normal,
yaitu tekanan darah pasien 122/80 mmHg, frekuensi pernapasan pasien 20
kali/menit, suhu tubuh pasien 36oC, dan frekuensi nadi pasien 80 kali/menit

138
BAB IV

PENUTUP

IV.1 Kesimpulan
a. Hasil skrining Tn.B diperoleh skor 1 yang berarti mengalami malnutrisi
rendah.
b. Tn.B memiliki BB 75 kg dan TB 165 cm sehingga memiliki IMT 27,54 kg/m2
status gizi tergolong obesitas 1.
c. Hasil kadar leukosit dan ureum darah termasuk kategori tinggi. Hal tersebut
mengindikasi bahwa Tn.B mengalami peradangan pada jantung.
d. Pemeriksaan klinis Tn.B pada tekanan darah tinggi saat masuk rumah sakit
karena sesak pada jantung.
e. Pemeriksaan fisik Tn.B ditemukan ada gangguan rasa nyaman, sesak, nyeri
pada jantung.
f. Tn.B diberi intervensi dengan preskripsi diet pada jantung.
g. Rencana monitoring dilakukan dalam jangka waktu 3 hari dengan indicator
asupan, keluhan fisik klinis, dan pengetahuan.

VI.2 Saran
a. Tn.B disarankan untuk mengonsumsi makanan sesuai dengan diet jantung II.
b. Adanya koordinasi dan tenaga kesehatan untuk terus memantau
perkembangan pasien secara berkala.
c. Adanya partisipasi keluarga terdekat pasien dalam pengaturan pola makan
pasien yang menunjang keberhasilan diet pada pasien Tn.B terutama pada
keluarga yang mengolah menu makanan.

139
DAFTAR PUSTAKA

Kartono, D., & AAB, J. (2012). Ringkasan angka kecukupan gizi (AKG) yang
dianjurkan bagi orang Indonesia 2012. Conference Paper. Widyakarya
Nasional Pangan Dan Gizi (WNPG) X, 20–21.

Kemenkes RI. (2019). Tabel Batas Ambang indeks Massa tubuh (IMT). Direktorat
P2PTM. http://p2ptm.kemkes.go.id/infographic-p2ptm/obesitas/tabel-
batas-ambang-indeks-massa-tubuh-imt

Kurmani, S., & Squire, I. (2017). Acute heart failure: Definition, classification and
epidemiology. Current Heart Failure Reports, 14(5), 385–392.

Muttaqin, A. (2008). Pengantar asuhan keperawatan klien dengan gangguan


sistem persarafan.

Raharjo, S. B., Yuniadi, Y., Muzakkir, M., Yansen, I., Munawar, D. A., &
Hermanto, D. Y. (2017). Pedoman Tatalaksana Takiaritmia
Supraventrikular (TaSuV). Indonesian Journal of Cardiology, 109–150.

140
LAMPIRAN 1 . ASUPAN SMRS

Bahan Protei Lema


Nama Berat Energi KH
Waktu Makana n k
Makanan
n (gr) (kkal) (gr) (gr) (gr)

Pagi Bubur ayam Beras 150 410 8 0 81

Dada
07.30 60 90 17,22 3 0
ayam

Oseng Tempe Tempe 70 82,5 7,7 3,4 5

Kecap 3 2,13 0,1 0,039 0,27

Minyak 2 22,1 0 2,5 0

Sate hati Hati


20 23,2 10,9 2,83 0
ampela ayam

Ampela 20 29 6,28 0,508 0

Minyak 2 22,1 0 2,5 0

Teh Manis Teh 2 6 0,56 0,096 1,07

Gula
5 19,7 0 0 4,7
Pasir

SUBTOTAL 706,73 50,76 14,873 92,04

Bakpia Kacang
45 56,2 2,42 0,3 8,4
Kacang hijau hijau

Selinga Tepung
25 36,7 10,3 2,23 2,04
n Pagi terigu

10.00 Gula
10 17 0 0 4,48
Pasir

Margarin 5 11,3 1,4 0,34 2,54

141
Santan 5 46 0,29 13,4 3,34

Minyak 2 22,1 0 2,5 0

SUBTOTAL 189,3 14,41 18,77 20,8

Makan
Siang Beras 150 410 8 0 81

13.00 Nasi putih

Sayur Sop Wortel 35 12,6 0,35 0,21 2,76

Buncis 35 11,9 0,84 0,1 2,5

Ayam 30 89,4 5,46 7,5 0

Minyak 1 8,08 0 1 0

Sambel goreng Cabe 6 11,2 1 0,26 1,31

Minyak 2 22,1 0 2,5 0

Tempe 100 192 8,5 10,8 9

Tempe
Tepung 10 16,4 5,3 0,23 7,6
mendoan

Minyak 2 22,1 0 2,5 0

SUBTOTAL 795,78 29,45 25,1 104,17

Selinga
Jus Melon +
n Sore Melon 100 34 0,84 0,19 8,16
Belimbing
16.00

Belimbin
60 31 6,37 0,33 1,04
g

SUBTOTAL 31 6,37 0,33 1,04

142
Malam Nasi Putih Beras 150 410 8 0 81

19.00 Perkedel Kentang 30 26,1 0,1 1,87 2,031

Telur 45 64 6,29 5 0,38

Tepung 10 16,4 5,3 0,23 7,6

Minyak 2 22,1 0 2,5 0

Tahu semur Tahu 100 78 7,97 4,95 2,1

Kecap 5 19,7 0 0 4,7

Minyak 2 22,1 0 2,5 0

SUBTOTAL 658,4 27,66 17,05 97,811

TOTAL ASUPAN 2381,21 128,65 76,123 315,861

TOTAL KEBUTUHAN 2175 82 60 326

PERSENTASE (%) 109% 156% 126% 96%

143
LAMPIRAN 2. ASUPAN MAKAN MRS

Bahan Berat E KH
Waktu Menu P (Gr) L (Gr)
Makan (Gr) (Kkal) (Gr)

Nasi
Beras 50 180,5 4,2 0,85 38,55
Tim

Daging 55 150 7,6 12,1 0


Daging
Pagi Kecap 3 2,13 0,1 0,039 0,27
Kare
06.30 Minyak 2 18,01 0 2 0

Bening Labu
55 30 0,6 0,1 6,7
buncis + Siam
jagung Jagung 45 164,7 4,41 3,28 31

Total 388,72 12,5 16,08 65,52

Tepung
20 66,6 0,9 0,1 7,72
Terigu

Tepung
Snack 5 17,05 0,015 0 5,25
Maizena
Kue
Pagi
Tim Telur 25 38,5 2,4 2,7 0,175
09.00
Susu 50 30,5 1,6 1,75 3,15

Gula
5 19,7 0 0 4,7
Pasir

Total 180,35 4,915 4,55 25,9

Nasi
Siang Beras 50 180,5 4,2 0,85 38,55
Tim
12.30
Telur 55 84,7 2,8 5,9 0,385

144
Telur
Minyak 5 44,5 0 5 0
Dadar

Tahu 60 48 2,5 2,82 2,48

Tahu Pasta
5 4,1 0,216 0,02 0,9455
Cina BB tomat
Bali Kecap 3 2,13 0,1 0,039 0,27

Minyak 2 18,01 0 2 0

Kacang
15 5,1 0,36 0,045 1,08
Panjang

Wortel 25 14,4 0,25 0,1 4,16


Sayur
Sup Kentang 30 18,6 0,63 0,06 4,05

Tomat 5 4,05 0,065 0,025 2,005

Minyak 1 8,08 0 1 0

Buah
Melon 100 37 0,6 0,4 7,8
Melon

Total 577,08 11,5 18,23 79,7

Tepung
10 36,3 0,11 0,05 10,01
Tapioka

Tepung
20 66,6 0,9 0,1 7,72
Snack Terigu
Bolu
Sore
Karamel Telur 15 23,1 1,86 1,62 0,105
14.00
Mentega 5 37,1 0,025 4,08 0,07

Gula
5 19,7 0 0 4,7
Pasir

145
Susu
5 17,15 0,041 0,5 2,75
Kental

Total 191,43 2,911 2,27 35,46

Nasi
Beras 50 180,5 4,2 0,85 38,55
Tim

Ikan
70 108 13,49 3,675 0
Ikan Tuna
Tuna
Pasta
BB 6 4,92 0,2592 0,0282 1,1346
Tomat
Tomat
Minyak 2 18,01 0 2 0

Tahu 60 48 2,5 2,82 2,48


Sore
Tahu
17.00 Kecap 3 2,13 0,1 0,039 0,27
Semur
Minyak 2 18,01 0 2 0

Bening Labu
100 30 0,6 0,1 6,7
Labu Siam
Siam +
Kacang
Kacang 15 5,1 0,36 0,045 1,08
Panjang Panjang

Pisang Buah
100 108 1 0,8 24,3
Ambon Pisang

TOTAL 554,07 28,5 12,35 90,51

TOTAL KESELURUHAN 1891,65 60,3 53,5 297,1

KEBUTUHAN 2186 82 61 327

PERSENTASE % 87% 74% 88% 91%

146
LAMPIRAN 3. MENU PERENCANAAN INTERVENSI 1

(27/10/2021)

Bahan Berat E P L KH
Waktu Menu
Makanan (Gr) (Kkal) (Gr) (Gr) (Gr)

Tepung
40 123 3 0,25 20
Beras
Snack
Kue Pepe Tepung
Sore 25 63 1,1 0,5 18
Tapioka
14.00
Gula Pasir 10 74 0 0 14

Subtotal 260 4,1 0,75 52

Nasi Tim Beras 45 248 3 1,4 36

Ikan BB Ikan Tuna 60 104 23,2 4,9 0

Kuning Minyak 1 0,84 0 0,2 0

Tempe 60 63 2 1,26 6,37


Tempe
Bacem Kecap 3 2,13 0,21 0,039 0,27
Makan Basah
Minyak 1 1,8 0 0,2 0
Sore
Sayur
17.00
Bening
Labu siam
Labu
Siam 100 30 2,6 0,1 6,7

Buah
Pepaya Pepaya 100 56 0,5 12 12,2

Subtotal 505,77 31,51 20,099 61,54

Nasi Tim Beras 45 248 3 3,4 36

147
Telur 60 74,2 6,4 0,7 2,5
Telur
Kecap 3 2,13 0,21 0,039 0,27
Semur
Minyak 1 1,8 0 0,2 0

Makan Sup
Macaroni 50 172 4,35 0,2 36,39
Pagi Macaroni

06.30 Buncis 25 24 1 0,03 0,87

Wortel 20 14 7,2 0,13 4,3

Minyak 1 1,8 0 0,2 0

SubTotal 537,93 22,16 4,899 80,33

Kacang
Hijau 40 75,3 12 1,4 26,8
Bubur
Snack Gula
Kacang
Pagi Merah 8 29,44 0 0 17,5
Hijau
09.00 Gula
5
Putih 41,7 0 0 14

SubTotal 146,44 12 1,4 58,3

Nasi Tim Beras 45 248 3 1,4 36

Daging Daging 60 74,8 3,64 2,64 0

Empal Minyak 1 0,84 0 0,2 0


Makan
Siang Tempe Tempe 50 63 0,56 10,6 8,7
BB
12.30
Kuning Minyak 1 0,84 0 0,2 0

Bayam 50 8,92 2,3 0,5 0,2


Sayur
Bening Tauge 20 12,7 1,8 2,4 1,8

148
Bayam +
Toge

Pisang
Ambon Buah 100 102 1 2,8 23,3

TOTAL 511,1 12,3 20,74 70

TOTAL KESELURUHAN 1961,24 82,07 47,888 322,17

KEBUTUHAN 2186 82 61 327

PERSENTASE % 89% 101% 78% 98%

149
LAMPIRAN 4. ASUPAN INTERVENSI 2

(28/10/2021)

Bahan Berat E L KH
Waktu Menu P (Gr)
Makanan (Gr) (Kkal) (Gr) (Gr)

Tepung
30 133,2 3,6 1 30,8
Terigu

Telur 28 84,2 6,4 0,7 7,5


Snack Kue
Bubuk
Sore Marmer 12 27,36 2,28 1,68 6,9
Cocoa
14.00
Mentega 10 74,2 0,05 2,16 0,4

Gula Pasir 10 54 0 0 2,2

Subtotal 372,96 12,33 5,54 47,8

Nasi Tim Beras 45 248 3 1,4 36

Ayam 60 158,8 10,8 15 0

Ayam
Bistik
Kecap 3 2,13 0,21 0,039 0,27
Bawang
Makan Bombay
malam
Minyak 1 0,84 0 0,2 0
17.00
Tahu Opor Tahu 60 48 6,6 2,82 6,48

Putih Minyak 1 1,8 0 0,2 0

Wortel 40 14,4 0,4 0,24 3,16

Sup
Buncis
Sayuran 20 6,8 0,48 0,06 1,44

150
Kentang 10 6,2 2,1 0,2 3,5

Tomat 5 1,44 0,06 0,012 0,21

Minyak 1 0,84 0 0,2 0

Buah
Melon
Melon 100 37 0,6 0,4 19,8

Subtotal 526,25 24,25 20,771 70,86

Nasi Tim Beras 45 248 3 3,4 36

Daging 60 114 11,4 1,2 0


Daging
Kecap 3 2,13 0,21 0,039 0,27
Terik
Makan
Minyak 1 1,8 0 0,2 0
Pagi
Oyong 30 10,7 0,8 0,2 8,1
06.30
Sup Oyong
Wortel 20 14 1,2 0,13 9,3
+ Wortel
Minyak 1 1,8 0 0,2 0

SubTotal 392,43 16,61 5,369 53,67

Agar
Agar
Puding
Snack Stroberi 20 52,5 0 0 5
Agar
Pagi
Strawberry Susu 15 37,15 0,041 0,5 8,75
09.00
Gula Pasir 10 19,7 0 0 14,7

SubTotal 109,35 0,041 0,5 28,45

Makan Nasi Tim Beras 45 248 3 1,4 36


Siang
Ayam
Ayam
12.30 semur 75 203,5 13,65 15,75 0

151
Kecap 15 10,65 0,855 0,195 1,35

Minyak 2,5 22,1 0 3 0

Tahu
Bacem
Basah Tahu 60 48 10,6 2,82 6,48

Kecap 3 2,13 0,1 0,03 0,27

Minyak 2 18,01 0 2 0

Sayur
Bening
Kacang
Kacang 30 8,4 0,68 2,84 11,8
Panjang
Panjang +
Labu Siam

Labu
Siam 20 3,2 0,44 3,005 12,38

Buah
Pepaya
Pepaya 100 28 0,5 0,2 18,9

TOTAL 591,99 29,825 31,24 87,18

TOTAL KESELURUHAN 1992,98 83,056 63,42 287,96

KEBUTUHAN 2186 82 61 327

PERSENTASE % 91% 102% 103% 87%

152
LAMPIRAN 5. ASUPAN INTERVENSI 3

(29/10/2021)

Bahan Berat E L KH
Waktu Menu P (Gr)
Makanan (Gr) (Kkal) (Gr) (Gr)

Kentang
20 42,4 0,42 0,04 2,6
Kukus

Tepung
25 73,3 10,9 0,1 17,2
Terigu

Snack Kue
Telur 20 34,4 13,2 10,3 17,06
Sore Lumpur
Mentega 10 74,2 0,05 2,16 20,4
14.00
Santan 10 32,6 0,02 11,4 27,08

Gula
8 34 0 0 10
Pasir

Subtotal 290,9 24,59 24 94,34

Nasi
Beras
Tim 45 248 3 1,4 36

Telur 50 94,2 6,4 0,7 17,5

Telur
Makan BB Kecap 3 2,13 0,21 0,039 0,27
malam Rendang
17.00
Minyak 1 0,84 0 0,2 0

Tempe 50 63 0,56 0,6 2,7


Oseng
Tempe Kecap 3 2,13 0,21 0,039 0,27
Kecap
Minyak 1 1,8 0 0,2 0

153
Sayur
Bening
Wortel
Wortel +
Tauge 40 34,4 0,4 0,24 3,16

Tauge 15 10,7 1,8 2,4 1,8

Minyak 1 0,84 0 0,2 0

Buah
Melon
Melon 100 67 0,6 0,4 17,8

Subtotal 525,04 13,18 6,418 79,5

Nasi
Tim Beras 45 248 3 3,4 36

Ayam Ayam 75 223,5 8,65 15,75 0


BB
Makan Minyak 2 22,1 0 2,5 0
Gulai
pagi
Bening Wortel 50 18 0,5 0,3 5,95
06.30
Wortel +
Labu 10 50 22,5 0,3 0,05 3,35
Siam

SubTotal 534,1 12,45 22 45,3

Agar
Agar 5 17,857 0,007 0,01 4,22
Plain
Snack
Pudding
Pagi Susu 15 63 12,427 1,699 19,466
Coklat
09.00 Gula 6 24 0 0 6

Bubuk
8 52 1,6 1,067 14
Cocoa

154
SubTotal 156,857 14,034 2,776 43,686

Nasi
Tim Beras 45 248 3 1,4 36

Telur
Opor Telur
Putih 60 164,2 6,4 0,7 12,5

Minyak 1 1,8 0 0,2 0

Tahu
Bistik Tahu 60 78 4,6 2,82 6,48

Makan Kecap 3 2,13 0,1 0,03 0,27


siang
Minyak 2 18,01 0 2 0
12.30
Wortel 40 14,4 0,4 0,24 3,16

Sup
Buncis
Sayuran 20 16,8 0,48 0,06 1,44

Kentang 10 36,2 2,1 0,2 3,5

Tomat 5 1,44 0,06 0,012 0,21

Minyak 1 0,84 0 0,2 0

Buah
Melon Melon 100 107 0,6 0,4 19,8

TOTAL 688,82 17,74 8,262 83,36

TOTAL KESELURUHAN 2195,72 81,994 63,456 346,186

KEBUTUHAN 2186 82 61 327

PERSENTASE % 104% 100% 103% 105%

155
LAMPIRAN 6. LEAFLET

156
LAMPIRAN 7. DOKUMENTASI

 Pengukuran Tilut dan LILA

 Distribusi Makanan Utama dan Selingan

157
 Edukasi

158
LAPORAN STUDI KASUS MENDALAM

PENATALAKSANAAN GIZI
PADA KASUS ANAK DHF (Dengue Haemoragic Fever) GRADE 2
RUANG RAWAT INAP MAWAR
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PASAR REBO

Disusun Oleh :
Gita Amelia 1810714025

PROGRAM STUDI GIZI PROGRAM SARJANA


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAKARTA
2021

159
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan studi kasus mendalam Anak DHF (Dengue Haemoragic Fever)


Grade 2 dibuat dan diajukan sebagai syarat kelengkapan dan bukti kegiatan Magang
Manajemen Asuhan Gizi Klinik (MAGK) di Rumah Sakit Umum Daerah Pasar
Rebo. Tahun Ajaran 2021/2022.

Disusun oleh :
Gita Amelia 1810714025

Telah disetujui oleh:

Pembimbing Magang MAGK


Rumah Sakit Umum Daerah Pasar Dosen Pembimbing Magang MAGK
Rebo

Okta Setya Asmaji, S.Gz., RD Iin Fatmawati Imrar, S.Gz, MPH


NIP/NIK. ……………. NIDN. 0005128606

160
BAB I

PENDAHULUAN

II.1 Latar Belakang


Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu penyakit endemik di
seluruh wilayah tropis dan sebagian wilayah subtropis. Demam Berdarah Dengue
(DBD) merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan
dari orang ke orang melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti merupakan vektor yang
paling utama, namun spesies lain seperti Ae.Albopictus juga dapat menjadi vektor
penular dengan manifestasi klinis berupa demam, nyeri otot (myalgia) dan/atau
nyeri sendi (arthralgia) yang disertai leukopenia, ruam (maculopapular skin rush),
limfadenopati, trombositopenia dan diatesis hemoragik.. Infeksi virus dengue
meliputi sindrom infeksi viral nonspesifik sampai dengan penyakit berat disertai
dengan perdarahan yang berakibat fatal (Radji, 2010).

Demam berdarah dengue secara internasional dianggap sebagai penyakit yang


disebabkan virus. WHO memperkirakan sekitar 50 juta kasus infeksi dengue tiap
tahunnya. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), diperkirakan 50 sampai
100 juta infeksi demam berdarah terjadi setiap tahun. Dari kasus ini 500.000 kasus
DHF mengakibatkan 22.000 kematian yang kebanyakan terjadi pada anak-anak
(Sanyaolu et al., 2017). DHF merupakan penyebab utama morbiditas dan
mortalitas di Asia tropik termasuk Indonesia.

Indonesia menempati urutan tertinggi kasus DHF tahun 2015, tercatat terdapat
126.675 penderita DHF di 34 provinsi di Indonesia, dan 1.229 orang diantaranya
meninggal dunia. Hal ini disebabkan oleh terjadinya perubahan iklim dan
rendahnya kesadaran masyararakat untuk menjaga kebersihan lingkungan. Faktor
kepadatan penduduk juga berperan memicu tingginya kasus DHF, karena tempat
hidup nyamuk hampir seluruhnya adalah buatan manusia seperti dari kaleng bekas,
ban bekas hingga bak mandi. Dengan tingginya jumlah kasus DHF yang terjadi,
pemahaman mengenai DHF dan penatalaksanaan yang tepat diperlukan guna

161
menurunkan angka mortalitas dan morbiditas di masyarakat (Farasari & Azinar,
2018).

Menurut WHO DHF dibagi dalam 4 derajat yaitu:

1. Derajat I : Demam disertai gejala klinik khas dan satu-satunya manifestasi


perdarahan dalam uji tourniquet positif, trombositopenia, himokonsentrasi.
2. Derajat II : Derajat I disertai dengan perdarahan spontan pada kulit atau
tempat lain.
3. Derajat III : Ditemukannya kegagalan sirkulasi, ditandai oleh nadi cepat dan
lemah, tekanan darah turun (20 mm Hg) atau hipotensi disertai dengan kulit
dingin dan gelisah.
4. Derajat IV : Kegagalan sirkulasi, nadi tidak teraba dan tekanan darah tidak
terukur.
Berdasarkan hal-hal di atas, maka perlu dilakukannya pelayanan gizi klinis
yang sistematis sehingga menghindari pasien dari kondisi malnutrisi dan
mencegah/mengurangi keluhan dan tanda gejala DHF pada pasien yang lebih parah.
Oleh karena itu, penulis melakukan proses asuhan gizi terstandar pada pasien rawat
inap dengan diagnosis medis DHF (Dengue Haemoragic Fever) Grade 2 dalam
Praktik Kerja Lapangan Manajemen Asuhan Gizi Klinik (MAGK) di RSUD Pasar
Rebo.

IV.2 Tujuan
IV.2.1 Tujuan Umum
Mahasiswa mampu melaksanakan proses asuhan gizi terstandar kepada
pasien DHF (Dengue Haemoragic Fever) Grade 2 di Ruang Rawat Inap
Mawar RSUD Pasar Rebo Jakarta Timur.
IV.2.2 Tujuan Khusus
6. Mahasiswa mampu melaksanakan asesmen pada pasien.
7. Mahasiswa mampu menentukan diagnosis gizi pada pasien.
8. Mahasiswa mampu melaksanakan intervensi dan implementasi gizi
pada pasien.

162
9. Mahasiswa mampu menentukan rencana monitoring dan evaluasi
pada pasien.
10. Mahasiswa mampu memberikan edukasi pada pasien.

IV.3 Manfaat
IV.3.1 Bagi Mahasiswa
Dapat meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam menerapkan ilmu
yang telah didapat selama perkuliahan khususnya dalam Proses Asuhan Gizi
Terstandar (PAGT).
IV.3.2 Bagi Institusi RSUD Pasar Rebo
Meningkatkan kualitas akademik program studi dan penunjang dalam
proses praktik pembelajaran di lapangan.
I.3.3 Bagi Institusi UPN Veteran Jakarta
Dapat memberikan informasi dan menambah pengetahuan dalam
pelaksanaan diet pada pasien DHF (Dengue Haemoragic Fever) Grade 2,
serta sebagai bahan evaluasi dalam meningkatkan pelayanan gizi di Rumah
Sakit yang akan berdampak pada kepuasan pasien.

IV.4 Waktu dan Tempat


Kasus mendalam DHF (Dengue Haemoragic Fever) Grade 2 pada pasien An.A
dilakukan pada hari Kamis, 21 Oktober 2021. Dilakukan di Ruang Inap Mawar
604 di RSUD Pasar Rebo.

163
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

III.1 Gambaran Umum, Penyakit, Etiologi, dan Patofisiologi


III.1.1 Gambaran Umum Penyakit
DHF adalah penyakit yang disebabkan oleh virus Dengue, sejenis virus
yang tergolong arbovirus dan masuk ke tubuh penderita melalui gigitan
nyamuk Aedes Aegypti betina. Penyakit ini lebih dikenal dengan sebutan
Demam Berdarah Dengue (DBD) (Alimul, 2005).
DHF adalah infeksi arbovirus (arthropoda-borne virus) akut, ditularkan
oleh nyamuk spesies Aedes.
Dari beberapa pengertian di atas penulis menyimpulkan bahwa DHF
merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus Dengue dan ditularkan
melalui gigita nyamuk Aedes Aegypti, biasanya menyerang anak di bawah
usia 15 tahun dan dapat menimbulkan kematian (Alimul, 2005).
Gejala penyakit ini berupa demam, nyeri otot atau sendi, ruam di kulit,
pembesaran kelenjar getah bening terutama di leher, disertai penurunan
angka trombosit (sel pembekuan darah) dan angka lekosit (sel darah putih).
Pada DBD terjadi rembesan plasma yang ditandai dengan peningkatan
hematokrit atau penumpukan cairan di rongga tubuh. DBD dapat
menimbulkan renjatan/syok.

III.1.2 Etiologi Penyakit


Empat virus dengue yang berbeda diketahui menyebabkan demam
berdarah. Demam berdarah terjadi ketika seseorang digigit oleh nyamuk
yang terinfeksi virus. Nyamuk Aedes aegypti adalah spesies utama yang
menyebar penyakit ini. Faktor risiko untuk demam berdarah termasuk
memiliki antibodi terhadap virus demam berdarah dari infeksi sebelumnya.
Virus dengue termasuk genus Flavirus, keluarga flaviridae terdapat 4
serotipe virus dengan DEN-1, DEN-2, DEN-3 dan DEN-4, keempatnya

164
ditemukan di Indonesia dengan den-3 serotype terbanyak. Infeksi salah satu
serotipe akan menimbulkan antibodi terhadap serotipe yang bersangkutan,
sedangkan antibodi yang terbentuk terhadap serotipe lain sangat kurang,
sehingga tidak dapat memberikan perlindungan yang memadai terhadap
serotipe lain. Seseorang yang tinggal di daerah epidermis dengue dapat
terinfeksi oleh 3 atau 4 serotipe selama hidupnya. Keempat serotipe virus
dengue dapat ditemukan di berbagai daerah di Indonesia (Nurarif &
Kusuma, 2015).

III.1.3 Patofisiologi Penyakit


Fenomena patologis menurut Herdman tahun 2012, yang utama pada
penderita DHF adalah meningkatnya permeabilitas dinding kapiler yang
mengakibatkan terjadinya perembesan atau kebocoran plasma, peningkatan
permeabilitas dinding kapiler mengakibatkan berkurangnya volume plasma
yang secara otomatis jumlah trombosit berkurang, terjadinya hipotensi
(tekanan darah rendah) yang dikarenakan kekurangan haemoglobin,
terjadinya hemokonsentrasi renjatan (syok).
Hemokonsentrasi menunjukkan atau menggambarkan adanya
kebocoran atau perembesan plasma ke ruang ekstra seluler sehingga nilai
hematocrit menjadi penting untuk patokan pemberian cairan intravena. Oleh
karena itu, pada penderita DHF sangat dianjurkan untuk memantau 22
hematocrit darah berkala untuk mengetahuinya. Sehingga pemberian cairan
intravena harus dikurangi kecepatan dan jumlahnya untuk mencegah
terjadinya edema paru dan gagal jantung. Sebaliknya jika tidak
mendapatkan cairan yang cukup, penderita akan mengalami kekurangan
cairan yang dapat mengakibatkan kondisi yang buruk bahkan bisa
mengalami renjatan dan apabila tidak segera ditangani dengan baik maka
akan mengakibatkan kematian.

165
(Nurarif & Kusuma, 2015)

166
BAB III

NUTRITION CARE PROCESS

IV.1 Gambaran Identitas Pasien


Dibawah adalah gambaran identitas pasien pada studi kasus ini, yaitu:
l. No. Rekam Medis : 2013-508290
m. Nama Pasien : An.A
n. Tanggal Lahir : 04 Agustus 2011
o. Umur : 10 tahun 2 bulan
p. Jenis Kelamin : Perempuan
q. Aktivitas : Sekolah dan bermain
r. Alamat : Jl. Cibubur 7 No.4, Ciracas Jakarta Timur
s. Agama : Islam
t. Ruangan : Mawar/604
u. Tanggal Masuk : 20 Oktober 2021
v. Diagnosis Medis : DHF (Dengue Haemoragic Fever) Grade 2

IV.2 Gambaran Riwayat Penyakit Pasien


IV.2.1 Riwayat Penyakit Terdahulu
Sebelumnya pasien An.A pernah mengalami hal yang serupa yaitu
terkena DBD 2 kali.
IV.2.2 Riwayat Masuk RS dan Diagnosis Medis
Saat masuk rumah sakit pasien An.A datang diantar ayahnya dengan
keluhan demam sudah 3 hari SMRS demam dirasakan anak naik turun
dengan suhu tertinggi 40oC, lalu terdapat bintik merah di sekitar badan.
Pasien merasa mual, pusing, dan lemas. Pasien muntah awal MRS
frekuensinya bisa 3-4 kali sehari.
IV.2.3 Riwayat Penyakit Keluarga
Keluarga tidak ada yang memiliki riwayat penyakit yang serupa.

167
IV.3 Proses Asuhan Gizi Terstandar (PGAT)
IV.3.1 Skrining Gizi
Alat skrining gizi yang digunakan di RSUD Pasar Rebo untuk anak
adalah STRONGKids (The Screening Tools for Risk of Impaired Nutritional
Status and Growth). Skrining gizi dilakukan untuk melihat atau
mengidentifikasi adanya resiko mengalami malnutrisi pada pasien sehingga
akan dilakukan tindak lanjut pada asuhan gizi. Dibawah adalah hasil skrining
gizi pada An.A.

Tabel 18 Skrining Gizi An.A

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PASAR REBO

Jl. Let. Jend. TB. Simatupang No. 30 Jakarta Timur 13760

Telp. 021 8400109, 8401127 ex.147/148, E-mail: gizirspr@gmail.com

SKRINING GIZI ANAK

Tanggal : 21/10/2021 Nama : An.A

Diagnosis Medis : DHF (Dengue


No. RM : 2013-508290
Haemoragic Fever) Grade 2

BB : 31 kg Jenis Kelamin : Perempuan

TB : 135 cm Umur : 10 tahun 2 bulan

Parameter

 Tidak =0

1. Apakah pasien tampak kurus ?  Ya =1

(0)

2. Apakah ada penurunan BB selama  Tidak =0


satu bulan terakhir ? (Berdasarkan
 Ya =1
penilaian objektif data BB bila ada
(1)
/ penilaian subjektif dari orang tua

168
pasien ATAU untuk bayi <1 tahun
: BB tidak naik selama 3 bulan
terakhir)
3. Apakah terdapat salah satu kondisi  Tidak =0
berikut?
 Ya =1
• Diare ≥5 kali/hari atau muntah
>3 kali/hari dalam seminggu
terakhir
• Asupan makanan berkurang
(0)
selama 1 minggu terakhir
4. Apakah terdapat penyakit atau  Tidak =0
keadaan yang mengakibatkan
 Ya =1
pasien berisiko mengalami
(1)
malnutrisi?
Jumlah Skor Keseluruhan 2

Kesimpulan:

Berdasarkan hasil jumlah skor keseluruhan skrining gizi, An.A berisiko


mengalami malnutrisi sedang akibat kondisi fisik pasien yaitu demam, dan
saat MRS pasien bisa merasa mual dan muntah 3-4 kali sehari dari manifestasi
DHF (Dengue Haemoragic Fever) Grade 2 sehingga perlu pemantauan 3 hari
kedepan.

IV.3.2 Pengkajian Gizi (Assesment)


 Antropometri
 Umur : 10 tahun
 TB : 135 cm
TB/U < P50  10 tahun, (TB grafik)
 BBA : 31 kg
 BBI : 31 kg, CDC Grafik (IDA Indonesia, 2013)
BB/U < P50  31kg (BBI grafik)

169
 Status Gizi
: 100% (Normal) (IDA Indonesia, 2011)
(BB/TB)
%BBI : BBA/BBI x 100%
: 31/31 x 100%
: 100%
Kesimpulan:

Berdasarkan klasifikasi kurva pertumbuhan CDC 2000 menurut


Rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia. AN.A memiliki status gizi
normal dengan nilai IMT (BB/TB) CDC 2000 yaitu 100% (>90%) yang
tergolong kategori gizi baik/normal

 Biokimia
Pemeriksaan biokimia dilakukan untuk melihat hasil uji dalam darah
sehingga mengetahui perkembangan kondisi pasien secara menyeluruh.
Hasil laboratorium An.A disajikan pada tabel 2.

Tabel 19 Hasil Pemeriksaan Laboratorium An.A

Pemeriksaan Hasil Lab


Rujukan/Standar Keterangan
Lab (22/10/2021)
Hemoglobin 12,8 g/dL 11,7-15,5 g/dL Normal
Hematokrit 36% 32-47% Normal
Eritrosit 4,9 juta/μL 3,8-5,2 juta/μL Normal
3,60-11,00
Leukosit 1,28 10^3/μL Rendah
10^3/μL
Trombosit 107 ribu/μL 150-440 ribu/μL Rendah
Neutrophil
0% 3-6% Rendah
Batang
Limfosit 59% 25-50% Tinggi
Limfosit
755/μL 1500-4000/μL Rendah
Absolut

170
Kesimpulan:

Dari hasil pemeriksaan laboratorium

 Kadar leukosit rendah disebabkan oleh penghancuran dan juga


inhibisi (penghambatan) produksi sel-sel darah putih di sumsum
tulang yang diinduksi oleh virus. Penurunan kadar trombosit
umumnya mengikuti turunnya leukosit, penyebab terjadinya
trombosit darah turun pada DBD adalah akibat terbentuknya
kompleks virus antibodi yang merangsang terjadinya agregasi
trombosit (Masihor et al., 2013).
 Neutrophil batang rendah disebabkan adanya demam, muntah, dan
lemas pada pasien akibat DBD
 Meningkatnya kadar limfosit disebabkan adanya virus yang masuk ke
dalam tubuh yang diakibatkan oleh DBD pada pasien
 Limfosit absolut rendah diakibatkan dengan penurunan sistem
kekebalan tubuh pada An.A

 Klinis
Berikut adalah hasil pemeriksaan klinis pada An.A pada hari Jumat, 22
Oktober 2021.

Tabel 20 Hasil Pemerikasaan Klinis An.A

Pemeriksaan Hasil
Rujukan/Standar Keterangan
Klinis (22/10/2021)
Tekanan Darah 90/60 – 120/80
100/70 Normal
(MRS) mmHg
90/60 – 120/80
Tekanan Darah 90/60 Normal
mmHg
Frekuensi
22 14-20 kali/menit Tinggi
Pernapasan
Suhu Tubuh 37 36 -37 oC Normal
Frekuensi Nadi 107 60 -100 kali/menit Tinggi

171
Kesimpulan:

Pemeriksaan klinis pada An.A pada nilai frekuensi pernapasan dan nadi
pasien termasuk tinggi diduga manifestasi dari gejala DBD pada pasien.

 Fisik
Berikut adalah hasil pemeriksaan fisik pada An.A pada hari Jumat, 22
Oktober 2021.

Tabel 21 Hasil Pemeriksaan Fisik An.A

Keluhan Hasil
Demam (+)
Bintik Merah (+)
Penurunan Nafsu Makan (-)
BAB (+)
BAK (+)
Mual (-)
Muntah (-)
Gusi Berdarah (-)
Batuk/flu (-)
Lemas (+)
Kesimpulan:

An.A tampak merasa lemas terdapat bintik-bintik merah di sekitar badan


(kulit), BAB normal hanya saja konsistensinya sedikit lebih lembek.

 Riwayat Makan Pasien SMRS


1. Pola Makan Sebelum Masuk RS (Estimasi Asupan Zat Gizi E, P,
L, KH)
Tabel 22 Pola Makan SMRS An.A (Kuantitatif)

Waktu Menu Porsi (URT) Porsi

172
(gram)
Nasi Goreng ½p 100
Pagi
Telor Dadar 1 bh 55
07.00
Nugget Ayam 3 bj 30
Susu UHT
1 kotak sdg 257,5
Selingan (250 Ml)
10.00 Makaroni
1 bgks sdg 50
Krispi Pedas
Nasi Putih ½p 100
Siang
Sop Sayur 1p 100
13.00
Melon 2 bh sdg 100
Nutrisari
1 bgks 14
Dingin (Es)
Selingan
Basreng Pedas 1 bgks 50
15.00
Ciki Kentang
1 bgks 30
(Pota Bee)
Nasi Putih ½p 100
Sayur Bayam +
Sore 1p 100
Wortel
19.00
Ayam Goreng 1 ptg sdg 75
Tempe Goreng 2 bh 80

1. Kebiasaan Makan dan Riwayat Alergi Makanan (Kualitatif)


a. Kebiasaan makan pasien selalu mengkonsumsi makanan dengan
dibarengi sambal. Karena pasien menyukai pedas
b. Jajanan yang sering dibeli biasanya yang dingin, pedas dan gurih
seperti macaroni pedas, seblak, ciki kemasan, dan minuman es
c. Aktivitas An.A adalah sekolah dan juga bermain
d. An.A tidak memiliki riwayat alergi terhadap makanan dan minuman
e. Untuk konsumsi sayuran lebih menyukai yang berkuah

173
f. Untuk gorengan biasanya lebih menyukai gorengan yang diolah
krispi
g. Buah yang dikonsumsi oleh An.A apa saja tidak ada pantangan
h. Susu yang sering dikonsumsi biasanya susu kemasan seperti susu
UHT
i. Pasien sering mengkonsumsi makanan instan seperti mie, nugget,
dan olahan lainnya
j. Akses makanan pasien diolah oleh ibunya dan lebih sering memasak
sendiri dibandingkan beli di luar.

1. Perhitungan Kebutuhan Energi dan Zat Gizi SMRS


Umur : 10 tahun
TB : 135 cm
BBA : 31 kg
BBI : 31 kg
Status Gizi : 100% (Normal)

Kebutuhan Zat Gizi pasien An.A berdasarkan (PERMENKES RI,


2013).

 Total Kebutuhan Energi = BBI x AKG


= 31 x 61,8
= 1915,8 kkal

 Kebutuhan Protein = BBI x AKG


= 31 x 1,7
= 52,7 gr
Ke Kalori = 52,7 x 4
= 210,8 kkal
Presentase = 210,8/1915,8 x 100%
= 11%

174
 Kebutuhan Lemak = Keb. E x 25%
= 1915,8 x 25%
= 478,95 kkal
= 478,95/9
= 53 gr

 Kebutuhan KH = 100 – (11% + 25%)


= 100 – 36
= 64% (Presentase KH)
= 64% x 1915,8 /4
= 730,9 /4
= 306,5 gr

Di bawah ini tabel perbandingan asupan SMRS dengan kebutuhan


energi dan zat gizi SMRS An.A.

Tabel 23 Perbandingan Asupan dan Kebutuhan Gizi SMRS

Zat Gizi Kebutuhan Asupan Presentase Keterangan


Energi
1915,8 2160 113% Cukup
(Kkal)
Protein (gr) 52,7 74 140% Lebih
Lemak (gr) 53 98 185% Lebih
KH (gr) 306,5 222 72% Defisit
Sumber: (McCrory & Campbell, 2011), Cut Off Point RDA

Kesimpulan:

Asupan protein dan lemak pasien An.A lebih dari angka kebutuhan
pasien. Sementara untuk asupan karbohidrat An.A masih tergolong
defisit/kurang dari angka batas normal. Untuk asupan energi pasien sudah
cukup sesuia dengan kebutuhan pasien An.A. Oleh karena itu, perlu

175
adanya pengaturan asupan makan sesuai dengan kebutuhan gizi An.A
agar zat gizi kembali seimbang.

Menurut (McCrory & Campbell, 2011). dalam The Journal of Nutrition,


April 2, 2012, ditentukan cut off point sebagai berikut:

 < 80% RDA : Defisit


 80 – 120% RDA : Cukup
 > 120% RDA : Lebih

1. Pola Makan Masuk Rumah Sakit


Tabel 24 Pola Makan MRS An.A (Kuantitatif)

Porsi
Waktu Menu Porsi (URT)
(gram)
Nasi tim ½ p 100
Pagi Daging terik 1 bh 55
7.00 Sup oyong
½p 50
wortel
Pudding agar 1 bj 50
Selingan pagi Pisang raja
10.00 (Luar rumah 1 bh 110
sakit)
Nasi tim ½p 100
Ikan pepes tuna ½p 28
Tahu bacem
1 bh 50
Siang basah
11.30 Bening labu
siam +kacang 1p 100
panjang
Semangka 1 bh 50
Selingan sore
Kue lumpur 1 bj 40
14.00

176
Nasi tim ½p 100
Telur BB
1p 55
rendang biasa
Oseng tempe
Sore 1p 55
kecap
15.30
Sayur bening
bayam + 1p 100
jagung
Melon 1 bh 50

1. Perhitungan Kebutuhan Gizi Masuk Rumah Sakit


Umur : 10 tahun
TB : 135 cm
BBA : 31 kg
BBI : 31 kg
Status Gizi : 100% (Normal)

Kebutuhan Zat Gizi pasien An.A berdasarkan (PERMENKES RI,


2013).

 Total Kebutuhan Energi = BBI x AKG


= 31 x 61,8
= 1915,8 kkal

 Kebutuhan Protein = BBI x AKG


= 31 x 1,7
= 52,7 gr
Ke Kalori = 52,7 x 4
= 210,8 kkal
Presentase = 210,8/1915,8 x 100%
= 11%

177
 Kebutuhan Lemak = Keb. E x 25%
= 1915,8 x 25%
= 478,95 kkal
= 478,95/9
= 53 gr

 Kebutuhan KH = 100 – (11% + 25%)


= 100 – 36
= 64% (Presentase KH)
= 64% x 1915,8 /4
= 730,9 /4
= 306,5 gr

Di bawah ini tabel perbandingan asupan MRS dengan kebutuhan


energi dan zat gizi MRS An.A.

Tabel 25 Perbandingan Asupan dan Kebutuhan Gizi MRS

Zat Gizi Kebutuhan Asupan Presentase Keterangan


Energi
1915,8 1176,9 61% Defisit
(Kkal)
Protein (gr) 52,7 50,9 97% Cukup
Lemak (gr) 53 42,1 79% Defisit
KH (gr) 306,5 159,3 52% Defisit
Sumber: (McCrory & Campbell, 2011), Cut Off Point RDA

Kesimpulan:

Makanan yang disajikan rumah sakit belum dapat memenuhi kebutuhan


pasien An.A dikarenakan awal masuk rumah sakit pasien masih merasa
mual dan sering muntah 4-5 kali dan disertai demam yang menyebabkan
pasien An.A mengalami penurunan nafsu makan. Sehingga asupan An.A

178
saat masuk rumah sakit untuk energi, lemak dan karbohidrat masih
tergolong kategori defisit namun untuk asupan protein sudah memenuhi
kebutuhan pasien An.A.

 Riwayat Personal Pasien


 Pasien An.A tinggal Bersama orang tuanya
 Untuk akses pengolahan makanan dimasak oleh ibu pasien
 Aktivitas sehari-hari pasien adalah seorang pelajar SD dan selebihnya
bermain Bersama teman sekolahnya
 Pasien sudah mengalami DBD 2 kali sebelumnya dan DBD saat ini
merupakan yang ke-3 kalinya
 Rumah pasien dekat dengan pembuangan sampah, lalu sekitaran rumah
masih banyak rumah-rumah kosong karena pindahan sehingga situasi
dalam rumah saat di wawancara masih berantakan.
 Saluran air (got) depan rumah tersumbat sehingga airnya tidak mengalir
dengan baik dan banyak nyamuk karena sumbatannya.

 Terapi Obat Yang Diberikan


Nama Obat Dosis Kegunaan Efek Samping

IVFD RA Membantu memenuhi Hiperglikemia, iritasi


(Ringer 20 tpm kebutuhan cairan dan lokal, edema, hipokalemia,
Asering) elektrolit. hipomagnesia.

Gastrointestinal (gangguan
Membantu mengobati
saluran cerna): diare, mual,
beberapa kondisi akibat
muntah.
infeksi bakteri, dan
Ceftriaxone 1 x 2gr
infeksi pada pasien
Kulit seperti pruritus (gatal
dengan sel darah putih
diseluruh tubuh), urtikaria
yang rendah.
(kelainan kulit akibat

179
alergi) dan dermatitis
alergi.

IV.3.3 Diagnosa Gizi


d. Domain Intake
NI-1.1 Peningkatan energi ekspenditur yang berkaitan dengan pasien
mengalami infeksi virus Dengue ditandai oleh neutrophil batang 0%
(rendah), trombosit 107 ribu/μL (rendah), pasien tampak lemas dan
asupan pasien saat MRS <80% termasuk kategori defisit (kurang) dari
kebutuhan.
e. Domain Klinik
NC-2.2 Perubahan nilai lab terkait gizi (Trombosit, leukosit, dan
limfosit) berkaitan dengan penyakit pasien DHF (Dengue Haemoragic
Fever) Grade 2 yang mengakibatkan kebocoran plasma ditandai oleh
bitnik merah pada beberapa bagian pada kulit tubuh, tampak lemas.
trombosit 107 ribu/μL (rendah), leukosit 1,28 10^3/μL (rendah), dan
limfosit 59% (tinggi). limfosit tinggi karena adanya virus dengue yang
masuk dalam tubuh.
f. Domain Behavior
NB-1.2 Kebiasaan yang salah mengenai gizi dan makanan berkaitan
dengan ketersediaan jajanan atau makanan sehat di lingkungan sekolah
ditandai dengan seringnya jajan seblak, macaroni pedas, basreng,
nutrisari dan sirup dingin yang diragukan kebersihannya.
NB-2.5 Kualitas hidup buruk berkaitan dengan kondisi lingkungan
rumah pasien kurang bersih dan hiegine ditandai dengan hasil
wawancara pada bapak pasien di mana rumah berantakan, di depan
rumah banyak kubangan air, saluran air juga tersumbat sehingga air
tindak mengalir dengan lancer, banyak rumah kosong sehingga memicu
adanya sarang nyamuk.

IV.3.4 Intervensi
 Tujuan

180
1. Membantu meningkatkan asupan energi, lemak, dan karbohidrat
agar mencapai nilai normal
2. Membantu mempertahankan asupan protein agar tetap normal
3. Membantu meningkatkan kadar trombosit, leukosit, dan neutofil
batang pada An.A mencapai batas normal
4. Membantu meningkatkan kadar limfosit pada pasien mencapai batas
normal
5. Memberikan makanan yang membantu meningkatkan asupan
makanan agar tidak defisit zat gizi dan mengurangi keluhan klinis
pada pasien
6. Membantu mepertahankan status gizi normal
7. Memberikan edukasi terkait diet gizi seimbang untuk pasien An.A
terkait penyakit DHF (Dengue Haemoragic Fever) Grade 2

 Implementasi
b. Preskripsi Diet
1. Jenis Diet : Diet Anak (Diet Gizi Seimbang)
2. Bentuk Makanan : Biasa (An.A tidak menyukai nasi tim)
3. Kode Pemesanan : NB
4. Rute : Oral
5. Frekuensi : 3 kali makanan utama dan 2 kali selingan
6. Syarat Diet :
 Kebutuhan energi sesuai kebutuhanya itu sebesar 1915,8 kkal
disesuaikan menurut umur, jenis kelamin, da aktivitas
 Protein sesuai dengan kebutuhan yaitu 11% dari kebutuhan
energi total sebesar 52,7 gram, baik yang bersumber protein
hewani atau nabati
 Lemak sesuai dengan kebutuhan yaitu 25% dari kebutuhan
energi total sebesar 53 gram dari kebutuhan total
 Karbohidrat sesuai dengan kebutuhan yaitu 64% dari
kebutuhan energi total sebesar 306,5 gram, diberikan dalam
jumlah cukup

181
 Bentuk biasa karena An.A tidak menyukai nasi tim, perubahan
bentuk makanan bertujuan untuk meningkatkan nafsu makan
pasien

c. Edukasi dan Konseling Gizi


g. Waktu : Oktober 2021
h. Lokasi : Ruang Rawat Inap Mawar/604
i. Metode : Ceramah dan tanya jawab
j. Sasaran : Pasien dan keluarga pasien
k. Media : Leaflet
l. Materi : Diet Anak (Diet Gizi Seimbang)
 Isi edukasi gizi seimbang (definisi, 4 pilar gizi seimbang, 10
pesan gizi seimbang, dan isi piringku)

IV.3.5 Monitoring dan Evaluasi


 Rencana Monitoring dan Evaluasi
indikator Metode Waktu Target
Asupan makan mencapai ≥90% dari
kebutuhan
Food  Energi 1915,8 kkal
Asupan 3 hari
weighing  Protein 52,7 gr
 Lemak 53 gr
 Karbohidrat 306,5 gr
Pemantauan
Antropometri 1 hari Mempertahankan berat badan ideal
berat
Mempertahankan klinis pasien tetap
Pemantauan
normal dan membantu menurunkan
Klinis pemeriksaan 3 hari
frekuensi nadi agar mencapai batas
rekam medis
normal

182
Pemeriksaan
Fisik fisik dan 3 hari Keluhan berkurang
wawancara
Memantau dan memperbaiki kadar
biokimia pasien agar mencapai nilai
normal
 Hb (11,7-15,5 g/dL)
 Hematokrit (32-47%)
Pemeriksaan
Biokimia 3 hari  Eritrosit (3,8-5,2 juta/μL)
biokimia
 Leukosit (3,60-11,00 10^3/μL)
 Trombosit (150-440 ribu/μL)
 Neutrophil batang (3-6%)
 Limfosit (25-50%)
 Limfosit absolut (1500-4000/μL)
Pasien dan keluarga memahami info
yang disampaikan
8. Apa virus yang dapat menyebabkan
anak DBD?
Pengetahuan Edukasi 3 hari 9. Makanan apa yang dapat
meningkatkan trombosit pada anak?
10. Bagaimana cara pencegahan yang
benar dan tepat dalam penanganan
DBD pada anak?

183
 Asupan Makan Pasien
E P L KH
1915,8 kkal 52,7 gr 53 gr 306,5 gr
Kebutuhan
% % % %
Kkal gr gr gr
Asupan Asupan Asupan Asupan
Hari ke-1 1701 89% 49 93% 55 103% 264 86%
Hari ke-2 1434 75% 47,8 91% 52 98% 202,3 66%
Hari ke-3 1803 94% 46 87% 48 91% 262 86%
Kesimpulan:

Asupan energi, protein, lemak dan karbohidrat masih perlu adanya peningkatan %
asupan setiap intervensinya. Namun pada asupan protein dan lemak mengalami
penurunan pada intervensi 3 presentase asupannya.

 Pemeriksaan Biokimia Pasien


Hasil
Nilai
Indikator 22/10/21 23/10/21 24/10/21
Rujukan
Hasil Capaian Hasil Capaian Hasil Capaian
1,28 1,27 4,75 3,60-11,00
Leukosit Rendah Rendah Normal
10^3/μL 10^3/μL 10^3/μL 10^3/μL
107 101 188 150-440
Trombosit Rendah Rendah Normal
ribu/μL ribu/μL ribu/μL ribu/μL
Neutrophil
0% Rendah 0% Rendah 3,5% Normal 3-6%
Batang
Limfosit 59% Tinggi 62% Tinggi 46% Normal 25-50%
Limfosit 1500-
755/μL Rendah 787/μL Rendah 1800/μL Normal
Absolut 4000/μL
Kesimpulan:

Pada pemeriksaan biokimia pasien di hari ke-rawat inap, kadar leukosit, trombosit,
neutrophil batang, limfosit, dan linfosit absolut pasien sudah mencapai angka
normal, yaitu untuk kadar leukosit pasien 4,75 10^3/μL, kadar trombosit pasien 188

184
ribu/μL, kadar neutrophil batang pasien 3,5%, kadar limfosit pasien 46%, dan kadar
limfosit absolut pasien 1800/μL.

 Pemeriksaan Fisik Pasien


Hasil
Indikator
22/10/21 23/10/21 24/10/21
Demam (+) (-) (-)
Bintik Merah (+) (+) (-)
Lemas (+) (-) (-)
Kesimpulan:

Pada pemeriksaan fisik pasien di intervensi ke-3 pasien sudah tidak lagi mengalami
demam, bintik merah, dan lemas, walaupun saat di intervensi ke-2 pasien masih
terdapat bintik merah di area kulit pasien An.A.

 Pemeriksaan Klinis Pasien


Hasil
Nilai
Indikator 22/10/21 23/10/21 24/10/21
Normal
Hasil Capaian Hasil Capaian Hasil Capaian
Frekuensi 22 24 20 14-20
Tinggi Tinggi Normal
Pernapasan kali/menit kali/menit kali/menit kali/menit
Frekuensi 107 94 81 60 -100
Tinggi Normal Normal
Nadi kali/menit kali/menit kali/menit kali/menit
Kesimpulan:

Pada pemeriksaan klinis pasien An.A, pada intervensi ke-2 frekuensi pernapasan
anak masih tergolong tinggi 24 kali/menit. Namun saat intervensi ke-3 klinis pasien
sudah mencapai angka normal, yaitu frekuensi pernapasan 20 kali/menit dan nadi
81 kali/menit.

185
BAB IV

PENUTUP

V.1Kesimpulan
a. Hasil skrining An.A diperoleh skor 2 yang berarti mengalami malnutrisi
sedang
b. An.A memiliki BB 31 kg dan TB 135 cm sehingga memiliki IMT CDC 2000
yaitu 100% yang termasuk status gizi kategori normal
c. Hasil leukosit, trombosit, neutrophil batang, dan limfosit absolut rendah,
sementara limfosit tinggi. Hal tersebut mengindikasi bahwa An.A gejala dan
tanda dari manifestasi penyakit DHF (Dengue Haemoragic Fever) Grade 2
yang mengalami bintik merah, mual, muntah, infeksi virus Dengue.
d. Pemeriksaan klinis An.A untuk frekuensi nadi masih tinggi.
e. Pemeriksaan fisik An.A ditemukan ada demam, bitnik merah di bagian sekitar
tubuh, dan tampak lemas. Namun saat ini demam sudah turun hanya awal saat
MRS saja naik turun.
f. An.A diberikan intervensi dengan preskripsi diet anak (diet gizi seimbang)
g. Rencana monitoring dilakukan dalam jangka waktu 3 hari dengan indikator
asupan, keluhan fisik klinis, dan pengetahuan.

VII.2 Saran
a. An.A disarankan untuk mengonsumsi makanan seimbang dengan diet anak
(diet gizi seimbang) untuk mengembalikan keadaan dan kesehatan tubuh
pasca pemulihan DHF (Dengue Haemoragic Fever) Grade 2
b. Adanya koordinasi dan tenaga kesehatan untuk terus memantau
perkembangan pasien secara berkala
c. Adanya partisipasi keluarga terdekat pasien dalam pengaturan pola makan,
kebersihan, dan kebiasaan makan pasien yang menunjang keberhasilan diet
pada pasien An.A terutama pada keluarga yang mengolah menu makanan dan
kebersihan lingkungan rumah, dan memberikan alternatif jajanan untuk anak
seperti bekal sekolah pada An.A.

186
DAFTAR PUSTAKA

Alimul, A. (2005). Pengantar Ilmu Keperawatan Anak. Jakarta: Salemba Medika.

Farasari, R., & Azinar, M. (2018). Model Buku Saku dan Rapor Pemantauan Jentik
dalam Meningkatkan Perilaku Pemberantasan Sarang Nyamuk. JHE
(Journal of Health Education), 3(2), 110–117.

IDA Indonesia. (2013). IDAI | Kurva Pertumbuhan CDC-2000 Lengkap.


https://www.idai.or.id/professional-resources/kurva-pertumbuhan/cdc-
modified-21-april-2001

Indonesia, I. D. A. (2011). Asuhan Nutrisi Pediatrik (Pediatric Nutrition Care).


Jakarta: Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia, 5–6.

Masihor, J. J., Mantik, M. F., Memah, M., & Mongan, A. E. (2013). Hubungan
jumlah trombosit dan jumlah leukosit pada pasien anak demam berdarah
dengue. EBiomedik, 1(1).

McCrory, M. A., & Campbell, W. W. (2011). Effects of eating frequency, snacking,


and breakfast skipping on energy regulation: Symposium overview. The
Journal of Nutrition, 141(1), 144–147.

Nurarif, A. H., & Kusuma, H. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan


Diagnosa Medis NANDA dan NIC NOC., Edisi 1. Jogjakarta: Medi Action.

PERMENKES RI. (2013). ANGKA KECUKUPAN GIZI YANG DIANJURKAN


UNTUK MASYARAKAT INDONESIA.

Radji, M. (2010). Imunologi dan virologi. Cetakan Pertama. Jakarta: PT ISFI


Penerbitan.

Sanyaolu, A., Okorie, C., Badaru, O., Adetona, K., Ahmed, M., & Akanbi, O.
(2017). Global epidemiology of dengue hemorrhagic fever: An update. J
Hum Virol Retrovirol, 5(6), 00179.

187
LAMPIRAN 1. ASUPAN SMRS

Nama Bahan Berat Energi Protein Lemak KH


Waktu
Makanan Makan (gr) (kkal) (gr) (gr) (gr)

Beras 50 178,5 4,2 0,85 38,55


Nasi
Kecap 3 2,13 0,1 0,039 0,27
Goreng
Minyak 1 8,08 0 1 0
Pagi
Telur Telur 55 84,7 6,8 3,9 0,38
(07.00)
Dadar Minyak 2 22,1 0 2,5 0

Nugget Nugget 30 89,1 4,6 3,6 4,8

Ayam Minyak 2 22,1 0 2,5 0

SUBTOTAL 406,71 15,7 14,389 44

Susu
Susu 257,5 156,9 8,24 9 11
UHT
Selingan
Makaroni
(10.00)
Krispi Makaroni 50 45 1 1,75 6,5
Pedas

SUBTOTAL 201,9 9,24 10,75 17,5

Nasi
Beras 50 178,5 4,2 0,85 38,55
Putih

Ayam 75 223,5 10,65 15,75 0


Siang
Wortel 15 5,4 0,15 0,09 1,18
(13.00) Sop
Buncis 15 5,1 0,36 0,045 1,08
Sayur
Kentang 30 18,6 0,63 0,06 4

Minyak 1 8,08 0 1 0

188
Melon Melon 100 37 0,6 0,4 7,8

SUBTOTAL 476,18 16,59 18,195 52,61

Nutrisari
Nutrisari 14 50 0 0 14
Dingin

Basreng
Basreng 50 263 3 15,5 27,6
Selingan Pedas
(15.00)
Ciki
Kentang
Ciki 30 170 2 11 15
(Pota
Bee)

SUBTOTAL 483 5 26,5 56,6

Nasi
Beras 50 178,5 4,2 0,85 38,55
putih

Sayur Bayam 50 8 0,45 0,2 1,45


bayam +
Sore wortel Wortel 50 18 0,5 0,3 3,95

(19.00) Ayam 75 223,5 10,65 15,75 0


Ayam
goreng Minyak 2 22,1 0 2,5 0

Tempe Tempe 80 120 11,2 6,16 7,28

goreng Minyak 2 22,1 0 2,5 0

SUBTOTAL 592,2 27 28,26 51,23

TOTAL ASUPAN 2160 74 98 222

TOTAL KEBUTUHAN 1915,8 52,7 53 306,5

PERSENTASE (%) 113% 140% 185% 72%

189
LAMPIRAN 2. ASUPAN MAKAN MRS

Nama Bahan Berat Energi Protein Lemak KH


Waktu
Makanan Makan (gr) (kkal) (gr) (gr) (gr)

Nasi tim Beras 25 89,25 2,1 0,425 20

Daging
55 150 9,6 12 0
sapi
Daging

Pagi terik Kecap 3 2,13 0,1 0,039 0,27

(06.30) Minyak 2 22,1 0 2,5 0

Oyong 50 10,5 0,4 0,1 2,05


Sup
oyong Wortel 50 18 0,5 0,3 3,95
wortel
Minyak 1 8,08 0 1 0

SUBTOTAL 300,1 12,7 16,4 26,3

Agar rasa
Pudding 5 12,5 0 0 0,1
stroberi
Selingan agar
Gula pasir 5 20,7 0 0 4,7
(09.00)
Pisang
Pisang 110 132 1,32 0,22 34,98
raja

SUBTOTAL 165,2 1,32 0,22 39,78

Nasi tim Beras 25 89,25 2,1 0,425 20

Ikan Ikan tuna 28 30,24 6,5 0,266 0


Siang
pepes
(12.00) Minyak 2 22,1 0 2,5 0
tuna

Tahu 50 40 5,45 2,35 0,4

190
Tahu Gula
5 18,4 0 0 4,6
bacem merah

basah Minyak 2 22,1 0 2,5 0

Bening Labu siam 50 15 0,3 0,05 3,35


labu siam
Kacang
+ kacang 50 15,5 1,15 0,05 2,65
panjang
panjang

Semangka Semangka 50 15 0,3 0,075 3,775

SUBTOTAL 267,6 15,8 8,2 34,8

Kentang
30 18,6 0,63 0,06 4
kukus
Selingan Kue
Tepung
(14.00) lumpur 10 33,3 0,9 0,1 7,72
terigu

Gula pasir 3 11,8 0 0 2,82

SUBTOTAL 63,7 1,53 0,16 14,54

Nasi tim Beras 25 89,25 2,1 0,425 20

Telur 60 92,4 7,44 6,48 0,42


Telur BB
Pasta
rendang 5 4,1 0,216 0,0235 0,94
tomat
biasa
Sore Minyak 2 22,1 0 2,5 0

(17.00) Tempe 55 83,5 7,7 4 8


Oseng
tempe Kecap 3 2,13 0,1 0,039 0,27
kecap
Minyak 2 22,1 0 2,5 0

Sayur
Bayam 100 16 0,9 0,4 2,9
bening

191
bayam +
Jagung 8 30,28 0,78 0,58 7,52
jagung

Melon Melon 50 18,5 0,3 0,2 3,9

SUBTOTAL 380,36 19,5 17,14 43,95

TOTAL ASUPAN 1176,9 50,9 42,1 159,3

TOTAL KEBUTUHAN 1915,8 52,7 53 306,5

PERSENTASE (%) 61% 97% 79% 52%

192
LAMPIRAN 3. MENU PERENCANAAN INTERVENSI 1

Bahan Berat E KH
Waktu Menu P (gr) L (gr)
Makan (gr) (kkal) (gr)

Tepung
10 36,3 0,11 0,05 10,01
Tapioka

Tepung
20 66,6 0,9 0,1 7,72
Snack Terigu
Bolu
Sore
Karamel Telur 15 23,1 1,86 1,62 0,105
(14.00)
Mentega 5 37,1 0,025 4,08 0,07

Gula Pasir 5 19,7 0 0 4,7

Susu Kental 5 17,15 0,041 0,5 2,75

Total 181,4 2,911 2,27 35,465

Nasi
Beras 50 180,5 4,2 0,85 38,55
Putih

Ikan Tuna 70 108 13,49 3,675 0


Ikan
Tuna BB Pasta Tomat 6 4,92 0,2592 0,0282 1,1346
Tomat
Minyak 2 18,01 0 2 0

Sore Tahu 60 48 2,5 2,82 2,48


Tahu
(17.00) Kecap 3 2,13 0,1 0,039 0,27
Semur
Minyak 2 18,01 0 2 0

Bening Labu Siam 100 30 0,6 0,1 6,7


Labu
Siam + Kacang
15 5,1 0,36 0,045 1,08
Kacang Panjang
Panjang

193
Pisang
Buah Pisang 100 108 1 0,8 24,3
Ambon

Total 530,07 22,5 12,35 90,51

Nasi
Beras 50 180,5 4,2 0,85 38,55
Putih

Daging 55 150 7,6 12,1 0


Daging
Pagi Kecap 3 2,13 0,1 0,039 0,27
Kare
(06.30) Minyak 2 18,01 0 2 0

Bening Labu Siam 55 30 0,6 0,1 6,7


buncis +
Jagung 45 164,7 4,41 3,28 31
jagung

Total 388,7 12,5 16,08 55,52

Tepung
20 66,6 0,9 0,1 7,72
Terigu

Snack Tepung
5 17,05 0,015 0 5,25
Pagi Maizena
Kue Sus

(09.00) Telur 25 38,5 2,4 2,7 0,175

Susu 50 30,5 1,6 1,75 3,15

Gula Pasir 5 19,7 0 0 4,7

Total 180,3 4,915 4,55 25,99

Nasi
Beras 50 180,5 4,2 0,85 38,55
Putih
Siang
Telur Telur 55 84,7 2,8 5,9 0,385
(12.00)
Dadar Minyak 5 44,5 0 5 0

Tahu 60 48 2,5 2,82 2,48

194
Pasta tomat 5 4,1 0,216 0,02 0,9455
Tahu
Cina BB Kecap 3 2,13 0,1 0,039 0,27
Bali
Minyak 2 18,01 0 2 0

Kacang
15 5,1 0,36 0,045 1,08
Panjang

Wortel 25 14,4 0,25 0,1 4,16


Sayur
Sup Kentang 30 18,6 0,63 0,06 4,05

Tomat 5 4,05 0,065 0,025 2,005

Minyak 1 8,08 0 1 0

Melon Buah Melon 100 37 0,6 0,4 7,8

Total 557 11,50 18,23 76,7

Total Keseluruhan 1837,6 54,34 53,5 294,19

Kebutuhan 1915,8 52,7 53 306,5

Presentase % 95,92 103,11 100,95 96

195
LAMPIRAN 4. MENU PERENCANAAN INTERVENSI 2

Bahan Berat E KH
Waktu Menu P (gr) L (Gr)
Makan (gr) (kkal) (gr)

Tepung
10 35,3 0,7 0,05 8
Terigu
Snack
Bolu
Sore Mentega 4 37,1 0,025 2,08 0,07
Kukus
(14.00) Gula Pasir 5 19,7 0 0 8,7

Santen 8 25,92 0,336 1,744 0,448

Total 118,02 1,061 3,874 17,21

Nasi Putih Beras 50 180,5 4,2 0,85 38,55

Ayam BB Ayam 75 223,5 12,65 12,34 0

Gulai Minyak 2 18,01 0 2 0

Tempe 50 75 5 1,85 8,55


Tempe
Oseng Kecap 3 2,13 0,1 0,03 0,27

Sore Kecap
Minyak 2 18,01 0 2 0

(17.00) Bihun 10 38,8 0,47 0,01 10,21

Jamur
Sayur 15 3,15 0,57 0,09 0,135
Kuping
Kimlo
Wortel 35 12,6 0,35 0,21 2,765

Minyak 1 8,08 0 1 0

Pepaya Pepaya 100 46 0,5 0,1 16,2

Total 625,78 23,84 20,48 80,68

Pagi Nasi Putih Beras 50 180,5 4,2 0,85 38,55

196
(06.30) Telur 55 84,7 1,8 3,9 0,385
Telur BB
Kecap 3 2,13 0,1 0,03 0,27
Semur
Minyak 2 18,01 0 2 0

Oyong 55 15,45 0,44 0,11 6,255


Sup
Tahu 60 48 2,5 2,82 4,48
Oyong +
Tomat 5 6,05 0,065 0,025 2,005
Tahu Cina
Minyak 1 8,08 0 1 0

Total 462,92 9,105 10,735 70,945

Agar Agar
Rasa 5 12,5 0 0 5
Snack Pudding Stroberi
Pagi Layer
Susu
(09.00) Strawberry 5 17,15 0,041 0,5 2,75
Kental

Gula Pasir 5 19,7 0 0 4,7

Total 50,35 0,041 0,5 16,45

Nasi Putih Beras 50 180,5 4,2 0,85 38,55

Ayam BB Ayam 70 208,6 10,74 11,5 0

Kuning Minyak 2 18,01 0 2 0

Tempe 50 75 5 1,85 6,55


Siang Tempe
Bacem Kecap 3 2,13 0,1 0,03 0,27
(12.00)
Basah
Minyak 2 18,01 0 2 0

Labu Siam 50 15 0,3 0,05 4,35


Sayur
Bening Kacang
25 8,75 0,575 0,025 5,325
Labu Siam Panjang

197
+ Kacang
Minyak 1 8,08 0 1 0
Panjang

Buah
Melon 100 37 0,6 0,4 10,8
Melon

Total 564,08 21,415 19,505 75,945

Total Keseluruhan 1821,15 55,46 55,09 290,82

Kebutuhan 1915,8 52,7 53 306,5

Presentase % 95,06 105,24 103,95 95

198
LAMPIRAN 5. MENU PERENCANAAN INTERVENSI 3

Bahan Berat E
Waktu Menu P (gr) L (gr) KH (gr)
Makan (gr) (Kkal)

Tepung
15 49,95 1,35 0,15 11,58
Terigu

Tepung
10 36,3 0,11 0,05 8,82
Tapioka
Snack
Dadar
Sore Gula
Gulung 8 18,4 0 0 7,36
Merah
(14.00)
Gula
3 11,82 0 0 8,7
Pasir

Santan 8 25,92 0,336 1,744 0,448

Total 142,39 1,796 1,944 36,908

Nasi
Beras 50 180,5 4,2 0,85 38,55
Putih

Daging 55 150,15 10,25 13,4 0


Daging
Empal Kecap 3 2,13 0,1 0,03 0,27
Basah
Minyak 2 18,01 0 2 0
Sore
Tahu 60 48 2,5 2,82 5,48
(17.00)
Tahu
Pasta
Biasa BB 6 4,92 0,2592 0,0282 1,1346
Tomat
Rujak
Minyak 2 18,01 0 2 0

Bobor
Bayam 100 16 0,9 0,4 2,9
Bayam

199
Pisang
Pisang 100 108 1 0,8 24,3
Barangan

Total 545,72 17,21 16,3282 72,6346

Nasi
Beras 50 180,5 4,2 0,85 38,55
Putih

Ayam 75 223,5 11,65 15,75 0


Ayam
Kecap 3 2,13 0,1 0,03 0,27
Semur
Pagi
Minyak 2 18,01 0 2 0
(06.30)
Wortel 35 12,6 0,35 0,21 2,765

Sup Buncis 20 4,8 0,48 0,06 2,44

Makaroni Makaroni 45 158,85 3,915 0,18 35,415

Minyak 1 8,08 0 1 0

Total 608,47 15,43 16,08 79,44

Kacang
35 113,05 8,015 0,525 19,88
Hijau

Snack Gula
Bubur 5 18,4 0 0 7,36
Pagi Merah
gujau
(09.00) Gula
3 11,82 0 0 4,7
Pasir

Santen 8 25,92 0,336 1,744 0,448

Total 169,19 8,351 1,269 32,388

Nasi
Siang Beras 50 180,5 4,2 0,85 38,55
Putih
(12.00)
Daging 55 150,15 10,25 13,4 0

200
Daging Kecap 3 2,13 0,1 0,03 0,27

Semur Minyak 2 18,01 0 2 0

Perkedel
Tahu Tahu 60 48 2,5 2,82 5,48
Kukus

Wortel 50 18 0,5 0,3 3,95

Sup Kentang 45 27,9 0,945 0,09 6,075

Sayuran Tomat 5 6,05 0,065 0,025 2,005

Minyak 1 8,08 0 1 0

Pepaya Pepaya 100 46 0,5 0,1 16,2

Total 504,82 12,06 17,615 72,53

Total Keseluruhan 1970,59 54,8462 53,2362 293,9006

Kebutuhan 1915,8 52,7 53 306,5

Presentase % 102,9 104,1 100,4 95,9

201
LAMPIRAN 6. LEAFLET

 Diet Gizi Seimbang Untuk Pasien DHF Anak

202
LAMPIRAN 7. DOKUMENTASI

 Pengukuran TB dan BB

 Ditribusi Makanan Utama dan Selingan

203
 Sisa Makanan

 Edukasi

204
LAPORAN STUDI KASUS MENDALAM

PENATALAKSANAAN GIZI
PADA KASUS PASCA BEDAH HEMOROID GRADE 4
RUANG RAWAT INAP DAHLIA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PASAR REBO

Disusun Oleh :
Gita Amelia 1810714025

PROGRAM STUDI GIZI PROGRAM SARJANA


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAKARTA
2021

205
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan studi kasus mendalam Pasca Bedah Hemoroid Grade 4 dibuat dan
diajukan sebagai syarat kelengkapan dan bukti kegiatan Magang Manajemen
Asuhan Gizi Klinik (MAGK) di Rumah Sakit Umum Daerah Pasar Rebo. Tahun
Ajaran 2021/2022.

Disusun oleh :
Gita Amelia 1810714025

Telah disetujui oleh:

Pembimbing Magang MAGK


Rumah Sakit Umum Daerah Pasar Dosen Pembimbing Magang MAGK
Rebo

Okta Setya Asmaji, S.Gz., RD Iin Fatmawati Imrar, S.Gz, MPH


NIP/NIK. ……………. NIDN. 0005128606

206
BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Hemorrhoid atau lebih dikenal dengan nama wasir atau ambeien, bukan
merupakan suatu keadaan yang patologis (tidak normal), namun bila sudah mulai
menimbulkan keluhan, harus segera dilakukan tindakan untuk mengatasinya.
Hemorrhoid dari kata ''haima'' dan ''rheo''. Dalam medis, berarti pelebaran
pembuluh darah vena (pembuluh darah balik) di dalam pleksus hemorrhoidalis
yang ada di daerah anus. Dibedakan menjadi 2, yaitu hemorrhoid interna dan
hemorrhoid eksterna yang pembagiannya berdasarkan letak pleksus
hemorrhoidalis yang terkena (Murbawani, 2006).

Hemorrhoides atau wasir merupakan salah satu dari gangguan sirkulasi darah.
Gangguan tersebut dapat berupa pelebaran (dilatasi) vena yang disebut venectasia
atau varises daerah anus dan perianus yang disebabkan oleh bendungan dalam
susunan pembuluh vena. Hemoroid dapat mengenai segala usia, bahkan kadang-
kadang dapat dijumpai pada anak kecil. Walaupun hemoroid tidak mengancam
keselamatan jiwa, tetapi dapat menyebabkan perasaan yang tidak nyaman.
Hemoroid dapat menimbulkan gejala karena banyak hal. Hemoroid dapat
mengenai segala usia, bahkan kadang-kadang dapat dijumpai pada anak kecil.
Walaupun hemoroid tidak mengancam keselamatan jiwa, tetapi dapat
menyebabkan perasaan yang tidak nyaman. Hemoroid dapat menimbulkan gejala
karena banyak hal (Prakoso, 2017).

Hemoroid dapat mengenai segala usia, bahkan kadang-kadang dapat dijumpai


pada anak kecil. Walaupun hemoroid tidak mengancam keselamatan jiwa, tetapi
dapat menyebabkan perasaan yang tidak nyaman. Hemoroid dapat menimbulkan
gejala karena banyak hal.

1. Diet tinggi serat, rendahnya mengkonsumsi makanan yang berserat tinggi


mengakibatkan feses mengeras sehingga dapat menyebabkan trauma pada
plexus hemoroidalis

207
2. Konstipasi, merupakan suatu keadaan kesulitan untuk melakukan buang
air besar dan diperlukan mengedan yang kuat ketika buang air besar.
3. Usia lanjut, pada usia lanjut terjadi degenerasi jaringan-jaringan tubuh.
4. Aktivitas fisik berat, seseorang yang memiliki aktivitas berat, dalam
jangka waktu yang lama dan frekuensi rutin, maka akan menyebabkan
peningkatan tekanan venahemoroid sehingga menyebabkan penyakit
hemoroid.
Derajat hemoroid interna dibagi 4 derajat, yaitu:

a. Hemoroid I : Berdarah, tidak menonjol keluar anus


b. Hemoroid II : Berdarah, menonjol keluar anus dan reposisi secara spontan
c. Hemoroid III : Berdarah, menonjol keluar anus dan reposisi manual
d. Hemoroid IV : Berdarah, menonjol keluar anus dan sudah tidak dapat
direposisi lagi.
Berdasarkan hal-hal di atas, maka perlu dilakukannya pelayanan gizi klinis
yang sistematis sehingga menghindari pasien dari kondisi malnutrisi dan mencegah
terjadi kambuh yang berulang pada hemoroid grade 4. Oleh karena itu, penulis
melakukan proses asuhan gizi terstandar pada pasien rawat inap dengan diagnosis
medis Hemoroid Grade 4 dalam Praktik Kerja Lapangan Manajemen Asuhan Gizi
Klinik (MAGK) di RSUD Pasar Rebo.

I.2 Tujuan
I.2.1 Tujuan Umum
Mahasiswa mampu melaksanakan proses asuhan gizi terstandar kepada
pasien Pasca Bedah Hemoroid Grade 4 di Ruang Rawat Inap Dahlia RSUD
Pasar Rebo Jakarta Timur.
I.2.2 Tujuan Khusus
11. Mahasiswa mampu melaksanakan asesmen pada pasien.
12. Mahasiswa mampu menentukan diagnosis gizi pada pasien.
13. Mahasiswa mampu melaksanakan intervensi dan implementasi gizi
pada pasien.

208
14. Mahasiswa mampu menentukan rencana monitoring dan evaluasi
pada pasien.
15. Mahasiswa mampu memberikan edukasi pada pasien.

I.3 Manfaat
I.3.1 Bagi Mahasiswa
Dapat meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam menerapkan ilmu
yang telah didapat selama perkuliahan khususnya dalam Proses Asuhan Gizi
Terstandar (PAGT).
I.3.2 Bagi Institusi RSUD Pasar Rebo
Meningkatkan kualitas akademik program studi dan penunjang dalam
proses praktik pembelajaran di lapangan.
I.3.3 Bagi Institusi UPN Veteran Jakarta
Dapat memberikan informasi dan menambah pengetahuan dalam
pelaksanaan diet pada pasien Hemoroid Grade 4, serta sebagai bahan
evaluasi dalam meningkatkan pelayanan gizi di Rumah Sakit yang akan
berdampak pada kepuasan pasien.

I.4 Waktu dan Tempat


Kasus mendalam Hemoroid 4 pada pasien Tn.M dilakukan pada hari Senin, 11
Oktober 2021. Dilakukan di Ruang Inap Dahlia 510 di RSUD Pasar Rebo.

209
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Gambaran Umum, Penyakit, Etiologi, dan Patofisiologi


II.1.1 Gambaran Umum Penyakit
Hemoroid adalah suatu pelebaran dari vena – vena di dalam pleksus
hemoroidalis. Hemoroid mempunyai nama lain, seperti wasir dan ambeien.
Sesuai tampilan klinis, hemoroid dibedakan menjadi hemoroid interna dan
hemoroid eksterna. Hemoroid interna adalah pelebaran vena pada pleksus
hemoroidalis superior di atas garis mukokutan dan ditutupi oleh mukosa.
Hemoroid eksterna yang merupakan pelebaran dan penonjolan pleksus
hemoroid inferior terdapat di sebelah distal garis mukokutan di dalam
jaringan di bawah epitel anus (Muttaqin & Sari, 2011).
Penyakit hemoroid adalah salah satu gangguan jinak yang paling umum
pada saluran pencernaan bagian bawah (Aigner, 2017). Hemoroid terdiri
dari pembuluh darah, jaringan ikat, dan sejumlah kecil otot (Pusparani &
Purnomo, 2019). Struktur vaskular dalam bantal ini membantu
mempertahankan kontinensia anus dengan mencegah kerusakan pada otot
sfingter. Hemoroid adalah struktur anatomi normal yang terletak di saluran
anus Kondisi ini akan menjadi masalah jika terjadi pembengkakan,
menyebabkan gatal, sakit dan / atau pendarahan. Hemoroid internal timbul
dari pleksus hemoroid internal, sedangkan hemoroid eksternal muncul dari
pleksus hemoroid eksternal.

II.1.2 Etiologi Penyakit


Menurut (Nurarif & Kusuma, 2015), hemoroid timbul karena dilatasi,
pembengkakan atau inflamasi vena hemoroidalis yang disebabkan oleh
faktor – faktor resiko/pencetus, seperti :
a. Mengedan pada buang air besar yang sulit

210
b. Pola buang air besar yang salah (lebih banyak menggunakan jamban
duduk, terlalu lama duduk sambil membaca, merokok)
c. Peningkatan tekanan intra abdomen karena tumor (tumor udud, tumor
abdomen)
d. Usia tua
e. Konstipasi kronik
f. Diare akut yang berlebihan dan diare kronik
g. Hubungan seks peranal
h. Kurang minum air dan kurang makan makanan berserat (sayur dan
buah)
i. Kurang olahraga/imobilisasi

II.1.3 Patofisiologi Penyakit


Hemoroid umumnya menyebabkan gejala ketika mengalami
pembesaran, peradangan, atau prolaps. Diet rendah serat menyebabkan
bentuk feses menjadi kecil, yang bisa mengakibatkan kondisi mengejan
selama BAB. Peningkatan tekanan ini menyebabkan pembengkakan dari
hemoroid, kemungkinan gangguan oleh venous rectum. Kondisi terlalu
lama duduk di toilet (atau saat membaca) diyakini menyebabkan penurunan
relatif venous return di daerah perianal (yang disebut dengan efek
tourniquet), mengakibatkan kongesti vena dan terjadilah hemoroid
(Muttaqin & Sari, 2011).
Mengejan dan konstipasi telah lama dianggap sebagai penyebab dalam
pembentukan hemoroid. Pasien yang melaporkan hemoroid memiliki tonus
kanal istirahat lebih tinggi dari biasanya. Perubahan dalam tonus istirahat
adalah mekanisme aksi dilatasi (Muttaqin & Sari, 2011). Kondisi hemoroid
dapat memberikan berbagai manifestasi klinis berupa nyeri dan perdarahan
anus. Hemoroid interna tidak menyebabkan sakit karena berada di atas garis
dentate dan tidak ada inervasi saraf. Namun, mereka mengalami perdarahan,
prolaps dan sebagai hasil dari deposisi dari suatu iritasi ke bagian sensitif
kulit perianal sehingga menyebabkan gatal dan iritasi. Hemoroid eksternal
menyebabkan trombosis akut yang mendasari vena hemoroid eksternal

211
dapat terjadi (Muttaqin & Sari, 2011). Patofisiologi Hemoroid tergambar
pada bagan berikut:

Sumber : (Muttaqin & Sari, 2011)

212
BAB III

NUTRITION CARE PROCESS

III.1 Gambaran Identitas Pasien


Dibawah adalah gambaran identitas pasien pada studi kasus ini, yaitu:
a. No. Rekam Medis : 2021-901871
b. Nama Pasien : Tn.M
c. Tanggal Lahir : 07 Februari 1945
d. Umur : 76 tahun
e. Jenis Kelamin : Laki-laki
f. Pekerjaan : Tidak Bekerja
g. Alamat : Jl. Belly Rt.08/Rw.06, Kel. Pekayon, Kec.
Kel. Pasar Rebo Jakarta Timur
h. Agama : Islam
i. Ruangan : Dahlia/510
j. Tanggal Masuk : 11 Oktober 2021
k. Diagnosis Medis : Hemoroid Grade 4

III.2 Gambaran Riwayat Penyakit Pasien


III.2.1 Riwayat Penyakit Terdahulu
Tn.M sudah memiliki benjolan di anus kurang lebih dari 5 tahun dan
benjolan itu bisa keluar dan masuk.
III.2.2 Riwayat Masuk RS dan Diagnosis Medis
Saat masuk rumah sakit pasien merasa gangguan rasa nyaman dan nyeri
pada benjolan di anus, 3 hari sebelum masuk rumah sakit benjolan di anus
pasien sudah tidak bisa masuk kembali, belum bisa BAB sampai masuk
rumah sakit, hanya kentut sedikit, BAB pernah sekali lembek namun tidak
ada darah. Badan terasa mual, pusing, dan lemas.
III.2.3 Riwayat Penyakit Keluarga
Tn.M tidak memiliki riwayat penyakit keluarga

213
III.3 Proses Asuhan Gizi Terstandar (PGAT)
III.3.1 Skrining Gizi
Alat skrining gizi yang digunakan di RSUD Pasar Rebo adalah MST
(The Screening Tools for Risk of Impaired Nutritional Status and Growth).
Skrining gizi dilakukan untuk melihat atau mengidentifikasi adanya resiko
mengalami malnutrisi pada pasien sehingga akan dilakukan tindak lanjut
pada asuhan gizi. Dibawah adalah hasil skrining gizi pada Tn.M.

Tabel 26 Skrining Gizi Tn.M

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PASAR REBO


Jl. Let. Jend. TB. Simatupang No. 30 Jakarta Timur 13760
Telp. 021 8400109, 8401127 ex.147/148, E-mail:
gizirspr@gmail.com
SKRINING GIZI AWAL
Tanggal : 13 Oktober 2021 Nama : Tn.M
Diagnosis : Hemoroid Grade 4 No. RM : 2021-901871
BB : 54 kg J_Kel. : Laki-Laki
TB : 158 cm Umur : 76 tahun
1. Apakah pasien mengalami penurunan BB yang tidak direncanakan/tidak
diinginkan dalam 6 bulan terakhir? (0)
a. Tidak 0
b. Tidak yakin 2
c. Ya, ada penurunan BB sebanyak
1-5 kg 1
6-10 kg 2
11-15 kg 3
> 15 kg 4
Tidak tahu berapa penurunannya 2
2. Apakah asupan makan pasien berkurang karena penurunan nafsu
makan/kesulitan menerima makanan? (0) 2.
a. Tidak 0
b. Ya 1
TOTAL SKOR
2
KESIMPULAN : Pasien beresiko malnutrisi sedang
Bila skor > 3, maka dilakukan assessment lanjut oleh Dietisien/Ahli Gizi

214
Kesimpulan:
Berdasarkan hasil jumlah skor keseluruhan skrining gizi, Tn.M berisiko
mengalami malnutrisi sedang akibat nyeri dan susah BAB dari dampak
hemoroid pasien sehingga perlu pemantauan 3 hari kedepan.

III.3.2 Pengkajian Gizi (Assesment)


 Antropometri
 Umur = 76 tahun
 TB
TILUT : 48 cm
L = (2,02 x tilut) – (0,04 x u) + 64,19
= (2,02 x 48) – (0,04 x 76) + 64,19
= 96,96 – 3,04 + 64,19
= 158 cm
 BB
LILA : 26 cm

L = (2,592 x LILA) – 129,02

= (2,592 x 26) – 12,902

= 54 kg

BB Aktual 54
 IMT = = (1,58)2 = 21,6 kg/m2
TB2

 Status Gizi = Normal (Kemenkes RI, 2019)


 BBI = (TB – 100) x 90%
= (158 – 100) x 0,9
= 58 x 0,9 = 52 kg
Kesimpulan:

Berdasarkan klasifikasi Indeks Massa Tubuh menurut Kementerian


Kesehatan RI tahun 2019, Tn.M memiliki status gizi normal dengan nilai
IMT 21,6 kg/m2.

215
 Biokimia
Pemeriksaan biokimia dilakukan untuk melihat hasil uji dalam darah
sehingga mengetahui perkembangan kondisi pasien secara menyeluruh.
Hasil laboratorium Tn.M disajikan pada tabel 2.

Tabel 27 Hasil Pemeriksaan Laboratorium Tn.M

Pemeriksaan Hasil Lab


Rujukan/Standar Keterangan
Lab (13/10/2021)
Hemoglobin 11 g/dL 13,2 – 17,3 g/dL Rendah
Hematokrit 31% 40 – 52% Rendah
Neutrofil
0% 3 – 5% Rendah
Batang
Neutrofil
79% 50 – 70% Tinggi
Segmen
Limfosit 14% 25 – 40% Rendah
GDS 98 mg/dL <200 mg/dL Normal
Kesimpulan:

Dari hasil pemeriksaan laboratorium

 Nilai hemoglobin dan hematokrit rendah hasil tersebut menunjukkan


kekurangan zat besi (anemia zat besi) karena pasien Tn.M melakukan
pembatasan dan penurunan asupan makanan terutama pada zat gizi
protein karena adanya keluhan hemoroid grade 4 dan susah BAB.
 Neutrophil batang dan limfosit rendah adanya resiko infeksi hal ini
disebabkan penyakit pasien Tn.M hemoroid grade 4 di mana prolaps
tetap keluar menonjol keluar anus/tidak dapat direposisi lagi
(Suprijono, 2021).
 Neutrofil segmen tinggi karena adanya resiko infeksi dan resti infeksi
yang disebabkan oleh hemoroid grade 4 di mana prolaps keluar dari
anus.

216
 Klinis
Berikut adalah hasil pemeriksaan klinis pada Tn.M pada hari Rabu, 13
Oktober 2021.

Tabel 28 Hasil Pemerikasaan Klinis Tn.M

Pemeriksaan Hasil
Rujukan/Standar Keterangan
Klinis (13/10/2021)
Tekanan Darah 90/60 – 120/80
131/72 mmHg Normal
(MRS) mmHg
90/60 – 120/80
Tekanan Darah 154/76 mmHg Normal
mmHg
Frekuensi
20 kali/menit 14-20 kali/menit Normal
Pernapasan
Suhu Tubuh 36 oC 36 -37 oC Normal
Frekuensi Nadi 64 kali/menit 60 -100 kali/menit Normal
Kesimpulan:

Pemeriksaan klinis pada Tn.M memiliki hasil yang normal.

 Fisik
Berikut adalah hasil pemeriksaan fisik pada Tn.M pada hari Rabu, 13
Oktober 2021.

Tabel 29 Hasil Pemeriksaan Fisik Tn.M

Keluhan Hasil
Gangguan rasa nyaman (+)
Nyeri (+)
BAK (+)
Mual (-)
Muntah (-)
Penurunan nafsu makan (+)

217
Kesadaran Compos Mentis (+)
Lemas (+)
Konstipasi (+)
Kesimpulan:

Tn.M tampak lemas dan nyeri di bagian dubur. Adanya penurunan nafsu
makan akibat hemoroid grade 4 di bagian dubur di mana prolapsnya tidak
masuk kembali yang menyebabkan nyeri oleh karena itu terjadi
pembatasan asupan gizi. Kesadaran pasien penuh yaitu compos mentis dan
pasien mengalami kesulitan BAB karena keras (konstipasi) juga
mengeluarkan kentut (kentut hanya keluar sedikit-sedikit).

 Riwayat Makan Pasien SMRS


1. Pola Makan Sebelum Masuk RS (Estimasi Asupan Zat Gizi E, P,
L, KH)
Tabel 30 Pola Makan SMRS Tn.M (Kuantitatif)

Porsi
Waktu Menu Porsi (URT)
(gram)
Bubur 1 mangkok kcl 80 gr
Tahu Goreng 2 bh sdg 80 gr
Pagi
Jeruk 2 bh 70 gr
08.00
Teh Manis
1 gls 225 ml
Anget
Biskuit Roma
Selingan pagi 4 kpg 22 gr
Kelapa
10.00
Perkedel 1 bh sdg 35 gr
Nasi Tim 5 sdm 75 gr
Siang Sup Ayam 1 mangkok kcl 75 gr
13.00 Tempe Bacem ½ ptg 28 gr
Melon 2 bh sdg 100 gr

218
Biskuit Roma
3 kpg 16 gr
Selingan sore Kelapa
15.00 Teh Manis
1 gls 225 ml
Anget
Nasi Tim 6 sdm 90 gr
Sup Ayam 1 mangkok kcl 75 gr
Sore
Teh Manis
19.00 1 gls 100 ml
Anget
Pepaya 1 bh 100 gr

1. Kebiasaan Makan dan Riwayat Alergi Makanan (Kualitatif)


a. Tn.M sering konsumsi teh manis anget setiap pagi dan sore
b. Selingan yang sering konsumsi oleh Tn.M adalah biskuit roma
kelapa dan perkedel
c. Tn.M tidak memiliki riwayat alergi makanan
d. Biasanya Tn.M selalu mengkonsumsi buah setiap habis makan
utama seperti melon, jeruk, dan papaya
e. Frekuensi pola makan Tn.M bisa 3 makanan utama dan 2 selingan
atau 2 makanan utama dan 2 selingan
f. Akses makanan pasien Tn.M yaitu dimasak sendiri oleh anak-
anaknya
g. Kebiasaan makan pasien Tn.M makanan yang berkuah dan sayuran
yang sering dikonsumsi toge, tahu, sop ayam, kalau sayur yang
berdaun jarang dikonsumsi, kacang panjang, buncis

219
1. Perhitungan Kebutuhan Energi dan Zat Gizi SMRS
Perhitungan kebutuhan zat gizi berdasarkan rumus Harris Benedict
(Laki-Laki) (Kemenkes RI, 2019).

Umur : 76 tahun
BBA : 54 kg
BBI : 52 kg
TB : 158 cm
IMT : 21,6 kg/m2 (Normal)
 BMR = 66 + (13,7 x BBA) + (5 x TB) – (6,8 x usia)
= 66 + (13,7 x 54) + (5 x 158) – (6,8 x usia)
= 66 + 739,8 + 790 – 516,8
= 1079
 Energi = BMR x Fa (Aktivitas ringan) x Fs
= 1079 x 1,4 x 1,1
= 1661,6 ~ 1600 kkal
 Protein = (15% x 1700 kkal) / 4 = 63,7 ~ 64 gr
 Lemak = (25% x 1700 kkal) / 9 = 47 gr
 Karbohidrat = (60% x 1700 kkal) / 4 =255 gr
 Serat = 25 gr (Kemenkes RI, 2019), diberikan untuk AKG
normal pada usia dewasa laki-laki rentang umur 65-80 tahun.

Di bawah ini tabel perbandingan asupan SMRS dengan kebutuhan


energi dan zat gizi SMRS Tn.M.

Tabel 31 Perbandingan Asupan dan Kebutuhan Gizi SMRS

Zat Gizi Kebutuhan Asupan Presentase Keterangan


Defisit
Energi
1600 1231 77% tingkat
(Kkal)
sedang

220
Defisit
Protein (gr) 64 50 78% tingkat
sedang
Lemak (gr) 47 55 118% Normal
Defisit
KH (gr) 255 155 61%
tingkat berat
Defisit
Serat (gr) 25 10 39%
tingkat berat
Sumber: WNPG 2012

Kesimpulan:

Asupan energi, protein, karbohidrat, dan serat Tn.M kurang dari


kebutuhan di mana asupan di bawah batas normal kecukupan kebutuhan
seharusnya. Sementara untuk asupan lemak sudah mencukupi kebutuhan.
Oleh karena itu, perlu adanya pengaturan asupan makan sesuai dengan
kebutuhan gizi Tn.M.

Tingkat kecukupan energi dan protein sesuai rekomendasi Widyakarya


Nasional Pangan dan Gizi (WNPG) 2012 terbagi dalam 5 kategori yaitu
(Kartono & AAB, 2012):

 Defisit tingkat berat (<70% angka kebutuhan)


 Defisit tingkat sedang (70-79% angka kebutuhan)
 Defisit tingkat ringan (80-89% angka kebutuhan)
 Normal (90-119% angka kebutuhan)
 Di atas angka kebutuhan (≥120% angka kebutuhan)

1. Pola Makan Masuk Rumah Sakit


Tabel 32 Pola Makan MRS Tn.M (Kuantitatif)

Porsi
Waktu Menu Porsi (URT)
(gram)
Pagi Nasi Tim ½p 100 gr

221
7.00 Telur BB
1 buah 55 gr
Semur
Sup Oyong +
1p 100 gr
Tahu Cina
Pepaya (Luar
1 buah 55 gr
Rs)
Selingan pagi Puding Layer
1 biji 50 gr
10.00 Strawberry
Nasi Tim ½p 100 gr
Pepes Ikan
½p 28 gr
Tuna
Tempe Bacem
1 buah 55 gr
Siang Basah
11.30 Sayur Bening
Labu Siam +
1p 100 gr
Kacang
Panjang
Melon 1 buah 55 gr
Selingan sore
Nagasari 1 biji 40 gr
14.00
Nasi Tim ½p 100 gr
Oseng Daging ½p 28 gr
Tahu Biasa BB
1 buah 55 gr
Sore Rujak
15.30 Bening Labu
1p 100 gr
Siam + Wortel
Pisang
1 buah 80 gr
Barangan

1. Perhitungan Kebutuhan Gizi Masuk Rumah Sakit


Perhitungan kebutuhan zat gizi berdasarkan rumus Mifflin (Laki-
Laki), (Kemenkes RI, 2019).

222
Umur : 76 tahun
BBA : 54 kg
BBI : 52 kg
TB : 158 cm
IMT : 21,6 kg/m2 (Normal)
 BMR = (10 x BB) + (6,25 x TB) – (5 x Usia) + 5
= (10 x 54) + (6,25 x 158) – (5 x 76) + 5
= 540 + 987,5 – 380 + 5
= 1152,5
 Energi = BMR x Fa (Aktivitas ringan) x Fs
= 1152,5 x 1,2 x 1.3
= 1797,9 kkal
 Protein = (20% x 1797,9 kkal) / 4 = 89 gr
 Lemak = (20% x 1797,9 kkal) / 9 = 39 gr
 Karbohidrat = (60% x 1797,9 kkal) / 4 = 269 gr
 Serat = 30 gr (Kemenkes RI, 2019), serat diberikan tinggi
minimal 30 gr, terutama serat tidak larut yang mudah mengikat air
sehingga feses menjadi lunak.

Di bawah ini tabel perbandingan asupan MRS dengan kebutuhan


energi dan zat gizi MRS Tn.M.

Tabel 33 Perbandingan Asupan dan Kebutuhan Gizi MRS

Zat Gizi Kebutuhan Asupan Presentase Keterangan


Defisit
Energi
1797,9 1384 77% tingkat
(Kkal)
sedang
Defisit
Protein (gr) 89 65 73% tingkat
sedang

223
Lemak (gr) 39 38 97% Normal
Defisit
KH (gr) 269 193 72% tingkat
sedang
Defisit
Serat (gr) 25 19 76% tingkat
sedang
Sumber: WNPG 2012

Kesimpulan:

Makanan yang disajikan rumah sakit belum dapat memenuhi kebutuhan


pasien Tn.M dikarenakan pasien dan keluarga pasien selalu membatasi
asupan pasien karena hemoroid grade 4 dan pasien saat itu sedang
mengalami konstipasi. Sehingga asupan Tn.M saat masuk rumah sakit
untuk asupan energi, protein, karbohidrat, dan serat termasuk kategori
defisit tingkat sedang dan asupan lemak normal.

 Riwayat Personal Pasien


 Pasien Tn.M tinggal bersama anak-anaknya
 Aktivitas sehari-hari pasien adalah menjaga warnet biasanya duduk,
baca-baca buku, kadang tiduran dan sambil mengkonsumsi cemilan
 Pasien dulunya sering mengangkat beban barang yang berat seperti
galon, meja
 Tn.M jarang sekali olahraga. Selain menjaga warnet, aktivitas lainnya
seperti pergi ke warung, duduk-duduk, masak nasi
 Pasien sering sekali konstipasi, dan makannya sedikit karena giginya
yang sudah ompong

 Terapi Obat Yang Diberikan


Nama Obat Dosis Kegunaan Efek Samping

224
Mengatasi
berbagai infeksi Nyeri perut, mual,
Ceftriaxone 2 x 1 gr bakteri yang muntah, diare dan
terjadi pada pusing
tubuh
Meredakan nyeri Sakit perut, mual,
Ketorolac 3 x 30 mg
dan peradangan muntah, sariawan
Mengatasi dan
mencegah rasa
panas pada perut, Mual, muntah, sakit
Ranitidine 2 x 50 mg
sakit perut kepala, ruam, diare
disebabkan oleh
tukak lambung
Meredakan nyeri
sedang hingga Sakit maag, kantuk,
Tramadol 100 mg
berat, seperti nyeri mual dan muntah
pascaoperasi
Ruam kulit, gatal
Menangani
Laxadin 3 x 10 ml pada kulit, diare,
masalah sembelit
mual dan muntah

III.3.3 Diagnosa Gizi


a. Domain Intake
NI-2.1 Asupan oral inadekuat berkaitan dengan pasien mengalami
pembatasan asupan makan dan penurunan nafsu makan karena penyakit
hemoroidnya ditandai dengan dengan asupan makan MRS energi 77%,
protein 73%, dan karbohidrat 72% yang menunjukkan kategori defisit
tingkat sedang.
NI-5.8.5 Asupan serat inadekuat berkaitan pasien masih mengeluh
susah BAB (konstipasi) ditandai dengan asupan serat ditandai dengan
asupan serat MRS pasien sebesar 76% termasuk defisit tingkat sedang.
b. Domain Klinik

225
NC-1.2 Kesulitan mengunyah/menggigit berkaitan asupan makan
pasien sedikit, ditandai gigi pasien tidak lengkap.
NC-2.2 Perubahan nilai lab terkait gizi protein berkaitan dengan
keadaan resti infeksi pada bagian dubur ditandai dengan kadar Hb 11
g/dL (13,2-17,3 g/dL), hematokrit 31% (40-52%), neutrophil batang
0% (3-5%), limfosit 14% (25-40%), dan neutrophil segmen 79% (50-
70%).
c. Domain Behavior
NB-1.5 Gangguan pola makan berkaitan dengan pengetahuan
keluarga terdekat pasien kurang tentang informasi gizi dan kesehatan
terkait penyakit hemoroid 4, ditandai dengan pola makan yang tidak
teratur/seimbang dan asupan zat gizi juga serat kurang dari kebutuhan
pasien
NB-2.1 Aktivitas fisik kurang ditandai pasien jarang berolahraga
ringan yang membantu pola hidup sehat pasien.

III.3.4 Intervensi
 Tujuan
1. Membantu asupan zat gizi oral mencapai batas normal dari
kebutuhan pasien
2. Membantu meningkatkan asupan serat pasien agar kembali normal
3. Memberikan makanan yang mudah dicerna dan dikonsumsi oleh
Tn.M
4. Membantu menormalkan nilai laboratorium agar kembali normal
5. Mengatur diet pasien, sumber bahan pangan yang tinggi serat yang
dianjurkan serta pentingnya olahraga dalam menunjang diet pasien
Tn.M.

 Implementasi
d. Preskripsi Diet
1. Jenis Diet : Diet Tinggi Serat dan Gizi Seimbang
2. Bentuk Makanan : Lunak (Nasi Tim)

226
3. Kode Pemesanan : NTLC BH JUS
4. Rute : Oral
5. Frekuensi : 3x makan utama dan 2x selingan
6. Syarat Diet :
 Kebutuhan energi sesuai kebutuhanya itu sebesar 1797,9 kkal
disesuaikan menurut umur, jenis kelamin, da aktivitas
 Protein sesuai dengan kebutuhan yaitu 20% dari kebutuhan
energi total sebesar 89 gram, baik yang bersumber protein
hewani atau nabati
 Lemak sesuai dengan kebutuhan yaitu 20% dari kebutuhan
energi total sebesar 39 gram dari kebutuhan total
 Karbohidrat sesuai dengan kebutuhan yaitu 60% dari
kebutuhan energi total sebesar 269 gram, diberikan dalam
jumlah cukup terutama karbohidrat kompleks dengan
kandungan serat yang lebih tinggi
 Bentuk makanan lunak dan mudah dicerna serta dikonsumsi
 Makanan yang mengandung tinggi serat dan tidak
merangsang pencernaan

e. Edukasi dan Konseling Gizi


a. Waktu : Oktober 2021
b. Lokasi : Ruang Rawat Inap Dahlia 510
c. Metode : Ceramah dan tanya jawab
d. Sasaran : Pasien dan keluarga pasien
e. Media : Leaflet
f. Materi : Diet Tinggi Serat dan Gizi Seimbang
 Pengertian diet
 Sasaran diet yang diberikan
 Tujuan diet
 Penyebab gangguan pada penyakit terkait
 Pengaturan diet pada penyakit terkait dan pasca bedah
 Bahan makanan yang menunjang diet pasien Tn.M

227
 Isi edukasi gizi seimbang (definisi, 4 pilar gizi seimbang, 10
pesan gizi seimbang, dan isi piringku)

III.3.5 Monitoring dan Evaluasi


 Rencana Monitoring dan Evaluasi
indikator Metode Waktu Target
Asupan makan mencapai ≥90%
dari kebutuhan
 Energi 1797,9 kkal
Asupan Food weighing 2 hari  Protein 89 gr
 Lemak 39 gr
 Karbohidrat 269 gr
 Serat 25 gr
Pemantauan
Antropometri 1 hari Mempertahankan berat badan ideal
berat
Pemantauan
Mempertahankan klinis pasien
Klinis pemeriksaan 2 hari
tetap normal
rekam medis
Pemeriksaan
Fisik fisik dan 2 hari Keluhan berkurang
wawancara
Memantau dan memperbaiki kadar
biokimia pasien agar mencapai
nilai normal
 Hb (13,2-17,3 g/dL)
Pemeriksaan
Biokimia 2 hari  Hematokrit (40-50%)
biokimia
 Neutrophil batang (3-5%)
 Neutrophil segmen (50-70%)
 Limfosit (25-40%)
 GDS (<200 mgdL)

228
Pasien dan keluarga memahami
info yang disampaikan
11. Bagaimana mengatur diet
hemoroid?
12. Aktivitas apa saja yang dapat
Pengetahuan Edukasi 1 hari
menyebabkan hemoroid?
13. Apa dimaksud dengan
makanan yang gizi seimbang?
14. Sumber makanan apa saja
yang mengandung tinggi serat?

 Asupan Makan Pasien


E P L KH Serat
1797,9 kkal 89 gr 39 gr 269 gr 30 gr
Keb
% % % % %
Kkal gr gr gr gr
Asupan Asupan Asupan Asupan Asupan
Hari
1319,67 73% 65 73% 37,9 97% 178,8 66% 27,34 91%
ke-1
Hari
1380 77% 73 82% 38 97% 207 77% 27,9 93%
ke-2
Asupan energi, protein, lemak dan karbohidrat sudah baik, terdapat peningakatan
% asupan setiap intervensinya. Walaupun asupan makan masih belum memenuhi
presentasi kecukupan gizi pasien <90% dari kebutuhan.

 Pemeriksaan Biokimia Pasien


Hasil
Nilai
Indikator 13/10/21 14/10/21
Rujukan
Hasil Capaian Hasil Capaian
11 15,5 13,2 – 17,3
Hemoglobin Rendah Normal
g/dL g/dL g/dL

229
Hematokrit 31% Rendah 48% Normal 40 – 52%
Neutrofil
0% Rendah 1% Rendah 3 – 5%
Batang
Neutrofil
79% Tinggi 66% Normal 50 – 70%
Segmen
Limfosit 14% Rendah 28% Normal 25 – 40%
Kesimpulan:

Pada pemeriksaan biokimia pasien di hari ke-2 rawat inap, kadar Hb, hematokrit,
neutrofil segmen, dan limfosit sudah mencapai angka normal. Namun untuk
neutrophil batang masih rendah karena dalam proses penyembuhan pasca bedah.
Yaitu untuk kadar Hb pasien 15,5 g/dL, hematokrit 48%, neutrophil batang 1%,
neutrophil segmen 66%, dan limfosit pasien 28%.

 Pemeriksaan Fisik Pasien


Hasil
Indikator
13/10/21 14/10/21
Gangguan rasa
(+) (+)
nyaman
Nyeri (+) (+)
Penurunan nafsu
(+) (-)
makan
Lemas (+) (+)
Konstipasi (+) (-)
Kesimpulan:

Pada pemeriksaan fisik pasien Tn.N di hari ke-2 intervensi pasien masih mengalami
gangguan rasa nyaman dan nyeri di bagian dubur sudah mulai berkurang karena
pasca operasi di hari pertama intervensi. Untuk asupan makanan pasien sudah
membaik, badan tidak begitu lemas, dan sudah tidak konstipasi lagi.

230
 Pemeriksaan Klinis Pasien

Hasil
Nilai
Indikator 13/10/21 14/10/21
Normal
Hasil Capaian Hasil Capaian

90/60 –
Tekanan 154/76 112/82
Normal Normal 120/80
Darah mmHg mmHg
mmHg
Frekuensi 20 20 14-20
Normal Normal
Pernapasan kali/menit kali/menit kali/menit
Suhu
36 oC Normal 36 oC Normal 36 -37 oC
Tubuh
Frekuensi 64 65 60 -100
Normal Normal
Nadi kali/menit kali/menit kali/menit
Kesimpulan:

Pada pemeriksaan klinis pasien di hari ke-2 rawat inap, tekanan darah, frekuensi
pernapasan, suhu tubuh, dan frekuensi nadi pasien sudah mencapai angka normal,
yaitu tekanan darah pasien 112/82 mmHg, frekuensi pernapasan pasien 20
kali/menit, suhu tubuh pasien 36 oC, dan frekuensi nadi pasien 65 kali/menit.

231
BAB IV

PENUTUP

IV.1 Kesimpulan
a. Hasil skrining Tn.M diperoleh skor 2 yang berarti mengalami malnutrisi
sedang
b. Tn.M memiliki BB 54 kg dan TB 158 cm sehingga memiliki IMT 21,6 kg/m2
status gizi tergolong normal
c. Hasil Hb, hematokrit, neutrophil batang, dan limfosit rendah sedangkan pada
neutrophil segmen tinggi. Hal tersebut mengindikasi bahwa Tn.M mengalami
infeksi dan resiko resti infeksi dari hemoroid grade 4 yang dideritanya
d. Pemeriksaan klinis Tn.M sudah normal sehingga harus dipertahankan agar
tetap normal
e. Pemeriksaan fisik Tn.M ditemukan ada gangguan rasa nyaman, nyeri di
bagian dubur, kesulitan BAB (konstipasi), penurunan nafsu makan, dan lemas
f. Tn.M diberi intervensi dengan preskripsi diet tinggi serat sebesar 30 gr yang
dibarengi dengan gizi seimbang
g. Rencana monitoring dilakukan dalam jangka waktu 2 hari dengan indicator
asupan, keluhan fisik klinis, dan pengetahuan.

IV.2 Saran
a. Tn.M disarankan untuk mengonsumsi makanan sesuai dengan diet pasca
operasi yaitu tinggi serat dan gizi seimbang
b. Adanya koordinasi dan tenaga kesehatan untuk terus memantau
perkembangan pasien secara berkala
d. Adanya partisipasi keluarga terdekat pasien dalam pengaturan pola makan
pasien yang menunjang keberhasilan diet pada pasien Tn.M terutama pada
keluarga yang mengolah menu makanan.

232
DAFTAR PUSTAKA

Aigner, F. (2017). Hemorrhoids. In Coloproctology (pp. 37–46). Springer.

Kartono, D., & AAB, J. (2012). Ringkasan angka kecukupan gizi (AKG) yang
dianjurkan bagi orang Indonesia 2012. Conference Paper. Widyakarya
Nasional Pangan Dan Gizi (WNPG) X, 20–21.

Kemenkes RI. (2019a). Tabel Batas Ambang indeks Massa tubuh (IMT). Direktorat
P2PTM. http://p2ptm.kemkes.go.id/infographic-p2ptm/obesitas/tabel-
batas-ambang-indeks-massa-tubuh-imt

Kemenkes RI, R. (2019b). KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK


INDONESIA NOMOR HK. 01.07/MENKES/555/2019 TENTANG
PEDOMAN NASIONAL PELAYANAN KEDOKTERAN.

Murbawani, E. A. (2006). Wasir Karena Kurang Serat. Online. Tersedia Dari Www.
Suaramerdeka. Com.

Muttaqin, A., & Sari, K. (2011). Gangguan gastrointestinal: Aplikasi asuhan


keperawatan medikal bedah. Jakarta: Salemba Medika.

Nurarif, A. H., & Kusuma, H. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan


Diagnosa Medis & NANDA.

Prakoso, L. G. (2017). HUBUNGAN JENIS, FREKUENSI, DAN LAMA


PEKERJAAN DENGAN DERAJAT HEMOROID DI RST KARTIKA
HUSADA KUDUS [PhD Thesis]. UNIMUS.

Pusparani, C. A., & Purnomo, S. (2019). Hemorrhoid artery ligation and recto-anal
repair treatment for hemorrhoid: A case series. Bali Medical Journal, 8(3),
550.

Suprijono, M. A. (2021). Hemorrhoid. Majalah Ilmiah Sultan Agung, 44(118), 23–


38.

233
LAMPIRAN 1. ASUPAN SMRS

Nama Bahan Berat Energi Protein Lemak KH Serat


Waktu
Makanan Makan (gr) (kkal) (gr) (gr) (gr) (gr)

Beras 13 46 1 0,22 10 0,02

Bubur Santan 15 18,3 0,3 1,5 1,14 0,21

Kecap 3 2,13 0,1 0,039 0,27 0

Tahu Tahu 80 64 8,72 3,76 0,64 0,08


Pagi
goreng Minyak 2 22,1 0 2,5 0 0
(08.00)
Jeruk Jeruk 70 31,5 0,63 0,14 7,84 0,98

Teh 3 9 0,84 0,144 1,6 0,2


Teh manis
Gula
anget 3 11,8 0 0 2,82 0
pasir

SUBTOTAL 224,83 11,59 8,303 28,31 1,79

Biskuit
roma Biskuit 22 105,9 1,6 4 15,48 0
kelapa
Selingan
Kentang 30 18,6 0,63 0,06 4 0,15
(10.00)
Perkedel Telur 15 23,1 1,86 1,62 0,105 0

Minyak 2 22,1 0 2,5 0 0

SUBTOTAL 169,7 4,09 8,18 24,59 0,15

Nasi tim Beras 20 71,4 1,68 0,34 15,42 0,04


Siang
Ayam 55 163,9 10 13,75 0 0
(13.00) Sup ayam
Kentang 30 18,6 0,63 0,06 4 0,15

234
Wortel 15 5,4 0,15 0,09 1,185 0,15

Buncis 15 5,1 0,36 0,045 1,08 0,285

Minyak 1 8,08 0 1 0 0

Tempe 28 42 3,92 2 2,5 0,39

Tempe Gula
5 18,4 0 0 4,6 0
bacem merah

Minyak 2 22,1 0 2,5 0 0

Melon Melon 100 37 0,6 0,4 7,8 1

SUBTOTAL 391,98 18,34 20,2 46,6 2,72

Biskuit
roma Biskuit 16 77 1,185 2,96 11 0
kelapa
Selingan
(15.00) Teh 3 9 0,84 0,144 1,6 0,2
Teh manis
anget Gula
3 11,8 0 0 2,82 0
pasir

SUBTOTAL 97,8 2,03 3,1 15,42 0,2

Nasi tim Beras 23 82 1,9 0,391 17,7 0,046

Ayam 55 163,9 10 13,75 0 0

Kentang 30 18,6 0,63 0,06 4 0,15


Sore
Sup ayam Wortel 15 5,4 0,15 0,09 1,185 0,15
(19.00)
Buncis 15 5,1 0,36 0,045 1,08 0,285

Minyak 1 8,08 0 1 0 0

Teh 2 6 0,566 0,096 1 0,19

235
Teh manis Gula
3 11,8 0 0 2,82 0
anget pasir

Pepaya Pepaya 100 46 0,5 0,1 12,2 1,6

SUBTOTAL 346,9 14,1 15,5 40 4,77

TOTAL ASUPAN 1231 50 55 155 10

TOTAL KEBUTUHAN 1600 64 47 255 25

PERSENTASE (%) 77% 78% 118% 61% 39%

236
LAMPIRAN 2. ASUPAN MAKAN MRS

Nama Bahan Berat Energi Protein Lemak KH Serat


Waktu
Makanan Makanan (gr) (kkal) (gr) (gr) (gr) (gr)

Nasi tim Beras 25 89 2,1 0,425 19 0,05

Telur 55 84,7 6,82 5,94 0,385 0


Telur BB
Kecap 3 2,13 0,1 0,039 0,27 0
semur
Minyak 2 22,1 0 2,5 0 0
Pagi
Oyong 50 9,5 0,4 0,1 2,05 0,65
(06.30) Sup
oyong + Tahu 50 40 5,45 2,35 0,4 0,05
tahu cina
Minyak 1 8,08 0 1 0 0

Buah Jus
Pepaya 55 25,3 0,275 0,055 6,71 0,88
Pepaya

SUBTOTAL 380,81 18,145 12,409 48,815 1,63

Agar rasa
5 12,5 0 0 5 2,5
Pudding strawberry
Snack
layer
(09.00) Gula pasir 3 11,8 0 0 2,8 0
strawberry
Susu 15 9,15 0,48 0,5 0,64 0

SUBTOTAL 33,45 0,48 0,5 8,44 2,5

Nasi tim Beras 25 89 2,1 0,425 19 0,05

Siang Pepes Ikan tuna 28 30,24 6,5 0,266 0 0

(12.00) ikan tuna Minyak 2 22,1 0 2,5 0 0

Tempe 55 82,5 7,7 4 5 0,77

237
Tempe Gula
5 18,4 0 0 4,6 0
bacem merah

basah Minyak 2 22,1 0 2,5 0 0

Sayur
Labu siam 50 15 0,3 0,05 3,35 3,1
bening
labu siam
Kacang
+ kacang 50 15,5 1,15 0,05 2,65 1,35
panjang
panjang

Buah Jus
Melon 55 20,35 0,33 0,22 4,29 0,55
Melon

SUBTOTAL 415,19 20,08 10,011 38,89 6,82

Tepung
15 52,95 1,05 0,075 12 0,36
beras
Snack
Nagasari Gula pasir 3 11,8 0 0 2,8 0
(14.00)
Pisang
10 10,9 0,08 0,05 2,63 0,57
kepok

SUBTOTAL 75,65 1,13 0,125 17,43 0,93

Nasi tim Beras 25 89 2,1 0,425 19 0,05

Daging
28 76,44 4,9 6,16 0 0
sapi
Oseng
Sore daging Kecap 3 2,13 0,1 0,039 0,27 0

(17.00) Minyak 2 22,1 0 2,5 0 0

Tahu Tahu 55 44 5,995 2,585 0,44 0,055

biasa BB Pasta
rujak 5 4,1 0,216 0,02 0,94 0,22
tomat

238
Minyak 2 22,1 0 2,5 0 0

Bening Labu siam 50 15 0,3 0,05 3,35 3,1


labu siam
+ wortel Wortel 50 18 0,5 0,3 3,95 0,5

Pisang
Pisang 80 86,4 0,8 0,64 19,44 1,52
barangan

SUBTOTAL 379,27 24,911 15,219 57,39 6,445

TOTAL ASUPAN 1384 65 38 193 22,7

TOTAL KEBUTUHAN 1797,9 89 39 269 30

PERSENTASE (%) 77% 73% 97% 72% 76%

239
LAMPIRAN 3. MENU PERENCANAAN INTERVENSI 1

Bahan Berat E P L KH Serat


Waktu Menu
Makan (gr) (kkal) (gr) (gr) (Gr) (gr)

Nasi Tim Beras 50 180 4,2 0,8 39 0,2

Rolade Ayam 50 150 7,06 11,04 0 0


Ayam
Minyak 2 18,01 0 2 0 0
(LC)
Pagi

(06.30) Wortel 65 23,4 2,02 0,4 6,03 1


Sup
Makaroni Makaroni 35 130,05 3 0,1 31 4,9
Wortel
Minyak 2 18,01 0 2 0 0

Total 519,47 16,28 16 76,03 6,1

Kacang
40 130 10,03 0,6 24 7,5
Hijau
Snack Bubur
Gula
Pagi Kacang 6 18,4 0 0 5,52 0
Merah
(09.00) Hijau
Gula
5 20 0 0 4,7 0
Pasir

Total 150 12,01 0,6 28,7 7,5

Nasi Tim Beras 50 179 4,2 0,8 39 0,2

Oseng Daging 40 140,05 10 7,1 0 0


Siang
Daging
(12.00) Kecap 15 11,5 1,06 0,2 3 0
(LC)

Tahu 50 42,3 4,02 0,45 0,4 0,1

240
Perkedel
Tahu
Telur 35 55,2 4 2 1,5 0
Panggang
(L)

Wortel 65 23,4 2,02 0,4 7,23 1

Sup Buncis 50 17 1 0,2 3,6 1,9

Sayuran Kentang 10 8,03 0,2 0,02 2,5 0,5

Minyak 2 18,01 0 2 0 0

BH Jus Buah
100 59,7 3,05 0,1 16,25 1,6
Pepaya Pepaya

Total 554,19 29,55 13 73,48 5,3

Tepung
10 33,3 0,7 0,1 8,2 2,4
Kue Beras
Snack Talam
Labu
Sore Labu 35 18,5 0,5 1,05 3,5 2,7
Kuning
(14.00) Kuning
DM Gula
5 20 0 0 4,7 0
Pasir

Total 71,8 1,2 1,15 16,4 5,1

Nasi Tim Beras 50 179 4,2 0,8 39 0,2

Ikan Ikan
45 49,01 10 0,3 0 0
Sore Tuna Tuna
Gulai
(17.00)
Suwir Minyak 2 18,01 0 2 0 0
Halus

Tempe 55 84,2 5,46 1,23 8,13 1,4

241
Oseng
Tempe
Minyak 2,5 22,1 0 2,5 0 0
BB
Kuning

Bening Kacang
30 13,06 0,6 0,03 2,63 2,7
Kacang Panjang
Panjang
Labu
+ Labu 70 36,5 3 0,3 1,35 6,2
siam
Siam

Buah Jus
Melon 150 55,5 0,9 0,6 11,7 1
melon

Total 401,88 23,26 7 51,11 11,5

Total Keseluruhan 1752,84 84,2 38,52 270 35,5

Kebutuhan 1797,9 89 39 269 30

Presentase % 97% 95% 99% 100% 118%

242
LAMPIRAN 4. MENU PERENCANAAN INTERVENSI 2

Bahan Berat E L KH Serat


Waktu Menu P (gr)
Makan (gr) (kkal) (gr) (gr) (gr)

Nasi
Beras 50 179 4,2 0,8 39 0,2
Tim

Oseng Daging 75 216 20,4 7,8 0 0


Pagi Daging
Kecap 15 11,5 0,76 0,2 2,91 0
(06.30) LC

Bening
Labu
labu 125 38 0,75 0,1 8,375 7,75
Siam
siam

Total 444 26,11 8,9 50,285 7,95

Agar
5 13,33 0 0 0,6 5,9
plain

Snack Bubuk
Pudding 6 24 1,2 1,12 3 2,6
Pagi cocoa
Batik

(09.00) Coklat Susu 35 23,6 1,12 1,22 2,6 0

Gula
5 20 0 0 4,7 0
pasir

Total 80,88 2,32 2,34 10,9 8,5

Nasi
Beras 50 179 4,2 0,8 39 0,2
Tim
Siang
Oseng Ayam 50 149 9,1 10,3 0 0
(12.00)
ayam
Kecap 15 11,5 0,76 0,2 2,91 0
LC

243
Tempe 55 82,5 7,7 0,4 5 1,4
Tempe
BB Tomat 25 6 0,325 0,12 1,175 1,5
tomat
Minyak 2 18,01 0 2 0 0

Bayam 75 12 0,675 0,3 2,175 0,7

Sup Wortel 25 10,03 0,25 0,1 1,975 1


Bayam
Tomat 5 1,2 0,065 0,02 0,235 1,5
Wortel
Minyak 2 18,01 0 2 0 0

Jus Buah
150 82,5 2,75 0,5 23,05 2,4
Pepaya Pepaya

Total 569,75 25,825 16,74 75,52 8,7

Tepung
20 68,7 3,7 3,1 14,23 0,3
terigu

Snack
Bolu Telur 15 28,4 6,7 1,25 18,9 0
Sore
Pelangi
(14.00) Gula
5 20 0 0 4,7 0
pasir

Santen 3 8 0,06 1 1,62 1,4

Total 134,42 10,566 5,35 39,846 1,7

Nasi
Beras 50 179 4,2 0,8 39 0,2
Sore Tim

(17.00) Telur Telur


60 107,4 8,16 1,05 4,05 0
Asin bebek

244
Tahu
BB Tahu 50 40 5 2 0,4 0,1
Kuning

Wortel 50 20,08 1 0,6 10 1

Daun
15 11,03 3,25 0,1 0 0,27
bawang
Sup
Sayuran Kentang 36 26,03 0,8 0,07 8,96 0,5

Tomat 5 1,2 0,015 0,02 3,04 1,5

Minyak 2,5 22,1 0 2,5 0 0

Jus Buah
150 59 0,9 0,6 13,7 1
Melon Melon

Total 465,34 23,325 7,74 79,15 4,57

Total Keseluruhan 1744,39 88 41,07 255,7 31,42

Kebutuhan 1797,9 89 39 269 30

Presentase % 97% 99% 105% 95% 105%

245
LAMPIRAN 5. LEAFLET

 Diet Tinggi Serat

246
 Diet Gizi Seimbang

247
LAMPIRAN 6. DOKUMENTASI

 Pengukuran Tilut dan LILA

 Ditribusi Makanan Utama dan Selingan

248
 Sisa Makanan

 Edukasi

249
LAPORAN STUDI KASUS MENDALAM

PENATALAKSANAAN GIZI
PADA KASUS TROMBOSITOPENIA, DIABETES MELLITUS TIPE 2,
HIPERTENSI TINGKAT 2
RUANG RAWAT INAP FLAMBOYAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PASAR REBO

Disusun Oleh :
Gita Amelia 1810714025

PROGRAM STUDI GIZI PROGRAM SARJANA


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAKARTA
2021

250
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan studi kasus mendalam Trombositopenia, Diabetes Mellitus Tipe 2,


Hipertensi Tingkat 2 dibuat dan diajukan sebagai syarat kelengkapan dan bukti
kegiatan Magang Manajemen Asuhan Gizi Klinik (MAGK) di Rumah Sakit Umum
Daerah Pasar Rebo. Tahun Ajaran 2021/2022.

Disusun oleh :
Gita Amelia 1810714025

Telah disetujui oleh:

Pembimbing Magang MAGK


Rumah Sakit Umum Daerah Pasar Dosen Pembimbing Magang MAGK
Rebo

Okta Setya Asmaji, S.Gz., RD Iin Fatmawati Imrar, S.Gz, MPH


NIP/NIK. ……………. NIDN. 0005128606

251
BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Transisi pola penyakit dalam beberapa dasawarsa ini telah bergeser dari
penyakit infeksi menular kepenyakit tidak menular atau penyakit degenaratif.
Hingga saat ini penyakit degeneratif telah menjadi penyebab kematian terbesar di
dunia. Bahkan hal ini berimbas kepada kerugian yang telah dialami oleh beberapa
negara di dunia. Sebanyak 38 juta (68%) dari 56 juta kematian di dunia pada tahun
2012 disebabkan oleh penyakit degeneratif (WHO, 2014).

Menurut World Health Rankings, angka kematian akibat hipertensi di


Indonesia adalah 14,41 per 100.000 penduduk dan berada di peringkat ke-87 dari
183 negara. Data Riskesdas 2018 menunjukkan ada peningkatan kasus hipertensi
sejak tahun 2013, yaitu dari 25,8% menjadi 34,1%, serta peningkatan kasus
Diabetes Melitus (DM) tipe 2 dari 6,9% menjadi 8,5%. Data Kementerian
Kesehatan menyatakan bahwa sepanjang paruh pertama tahun 2018 hipertensi
menduduki urutan pertama dalam daftar penyakit tidak menular dengan
jumlah 185.857 kasus. Jumlah ini merupakan 4 kali lipat lebih banyak dari
penyakit DM yang menduduki peringkat kedua.

Diabetes Melitus (DM) merupakan salah satu penyakit yang prevalensinya


terus mengalami peningkatan di dunia, baik pada negara maju ataupun negara
berkembang, sehingga dikatakan bahwa DM sudah menjadi masalah kesehatan
atau penyakit global pada masyarakat. DM sebagai permasalahan global terus
meningkat prevalensinya dari tahun ke tahun baik di dunia maupun di Indonesia.
Jumlah penderita DM tipe 1 sebanyak 5-10% dan DM tipe 2 sebanyak 90-95% dari
penderita DM di seluruh dunia (ADA, 2020). Menurut Riset Kemenkes tahun
2017, angka penderita DM tipe 2 mencapai 21,3 juta jiwa. Sebanyak 31 Provinsi
di Indonesia menunjukkan kenaikan prevalensi Diabetes Melitus yang cukup
berarti.

252
Berdasarkan data International Diabetes Federation (IDF) prevalensi DM
global pada tahun 2019 diperkirakan 9,3% (463 juta orang), naik menjadi 10,2%
(578 juta) pada tahun 2030 dan 10,9% (700 juta) pada tahun 2045 (IDF, 2019).
Pada tahun 2015, Indonesia menempati peringkat 7 sebagai negara dengan
penyandang DM terbanyak di dunia, dan diperkirakan akan naik peringkat 6 pada
tahun 2040 (Perkeni, 2019).

Diabetes sendiri adalah suatu penyakit menahun yang ditandai dengan kadar
glukosa darah (gula darah) melebihi normal yaitu kadar gula darah sewaktu sama
atau lebih dari 200 mg/dl, dan kadar gula darah puasa di atas atau sama dengan 126
mg/dl (Misnadiarly, 2006). DM dikenal sebagai silent killer karena sering tidak
disadari oleh penyandangnya dan saat diketahui sudah terjadi komplikasi
(KEMENKES, 2014). DM dapat menyerang hampir seluruh sistem tubuh manusia,
mulai dari kulit sampai jantung yang menimbulkan komplikasi. Diabetes Mellitus
terbagi menjadi 2, yaitu: DM Tipe 1 dan DM Tipe 2.

Diabetes Mellitus Tipe 2 adalah penyakit gangguan metabolik yang ditandai


oleh kenaikan gula darah akibat penurunan sekresi insulin oleh sel beta pankreas
dan atau ganguan fungsi insulin (resistensi insulin). Diabetes melitus tipe 2 bukan
disebabkan oleh kurangnya sekresi insulin, namun karena sel sel sasaran insulin
gagal atau tidak mampu merespon insulin secara normal. Keadaan ini lazim disebut
sebagai “resistensi insulin”. Resistensi insulin banyak terjadi akibat dari obesitas
dan kurang nya aktivitas fisik serta penuaan. Kadar gula darah DM tipe 2 yang
tidak terkontrol dapat memicu berbagai macam komplikasi pada pembuluh darah
sehingga pembuluh darah membesar dan mempengaruhi tekanan darah. Pada
penderita DM, kadar glukosa darah meningkat (hiperglikemia) sehingga terjadi
resistensi cairan intravaskular yang berakibat pada peningkatan volume cairan
tubuh serta diikuti dengan kerusakan sistem vaskular yang menyebabkan
peningkatan resistensi arteri perifer. Kedua keadaan ini yang menjadi dasar
terjadinya hipertensi.

Pada DM tipe 2 terjadi disfungsi dari trombosit. Terjadinya hiperglikemia yang


menjadi gejala awal penyakit DM Tipe 2 akan menyebabkan disfungsi trombosit
yang mengakibatkan trombopoeisis yang mempercepat agregasi trombosit

253
disebabkan peningkatan dua kali lipat pergantian trombosit yang mengakibatkan
terjadinya trombositopenia (HASANAH, 2019).

Penyebab DM tipe 2 yang memicu komplikasi lainnya diantaranya


genetik/riwayat keluarga selain itu faktor pola hidup masyarakat yang kurang sehat
seperti pola makan, aktivitas, kelola stress, dan faktor usia. Dengan demikian
tingginya diabetes mellitus tipe 2 di Indonesia mengindikasikan bahwa kesadaran
akan pola hidup yang sehat pada masyarakat Indonesia masih rendah. Berdasarkan
hal-hal tersebut, maka perlu dilakukannya pelayanan gizi klinis hingga proses
monitoring dan evaluasi yang sistematis sehingga menghindari pasien dari kondisi
komplikasi lainnya. Oleh karena itu, penulis melakukan studi kasus pada pasien
dengan diagnosa medis Trombositopenia, Diabetes Mellitus Tipe 2, dan Hipertensi
Tingkat II dalam Praktik Kerja Lapangan Manajemen Asuhan Gizi Klinik
(MAGK) di RSUD Pasar Rebo 2021.

I.2 Tujuan
I.2.1 Tujuan Umum
Mahasiswa mampu melaksanakan proses asuhan gizi terstandar kepada
pasien dengan diagnosa trombositopenia, diabetes mellitus II dan hipertensi
tingkat II di Ruang Rawat Inap Mawar RSUD Pasar Rebo Jakarta Timur.
I.2.2 Tujuan Khusus
1. Mahasiswa mampu melakukan anamnesa riwayat gizi pada pasien
rawat inap dengan trombositopenia, DM II, dan hipertensi II
2. Mahasiswa mampu mengkaji data melalui assessment gizi
3. Mahasiswa mampu menghitung kebutuhan gizi pasien.
4. Mahasiswa mampu menentukan diagnosis gizi pada pasien.
5. Mahasiswa mampu melakukan intervensi gizi meliputi: tujuan
intervensi, syarat diet, dan preskripsi diet, serta menyusun menu diet
untuk pasien.
6. Mahasiswa mampu menyusun diet pasien sesuai dengan kebutuhan
yang telah direncanakan.

254
7. Mahasiswa mampu memberikan edukasi dan konseling gizi kepada
pasien.
8. Mahasiswa mampu melakukan monitoring dan evaluasi kepada
pasien.
9. Mahasiswa mampu melakukan comestock sisa makanan pasien.

I.3 Manfaat
I.3.1 Bagi Mahasiswa
Dapat meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam menerapkan ilmu
yang telah didapat selama perkuliahan khususnya dalam Proses Asuhan Gizi
Terstandar (PAGT) mengenai penatalaksanaan diet diabetes mellitus,
rendah garam dan gizi seimbang.
I.3.2 Bagi Institusi RSUD Pasar Rebo
Meningkatkan kualitas akademik program studi dan penunjang dalam
proses praktik pembelajaran di lapangan. Menambah informasi dan
pengetahuan terkait diet diabetes mellitus, hipertensi dan gizi seimbang
melalui konseling dan edukasi yang berikan kepada pasien dan keluarga
pasien
I.3.3 Bagi Institusi UPN Veteran Jakarta
Dapat memberikan informasi dan menambah pengetahuan dalam
pelaksanaan diet pada pasien Trombositopenia, Diabetes Mellitus II, dan
Hipertensi II, serta sebagai bahan evaluasi dalam meningkatkan pelayanan
gizi di Rumah Sakit yang akan berdampak pada kepuasan pasien.

I.4 Waktu dan Tempat


Kasus mendalam Trombositopenia, Diabetes Mellitus Tipe 2, dan Hipertensi
Tingkat II pada pasien Tn.N dilakukan pada hari Jumat, 29 Oktober s.d 31 Oktober
2021. Dilakukan di Ruang Inap Flamboyan 409 di RSUD Pasar Rebo.

255
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Gambaran Umum, Penyakit, Etiologi, dan Patofisiologi


II.1.1 Gambaran Umum Penyakit
 Diabetes Mellitus Tipe 2
Diabetes Melitus (DM) yaitu penyakit metabolik berupa kumpulan
gejala akibat meningkatnya jumlah kadar gula dalam darah (hiperglikemia)
yang disebabkan karena kelainan sekresi pada insulin, kerja insulin atau
bahkan keduanya. Hiperglikemia menyebabkan gula darah menjadi
tertumpuk di dalam darah sehingga gagal untuk masuk ke sel. Gagalnya itu
akibat dari berkurangnya jumlah hormon insulin atau bahkan cacat fungsi
insulin. DM tipe 2 merupakan DM yang disebabkan karena penurunan jumlah
insulin yang di produksi (Brunner, 2014).
Apabila kejadian DM tidak dilakukan tindakan pencegahan maka
jumlah penderita DM akan terus menerus mengalami peningkatan tanpa ada
penurunan jumlah kejadian DM. Penderita DM hanya bisa mengontrol dan
memperlambat komplikasi karena penyakit ini tidak dapat disembuhkan. DM
tipe 2 disebut penyakit lama dan tenang karena cenderung lambat dalam
mengeluarkan gejala dan banyak orang menyadari jika dirinya terdiagnosa
DM setelah berusia lebih dari 40 tahun dan gejala yang ditimbulkan tidak
terlalu tampak. Semakin lama penderita DM menderita DM maka juga
berisiko memiliki komplikasi yang bersifat jangka panjang berupa
mikroangiopati dan makrongiopati serta komplikasi jangka pendek yang
dapat menyebabkan kematian (Novitasari, 2012).

 Hipertensi
Tekanan darah merupakan tekanan yang berasal dari jantung yang
berfungsi untuk menggerakkan darah keseluruh tubuh sehingga sangat
penting pada sistem

256
sirkulasi tubuh manusia. Tekanan darah tinggi atau yang disebut dengan
hipertensi merupakan penyakit yang berbahaya di dalam dunia medis karena
penyakit tersebut dapat menyebabkan kematian pada setiap orang.
Umumnya, seseorang dikatakan mengalami hipertensi jika tekanan darah
berada di atas 140/90 mmHg. Hipertensi dibedakan menjadi dua macam,
yakni hipertensi primer (esensial) dan hipertensi sekunder. Hipertensi dipicu
oleh beberapa faktor risiko, seperti faktor genetik, obesitas, kelebihan asupan
natrium, dislipidemia, kurangnya aktivitas fisik, dan defisiensi vitamin D.
Menurut The Seventh Report Of the Joint National Committee on
Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Preasure
(JNC VII) klasifikasi tekanan darah pada orang dewasa terbagi menjadi
kelompok normal, prahipertensi, hipertensi derajat 1, dan derajat 2
(Anggriani, 2016).

 Trombositopenia
Trombosit merupakan komponen darah yang berperan dalam proses
pembekuan darah. Trombosit yang berperan dalam pembekuan darah ini bisa
turun (trombositopenia) apabila dalam keadaan tidak normal. Penyebab
trombosit karena dua hal yaitu kerusakan trombosit di peredaran darah, atau
kurangnya produksi trombosit di sumsum tulang.
Hiperglikemia, hiperinsulinemia dan resistensi insulin yang terjadi
secara berkepanjangan dapat meningkatkan aktivitas koagulasi dari sitem
hemostasis. Perubahan keseimbangan hemostasis ini menyebabkan penderita
diabetes melitus berada dalam keadaan hiperkoagulasi. Pada pasien dengan
diabetes melitus terjadi disfungsi dari trombosit, dimana terjadi peningkatan
adhesi dan aktivitas trombosit pada respon agonis sehingga dapat
menyebabkan terjadinya peningkatan agregasi trombosit.
Perubahan daya beku darah menjadi salah satu faktor utama yang
berperan dalam patofisiologi terjadinya thrombosis. Trombosis adalah suatu
keadaan dimana terjadi pembekuan massa abnormal yang berasal dari
komponen-komponen darah di dalam system peredaran darah.

257
Terjadinya thrombosis pada penderita DM dapat menyebabkan terjadinya
trombositopenia (Benyamin & Gustaviani, 2006).

II.1.2 Etiologi Penyakit


Kombinasi antara faktor genetik, faktor lingkungan, resistensi insulin
dan gangguan sekresi insulin merupakan penyebab DM tipe 2. Faktor
lingkungan yang berpengaruh seperti obesitas, kurangnya aktivitas fisik,
stres, dan pertambahan umur. Faktor risiko juga berpengaruh terhadap
terjadinya DM tipe 2.
Beberapa faktor risiko diabetes melitus tipe 2 antara lain berusia ≥ 40
tahun, memiliki riwayat prediabetes ( A1C 6,0 % - 6,4 % ), memiliki riwayat
diabetes melitus gestasional, memiliki riwayat penyakit vaskuler, timbulnya
kerusakan organ karena adanya komplikasi, penggunaan obat seperti
glukokortikoid, dan dipicu oleh penyakit seperti HIV serta populasi yang
berisiko tinggi terkena diabetes melitus seperti penduduk Aborigin, Afrika,
dan Asia (Ekoé et al., 2008).
Klasifikasi etiologi diabetes melitus adalah sebagai berikut (Perkeni, 2011):
a) Tipe 1 (destruksi sel β).
b) Tipe 2 (dominan resistensi insulin, defisiensi insulin relatif, dan disertai
resistensi insulin).
c) Diabetes tipe lain,yaitu:
1. Defek genetik fungsi sel β.
2. Defek genetik kerja insulin.
3. Penyakit eksokrin pankreas.
4. Endokrinopati.
5. Pengaruh obat.
6. Infeksi.
7. Imunologi.
8. Sindrom genetik lain seperti sindrom down.
d) Diabetes melitus gestasional.

II.1.3 Patofisiologi Penyakit

258
1. Resistensi insulin
2. Disfungsi sel B pancreas
Pada DM terjadi gangguan pada reaksi RIS (Receptor Insulin Substrate)
sehingga menurunkan jumlah transporter glukosa terutama GLUT 4 yang
mengakibatkan berkurangnya distribusi glukosa kejaringan yang
menyebabkan penumpukan glukosa darah yang pada akhirnya akan
menimbulkan hiperglikemia atau meningkatnya kadar gula darah dalam
tubuh.

DM tipe 2 bukan disebabkan oleh kurangnya sekresi insulin, namun


karena

sel sel sasaran insulin gagal atau tidak mampu merespon insulin secara
normal. Keadaan ini lazim disebut sebagai “resistensi insulin.” Resistensi
insulin banyak terjadi akibat dari obesitas dan kurang nya aktivitas fisik serta
penuaan. Pada penderita DM tipe 2 dapat juga terjadi produksi glukosa
hepatik yang berlebihan namun tidak terjadi pengrusakan sel-sel B langerhans
secara autoimun seperti DM tipe 2. Defisiensi fungsi insulin pada penderita
DM tipe 2 hanya bersifat relatif dan tidak absolut.

Pada awal perkembangan DM tipe 2, sel B menunjukan gangguan pada


sekresi rtama, artinya sekresi insulin gagal mengkompensasi resistensi
insulin. Apabila tidak ditangani dengan baik, pada perkembangan selanjutnya
akan terjadi kerusakan sel-sel B pankreas. Kerusakan sel-sel B pankreas akan
terjadi secara progresif seringkali akan menyebabkan defisiensi insulin,
sehingga akhirnya penderita memerlukan insulin eksogen (Chen et al., 2015).

259
(Chen et al., 2015)

260
BAB III

NUTRITION CARE PROCESS

III.1 Gambaran Identitas Pasien


Dibawah adalah gambaran identitas pasien pada studi kasus ini, yaitu:
a. No. Rekam Medis : 2020-862143
b. Nama Pasien : Tn.N
c. Tanggal Lahir : 20 Februari 1963
d. Umur : 58 tahun
e. Jenis Kelamin : Laki-laki
f. Pekerjaan : Tidak bekerja
g. Pendidikan Terakhir : SMA
h. Alamat : Jl.Jatinegara Barat No.7, Rt.14, Rw.3
i. Agama : Islam
j. Ruangan : Flamboyan/409
k. Tanggal Masuk : 28 Oktober 2021
l. Diagnosis Medis : Trombositopenia, Diabetes Mellitus II, dan
Hipertensi II

III.2 Gambaran Riwayat Penyakit Pasien


III.2.1 Riwayat Penyakit Terdahulu
Riwayat penyakit DM sudah lebih dari 2 tahun yang lalu dan selalu cek
rutin di RSUD Pasar Rebo serta hipertensi tidak terkontrol.
III.2.2 Riwayat Masuk RS dan Diagnosis Medis
Tn.N datang ke IGD pada tanggal 29 Oktober 2021 pukul 21:40 dengan
keluhan badan lemas semenjak 3 hari yang lalu, mual, muntah sejak 2
minggu yang lalu, muntah >5 kali, nyeri perut. Tn.N didiagnosis dokter
trombositopenia, DM tipe 2 dan hipertensi tingkat 2.
III.2.3 Riwayat Penyakit Keluarga
Keluarga tidak ada yang memiliki riwayat penyakit yang serupa.

261
III.3 Proses Asuhan Gizi Terstandar (PGAT)
III.3.1 Skrining Gizi
Alat skrining gizi yang digunakan di RSUD Pasar Rebo adalah MST
(The Screening Tools for Risk of Impaired Nutritional Status and Growth).
Skrining gizi dilakukan untuk melihat atau mengidentifikasi adanya resiko
mengalami malnutrisi pada pasien sehingga akan dilakukan tindak lanjut
pada asuhan gizi. Dibawah adalah hasil skrining gizi pada Tn.N.

Tabel 34 Skrining Gizi Tn.N

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PASAR REBO


Jl. Let. Jend. TB. Simatupang No. 30 Jakarta Timur 13760
Telp. 021 8400109, 8401127 ex.147/148, E-mail:
gizirspr@gmail.com
SKRINING GIZI AWAL
Tanggal : 29 Oktober 2021 Nama : Tn.N
Trombositopenia,
Diagnosis : Diabetes Mellitus II, No. RM : 2020-862143
dan Hipertensi II
BB : 75 kg J_Kel. : Laki-Laki
TB : 161 cm Umur : 58 tahun
1. Apakah pasien mengalami penurunan BB yang tidak direncanakan/tidak
diinginkan dalam 6 bulan terakhir? (0)
a. Tidak 0
b. Tidak yakin 2
c. Ya, ada penurunan BB sebanyak
1-5 kg 1
6-10 kg 2
11-15 kg 3
> 15 kg 4
Tidak tahu berapa penurunannya 2
2. Apakah asupan makan pasien berkurang karena penurunan nafsu
makan/kesulitan menerima makanan? (0)
a. Tidak 0
b. Ya 1
TOTAL SKOR 3
KESIMPULAN : Pasien beresiko malnutrisi sedang
Bila skor > 3, maka dilakukan assessment lanjut oleh Dietisien/Ahli Gizi

262
Kesimpulan:
Berdasarkan hasil jumlah skor keseluruhan skrining gizi, Tn.N berisiko
mengalami malnutrisi sedang akibat DM tipe 2, hipertensi tingkat 2 disertai
dengan trombositopenia sehingga perlu pemantauan 3 hari kedepan.

III.3.2 Pengkajian Gizi (Assesment)


 Antropometri
 Umur = 58 tahun
 TB
TILUT : 49 cm

L = (2,02 x tilut) – (0,04 x u) + 64,19

= (2,02 x 49) – (0,04 x 58) + 64,19

= 98,98 – 2,32 + 64,19

= 160,85 ~ 161 cm
 BB
LILA : 34 cm

L = (2,592 x lila) – 12,902

= (2,592 x 34) – 12,902


= 88 – 12,902
= 75 kg
BB Aktual 75
 IMT = = (1,61)2 = 28,9 kg/m2
(TB)2

 Status Gizi = Obesitas tingkat 1 (Kemenkes RI, 2019)


 BBI = (TB – 100) x 90%
= (161 – 100) x 0,9
= 61 x 0,9 = 54,9 kg
Kesimpulan:

Berdasarkan klasifikasi Indeks Massa Tubuh menurut Kementerian


Kesehatan RI tahun 2019, Tn.N memiliki status gizi obesitas tingkat 1
dengan nilai IMT 28,9 kg/m2.

263
 Biokimia
Pemeriksaan biokimia dilakukan untuk melihat hasil uji dalam darah
sehingga mengetahui perkembangan kondisi pasien secara menyeluruh.
Hasil laboratorium Tn.N disajikan pada tabel 2.

Tabel 35 Hasil Pemeriksaan Laboratorium Tn.N

Pemeriksaan Hasil Lab


Rujukan/Standar Keterangan
Lab (29/10/2021)
Hemoglobin 13,9 g/dl 13,2 – 17,3 g/dL Normal
Hematokrit 37 % 40 – 52 % Rendah
Eritrosit 4,2 juta/µL 4,4 – 5,9 juta/µL Rendah
3,80 – 10,60
^
Leukosit 5,29 10 3/µL ^3
Normal
10 /µL
Trombosit 80 ribu/µL 150 – 440 ribu/µL Rendah
GDS 230 mg/dL < 200 mg/dL Tinggi
Ureum darah 16 mg/dL 20 – 40 mg/dL Rendah
Kreatinin
1,44 mg/dL 0,17 – 1,50 mg/dL Normal
darah
Kesimpulan:

Dari hasil pemeriksaan laboratorium

 Nilai hematokrit dan eritrosit pada pasien Tn.N rendah yang


memungkinkan terjadinya anemia ringan. Pada pasien DM tipe 2
anemia tidak terkait secara langsung tetapi komplikasi diabetes dan
kondisi pernyakit tertentu terkait munculnya anemia.
 Nilai trombosit rendah, hal ini disebabkan dengan terjadinya
hiperglikemia, awal penyakit DM tipe 2 yang akan menyebabkan
disfungsi trombosit.
 Ureum darah rendah berkaitan dengan DM tipe 2 disebabkan lukosa
dalam darah tidak dapat diubah menjadi glikogen yang menyebabkan
penurunan fungsi ginjal. Pasien dengan DM biasanya lebih sering haus

264
sehingga dapat menyebabkan overidrasi yang berkaitan langsung
dengan penyebab penurunan kadar ureum darah.
 Selain itu pasien memiliki nilai GDS tinggi.

 Klinis
Berikut adalah hasil pemeriksaan klinis pada Tn.N pada hari Jumat, 29
Oktober 2021.

Tabel 36 Hasil Pemerikasaan Klinis Tn.N

Pemeriksaan Hasil
Rujukan/Standar Keterangan
Klinis (29/10/2021)
Tekanan Darah 193/107
120/80 mmHg Tinggi
(SMRS) mmHg
Tekanan Darah
(terakhir 160/82 mmHg 120/80 mmHg Tinggi
diperiksa)

Nadi 83x/menit 60-100x/menit Normal

Respiratory
20x/menit 12-20x/menit Normal
Rate
Suhu 36°C 36,1-37,2°C Normal
Kesimpulan:

Berdasarkan hasil pemeriksaan klinis pasien, Tn.N memiliki tekanan darah


yang tinggi sehingga didiagnosis mengalami hipertensi tingkat 2.

 Fisik
Berikut adalah hasil pemeriksaan fisik pada Tn.N pada hari Jumat, 29
Oktober 2021.

Tabel 37 Hasil Pemeriksaan Fisik Tn.N

Keluhan Hasil

265
Penurunan nafsu Makan (+)
Lemas (+)
Mual (+)
Muntah (+)
Nyeri Perut (+)
Demam (-)
Batuk (-)
Sesak Napas (-)
BAB (Buang Air Besar) + (lancar)
Diare -
BAK (Buang Air Kecil) + (lancar)
Kesimpulan:

Tn.N nafsu makan pada pasien menurun, dikarenakan tubuh pasien lemas
sejak 3 hari SMRS dan mengalami mual, muntah sejak 2 minggu SMRS
dan nyeri di bagian perut. Pasien muntah >5 kali.

 Riwayat Makan Pasien SMRS


1. Pola Makan Sebelum Masuk RS (Estimasi Asupan Zat Gizi E, P,
L, KH)
Tabel 38 Pola Makan SMRS Tn.N (Kuantitatif)

Porsi
Waktu Menu Porsi (URT)
(gram)
Nasi Putih 2 Ctg Nasi 150 gr
Pagi Sop Ayam
1 Mangkok 100 gr
08.00 Opor
Tahu Goreng 2 Buah Sdg 50 gr
Malkist
4 Keping 36 gr
Selingan pagi Crackers
10.00 Roti Tawar 1 Buah 35 gr
Apel 1 Buah 60 gr

266
Nasi Putih 2 Ctg Nasi 150 gr
Siang Sayur Bayam 1 Mangkok 100 gr
13.00 Ikan Patin
1 Ekor 100 gr
Goreng
Malkist
3 Keping 27gr
Selingan sore Crackers
16.00 Soto Ayam 1 Porsi 100 gr
Pepaya 2 Ptg Sdg 75 gr
Nasi 2 Ctg Nasi 150 gr
Sore
Sayur Sop 1 Mangkok 100 gr
19.00
Ayam Goreng 1 Potong 75 gr

2. Kebiasaan Makan dan Riwayat Alergi Makanan (Kualitatif)


a. Tn.N pola makan sehari-hari, tidak mengalami perubahan yaitu
makan utama 3x sehari
b. Menyukai sayuran yang dikuah
c. Menyukai ikan, ayam, telur namun lebih suka yang digoreng kering
d. Sering nyemi biskuit, crakers
e. Sering jajan makanan di luar seperti tongseng, soto ayam, nasi
goreng, nasi padang, ayam bakar dan ayam Kentucky
f. Suka mengkonsumsi buah seperti melon, papaya, apel,
g. Tidak menyukai makanan olahan seperti ikan kalengan, ikan asin,
dan buah kalengan
h. Konsumsi buah 2-3x seminggu
i. Tidak memiliki alergi makanan dan minuman.

267
3. Perhitungan Kebutuhan Energi dan Zat Gizi SMRS
Perhitungan kebutuhan zat gizi Sebelum Masuk Rumah Sakit
berdasarkan rumus (Perkeni, 2019):

Umur : 58 tahun
BBA : 75 kg
BBI : 54,9 kg
TB : 161 cm
IMT : 28,9 kg/m2

 BBI = TB - 100 x 90%


= 161 – 100 x 0,9
= 61 x 0,9
= 54,9 Kg/m2
 Energi Basal
Laki-laki = 30 kalori x BBI
= 30 x 54,9
= 1647 kalori (A)
 Energi untuk aktivitas (Ringan)
= 20% x energi basal
= 20% x 1647
= 329 kalori (B)
 Energi untuk kondisi stress
= 10% x energi basal
= 10% x 1647
= 164,7 kalori (C)
 Koreksi umur (58 tahun)
= 10% x energi basal
= 10% x 1647
= 164,7 (D)
 Total Kebutuhan Energi
E = (A) + (B) + (C) – (D)
= 1647 + 329+ 164,7 - 164,7

268
= 1976 kkal
 Kebutuhan Karbohidrat
KH = 60% x 1976/4
= 1087,02/4
= 296 gram
 Kebutuhan Protein
P = 15% x 1976 /4
= 296,4/4
= 74 gram
 Kebutuhan Lemak
L = 25% x 1976/9
= 452,875/9
= 54,8 gram
 Kebutuhan Natrium
Na = 700 mg (Rendah Garam II)

Di bawah ini tabel perbandingan asupan SMRS dengan kebutuhan


energi dan zat gizi SMRS Tn.N.

Tabel 39 Perbandingan Asupan dan Kebutuhan Gizi SMRS

Zat Gizi Kebutuhan Asupan Presentase Keterangan


Energi
1976 2002,98 101,37 Normal
(Kkal)
Protein (gr) 74 87,35 118,04 Normal
Di atas
Lemak (gr) 54,8 88,3 176,60 angka
kebutuhan
Defisit
KH (gr) 296 207,93 70,25 tingkat
sedang

269
Natrium
700 mg 709,1 101,30 Normal
(mg)
Sumber: WNPG 2012

Kesimpulan:

Asupan lemak pasien Tn.N lebih dari angka kebutuhan normal


sementara untuk asupan karbohidrat pasien masih kurang dari kebutuhan
kecukupan zat gizi. Oleh karena itu, perlu adanya pengaturan asupan
makan sesuai dengan kebutuhan gizi Tn.N untuk mencapai zat gizi
seimbang.

Tingkat kecukupan energi dan protein sesuai rekomendasi Widyakarya


Nasional Pangan dan Gizi (WNPG) 2012 terbagi dalam 5 kategori yaitu
(Kartono & AAB, 2012):

 Defisit tingkat berat (<70% angka kebutuhan)


 Defisit tingkat sedang (70-79% angka kebutuhan)
 Defisit tingkat ringan (80-89% angka kebutuhan)
 Normal (90-119% angka kebutuhan)
 Di atas angka kebutuhan (≥120% angka kebutuhan)

4. Pola Makan Masuk Rumah Sakit


Tabel 40 Pola Makan MRS Tn.N (Kuantitatif)

Porsi
Waktu Menu Porsi (URT)
(gram)
Nasi Tim 2 Ctg Nasi 200 gr
Pagi Daging Terik 1 Porsi 55 gr
7.00 Sup Oyong
1 Porsi 100 gr
Wortel
Selingan pagi
Pudding Agar 1 Porsi 50 gr
10.00
Siang Nasi Tim 2 Ctg Nasi 200 gr

270
11.30 Ikan Pepes Tuna 1 Ptg 55 gr
Tahu Bacem
1 Bh 55 gr
Basah
Bening Labu
Siam + Kacang 1 Porsi 100 gr
Panjang
Semangka 1 Bh 75 gr
Selingan sore
Kue Lumpur 1 Bj 50 gr
14.00
Nasi Tim 2 Ctg Nasi 200 gr
Telur BB
1 Bh 55 gr
Rendang Biasa
Sore Oseng Tempe
3 Sdm 45 gr
16.00 Kecap
Sayur Bening
1 porsi 100 gr
Bayam + Jagung
Melon 1 bh 75 gr

5. Perhitungan Kebutuhan Gizi Masuk Rumah Sakit


Perhitungan kebutuhan zat gizi Masuk Rumah Sakit berdasarkan
rumus (Perkeni, 2019):

Umur : 58 tahun
BBA : 75 kg
BBI : 54,9 kg
TB : 161 cm
IMT : 28,9 kg/m2

 BBI = TB - 100 x 90%


= 161 – 100 x 0,9
= 61 x 0,9
= 54,9 Kg/m2

271
 Energi Basal
Laki-laki = 30 kalori x BBI
= 30 x 54,9
= 1647 kalori (A)
 Energi untuk aktivitas (Ringan/Bedrest)
= 10% x energi basal
= 10% x 1647
= 164,7 kalori (B)
 Energi untuk kondisi stress
= 10% x energi basal
= 10% x 1647
= 164,7 kalori (C)
 Koreksi umur (58 tahun)
= 10% x energi basal
= 10% x 1647
= 164,7 (D)
 Total Kebutuhan Energi
E = (A) + (B) + (C) – (D)
= 1647 + 164,7 + 164,7 - 164,7
= 1811,7 kkal
 Kebutuhan Karbohidrat
KH = 60% x 1811,7/4
= 1087,02/4
= 271,7 gram
 Kebutuhan Protein
P = 15% x 1811,7 /4
= 271,7/4
= 67,9 gram
 Kebutuhan Lemak
L = 25% x 1811,7/9
= 452,8/9
= 50 gram

272
 Kebutuhan Natrium
Na = 700 mg (Rendah Garam II)

Di bawah ini tabel perbandingan asupan MRS dengan kebutuhan


energi dan zat gizi MRS Tn.N.

Tabel 41 Perbandingan Asupan dan Kebutuhan Gizi MRS

Zat Gizi Kebutuhan Asupan Presentase Keterangan


Defisit
Energi
1811,7 1604,7 88,6 tingkat
(Kkal)
ringan
Defisit
Protein (gr) 67,9 60 88,4 tingkat
ringan
Lemak (gr) 50 46,1 92,1 Normal
Defisit
KH (gr) 271,7 198 72,9 tingkat
sedang
Defisit
Natrium
700 500 71,4 tingkat
(mg)
sedang
Sumber: WNPG 2012

Kesimpulan:

Makanan yang disajikan rumah sakit belum dapat memenuhi kebutuhan


pasien Tn.N dikarenakan masih sering mengeluh lemas, mual, dan
muntah saat awal masuk RS. Sehingga asupan Tn.N saat masuk rumah
sakit untuk asupan energi dan protein termasuk kategori defisit tingkat
ringan sementara asupan karbohidrat dan natrium termasuk kategori
defisit tingkat sedang. Untuk asupan lemak sudah memenuhi kebutuhan
pasien.

273
 Riwayat Personal Pasien
 Tn.N tinggal bersama keluarga yaitu istri dan kedua anaknya yang satu
masih bersekolah dan bekerja
 Pendidikan terakhir Tn. N adalah SMA
 Tn.N sudah tidak bekerja
 Tn.N rutin kontrol kesehatan di RSUD Pasar Rebo
 Tn.N sering sekali mengkonsumsi makanan luar seperti nasi padang,
tongseng, dan ayam bakar
 Tn.N jarang sekali olahraga dan sering pusing karena hipertensinya
yang tidak terkontrol.
 2 hari sebelum masuk rumah sakit, Tn.N bercerita melakukan refleksi
mata dan wajah untuk mengurangi pusing

 Terapi Obat Yang Diberikan


Nama Obat Dosis Kegunaan Efek Samping
Ruam pada
kulit,
Obat yang digunakan
mengantuk dan
untuk mengobati masalah
1 x 40 kelelahan
Inj. OMZ perut terapi jangka pendek
mg batuk, pusing,
untuk mengatasi tukak
demam
lambung
nyeri sendi dan
otot
Sakit kepala,
Obat yang sembelit, lelah
3x4 digunakan untuk mencegah dan lemah,
Ondansetron
mg serta mengobati mual dan meriang,
muntah mengantuk,
pusing

274
Obat untuk mengatasi Konstipasi,
3x1 tukak lambung, ulkus diare, mulut
Sucralfate
cth duodenum, atau gastritis kering, dan
kronis pusing
Pusing,
Obat untuk menurunkan bengkak pada
1 x 10
Amlodipin tekanan darah pada kondisi kaki, sakit
mg
hipertensi perut dan mual,
lelah tak biasa

III.3.3 Diagnosa Gizi


a. Domain Intake
NI-2.2 Kelebihan asupan oral berkaitan ketidakmampuan membatasi
makanan sering mengkonsumsi makan-makanan yang tinggi lemak dan
protein ditandai dengan hasil asupan makanan SMRS pasien pada
lemak sebesar 88,3 gr (176,60%) dan protein sebesar 87,35 gr
(118,04%) dari kebutuhan.
NI-5.3 Penurunan kebutuhan zat gizi natrium yang berhubungan
dengan hipertensi tingkat 2 yang ditandai dengan hasil pemeriksaan
klinis tekanan darah 193/107 mmHg dan sering mengonsumsi jajanan
luar tinggi garam.

b. Domain Klinik
NC-2.2 Perubahan nilai lab terkait zat gizi karbohidrat (glukosa
dalam darah) yang berhubungan dengan gangguan metabolik endokrin
(DM) ditandai dengan ketidaknormalan kadar GDS pasien sebesar 230
mg/dl.
NC-3.3 Berat badan obesitas berkaitan pola makan yang salah
melebihi kebutuhan ditandai dengan IMT pasien sebesar 28,9 kg/𝑚2
(Obesitas)

c. Domain Behavior

275
NB-1.4 Kurang dapat menjaga/memonitor diri yang berhubungan
dengan ketidaksiapan untuk mengubah pola hidup yang ditandai pasien
masih saja mengkonsumsi jajanan luar yang tinggi lemak seperti nasi
padang, tongseng, jeroan yang tinggi garam. Walaupun sudah
mendapat asuhan gizi saat cek rutin kesehatan di RSUD Pasar Rebo.

III.3.4 Intervensi
 Tujuan
1. Membantu memenuhi asupan gizi pasien sesuai dengan kebutuhan
2. Memberikan natrium <800 mg atau sesuai dengan rekomendasi dan
mengontrol tekanan darah agar berada pada batas normal.
3. Membantu menurunkan gula darah (GDS) agar normal dan
mencegah komplikasi lainnya yang terjadi
4. Membantu menurunkan berat badan secara perlahan dan
mengembalikan status gizi pasien mencapai normal.
5. Meningkatkan pengetahuan melalui edukasi gizi terkait DM dan
Hipertensi dengan diet DM dan rendah garam.

 Implementasi
f. Preskripsi Diet
7. Jenis Diet : Diet DM, Rendah Garam II, 1800 kkal
8. Bentuk Makanan : Lunak (Nasi Tim)
9. Kode Pemesanan : NT DM RG II BH JUS
10. Rute : Oral
11. Frekuensi : 3x makan utama dan 2x selingan
12. Syarat Diet :
 Energi cukup, yaitu 1811,7 kkal  1800 kkal
 Protein 15% dari kebutuhan energi total, yaitu 67,9 gr
 Lemak 25% dari kebutuhan energi total, yaitu 50 gr
 Karbohidrat 60% dari kebutuhan energi total, yaitu 271,7 gr
 Kebutuhan Natrium yaitu <800 mg  700 mg
 Bentuk makanan lunak dan mudah dicerna serta dikonsumsi

276
 Makanan yang mengandung rendah garam dan tidak
merangsang pencernaan

g. Edukasi dan Konseling Gizi


m. Waktu : 1 November 2021
n. Lokasi : Ruang Rawat Inap Flamboyan 409
o. Metode : Ceramah dan tanya jawab
p. Sasaran : Pasien dan keluarga pasien
q. Media : Leaflet
r. Materi : Diet DM, Rendah Garam II
 Diet Diabetes Mellitus (Pengertian diet DM, tujuan diet, cara
pengaturan makanan, penggunaan pemanis buatan, lanjutan
pengaturan diet, dan tips sehat)
 Diet Rendah Garam (Pengertian diet rendah garam, tujuan
diet, penyebab penimbunan garam dalam tubuh, contoh
menu sehari, pengaturan makanan, dan cara memasak)
III.3.5 Monitoring dan Evaluasi
 Rencana Monitoring dan Evaluasi
indikator Metode Waktu Target
Asupan makan mencapai ≥90%
dari kebutuhan
 Energi 1811,7 kkal
Asupan Food weighing 3 hari  Protein 67,9 gr
 Lemak 50 gr
 Karbohidrat 271,7 gr
 Natrium 700 mg
Pemantauan Menurunkan Berat Badan agar
Antropometri 1 hari
berat mencapai normal
Pemantauan
Menurunkan tekanan darah agar
Klinis pemeriksaan 3 hari
kembali normal
rekam medis

277
Pemeriksaan
Fisik fisik dan 3 hari Keluhan berkurang
wawancara
Memantau dan memperbaiki kadar
biokimia pasien agar mencapai
nilai normal
 Hb (13,2 – 17,3 g/dL)
 Hematokrit (40 – 52 %)
 Eritrosit (4,4 – 5,9 juta/µL)
Pemeriksaan
Biokimia 3 hari  Leukosit (3,80 – 10,60
biokimia
10^3/µL)
 Trombosit (150 – 440 ribu/µL)
 GDS (< 200 mg/dL)
 Ureum darah (20 – 40 mg/dL)
 Kreatinin darah (0,17 – 1,50
mg/dL)
Pasien dan keluarga memahami
info yang disampaikan
15. Makanan yang dianjurkan
dan tidak dianjurkan?
Pengetahuan Edukasi 1 hari 16. Bumbu apa saja yang harus
dihindari untuk diet DM dan
rendah garam?
17. Pentingkah aktivitas fisik
untuk menjaga kesehatan?

 Evaluasi Asupan Makan Pasien


E P L KH Natrium
1811,7 kkal 67,9 gr 50 gr 271,75 gr 700 mg
Keb
% % % % %
Kkal gr gr gr gr
Asupan Asupan Asupan Asupan Asupan

278
Hari
1807 99,7% 70,5 103,9% 51,6 103% 259,6 95,5% 653,9 93%
ke-1
Hari
1824,7 100,7% 69,9 103% 51 102% 263,9 97% 654 93%
ke-2
Hari
1818 100% 61,5 90,6% 46,7 93,5% 265,5 97,7% 565,8 76%
ke-3
Asupan energi, protein, lemak dan karbohidrat sudah baik, terdapat peningakatan
% asupan setiap intervensinya. Namun pada asupan natrium mengalami penurunan
pada intervensi 3 yang masih kurang dari 90% termasuk defisit tingkat sedang.

 Pemeriksaan Biokimia Pasien


Hasil
Nilai
Indikator 29/10/21 30/10/21 31/10/21
Rujukan
Hasil Capaian Hasil Capaian Hasil Capaian
Hematokrit 37 % Rendah 38 % Rendah 41 % Normal 40 – 52 %
4,2 4,5 4,5 4,4 – 5,9
Eritrosit Rendah Normal Normal
juta/µL juta/µL juta/µL juta/µL
80 83 88 150 – 440
Trombosit Rendah Rendah Rendah
ribu/µL ribu/µL ribu/µL ribu/µL
230 125 158 < 200
GDS Tinggi Normal Normal
mg/dL mg/dL mg/dL mg/dL
Ureum 16 21 20 20 – 40
Rendah Normal Normal
darah mg/dL mg/dL mg/dL mg/dL
Kesimpulan:

Pada pemeriksaan biokimia pasien di hari ke-3 rawat inap, kadar hematokrit,
eritrosit, GDS, dan ureum darah sudah mencapai angka normal, namun untuk kadar
trombosit pasien masih di bawah angka normal. Yaitu untuk kadar hematokrit
pasien 41 %, kadar eritrosit pasien 4,5 juta/µL, kadar trombosit pasien 88 ribu/µL,
kadar GDS pasien 158 mg/dL, dan kadar ureum darah pasien 20 mg/dL.

279
 Pemeriksaan Fisik Pasien
Hasil
Indikator
29/10/21 30/10/21 31/10/21
Penurunan nafsu
(+) (-) (-)
Makan
Lemas (+) (+) (+)
Mual (+) (-) (-)
Muntah (+) (-) (-)
Nyeri Perut (+) (-) (-)
Kesimpulan:

Pada pemeriksaan fisik pasien di hari ke-3 rawat inap, nafsu makan pasien sudah
membaik dan untuk mual, muntah, dan nyeri perut sudah berkurang. Hanya saja
pasien masih merasa tubuhnya lemas.

 Pemeriksaan Klinis Pasien

Hasil
Nilai
Indikator 29/10/21 30/10/21 31/10/21
Normal
Hasil Capaian Hasil Capaian Hasil Capaian
Tekanan 160/82 120/80
Tinggi 155/85 Tinggi 124/96 Tinggi
Darah mmHg mmHg
Kesimpulan:

Pada pemeriksaan klinis pasien di hari ke-2 tekanan darah pasien masih tinggi. pada
hari ke-3, seluruhnya masih tergolong tinggi namun sudah membaik daripada
intervensi hari ke-2.

280
BAB IV

PENUTUP

IV.1 Kesimpulan
a. Hasil skrining Tn.N diperoleh skor 3 yang berarti mengalami malnutrisi
sedang
b. Tn.N memiliki BB 75 kg dan TB 161 cm sehingga memiliki IMT 28,9 kg/m2
status gizi tergolong obesitas tingkat 1
c. Hasil laboratorium hematokrit, eritrosit, trombosit. Dan ureum darah rendah.
Sementara GDS tinggi hal ini disebakan karena adanya manifestasi dari
penyakit DM tipe 2 pada pasien Tn.N
d. Pemeriksaan klinis Tn.N tekanan darah pasien tinggi tidak terkontrol
sehingga diperlukan pemantauan yang berkala
e. Pemeriksaan fisik Tn.N ditemukan ada badan lemas, nyeri perut, mual dan
muntah >5 kali, sehingga adanya penurunan nafsu makan
f. Tn.N diberi intervensi dengan preskripsi diet rendah garam II sebesar 700 mg
Bersama diet diabetes mellitus
g. Rencana monitoring dilakukan dalam jangka waktu 3 hari dengan indicator
asupan, keluhan fisik klinis, dan pengetahuan.

IV.2 Saran
a. Tn.N disarankan untuk mengonsumsi dan menerapkan makanan sesuai
dengan diet diabetes mellitus dan rendah garam II
b. Tn.N juga diharapkan menjaga pemilihan bahan makanan yang akan
dikonsumsi, pemilihan cara pengolahan makanan dan mengonsumsi sumber
makanan yang rendah garam dan gula.
c. Adanya koordinasi dan tenaga kesehatan untuk terus memantau
perkembangan pasien secara berkala (laboratorium, fisik, klinis, dan asupan)
d. Adanya partisipasi keluarga terdekat pasien dalam pengaturan pola makan
pasien yang menunjang keberhasilan diet pada pasien Tn.N terutama pada
keluarga yang mengolah menu makanan.

281
DAFTAR PUSTAKA

Anggriani, L. M. (2016). DESKRIPSI KEJADIAN HIPERTENSI WARGA RT 05


RW 02 TANAH KALI KEDINDING SURABAYA. Jurnal Promkes: The
Indonesian Journal of Health Promotion and Health Education, 4(2), 151–
164.

Benyamin, A. F., & Gustaviani, R. (2006). Gangguan Hemostasis Pada Diabetes


Melitus. Dalam: Aru W Sundaru dkk.(editor) Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam. Edisi keempat. Jakarta. Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit
Dalam FKUI.

Brunner, S. (2014). Keperawatan Medikal Bedah Edisi 12. Jakarta: EGC.

Chen, I.-W., Yang, H.-M., Chiu, C.-H., Yeh, J.-T., Huang, C.-H., & Huang, Y.-Y.
(2015). Clinical characteristics and risk factor analysis for lower-extremity
amputations in diabetic patients with foot ulcer complicated by necrotizing
fasciitis. Medicine, 94(44).

Ekoé, J. M., Rewers, M., Williams, R., & Zimmet, P. (2008). The epidemiology of
diabetes mellitus. John Wiley & Sons.

Kartono, D., & AAB, J. (2012). Ringkasan angka kecukupan gizi (AKG) yang
dianjurkan bagi orang Indonesia 2012. Conference Paper. Widyakarya
Nasional Pangan Dan Gizi (WNPG) X, 20–21.

Kemenkes RI. (2019). Tabel Batas Ambang indeks Massa tubuh (IMT). Direktorat
P2PTM. http://p2ptm.kemkes.go.id/infographic-p2ptm/obesitas/tabel-
batas-ambang-indeks-massa-tubuh-imt

Novitasari, R. (2012). Diabetes Mellitus. Yogyakarta: Nuha Medika.

Perkeni. (2019). Pedoman Pemantauan Glukosa Darah Mandiri.

282
LAMPIRAN 1. ASUPAN SMRS

Bahan E KH Na
Waktu Menu Berat P (gr) L (gr)
Makanan (kkal) (gr) (mg)

Nasi Beras 50 gr 178,5 4,2 0,85 38,55 13,5

Ayam 75 gr 223,5 13,65 15,75 0 100,7


Sop
Wortel 25 gr 12,6 0,35 0,21 2,765 24,5
Sarapan Ayam
Minyak 2 gr 22,1 0 2,5 0 0
opor
(08.00)
Santan 5 gr 16,2 0,21 2 0,28 18

Tahu Tahu 50 gr 40 5,45 1,35 0,4 1

Goreng Minyak 2 gr 22,1 0 2,5 0 0

SUBTOTAL 515 23,86 25,16 41,9 157,7

Malkist
Biskuit 27 gr 120 2 4,5 19 0
Crakers
Selingan
Roti
(10.00) Roti 35 gr 86,8 2,8 0,42 17,5 185,5
tawar

Apel Apel 70 gr 40,6 0,21 0,28 10,43 2

SUBTOTAL 247,4 5,01 5,2 46,93 187,5

Nasi Beras 50 gr 178,5 4,2 0,85 38,55 13,5

Sayur 100
Bayam 16 0,9 0,4 2,9 16
Makan bayam gr
Siang
Ikan
100
(13.00) patin Ikan patin 132 17 6,6 1,1 77
gr
goreng

Minyak 2 gr 22,1 0 2,5 0 0

283
SUBTOTAL 348,6 22,1 10,35 42,55 106,5

Malkist
Biskuit 27gr 120 2 4,5 19 0
Crakers

Selingan Soto Ayam 80 gr 238,4 14,56 20 0 87,2

(16.00) bening
Minyak 2 gr 22,1 0 2,5 0 0
ayam

Pepaya Pepaya 75 gr 34,5 0,375 0,075 9,15 4

SUBTOTAL 415 16,9 27 28,15 91,2

Nasi Beras 50 gr 178,5 4,2 0,85 38,55 13,5

Wortel 50 gr 18 0,5 0,3 3,95 35

Makan Sayur Kentang 35 gr 21,7 0,735 0,07 4,725 7


Malam sop Buncis 15 gr 5,1 0,36 0,045 1,08 10
(19.00)
Minyak 1 gr 8,08 0 1 0 0

Ayam Ayam 75 gr 223,5 13,65 15,75 0 100,7

goreng Minyak 2 gr 22,1 0 2,5 0 0

SUBTOTAL 476,98 19,4 20,5 48,3 166,2

TOTAL AKHIR 2002,9 87,3 88,3 207,93 709,1

KEBUTUHAN 1976 74 54,8 296 700

PRESENTASE (%) 101,37 118,04 176,60 70,25 101,30

284
LAMPIRAN 2. ASUPAN MAKAN MRS

Bahan Berat E P L KH Na
Waktu Menu
Makanan (gr) (kkal) (gr) (gr) (gr) (mg)

Nasi Beras 50 178,5 4,2 0,85 38,55 13,5

Daging Daging 55 150,15 9,6 10,1 0 76,15

Pagi terik Minyak 2 22,1 0 2,5 0 0

(06.30) Oyong 50 9,5 0,4 0,1 2,05 23


Sup
oyong Wortel 50 18 0,5 0,3 3,95 35
wortel
Minyak 1 8,08 0 1 0 0

SUBTOTAL 386,33 14,7 14,85 44,55 147,6

Agar Agar
5 17,857 0,007 0,01 4,22 0
Plain
Puddin
Snack Susu DM 15 63 2,427 1,699 9,466 0,416
g
(09.00) Gula DM 6 24 0 0 6 0
coklat
Bubuk
8 32 1,6 1,067 4 0
Cocoa

SUBTOTAL 136,8 4 2,7 23,6 0,4

Nasi Beras 50 178,5 4,2 0,85 38,55 13,5

Ikan Ikan Tuna 75 108 13,49 2,675 0 39


pepes
Siang Minyak 2 22,1 0 2,5 0 0
tuna
(12.00)
Tahu 55 44 5,9 95 1,585 0,44 2
Tahu
bacem Gula Merah 5 10,48 0 0 3,6 0
basah
Minyak 2 22,1 0 2,5 0 0

285
Bening Labu siam 50 15 0,3 0,05 3,35 1,5
labu +
Kacang
kc 50 15,5 1,15 0,05 2,65 15
panjang panjang

Seman
Semangka 75 21 0,37 0,15 5 7
gka

SUBTOTAL 436,68 19,51 10,36 53,59 78

Kentang
20 12,4 0,42 0,04 6,6 8,4
Kukus
Snack Kue
Tepung
(14.00) lumpur 10 33,3 0,9 0,1 8,7 0,2
Terigu

Gula DM 5 20 0 0 5 0

SUBTOTAL 95,66 1,96 3,08 20,37 30,29

Nasi
Beras 50 178,5 4,2 0,85 38,55 13,5
tim

Telur Telur 60 92,4 7,44 4,48 0,42 85,2


BB
rendan Minyak 2 22,1 0 2,5 0 0
g biasa
Makan
Tempe 45 67,5 6,3 3,465 4,095 7
Sore Oseng
tempe Kecap 3 2,13 0,1 0,039 0,27 0,033
(17.00)
kecap
Minyak 2 22,1 0 2,5 0 0

Sayur Bayam 85 13,6 0,765 0,34 2,465 14


bening
bayam Jagung
15 23,1 0,57 0,525 4,26 4
+ kuning
jagung

286
Buah
Melon 75 27,75 0,45 0,3 5,85 20
melon

SUBTOTAL 549,18 19,8 14,9 55,91 243,7

TOTAL AKHIR 1604,7 60 46,1 198,1 500,1

KEBUTUHAN 1811,7 67,9 50 271,7 700

PRESENTASE (%) 88,6 88,4 92,1 72,9 71,4

287
LAMPIRAN 3. MENU PERENCANAAN INTERVENSI 1

Bahan Berat E KH Na
Waktu Menu P (gr) L (gr)
Makan (gr) (kkal) (gr) (mg)

Nasi Tim Beras 50 178,5 4,2 0,85 38,55 13,5

Ayam Ayam 75 223,5 13,65 15,75 0 100,7

BB Gulai Minyak 2 22,1 0 2,5 0 0


Pagi

(06.30) Bening Wortel 50 18 0,5 0,3 5,95 35


Wortel +
Labu
Labu 50 15 0,3 0,05 3,35 1,5
Siam
Siam

Total 457,1 18,65 17,45 47,85 150,7

Agar
Agar 5 17,857 0,007 0,01 4,22 0
Plain
Snack
Pudding
Pagi Susu DM 15 63 2,427 1,699 9,466 0,416
Coklat
(09.00) Gula DM 6 24 0 0 6 0

Bubuk
8 32 1,6 1,067 4 0
Cocoa

Total 136,8 4,03 2,7 23,6 0,4

Nasi Tim Beras 50 178,5 4,2 0,85 38,55 13,5

Telur Telur 60 92,4 7,44 4,48 0,42 85,2


Siang Opor
Minyak 2 22,1 0 2,5 0 0
Putih
(12.00

Tempe Tempe 55 82,5 7,7 3,4 5 5,85

BB Bali Kecap 3 2,13 0,1 0,039 0,27 0,033

288
Minyak 2 22,1 0 2,5 0 0

Bening Katuk 45 26,55 2,88 0,45 6,455 9,45


Katuk
Labu Labu
55 16,5 0,33 0,055 4,685 1,65
Siam Siam

Buah Jus
Pepaya 150 69 0,75 0,15 18,3 6
Pepaya

Total 511,78 23,4 11,4 73,6 219,6

Kentang
20 12,4 0,42 0,04 6,6 8,4
Snack Kukus
Talam
Siang Tepung
Kentang 10 33,3 0,9 0,1 8,7 0,2
(14.00) Terigu

Gula DM 5 20 0 0 5 0

Total 95,6 1,96 3,08 20,37 30,29

Nasi Tim Beras 50 178,5 4,2 0,85 38,55 13,5

Daging 55 150,15 9,6 10,1 0 76,15


Daging
Kecap 3 2,13 0,1 0,039 0,27 0,033
Kare
Minyak 2 22,1 0 2,5 0 0

Sore Tahu 50 40 5,45 1,35 0,4 1


Tahu
(17.00) Kecap 3 2,13 0,1 0,039 0,27 0,033
Bistik
Minyak 2 22,1 0 2,5 0 0

Wortel 35 12,6 0,35 0,21 2,765 24,5


Sup
Buncis 15 5,1 0,36 0,045 4,08 1,2
Sayuran
Kentang 50 31 1,05 0,1 8,75 3,5

289
Minyak 1 8,08 0 1 0 0

Pisang
Pisang 110 132 1,32 0,22 38,98 38,5
Raja

Total 605,89 22,53 16,9 94 253

Total Keseluruhan 1807 70,5 51,6 259,6 653,9

Kebutuhan 1811,7 67,9 50 271,7 700

Presentase % 99,7 103,9 103 95,5 93

290
LAMPIRAN 4. MENU PERENCANAAN INTERVENSI 2

Bahan Berat E KH Na
Waktu Menu P (gr) L (gr)
Makan (gr) (kkal) (gr) (mg)

Nasi
Beras 50 178,5 4,2 0,85 38,55 13,5
Tim

Daging 55 150,15 9,6 10,1 0 76,15


Daging
Pagi Kecap 3 2,13 0,1 0,039 0,27 0,033
Semur
(06.30) Minyak 2 22,1 0 2,5 0 0

Bening
Labu
Labu 100 30 0,6 0,1 6,7 3
Siam
Siam

Total 382,8 14,5 12,5 48,5 86,6

Kacang
15 48,45 6,9 0,225 8,52 0
Hijau

Gula
Snack Bubur
Pasir 6 24 0 0 6 0,416
Pagi Kacang
DM
(09.00) Hijau
Gula
Merah 5 10,4895 0 0 3,6 0
DM

Total 82,9 3,4 0,22 19,12 6,9

Nasi
Beras 50 178,5 4,2 0,85 38,55 13,5
Siang Tim

(12.00) Ayam Ayam 60 178,8 9,92 15 0 96,7

Semur Kecap 3 2,13 0,1 0,039 0,27 0,033

291
Minyak 2 22,1 0 2,5 0 0

Tahu 55 44 5,9 95 1,585 0,44 2


Tahu
Pasta
BB 6 4,92 0,2592 0,0282 1,1346 9
Tomat
Rujak
Minyak 2 22,1 0 2,5 0 0

Sayur Labu
50 15 0,3 0,05 3,35 1,65
Bening Siam
Labu +
Wortel 50 18 0,5 0,3 3,95 35
Wortel

Buah
Jus Melon 150 55,5 0,9 0,6 11,7 48,7
Melon

Total 554,5 22 20 75,9 219,6

Tepung
15 49,95 1,35 0,15 11,58 2
Terigu

Gula
Snack Pasir 6 24 0 0 6 0
Sore DM
Dadar
(14.00) Gulung Gula
Merah 5 10,4895 0 0 3,6 0
DM

Parut
5 70,75 0,665 6,6975 3,045 4
Kelapa

Total 191 2 6,8 33 7

Nasi
Sore Beras 50 178,5 4,2 0,85 38,55 13,5
Tim

292
(17.00) Pepes Ikan
75 108 13,49 2,675 0 39
Ikan Tuna

Tuna Minyak 2 22,1 0 2,5 0 0

Tempe 55 82,5 7,7 2,235 6,005 5,85


Tempe
Kecap 3 2,13 0,1 0,039 0,27 0,033
Semur
Minyak 2 22,1 0 2,5 0 0

Oyong 50 9,5 0,4 0,1 2,05 23


Sup
Oyong Wortel 50 18 0,5 0,3 3,95 35
Wortel
Minyak 1 8,08 0 1 0 0

Buah
Jus Melon 150 55,5 0,9 0,6 11,7 58,7
Melon

Total 612,91 27,89 11 87 175

Total Keseluruhan 1824,7 69,9 51 263,9 654

Kebutuhan 1811,7 67,9 50 271,7 700

Presentase % 100,7 103 102 97 93

293
LAMPIRAN 5. MENU PERENCANAAN INTERVENSI 3

Bahan Berat E KH Na
Waktu Menu P (gr) L (gr)
Makan (gr) (kkal) (gr) (mg)

Nasi Tim Beras 50 178,5 4,2 0,85 38,55 13,5

Ayam Ayam 60 178,8 10,92 15 0 96,7


Opor
Pagi Minyak 2 22,1 0 2,5 0 0
Putih

(06.30) Makaroni 35 123,55 3,045 0,14 27,545 5


Sup
Wortel 50 18 0,5 0,3 5,95 35
Makaroni
Minyak 2 22,1 0 2,5 0 0

Total 543,05 19,6 18,29 72 160,2

Tepung
15 49,95 1,35 0,15 11,58 2
Terigu

Gula
Snack 6 24 0 0 6 0
Dadar Pasir DM
Pagi
Gulung Gula
(09.00)
Merah 5 10,4895 0 0 3,6 0
DM

Kelapa 5 70,75 0,665 6,6975 3,045 4

Total 151,49 3,125 6,19 31,04 7

Nasi Tim Beras 50 178,5 4,2 0,85 38,55 13,5

Daging 55 150,15 9,6 10,1 0 76,15


Siang
Daging Pasta
(12.00) 6 4,92 0,2592 0,0282 1,1346 9
Rendang Tomat

Minyak 2 22,1 0 2,5 0 0

294
Tempe 55 82,5 7,7 2,235 6,005 5,85
Tempe
Bacem Gula
5 10,48 0 0 3,6 0
Basah Merah

Minyak 2 22,1 0 2,5 0 0

Bening Tauge 50 18,5 2,2 0,25 1,9 5


Tauge +
Wortel 50 18 0,5 0,3 5,95 35
Wortel

Pisang
Pisang 110 132 1,32 0,22 38,98 38,5
Raja

Total 630,9 25,8 17 82,7 199,5

Snack Tepung
15 54,6 0,675 0,15 12,525 10
Pudding Hunkue
Siang
Hunkue
(14.00) Gula DM 6 24 0 0 6 0

Total 78,6 0,6 0,15 18,5 10

Nasi Tim Beras 50 178,5 4,2 0,85 38,55 13,5

Telur 60 92,4 7,44 4,48 0,42 85,2

Telur BB Pasta
6 4,92 0,2592 0,0282 1,1346 9
Tomat Tomat

Sore Minyak 2 22,1 0 2,5 0 0

(17.00) Tahu Tahu 55 44 5,9 95 1,585 0,44 2


Opor
Minyak 2 22,1 0 2,5 0 0
Kuning

Sup Wortel 50 18 0,5 0,3 5,95 40

Sayuran Buncis 15 5,1 0,36 0,045 1,08 10

295
Kentang 35 21,7 0,735 0,07 4,725 7

Minyak 1 8,08 0 1 0 0

Buah Jus
Pepaya 150 69 0,75 0,15 18,3 6
Pepaya

Total 485,9 16 10,5 70,5 182,8

Total Keseluruhan 1889,9 65,5 52 275 653,7

Kebutuhan 1811,7 67,9 50 271,7 700

Presentase % 104 96,6 104 101 93

296
LAMPIRAN 6. LEAFLET

 Diet Diabetes Mellitus

297
 Diet Rendah Garam

298
LAMPIRAN 7. DOKUMENTASI

 Pengukuran Tilut dan LILA

 Ditribusi Makanan Utama dan Selingan

299
 Sisa Makanan

 Edukasi

300
LAPORAN STUDI KASUS MENDALAM

PENATALAKSANAAN GIZI
PADA ANAK PASIEN DENGUE HEMORRHAGIC FEVER
RUANG RAWAT INAP MAWAR
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PASAR REBO

Disusun Oleh :
Muhammad Reihan Arianda 1810714060

PROGRAM STUDI GIZI PROGRAM SARJANA


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAKARTA
2021

301
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan studi kasus mendalam Anak Pasien Dengue Hemorrhagic Fever


dibuat dan diajukan sebagai syarat kelengkapan dan bukti kegiatan Magang
Manajemen Asuhan Gizi Klinik (MAGK) di Rumah Sakit Umum Daerah Pasar
Rebo. Tahun Ajaran 2021/2022.

Disusun oleh :
Muhammad Reihan Arianda 1810714060

Telah disetujui oleh:

Pembimbing Magang MAGK


Rumah Sakit Umum Daerah Pasar Dosen Pembimbing Magang MAGK
Rebo

Okta Setya Asmaji, S.Gz., RD Iin Fatmawati Imrar, S.Gz, MPH


NIP/NIK. ……………. NIDN. 0005128606

302
BAB I
PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang


Dengue merupakan salah satu penyakit tropis yang paling sering
menyerang manusia. Demam berdarah telah menjadi masalah internasional
utama dalam kesehatan masyarakat dalam beberapa dekade terakhir. WHO
memperkirakan bahwa sekitar 2,5 – 3 milyar orang saat ini tinggal di zona
penularan demam berdarah. Dengue adalah penyakit demam akut yang
dipicu oleh infeksi virus dengue (DENV). DENV adalah flavivirus RNA
rantai positif tunggal, anggota keluarga Flaviviridae. Virus ini memiliki
empat serotipe utama (DENV-1, DENV-2, DENV-3, dan DENV-4).
Manusia terinfeksi DBD melalui gigitan nyamuk Aedes betina pembawa
DENV, termasuk Aedes albopictus dan Aedes aegypti. Infeksi berikutnya
dengan serotipe khas DENV telah dikaitkan dengan peningkatan risiko
komplikasi parah (Wang, dkk, 2020).
Menurut pedoman dengue WHO, secara klinis manifestasi infeksi
DENV dapat berkisar dari penyakit demam ringan-akut yang tidak
terdiferensiasi hingga demam dengue klasik (DF), demam berdarah dengue
(DBD), dan sindrom syok dengue (DSS). DF adalah penyakit demam akut
yang menunjukkan gejala seperti nyeri tulang atau sendi dan otot, sakit
kepala, leukopenia, dan ruam. DHF memiliki empat manifestasi klinis
utama: demam berat, perdarahan, sering disertai hepatomegali dan, pada
kasus yang parah, kegagalan sirkulasi. Beberapa individu yang terinfeksi
dapat mengalami syok hipovolemik yang merupakan akibat dari kebocoran
plasma yang parah. Secara klinis, beberapa penyakit kronis dilaporkan
memicu keparahan penyakit dengue dan kejadian DBD (Wang, dkk, 2020).
Demam berdarah atau penyakit mirip demam berdarah pertama kali
dilaporkan pada 178 di Madras, India, sedangkan epidemi DF yang terbukti
secara virologis pertama di India terjadi pada 1963 – 1964 di Calcutta dan
Pantai Timur India. DBD, sindrom parah yang berkembang dari pasien DF
pertama kali dilaporkan di Filipina pada tahun 1953. DBD diduga

303
disebabkan oleh beberapa infeksi DENV karena isolasi serotipe yang
berbeda (DENV-2, 3 dan 4) pada pasien di Filipina pada tahun 1956. Infeksi
multipel DENV juga diisolasi dari pasien selama epidemi di Bangkok,
Thailand pada tahun 1958.9 Setelah itu, DBD secara bertahap diidentifikasi
di banyak negara seperti Kamboja, Cina, India, Indonesia, Malaysia,
Myanmar, Singapura dan beberapa Pulau Pasifik. Mekanisme dan
patogenesis DBD masih belum sepenuhnya dipahami. Faktor risiko yang
diusulkan saat ini berkorelasi dengan DBD termasuk virulensi virus,
peningkatan kekebalan, badai sitokin, perubahan profil lipid, respon
autoimun, faktor genetik host, bakteremia yang disebabkan oleh
Staphylococcus aureus (Wang, dkk, 2020).
Deteksi dini potensi DBD sangat dituntut secara klinis. Saat ini,
masih ada kekurangan obat anti virus yang spesifik serta vaksin berlisensi
untuk pengobatan dan profilaksis terhadap infeksi DENV. DF dan DBD
tetap serius masalah kesehatan masyarakat secara global. DBD baru-baru
ini dilaporkan dalam beberapa wabah demam berdarah dan mengakibatkan
kematian yang tinggi. Secara klinis, DBD merupakan ancaman serius,
namun alasannya terjadinya penyakit ini masih belum diketahui karena
kompleksitas etiologic (Wang, dkk, 2020).

I.2. Tujuan
I.2.1. Tujuan Umum
Mempelajari dan menerapkan proses asuhan gizi klinik pada pasien
anak dengan penyakit dengue hemorrhagic fever.
I.2.2. Tujuan Khusus
1. Mampu melakukan skrining gizi
2. Mampu melakukan anamnesis gizi
3. Mampu menentukan diagnosis gizi
4. Mampu merencanakan intervensi, monitoring dan evaluasi,
serta edukasi gizi

I.3. Manfaat

304
I.3.1. Bagi Mahasiswa
Meningkatkan kemampuan proses asuhan gizi klinik, serta
mendapatkan pengalaman dan wawasan baru pada penatalaksanaan
diet pasien anak dengan penyakit dengue hemorrhagic fever.
I.3.2. Bagi Institusi
Memberikan bantuan dan saran pada pemantauan asuhan gizi
terstandar serta pelaksanaan diet pada pasien anak dengan penyakit
dengue hemorrhagic fever.
I.3.3. Bagi Rumah Sakit
Membantu proses pemulihan pasien dengan cara penerapan asuhan
gizi terstandar dan terstruktur untuk pasien anak dengan penyakit
dengue hemorrhagic fever.

305
BAB II
PEMBAHASAN

II.1. Gambaran Umum, Etiologi dan Patofisiologi


II.1.1. Gambaran Umum
Dengue adalah penyakit demam akut yang dipicu oleh
infeksi virus dengue (DENV). DENV adalah flavivirus RNA rantai
positif tunggal, anggota keluarga Flaviviridae. Virus ini memiliki
empat serotipe utama (DENV-1, DENV-2, DENV-3, dan DENV-4).
DHF memiliki empat manifestasi klinis utama: demam berat,
perdarahan, sering disertai hepatomegali dan, pada kasus yang
parah, kegagalan sirkulasi. Beberapa individu yang terinfeksi dapat
mengalami syok hipovolemik yang merupakan akibat dari
kebocoran plasma yang parah. Secara klinis, beberapa penyakit
kronis dilaporkan memicu keparahan penyakit dengue dan kejadian
DBD (Wang, dkk, 2020).
Demam berdarah terkadang dapat mempengaruhi beberapa
sistem tubuh lainnya (WHO, 2009), baik secara terpisah atau
bersama dengan gejala demam berdarah pada umumnya (Varatharaj,
2010). Penurunan tingkat kesadaran terjadi pada 0,5 – 6% kasus
yang parah, yang disebabkan baik oleh peradangan otak oleh virus
atau secara tidak langsung sebagai akibat dari kerusakan organ vital,
misalnya hati (Gould & Solomon, 2008). Gangguan neurologis
lainnya telah dilaporkan dalam konteks demam berdarah, seperti
mielitis transversa dan sindrom Guillain-Barré (Gould & Solomon,
2008). Infeksi jantung dan gagal hati akut adalah salah satu
komplikasi yang jarang terjadi (WHO, 2009). Seorang wanita hamil
yang menderita demam berdarah berisiko lebih tinggi mengalami
keguguran, kelahiran dengan berat badan rendah, dan kelahiran
premature.

II.1.2. Etiologi

306
a. Virus
Virus demam berdarah (DENV) adalah virus RNA dari
keluarga Flaviviridae; genus Flavivirus. Anggota lain dari
genus yang sama termasuk yellow fever virus, virus West Nile,
virus Zika, virus ensefalitis St. Louis, virus ensefalitis Jepang,
virus ensefalitis tick-borne, virus penyakit hutan Kyasanur, dan
Omsk hemorrhagic fever virus. Sebagian besar ditularkan oleh
artropoda (nyamuk atau kutu), dan karena itu juga disebut
sebagai arbovirus (virus yang dibawa oleh artropoda) (Gould
& Solomon, 2008).
Genom virus dengue (materi genetik) mengandung sekitar
11.000 basa nukleotida, yang mengkode tiga jenis molekul
protein yang berbeda (C, prM dan E) yang membentuk partikel
virus dan tujuh molekul protein non-struktural lainnya (NS1,
NS2a, NS2b), NS3, NS4a, NS4b, NS5) yang ditemukan hanya
pada sel inang yang terinfeksi dan diperlukan untuk replikasi
virus (Rodenhuis-Zybert, dkk., 2010). Ada lima strain virus,
yang disebut serotipe, yang empat pertama disebut sebagai
DENV-1, DENV-2, DENV-3 dan DENV-4. Perbedaan antara
serotipe didasarkan pada antigenisitasnya.
b. Transmisi Nyamuk Aedes
Virus dengue terutama ditularkan oleh nyamuk Aedes,
khususnya A. aegypti.[21] Nyamuk ini biasanya hidup di
antara garis lintang 35° Utara dan 35° Selatan di bawah
ketinggian 1.000 meter (3.300 kaki).[21] Mereka biasanya
menggigit pada pagi dan sore hari (WHO, 2012), tetapi mereka
dapat menggigit dan menyebarkan infeksi setiap saat sepanjang
hari. Spesies Aedes lain yang menularkan penyakit ini
termasuk A. albopictus, A. polynesiensis dan A. scutellaris
(WHO, 2009). Manusia adalah inang utama virus (Gould &
Solomon, 2008), tetapi virus ini juga bersirkulasi pada primata
bukan manusia (WHO, 2011). Infeksi dapat diperoleh melalui

307
satu gigitan (CDC, 2010). Nyamuk betina yang menghisap
darah dari orang yang terinfeksi demam berdarah, selama
periode demam awal 2 sampai 10 hari, menjadi terinfeksi virus
di dalam sel-sel yang melapisi ususnya. Sekitar 8-10 hari
kemudian, virus menyebar ke jaringan lain termasuk kelenjar
ludah nyamuk dan kemudian dilepaskan ke dalam air liurnya.
Virus tersebut tampaknya tidak memiliki efek merugikan pada
nyamuk, yang tetap terinfeksi seumur hidup. Aedes aegypti
sangat terlibat, karena lebih suka bertelur di wadah air buatan,
hidup berdekatan dengan manusia, dan memakan manusia
daripada vertebrata lain (Gubler, 2010).
c. Transfusi darah, organ, serta jalur penularan lain
Demam berdarah juga dapat ditularkan melalui produk darah
yang terinfeksi dan melalui donasi organ (Stramer, dkk., 2009).
Di negara-negara seperti Singapura, di mana demam berdarah
endemik, risikonya diperkirakan antara 1,6 dan 6 per 10.000
transfusi (Teo, dkk., 2009). Penularan vertikal (dari ibu ke
anak) selama kehamilan atau saat lahir telah dilaporkan. Cara
penularan dari orang ke orang lainnya, termasuk penularan
secara seksual, juga telah dilaporkan, tetapi masih jarang
terjadi.

II.1.3. Patofisiologi
Ketika nyamuk pembawa virus dengue menggigit seseorang, virus
masuk ke kulit bersama air liur nyamuk. Ini mengikat dan memasuki
sel darah putih, dan bereproduksi di dalam sel saat mereka bergerak
ke seluruh tubuh. Sel darah putih merespon dengan memproduksi
beberapa sinyal protein, seperti sitokin dan interferon, yang
bertanggung jawab atas banyak gejala, seperti demam, gejala mirip
flu, dan nyeri parah. Pada infeksi yang parah, produksi virus di
dalam tubuh sangat meningkat, dan lebih banyak organ (seperti hati
dan sumsum tulang) dapat terpengaruh. Cairan dari aliran darah

308
bocor melalui dinding pembuluh darah kecil ke dalam rongga tubuh
karena permeabilitas kapiler. Akibatnya, lebih sedikit darah yang
beredar di pembuluh darah, dan tekanan darah menjadi sangat
rendah sehingga tidak dapat memasok cukup darah ke organ vital.
Selanjutnya, disfungsi sumsum tulang akibat infeksi sel stroma
menyebabkan berkurangnya jumlah trombosit, yang diperlukan
untuk pembekuan darah yang efektif; ini meningkatkan risiko
perdarahan, komplikasi utama demam berdarah lainnya (Martina,
dkk., 2009).

Replikasi Virus
Begitu berada di dalam kulit, virus dengue mengikat sel
Langerhans (populasi sel dendritik di kulit yang mengidentifikasi
pathogen) (Martina, dkk., 2009). Virus memasuki sel melalui
pengikatan antara protein virus dan protein membran pada sel
Langerhans, khususnya, lektin tipe-C yang disebut DC-SIGN,
reseptor mannose dan CLEC5A (Rodenhuis-Zybert dkk., 2010).
DC-SIGN, reseptor non-spesifik untuk bahan asing pada sel
dendritik, tampaknya menjadi titik masuk utama (Guzman dkk.,
2010). Sel dendritik bergerak ke kelenjar getah bening terdekat.
Sementara itu, genom virus ditranslasikan dalam vesikel terikat
membran pada retikulum endoplasma sel, di mana alat sintesis
protein sel menghasilkan protein virus baru yang mereplikasi RNA
virus dan mulai membentuk partikel virus. Partikel virus yang belum
matang diangkut ke aparatus Golgi, bagian dari sel di mana beberapa
protein menerima rantai gula yang diperlukan (glikoprotein). Virus
baru yang sekarang matang dilepaskan oleh eksositosis. Mereka
kemudian dapat memasuki sel darah putih lainnya, seperti monosit
dan makrofag (Rodenhuis-Zybert dkk., 2010).
Reaksi awal sel yang terinfeksi adalah menghasilkan interferon,
suatu sitokin yang meningkatkan banyak pertahanan terhadap
infeksi virus melalui sistem imun bawaan dengan meningkatkan

309
produksi sekelompok besar protein yang diperantarai oleh jalur
JAK-STAT. Beberapa serotipe virus dengue tampaknya memiliki
mekanisme untuk memperlambat proses ini. Interferon juga
mengaktifkan sistem kekebalan adaptif, yang mengarah pada
pembentukan antibodi terhadap virus serta sel T yang secara
langsung menyerang setiap sel yang terinfeksi virus. Berbagai
antibodi dihasilkan; beberapa mengikat erat dengan protein virus
dan menargetkan mereka untuk fagositosis (ditelan oleh sel-sel
khusus dan penghancuran), tetapi beberapa mengikat virus kurang
baik dan muncul sebagai gantinya mengirimkan virus ke bagian
fagosit di mana ia tidak dihancurkan tetapi dapat bereplikasi lebih
lanjut (Rodenhuis-Zybert dkk., 2010).

II.2. Gambaran Identitas Pasien


Nama : An. Z
Usia : 3 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
No. RM : 2019-833428
Ruang : Mawar
Kamar : 605
Tgl masuk : 12/10/21
Alamat : Jl. Kamboja No. 44 RT 07 RW 02, Cijantung, Pasar Rebo
Agama : Islam
Pekerjaan :-
Aktivitas : Bermain dan belajar

II.3. Gambaran Riwayat Penyakit Pasien


II.3.1. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien didiagnosa mengalami demam sejak beberapa hari yang lalu,
lemas dan nyeri pada bagian perut.
II.3.2. Riwayat Penyakit Dahulu
Tidak ada riwayat penyakit dahulu.

310
II.3.3. Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada riwayat penyakit keluarga.

II.4. Proses Asuhan Gizi Terstandar (PAGT)


II.4.1. Skrining Gizi
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PASAR
REBO
Jl. Let. Jend. TB Simatupang No.30 Jakarta Timur
13760
Telp. 021 8400109, 8401127 ec.147/148, E-mail:
gizirspr@gmail.com
MST (Malnutrition Screening Tool)
Tanggal: 14/10/2021 Nama : An. K
Diagnosa Medis: DHF No.RM : 2021-697813
BB: 18 kg Jenis Kelamin : Perempuan
TB: 103 cm Umur : 3 tahun

Parameter
Apakah pasien mengalami penurunan BB yang tidak
1. (0)
diinginkan dalam 6 bulan terakhir?
 Tidak ada
penurunan berat =0
badan
 Tidak yakin =2
 Jika ya, berapa
penurunan berat badan
 1 – 5 kg =1
 6 – 10 kg =2
 11 – 15 kg =3
 > 15 kg =4
 Tidak yakin =2
2. Apakah asupan makan berkurang karena adanya
(1)
penurunan nafsu makan?
 Tidak =0
 Ya =1
Jumlah skor keseluruhan 1

311
Hasil
<2 = tidak beresiko malnutrisi
≥2 = beresiko malnutrisi

Kesimpulan:
Berdasarkan skrining gizi, pasien mendapatkan skor 1 yang
berarti tidak memiliki risiko mengalami malnutrisi.

II.4.2. Pengkajian Gizi (Assessment)


II.4.2.1. Antropometri
BB = 18 kg
TB = 103 cm
BB/U =

= 0,875 (normal)
BBI = 16 kg (menggunakan indikator PB/BB
WHO)
Status Gizi = Normal
Penilaian:
Berdasarkan hasil perhitungan status gizi pasien
menggunakan perhitungan BB/U didapatkan nilai 0,875
(normal).

II.4.2.2. Biokimia
Tabel 2. Hasil Pemeriksaan Biokimia Pasien
Indikator Hasil Nilai Rujukan Keterangan
Hemoglobin 14,2 10,8-12,8 Tinggi
Leukosit 4,65 103/ 5,5 – 15,5 103/ Rendah
Trombosit 66 ribu/ 229 – 553 ribu/ Rendah
Sumber: Data Rekam Medis RSUD Pasar Rebo
Penilaian:

312
Berdasarkan hasil pemeriksaan biokimia pasien, data
menunjukkan bahwa pasien mengalami leukopenia
ditunjukkan oleh leukosit yang rendah dan trombositpenia
ditunjukkan kadar trombosit yang rendah. Derajat
hemokonsentrasi ditujukkan dengan Hemoglobin yang
berada di atas rata-rata.

II.4.2.3. Klinis
Tabel 3. Hasil Pemeriksaan Klinis Pasien
Pemeriksaan Hasil Nilai Normal Keterangan

Tekanan darah 100/57 mmHg < 120/80 mmHg Rendah

Suhu tubuh 38,3oC 36 – 37,2 oC Tinggi


Nadi 120 kali/ menit 60 – 100 kali/menit Tinggi
Respiratory
24 kali/ menit 12 – 20 kali/menit Tinggi
Rate
Penilaian:
Berdasarkan hasil pemeriksaan klinis pasien. data
menunjukkan bahwa pasien mengalami hipotensi yang
ditunjukkan dengan tekanan darah 100/57 mmHg. Demam
yang ditunjukkan dengan suhu tubuh sebesar 38,3oC.
Pasien juga mengalami takikardia ditunjukkan dengan nadi
120 kali/menit dan takipnea dengan RR sebesar 24
kali/menit.

II.4.2.4. Fisik
Tabel 4. Hasil Pemeriksaan Fisik Pasien
Penurunan nafsu makan (+)
Lemas (+)
Pucat (-)

313
Demam (+)
Mual (+)
Muntah (+)
Nyeri kepala (-)
Penilaian:
Berdasarkan hasil pemeriksaan data fisik, pasien
mengalami penurunan nafsu makan, lemas, mual,
muntah dan ulkus pedis dekstra.

II.4.2.5. Riwayat Makan Pasien


1. Pola Makan Sebelum Masuk RS
Tabel 5. Rincian Pola Makan Pasien SMRS
Waktu
Menu URT
Makan
Nasi Putih ½ centong
Sarpan 1 centong
Sayur Sop
(06.30) sayur
Telur Ayam ½ butir
Selingan 1 kotak
Susu UHT
(10.00) sedang
Nasi Putih ½ centong
1 centong
Makan Siang Sayur Bayam
sayur
(12.00)
½ potong
Tahu
sedang
Bubur Nasi 1 centong
Makan
Ayam Suir 1 sdm
malam
1 kotak
(18.30) Susu UHT
sedang

2. Kebiasaan Makan dan Riwayat Alergi Makanan


a. Kualitatif

314
Pasien biasanya makan nasi, lauk hewani, lauk nabati
dan sayur. Pasien suka membeli jajanan seperti roti dan
biskuit (tidak konsumsi jajanan yang tidak sehat karena
dalam pantauan orangtuanya) dan pasien tidak memiliki
riwayat alergi.
b. Kuantitatif
Pasien makan 3 kali sehari saat pagi, siang, dan malam,
serta makan camilan di waktu pagi dan sore.

1. Perhitungan Energi dan Zat Gizi SMRS


BBI = 16 kg
Total energi = BBI x Faktor Konversi Anak 3 Tahun
= 16,1 x 86,5
= 1392,65 kkal
Protein = BBI x Faktor Konversi
= 16,1 x 2
= 32,2 gr  128,8 kkal
Lemak = 25 % x 1392,65 / 9
= 348,16 kkal / 9
= 38,68 gr
KH = (1392,65 – 128,8 – 348,16) / 4
= 915,69 kkal / 4
= 228,92 gr

Tabel 6. Perbandingan Asupan Pasien SMRS dan


Kebutuhan Gizi Pasien

Zat Gizi Kebutuhan Asupan Persentase Keterangan


Defisit
Energi
1392,65 1208,6 86% tingkat
(kkal)
ringan
32 28,02 87,5% Defisit
Protein
tingkat
(gram)
ringan

315
Lemak 38,68 43,18 111,63% Cukup
(gram)
Karbohidrat 228,92 225,45 98% Cukup
(gram)
Sumber: WNPG, 2012
Pembahasan:
Berdasarkan hasil perbandingan antara asupan dan
kebutuhan gizi pasien sebelum masuk rumah sakit, diketahui
bahwa asupan energi dan protein defisit tingkat ringan,
sedangkan lemak dan karbohidrat cukup.

2. Pola Makan MRS


Waktu
Menu Porsi (gram)
Makan
Selingan Pagi Pudding
30
(10.00) Strawberry
Nasi Tim 50
Makan Siang Ikan Tuna 35
(12.00) Tempe Bacem 20
Semangka 25
Makan Nasi Tim 50
Malam Daging Empal 20
(18.00) Tahu 10
Nasi Tim 20
Makan Pagi Telur Bumbu
20
(08.00) Semur
Sup Oyong 40

3. Perhitungan Energi dan Zat Gizi MRS


BBI = 16 kg
Total energi = BBI x Faktor Konversi Anak 3 Tahun
= 16,1 x 86,5

316
= 1392,65 kkal
Protein = BBI x Faktor Konversi
= 16,1 x 2
= 32,2 gr  128,8 kkal
Lemak = 25 % x 1392,65 / 9
= 348,16 kkal / 9
= 38,68 gr
KH = (1392,65 – 128,8 – 348,16) / 4
= 915,69 kkal / 4
= 228,92 gr

Tabel 6. Perbandingan Asupan Pasien MRS dan


Kebutuhan Gizi Pasien

Zat Gizi Kebutuhan Asupan Persentase Keterangan


1119,5 80,38% Defisit
Energi
1400 Tingkat
(kkal)
Ringan
32 22,65 70,78% Defisit
Protein
Tingkat
(gram)
Sedang
Lemak 38,68 20,8 53,77% Defisit
(gram) Tingkat Berat
228,92 173,4 75,74% Defisit
Karbohidrat
Tingkat
(gram)
Sedang
Sumber: WNPG, 2012
Pembahasan:
Berdasarkan hasil perbandingan antara asupan dan
kebutuhan gizi pasien saat masuk rumah sakit, diketahui
bahwa asupan energi defisit tingkat ringan. Protein dan
karbohidrat defisit tingkat sedang. Sedangkan asupan lemak
pasien defisit tingkat berat.

II.4.2.6. Riwayat Personal Pasien

317
An. Z merupakan seorang anak tunggal, aktivitas
sehari-hari hanya bermain dan belajar. Kondisi rumah An. Z
saat ini sedang dilakukan renovasi sehingga banyak genangan
dan menjadi sarang nyamuk.

II.4.2.7. Terapi Obat

Efek Samping
Obat Kegunaan Berkaitan dengan
Gizi
Membantu
IVFD RA
memenuhi
(Ringer 20 tpm
kebutuhan cairan dan
Asering)
elektrolit.
Membantu
mengobati beberapa
kondisi akibat infeksi
Ceftriaxone 1 x 2gr bakteri, dan infeksi
pada pasien dengan
sel darah putih yang
rendah.

II.4.3. Diagnosa Gizi


Domain Intake
NI-2.1 Asupan oral tidak adekuat berkaitan dengan mual,
muntah dan penurunan nafsu makan ditandai dengan
ketidakcukupan asupan pada energi dan protein.
Domain Klinis
NC-2.2 Perubahan nilai laboratorium terkait gizi (Fe)
berkaitan dengan penyakit DHF yang dialami
ditandai dengan hasil pemeriksaan hemoglobin
diatas normal dan trombosit dibawa normal.

318
II.4.4. Intervensi
1. Tujuan Diet
- Memenuhi kebutuhan zat gizi minimal 80% untuk
membantu mempercepat proses penyembuhan
- Memberikan makanan untuk membantu
memperbaiki nilai laboratorium, membantu
menaikan tekanan darah, dan membantu mengurangi
keluhan fisik
- Meningkatkan pengetahuan melalui edukasi gizi
tentang diet lunak
2. Syarat Diet
- Energi sesuai kebutuhan 1.400 kkal
- Protein 15% dari kebutuhan energi total yakni 128,8
gram
- Lemak 25% dari kebutuhan energi total yakni 38,68
gram
- Karbohidrat 60% dari kebutuhan energi total yakni
228,92 gram
3. Terapi Diet
Jenis diet : Diet lunak
Bentuk makanan : Nasi tim
Rute makanan : Oral
Frekuensi : 3x makan utama dan 1x selingan

II.4.1. Rencana Monitoring


Tabel 9. Rencana Monitoring Pasien
Monitoring Parameter Waktu Target
- Berat badan Konsultasi atau
- Menjaga berat badan
Antropometri - Panjang badan pemeriksaan
agar tetap ideal
- Status gizi berikutnya
- Hemoglobin Pemeriksaan Mencapai rentang
Biokimia
- Leukosit berikutnya normal

319
- Trombosit
- Perbaikan nafsu
- Nafsu makan
makan
- Lemas
Fisik Setiap hari - Tidak lemas
- Mual
- Tidak mual dan
- Muntah
muntah
- Tekanan darah
Tekanan darah, suhu
- Suhu tubuh
tubuh, denyut nadi dan
Klinis - Nadi Setiap hari
pernapasan kembali
- Respiratory
normal
rate
Asupan energi, Asupan mencapai 90% -
Asupan
protein, lemak, Setiap hari 110% dari kebutuhan
Makanan
karbohidrat sehari

II.4.2. Evaluasi
1. Asupan Makan Pasien
Tabel 10. Persentase Asupan Makan Pasien
E P L KH
Kebutuhan

1400 kkal 32 gr 38,68 gr 228,92 gr

Kkal % gr % gr % gr %

Hari
1199 86 % 25 78% 30 78% 171 75%
1
Hari
1232 88% 28 88% 24 62% 190 83%
2
Hari
1359 97% 30 94% 35 90% 211 92%
3
Kesimpulan:
Terjadi peningkatan asupan makan pasien dari hari ke-1 sampai hari
ke-3. Dapat dilihat dari persentase asupan makan pasien yang kian
membaik. Asupan energi, protein, lemak dan karbohidrat juga sudah
memenuhi kebutuhan asupan makan pasien dalam sehari.

320
2. Pemeriksaan Biokimia Pasien
Tabel 11. Hasil Pemeriksaan Biokimia Pasien
Hasil
Indikator Nilai Rujukan Capaian
14/10 15/10
Hemoglobin 14,2 12,2 10,8-12,8 Rendah
Leukosit 4,65 5,3 5,5 – 15,5 103/ Rendah
Trombosit 66 220 229 – 553 ribu/ Rendah
Kesimpulan:
Pada pemeriksaan biokimia pasien di hari ke-3 rawat inap, kadar
hemoglobin, leukosit dan trombosit pasien sudah mulai mendekati
angka normal, yaitu untuk kadar hemoglobin pasien 12,2 , kadar
leukosit pasien 5,3 103/ , dan kadar trombosit pasien 66 ribu/ .

3. Pemeriksaan Fisik Pasien


Tabel 12. Hasil Pemeriksaan Fisik Pasien
Hasil
Indikator
14/10 15/10 16/10
Penurunan nafsu (-) (-)
(+)
makan
Lemas (+) (+) (-)
Demam (+) (-) (-)
Mual (+) (-) (-)
Muntah (+) (-) (-)
Kesimpulan:
Pada pemeriksaan fisik pasien di hari ke-2 rawat inap, nafsu makan
pasien sudah membaik, serta pasien tidak lagi merasa mual dan
muntah, meskipun masih merasa lemas pada hari ke-2. Pada hari ke-
3, seluruhnya sudah membaik.

321
4. Pemeriksaan Klinis Pasien
Tabel 13. Hasil Pemeriksaan Klinis Pasien
Hasil
Pemeriksaan Nilai Normal Capaian
14/10 15/10 16/10
Tekanan < 120/80
100/57 110/80 112/70 Normal
darah mmHg
Suhu tubuh 38,3 37,1 36,2 36 – 37,2 oC Normal
60 – 100
Nadi 120 112 90 Normal
kali/menit
Respiratory 12 – 20
24 21 18 Normal
Rate kali/menit
Kesimpulan:
Pada pemeriksaan fisik pasien di hari ke 2-3, seluruhnya sudah
mencapai normal.

322
BAB III
PENUTUP

II.1. Kesimpulan
1) Hasil skrining An. Z diperoleh skor 1 yang berarti tidak beresiko
mengalami malnutrisi
2) An. Z memiliki status gizi normal
3) Hasil lab menunjukkan bahwa kadar hemoglobin pasien tinggi,
leukosit rendah, dan trombosit rendah. Hal tersebut mengindikasikan
bahwa pasien mengalami DHF.
4) Pemeriksaan klinis An. Z memiliki suhu tubuh tinggi yang
mengindikasikan pasien mengalami demam
5) Pemeriksaan fisik An. Z ditemukan adanya mual, muntah, nafsu
makan menurun, dan demam
6) An. Z diberi intervensi dengan preskripsi diet lunak serta edukasi
dengan media leaflet
7) Rencana monitoring dilakukan dalam jangka waktu 3 hari dengan
indikator asupan, keluhan fisik klinis, dan pengetahuan

II.2. Saran
An. Z diharapkan dapat menerapkan diet yang diberikan dengan
bantuan dari keluarga, terutama kedua orangtuanya. An. Z diharapkan
dapat menjaga pemilihan bahan makanan yang akan dikonsumsi,
pemilihan cara pengolahan makanan sesuai dengan edukasi yang sudah
diberikan.

323
DAFTAR PUSTAKA

Wang, W.-H., Urbina, A. N., Chang, M. R., Assavalapsakul, W., Lu, P.-L.,
Chen, Y.-H., & Wang, S.-F. (2020). Dengue hemorrhagic fever – A systemic
literature review of current perspectives on pathogenesis, prevention and control.
Journal of Microbiology, Immunology and Infection.
doi:10.1016/j.jmii.2020.03.007
Varatharaj, A. (2010). Encephalitis in the clinical spectrum of dengue
infection. Neurology India, 58(4), 585. doi:10.4103/0028-3886.68655
Gould, E., & Solomon, T. (2008). Pathogenic flaviviruses. The Lancet,
371(9611), 500–509. doi:10.1016/s0140-6736(08)60238-x
Rodenhuis-Zybert, I. A., Wilschut, J., & Smit, J. M. (2010). Dengue virus life
cycle: viral and host factors modulating infectivity. Cellular and Molecular Life
Sciences, 67(16), 2773–2786. doi:10.1007/s00018-010-0357-z
"Vector-borne viral infections". World Health Organization. Archived from
the original on 3 February 2011. Retrieved 17 January 2011.
Center for Disease Control and Prevention. "Chapter 5 – dengue fever (DF)
and dengue hemorrhagic fever (DHF)". 2010 Yellow Book. Archived from the
original on 29 December 2010. Retrieved 23 December 2010.
Gubler DJ. (2010). "Dengue viruses". In Mahy BW, Van Regenmortel MH
(eds.). Desk Encyclopedia of Human and Medical Virology. Boston: Academic
Press. pp. 372–82. ISBN 978-0-12-375147-8. Archived from the original on 9 June
2016.
Stramer, S. L., Hollinger, F. B., Katz, L. M., Kleinman, S., Metzel, P. S.,
Gregory, K. R., & Dodd, R. Y. (2009). Emerging infectious disease agents and their
potential threat to transfusion safety. Transfusion, 49, 1S–29S. doi:10.1111/j.1537-
2995.2009.02279.x
Teo, D., Ng, L. C., & Lam, S. (2009). Is dengue a threat to the blood supply?
Transfusion Medicine, 19(2), 66–77. doi:10.1111/j.1365-3148.2009.00916.x
Martina BE, Koraka P, Osterhaus AD. (October 2009). "Dengue virus
pathogenesis: an integrated view". Clinical Microbiology Reviews. 22 (4): 564–81.
doi:10.1128/CMR.00035-09. PMC 2772360. PMID 19822889.

324
Rodenhuis-Zybert IA, Wilschut J, Smit JM. (August 2010). "Dengue virus
life cycle: viral and host factors modulating infectivity" (PDF). Cellular and
Molecular Life Sciences. 67 (16): 2773–86. doi:10.1007/s00018-010-0357-z.
PMID 20372965. S2CID 4232236.
Guzman MG, Halstead SB, Artsob H, et al. (December 2010). "Dengue: a
continuing global threat". Nature Reviews. Microbiology. 8 (12 Suppl): S7–16.
doi:10.1038/nrmicro2460. PMC 4333201. PMID 21079655.

325
LAMPIRAN

Lampiran 1. Media Edukasi Leaflet

326
Lampiran 2. Dokumentasi
1. Asupan Makan

2. Edukasi Pasien dan Keluarga

327
LAPORAN STUDI KASUS MENDALAM

PENATALAKSANAAN GIZI
PADA PASIEN BEDAH HERNIA SKROTALIS
RUANG RAWAT INAP FLAMBOYAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PASAR REBO

Disusun Oleh :
Muhammad Reihan Arianda 1810714060

PROGRAM STUDI GIZI PROGRAM SARJANA


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAKARTA
2021

328
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan studi kasus mendalam Pasien Bedah Hernia Skrotalis dibuat dan
diajukan sebagai syarat kelengkapan dan bukti kegiatan Magang Manajemen
Asuhan Gizi Klinik (MAGK) di Rumah Sakit Umum Daerah Pasar Rebo. Tahun
Ajaran 2021/2022.

Disusun oleh :
Muhammad Reihan Arianda 1810714060

Telah disetujui oleh:

Pembimbing Magang MAGK


Rumah Sakit Umum Daerah Pasar Dosen Pembimbing Magang MAGK
Rebo

Okta Setya Asmaji, S.Gz., RD Iin Fatmawati Imrar, S.Gz, MPH


NIP/NIK. ……………. NIDN. 0005128606

329
BAB I
PENDAHULUAN

I.4. Latar Belakang


Hernia adalah keluarnya jaringan atau organ secara tidak normal,
seperti usus, melalui dinding rongga tempat ia biasanya berada (Fitzgibbons &
Forse, 2015). Hernia juga dapat dikatakan sebagai defek dalam dinding
abdomen yang memungkinkan isi abdomen (seperti peritonium, lemak, usus,
atau kandung kemih) memasuki defek tersebut sehingga dapat menimbulkan
kantong yang berisikan materi abnormal (Tambayong, 2000).
Hernia terdiri dari beberapa jenis, yaitu hernia skrotalis (hernia
inguinalis), hernia femoralis, hernia umbilical, hernia incisional, hernia
diaphragmatic, dan masih banyak lagi. Hernia skrotalis atau hernia inguinalis
adalah protrusi isi kavum abdomen atau lemak preperitoneal melalui defek
hernia di area inguinal, baik karena penyebab kongenital ataupun tidak. Hal ini
kemudian akan menyebabkan keluhan berupa rasa tidak nyaman hingga nyeri,
dan jika defek cukup sempit, isi saccus hernia berisiko mengalami inkarserata
(Simons, dkk., 2009). Hernia inguinalis umumnya lebih sering menyerang pria
dibandingkan wanita. Meski dapat terjadi pada semua umur, insidensi hernia
inguinalis meningkat seiring pertambahan usia (Burcharth, dkk., 2013).
Beberapa faktor risiko terjadinya hernia inguinalis adalah jenis kelamin pria,
usia tua, prosesus vaginalis paten, peningkatan tekanan intraabdominal,
riwayat kelemahan dinding abdomen sebelumnya, sering mengangkat beban
berat, merokok, obesitas, dan kehamilan (Oberg, dkk., 2017).
Hingga saat ini, tatalaksana utama hernia inguinalis adalah dengan
dilakukan pembedahan. Di negara maju seperti Amerika Serikat, dilaporkan
600,000 tindakan repair hernia dilaksanakan setiap tahun. Operasi repair hernia
dapat dilakukan secara konvensional terbuka (open surgery) maupun secara
laparoskopi. Kedua tindakan tersebut dilaporkan memiliki efektivitas yang
sama dengan hasil yang setara.

330
I.5. Tujuan
I.5.1. Tujuan Umum
Mempelajari dan menerapkan proses asuhan gizi klinik pada pasien
bedah dengan penyakit hernia skrotalis.
I.5.2. Tujuan Khusus
5. Mampu melakukan skrining gizi
6. Mampu melakukan anamnesis gizi
7. Mampu menentukan diagnosis gizi
8. Mampu merencanakan intervensi, monitoring dan evaluasi,
serta edukasi gizi

I.6. Manfaat
I.6.1. Bagi Mahasiswa
Meningkatkan kemampuan proses asuhan gizi klinik, serta
mendapatkan pengalaman dan wawasan baru pada penatalaksanaan
diet pasien bedah dengan penyakit hernia skrotalis.
I.6.2. Bagi Institusi
Memberikan bantuan dan saran pada pemantauan asuhan gizi
terstandar serta pelaksanaan diet pada pasien bedah dengan penyakit
hernia skrotalis.
I.6.3. Bagi Rumah Sakit
Membantu proses pemulihan pasien dengan cara penerapan asuhan
gizi terstandar dan terstruktur untuk pasien bedah dengan penyakit
hernia skrotalis.

331
BAB II
PEMBAHASAN

II.5. Gambaran Umum, Etiologi dan Patofisiologi


II.5.1. Gambaran Umum
Hernia adalah keluarnya jaringan atau organ secara tidak
normal, seperti usus, melalui dinding rongga tempat ia biasanya
berada (Fitzgibbons & Forse, 2015). Hernia juga dapat dikatakan
sebagai defek dalam dinding abdomen yang memungkinkan isi
abdomen (seperti peritonium, lemak, usus, atau kandung kemih)
memasuki defek tersebut sehingga dapat menimbulkan kantong
yang berisikan materi abnormal (Tambayong, 2000).
Sejauh ini, hernia yang paling umum (sampai 75% dari
semua hernia perut) adalah hernia inguinalis, yang selanjutnya
dibagi menjadi hernia inguinalis indirek yang lebih umum terjadi
(sebanyak 2/3), yang mana kanalis inguinalis masuk melalui area
lemah kongenital pada pintu masuknya (cincin inguinalis interna).
Selain hernia inguinalis direk, terdapat hernia inguinalis direk
(sebanyak 1/3), yang mana isi hernia mendorong melalui titik lemah
di dinding belakang kanalis inguinalis. Hernia inguinalis adalah
jenis hernia yang paling umum pada pria dan wanita. Dalam
beberapa kasus tertentu, mereka mungkin memerlukan pembedahan.
Ada kasus khusus di mana hernia dapat mengalami hernia direk dan
indirek secara bersamaan hernia pantalon, atau, meskipun sangat
jarang, mungkin mengalami hernia direk dan indirek secara
simultan. Hernia Pantalon (Saddle Bag hernia) adalah gabungan
hernia direk dan indirek ketika kantung hernia menonjol di kedua
sisi pembuluh epigastrika inferior (Jones, dkk., 2013).
Hingga saat ini, tatalaksana utama hernia inguinalis adalah
dengan dilakukan pembedahan. Komplikasi pasca pembedahan
dapat terjadi, biasanya akibat adanya inflamasi, obstruksi lumen

332
(seperti obstruksi usus pada hernia usus), hydrocele kantung hernia,
pendarahan, serta masalah autoimun.

II.5.2. Etiologi
Hernia direk dan indirek memiliki etiologi yang berbeda..
Etiologi dari hernia indirek erat kaitannya dengan kelainan
embriologi inguinal dan penurunan testis. Sehingga hernia indirek
tergolong hernia kongenital, meski dengan onset usia beragam
(Oberg, dkk., 2017). Pada hernia indirek etiologi tonjolan hernia
adalah prosesus vaginalis yang gagal menutup Kondisi lain yang
menimbulkan peningkatan tekanan intraabdomen juga berkontribusi
pada pembentukan hernia (Vad, dkk., 2017). Pada hernia direk,
proses patologi terjadi akibat dinding abdomen yang melemah
(fascia transversalis) yang diperkirakan merupakan akibat kelainan
metabolisme kolagen (Oberg, dkk., 2017).
Faktor risiko terjadinya hernia termasuk merokok, penyakit
paru obstruktif kronik, obesitas, kehamilan, dialisis peritoneal,
penyakit pembuluh darah kolagen dan operasi usus buntu
sebelumnya, antara lain (Fitzgibbons, dkk., 2015). Faktor
predisposisi hernia adalah genetik dan lebih sering terjadi pada
keluarga tertentu (Mihailov, dkk., 2016). Mutasi yang menyebabkan
predisposisi hernia tampaknya memiliki pewarisan dominan
(terutama untuk pria). Hernia seringkali dapat didiagnosis
berdasarkan tanda dan gejalanya. Kadang-kadang, pencitraan medis
digunakan untuk mengkonfirmasi diagnosis atau menyingkirkan
kemungkinan penyebab lainnya (Fitzgibbons, dkk., 2015).

II.5.3. Patofisiologi
Pada hernia inguinalis lateralis (indirek) lengkung usus
keluar melalui kanalis inguinalis dan mengikuti kora spermatikus
(pria) atau ligamen sekitar (wanita). Ini diakibatkan karena gagalnya

333
prosesus vaginalis untuk menutup testis turun ke dalam skrotum atau
fiksasi ovarium (Mansjoer, dkk 2009).
Pada pertumbuhan janin (kira-kira 3 minggu) testis yang
mula-mula terletak diatas mengalami penurunan (desensius) menuju
ke skrotum. Pada waktu testis turun melewati iguinal sampai
skrotum procesus vaginalis peritoneal yang terbuka dan
berhubungan dengan rongga peritoneum mengalami obliterasi dan
setelah testis sampai pada skrotum, prosesus vaginalis peritoneal
seluruhnya tertutup (obliterasi). Bila ada gangguan obliterasi, maka
seluruh prosesus vaginalis peritoneal terbuka, terjadilah hernia
ingguinal lateralis. Hernia inguinalis lateralis lebih sering
didapatkan dibagian kanan (kira-kira 60%). Hal ini disebabkan
karena proses desensus dan testis kanan lebih lambat dibandingkan
dengan yang kiri. (Jitiwoyono Dan Kristiyanasari, 2010).
Hernia inguinalis indirek terjadi melalui cincin inguinal dan
melewati korda spermatikus melalui kanalis inguinalis. Ini
umumnya terjadi pada pria dan wanita. Insidennya tertinggi pada
bayi dan anak kecil. Hernia dapat menjadi sangat besar dan sering
turun ke skrotum (Haryono, 2012). Hernia inguinalis direk terjadi
melewati dinding abdomen diarea kelemahan otot, tidak melalui
kanal seperti pada hernia inguinalis dan formalis indirek. Ini lebih
umum pada lansia (Rudi Haryono,2012).

II.6. Gambaran Identitas Pasien


Nama : Tn. H
Usia : 18 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
No. RM : 2021-902664
Ruang : Flamboyan
Kamar : 404
Tgl masuk : 25/10/21
Alamat : Jl. Rancho Indah No. 86 Kel. Jagakarsa, Jakarta Selatan

334
Agama : Islam
Pekerjaan : Pelajar
Aktivitas : Belajar & olahraga

II.7. Gambaran Riwayat Penyakit Pasien


II.7.1. Riwayat Penyakit Sekarang
Nyeri pada buah zakar sejak kurang lebih dua minggu, terdapat
benjolan keluar masuk sudah dua bulan, namun dua minggu terakhir
benjolan tidak masuk kembali nyeri bertambah ketika bermain bola
dan angkat beban.
II.7.2. Riwayat Penyakit Dahulu
Tidak ada riwayat penyakit dahulu.
II.7.3. Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada riwayat penyakit keluarga.

II.8. Proses Asuhan Gizi Terstandar (PAGT)


II.8.1. Skrining Gizi

335
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PASAR
REBO
Jl. Let. Jend. TB Simatupang No.30 Jakarta Timur
13760
Telp. 021 8400109, 8401127 ec.147/148, E-mail:
gizirspr@gmail.com
MST (Malnutrition Screening Tool)
Tanggal: 25/10/21
Nama : Tn. H
Diagnosa Medis:
No.RM : 2021-697813
Hernia Skrotalis
Jenis Kelamin : Laki-laki
LILA: 26 cm
Umur : 18 tahun
T. Lutut : 49 cm

Parameter
Apakah pasien mengalami penurunan BB yang tidak
1. (0)
diinginkan dalam 6 bulan terakhir?
 Tidak ada penurunan
=0
berat badan
 Tidak yakin =2
 Jika ya, berapa
penurunan berat badan
 1 – 5 kg =1
 6 – 10 kg =2
 11 – 15 kg =3
 > 15 kg =4
 Tidak yakin =2
2. Apakah asupan makan berkurang karena adanya
(0)
penurunan nafsu makan?
 Tidak =0
 Ya =1
Jumlah skor keseluruhan 0
Hasil
<2 = tidak beresiko malnutrisi
≥2 = beresiko malnutrisi
Kesimpulan:
Berdasarkan skrining gizi, pasien mendapatkan skor 0 yang
berarti tidak memiliki risiko mengalami malnutrisi.

336
II.8.2. Pengkajian Gizi (Assessment)
II.8.2.1. Antropometri
BB dengan LILA = 2,592 x 26 – 12,902
= 54,49 kg
TB dengan T. Lutut = (2,02 x 49) – (0,04 x 18) + 64,19
= 162,45 cm
IMT =

= 20,79 (normal)
Status Gizi = Normal
Penilaian:
Berdasarkan hasil perhitungan status gizi pasien
menggunakan perhitungan IMT didapatkan nilai 20,79
(normal).

II.8.2.2. Biokimia
Tabel 2. Hasil Pemeriksaan Biokimia Pasien
Indikator Hasil Nilai Rujukan Keterangan
Hemoglobin 15,3 13,2-17,2 Normal
Hematokrit 45 % 40 – 52 % Normal
Eritrosit 5,9 juta/ 4,4 – 5,9 juta/ Normal
Leukosit 9,2 103/ 3,8 – 10,1 103/ Normal
Trombosit 365 ribu/ 150 – 440 ribu/ Normal
SGOT 12 U/L 0 – 50 U/L Normal
SGPT 7 U/L 0 – 50 U/L Normal
Sumber: Data Rekam Medis RSUD Pasar Rebo
Penilaian:
Berdasarkan hasil pemeriksaan biokimia pasien, data
menunjukkan bahwa pasien normal.

II.8.2.3. Klinis

337
Tabel 3. Hasil Pemeriksaan Klinis Pasien
Pemeriksaan Hasil Nilai Normal Keterangan

Tekanan darah 110/82 mmHg < 120/80 mmHg Normal

Suhu tubuh 37,1oC 36 – 37,2 oC Normal


Nadi 68 kali/ menit 60 – 100 kali/menit Normal
Respiratory
20 kali/ menit 12 – 20 kali/menit Normal
Rate
Penilaian:
Berdasarkan hasil pemeriksaan klinis pasien data
menunjukkan bahwa pasien normal.

II.8.2.4. Fisik
Tabel 4. Hasil Pemeriksaan Fisik Pasien
Penurunan nafsu makan (+)
Lemas (-)
Pucat (-)
Demam (-)
Mual (-)
Muntah (-)
Nyeri kepala (-)
Penilaian:
Berdasarkan hasil pemeriksaan data fisik, pasien
mengalami penurunan nafsu makan.

II.8.2.5. Riwayat Makan Pasien


3. Pola Makan Sebelum Masuk RS
Tabel 5. Rincian Pola Makan Pasien SMRS
Waktu
Menu URT
Makan
Nasi Jagung 1 centong

338
1 centong
Sayur Sop
Sarpan sayur
(06.30) Telur Ayam 1 butir
Buah Semangka 1 potong
Nasi Jagung 2 centong
2 centong
Tumis Kangkung
sayur
Makan Siang
2 potong
(12.00) Tahu
sedang
1 potong
Ayam
sedang
Nasi Jagung 2 centong
Tumis Kangkung 2 centong
Makan 2 potong
Tahu
malam sedang
(19.30) 1 potong
Ayam
sedang
Susu 1 gelas

4. Kebiasaan Makan dan Riwayat Alergi Makanan


c. Kualitatif
Pasien biasa makan nasi, lauk hewani, lauk nabati dan
sayur. Pasien karena keseharian di pesantren jadi tidak
mendapat akses untuk membeli jajanan dan pasien tidak
memiliki riwayat alergi.
d. Kuantitatif
Pasien makan 3 kali sehari saat pagi, siang, dan malam.

4. Perhitungan Energi dan Zat Gizi SMRS


BB = 54,49 kg
TB = 162,45 cm
Usia = 18 tahun

339
Mifflin = (10 x BB) + (6,25 x TB) – (5 x usia) + 5
= (10 x 54,49) + (6,25 x 162,45) – (5 x 18) + 5
= 1475,21 kkal
TEE = BMR x Fa x Fs
= 1475,21 x 1 x 1,2
= 1770,25 kkal ~ 1800 kkal

Protein = 15% x 1800 / 4


= 67,5 gr
Lemak = 25 % x 2100 / 9
= 50 gr
KH = 60% x 2100 / 4
= 270 gr

Tabel 6. Perbandingan Asupan Pasien SMRS dan


Kebutuhan Gizi Pasien

Zat Gizi Kebutuhan Asupan Persentase Keterangan


Energi
1800 1732,65 96% Cukup
(kkal)
67,5 58,8 87,11% Defisit
Protein
tingkat
(gram)
ringan
50 38,68 77,36% Defisit
Lemak
tingkat
(gram)
sedang
Karbohidrat 270 301,92 111,82% Cukup
(gram)
Sumber: WNPG, 2012
Pembahasan:
Berdasarkan hasil perbandingan antara asupan dan
kebutuhan gizi pasien sebelum masuk rumah sakit, diketahui
bahwa asupan energi dan karbohidrat cukup, sedangkan
protein defisit tingkat ringan dan lemak defisit tingkat
sedang.

5. Pola Makan MRS

340
Waktu
Menu Porsi (gram)
Makan
Selingan Pagi Bubur Kacang
45
(10.00) Hijau
Kentang 150
Telur Dadar 55
Makan Siang
Tahu BB Rujak 20
(12.00)
Sayur Sop 45
Melon 100
Kentang 200
Makan
Ikan Tuna 56
Malam
Tempe BB Rujak 80
(18.00)
Pepaya 100
Kentang 150
Makan Pagi Telur BB Semur 20
(08.00) Sup Makaroni
50
Buncis Wortel

6. Perhitungan Energi dan Zat Gizi MRS


BB = 54,49 kg
TB = 162,45 cm
Usia = 18 tahun
Mifflin = (10 x BB) + (6,25 x TB) – (5 x usia) + 5
= (10 x 54,49) + (6,25 x 162,45) – (5 x 18) + 5
= 1475,21 kkal
TEE = BMR x Fa x Fs
= 1475,21 x 1,2 x 1,2
= 2124,3 kkal ~ 2100 kkal
Protein = 15% x 2100 / 4
= 78,75 gr
Lemak = 25 % x 2100 / 9
= 58,3 gr

341
KH = 60% x 2100 / 4
= 315 gr
Tabel 6. Perbandingan Asupan Pasien MRS dan
Kebutuhan Gizi Pasien

Zat Gizi Kebutuhan Asupan Persentase Keterangan


Defisit
Energi
2100 1873,5 89,21% Tingkat
(kkal)
Ringan
Defisit
Protein
78,75 68,31 86,74% Tingkat
(gram)
Ringan
Defisit
Lemak
58,3 44,23 75,8% Tingkat
(gram)
Sedang
Karbohidrat Defisit
315 211,88 67,26%
(gram) Tingkat Berat
Sumber: WNPG, 2012
Pembahasan:
Berdasarkan hasil perbandingan antara asupan dan
kebutuhan gizi pasien saat masuk rumah sakit, diketahui
bahwa asupan energi, dan protein defisit tingkat ringan.
Sedangkan asupan lemak pasien defisit tingkat sedang dan
asupan karbohidrat pasien defisit tingkat berat.

II.8.2.6. Riwayat Personal Pasien


An. Z merupakan seorang anak tunggal, aktivitas
sehari-hari hanya bermain dan belajar. Kondisi rumah An. Z
saat ini sedang dilakukan renovasi sehingga banyak genangan
dan menjadi sarang nyamuk.

II.8.3. Diagnosa Gizi


Domain Intake
NI-2.1 Asupan Oral Inadekuat berkaitan dengan penurunan
nafsu makan yang dialami pasien ditandai dengan
asupan energi hanya 89,21% dari kebutuhan, asupan

342
protein hanya 86,74%, asupan lemak hanya 77,36%
dari kebutuhan dan asupan karbohidrat hanya
67,26% dari kebutuhan.
Domain Klinis
-
Domain Prilaku
-

II.8.4. Intervensi
4. Tujuan Diet
- Memenuhi kebutuhan zat gizi minimal 80% untuk
membantu mempercepat proses penyembuhan
- Memberikan makanan untuk membantu
memperbaiki nilai laboratorium, membantu
menaikan tekanan darah, dan membantu mengurangi
keluhan fisik
- Meningkatkan pengetahuan melalui edukasi gizi
tentang diet bedah
5. Syarat Diet
- Energi sesuai kebutuhan 2100 kkal
- Protein 15% dari kebutuhan energi total yakni 79,65
gram
- Lemak 25% dari kebutuhan energi total yakni 59
gram
- Karbohidrat 60% dari kebutuhan energi total yakni
318,6 gram

6. Terapi Diet
Jenis diet : Diet Pre & Pasca Oprasi
Bentuk makanan : Biasa
Rute makanan : Oral
Frekuensi : 3x makan utama dan 1x selingan

343
II.8.5. Rencana Monitoring
Tabel 9. Rencana Monitoring Pasien
Monitoring Parameter Waktu Target
- Berat badan Konsultasi
- Panjang atau Menjaga berat badan
Antropometri
badan pemeriksaan agar tetap ideal
- Status gizi berikutnya
- Hemoglobin
- Hematokrit
- Eritrosit
Pemeriksaan Menjaga agar tetap
Biokimia - Leukosit
berikutnya pada rentang normal
- Trombosit
- SGOT
SGPT
Perbaikan nafsu
Fisik Nafsu makan Setiap hari makan

- Tekanan
darah Tekanan darah, suhu
- Suhu tubuh tubuh, denyut nadi dan
Klinis Setiap hari
- Nadi pernapasan tetap pada
- Respiratory batas normal
rate
Asupan energi, Asupan mencapai
Asupan
protein, lemak, Setiap hari 90% - 110% dari
Makanan
karbohidrat kebutuhan sehari

344
II.8.6. Evaluasi
5. Asupan Makan Pasien
Tabel 10. Persentase Asupan Makan Pasien
E P L KH

Kebutuhan
2100 kkal 78,75 gr 58,3 gr 315 gr

Kkal % gr % gr % gr %

Hari
1873 89% 62 78% 45 77% 251 79%
1
Hari
1912 91% 59 75% 51 87% 284 90%
2
Hari
1958 93% 71 91% 55 94% 319 101%
3
Kesimpulan:
Terjadi peningkatan asupan makan pasien dari hari ke-1 sampai hari
ke-3. Dapat dilihat dari persentase asupan makan pasien yang kian
membaik. Asupan energi, protein, lemak dan karbohidrat juga sudah
memenuhi kebutuhan asupan makan pasien dalam sehari.

6. Pemeriksaan Biokimia Pasien


Tabel 11. Hasil Pemeriksaan Biokimia Pasien
Hasil

Indikator Nilai Rujukan Capaian


25/10 26/10

Hemoglobin 15,3 15,1 13,2-17,2 Normal


Hematokrit 45 43 40 – 52 % Normal
Eritrosit 5,9 5,2 4,4 – 5,9 juta/ Normal
Leukosit 9,2 8,7 3,8 – 10,1 103/ Normal
Trombosit 365 326 150 – 440 ribu/ Normal
SGOT 12 21 0 – 50 U/L Normal
SGPT 7 11 0 – 50 U/L Normal

345
Kesimpulan:
Pada pemeriksaan biokimia pasien di hari hari 1 – 2 kadar
hemoglobin, hematocrit, eritrosit, leukosit, trombosit, SGOT dan
SGPT pasien normal.

7. Pemeriksaan Fisik Pasien


Tabel 12. Hasil Pemeriksaan Fisik Pasien

Hasil
Indikator
25/10 26/10 27/10
Penurunan nafsu
(+) (-) (-)
makan
Kesimpulan:
Pada pemeriksaan fisik pasien di hari ke-2 rawat inap, nafsu makan
pasien sudah membaik.

8. Pemeriksaan Klinis Pasien


Tabel 13. Hasil Pemeriksaan Klinis Pasien
Hasil
Pemeriksaan Nilai Normal Capaian
25/10 26/10
Tekanan < 120/80
110/82 110/80 Normal
darah mmHg
Suhu tubuh 37,1 36,2 36 – 37,2 oC Normal
60 – 100
Nadi 68 72 Normal
kali/menit
Respiratory 12 – 20
20 18 Normal
Rate kali/menit
Kesimpulan:
Pada pemeriksaan fisik pasien di hari ke 1 – 2 rawat inap seluruhnya
normal.

346
BAB III
PENUTUP

II.3. Kesimpulan
8) Hasil skrining Tn. H diperoleh skor 0 yang berarti tidak beresiko
mengalami malnutrisi
9) Tn. Z memiliki status gizi normal
10) Hasil lab menunjukkan bahwa pemeriksaan biokimia pasien normal
11) Pemeriksaan klinis Tn. H memiliki hasil normal
12) Pemeriksaan fisik Tn. H ditemukan adanya penurunan nafsu makan
13) Tn. H diberi intervensi dengan preskripsi diet pre dan pasca bedah
serta edukasi dengan media leaflet
14) Rencana monitoring dilakukan dalam jangka waktu 3 hari dengan
indikator asupan, keluhan fisik klinis, dan pengetahuan

II.4. Saran
Tn. H diharapkan dapat menerapkan diet yang diberikan dengan
bantuan dari keluarga, terutama kakaknya yang selalu menemani. Tn. H
diharapkan dapat menjaga pemilihan bahan makanan yang akan
dikonsumsi, pemilihan cara pengolahan makanan sesuai dengan edukasi
yang sudah diberikan.

347
DAFTAR PUSTAKA

Burcharth, J., Pedersen, M., Bisgaard, T., Pedersen, C., & Rosenberg, J. (2013).
Nationwide Prevalence of Groin Hernia Repair. PLoS ONE, 8(1), e54367.
doi:10.1371/journal.pone.0054367

Fitzgibbons, R. J., & Forse, R. A. (2015). Groin Hernias in Adults. New England
Journal of Medicine, 372(8), 756–763. doi:10.1056/nejmcp1404068

Fitzgibbons, R. J., Giobbie-Hurder, A., Gibbs, J. O., Dunlop, D. D., Reda, D. J.,
McCarthy, M., … Jonasson, O. (2006). Watchful Waiting vs Repair of
Inguinal Hernia in Minimally Symptomatic Men. JAMA, 295(3), 285.
doi:10.1001/jama.295.3.285

Jones, R. G., Livaditis, I., & Almond, P. S. (2013). An unexpected finding during
an inguinal herniorrhaphy: report of an indirect hernia with two hernia sacs.
Journal of Pediatric Surgery Case Reports, 1(10), 331–332.
doi:10.1016/j.epsc.2013.09.002

Mihailov, E., Nikopensius, T., Reigo, A., Nikkolo, C., Kals, M., Aruaas, K., …
Metspalu, A. (2016). Whole-exome sequencing identifies a potential TTN
mutation in a multiplex family with inguinal hernia. Hernia, 21(1), 95–100.
doi:10.1007/s10029-016-1491-9

Öberg, S., Andresen, K., & Rosenberg, J. (2017). Etiology of Inguinal Hernias: A
Comprehensive Review. Frontiers in Surgery, 4.
doi:10.3389/fsurg.2017.00052

Simons, M. P., Aufenacker, T., Bay-Nielsen, M., Bouillot, J. L., Campanelli, G.,
Conze, J., … Miserez, M. (2009). European Hernia Society guidelines on
the treatment of inguinal hernia in adult patients. Hernia, 13(4), 343–403.
doi:10.1007/s10029-009-0529-7

Vad, M. V., Frost, P., Rosenberg, J., Andersen, J. H., & Svendsen, S. W. (2017).
Inguinal hernia repair among men in relation to occupational mechanical
exposures and lifestyle factors: a longitudinal study. Occupational and

348
Environmental Medicine, 74(11), 769–775. doi:10.1136/oemed-2016-
104160

349
LAMPIRAN

Lampiran I. Dokumentasi
1. Menu Makanan

2. Sisa Makanan

350
3. Distribusi Makanan

4. Edukasi Pasien dan Keluarga

351
LAPORAN STUDI KASUS MENDALAM

PENATALAKSANAAN GIZI
PADA PENYAKIT DALAM PASIEN DIABETES MELITUS ULKUS
PEDIS DEKSTRA RUANG RAWAT INAP FLAMBOYAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PASAR REBO

Disusun Oleh :
Muhammad Reihan Arianda 1810714060

PROGRAM STUDI GIZI PROGRAM SARJANA


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAKARTA
2021

352
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan studi kasus mendalam Pada Penyakit Dalam Pasien Diabetes Melitus
Ulkus Pedis Dekstra dibuat dan diajukan sebagai syarat kelengkapan dan bukti
kegiatan Magang Manajemen Asuhan Gizi Klinik (MAGK) di Rumah Sakit Umum
Daerah Pasar Rebo. Tahun Ajaran 2021/2022.

Disusun oleh :
Muhammad Reihan Arianda 1810714060

Telah disetujui oleh:

Pembimbing Magang MAGK


Rumah Sakit Umum Daerah Pasar Dosen Pembimbing Magang MAGK
Rebo

Okta Setya Asmaji, S.Gz., RD Iin Fatmawati Imrar, S.Gz, MPH


NIP/NIK. ……………. NIDN. 0005128606

353
BAB I
PENDAHULUAN

I.7. Latar Belakang


Diabetes mellitus (DM) didefinisikan sebagai suatu penyakit atau
gangguan metabolisme kronis dengan multi etiologi yang ditandai dengan
tingginya kadar gula darah disertai dengan gangguan metabolisme
karbohidrat, lipid, dan protein sebagai akibat insufisiensi fungsi insulin.
Insufisiensi fungsi insulin dapat disebabkan oleh gangguan atau defisiensi
produksi insulin oleh sel-sel beta Langerhans kelenjar pankreas, atau
disebabkan oleh kurang responsifnya sel-sel tubuh terhadap insulin (WHO,
1999).
Diabetes tipe 1 yang biasanya terlihat pada pasien yang lebih muda,
dan menyumbang 5% sampai dengan 10% dari kasus di seluruh dunia,
sedangkan diabetes tipe 2 menyumbang 90% hingga 95% kasus di seluruh
dunia. Komplikasi yang timbul akibat hiperglikemia dapat berupa
makrovaskular maupun mikrovaskular. Penyakit makrovaskular
mempengaruhi terutama sistem kardiovaskular dan serebrovaskular, dan
penyakit mikrovaskular termasuk nefropati, retinopati, dan neuropati
(Packer, Ali, Manna, 2021).
Komplikasi yang umum dialami oleh pasien diabetes mellitus
merupakan ulkus diabetikum. Ulkus diabetikum merupakan salah satu
komplikasi yang paling sering terjadi pada pasien dengan diabetes mellitus
yang tidak terkontrol dengan baik. Ulkus diabetikum juga merupakan salah
satu penyebab umum osteomielitis kaki dan amputasi ekstremitas bawah.
Ulkus ini biasanya di area kaki yang mengalami trauma berulang dan
sensasi tekanan. Ulkus diabetikum memiliki etiologi multifaktorial.
Biasanya disebabkan oleh sirkulasi darah yang buruk, sehingga
menyebabkan area kaki tidak mendapat aliran darah. Bisa juga akibat kadar
glukosa yang tinggi, sehingga menyebabkan kerusakan saraf pada kaki yang
menyebabkan kaki menjadi mati rasa. Penyebab lainnya yaitu kontrol
glikemik yang buruk, kapalan, kelainan bentuk kaki, perawatan kaki yang

354
tidak tepat, alas kaki yang tidak pas, kulit kering, dan lain-lain (Oliver &
Mutluoglu, 2021).
Pasien dengan diabetes mellitus (tipe 1 atau 2) memiliki risiko
seumur hidup total komplikasi ulkus diabetikum setinggi 25% (Packer, Ali,
Manna, 2021). Saat ini, diabetes adalah penyebab utama amputasi non-
trauma di AS. Secara keseluruhan, sekitar 5% pasien dengan diabetes
mellitus mengalami ulkus kaki dan 1% berakhir dengan amputasi (Oliver &
Mutluoglu, 2021). Maka dari itu, diperlukan pendekatan interprofessional
agar komplikasi ulkus diabetikum pada pasien diabetes mellitus dapat
ditangani dengan baik (Packer, Ali, Manna, 2021).

I.8. Tujuan
I.8.1. Tujuan Umum
Mempelajari dan menerapkan proses asuhan gizi klinik pada pasien
penyakit dalam dengan penyakit diabetes melitus ulkus pedis
dekstra.
I.8.2. Tujuan Khusus
9. Mampu melakukan skrining gizi
10. Mampu melakukan anamnesis gizi
11. Mampu menentukan diagnosis gizi
12. Mampu merencanakan intervensi, monitoring dan evaluasi,
serta edukasi gizi

I.9. Manfaat
I.9.1. Bagi Mahasiswa
Meningkatkan kemampuan proses asuhan gizi klinik, serta
mendapatkan pengalaman dan wawasan baru pada penatalaksanaan
diet pasien penyakit dalam dengan penyakit diabetes melitus ulkus
pedis dekstra.
I.9.2. Bagi Institusi

355
Memberikan bantuan dan saran pada pemantauan asuhan gizi
terstandar serta pelaksanaan diet pada pasien penyakit dalam dengan
penyakit diabetes melitus ulkus pedis dekstra.
I.9.3. Bagi Rumah Sakit
Membantu proses pemulihan pasien dengan cara penerapan asuhan
gizi terstandar dan terstruktur untuk pasien penyakit dalam dengan
penyakit diabetes melitus ulkus pedis dekstra.

356
BAB II
PEMBAHASAN

II.9. Gambaran Umum, Etiologi dan Patofisiologi


II.9.1. Gambaran Umum
Diabetes mellitus (DM) adalah penyakit metabolik, yang
melibatkan peningkatan kadar glukosa darah yang tidak tepat.
Diabetes mellitus memiliki beberapa kategori, termasuk tipe 1, tipe
2, diabetes onset dewasa muda (MODY), diabetes gestasional,
diabetes neonatal, dan penyebab sekunder karena endokrinopati,
penggunaan steroid, dll. Subtipe utama DM adalah diabetes mellitus
tipe 1 dan diabetes mellitus tipe 2. Diabetes mellitus tipe 1 muncul
pada anak-anak atau remaja, sedangkan diabetes mellitus tipe 2
diperkirakan mempengaruhi orang dewasa paruh baya dan lebih tua
yang mengalami hiperglikemia berkepanjangan karena gaya hidup
dan pilihan diet yang buruk. Patogenesis diabetes mellitus tipe 1 dan
diabetes mellitus tipe 2 sangat berbeda, oleh karena itu setiap jenis
memiliki etiologi, presentasi, dan pengobatan yang berbeda (Sapra
& Bhandari, 2021).
Menurut WHO, gejala diabetes tipe 1 yaitu sering buang air
kecil, haus, lapar terus-menerus, penurunan berat badan, perubahan
penglihatan dan kelelahan. Gejala ini bisa terjadi secara tiba-tiba.
Gejala diabetes tipe 2 umumnya mirip dengan diabetes tipe 1, tetapi
seringkali kurang ditandai. Akibatnya, penyakit ini dapat
didiagnosis beberapa tahun setelah onset, atau setelah komplikasi
muncul. Maka dari itu, sangat penting untuk mewaspadai faktor
risikonya.

II.9.2. Etiologi
Etiologi dari penyakit diabetes yaitu gabungan antara faktor
genetik dan faktor lingkungan. Etiologi lain dari diabetes yaitu sekresi
atau kerja insulin, abnormalitas metabolik yang menganggu sekresi

357
insulin, abnormalitas mitokondria, dan sekelompok kondisi lain yang
menganggu toleransi glukosa. Diabetes mellitus dapat muncul akibat
penyakit eksokrin pankreas ketika terjadi kerusakan pada mayoritas
islet dari pankreas. Hormon yang bekerja sebagai antagonis insulin
juga dapat menyebabkan diabetes (Putra, 2015).
Resistensi insulin pada otot adalah kelainan yang paling awal
terdeteksi dari diabetes tipe 1 (Taylor, 2013). Adapun penyebab dari
resistensi insulin yaitu: obesitas/kelebihan berat badan, glukortikoid
berlebih (sindrom cushing atau terapi steroid), hormon pertumbuhan
berlebih (akromegali), kehamilan, diabetes gestasional, penyakit
ovarium polikistik, lipodistrofi (didapat atau genetik, terkait dengan
akumulasi lipid di hati), autoantibodi pada reseptor insulin, mutase
reseptor insulin, mutasi reseptor activator proliferator peroksisom
(PPAR γ), mutasi yang menyebabkan obesitas genetik (misalnya:
mutasi reseptor melanokortin), dan hemochromatosis (penyakit
keturunan yang menyebabkan akumulasi besi jaringan) (Ozougwu et
al., 2013).
Pada diabetes tipe I, sel beta pancreas telah dihancurkan oleh
proses autoimun, sehingga insulin tidak dapat diproduksi.
Hiperglikemia puasa terjadi karena produksi glukosa yang tidak dapat
diukur oleh hati. Meskipun glukosa dalam makanan tetap berada di
dalam darah dan menyebabkan hiperglikemia postprandial (setelah
makan), glukosa tidak dapat disimpan di hati. Jika konsentrasi glukosa
dalam darah cukup tinggi,ginjal tidak akan dapat menyerap kembali
semua glukosa yang telah disaring. Oleh karena itu ginjal tidak dapat
menyerap semua glukosa yang disaring. Akibatnya, muncul dalam
urine (kencing manis). Saat glukosa berlebih diekskresikan dalam
urine, limbah ini akan disertai dengan ekskreta dan elektrolit yang
berlebihan. Kondisi ini disebut diuresis osmotik. Kehilangan cairan
yang berlebihan dapat menyebabkan peningkatan buang air kecil
(poliuria) dan haus (polidipsia).

358
Kekurangan insulin juga dapat mengganggu metabolisme
protein dan lemak, yang menyebabkan penurunan berat badan. Jika
terjadi kekurangan insulin, kelebihan protein dalam darah yang
bersirkulasi tidak akan disimpan di jaringan. Dengan tidak adanya
insulin, semua aspek metabolisme lemak akan meningkat pesat.
Biasanya hal ini terjadi di antara waktu makan, saat sekresi insulin
minimal, namun saat sekresi insulin mendekati, metabolisme lemak
pada DM akan meningkat secara signifikan. Untuk mengatasi
resistensi insulin dan mencegah pembentukan glukosa dalam darah,
diperlukan peningkatan jumlah insulin yang disekresikan oleh sel beta
pankreas. Pada penderita gangguan toleransi glukosa, kondisi ini
terjadi akibat sekresi insulin yang berlebihan, dan kadar glukosa akan
tetap pada level normal atau sedikit meningkat. Namun, jika sel beta
tidak dapat memenuhi permintaan insulin yang meningkat, maka kadar
glukosa akan meningkat dan diabetes tipe II akan berkembang.

II.9.3. Patofisiologi

II.10. Gambaran Identitas Pasien


Nama : Ny. A
Usia : 58 tahun

359
Jenis kelamin : Perempuan
No. RM : 2021-697813
Ruang : Flamboyan
Kamar : 414
Tgl masuk : 16/10/21
Alamat : Jl. Cibubur VI No. 37
Agama : Islam
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Aktivitas : Menikmati hari tua (tidak melakukan pekerjaan berat)

II.11. Gambaran Riwayat Penyakit Pasien


II.11.1. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien didiagnosa mengalami luka pada kaki bagian kanan dan tak
kunjung sembuh disebabkan oleh DM yang tidak terkontrol.
II.11.2. Riwayat Penyakit Dahulu
DM sejak tahun 2007 dan pernah mengalami luka di lambung pada
tahuh 2005 tetapi sudah tidak pernah kambuh setelah itu.
II.11.3. Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada riwayat penyakit keluarga yang berkaitan.

II.12. Proses Asuhan Gizi Terstandar (PAGT)


II.12.1. Skrining Gizi

360
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PASAR
REBO
Jl. Let. Jend. TB Simatupang No.30 Jakarta Timur
13760
Telp. 021 8400109, 8401127 ec.147/148, E-mail:
gizirspr@gmail.com
MST (Malnutrition Screening Tool)
Tanggal: 18/10/2021
Nama : Ny. A
Diagnosa Medis: Diabetes
No.RM : 2021-697813
Melitus Ulkus Pedis Dekstra
Jenis Kelamin : Perempuan
LILA: 28 cm
Umur : 58 tahun
T. Lutut: 42 cm

Parameter
Apakah pasien mengalami penurunan BB yang tidak
1. (2)
diinginkan dalam 6 bulan terakhir?
 Tidak ada penurunan
=0
berat badan
 Tidak yakin =2
 Jika ya, berapa
penurunan berat badan
 1 – 5 kg =1
 6 – 10 kg =2
 11 – 15 kg =3
 > 15 kg =4
 Tidak yakin =2
2. Apakah asupan makan berkurang karena adanya
(0)
penurunan nafsu makan?
 Tidak =0
 Ya =1
Jumlah skor keseluruhan 3
Hasil
<2 = tidak beresiko malnutrisi
≥2 = beresiko malnutrisi
Kesimpulan:
Berdasarkan skrining gizi, pasien mendapatkan skor 3 yang
berarti memiliki risiko mengalami malnutrisi. Oleh sebab itu, perlu

361
dilakukan pengkajian secara mendalam pada asuhan gizi melalui
NCP.

II.12.2. Pengkajian Gizi (Assessment)


II.12.2.1. Antropometri
LILA = 28 cm
T. Lutut = 42 cm
BB dengan LILA = (2,001 x 28) – 1,223
= 56,028 – 1,223
= 54,805  54,81 kg
TB dengan T. Lutut = (1,83 x 42) – (0,24 x 58) + 84,88
= 76,86 – 13,92 + 84,88
= 147,82 cm  1,48 m
IMT = 54,81 / 1,482
= 25,03
BBI = 1,482 x 21
= 46 kg
Status Gizi = kelebihan berat badan tangkat ringan
Penilaian:
Berdasarkan hasil perhitungan IMT pasien menggunakan
perhitungan IMT didapatkan nilai 25,03. Menurut PGN
2014, nilai IMT tersebut menunjukkan hasil status gizi
pasien adalah kelebihan berat badan tingkat ringan.

II.12.2.2. Biokimia
Tabel 2. Hasil Pemeriksaan Biokimia Pasien
Indikator Hasil Nilai Rujukan Keterangan
SGOT 16 0-35 Normal
SGPT 10 0-35 Normal
Ureum Darah 61 mg/dL 20-40 mg/dL Tinggi
Kreatinin Darah 1,11 mg/dL 0,35-0,95 mg/dL Tinggi

362
eGFR 53,7 > 90 mL/min/1,73
Rendah
mL/min/1,73

GDS 384 mg/dL <200 mg/dL Tinggi


Sumber: Data Rekam Medis RSUD Pasar Rebo
Penilaian:
Berdasarkan hasil pemeriksaan biokimia pasien, data
menunjukkan bahwa pasien mengalami gangguan fungsi
ginjal yang ditunjukkan dengan nilai ureum darah pasien
sebesar 61 mg/dL, eGFR 53,7 mL/min/1,73m2 serta
kreatinin darah pasien sebesar 1,11 mg/dL dan
hiperglikemia yang ditunjukkan dengan nilai GDS pasien
sebesar 384 mg/dL.

II.12.2.3. Klinis
Tabel 3. Hasil Pemeriksaan Klinis Pasien
Pemeriksaan Hasil Nilai Normal Keterangan

Tekanan darah 100/57 mmHg < 120/80 mmHg Rendah

Suhu tubuh 36oC 36 – 37,2 oC Normal


Nadi 98 kali/ menit 60 – 100 kali/menit Normal
Respiratory
20 kali/ menit 12 – 20 kali/menit Normal
Rate
Penilaian:
Berdasarkan hasil pemeriksaan klinis pasien, data
menunjukkan bahwa pasien mengalami hipotensi yang
ditunjukkan dengan tekanan darah 100/57 mmHg.

II.12.2.4. Fisik
Tabel 4. Hasil Pemeriksaan Fisik Pasien
Penurunan nafsu makan (+)
Lemas (-)

363
Pucat (-)
Demam (-)
Mual (+)
Muntah (+)
Nyeri kepala (-)
Ulkus pedis sinistra (-)
Ulkus pedis dekstra (+)
Penilaian:
Berdasarkan hasil pemeriksaan data fisik, pasien
mengalami penurunan nafsu makan, mual, muntah dan
ulkus pedis dekstra.

II.12.2.5. Riwayat Makan Pasien


5. Pola Makan Sebelum Masuk RS
Tabel 5. Rincian Pola Makan Pasien SMRS
Waktu
Menu URT
Makan
Nasi Putih 1 centong
Sarpan
Sayur Ayam ½ ptg sedang
(07.00)
Telur Ayam 1 butir
Selingan
Teh Manis 1 gelas
(10.00)
Mie Ayam 1½ centong
Makan Siang
Ayam Kecap 2 sdm
(13.00)
Teh Manis 1 gelas
Selingan
Pisang Goreng 2 ptg sedang
(16.00)
Nasi Putih 1 centong
Makan
Tempe Goreng 1 ptg sedang
malam
Telur Ayam 1 butir
(18.00)
Sayur Asam 1 centong

364
6. Kebiasaan Makan dan Riwayat Alergi Makanan
e. Kualitatif
Pasien biasanya makan nasi, lauk hewani, lauk nabati
dan sayur. Pasien suka makanan yang digoreng dan
berlemak, sering konsumsi teh/kopi, sering konsumsi
mie ayam karena akses yang mudah (lokasi penjual mie
ayam di depan rumah Ny. A) dan pasien tidak memiliki
riwayat alergi.
f. Kuantitatif
Pasien makan 3 kali sehari saat pagi, siang, dan malam,
serta makan camilan di waktu pagi dan sore.

7. Perhitungan Energi dan Zat Gizi SMRS


BBI = 46 kg
BMR = 25 x BBI
= 25 x 46
= 1150 kkal
Fa = 10% x BMR
= 10% x 1150
= 115 kkal
Fs = 10% x BMR
= 20% x 1150
= 115 kkal
Fu = 10% x BMR
= 10% x 1150
= 115 kkal
TEE = BMR + Fa + Fs – Fu
= 1150 + 115 + 115 – 115
= 1265  1300 kkal
Kebutuhan Protein = 15% x TEE
= 15% x 1300
= 195 kkal  47,44 gr

365
Kebutuhan Lemak = 25% x TEE
= 25% x 1300
= 325 kkal  35,14 gr
Kebutuhan KH = 60% x TEE
= 60% x 1300
= 780 kkal  189,75 gr

Tabel 6. Perbandingan Asupan Pasien SMRS dan


Kebutuhan Gizi Pasien

Zat Gizi Kebutuhan Asupan Persentase Keterangan


Energi
1300 1415,45 108,9% Cukup
(kkal)
Defisit
Protein
47,44 40,36 85,08% tingkat
(gram)
ringan
Lemak Lebih
35,14 50,48 143,65%
(gram)
Karbohidrat Cukup
189,75 192,97 101,7%
(gram)
Sumber: WNPG, 2012

Pembahasan:
Berdasarkan hasil perbandingan antara asupan dan
kebutuhan gizi pasien sebelum masuk rumah sakit, diketahui
bahwa asupan energi dan karbohidrat cukup, sedangkan
protein defisit tingkat berat dan lemak lebih dari kebutuhan.

8. Pola Makan MRS


Waktu
Menu Porsi (gram)
Makan
Selingan Pagi Bubur Kacang
60
(10.00) Hijau
Makan Siang Nasi Tim 50
(19.00) Daging Empal 35

366
Bening Bayam +
25
Tauge
Selingan Sore
Puding Pepaya 25
(15.00)
Nasi Tim 50
Makan
Ayam Bistik 20
Malam
Tahu 27
(08.00)
Melon 100
Nasi Tim 50
Makan Pagi Daging Empal 50
(08.00) Sup Oyong
25
Wortel

9. Perhitungan Energi dan Zat Gizi MRS


BBI = 46 kg
BMR = 25 x BBI
= 25 x 46
= 1150 kkal
Fa = 10% x BMR
= 10% x 1150
= 115 kkal
Fs = 20% x BMR
= 20% x 1150
= 230 kkal
Fu = 10% x BMR
= 10% x 1150
= 115 kkal
TEE = BMR + Fa + Fs – Fu
= 1150 + 115 + 230 – 115
= 1380  1400 kkal
Kebutuhan Protein = 15% x TEE
= 15% x 1400

367
= 210 kkal  52,5 gr
Kebutuhan Lemak = 25% x TEE
= 25% x 1400
= 350 kkal  38,89 gr
Kebutuhan KH = 60% x TEE
= 60% x 1400
= 840 kkal  210 gr

Tabel 6. Perbandingan Asupan Pasien MRS dan


Kebutuhan Gizi Pasien

Zat Gizi Kebutuhan Asupan Persentase Keterangan


Energi 1400 731,5 52,25% Defisit
(kkal) Tingkat Berat
52,5 40,3 76,76% Defisit
Protein
Tingkat
(gram)
Sedang
Lemak 38,89 20,8 53,48% Defisit
(gram) Tingkat Berat
Karbohidrat 210 94,3 44,76% Defisit
(gram) Tingkat Berat
Sumber: WNPG, 2012

Pembahasan:
Berdasarkan hasil perbandingan antara asupan dan
kebutuhan gizi pasien saat masuk rumah sakit, diketahui
bahwa asupan energi, lemak, dan karbohidrat defisit tingkat
berat. Sedangkan asupan protein pasien defisit tingkat
sedang.

II.12.2.6. Riwayat Personal Pasien


Ny. A merupakan seorang ibu rumah tangga yang
tinggal bersama suami dan ke-5 anaknya. Ny. A merupakan
lulusan SD dan sudah tidak bekerja. Ny. A jarang melakukan
aktivitas fisik.

368
II.12.2.7. Terapi Obat

Efek Samping
Obat Kegunaan Berkaitan dengan
Gizi
Fungsinya untuk Diare, sakit kepala,
Glimepiride mengedalikan gula darah hipoglikemia, mual,
yang tinggi muntah

Gangguan saluran
Metformin Menurunkn kadar gula darah cerna, batuk, nafsu
makan menurun

II.12.3. Diagnosa Gizi


Domain Intake
NI-2.2 Asupan oral berlebih berkaitan dengan
ketidakmampuan membatasi makanan tertentu
ditandai dengan asupan lemak diatas kebutuhan
normal.
Domain Klinis
NC-3.3 Obesitas berkaitan dengan pola makan yang lebih
senang makan snack manis daripada makanan utama
ditandai dengan IMT diatas normal.
NC-2.2 Perubahan nilai laboratorium terkait gizi (Protein)
berkaitan dengan disfungsi ginjal ditandai dengan
hasil pemeriksaan Ureum dan kreatinin diatas normal
dan GFR dibawah normal.
NC-2.2 Perubahan nilai laboratorium terkait gizi (Glukosa)
berkaitan dengan gangguan kelenjar endokrin
ditandai dengan hasil pemeriksaan GDS diatas
normal
Domain Prilaku
-

369
II.12.4. Intervensi
7. Tujuan Diet
- Memenuhi kebutuhan zat gizi minimal 80% untuk
membantu mempercepat proses penyembuhan
- Memberikan makanan untuk membantu
memperbaiki nilai laboratorium, membantu
menurunkan tekanan darah, dan membantu
mengurangi keluhan fisik
- Meningkatkan pengetahuan melalui edukasi gizi
tentang diet diabetes melitus
8. Syarat Diet
- Energi sesuai kebutuhan 1.400 kkal
- Protein 15% dari kebutuhan energi total yakni 52,5
gram
- Lemak 25% dari kebutuhan energi total yakni 38,89
gram
- Karbohidrat 60% dari kebutuhan energi total yakni
210 gram
9. Terapi Diet
Jenis diet : Diet diabetes melitus
Bentuk makanan : Nasi biasa
Rute makanan : Oral
Frekuensi : 3x makan utama dan 2x selingan

II.12.5. Rencana Monitoring


Tabel 9. Rencana Monitoring Pasien
Monitoring Parameter Waktu Target
- Berat badan Konsultasi atau - Menurunkan berat
Antropometri - Panjang badan pemeriksaan badan sebesar 0,5 kg
- Status gizi berikutnya / minggu
- Ureum darah Pemeriksaan Mencapai rentang
Biokimia
- Kreatinin berikutnya normal

370
- eGFR
- GDS
- Perbaikan nafsu
- Nafsu makan
makan
- Mual
- Tidak mual dan
Fisik - Muntah Setiap hari
muntah
- Ulkus pedis
- Ulkus pedis dekstra
dekstra
membaik
Tekanan darah Kembali
Klinis Tekanan darah Setiap hari
normal
Asupan energi, Asupan mencapai 90% -
Asupan
protein, lemak, Setiap hari 110% dari kebutuhan
Makanan
karbohidrat sehari

II.12.6. Evaluasi
9. Asupan Makan Pasien
Tabel 10. Persentase Asupan Makan Pasien
E P L KH
Kebutuhan

1400 kkal 52,5 gr 38,89 gr 210 gr

Kkal % gr % gr % gr %

Hari 1376, 104,5 104,9 216,3 103.0


98,41 56,05 41,88
1 19 8 2 9 4
Hari 1322, 104.9 211,4 100,6
95,48 51,34 97,8 35,21
2 71 2 1 7
Hari 1376, 105,3 222,2 104,8
98,3 55,32 37,15 95,53
3 19 7 5 3
Kesimpulan:
Terjadi peningkatan asupan makan pasien dari hari ke-1 sampai hari
ke-3. Dapat dilihat dari persentase asupan makan pasien yang kian
membaik. Asupan energi, protein, lemak, dan karbohidrat juga
sudah memenuhi kebutuhan asupan makan pasien dalam sehari.

371
10. Pemeriksaan Biokimia Pasien
Tabel 11. Hasil Pemeriksaan Biokimia Pasien
Hasil Nilai
Indikator Capaian
19/10 20/10 Rujukan
Ureum Darah 50 42 20-40 mg/dL Tinggi
GDS 200 180 <200 mg/dL Normal
Kesimpulan:
Pada pemeriksaan biokimia pasien di hari ke-3 rawat inap, kadar
Ureum darah sudah mengalami penurunan meskipun masih diatas
normal. Sedangkan GDS sudah mengalami penurunan dan juga
berada di bawah normal.

11. Pemeriksaan Fisik Pasien


Tabel 12. Hasil Pemeriksaan Fisik Pasien

Hasil
Indikator
18/10 19/10 20/10
Nafsu Makan - - -
Lemas - - -
Pucat - - -
Demam - - -
Mual + + -
Muntah + - -
Nyeri Kepala - - -
Ulkus Pedis Sinistra - - -
Ulkus Pedis Dekstra + + +
Kesimpulan:
Pada pemeriksaan fisik pasien di hari ke-2 rawat inap, nafsu makan
pasien sudah membaik, serta pasien tidak lagi muntah namun
masoih merasakan mual, Pada hari ke-3, seluruhnya sudah membaik
kecuali ulkus pedis dekstra.

372
12. Pemeriksaan Klinis Pasien
Tabel 13. Hasil Pemeriksaan Klinis Pasien
Hasil Nilai
Pemeriksaan Capaian
18/10 19/10 20/10 Normal

Tensi (mmHg) 100/57 110/60 120/70 < 120/80 Normal

Nadi (menit) 98x 99x 97x 60-100 Normal

RR (menit) 20x 19x 20x 12-20 Normal

Suhu (oC) 36 36,5 36,7 36-37,2 Normal


Kesimpulan:
Pada pemeriksaan fisik pasien di hari ke-2 dan ke-3, tensi mulai
membaik dan seluruhnya sudah mencapai normal pada hari terakhir.

373
BAB III
PENUTUP

II.5. Kesimpulan
1) Hasil skrining Ny. A diperoleh skor 3 yang berarti memiliki risiko
malnutrisi
2) Ny. A memiliki IMT 25,03 dan status gizi tergolong obesitas
tingkat 1
3) Hasil pemeriksaan biokimia mengindikasi bahwa Ny. A mengalami
hiperglikemia dan penurunan fungsi ginjal
4) Pemeriksaan klinis mengindikasi bahwa Ny. A mengalami hipotensi
5) Pemeriksaan fisik mengindikasi bahwa Ny. A mengalami penurunan
nafsu makan, mual, muntah, ulkus pedis dekstra
6) Ny. A diberi intervensi dengan preskripsi diet diabetes melitus
dengan edukasi berupa leaflet
7) Rencana monitoring dilakukan dalam jangka waktu 3 hari dengan
indicator asupan, keluhan fisik, klinis dan pengetahuan

II.6. Saran
Ny. A disarankan mengonsumsi makanan sesuai dengan diet
diabetes melitus dan mulai memperhatikan asupan yang ia konsumsi. Ny.
A disarankan untuk rutin melakukan aktivitas fisik minimal 30 menit
perhari. Adanya koordinasi dengan tenaga kesehatan secara berkala guna
memantau perkembangan Ny. A.

374
DAFTAR PUSTAKA

Packer, CF; Ali, SA; Manna, B. (2021). Diabetic Ulcer. Treasure Island (FL):
StatPearls, Bookshelf ID: NBK499887, PMID: 29763062. Retrieved
December 10th 2021 from
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK499887/?report=printable.
Oliver, TI & Mutluoglu, M. (2021). Diabetic Foot Ulcer. Treasure Island (FL):
StatPearls, Bookshelf ID: NBK537328, PMID: 30726013. Retrieved
December 10th 2021 from
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK537328/?report=printable.
Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Direktorat
Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit. Penyakit Diabetes Mellitus.
Retrieved December 10th 2021 from http://p2ptm.kemkes.go.id/informasi-
p2ptm/penyakit-diabetes-melitus.
Lestari, L., & Zulkarnain, Z. Diabetes Melitus: Review etiologi, patofisiologi,
gejala, penyebab, cara pemeriksaan, cara pengobatan dan cara pencegahan.
In Prosiding Seminar Nasional Biologi (Vol. 7, No. 1, pp. 237-241).
Sapra, A & Bhandari, P. (2021). Diabetes Mellitus. Treasure Island (FL): StatPearls
Publishing, Bookshelf ID: NBK551501, PMID: 31855345. Retrieved
December 10th from
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK551501/?report=printable.

375
LAMPIRAN

Lampiran 1. Asupan Makan SMRS


Waktu Menu Porsi Berat

Sarapan Nasi 1p 100 g


07.00 Sayur Asam 1/3 p 35 g
Telur Ayam 1p 50g
Selingan Teh Manis 1p 200 ml
10.00
Makan Siang Mie Ayam 2p 150 g
13.00 Ayam Kecap 1/2p 20 g
Teh Manis 1p 200 ml
Selingan Pisang Goreng 2p 50 g
16.00
Makan Malam Nasi 1p 100g
18.00 Tempe Goreng 1p 50 g
Telur Ayam 1p 50 g
Sayur Asam 1p 100 g

Kelompok
Penukar Energi Protein Lemak KH
Bahan
(p) (kkal) (gram) (gram) (gram)
Makanan
Sumber
2P + 2P 350 + 262.5 8+6 0 80 + 60
karbohidrat
Protein hewani 2P + 1/2P 150 + 75 14 + 3.5 10 + 7 0
Protein nabati 1P 75 5 3 7
Sayuran 1 1/3P 33.65 1.46 0.13 6.67
Camilan(pisang
2P 100 0 0 24
goreng)
Minuman (teh
2P 69.3 2.4 0.35 15.3
manis)
Minyak 6P 300 0 30 0
Total 1415.45 40.36 50.48 192.97
Kebutuhan 1300 47,44 35,14 189,75
Persentase (%) 108,9 85,08 143,65 101,7

376
Lampiran 2. Asupan Makan MRS
Waktu Porsi
Menu E P L KH Kalium Serat
Makan (gram)

Nasi Tim 75 65.6 1.5 15 17.9 0.38

Ayam
Panggang 50 150 3.5 7 288.75
Madu
Makan
malam Kecap 5 3.5 0.3 0.06 0.45

(19.00) Madu 5 14.7 0.02 0 3.9 0.01 1.3

Minyak 2.5 22.1 2.5

Bening Labu
50 12.5 0.5 2.5 125 4.65
Siam

Nasi Tim 75 65.6 1.5 15 17.9 0.38

Telur Semur 55 75 7 5 65

Kecap 5 3.5 0.3 0.06 0.45


Sarapan
(08.00) Minyak 2.5 22.1 2.5

Sup Wortel
40 10 0.4 2 98 0.4
Makaroni

Makaroni 20 87.5 2 20 0.98

Selingan Bubur
pagi Kacang 40 150 5 6 14 326.3 3

(11.00) Hijau
Makan
siang belum makan siang
(13.00)

TOTAL 667.4 13.02 17.12 109.4 938.85 10.79

KEBUTUHAN 600 13.8 16.2 102 1560 11.4

377
% ASUPAN 111% 94% 106% 107% 62.6% 95%

378
Lampiran 3. Perencanaan Menu Intervensi
Hari Ke-1
Nama Nama Berat
Waktu Energi Protein Lemak KH
Menu Bahan (gr)
Nasi
Beras 50 178.5 4.2 0.85 38.55
Tim
Telur Telur 50 77 6.2 5.4 0.35
Dadar Minyak 2 17.4 0.02 1.56 0
Tahu 60 24 3.27 1.41 0.24
Pagi Tahu
Minyak 2 17.4 0.02 1.56 0
Semur
Kecap 5 3.55 0.285 0.065 0.45
Bening Wortel 50 18 0.5 0.3 3.95
Wortel
Labu Labu
50 15 0.3 0.05 3.35
Siam Siam
Subtotal 350.85 14.80 11.20 46.89
Puding 2 6.67 0.27 0.13 1.07
Bubuk
5 15.5 0.4 0.2 2.4
Coklat
Puding
Snack Susu
Coklat 2 7.8 0.3 0.21 1.17
DM
Gula
3 12 0 0 3
DM
Subtotal 41.97 0.97 0.54 7.64
Nasi
Beras 50 178.5 4.2 0.35 38.55
Tim
Telur
Opor Telur 50 77 6.2 5.4 0.35
Putih
Tempe Tempe 30 60.3 5.24 2.64 4.05
Siang Bumbu
Bali Kecap 5 3.55 0.29 0.07 0.45
Bening Daun
Katuk 80 47.2 5.12 0.80 7.92
Katuk
Jagung
Manis Jagung 20 29.4 1.02 0.14 6.3
Pepaya Pepaya 70 64.4 0.7 6.8 24.41

Subtotal 460.35 22.77 16.20 82.03

Bubuk
2 6.67 0.27 0.13 1.07
Puding Agar
Snack
Buah Melon 10 3.7 0.06 0.04 0.78
Pepaya 10 9.2 0.10 0.97 3.49

1
Gula
3 12 0 0 3
DM
Subtotal 31.57 0.43 1.14 8.33667
Nasi
Beras 50 178.5 4.2 0.35 38.55
Tim
Daging Daging 50 136.5 6.75 8.9 0
Kare Minyak 2 17.4 0.02 1.56 0.00
Tahu Tahu 30 24 3.27 1.41 0.24
Malam
Semur Kecap 5 3.55 0.29 0.07 0.45
Buncis 20 7.8 0.48 0.06 1.44
Sup
Kentang 40 25.8 0.84 0.08 5.40
Sayuran
Wortel 40 14.4 0.4 0.24 3.16
Pisang Pisang 70 85 0.84 0.14 22.26
Subtotal 492.95 17.09 12.81 71.5
TOTAL 1377.69 56.05 41.88 216.39
Kebutuhan 1400 52.5 38.89 210
Persentase% 98.41 106.75 107.68 103.04

2
Hari Ke-2
Nama Nama Berat
Waktu Energi Protein Lemak KHt
Menu Bahan (gr)
Nasi Beras 50 178.5 4.20 0.85 38.55
Daging 50 159.25 10.21 13.83 0
Daging
Kecap 5 3.55 0.285 0.07 0.45
Semur
Pagi
Minyak 2 17.4 0.02 1.96 0
Bening
Labu
Labu 100 30 0.60 0.1 6.7
Siam
Siam
Subtotal 388.7 15.31 16.81 45.7
Kacang
25 80.75 5.725 0.38 14.2
Bubur Hijau
Snack Kacang Gula
Hijau Merah 3 18.4 0 0 4.6
DM
Subtotal 99.15 5.725 0.38 18.8
Nasi
Beras 50 178.5 4.2 0.85 38.55
Biasa
Telur 50 30 4.11 0 2.4
Telur
Pasta
BB 5 6.5 0.04 1.6 0.34
Tomat
Rendang
Minyak 2 17.4 0.02 1.96 0
Siang Tahu Tahu 30 24 3.27 1.91 0.24
BB
Rujak Minyak 2 17.4 0.02 1.96 0
Sayur Labu 50 15 0.3 0.05 3.35
Bening
Labu + Wortel 50 18 0.5 0.3 3.95
Wortel
Melon Melon 75 27.75 0.45 0.3 5.85
Subtotal 334.55 12.91 9.38 54.68
Tepung
20 72.8 0.9 0.2 16.7
Hankue
Snack Hankue
Gula
5 20 0 0 5
Jagung
Subtotal 92.8 0.9 0.2 21.7
Nasi
Beras 50 178.5 4.20 0.85 38.55
Biasa
Malam
Ikan
30 30 4.11 0 2.4
Tuna

3
Pepes
Ikan Minyak 2 17.4 0.02 1.96 0
Tuna
Tempe 30 60.3 6.24 2.64 4.05
Tempe
Kecap 5 3.55 0.285 0.07 0.45
Semur
Minyak 2 17.4 0.02 1.96 0
Sup Oyong 50 9.5 0.40 0.10 2.05
Oyong
Wortel 50 18 0.5 0.3 3.95
Wortel
Pisang Pisang 60 72.86 0.72 0.12 19.08
Subtotal 407.507 16.495 8.445 70.53
TOTAL 1322.71 51.34 35.21 211.41
Kebutuhan 1400 52.5 38.89 210
Persentase% 94.48 97.80 90.52 100.67

4
Hari Ke-3
Nama Nama Berat
Waktu Energi Protein Lemak KH
Menu Bahan (gr)
Nasi Beras 75 267.75 6.3 1.28 57.83
Telur 60 92.4 7.44 6.48 0.42
Telur
Kecap 5 3.55 0.285 0.07 0.45
Bistik
Pagi Minyak 2 17.4 0.02 1.96 0
Wortel 50 18 0.5 0.3 3.95
Sup Buncis 25 9.75 0.6 0.08 1.8
Makaroni
Makaroni 25 88.25 2.18 0.1 19.68
Subtotal 497.1 17.32 10.26 84.12
Tepung
2 6.67 0.27 0.13 1.07
Agar
Snack Puding
Gula
5 20 0 0 4
Jagung
Subtotal 26.67 0.27 0.13 5.07
Nasi
Beras 75 267.75 6.3 1.28 57.83
Biasa

Pepes Ikan Tuna 40 40 5.48 2 2.9


Ikan Tuna
Minyak 2 17.4 0.02 1.96 0
Tempe 40 80.4 8.32 4.52 5.40
Tempe Gula
Siang 5 3.55 0.285 0.07 0.45
Bacem Merah
Minyak 2 17.4 0.02 1.96 0
Bening Bayam 90 14.4 0.81 0.36 2.61
Bayam
Jagung Jagung 10 3.5 0.22 0.01 0.74
Manis
Semangka Semangka 100 28 0.5 0.2 5.9
Subtotal 472.4 21.955 12.35 75.825
Tepung
2 6.67 0.27 0.13 1.07
Agar
Snack Puding
Gula
5 20 0 0 4
Jagung
Subtotal 26.67 0.27 0.13 5.07
Nasi
Beras 50 178.5 4.2 0.85 38.55
Biasa
Malam
Ikan Tuna 40 40 5.48 2 2.9

5
Ikan Tuna Pasta
5 6.5 0.04 2.6 0.34
BB Tomat
Tomat Minyak 2 17.4 0.02 1.96 0
Tahu 40 32 4.36 3.55 0.32
Tahu
Minyak 2 17.4 0.02 1.96 0
Semur
Kecap 5 3.55 0.285 0.07 0.45
Bening
Labu
Labu 100 30 0.60 0.10 6.7
Siam
Siam

Semangka Semangka 100 28 0.5 0.2 5.9

Subtotal 353.35 15.505 13.285 55.16


TOTAL 1376.19 55.32 37.15 222.25
Kebutuhan 1400 52.5 38.89 210
Persentase% 98.30 105.37 95.53 105.83

6
Lampiran 4. Media Edukasi Leaflet

7
Lampiran 5. Dokumentasi
1. Asupan Makan Pasien
Waktu Sebelum Sesudah

Hari 1
– Siang

Hari 1
– Sore

Hari 2

Siang

Hari 2
– Sore

8
Hari 3

Siang

Hari 3
– Sore

2. Pengukuran Antropometri

Lingkar Lengan Atas Tinggi Lutut


3. Edukasi Pasien dan Keluarga

9
10
LAPORAN STUDI KASUS MENDALAM

PENATALAKSANAAN GIZI PADA KASUS ANAK KDK FEBRIS GEA


HIPOKALEMIA
RUANG RAWAT INAP MAWAR
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PASAR REBO

Disusun Oleh :
Farah Devina Ramadhianti 1810714090

PROGRAM STUDI GIZI PROGRAM SARJANA


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAKARTA
2021

11
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan studi kasus mendalam Anak KDK Febris GEA Hipokalemia dibuat
dan diajukan sebagai syarat kelengkapan dan bukti kegiatan Magang Manajemen
Asuhan Gizi Klinik (MAGK) di Rumah Sakit Umum Daerah Pasar Rebo. Tahun
Ajaran 2021/2022.

Disusun oleh :
Farah Devina Ramadhianti 1810714090

Telah disetujui oleh:

Pembimbing Magang MAGK


Rumah Sakit Umum Daerah Pasar Dosen Pembimbing Magang MAGK
Rebo

Okta Setya Asmaji, S.Gz., RD Iin Fatmawati Imrar, S.Gz, MPH


NIP/NIK. ……………. NIDN. 0005128606

12
BAB I
PENDAHULUAN

I.10. Latar Belakang


Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan
suhu tubuh (suhu rektal di atas 38°C) yang disebabkan oleh proses
ekstrakranium (Bararan & Jaumar, 2013). Menurut Wulandari & Erawati
(2016), kejang demam merupakan kelainan neurologis yang paling sering
ditemukan pada anak, terutama pada golongan anak umur 6 bulan sampai 4
tahun. Berkisar 2 – 5% anak di bawah 5 tahun pernah mengalami bangkitan
kejang demam. Lebih dari 90% kasus kejang demam terjadi pada anak
berusia di bawah 5 tahun. Terbanyak bangkitan kejang demam terjadi pada
anak berusia antara usia 6 bulan sampai dengan 22 bulan, sedangkan insiden
bangkitan kejang demam tertinggi terjadi pada usia 18 bulan.
Kejang demam merupakan salah satu kelainan saraf tersering pada
anak. Kejang demam dikelompokkan menjadi dua, yaitu kejang demam
sederhana dan kejang demam kompleks. Faktor-faktor yang berperan dalam
risiko kejang demam yaitu, faktor demam, usia, dan riwayat keluarga, dan
riwayat prenatal (usia saat ibu hamil), riwayat perinatal (asfiksia, usia
kehamilan, dan bayi berat lahir rendah). Vebriasa dkk pada tahun 2013
menyimpulkan bahwa kejang demam pertama pada anak yang memiliki
riwayat kejang keluarga cenderung terjadi pada usia lebih dini dibandingkan
dengan yang tidak memiliki riwayat. Kejang demam sederhana biasanya
bersifat tidak berbahaya, tetapi anak dengan kejang demam kompleks
berada pada risiko untuk mengalami epilepsi di masa depan.
Sebagian besar kasus kejang demam sembuh sempurna, sebagian
berkembang menjadi epilepsi (2 – 7%) dengan angka kematian 0,64 –
0,75%. Kejang demam dapat mengakibatkan gangguan tingkah laku serta
penurunan intelegensi dan pencapaian tingkat akademik. Atas dasar
pertimbangan bahwa, 1) demam memungkinkan terjadi bangkitan kejang
demam, kejang demam menurunkan tingkat kecerdasan dan cacat saraf, dan
2) kekhawatiran dan kebingungan orang tua terhadap anaknya tatkala

13
mengalami bangkitan kejang, maka diperlukan tindakan pencegahan
terhadap bangkitan kejang demam. Untuk kepentingan tersebut asuhan gizi
yang tepat perlu dilakukan untuk mengurangi keparahan penyakit dan
mempercepat penyembuhan.

I.11. Tujuan
I.11.1. Tujuan Umum
Mempelajari dan menerapkan proses asuhan gizi klinik pada pasien
anak dengan penyakit KDK (Kejang Demam Kompleks), Febris,
GEA, dan Hipokalemia.
I.11.2. Tujuan Khusus
13. Mampu melakukan skrining gizi
14. Mampu melakukan anamnesis gizi
15. Mampu menentukan diagnosis gizi
16. Mampu merencanakan intervensi, monitoring dan evaluasi,
serta edukasi gizi

I.12. Manfaat
I.12.1. Bagi Mahasiswa
Meningkatkan kemampuan proses asuhan gizi klinik, serta
mendapatkan pengalaman dan wawasan baru pada penatalaksanaan
diet pasien anak dengan penyakit KDK (Kejang Demam Kompleks),
Febris, GEA, dan Hipokalemia.
I.12.2. Bagi Institusi
Memberikan bantuan dan saran pada pemantauan asuhan gizi
terstandar serta pelaksanaan diet pada pasien anak dengan penyakit
KDK (Kejang Demam Kompleks), Febris, GEA, dan Hipokalemia.
I.12.3. Bagi Rumah Sakit
Membantu proses pemulihan pasien dengan cara penerapan asuhan
gizi terstandar dan terstruktur untuk pasien anak dengan penyakit
KDK (Kejang Demam Kompleks), Febris, GEA, dan Hipokalemia.

14
BAB II
PEMBAHASAN

II.13. Gambaran Umum, Etiologi dan Patofisiologi


II.13.1. Gambaran Umum
Febris atau disebut juga demam adalah kenaikan suhu tubuh
di atas variasi sirkadian yang normal sebagai akibat dari perubahan
pada pusat termoregulasi yang terletak dalam hipotalamus anterior
(Isselbacher, 1999). Seseorang dapat mengalami demam bila suhu
tubuhnya di atas 37,8°C (suhu oral atau aksila) atau suhu rektal
(Donna L. Wong, 2003).
Kejang demam adalah kejang yang terkait dengan gejala
demam dan usia, serta tidak didapatkan infeksi intrakranial ataupun
kelainan lain di otak. Kejang demam merupakan salah satu kelainan
saraf tersering pada anak. Faktor-faktor yang berperan dalam risiko
kejang demam yaitu, faktor demam, usia, dan riwayat keluarga, dan
riwayat prenatal (usia saat ibu hamil), riwayat perinatal (asfiksia,
usia kehamilan, dan bayi berat lahir rendah).
Kejang demam dikelompokkan menjadi dua, yaitu kejang
demam sederhana dan kejang demam kompleks (IDAI, 2006).
Kejang demam sederhana adalah kejang demam yang berlangsung
singkat, kurang dari 15 menit, dan umumnya akan berhenti sendiri
(ILAE, 1993). Kejang berbentuk umum tonik dan atau klonik, tanpa
gerakan fokal. Kejang tidak berulang dalam waktu 24 jam. Kejang
demam sederhana merupakan 80% di antara seluruh kejang demam.
Sedangkan kejang demam kompleks adalah kejang yang
berlangsung lebih dari 15 menit atau kejang berulang lebih dari 2
kali dan di antara bangkitan kejang anak tidak sadar (Nelson, 1978).
Kejang lama terjadi pada 8% kejang demam. Kejang fokal adalah
kejang parsial satu sisi, atau kejang umum yang didahului kejang
parsial. Kejang berulang adalah kejang 2 kali atau lebih dalam 1 hari,
di antara 2 bangkitan kejang anak sadar. Kejang berulang terjadi

15
pada 16% di antara anak yang mengalami kejang demam (Shinnar,
1999).
Gastroenteritis didefinisikan sebagai radang selaput lendir
saluran pencernaan yang ditandai dengan diare atau muntah.
Gastroentritis adalah keadaan terjadinya inflamasi pada bagian
mukosa dari saluran gastrointestinal ditandai dengan diare dan
muntah (How C, 2010). Di Indonesia penyakit gastroenteritis ini
masih menjadi masalah besar, khususnya gastroenteritis yang
disebabkan oleh infeksi dan non infeksi.
Hipokalemia merupakan kejadian yang sering ditemukan di
klinik. Terdapat 3 mekanisme terjadinya hipokalemia yaitu
berkurangnya asupan kalium, peningkatan ekskresi kalium melalui
ginjal dan traktus urinarius dan redistribusi kalium dari ekstraseluler
ke intraseluler. Ambilan kalium sel dipicu oleh alkalinemia, insulin,
stimulasi beta adrenergik dan santin. Aldosteron juga mampu
mencetuskan ambilan kalium oleh sel setelah konsumsi makanan.

II.13.2. Etiologi
Menurut IDAI 2006, faktor risiko berulangnya kejang
demam adalah:
1. Riwayat kejang demam dalam keluarga
2. Usia kurang dari 12 bulan
3. Temperatur yang rendah saat kejang
4. Cepatnya kejang setelah demam
Bila seluruh faktor di atas ada, kemungkinan berulangnya
kejang demam adalah 80%, sedangkan bila tidak terdapat faktor
tersebut kemungkinan berulangnya kejang demam hanya 10%-15%.
Kemungkinan berulangnya kejang demam paling besar pada tahun
pertama.
Gastroenteritis akut bisa disebabkan oleh berbagai faktor,
menurut World Gastroenterology Organisation, ada beberapa agen
yang bisa menyebabkan terjadinya gastroenteritis akut yaitu agen

16
infeksi dan non-infeksi. Lebih dari 90% diare akut disebabkan
karena infeksi, sedangkan sekitar 10 % karena sebab lain yaitu:
10. Faktor Infeksi
a) Virus
Berikut adalah beberapa virus yang dapat menjadi penyebab
terjadinya gastroenteritis:
1) Rotavirus
Merupakan salah satu penyebab paling banyak dari kasus
rawat inap di rumah sakit dan mengakibatkan 500.000
kematian di dunia tiap tahunnya. Pada anak-anak sering
tidak terdapat gejala dan biasanya terjadi pada rentang
umur 3 – 5 tahun.
2) Human Caliciviruses (HuCVs)
Termasuk famili Calciviridae, dua bentuk umumnya yaitu
Norovirus dan Sapovirus. Norovirus merupakan
penyebab utama terbanyak diare pada pasien dewasa dan
menyebabkan 21 juta kasus per tahun. Norovirus
merupakan penyebab tersering gastroenteritis pada orang
dewasa dan sering menimbulkan wabah dan menginfeksi
semua umur. Sapovirus umumnya menginfeksi anak –
anak dan merupakan infeksi virus tersering kedua selain
Rotavirus.
3) Adenovirus
Umumnya menyerang anak–anak dan menyebabkan
penyakit pada sistem respiratori. Ada 4 genus pada
adenovirus yaitu Mastadenovirus, Aviadenovirus,
Atadenovirus, dan Siadenovirus.
b) Bakteri
Infeksi bakteri juga menjadi penyebab dari kasus
gastroenteritis akut bakteri yang sering menjadi penyebabnya
adalah:
1) Diarrheagenic Escherichia-coli

17
Penyebarannya berbeda–beda di setiap negara dan
paling sering terdapat di negara yang masih
berkembang. Umumnya bakteri jenis ini tidak
menimbulkan bahaya jenis dari bakterinya adalah:
 Enterotoxigenic E. coli (ETEC)
 Enteropathogenic E. coli (EPEC)
 Enteroinvasive E. coli (EIEC)
 Enterohemorrhagic E. coli (EHEC)
2) Campylobacter
Bakteri jenis ini umumnya banyak pada orang yang
sering berhubungan dengan perternakan selain itu bisa
menginfeksi akibat masakan yang tidak matang dan
dapat menimbulkan gejala diare yang sangat cair dan
menimbulkan disentri.
3) Shigella species
Gejala dari infeksi bakteri Shigella dapat berupa
hipoglikemia dan tingkat kematiannya sangatlah
tinggi. Beberapa tipenya adalah:
 S. Sonnei
 S. Flexneri
 S. dysenteriae
4) Vibrio cholera
Memiliki lebih dari 2000 serotipe dan semuanya bisa
menjadi pathogen pada manusia. Gejala yang paling
sering ditimbulkan akibat terinfeksi bakteri ini adalah
muntah tidak disertai panas dan feses yang
konsistensinya sangat berair. Bila pasien tidak
terhidrasi dengan baik bisa menyebabkan syok
hipovolemik dalam 12–18 jam dari timbulnya gejala
awal.
5) Salmonella

18
Salmonella menyebabkan diare melalui beberapa
mekanisme. Pada onset akut gejalanya dapat berupa
mual, muntah dan diare berair dan terkadang disentri
pada beberapa kasus.
c) Agen parasit
Infeksi yang disebabkan oleh Cryptosporidium parvum,
Giardia L, Entamoeba histolytica, and Cyclospora
cayetanensis sangatlah jarang terjadi, namun gejalanya sering
tak tampak. Dalam beberapa kasus juga dinyatakan infeksi
dari cacing seperti Stongiloide stecoralis, Angiostrongylus C.,
Schisotoma Mansoni, S. Japonicum juga bisa menyebabkan
gastroenteritis akut.
11. Non Infeksi
a) Malabsorpsi/Maldigesti
Malabsorpsi pada tubuh dapat terjadi akibat kurangnya
penyerapan zat gizi berikut:
1) Karbohidrat : monosakarida (glukosa), disakarida
(sakarosa)
2) Lemak : rantai panjang trigliserida
3) Asam amino
4) Protein
5) Vitamin dan mineral

b) Imunodefisiensi
Kondisi seseorang dengan imunodefisiensi yaitu
hipogamaglobulinemia, panhipogamaglobulinemia (Bruton),
penyakit granulomatose kronik, defisiensi IgA dan
imunodefisiensi IgA heavycombination.
Sedangkan berikut ini adalah etiologi hypokalemia
berdasarkan penyebab:
Tabel 1. Etiologi Hipokalemia Berdasarkan Penyebab
Penyebab Hipokalemia

19
Gangguan saluran Diare kronis, termasuk akibat dari obat
gastrointestinal pencahar dan gangguan usus
Glikogenesis yang merangsang sekresi
Gangguan intraseluler insulin
Stimulasi sistem saraf
Kekurangan potassium
Hipomagnesium
pada ginjal
Konsumsi Penisillin dalam dosis tinggi
Obat-obatan
Theophylline (keracunan akut dan kronis)

II.13.3. Patofisiologi

II.14. Gambaran Identitas Pasien


Nama : An. C
Usia : 2 tahun 10 bulan
Jenis kelamin : Perempuan
No. RM : 2021-902698
Ruang : Mawar
Kamar : 604
Tgl masuk : 26/10/21
Alamat : Jl. Tanah Merdeka VII No. 14 RT13/RW06, Rambutan,
Ciracas, Jakarta Timur
Agama : Islam

20
Pekerjaan :-
Aktivitas : Bermain di rumah, menonton siaran anak-anak

II.15. Gambaran Riwayat Penyakit Pasien


II.15.1. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien didiagnosa mengalami kejang demam kompleks (KDK),
gastroenteritis (GEA), dan hipokalemia.
II.15.2. Riwayat Penyakit Dahulu
Tidak ada.
II.15.3. Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada riwayat penyakit keluarga yang berkaitan.

II.16. Proses Asuhan Gizi Terstandar (PAGT)


II.16.1. Skrining Gizi
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PASAR REBO
Jl. Let. Jend. TB Simatupang No.30 Jakarta Timur
13760
Telp. 021 8400109, 8401127 ec.147/148, E-mail:
gizirspr@gmail.com
SKRINING GIZI ANAK
Tanggal: 26/10/2021 Nama
: An. C
Diagnosa Medis: KDK, Febris, No.RM
: 2021-902698
GEA, Hipokalemia Jenis
: Perempuan
BB: 11,5 kg Kelamin
: 2 tahun 10 bulan
TB/PB: 92 cm Umur
Parameter
1. Apakah pasien tampak kurus? ( 0 )
*Tidak =0
*Ya =1

21
2. Apakah ada penurunan BB selama satu bulan terakhir?
(Berdasarkan penilaian objektif data BB bila ada / penilaian
( 0 )
subjektif dari orang tua pasien ATAU untuk bayi <1 tahun :
BB tidak naik selama 3 bulan terakhir)
*Tidak =0
*Ya =1
3. Apakah terdapat salah satu kondisi berikut?
 Diare ≥5 kali/hari atau muntah >3 kali/hari dalam
( 1 )
seminggu terakhir
 Asupan makanan berkurang selama 1 minggu terakhir
*Tidak =0
*Ya =1
4. Apakah terdapat penyakit atau keadaan yang mengakibatkan
( 2 )
pasien berisiko mengalami malnutrisi?
*Tidak =0
*Ya =2
Jumlah skor keseluruhan 3
Hasil
0 = beresiko rendah
1 = beresiko sedang
≥2 = beresiko tinggi
Kesimpulan:
Berdasarkan skrining gizi, pasien mendapatkan skor 3 yang berarti
memiliki risiko tinggi mengalami malnutrisi. Oleh sebab itu, perlu
dilakukan pengkajian secara mendalam pada asuhan gizi melalui
NCP.

II.4.2. Pengkajian Gizi (Assessment)


II.4.2.1. Antropometri
BB = 11,5 kg
PB = 92 cm
BBI = 12,5 kg

22
IMT = 𝐵𝐵𝐴⁄𝐵𝐵𝐼 x 100%

= 11.5⁄12 x 100%
Status Gizi = 95,8% (Baik)
Penilaian:
Berdasarkan hasil perhitungan IMT pasien menggunakan
grafik CDC didapatkan nilai IMT 95,8%. Menurut WNPG
2012, nilai IMT tersebut menunjukkan hasil status gizi
pasien adalah normal.

II.4.2.2. Biokimia
Tabel 1. Hasil Pemeriksaan Biokimia Pasien

Indikator Hasil Nilai Rujukan Keterangan

10,8 – 12,8
Hemoglobin 11,7 Normal
g/dL

Hematokrit 35 35 – 43 % Normal

3,6 – 5,2
Eritrosit 4,6 Normal
juta/µL
5,5 – 15,5 x Sangat
Leukosit 3,74
103/µL Rendah
217 – 497
Trombosit 203 Rendah
ribu/µL
Limfosit 46 20 – 70 % Normal
GDS 199 < 200 mg/dL Normal
135 – 147
Natrium 132 Rendah
mmol/L
Sangat
Kalium 2,8 3,5 – 5 mmol/L
Rendah
98 – 108
Klorida 100 Normal
mmol/L
Sumber: Data Rekam Medis RSUD Pasar Rebo

23
Penilaian:
Berdasarkan hasil pemeriksaan biokimia pasien, data
menunjukkan bahwa pasien mengalami hipokalemia yang
ditunjukkan dengan nilai kalium pasien sebesar 2,8
mmol/L. Selain itu, nilai leukosit pasien juga tergolong
sangat rendah yaitu 3,74, hal ini merupakan reaksi terhadap
infeksi pada tubuh.

II.4.2.3. Klinis
Tabel 2. Hasil Pemeriksaan Klinis Pasien
Pemeriksaan Hasil Nilai Normal Keterangan
Tekanan darah 80/50 – 90/70
94/53 Normal
(MRS) mmHg
Tekanan darah
80/50 – 90/70
(terakhir 90/60 Normal
mmHg
diperiksa)
36.5 – 37.5
Suhu tubuh 38oC o
Tinggi
C
135 kali/ 98 – 140
Nadi Normal
menit kali/menit
Respiratory 24 kali/ 24 – 40
Normal
Rate menit kali/menit
Penilaian:
Berdasarkan hasil pemeriksaan klinis pasien. data
menunjukkan bahwa pasien mengalami demam yang
ditunjukkan dengan suhu 38°C.

II.4.2.4. Fisik
Tabel 3. Hasil Pemeriksaan Fisik Pasien
Penurunan nafsu makan (+)
Demam (+)
Mual (+)

24
Muntah (+)
Nyeri kepala (-)
Lemas (-)
Pucat (-)
Penilaian:
Berdasarkan hasil pemeriksaan data fisik, pasien
mengalami penurunan nafsu makan, demam, mual, dan
muntah.

II.4.2.5. Riwayat Makan Pasien


7. Pola Makan Sebelum Masuk RS
Tabel 4. Rincian Pola Makan Pasien SMRS
Waktu
Menu URT
Makan
Makan Nasi ½ centong
malam
Sayur bayam ½ mangkuk
(19.00)
Selingan
malam Susu 3 sendok takar
(21.00)
Nasi ½ centong
Sarapan
Ayam Goreng ½ potong
(08.00)
Sayur Bayam ½ mangkuk
Bakso Goreng 3 butir
Selingan pagi
Susu 3 sendok takar
(11.00)
Buah Semangka 1 potong
Makan siang Nasi ½ centong
(13.00) Telur Ceplok ½ potong
Selingan sore
Kue Bolu 2 potong
(16.00)

25
8. Kebiasaan Makan dan Riwayat Alergi Makanan
g. Kualitatif
Pasien biasanya makan nasi, lauk hewani, dan sayur. Pasien
tidak terlalu menyukai lauk nabati seperti tahu dan tempe.
Selain mengkonsumsi makanan, ia juga masih minum susu
formula Bebelac 3 kali sehari. Pasien tidak memiliki
riwayat alergi.
h. Kuantitatif
Pasien makan 3 kali sehari saat pagi, siang, dan malam,
serta makan camilan di waktu yang tidak menentu.

12. Perhitungan Energi dan Zat Gizi SMRS


BB = 11.5 kg
PB = 92 cm
Kebutuhan Energi = BB x AKG Energi
= 11.5 x 86.5
= 994.75 kkal ~ 1000 kkal
Kebutuhan Protein = BB x AKG Protein
= 11.5 x 2
= 23 gram = 9.2%

Kebutuhan Lemak = 25% 𝑥1000⁄9


= 27 gram

Kebutuhan Karbohidrat = 65.8% 𝑥 1000⁄4


= 164.5 gram ~ 170 gram

Tabel 5. Perbandingan Asupan Pasien SMRS dan Kebutuhan


Gizi Pasien

Zat Gizi Kebutuhan Asupan Persentase Keterangan

Energi
1000 1062.3 106% Normal
(kkal)

26
Protein
23 24.9 108% Normal
(gram)

Lemak Lebih dari


27 39.55 146%
(gram) kebutuhan

Karbohidrat
170 160.19 94% Normal
(gram)

Kalium Defisit
2600 1032.75 40%
(mg) tingkat berat
Sumber: WNPG, 2012

Pembahasan:
Berdasarkan hasil perbandingan antara asupan dan kebutuhan gizi
pasien sebelum masuk rumah sakit, diketahui bahwa asupan energi,
protein, dan karbohidrat cukup, sedangkan asupan lemak lebih dari
kebutuhan, dan asupan kalium defisit tingkat berat.

13. Pola Makan MRS


Tabel 6. Rincian Pola Makan Pasien MRS
Waktu
Menu Porsi (gram)
Makan
Nasi Tim 75
Makan
Ayam Panggang
malam 50
Madu
(19.00)
Bening Labu Siam 50
Nasi Tim 75
Sarapan Telur Semur 55
(08.00) Sup Wortel
60
Makaroni
Selingan pagi Bubur Kacang
35
(11.00) Hijau

27
Makan siang
belum makan siang
(13.00)

14. Perhitungan Energi dan Zat Gizi MRS


BB = 11.5 kg
PB = 92 cm
Kebutuhan Energi = BB x AKG Energi
= 11.5 x 86.5
= 994.75 kkal ~ 1000 kkal
Kebutuhan Protein = BB x AKG Protein
= 11.5 x 2
= 23 gram = 9.2%

Kebutuhan Lemak = 25% 𝑥1000⁄9


= 27 gram

Kebutuhan Karbohidrat = 65.8% 𝑥 1000⁄4


= 164.5 gram ~ 170 gram

Tabel 7. Perbandingan Asupan Pasien MRS dan Kebutuhan Gizi


Pasien

Zat Gizi Kebutuhan Asupan Persentase Keterangan

Energi
600 667.4 111% Normal
(kkal)

Protein
13.8 13.02 94% Normal
(gram)

Lemak
16.2 17.12 106% Normal
(gram)

Karbohidrat
102 109.4 107% Normal
(gram)

28
Defisit
Kalium
1560 1138.85 73% tingkat
(mg)
sedang

Serat (mg) 11.4 10.79 95% Normal

Sumber: WNPG, 2012

Pembahasan:
Berdasarkan hasil perbandingan antara 60% asupan dan 60% kebutuhan
gizi pasien saat masuk rumah sakit, diketahui bahwa asupan energi,
protein, lemak, karbohidrat, dan serat sudah mencukupi kebutuhan.
Sedangkan asupan kalium pasien masih desifit tingkat sedang.

II.4.2.6. Riwayat Personal Pasien


An.C tinggal bersama orang tuanya dan tidak
memiliki riwayat penyakit apapun. Pola makan pasien tidak
teratur namun porsi makannya baik. Pasien tidak memiliki
riwayat alergi apapun.

II.4.2.7. Terapi Obat


Tabel 8. Obat-obatan Pasien

Efek Samping
Obat Kegunaan Berkaitan dengan
Gizi
IVFD KA- Cairan infus yang - Hipersensitif
EN 3B mengandung natrium. (gatal-gatal.
kalium. klorida. laktat. ruam)
glukosa. KA-EN 3A - Nyeri pada
digunakan untuk membantu tempat injeksi
menyalurkan atau
memelihara keseimbangan

29
air dan elektrolit pada
keadaan dimana asupan
makanan tidak cukup atau
tidak dapat diberikan secara
per oral.
Paracetamol Meredakan demam dan - Sakit kepala
nyeri. bekerja pada pusat - Mual atau muntah
pengaturan suhu yang ada di - Sulit tidur
otak untuk menurunkan - Perut bagian atas
suhu tubuh saat seseorang terasa sakit
sedang mengalami demam. - Urin berwarna
gelap
- Lelah yang tidak
biasa
- Penyakit kuning
Ampicillin Kombinasi antibotik beta- Hipersensitivitas
Sulbactam laktam dengan inhibitor
beta-laktamase. Bekerja
menghambat Penicillin
Binding Protein bakteri lalu
menghambat sintesis
dinding sel bakteri sehingga
bersifat bakterisidal.

II.4.3. Diagnosa Gizi


NI-5.5 Ketidakseimbangan zat gizi berkaitan dengan
konsumsi makanan yang kurang beranekaragam
ditandai dengan asupan MRS lemak defisit tingkat
ringan yaitu 89% dan kalium defisit tingkat berat
yaitu 42%.

30
NC-2.2 Perubahan nilai laboratorium terkait gizi (mineral
makro) berkaitan dengan hiponatremia dan
hipokalemia ditandai dengan kadar natrium dan
kalium dibawah batas normal, yaitu 132 mmol/L dan
2,8 mmol/L.
NB-2.3 Ketidakmampuan mengatur diri sendiri berkaitan
dengan kurangnya kesiapan pasien dan keluarga
untuk mengatur diri sendiri ditandai oleh perilaku
menangis saat makanan yang diinginkan tidak
diberikan.

II.4.4. Intervensi
10. Tujuan Diet
- Memberikan makanan sesuai kebutuhan gizi yang
meninggalkan sisa sedikit mungkin agar volume
feses dapat dibatasi
- Mencapai dan mempertahankan status gizi optimal
- Mencegah terangsangnya saluran cerna
11. Syarat Diet
- Energi dan protein cukup disesuaikan dengan AKG
berdasarkan umur dan jenis kelamin
- Lemak cukup, yaitu 10-25% dari kebutuhan energi
total
- Karbohidrat cukup, yaitu sisa kebutuhan energi total
- Menghindari makanan berserat tinggi dan sedang
maksimal 8 gram/hari
- Kalium cukup disesuaikan dengan AKG berdasarkan
umur dan jenis kelamin
12. Terapi Diet
Jenis diet : Diet Rendah Serat
Bentuk makanan : Lunak
Rute makanan : Oral

31
Frekuensi : 3x makan utama dan 2x selingan

II.4.5. Rencana Monitoring


Tabel 9. Rencana Monitoring Pasien

Monitoring Parameter Waktu Target

- Mempertahankan
berat badan dan
- Berat badan Konsultasi
panjang badan
- Panjang atau
Antropometri sesuai dengan
badan pemeriksaan
usianya
- Status gizi berikutnya
- Mempertahankan
status gizi normal

- Leukosit
Pemeriksaan Mencapai rentang
Biokimia - Natrium
berikutnya normal
- Kalium

- Perbaikan nafsu
- Nafsu
makan
makan
- Suhu tubuh
Fisik - Demam Setiap hari
kembali normal
- Mual
- Tidak mual dan
- Muntah
muntah

Suhu tubuh kembali


Klinis Suhu tubuh Setiap hari
normal

32
Asupan energi, Asupan mencapai
Asupan
protein, lemak, Setiap hari 90% - 119% dari
Makanan
karbohidrat kebutuhan sehari

II.4.6. Evaluasi
13. Asupan Makan Pasien
Tabel 10. Persentase Asupan Makan Pasien
E P L KH Serat Kalium
Kebutuhan

1000 kkal 23 gr 27 gr 170 gr 8 gr 2600 mg

Kkal % gr % gr % gr % gr % gr %

Har 17, 76 74 42 60
986 98% 20 164 96% 3.4 822
i1 6 % % % %
Har 91 23, 86 70 840. 73
947 95% 21 167 98% 5.6
i2 % 4 % % 8 %
Har 101 22. 97 25, 94 101 92 90
1012 171 7.4 1228
i3 % 4 % 4 % % % %
Kesimpulan:
Terjadi peningkatan asupan makan pasien dari hari ke-1 sampai hari
ke-3. Dapat dilihat dari persentase asupan makan pasien yang kian
membaik. Asupan energi, protein, lemak, karbohidrat, kalium, dan
serat juga sudah memenuhi kebutuhan asupan makan pasien dalam
sehari.

33
14. Pemeriksaan Biokimia Pasien
Tabel 11. Hasil Pemeriksaan Biokimia Pasien
Hasil
Indikator Nilai Rujukan Capaian
26/10 28/10
Leukosit 3,74 7,8 5,5 – 15,5 x 103/µL Normal
Natrium 132 141 135 – 147 mmol/L Normal
Kalium 2,8 4,9 3,5 – 5 mmol/L Normal
Kesimpulan:
Pada pemeriksaan biokimia pasien di hari ke-3 rawat inap, kadar
leukosit, natrium, dan kalium pasien sudah mencapai angka normal,
yaitu untuk kadar leukosit pasien 7,8 x 103/µL, kadar natrium pasien
141 mmol/L, dan kadar kalium pasien 4,9 mmol/L.

15. Pemeriksaan Fisik Pasien


Tabel 12. Hasil Pemeriksaan Fisik Pasien

Hasil
Indikator
26/10 27/10 28/10
Penurunan nafsu (-) (-)
(+)
makan
Demam (+) (+) (-)
Mual (+) (-) (-)
Muntah (+) (-) (-)
Kesimpulan:
Pada pemeriksaan fisik pasien di hari ke-2 rawat inap, nafsu makan
pasien sudah membaik, serta pasien tidak lagi merasa mual dan
muntah, meskipun suhu tubuh pasien masih tergolong tinggi. Pada
hari ke-3, seluruhnya sudah membaik.

34
16. Pemeriksaan Klinis Pasien
Tabel 13. Hasil Pemeriksaan Klinis Pasien
Hasil
Pemeriksaan Nilai Normal Capaian
26/10 27/10 28/10
Suhu tubuh 38oC 37.8oC 37.1oC 36.5 – 37.5 oC Normal
Kesimpulan:
Pada pemeriksaan fisik pasien di hari ke-2 rawat inap, suhu tubuh pasien
masih tergolong tinggi. Pada hari ke-3, seluruhnya sudah mencapai
normal.

35
BAB III
PENUTUP

III.1 Kesimpulan
15) Hasil skrining An. C diperoleh skor 3 yang berarti beresiko tinggi
mengalami malnutrisi
16) An. C memiliki status gizi normal menurut CDC 2000
17) Hasil lab menunjukkan bahwa kadar leukosit, natrium, dan kalium
pasien tinggi. Hal tersebut mengindikasikan bahwa pasien
mengalami gangguan gastrointestinal
18) Pemeriksaan klinis An. C memiliki suhu tubuh tinggi yang
mengindikasikan pasien mengalami demam
19) Pemeriksaan fisik An.C ditemukan adanya mual, nafsu makan
menurun, dan demam
20) An. C diberi intervensi dengan preskripsi diet rendah serat serta
edukasi dengan media leaflet
21) Rencana monitoring dilakukan dalam jangka waktu 3 hari dengan
indikator asupan, keluhan fisik klinis, dan pengetahuan

III.2 Saran
An. C diharapkan dapat menerapkan diet yang diberikan dengan bantuan
dari keluarga, terutama kedua orangtuanya. An. C diharapkan dapat
menjaga pemilihan bahan makanan yang akan dikonsumsi, pemilihan
cara pengolahan makanan sesuai dengan edukasi yang sudah diberikan.

36
DAFTAR PUSTAKA

Anwar D, dkk. 2018. Kejadian Gastroenteritis Dan Faktor Penyebabnya Pada


Siswa SD Di Kelurahan Beji Timur, Kota Depok. Jurnal Ekologi
Kesehatan Vol. 17 No. 2. Poltekkes Kemenkes Bengkulu.
Depkes RI. 2011. Buku Saku Petugas Kesehatan: Lintas Diare. Ditjen Pengendali
Penyakit Dan Penyehatan Lingkungan. Departemen Kesehatan
Republik Indones Jakarta.
Hidayat A, dkk. 2009. Ilmu Kesehatan Anak untuk Pendidikan Kebidanan. Salemba
Medika: Jakarta. Hlm.87.
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). 2006. Konsensus Penatalaksanaan Kejang
Demam. Unit Kerja Koordinasi Neurologi. ISBN 979-8421-23-X.
Kemenkes RI. 2011. Buletin data dan Kesehatan: Situasi Diare di Indonesia.
Nathania, M. 2019. Hipokalemia – Diagnosis dan Tatalaksana. Universitas Pelita
Harapan Indonesia. CDK-273/ vol. 46 no. 2.
Warman, Y. (2008). Hubungan Faktor Lingkungan, Sosial Ekonomi Dan
Pengetahuan Ibu Dengan Kejadian Diare Akut Pada Balita Di
Kelurahan Pekan Arba Kecamatan Tembilahan Kabupaten Indragiri
Hilir.
World Gastroenterology Organisation. 2017. WGO Guidelines GERD Global
Perspective on Gastroesophageal Reflux Disease. Journal of
Clinical Gastroenterology 51(6):467-478. Wolters Kluwer Health, Inc.

37
LAMPIRAN

Lampiran 1. Asupan Makan SMRS


Waktu
Menu URT E P L KH Kalium
Makan
½
Makan Nasi 90 1.5 0.15 19.9 19
centong
malam
Sayur ½
(19.00) 8 0.45 0.2 1.45 228.2
Bayam mangkuk
Selingan
3 sendok
malam Susu 150 7 10 10 45
takar
(21.00)
½
Nasi 90 1.5 0.15 19.9 19
centong
Ayam
Sarapan ½ potong 81.95 5 6.8 0 106
Goreng
(08.00)
Minyak 2 sdm 44.2 0 5 0 0
Sayur ½
8 0.45 0.2 1.45 228.2
Bayam mangkuk
Bakso
3 butir 33 3 2.2 0 0
Goreng
Selingan Minyak 2 sdm 44.2 0 5 0 0
pagi 3 sendok
Susu 150 7 10 10 45
(11.00) takar
Buah
1 potong 50 0 0 12 168.8
Semangka
½
Nasi 90 1.5 0.15 19.9 19
Makan centong
siang Telur
½ potong 42.35 3.4 2.9 0.19 32.6
(13.00) Ceplok
Minyak 2 sdm 44.2 0 5 0 0

38
Selingan
sore Kue Bolu 2 potong 136.4 4.1 1.8 25.4 21.95
(16.00)
TOTAL 1062.3 24.9 39.55 160.19 1032.75
KEBUTUHAN 1000 23 27 170 2600
% ASUPAN 106% 108% 146% 94% 40%

39
Lampiran 2. Asupan Makan MRS
Waktu Porsi
Menu E P L KH Kalium Serat
Makan (gram)
Nasi Tim 75 65.6 1.5 15 17.9 0.38
Ayam
Panggang 50 150 3.5 7 288.75
Makan Madu
malam Kecap 5 3.5 0.3 0.06 0.45
(19.00) Madu 5 14.7 0.02 0 3.9 0.01 1.3
Minyak 2.5 22.1 2.5
Bening
50 12.5 0.5 2.5 125 4.65
Labu Siam
Nasi Tim 75 65.6 1.5 15 17.9 0.38
Telur
55 75 7 5 65
Semur
Kecap 5 3.5 0.3 0.06 0.45
Sarapan
Minyak 2.5 22.1 2.5
(08.00)
Sup
Wortel 40 10 0.4 2 98 0.4
Makaroni
Makaroni 20 87.5 2 20 0.98
Selingan Bubur
pagi Kacang 40 150 5 6 14 326.3 3
(11.00) Hijau
Makan
siang belum makan siang
(13.00)
TOTAL 667.4 13.02 17.12 109.4 938.85 10.79
KEBUTUHAN 600 13.8 16.2 102 1560 11.4
% ASUPAN 111% 94% 106% 107% 62.6% 95%

40
Lampiran III. Perencanaan Menu Intervensi
Hari Ke-1
Nama Nama Energi Protein Lema Serat Kalium
Waktu Berat KH (g)
Menu Bahan (kkal) (g) k (g) (g) (mg)
Nasi Tim Beras 37.5 127.5 2.9 0.6 27.5 0.075 26.63
Telur 40 61.6 4.96 4.32 0.28 0 47.4
Telur
Kecap 5 3.65 0.28 0.6 0.43 0 0
Makan Semur
Minyak 2 17.24 0 2 0 0 0
Pagi
Sup Wortel 50 22.5 0.67 0.38 4.9 0.5 122.5
Makaroni
Makaroni 10 15.3 0.5 0.9 0.3 0.49 0
Wortel
Kacang
10 32.3 2.16 0.15 5.06 0.75 81.57
Seling Bubur hijau
an Kacang Gula pasir 5 19.7 0 0 0.13 0 0.24
Pagi Hijau Gula
5 36.8 0 0 9.2 0 0
merah
Nasi Tim Beras 20 142.5 2.4 0.68 30.84 0.04 14.2
Pepes Ikan tuna 25 23.3 2.1 0.16 0 0 56.75
ikan tuna Minyak 2 17.24 0 2 0 0 0
Tempe Tempe 25 57.5 3.18 6.7 2.6 0.35 41.48
Makan bumbu
Minyak 2 17.24 0 2 0 0 0
Siang kuning
Bening
Labu siam 50 21 0.42 0.7 11 3.1 83.55
labu siam
Pisang
Buah 75 81 0.75 0.6 18.2 1.4 0
Ambon
Snack 3 keping
Biskuit 15 66 1.2 1.8 11.4 0.3 3.05
Sore biskuit
Nasi Tim Beras 20 142.5 2.4 0.68 30.84 0.04 14.2
Makan
Ayam Ayam 20 87.5 3.5 1.5 0 0 77.18
Malam
Bistik Kecap 5 3.65 0.28 0.6 0.43 0 0

41
Minyak 2 17.24 0 2 0 0 0
Tahu Tahu 30 24 3.27 1.41 0.24 0.03 15.18
Opor Minyak 2 17.24 0 2 0 0 0
Sup
Sayuran
Wortel 30 13.5 0.4 0.22 2.94 0.5 73.32
Wortel
Kentang
Kentang 10 6.2 0.21 0.02 1.35 0.05 39.6
Buah Melon 75 27.75 0.45 0.3 5.85 0.75 125.25
SUBTOTAL 1053.5 23.5 27.22 164.42 8.27 822.1
KEBUTUHAN 1000 23 27 170 8 2600
% ASUPAN 105% 97% 101% 97% 103%

42
Hari Ke-2
Nama Nama Kalium
Waktu Berat Energi Protein Lemak KH Serat
Menu Bahan (mg)
Nasi Tim Beras 37.5 127.5 2.9 0.6 27.5 0.075 26.63
Daging 20 34.8 2.9 2 0 0 53.4
Daging
Kecap 5 3.65 0.28 0.6 0.43 0 0
Makan Terik
Minyak 2 17.24 0 2 0 0 0
pagi
Sup Oyong 30 5.7 0.2 0.06 1.2 0.39 32.73
Oyong
Wortel 20 7.2 0.2 0.12 1.6 0.33 48.88
Wortel
Snack 3 keping
Biskuit 15 66 1.2 1.8 11.4 0.3 3.05
Pagi biskuit
Nasi Tim Beras 25 89.25 2.1 0.4 19.3 0.05 17.75
Ayam Ayam 20 87.5 3.5 1.5 0 0 77.18
Panggang Kecap 5 3.5 0.25 0.06 0.4 0 0
Kecap Minyak 2 17.24 0 2 0 0 0
Tahu 30 24 3.27 1.41 0.24 0.03 15.18
Tahu
Gula
Makan Bacem 10 36.8 0 0 9.2 0 0
merah
siang Basah
Minyak 2 17.24 0 2 0 0 0
Bening
Labu
Labu 80 24 0.48 0.08 5.36 4.96 133.68
siam
Siam
Pisang
Buah 100 108 1 0.8 24.3 0 0
Ambon
Snack 3 keping
Biskuit 15 66 1.2 1.8 11.4 0.3 3.05
Sore biskuit
Nasi Tim Beras 25 89.25 2.1 0.4 19.3 0.05 17.75
Makan Telur Telur 40 61.6 4.96 4.32 0.28 0 47.4
Malam Bumbu Pasta
5 4.1 0.2 0.02 0.94 0.23 50.7
Rendang Tomat

43
Minyak 2 17.24 0 2 0 0 0
Oseng Tempe 25 50.25 2.5 2.2 3.4 0.35 41.48
Tempe Kecap 5 3.5 0.25 0.06 0.4 0 0
Kecap Minyak 2 17.24 0 2 0 0 0
Bening
Wortel 60 21.6 0.6 0.36 4.74 1 146.64
Wortel
Buah Melon 75 27.75 0.45 0.3 5.85 0.75 125.25
Total keseluruhan 1028.15 23.54 27.89 170.24 8.5 840.75
Kebutuhan 1000 23 27 170 8 2600
% Asupan 103% 102% 103% 100% 105%

44
Hari Ke-3
Nama Nama Kalium
Waktu Berat Energi Protein Lemak KH
Menu Bahan (mg)
Nasi Tim Beras 37.5 127.5 2.9 0.6 27.5 17.75
Ayam 25 74.5 4.5 6.25 0 77.18
Ayam
Pasta
Bumbu 5 4.1 0.2 0.02 0.94 50.7
Tomat
Makan Gulai
Minyak 2 17.24 0 2 0 0
pagi
Bening Labu
50 21 0.42 0.7 11 133.68
Wortel + Siam
Labu
Wortel 20 7.2 0.2 0.12 1.6 146.64
Siam
Snack 3 keping
Biskuit 15 66 1.2 1.8 11.4 3.05
Pagi biskuit
Nasi Tim Beras 25 89.25 2.1 0.4 19.3 17.75
Telur Telur 40 61.6 4.96 4.32 0.28 47.4
Opor
Minyak 2 17.24 0 2 0 0
Putih
Tempe 25 50.25 2.5 2.2 3.4 41.48
Tempe Kecap 5 3.5 0.25 0.06 0.4 0
Makan
Bumbu Gula
siang 5 18.4 0 0 4.6 0
Bali merah
Minyak 2 17.24 0 2 0 0
Bening
Labu
Labu 50 21 0.42 0.7 11 133.68
siam
Siam
Buah Pepaya 100 46 0.5 12 12.2 221
Snack 3 keping
Biskuit 15 66 1.2 1.8 11.4 3.05
Sore biskuit
Makan Nasi Tim Beras 25 89.25 2.1 0.4 19.3 17.75
Malam Daging 20 34.8 2.9 2 0 53.4

45
Pasta
Daging 5 4.1 0.2 0.02 0.94 50.7
Tomat
Kare
Minyak 2 17.24 0 2 0 0
Tahu 30 24 3.27 1.41 0.24 15.18
Tahu Pasta
5 4.1 0.2 0.02 0.94 50.7
Balado Tomat
Minyak 2 17.24 0 2 0 0
Sup
Wortel 60 21.6 0.6 0.36 4.74 146.64
Wortel
Pisang
Buah 100 108 1 0.8 24.3 0
Ambon
SUBTOTAL 1036 24.1 28.01 167.8 1227.73
Kebutuhan 1000 23 27 170 2600
% ASUPAN 103% 105% 103% 99%

46
Lampiran IV. Media Edukasi Leaflet

47
Lampiran V. Dokumentasi

1. Menu Makanan

2. Sisa Makanan

3. Distribusi Makanan

48
4. Pengukuran Antropometri

5. Edukasi Pasien dan Keluarga

49
LAPORAN STUDI KASUS MENDALAM

PENATALAKSANAAN GIZI PADA KASUS BEDAH FRACTUR


COLLUM FEMUR SINISTRA
RUANG RAWAT INAP FLAMBOYAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PASAR REBO

Disusun Oleh :
Farah Devina Ramadhianti 1810714090

PROGRAM STUDI GIZI PROGRAM SARJANA


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAKARTA
2021

50
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan studi kasus mendalam besar Bedah Fractur Collum Femur Sinistra
dibuat dan diajukan sebagai syarat kelengkapan dan bukti kegiatan Magang
Manajemen Asuhan Gizi Klinik (MAGK) di Rumah Sakit Umum Daerah Pasar
Rebo. Tahun Ajaran 2021/2022.

Disusun oleh :
Farah Devina Ramadhianti 1810714090

Telah disetujui oleh:

Pembimbing Magang MAGK


Rumah Sakit Umum Daerah Pasar Dosen Pembimbing Magang MAGK
Rebo

Okta Setya Asmaji, S.Gz., RD Iin Fatmawati Imrar, S.Gz, MPH


NIP/NIK. ……………. NIDN. 0005128606

51
BAB I
PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang


Pada tubuh manusia, femur adalah tulang yang paling panjang dan besar.
Rerata panjang femur laki-laki adalah 48cm dan rerata diameter 2,84cm pada
pertengahan femur serta dapat menahan 30 kali berat tubuh manusia dewasa
(Nareliya & Kumar, 2012). Collum femur paling sempit ada pada bagian
tengahnya dan bagian paling lebar adalah pada bagian lateral. Collum
menghubungkan caput terhadap corpus femur dengan sudut inklinasi (Neck
Shaft Angle) kurang 12 lebih 125°, hal ini memfasilitasi pergerakan pada sendi
coxae dimana tungkai dapat mengayn secara bebas terhadap pelvis (Solomon
et al., 2010). Sudut collum femur terus-menerus berkurang dari 150° setelah
lahir hingga mencapai 125° pada usia dewasa dikarenakan adanya perubahan
bentuk tulang sebagai respon dari perubahan pola tekanan.
Fraktur atau patah tulang diartikan dengan terputusnya kontinuitas
jaringan tulang dan ditentukan sesuai jenis dan luasnya (Smeltzer & Bare,
2002). Kebanyakan fraktur terjadi karena kegagalan tulang menahan tekanan
terutama tekanan membengkok, memutar, dan tarikan (Rasjad, 2012). Fraktur
dapat terjadi jika tekanan yang ditempatkan pada tulang lebih besar dari yang
dapat diabsorbsi tulang, tekanan dapat berupa 16 mekanik (trauma) atau
berhubungan dengan proses penyakit (patologis) (Nettina, 2002).
Fraktur ini jarang terjadi pada usia < 60 tahun. Terdapat beberapa variasi
rasial, fraktur ini jarang terjadi pada ras kulit hitam, sering pada ras kulit putih.
Insidensi fraktur femur proksimal meningkat secara 17 eksponesial seiring
bertambahnya usia. Risiko seseorang untuk mengalami fraktur femur
proksimal semasa hidupnya adalah 5,6% pada laki-laki dan 20% pada
perempuan (Canale & Beaty, 2008). Edukasi terhadap pasien dan keluarganya
tentang fraktur yang memungkinkan akan sangat membantu memperbaiki hasil
pengobatan, serta diharapkan dapat membantu memperbaiki kualitas hidup
penderita.

52
I.2. Tujuan
I.2.1. Tujuan Umum
Mempelajari dan menerapkan proses asuhan gizi klinik pada pasien
dengan kasus bedah Fractur Collum Femur Sinistra.
I.2.2. Tujuan Khusus
1. Mampu melakukan skrining gizi
2. Mampu melakukan anamnesis gizi
3. Mampu menentukan diagnosis gizi
4. Mampu merencanakan intervensi, monitoring dan evaluasi,
serta edukasi gizi

I.3. Manfaat
I.3.1. Bagi Mahasiswa
Meningkatkan kemampuan proses asuhan gizi klinik, serta
mendapatkan pengalaman dan wawasan baru pada penatalaksanaan
diet pasien dengan kasus bedah Fractur Collum Femur Sinistra.
I.3.2. Bagi Institusi
Memberikan bantuan dan saran pada pemantauan asuhan gizi
terstandar serta pelaksanaan diet pada pasien dengan kasus bedah
Fractur Collum Femur Sinistra.
I.3.3. Bagi Rumah Sakit
Membantu proses pemulihan pasien dengan cara penerapan asuhan
gizi terstandar dan terstruktur untuk pasien dengan kasus bedah
Fractur Collum Femur Sinistra.

53
BAB II
PEMBAHASAN

II.1. Gambaran Umum, Etiologi dan Patofisiologi


II.1.1. Gambaran Umum
Pada tubuh manusia, femur adalah tulang yang paling
panjang dan besar. Rerata panjang femur laki-laki adalah 48cm dan
rerata diameter 2,84cm pada pertengahan femur serta dapat menahan
30 kali berat tubuh manusia dewasa (Nareliya & Kumar, 2012).
Collum femur paling sempit ada pada bagian tengahnya dan bagian
paling lebar adalah pada bagian lateral. Collum menghubungkan
caput terhadap corpus femur dengan sudut inklinasi (Neck Shaft
Angle) kurang lebih 125°, hal ini memfasilitasi pergerakan pada
sendi coxae dimana tungkai dapat mengayun secara bebas terhadap
pelvis (Solomon et al., 2010).
Sudut collum femur terus-menerus berkurang dari 150°
setelah lahir hingga mencapai 125° pada usia dewasa dikarenakan
adanya perubahan bentuk tulang sebagai respon dari perubahan pola
tekanan. Sudut collum terlihat paling lebar yaitu pada masa bayi, dan
berangsur berkurang selama pertumbuhan, sehingga saat pubertas
akan membentuk kurva yang rendah dari sumbu tulang. Sudut
collum femur terus menurun selama periode pertumbuhan, tapi
setelah masa pertumbuhan sudah mencapai puncak, biasanya sudut
collum femur sudah tidak mengalami perubahan, seperti pada usia
tua, namun ini bervariasi pada orang yang berbeda di usia yang sama
(Gray, 1988).
Fraktur atau patah tulang diartikan dengan terputusnya
kontinuitas jaringan tulang dan ditentukan sesuai jenis dan luasnya
(Smeltzer & Bare, 2002). Kebanyakan fraktur terjadi karena
kegagalan tulang menahan tekanan terutama tekanan membengkok,
memutar, dan tarikan (Rasjad, 2012). Fraktur dapat terjadi jika
tekanan yang ditempatkan pada tulang lebih besar dari yang dapat

54
diabsorbsi tulang, tekanan dapat berupa 16 mekanik (trauma) atau
berhubungan dengan proses penyakit (patologis) (Nettina, 2002).
Dapat disimpulkan bahwa fraktur adalah hilangnya atau terputusnya
kontinuitas jaringan tulang baik total maupun parsial yang
disebabkan oleh tekanan yang berupa mekaknik (trauma), maupun
proses penyakit (patologis).
Fraktur femur proksimal merupakan fraktur yang paling
serius yang ditimbulkan akibat osteoporosis. Penurunan kekuatan
tulang dan koordinasi neuromuscular meningkatkan risiko fraktur
osteoporosis. Fraktur femur proksimal osteoporosis berhubungan
dengan penurunan kekuatan tulang dan jatuh. Fraktur osteoporosis
dapat terjadi secara spontan atau akibat jatuh. Fraktur collum femur
terjadi paling sering pada wanita usia lanjut (Canale & Beaty, 2008).
Fraktur femur proksimal diklasifikasikan menjadi 2 grup utama
yaitu:
1. Fraktur Collum Femur
Fraktur collum femur didefinisikan sebagai fraktur femur
proksimal dimana garis fraktur berada lebih proksimal dari
basis collum femur dan distal dari caput femur. Mayoritas
fraktur ini terjadi pada usia tua. Penyebabnya yang lain
sering adalah karena jatuh akibat gaya yang ditransmisikan
ke collum melalui trochanter femur. Mekanisme lainnya
adalah eksternal rotasi dari tungkai yang menyebabkan
terjadinya gaya tension pada kapsul anterior dan ligament
iliofemoral. Saat collum mengalami rotasi, caput femur
masih terfiksir, maka fraktur collum femur akan terjadi.
Lokasi yang paling sering menglami fraktur adalah bagian
yang paling lemah yaitu tepat di bawah permukaan sendi
(articular surface) (Bucholz et al., 2010).
Fraktur collum femur ini dapat disebabkan oleh trauma
langsung (direct) atau trauma tidak langsung (indirect)
(Reksoprodjo, 2009).

55
a) Trauma Langsung (direct)
Biasanya penderita terjatuh dengan posisi miring
dimana daerah trochanter mayor langsung terbentur
dengan benda keras (jalanan).
b) Trauma Tidak Langsung (indirect)
Disebabkan gerakan eksorotasi yang mendadak dari
tungkai bawah. Karena kepala femur terikat kuat
dengan ligament di dalam asetabulum oleh ligament
iliofemoral dan kapsul sendi, mengakibatkan fraktur
di daerah collum femur. Pada dewasa muda apabila
terjadi fraktur collum femur berarti traumanya cukup
hebat. Sedangkan kebanyakan pada fraktur collum
femur ini, kebanyakan terjadi pada wanita tua (60
tahun ke atas) dimana tulangnya sudah mengalami
osteoporotic. Trauma yang dialami oleh wanita tua
ini biasanya ringan (jatuh kepleset di kamar mandi).
2. Fraktur Intertrochanter Femur
Fraktur intertrochanter didefinisikan sebagai femur
proksimal dimana garis fraktur terjadi mulai dari basis
collum ekstrakapsular menuju regio sepanjang trochanter
minor sampai regio sebelum terbentuknya canalis medularis.
Regio ini memiliki property biomekanik yang kompleks.
Fraktur intertrochanter merupakan fraktur yang paling sering
dioperasi, dengan fatality rate pasca operasi yang tinggi,
serta menjadi beban ekonomi yang berat akibat biaya
perawatan pasca trauma yang tinggi.
Fraktur intertrochanter femur merupakan fraktur antara
trochanter mayor dan itrochanter minor femur. Fraktur ini
termasuk fraktur ekstrakapsular. Banyak terjadi pada orang
tua terutama pada wanita (di atas usia 60 tahun). Biasanya
traumanya ringan seperti jatuh kepleset, lalu daerah pangkal
paha terbentur lantai. Hal ini dapat terjadi karena pada

56
wanita tua, tulang sudah mengalami osteoporosis post
menopause. Pada orang dewasa dapat terjadi fraktur ini
disebabkan oleh trauma dengan kecepatan tinggi (tabrakan
motor) (Reksoprodjo, 2009).

II.1.2. Etiologi
Faktor risiko terbesar pada fraktur femur proksimal (hip
fracture) pada pasien dewasa tua adalah osteoporosis dan jatuh
(Marks, 2009). Tetapi juga ada faktor risiko lain, seperti kelemahan
otot.
a. Osteoporosis
Menurut WHO, osteoporosis merupakan penyakit yang ditandai
dengan rendahnya massa tulang dan memburuknya
mikrostruktural jaringan tulang, yang menyebabkan kerapuhan
tulang sehingga meningkatkan risiko terjadinya fraktur.
Osteoporosis adalah penyakit tulang sistemik, dan bagian
anggota tubuh yang seringkali mengalami fraktur yaitu thorak
dan tulang belakang (lumbal), radius distal dan 30 femur
proksimal. Faktor penting yang menyebabkan fraktur berkaitan
dengan osteoporosis yaitu interaksi antara geometri tulang dan
dinamika terjatuh atau kecelakaan (trauma) serta keadaan
lingkungan sekitar. Hal tersebut dapat berdiri sendiri atau dapat
berhubungan dengan rendahnya densitas tulang.
Pada dasarnya, osteoporosis terjadi karena ketidakseimbangan
proses osteoblastik dengan proses osteoklastik. Dengan kata
lain, aktivitas osteoklas lebih tinggi daripada osteoblas.
Penyebab osteoporosis antara lain (Sjamsuhidajat, 2010):
- Menopause
- Penurunan Kadar Kalsitonin
- Penurunan Kadar Androgen Adrenal
- Aktivitas Fisik
- Penurunan Absorpsi Kalsium

57
b. Jatuh
Sekitar 90% kejadian fraktur femur proksimal pada orang tua
terjadi akibat jatuh yang sederhana dari posisi berdiri. Pada
wanita, kejadian fraktur proksimal femur lebih sering terjadi
karena tingginya tingkat osteoporosis.
Arah terjadinya jatuh merupakan determinan yang penting pada
kejadian fraktur femur proksimal. Saat mengalami jatuh, risiko
fraktur akan meningkat 6 kali saat jatuh ke arah samping
(sideway fall) dibanding jatuh ke depan (forward fall) atau ke
belakang (backward fall). Studi lainnya menyebutkan bahwa
impaksi pada sisi lateral pelvis meningkatkan risiko fraktur
sebesar 20-30 kali lipat dibandingkan saat jatuh ke sisi lainnya,
selain itu jatuh berputar atau berbelok berisiko menyebabkan
fraktur lebih tinggi dibanding saat berjalan lurus.
Faktor lain yang berhubungan dengan risiko fraktur potensial
energi meliputi jatuh dari ketinggian, berat badan, ketebalan
jaringan lunak pada regio trokhanter, kekuatan otot, kontrol
neuromuskular dan kemampuan respon protektif seseorang
(Johannesdottir, 2012).
c. Kelemahan Otot
Beberapa peneliti telah menyimpulkan bahwa kelemahan otot,
yang pada umumnya terkait dengan tanggapan refleks lambat
secara signifikan dapat meningkatkan kemungkinan jatuh karena
gangguan tak terduga, sehingga meningkatkan resiko fraktur
femur proksimal. Penelitian terkait menunjukkan rendahnya
tingkat kekuatan otot juga dapat meningkatkan risiko mengalami
fraktur femur proksimal karena berdampak negatif dalam jangka
panjang terhadap kepadatan tulang dan shock otot dalam
menyerap kapasitas. Tidak mengherankan, peningkatan risiko
jatuh dan mengalami fraktur femur proksimal telah secara
khusus dicatat dalam hubungan dengan gangguan otot di

58
pergelangan kaki, pinggul dan lutut, kekuatan tubuh rendah pada
umumnya dan disfungsi ekstremitas bawah (Marks, 2009).

II.1.3. Patofisiologi
Menurut Black Dan Hawks (2014), patofisiologi fraktur sebagai
berikut:
Keparahan dari fraktur bergantung pada gaya yang
menyebabkan fraktur. Jika ambang fraktur suatu tulang hanya
sedikit terlewati, maka tulang mungkin hanya retak saja bukan
patah. Jika gayanya sangat ekstrem, seperti tabrakan mobil, maka
tulang dapat pecah berkepingkeping. Saat terjadi fraktur, otot yang
melekat pada ujung tulang dapat terganggu. Otot dapat mengalami
spasme dan menarik fragmen fraktur keluar posisi. Kelompok otot
yang besar dapat menciptakan spasme yang kuat bahkan mampu
menggeser tulang besar, seperti femur. Walaupun 10 bagian
proksimal dari tulang patah tetap pada tempatnya, namun bagian
distal dapat bergeser karena faktor penyebab patah maupun spasme
pada otot-otot sekitar. Fragmen fraktur dapat bergeser ke samping,
pada suatu sudut (membentuk sudut), atau menimpa segmen tulang
lain. Fragmen juga dapat berotasi atau berpindah.
Selain itu, periosteum dan pembuluh darah di korteks serta
sumsum dari tulang yang patah juga terganggu sehingga dapat
menyebabkan sering terjadi cedera jaringan lunak. Perdarahan
terjadi karena cedera jaringan lunak atau cedera pada tulang itu
sendiri. Pada saluran sumsum (medula), hematoma terjadi diantara
fragmen-fragmen tulang dan dibawah periosteum. Jaringan tulang
disekitar lokasi fraktur akan mati dan menciptakan respon
peradangan yang hebat sehingga akan terjadi vasodilatasi, edema,
nyeri, kehilangan fungsi, eksudasi plasma dan leukosit. Respon
patofisiologis juga merupakan tahap penyembuhan tulang.

II.2. Gambaran Identitas Pasien

59
Nama : Ny. P
Usia : 55 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
No. RM : 2021-901975
Ruang : Flamboyan
Kamar : 412
Tgl masuk : 17/10/21
Alamat : Komplek Timah blok CC-19, RT005/RW012, Kel. Tugu,
Kec. Cimanggis
Agama : Islam
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Aktivitas : Ny. P sehari-harinya mengurus rumah tangga sambil
sesekali menerima pesanan catering. Usaha catering yang ia jalani baru
berjalan beberapa bulan kebelakang hanya untuk mengisi
waktu
kosongnya.

II.3. Gambaran Riwayat Penyakit Pasien


II.3.1. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien jatuh di teras rumah sekitar pukul 18.00 WIB akibat
tersandung saat berjalan. Pasien tidak bisa jalan dan merasa nyeri di
panggul kiri. Pasien didiagnosa mengalami Fractur Collum Femur
Sinistra.
II.3.2. Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien tidak memiliki riwayat penyakit
II.3.3. Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada riwayat penyakit keluarga yang berkaitan

II.4. Proses Asuhan Gizi Terstandar (PAGT)


II.4.1. Skrining Gizi

60
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PASAR REBO
Jl. Let. Jend. TB Simatupang No.30 Jakarta Timur 13760
Telp. 021 8400109, 8401127 ec.147/148, E-mail:
gizirspr@gmail.com
SKRINING GIZI AWAL
Tanggal: 17/10/2021
Nama : Ny. P
Diagnosa Medis: Fractur Collum
No.RM : 2021-901975
Femur Sinistra
Jenis Kelamin : Perempuan
BB: 48.8 kg
Umur : 55 tahun
TB/PB: 144.7 cm
Parameter
Apakah pasien mengalami penurunan BB yang tidak
1. ( 2 )
direncanakan/tidak diinginkan dalam 6 bulan terakhir?
*Tidak =0
*Tidak yakin =2
*Ya, ada penurunan sebanyak
1 – 5 kg =1
6 – 10 kg =2
11 – 15 kg =3
>15 kg =4
Tidak tahu berapa
=2
penurunannya
2. Apakah asupan makan pasien berkurang karena penurunan
( 0 )
nafsu makan/kesulitan menerima makanan?
*Tidak =0
*Ya =1
Jumlah skor keseluruhan 2
Hasil
0 = beresiko rendah
1 = beresiko sedang
≥2 = beresiko tinggi
Kesimpulan:

61
Berdasarkan skrining gizi, pasien mendapatkan skor 2 yang berarti
memiliki risiko tinggi mengalami malnutrisi. Oleh sebab itu, perlu
dilakukan pengkajian secara mendalam pada asuhan gizi melalui
NCP.

II.4.2. Pengkajian Gizi (Assessment)


II.4.2.1. Antropometri
BB ~ LILA = (2.001 x 25) – 1.223
= 50.025 – 1.223
= 48.8 kg
TB ~ = (1.35 x 150) – 57.8
RENTANG = 202.5 – 57.8
LENGAN = 144.7 cm
𝐵𝐵
IMT = 𝑇𝐵 𝑥 𝑇𝐵
48.8
= 1.45 𝑥 1.45
48.8
= = 23.2 kg/m2 (Normal)
2.1

Penilaian:
Berdasarkan hasil perhitungan IMT pasien didapatkan
nilai IMT 23.2 kg/m2. Menurut Kemenkes 2018, nilai IMT
tersebut menunjukkan hasil status gizi pasien adalah
normal.

II.4.2.2. Biokimia
Tabel 1. Hasil Pemeriksaan Biokimia Pasien

Indikator Hasil Nilai Rujukan Keterangan

Hemoglobin 12,7 12-14 g/dL Normal

Hematokrit 36 40 – 52 % Rendah

Eritrosit 4,5 4,4 – 5,9 juta/µL Normal

62
Leukosit 12,48 4-10 juta/µL Tinggi

135 – 145
Natrium 141 Normal
mEq/L
3,5 – 5,0
Kalium 3,7 Normal
mmol/L
96 – 106
Klorida 106 Normal
mmol/L

Ureum 32 15-38 mg/dl Normal

Kreatinin 0,89 0,7-1,4 mg/dl Normal

eGFR 80 60 – 90 mg/dL Normal

SGOT 22 0 – 50 µ/L Normal

SGPT 25 0 – 50 µ/L Normal

Penilaian:
Berdasarkan hasil pemeriksaan biokimia pasien, data
menunjukkan bahwa pasien mengalami anemia ringan ditandai
dengan kadar hematokrit rendah yaitu 36%. Selain itu pasien juga
mengalami leukositosis yang ditandai kadar leukosit pasien tinggi
yaitu 12,48 juta/µL. Hal ini dianggap normal karena pasien baru
saja jatuh dan leukosit berperan melindungi tubuh dari infeksi.

63
II.4.2.3. Klinis
Tabel 3. Hasil Pemeriksaan Klinis Pasien
Pemeriksaan Hasil Nilai Normal Keterangan
Tekanan darah
120/90 120/80 mmHg Normal
(MRS)
Tekanan darah
(terakhir 133/83 120/80 mmHg Normal
diperiksa)
Suhu tubuh 36.5oC 36 – 37,5oC Normal
Nadi 89 kali/ menit 60-100 kali/ menit Normal
Respiratory
20 kali/ menit 14-20 kali/ menit Normal
Rate
Penilaian:
Berdasarkan hasil pemeriksaan data klinis, tidak ditemukan
adanya gangguan pada tekanan darah, suhu tubuh, nadi, dan
respiratory rate pasien.

II.4.2.4. Fisik
Tabel 4. Hasil Pemeriksaan Fisik Pasien
Penurunan nafsu makan (-)
Demam (-)
Mual (-)
Muntah (-)
Nyeri ulu hati (-)
Nyeri kepala (-)
Lemas (+)
Penilaian:
Berdasarkan hasil pemeriksaan data fisik, pasien
mengalami lemas

II.4.2.5. Riwayat Pola Makan Pasien


1. Pola Makan Sebelum Masuk RS

64
Tabel 5. Rincian Pola Makan Pasien SMRS
Waktu
Menu URT
Makan
Nasi 1 centong
Makan
Ayam bakar 1ptg sedang
malam
Tempe balado 1 ptg besar
(20.00)
Lalapan labu siam 2 biji
Sarapan Roti bakar coklat 1 centong
(08.00) Jus jeruk 1 ptg besar
Selingan pagi Macaroni schotel 1 ptg sedang
(10.00) Susu vanilla 1 gls sedang
Mie 1 centong
Makan siang
Bakso kuah 3 biji
(13.00)
Tumis sawi 1 mangkuk

2. Kebiasaan Makan dan Riwayat Alergi Makanan


a. Kualitatif
Pasien makan seperti biasa terdiri dari
nasi/mie/kentang, lauk hewani, lauk nabati, dan
buah. Namun pasien kurang menyukai sayur. Pasien
juga sangat suka mengonsumsi makanan Barat
seperti macaroni schotel, spaghetti, dan sejenisnya.
Pasien merasa di umurnya yang sudah tua, ia tidak
seharusnya makan terlalu banyak. Pasien tidak
memiliki riwayat alergi.
b. Kuantitatif
Pasien makan 3 kali sehari saat pagi, siang, dan
malam, tanpa disertai camilan di sela-sela makan
berat.

3. Perhitungan Energi dan Zat Gizi SMRS


BB = 48.8 kg

65
TB = 145 cm
Usia = 55 tahun

Kebutuhan Energi
Mifflin = (10 x BB) + (6,25 x TB) – (5 x usia) – 161
= (10 x 48.8) + (6,25 x 145) – (5 x 55) – 161
= 620 + 906.25 – 275 – 161
= 1090.25 kkal
TEE = BMR x Fa
= 1090.25 x 1,3
= 1417,3 kkal ~ 1400 kkal

Kebutuhan Protein = 15% 𝑥1400⁄4


= 52.5 gram ~ 50 gram

Kebutuhan Lemak = 25% 𝑥1400⁄9


= 38.8 gram ~ 40 gram

Kebutuhan Karbohidrat = 60% 𝑥 1400⁄4


= 210 gram

Tabel 6. Perbandingan Asupan Pasien SMRS dan Kebutuhan


Gizi Pasien
Zat Gizi Kebutuhan Asupan Persentase Keterangan
Defisit
Energi
1.400 1008.3 72% tingkat
(kkal)
sedang
Protein Defisit
50 33.7 67.4%
(gram) tingkat berat
Lemak Defisit
40 27.1 67.7%
(gram) tingkat berat

66
Defisit
Karbohidrat
210 175.2 83.4% tingkat
(gram)
ringan
Sumber: WNPG, 2012

Pembahasan:
Berdasarkan hasil perbandingan antara asupan dan kebutuhan gizi
pasien sebelum masuk rumah sakit, diketahui bahwa asupan protein
dan lemak masih defisit tingkat berat. Sedangkan asupan energi
pasien defisit tingkat sedang, serta asupan karbohidrat pasien defisit
tingkat ringan.

4. Pola Makan MRS


Waktu
Menu Porsi (gram)
Makan
Nasi tim 100
Sarapan Ayam bumbu kare 55
(07.00) Bening wortel labu
100
siam
Selingan pagi
Kue talam 40
(10.00)
Nasi tim 100
Omelet 35
Makan siang
Tahu semur 30
(12.00)
Sup wortel
100
kentang
Selingan
Kue lapis 35
siang (14.00)
Makan Nasi tim 100
malam Ikan tuna bumbu
50
(19.00) kuning

67
Tempe bacem
30
basah
Bening labu siam 50

5. Perhitungan Energi dan Zat Gizi MRS


TB = 145 cm
BB = 48.8 kg/m2
Usia = 55 tahun

 Kebutuhan Energi
Mifflin = (10 x BB) + (6,25 x TB) – (5 x usia) – 161
= (10 x 48.8) + (6,25 x 145) – (5 x 55) – 161
= 620 + 906.25 – 275 – 161
= 1090.25 kkal
TEE = BMR x Fa x Fs
= 1090.25 x 1,2 x 1,3
= 1700.79 kkal ~ 1700 kkal

 Kebutuhan Protein

Protein = 15% 𝑥 1700⁄4


= 63.75 gram ~ 64 gram

 Kebutuhan Lemak

Lemak = 25% 𝑥 1700⁄9


= 47.2 gram ~ 47 gram

 Kebutuhan Karbohidrat

KH = 60% 𝑥 1700⁄4
= 255 gram

68
Tabel 7. Perbandingan Asupan MRS dan Kebutuhan Gizi Pasien

Zat Gizi Kebutuhan Asupan Persentase Keterangan

Energi Defisit tingkat


1700 1276.2 75%
(kkal) sedang
Protein Defisit tingkat
64 48.7 76%
(gram) sedang
Lemak Defisit tingkat
47 38 81%
(gram) ringan
Karbohidrat Defisit tingkat
255 218 85%
(gram) ringan
Sumber: WNPG, 2012

Pembahasan:
Berdasarkan hasil perbandingan antara asupan dan kebutuhan gizi pasien
saat masuk rumah sakit, diketahui bahwa asupan energi dan protein
pasien masih defisit tingkat sedang. Sedangkan asupan lemak dan
karbohidrat pasien masih defisit tingkat ringan.

II.4.2.6. Riwayat Personal Pasien


Ny. P tinggal bersama suami dan ketiga anaknya. Ny. P sehari-
harinya mengurus rumah tangga sambil sesekali menerima
pesanan catering. Usaha catering yang ia jalani baru berjalan
beberapa bulan kebelakang hanya untuk mengisi waktu
kosongnya. Pola makan pasien teratur 3kali sehari dan pasien
juga suka makan camilan, namun pasien cenderung memilih-
milih makanan. Pasien tidak memiliki riwayat alergi.

II.4.2.7. Terapi Obat

69
Efek Samping
Obat Kegunaan Berkaitan dengan
Gizi
Injeksi Anbacim Obat yang digunakan - Hipersensitifitas
untuk mengobati - Tromboplebitis
infeksi saluran napas
atas dan bawah,
saluran kemih dan
kelamin, tulang dan
sendi, kulit dan
jaringan lunak.
Tramadol Obat untuk - Konstipasi
meredakan nyeri - Pusing atau
sedang hingga berat, vertigo
seperti nyeri - Maag
pascaoperasi. Obat
ini bekerja di sistem
saraf pusat dengan
menghambat
penghantaran sinyal
rasa nyeri.
Sanmol Obat yang - Diare
bermanfaat untuk - Hipertermia
meredakan demam, - Demam
sakit kepala, atau
sakit gigi.
Omeprazole Obat untuk - Penurunan kadar
mengatasi gangguan kalium
lambung, seperti - Kekurangan
penyakit asam vitamin B12
lambung dan tukak - Maag
lambung. Obat ini

70
dapat mengurangi
produksi asam di
dalam lambung.
Ondansetron Obat yang digunakan - Sembelit
untuk mencegah serta - Sakit kepala
mengobati mual dan - Sesak napas
muntah yang bisa
disebabkan oleh efek
samping kemoterapi,
radioterapi, atau
operasi.

II.4.3. Diagnosa Gizi


NI-2.1 Intake oral tidak adekuat berkaitan dengan
kurangnya pengetahuan terkait makanan dan gizi
ditandai oleh penurunan berat badan dan
pengetahuan yang salah terhadap makanan
NB-1.1 Kurangnya pengetahuan tentang gizi dan makanan
berkaitan dengan kepercayaan atau sikap yang tidak
sesuai dengan prinsip makanan sehat dan ilmu gizi
ditandai oleh sikap mengurangi asupan karena
umurnya yang sudah tua

II.4.4. Intervensi
1. Tujuan Diet
- Mengupayakan status gizi pasien segera kembali normal
untuk mempercepat proses penyembuhan
- Meningkatkan daya tahan tubuh pasien

2. Syarat Diet

71
- Pemberian makan dilakukan bertahap dari bentuk cair,
saring, lunak, dan biasa. Namun diusahakan secepat
mungki kembali seperti biasa.

3. Terapi Diet
Jenis diet : Diet Gizi Seimbang Pasca Bedah
Bentuk makanan : Bubur
Rute makanan : Oral
Frekuensi : 3x makan utama dan 2x selingan

72
II.4.5. Rencana Monitoring

Monitoring Parameter Waktu Target

Konsultasi
atau Mempertahankan
Antropometri Status gizi
pemeriksaan status gizi normal
berikutnya

- Hematokrit Pemeriksaan Mencapai rentang


Biokimia
- Leukosit berikutnya normal

Asupan
energi, Asupan mencapai
Asupan
protein, Setiap hari 90% - 119% dari
Makanan
lemak, kebutuhan sehari
karbohidrat

II.4.6. Evaluasi
1. Asupan Makan Pasien
E P L KH
Kebutuhan

1700 kkal 64 gr 47 gr 255 gr

Kkal % gr % gr % gr %

Hari
1507 88% 48 75% 36 77% 189 74%
1
Hari
1513 89% 54.3 84% 43.4 92% 217 85%
2
Hari
1558 92% 62.5 97% 45.7 97% 235 92%
3

73
Kesimpulan:
Terjadi peningkatan asupan makan pasien dari hari ke-1 sampai hari
ke-3. Dapat dilihat dari persentase asupan makan pasien yang kian
membaik. Asupan energi, protein, lemak, dan karbohidrat pasien
juga sudah memenuhi kebutuhan asupan makan pasien dalam sehari.

2. Pemeriksaan Biokimia Pasien


Tabel 11. Hasil Pemeriksaan Biokimia Pasien
Hasil
Indikator Nilai Rujukan Capaian
16/10 18/10 21/10
Hematokrit 36 40 42 40 – 52% Normal
Leukosit 12,48 10,6 8,8 4-10 juta/µL Normal
Kesimpulan:
Pada pemeriksaan biokimia pasien di hari ke-3 rawat inap, kadar
hematokrit dan leukosit pasien sudah mencapai angka normal, yaitu
untuk kadar hematokrit pasien 42% dan kadar leukosit pasien 8,8
juta/µL.

74
DAFTAR PUSTAKA

Black, J dan Hawks, J. 2014. Keperawatan Medikal Bedah: Manajemen Klinis


untuk Hasil yang Diharapkan. Dialihbahasakan oleh Nampira R. Jakarta:
Salemba Emban Patria.
Brotzman, B & Wilk, E. Kevin. 2006. Clinical Orthopaedics Rehabilitation 3rd.
Philadelphia: Mosby affiliate of Elsevier Science.
Smeltzer C, Suzanne, Bare G Brenda, (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal
Bedah. Edisi 8. Jakarta: EGC.

75
LAMPIRAN

Lampiran I. Pola Makan SMRS


Waktu
Menu URT E P L KH
Makan
Nasi 1 centong 175 4 40
1ptg
Ayam bakar 150 7 14
Makan sedang
malam Tempe 1 ptg
37.5 2.5 1.5 3.5
(20.00) balado sedang
Lalapan labu
2 biji 8.3 0.3 1.7
siam
Roti bakar
2 iris 175 4 40
Sarapan coklat
(08.00) 1 gls
Jus jeruk 25 3 10
sedang
Macaroni 1 ptg
Selingan 87.5 2 20
schotel sedang
pagi
1 gls
(10.00) Susu vanilla 75 3.5 5 5
sedang
Makan Mie 1 gls 175 4 40
siang Bakso kuah 3 biji 25 2.4 1.6
(13.00) Tumis sawi 1 mangkuk 25 1 5
TOTAL 1008.3 33.7 27.1 175.2
KEBUTUHAN 1400 50 40 210
% ASUPAN 72% 67.4% 67.7% 83.4%

76
Lampiran II. Pola Makan MRS
Waktu Porsi
Menu E P L KH
Makan (gram)
Nasi tim 100 87.5 2 20
Ayam
55 150 7 14
Sarapan bumbu kare
(07.00) Bening
wortel labu 100 25 1 5
siam
Selingan
pagi Kue talam 40 84 0.6 2.6 19.7
(10.00)
Nasi tim 100 87.5 2 20
Makan Omelet 35 37.5 3.5 2.5
siang Tahu semur 30 25 1.5 1 2.2
(12.00) Sup wortel
75 34.3 1 7.5
kentang
Selingan
siang Kue lapis 35 74.6 1.5 0.2 16.2
(14.00)
Nasi tim 100 87.5 2 20
Ikan tuna
bumbu 40 50 7 2
Makan kuning
malam Tempe
(19.00) bacem 30 37.5 2.5 1.5 3.5
basah
Bening labu
50 12.5 0.5 2.5
siam
TOTAL 1276.2 48.7 38 218
KEBUTUHAN 1700 64 47 255
% ASUPAN 75% 76% 81% 85%

77
Lampiran III. Perencanaan Menu Intervensi
Hari Ke-1
Nama Nama
Waktu Berat Energi Protein Lemak Karbohidrat
Menu Bahan

Bubur Beras 25 89.25 2.1 4.25 19.3

Telur 46 84.7 6.82 5.94 0.3


Telur
Pagi Kecap 10 7 0.56 0.12 0.86
Semur
(25%) Minyak 2 44.2 0 5 0

Sup Oyong 100 29 0.8 0.2 4.1

Oyong Minyak 2 44.2 0 5 0

Puding 5 35 0.01 0.02 5.92


Selingan Puding
Pagi layer Santan 2 6.5 0.1 0.7 0.1
(10%) strawberry
Gula pasir 5 19.7 0 0 4.7

Bubur Beras 25 89.25 2.1 4.25 19.3

Pepes Ikan 60 87.2 15.4 0.63 0

Ikan Tuna Minyak 2 44.2 0 5 0

Tempe 40 60.3 3.24 2.64 4.05


Siang Tempe
Gula
(30%) Bacem 10 36.8 0 0 9.2
merah
Basah
Minyak 2 44.2 0 5 0

Labu
Bening 50 21 0.42 0.07 11
Siam
Labu
Kacang
Siam + 50 10.5 1.15 0.05 2.7
Panjang

78
Kacang
Panjang

Buah Jus Pepaya 100 46 0.5 0.1 12.2

Tepung
10 35 0.9 0.1 7.7
Terigu
Selingan
Dadar Kelapa
Sore 4 36.4 0.27 1.5 0.95
Gulung Parut
(10%)
Gula
10 36.8 0 0 9.2
Merah

Bubur Beras 25 89.25 2.1 4.25 19.3

Oseng Daging 50 136.5 8.75 5 0

Daging Minyak 2 44.2 0 5 0

Tahu 30 24 3.27 1.41 0.24


Tahu
Malam Pasta
Bumbu 5 4.1 0.2 0.02 0.94
(25%) Tomat
Rujak
Minyak 2 44.2 0 5 0

Bening Bayam 50 8 0.45 0.2 1.45


Bayam +
Wortel Wortel 50 18 0.5 0.3 3.9

Buah Jus Pepaya 100 46 0.5 0.1 12.2

SUBTOTAL 1714.32 62.21 48.74 259.07


Kebutuhan 1700 64 47 255
Persentase% 101% 97% 104% 101%

79
Hari Ke-2
Nama Nama
Waktu Berat Energi Protein Lemak Karbohidrat
Menu Bahan
Tepung
beras 150 261 2.9 5.3 50.6
masak
Pagi Bubur
Santan 2 6.5 0.1 0.7 0.1
(25%) Sumsum
Gula
merah 25 92 0 0 23
(cair)
Kacang
30 96.9 6.87 0.45 17.04
Selingan Bubur Hijau

Pagi Kacang Santan 2 6.5 0.1 0.7 0.1


(10%) Hijau Gula
5 18.4 0 0 4.6
merah

Bubur Beras 25 89.25 2.1 4.25 19.3

Daging 40 109.2 4.8 5 0


Semur
Daging Minyak 2 44.2 0 5 0
LC
Kecap 10 7.1 0.57 0.13 0.9

Perkedel
Siang
Tahu Tahu 30 24 3.27 1.41 0.24
(30%)
Kukus

Wortel 30 10.8 0.3 0.18 2.37


Sup
Kentang 30 18.6 0.63 0.06 4.05
Sayuran
Minyak 2 44.2 0 5 0

Buah Jus Pepaya 100 46 0.5 0.1 12.2

80
Kentang
20 12.4 0.42 0.04 2.6
kukus
Tepung
10 33.3 0.9 0.1 7.7
terigu
Selingan
Kue Telur 5 7.7 0.62 0.54 0.03
Sore
Lumpur
(10%) Gula pasir 5 19.7 0 0 4.7

Mentega 3 22.26 0.02 2.4 0.04

Santan 5 16.2 0.2 1.7 0.3

Bubur Beras 25 89.25 2.1 4.25 19.3

Ayam Ayam 50 74.5 9.1 6.25 0

Cincang Minyak 2 44.2 0 5 0

Oseng Tempe 40 60.3 3.24 2.64 4.05

Malam Tempe Minyak 2 44.2 0 5 0


(25%)
Bening Kacang
50 10.5 1.15 0.05 2.7
Kacang Panjang
Panjang +
Labu
Labu 50 25.5 0.9 0.25 5
Kuning
Kuning

Buah Jus Pepaya 100 46 0.5 0.1 12.2

SUBTOTAL 1716.16 60.32 48.1 269.63


Kebutuhan 1700 64 47 255
Persentase% 101% 97% 102% 105%

81
Hari ke-3
Nama Nama
Waktu Berat Energi Protein Lemak Karbohidrat
Menu Bahan
Tepung
beras 150 261 2.9 5.3 50.6
masak
Pagi Bubur
Santan 2 6.5 0.1 0.7 0.1
(25%) Sumsum
Gula
merah 25 92 0 0 23
(cair)

Puding 5 35 0.01 0.02 5.92


Selingan Puding
Bubuk
Pagi Batik 5 15.5 0.4 0.2 2.4
coklat
(10%) Coklat
Gula pasir 5 19.7 0 0 4.7

Bubur Beras 25 89.25 2.1 4.25 19.3

Ayam Ayam 50 74.5 9.1 6.25 0

Cincang Minyak 2 44.2 0 5 0

Tempe
Bumbu Tempe 40 60.3 3.24 2.64 4.05
Tomat
Siang
(30%) Pasta
5 4.1 0.2 0.02 0.94
Tomat

Wortel 30 10.8 0.3 0.18 2.37


Sup
Bayam Bayam 50 8 0.45 0.2 1.45
Wortel
Minyak 2 44.2 0 5 0

Buah Pisang 100 108 1 0.8 24.3

82
Bolu Tepung
20 66.6 1.8 0.2 14.2
Pelangi terigu
Selingan
Telur 5 7.7 0.62 0.54 0.03
Sore
(10%) Gula pasir 5 19.7 0 0 4.7

Mentega 3 22.26 0.02 2.4 0.04

Bubur Beras 25 89.25 2.1 4.25 19.3

Ayam Ayam 50 74.5 9.1 6.25 0

Cincang Minyak 2 44.2 0 5 0

Tahu Tahu 30 24 3.27 1.41 0.24


Malam Bumbu
Kuning Minyak 2 44.2 0 5 0
(25%)
Soto
Daging Daging 10 17.4 19.6 1 0
Bening

Toge 5 1.85 0.22 0.03 0.19

Buah Jus Pepaya 100 46 0.5 0.1 12.2

SUBTOTAL 1458.71 65.53 47.54 257.93


Kebutuhan 1700 64 47 255
Persentase% 101% 102% 101% 101%

83
Lampiran IV. Media Edukasi Leaflet

84
Lampiran V. Dokumentasi
1. Menu Makanan

2. Sisa Makanan

3. Distribusi Makanan

85
4. Pengukuran Antropometri

5. Edukasi Pasien dan Keluarga

86
LAPORAN STUDI KASUS MENDALAM

PENATALAKSANAAN GIZI PADA KASUS INSUF HEPAR, AKI


RUANG RAWAT INAP FLAMBOYAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PASAR REBO

Disusun Oleh :
Farah Devina Ramadhianti 1810714090

PROGRAM STUDI GIZI PROGRAM SARJANA


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAKARTA
2021

87
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan studi kasus mendalam besar Insuf Hepar, AKI dibuat dan diajukan
sebagai syarat kelengkapan dan bukti kegiatan Magang Manajemen Asuhan Gizi
Klinik (MAGK) di Rumah Sakit Umum Daerah Pasar Rebo. Tahun Ajaran
2021/2022.

Disusun oleh :
Farah Devina Ramadhianti 1810714090

Telah disetujui oleh:

Pembimbing Magang MAGK


Rumah Sakit Umum Daerah Pasar Dosen Pembimbing Magang MAGK
Rebo

Okta Setya Asmaji, S.Gz., RD Iin Fatmawati Imrar, S.Gz, MPH


NIP/NIK. ……………. NIDN. 0005128606

88
BAB I
PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang


Gangguan fungsi hati (insufficiency hepar) masih menjadi masalah
kesehatan besar di negara maju maupun di negara berkembang. Indonesia
merupakan negara dalam peringkat endemik tinggi mengenai penyakit hati
(Depkes RI, 2007). Angka kejadian kerusakan hati sangat tinggi, dimulai dari
kerusakan yang tidak tetap namun dapat berlangsung lama (Setiabudy, 1979).
Salah satu penyebab kerusakan hati adalah obat-obatan (Depkes RI, 2007). Di
Amerika Serikat sendiri ada sekitar 2000 kasus gagal hati akut yang terjadi
setiap tahunnya dan lebih dari 50% disebabkan oleh obat (Lucena et al, 2008).
Obat yang dikatakan hepatotoksik adalah obat yang dapat menginduksi
kerusakan hati atau biasanya disebut drug induced liver injury (Sonderup,
2006). Obat penginduksi kerusakan hati semakin diakui sebagai penyebab
terjadinya penyakit hati akut dan kronis (Isabel et al, 2008).
Acute kidney injury (AKI), yang sebelumnya dikenal dengan gagal ginjal
akut (GGA) atau acute renal failure (ARF) merupakan salah satu sindrom
dalam bidang nefrologi yang dalam 15 tahun terakhir menunjukkan
peningkatan insidens. Insidens di negara berkembang, khususnya di
komunitas, sulit didapatkan karena tidak semua pasien AKI datang ke rumah
sakit. Diperkirakan bahwa insidens nyata pada komunitas jauh melebihi angka
yang tercatat. Peningkatan insidens AKI antara lain dikaitkan dengan
peningkatan sensitivitas kriteria diagnosis yang menyebabkan kasus yang lebih
ringan dapat terdiagnosis .Beberapa laporan di dunia menunjukkan insidens
yang bervariasi antara 0,5- 0,9% pada komunitas, 0,7-18% pada pasien yang
dirawat di rumah sakit, hingga 20% pada pasien yang dirawat di unit perawatan
intensif (ICU), dengan angka kematian yang dilaporkan dari seluruh dunia
berkisar 25% hingga 80%.
Diagnosis dini, modifikasi pola hidup dan pengobatan penyakit yang
mendasari sangatlah penting pada pasien dengan AKI. AKI merupakan
penyakit life threatening disease, sehingga diperlukan kerjasama tim medis,

89
pasien, serta keluarga dan lingkungan dalam pengelolaan penyakit ini. Edukasi
terhadap pasien dan keluarganya tentang penyakit dan komplikasi yang
memungkinkan akan sangat membantu memperbaiki hasil pengobatan, serta
diharapkan dapat membantu memperbaiki kualitas hidup penderita.

I.2. Tujuan
I.2.1. Tujuan Umum
Mempelajari dan menerapkan proses asuhan gizi klinik pada pasien
dengan penyakit insuf hepar, AKI.
I.2.2. Tujuan Khusus
17. Mampu melakukan skrining gizi
18. Mampu melakukan anamnesis gizi
19. Mampu menentukan diagnosis gizi
20. Mampu merencanakan intervensi, monitoring dan evaluasi,
serta edukasi gizi

I.3. Manfaat
I.3.1. Bagi Mahasiswa
Meningkatkan kemampuan proses asuhan gizi klinik, serta
mendapatkan pengalaman dan wawasan baru pada penatalaksanaan
diet pasien dengan penyakit insuf hepar, AKI.
I.3.2. Bagi Institusi
Memberikan bantuan dan saran pada pemantauan asuhan gizi
terstandar serta pelaksanaan diet pada pasien dengan penyakit insuf
hepar, AKI.
I.3.3. Bagi Rumah Sakit
Membantu proses pemulihan pasien dengan cara penerapan asuhan
gizi terstandar dan terstruktur untuk pasien dengan penyakit insuf
hepar, AKI.

90
BAB II
PEMBAHASAN

II.1. Gambaran Umum, Etiologi dan Patofisiologi


II.1.1. Gambaran Umum
Hati adalah salah satu organ terbesar pada tubuh manusia
dengan bobot kurang lebih sekitar 1,5 kg. Meskipun bobot hati
hanya 2-3% dari bobot tubuh manusia, namun organ hati terlibat
sekitar 25-30% pemakaian oksigen (Koolman 1995). Hati sendiri
memiliki fungsi untuk membentuk kantong empedu dan isinya,
melepaskan dan menyimpan karbohidrat, membentuk urea, dan
banyak fungsi lainnya yang berhubungan dengan metabolisme
lemak dan melakukan detoksifikasi berbagai obat dan racun
(Ganong, 1991). Organ hati mempunyai sistem enzim yang dapat
mensisntesis trigliserol, kolesterol, fosfolipid, dan lipoprotein dan
juga hati aktif mengubah berbagai asam-asam lemak menjadi benda
keton (Martin, 1984). Menurut Koolman (1995), hati atau hepar
dapat mengantur konsentrasi asam amino dalam plasma sehingga
dapat memecah kelebihan asam amino dengan cara mengubah
nitrogen menjadi urea dan menyalurkannya ke ginjal. Jumlah
fodfatidilkolin dalam plasma merupakan salah satu hal yang
mempengaruhi kemampuan hati untuk memetabolisme obat
(Gibson, 2006).
Rusaknya fungsi hati ditandai dengan menguningnya warna
kulit, membran mukosa dan naikknya konsentrasi bilirubin, SGOT
(Serum Glutamic Oxaloacetic Transaminase), SGPT (Serum
Glutamic Pyruvic Transaminase), GGT (Gamma Glutamyl
Transferase) dan lainnya dalam darah (Lu, 1995). Banyak sekali
jenis penyakit hati diantaranya sirosis hati, hepatitis, penyakit
kuning, reye syndrome, penyakit wilson, dan tumor hati (Kaplan,
1989). Penyakit hepar atau hati yang ditemukan dalam lingkungan
masyarakat dapat dibedakan menjadi 2 yaitu penyakit hati akut dan

91
penyakit hati kronis. Penyakit hati akut disebabkan karena virus,
obat-obatan, alkohol dan keadaan iskemik. Sedangkan yang
penyakit hati kronis yaitu hepatitis kronis, sirosis hati, dan
hepatoma. Pembeda jenis penyakit hati ditujukan untuk menentukan
prognosa dan penatalaksanaan dari masing-masing penyakit.
Ginjal adalah organ yang berfungsi mengatur keseimbangan
cairan tubuh dengan cara membuang sisa metabolisme dan menahan
zat – zat yang diperlukan oleh tubuh. Fungsi ini amat penting bagi
tubuh untuk menjaga hemeostatis. Homeostatis amat penting dijaga
karena sel – sel tubuh hanya bisa berfungsi pada keadaan cairan
tertentu. Walaupun begitu, ginjal tidak selalu bisa mengatur keadaan
cairan tubuh dalam kondisi normal. Pada keadaan minimal, ginjal
mengeluarkan minimal 0,5 liter air per hari untuk kebutuhan
pembuangan racun. Hal ini tetap harus dilakukan walaupun tubuh
berada dalam kondisi dehidrasi berat.
Secara singkat, kerja ginjal bisa diuraikan sebagai berikut:
1. Mempertahankan keseimbangan kadar air (H2O) tubuh
2. Mempertahankan keseimbangan osmolaritas cairan tubuh
3. Mengatur jumlah dan konsentrasi dari kebanyakan ion di
cairan ekstraseluler. Ion – ion ini mencakup Na+, Cl-, K+,
Mg2+, SO4+, H+, HCO3-, Ca2+, dan PO42-. Kesemua ion ini
amat penting dijaga konsentrasinya dalam kelangsungan
hidup organisme
4. Mengatur volume plasma
5. Membantu mempertahankan kadar asam – basa cairan tubuh
dengan mengatur ekskresi H+ dan HCO3–
6. Membuang sisa metabolisme yang beracun bagi tubuh,
terutama bagi otak
7. Membuang berbagai komponen asing seperti obat, bahan
aditif makanan, pestisida, dan bahan lain yang masuk ke
tubuh
8. Memproduksi erythropoietin

92
9. Memproduksi renin untuk menahan garam
10. Mengubah vitamin D ke bentuk aktifnya.
Sistem ekskresi sendiri terdiri atas 2 buah ginjal dan saluran
keluarnya urin. Ginjal sendiri mendapatkan darah yang harus
disaring dari arteri yang masuk ke medialnya. Ginjal akan
mengambil zat –zat yang berbahaya dari darah dan mengubahnya
menjadi urin. Urin lalu akan dikumpulkan dan dialirkan ke ureter.
Dari ureter, urin akan ditampung terlebih dahulu di kandung kemih.
Bila orang tersebut merasakan keinginan micturisi dan keadaan
memungkinkan, maka urin yang ditampung dikandung kemih akan
dikeluarkan lewat uretra.
Acute Kidney Injury (AKI) adalah penurunan cepat (dalam
jam hingga 6 minggu) laju filtrasi glomerulus (LFG) yang umumnya
berlangsung reversibel, diikuti kegagalan ginjal untuk mengekskresi
sisa metabolisme nitrogen, dengan/ tanpa gangguan keseimbangan
cairan dan elektrolit. Acute Dialysis Quality Initiative (ADQI) yang
beranggotakan para nefrolog dan intensivis di Amerika pada tahun
2002 sepakat mengganti istilah ARF menjadi AKI. Penggantian
istilah renal menjadi kidney diharapkan dapat membantu
pemahaman masyarakat awam, sedangkan penggantian istilah
failure menjadi injury dianggap lebih tepat menggambarkan
patologi gangguan ginjal.

II.1.2. Etiologi
Etiologi AKI berdasarkan pathogenesis AKI dibagi menjadi
3 kelompok utama yaitu:
1. AKI Prarenal
Merupakan penyakit yang menyebabkan hipoperfusi ginjal
tanpa menyebabkan gangguan pada parenkim ginjal. Angka
kejadian AKI prarenal mencapai ~55%.
2. AKI Renal/Intrinsik

93
Merupakan penyakit yang secara langsung menyebabkan
gangguan pada parenkim ginjal. Angka kejadian AKI renal
mencapai ~40%.
3. AKI Pascarenal
Merupakan penyakit yang terkait dengan obstruksi saluran
kemih. Angka kejadian AKI pascarenal yaitu ~5%.
Beberapa penyebab penyakit hati antara lain:
1. Faktor keturunan dan malnutrisi
Kekurangan protein menjadi penyebab sirosis hepatis. Hal
ini dikarenakan beberapa asam amino seperti metionin yang
berperan dalam metabolisme gugus metil untuk mencegah
perlemakan hati dan sirosis hepatis berkurang jumlahnya
dalam tubuh (Urata, 2007).
2. Hepatis virus
Virus hepatis merupakan virus yang sering disebut menjadi
penyebab sirosis hati. Virus hepatitis B banyak memiliki
kecenderungan menetap dan akan berlanjut menjadi masalah
yang kronis. Pasien dengan hepatitis kronis dapat
menyebabkan kelanjutan menjadi sirosis karena keadaan hati
yang mengalami kerusakan parah (Urata, 2007).
3. Zat hepatotoksik
Beberapa obat-obatan dan zat kimia dapat menyebabkan
terjadinya kerusakan fungsi sel hati secara akut dan kronis.
Kerusakan hati secara akut akan berakibat nekrosis atau
degenerasi lemak sedangkan kerusakan hati kronik dapat
menyebabkan sirosis hepatis. Apabila obat-obatan yang
bersifat hepatotoksik digunakan secara berulang maka akan
menyebabkan kerusakan secara setempat, kemudian terjadi
kerusakan hati yang merata dan akhirnya terjadi sirosis
hepatis (Glenda, 2002).
4. Penyakit Wilson

94
Suatu penyakit yang jarang ditemui biasanya terdapat pada
orang-orang yang berusia muda yang ditandai dengan sirosis
hepatis, degenerasi ganglia 9 basalis dari otak, dan terdapat
cincin pada kornea yang berwarna coklat kehijuan (Glenda,
2002).
5. Hemokromatosis
Hemakromatosis disebabkan karena 2 hal yaitu faktor
keturunan dan pengonsumsi alkohol. Faktor keturunan yang
dimaksud adalah terjadinya kenaikan absorbsi dari zat besi
sejak lahir. Pada orang yang mengonsumsi alkohol terjadi
peningkatan absorpsi dari besi sehingga dapat menyebabkan
sirosis hati (Glenda, 2002).

II.1.3. Patofisiologi
Dalam keadaan normal aliran darah ginjal dan laju filtrasi
glomerolus relatif konstan yang diatur oleh suatu mekanisme yang
disebut otoregulasi. Pada gagal ginjal pre-renal yang utama
disebabkan oleh hipoperfusi ginjal. Pada keadaan hipovolemi akan
terjadi penurunan tekanan darah, yang akan mengaktivasi
baroreseptor kardiovaskular yang selanjutnya mengaktifasi sistim
saraf simpatis, sistim rennin-angiotensin serta merangsang
pelepasan vasopressin dan endothelin-I (ET-1), yang merupakan
mekanisme tubuh untuk mempertahankan tekanan darah dan curah
jantung serta perfusi serebral.
Ada tiga patofisiologi utama dari penyebab acute kidney
injury (AKI):
1. Gagal Ginjal Akut Pre Renal (Azotemia Pre Renal)
Pada hipoperfusi ginjal yang berat (tekanan arteri rata-rata <
70 mmHg) serta berlangsung dalam jangka waktu lama,
maka mekanisme otoregulasi tersebut akan terganggu
dimana arteriol afferent mengalami vasokonstriksi, terjadi
kontraksi mesangial dan penigkatan reabsorbsi natrium dan

95
air. Keadaan ini disebut prerenal atau gagal ginjal akut
fungsional dimana belum terjadi kerusakan struktural dari
ginjal.
2. Gagal Ginjal Akut Intra Renal (azotemia Intrinsik
Renal)
Gagal ginjal akut intra renal merupakan komplikasi dari
beberapa penyakit parenkim ginjal. Berdasarkan lokasi
primer kerusakan tubulus penyebab gagal ginjal akut inta
renal, yaitu : 1. Pembuluh darah besar ginjal 2. Glomerulus
ginjal 3. Tubulus ginjal : nekrosi tubular akut 4. Interstitial
ginjal Gagal ginjal akut intra renal yang sering terjadi adalah
nekrosi tubular akut disebabkan oleh keadaan iskemia dan
nefrotoksin. Pada gagal ginjal renal terjadi 13 kelainan
vaskular yang sering menyebabkan nekrosis tubular akut.
Dimana pada NTA terjadi kelainan vascular dan tubular.
Pada kelainan vaskuler terjadi:
- peningkatan Ca2+ sitosolik pada arteriol afferent
glomerolus yang menyebabkan sensitifitas terhadap
substansi-substansi vasokonstriktor dan gangguan
otoregulasi.
- terjadi peningkatan stress oksidatif yang
menyebabkan kerusakan sel endotel vaskular ginjal,
yang mengakibatkan peningkatan A-II dan ET-1
serta penurunan prostaglandin dan ketersediaan nitric
oxide yang berasal dari endotelial NO-sintase.
- peningkatan mediator inflamasi seperti tumor
nekrosis faktor dan interleukin-18, yang selanjutnya
akan meningkatkan ekspresi dari intraseluler
adhesion molecule-1 dan P-selectin dari sel endotel,
sehingga peningkatan perlekatan sel radang terutama
sel netrofil. Keadaan ini akan menyebabkan
peningkatan radikal bebas oksigen. Kesuluruhan

96
proses di atas secara bersama-sama menyebabkan
vasokonstriksi intrarenal yang akan menyebabkan
penurunan GFR.
Salah satu Penyebab tersering AKI intrinsik lainnya adalah
sepsis, iskemik dan nefrotoksik baik endogenous dan
eksogenous dengan dasar patofisiologinya yaitu peradangan,
apoptosis dan perubahan perfusi regional yang dapat
menyebabkan nekrosis tubular akut (NTA). Penyebab lain
yang lebih jarang ditemui dan bisa dikonsep secara anatomi
tergantung bagian major dari kerusakan parenkim renal :
glomerulus, tubulointerstitium, dan pembuluh darah.
3. Gagal Ginjal Akut Post Renal
Gagal ginjal post-renal, GGA post-renal merupakan 10%
dari keseluruhan GGA. GGA post-renal disebabkan oleh
obstruksi intra-renal dan ekstrarenal. Obstruksi intrarenal
terjadi karena deposisi kristal (urat, oksalat, sulfonamide)
dan protein (mioglobin, hemoglobin). Obstruksi ekstrarenal
dapat terjadi pada pelvis ureter oleh obstruksi intrinsic
(tumor, batu, nekrosis papilla) dan ekstrinsik ( keganasan
pada pelvis dan retroperitoneal, fibrosis) serta pada kandung
kemih (batu, tumor, hipertrofi/ keganasan prostate) dan
uretra (striktura). GGA postrenal terjadi bila obstruksi akut
terjadi pada uretra, buli – buli dan ureter bilateral, atau
obstruksi pada ureter unilateral dimana ginjal satunya tidak
berfungsi.
Pada fase awal dari obstruksi total ureter yang akut terjadi
peningkatan aliran darah ginjal dan peningkatan tekanan
pelvis ginjal dimana hal ini disebabkan oleh prostaglandin-
E2. Pada fase ke-2, setelah 1,5 – 2 jam, terjadi penurunan
aliran darah ginjal dibawah normal akibat pengaruh
tromboxane-A2 dan A-II. Tekanan pelvis ginjal tetap
meningkat tetapi setelah 5 jam mulai menetap. Fase ke-3

97
atau fase kronik, ditandai oleh aliran ginjal yang makin
menurun dan penurunan tekanan pelvis ginjal ke normal
dalam beberapa minggu. Aliran darah ginjal setelah 24 jam
adalah 50% dari normal dan setelah 2 minggu tinggal 20%
dari normal. Pada fase ini mulai terjadi pengeluaran mediator
inflamasi dan faktor-faktor pertumbuhan yang menyebabkan
fibrosis interstisial ginjal.

II.2. Gambaran Identitas Pasien


Nama : Tn. H
Usia : 60 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
No. RM : 2021-901866
Ruang : Flamboyan
Kamar : 409
Tgl masuk : 10/10/21
Alamat : Jl. Raya Cenetex GG. Sopan RT03/RW10, Ciracas
Agama : Islam
Pekerjaan : Pedagang
Aktivitas : Mengelola warung dagangan di rumah

II.3. Gambaran Riwayat Penyakit Pasien


II.3.1. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien didiagnosa mengalami insufisiensi hepar dan AKI (Acute
Kidney Injury)
II.3.2. Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien menderita AKI dan tidak mengontrol makanannya
II.3.3. Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada riwayat penyakit keluarga yang berkaitan

98
II.4. Proses Asuhan Gizi Terstandar (PAGT)
II.4.1. Skrining Gizi
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PASAR
REBO
Jl. Let. Jend. TB Simatupang No.30 Jakarta Timur
13760
Telp. 021 8400109, 8401127 ec.147/148, E-mail:
gizirspr@gmail.com
SKRINING GIZI AWAL
Tanggal: 13/10/2021
Nama : Tn. H
Diagnosa Medis: Insufisiensi
No.RM : 2021-901866
hepar dan AKI
Jenis Kelamin : Laki-laki
BB: 64.8 kg
Umur : 60 tahun
TB/PB: 164.8 cm
Parameter

Apakah pasien mengalami penurunan BB yang tidak


1. ( 2 )
direncanakan/tidak diinginkan dalam 6 bulan terakhir?

*Tidak =0
*Tidak yakin =2
*Ya, ada penurunan
sebanyak
1 – 5 kg =1
6 – 10 kg =2
11 – 15 kg =3
>15 kg =4
Tidak tahu berapa
=2
penurunannya
2.
Apakah asupan makan pasien berkurang karena
( 1 )
penurunan nafsu makan/kesulitan menerima makanan?

*Tidak =0

99
*Ya =1
Jumlah skor keseluruhan 3
Hasil
0 = beresiko rendah
1 = beresiko sedang
≥2 = beresiko tinggi
Kesimpulan:
Berdasarkan skrining gizi, pasien mendapatkan skor 3 yang berarti
memiliki risiko tinggi mengalami malnutrisi. Oleh sebab itu, perlu
dilakukan pengkajian secara mendalam pada asuhan gizi melalui NCP.

II.4.2. Pengkajian Gizi (Assessment)


II.4.2.1. Antropometri
BB ~ LILA = (2.592 x 30) – 12.902
= 77.76 – 12.902
= 64.858 kg
TB ~ TILUT = (2.02 x 51) – (0,04 x 60) + 64.19
= 103.02 – 2,4 + 64.19
= 164.81 cm
𝐵𝐵
IMT = 𝑇𝐵 𝑥 𝑇𝐵
64.8
= 1.64 𝑥 1.64
64.8
= 2.68 = 24.1 kg/m2 (Normal)

Penilaian:
Berdasarkan hasil perhitungan IMT pasien didapatkan
nilai IMT 24.1 kg/m2. Menurut Kemenkes 2018, nilai IMT
tersebut menunjukkan hasil status gizi pasien adalah
normal.

II.4.2.2. Biokimia
Tabel 1. Hasil Pemeriksaan Biokimia Pasien

100
Indikator Hasil Nilai Rujukan Keterangan

Hemoglobin 12,6 12-14 g/dL Normal

Hematokrit 33 40 – 52 % Rendah

Eritrosit 4,0 4,4 – 5,9 juta/µL Rendah

Kalium 2,7 3,5 – 5,0 mmol/L Rendah

Ureum 139 15-38 mg/dl Sangat Tinggi

Kreatinin 4,74 0,7-1,4 mg/dl Tinggi

>90 Sangat
eGFR 13,4
ml/mnt/1,73m2 Rendah

SGOT 62 0 – 50 µ/L Tinggi

SGPT 35 0 – 50 µ/L Normal

Penilaian:
Berdasarkan hasil pemeriksaan biokimia pasien, data
menunjukkan bahwa pasien mengalami gangguan fungsi ginjal
ditandai dengan kadar ureum dan kreatinin yang tinggi yaitu 139
mg/dl dan 4,74 mg/dl, serta laju eGFR yang sangat rendah yaitu
13,4. Selain itu pasien juga mengalami gangguan fungsi hati
ditandai dengan kadar SGOT yang tinggi yaitu 62 µ/L.

II.4.2.3. Klinis
Tabel 2. Hasil Pemeriksaan Klinis Pasien
Pemeriksaan Hasil Nilai Normal Keterangan
Tekanan darah
111/48 120/80 mmHg Normal
(MRS)

101
Tekanan darah
(terakhir 116/48 mmHg 120/80 mmHg Normal
diperiksa)
Suhu tubuh 36oC 36 – 37,5oC Normal
Nadi 76 kali/ menit 60-100 kali/ menit Normal
Respiratory
20 kali/ menit 14-20 kali/ menit Normal
Rate
Penilaian:
Berdasarkan hasil pemeriksaan data klinis, tidak ditemukan
adanya gangguan pada tekanan darah, suhu tubuh, nadi, dan
respiratory rate pasien.

II.4.2.4. Fisik
Tabel 3. Hasil Pemeriksaan Fisik Pasien
Penurunan nafsu makan (+)
Demam (-)
Mual (+)
Muntah (+)
Nyeri ulu hati (+)
Nyeri kepala (-)
Lemas (-)
Penilaian:
Berdasarkan hasil pemeriksaan data fisik, pasien mengalami
penurunan nafsu makan, mual, muntah, dan nyeri ulu hati.

II.4.2.5. Riwayat Pola Makan Pasien


9. Pola Makan Sebelum Masuk RS
Tabel 4. Rincian Pola Makan Pasien SMRS
Waktu
Menu URT
Makan
Nasi 1 centong

102
Ayam goreng 1/2 ptg sedang
Sarapan
Tahu 1 ptg besar
(08.00)
Sayur sup 1 mangkuk
Nasi 1 centong
Makan siang Tahu balado 1 ptg besar
(13.00) Tumis kangkung 1 mangkuk
Teh manis 1 gls sedang
Makan Nasi 1 centong
malam Tempe mendoan 2 potong
(20.00) Tumis sawi 1 mangkuk

10. Kebiasaan Makan dan Riwayat Alergi Makanan


i. Kualitatif
Pasien biasanya makan nasi, tahu, dan sayur, dan
jarang mengonsumsi lauk hewani karena lebih suka
tahu. Konsumsi lauk hewani seperti ayam, ikan, dan
daging hanya beberapa kali saja. Pasien tidak
memiliki riwayat alergi.
j. Kuantitatif
Pasien makan 3 kali sehari saat pagi, siang, dan
malam, tanpa disertai camilan di sela-sela makan
berat.

11. Perhitungan Energi dan Zat Gizi SMRS


BB = 64.8 kg
TB = 164.8 cm
BBI = 164.81 – 100 + 10%
= 64.81 + 6.48
= 71.29 kg

Kebutuhan Energi = 30 x BBI


(Pernefri) = 30 x 71.29

103
= 2.138,7 kkal ~ 2.100 kkal
Kebutuhan Protein = 0,6 x BBI
(PGK Predialisis) = 0,6 x 71,29
= 42,774 gram ~ 43 gram =
8%

Kebutuhan Lemak = 25% 𝑥2100⁄9


= 58.3 gram ~ 58 gram

Kebutuhan Karbohidrat = 67% 𝑥 2100⁄4


= 351.8 gram ~ 352 gram
Tabel 6. Perbandingan Asupan Pasien SMRS dan Kebutuhan
Gizi Pasien
Zat Gizi Kebutuhan Asupan Persentase Keterangan
Energi Defisit
2.100 926.9 45%
(kkal) tingkat berat
Defisit
Protein
43 33 76% tingkat
(gram)
sedang
Lemak Defisit
58 16 32%
(gram) tingkat berat
Karbohidrat Defisit
352 162.9 46%
(gram) tingkat berat
Sumber: WNPG, 2012

Pembahasan:
Berdasarkan hasil perbandingan antara asupan dan kebutuhan gizi
pasien sebelum masuk rumah sakit, diketahui bahwa asupan energi,
lemak, dan karbohidrat masih defisit tingkat berat. Sedangkan
asupan protein pasien defisit tingkat sedang.

12. Pola Makan MRS

104
Waktu
Menu Porsi (gram)
Makan
Sarapan
Nasi tim 50
(07.00)
Ayam bumbu kare 30
Bening wortel labu
100
siam
Selingan pagi
Kue talam 40
(10.00)
Makan siang
Nasi tim 75
(12.00)
Omelet 35
Tahu semur 30
Sup wortel
100
kentang
Selingan
Kue lapis 35
siang (14.00)
Nasi tim 75
Ikan tuna bumbu
Makan 50
kuning
malam
Tempe bacem
(19.00) 30
basah
Bening labu siam 50

13. Perhitungan Energi dan Zat Gizi MRS


BB = 64.8 kg
TB = 164.8 cm
BBI = 164.81 – 100 + 10%
= 64.81 + 6.48
= 71.29 kg
Kebutuhan Energi = 30 x BBI
(Pernefri) = 30 x 71.29

105
= 2.138,7 kkal ~ 2.100 kkal
Kebutuhan Protein = 0,6 x BBI
(PGK Predialisis) = 0,6 x 71,29
= 42,774 gram ~ 43 gram = 8%

Kebutuhan Lemak = 25% 𝑥2100⁄9


= 58.3 gram ~ 58 gram

Kebutuhan Karbohidrat = 67% 𝑥 2100⁄4


= 351.8 gram ~ 352 gram

Tabel 7. Perbandingan Asupan MRS dan Kebutuhan Gizi


Pasien
Zat Gizi Kebutuhan Asupan Persentase Keterangan

Defisit
Energi
2.100 1648.05 78.4% tingkat
(kkal)
sedang
Protein
43 46 106% Normal
(gram)
Lemak
58 59.3 102% Normal
(gram)
Karbohidrat
352 365.6 104% Normal
(gram)
Sumber: WNPG, 2012

Pembahasan:
Berdasarkan hasil perbandingan antara asupan dan kebutuhan gizi
pasien saat masuk rumah sakit, diketahui bahwa asupan energi
pasien masih defisit tingkat sedang. Sedangkan asupan protein,
lemak, dan karbohidrat pasien sudah normal atau mencukupi
kebutuhan gizi pasien.

106
II.4.2.6. Riwayat Personal Pasien
Tn. H tinggal sendiri, terpisah dengan ketiga anaknya, dan
baru saja kehilangan istrinya 1 tahun yang lalu. Pola makan
pasien teratur 3kali sehari, namun pasien tidak
memerhatikan keberagaman pangan yang dikonsumsi.
Pasien tidak memiliki riwayat alergi, namun tidak terlalu
menyukai lauk hewani.

II.4.2.7. Terapi Obat


Efek Samping
Obat Kegunaan Berkaitan dengan
Gizi
IVFD KA-EN NaCl 0,9 persen digunakan - Hypernatremia
3B pada kondisi kekurangan
natrium dan klorida,
pengganti cairan isotonik
plasma, juga digunakan
sebagai pelarut sediaan
injeksi.
Cefoperazone Obat antibiotik yang - Sakit kepala
digunakan untuk - Menggigil
mengatasi infeksi bakteri. - Mual
- Jantung berdebar
- Urin berwarna
gelap
- Lelah yang tidak
biasa
Ranitidin Menangani gejala atau - Mual dan muntah
penyakit yang berkaitan - Sakit kepala
dengan produksi asam - Insomnia
berlebih di dalam lambung. - Vertigo
Beberapa kondisi yang - Ruam

107
dapat ditangani dengan - Konstipasi
ranitidin adalah tukak - Diare.
lambung, sakit maag,
penyakit refluks asam
lambung (GERD), dan
sindrom Zollinger-Ellison.
Curcuma Suplemen untuk - Mual
meningkatkan nafsu - Diare
makan dan menjaga - Perdarahan pada
kesehatan fungsi hati. penderita batu
ginjal

II.4.3. Diagnosa Gizi


NI-2.1 Intake oral tidak adekuat berkaitan dengan rasa mual
setiap kali menelan makanan ditandai oleh
penurunan nafsu makan dan asupan makan pasien
tidak mencapai 90% kebutuhan.
NC-2.1 Perubahan nilai laboratorium terkait gizi berkaitan
dengan gagal ginjal kronis ditandai oleh penurunan
berat badan, peningkatan kadar ureum menjadi 139
mg/dL dan kreatinin menjadi 4,74 mg/dL, serta nilai
eGFR yang sangat rendah yaitu 13,4 ml/mnt/1,73m2.
NB-1.4 Kurangnya pengetahuan tentang pentingnya
monitoring diri terkait makanan dan gizi berkaitan
dengan riwayat penyakit AKI yang tidak terdeteksi
ditandai oleh nilai eGFR yang sangat rendah.

II.4.4. Intervensi
1. Tujuan Diet
- Mencapai dan mempertahankan status gizi optimal
dengan memperhitungkan sisa fungsi ginjal, agar
tidak memberatkan kerja ginjal

108
- Mencegah dan menurunkan kadar ureum darah yang
tinggi (uremia)
- Mengatur keseimbangan cairan dan elektrolit
- Mencegah atau mengurangi progresivitas gagal
ginjal, dengan memperlambat turunnya laju filtrasi
glomerulus

2. Syarat Diet
- Energi dan protein cukup berdasarkan panduan
Pernefri
- Lemak cukup, yaitu 20%-30% dari kebutuhan energi
total. Diutamakan lemak tidak jenuh ganda.
- Karbohidrat cukup, yaitu kebutuhan energi total
dikurangi energi energi yang berasal dari protein dan
lemak
- Cairan dibatasi, yaitu sebanyak jumlah urin sehari
ditambah pengeluaran cairan melalui keringat dan
pernapasan (± 500 ml)

3. Terapi Diet
Jenis diet : Diet Rendah Protein III (40 gr)
Bentuk makanan : Bubur
Rute makanan : Oral
Frekuensi : 3x makan utama dan 2x selingan

II.4.5. Rencana Monitoring


Monitoring Parameter Waktu Target
Konsultasi
atau Mempertahankan
Antropometri Status gizi
pemeriksaan status gizi normal
berikutnya

109
- Ureum
Pemeriksaan Mencapai rentang
Biokimia - Kreatinin
berikutnya normal
- eGFR
- Nafsu
makan - Perbaikan nafsu
- Mual makan
Fisik Setiap hari
- Muntah - Tidak mual dan
- Nyeri ulu muntah
hati
Asupan energi, Asupan mencapai
Asupan
protein, lemak, Setiap hari 90% - 119% dari
Makanan
karbohidrat kebutuhan sehari

II.4.6. Evaluasi
1. Asupan Makan Pasien
E P L KH
Kebutuhan

Keb Keb Keb As Keb


Asu Asu Asu
utu % utuh % utu % up utuh %
pan pan pan
han an han an an
Har 157
1021 64% 24.3 33 73% 27.2 43.5 62% 203 264 76%
i1 5
Har 168
1258 75% 31 34.4 90% 33,4 46.4 72% 227 282 80%
i2 0
Har 168
1546 92% 33.1 34.4 96% 45,4 46.4 98% 271 282 96%
i3 0

Kesimpulan:
Terjadi peningkatan asupan makan pasien dari hari ke-1 sampai hari
ke-3. Dapat dilihat dari persentase asupan makan pasien yang kian
membaik.
Namun, asupan energi, protein, lemak, dan karbohidrat baru
memenuhi 80% kebutuhan asupan makan pasien dalam sehari.

110
3. Pemeriksaan Biokimia Pasien
Tabel 11. Hasil Pemeriksaan Biokimia Pasien
Hasil
Indikator Nilai Rujukan Capaian
10/10 14/10 17/10
Ureum 139 120 37 15-38 mg/dl Normal
Kreatinin 4,74 2,47 1,23 0,7-1,4 mg/dl Normal
>90
eGFR 13.4 28,5 93,8 Normal
ml/mnt/1,73m2
Kesimpulan:
Pada pemeriksaan biokimia pasien di hari ke-3 rawat inap, kadar
ureum, kreatinin, dan eGFR pasien sudah mencapai angka normal,
yaitu untuk kadar ureum pasien 37 mg/dL, kadar kreatinin pasien
1,23 mg/dL, dan nilai eGFR pasien 93,8 ml/mnt/1,73m2.

4. Pemeriksaan Fisik Pasien


Tabel 12. Hasil Pemeriksaan Fisik Pasien

Hasil
Indikator
17/10 18/10 19/10
Penurunan nafsu (-) (-)
(+)
makan
Mual (+) (-) (-)
Muntah (+) (-) (-)
Nyeri ulu hati (+) (+) (-)
Kesimpulan:
Pada pemeriksaan fisik pasien di hari ke-2 rawat inap, nafsu makan
pasien sudah membaik, serta pasien tidak lagi merasa mual dan
muntah, meskipun pasien masih merasakan nyeri pada ulu hati. Pada
hari ke-3, seluruhnya sudah membaik.

111
BAB III
PENUTUP

III.1. Kesimpulan
1) Hasil skrining Tn.H diperoleh skor 3 yang berarti beresiko tinggi
mengalami malnutrisi
2) Tn.H memiliki status gizi normal berdasarkan perhitungan IMT
3) Hasil lab menunjukkan bahwa kadar ureum dan kreatinin pasien tinggi,
serta nilai eGFR sangat rendah. Hal tersebut mengindikasikan bahwa
pasien mengalami gagal ginjal kronis.
4) Pemeriksaan fisik Tn.H ditemukan adanya mual, muntah, nafsu makan
menurun, dan nyeri ulu hati
5) Tn.H diberi intervensi dengan preskripsi diet rendah protein serta
edukasi dengan media leaflet
6) Rencana monitoring dilakukan dalam jangka waktu 3 hari dengan
indikator asupan, keluhan fisik klinis, dan pengetahuan

III.2. Saran
Tn.H diharapkan dapat menerapkan diet yang diberikan dengan bantuan dan
dukungan dari keluarga. Tn.H diharapkan dapat menjaga pemilihan bahan
makanan yang akan dikonsumsi, pemilihan cara pengolahan makanan
sesuai dengan edukasi yang sudah diberikan.

112
DAFTAR PUSTAKA

Department of Health and Human Services Food and Drug Administration. 2009.
Guidance for Industry Drug-Induced Liver Injury. Premarketing
Clinical Evaluation, Department of Health and Human Services Food and
Drug Administration Center for Drug Evaluation and Research
(CDER) Center for Biologics Evaluation and Research (CBER), US.
Depkes RI. 2003. Farmakologi jilid II. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
Depkes RI. 2007. Pharmaceutical Care untuk Penyakit Hati. Jakarta: Departemen
Kesehatan RI.
Sujana, dkk. 2017. Acute Kidney Injury (AKI). Bali: Bagian Ilmu Anestesi Dan
Terapi Intensif RSUP Sanglah Fakultas Kedokteran Universitas Udayana.

113
LAMPIRAN

Lampiran I. Asupan Makan Pasien SMRS


Waktu
Menu URT E P L KH
Makan
Nasi 1 centong 175 4 40
Ayam 1/2 ptg
75 3.5 7
goreng sedang
Sarapan
(08.00) Tahu 1 ptg besar 75 5 3 7

Sayur sup 1 mangkuk 25 1 5

Nasi 1 centong 175 4 40

Tahu balado 1 ptg besar 75 5 3 7


Makan
siang Tumis
1 mangkuk 25 1 5
(13.00) kangkung
1 gls
Teh manis 39.4 9.4
sedang
Nasi 1 centong 175 4 40
Makan Tempe
2 potong 75 5 3 7
malam mendoan
(20.00)
Tumis sawi 1 mangkuk 12.5 0.5 2.5

TOTAL 926.9 33 16 162.9


KEBUTUHAN 2100 43 58 352
% ASUPAN 45% 76% 32% 46%

114
Lampiran II. Asupan Makan Pasien MRS
Waktu Porsi
Menu E P L KH
Makan (gram)
Nasi tim 50 43.75 1 10
Ayam
bumbu 30 75 3.5 7
Sarapan kare
(07.00) Bening
wortel
100 25 1 5
labu
siam
Selingan
Kue
pagi 40 84 0.6 2.6 19.7
talam
(10.00)
Nasi tim 75 65.6 1.5 15
Omelet 35 37.5 3.5 2.5
Makan Tahu
30 25 1.5 1 2.2
siang semur
(12.00) Sup
wortel 70 30 0.45 6.5
kentang
Selingan
Kue
siang 35 74.6 1.5 0.2 16.2
lapis
(14.00)
Nasi tim 75 65.6 1.5 15
Ikan
tuna
Makan 40 50 7 2
bumbu
malam
kuning
(19.00)
Tempe
bacem 30 37.5 2.5 1.5 3.5
basah

115
Bening
labu 50 12.5 0.5 2.5
siam
TOTAL 1648.05 46 59.3 365.6
KEBUTUHAN 2100 43 58 352
% ASUPAN 78.4% 106% 102% 104%

116
Lampiran III. Perencanaan Menu Intervensi
Hari ke-1
Nama Nama
Waktu Berat Energi Protein Lemak KH
Menu Bahan

Pagi PUASA

Tepung
beras 150 261 2.9 5.3 50.6
Selingan
Bubur masak
Pagi
sumsum Gula
(10%)
merah 18 66.24 0 0 16.56
(cair)

Bubur Nasi 100 180 3 0.3 39.8

Telur Telur 55 84.7 6.82 5.94 0.38

Siang Dadar Minyak 5 44.2 0 5 0


(30%)
Sayur
Wortel 100 36 1 0.6 7.8
Sup

Buah Pisang 100 108 1 0.8 24.3

Selingan
Sore Puding Agar-agar 50 31 0.1 0 7.1
(10%)

Bubur Nasi 50 178.5 4.2 0.85 38.55

Ayam Ayam 50 149 9.1 12.5 0


Bumbu
Malam Minyak 2 17.68 0 2 0
Gulai
(25%)
Jamur
Sup 50 15.5 1.9 0.3 0.45
kuping
Kimlo
Wortel 50 18 0.5 0.3 3.9

117
Soun 20 69.6 0.94 0.02 16.42

Selingan 1x
Malam Cair Nephrisol 150 302 3.3 6.05 41.3
(10%) CC
SUBTOTAL 1544 34.76 42.7 256.26
Kebutuhan 1575 33 43.5 264
Persentase% 98% 105% 98% 97%

118
Hari ke-2

Nama Nama
Waktu Berat Energi Protein Lemak Karbohidrat
Menu Bahan

Bubur Beras 25 89.25 2.1 4.25 19.3

Telur 46 84.7 6.82 5.94 0.3


Pagi Telur
Kecap 10 7.1 0.57 0.13 0.9
(25%) semur
Minyak 2 44.2 0 5 0

Sup oyong Oyong 100 29 0.8 0.2 4.1

Puding Puding 5 35 0.01 0.02 5.92


Selingan
layer
Pagi Santan 2 6.5 0.1 0.7 0.1
strawberry
(10%)
Gula 5 19.7 0 0 4.7

Bubur Beras 20 82 1.6 0 16.2

Ayam Ayam 50 149 9.1 12.5 0

Giling Minyak 2 44.2 0 5 0

Tempe 30 60.3 3.24 2.64 4.05


Tempe
Siang Gula
Bacem 10 36.8 0 0 9.2
(30%) merah
Basah
Minyak 2 44.2 0 5 0

Bening
Labu
Labu 100 30 0.6 0.1 6.7
siam
Siam

Jus Pepaya 100 46 0.5 0.1 12.2

Dadar Tepung
10 35 0.9 0.1 7.7
Gulung Terigu

119
Kelapa
Selingan 4 36.4 0.27 1.5 0.95
Parut
Sore
Gula
(10%) 10 36.8 0 0 9.2
Merah

Bubur Beras 25 89.25 2.1 4.25 19.3

Oseng Daging 50 136.5 8.75 5 0

Daging Minyak 2 44.2 0 5 0


Malam
Bening Labu
(25%) 50 15 0.3 0.05 3.35
Labu Siam
Siam +
Wortel 50 18 0.5 0.3 3.9
Wortel
Buah
Pepaya 100 46 0.5 0.1 12.2
Pepaya
SUBTOTAL 1620.9 35.76 42.88 260.27
Kebutuhan 1680 34.4 46.4 281.6
Persentase% 96% 105% 92% 92%

120
Hari ke-3

Nama Nama
Waktu Berat Energi Protein Lemak Karbohidrat
Menu Bahan
Tepung
beras 150 261 2.9 5.3 50.6
masak
Pagi Bubur
Santan 2 6.5 0.1 0.7 0.1
(25%) Sumsum
Gula
merah 25 92 0 0 23
(cair)
Kacang
30 96.9 6.87 0.45 17.04
Hijau
Bubur
Selingan Kacang Santan 2 6.5 0.1 0.7 0.1
Pagi Hijau Gula
(10%) 5 18.4 0 0 4.6
merah
Cair Nephrisol 1 x 100
24 103 1.9 2.4 18.5
CC

Bubur Beras 20 82 1.6 0 16.2

Daging 50 136.5 6.1 6.25 0


Semur
Daging Minyak 2 44.2 0 5 0
LC
Siang Kecap 10 7.1 0.57 0.13 0.9

(30%) Wortel 30 10.8 0.3 0.18 2.37


Sup
Kentang 30 18.6 0.63 0.06 4.05
Sayuran
Minyak 2 44.2 0 5 0

Jus Pepaya 100 46 0.5 0.1 12.2

121
Tepung
20 88.25 1.8 0.12 20
Beras
Kue
Selingan Labu
Talam 10 0.51 0.18 0.05 0.1
Sore Kuning
Labu
(10%) Santan 5 16.2 0.21 1.7 0.28
Kuning

Gula 5 19.7 0 0 4.7

Bubur Beras 20 82 1.6 0 16.2

Ayam Ayam 50 74.5 9.1 6.25 0

Cincang Minyak 2 44.2 0 5 0


Malam
(25%) Bening
Labu
Labu 100 51 1.8 0.5 10
Kuning
Kuning

Jus Pepaya 100 46 0.5 0.1 12.2

SUBTOTAL 1671.16 34.76 42.24 273.14


Kebutuhan 1680 34.4 46.4 281.6
Persentase% 99% 101% 91% 97%

122
Lampiran IV. Media Edukasi Leaflet

123
Lampiran V. Dokumentasi

1. Menu Makanan

2. Sisa Makanan

3. Distribusi Makanan

124
4. Pengukuran Antopometri

5. Edukasi Pasien dan Keluarga

125
BAB V
LAPORAN STUDI KASUS HARIAN

126
LAPORAN STUDI KASUS HARIAN

PENATALAKSANAAN GIZI
PADA KASUS PENYAKIT ANAK PENKES, ENCHEPELOPATY
METABOLIK
RUANG RAWAT INAP MAWAR
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PASAR REBO

Disusun Oleh :
Fitriana NurKhofifah 1810714016

PROGRAM STUDI GIZI PROGRAM SARJANA


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAKARTA
2021

127
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan studi kasus harian Penyakit Anak Penkes, Enchepelopaty Metabolik


dibuat dan diajukan sebagai syarat kelengkapan dan bukti kegiatan Magang
Manajemen Asuhan Gizi Klinik (MAGK) di Rumah Sakit Umum Daerah Pasar
Rebo. Tahun Ajaran 2021/2022.

Disusun oleh :
Fitriana NurKhofifah 1810714016

Telah disetujui oleh:

Pembimbing Magang MAGK


Rumah Sakit Umum Daerah Pasar Dosen Pembimbing Magang MAGK
Rebo

Okta Setya Asmaji, S.Gz., RD Iin Fatmawati Imrar, S.Gz, MPH


NIP/NIK. ……………. NIDN. 0005128606

128
a. Lembar Skrining Gizi
Alat skrining gizi yang digunakan di RSUD Pasar Rebo adalah MST (The
Screening Tools for Risk of Impaired Nutritional Status and Growth). Skrining
gizi dilakukan untuk melihat atau mengidentifikasi adanya resiko mengalami
malnutrisi pada pasien sehingga akan dilakukan tindak lanjut pada asuhan gizi.
Dibawah adalah hasil skrining gizi pada An Z.

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PASAR REBO

Jl. Let. Jend. TB. Simatupang No. 30 Jakarta Timur 13760

Telp. 021 8400109, 8401127 ex.147/148, E-mail: gizirspr@gmail.com

SKRINING GIZI ANAK

Tanggal : 24/03/2021 Nama : An. Z

Diagnosis Medis : Penkes, Enchepelopaty Metabolik No. RM :


2021 -
BB : 14 kg
901997
PB : 87 cm
JK. Laki-
laki

Umur : 24 bulan

Parameter

1. Apakah pasien tampak kurus? * Tidak = 0

* Ya = 1

(0)

129
2. Apakah ada penurunan BB selama satu bulan * Tidak = 0
terakhir ? (Berdasarkan penilaian objektif data BB
* Ya = 1
bila ada / penilaian subjektif dari orang tua pasien)
(0)

3. Apakah terdapat salah satu kondisi berikut? * Tidak = 0

• Diare ≥5 kali/hari atau muntah >3 kali/hari dalam * Ya = 1


seminggu terakhir

• Asupan makanan berkurang selama 1 minggu terakhir (0)

4. Apakah terdapat penyakit atau keadaan yang * Tidak = 0


mengakibatkan pasien berisiko mengalami malnutrisi?
* Ya = 1

(1)

Jumlah Skor keseluruhan = 1

Kesimpulan:

Berdasarkan hasil jumlah skor keseluruhan skrining gizi, Tn H beresiko


malnutrisi rendah, sehingga perlu pemantauan satu hari kedepan.

130
b. Lembar Asuhan Gizi
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PASAR REBO
Jl. Let. Jend. TB. Simatupang No. 30 Jakarta Timur 13760
Telp. 021 8400109, 8401127 ex.147/148, E-mail: gizirspr@gmail.com
FORMULIR ASUHAN GIZI
Tanggal : 21/10/2021 Nama : An Z
: Penkes, Enchepelopaty
Diagnosis Medis No. RM : 2021 - 901997
Metabolik
ASSESMENT GIZI Umur : 2 tahun
Antropometri JK : Laki laki
Z-Score :
BB/PB = 2 (Beresiko Gizi Lebih)
BB : 14 kg Tanggal Lahir : 10 Oktober 2019
PB/U = - 0,26 (Normal)
BB/U = 1,28 (BB Normal)
Pendidikan :
TB : 87 cm -
Terakhir
BBI : 13 kg (Hutabarat, 2016) Pekerjaan : -
: Beresiko Gizi Lebih
Status Gizi (P2PTM Kemenkes RI,
2018)
Biokimia Klinis/Fisik
1. Hematologi (11/10/2021) 1. Klinis (11/10/2021)
Pemeriksaan Hasil Standar Ket Pemeriksaan Hasil Standar Ket

8,1 10,8 –12,8 90/60-


Hemaglobin Rendah Tekanan 101/62
gr/dL 120/80 Normal
g/dl darah (MRS) mmHg
mmHg

6,35 5,50 –
Tekanan
Leukosit 15,50 Normal 90/60-
103/L darah 96/44
103/L 120/80 Normal
(terakhir mmHg
mmHg
3,7 3,6 – 5,2 diperiksa)
Eritrosit Normal
juta/μL juta/μL

131
Hematokrit 22% 35 – 43 % Rendah 60 -100
100
Nadi kali/me Normal
182 217- 497 kali/menit
Trombosit Rendah nit
ribu/μL
ribu/μL
14-20
Respiratory 30
SGOT 163 U/L < 33 U/L Tinggi kali/me Tinggi
rate kali/menit
nit
SGPT 147 U/L < 33 U/L Tinggi
36 -37
Kesimpulan: Suhu 36,5oC Normal
o
C
An Z mengalami anemia, di mana jumlah sel darah
merah dalam tubuh rendah (kadar hemoglobin dan Kesimpulan: Pemeriksaan klinis An Z untuk
hematokrit). Trombosit rendah, dan pasien mengalami respiratory rate tinggi.
gangguan fungsi hati (kadar SGOT dan SGPT).
2. Fisik (11/03/2021)
Keluhan Hasil

Demam (+)

Lemas (+)

Batuk (+)

Pilek (+)

Compos Mentis (+)

Kesimpulan:
Pasien tampak merasa lemas, mengalami demam,
batuk, pilek dan kesadaran pasien penuh.

Riwayat & Kebutuhan Gizi


Kebiasaan Makan dan Pola Makan : 1. Riwayat Makan SMRS
 Pola makan pasien 3 kali makan utama dan 2 a. Pola Makan SMRS :
kali selingan  Pagi : bubur saring ayam+woretl 1 mngkk
 Setiap pagi pasien sering mengonsumsi bubur kecil, teh manis 1 gls kcl
instan yang dibeli ibunya diluar rumah  Selingan : wafer nabati keju 1 bngks, choki
 An Z lebih menyukai buah pisang dan naga choki 3 stick

132
 An Z suka mengonsumsi teh manis  Siang : nasi putih 1prg kcl, sayur sop 1 3
 Ibu pasien lebih suka memasak sayur berkuah sendok mkn, buah naga 3bh ptg
seperti sayur sop, sayur asem dan lain lain  Selingan : crackers malkist abon 1stgh bngks
 An z menyukai makanan yang gurih seperti kue  Malam : nasi putih 1 prg kcl, ikan lele goreng
kering keju, crackers 1ptg, sayur bening bayam 1 3 sndk makan
 An z tidak memiliki alergi terhadap makanan
dan minuman b. Perhitungan Kebutuhan Energi SMRS :
BBA : 14 kg
TB : 87 cm
Z-Score: BB/PB = 2 (Beresiko Gizi Lebih)
BBI : 13 kg

 Total energi
= BBI x 86,5

= 13 x 86,5

= 1125 kkal

 Protein
= BBI x 2

= 13 x 2

= 26 gr

Ke kalori

26 x 4

= 104 kkal

Persentase

104/1125 x100%

= 9,2 %

133
 Lemak
Kebutuhan x 25%

= 1125 x 25%

= 281 kkal

281/9

= 31 gr

 KH
= 100 – (9,2% + 25%)

= 100 – 34,2%

= 65,8%

65,8% x 1125/4

= 185 kkal

c. Kecukupan Asupan SMRS :


Ket
Zat Gizi Asupan Persentase (Gurnida et
al., 2020)
Energi 1232 109% Normal
Diatas angka
Protein 36 138%
kebutuhan
Lemak 33 106% Normal
Defisit
KH 145 78% tingkat
sedang
Sumber: WNPG, 2012

2. Riwayat Makan MRS


a. Pola Makan MRS

134
 Pagi : Pagi : bubur saring, oseng ayam
(lc), bening wortel + labu siam
 Selingan : marie regal
 Siang : bubur saring, oseng daging (lc),
tahu biasa semur, sup wortel kentang,
pisang ambon
 Selingan : marie regal
 Sore : bubur saring, ayam opor putih,
tempe bacem basah, sayur bening labu
siam, pisang barangan

b. Perhitungan Kebutuhan Energi MRS :


BBA : 13 kg
TB : 87 cm
Z-Score: BB/PB = 2 (Beresiko Gizi Lebih)
BBI : 14 kg

 Total energi
= BBI x 86,5

= 13 x 86,5

= 1125 kkal

 Protein
= BBI x 2

= 13 x 2

= 26 gr

Ke kalori

26 x 4

= 104 kkal

135
Persentase

104/1125 x100%

= 9,2 %

 Lemak
Kebutuhan x 25%

= 1125 x 25%

= 281 kkal

281/9

= 31 gr

 KH
= 100 – (9,2% + 25%)

= 100 – 34,2%

= 65,8%

65,8% x 1125/4

= 185 kkal

c. Kecukupan Asupan MRS :


Ket
Zat Gizi Asupan Persentase (Gurnida et
al., 2020)
Energi 935,45 83% Normal
Diatas angka
Protein 38,705 148%
kebutuhan
Lemak 37,4 120% Normal
Defisit
KH 135,965 72% tingkat
sedang

136
Sumber: WNPG, 2012
Riwayat Personal
Riwayat Personal :
 An Z tinggal bersama kedua orang tua dan satu kakak
 Pasien lebih suka dan aktif bermain dirumah
 An Z baru sekali mengalami kejang sampai rawat inap di rumah sakit
 An Z tidak menyukai hawa panas dan lebih sering menyalakan kipas angin

Riwayat Penyakit Dahulu :


Tidak memiliki riwayat penyakit apapun.

Riwayat Penyakit Keluarga :


Keluarga pasien tidak ada yang menderita penyakit yang sama dengan pasien.

Riwayat Penyakit Sekarang :


Sebelum masuk rumah sakit, pasien sering mengeluh mengalami penurunan kesadaran disertai batuk
berdahak, demam, BAB cair dan lemas.

Keluhan Utama :
Keluhan utama saat masuk RS adalah An Z mengalami penurunan kesadaran.

Terapi Obat :
Nama Obat Dosis Kegunaan Efek Samping
Nyeri perut, mual,
Untuk menghambat pertumbuhan
Ceftriaxone 2 x 700 g muntah, diare, pusing
bakteri atau membunuh bakteri
dan mengantuk
Nafsu makan meningkat,
Dexamethasone 3 x 2 mg Membantu meredakan peradangan sulit tidur dan sakit
kepala
Untuk menangani gejala yang Mual dan muntah,
Ranitidine 3 x 10 g berkaitan dengan produksi asam pusing, ruam dan
berlebih di lambung konstipasi

137
Untuk meredakan atau Diare, tidak nafsu
Sanmol 3 x 150 g menurunkan demam dan sakit makan, mual dan
kepala. muntah,

DIAGNOSIS GIZI
1. Domain Intake
NI-5.6.2 Kelebihan asupan protein berkaitan anak hanya mengonsumsi menu makanan MRS yang
memiliki sumber protein saja tidak seimbang dengan menu zat gizi lainnya. Ditandai oleh asupan protein
MRS pasien sebesar 148% termasuk kategori di atas angka kebutuhan.
NI-5.8.1 Asupan karbohidrat inadekuat berkaitan anak mengalami penurunan nafsu makan dan
keluhan yang menghambat asupan anak menurun (batuk, pilek, demam, dan badan lemas). Ditandai oleh
asupan karbohidrat MRS pasien sebesar 72% termasuk defisit tingkat sedang.

2. Domain Klinis
NC-2.2 Perubahan nilai lab terkait gizi berkaitan dengan jumlah sel darah merah pasien di bawah
batas normal. Ditandai oleh kadar Hb 8,1g/dl, hematokrit 22%, dan trombosit 182 ribu/μL rendah
NC-2.2 Perubahan nilai lab terkait gizi berkaitan dengan pasien mengalami gangguan fungsi hati.
Ditandai oleh kadar SGOT 163 U/L dan SGPT 147 U/L tinggi.

3. Domain Behavior
NB-1.1 Pengetahuan seputar makanan dan zat gizi kurang berkaitan dengan pemilahan makan
pasien yang diberikan oleh kedua orang tua pasien tidak seimbang di mana orang tua sering memberikan
makanan yang diolah goreng, cemilan manis, dan lebih memilih membeli makanan utama di luar
diabndingkan masak sendiri. Ditandai oleh asupan SMRS pasien untuk protein 138% di atas angka
kebutuhan, dan karbohidrat 78% termasuk defisit tingkat sedang.

INTERVENSI GIZI
1. Tujuan :
a) Membantu meningkatkan berat badan anak mencapai berat badan normal/ideal
b) Membantu memenuhi kebutuhan zat gizi energi, protein, lemak, dan karbohidrat agar seimbang dan
sesuai dengan kebutuhan pasien An. Z
c) Membantu meningkatkan kadar Hb, hematokrit, dan trombosit pasien agar kemabli normal
d) Membantu menurunkan kadar SGOT dan SGPT pasien agar mencapai batas normal

138
e) Memberikan pengetahuan edukasi melalui leaflet kepada pasien dan kelaurga mengenai diet gizi
seimbang untuk An.Z
2. Implementasi/Preskripsi Diet
7. Jenis Diet : Diet Gizi Seimbang
8. Bentuk Makanan : Cair
9. Kode Pemesanan : Bubur saring
10. Rute Pemberian : Oral
11. Frekuensi Makan : 3 kali makan utama dan 2 kali selingan
12. Syarat Diet :
 Energi cukup, sesuai dengan kebutuhan yaitu 1125 kkal.
 Protein cukup, 9,2% dari total kebutuhan yaitu 26 gr.
 Lemak cukup, 25% dari total kebutuhan yaitu 31 gr.
 Karbohidrat cukup, 65,8% dari total kebutuhan yaitu 185 gr.
3. Edukasi :
g. Waktu : Oktober 2021
h. Lokasi : Ruang Rawat Inap Mawar
i. Sasaran : Pasien dan keluarga
j. Media : Leaflet
k. Metode : Ceramah dan tanya jawab
l. Materi :
 Diet Gizi Seimbang meliputi definisi, tujuan diet, 4 pilar gizi seimbang, 10 pesan gizi seimbang,
dan isi piringku (kebutuhan makanan pokok, lauk pauk, sayur, dan buah).
MONITORING DAN EVALUASI
Rencana Monitoring
1) Asupan : Memonitor asupan hingga mencapai ≥90%
Memonitor pemeriksaan laboratorium berangsur-angsur mendekati batas normal
2) Biokimia :
(kadar hemaglobin, hematokrit, trombosit, SGOT dan SGPT)
3) Klinis : Memonitor pemeriksaan tanda klinis agar tetap normal
4) Fisik : Memonitor pemeriksaan tanda fisik keluhan berkurang
Memahami dan bisa menjawab pertanyaan dengan benar terkait materi edukasi yang
5) Pengetahuan :
disampaikan

139
DAFTAR PUSTAKA

Gurnida, D. A., Nur’aeny, N., Hakim, D. D. L., Susilaningsih, F. S., Herawati, D.


M. D., & Rosita, I. (2020). Korelasi antara tingkat kecukupan gizi dengan
indeks massa tubuh siswa sekolah dasar kelas 4, 5, dan 6 Correlation
between nutritional adequacy levels with body mass index of elementary
school students grades 4, 5, and 6. Padjadjaran Journal of Dental
Researchers and Students, 4(1), 43–50.

Hutabarat, J. C. J. (2016). Perancangan Aplikasi Menentukan Berat Badan Ideal


dengan Menggunakan Algoritma K-Means Clustering. JURIKOM (Jurnal
Riset Komputer), 3(5).

Kartono, D., Hardinsyah, Jahari, A. B., Sulaeman, A., Asturi, M., Soekatri, M., &
Riyadi, H. (2012). Ringkasan Angka Kecukupan Gizi ( AKG ) yang
dianjurkan bagi Orang Indonesia 2012 (pp. 1–18). Rumusan Widyakarya
Nasional Pangan dan Gizi (WNPG) X 2012.

Kuczmarski, R., Ogden, C., & Guo, S. (2002). 2000 CDC Growth Charts for the
United States: Methods and Development. In National Center for Health
Statistics (11th ed., Vol. 246). Vital and Health Statistics.
https://doi.org/10.1590/S1516-35982002000600018

P2PTM Kemenkes RI. (2018). Klasifikasi Obesitas setelah pengukuran IMT.


Direktorat P2PTM. http://p2ptm.kemkes.go.id/infographic-
p2ptm/obesitas/klasifikasi-obesitas-setelah-pengukuran-imt

140
MENU SMRS

Nama Bahan Berat Energi Protein Lemak KH


Waktu
Makanan Makanan (gr) (kkal) (gr) (gr) (gr)

Pagi Bubur saring Beras 50 164 2 0 21

Dada
07.30 45 90 7,22 3 0
ayam

Wortel 15 82,5 7,7 3,4 5

Teh Manis Teh 2 6 0,56 0,096 1,07

Gula
2 19,7 0 0 4,7
Pasir

SUBTOTAL 362,2 17,48 6,496 31,77

Selingan Wafer nabati


kemasan 10 50 1 2 7
Pagi keju

10.00 Choki choki kemasan 27 130 2 6 18

SUBTOTAL 180 3 8 25

Siang
Beras 50 164 2 0 21
12.00 Nasi putih

Sayur Sop Wortel 15 12,6 0,35 0,21 2,76

Buncis 7 11,9 0,84 0,1 2,5

Ayam 20 49,4 2,46 7,5 0

Minyak 1 8,08 0 1 0

Buah naga Buah 70 50 0,78 0,38 12,27

SUBTOTAL 295,98 6,43 9,19 38,53

141
Selingan
Crackers
Sore Kemasan 30 120 2 4 19
Malkist abon
15.00

SUBTOTAL 120 2 4 19

Malam Nasi Putih Beras 50 164 2 0 21

Ikan lele
19.00 Lele 30 68 4,98 4,12 2,42
goreng

Minyak 1 8,08 0 1 0

Sayur
Bening Bayam 25 5,75 0,715 0,0975 0,9
Bayam

Jagung 10 8,6 0,322 0,118 1,9

Gula
2 19,7 0 0 4,7
Pasir

SUBTOTAL 274,13 8,017 5,3355 30,92

TOTAL ASUPAN 1232,31 36,927 33,0215 145,22

TOTAL KEBUTUHAN 1125 26 31 185

PERSENTASE (%) 109% 138% 106% 78%

142
MENU MRS

Bahan Berat E KH
Waktu Menu P (Gr) L (Gr)
Makan (Gr) (Kkal) (Gr)

Bubur
Beras 48 37,3 1,2 2,2 14,34
saring

Ayam 25 58,75 6,1 1,93 0


Oseng
Makan Ayam Kecap 3 2,13 0,1 0,03 0,27
Pagi (LC)
Minyak 2 18,01 0 2 0
06.30
Bening Wortel 25 10,25 0,35 0,33 2,37
Wortel +
Labu
Labu 25 4,25 0,27 0,045 0,915
Siam Siam

SUBTOTAL 130,69 8,02 6,535 17,895

Snack
Marie
Pagi Biskuit 30 110 2 3 19
regal
09.00

SUBTOTAL 110 2 3 19

Bubur
Beras 48 37,3 1,2 2,2 14,34
saring

Daging 25 72 5,375 5,9 0


Makan Oseng
Siang Daging Kecap 3 2,13 0,1 0,03 0,27
(LC)
12.30 Minyak 2 18,01 0 2 0

Tahu 30 23,4 3,45 1,35 0,4

Kecap 3 2,13 0,1 0,03 0,27

143
Tahu
Biasa Minyak 2 18,01 0 2 0
Semur

Wortel 25 20,25 0,35 0,33 2,37


Sup Kentang 15 17 0,445 0,09 3,075
Wortel
Kentang Tomat 5 6,05 0,065 0,025 2,005

Minyak 1 8,08 0 1 0

Pisang
Buah 80 66,4 1,6 0,4 14,44
Ambon

SUBTOTAL 290,76 12,685 15,355 37,17

Selingan
Marie
Sore Biskuit 30 110 3 2 19
regal
14.00

SUBTOTAL 110 3 2 19

Bubur
Beras 48 37,3 1,2 2,2 14,34
saring

Ayam Ayam 25 58,75 6,1 1,93 0


Opor
Makan Putih Minyak 2 18,01 0 2 0

malam
Tempe 30 57,9 3,6 1,85 2,08
17.00
Tempe Kecap 3 2,13 0,1 0,03 0,27

Bacem Gula
Basah 2 14,4 0 0 11,6
Merah

Minyak 2 18,01 0 2 0

144
Sayur
Bening Labu
30 15,1 0,4 0,1 1,17
Labu Siam
Siam

Pisang
Buah 80 72,4 1,6 0,4 13,44
Barangan

SUBTOTAL 294 13 10,51 42,9

TOTAL KESELURUHAN 935,45 38,705 37,4 135,965

KEBUTUHAN 1125 26 31 185

PERSENTASE % 83% 148% 120% 72%

145
MENU PERENCANAAN INTERVENSI

Bahan Berat E KH
Waktu Menu P (gr) L (gr)
Makan (gr) (kkal) (gr)

Makan Bubur
Beras 48 37,3 1,2 2,2 14,34
Pagi saring

06.30 Daging 25 72 2,375 1,9 0


Oseng
Daging Kecap 3 6,13 0,1 0,03 0,27
(LC)
Minyak 2 18,01 0 2 0

Oyong 25 10,5 0,4 0,1 9,05


Sop
Oyong + Wortel 25 17,25 0,35 0,33 6,37
Wortel
Minyak 1 8,08 0 1 0

SUBTOTAL 169,27 4,425 7,56 30,03

Selingan
Marie
Pagi Biskuit 30 110 2 3 19
regal
09.00

SUBTOTAL 110 2 3 19

Makan Bubur
Beras 48 37,3 1,2 2,2 14,34
Siang saring

12.30 Ayam 25 58,75 2,1 0,93 0


Oseng
Ayam Kecap 3 6,13 0,1 0,03 0,27
(LC)
Minyak 2 18,01 0 2 0

Tahu 30 53,4 2,45 1,35 0,4

Kecap 3 2,13 0,1 0,039 0,27

146
Tahu
Bacem Minyak 2 18,01 0 2 0
Basah

Bening Labu
30 15,1 0,4 0,1 6,17
Labu Siam
Siam +
Kacang Kacang
20 16,5 1,15 0,05 5,65
Panjang
Panjang

Pisang
Pisang 82 101 1,2 0,92 21
Barangan

SUBTOTAL 326,33 8,7 9,619 48,1

Selingan
Marie
Sore Biskuit 30 110 2 3 19
regal
14.00

SUBTOTAL 110 2 3 19

Makan Bubur
Beras 48 37,3 1,2 2,2 14,34
malam saring

17.00 Ayam 25 58,75 2,1 0,93 0


Oseng
Ayam Kecap 3 6,13 0,1 0,03 0,27
(LC)
Minyak 2 18,01 0 2 0

Tahu Tahu 40 53,3 2,45 1,35 4,4


Opor
Putih Minyak 2 18,01 0 2 0

Sup Wortel 50 18 0,755 0,3 9,95

Sayuran Kentang 30 15,6 0,63 0,52 4,05

147
Buncis 20 12,8 0,48 0,06 5,44

Minyak 1 8,08 0 1 0

Pisang
Pisang 115 124,2 1,15 0,92 27,945
Ambon

SUBTOTAL 370,18 8,865 11,31 66,395

TOTAL KESELURUHAN 1085,78 25,99 34,489 182,525

KEBUTUHAN 1125 26 31 185

PERSENTASE % 96% 100% 109% 98%

148
LAPORAN STUDI KASUS HARIAN

PENATALAKSANAAN GIZI
PADA KASUS PENYAKIT ANAK FEBRIS H 2 SUSP DHF GR I
RUANG RAWAT INAP MAWAR
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PASAR REBO

Disusun Oleh :
Fitriana NurKhofifah 1810714016

PROGRAM STUDI GIZI PROGRAM SARJANA


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAKARTA
2021

149
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan studi kasus harian Penyakit Anak Febris H 2 Susp Dhf Gr I dibuat
dan diajukan sebagai syarat kelengkapan dan bukti kegiatan Magang Manajemen
Asuhan Gizi Klinik (MAGK) di Rumah Sakit Umum Daerah Pasar Rebo. Tahun
Ajaran 2021/2022.

Disusun oleh :
Fitriana NurKhofifah 1810714016

Telah disetujui oleh:

Pembimbing Magang MAGK


Rumah Sakit Umum Daerah Pasar Dosen Pembimbing Magang MAGK
Rebo

Okta Setya Asmaji, S.Gz., RD Iin Fatmawati Imrar, S.Gz, MPH


NIP/NIK. ……………. NIDN. 0005128606

150
a. Lembar Skrining Gizi
Alat skrining gizi yang digunakan di RSUD Pasar Rebo adalah MST (The
Screening Tools for Risk of Impaired Nutritional Status and Growth). Skrining gizi
dilakukan untuk melihat atau mengidentifikasi adanya resiko mengalami
malnutrisi pada pasien sehingga akan dilakukan tindak lanjut pada asuhan gizi.
Dibawah adalah hasil skrining gizi pada An.A.

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PASAR REBO


Jl. Let. Jend. TB. Simatupang No. 30 Jakarta Timur 13760

Telp. 021 8400109, 8401127 ex.147/148, E-mail: gizirspr@gmail.com

SKRINING GIZI ANAK

Tanggal : 22/10/2021 Nama : An. A

Diagnosis Medis : Febris H 2 Susp Dhf Gr I No. RM :


2020 - 877775
BB : 8,2 kg
JK.
PB : 72 cm
Perempuan
Umur : 12 bulan

Parameter

Apakah pasien tampak kurus? * Tidak = 0


* Ya = 1

(0)

2. Apakah ada penurunan BB selama satu bulan * Tidak = 0


terakhir ? (Berdasarkan penilaian objektif data BB
* Ya = 1
bila ada / penilaian subjektif dari orang tua pasien)
(0)

151
3. Apakah terdapat salah satu kondisi berikut? * Tidak = 0

• Diare ≥5 kali/hari atau muntah >3 kali/hari dalam * Ya = 1


seminggu terakhir
• Asupan makanan berkurang selama 1 minggu terakhir (0)

4. Apakah terdapat penyakit atau keadaan yang * Tidak = 0


mengakibatkan pasien berisiko mengalami malnutrisi?
* Ya = 1

(1)

Jumlah Skor keseluruhan = 1

Kesimpulan:

Berdasarkan hasil jumlah skor keseluruhan skrining gizi, An.A beresiko


malnutrisi rendah, sehingga perlu pemantauan satu hari kedepan.

152
b. Lembar Asuhan Gizi
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PASAR REBO
Jl. Let. Jend. TB. Simatupang No. 30 Jakarta Timur 13760
Telp. 021 8400109, 8401127 ex.147/148, E-mail: gizirspr@gmail.com
FORMULIR ASUHAN GIZI
Tanggal : 22/10/2021 Nama : An A
Diagnosis Medis : Febris H 2 Susp Dhf Gr I No. RM : 2020 - 877775
ASSESMENT GIZI Umur : 1 tahun
Antropometri JK : Perempuan
Z score :
BB/PB = 0,12 (Gizi Normal)
BB : 8,7 kg Tanggal Lahir : 14 Oktober 2020
PB/U = - 0,76 (Normal)
BB/U = - 0,2 (BB Normal)
Pendidikan :
TB : 72 cm -
Terakhir
BBI : 13 kg (Hutabarat, 2016) Pekerjaan : -
: Normal (P2PTM
Status Gizi
Kemenkes RI, 2018)
Biokimia Klinis/Fisik
1. Hematologi (22/10/2021) b. Klinis (22/10/2021)
Pemeriksaan Hasil Standar Ket Pemeriksa
Hasil Standar Ket
11,2 an
10,8 –12,8
Hemaglobin Normal
g/dl gr/dL Tekanan 90/60-
101/62
darah 120/80 Normal
12,61 5,50 – mmHg
(MRS) mmHg
Leukosit 15,50 Normal
103/L 103/L Tekanan
90/60-
darah 86/48
4,0 3,6 – 5,2 120/80 Normal
Eritrosit Normal
juta/μL (terakhir mmHg
juta/μL mmHg
diperiksa)
Hematokrit 31% 35 – 43 % Normal

153
155 229- 553 124 60 -100
Trombosit ribu/μL Rendah
ribu/μL Nadi kali/me kali/men Normal

nit it
Eosinofil 2% 1-3 % Normal

Kesimpulan: 28 14-20
Respiratory
An A mengalami penurunan trombosit akibat virus kali/me kali/men Normal
rate
Dengue (kadar trombosit). nit it

36 -37
Suhu 37,5oC o
Tinggi
C

Kesimpulan: Pemeriksaan klinis pasien An.A


mengalami demam.

c. Fisik (22/10/2021)
Keluhan Hasil

Demam (+)

Lemas (+)

Batuk (+)

Muntah (+)

Compos Mentis (+)

Kesimpulan:
Pasien tampak merasa lemas, ada batuk dan
muntah, serta pasien mengalami demam namun
kesadaran pasien An.A penuh (compos mentis)

Riwayat & Kebutuhan Gizi


Kebiasaan Makan dan Pola Makan : 1. Riwayat Makan SMRS
 An A memiliki pola makan 3 kali makan utama a. Pola Makan SMRS :
2 kali selingan  Pagi : nasi putih 1prg kcl, telur dadar 1p,
 An A menyukai buah semangka sayur bening bayam 2 sndk mkn

154
 Akses makanan pasien lebih sering dimasak  Selingan : biscuit promina 2kpg, pocky
oleh ibunya matcha 4 stick
 An A lebih menyukai olahan makanan yang  Siang : nasi putih 1 prg kcl, sayur sop 3sndk
digoreng seperti ayam goreng, ikan goreng. mkn, regal 3kpg, semangka 3ptg kecil
 Cemilan biasanya yang sering dikonsumsi  Selingan : jelly inaco 5 cup, ice cream
pocky, kue kering, wafer, dan ciki paddle pop 1bngks
 An A tidak menyukai makanan yang berbau  Malam : nasi putih 1prg kcl, salmon
amis panggang 1/2 ptg, tahu goreng 1bh, susu
 Setiap makan utama pasien diharuskan dengan batita 200ml
rasa gurih seperti kerupuk
 An A lebih suka ikut makan bersama ibunya b. Perhitungan Kebutuhan Energi SMRS :
 An A tidak memiliki alergi terhadap makanan BBA : 8,7 kg
dan minuman TB : 72 cm
BB/PB : - 0,28 (normal)
BBI : 13 kg

 Total energi
= BBI x 86,5

= 13 x 86,5

= 1125 kkal

 Protein
= BBI x 2

= 13 x 2

= 26 gr

Ke kalori

26 x 4

= 104 kkal

155
Persentase

104/1125 x100%

= 9,2 %

 Lemak
Kebutuhan x 25%

= 1125 x 25%

= 281 kkal

281/9

= 31 gr

 KH
= 100 – (9,2% + 25%)

= 100 – 34,2%

= 65,8%

65,8% x 1125/4

= 185 kkal

c. Kecukupan Asupan SMRS :


Ket
Zat Gizi Asupan Persentase (Gurnida et
al., 2020)
Diatas angka
Energi 1423 126%
kebutuhan
Diatas angka
Protein 33 127%
kebutuhan
Lemak 32 103% Normal

156
Defisit
KH 129 69%
tingkat berat
Sumber: WNPG, 2012

2. Riwayat Makan MRS


a. Pola Makan MRS
 Pagi : bubur saring, oseng ayam (lc),
bening wortel + labu siam
 Selingan : marie regal
 Siang : bubur saring, oseng daging (lc),
tahu biasa semur, sup wortel kentang,
pisang ambon
 Selingan : marie regal
 Sore : bubur saring, ayam opor putih,
tempe bacem basah, sayur bening labu
siam, pisang barangan

b. Perhitungan Kebutuhan Energi MRS :


BBA : 8,7 kg
TB : 72 cm
BB/PB : - 0,28 (normal)
BBI : 13 kg

 Total energi
= BBI x 86,5

= 13 x 86,5

= 1125 kkal

 Protein
= BBI x 2

= 13 x 2

157
= 26 gr

Ke kalori

26 x 4

= 104 kkal

Persentase

104/1125 x100%

= 9,2 %

 Lemak
Kebutuhan x 25%

= 1125 x 25%

= 281 kkal

281/9

= 31 gr

 KH
= 100 – (9,2% + 25%)

= 100 – 34,2%

= 65,8%

65,8% x 1125/4

= 185 kkal

c. Kecukupan Asupan MRS :


Ket
Zat Gizi Asupan Persentase (Gurnida et
al., 2020)

158
Energi 935,45 83% Normal
Diatas angka
Protein 38,705 148%
kebutuhan
Lemak 37,4 120% Normal
Defisit
KH 135,965 72% tingkat
sedang
Sumber: WNPG, 2012
Riwayat Personal
Riwayat Personal :
 An A merupakan anak pertama di keluarganya
 An A lebih sering bersama pengasuh dikarenakan ibu pasien bekerja
 Akses makanan pasien dimasak sendiri oleh ibunya dipagi hari
 An A lebih aktif berjalan dan bermain sore di lingkungan rumah
 Pasien lebih menyukai cemilan tetapi masih dibatasi oleh ibunya
 Pasien sudah diberikan vitamin A dan suplemen makanan

Riwayat Penyakit Dahulu :


Tidak memiliki riwayat penyakit apapun.

Riwayat Penyakit Keluarga :


Keluarga pasien tidak ada yang menderita penyakit yang sama dengan pasien.

Riwayat Penyakit Sekarang :


Sebelum masuk rumah sakit, pasien sering mengeluh demam dan juga batuk disertai muntah.

Keluhan Utama :
Keluhan utama saat masuk RS adalah An A mengalami demam pada hari ke - 2.

Terapi Obat :
Nama Obat Dosis Kegunaan Efek Samping

159
Untuk membantu proses Sesak nafas, mual,
Inj Kaen 3B 900 cc penyembuhan aneka macam infeksi muntah, diare, pusing
bakteri. dan mengantuk
Nafsu makan meningkat,
PCT syrup 4 x 1 cm Untuk menurukan panas dan demam sulit tidur dan sakit
kepala
Mual dan muntah,
Untuk meredakan dan mengobayi
Inj Ranitidine 2 x 10 g pusing, ruam dan
penyakit perut seperti asam lambung
konstipasi
DIAGNOSIS GIZI
1. Domain Intake
NI-5.6.2 Kelebihan asupan protein berkaitan dengan jumlah komposisi serat yang diberikan RS lebih
dari kebutuhan pasien. Ditandai oleh asupan protein MRS pasien sebesar 148% termasuk diatas angka
kebutuhan.
NI-5.8.1 Asupan karbohidrat inadekuat berkaitan dengan penurunan nafsu makan akibat pasien
demam dan mual. Ditandai oleh asupan karbohidrat MRS pasien sebesar 72% termasuk defisit tingkat
sedang.

2. Domain Klinis
NC-2.2 Perubahan nilai lab terkait gizi berkaitan dengan adanya virus dengue yang masuk ke dalam
pembuluh darah penderita sehingga kematian sel trombosit cepat dan menggumpal menyebabkan
penurunan trombosit. Ditandai oleh kadar trombosit pasien 155 ribu/μL rendah.

d. Domain Behavior
NB-1.1 Pengetahuan seputar makanan dan zat gizi kurang berkaitan dengan pasien masih diberikan
makanan yang tinggi lemak dan gula seperti makanan diolah dengan digoreng dan cemilan kemasan
manis (wafer, pocky, dll) oleh kedua orang tuanya. Ditandai oleh asupan MRS pasien tidak seimbang,
asupan energi 126% dan protein 127% termasuk di atas angka kebutuhan, serta untuk karbohidrat 69%
termasuk defisit tingkat berat.

INTERVENSI GIZI
1. Tujuan :

160
a) Membantu memenuhi kebutuhan zat gizi energi, protein, lemak, dan karbohidrat dengan seimbang
agar mencapai normal
b) Membantu meningkatkan trombosit pasien agar kembali normal
c) Membantu meringankan gejala atau keluhan pasien seperti demam dan penurunan nafsu makan
dengan memberikan makanan lunak agar mudah dikonsumsi dan dicerna
d) Memberikan pegetahuan edukasi melalui leaflet kepada pasien dan keluarga mengenai diet gizi
seimbang

2. Implementasi/Preskripsi Diet
1. Jenis Diet : Diet Gizi Seimbang
2. Bentuk Makanan : Lunak
3. Kode Pemesanan : Nasi tim
4. Rute Pemberian : Oral
5. Frekuensi Makan : 3 kali makan utama dan 2 kali selingan
6. Syarat Diet :
 Energi cukup, sesuai dengan kebutuhan yaitu 1125 kkal.
 Protein cukup, 9,2% dari total kebutuhan yaitu 26 gr.
 Lemak cukup, 25% dari total kebutuhan yaitu 31 gr.
 Karbohidrat cukup, 65,8% dari total kebutuhan yaitu 185 gr.

3. Edukasi :
a. Waktu : Oktober 2021
b. Lokasi : Ruang Rawat Inap Mawar
c. Sasaran : Pasien dan keluarga
d. Media : Leaflet
e. Metode : Ceramah dan tanya jawab
f. Materi:
 Diet Gizi Seimbang (definisi, tujuan diet, 4 pilar gizi seimbang, 10 pesan gizi seimbang, dan
isi piringku (kebutuhan makanan pokok, lauk pauk, sayur, dan buah).
MONITORING DAN EVALUASI
Rencana Monitoring
1) Asupan : Memonitor asupan hingga mencapai ≥90%

161
Memonitor pemeriksaan laboratorium berangsur-angsur mendekati batas normal
2) Biokimia :
(kadar trombosit)
3) Klinis : Memonitor pemeriksaan tanda klinis agar tetap normal
4) Fisik : Memonitor pemeriksaan tanda fisik keluhan berkurang
Memahami dan bisa menjawab pertanyaan dengan benar terkait materi edukasi yang
5) Pengetahuan :
disampaikan

162
DAFTAR PUSTAKA

Gurnida, D. A., Nur’aeny, N., Hakim, D. D. L., Susilaningsih, F. S., Herawati, D.


M. D., & Rosita, I. (2020). Korelasi antara tingkat kecukupan gizi dengan
indeks massa tubuh siswa sekolah dasar kelas 4, 5, dan 6 Correlation
between nutritional adequacy levels with body mass index of elementary
school students grades 4, 5, and 6. Padjadjaran Journal of Dental
Researchers and Students, 4(1), 43–50.

Hutabarat, J. C. J. (2016). Perancangan Aplikasi Menentukan Berat Badan Ideal


dengan Menggunakan Algoritma K-Means Clustering. JURIKOM (Jurnal
Riset Komputer), 3(5).

Kartono, D., Hardinsyah, Jahari, A. B., Sulaeman, A., Asturi, M., Soekatri, M., &
Riyadi, H. (2012). Ringkasan Angka Kecukupan Gizi ( AKG ) yang
dianjurkan bagi Orang Indonesia 2012 (pp. 1–18). Rumusan Widyakarya
Nasional Pangan dan Gizi (WNPG) X 2012.

Kuczmarski, R., Ogden, C., & Guo, S. (2002). 2000 CDC Growth Charts for the
United States: Methods and Development. In National Center for Health
Statistics (11th ed., Vol. 246). Vital and Health Statistics.
https://doi.org/10.1590/S1516-35982002000600018

P2PTM Kemenkes RI. (2018). Klasifikasi Obesitas setelah pengukuran IMT.


Direktorat P2PTM. http://p2ptm.kemkes.go.id/infographic-
p2ptm/obesitas/klasifikasi-obesitas-setelah-pengukuran-imt

163
MENU SMRS

Nama Bahan Berat Energi Protein Lemak KH


Waktu
Makanan Makanan (gr) (kkal) (gr) (gr) (gr)

Nasi putih Beras 50 164 2 0 21

Telur dadar Telur 30 44,4 3,7 2,57 0,228

Unsalted
10 63,3 0 0 8
butter
Pagi
Sayur
bening Bayam 15 7,5 2,7 3,4 5
07.30
bayam

Jagung 10 6 0,56 0,096 1,07

Gula
2 19,7 0 0 4,7
Pasir

SUBTOTAL 304,9 8,96 6,066 39,998

Biskuit
Selingan Kemasan 24 110 2 2,5 3,12
promina
Pagi
Pocky
10.00 Kemasan 33 130 2 6 1,34
matcha

SUBTOTAL 240 4 8,5 4,46

Beras 50 164 2 0 21
Nasi Putih
Sayur Sop Wortel 15 12,6 0,35 0,21 2,76
Siang
Buncis 7 11,9 0,84 0,1 2,5
13.00
Ayam 20 39,4 2,46 7,5 0

Minyak 1 8,08 0 1 0

164
Regal Kemasan 30 50 0,78 0,38 9

Semangka Buah 70 24,5 0,21 0,15 4,6

SUBTOTAL 310,48 6,64 9,34 39,86

Jelly inaco Kemasan 50 70 0,2 0 9,6


Selingan
Ice cream
Sore
paddle pop
Kemasan 30 71,2 1 1,5 4,6
15.30 twister
mermaid

SUBTOTAL 141,2 1,2 1,5 14,2

Nasi Putih Beras 50 164 2 0 21

Salmon
Salmon 25 36,5 5,405 1,48 0
panggang

Unsalted
10 63,3 0 0 8
butter
Malam
Tahu
19.00 Tahu 20 9,6 0,715 0,0975 0,9
goreng

Unsalted
10 63,3 0 0 8
butter

Susu Batita
Susu 200ml 160 5 6 2,5
1 thn

SUBTOTAL 496,7 13,12 7,5775 40,4

TOTAL ASUPAN 1493,28 33,92 32,9835 138,918

TOTAL KEBUTUHAN 1125 26 31 185

PERSENTASE (%) 132% 127% 103% 74%

165
MENU MRS

Bahan Berat E KH
Waktu Menu P (Gr) L (Gr)
Makan (Gr) (Kkal) (Gr)

Bubur
Beras 48 37,3 1,2 2,2 14,34
saring

Ayam 25 58,75 6,1 1,93 0


Oseng
Ayam Kecap 3 2,13 0,1 0,03 0,27
Pagi
(LC)
06.30 Minyak 2 18,01 0 2 0

Bening Wortel 25 10,25 0,35 0,33 2,37


Wortel +
Labu
Labu 25 4,25 0,27 0,045 0,915
Siam Siam

SUBTOTAL 130,69 8,02 6,535 17,895

Snack
Marie
Pagi Biskuit 30 110 2 3 19
regal
10.00

SUBTOTAL 110 2 3 19

Bubur
Beras 48 37,3 1,2 2,2 14,34
saring

Daging 25 72 5,375 5,9 0


Oseng
Siang
Daging Kecap 3 2,13 0,1 0,03 0,27
12.30 (LC)
Minyak 2 18,01 0 2 0

Tahu 30 23,4 3,45 1,35 0,4

Kecap 3 2,13 0,1 0,03 0,27

166
Tahu
Biasa Minyak 2 18,01 0 2 0
Semur

Wortel 25 20,25 0,35 0,33 2,37


Sup Kentang 15 17 0,445 0,09 3,075
Wortel
Kentang Tomat 5 6,05 0,065 0,025 2,005

Minyak 1 8,08 0 1 0

Pisang
Buah 80 66,4 1,6 0,4 14,44
Ambon

SUBTOTAL 290,76 12,685 15,355 37,17

Snack
Marie
Sore Biskuit 30 110 3 2 19
regal
14.00

SUBTOTAL 110 3 2 19

Bubur
Beras 48 37,3 1,2 2,2 14,34
saring

Ayam Ayam 25 58,75 6,1 1,93 0


Opor
Putih Minyak 2 18,01 0 2 0
Sore
Tempe 30 57,9 3,6 1,85 2,08
16.30

Tempe Kecap 3 2,13 0,1 0,03 0,27

Bacem Gula
2 14,4 0 0 11,6
Basah Merah

Minyak 2 18,01 0 2 0

167
Sayur
Bening Labu
30 15,1 0,4 0,1 1,17
Labu Siam
Siam

Pisang
Buah 80 72,4 1,6 0,4 13,44
Barangan

SUBTOTAL 294 13 10,51 42,9

TOTAL KESELURUHAN 935,45 38,705 37,4 135,965

KEBUTUHAN 1125 26 31 185

PERSENTASE % 83% 148% 120% 72%

168
MENU PERENCANAAN INTERVENSI HARI I

Bahan Berat E KH
Waktu Menu P (gr) L (gr)
Makan (gr) (kkal) (gr)

Bubur
Pagi Beras 48 37,3 1,2 2,2 14,34
saring

06.30 Daging 25 72 2,375 1,9 0


Oseng
Daging Kecap 3 6,13 0,1 0,03 0,27
(LC)
Minyak 2 18,01 0 2 0

Oyong 25 10,5 0,4 0,1 9,05


Sop
Oyong + Wortel 25 17,25 0,35 0,33 6,37
Wortel
Minyak 1 8,08 0 1 0

SUBTOTAL 169,27 4,425 7,56 30,03

Snack
Marie
Pagi Biskuit 30 110 2 3 19
regal
10.00

SUBTOTAL 110 2 3 19

Bubur
Siang Beras 48 37,3 1,2 2,2 14,34
saring

12.30 Ayam 25 58,75 2,1 0,93 0


Oseng
Ayam Kecap 3 6,13 0,1 0,03 0,27
(LC)
Minyak 2 18,01 0 2 0

Tahu 30 53,4 2,45 1,35 0,4

Kecap 3 2,13 0,1 0,039 0,27

169
Tahu
Bacem Minyak 2 18,01 0 2 0
Basah

Bening Labu
30 15,1 0,4 0,1 6,17
Labu Siam
Siam +
Kacang Kacang
20 16,5 1,15 0,05 5,65
Panjang
Panjang

Pisang
Pisang 82 101 1,2 0,92 21
Barangan

SUBTOTAL 326,33 8,7 9,619 48,1

Snack
Marie
Sore Biskuit 30 110 2 3 19
regal
14.00

SUBTOTAL 110 2 3 19

Bubur
Sore Beras 48 37,3 1,2 2,2 14,34
saring

16.30 Ayam 25 58,75 2,1 0,93 0


Oseng
Ayam Kecap 3 6,13 0,1 0,03 0,27
(LC)
Minyak 2 18,01 0 2 0

Tahu Tahu 40 53,3 2,45 1,35 4,4


Opor
Putih Minyak 2 18,01 0 2 0

Sup Wortel 50 18 0,755 0,3 9,95

Sayuran Kentang 30 15,6 0,63 0,52 4,05

170
Buncis 20 12,8 0,48 0,06 5,44

Minyak 1 8,08 0 1 0

Pisang
Pisang 115 124,2 1,15 0,92 27,945
Ambon

SUBTOTAL 370,18 8,865 11,31 66,395

TOTAL KESELURUHAN 1085,78 25,99 34,489 182,525

KEBUTUHAN 1125 26 31 185

PERSENTASE % 96% 100% 109% 98%

171
LAPORAN STUDI KASUS HARIAN

PENATALAKSANAAN GIZI
PADA KASUS PASCA BEDAH HERNIA SCROTALIS SINISTRA
RUANG RAWAT INAP DAHLIA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PASAR REBO

Disusun Oleh :
Fitriana NurKhofifah 1810714016

PROGRAM STUDI GIZI PROGRAM SARJANA


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAKARTA
2021

172
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan studi kasus harian Pasca Bedah Hernia Scrotalis Sinistra dibuat dan
diajukan sebagai syarat kelengkapan dan bukti kegiatan Magang Manajemen
Asuhan Gizi Klinik (MAGK) di Rumah Sakit Umum Daerah Pasar Rebo. Tahun
Ajaran 2021/2022.

Disusun oleh :
Fitriana NurKhofifah 1810714016

Telah disetujui oleh:

Pembimbing Magang MAGK


Rumah Sakit Umum Daerah Pasar Dosen Pembimbing Magang MAGK
Rebo

Okta Setya Asmaji, S.Gz., RD Iin Fatmawati Imrar, S.Gz, MPH


NIP/NIK. ……………. NIDN. 0005128606

173
a. Lembar Skrining Gizi
Alat skrining gizi yang digunakan di RSUD Pasar Rebo adalah MST (The
Screening Tools for Risk of Impaired Nutritional Status and Growth). Skrining
gizi dilakukan untuk melihat atau mengidentifikasi adanya resiko mengalami
malnutrisi pada pasien sehingga akan dilakukan tindak lanjut pada asuhan gizi.
Dibawah adalah hasil skrining gizi pada Tn K.

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PASAR REBO


Jl. Let. Jend. TB. Simatupang No. 30 Jakarta Timur
13760
Telp. 021 8400109, 8401127 ex.147/148, E-mail:
gizirspr@gmail.com
SKRINING GIZI AWAL
Tanggal : 11 Oktober 2021 Nama : Tn K
Diagnosis : Hernia Scrotalis No. RM : 2013-514255
J_Kel. : Laki laki
BB : 59 kg Umur : 61 tahun
TB : 162 cm
1. Apakah pasien mengalami penurunan BB yang tidak
direncanakan/tidak diinginkan dalam 6 bulan terakhir? (0)
a. Tidak 0
b. Tidak yakin 2
c. Ya, ada penurunan BB sebanyak
1-5 kg 1
6-10 kg 2
11-15 kg 3
> 15 kg 4
Tidak tahu berapa penurunannya 2

2. Apakah asupan makan pasien berkurang karena penurunan nafsu


makan/kesulitan menerima makanan? (0)
a. Tidak 0
b. Ya 1

TOTAL SKOR 1
KESIMPULAN : Pasien beresiko malnutrisi rendah
Bila skor > 3, maka dilakukan assessment lanjut oleh Dietisien/Ahli Gizi

Kesimpulan:

Berdasarkan hasil jumlah skor keseluruhan skrining gizi, Tn K beresiko


malnutrisi rendah akibat kesulitan menerima makanan (Annta Kern
Nugrohowati, 2018), sehingga perlu pemantauan satu hari kedepan.

174
b. Lembar Asuhan Gizi
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PASAR REBO
Jl. Let. Jend. TB. Simatupang No. 30 Jakarta Timur 13760
Telp. 021 8400109, 8401127 ex.147/148, E-mail: gizirspr@gmail.com
FORMULIR ASUHAN GIZI
Tanggal : 10/10/2021 Nama : Tn K
Diagnosis Medis : Hernia Scrotalis No. RM : 2013-514255
ASSESMENT GIZI Umur : 61 tahun
Antropometri JK : Laki laki
BB : 59 kg IMT : 22,5 kg/m2 Tanggal Lahir : 04 Juli 1960
TB : 162 cm Pendidikan Terakhir : SMA
Biokimia Klinis/Fisik
1. Hematologi (10/10/2021) 3. Klinis (10/10/2021)
Pemeriksaan Hasil Standar Ket Pemeriksaan Hasil Standar Ket

17,4 13,3 – 90/60-


Hemaglobin Tinggi Tekanan darah 158/91
gr/dL 17,3 gr/dL 120/80 Tinggi
(MRS) mmHg
mmHg
5,0 4,4 – 5,9
Leukosit Normal
103/L 103/L Tekanan darah 90/60-
138/88
(terakhir 120/80 Normal
3,80 – mmHg
13,26 diperiksa) mmHg
Eritrosit 10,60 Tinggi
juta/μL
juta/μL 82
60 -100
Nadi kali/men Normal
Hematokrit 49 % 40 – 52 % Normal kali/menit
it
Eosinophil 1% 1-3 % Normal
20
Respiratory 14-20
Limfosit 13 % 25 – 40 % Rendah kali/men Normal
rate kali/menit
it
Kesimpulan:
Tn K mengalami hemaglobin dan eritrosit yang tinggi Suhu 36,17 oC 36 -37 oC Normal
diakibatkan sel darah merah melebihi batas normal
Kesimpulan: Berdasarkan pemeriksaan klinis
akibat reaksi tubuh saat kadar oksigen turun dan limfosit
Tn K mengalami tekanan darah tinggi saat
rendah karena terdapat jaringan infeksi atau
pembengkakan

175
masuk rumah sakit dikarenakan cemas ingin
melakukan pembedahan.

4. Fisik (10/10/2021)
Keluhan Hasil

Nyeri (+)

Lemas (+)

Lelah (+)

Cemas (+)

Compos Mentis (+)

Tn K masih tampak nyeri pada bagian bawah


pada selangkangan, lemas, lelah, perasaan
cemas. Kesadaran Tn K sadar sepenuhnya
(normal).
Riwayat & Kebutuhan Gizi
Kebiasaan Makan dan Pola Makan : 1. Riwayat Makan SMRS
 Pola makan Tn k adalah 3 kali makan utama dan a. Pola Makan SMRS :
2 kali selingan.  Pagi : nasi putih 1 cntg, telor dadar 1bj, tempe
 Tn K sering sekali mengonsumsi gorengan kukus 1 ptg, tumis kangkung 1 sendok sayur
 Tn K biasanya masak sayur lebih menyukai kcl, pisang 2 buah
sayuran yang berkuah seperti sayur sop, bening  Selingan : kroket 1ptg, pudding susu 1 cup
bayam, sayur asem  Siang : nasi putih 1 ctg, ayam goreng 1 ptg,
 Akses makanan Tn K lebih sering dimasak sendiri tahu semur 1ptg, gudeg 1 sendok sayur kcl,
oleh istrinya dirumah jeruk 1 buah
 Buah yang dikonsumsi tidak menentu  Selingan : bolu coklat 1 ptg, lumpia 1 ptg
(1x/minggu)  Malam : ketoprak 1p, teh manis 1gls,
 Setiap pagi Tn K sering sekali minum kopi di pagi
hari b. Perhitungan Kebutuhan Energi SMRS :
 Tn K tidak memiliki riwayat alergi makanan BBA : 59 kg

176
TB : 162 cm
IMT : 22,5 kg/m²

 AMB (Angka Metabolisme Basal)


Rumus Harris Benedict (Laki laki)
= 66 + (13,7 x BB) + (5 x TB) – (6,8 x Usia)
= 66 + (13,7 x 59) + (5 x 162) – (6,8 x 61)
= 66 + 808,3 + 810– 414,8
= 1269
 Total energi
= BMR x FA x FS
= 1269 x 1,4 x 1,3
= 2310 kkal
 Protein
= 15% x 2310/4 = 86 gr
 Lemak
= 25% x 2310/9 = 64 gr
 KH
= 60% x 2310/ 4 = 346 gr

c. Kecukupan Asupan SMRS :


Ket
Zat Gizi Asupan Persentase (Gurnida et
al., 2020)
Energi 2490 107% Normal
Protein 84 96% Normal
Di atas angka
Lemak 75 158%
kebutuhan
Deficit
KH 278 80% tingkat
ringan
Sumber: WNPG, 2012

177
2. Riwayat Makan MRS
a. Pola Makan MRS
 Pagi : bubur sumsum 1p, telur rebus 1bh,
pisang 1bh
 Selingan : bolu 1bj
 Siang : nasi tim 1p, bening oyong+wortel 1p,
tempe bacem 1bj, ikan BB kuning 1 bh,
pisang 1bh
 Selingan : kue talam 1bj
 Sore : nasi tim 1p, ayam kecap 1ptg, tempe
BB kuning 1bj, sayur bayam jagung kuning
1p, papaya 1bh

b. Perhitungan Kebutuhan Energi MRS :


BBA : 59 kg
TB : 162 cm
IMT : 22,5 kg/m²

 AMB (Angka Metabolisme Basal)


Rumus Mifflin (Laki laki)
= (10 x BB) + (6,25 x TB) – (5 x usia) + 5
= (10 x 59) + (6,25 x 162) – (5 x 61) + 5
= 590 +1012 – 305 + 5
= 1302
 Total energi
= BMR x FA x FS
= 1302 x 1,3 x 1,2
= 2031 kkal
 Protein
= 20% x 2031/4 = 101 gr
 Lemak
= 20% x 2031/9 = 45 gr

178
 KH
= 60% x 2031/ 4 = 304 gr

c. Kecukupan Asupan MRS :


Ket
Zat Gizi Asupan Persentase (Gurnida et
al., 2020)
Energi 2111 98% Normal
Protein 79,90 100% Normal
Lemak 54 91% Normal
KH 318 96% Normal
Sumber: WNPG, 2012
Riwayat Personal
Riwayat Personal :
 Tn K tinggal bersama istri dan kedua anaknya
 Tn K memiliki pekerjaan sebagai supir taksi
 Tn K sering sekali mengangkat beban barang bawaan berat/koper
 Tn K sering sekali mengkonsumsi minum kopi pada pagi hari

Riwayat Penyakit Dahulu :


Tahun 2015, Tn K pernah menjalani operasi prostat diRSUD Pasar Rebo.

Riwayat Penyakit Keluarga :


Keluarga pasien tidak ada yang menderita penyakit yang sama dengan pasien.

Riwayat Penyakit Sekarang :


Sebelum masuk rumah sakit, pasien sering mengeluh nyeri di bagian selangkangan. Didiagnosis dokter pasien
mengalami hernia scrotalis sinistra..

Keluhan Utama :
Benjolan di selangkangan kiri sejak 3 bulan yang lalu , sering merasakan nyeri, tidak bisa berdiri sendiri dan
belum buang angin sejak muncul benjolan di selangkangan.

179
Terapi Obat :
Nama Obat Dosis Kegunaan Efek Samping
Nyeri perut, mual,
Mengatasi berbagai infeksi bakteri
Ceftriaxone 2 x 1 gr muntah, diare, pusing
yang terjadi pada tubuh.
dan mengantuk.
Edema pada jaringan,
Membantu menyeimbangkan
Ivm RL 500 cc troimbosis vena dan
elektrolit karena dehidrasi.
panas.
Meredakan nyeri dan peradangan Sakit perut, mual dan
Ketorolac 3 x 30 mg yang digunakan setelah operasi atau muntah, diare, pusing,
prosedur medis. dan sembelit.
Meredakan gejala atau penyakit yang
Sakit perut, mual dan
Ranitidin 2 x1 mg berkaitan dengan produksi asam
muntah, diare, pusing.
berlebih di dalam lambung.
DIAGNOSIS GIZI
1. Domain Intake
NI-5.5.2 Kelebihan asupan oral yang berkaitan SMRS pasien masih sering mengkonsumsi makanan
tinggi lemak dan jarang makan buah-buahan ditandai dengan asupan SMRS pasien yaitu lemak sebesar
158% termasuk kategori di atas angka kebutuhan.
NI-5.8.2 Kelebihan asupan karbohidrat yang berkaitan asupan SMRS pasien kurang dari angka
kecukupan kebutuhan normal. Ditandai dengan asupan karbohidrat SMRS pasien sebesar 80% termasuk
defisit tingkat ringan.

2. Domain Klinis
NC-2.2 Perubahan nilai lab terkait zat gizi khusus berkaitan dengan penyakit yang diderita pasien
ditandai dengan hasil nilai laboratorium hemaglobin 17,4 gr/dL dan eritrosit 13,26 juta/μL tinggi.
NC-2.2 Perubahan nilai lab yang berkaitan dengan status limfositopenia (limfosit rendah) akibat
terjadinya jaringan infeksi atau pembengkakan pada penyakit yang diderita pasien ditandai dengan hasil
nilai laboratorium limfosit 13 % rendah.

5. Domain Behavior

180
NB-2.2 Aktivitas fisik berlebih berkaitan dengan selama pasien sehat pasien bekerja sebagai supir taksi
yang sering mengangkat beban barang bawaan berat/koper ditandai dengan pasien didiagnosis mengalami
Hernia Scrotalis Sinistra.

INTERVENSI GIZI
1. Tujuan :
a) Membantu menurunkan berat badan agar mencapai normal
b) Membantu memenuhi asupan gizi energi, protein, lemak, dan karbohidrat sesuai dengan kebutuhan
pasien dengan gizi seimbang
c) Membantu menurunkan kadar hemoglobin dan eritrosit agar kembali normal
d) Membantu meningkatkan kadar limfosit pasien agar mencapai normal
e) Memberikan diet pasca bedah gizi seimbang dengan tinggi protein untuk membantu proses
penyembuhan luka pasca bedah pada pasien,
f) Meningkatkan pengetahuan pasien dan keluarga melalui edukasi diet pasca bedah (gizi seimbang)
serta aktivitas yang harus dihindari/dibatasi dan dianjurkan agar penyakit pasien tidak muncul
kembali.

2. Implementasi/Preskripsi Diet
1. Jenis Diet : Diet Pasca Bedah Gizi Seimbang
2. Bentuk Makanan : Biasa
3. Kode Pemesanan : NT (Nasi Tim)
4. Rute Pemberian : Oral
5. Frekuensi Makan : 3 kali makan utama dan 2 kali selingan
6. Syarat Diet :
 Energi cukup, sesuai dengan kebutuhan yaitu 2133,3 kkal.
 Protein cukup, 20% dari total kebutuhan yaitu 80 gr.
 Lemak cukup, 20% dari total kebutuhan yaitu 59 gr.
 Karbohidrat cukup, 60% dari total kebutuhan yaitu 346,66 gr.

3. Edukasi :
a. Waktu : Oktober 2021

181
b. Lokasi : Ruang Rawat Inap Dahlia 508
c. Sasaran : Pasien dan keluarga
d. Media : Leaflet
e. Metode : Ceramah dan tanya jawab
f. Materi :
 Diet Gizi Seimbang meliputi definisi, tujuan diet, 4 pilar gizi seimbang, 10 pesan gizi seimbang,
dan isi piringku (kebutuhan makanan pokok, lauk pauk, sayur, dan buah).
MONITORING DAN EVALUASI
Rencana Monitoring
1) Asupan : Memonitor asupan hingga mencapai ≥90%
Memonitor pemeriksaan laboratorium berangsur-angsur mendekati batas normal
2) Biokimia :
(kadar hemoglobin dan eritrosit)
3) Klinis : Memonitor pemeriksaan tanda klinis agar tetap normal
4) Fisik : Memonitor pemeriksaan tanda fisik keluhan berkurang
Memahami dan bisa menjawab pertanyaan dengan benar terkait materi edukasi yang
5) Pengetahuan :
disampaikan

182
DAFTAR PUSTAKA

Annta Kern Nugrohowati. (2018). SKRINING DAN ASESMEN GIZI. 30.

Gurnida, D. A., Nur’aeny, N., Hakim, D. D. L., Susilaningsih, F. S., Herawati, D.


M. D., & Rosita, I. (2020). Korelasi antara tingkat kecukupan gizi dengan
indeks massa tubuh siswa sekolah dasar kelas 4, 5, dan 6 Correlation
between nutritional adequacy levels with body mass index of elementary
school students grades 4, 5, and 6. Padjadjaran Journal of Dental
Researchers and Students, 4(1), 43–50.

Kartono, D., Hardinsyah, Jahari, A. B., Sulaeman, A., Asturi, M., Soekatri, M., &
Riyadi, H. (2012). Ringkasan Angka Kecukupan Gizi ( AKG ) yang
dianjurkan bagi Orang Indonesia 2012 (pp. 1–18). Rumusan Widyakarya
Nasional Pangan dan Gizi (WNPG) X 2012.

Kuczmarski, R., Ogden, C., & Guo, S. (2002). 2000 CDC Growth Charts for the
United States: Methods and Development. In National Center for Health
Statistics (11th ed., Vol. 246). Vital and Health Statistics.
https://doi.org/10.1590/S1516-35982002000600018

183
MAKANAN SMRS

Nama Nama Berat Energi Protein Lemak KH


Waktu
Menu Makanan (g) (kkal) (gram) (gram) (gram)

Nasi
Nasi putih 100 180 3 0,3 29,8
putih

Telur Telur dadar 55 61,25 6,8 2,75 0,39

dadar Minyak 2 22,55 0 2,5 0

Tempe
Tempe 55 84,5 6,,7 2,7 5,35
Pagi kukus
07.00
Tumis Kangkung 30 17,5 0,54 0,92 2,28

kangkung Minyak 2 22,55 0 2,5 0

Kopi
kapal api
Kemasan 25 100 1 1 23
special
mix

SUBTOTAL 488,35 11,34 12,67 60,82

Kentang 48 57,1 4,24 4,41 5,05

Daging
35 76 8,66 4,32 0
ayam

Tepung
Selingan Kroket 15 5,46 0,68 0,48 5,06
terigu
pagi
10.00 Telur 26 54 4,64 2,4 0,23

Wortel 12 12 0,26 2,72 0,07

Minyak 2 22,55 0 2,5 0

Agar plain 12 183 0,78 0,24 36,8

184
Pudding Susu cair 30ml 14,4 0,72 0,72 1,08

susu Gula pasir 5 16 0 0 4,2

SUBTOTAL 440,51 19,98 17,79 52,49

Nasi
Nasi putih 100 180 3 0,3 29,8
putih

Ayam Dada ayam 50 71,5 3,7 4,75 0

goreng Minyak 2 22,55 0 2,5 0

Tahu 55 82 4,3 1,8 10,3


Tahu
Kecap 7 33,7 0 0 7,4
Makan semur
siang Minyak 2 22,55 0 2,5 0
12.30
Daging
60 68,1 0,54 1,41 6,76
ayam

Gudeg Telur 55 61,25 6,8 2,75 0,39

Santan 12 34 0,34 3,58 0,83

Gula merah 8 17 0 0 2,28

Buah Jeruk 66 54,75 7,495 0,11 8,48

SUBTOTAL 647,4 26,175 19,7 66,24

Bolu
Bolu coklat 70 148,5 6,12 8,02 37,34
coklat

Selingan Kopi
sore kapal api
Kemasan 25 100 1 1 23
15.00 special
mix

Lumpia Lumpia 80 80,4 8,89 4,62 14,44

185
SUBTOTAL 328,9 16,01 13,64 74,78

Lontong 80 452 3,5 6,3 10,48

Tahu 55 42,9 4,345 2,67 1,56

Ketoprak Bihun 30 9 1 0 1,8


Makan
malam Tauge 10 2,9 0,359 0,048 0,448
20.00
Saus kacang 15 59,4 1,7 2,5 5,2

Teh Teh manis 2 1,85 0 0 0

manis Gula pasir 5 16 0 0 4,2

SUBTOTAL 584,05 10,904 11,518 23,688

Total 2490 84 75 278

Kebutuhan 2310 86 46 346

Persentase (%) 107% 96% 158% 80%

186
MAKANAN MRS

Nama Bahan Berat Energi Protein Lemak KH


Waktu
Makanan Makanan (gr) (kkal) (gr) (gr) (gr)

Nasi Tim Nasi 150 270 4,5 0,45 59,7

Telur 60 92,4 7,44 6,48 0,42

Gula
Telur BB 3 11,04 0 0 2,76
Merah
Makan Semur
Pagi Kecap 3 2,13 0,1 0,039 0,27

06.30 Minyak 2 22,1 0 2,5 0

Sup Oyong 100 19 0,8 0,2 4,1


Oyong +
Tahu Tahu 35 28 3,8 1,645 0,28
Cina

SUBTOTAL 444,67 16,64 11,314 67,53

Gula
5 19,7 0 0 4,7
Pasir
Selingan
Bolu Telor 15 23,1 1,86 1,62 0,105
pagi
Karamel Mentega 5 37,1 0,025 4,08 0,07
09.00
Tepung
20 66,6 1,8 0,2 15,44
Terigu

SUBTOTAL 146,5 3,685 5,9 20,315

Nasi Tim Beras 150 270 4,2 0,85 59,7


Makan
Siang Bening Oyong 50 9,5 0,4 0,1 2,05
Oyong
12.30 Wortel 50 18 0,5 0,3 3,95
Wortel

187
Tempe 55 82,5 7,7 2,235 6,005

Tempe Gula
3 11,04 0 0 2,76
Bacem Merah

Minyak 2 22,1 0 2,5 0

Ikan BB Ikan Tuna 75 108 13,49 2,675 0

Kuning Minyak 2 22,1 0 2,5 0

Pisang
Pisang 110 132 1,32 0,22 38,98
Raja

SUBTOTAL 675,24 27,61 11,38 113,445

Kentang
100 62 2,1 0,2 13,5
Kukus
Selingan
Kue Tepung
sore 15 49,95 1,35 0,15 11,58
Talam Terigu
14.00
Gula
5 19,7 0 0 4,7
Pasir

SUBTOTAL 131,65 3,45 0,35 29,78

Nasi Tim Beras 150 270 4,2 0,85 59,7

Ayam 75 223,5 13,65 15,75 0


Ayam
Kecap 3 2,13 0,1 0,039 0,27
Makan Semur
malam Minyak 2 22,1 0 2,5 0

17.00 Tempe Tempe 55 82,5 7,7 2,235 6,005


BB
Kuning Minyak 2 22,1 0 2,5 0

Bayam 100 16 0,9 0,4 2,9

188
Sayur
Bayam Jagung
8 29 0,78 0,58 5,5
Jagung Kuning
Kuning

Pepaya Pepaya 100 46 0,5 0,1 12,2

SUBTOTAL 713,33 27,83 24,954 86,575

TOTAL ASUPAN 2111 79,90 54 318

TOTAL KEBUTUHAN 2133,3 80 59 346,66

PERSENTASE (%) 98% 100% 91% 96%

189
MENU PERENCANAAN INTERVENSI

Bahan Berat E
Waktu Menu P (gr) L (gr) KH (gr)
makan (gr) (kkal)
Nasi Tim Beras 50 178,2 4,2 0,85 38,55
Ikan Ikan
75 119 5,3 1,3 0
Tenggiri Tenggiri
Bumbu
Makan Tomat 10 22 1,3 0,2 4,62
Tomat
malam
Bening
17.00 Labu siam 100 12 0,82 0,13 3,9
Labu Siam
Tahu Tahu 40 32 4,36 0 0,32
Semur Kecap 2,5ml 66 2, 7 0,3 4
Pisang Buah 80 89 1,09 0,33 22,84
SUBTOTAL 518,2 17,07 3,11 74,23
Nasi Tim Beras 50 178,2 2,2 0,85 38,55
Telur BB
Makan Telur 55 84,7 3,82 0,94 0,38
Semur
Pagi
Sup Oyong Oyong 100 19 0,8 0,2 4,1
06.30
+ Tahu
Tahu 40 32 1,36 1 0,32
Cina
SUBTOTAL 313,9 8,18 9,21 43,35
Selinga
n Pagi Kue sus 100 185 1,5 4,1 16,8
09.00
SUBTOTAL 185 1,5 4,1 16,8
Nasi Tim Beras 50 178,2 2,2 0,85 38,55
Pepes Ikan
Makan
Kakap Ikan Kakap 100 42 20 0,7 6,2
Siang
Suwir
12.30
Tahu Cina Tahu 55 34 3,995 2,5 0,44
BB Bali Gula Merah 3 11,04 0 2,12 2,76

190
Kecap 15 15 5,65 0,8 0,195
Minyak 2,5 18,1 0 1,5 0
Bening
wortel+lab Wortel 50 37 1 0,6 8,3
u siam
Labu siam 100 30 0,6 0,1 6,7
Jeruk
Buah 150 67,5 1,35 0,3 16,8
Medan
34,79
SUBTOTAL 432,84 9,47 79,945
5
Selinga
n sore Cake Coklat 75 180,2 3,075 8,5 34,95
14.00
SUBTOTAL 180,2 3,075 8,5 34,95
Nasi Tim Beras 50 178,2 2,2 0,85 38,55
Rolade
Ayam 75 98,3 6,65 1,9 3,2
Ayam
Kecap 15 10,65 0,855 0,19 1,35
Minyak 2,5 22,1 0 2,5 5,2
Tempe
Oseng Tempe 40 60 2,6 8,3 3,64
Makan
Kecap
Malam
Kecap 15 5,65 0 0,19 1,35
17.00
Minyak 2,5 12,1 0 2,5 4,1
Sayur
Bihun 10 24,8 0,47 2,3 8,21
Kimlo
Wortel 20 7,2 0,2 0,12 1,58
Jamur
25 5,25 0,95 0,13 0,225
Kuping
Pepaya Buah 150 69 0,75 0,15 18,3

191
14,67
SUBTOTAL
493,25 5 19,13 85,705
2123,3 79,29
TOTAL KESELURUHAN
9 5 53,52 334,98
KEBUTUHAN 2133,3 80 59 346,66
PERSENTASE % 99% 100% 100% 96%

192
LAPORAN STUDI KASUS HARIAN

PENATALAKSANAAN GIZI
PADA KASUS PASCA BEDAH SIRCUMSISI
RUANG RAWAT INAP DAHLIA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PASAR REBO

Disusun Oleh :
Fitriana NurKhofifah 1810714016

PROGRAM STUDI GIZI PROGRAM SARJANA


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAKARTA
2021

193
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan studi kasus harian Pasca Bedah Sircumsisi dibuat dan diajukan
sebagai syarat kelengkapan dan bukti kegiatan Magang Manajemen Asuhan Gizi
Klinik (MAGK) di Rumah Sakit Umum Daerah Pasar Rebo. Tahun Ajaran
2021/2022.

Disusun oleh :
Fitriana NurKhofifah 1810714016

Telah disetujui oleh:

Pembimbing Magang MAGK


Rumah Sakit Umum Daerah Pasar Dosen Pembimbing Magang MAGK
Rebo

Okta Setya Asmaji, S.Gz., RD Iin Fatmawati Imrar, S.Gz, MPH


NIP/NIK. ……………. NIDN. 0005128606

194
a. Lembar Skrining Gizi
Alat skrining gizi yang digunakan di RSUD Pasar Rebo adalah MST (The
Screening Tools for Risk of Impaired Nutritional Status and Growth). Skrining
gizi dilakukan untuk melihat atau mengidentifikasi adanya resiko mengalami
malnutrisi pada pasien sehingga akan dilakukan tindak lanjut pada asuhan gizi.
Dibawah adalah hasil skrining gizi pada An.Z.

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PASAR REBO


Jl. Let. Jend. TB. Simatupang No. 30 Jakarta Timur 13760

Telp. 021 8400109, 8401127 ex.147/148, E-mail: gizirspr@gmail.com

SKRINING GIZI ANAK

Tanggal : 11/10/2021 Nama : An. Z

Diagnosis Medis : Sircumsisi No. RM :


2020-
BB : 8,9 kg
881097
PB : 75 cm
JK. Laki-
laki
Umur : 9 bulan

Parameter

1. Apakah pasien tampak kurus? * Tidak = 0


* Ya = 1

(0)

2. Apakah ada penurunan BB selama satu bulan * Tidak = 0


terakhir ? (Berdasarkan penilaian objektif data BB
* Ya = 1
bila ada / penilaian subjektif dari orang tua pasien)
(0)

195
3. Apakah terdapat salah satu kondisi berikut? * Tidak = 0

• Diare ≥5 kali/hari atau muntah >3 kali/hari dalam * Ya = 1


seminggu terakhir
• Asupan makanan berkurang selama 1 minggu terakhir (0)

4. Apakah terdapat penyakit atau keadaan yang * Tidak = 0


mengakibatkan pasien berisiko mengalami malnutrisi?
* Ya = 1

(1)

Jumlah Skor keseluruhan = 1

Kesimpulan:

Berdasarkan hasil jumlah skor keseluruhan skrining gizi, An. Z beresiko


menengah (Annta Kern Nugrohowati, 2018), sehingga perlu pemantauan satu
hari kedepan.

196
b. Lembar Asuhan Gizi

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PASAR REBO


Jl. Let. Jend. TB. Simatupang No. 30 Jakarta Timur 13760
Telp. 021 8400109, 8401127 ex.147/148, E-mail: gizirspr@gmail.com
FORMULIR ASUHAN GIZI
Tanggal : 11/10/2021 Nama : An Z
Diagnosis Medis : Sircumsisi + Phemosis No. RM : 2020 - 881097
ASSESMENT GIZI Umur : 9 bulan 19 hari
Antropometri JK : Laki - laki
Z-Score :
BB/PB = - 0,85 (Gizi Normal)
BB : 8,9 kg Tanggal Lahir : 22 Desember 2020
PB/U = 1,36 (Normal)
BB/U = 0 (BB Normal)
TB : 75 cm Status Gizi : Normal (Z –score)
BBI : 9 kg (Hutabarat, 2016) Klinis/Fisik
Hematologi (11/10/2021) 2. Klinis (11/10/2021)
Pemeriksaan Hasil Standar Ket Pemeriksa
Hasil Standar Ket
an
10,8 –
12,8
Hemaglobin 12,8 Normal 115 60 -100
gr/dL Nadi Tinggi
kali/menit kali/menit
gr/dL
Respiratory 13 14-20
5.50- Normal
13,69 rate kali/menit kali/menit
Leukosit 15.50 Normal
103/L
103/L Suhu 36,11 oC 36 -37 oC Normal

3,8 – 5,2 Kesimpulan: Pemeriksaan klinis An Z


5,7
Eritrosit Tinggi
juta/μL mengalami hasil pemeriksaan nadi yang tinggi
juta/μL
yaitu 115x/menit .
37 % 35 – 47
Hematokrit Normal
%
3. Fisik (11/03/2021)
Eosinophil 3% 1-3 % Normal Keluhan Hasil

197
Limfosit 64 % 20 - 70 % Normal Nyeri (+)

Kesimpulan: Lemas (+)


An Z mengalami eritrosit tinggi dikarenakan terdapat
Kesimpulan:
peningkatan jumlah sel darah merah pada An.Z.
An Z masih tampak nyeri pada bagian
selangkangan.
Riwayat & Kebutuhan Gizi
Kebiasaan Makan dan Pola Makan : 1. Riwayat Makan SMRS
 Pola makan An Z adalah 3 kali makan utama a. Pola Makan SMRS :
dan 2 kali selingan.  Pagi : Bubur mpasi ayam 1 mangkok kecil
 An Z sering sekali makan-makanan manis dan  Selingan : biskuit marie 2 keping, chiki
gurih seperti chiki, coklat, permen, dan biskuit cheese ball 1 bungkus
 An Z biasanya dimasak oleh ibunya sayur lebih  Siang : bubur tim hati ayam+wortel 1
menyukai sayuran yang berkuah seperti sayur mangkok kecil
sop  Selingan : eskrim walls cokelat dan vanilla 1
 An Z menyukai eskrim cup
 Buah yang dikonsumsi tidak menentu  Sore : bubur tim kacang merah+daging 1
(3x/minggu) mangkok kecil
 Setiap pagi An z sering sekali minum susu  Malam : susu formula dancow 150ml
formula 1 botol dot (150ml)
 An Z selalu konsumsi makanan yang digoreng b. Perhitungan Kebutuhan Energi SMRS :
seperti ayam goreng dan tempe goreng BBA : 8,9
 An Z tidak memiliki riwayat alergi. TB : 75
BB/PB = - 0,85 (Gizi Normal)
BBI :9

 Total energi
= BBI x 80,5
= 9 x 80,5
= 725 kkal
 Protein
= BBI x 2

198
=9x2
= 18 gr
Ke kalori
18 x 4
= 72 kkal
Persentase
72/725 x100%
= 9,9 %
 Lemak
Kebutuhan x 25%
= 725 x 25%
= 181 kkal
181/9
= 20 gr
 KH
= 100 – (9,9% + 25%)
= 100 – 34,9%
= 65,1%
65,1% x 725/4
= 118 kkal

c. Kecukupan Asupan SMRS :


Zat Persent Ket (Gurnida
Asupan
Gizi ase et al., 2020)
Energi 647,43 118% Normal
Di atas angka
Protein 25,46 134%
kebutuhan
Di atas angka
Lemak 31,829 147%
kebutuhan
Defisit tingkat
KH 91,607 74%
sedang
Sumber: WNPG, 2012

199
2. Riwayat Makan MRS
a. Pola Makan MRS
 Pagi : bubur sumsum 1p, telur rebus 1bh,
pisang 1bh
 Selingan : bolu 1bj
 Siang : nasi tim 1p, bening oyong+wortel 1p,
tempe bacem 1bj, ikan BB kuning 1 bh,
pisang 1bh
 Selingan : kue talam 1bj
 Sore : nasi tim 1p, ayam kecap 1ptg, tempe
BB kuning 1bj, sayur bayam jagung kuning
1p, pepaya 1bh

b. Perhitungan Kebutuhan Energi MRS :


BBA : 8,9
TB : 75
BB/PB = - 0,85 (Gizi Normal)
BBI :9

 Total Energi
BBI x 80,5
= 9 x 80,5
= 725 kkal
 Protein
= = BBI x 2
=9x2
= 18 gr
Ke kalori
18 x 4
= 72 kkal
Persentase

200
72/725 x100%
= 9,9 %
 Lemak
Kebutuhan x 25%
= 725 x 25%
= 181 kkal
181/9
= 20 gr
 KH
= 100 – (9,9% + 25%)
= 100 – 34,9%
= 65,1%
65,1% x 725/4
= 118 kkal

c. Kecukupan Asupan MRS :


Ket
Zat Gizi Asupan Persentase (Gurnida et
al., 2020)
Energi 756,36 101% Normal
Di atas angka
Protein 28,86 147%
kebutuhan
Di atas angka
Lemak 29,971 138%
kebutuhan
KH 121,46 98% Normal
Sumber: WNPG, 2012
Riwayat Personal

201
Riwayat Personal :
 An Z merupakan anak pertama dikeluarganya
 An Z kebiasaan sehari-hari bermain di rumah
 Ibu An z adalah seorang ibu rumah tangga
 Akses makanan untuk An z dimasak dan diolah sendiri oleh ibu pasien
 An z sering sekali mengkonsumsi makanan jajanan manis dan gurih

Riwayat Penyakit Dahulu :


Pasien tidak memiliki penyakit terdahulu.

Riwayat Penyakit Keluarga :


Keluarga pasien tidak ada yang menderita penyakit yang sama dengan pasien.

Riwayat Penyakit Sekarang :


Pasien An Z didiagnosis dokter mengalami phemosis.

Keluhan Utama :
Keluhan utama saat masuk RS adalah benjol pada bagian dahi dan leher

Terapi Obat :
Nama Obat Dosis Kegunaan Efek Samping
Nyeri perut, mual,
Mengatasi berbagai infeksi bakteri
Ceftriaxone 250 gr muntah, diare, pusing
yang terjadi pada tubuh.
dan mengantuk.
Nyeri, rasa tertusuk, atau
Membantu menenangkan, rasa terbakar di area
Propofol 25 mg menurunkan kesadaran, dan membius penyuntikan dan denyut
pasien selama operasi berlangsung. jantung lambat, tidak
teratur, atau cepat.
DIAGNOSIS GIZI
2. Domain Intake

202
NI-2.2 Kelebihan asupan oral berkaitan dengan komposisi zat gizi pada makanan yang diberikan RS
masih belum seimbang, dan pasien mengkonsumsi makanan RS tidak seimbang (hanya beberapa menu
yang dimakan. Ditandai oleh asupan MRS pasien untuk protein sebesar 147% dan lemak 138% termasuk
kategori di atas angka kebutuhan pasien.

3. Domain Behavior
NB-1.1 Pengetahuan seputar makanan dan zat gizi kurang berkaitan pasien masih sering diberikan
makanan oleh kedua orang tuanya yang pengolahannya di goreng dan memilih membeli cemilan di luar
yang manis seperti eskrim, ciki, coklat dan permen. Ditandai oleh asupan SMRS pasien tidak seimbang
untuk protein 134% dan lemak 147% termasuk di atas angka kebutuhan, serta karbohidrat 74% termasuk
defisit tingkat sedang.

INTERVENSI GIZI
1. Tujuan :
a) Membantu mempertahankan berat badan agar mencapai normal
b) Membantu memenuhi asupan gizi energi, protein, lemak, dan karbohidrat sesuai dengan kebutuhan
pasien dan seimbang.
c) Memberikan diet pasca bedah gizi seimbang dengan memberikan makanan lunak untuk membantu
mempermudah pasien dalam mengkonsumsi dan mencerna makanan
d) Meningkatkan pengetahuan pasien dan keluarga melalui edukasi diet pasca bedah (gizi seimbang).

2. Implementasi/Preskripsi Diet
1. Jenis Diet : Diet Pasca Bedah Gizi Seimbang
2. Bentuk Makanan : Makanan lunak
3. Kode Pemesanan : Bubur Saring Lauk Cincang
4. Rute Pemberian : Oral
5. Frekuensi Makan : 3 kali makan utama dan 2 kali selingan
6. Syarat Diet :
 Energi cukup, sesuai dengan kebutuhan yaitu 746,75 kkal.
 Protein cukup, 9,9% dari total kebutuhan yaitu 19 gr.
 Lemak cukup, 25% dari total kebutuhan yaitu 21,23 gr.
 Karbohidrat cukup, 65,1% dari total kebutuhan yaitu 124,46 gr.

203
3. Edukasi :
a. Waktu : Oktober 2021
b. Lokasi : Ruang Rawat Inap Dahlia
c. Sasaran : Pasien dan keluarga
d. Media : Leaflet
e. Metode : Ceramah dan tanya jawab
f. Materi :
 Diet Gizi Seimbang meliputi definisi, tujuan diet, 4 pilar gizi seimbang, 10 pesan gizi seimbang,
dan isi piringku (kebutuhan makanan pokok, lauk pauk, sayur, dan buah).

MONITORING DAN EVALUASI


Rencana Monitoring
1) Asupan : Memonitor asupan hingga mencapai ≥90%
Memonitor pemeriksaan laboratorium berangsur-angsur mendekati batas normal
2) Biokimia :
(kadar eritrosit)
3) Klinis : Memonitor pemeriksaan tanda klinis agar tetap normal
4) Fisik : Memonitor pemeriksaan tanda fisik keluhan berkurang
Memahami dan bisa menjawab pertanyaan dengan benar terkait materi edukasi yang
5) Pengetahuan :
disampaikan

204
DAFTAR PUSTAKA

Annta Kern Nugrohowati. (2018). SKRINING DAN ASESMEN GIZI. 30.

Gurnida, D. A., Nur’aeny, N., Hakim, D. D. L., Susilaningsih, F. S., Herawati, D.


M. D., & Rosita, I. (2020). Korelasi antara tingkat kecukupan gizi dengan
indeks massa tubuh siswa sekolah dasar kelas 4, 5, dan 6 Correlation
between nutritional adequacy levels with body mass index of elementary
school students grades 4, 5, and 6. Padjadjaran Journal of Dental
Researchers and Students, 4(1), 43–50.

Hutabarat, J. C. J. (2016). Perancangan Aplikasi Menentukan Berat Badan Ideal


dengan Menggunakan Algoritma K-Means Clustering. JURIKOM (Jurnal
Riset Komputer), 3(5).

Kartono, D., Hardinsyah, Jahari, A. B., Sulaeman, A., Asturi, M., Soekatri, M., &
Riyadi, H. (2012). Ringkasan Angka Kecukupan Gizi ( AKG ) yang
dianjurkan bagi Orang Indonesia 2012 (pp. 1–18). Rumusan Widyakarya
Nasional Pangan dan Gizi (WNPG) X 2012.

Kuczmarski, R., Ogden, C., & Guo, S. (2002). 2000 CDC Growth Charts for the
United States: Methods and Development. In National Center for Health
Statistics (11th ed., Vol. 246). Vital and Health Statistics.
https://doi.org/10.1590/S1516-35982002000600018

205
Menu SMRS

Nama Bahan Berat Energi Protein Lemak KH


Waktu
Makanan Makanan
(gr) (kkal) (gr) (gr) (gr)

Makan
Bubur Beras 48 37,3 1,2 2,2 14,34
Pagi

07.30 Ayam 25 30,5 1,05 0,7 0,175

Kaldu
5 17 0,3 0,6 2,5
Ayam ayam

Minyak 2 22,1 0 2,5 0

SUBTOTAL 106,9 2,55 6 17,015

Biskuit
Biskuit 30 55,78 1,15 0,3 8,1
Marrie
Selingan
10.00
Chiki
Chiki 10 50 1 2,5 6
Balls keju

SUBTOTAL 105,78 2,15 2,8 14,1

Siang Bubur Beras 48 37,3 1,2 2,2 14,34

Hati
13.30 30 34,8 5,1 1,449 0
ayam
Hati ayam
Kaldu
5 17 0,3 0,6 2,5
ayam

206
Minyak 2 22,1 0 2,5 0

Wortel Wortel 15 8,1 0,11 0,37 1,19

SUBTOTAL 119,3 6,71 7,119 18,03

Es Krim
Selingan Walls
Sore Coklat Eskrim 90ml 80 1 2,5 13

16.00 dan
Vanilla

SUBTOTAL 80 1 2,5 13

Sore Bubur Beras 48 37,3 1,2 2,2 14,34

Daging
17.00 Daging 25 72 6,5 5 0
Cincang

Kacang
kacang 15 6,15 0,35 0,21 1,122
merah

SUBTOTAL 115,45 8,05 7,41 15,462

Malam Susu
susu 150ml 120 5 6 14
Dancow
21.00

SUBTOTAL 120 5 6 14

TOTAL ASUPAN 647,43 25,46 31,829 91,607

TOTAL KEBUTUHAN 764,75 19 21,23 124,46

PERSENTASE (%) 118% 134% 147% 74%

207
Menu MRS

Bahan Berat E P L KH
Waktu Menu
Makan (Gr) (Kkal) (Gr) (Gr) (Gr)

Bubur
Beras 48 37,3 1,2 2,2 14,34
saring

Oseng
ayam Ayam 25 40,5 1,05 0,7 21,175
(LC)

Makan Pagi Kecap 3 12,13 0,21 0,039 0,27


06.30
Minyak 2 22,1 0 1,5 0

Sup
Wortel 30 18,6 0,2 0,12 1,58
Wortel

Buncis 20 16,8 0,48 0,06 1,44

Minyak 2 22,1 0 1,5 0

SUBTOTAL 169,53 3,14 6,119 38,805

Biskuit
Selingan Pagi
Marie Biskuit 30 55,78 1,15 0,3 8,1
09.00
Regal

SUBTOTAL 55,78 1,15 0,3 8,1

Bubur
Beras 48 37,3 1,2 2,2 14,34
Saring

Makan Siang Ayam


Ayam 40 49,2 0,12 3,7 0
12.30 Kare

Pasta
3 0,39 0,12 0,039 0,27
Tomat

208
Minyak 2 22,1 0 1,5 0

Tempe
Tempe 25 20,64 1,56 0,6 0,7
Bacem

Gula
3 18,04 0 0 12,76
merah

Minyak 2 22,1 0 1,5 0

Bening
Bayam
Bayam 25 12,2 0,29 0,03 0,87
Jagung
Manis

Jagung 20 8,4 1,2 0,13 6,3

Tomat 7 1,68 0,91 0,035 0,329

Pisang
Buah 80 56,4 1,6 0,4 1,44
Ambon

SUBTOTAL 248,45 7 10,134 37,009

Biskuit
Selingan Sore
Marie Biskuit 30 55,78 1,15 0,3 8,1
14.00
Regal

SUBTOTAL 55,78 1,15 0,3 8,1

Bubur
Makan Beras 48 37,3 1,2 2,2 14,34
Saring
Malam

17.00
Daging 30 48,6 0,64 0,64 0

Kecap 3 2,13 0,21 0,039 0,27

209
Oseng
Daging Minyak 2 0,84 0 0,2 0
(LC)

Tahu 25 28,4 0,26 0,6 2,7


Tahu
Kecap 3 12,13 2,21 0,039 0,27
Semur
Minyak 2 22,1 0 1,5 0

Bening
Labu
Labu 35 12,92 0,3 7,5 2,2
Siam
Siam

Pisang
Buah 80 62,4 11,6 0,4 10,44
Barangan

SUBTOTAL 226,82 6,42 6,118 30,22

TOTAL KESELURUHAN 756,36 28,86 29,971 122,234

KEBUTUHAN 746,75 19 21,23 124,46

PERSENTASE % 101% 147% 138% 98%

210
MENU PERENCANAAN INTERVENSI

Bahan Berat E KH
Waktu Menu P (gr) L (gr)
makan (gr) (kkal) (gr)

Makan
malam Bubur Beras 48 37,3 1,2 0,2 6,2

17.00

Rolade Ayam 25 35,92 0,7 0,2 1,2


Ayam (
Kecap 5 0,65 0,5 0 1,5
Lc)

Minyak 1 12,1 0 1,5 3,2

Tempe Tempe 20 16,2 0,6 0,3 1,64


Oseng
Kecap 5 5,65 0,5 0,19 1,35
Kecap

Minyak 2 12,1 0 2,5 3,1

Sayur Bihun 10 4,8 0,4 0,3 2,21


Kimlo
Wortel 10 7,2 0,2 0,12 1,58

Pepaya Pepaya 50 39 0 0,15 1,2

SUBTOTAL 170,92 4,1 5,46 23,18

Makan Bubur Beras 48 37,3 1,2 0,2 6,2

Pagi Telur 15 33,5 2,5 0,37 0


Telur
06.30 semur Kecap 5 5,65 0,5 0,19 1,35

211
Minyak 2 12,1 0 2,5 3,1

Sup Oyong 25 12,3 0,3 0,2 5,7


Oyong
Tahu 25 3,2 0,436 0,8 0,032

SUBTOTAL 104,05 4,936 4,26 16,382

Selingan
Biskuit
pagi Biskuit 30 55,78 1,15 1,3 10,1
Marrie
09.00

SUBTOTAL 55,78 1,15 1,3 10,1

Bubur Beras 48 37,3 1,2 0,2 6,2

Ayam
bumbu Ayam 25 19,93 0,6 0,83 0
kuning

Makan Tempe
Siang bacem Tempe 20 18,5 0,7 2 5
basah
12.30
Kecap 5 10,65 0,5 0,195 1,35

Gula
2 8,4 0 0 4,6
merah

Minyak 2 12,1 0 2,5 0

Labu
Bening 25 14,5 0,39 0,065 4
siam
labu siam
Kacang
25 10,85 0,8 0,035 1,855
panjang

212
Pisang
Pisang 50 56,3 0,43 0,34 14,3
ambon

SUBTOTAL 188,53 4,62 6,165 37,305

Selingan Biskuit
Biskuit 50 85,78 1,15 4,3 13,1
sore Marrie

14.00 SUBTOTAL 85,78 1,15 4,3 13,1

Bubur Beras 48 37,3 1,2 0,2 6,2

Ayam
Ayam 25 31,2 0,12 0,7 0
Kare

Pasta
3 0,39 0,12 0,039 0,27
Tomat

Minyak 1 0,84 0 0,2 0

Tahu
Makan Tahu 25 17,4 0,26 0,6 2,7
Semur
malam
Kecap 3 4,13 0,21 0 0,27
17.00
Minyak 1 0,84 0 0,2 0

Sup
Wortel 25 12,6 0,2 0,12 1,58
Wortel

Buncis 25 11,8 0,48 0,06 1,44

Minyak 1 0,84 0 0,2 0

Pisang
Buah 60 52,4 1,6 0,4 10,44
Barangan

SUBTOTAL 169,74 4,19 2,719 22,9

TOTAL KESELURUHAN 774,8 20,146 24,204 122,967

213
KEBUTUHAN 746,75 19 21,23 124,46

PERSENTASE % 103% 105% 114% 98%

214
LAPORAN STUDI KASUS HARIAN

PENATALAKSANAAN GIZI
PADA KASUS PENYAKIT DALAM OBS IKRETIK DAN HEPATITIS
RUANG RAWAT INAP FLAMBOYAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PASAR REBO

Disusun Oleh :
Fitriana NurKhofifah 1810714016

PROGRAM STUDI GIZI PROGRAM SARJANA


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAKARTA
2021

215
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan studi kasus harian Penyakit Dalam Obs Ikretik Dan Hepatitis dibuat
dan diajukan sebagai syarat kelengkapan dan bukti kegiatan Magang Manajemen
Asuhan Gizi Klinik (MAGK) di Rumah Sakit Umum Daerah Pasar Rebo. Tahun
Ajaran 2021/2022.

Disusun oleh :
Fitriana NurKhofifah 1810714016

Telah disetujui oleh:

Pembimbing Magang MAGK


Rumah Sakit Umum Daerah Pasar Dosen Pembimbing Magang MAGK
Rebo

Okta Setya Asmaji, S.Gz., RD Iin Fatmawati Imrar, S.Gz, MPH


NIP/NIK. ……………. NIDN. 0005128606

216
a. Lembar Skrining Gizi
Alat skrining gizi yang digunakan di RSUD Pasar Rebo adalah MST (The
Screening Tools for Risk of Impaired Nutritional Status and Growth). Skrining
gizi dilakukan untuk melihat atau mengidentifikasi adanya resiko mengalami
malnutrisi pada pasien sehingga akan dilakukan tindak lanjut pada asuhan gizi.
Dibawah adalah hasil skrining gizi pada Tn.H

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PASAR REBO


Jl. Let. Jend. TB. Simatupang No. 30 Jakarta Timur
13760
Telp. 021 8400109, 8401127 ex.147/148, E-mail:
gizirspr@gmail.com
SKRINING GIZI AWAL
Tanggal : 21 Oktober 2021 Nama : Tn H
Diagnosis : Obs ikretik, hepatitis No. RM : 2013 - 507572
J_Kel. : Laki laki

BB : 78 kg Umur : 27 tahun
TB : 164 cm
1. Apakah pasien mengalami penurunan BB yang tidak
direncanakan/tidak diinginkan dalam 6 bulan terakhir? (0)
a. Tidak 0
b. Tidak yakin 2
c. Ya, ada penurunan BB sebanyak
1-5 kg 1
6-10 kg 2
11-15 kg 3
> 15 kg 4
Tidak tahu berapa penurunannya 2

2. Apakah asupan makan pasien berkurang karena penurunan nafsu


makan/kesulitan menerima makanan? (0)
a. Tidak 0
b. Ya 1

TOTAL SKOR 1
KESIMPULAN : Pasien beresiko malnutrisi rendah
Bila skor > 3, maka dilakukan assessment lanjut oleh Dietisien/Ahli Gizi

Kesimpulan:

Berdasarkan hasil jumlah skor keseluruhan skrining gizi, Tn H beresiko


malnutrisi rendah, sehingga perlu pemantauan satu hari kedepan.

217
b. Lembar Asuhan Gizi
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PASAR REBO
Jl. Let. Jend. TB. Simatupang No. 30 Jakarta Timur 13760
Telp. 021 8400109, 8401127 ex.147/148, E-mail: gizirspr@gmail.com
FORMULIR ASUHAN GIZI
Tanggal : 21/10/2021 Nama : Tn H
Diagnosis Medis : Obs ikretik, hepatitis No. RM : 2013 - 507572
ASSESMENT GIZI Umur : 27 tahun
Antropometri JK : Laki laki
BB : 78 kg IMT : 29,1 (Obesitas) Tanggal Lahir : 22 November 1993
Pendidikan :
TB : 164 cm SMA
Terakhir
BBI : 64 kg (Hutabarat, 2016) Pekerjaan : Wiraswasta
: (P2PTM Kemenkes RI,
Status Gizi
2018)
Biokimia Klinis/Fisik
1. Hematologi (11/10/2021) 2. Klinis (11/10/2021)
Pemeriksaan Hasil Standar Ket Pemeriks
Hasil Standar Ket
aan
6,27 0,1 -1,0
Bilirubin Tinggi
mg/dl mg/dl Tekanan 90/60-
170/82
darah 120/80 Tinggi
13,2 – mmHg
13,9 (MRS) mmHg
Hemaglobin 17,3 Normal
g/dl
gr/dL Tekanan
90/60-
darah 149/87
3,80 – 120/80 Tinggi
12,15 (terakhir mmHg
Leukosit 10,60 Tinggi mmHg
103/L diperiksa)
103/L
98 60 -100
5,0 4,4 – 5,9
Eritrosit Normal Nadi kali/meni kali/meni Normal
juta/μL juta/μL
t t

218
41% 40 – 52 20 14-20
Hematokrit Normal Respirato
% kali/meni kali/meni Normal
ry rate
t t
188 0 – 50
SGPT Tinggi
U/L U/L 36 -37
Suhu 36oC o
Normal
C
254 0 – 50
SGOT Tinggi
U/L U/L Kesimpulan:
Pemeriksaan klinis pasien mengalami hipertensi.
Kesimpulan:
Tn.H mengalami penyakit kuning (bilirubin tinggi),
3. Fisik (11/03/2021)
adanya peradangan terkait penyakit yang diderita pasien
Keluhan Hasil
(leukosit tinggi). Pasien mengalami gangguan fungsi
hati (SGPT dan SGOT tinggi). Nyeri (+)

Lemas (+)

Lelah (+)

Mual (+)

Muntah (-)

Compos Mentis (+)

Ikterik (+)

BAK (-)

Kesimpulan:
Pasien tampak merasa nyeri di bagian ulu hati
perut kanan atas, merasa mual, keadaan pasien
penuh (compos mentis). Pasien mengalami
penyakit kuning di bagian mata dan setiap buang
air kecil warnanya berubah seperti teh.

Riwayat & Kebutuhan Gizi


Kebiasaan Makan dan Pola Makan : 1. Riwayat Makan SMRS

219
 Pola makan pasien sehari adalah 3 kali makan a. Pola Makan SMRS :
utama bahkan lebih dari 3 kali (5-6 kali) namun  Pagi : nasi uduk 1p
untuk selingan tidak menentu  Selingan : gorengan cireng 1ptng
 Pasien lebih memiliki membeli makanan di luar  Siang : nasi putih 2 cntg, ayam goreng 2ptg
dibandingkan memasak sendiri di rumah  Selingan : teh tarik 1gls besar
 Tn.H sering sekali makanan dan minuman yang  Sore : nasi goreng 1p
tinggi lemak dan tinggi gula, seperti ayam  Malam : nasi 2 cntg, hati ayam goreng 1ptg,
geprek, ayam bakar, nasi goreng, tongseng, nasi soto ayam 1p, kerupuk udang 1kpg
padang, teh tarik, minuman berkemasan, es
dingin b. Perhitungan Kebutuhan Energi SMRS :
 Pasien lebih menyukai makanan yang manis BBA : 78 kg
 Cemilan biasanya yang sering dikonsumsi kue TB : 164 cm
kering, wafer, dan ciki IMT : 29,1 (obesitas)
 Pasien jarang sekali mengkonsumsi sayuran BBI : (TB-100) x 1
 Pasien lebih menyukai olahan makanan yang = (160-100) x 1 = 64 kg
dibakar atau pun digoreng
 Pasien memiliki kebiasaan merokok  AMB (Angka Metabolisme Basal)
 Tn.H tidak memiliki alergi terhadap makanan Rumus Harris Benedict (Laki laki)
dan minuman = 66 + (13,7 x BBI) + (5 x TB) – (6,8 x U)
= 66 + (13,7 x 64) + (5 x 164) – (6,8 x 27)
= 66 + 876,8 + 820 – 183,6
= 1579
 Total energi
= BMR x FA x FS
= 1579 x 1,3 x 1,2
= 2463 kkal
 Protein
= 15% x 2463/4 = 92 gr
 Lemak
= 25% x 2463/9 = 68 gr
 KH
= 60% x 2463/ 4 = 369 gr

220
c. Kecukupan Asupan SMRS :
Ket
Zat Gizi Asupan Persentase (Gurnida et
al., 2020)
Energi 2628 106% Normal
Diatas angka
Protein 114 122%
kebutuhan
Di atas angka
Lemak 99 145%
kebutuhan
KH 339 91% Normal
Sumber: WNPG, 2012

2. Riwayat Makan MRS


a. Pola Makan MRS
 Pagi : nasi tim, daging terik, bening labu
siam
 Selingan : puding batik coklat
 Siang : nasi tim, ayam semur, tempe bb
tomat , sup bayam wortel,papaya
 Selingan : kue talam labu kuning
 Sore : nasi tim, telur bistik bb bombay, tahu
bb kuning, sup sayuran, melon

b. Perhitungan Kebutuhan Energi MRS :


BBA : 78 kg
TB : 164 cm
IMT : 29 (obesitas)
BBI : (TB-100) x 1
= (160-100) x 1 = 64 kg

 AMB (Angka Metabolisme Basal)

221
Rumus Mifflin (Laki laki)
= (10 x BBI) + (6,25 x TB) – (5 x usia) + 5
= (10 x 64) + (6,25 x 164) – (5 x 27) + 5
= 640 + 1025 – 135 +5
= 1535
 Total energi
= BMR x FA x FS
= 1535 x 1,3 x 1,2
= 2395 kkal
 Protein
= 15% x 2359/4 = 88 gr
 Lemak
= 25% x 2359/9 = 65 gr
 KH
= 60% x 2359/4 = 353 gr

c. Kecukupan Asupan MRS :


Ket
Zat Asupa
Persentase (Gurnida
Gizi n
et al., 2020)
Energi 2231 94% Normal
Diatas
Protein 121 136% angka
kebutuhan
Lemak 68 103,90% Normal
Defisit
KH 312 88% tingkat
ringan
Sumber: WNPG, 2012
Riwayat Personal

222
Riwayat Personal :
 Pasien tinggal bersama keluarganya
 Pekerjaan sehari-hari pasien adalah sebagai ojek online dari pagi sampai malam
 Kebiasaan pasien sering sekali makan sembarangan
 Jarang sekali control atau chek up rutin ke pelayanan kesehatan terdekat
 Tn.H jarang sekali berolahraga
 Pasien sering sekali tidur tidak teratur (begadang)

Riwayat Penyakit Dahulu :


Tn H mempunyai riwayat Hipertensi

Riwayat Penyakit Keluarga :


Keluarga pasien tidak ada yang menderita penyakit yang sama dengan pasien.

Riwayat Penyakit Sekarang :


Sebelum masuk rumah sakit, pasien sering mengeluh nyeri ulu hati sejak 1 minggu, dan buang air kecil
seperti teh sejak ± 2 minggu, mata pasien juga mulai menguning sehingga pasien didiagnosis sekarang
penyakit ikretik dan hepatitis.

Keluhan Utama :
Keluhan utama saat masuk RS adalah nyeri di ulu hati di perut kanan atas, rasa mual, BAK seperti teh.

Terapi Obat :
Nama Obat Dosis Kegunaan Efek Samping
Nyeri lambung, mual,
Urdahex 3 x 1 gr Untuk penderita batu empedu muntah, diare, pusing
dan ruam kulit
Membantu menambah atau
Mual ringan dan iritasi
Curcuma 3 x 2 gr meningkatkan nafsu makan serta
lambung
memperbaiki fungsi hati

223
Sakit kepala, mual dan
Untuk mengobati infeksi yang
Cefixime 2 x 1 gr muntah, diare, pusing,
disebabkan bakteri
dan diare.
Dapat mempercepat proses
Pusing, sakit kepala,
pencernaan makanan di dalam
Domperidone 3 x 1 gr cemas, denyut jantung
lambung, sehingga rasa mual dapat
meningkat dan diare
dihentikan.
DIAGNOSIS GIZI
3. Domain Intake
NI-5.5.3 Jenis asupan lemak yang tidak tepat berkaitan dengan SMRS pasien yaitu sering
mengkonsumsi makanan yang sembarangan yaitu makanan yang tinggi lemak atau yang diolah dengan
minyak seperti ayam geprek, nasi goreng, tongseng, ayam bakar, dan gorengan. Ditandai dengan asupan
lemak SMRS berlebih yaitu sebesar 145% dari kebutuhan pasien
NI-5.6.2 Kelebihan asupan protein berkaitan dengan asupan SMRS pasien di atas angka kebutuhan
normal pasien akibat asupan pola makan yang berlebihan ≥ 3 kali sehari ditandai nilai asupan protein
pasien sebesar 122% dari kebutuhan pasien.
NI-5.8.1 Asupan karbohidrat inadekuat berkaitan dengan asupan MRS pasien di bawah angka
kebutuhan pasien akibat pasien merasa mual, lemas, dan nyeri. Ditandai dengan nilai asupan pasien
sebesar 88% termasuk kategori defisit tingkat ringan.

4. Domain Klinis
NC-2.2 Perubahan nilai lab berkaitan dengan gangguan fungsi hati terkait hepatitis yang diderita
pasien. Ditandai dengan nilai SGOT 254 U/L, SGPT 188 U/L, dan bilirubin 6,27 mg/dl tinggi serta
ikterik pada mata. Akibatnya leukosit 12,15 103/L tinggi yang disebabkan peradangan dari penyakit
pasien.
NC-3.3 Berat badan obesitas berkaitan dengan konsumsi makanan sembarangan, asupan pola makan
yang berlebih dan jarang olahraga. Ditandai dengan IMT pasien 29,1 kg/m2.

5. Domain Behavior
NB-2.5 Kualitas hidup buruk berkaitan dengan kurangnya kesadaran pasien akan bahaya merokok,
konsumsi makanan sembarangan, dan kurangnya konsumsi asupan sayuran. Ditandai dengan diagnosis
pasien penyakit hepatitis.

224
INTERVENSI GIZI
1. Tujuan :
a) Membantu memenuhi zat gizi asupan energi, protein, lemak dan karbohidrat pasien agar seimbang
dan mencapai angka kebutuhan.
b) Membantu menurunkan kadar SGOT, SGPT, dan bilirubin agar kembali normal
c) Membantu menurunkan berat badan pasien mencapai berat badan ideal
d) Memberikan edukasi pengetahuan kepada pasien dan keluarga pasien melalui leaflet mengenai diet
hati dan diet gizi seimbang serta penunjang dampak kebiasaan yang harus dihindari dan dibatasi
(merokok, begadang, dan jarang konsumsi sayuran) untuk keberhasilan diet pasien.

2. Implementasi/Preskripsi Diet
1. Jenis Diet : Diet Hati III
2. Bentuk Makanan : Lunak
3. Kode Pemesanan : Nasi tim
4. Rute Pemberian : Oral
5. Frekuensi Makan : 3 kali makan utama dan 2 kali selingan
6. Syarat Diet :
 Energi cukup, sesuai dengan kebutuhan yaitu 2395 kkal
 Protein cukup, 15% dari total kebutuhan yaitu 88 gr
 Lemak cukup, 25% dari total kebutuhan yaitu 65 gr
 Karbohidrat cukup, 60% dari total kebutuhan yaitu 353 gr

3. Edukasi :
a. Waktu : Oktober 2021
b. Lokasi : Ruang Rawat Inap Flamboyan
c. Sasaran : Pasien dan keluarga
d. Media : Leaflet
e. Metode : Ceramah dan tanya jawab
f. Materi :

225
 Diet Hati dan Diet Gizi Seimbang (Pengertian, tujuan, dan cara pengaturan makanan diet pasien
serta tips olahraga yang dianjurkan sebagai penunjang keberhasilan diet pasien)
MONITORING DAN EVALUASI
Rencana Monitoring
1) Asupan : Memonitor asupan hingga mencapai ≥90%
Memonitor pemeriksaan laboratorium berangsur-angsur mendekati batas normal
2) Biokimia :
(kadar SGOT, SGPT, dan bilirubin)
3) Klinis : Memonitor pemeriksaan tanda klinis agar tetap normal
4) Fisik : Memonitor pemeriksaan tanda fisik keluhan berkurang
Memahami dan bisa menjawab pertanyaan dengan benar terkait materi edukasi yang
5) Pengetahuan :
disampaikan

226
DAFTAR PUSTAKA

Annta Kern Nugrohowati. (2018). SKRINING DAN ASESMEN GIZI. 30.

Gurnida, D. A., Nur’aeny, N., Hakim, D. D. L., Susilaningsih, F. S., Herawati, D.


M. D., & Rosita, I. (2020). Korelasi antara tingkat kecukupan gizi dengan
indeks massa tubuh siswa sekolah dasar kelas 4, 5, dan 6 Correlation
between nutritional adequacy levels with body mass index of elementary
school students grades 4, 5, and 6. Padjadjaran Journal of Dental
Researchers and Students, 4(1), 43–50.

Hutabarat, J. C. J. (2016). Perancangan Aplikasi Menentukan Berat Badan Ideal


dengan Menggunakan Algoritma K-Means Clustering. JURIKOM (Jurnal
Riset Komputer), 3(5).

Kartono, D., Hardinsyah, Jahari, A. B., Sulaeman, A., Asturi, M., Soekatri, M., &
Riyadi, H. (2012). Ringkasan Angka Kecukupan Gizi ( AKG ) yang
dianjurkan bagi Orang Indonesia 2012 (pp. 1–18). Rumusan Widyakarya
Nasional Pangan dan Gizi (WNPG) X 2012.

Kuczmarski, R., Ogden, C., & Guo, S. (2002). 2000 CDC Growth Charts for the
United States: Methods and Development. In National Center for Health
Statistics (11th ed., Vol. 246). Vital and Health Statistics.
https://doi.org/10.1590/S1516-35982002000600018

P2PTM Kemenkes RI. (2018). Klasifikasi Obesitas setelah pengukuran IMT.


Direktorat P2PTM. http://p2ptm.kemkes.go.id/infographic-
p2ptm/obesitas/klasifikasi-obesitas-setelah-pengukuran-imt

227
ASUPAN SMRS

Nama Bahan
Waktu Berat Energi Protein Lemak KH
Makanan Makanan

Pagi Beras 75 267,7 6,3 1,2 57,8


Nasi uduk
07.00 Santan 10 32,4 0,42 3,43 0,58

SUBTOTAL 300,1 6,72 4,63 58,38

Selingan Cireng 50 363 5,3 20,5 39,2


Cireng
11.00 Minyak 5 43 0 5 0

SUBTOTAL 406 5,3 25,5 39,2

Nasi Nasi putih 200 258 5,32 0,56 55,8

Siang Dada Dengan


Ayam 70 288,9 38,7 26,5 0
13.00 Kulit
Goreng
Minyak 5 43 0 5 0

SUBTOTAL 589,9 44,02 32,06 55,8

Selingan Teh Tarik Teh tarik 25 120 1 3 21

15.00 Gula 20 77 0 0 20

SUBTOTAL 197 1 3 41

Nasi 200 260 4,8 0,4 57,2

Nasi Telur 55 74 7 5 0,38


16.00
goreng Kecap 5 21,42 0 0 5,3

Minyak 2,5 22 0 2,5 0

SUBTOTAL 355,42 11,8 5,4 62,88

Nasi Nasi 200 258 5,32 0,56 55,8

228
Soto
Soto 100 312 24,01 14,9 19,55
ayam

Hati Hati Ayam 30 94,2 14,6 3,3 0,5


Malam Ayam
20.00 Goreng Minyak 2,5 22 0 2,5 0

Kerupuk Kerupuk 10 50 0,74 2,53 6,1

Udang Minyak 5 43 0 5 0

SUBTOTAL 779,2 44,67 28,79 81,95

TOTAL 2628 113 99 339

KEBUTUHAN 2463 92 68 369

PERSENTASE (%) 106% 122% 145% 91%

229
ASUPAN MRS

Bahan Berat E KH
Waktu Menu P (Gr) L (Gr)
Makan (Gr) (Kkal) (Gr)

Nasi Tim Beras 100 346 27,7 10,78 32,97

Ayam Ayam 50 149 8,1 12,5 0


Makan
Opor putih Minyak 2 18,01 0 2 0
Pagi

06.30 Bening Wortel 55 29,8 0,35 0,33 4,345

Wortel + Labu
45 13,5 0,27 0,045 3,015
Labu Siam Siam

SUBTOTAL 622,44 16,82 14,905 88,63

Snack Tepung
Kue 15 54,6 5,675 9,15 2,525
Pagi Hunkue
Hunkue
09.00 Gula pasir 4 22 0 0 4,2

SUBTOTAL 76,6 5,675 9,15 6,725

Nasi Tim Beras 100 346 27,7 10,78 32,97

Daging 45 122 25,375 17,9 0


Empal
Kecap 3 2,13 0,1 0,03 0,27
daging

Makan Minyak 2 18,01 0 2 0

Siang Tahu 50 40 3,45 1,35 6,4


Tahu
12.30 Biasa Kecap 3 2,13 0,1 0,03 0,27
Semur
Minyak 2 18,01 0 2 0

Wortel 50 28 0,5 0,3 3,95

Kentang 45 30,9 0,445 0,09 2,075

230
Sup Tomat 5 6,05 0,065 0,025 2,005
Wortel
Minyak 1 8,08 0 1 0
Kentang

Buah
Melon 100 57 4,4 0,4 10,8
Melon

SUBTOTAL 742,31 42,435 25,125 106,77

Agar agar
5 23,33 0 0 0,6
Snack strawberry
Agar-Agar
Sore
strawberry Gula 4 16 0 0 4,2
14.00
Susu 5 21,66 0,4 0,583 1,56

SUBTOTAL 47,69 0,4 0,583 6,65

Nasi Tim Nasi Tim 100 346 27,7 10,78 32,97

Ikan Tuna Ikan Tuna 55 79,2 25,83 11,695 0


BB
Kuning Minyak 2 18,01 0 2 0
Suwir

Makan Tempe 50 75 8,6 1,85 4,55

Malam Tempe Kecap 3 2,13 0,1 0,03 0,27

17.00 Bacem Gula


5 18,4 0 0 4,6
Basah Merah

Minyak 2 18,01 0 2 0

Sayur
Labu
Bening 100 45 5,4 0,1 6,7
Siam
Labu Siam

231
Buah
Pepaya 100 86 7,5 0,1 6,2
Pepaya

SUBTOTAL 751,75 55,43 17,775 103,32

TOTAL KESELURUHAN 2231 121 68 312

KEBUTUHAN 2359 88 65 353

PERSENTASE % 94% 136% 103,90% 88%

232
MENU PERENCANAAN INTERVENSI

Bahan Berat E KH
Waktu Menu P (Gr) L (Gr)
Makan (Gr) (Kkal) (Gr)

Nasi
Beras 100 346 17,7 8,78 32,97
Tim

Daging 65 177,45 5,375 4,3 0


Makan Daging
Kecap 15 14,5 0,76 0,2 3
Pagi Terik
06.30 Minyak 2 18,01 0 2 0

Bening
Labu
labu 125 37,5 0,75 0,125 8,375
Siam
siam

SUBTOTAL 593,46 24,585 15,405 44,345

Agar
5 13,33 0 0 5,6
plain
Snack Pudding Bubuk
Pagi Batik 6 24 1,2 0,8 3
cocoa
09.00 Coklat
Susu 35 21,35 1,12 1,225 26,505

Gula 8 26 0 0 16,4

SUBTOTAL 84,68 2,32 2,025 51,505

Nasi
Beras 100 346 17,7 8,78 32,97
Tim
Makan
Siang Ayam 60 189 4,1 2,5 0
Ayam
12.30 Kecap 15 11,5 0,76 0,2 3
semur
Minyak 2 18,01 0 2 0

233
Tempe
BB Tempe 55 82,5 3,7 4 5
tomat

Tomat 7 12 1 1,25 4,82

Bayam 75 32 0,675 0,3 12,175


Sup Wortel 25 19 0,25 0,15 1,975
Bayam
Wortel Tomat 7 12 1 1,25 4,82

Minyak 2 18,01 0 2 0

Buah
Pepaya 100 57,5 0,6 0,12 26,25
Pepaya

SUBTOTAL 797,52 29,785 22,55 91,01

Tepung
10 35,3 0,7 0,05 28
Kue Beras
Snack
Talam
Sore Labu
Labu 35 17,85 0,5 1,75 13,5
14.00 Kuning
Kuning
Gula 10 20 0 0 10,2

SUBTOTAL 73,15 1,2 1,8 51,7

Nasi
Beras 100 346 17,7 8,78 32,97
Tim
Makan
Malam Telur
bistik
17.00 Telur 60 92,4 3,44 6,48 14,42
BB
Bombay

234
Tahu
BB Tahu 50 40 5 2 0,4
Kuning

Wortel 50 20,08 1 0,6 10

Buncis 50 17 1 0,15 3,6


Sup
Kentang 10 9,2 0,2 0,02 2,5
Sayuran
tomat 7 12 1 1,25 4,82

Minyak 2 18,01 0 2 0

Buah
Melon 100 87 0,6 0,4 17,8
Melon

SUBTOTAL 641,69 29,94 21,68 86,51

TOTAL KESELURUHAN 21911 87 63 325

KEBUTUHAN 2359 88 65 353

PERSENTASE % 92% 99% 96% 92%

235
LAPORAN STUDI KASUS HARIAN

PENATALAKSANAAN GIZI
PADA KASUS PENYAKIT DALAM ALO (Acute Lung Odema),
HIPERGLIKEMIA, HIPERKALEMIA
RUANG RAWAT INAP FLAMBOYAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PASAR REBO

Disusun Oleh :
Fitriana NurKhofifah 1810714016

PROGRAM STUDI GIZI PROGRAM SARJANA


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAKARTA
2021

236
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan studi kasus harian Penyakit Dalam ALO (Acute Lung Odema),
Hiperglikemia, Hiperkalemia dibuat dan diajukan sebagai syarat kelengkapan dan
bukti kegiatan Magang Manajemen Asuhan Gizi Klinik (MAGK) di Rumah Sakit
Umum Daerah Pasar Rebo. Tahun Ajaran 2021/2022.

Disusun oleh :
Fitriana NurKhofifah 1810714016

Telah disetujui oleh:

Pembimbing Magang MAGK


Rumah Sakit Umum Daerah Pasar Dosen Pembimbing Magang MAGK
Rebo

Okta Setya Asmaji, S.Gz., RD Iin Fatmawati Imrar, S.Gz, MPH


NIP/NIK. ……………. NIDN. 0005128606

237
a. Lembar Skrining Gizi
Alat skrining gizi yang digunakan di RSUD Pasar Rebo adalah MST (The
Screening Tools for Risk of Impaired Nutritional Status and Growth). Skrining
gizi dilakukan untuk melihat atau mengidentifikasi adanya resiko mengalami
malnutrisi pada pasien sehingga akan dilakukan tindak lanjut pada asuhan gizi.
Dibawah adalah hasil skrining gizi pada Tn.S.

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PASAR REBO


Jl. Let. Jend. TB. Simatupang No. 30 Jakarta Timur
13760
Telp. 021 8400109, 8401127 ex.147/148, E-mail:
gizirspr@gmail.com
SKRINING GIZI AWAL
Tanggal : 22 Oktober 2021 Nama : Tn S
Diagnosis : alo,hyperglikemi,hiperkalemi No. RM : 2021-90260
J_Kel. : Laki-laki
BB : 60 kg Umur : 42 tahun
TB : 166 cm
1. Apakah pasien mengalami penurunan BB yang tidak
direncanakan/tidak diinginkan dalam 6 bulan terakhir? (0)
a. Tidak 0
b. Tidak yakin 2
c. Ya, ada penurunan BB sebanyak
1-5 kg 1
6-10 kg 2
11-15 kg 3
> 15 kg 4
Tidak tahu berapa penurunannya 2

2. Apakah asupan makan pasien berkurang karena penurunan nafsu


makan/kesulitan menerima makanan? (0)
a. Tidak 0
b. Ya 1

TOTAL SKOR 1
KESIMPULAN : Pasien beresiko malnutrisi rendah
Bila skor > 3, maka dilakukan assessment lanjut oleh Dietisien/Ahli Gizi

Kesimpulan:

Berdasarkan hasil jumlah skor keseluruhan skrining gizi, Ny.S beresiko


malnutrisi rendah akibat kesulitan menerima makanan (Annta Kern
Nugrohowati, 2018), sehingga perlu pemantauan satu hari kedepan.

238
b. Lembar Asuhan Gizi
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PASAR REBO
Jl. Let. Jend. TB. Simatupang No. 30 Jakarta Timur 13760
Telp. 021 8400109, 8401127 ex.147/148, E-mail: gizirspr@gmail.com
FORMULIR ASUHAN GIZI
Tanggal : 22/10/2021 Nama : Tn.S
Diagnosis
: Alo, hyperglikemi, hiperkalemi No. RM : 2021-90260
Medis
ASSESMENT GIZI Umur : 42 tahun
Antropometri JK : Laki laki
BB : 60 kg IMT : 21,77 (Normal) Tanggal Lahir : 25 Juni 1979
Pendidikan
TB : 166 cm : SD
Terakhir
BBI : 59,4 kg Pekerjaan : Wiraswasta
Normal (P2PTM
Status Gizi :
Kemenkes RI, 2018)
Biokimia Klinis/Fisik
2. Hematologi (22/10/2021) 3. Klinis (22/10/2021)
Pemeriksaan Hasil Standar Ket Pemeriksa
Hasil Standar Ket
an
13,2 –
Hemaglobin 13,6 g/dl Normal
17,3 gr/dL Tekanan 90/60-
123/91
darah 120/80 Normal
8,54 3,8 – 10,6 mmHg
Leukosit Normal (MRS) mmHg
103/L 103/L
Tekanan
5,1 3,8 – 5,2 90/60-
Eritrosit Normal darah 124/82
juta/μL juta/μL 120/80 Normal
(terakhir mmHg
mmHg
Hematokrit 40% 40 – 52 % Normal diperiksa)

Limfosit 20% 25 – 40 % Rendah 98 60 -100


Nadi Normal
kali/menit kali/menit
220 < 200
GDS Tinggi
mg/dL mg/dL Respiratory 18 14-20
Normal
rate kali/menit kali/menit
Kesimpulan:

239
Pasien mengalami infeksi atau peradangan (kadar Suhu 36,4oC 36 -37 oC Normal
limfosit), dan hiperglikemia (kadar GDS).
Kesimpulan: Pemeriksaan klinis Tn.S normal.

4. Fisik (22/10/2021)
3. Elektrolit (22/10/2021)
Keluhan Hasil
Pemeriksaan Hasil Standar Ket
Nyeri (+)
132 135-147
Natrium Rendah
mmol/L mmol/L Lemas (+)

3,0 3,5-5,0 Lelah (+)


Kalium Rendah
mmol/L mmol/L
Batuk (+)
98 98-108
Klorida Normal Sesak (+)
mmol/L mmol/L

Kesimpulan: Compos Mentis (+)

Pasien mengalami hiponatremia (kadar natrium Kesimpulan:


rendah), hipokalemia (kadar kalium rendah) Pasien tampak merasa nyeri, badan terasa lemas
dan lelah, terdapat batuk, dan sesak di bagian
dada, kesadaran pasien penuh (compos mentis).

Riwayat & Kebutuhan Gizi


Kebiasaan Makan dan Pola Makan : 3. Riwayat Makan SMRS
 Pasien makan utama 3 kali namun untuk selingan d. Pola Makan SMRS :
tidak menentu.  Pagi : soto daging 1p
 Tn S lebih sering membeli makanan di luar  Selingan : the pucuk 1btl 350ml, wafer
dibandingkan makan masakan sendiri di rumah nabati 1 bngks
 Pasien menyukai minuman kemasan manis  Siang : nasi putih 2 cntg, ayam sambel
seperti teh pucuk, extra joss goreng 1ptg, tumis labu siam
 Cemilan yang sering biasa dikonsumsi seperti  Selingan : mie instan 1p
wafer, ciki, atau pun gorengan  Malam : nasi putih 2 cntg, telur semur 1p
 Pasien lebih menyukai olahan makanan yang tempe goreng 1ptg
digoreng dan bersantan

240
 Tn S memiliki kebiasaan merokok dan alkohol e. Perhitungan Kebutuhan Energi SMRS :
 Tn S memiliki alergi terhadap makanan laut atau BBA : 60 kg
seafood. TB : 166 cm
IMT : 21,77 (Normal)

 AMB (Angka Metabolisme Basal)


Rumus Harris Benedict (Laki laki)
= 66 + (13,7 x BBA) + (5 x TB) – (6,8 x U)
= 66 + (13,7 x 60) + (5 x 166) – (6,8 x 42)
= 66 + 822 + 830 – 285,6
= 1432
 Total Energi
= BMR x FA x FS
= 1432 x 1,2 x 1,2
= 2063 kkal
 Protein
= 15% x 2063/4 = 77 gr
 Lemak
= 25% x 2063/9 = 57 gr
 KH
= 60% x 2063/ 4 = 309 gr

f. Kecukupan Asupan SMRS :


Ket
Zat Gizi Asupan Persentase (Gurnida et
al., 2020)
Energi 19134 92% Normal
Protein 104 113% Normal
Di atas angka
Lemak 83 120%
kebutuhan
Defisit
KH 244 65%
tingkat berat
Sumber: WNPG, 2012

241
4. Riwayat Makan MRS
d. Pola Makan MRS
 Pagi : nasi tim ¼ p, oseng ayam ½ p, bening
wortel+labu siam 1p
 Selingan : kue hunkue 1bj
 Siang : nasi tim ½ p, oseng daging ½ p, tahu
biasa semur ½ p, sup wortel kentang ½ p,
jus setup melon 1 gls,
 Selingan : agar agar 1bj
 Sore : nasi tim ¼ p, ikan tuna BB kuning ¼
p, tempe bacem basah ½ p, sayur bening
labu siam ½ p, jus setup papaya ½ gls

e. Perhitungan Kebutuhan Energi MRS :


BBA : 60 kg
TB : 166 cm
IMT : 21,77 (Normal)
BBI : (TB-100) x 0,9
= (166-100) x 0,9 = 59,4 kg
 Energi Basal (A)
= 30 kkal x BBI
= 30 kkal x 59,4
= 1782 kkal
 Energi untuk aktivitas (B) (Bedrest)
= 10% x energi basal
= 10% x 1782
= 178 kkal
 Energi untuk kondisi stress (C) (Infeksi)
= 20% x energi basal
= 20% x 1782
= 356 kkal

242
 Koreksi umur (D)
= 5% x energi basal
= 5% x 1782
= 89 kkal
 Total Kebutuhan Energi
= (A) + (B) + (C) – (D)
= 1782 + 178 + 356 – 89
= 2227 ~ 2200 kkal
 Kebutuhan Karbohidrat
= 60% x 2200 /4
= 330 gr
 Kebutuhan Protein
= 15% x 2200 /4
= 82,5 gr
 Kebutuhan Lemak
= 25% x 2200 /9
= 61 gr

f. Kecukupan Asupan MRS :


Ket
Zat Gizi Asupan Persentase (Gurnida et
al., 2020)
Defisit
Energi 1447,7 66%
tingkat berat
Defisit
Protein 45,36 55%
tingkat berat
Defisit
Lemak 40,9 67%
tingkat berat
Defisit
KH 206,09 62%
tingkat berat
Sumber: WNPG, 2012
Riwayat Personal

243
Riwayat Personal :
 Pasien tinggal bersama istri dan kedua anaknya
 Pekerjaan sehari hari pasien adalah berdagang sayur dari jam 1 pagi sampai 6 pagi
 Kebiasaan pasien masih sering mengonsumsi makanan luar
 Tn S jarang berolahraga
 Pasien sering sekali tidak teratur (berdagang)
 Pasien jarang kontrol/cek rutin ke pelayanan kesehatan terdekat

Riwayat Penyakit Dahulu :


Tn S sebelumnya sempat dirawat di RS Polri dengan riwayat jantung dan diabetes mellitus. Pasien juga
memiliki luka koreng yang menjadi bengkak dan merah pada kaki sejak 1 bulan

Riwayat Penyakit Keluarga :


Keluarga pasien tidak ada yang menderita penyakit yang sama dengan pasien.

Riwayat Penyakit Sekarang :


Sebelum masuk rumah sakit, pasien sering mengeluh sesak terus menerus dan batuk selama ± 3 jam.

Keluhan Utama :
Keluhan utama saat masuk RS adalah pasien merasakan sesak di dada

Terapi Obat :
Nama Obat Dosis Kegunaan Efek Samping
Nyeri perut, mual,
Mengatasi berbagai infeksi bakteri
Ceftriaxone 1 x 2 gr muntah, diare, pusing
yang terjadi pada tubuh.
dan mengantuk.
DIAGNOSIS GIZI
4. Domain Intake
NI-2.1 Asupan oral inadekuat berkaitan dengan asupan makanan saat MRS pasien mengalami
keluhan (sesak (nyeri di bagian dada), badan terasa lemah dan lemas, dan ada batuk sehingga terjadi

244
penurunan nafsu makan pada pasien Tn.S. Ditandai oleh asupan MRS untuk energi sebesar 66%,
protein 55%, lemak 67%, dan karbohidrat 62% yang termasuk kategori defisit tingkat berat.

5. Domain Klinis
NC-2.2 Perubahan nilai lab terkait gizi berkaitan dengan pasien mengalami infeksi/peradangan di
mana ada penumpukan cairan paru-paru yang menyebabkan sesak pada pasien, hiperglikemia, dan
pasien mengalami hipokalemia. Ditandai oleh kadar limfosit 20% dan kalium 3,0 mmol/L termasuk
rendah, serta kadar GDS pasien 220 mg/dL termasuk tinggi.

6. Domain Behavior
NB-1.1 Pengetahuan seputar makanan dan zat gizi kurang berkaitan pasien sering konsumsi
makanan sembarangan yang tidak seimbang, sering membeli makanan di rumah dibanding dengan
memasak seperti makanan yang tinggi lemak dan gula yaitu gorengan, santan, teh pucuk, dan ciki.
Ditandai oleh asupan SMRS pasien tidak seimbang untuk lemak 120% termasuk di atas angka
kebutuhan dan karbohidrat 65% termasuk defisit tingkat berat.

NB-2.5 Kualitas hidup buruk berkaitan dengan kebiasaan hidup yang buruk di mana pasien sering
merokok dan mengkonsumsi minuman berenergi seperti extra jos dan minuman alkohol, serta pasien
jarang sekali berolahraga juga cek rutin ke pelayanan kesehatan. Ditandai oleh pasien didiagnosis
mengalami ALO (Acute Lung Odema).

INTERVENSI GIZI
3. Tujuan :
a) Mempertahankan berat badan ideal pasien
b) Membantu memenuhi asupan zat gizi pasien dari energi, protein, lemak, dan karbohidrat agar
asupan seimbang
c) Membantu menurunkan kadar GDS pasien agar kembali normal
d) Membantu meningkatkan kadar limfosit dan kalium agar mencapai nilai normal
e) Memberikan pengetahuan edukasi kepada pasien dan keluarga melalui leaflet dengan diet jantung,
diabetes mellitus, dan tinggi kalium, olahraga yang dianjurkan serta dampak buruk dari kebiasaan
yang dapat memicu kambuhnya penyakit pasien.

245
2. Implementasi/Preskripsi Diet
1) Jenis Diet : Diet Jantung, Diet Diabetes Mellitus, Tinggi Kalium
2) Bentuk Makanan : Lunak
3) Kode Pemesanan : Nasi Tim
4) Rute Pemberian : Oral
5) Frekuensi Makan : 3 kali makan utama dan 2 kali selingan
6) Syarat Diet :
 Energi cukup, sesuai dengan kebutuhan yaitu 2200 kkal.
 Protein cukup, 15% dari total kebutuhan yaitu 82,5 gr.
 Lemak cukup, 25% dari total kebutuhan yaitu 61 gr.
 Karbohidrat cukup, 60% dari total kebutuhan yaitu 330 gr.

3. Edukasi :
a. Waktu : Oktober 2021
b. Lokasi : Ruang Rawat Inap Flamboyan
c. Sasaran : Pasien dan keluarga
d. Media : Leaflet
e. Metode : Ceramah dan tanya jawab
f. Materi :
 Diet Jantung dan Tinggi Kalium (Pengertian, tujuan, dan cara pengaturan makanan)
 Diet DM (Pengertian diet DM, tujuan diet, cara pengaturan makanan, penggunaan pemanis
buatan, lanjutan pengaturan diet, dan tips sehat)

MONITORING DAN EVALUASI


Rencana Monitoring
1) Asupan : Memonitor asupan hingga mencapai ≥90%
Memonitor pemeriksaan laboratorium berangsur-angsur mendekati batas normal
2) Biokimia :
(kadar limfosit, GDS, natrium, dan kalium)
3) Klinis : Memonitor pemeriksaan tanda klinis agar tetap normal
4) Fisik : Memonitor pemeriksaan tanda fisik keluhan berkurang

246
Memahami dan bisa menjawab pertanyaan dengan benar terkait materi edukasi yang
5) Pengetahuan :
disampaikan

247
DAFTAR PUSTAKA

Annta Kern Nugrohowati. (2018). SKRINING DAN ASESMEN GIZI. 30.

Gurnida, D. A., Nur’aeny, N., Hakim, D. D. L., Susilaningsih, F. S., Herawati, D.


M. D., & Rosita, I. (2020). Korelasi antara tingkat kecukupan gizi dengan
indeks massa tubuh siswa sekolah dasar kelas 4, 5, dan 6 Correlation
between nutritional adequacy levels with body mass index of elementary
school students grades 4, 5, and 6. Padjadjaran Journal of Dental
Researchers and Students, 4(1), 43–50.

Hutabarat, J. C. J. (2016). Perancangan Aplikasi Menentukan Berat Badan Ideal


dengan Menggunakan Algoritma K-Means Clustering. JURIKOM (Jurnal
Riset Komputer), 3(5).

Kartono, D., Hardinsyah, Jahari, A. B., Sulaeman, A., Asturi, M., Soekatri, M., &
Riyadi, H. (2012). Ringkasan Angka Kecukupan Gizi ( AKG ) yang
dianjurkan bagi Orang Indonesia 2012 (pp. 1–18). Rumusan Widyakarya
Nasional Pangan dan Gizi (WNPG) X 2012.

Kuczmarski, R., Ogden, C., & Guo, S. (2002). 2000 CDC Growth Charts for the
United States: Methods and Development. In National Center for Health
Statistics (11th ed., Vol. 246). Vital and Health Statistics.
https://doi.org/10.1590/S1516-35982002000600018

P2PTM Kemenkes RI. (2018). Klasifikasi Obesitas setelah pengukuran IMT.


Direktorat P2PTM. http://p2ptm.kemkes.go.id/infographic-
p2ptm/obesitas/klasifikasi-obesitas-setelah-pengukuran-imt

248
ASUPAN SMRS

Nama Bahan
Waktu Berat Energi Protein Lemak KH
Makanan Makanan

Bihun 100 109 0,91 0,2 24,9

Daging sapi 75 188 16,3 11,54 0

Pagi Soto Tauge 10 4,2 12 0 0

07.00 daging Tomat 5 6,05 0,065 0,025 2,005

Gula 10 26 0 0 8,2

Minyak 2,5 22 0 2,5 0

SUBTOTAL 355,25 29,275 14,265 35,105

Teh pucuk
Kemasan
harum 350ml 70 0 0 18
Selingan
Wafer
11.00
nabati Kemasan 15 50 1 2 7
keju

SUBTOTAL 120 1 2 25

Nasi Nasi putih 200 258 5,32 0,56 55,8

Ayam Dada
sambel Dengan 70 288,9 38,7 26,5 0
goreng Kulit
Siang
13.00 Cabe 15 12 0,55 0,16 4,31

Minyak 5 43 0 5 0

Tumis Labu siam 55 24 0,62 0,48 5,09

labu siam Minyak 5 43 0 5 0

249
SUBTOTAL 668,9 45,19 37,7 65,2

Selingan
Mie instan Mie 80 350 8 12 52
15.00

SUBTOTAL 350 8 12 52

Nasi Nasi 200 258 5,32 0,56 55,8

Telur Telur 55 77 6,26 5,28 0,56

semur
Malam Kecap 5 21,42 0 0 5,3
20.00
Minyak 2,5 22 0 2,5 0

Tempe Tempe 30 19,3 8,5 5,8 4,6

goreng Minyak 2,5 22 0 2,5 0

SUBTOTAL 419,72 20,08 16,64 66,26

TOTAL 1914 104 83 244

KEBUTUHAN 2063 92 68 369

PERSENTASE (%) 92% 113% 120% 65%

250
ASUPAN MRS

Bahan Berat KH
Waktu Menu E (Kkal) P (Gr) L (Gr)
Makan (Gr) (Gr)

Nasi
Beras 50 179 4,2 0,8 39
Tim

Ayam 50 149 6,1 12,5 0


Oseng
Makan Ayam Kecap 3 2,13 0,1 0,03 0,27
pagi (LC)
Minyak 2 18,01 0 2 0
06.30
Bening Wortel 55 19,8 0,35 0,33 4,345
Wortel
+ Labu Labu
45 13,5 0,27 0,045 3,015
Siam Siam

Total 381,44 11,02 15,705 46,63

Tepung
15 54,6 0,675 0,15 12,525
Snack Hunkue
Kue
Pagi
Gula
Hunkue
09.00 Merah 4 12 0 0 4,2
DM

Total 66,6 0,675 0,15 16,725

Nasi Tim Beras 50 179 4,2 0,8 39

Dagin
Makan 45 122 5,375 7,9 0
g
siang Oseng
Daging Kecap 3 2,13 0,1 0,03 0,27
12.30
(LC)
Minya
2 18,01 0 2 0
k

251
Tahu 50 40 3,45 1,35 0,4
Tahu
Kecap 3 2,13 0,1 0,03 0,27
Biasa
Semur Minya
2 18,01 0 2 0
k

Wortel 50 18 0,5 0,3 3,95

Kentan
45 30,9 0,445 0,09 6,075
Sup g
Wortel
Kentang Tomat 5 6,05 0,065 0,025 2,005

Minya
1 8,08 0 1 0
k

Jus Setup Buah


100 37 0,4 0,4 10,8
Melon Melon

Total 481,31 14,635 15,925 62,77

Agar
Agar 5 13,33 0 0 0,6
Plain

Snack Sirup
Agar- 5 0,7 0 0 0,29
Sore DM
Agar
14.00 Gula
4 12 0 0 4,2
DM

Susu
5 21,66 0,4 0,583 1,56
DM

Total 47,69 0,4 0,583 6,65

252
Nasi Nasi
50 179 4,2 0,8 39
Tim Tim

Ikan Ikan
55 79,2 9,83 1,695 0
Tuna Tuna
BB
Kuning Minyak 2 18,01 0 2 0
Suwir

Tempe 50 75 3,6 1,85 6,55

Makan Tempe Kecap 3 2,13 0,1 0,03 0,27


sore Bacem Gula
Basah 5 18,4 0 0 4,6
17.00 Merah

Minyak 2 18,01 0 2 0

Sayur
Bening Labu
100 35 0,4 0,1 6,7
Labu Siam
Siam

Jus
Buah
Setup 100 46 0,5 0,1 16,2
Pepaya
Pepaya

Total 470,75 18,63 8,575 73,32

Total Keseluruhan 1447,79 45,36 40,938 206,095

Kebutuhan 2200 82,5 61 330

Persentase % 66% 55% 67% 62%

253
MENU PERENCANAAN INTERVENSI

Bahan Berat E KH
Waktu Menu P (Gr) L (Gr)
Makan (Gr) (Kkal) (Gr)

Nasi tim Beras 50 178,5 4,2 0,85 38,55

Ayam Ayam 60 178,8 10,92 15 0


Makan opor putih
Minyak 2 22,1 0 2,5 0
pagi
Makaroni 35 123,55 3,045 0,14 27,545
06.30
Sup
Wortel 50 18 0,5 0,3 5,95
makaroni
Minyak 2 22,1 0 2,5 0

Total 553,05 21,665 18,29 76,045

Tepung
15 49,95 1,35 0,15 11,58
Terigu

Tepung
10 36,3 0,11 0,05 8,82
Tapioka

Snack Gula Pasir


Dadar 6 24 0 0 6
pagi DM
gulung
09.00 Gula
Merah 5 10,4895 0 0 3,6
DM

Parut
5 70,75 0,665 6,6975 3,045
Kelapa

Total 196,48 3,12 6,89 38,55

Makan Nasi Tim Beras 50 178,5 4,2 0,85 38,55

siang Daging 55 150,15 9,6 10,1 0

254
12.30 Daging Pasta
6 4,92 0,2592 0,0282 1,1346
rendang Tomat

biasa Minyak 2 22,1 0 2,5 0

Tempe 55 82,5 7,7 2,235 6,005


Tempe
bacem Kecap 3 2,13 0,1 0,039 0,27
basah
Minyak 2 22,1 0 2,5 0

Bening Tauge 50 18,5 2,2 0,25 1,9


tauge +
Wortel 50 18 0,5 0,3 5,95
wortel

Pisang Pisang 110 132 1,32 0,22 38,98

Total 635,9 27,8 17,02 85,04

Agar
Agar 5 17,857 0,007 0,01 4,22
Plain
Pudding
Snack Susu DM 15 63 2,427 1,699 9,466
coklat
Gula DM 6 24 0 0 6

Bubuk
8 32 1,6 1,067 4
Cocoa

Total 139,857 5,034 2,776 26,8

Nasi tim Beras 50 178,5 4,2 0,85 38,55

Pepes Ikan Tuna 75 108 13,49 2,675 0

Sore Ikan Tuna Minyak 2 22,1 0 2,5 0

Tempe Tempe 55 82,5 7,7 2,235 6,005

Semur Kecap 3 2,13 0,1 0,039 0,27

255
Minyak 2 22,1 0 2,5 0

Oyong 50 9,5 0,4 0,1 2,05


Sup
Oyong Wortel 50 18 0,5 0,3 3,95
Wortel
Minyak 1 8,08 0 1 0

Buah Jus
Melon 150 55,5 0,9 0,6 11,7
Melon

Total 621,91 27,89 15,399 92,3

Total Keseluruhan 2147 86 60 319

Kebutuhan 2200 82,5 61 330

Persentase % 98% 104% 100% 97%

256
LAPORAN STUDI KASUS HARIAN

PENATALAKSANAAN GIZI
PADA KASUS ANAK OBS VOMITUS DAN GE (GASTROENTERITIS)
DEHIDRASI
RUANG RAWAT INAP MAWAR
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PASAR REBO

Disusun Oleh :
Gita Amelia 1810714025

PROGRAM STUDI GIZI PROGRAM SARJANA


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAKARTA
2021

257
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan studi kasus harian Anak OBS Vomitus dan GE (Gastroenteritis)


Dehidrasi dibuat dan diajukan sebagai syarat kelengkapan dan bukti kegiatan
Magang Manajemen Asuhan Gizi Klinik (MAGK) di Rumah Sakit Umum Daerah
Pasar Rebo. Tahun Ajaran 2021/2022.

Disusun oleh :
Gita Amelia 1810714025

Telah disetujui oleh:

Pembimbing Magang MAGK


Rumah Sakit Umum Daerah Pasar Dosen Pembimbing Magang MAGK
Rebo

Okta Setya Asmaji, S.Gz., RD Iin Fatmawati Imrar, S.Gz, MPH


NIP/NIK. ……………. NIDN. 0005128606

258
a. Lembar Skrining Gizi
Alat skrining gizi yang digunakan di RSUD Pasar Rebo untuk anak adalah
STRONGKids (The Screening Tools for Risk of Impaired Nutritional Status
and Growth). Skrining gizi dilakukan untuk melihat atau mengidentifikasi
adanya resiko mengalami malnutrisi pada pasien sehingga akan dilakukan
tindak lanjut pada asuhan gizi. Dibawah adalah hasil skrining gizi pada An.S.

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PASAR REBO

Jl. Let. Jend. TB. Simatupang No. 30 Jakarta Timur 13760

Telp. 021 8400109, 8401127 ex.147/148, E-mail: gizirspr@gmail.com

SKRINING GIZI ANAK

Tanggal : 18/10/2021 Nama : An.S

Diagnosis Medis : OBS Vomitus


No. RM : 2020-863361
dan GE Dehidrasi

BB : 15 kg Jenis Kelamin : Laki-laki

PB : 81 cm Umur : 1 tahun 7 bulan

Parameter

 Tidak =0

1. Apakah pasien tampak kurus ?  Ya =1

(0)

2. Apakah ada penurunan BB selama  Tidak =0


satu bulan terakhir ? (Berdasarkan
 Ya =1
penilaian objektif data BB bila ada
/ penilaian subjektif dari orang tua
pasien ATAU untuk bayi <1 tahun
: BB tidak naik selama 3 bulan
(1)
terakhir)

259
3. Apakah terdapat salah satu  Tidak =0
kondisi berikut?
 Ya =1
• Diare ≥5 kali/hari atau muntah
>3 kali/hari dalam seminggu
terakhir
• Asupan makanan berkurang
(1)
selama 1 minggu terakhir
4. Apakah terdapat penyakit atau  Tidak =0
keadaan yang mengakibatkan
 Ya =1
pasien berisiko mengalami
(1)
malnutrisi?
Jumlah Skor Keseluruhan 3

Kesimpulan:

Berdasarkan hasil jumlah skor keseluruhan skrining gizi, An.S beresiko


mengalami malnutrisi tingkat sedang sehingga perlu pemantauan satu hari
kedepan.

260
b. Lembar Asuhan Gizi
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PASAR REBO
Jl. Let. Jend. TB. Simatupang No. 30 Jakarta Timur 13760
Telp. 021 8400109, 8401127 ex.147/148, E-mail: gizirspr@gmail.com
FORMULIR ASUHAN GIZI
Tanggal : 18/10/2021 Nama : An.S
Diagnosis Medis : OBS Vomitus dan GE Dehidrasi No. RM : 2020-863361
ASESMEN GIZI Umur : 1 tahun 7 bulan
Antropometri JK : Laki-laki
Z score :
 BB/PB : 5,2 (Obesitas)
BB : 15 kg Tanggal Lahir : 04 Maret 2020
 PB/U : -1,5 (Normal)
 BB/U : 2,78 (Berat Badan Lebih)
: Obesitas (P2PTM
PB : 81 cm Status Gizi
Kemenkes RI, 2018)
BBI : 13 kg
Biokimia Klinis/Fisik
1. Hematologi (18/10/2021) 1. Klinis (18/10/2021)
Pemeriksaan Hasil Standar Ket Pemeriksa
Hasil Standar Ket
an
14,4 10,8-12,8
Hemoglobin Tinggi
g/dL g/dL Tekanan 80/55-
darah 95/55 115/80 Normal
Hematokrit 39% 35-43% Normal
(MRS) mmHg
5,3 3,6-5,2
Eritrosit Normal Tekanan
juta/μL juta/μL 80/55-
darah
100/60 115/80 Normal
20,6 (terakhir
5,50-15,50 mmHg
Leukosit 10^3/μ Tinggi diperiksa)
10^3/μL
L
70-120
Nadi 113 Normal
353 217-497 kali/menit
Trombosit Normal
ribu/μL ribu/μL

261
Neutrophil Respirator 14-20
0% 3-6% Rendah 20 Normal
Batang y rate kali/menit

Limfosit 5788 1500-4000 Suhu 37,3 36 -37 oC Normal


Tinggi
Absolut /μL /μL
Kesimpulan: Berdasarkan pemeriksaan klinis
Kesimpulan: pasien An.S normal.
Berdasarkan hasil biokimia pada pemeriksaan hematologi
yaitu pasien An.S mengalami dehidrasi (kadar hemoglobin 2. Fisik (18/10/2021)
tinggi) dan mengalami resti infeksi akibat penyakit diare Keluhan Hasil
disebabkan jamur (kadar leukosit, limfosit absolut tinggi
Demam (-)
dan neutrophil batang rendah)
Muntah (+)
2. Analisa Tinja (18/10/2021) Mual (-)
Pemeriksaan Hasil Nilai
Mencret (+)
Rujukan
Warna Kuning Coklat Gangguan rasa nyaman (+)
Konsistensi Lembek Lembek
Penurunan nafsu makan (+)
Terdapat jamur hifa pendek + spora
Kesimpulan: Resti infeksi (+)

Berdasarkan hasil Analisa tinja didapatkan pasien diare di BAB (+)


mana BAB pasien berwarna kuning dengan konsistensi
BAK (+)
lembek menuju cair.
Compos Mentis (+)

Kesimpulan:
An.S mengalami demam, muntah dan mual
disertai mencret dengan konsistensi cair ampas
dan frekuensi ≥6kali di mana warna BAB yaitu
kuning, setiap malam selalu rewel dan gelisah
(gangguan rasa nyaman), terjadi resti infeksi
akibat diare, kesadaran An.S penuh (Compos
mentis). Penurunan nafsu makan, pasien tidak
mau makan dan minum sehingga asupan pasien

262
menurun, dehidrasi dan ditambah lagi dengan
kondisi pasien diare yang menyebabkan An.S
beresiko malnutrisi.

Riwayat & Kebutuhan Gizi


Kebiasaan Makan dan Pola Makan : 5. Riwayat Makan SMRS
 An.S sering sekali susah makan dan minum, d. Pola Makan SMRS :
biasanya lebih sering mengkonsumsi cemilan  Selingan : susu bebelac 1btl (225ml)
seperti biskuit, puding, dan roti  Pagi : nasi tim tahu ¼ p, sop ayam ½ p, melon
 Pola makan pasien sering tidak beraturan, namun 1bh sdg
orang tuanya tetap memberikan 3x makan utama  Selingan : biskuit regal 3 kpg, permen yupi 3
walaupun frekuensi suapan dari makanan sedikit bj
 Ibunya selalu memberikan cemilan tambahan  Siang : nasi ¼ p, sayur capcay ½ p, melon 1bh
dikarenakan anaknya yang sulit makan kcl
 Untuk sayuran ibu pasien An.S selalu memberikan  Selingan : biskuit biskuat 5 kpg
sayuran berkuah, dan makanan utama yang sesuai  Malam : nasi ¼ p, ayam goreng 1ptg kcl, dan
dengan makanan keluarga sup sayur, susu bebelac 1btl (225ml)
 Selalu memberikan buah disetiap makannya seperti  Selingan : biskuit regal 2 kpg, puding susu
papaya, jeruk, dan melon rasa stroberi 2 ptg kcl
 Aktivitas sehari-hari An.S bermain
 Untuk konsumsi susu ibu sudah menggunakan susu e. Perhitungan Kebutuhan Energi SMRS :
formula dan biasanya diberikan setiap pagi dan BBA : 15 kg
malam. Untuk konsumsi susu pasien selalu habis PB : 81 cm
 Ibu selalu memasak dan mengolah masakan An.S BB/PB : 5,2 (Obesitas)
sendiri dibandingkan beli di luar rumah. BBI : 13 (Sri S. Nasar, 2015)
 An.S memiliki alergi terhadap makanan ikan laut
 Total Kebutuhan Energi
= BBI x 86,5
= 13 x 86,5
= 1124,5 kkal

 Protein

263
= BBI x 2
= 13 x 2
= 26 gr
Ke kalori
26 x 4
= 104 kkal
Presentase
104/1124,5 x 100%
= 9,25%

 Lemak
= Kebutuhan x 25%
= 1124,5 x 25%
= 281 kkal
= 281/9
= 31 gr

 KH
KH = 100 – (9,25% + 25%)
= 100 – 34,25
= 65,75%
65,75% x 1124,5 /4
= 739/4
= 184,8 gr

 Kebutuhan Serat = 19 gram, untuk asupan


serat anak pada usia 1-3 tahun menurut AKG
2019, (KEMENKES, 2019).

f. Kecukupan Asupan SMRS :

264
Ket
Zat Gizi Asupan Persentase (Gurnida et
al., 2020)
Energi
1241,7 110% Normal
(kkal)
Protein Di atas angka
40,1 154%
(gr) kebutuhan
Lemak Di atas angka
46,1 149%
(gr) kebutuhan
Defisit
KH (gr) 148 81% tingkat
ringan
Defisit
Serat
13,5 71% tingkat
(gr)
sedang
Sumber: WNPG, 2012

6. Riwayat Makan MRS


g. Pola Makan MRS
 Pagi: nasi tim ½ p, oseng daging 1p, bening
labu siam ½ p
 Selingan: marie gabin 3 kpg
 Siang: nasi tim ½ p, ayam semur 1p, tahu BB
rujak 1bh, sayur bening labu siam+wortel ½
p, pisang raja 1 bh
 Selingan: marie biskuit 3 kpg
 Sore: nasi tim ½ p, pepes ikan tuna 1p, tempe
semur ½ p, sup oyong wortel ½ p, pisang
barangan 1 bh

h. Perhitungan Kebutuhan Energi MRS :


BBA : 15 kg
PB : 81 cm

265
BB/PB : 5,2 (Obesitas)
BBI : 13 (Sri S. Nasar, 2015)

 Total Kebutuhan Energi


= BBI x 86,5
= 13 x 86,5
= 1124,5 kkal

 Protein
= BBI x 2
= 13 x 2
= 26 gr
Ke kalori
26 x 4
= 104 kkal
Presentase
104/1124,5 x 100%
= 9,25%

 Lemak
= Kebutuhan x 25%
= 1124,5 x 25%
= 281 kkal
= 281/9
= 31 gr

 KH
KH = 100 – (9,25% + 25%)
= 100 – 34,25
= 65,75%
65,75% x 1124,5 /4
= 739/4

266
= 184,8 gr

 Kebutuhan Serat = 8 gr, untuk kebutuhan


rendah serat pasien An.S yang mengalami
diare dan dehidrasi.

i. Kecukupan Asupan MRS :


Ket (Gurnida
Zat Gizi Asupan Persentase
et al., 2020)
Energi Defisit tingkat
983,64 87%
(kkal) ringan
Protein
26,25 101% Normal
(gr)
Lemak Defisit tingkat
26,76 86%
(gr) ringan
Defisit tingkat
KH (gr) 158,32 87%
ringan
Di atas angka
Serat (gr) 10,98 137%
kebutuhan
Sumber: WNPG, 2012
Riwayat Personal
Riwayat Personal :
 An.S tinggal bersama orang tuanya, dan penyediaan serta pengolahan makanan dimasak sendiri oleh
ibunya
 Pendidikan orang tua pasien adalah perguruan tinggi
 Ibunya bekerja sebagai guru di salah satu sekolah anak berkebutuhan khusus
 An.S selalu sulit makan sehingga ibunya selalu memberikan cemilan biscuit untuk melengkapi asupan
makan yang kurang
 An.S dalam persalinannya cesar premature 7 bulan, dan memiliki bobot bayi sebesar 2800 gr dengan
pb 49 cm
 Imunisasi An.S sampai pentabio 1, dan tumbuh kembang anak baik

Riwayat Penyakit Dahulu :

267
An.S sebelumnya pernah mengalami keluhan serupa saat usia 6/7 bulan namun tidak dirawat

Riwayat Penyakit Keluarga :


Tidak ada yang mempunyai keluhan serupa di keluarga

Riwayat Penyakit Sekarang :


Pasien vomitus dengan intake sulit dan mengalami dehidrasi tingkat ringan ke sedang

Keluhan Utama :
Pasien sering tiba-tiba demam, mengalami muntah, tidur kurang nyaman dan terasa terganggu sehingga sering
sekali rewel, BAB lembek ke cair dengan frekuensi ≥ 6 kali sehari dan berwarna kuning. An.S terjadi
penurunan nafsu makan akibat mual dan muntah sehingga menyebabkan penurunan intake asupan gizi pasien.

Terapi Obat :
Nama Obat Dosis Kegunaan Efek Samping
Mengatasi berbagai infeksi bakteri Nyeri perut, mual,
Ceftriaxone 1x1 g
yang terjadi pada tubuh muntah, diarem pusing
Menangani gejala atau penyakit yang Sakit kepala, mual dan
Ranitidine 1x15 mg berkaitan dengan produksi asam muntah, ruam,
berlebih di dalam lambung konstipasi,
Mengatasi berbagai jenis gangguan Sakit kepala, gelisah,
Primperan 2x4 mg saluran pencernaan seperti mual dan mengantuk, dan
muntah kelelahan
DIAGNOSIS GIZI

268
7. Domain Intake
NI-2.1 Asupan oral inadekuat yang berhubungan dengan kesulitan makan (tidak nafsu makan, mual, sakit
perut) yang ditandai dengan asupan MRS makanan kurang dari kebutuhan di mana asupan energi (87%),
lemak (86% ) dan karbohidrat (87%) yang termasuk defisit tingkat ringan.
NI-3.1 Asupan cairan tidak adekuat yang berhubungan dengan diare yang ditandai dengan estimasi
asupan cairan kurang dari kebutuhan dilihat dari pasien diare dan mengalami dehidrasi tingkat ringan
sedang.
NI-5.10.1 Tidak cukupnya asupan mineral yang berhubungan dengan pengeluaran yang tinggi ≥6x/hari
(diare) yang ditandai dengan estimasi asupan SMRS dan MRS kurang dari kebutuhan pasien An.S.

8. Domain Klinis
NC-2.2 Perubahan nilai lab berkaitan dengan pasien resti infeksi di tandai adanya jamur hifa pendek dan
spora serta kadar nilai leukosit, limfosit absolut tinggi dan neutrophil rendah.
NC-2.2 Perubahan nilai lab terkait dehidrasi, di mana volume plasma darah akan otomatis meningkat
sehingga jumlah hemaglobin kian bertambah ditandai dengan Hemaglobin pasien tinggi 14,4 g/dL

9. Domain Behavior
NB-1.5 Gangguan pola makan berkaitan pasien sulit makan dan minum, ditandai pasien mengalami
dehidrasi.
INTERVENSI GIZI
4. Tujuan :
1. Membantu meningkatkan asupan oral pasien An.S agar mencapai normal
2. Membantu meringankan keluhan pasien seperti mual dan sakit perut dengan memberikan dengan
memberikan pasien makanan lunak agar mudah dicerna dan dikonsumsi
3. Membantu meningkatkan cairan dan asupan mineral pasien An.S dengan memberikan makanan dengan
memberikan selingan buah dan cairan yang cukup
4. Membantu mengurangi resiko infeksi akibat diare pada pasien
5. Membantu menyeimbangkan kadar laboratorium agar kembali normal
6. Memberikan edukasi terkait gizi seimbang dan diet rendah serat untuk membantu dehidrasi, rasa mual
dan muntah, dan diare pada An.S.
5. Implementasi/Preskripsi Diet
1. Jenis Diet : Diet Rendah Serat dan Gizi Seimbang

269
2. Bentuk Makanan : Lunak (Nasi Tim)
3. Kode Pemesanan : NTLC Rendah Serat
4. Rute Pemberian : Oral
5. Frekuensi Makan : 3 kali makan utama dan 2 kali selingan
6. Syarat Diet :
 Energi cukup, sesuai dengan kebutuhan yaitu 1124,5 kkal
 Protein cukup, 9,25% dari total kebutuhan yaitu 26 gr.
 Lemak cukup, 25% dari total kebutuhan yaitu 31 gr.
 Karbohidrat cukup, 65,75% dari total kebutuhan yaitu 184,8 gr.

6. Edukasi :
m. Waktu : Oktober 2021
n. Lokasi : Ruang Rawat Inap Mawar 604
o. Sasaran : Pasien dan keluarga
p. Media : Leaflet
q. Metode : Ceramah dan tanya jawab
r. Materi :
 Diet Gizi Seimbang meliputi definisi, tujuan diet, 4 pilar gizi seimbang, 10 pesan gizi seimbang,
dan isi piringku (kebutuhan makanan pokok, lauk pauk, sayur, dan buah). Dan diet rendah serat
meliputi definisi, apa saja sumber makanan yang mengandung serat rendah, dan bagaimana cara
mengatur diet rendah serat.
MONITORING DAN EVALUASI
Rencana Monitoring
6) Asupan : Memonitor asupan hingga mencapai >90%
Memonitor pemeriksaan laboratorium berangsur-angsur mendekati batas normal
7) Biokimia :
(kadar hemaglobin, leukosit, limfosit absolut dan neutrophil batang)
8) Klinis : Memonitor pemeriksaan tanda klinis agar tetap normal
9) Fisik : Memonitor pemeriksaan tanda fisik keluhan berkurang
Memahami dan bisa menjawab pertanyaan dengan benar terkait materi edukasi yang
10) Pengetahuan :
disampaikan

270
DAFTAR PUSTAKA

Gurnida, D. A., Nur’aeny, N., Hakim, D. D. L., Susilaningsih, F. S., Herawati, D.


M. D., & Rosita, I. (2020). Korelasi antara tingkat kecukupan gizi dengan
indeks massa tubuh siswa sekolah dasar kelas 4, 5, dan 6 Correlation
between nutritional adequacy levels with body mass index of elementary
school students grades 4, 5, and 6. Padjadjaran Journal of Dental
Researchers and Students, 4(1), 43–50.

Kartono, D., Hardinsyah, Jahari, A. B., Sulaeman, A., Asturi, M., Soekatri, M., &
Riyadi, H. (2012). Ringkasan Angka Kecukupan Gizi ( AKG ) yang
dianjurkan bagi Orang Indonesia 2012 (pp. 1–18). Rumusan Widyakarya
Nasional Pangan dan Gizi (WNPG) X 2012.

KEMENKES, R. (2019). Angka kecukupan gizi yang dianjurkan untuk masyarakat


indonesia. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

P2PTM Kemenkes RI. (2018). Klasifikasi Obesitas setelah pengukuran IMT.


Direktorat P2PTM. http://p2ptm.kemkes.go.id/infographic-
p2ptm/obesitas/klasifikasi-obesitas-setelah-pengukuran-imt

Sri S. Nasar. (2015). Penuntun Diet Anak / editor, Sri S. Nasar ... [Et al.] ; IDAI,
PERSAGI, AsDI | OPAC Perpustakaan Nasional RI.
https://opac.perpusnas.go.id/DetailOpac.aspx?id=928983

271
ASUPAN SMRS

Nama Bahan Berat Energi Protein Lemak KH Serat


Waktu
Makanan Makanan (gr) (kkal) (gr) (gr) (gr) (gr)

Snack Susu
Susu 30 170 6 6 25 1
(03.00) Bebelac 3

SUBTOTAL 170 4 6 25 1

Nasi Tim Beras 15 53,55 1,26 0,255 11,56 0,03

Tahu Tahu 15 12 1,6 0,7 0,12 0,015

Ayam 30 89,4 5,46 7,5 0 0


Pagi
Wortel 10 3,6 0,1 0,06 0,79 0,1
(07.00) Sop Ayam
Buncis 10 3,4 0,24 0,03 0,72 1,9

Minyak 1 8,08 0 1 0 0

Melon Melon 55 20 0,33 0,22 4,29 1

SUBTOTAL 190,03 6,99 7,765 17,48 3,23

Biskuit
Biskuit 8 35,2 0,64 0,96 6,08 0
Snack Regal

09.00 Permen
Permen 13 43,33 0,86 0 10,4 0
Yupi

SUBTOTAL 78,53 1,5 0,96 16,48 0

Nasi Beras 15 53,55 1,26 0,255 11,56 0,03


Siang
Sayur Bakso
(12.00) 30 48,3 5,8 1,68 2,08 0,5
Capcay ayam

272
Wortel 10 3,6 0,1 0,06 0,79 0,1

Buncis 5 1,7 0,12 0,015 0,36 0,95

Sawi 5 0,45 0,05 0,005 0,085 0,8

Minyak 1 8,08 0 1 0 0

Melon Melon 28 20 0,33 0,22 4,29 1

SUBTOTAL 135,68 6,66 3,235 19,165 5,03

Snack Biskuit
Biskuit 17,5 77 1,4 2,1 13,3 0
(14.30) Biskuat

SUBTOTAL 77 1,4 2,1 13,3 0

Nasi Beras 15 53,55 1,26 0,255 11,56 0,03

Ayam Ayam 75 223,5 13,65 18,75 0 0

Goreng Minyak 2 18,01 0 2 0 0

Tahu 25 20 2,72 1,17 0,2 0,1


Malam
Wortel 15 5,4 0,15 0,09 1,18 0,15
(17.30) Sup Sayur
Buncis 10 3,4 0,24 0,03 0,72 1,9

Minyak 1 8,08 0 1 0 0

Susu
Susu 30 170 6 6 25 1
Bebelac 3

SUBTOTAL 501,94 18,02 24,295 38,66 3,28

Biskuit
Biskuit 12,5 55 1 1,5 9,5 0
Regal
Snack
Pudding Agar
(21.00) 5 12,5 0 0 5 1
Susu stroberi

Stroberi Susu 15 9,15 0,48 0,5 0,64 0

273
Gula pasir 3 11,82 0 0 2,82 0

SUBTOTAL 88,47 1,48 1,8 17,96 1

TOTAL ASUPAN 1241,7 40,1 46,2 148,0 13,5

TOTAL KEBUTUHAN 1124,5 26 31 184,8 19

PERSENTASE (%) 110% 154% 149% 81% 71%

274
ASUPAN MRS

Bahan Berat E L KH Serat


Waktu Menu P (Gr)
Makan (Gr) (Kkal) (Gr) (Gr) (gr)

Nasi Tim Beras 18 64,26 1,512 0,306 13,878 0,2

Daging 35 96,5 4,25 6,6 0 0


Oseng
Kecap 3 2,13 0,12 0,039 0,27 0
Pagi Daging
Minyak 2 18,01 0 2 0 0
(06.30)
Bening
Labu
Labu 35 13,05 0,21 0,035 7,32 2,17
Siam
Siam

Total 155,95 6,092 8,98 20,68 1,37

Snack
Marie
Pagi Biskuit 27 129,61 2,725 0,375 10,05 1,87
Gabin
(09.00)

Total 129,61 2,725 0,375 10,05 1,87

Nasi Tim Beras 18 64,26 1,512 0,306 13,878 0,2

Ayam 35 104,3 1,46 7,5 0 0


Ayam
Kecap 3 2,13 0,1 0,039 0,27 0
Semur
Siang Minyak 2 18,01 0 2 0 0

(12.00) Tahu 35 28 1,2 1,6 0,28 0,1

Tahu BB Pasta
5 0,35 0,03 1,04 1,15 0,22
Rujak Tomat

Minyak 1 8,08 0 1 0 0

275
Labu
Sayur 35 13,05 0,21 0,035 7,32 2,17
Siam
Bening
Labu + Wortel 25 15,4 0,25 0,1 4,16 0,25
Wortel
Tomat 5 4,05 0,065 0,025 2,005 0,07

Pisang Buah
75 55,06 0,9 0,15 27,5 1,4
Raja Pisang

Total 320,69 5,727 10,795 57,63 4,41

Snack
Marie
Sore Biskuit 27 126,55 0,81 0,1 19,83 0,45
Regal
(14.00)

Total 126,55 0,81 0,1 19,83 0,45

Nasi Tim Beras 18 64,26 1,512 0,306 13,878 0,2

Pepes
Ikan
Ikan 30 50,2 3,09 1,47 0 0
Tuna
Tuna

Tempe 40 60 4,9 3,35 7,75 0,56


Tempe
Kecap 3 2,13 0,1 0,039 0,27 0
Semur
Malam
Minyak 2 18,01 0 2 0 0
(17.00)
Oyong 35 10,65 0,08 0,07 3,35 0,4
Sup
Wortel 25 15,4 0,25 0,1 4,16 0,25
Oyong +
Tomat 5 4,05 0,065 0,025 2,005 0,07
Wortel
Minyak 1 8,08 0 1 0 0

Pisang Buah
75 55,06 0,9 0,15 27,5 1,4
Barangan Pisang

276
Total 250,84 10,897 6,51 50,13 2,88

Total Keseluruhan 983,64 26,251 26,76 158,32 10,98

Kebutuhan 1124,5 26 31 184,8 8

Presentase % 87% 101% 86% 87% 137%

277
MENU PERENCANAAN INTERVENSI

Bahan Berat E KH Serat


Waktu Menu P (Gr) L (Gr)
Makan (Gr) (Kkal) (Gr) (gr)

Nasi
Beras 18 64,26 1,512 0,306 13,878 0,2
Tim

Ayam 25 74,5 2 3,25 0 0


Oseng
Ayam Kecap 3 2,13 0,1 0,03 0,27 0
Pagi
(LC)
(06.30) Minyak 1 8,08 0 1 0 0

Bening Wortel 25 14,4 0,25 0,1 4,16 1


Wortel
+ Labu Labu
35 10,5 0,21 0,035 5,55 1,07
Siam Siam

Total 173,87 4,072 3,15 23,858 2,27

Marie
Biskuit 11 50 0,5 1,5 8 0,3
Snack Gabin
Pagi
Susu
Susu
(09.00) SGM 36 136 3 6 16,4 1
1x200
Soya

Total 186 3,5 7,5 24,4 1,3

Nasi
Beras 18 64,26 1,512 0,306 13,878 0,2
Tim

Siang Telur Telur 55 85,07 3,03 3,2 2,06 0

(12.00) Opor
Minyak 1 8,08 0 1 0 0
Putih

Tempe 25 37,5 4,9 1,925 5,75 0,15

278
Tempe Kecap 3 2,13 0,1 0,039 0,27 0

BB Bali Minyak 1 8,08 0 1 0 0

Bening
Labu
Labu 35 13,05 0,21 0,035 5,55 1,17
Siam
Siam

Pisang Buah
75 55,06 0,9 0,15 25,85 1,9
Raja Pisang

Total 273,23 9,5 7,03 53,358 3,42

Tepung
10 35,3 0,7 0,05 8 0,24
Beras
Lapis
Tepung
Tepung 10 36,3 0,11 0,05 10,01 0,09
Snack Tapioka
Beras
Sore
Gula
3 11,82 0 0 2,82 0
(14.00) Pasir

Susu
Susu
SGM 36 136 3 6 16,4 0,05
1x200
Soya

Total 219,42 3,81 6,1 37,23 0,38

Nasi
Beras 18 64,26 1,512 0,306 13,878 0,2
Tim

Daging 25 68,25 3,01 3,56 0 0


Oseng
Malam
Daging Kecap 3 2,13 0,1 0,039 0,27 0
(17.00) (LC)
Minyak 1 8,08 0 1 0 0

Tahu Tahu 35 28 1,25 1,6 0,28 0,035

Bistik Kecap 3 2,13 0,1 0,039 0,27 0

279
Minyak 1 8,08 0 1 0 0

Wortel 35 18 0,05 0,04 5 0,15


Sup
Tomat 5 4,05 0,065 0,025 2,005 0,07
Sayuran
Minyak 1 8,08 0 1 0 0

Pisang Buah
75 55,06 0,9 0,15 25,85 1,5
Raja Pisang

Total 266,12 5,87 7,59 47,553 2,0

Total Keseluruhan 1118,64 26,752 31,37 186,399 9,3

Kebutuhan 1124,5 26 31 184,8 8

Presentase % 99,5% 102,9% 101,2% 102% 117%

280
LAPORAN STUDI KASUS HARIAN

PENATALAKSANAAN GIZI
PADA KASUS ANAK EPILEPTIKUS, BRONKOPNEUMONIA,
RESPIRATORY FAILURE
RUANG RAWAT INAP MAWAR
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PASAR REBO

Disusun Oleh :
Gita Amelia 1810714025

PROGRAM STUDI GIZI PROGRAM SARJANA


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAKARTA
2021

281
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan studi kasus harian Anak Epileptikus, Bronkopneumonia, Respiratory


Failure dibuat dan diajukan sebagai syarat kelengkapan dan bukti kegiatan Magang
Manajemen Asuhan Gizi Klinik (MAGK) di Rumah Sakit Umum Daerah Pasar
Rebo. Tahun Ajaran 2021/2022.

Disusun oleh :
Gita Amelia 1810714025

Telah disetujui oleh:

Pembimbing Magang MAGK


Rumah Sakit Umum Daerah Pasar Dosen Pembimbing Magang MAGK
Rebo

Okta Setya Asmaji, S.Gz., RD Iin Fatmawati Imrar, S.Gz, MPH


NIP/NIK. ……………. NIDN. 0005128606

282
a. Lembar Skrining Gizi
Alat skrining gizi yang digunakan di RSUD Pasar Rebo untuk anak adalah
STRONGKids (The Screening Tools for Risk of Impaired Nutritional Status
and Growth). Skrining gizi dilakukan untuk melihat atau mengidentifikasi
adanya resiko mengalami malnutrisi pada pasien sehingga akan dilakukan
tindak lanjut pada asuhan gizi. Dibawah adalah hasil skrining gizi pada An.C

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PASAR REBO

Jl. Let. Jend. TB. Simatupang No. 30 Jakarta Timur 13760

Telp. 021 8400109, 8401127 ex.147/148, E-mail: gizirspr@gmail.com

SKRINING GIZI ANAK

Tanggal : 20/10/2021 Nama : An.C

Diagnosis Medis : Epileptikus,


Bronkopneumonia, Respiratory No. RM : 2021-901947
Failure

BB : 12,5 kg Jenis Kelamin : Laki-laki

TB : 99 cm Umur : 2 tahun 3 bulan

Parameter

 Tidak =0

5. Apakah pasien tampak kurus ?  Ya =1

(1)

6. Apakah ada penurunan BB selama  Tidak =0


satu bulan terakhir ? (Berdasarkan
 Ya =1
penilaian objektif data BB bila ada
/ penilaian subjektif dari orang tua
pasien ATAU untuk bayi <1 tahun
: BB tidak naik selama 3 bulan
(1)
terakhir)

283
7. Apakah terdapat salah satu  Tidak =0
kondisi berikut?
 Ya =1
• Diare ≥5 kali/hari atau muntah
>3 kali/hari dalam seminggu
terakhir
• Asupan makanan berkurang
(1)
selama 1 minggu terakhir
8. Apakah terdapat penyakit atau  Tidak =0
keadaan yang mengakibatkan
 Ya =1
pasien berisiko mengalami
(1)
malnutrisi?
Jumlah Skor Keseluruhan 4

Kesimpulan:

Berdasarkan hasil jumlah skor keseluruhan skrining gizi, An.C beresiko


mengalami malnutrisi tingkat tinggi sehingga perlu pemantauan satu hari
kedepan

284
b. Lembar Asuhan Gizi
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PASAR REBO
Jl. Let. Jend. TB. Simatupang No. 30 Jakarta Timur 13760
Telp. 021 8400109, 8401127 ex.147/148, E-mail: gizirspr@gmail.com
FORMULIR ASUHAN GIZI
Tanggal : 20/10/2021 Nama : An.C
: Epileptikus, Bronkopneumonia,
Diagnosis Medis No. RM : 2021-901947
Respiratory Failure
ASESMEN GIZI Umur : 2 tahun 3 bulan (27 bulan)
Antropometri JK : Laki-laki
Z score :
 BB/TB : -2,16 (Gizi
Baik/Normal)
BB : 12,5 kg Tanggal Lahir : 19 Juni 2019
 TB/U : 2,8 (Normal)
 BB/U : 0,12 (Berat Badan
Normal)
: Gizi Baik/Normal (P2PTM
TB : 99 cm Status Gizi
Kemenkes RI, 2018)
BBI : 13 kg
Biokimia Klinis/Fisik
2. Hematologi (20/10/2021) 2. Klinis (20/10/2021)
Pemeriksaan Hasil Standar Ket Pemeriks
Hasil Standar Ket
aan
10,6
Hemaglobin 10,8-12,8% Rendah
g/dL Tekanan
80/55-115/80
darah 105/64 Normal
Hematokrit 30% 35-43% Rendah mmHg
(MRS)

4,0 3,6-5,2 Tekanan


Eritrosit Normal
juta/μL juta/μL darah 80/55-115/80
97/54 Normal
(terakhir mmHg
diperiksa)

285
10,54 60-100
5,50-15,50 Nadi 100 Normal
Leukosit 10^3/μ Normal kali/menit
10^3/μL
L Respirato 14-20
25 Tinggi
ry rate kali/menit
539 217-497
Trombosit Tinggi
ribu/μL ribu/μL Suhu 36,7 36 -37 oC Normal

Neutrophil Kesimpulan: Berdasarkan pemeriksaan klinis


0% 3-6% Rendah
Batang pasien An.C normal.

Monosit 16% 1-6% Tinggi


3. Fisik (20/10/2021)
Kesimpulan: Keluhan Hasil
Berdasarkan hasil biokimia pada pemeriksaan
Kejang (+)
hematologi yaitu pasien An.C mengalami anemia
(kadar hemaglobin dan hematokrit rendah) disebabkan Demam (-)

An.C terdapat penurunan nafsu makan. Pasien juga Sesak (+)


mengalami peradangan jaringan pada bagian saluran
Penurunan nafsu makan (+)
udara (bronkus) dan terdapat infeksi, hal itu sejalan
dengan manifestasi akut dari peradangan sehingga Batuk (+)

pasien An.C penyebab status epilepticus (kadar Lemas (+)


neutrophil rendah dan monosit, serta trombosit tinggi).
Resti infeksi (+)

Gangguan
(+)
cairan&elektrolit

Diare (+)

Muntah (-)

BAB (+)

BAK (+)

Compos Mentis (+)

Kesimpulan:
Berdasarkan hasil pemeriksaan fisik pasien An.C
mengalami kejang yang berulang namun kadang

286
disertai demam naik turun, terdapat gangguan
pernapasan sesak namun sudah berkurang semakin
hari, batuk berdahak. An.C merasa lemas, dan
berisiko resti infeksi. BAB pasien juga
konsistensinya cair ampas frekuensi 1 kali namun
tidak berlendir. Pasien An.C penurunan nafsu makan
akibatnya gangguan keseimbangan cairan dan
elektrolit.

Riwayat & Kebutuhan Gizi


Kebiasaan Makan dan Pola Makan : 7. Riwayat Makan SMRS
 Pola makan An.C adalah 3 kali makan utama, a. Pola Makan SMRS :
dan selingan yang tidak tentu bisa 2x atau lebih  Selingan : susu dancow 1btl (200 ml)
dalam sehari  Pagi : nasi ½ p, sop ayam 1p kcl, tahu goreng 1
 Orang tuanya setiap masuk-masuk jam makan bj sdg,
utama selalu menghindari selingan makanan  Selingan : pudding mangga 2ptg, buah pepaya
apalagi dengan porsi lebih. Hal itu bertujuan 1bh sdg
agar anak tidak merasa kenyang  Siang : nasi 1 p, sop bakso ikan ½ p, tempe
 An.C sangat menyukai buah-buahan, buah yang semur 1 bj,
sangat disukai adalah mangga, papaya dan  Selingan : biskuit nabati 3 bj, jeruk 1 bh
pisang. Konsumsi pisang bisa sampai 3-4x  Malam : nasi ½ p, omelet telur, perkedel tahu
ukuran kecil  Selingan : mie bihun goreng 1p, susu dancow 1
 Orang tua pasien sering memberikan sayuran btl (200 ml)
yang berkuah seperti sop ayam, sayur bening.
Makanan yang diberikan menyesuaikan menu b. Perhitungan Kebutuhan Energi SMRS :
keluarga BBA : 12,5 kg
 Aktivitas sehari-hari pasien adalah bermain PB : 99 cm
 Pasien tidak memiliki alergi terhadap makanan BB/PB : -2,16 (Gizi Baik/Normal)
 An.C sangat sering konsumsi air putih BBI : 13 (Sri S. Nasar, 2015)
 Akses makanan biasanya ibunya masak di
rumah dibandingkan beli dan jajan di luar  Total Kebutuhan Energi
= BBI x 86,5

287
 Cemilan selain buah, An.C sangat menyukai = 13 x 86,5
aneka ciki dan permen namun tidak sering = 1124,5 kkal

 Protein
= BBI x 2
= 13 x 2
= 26 gr
Ke kalori
26 x 4
= 104 kkal
Presentase
104/1124,5 x 100%
= 9,25%

 Lemak
= Kebutuhan x 25%
= 1124,5 x 25%
= 281 kkal
= 281/9
= 31 gr

 KH
KH = 100 – (9,25% + 25%)
= 100 – 34,25
= 65,75%
65,75% x 1124,5 /4
= 739/4
= 184,8 gr

 Kebutuhan Serat = 19 gram, untuk asupan serat


anak pada usia 1-3 tahun menurut AKG 2019,
(KEMENKES, 2019).

288
c. Kecukupan Asupan SMRS :
Ket
Zat Gizi Asupan Persentase (Gurnida et
al., 2020)
Energi
1337,62 119% Normal
(kkal)
Di atas
Protein
42,03 162% angka
(gr)
kebutuhan
Di atas
Lemak
41,15 133% angka
(gr)
kebutuhan
Defisit
KH (gr) 152,47 83% tingkat
ringan
Sumber: WNPG, 2012

8. Riwayat Makan MRS


a. Pola Makan MRS
Waktu Menu
07.00
09.00
11.00 Susu Nabati
13.00 1 x 100cc
15.00 (Pemberian 8x100 cc)
17.00
19.00
21.00

b. Perhitungan Kebutuhan Energi MRS :


BBA : 12,5 kg

289
PB : 99 cm
BB/PB : -2,16 (Gizi Baik/Normal)
BBI : 13 (Sri S. Nasar, 2015)

 Total Kebutuhan Energi


= BBI x 86,5
= 13 x 86,5
= 1124,5 kkal ~ 1100 kkal

 Protein
= BBI x 2
= 13 x 2
= 26 gr
Ke kalori
26 x 4
= 104 kkal
Presentase
104/1124,5 x 100%
= 9,25%

 Lemak
= Kebutuhan x 25%
= 1124,5 x 25%
= 281 kkal
= 281/9
= 31 gr

 KH
KH = 100 – (9,25% + 25%)
= 100 – 34,25
= 65,75%
65,75% x 1124,5 /4

290
= 739/4
= 184,8 gr

 Kebutuhan Serat = 8 gr, untuk kebutuhan


rendah serat pasien An.C yang mengalami diare
dan dehidrasi (kekurangan cairan dan elektrolit

c. Kecukupan Asupan MRS :


Ket
Zat Gizi Asupan Persentase (Gurnida et
al., 2020)
Energi Defisit
704 64%
(kkal) tingkat berat
Protein Defisit
14,4 55%
(gr) tingkat berat
Lemak
35,2 114% Normal
(gr)
Defisit
KH (gr) 84,8 46%
tingkat berat
Sumber: WNPG, 2012
Riwayat Personal
Riwayat Personal :
 An.C tinggal Bersama orang tua, pengolahan makanan diolah dengan ibu pasien dan lebih sering
diakses masak sendiri dibandingkan dengan membeli di luar
 An.C aktivitas sehari-harinya adalah bermain dan sangat suka sekali mengemil terutama mengkonsumsi
selingan buah
 An.C tidak memiliki alergi pada makanan dan minuman
 Riwayat kehamilan pada pasien An.C lahiran secara normal dan tidak ada kendala
 Riwayat imunisasi, pasien An.C belum imunisasi campak karena pandemic
 Selama sakit pasien An.C hanya minum ASI selama seminggu dan selebihnya hanya minum susu
formula.
 An.C diberikan ASI ekslusif selama 6 bulan dan diperkenalkan nasi saat usia 1 tahun

291
Riwayat Penyakit Dahulu :
1 tahun yang lalu pasien An.C pernah kejang, demam, bentuk kejang yang sama. Sebelum dirujuk 5 hari yang
lalu ke RSUD Pasar Rebo pasien sudah mengalami kejang berulang, diare ≥3x, muntah, demam, dan batu
berdahak. Keadaan itu masih terus berlanjut sampai MRS (Masuk Rumah Sakit) rujukan di RSUD Pasar Rebo.

Riwayat Penyakit Keluarga :


Ibu pasien An.C memiliki riwayat kejang

Riwayat Penyakit Sekarang :


Pasien mengalami epileptikus kejang secara berulang, demam, bronkopneumonia, dan respiratory failure

Keluhan Utama :
Pasien An.C sebelum masuk rumah sakit kejang 2x di rumah, dan MRS pasien masih kejang berulang disertai
demam sejak 2 hari yang lalu, muntah, mencret, dan batuk berdahak pasien beberapa hari ini. Pasien tampak
lemah dan lemas.

Terapi Obat :
Nama Obat Dosis Kegunaan Efek Samping
Mengatasi berbagai infeksi bakteri Nyeri perut, mual,
Ceftriaxone 2x500 mg
yang terjadi pada tubuh muntah, diarem pusing
Sakit kepala, pusing,
Mencegah dan meredakan kejang pada
Fenitoin 2x25 mg mual, muntah, dan rasa
penderita epilepsi
mengantuk
Digunakan pada berbagai kondisi Sakit perut, sakit kepala,
Dexamethasone 1x3 mg
peradangan pusing,
DIAGNOSIS GIZI
2. Domain Intake
NI-2.3 Infusi enteral inadekuat berkaitan formula yang diberikan rumah sakit kepada pasien An.C dengan
jumlah kebutuhan yang harus dipenuhi masih kurang dari kecukupan. Ditandai dengan hasil asupan MRS
An.C yaitu untuk energi 64%, protein 55%, dan karbohidrat 46%.

292
NI-3.1 Asupan cairan tidak adekuat yang berhubungan dengan kejadian diare saat MRS di mana
frekuensinya ≥3x, mengalami mual dan muntah pada pasien An.C. Ditandai dengan estimasi asupan cairan
pasien selama MRS kurang dari kebutuhan karena pasien hanya menerima asupan susu saja sehingga
mengalami gangguan cairan dan elektrolit.

3. Domain Klinis
NC-1.4 Perubahan fungsi gastrointestinal berkaitan dengan efek samping obat-obatan dan kondisi
epileptikus yang disertai dengan demam. Ditandai dengan pasien mengalami penurunan nafsu makan,
gangguan cairan dan elektrolit, mual dan muntah.
NC-2.2 Perubahan nilai lab berkaitan dengan status anemia ditandai dengan kadar hemaglobin 10,6 g/dL
dan hematokrit 30% yang termasuk kategori rendah.
NC-2.2 Perubahan nilai lab berkaitan dengan riwayat kejang 1 tahun yang lalu dan sekarang, peradangan
pada saluran udara dan diare ditandai dengan kadar trombosit 539 ribu/μL dan monosit 16% termasuk
tinggi. Serta kadar neutrophil batang 0% termasuk rendah.

4. Domain Behavior
-
INTERVENSI GIZI
1. Tujuan :
1. Membantu memenuhi asupan energi, protein, lemak, dan kabohidrat pasien sesuai dengan kebutuhan
zat gizi dan cairan An.C dengan rute pemberian melalui oral dan enteral (susu)
2. Membantu mengurangi atau meringankan kondisi klinis pasien seperti mual, muntah, dan penurunan
nafsu makan kembali normal dengan memberikan makanan lunak agar mudah dicerna dan dikonsumsi
3. Membantu meningkatkan kadar hemaglobin, hematokrit, dan neutrophil batang pasien kembali normal
4. Membantu menurunkan kadar trombosit dan monosit pasien agar mencapai normal
5. Memberikan edukasi gizi terkait gizi seimbang dan rendah serat untuk memenuhi kekurangan gizi
pasien dan membantu mengurangi diare dan bentuk BAB yang normal.

2. Implementasi/Preskripsi Diet
1. Jenis Diet : Diet Gizi Seimbang dan Rendah Serat
2. Bentuk Makanan : Lunak (Nasi Tim)
3. Kode Pemesanan : NTLC dengan Pemberian Susu (NGT 2x100cc)

293
4. Rute Pemberian : Oral
5. Frekuensi Makan : 3x makanan utam dan 2 kali selingan
6. Syarat Diet :
 Energi cukup, sesuai dengan kebutuhan yaitu 1124,5 kkal
 Protein cukup, 9,25% dari total kebutuhan yaitu 26 gr.
 Lemak cukup, 25% dari total kebutuhan yaitu 31 gr.
 Karbohidrat cukup, 65,75% dari total kebutuhan yaitu 184,8 gr.
Catatan : Pasien An.C diberikan nasi tim dengan lauk cincang dikarenakan kondisi pasien sudah stabil
sehingga dapat menerima makanan melalui oral. Keluhan sudah mulai berkurang kejang, mual dan
muntah, serta frekuensi diare pada anak.

3. Edukasi :
a. Waktu : Oktober 2021
b. Lokasi : Ruang Rawat Inap Mawar 604
c. Sasaran : Pasien dan keluarga
d. Media : Leaflet
e. Metode : Ceramah dan tanya jawab
f. Materi :
 Diet Gizi Seimbang meliputi definisi, tujuan diet, 4 pilar gizi seimbang, 10 pesan gizi seimbang,
dan isi piringku (kebutuhan makanan pokok, lauk pauk, sayur, dan buah). Dan diet rendah serat
meliputi definisi, apa saja sumber makanan yang mengandung serat rendah, dan bagaimana cara
mengatur diet rendah serat.
MONITORING DAN EVALUASI
Rencana Monitoring
1) Asupan : Memonitor asupan hingga mencapai >90%
Memonitor pemeriksaan laboratorium berangsur-angsur mendekati batas normal
2) Biokimia :
(kadar hemaglobin, hematokrit, neutrophil batang, trombosit dan monosit)
Memonitor pemeriksaan tanda klinis secara berkala agar kembali normal (nilai
3) Klinis :
respiratory rate)
4) Fisik : Memonitor pemeriksaan tanda fisik keluhan berkurang (baik)
Memahami dan bisa menjawab pertanyaan dengan benar terkait materi edukasi yang
5) Pengetahuan :
disampaikan

294
295
DAFTAR PUSTAKA

Gurnida, D. A., Nur’aeny, N., Hakim, D. D. L., Susilaningsih, F. S., Herawati, D.


M. D., & Rosita, I. (2020). Korelasi antara tingkat kecukupan gizi dengan
indeks massa tubuh siswa sekolah dasar kelas 4, 5, dan 6 Correlation
between nutritional adequacy levels with body mass index of elementary
school students grades 4, 5, and 6. Padjadjaran Journal of Dental
Researchers and Students, 4(1), 43–50.

Kartono, D., Hardinsyah, Jahari, A. B., Sulaeman, A., Asturi, M., Soekatri, M., &
Riyadi, H. (2012). Ringkasan Angka Kecukupan Gizi ( AKG ) yang
dianjurkan bagi Orang Indonesia 2012 (pp. 1–18). Rumusan Widyakarya
Nasional Pangan dan Gizi (WNPG) X 2012.

P2PTM Kemenkes RI. (2018). Klasifikasi Obesitas setelah pengukuran IMT.


Direktorat P2PTM. http://p2ptm.kemkes.go.id/infographic-
p2ptm/obesitas/klasifikasi-obesitas-setelah-pengukuran-imt

Sri S. Nasar. (2015). Penuntun Diet Anak / editor, Sri S. Nasar ... [Et al.] ; IDAI,
PERSAGI, AsDI | OPAC Perpustakaan Nasional RI.
https://opac.perpusnas.go.id/DetailOpac.aspx?id=928983

296
ASUPAN SMRS

Nama Bahan Berat Energi Protein Lemak KH Serat


Waktu
Makanan Makanan (gr) (kkal) (gr) (gr) (gr) (gr)

Snack Susu
Susu 25 120 6 7 10 0
(05.00) dancow

SUBTOTAL 120 6 7 10 0

Nasi Beras 25 89,25 2,1 0,42 19 0,05

Ayam 30 89,4 5,46 7,5 0 0

Wortel 15 5,4 0,15 0,09 1,18 1

Pagi Sop ayam Buncis 15 5,1 0,36 0,045 1,08 1,9

(07.00) Kentang 30 18,6 0,63 0,06 4,05 0,5

Minyak 1 8,08 0 1 0 0

Tahu Tahu 40 32 4,36 1,88 0,32 0,1

goreng Minyak 2 22,1 0 2,5 0 0

SUBTOTAL 269,93 9,06 11,495 25,63 3,55

Agar
5 17,85 0,07 0,014 4 4
plain

Snack Pudding Mangga 35 18,2 0,24 0 4,3 1,6

(10.00) mangga Susu cair 15 9,15 0,48 0,52 0,64 0

Gula
3 11,8 0 0 2,82 0
pasir

297
Buah
Pepaya 55 25,3 0,27 0,05 6,71 1,6
pepaya

SUBTOTAL 82,3 1,06 0,584 18,47 7,2

Nasi Beras 50 178,5 4,2 0,85 38,55 0,1

Bakso
35 37,45 3,9 0,43 4 0,4
ikan
Sup
bakso Wortel 15 5,4 0,15 0,09 1,18 1
Siang ikan Buncis 10 3,4 0,24 0,03 0,72 1,9
(11.30)
Minyak 1 8,08 0 1 0 0

Tempe 55 82,5 7,7 4 5 1,4


Tempe
Kecap 3 2,13 0,1 0,039 0,27 0
semur
Minyak 2 22,1 0 2,5 0 0

SUBTOTAL 339,56 10,29 8,939 49,72 4,8

Biskuit
Snack Biskuit 5 1,5 0,05 0,1 0,35 0
nabati
(14.00)
Jeruk Jeruk 45 20,25 0,4 0,09 5 1,4

SUBTOTAL 21,75 0,45 0,19 5,35 1,4

Nasi Beras 25 89,25 2,1 0,42 19 0,05

Omelet Telur 55 84,7 6,82 5,94 0,38 0

Sore telur Minyak 2 22,1 0 2,5 0 0

(15.30) Telur 35 53,9 4,34 3,78 0,24 0


Perkedel
Tahu 40 32 4,36 1,88 0,32 0,1
tahu
Minyak 2 22,1 0 2,5 0 0

298
SUBTOTAL 304,05 10,62 17,02 19,94 0,15

Bihun 15 52,2 0,7 0,015 12,3 1,2


Mie
Kecap 3 2,13 0,1 0,039 0,27 0
bihun
Snack Wortel 10 3,6 0,1 0,06 0,79 1
goreng
(19.00) Minyak 2 22,1 0 2,5 0 0

Susu
Susu 25 120 6 7 10 0
dancow

SUBTOTAL 200,03 6,9 9,614 23,36 2,2

TOTAL ASUPAN 1337,62 42,03 41,15 152,47 19,3

TOTAL KEBUTUHAN 1124,5 26 31 184,8 19

PERSENTASE (%) 119% 162% 133% 83% 102%

299
ASUPAN MRS

Nama Bahan Berat Berat Energi Protein Lemak KH


Waktu
Makanan Makanan (cc) (gr) (kkal) (gr) (gr) (gr)

Susu
07.00 Susu 100 18 88 1,8 4,4 10,6
nabati

Susu 100
09.00 Susu 18 88 1,8 4,4 10,6
nabati

Susu Susu 100


11.00 18 88 1,8 4,4 10,6
nabati

Susu Susu 100


13.00 18 88 1,8 4,4 10,6
nabati

Susu Susu 100


15.00 18 88 1,8 4,4 10,6
nabati

Susu Susu 100


17.00 18 88 1,8 4,4 10,6
nabati

Susu Susu 100


19.00 18 88 1,8 4,4 10,6
nabati

Susu Susu 100


21.00 18 88 1,8 4,4 10,6
nabati

TOTAL ASUPAN 704 14,4 35,2 84,8

TOTAL KEBUTUHAN 1100 26 31 184,8

PERSENTASE (%) 64% 55% 114% 46%

300
MENU PERENCANAAN INTERVENSI

Nama Bahan Berat Energi Protein Lemak KH


Waktu
Makanan Makanan (gr) (kkal) (gr) (gr) (gr)

Nasi tim Beras 20 71,4 1,68 0,34 15,42

Daging 35 95,55 3,45 7,7 0


Oseng
Kecap 3 2,13 0,1 0,039 0,27
Pagi daging
Minyak 2 22,1 0 2,5 0
(06.30)

Bening Labu
100 30 0,6 0,1 6,7
labu siam siam

Susu Susu
18 88 1,8 4,4 10,6
nabati (100cc)

SUBTOTAL 309,18 5,03 10,079 35,99

Agar agar 5 17,85 0,07 0,014 4


Snack
Susu 15 24 0,945 1,8 1
Puding
(09.00)
Cocoa
batik 10 40 2 1,3 5
bubuk
coklat
Gula
5 19,7 0 0 4,7
pasir

SUBTOTAL 101,55 3,015 3,114 14,7

Nasi tim Beras 20 71,4 1,68 0,34 15,42


Siang
Oseng Ayam 40 119 3,8 10 0
(12.00)
ayam Kecap 3 2,13 0,1 0,039 0,27

301
Minyak 2 22,1 0 1,5 0

Tempe 35 52,5 1,9 1,6 3

Tempe BB Pasta
5 4,1 0,216 0,0235 0,94
tomat tomat

Minyak 2 22,1 0 2,5 0

Wortel 50 18 0,5 0,3 3,95


Sup wortel
+ Kembang
15 57 3,3 1,07 3,4
kembang tahu
tahu
Minyak 1 8,08 0 1 0

Melon Melon 50 18,5 0,3 0,2 3,9

SUBTOTAL 394,91 9,796 14,07 34,88

Kentang
30 18,6 0,63 0,06 4
kukus

Snack Kue Tepung


10 33,3 0,9 0,1 7,72
(14.00) lumpur terigu

Gula
3 11,8 0 0 2,82
pasir

SUBTOTAL 63,7 1,53 0,16 24,54

Nasi tim Beras 20 71,4 1,68 0,34 15,42

Telur Telur 55 84,7 4,82 2,94 0,38


Bistik BB
Sore Kecap 3 2,13 0,1 0,039 0,27
BW
(17.00) Bombay Minyak 2 22,1 0 2,5 0

Tahu BB Tahu 35 28 2,8 1,6 0,28

kuning Minyak 2 22,1 0 2,5 0

302
Labu
Bening 50 15 0,3 0,05 3,35
siam
wortel
+labu siam Wortel 50 18 0,5 0,3 3,95

Pisang
Pisang 75 82,5 0,9 0,6 19,35
barangan

SUBTOTAL 345,93 8,1 7,19 48,83

Snack Susu Susu


18 88 1,8 4,4 10,6
(19.00) nabati (100cc)

SUBTOTAL 88 1,8 4,4 15,6

TOTAL ASUPAN 1303,3 28,3 35,9 176,5

TOTAL KEBUTUHAN 1100 26 31 184,8

PERSENTASE (%) 118% 109% 116% 96%

303
LAPORAN STUDI KASUS HARIAN

PENATALAKSANAAN GIZI
PADA KASUS PASCA BEDAH POLIP ANTROKOANAL
RUANG RAWAT INAP DAHLIA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PASAR REBO

Disusun Oleh :
Gita Amelia 1810714025

PROGRAM STUDI GIZI PROGRAM SARJANA


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAKARTA
2021

304
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan studi kasus harian Pasca Bedah Polip Antrokoanal dibuat dan
diajukan sebagai syarat kelengkapan dan bukti kegiatan Magang Manajemen
Asuhan Gizi Klinik (MAGK) di Rumah Sakit Umum Daerah Pasar Rebo. Tahun
Ajaran 2021/2022.

Disusun oleh :
Gita Amelia 1810714025

Telah disetujui oleh:

Pembimbing Magang MAGK


Rumah Sakit Umum Daerah Pasar Dosen Pembimbing Magang MAGK
Rebo

Okta Setya Asmaji, S.Gz., RD Iin Fatmawati Imrar, S.Gz, MPH


NIP/NIK. ……………. NIDN. 0005128606

305
b. Lembar Skrining Gizi
Alat skrining gizi yang digunakan di RSUD Pasar Rebo adalah MST (The
Screening Tools for Risk of Impaired Nutritional Status and Growth). Skrining
gizi dilakukan untuk melihat atau mengidentifikasi adanya resiko mengalami
malnutrisi pada pasien sehingga akan dilakukan tindak lanjut pada asuhan gizi.
Dibawah adalah hasil skrining gizi pada Ny.S.

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PASAR REBO


Jl. Let. Jend. TB. Simatupang No. 30 Jakarta Timur
13760
Telp. 021 8400109, 8401127 ex.147/148, E-mail:
gizirspr@gmail.com
SKRINING GIZI AWAL
Tanggal : 11 Oktober 2021 Nama : Ny.S
Diagnosis : Polip Antrokoanal No. RM : 2021-901424
BB : 68 kg J_Kel. : Perempuan
TB : 160 cm Umur : 50 tahun
1. Apakah pasien mengalami penurunan BB yang tidak
direncanakan/tidak diinginkan dalam 6 bulan terakhir? (0)
a. Tidak 0
b. Tidak yakin 2
c. Ya, ada penurunan BB sebanyak
1-5 kg 1
6-10 kg 2
11-15 kg 3
> 15 kg 4
Tidak tahu berapa penurunannya 2

2. Apakah asupan makan pasien berkurang karena penurunan nafsu


makan/kesulitan menerima makanan? (0)
a. Tidak 0
b. Ya 1

TOTAL SKOR 1
KESIMPULAN : Pasien beresiko malnutrisi rendah
Bila skor > 3, maka dilakukan assessment lanjut oleh Dietisien/Ahli Gizi

Kesimpulan:

Berdasarkan hasil jumlah skor keseluruhan skrining gizi, Ny.S beresiko


malnutrisi rendah akibat kesulitan menerima makanan (Annta Kern
Nugrohowati, 2018), sehingga perlu pemantauan satu hari kedepan.

306
c. Lembar Asuhan Gizi
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PASAR REBO
Jl. Let. Jend. TB. Simatupang No. 30 Jakarta Timur 13760
Telp. 021 8400109, 8401127 ex.147/148, E-mail: gizirspr@gmail.com
FORMULIR ASUHAN GIZI
Tanggal : 11/10/2021 Nama : Ny.S
Diagnosis Medis : Polip Antrokoanal No. RM : 2021-901424
ASESMEN GIZI Umur : 50 tahun 2 bulan
Antropometri JK : Perempuan
BB : 68 kg IMT : 26,6 kg/m2 Tanggal Lahir : 11 Juli 1971
TB : 160 cm Pendidikan Terakhir : SMA
BBI : 54 kg (Hutabarat, 2016) Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
: Obesitas tingkat 1 (P2PTM
Status Gizi
Kemenkes RI, 2018)
Biokimia Klinis/Fisik
4. Hematologi (11/10/2021) 5. Klinis (11/10/2021)
Pemeriksaan Hasil Standar Ket Pemeriksaan Hasil Standar Ket

Laju endap 57 < 20 90/60-


Tinggi Tekanan darah 118/89
darah mm/jam mm/jam 120/80 Normal
(MRS) mmHg
13,7 12,3 – mmHg
Hemaglobin Normal
gr/dL 15,3 gr/dL
Tekanan darah 90/60-
129/79
6,77 4,4 – 11,3 (terakhir 120/80 Normal
Leukosit 3 3
Normal mmHg
10 /L 10 /L diperiksa) mmHg

4,8 3,8 – 5,2 89 60 -100


Eritrosit Normal Nadi Normal
juta/μL juta/μL
kali/menit kali/menit
Hematokrit 41 % 35 – 47 % Normal
20 14-20
Respiratory rate Normal
Eosinophil 5% 1-3 % Tinggi kali/menit kali/menit

Limfosit 27 % 25 – 40 % Normal Suhu 36,11 oC 36 -37 oC Normal

Kesimpulan: Kesimpulan: Pemeriksaan klinis Ny.S normal.

307
Ny.S mengalami peradangan atau kerusakan sel (laju
endap darah tinggi dalam darah) dan eosinophilia 6. Fisik (11/03/2021)
yaitu terdapat jaringan infeksi atau pembengkakan Keluhan Hasil
(eosinophil tinggi dalam darah)
Nyeri (+)

Lemas (+)

Lelah (+)

Penurunan nafsu makan (+)

Gangguan menelan (+)

Compos Mentis (+)

Kesimpulan:
Ny.S masih tampak nyeri pada bagian bawah mata kiri
dan hidung, lemas, lelah, dan mengalami penurunan
nafsu makan akibat gangguan menelan. Pada
pemeriksaan CT Scan pasien hasilnya adalah sinus
paranasal. Kesadaran Ny.S sadar sepenuhnya (normal).
Riwayat & Kebutuhan Gizi
Kebiasaan Makan dan Pola Makan : 9. Riwayat Makan SMRS
 Pola makan Ny.S adalah 3 kali makan utama g. Pola Makan SMRS :
dan 2 kali selingan.  Pagi : nasi uduk 1 bks, teh manis 1gls, telor dadar
 Ny.S sering sekali makan-makanan luar 1bj, oseng tempe 2 sdm, bihun 2 sdm
seperti seblak, bakso, dan pecel ayam, dan  Selingan : susu beruang 1 btl, seblak 1p
gorengan  Siang : lontong1/2 ptg, tumis kangkung 3 sdm, tahu
 Ny.S biasanya masak sayur lebih menyukai goreng 1 bj, sayur sop 1p
sayuran yang berkuah seperti sayur sop,  Selingan : es sirup 1 bks,
bening bayam, sayur asem  Sore : nasi putih 2 ctg, sayur sop 1p
 Ny.S sering minuman es dan sirup  Malam : mie instan 1p
 Buah yang dikonsumsi tidak menentu
(1x/minggu) h. Perhitungan Kebutuhan Energi SMRS :
BBA : 68

308
 Setiap pagi Ny.S sering sekali minum teh TB : 160
manis dan untuk sarapan selalu nasi uduk IMT : 26,6 kg/m²
 Ny.S sering konsumsi mie instan hampir BBI : (TB-100) x 0,9
setiap hari = (160-100) x 0,9 = 54 kg
 Selalu konsumsi makanan dengan sambal
dan telor digoreng garing  AMB (Angka Metabolisme Basal)

 Ny.S tidak memiliki riwayat alergi makanan Rumus Harris Benedict (Perempuan)

namun alergi terhadap debu dan udara = 655 + (9,6 x BBI) + (1,8 x TB) – (4,7 x Usia)

dingin. = 655 + (9,6 x 54) + (1,8 x 160) – (4,7 x 50)


= 655 + 518 + 288 – 235
= 1226
 Total energi
= BMR x FA x FS
= 1226 x 1,4 x 1,3
= 2231 kkal
 Protein
= 15% x 2231/4 = 83 gr
 Lemak
= 25% x 2231/9 = 61,9 gr
 KH
= 60% x 2231/ 4 = 334,6 gr

i. Kecukupan Asupan SMRS :


Ket (Gurnida
Zat Gizi Asupan Persentase
et al., 2020)
2001
Energi 90% Normal
kkal
Defisit tingkat
Protein 72 gr 87,3%
ringan
Di atas angka
Lemak 78 gr 126,6%
kebutuhan

309
Defisit tingkat
KH 257 gr 76,9%
sedang
Sumber: WNPG, 2012

10. Riwayat Makan MRS


j. Pola Makan MRS
 Pagi : bubur sumsum 1p, telur rebus 1bh, pisang 1bh
 Selingan : bolu 1bj
 Siang : nasi tim 1p, bening oyong+wortel 1p, tempe
bacem 1bj, ikan BB kuning 1 bh, pisang 1bh
 Selingan : kue talam 1bj
 Sore : nasi tim 1p, ayam kecap 1ptg, tempe BB
kuning 1bj, sayur bayam jagung kuning 1p, papaya
1bh

k. Perhitungan Kebutuhan Energi MRS :


BBA : 68
TB : 160
IMT : 26,6 kg/m²
BBI : (TB-100) x 0,9
= (160-100) x 0,9 = 54 kg

 AMB (Angka Metabolisme Basal)


Rumus Mifflin (Perempuan)
= (10 x BBI) + (6,25 x TB) – (5 x usia) – 161
= (10 x 54) + (6,25 x 160) – (5 x 50) – 161
= 540 +1000 – 250 – 161
= 1129
 Total energi
= BMR x FA x FS
= 1129 x 1,3 x 1,2
= 1761 kkal

310
 Protein
= 20% x 1761/4 = 88 gr
 Lemak
= 20% x 1761/9 = 39 gr
 KH
= 60% x 1761/ 4 = 264 gr

l. Kecukupan Asupan MRS :


Ket
Zat Gizi Asupan Persentase (Gurnida et
al., 2020)
2075
Energi 118% Normal
kkal
Defisit
Protein 66 gr 75% tingkat
sedang
Di atas angka
Lemak 55 gr 141%
kebutuhan
KH 304 gr 115% Normal
Sumber: WNPG, 2012
Riwayat Personal

311
Riwayat Personal :
 Ny.S adalah anak pertama dari dua bersaudara
 Ny.S kebiasaan sehari-hari di rumah menyapu, mengepel, mencuci, dan memasak
 Akses untuk membeli makanan luar juga mudah dijangkau sehingga sering membeli makanan di luar
 Ny.S sering sekali mengkonsumsi obat dan vitamin suplemen

Riwayat Penyakit Dahulu :


Tahun 2015, Ny.S pernah menjalani operasi polip hidung kiri di cengkareng dan operasi kista di payudara.

Riwayat Penyakit Keluarga :


Keluarga pasien tidak ada yang menderita penyakit yang sama dengan pasien.

Riwayat Penyakit Sekarang :


Sebelum masuk rumah sakit, pasien sering mengeluh nyeri di bagian bawah mata kiri sudah lebih dari 2 bulan
dan sering kesulitan bernafas seperti terasa tersumbat. Didiagnosis dokter pasien mengalami polip antrokoanal.

Keluhan Utama :
Keluhan utama saat masuk RS adalah batuk, pilek, nyeri nyut-nyutan di bawah mata kiri sudah kurang lebih 2
bulan, badan terasa lemas dan lelah.

Terapi Obat :
Nama Obat Dosis Kegunaan Efek Samping
Nyeri perut, mual,
Mengatasi berbagai infeksi bakteri
Ceftriaxone 1 x 2 gr muntah, diare, pusing
yang terjadi pada tubuh.
dan mengantuk.
Membantu menghentikan perdarahan Gatal, mual, muntah,
Transamin 3 x 500 cc abnormal, serta nyeri pada rongga diare, dan terasa panas
atau mukosa mulut. dalam perut.
Meredakan nyeri dan peradangan Sakit perut, mual dan
Ketorolac 3 x 30 mg yang digunakan setelah operasi atau muntah, diare, pusing,
prosedur medis. dan sembelit.
DIAGNOSIS GIZI

312
10. Domain Intake
NI-5.1 Peningkatan kebutuhan zat gizi protein MRS pasien berkaitan hasil kebutuhan pasien di bawah
batas normal kecukupan ditandai nilai kebutuhan protein sebesar 66 gr (75%) termasuk defisit tingkat sedang
yang menunjukkan kurang dari kecukupan asupan kebutuhan pasien.
NI-5.3 Penurunan kebutuhan zat gizi lemak MRS pasien berkaitan hasil kebutuhan pasien di atas batas
normal kecukupan ditandai nilai asupan lemak sebesar 55 gr (141%) termasuk di atas angka kebutuhan dari
kecukupan asupan kebutuhan pasien.
NI-5.5.3 Asupan lemak yang tidak tepat berkaitan pasien sering konsumsi makanan tinggi lemak jenuh
dengan konsumsi jajanan luar seperti seblak, bakso, dan gorengan, berkaitan dengan hasil recall SMRS lemak
pasien sebesar 78 gr (126,6%) termasuk di atas angka kebutuhan pasien.

11. Domain Klinis


NC-1.1 Kesulitan menelan berkaitan pasca bedah yang dilakukan pada penyakitnya polip antrokoanal
ditandai dengan penurunan nafsu makan.
NC-3.3 Berat badan berlebih/obesitas berkaitan pemilihan jenis dan pola makan yang salah terkait gizi
ditandai dengan IMT pasien sebesar 26,6 kg/m2 termasuk status gizi obesitas tingkat 1.

12. Domain Behavior


NB-1.4 Kurang dapat menjaga/memonitor diri berkaitan pasien masih membeli makanan luar yang tinggi
lemak, garam, dan gula seperti seblak dan bakso serta minuman dingin (es) ditandai alergi dingin dan
penyakit polip yang kambuh kembali.

INTERVENSI GIZI
7. Tujuan :
g) Membantu menurunkan berat badan agar mencapai normal
h) Membantu memenuhi asupan gizi energi, protein, lemak, dan karbohidrat sesuai dengan kebutuhan
pasien
i) Memberikan diet pasca bedah gizi seimbang dengan kebutuhan 1700 kkal yang tinggi protein untuk
membantu proses penyembuhan luka pasca bedah pada pasien,
j) Meningkatkan pengetahuan pasien dan keluarga melalui edukasi diet pasca bedah (gizi seimbang).

313
8. Implementasi/Preskripsi Diet
13. Jenis Diet : Diet Pasca Bedah Gizi Seimbang 1700 Kkal
14. Bentuk Makanan : Makanan lunak
15. Kode Pemesanan : NT (Nasi Tim)
16. Rute Pemberian : Oral
17. Frekuensi Makan : 3 kali makan utama dan 2 kali selingan
18. Syarat Diet :
 Energi cukup, sesuai dengan kebutuhan yaitu 2200 kkal.
 Protein cukup, 15% dari total kebutuhan yaitu 84 gr.
 Lemak cukup, 25% dari total kebutuhan yaitu 62 gr.
 Karbohidrat cukup, 60% dari total kebutuhan yaitu 339,5 gr.

9. Edukasi :
s. Waktu : Oktober 2021
t. Lokasi : Ruang Rawat Inap Dahlia 508
u. Sasaran : Pasien dan keluarga
v. Media : Leaflet
w. Metode : Ceramah dan tanya jawab
x. Materi :
 Diet Gizi Seimbang meliputi definisi, tujuan diet, 4 pilar gizi seimbang, 10 pesan gizi seimbang, dan
isi piringku (kebutuhan makanan pokok, lauk pauk, sayur, dan buah).

MONITORING DAN EVALUASI


Rencana Monitoring
11) Asupan : Memonitor asupan hingga mencapai ≥90%
Memonitor pemeriksaan laboratorium berangsur-angsur mendekati batas normal
12) Biokimia :
(kadar laju endap darah dan eosinophil)
13) Klinis : Memonitor pemeriksaan tanda klinis agar tetap normal
14) Fisik : Memonitor pemeriksaan tanda fisik keluhan berkurang
Memahami dan bisa menjawab pertanyaan dengan benar terkait materi edukasi yang
15) Pengetahuan :
disampaikan

314
DAFTAR PUSTAKA

Annta Kern Nugrohowati. (2018). SKRINING DAN ASESMEN GIZI. 30.

Gurnida, D. A., Nur’aeny, N., Hakim, D. D. L., Susilaningsih, F. S., Herawati, D.


M. D., & Rosita, I. (2020). Korelasi antara tingkat kecukupan gizi dengan
indeks massa tubuh siswa sekolah dasar kelas 4, 5, dan 6 Correlation
between nutritional adequacy levels with body mass index of elementary
school students grades 4, 5, and 6. Padjadjaran Journal of Dental
Researchers and Students, 4(1), 43–50.

Hutabarat, J. C. J. (2016). Perancangan Aplikasi Menentukan Berat Badan Ideal


dengan Menggunakan Algoritma K-Means Clustering. JURIKOM (Jurnal
Riset Komputer), 3(5).

Kartono, D., Hardinsyah, Jahari, A. B., Sulaeman, A., Asturi, M., Soekatri, M., &
Riyadi, H. (2012). Ringkasan Angka Kecukupan Gizi ( AKG ) yang
dianjurkan bagi Orang Indonesia 2012 (pp. 1–18). Rumusan Widyakarya
Nasional Pangan dan Gizi (WNPG) X 2012.

Kuczmarski, R., Ogden, C., & Guo, S. (2002). 2000 CDC Growth Charts for the
United States: Methods and Development. In National Center for Health
Statistics (11th ed., Vol. 246). Vital and Health Statistics.
https://doi.org/10.1590/S1516-35982002000600018

P2PTM Kemenkes RI. (2018). Klasifikasi Obesitas setelah pengukuran IMT.


Direktorat P2PTM. http://p2ptm.kemkes.go.id/infographic-
p2ptm/obesitas/klasifikasi-obesitas-setelah-pengukuran-imt

315
ASUPAN SMRS

Nama Bahan Berat Energi Protein Lemak KH


Waktu
Makanan Makanan (gr) (kkal) (gr) (gr) (gr)

Nasi Beras 75 267,7 6,3 1,2 57,8

Uduk Santan 10 32,4 0,42 3,43 0,56

Tempe 55 82,5 7,7 3,4 5


Oseng
Kecap 3 2,13 0,1 0,039 0,27
Tempe
Minyak 2 22,1 0 2,5 0
Pagi
Bihun 8 27,84 0,376 0,008 6,5
07.30 Bihun
Minyak 2 22,1 0 2,5 0

Telur Telur 55 84,7 6,8 5,9 0,38

Dadar Minyak 2 22,1 0 2,5 0

Teh Teh Hijau 2 6 0,56 0,096 1,07

Manis Gula Pasir 5 19,7 0 0 4,7

SUBTOTAL 589 22 22,6 76

Susu Susu 189


120 6 7 9
Beruang (189 Ml) Ml

Selingan Kerupuk 15 69 1,2 3,15 3

10.00 Sosis 10 17,2 1,78 0,998 0,152


Seblak
Baso 10 16,1 1,9 0,56 0,69

Minyak 2 22,1 0 2,5 0

SUBTOTAL 244 10,88 14 12,8

316
Lontong Beras 50 178,5 4,2 0,85 38,5

Tumis Kangkung 45 12,6 1,53 0,315 1,75

Kangkung Minyak 2 22,1 0 2,5 0

Tahu Tahu 55 44 5,99 2,58 0,44


Siang
Goreng Minyak 2 22,1 0 2,5 0
13.30
Wortel 35 12,6 0,35 0,21 2,76

Buncis 35 11,9 0,84 0,1 2,5


Sayur Sop
Ayam 30 89,4 5,46 7,5 0

Minyak 1 8,08 0 1 0

SUBTOTAL 401 18 19,6 45,95

Selingan
Es Sirup Sirup 10 25,9 0 0,004 6,68
Sore

SUBTOTAL 26 0 0,004 6,68

Nasi
Beras 75 267,7 6,3 1,2 57,8
Putih

Sore Wortel 35 12,6 0,35 0,21 2,76

17.00 Buncis 35 11,9 0,84 0,1 2,5


Sayur Sop
Ayam 30 89,4 5,46 7,5 0

Minyak 1 8,08 0 1 0

SUBTOTAL 389,68 12,95 10 63,06

Mie
Malam
Goreng Mie 80 350 8 12 52
21.00
Instan

SUBTOTAL 350 8 12 52

317
TOTAL ASUPAN 2001 72 78 257

TOTAL KEBUTUHAN 2231 83 61,9 334

PERSENTASE (%) 90% 87,3% 126% 76,9%

318
ASUPAN MRS

Nama Bahan Berat Energi Protein Lemak KH


Waktu
Makanan Makanan (gr) (kkal) (gr) (gr) (gr)

Tepung
Beras 150 261 2,955 5,355 51
Pagi
Masak
Bubur
07.00
Sumsum Santan 20 64,8 0,84 6,86 1,12

Gula
45 165,6 0 0 41,4
Merah

SUBTOTAL 491,4 3,795 12,215 93,52

Gula
5 19,7 0 0 4,7
Selingan Pasir

10.00 Bolu Telor 15 23,1 1,86 1,62 0,105

Karamel Mentega 5 37,1 0,025 4,08 0,07

Tepung
20 66,6 1,8 0,2 15,44
Terigu

SUBTOTAL 146,5 3,685 5,9 23,315

Nasi Tim Beras 50 178,5 4,2 0,85 38,55

Bening Oyong 50 9,5 0,4 0,1 2,05


Oyong
Siang Wortel 50 18 0,5 0,3 3,95
Wortel
11.30
Tempe 55 82,5 7,7 2,235 6,005
Tempe
Gula
Bacem 3 11,04 0 0 2,76
Merah

319
Minyak 2 22,1 0 2,5 0

Ikan BB Ikan Tuna 75 108 13,49 2,675 0

Kuning
Minyak 2 22,1 0 2,5 0

Pisang
Pisang 110 132 1,32 0,22 38,98
Raja

SUBTOTAL 583,74 27,61 11,38 92,295

Kentang
100 62 2,1 0,2 13,5
Kukus

Selingan Kue Tepung


15 49,95 1,35 0,15 11,58
14.00 Talam Terigu

Gula
5 19,7 0 0 4,7
Pasir

SUBTOTAL 231,65 3,45 0,35 29,78

Nasi Tim Beras 50 178,5 4,2 0,85 38,55

Ayam 75 223,5 13,65 15,75 0


Ayam
Kecap 3 2,13 0,1 0,039 0,27
Semur
Minyak 2 22,1 0 2,5 0

Tempe Tempe 55 82,5 7,7 2,235 6,005


Sore
BB
15.30 Minyak 2 22,1 0 2,5 0
Kuning

Sayur Bayam 100 16 0,9 0,4 2,9


Bayam
Jagung
Jagung 8 29 0,78 0,58 5,5
Kuning
Kuning

Pepaya Pepaya 100 46 0,5 0,1 12,2

320
SUBTOTAL 621,83 27,83 24,954 65,425

TOTAL ASUPAN 2075 66 55 304

TOTAL KEBUTUHAN 1761 88 39 264

PERSENTASE (%) 118% 75% 141% 115%

321
MENU PERENCANAAN INTERVENSI

Bahan Berat KH
Waktu Menu E (kkal) P (gr) L (gr)
Makanan (gr) (gr)

Tepung
Beras 150 261 2,955 5,355 51

Bubur Masak

Sumsum Gula

Sore Merah 25 92 0 0 23
(Cair)
15.30
Telur
Telur 60 92,4 7,44 6,48 0,42
Rebus

Buah Pisang
100 108 1 0,8 24,3
Pisang Ambon

SUBTOTAL 553,4 13,5 13,35 98,72

Nasi
Beras 50 270 4,5 0,45 59,7
Tim

Telur 60 92,4 7,44 6,48 0,42

Telur Gula
3 11,04 0 0 2,76
BB Merah
Pagi
Semur Kecap 3 2,13 0,1 0,039 0,27
07.00
Minyak 2 22,1 0 2,5 0

Sup Oyong 100 19 0,8 0,2 4,1


Oyong
+ Tahu Tahu 35 28 3,8 1,645 0,28
Cina

322
SUBTOTAL 444,7 19,4 11,31 67,53

Kentang
20 12,4 0,42 0,04 6,6
Kukus

Snack Talam Tepung


10 33,3 0,9 0,1 8,7
10.00 Kentang Terigu

Gula
5 19,7 0 0 4,7
Pasir

SUBTOTAL 65,4 1,32 0,14 20

Nasi
Nasi 150 270 4,5 0,45 59,7
Tim

Pepes
Ikan Ikan
100 92 20 0,7 0
Kakap Kakap
Suwir

Tahu 55 44 5,995 2,585 0,44

Siang Tahu Gula


3 11,04 0 0 2,76
Cina BB Merah
11.30
Bali Kecap 3 2,13 0,1 0,039 0,27

Minyak 2 22,1 0 2,5 0

Wortel 50 18 0,5 0,3 3,95


Sayur
Labu
Kare (L) 50 15 0,3 0,05 3,35
Siam

Jeruk
Jeruk 150 67,5 1,35 0,3 16,8
Medan

SUBTOTAL 541,77 45,8 9,24 87,27

323
Agar
Agar 5 17,857 0,007 0,01 4,22
Plain
Snack Pudding
Susu 15 63 2,427 1,699 9,466
14.00 Coklat
Gula 6 24 0 0 6

Bubuk
10 40 2 1,3 5
Cocoa

SUBTOTAL 144,9 4,4 3,01 24,7

TOTAL KESELURUHAN 1750 84 37 298

KEBUTUHAN 1761 88 39 264

PRESENTASE (%) 99% 96% 95% 113%

324
LAPORAN STUDI KASUS HARIAN

PENATALAKSANAAN GIZI
PADA KASUS PASCA BEDAH LABIO SKIZIZ BILATERAL
RUANG RAWAT INAP DAHLIA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PASAR REBO

Disusun Oleh :
Gita Amelia 1810714025

PROGRAM STUDI GIZI PROGRAM SARJANA


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAKARTA
2021

325
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan studi kasus harian Pasca Bedah Labio Skiziz Bilateral dibuat dan
diajukan sebagai syarat kelengkapan dan bukti kegiatan Magang Manajemen
Asuhan Gizi Klinik (MAGK) di Rumah Sakit Umum Daerah Pasar Rebo. Tahun
Ajaran 2021/2022.

Disusun oleh :
Gita Amelia 1810714025

Telah disetujui oleh:

Pembimbing Magang MAGK


Rumah Sakit Umum Daerah Pasar Dosen Pembimbing Magang MAGK
Rebo

Okta Setya Asmaji, S.Gz., RD Iin Fatmawati Imrar, S.Gz, MPH


NIP/NIK. ……………. NIDN. 0005128606

326
b. Lembar Skrining Gizi
Alat skrining gizi yang digunakan di RSUD Pasar Rebo adalah MST (The
Screening Tools for Risk of Impaired Nutritional Status and Growth). Skrining
gizi dilakukan untuk melihat atau mengidentifikasi adanya resiko mengalami
malnutrisi pada pasien sehingga akan dilakukan tindak lanjut pada asuhan gizi.
Dibawah adalah hasil skrining gizi pada Nn..N

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PASAR REBO


Jl. Let. Jend. TB. Simatupang No. 30 Jakarta Timur
13760
Telp. 021 8400109, 8401127 ex.147/148, E-mail:
gizirspr@gmail.com
SKRINING GIZI AWAL
Tanggal : 12 Oktober 2021 Nama : Nn.N
Diagnosis : Labio Skiziz Bilateral No. RM : 2019-829015
BB : 53 kg J_Kel. : Perempuan
TB : 155 cm Umur : 22 tahun
1. Apakah pasien mengalami penurunan BB yang tidak
direncanakan/tidak diinginkan dalam 6 bulan terakhir? (0)
a. Tidak 0
b. Tidak yakin 2
c. Ya, ada penurunan BB sebanyak
1-5 kg 1
6-10 kg 2
11-15 kg 3
> 15 kg 4
Tidak tahu berapa penurunannya 2

2. Apakah asupan makan pasien berkurang karena penurunan nafsu


makan/kesulitan menerima makanan? (0)
a. Tidak 0
b. Ya 1

TOTAL SKOR 0
KESIMPULAN : Pasien beresiko malnutrisi rendah
Bila skor > 3, maka dilakukan assessment lanjut oleh Dietisien/Ahli Gizi

Kesimpulan:

Berdasarkan hasil jumlah skor keseluruhan skrining gizi, Nn.N beresiko


malnutrisi rendah akibat kesulitan menerima makana, dikarenakan post operasi
di bagian mulut (Annta Kern Nugrohowati, 2018), sehingga perlu pemantauan
satu hari kedepan.

327
c. Lembar Asuhan Gizi
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PASAR REBO
Jl. Let. Jend. TB. Simatupang No. 30 Jakarta Timur 13760
Telp. 021 8400109, 8401127 ex.147/148, E-mail: gizirspr@gmail.com
FORMULIR ASUHAN GIZI
Tanggal : 12/10/2021 Nama : Nn.N
Diagnosis Medis : Labio Skiziz Bilateral No. RM : 2019-829015
ASESMEN GIZI Umur : 22 tahun
Antropometri JK : Perempuan
IMT : 22,1 kg/m2(Kuczmarski et al.,
BB : 53 kg Tanggal Lahir : 13 Mei 1999
2002)
Pendidikan :
TB : 155 cm SMA
Terakhir
BBI : 49,5 kg (Hutabarat, 2016) Pekerjaan : Pegawai Swasta
: Normal (P2PTM
Status Gizi
Kemenkes RI, 2018)
Biokimia Klinis/Fisik
3. Hematologi (13/10/2021) 4. Klinis (13/10/2021)
Pemeriksaan Hasil Standar Ket Pemeriksaan Hasil Standar Ket

11,7 – 15,5 90/60-


Hemoglobin 14 g/dL Normal Tekanan 99/66
g/dL 120/80 Normal
darah (MRS) mmHg
mmHg
Hematokrit 40 % 32 – 47% Normal
Tekanan
4,9 3,8 – 5,2 90/60-
Eritrosit Normal darah 120/75
juta/μL juta/μL 120/80 Normal
(terakhir mmHg
mmHg
6,26 3,60 – 11,00 diperiksa)
Leukosit Normal
103/ μL 103/ μL
77
60 -100
266 Nadi kali/m Normal
Trombosit 150 – 440 Normal kali/menit
ribu/μL enit

Neutrophil
0% 3–5% Rendah
batang

328
Kesimpulan: 20
Respiratory 14-20
Nn.N mengalami resti infeksi (kadar neutrophil batang kali/m Normal
rate kali/menit
rendah) enit

Suhu 36 oC 36 -37 oC Normal

Kesimpulan: Pemeriksaan klinis Nn.N


normal.

4. Fisik (13/10/2021)
Keluhan Hasil

Nyeri (+)

BAB (+)

BAK (+)

Cemas (+)

Resti infeksi (+)

Penurunan nafsu makan (-)

Lemas (-)

Kesimpulan:
Nn.N tampak nyeri di bagian bibir dan kepala,
merasa cemas, dan pasien mengalami resti
infeksi di mana seorang individu terserang
oleh agen patogenik (virus, jamur bakteri)
risiko tinggi didapatkan pada tindakan pasca
bedah (Carpenito, 1998).

Riwayat & Kebutuhan Gizi


Kebiasaan Makan dan Pola Makan : 11. Riwayat Makan SMRS
 Pola makan Nn.N adalah 3 kali makan utama dan 2 g. Pola Makan SMRS :
kali selingan,

329
 Paling sering makanan yang beli di luar karena  Pagi : bubur ayam 1p, sate telur puyuh 1
bekerja langsung pulang seperti ayam penyet, bakar, tsk (4 bj), teh tawar 1 gls
pecel ayam dan lele, bakso, dan seblak  Selingan : -
 Jarang sarapan nasi, biasanya setiap pagi konsumsi  Siang : ayam penyet 1 ptg, lalapan, nasi
gorengan, kalau masih sempat konsumsi bubur putih, es kopi
 Pantangan makanan yang dikonsumsi Nn.N adalah  Selingan : mie ayam 1p
santan, pedas, tinggi lemak dan asam  Malam : pecel ayam 1ptg, tahu dan tempe
 Jarang sekali mengkonsumsi buah-buahan goreng 1 bj, nasi putih 1p, es teh manis
 Untuk makanan utama sering kali membeli di warteg 1gls, sate usus 2 tsk
dekat rumah  Selingan : biskuit malkist 3 kpg
 Akses makanan dari rumah atau tempat kerja sangat
mudah dan dekat h. Perhitungan Kebutuhan Energi SMRS :
 Nn.N tidak memiliki alergi pada makanan BBA : 53
TB : 155
IMT : 22,1 kg/m²
BBI : (TB-100) x 0,9
= (155-100) x 0,9 = 49,5 kg

 AMB (Angka Metabolisme Basal)


Rumus Harris Benedict (Perempuan)
= 655 + (9,6 x BBA) + (1,8 x TB) – (4,7 x
Usia)
= 655 + (9,6 x 53) + (1,8 x 155) – (4,7 x 22)
= 655 + 508,8 + 279 – 103,4
= 1339
 Total energi
= BMR x FA x FS
= 1339 x 1,4 x 1,1
= 2062 kkal
 Protein
= 15% x 2062/4 = 77 gr
 Lemak

330
= 25% x 2062/9 = 57 gr
 KH
= 60% x 2062/ 4 = 309 gr

i. Kecukupan Asupan SMRS :


Ket
Zat Gizi Asupan Persentase (Gurnida et
al., 2020)
2040,77
Energi 98,97% Normal
kkal
Protein 84,81 gr 110% Normal
Di Atas
Lemak 94,92 gr 166,5% Angka
Kebutuhan
Defisit
219,29
KH 70,97% Tingkat
gr
Sedang
Sumber: WNPG, 2012

12. Riwayat Makan MRS


m. Pola Makan MRS
 Pagi: nasi tim 2 ctg nasi, daging terik 1ptg,
bening labu siam 1p
 Selingan: pudding batik coklat 1bj
 Siang: nasi tim 2 ctg nasi, ayam opor putih
1ptg, tempe BB tomat 1bj, sup bayam
wortel 1p, pisang barangan 1bh
 Selingan: bolu Pelangi 1bj
 Sore: nasi tim 2 ctg nasi, telur bebek asin
1bh, tahu BB kuning 1bj, sup sayuran 1p,
papaya 1bh

n. Perhitungan Kebutuhan Energi MRS :

331
BBA : 53
TB : 155
IMT : 22,1 kg/m²
BBI : (TB-100) x 0,9
= (155-100) x 0,9 = 49,5 kg

 AMB (Angka Metabolisme Basal)


Rumus Mifflin (Perempuan)
= (10 x BBA) + (6,25 x TB) – (5 x usia) –
161
= (10 x 53) + (6,25 x 155) – (5 x 22) – 161
= 530 + 968,75 – 110 - 161
= 1227,75
 Total energi
= BMR x FA x FS
= 1227,75 x 1,3 x 1,3
= 2074,8 kkal ~ 2075 kkal
 Protein
= 20% x 2075/4 = 103,75 gr ~ 104 gr
 Lemak
= 20% x 2075/9 = 46 gr
 KH
= 60% x 2075/ 4 = 311 gr

o. Kecukupan Asupan MRS :


Ket (Gurnida
Zat Gizi Asupan Persentase
et al., 2020)
1804 Defisit tingkat
Energi 87%
kkal ringan
Defisit tingkat
Protein 67,20 gr 65%
berat
Di atas angka
Lemak 67,28 gr 146%
kebutuhan

332
231,14 Defisit tingkat
KH 74%
gr sedang
Sumber: WNPG, 2012
Riwayat Personal
Riwayat Personal :
 Nn.N tinggal bersama orang tua dan sudah bekerja sebagai pegawai swasta
 Tingkat Pendidikan terakhir Nn.N adalah SMA
 Nn.N sering sekali konsumsi makanan yang dibeli di luar karena aktivitasnya sebagian besar di luar
rumah
 Tidak ada gangguan makan setiap harinya, sering menyemil dan makanan yang gurih juga pedas
 Tidak alergi terhadap makanan dan minuman, hanya ada sesekali pantangan makanan seperti makanan
yang berlemak dan bersantan

Riwayat Penyakit Dahulu :


Labioskizis sudah ada sejak SD pada pasien Nn.N.

Riwayat Penyakit Keluarga :


Keluarga pasien tidak memiliki riwayat yang berkaitan.

Riwayat Penyakit Sekarang :


Pasien Nn.N didiagnosis mengalami Labio Skiziz pada bagian bibir.

Keluhan Utama :
Keluhan utama saat masuk RS adalah labio skiziz pada pasien di bagian bibir, dan keluhan setelah Post OP
pasien mengalami nyeri ringan di bibir, muntah sekali, hanya saja sedikit sulit mengunyah.

Terapi Obat :
Nama Obat Dosis Kegunaan Efek Samping
Sakit kepala atau pusing,
Menghambat pembentukan dinding mual atau muntah, sakit
Cefixime 2 x 200 mg
sel bakteri perut atau kembung,
diare

333
Mual atau muntah, sulit
Meredakan nyeri sedang hingga berat, buang air besar
Tramadol 3 x 1 mg seperti nyeri pasca operasi (konstipasi), pusing atau
vertigo, kantuk, dan
sakit kepala
Mencegah serta mengobati mual dan
Sakit kepala, sembelit.
muntah yang bisa disebabkan oleh
Ondansetron 4 mg Lelah dan lemah,
efek samping kemoterapi, radioterapi,
meriang
atau operasi.
Membantu menghentikan perdarahan Gatal, ruam, mual
Transamin 500 mg
abnormal muntah dan diare
Menghambat produksi senyawa kimia
Sakir perut, mual dan
Ketorolac 30 mg yang bisa menyebabkan peradangan
muntah
dan rasa nyeri setelah operasi
DIAGNOSIS GIZI
13. Domain Intake
NI-2.1 Asupan Oral Inadekuat berkaitan hasil asupan energi, protein dan karbohidrat MRS pasien Nn.N
di bawah angka kebutuhan. Ditandai dengan hasil asupan energi sebesar 1804 kkal (87%) termasuk defisit
tingkat ringan, asupan protein sebesar 67,20 gr (65%) termasuk defisit tingkat berat, dan asupan
karbohidrat sebesar 231,14 gr (74%) termasuk defisit tingkat sedang.
NI-5.5.2 Kelebihan asupan lemak berkaitan hasil asupan lemak pasien MRS (Masuk Rumah Sakit) di
atas angka kebutuhan. Ditandai dengan hasil asupan lemak pasien Nn.N sebesar 67,28 gr (146%) termasuk
di atas batas normal.

14. Domain Klinis


NC-1.2 Kesulitan mengunyah berkaitan dengan keadaan pasien setelah post operasi pembedahan labio
skiziz ditandai asupan pasien termasuk kategori defisit dari angka kebutuhan
NC-1.4 Perubahan fungsi gastrointestinal berkaitan dengan pasca pembedahan ditandai mual dan
muntah
NC-2.2 Perubahan nilai laboratorium berkaitan dengan resti infeksi ditandai dengan neutrofil batang
rendah 0%

334
15. Domain Behavior
NB-1.4 Kurang dapat menjaga/memonitor diri berkaitan dengan kebiasaan SMRS pasien sering
mengkonsumsi makanan luar yang tinggi lemak serta tidak seimbang, ditandai asupan lemak SMRS pasien
Nn.N yaitu 94,9 gr (165,5%) termasuk di atas angka kebutuhan.
INTERVENSI GIZI
4. Tujuan :
k) Membantu meningkatkan asupan energi, protein dan karbohidrat pasien agar mencapai batas normal
l) Membantu menurunkan asupan lemak dan menentukan jenis lemak yang tepat untuk kebutuhan
asupan Nn.N
m) Memberikan makanan lunak seperti nasi tim untuk membantu mempermudah pasien dalam
mengunyah dan mencerna makanan dengan baik
n) Memberikan diet pasca bedah dengan TKTP dan diet gizi seimbang untuk membantu menormalkan
asupan dan proses penyembuhan luka pasca bedah pasien Nn.N
o) Meningkatkan pengetahuan pasien dan keluarga melalui edukasi diet TKTP dan gizi seimbang pasca
bedah.

5. Implementasi/Preskripsi Diet
19. Jenis Diet : Diet Pasca Bedah Gizi Seimbang dan TKTP 2000 Kkal
20. Bentuk Makanan : Makanan lunak
21. Kode Pemesanan : NT (Nasi Tim)
22. Rute Pemberian : Oral
23. Frekuensi Makan : 3 kali makan utama dan 2 kali selingan
24. Syarat Diet :
 Energi cukup, sesuai dengan kebutuhan yaitu 2075, ~2000 kkal.
 Protein cukup, 20% dari total kebutuhan yaitu 104 gr.
 Lemak cukup, 20% dari total kebutuhan yaitu 46 gr.
 Karbohidrat cukup, 60% dari total kebutuhan yaitu 311 gr.

6. Edukasi :
y. Waktu : Oktober 2021
z. Lokasi : Ruang Rawat Inap Dahlia 510
aa. Sasaran : Pasien dan keluarga

335
bb. Media : Leaflet
cc. Metode : Ceramah dan tanya jawab
dd. Materi :
 Diet Gizi Seimbang meliputi definisi, tujuan diet, 4 pilar gizi seimbang, 10 pesan gizi seimbang,
dan isi piringku (kebutuhan makanan pokok, lauk pauk, sayur, dan buah). Dan diet TKTP (Tinggi
Kalori dan Tinggi Protein)
MONITORING DAN EVALUASI
Rencana Monitoring
6) Asupan : Memonitor asupan hingga mencapai >90%
Memonitor pemeriksaan laboratorium berangsur-angsur mendekati batas normal
7) Biokimia :
(kadar neutrophil batang)
8) Klinis : Memonitor pemeriksaan tanda klinis agar tetap normal
9) Fisik : Memonitor pemeriksaan tanda fisik keluhan berkurang
Memahami dan bisa menjawab pertanyaan dengan benar terkait materi edukasi yang
10) Pengetahuan :
disampaikan

336
DAFTAR PUSTAKA

Annta Kern Nugrohowati. (2018). SKRINING DAN ASESMEN GIZI. 30.

Carpenito, L. J. (1998). Diagnosa keperawatan: Aplikasi pada praktik klinis.

Gurnida, D. A., Nur’aeny, N., Hakim, D. D. L., Susilaningsih, F. S., Herawati, D.


M. D., & Rosita, I. (2020). Korelasi antara tingkat kecukupan gizi dengan
indeks massa tubuh siswa sekolah dasar kelas 4, 5, dan 6 Correlation
between nutritional adequacy levels with body mass index of elementary
school students grades 4, 5, and 6. Padjadjaran Journal of Dental
Researchers and Students, 4(1), 43–50.

Hutabarat, J. C. J. (2016). Perancangan Aplikasi Menentukan Berat Badan Ideal


dengan Menggunakan Algoritma K-Means Clustering. JURIKOM (Jurnal
Riset Komputer), 3(5).

Kartono, D., Hardinsyah, Jahari, A. B., Sulaeman, A., Asturi, M., Soekatri, M., &
Riyadi, H. (2012). Ringkasan Angka Kecukupan Gizi ( AKG ) yang
dianjurkan bagi Orang Indonesia 2012 (pp. 1–18). Rumusan Widyakarya
Nasional Pangan dan Gizi (WNPG) X 2012.

Kuczmarski, R., Ogden, C., & Guo, S. (2002). 2000 CDC Growth Charts for the
United States: Methods and Development. In National Center for Health
Statistics (11th ed., Vol. 246). Vital and Health Statistics.
https://doi.org/10.1590/S1516-35982002000600018

P2PTM Kemenkes RI. (2018). Klasifikasi Obesitas setelah pengukuran IMT.


Direktorat P2PTM. http://p2ptm.kemkes.go.id/infographic-
p2ptm/obesitas/klasifikasi-obesitas-setelah-pengukuran-imt

337
ASUPAN SMRS

Nama Bahan Berat Energi Protein Lemak KH


Waktu
Makanan Makanan (gr) (kkal) (gram) (gram) (gram)

Beras 25 89 2,1 0,4 19

Ayam 25 74,5 4,55 6,25 0

Kacang
Bubur 15 42,9 4,53 2,34 4,5
Kedelai
Ayam
Santan 8 9,76 0,16 0,8 0,6
Pagi
Kecap 3 2,13 0,1 0,039 0,27
07.30
Minyak 2 22,1 0 2,5 0

Sate Telur
48 55,68 5 3,36 0,768
Telur Puyuh
Puyuh
BB Minyak 2 22,1 0 2,5 0
Kuning

SUBTOTAL 318,17 16,44 18,189 25,138

Nasi
Beras 75 267,75 6,3 1,275 57,8
Putih

Ayam Ayam 75 223,5 13,65 18,75 0


Siang Penyet Minyak 2 22,1 0 2,5 0
13.30
Timun 15 1,2 0,03 0,03 0,21

Lalapan Kol 10 2,2 0,21 0,05 0,36

Kemangi 10 2,7 0,254 0,061 0,434

338
Es Kopi
Good Kopi 25 110 1 2,5 21
Day

SUBTOTAL 629,45 21,444 25,166 79,804

Mie
50 69 2,27 1,035 12,58
Kuning

Ayam 20 59,6 3,64 5 0


Mie
Selingan Sawi 15 4,2 0,345 0,045 0,6
Ayam
Sore
Bakso 15 30,3 1,86 1,97 1,137

Minyak 2 22,1 0 2,5 0

Nutrisari Nutrisari 14 50 0 0 14

SUBTOTAL 235,2 8,115 10,55 28,317

Pecel Ayam 75 223,5 13,65 18,75 0

Ayam Minyak 2 22,1 0 2,5 0

Nasi
Beras 75 267,75 6,3 1,275 57,8
Putih

Tahu 55 44 5,995 2,585 0,44


Tahu
Sore Minyak 2 22,1 0 2,5 0

17.00 Tempe 55 82,5 7,7 4 5


Tempe
Minyak 2 22,1 0 2,5 0

Es Teh Teh 2 6 0,566 0,096 1

Manis Gula 3 11,8 0 0 2,8

Usus 15 14 2,6 0,309 0


Sate Usus
Minyak 2 22,1 0 2,5 0

339
SUBTOTAL 737,95 36,811 37,015 67,04

Selingan Malkist
Crakers 27 120 2 4 19
21.00 Crackers

SUBTOTAL 120 2 4 19

TOTAL ASUPAN 2040,77 84,81 94,92 219,2

TOTAL KEBUTUHAN 2062 77 57 309

PERSENTASE (%) 98,97% 110% 166% 70,9%

340
ASUPAN MRS

Nama Bahan Protein Lemak KH


Waktu Berat Energi
Makanan Makanan (gr) (gr) (gr)

Nasi Tim Beras 50 178,5 4,2 0,85 38,55

Daging
55 150 9,6 12 0
Sapi
Daging
Pagi Terik Kecap 3 2,13 0,1 0,039 0,27

07.00 Minyak 2 22,1 0 2,5 0

Bening
Labu
Labu 100 17 0,82 0,13 3,9
Siam
Siam

SUBTOTAL 369,73 14,72 15,519 42,72

Agar-
5 17,85 0,07 0,014 4
Agar

Pudding Susu 15 24 0,945 1,8 1


Selingan
Batik Cocoa
10.00 10 40 2 1,3 5
Coklat Bubuk

Gula
5 19,7 0 0 4,7
Pasir

SUBTOTAL 101,55 3,015 3,114 14,7

Nasi Tim Beras 50 178,5 4,2 0,85 38,55


Siang
Ayam Ayam 75 223,5 13,65 15,75 0
11.30 Opor
Minyak 2 22,1 0 2,5 0
Putih

341
Tempe 55 82,5 7,7 2,235 6,005
Tempe
Pasta
BB 5 4,1 0,216 0,0235 0,94
Tomat
Tomat
Minyak 2 22,1 0 2,5 0

Bayam 50 8 0,45 0,2 1,45


Sup
Bayam Wortel 50 18 0,5 0,3 3,95
Wortel
Minyak 1 8,08 0 1 0

Pisang
Pisang 80 96 0,96 0,16 25,44
Barangan

SUBTOTAL 662,9 27,676 25,52 76,335

Tepung
15 49,95 1,35 0,15 11,58
Terigu

Telur 15 23,1 1,86 1,62 0,105

Selingan Bolu Susu


15 76,95 3,69 4,5 5,43
14.00 Pelangi Bubuk

Gula
5 19,7 0 0 4,7
Pasir

Mentega 3 22 0,015 2,44 0,042

SUBTOTAL 191,7 6,915 8,71 21,857

Nasi Tim Beras 50 178,5 4,2 0,85 38,55

Telur
Telur
Sore Bebek 60 107,4 8,16 7,98 2,64
Bebek
Asin
15.30

Tahu BB Tahu 55 44 5,9 95 1,585 0,44

Kuning Minyak 2 22,1 0 2,5 0

342
Kentang 50 31 1,05 0,1 8,75

Sup Wortel 35 12,6 0,35 0,21 2,765

Sayuran Buncis 15 5,1 0,36 0,045 4,08

Minyak 1 8,08 0 1 0

Pepaya Pepaya 150 69 0,75 0,15 18,3

SUBTOTAL 477,78 14,87 14,42 75,525

TOTAL ASUPAN 1804 67,20 67,28 231,14

TOTAL KEBUTUHAN 2075 104 46 311

PERSENTASE (%) 87% 65% 146% 74%

343
MENU PERENCANAAN INTERVENSI

Nama Bahan Berat Energi Protein Lemak KH


Waktu
Makanan Makanan (gr) (kkal) (gr) (gr) (gr)

Nasi Tim Beras 50 178,5 4,2 0,85 38,55

Daging Daging
55 150,15 9,6 12,1 0
Kare Sapi
Pagi
Oyong 35 6,65 0,28 0,07 1,43
Sup
07.00
Oyong + Tahu 65 52 7 3 0,52

Tahu Tomat 5 1,2 0,065 0,025 0,235


Cina
Minyak 1 8,84 0 1 0

SUBTOTAL 397,34 21,145 15,045 40,735

Kacang
35 113,05 8 0,5 19,88
Hijau

Bubur Gula
Selingan 5 18,4 0 0 4,6
Kacang Merah
10.00
Hijau Gula
3 11,8 0 0 2,82
Pasir

Santan 15 18,3 0,3 1,5 1,14

SUBTOTAL 181,55 8,3 2 38,44

Nasi Tim Beras 50 178,5 4,2 0,85 38,55

Siang Ikan Ikan Tuna 65 70,2 15 0,6 0


Tunan
11.30
BB Minyak 2 18,01 0 2 0
Kuning

344
Tempe 55 106 10 5,94 5
Tempe
Gula
Bacem 5 18,4 0 0 4,6
Merah
Basah
Minyak 2 18,01 0 2 0

Kentang 55 34,1 1,155 0,11 7,42

Sup Buncis 25 8,5 0,6 0,075 1,8

Sayuran Wortel 35 12,6 0,35 0,21 2,765

Minyak 2 18,01 0 2 0

Pisang
Pisang 150 180 1,8 0,3 47,7
Raja

SUBTOTAL 676,33 43,105 10,085 127,835

Tepung
15 52,95 1,05 0,075 12
Beras
Lapis
Selingan
Tepung Santen 15 18,3 0,3 1,5 1,14
14.00
Beras
Gula
3 11,8 0 0 2,82
Pasir

SUBTOTAL 98,05 1,35 1,75 15,96

Nasi Tim Beras 50 178,5 4,2 0,85 38,55

Ayam BB Ayam 75 223,5 13,65 18,75 0

Gulai Minyak 2 18,01 0 2 0


Sore
Tahu Tahu 55 44 5,99 2,58 0,44
15.30
Opor
Minyak 2 18,01 0 2 0
Putih

Bihun 15 52,2 0,7 0,015 12

345
Jamur
35 7,35 1,33 0,21 0,315
Kuping
Sayur
Kimlo Wortel 30 10,8 0,3 0,18 2,765

Minyak 1 8,84 0 1 0

Pepaya Pepaya 150 69 0,75 0,15 18,3

SUBTOTAL 650,21 26,92 20,735 82,37

TOTAL ASUPAN 2003,48 100,82 49,6 305,34

TOTAL KEBUTUHAN 2075 104 46 311

PERSENTASE (%) 97% 97% 108% 98%

346
LAPORAN STUDI KASUS HARIAN

PENATALAKSANAAN GIZI
PADA KASUS VERTIGO, INSUFISIENSI HEPAR, HIPOKALEMIA
RUANG RAWAT INAP FLAMBOYAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PASAR REBO

Disusun Oleh :
Gita Amelia 1810714025

PROGRAM STUDI GIZI PROGRAM SARJANA


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAKARTA
2021

347
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan studi kasus harian Vertigo, Insufisiensi Hepar, Hipokalemia dibuat


dan diajukan sebagai syarat kelengkapan dan bukti kegiatan Magang Manajemen
Asuhan Gizi Klinik (MAGK) di Rumah Sakit Umum Daerah Pasar Rebo. Tahun
Ajaran 2021/2022.

Disusun oleh :
Gita Amelia 1810714025

Telah disetujui oleh:

Pembimbing Magang MAGK


Rumah Sakit Umum Daerah Pasar Dosen Pembimbing Magang MAGK
Rebo

Okta Setya Asmaji, S.Gz., RD Iin Fatmawati Imrar, S.Gz, MPH


NIP/NIK. ……………. NIDN. 0005128606

348
j. Lembar Skrining Gizi
Alat skrining gizi yang digunakan di RSUD Pasar Rebo adalah MST (The
Screening Tools for Risk of Impaired Nutritional Status and Growth). Skrining
gizi dilakukan untuk melihat atau mengidentifikasi adanya resiko mengalami
malnutrisi pada pasien sehingga akan dilakukan tindak lanjut pada asuhan gizi.
Dibawah adalah hasil skrining gizi pada Ny.M

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PASAR REBO


Jl. Let. Jend. TB. Simatupang No. 30 Jakarta Timur
13760
Telp. 021 8400109, 8401127 ex.147/148, E-mail:
gizirspr@gmail.com
SKRINING GIZI AWAL
Tanggal : 27 Oktober 2021 Nama : Ny.M
Vertigo, Insufisiensi
Diagnosis : No. RM : 2021-902690
Hepar, Hipokalemia
BB : 51 kg J_Kel. : Perempuan
TB : 157 cm Umur : 44 tahun
1. Apakah pasien mengalami penurunan BB yang tidak
direncanakan/tidak diinginkan dalam 6 bulan terakhir? (0)
a. Tidak 0
b. Tidak yakin 2
c. Ya, ada penurunan BB sebanyak
1-5 kg 1
6-10 kg 2
11-15 kg 3
> 15 kg 4
Tidak tahu berapa penurunannya 2

2. Apakah asupan makan pasien berkurang karena penurunan nafsu


makan/kesulitan menerima makanan? (0)
a. Tidak 0
b. Ya 1

TOTAL SKOR 1
KESIMPULAN : Pasien beresiko malnutrisi rendah
Bila skor > 3, maka dilakukan assessment lanjut oleh Dietisien/Ahli Gizi

Kesimpulan:

Berdasarkan hasil jumlah skor keseluruhan skrining gizi, Ny.M beresiko


malnutrisi rendah akibat kondisi pasien penurunan nafsu makan (nyeri di
bagian ulu hati, mual dan muntah) sehingga perlu pemantauan satu hari
kedepan.

349
d. Lembar Asuhan Gizi
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PASAR REBO
Jl. Let. Jend. TB. Simatupang No. 30 Jakarta Timur 13760
Telp. 021 8400109, 8401127 ex.147/148, E-mail: gizirspr@gmail.com
FORMULIR ASUHAN GIZI
Tanggal : 27 Oktober 2021 Nama : Ny.M
: Vertigo, Insufisiensi Hepar,
Diagnosis Medis No. RM : 2021-902690
Hipokalemia
ASESMEN GIZI Umur : 44 tahun
Antropometri JK : Perempuan
IMT : 20,7 kg/m2(Kuczmarski et
BB : 51 kg Tanggal Lahir : 20 Desember 1976
al., 2002)
TB : 157 cm BBI : 51,2 kg (Hutabarat, 2016) Pekerjaan : Tidak Bekerja
: Normal (P2PTM
Tilut : 45 cm LILA : 26 cm Status Gizi
Kemenkes RI, 2018)
Biokimia Klinis/Fisik
4. Hematologi (27/10/2021) 5. Klinis (27/10/2021)
Pemeriksaan Hasil Standar Ket Pemeriksa
Hasil Standar Ket
an
12,2 11,7 – 15,5
Hemoglobin Normal
g/dL g/dL Tekanan 90/60-
darah 120/90 120/80 Normal
Hematokrit 34% 32 – 47% Normal
(MRS) mmHg
4,2 3,8 – 5,2
Eritrosit Normal Tekanan
juta/μL juta/μL 90/60-
darah
105/64 120/80 Normal
8,29 3,60-11,00 (terakhir
Leukosit Normal mmHg
10^3/μL 10^3/μL diperiksa)

356 150-440 60 -100


Trombosit Normal Nadi 97 Normal
ribu/μL ribu/μL kali/menit

Neutrophil Respirator 14-20


0% 3-5% Rendah 20 Normal
batang y rate kali/menit

Kesimpulan:

350
Ny.M mengalami infeksi/peradangan di dalam tubuh Suhu 36,4 36 -37 oC Normal
(kadar neutrophil batang rendah).
Kesimpulan: Pemeriksaan klinis Ny.M normal.

2. Kimia Klinik (27/10/2021)


5. Fisik (27/10/2021)
Pemeriksaan Hasil Standar Ket
Keluhan Hasil
SGOT 163 U/L 0-35 U/L Tinggi
Nyeri (+)
SGPT 194 U/L 0-35 U/L Tinggi
Mual (+)
12 20-40
Ureum darah Rendah Muntah (+)
mg/dL mgl/dL
(+)
0,98 0,35-0,93 BAB
Kreatinin darah Tinggi Normal
mg/dL mg/dL
(+)
>60 BAK
65,5
Normal
eGFR mL/min/ mL/min/ Normal
1,73m^2 Pusing berputar (+)
1,73m^2
Demam (-)
Kesimpulan:
Pasien Ny.M mengalami gangguan fungsi hati (SGOT Batuk (-)

dan SGPT tinggi) dan ginjal tidak berfungsi dengan Pilek (-)
baik (kreatinin darah tinggi).
Lemah (+)

Lemas (+)
3. Elektrolit (Na, K, Cl) (27/10/2021)
Pemeriksaan Hasil Standar Ket Penurunan nafsu makan (+)

136 135-147 Gangguan perfusi cerebral (+)


Natrium (Na) Normal
mmol/L mmol/L
Kesimpulan:
3,1 3,5-5,0 Ny.M mengalami nyeri di bagian ulu hati, mual,
Kalium (K) Rendah
mmol/L mmol/L
dan muntah. Pasien merasa lemas dan lemah juga
102 98-108 lingkungan terasa berputar serta penurunan nafsu
Klorida (CI) Normal
mmol/L mmol/L makan juga gangguan perfusi cerebral di mana
keadaan ketika individu beresiko mengalami
Kesimpulan:
penurunan sirkulasi jarigan serebral (otak).

351
Pasien Ny.M mengalami hipokalemia (kalium rendah).

Riwayat & Kebutuhan Gizi


Kebiasaan Makan dan Pola Makan : 13. Riwayat Makan SMRS
 Kebiasaan pola makan pasien 3 kali makanan k. Pola Makan SMRS :
utama dan selingan tidak menentu  Pagi : nasi putih 1p, tumis kangkung 3 sdm,
 Pasien sering kali konsumsi makanan yang bakwan 2 bh, tahu isi 1 bh, teh manis 1gls
berlemak seperti santan dan gorengan  Selingan : baso aci 1p, nutrisari dingin 1 bks
 Setiap pagi Ny.M selalu sarapan dengan  Siang : nasi putih 1p, tumis kangkung 2 sdm,
gorengan dan teh manis telur balado 1 bh, tahu goreng 2 bh
 Akses makanan lebih sering masak sendiri  Selingan : wafer nabati keju 3 kpg
dibandingkan beli di luar untuk makanan utama.  Malam : nasi putih ½ , telur balado 1 bh, tahu
Kalau cemilan pasien lebih sering jajan di luar goreng 2 bh
rumah yang tinggi garam dan gula seperti  Selingan : mie instan 1p
(seblak, bakso, cemilan kemasan yang gurih dan
manis) l. Perhitungan Kebutuhan Energi SMRS :
 Pasien jarang sekali olahraga, aktivitas pasien BBA : 51
biasanya yaitu mengerjakan pekerjaan rumah TB : 157
 Sayuran yang sering dimasak oleh pasien adalah IMT : 20,7 kg/m2
sayuran yang ditumis, dan dikuah sayur BBI : (TB-100) x 0,9
 Pasien juga sering sekali cemilan-cemilan yang = (157-100) x 0,9 = 51,2 kg
manis dan gurih seperti brownis, wafer, dan
kue-kue kering lainnya  AMB (Angka Metabolisme Basal)
 Pasien tidak memiliki alergi terhadap makanan Rumus Harris Benedict (Perempuan)
dan minuman = 655 + (9,6 x BBA) + (1,8 x TB) – (4,7 x Usia)
= 655 + (9,6 x 51) + (1,8 x 157) – (4,7 x 46)
= 655 + 489,6 + 282,6 – 216,2
= 1211

 Total energi
= BMR x FA

352
= 1211 x 1,4
= 1695 kkal

 Protein
= 15% x 1695 /4 = 64 gr

 Lemak
= 25% x 1695 /9 = 47 gr

 KH
= 60% x 1695 / 4 = 254 gr

m. Kecukupan Asupan SMRS :


Ket
Zat Gizi Asupan Persentase (Gurnida et
al., 2020)
Energi 1610 95% Normal
Protein 58 91% Normal
Lemak 53 113% Normal
KH 232 91% Normal
Sumber: WNPG, 2012

14. Riwayat Makan MRS


p. Pola Makan MRS
 Pagi: nasi tim ½ p, daging terik 1p. sup oyong
+ wortel ¼ p
 Selingan: pudding agar 1 bj, pisang barangan
(luar RS) 1 bh
 Siang: nasi tim ½ p, ikan pepes tuna 1 p, tahu
bacem basah 1bh, bening labu siam+kacang
panjang ½ p, pisang raja 1bh
 Selingan: kue lumpur 1bj

353
 Sore: nasi tim ½ p, telur BB rendang biasa 1
bh, oseng tempe kecap 1p, sayur bening
wortel+toge ½ p, pisang barangan 1 bh

q. Perhitungan Kebutuhan Energi MRS :


BBA : 51
TB : 157
IMT : 20,7 kg/m2
BBI : (TB-100) x 0,9
= (157-100) x 0,9 = 51,2 kg

 AMB (Angka Metabolisme Basal)


Rumus Mifflin (Perempuan)
= (10 x BBA) + (6,25 x TB) – (5 x usia) – 161
= (10 x 51) + (6,25 x 157) – (5 x 44) – 161
= 510 + 981,25 – 220 – 161
= 1110,25

 Total energi
= BMR x FA x FS
= 1129 x 1,2 x 1,3
= 1731,99 ~ 1700 kkal

 Protein
= 1,25 gr/KgBb
= 1,25 x 51 kg
= 63,75 ~ 64 gr
Kalori
= 64 x 4
= 256 kkal
Presentase
= 256/1700 x100%

354
= 15%

 Lemak
= 20% x 1700 /9
= 37,7 ~ 38 gr

 KH
= 100 – (15% + 20%)
= 100 – 35
= 65%
Gram
= 65% x 1700 /4
= 1105/4
= 276, 25 ~ 276 gr

r. Kecukupan Asupan MRS :


Ket (Gurnida
Zat Gizi Asupan Persentase
et al., 2020)
Defisit tingkat
Energi 1393,1 82%
ringan
Protein 62,5 98% Normal
Lemak 43,3 114% Normal
Defisit tingkat
KH 201,1 73%
sedang
Sumber: WNPG, 2012
Riwayat Personal
Riwayat Personal :
 Ny.M tinggal bersama keluarganya dan memiliki 2 anak
 Ny.M tidak bekerja dan aktivitas sehari-hari pasien adalah melakukan pekerjaan rumah
 Ny.M jarang sekali olahraga
 Setiap harinya pasien lebih sering memasak makanan utama (pagi, siang, dan malam) untuk keluarga
di rumahnya dibandingkan beli di luar

355
 Pasien jarang sekali cek atau kontrol kondisi kesehatan pasien rutin di pelayanan kesehatan terdekat.

Riwayat Penyakit Dahulu :


Pasien Ny.M tidak memiliki riwayat penyakit terdahulu.

Riwayat Penyakit Keluarga :


Pasien tidak memiliki riwayat penyakit keluarga yang serupa.

Riwayat Penyakit Sekarang :


Pasien mengalami kadar kalium yang rendah dan kadar SGOT SGPT yang tinggi serta pasien merasa pusing
seakan lingkungan di sekitar berputar, sehingga pasien didiagnosis mengalami penyakit hipokalemia,
insufisiensi hepar, dan vertigo.

Keluhan Utama :
Keluhan utama saat masuk RS adalah pasien mengeluh nyeri ulu hati, pusing berputar sejak 1 hari yang lalu,
disertai dengan mual dan muntah hingga 2 kali.

Terapi Obat :
Nama Obat Dosis Kegunaan Efek Samping
Mual, diare, perdarahan pada
Memperbaiki nafsu makan dan memelihara
Curcuma 3x1 orang dalam kondisi tertentu (batu
kesehatan fungsi hati
ginjal/penyakit autoimun)
Mengobati atau mencegah jumlah kalium Mual, muntah, diare, dan nyeri
KSR 3x1
yang rendah dalam darah perut
Meredakan keluhan vertigo, gangguan Mual, muntah, sakit kepala, dan
Betahistine 2x24 g
pendengaran, dan telinga berdenging gangguan pencernaan
Mencegah serangan migrain dan
pengobatan dan pencegahan vertigo serta Kantuk, mual, kenaikan berat
Flunarizine 2x1
gangguan pada vestibular (bagian telingan badan, gelisah, mulut kering
yang mengatur keseimbangan tubuh)
DIAGNOSIS GIZI

356
16. Domain Intake
NI-2.1 Asupan oral inadekuat yang berkaitan dengan mual, muntah, nyeri ulu hati, dan penurunan nafsu
makan akibat pusing berputar (vertigo/gangguan perfusi cerebral) yang ditandai dengan asupan MRS
pasien yaitu asupan energi sebesar 82% termasuk defisit tingkat ringan dan asupan karbohidrat sebesar
73% termasuk defisit tingkat sedang.
NI-3.1 Asupan cairan tidak adekuat berkaitan dengan asupan elektrolit pasien di bawah batas normal
kecukupan kebutuhan pasien. Ditandai dengan kadar kalium 3,1 mmol/L (rendah) dari batas normal
seharusnya.

17. Domain Klinis


NC-2.2 Perubahan nilai lab terkait gizi yang berkaitan dengan nyeri ulu hati dan penyakit gangguan
fungsi hati yang diderita pasien. Ditandai dengan hasil pemeriksaan laboratorium SGOT sebesar 163 U/L
(tinggi), SGPT sebesar 194 U/L (tinggi), dan ureum darah 12 mg/dL (rendah) pada pasien.
NC-2.2 Perubahan nilai lab terkait gizi yang berkaitan dengan ginjal tidak berfungsi dengan baik akibat
manifestasi insufisiensi hepar yang diderita pasien. Ditandai dengan hasil pemeriksaan laboratorium
kreatinin darah 0,98 mg/dL pasien tinggi.

18. Domain Behavior


NB-1.7 Pemilihan makanan yang salah yang tidak diharapkan, yang berkaitan dengan kurangnya
terpapar informasi akurat terkait zat gizi, di mana pasien jarang cek/kontrol rutin kondisi kesehatannya di
tempat pelayanan kesehatan terdekat. Ditandai dengan kebiasaan mengonsumsi camilan gorengan, dan
pengolahan makanan yang digoreng.
INTERVENSI GIZI
7. Tujuan :
p) Membantu memenuhi kebutuhan asupan energi, protein, lemak, dan karbohidrat pasien agar kembali
normal dan seimbang
q) Membantu mengurangi keluhan pasien yaitu mual, muntah, nyeri ulu hati, pusing berputar dengan
memberikan makanan yang tidak memicu/merangsang keluhan pasien menjadi parah
r) Membantu meningkatkan kadar kalium dan ureum darah pasien agar mencapai normal
s) Membantu menurunkan kadar SGOT , SGPT, dan kreatinin darah mencapai batas normal
t) Memberikan makanan yang tepat, yaitu yang tidak memicu/merangsang kondisi penyakit pasien
lebih parah

357
u) Membantu meningkatkan pengetahuan pasien dan keluarga melalui edukasi gizi terkait diet hati dan
tinggi kalium, pemilihan makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan yang menunjang
keberhasilan diet pasien.

8. Implementasi/Preskripsi Diet
25. Jenis Diet : Diet Hati III, Tinggi Kalium, 1700 Kkal
26. Bentuk Makanan : Makanan Biasa
27. Kode Pemesanan : NB DH III, T.Kalium, Ext. Cair Hepatosol 1x200 cc
28. Rute Pemberian : Oral
29. Frekuensi Makan : 3 kali makan utama dan 2 kali selingan
30. Syarat Diet :
 Energi cukup, sesuai dengan kebutuhan yaitu 1731,99 ~ 1700 kkal
 Protein cukup diberikan 1,25 gr/KgBb, 15% dari total kebutuhan yaitu 64 gr
 Lemak cukup, 20% dari total kebutuhan yaitu 38 gr
 Karbohidrat cukup, 65% dari total kebutuhan yaitu 276 gr
Catatan: Pasien diberikan nasi biasa karena pasien tidak mau nasi tim dan bubur, pasien juga tidak dalam
keadaan yang sakit menelan atau kesulitan dalam mengunyah.

9. Edukasi :
ee. Waktu : Oktober 2021
ff. Lokasi : Ruang Rawat Inap Flamboyan/415
gg. Sasaran : Pasien dan keluarga
hh. Media : Leaflet
ii. Metode : Ceramah dan tanya jawab
jj. Materi :
 Diet Diet Hati dan Tinggi Kalium (Pengertian, tujuan, dan cara pengaturan makanan diet pasien)

MONITORING DAN EVALUASI


Rencana Monitoring
11) Asupan : Memonitor asupan hingga mencapai >90%
Memonitor pemeriksaan laboratorium berangsur-angsur mendekati batas normal
12) Biokimia :
(kadar neutrophil batang, SGOT, SGPT, ureum darah, kreatinin darah, dan kalium)

358
13) Klinis : Memonitor pemeriksaan tanda klinis agar tetap normal
14) Fisik : Memonitor pemeriksaan tanda fisik keluhan berkurang
Memahami dan bisa menjawab pertanyaan dengan benar terkait materi edukasi yang
15) Pengetahuan :
disampaikan

359
DAFTAR PUSTAKA

Gurnida, D. A., Nur’aeny, N., Hakim, D. D. L., Susilaningsih, F. S., Herawati, D.


M. D., & Rosita, I. (2020). Korelasi antara tingkat kecukupan gizi dengan
indeks massa tubuh siswa sekolah dasar kelas 4, 5, dan 6 Correlation
between nutritional adequacy levels with body mass index of elementary
school students grades 4, 5, and 6. Padjadjaran Journal of Dental
Researchers and Students, 4(1), 43–50.

Hutabarat, J. C. J. (2016). Perancangan Aplikasi Menentukan Berat Badan Ideal


dengan Menggunakan Algoritma K-Means Clustering. JURIKOM (Jurnal
Riset Komputer), 3(5).

Kartono, D., Hardinsyah, Jahari, A. B., Sulaeman, A., Asturi, M., Soekatri, M., &
Riyadi, H. (2012). Ringkasan Angka Kecukupan Gizi ( AKG ) yang
dianjurkan bagi Orang Indonesia 2012 (pp. 1–18). Rumusan Widyakarya
Nasional Pangan dan Gizi (WNPG) X 2012.

Kuczmarski, R., Ogden, C., & Guo, S. (2002). 2000 CDC Growth Charts for the
United States: Methods and Development. In National Center for Health
Statistics (11th ed., Vol. 246). Vital and Health Statistics.
https://doi.org/10.1590/S1516-35982002000600018

P2PTM Kemenkes RI. (2018). Klasifikasi Obesitas setelah pengukuran IMT.


Direktorat P2PTM. http://p2ptm.kemkes.go.id/infographic-
p2ptm/obesitas/klasifikasi-obesitas-setelah-pengukuran-imt

360
ASUPAN SMRS

Wakt Bahan Berat E KH


Menu P (gr) L (gr)
u Makan (gr) (kkal) (gr)

Nasi
Beras 50 178,5 4,2 0,85 38,55
putih

Kangkung 45 12,6 1,53 0,31 1,75


Tumis
Wortel 15 5,4 0,15 0,09 1,18
kangkung
Minyak 2 18,01 0 2 0

Wortel 15 5,4 0,15 0,09 1,18

Kol putih 25 7,25 0,35 0,05 1,3

Pagi Bakwan Tepung


15 49,95 1,35 0,15 11,58
terigu
(08.00)
Minyak 2 18,01 0 2 0

Tahu 8 6,4 0,87 0,37 0,064

Wortel 15 5,4 0,15 0,09 1,18


Tahu isi
Tauge 15 5,55 0,66 0,075 0,57

Minyak 2 18,01 0 2 0

Teh Teh 2 6 0,56 0,096 1,07

manis Gula pasir 3 11,8 0 0 2,82

SUBTOTAL 348,3 10,0 8,2 61,2

Snack Baso aci Bakso 120 218 1,99 1,93 48,59


Pagi
Nutrisari
Nutrisari 14 50 0 0 14
(10.00) dingin

361
SUBTOTAL 268 1,99 1,93 62,59

Nasi
Beras 50 178,5 4,2 0,85 38,55
putih

Kangkung 30 8,4 1,02 0,21 1,17


Tumis
Wortel 15 5,4 0,15 0,09 1,18
kangkung
Siang
Minyak 2 18,01 0 2 0
(13.30)
Telur Telur 55 84,7 6,8 5,9 0,38

balado Minyak 2 18,01 0 2 0

Tahu Tahu 80 64 8,72 3,76 0,64

goreng Minyak 2 18,01 0 2 0

SUBTOTAL 395,03 20,89 16,81 41,92

Snack Wafer
Siang nabati Wafer 5 25 0,5 1 3,5

(15.00) keju

SUBTOTAL 25 0,5 1 3,5

Nasi
Beras 25 89,25 2,1 0,4 19
putih

Sore Telur Telur 55 84,7 6,8 5,9 0,38

balado Minyak 2 18,01 0 2 0


(19.30)

Tahu Tahu 80 64 8,72 3,76 0,64

goreng Minyak 2 18,01 0 2 0

SUBTOTAL 273,97 17,62 14,06 20,02

Mie
Snack Mie 69 300 7 11 43
instan

362
(21.00)

SUBTOTAL 300 7 11 43

TOTAL KESELURUHAN 1610 58 53 232

KEBUTUHAN 1695 64 47 254

PRESENTASE % 95% 91% 113% 91%

363
ASUPAN MRS

Bahan Berat E KH
Waktu Menu P (gr) L (gr)
Makan (gr) (kkal) (gr)

Nasi tim Beras 25 89 2,1 0,4 19

Daging
55 150 9,6 12 0
sapi
Daging terik
Pagi Kecap 3 2,13 0,1 0,039 0,27

(06.30) Minyak 2 22,1 0 2,5 0

Oyong 10 1,9 0,08 0,02 0,41


Sup
Wortel 15 5,4 0,15 0,09 1,18
oyong+wortel
Minyak 1 8,08 0 1 0

SUBTOTAL 278,61 12,03 16,049 20,86

Agar
5 12,5 0 0 5
stroberi
Pudding agar
Susu
Snack stroberi 15 76,95 3,69 4,5 5,43
bubuk
Pagi
Gula pasir 5 19,7 0 0 4,7
(10.00)
Pisang
barangan Pisang 80 96 0,96 0,16 25,44
(luar RS)

SUBTOTAL 205,2 4,7 4,7 40,6

Siang Nasi tim Beras 25 89 2,1 0,4 19

(12.00) Ikan tuna 55 59,4 12,85 0,5 0

364
Ikan pepes
Minyak 2 22,1 0 2,5 0
tuna

Tahu 55 44 5,995 2,585 0,44

Tahu bacem Gula


5 18,4 0 0 4,6
basah merah

Minyak 2 22,1 0 2,5 0

Bening labu Labu siam 25 7,5 0,15 0,025 1,67

siam+kacang Kacang
25 7,75 0,575 0,025 1,32
panjang panjang

Pisang raja Pisang 110 132 1,32 0,22 38,98

SUBTOTAL 402,3 23,0 8,8 66,0

Kentang
20 12,4 0,42 0,04 6,6
Kukus
Snack
Siang Kue lumpur Tepung
10 33,3 0,9 0,1 8,7
Terigu
(14.00)

Gula pasir 5 19,7 0 0 4,7

SUBTOTAL 65 1 0 20

Nasi tim Beras 25 89 2,1 0,4 19

Telur 60 92,4 7,44 4,48 0,42

Telur BB Pasta
Sore 6 4,92 0,2592 0,0282 1,1346
rendang biasa tomat
(17.00)
Minyak 2 22,1 0 2,5 0

Oseng tempe Tempe 55 82,5 7,7 2,235 6,005

kecap Kecap 3 2,13 0,1 0,039 0,27

365
Minyak 2 22,1 0 2,5 0

Sayur bening Wortel 50 18 0,5 0,3 3,95

wortel+toge Toge 50 18,5 2,2 0,25 1,9

Pisang
Pisang 82 90 1,2 0,92 21
barangan

SUBTOTAL 442 21 14 54

Total Keseluruhan 1393,1 62,5 43,3 201,1

Kebutuhan 1700 63,75 38 276

Presentase % 82% 98% 114% 73%

366
MENU PERENCANAAN INTERVENSI

Bahan Berat E KH
Waktu Menu P (gr) L (gr)
Makan (gr) (kkal) (gr)

Nasi
Beras 40 142,8 3,36 0,68 30,84
Putih

Daging 50 136 8,75 7,77 0


Oseng
Pagi Kecap 3 2,13 0,1 0,039 0,27
Daging
(06.30) Minyak 2 18,01 0 2 0

Oyong 50 10,5 0,4 0,1 2,05


Sop
Oyong + Wortel 50 18 0,5 0,3 3,95
Wortel
Minyak 1 8,08 0 1 0

SUBTOTAL 335,52 17,36 10,19 39,11

Pudding Agar Agar


5 12,5 0 0 5
Snack Agar Stroberi

Pagi Stroberi Gula Pasir 3 11,82 0 0 2,82

(10.00) Susu
Susu 48 192 7,2 1,6 36,8
Hepatosol

SUBTOTAL 216,32 7,2 1,6 48,5

Nasi
Beras 50 178,5 4,2 0,85 38,55
Putih
Siang
Ayam 75 223,5 13,65 18,75 0
Ayam
(12.00)
Panggang Kecap 3 2,13 0,1 0,039 0,27
Kecap
Minyak 2 18,01 0 2 0

367
Tahu 50 40 5,45 2,35 0,4
Tahu
Bacem Kecap 3 2,13 0,1 0,039 0,27
Basah
Minyak 2 18,01 0 2 0

Bening Labu Siam 50 18 0,3 0,05 3,35


Labu
Siam + Kacang
Kacang 50 16,5 1,15 0,05 2,65
Panjang
Panjang

Pisang
Pisang 82 90 1,2 0,92 21
Barangan

SUBTOTAL 695,28 20,34 18,17 85,74

Tepung
10 33,3 0,9 0,1 7,72
Terigu

Snack Telur 5 7,7 0,62 0,54 0,03


Bolu
Siang Mentega 3 22,26 0,02 2,4 0,04
Marmer
(14.00) Gula Pasir 3 11,82 0 0 2,82

Cocoa
8 29 1,6 1,067 4
Powder

SUBTOTAL 104,08 3,385 5,167 21,85

Nasi
Beras 40 142,8 3,36 0,68 30,84
Putih

Sore Ayam 41 122 7,46 8,25 0


Oseng
(17.00) Kecap 3 2,13 0,1 0,039 0,27
Ayam
Minyak 2 18,01 0 2 0

Tahu 50 40 3,45 1,35 0,4

368
Tahu
Opor Minyak 2 18,01 0 2 0
Putih

Wortel 50 18 0,5 0,3 3,95

Sup Kentang 30 15,6 0,63 0,06 4,05

Sayuran Buncis 20 6,8 0,48 0,06 1,44

Minyak 1 8,08 0 1 0

Pisang
Pisang 115 124,2 1,15 0,92 27,945
Ambon

SUBTOTAL 479,93 15,36 15,01 75,19

TOTAL KESELURUHAN 1778,3 63,6 40,1 270,4

KEBUTUHAN 1700 63,75 38 276

PRESENTASE % 105% 100% 106% 98%

369
LAPORAN STUDI KASUS HARIAN

PENATALAKSANAAN GIZI
PADA KASUS DIABETES MELLITUS TIPE 2 DAN HIPOKALEMIA
RUANG RAWAT INAP FLAMBOYAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PASAR REBO

Disusun Oleh :
Gita Amelia 1810714025

PROGRAM STUDI GIZI PROGRAM SARJANA


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAKARTA
2021

370
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan studi kasus harian Diabetes Mellitus Tipe 2 Dan Hipokalemia dibuat
dan diajukan sebagai syarat kelengkapan dan bukti kegiatan Magang Manajemen
Asuhan Gizi Klinik (MAGK) di Rumah Sakit Umum Daerah Pasar Rebo. Tahun
Ajaran 2021/2022.

Disusun oleh :
Gita Amelia 1810714025

Telah disetujui oleh:

Pembimbing Magang MAGK


Rumah Sakit Umum Daerah Pasar Dosen Pembimbing Magang MAGK
Rebo

Okta Setya Asmaji, S.Gz., RD Iin Fatmawati Imrar, S.Gz, MPH


NIP/NIK. ……………. NIDN. 0005128606

371
a. Lembar Skrining Gizi
Alat skrining gizi yang digunakan di RSUD Pasar Rebo adalah MST (The
Screening Tools for Risk of Impaired Nutritional Status and Growth). Skrining
gizi dilakukan untuk melihat atau mengidentifikasi adanya resiko mengalami
malnutrisi pada pasien sehingga akan dilakukan tindak lanjut pada asuhan gizi.
Dibawah adalah hasil skrining gizi pada Ny.M

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PASAR REBO


Jl. Let. Jend. TB. Simatupang No. 30 Jakarta Timur
13760
Telp. 021 8400109, 8401127 ex.147/148, E-mail:
gizirspr@gmail.com
SKRINING GIZI AWAL
Tanggal : 26 Oktober 2021 Nama : Ny.M
Diabetes Mellitus Tipe 2
Diagnosis No. RM : 2020-860642
: Dan Hipokalemia
BB : 76 kg J_Kel. : Perempuan
TB : 165 cm Umur : 46 tahun
1. Apakah pasien mengalami penurunan BB yang tidak
direncanakan/tidak diinginkan dalam 6 bulan terakhir? (0)
a. Tidak 0
b. Tidak yakin 2
c. Ya, ada penurunan BB sebanyak
1-5 kg 1
6-10 kg 2
11-15 kg 3
> 15 kg 4
Tidak tahu berapa penurunannya 2

2. Apakah asupan makan pasien berkurang karena penurunan nafsu


makan/kesulitan menerima makanan? (0)
a. Tidak 0
b. Ya 1

TOTAL SKOR 1
KESIMPULAN : Pasien beresiko malnutrisi rendah
Bila skor > 3, maka dilakukan assessment lanjut oleh Dietisien/Ahli Gizi

Kesimpulan:

Berdasarkan hasil jumlah skor keseluruhan skrining gizi, Ny.M beresiko


malnutrisi rendah akibat kondisi pasien yang lemah, nyeri ulu hati dan lemas,
sehingga perlu pemantauan satu hari kedepan.

372
b. Lembar Asuhan Gizi
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PASAR REBO
Jl. Let. Jend. TB. Simatupang No. 30 Jakarta Timur 13760
Telp. 021 8400109, 8401127 ex.147/148, E-mail: gizirspr@gmail.com
FORMULIR ASUHAN GIZI
Tanggal : 26/10/2021 Nama : Ny.M
: Diabetes Mellitus Tipe 2 Dan
Diagnosis Medis No. RM : 2020-860642
Hipokalemia
ASESMEN GIZI Umur : 46 tahun
Antropometri JK : Perempuan
IMT : 27,9 kg/m2(Kuczmarski et al.,
BB : 76 kg Tanggal Lahir : 16 Maret 1975
2002)
Pendidikan :
TB : 165 cm BBI : 58,5 kg (Hutabarat, 2016) SMA
Terakhir
Tilut : 50 cm LILA : 39 cm Pekerjaan : Tidak Bekerja
: Obesitas Tingkat 1
Status Gizi (P2PTM Kemenkes RI,
2018)
Biokimia Klinis/Fisik
5. Hematologi (26/10/2021) 6. Klinis (26/10/2021)
Pemeriksaan Hasil Standar Ket Pemeriks
Hasil Standar Ket
aan
12,5 11,7 – 15,5
Hemoglobin Normal
g/dL g/dL Tekanan 90/60-

Hematokrit 36 % 32 – 47% Normal


darah 134/76 120/80 Normal
(MRS) mmHg
5,3 3,8 – 5,2
Eritrosit Normal Tekanan
juta/μL juta/μL
90/60-
darah
226 112/87 120/80 Normal
GDS < 200 mg/dL Tinggi (terakhir
mg/dL mmHg
diperiksa)
Kesimpulan:
60 -100
Ny.M mengalami diabetes mellitus tipe 2 ditandai Nadi 67 Normal
kali/menit
dengan kadar GDS pada pasien tinggi.

373
Respirator 14-20
20 Normal
3. Elektrolit (26/10/2021) y rate kali/menit

Pemeriksaan Hasil Standar Ket


Suhu 36,8 36 -37 oC Normal
134 135-147
Natrium Rendah Kesimpulan: Pemeriksaan klinis Ny.M normal.
mmol/L mmol/L

3,3 3,5-5,0 6. Fisik (13/10/2021)


Kalium Rendah
mmol/L mmol/L
Keluhan Hasil
100 98-108
Cl Normal Nyeri (+)
mmol/L mmol/L
Lemah (+)
Kesimpulan:
Pasien Ny.M mengalami gangguan elektrolit di mana Lemas (-)

pasien hipokalemia (kadar kalium rendah) dan Mual (+)


hiponatremia (kadar natrium rendah).
Muntah (-)

Kram badan (_)

Penurunan nafsu makan (+)

Ketidakseimbangan cairan
(+)
dan elektrolit

Kesimpulan:
Ny.M mengalami nyeri di bagian ulu hati dan
tulang belakang, tampak lemas, kram dan lemah di
seluruh badan, mual, penurunan nafsu makan
akibat mual dan nyeri di ulu hati. Pasien juga
didiagnosis mengalami ketidakseimbangan cairan
dan elektrolit.

Riwayat & Kebutuhan Gizi


Kebiasaan Makan dan Pola Makan : 15. Riwayat Makan SMRS
 Kebiasaan pola makan pasien 3 kali makanan n. Pola Makan SMRS :
utama dan selingan tidak menentu  Pagi : nasi uduk 1p, teh manis 1gls

374
 Konsumsi yang paling disukai dan sering adalah  Selingan : bakso 1p, pangsit rebus 2 bh
bakso, dan pangsit rebus  Siang : nasi putih 1p, sayur sop 1p, tahu 2 bh
 Makanan utama yang biasanya paling sering  Selingan : buah melon 2 bh, mie instan 1p,
dikonsumsi adalah nasi uduk dan lontong nugget 3 bh
 Ny.M sangat menyukai makanan yang bersantan  Malam : nasi putih, sayur sop, tahu 2 bh
dan berlemak karena membuat makanan lebih
enak dan gurih seperti nasi padang, tetelan, dan o. Perhitungan Kebutuhan Energi SMRS :
jeroan. BBA : 76
 Sayuran biasanya sering disayur kuah TB : 165
pengolahannya seperti bening bayam, tumis IMT : 27,9 kg/m²
kangkung, dan sop BBI : (TB-100) x 0,9
 Jajanan luar yang sering dibeli cendol dawet = (165-100) x 0,9 = 58,5 kg
 Memiliki alergi pada udang dan debu
 Kebiasaan saat pagi adalah minum teh manis  Energi Basal (A)
dengan tambahan gula pasir = 25 kkal x BBI
 Akses makanan mudah dan terjangkau = 25 kkal x 58,5

 Untuk pengolahan makanan biasanya pasien = 1462,5 kkal

Ny.M lebih sering memasak dibandingkan  Energi untuk aktivitas (B)


dengan membeli di luar = 20% x energi basal

 Sering konsumsi makanan instan seperti mie = 20% x 1462,5

instan, nugget hampir setiap hari = 292,5 kkal

 Tidak ada pantangan selama sehat  Energi untuk kondisi stress (C)

 Pasien Ny.M lebih sering beli jajanan selingan di = 10% x energi basal

luar dibandingkan membeli makanan utama di = 10% x 1462,5

luar lebih sering mengolah sendiri = 146,25 kkal


 Koreksi umur (D)
= 5% x energi basal
= 5% x 1462,5
= 73 kkal
 Total Kebutuhan Energi
= (A) + (B) + (C) – (D)
= 1462,5 + 292,5 + 146,25 – 73

375
= 1828 ~ 1800 kkal
 Kebutuhan Karbohidrat
= 60% x 1800 /4
= 270 gr
 Kebutuhan Protein
= 15% x 1800 /4
= 67,5 gr
 Kebutuhan Lemak
= 25% x 1800 /9
= 50 gr

p. Kecukupan Asupan SMRS :


Ket
Zat Gizi Asupan Persentase (Gurnida et
al., 2020)
Energi 1974,92 110% Normal
Protein 75,35 112% Normal
Di atas angka
Lemak 69,7 139%
kebutuhan
KH 252,13 93% Normal
Sumber: WNPG, 2012

16. Riwayat Makan MRS


s. Pola Makan MRS
 Pagi: nasi tim ½ p, ayam BB gulai 1 ptg,
bening wortel + labu siam ½ p
 Selingan: pudding coklat 1 bj
 Siang: nasi tim 1p, telur opor putih 1 bh, tempe
BB bali 1 bj, bening katuk labu siam ½ p,
papaya 1 bh
 Selingan: talam kentang 1 bj

376
 Sore: nasi tim ½ p, daging kare 1 ptg, tahu
bistik 1 bh, sup sayuran ½ p, pisang raja 1 bh

t. Perhitungan Kebutuhan Energi MRS :


BBA : 76
TB : 165
IMT : 27,9 kg/m²
BBI : (TB-100) x 0,9
= (165-100) x 0,9 = 58,5 kg

 Energi Basal (A)


= 25 kkal x BBI
= 25 kkal x 58,5
= 1462,5 kkal
 Energi untuk aktivitas (B) / Bedrest
= 10% x energi basal
= 10% x 1462,5
= 146,25 kkal
 Energi untuk kondisi stress (C)
= 10% x energi basal
= 10% x 1462,5
= 146,25 kkal
 Koreksi umur (D)
= 5% x energi basal
= 5% x 1462,5
= 73 kkal
 Total Kebutuhan Energi
= (A) + (B) + (C) – (D)
= 1462,5 + 146,25 + 146,25 – 73
= 1682 ~ 1700 kkal
 Kebutuhan Karbohidrat
= 60% x 1700 /4

377
= 255 gr
 Kebutuhan Protein
= 15% x 1700 /4
= 63,7 gr
 Kebutuhan Lemak
= 25% x 1700 /9
= 47 gr

u. Kecukupan Asupan MRS :


Ket (Gurnida
Zat Gizi Asupan Persentase
et al., 2020)
Defisit tingkat
Energi 1498,2 88%
ringan
Protein 62,7 98% Normal
Di atas angka
Lemak 63,5 135%
kebutuhan
Defisit tingkat
KH 187,8 74%
sedang
Sumber: WNPG, 2012
Riwayat Personal
Riwayat Personal :
 Ny.M tinggal bersama dengan keluarga dan kedua anaknya
 Setiap pagi Ny.M selalu mengantarkan anaknya yang SD ke sekolah
 Ny.M sering sekali tidak bisa mengontrol makanan dan minuman yang memicu penyakitnya kambuh
 Ny.M jarang sekali olahraga dan biasanya obat-obatan generik yang selalu dikonsumsi pasien adalah
bodrex dan panadol
 Pasien jarang sekali mengontrol/mengecek rutin kondisi kesehatannya di pelayanan kesehatan terdekat.

Riwayat Penyakit Dahulu :


Pasien Ny.M memiliki riwayat penyakit hipokalemia, diabetes mellitus dna insulin sejak tahun 2018 pertama
didiagnosis.

378
Riwayat Penyakit Keluarga :
Pasien tidak memiliki riwayat penyakit keluarga yang serupa.

Riwayat Penyakit Sekarang :


Pasien mengalami kadar insulin dan kalium yang tidak terkontrol, pasien didiagnosis mengalami penyakit
hipokalemia dan diabetes mellitus tipe 2.

Keluhan Utama :
Keluhan utama saat masuk RS adalah pasien merasa tubuhnya tidak bisa bergerak kram, lemas dan lemah
seluruh badan dan nyeri di bagian ulu hati dan tulang belakang tidak bisa digerakkan.

Terapi Obat :
Nama Obat Dosis Kegunaan Efek Samping
Menangani gejala atau penyakit yang Mual, muntah, sakit
Ranitidine 50 mg berkaitan dengan produksi asam kepala, ruam, konstipasi,
berlebih di dalam lambung dan diare
Mencegah serta mengobati mual dan Sakit kepala, sembelit,
Ondansetron 4 mg muntah yang bisa disebabkan oleh meriang, mengantuk,
efek samping lelah dan lemah
DIAGNOSIS GIZI
19. Domain Intake
NI-2.1 Asupan oral inadekuat yang berkaitan dengan pasien kesulitan makan (nyeri ulu hati, merasa mual,
lemas dan lemah) yang ditandai dengan kecukupan asupan MRS yaitu energi sebesar 88% termasuk defisit
tingkat ringan dan karbohidrat 74% defisit tingkat sedang.
NI-3.1 Asupan cairan tidak adekuat yang berkaitan dengan yang berkaitan dengan asupan elektrolit
pasien di bawah batas normal kecukupan kebutuhan pasien. Ditandai dengan kadar natrium 134 mmol/L
dan kalium 3,3 mmol/L dari batas normal.

20. Domain Klinis


NC-2.2 Perubahan nilai lab terkait gizi khusus yang berhubungan dengan gangguan metabolik endokrin
(penyakit diabetes mellitus) yang ditandai dengan ketidaknormalan kadar glukosa darah di mana kadar GDS
pasien sebesar 226 mg/dL.

379
NC-3.3 Berat badan obesitas berkaitan dengan asupan lemak SMRS dan MRS berlebih serta aktivitas fisik
kurang (jarang olahraga) ditandai dengan IMT pasien 27,9 kg/m2.

21. Domain Behavior


NB-1.4 Kurang dapat memonitor diri berkaitan dengan status gizi pasien obesitas tingkat 1 dan keadaan
hipokalemia dan diabetes mellitus (insulin) yang tidak terkontrol ditandai dengan pasien masih
mengkonsumsi makanan tinggi gula, lemak, dan pola makan yang tidak teratur juga seimbang seperti masih
menggunakan gula pasir setiap hari untuk penambahan makanan atau pun minuman, bakso, makanan
bersantan lainnya.

INTERVENSI GIZI
10. Tujuan :
v) Membantu memenuhi asupan oral energi, protein, lemak, dan karbohidrat pasien agar seimbang
sesuai dengan kecukupan kebutuhan pasien.
w) Membantu meningkatkan asupan cairan dan elektrolit kadar natrium dan kalium pasien Ny.M agar
mencapai batas normal
x) Membantu menurunkan kadar GDS pasien agar kembali normal
y) Membantu menurunkan dan memberikan jenis dan jumlah lemak yang sesuai dengan kebutuhan
kecukupan pasien agar kembali normal
z) Meningkatkan pengetahuan pasien dan keluarga pasien melalui edukasi gizi terkait diet diebates
mellitus dan tinggi kalium serta tips sehat (aktivitas fisik) yang menunjang keberhasilan diet.

11. Implementasi/Preskripsi Diet


31. Jenis Diet : Diet Diabetes Mellitus, Tinggi Kalium, 1700 Kkal
32. Bentuk Makanan : Makanan lunak (Nasi Tim)
33. Kode Pemesanan : NT DM, T.Kalium
34. Rute Pemberian : Oral
35. Frekuensi Makan : 3 kali makan utama dan 2 kali selingan
36. Syarat Diet :
 Energi cukup, sesuai dengan kebutuhan yaitu 1682 ~ 1700 kkal
 Protein cukup, 15% dari total kebutuhan yaitu 63,7 gr.
 Lemak cukup, 25% dari total kebutuhan yaitu 47 gr.

380
 Karbohidrat cukup, 60% dari total kebutuhan yaitu 255 gr.
Catatan: Pasien diberikan buah pisang untuk membantu meningkatkan kadar kalium yang rendah.

12. Edukasi :
a. Waktu : Oktober 2021
b. Lokasi : Ruang Rawat Inap Flamboyan/408
c. Sasaran : Pasien dan keluarga
d. Media : Leaflet
e. Metode : Ceramah dan tanya jawab
f. Materi :
 Diet Diabetes Mellitus (Pengertian diet DM, tujuan diet, cara pengaturan makanan, penggunaan
pemanis buatan, lanjutan pengaturan diet, dan tips sehat)
 Diet Tinggi Kalium (Pengertian, tujuan, dan cara pengaturan makanan tinggi kalium)
MONITORING DAN EVALUASI
Rencana Monitoring
16) Asupan : Memonitor asupan hingga mencapai >90%
Memonitor pemeriksaan laboratorium berangsur-angsur mendekati batas normal
17) Biokimia :
(kadar GDS, natrium, dan kalium)
18) Klinis : Memonitor pemeriksaan tanda klinis agar tetap normal
19) Fisik : Memonitor pemeriksaan tanda fisik keluhan berkurang
Memahami dan bisa menjawab pertanyaan dengan benar terkait materi edukasi yang
20) Pengetahuan :
disampaikan

381
DAFTAR PUSTAKA

Gurnida, D. A., Nur’aeny, N., Hakim, D. D. L., Susilaningsih, F. S., Herawati, D.


M. D., & Rosita, I. (2020). Korelasi antara tingkat kecukupan gizi dengan
indeks massa tubuh siswa sekolah dasar kelas 4, 5, dan 6 Correlation
between nutritional adequacy levels with body mass index of elementary
school students grades 4, 5, and 6. Padjadjaran Journal of Dental
Researchers and Students, 4(1), 43–50.

Hutabarat, J. C. J. (2016). Perancangan Aplikasi Menentukan Berat Badan Ideal


dengan Menggunakan Algoritma K-Means Clustering. JURIKOM (Jurnal
Riset Komputer), 3(5).

Kartono, D., Hardinsyah, Jahari, A. B., Sulaeman, A., Asturi, M., Soekatri, M., &
Riyadi, H. (2012). Ringkasan Angka Kecukupan Gizi ( AKG ) yang
dianjurkan bagi Orang Indonesia 2012 (pp. 1–18). Rumusan Widyakarya
Nasional Pangan dan Gizi (WNPG) X 2012.

Kuczmarski, R., Ogden, C., & Guo, S. (2002). 2000 CDC Growth Charts for the
United States: Methods and Development. In National Center for Health
Statistics (11th ed., Vol. 246). Vital and Health Statistics.
https://doi.org/10.1590/S1516-35982002000600018

P2PTM Kemenkes RI. (2018). Klasifikasi Obesitas setelah pengukuran IMT.


Direktorat P2PTM. http://p2ptm.kemkes.go.id/infographic-
p2ptm/obesitas/klasifikasi-obesitas-setelah-pengukuran-imt

382
ASUPAN SMRS

Nama Bahan Berat Energi Protein Lemak KH


Waktu
Makanan Makanan (gr) (kkal) (gr) (gr) (gr)

Beras 50 178,5 4,2 0,85 38,55

Santan 15 18,3 0,3 1,5 1,14

Telur 35 53,9 4 3,78 0,24

Nasi uduk Bihun 25 87 1,17 0,025 8

Pagi Tempe 20 30 2,8 1,54 1,82

(07.00) Kecap 3 2,13 0,1 0,039 0,27

Minyak 2 22,1 0 2,5 0

Teh 2 6 0,56 0,096 1,07


Teh
Gula
manis 3 11,04 0 0 2,76
pasir

SUBTOTAL 408,97 13,13 10,33 53,85

Daging
45 122,8 7,8 9,9 0
sapi

Mie
15 57,6 2 0,66 10,6
Snack Bakso kuning

(10.00) Sawi
8 2,24 0,18 0,024 0,32
hijau

Minyak 2 22,1 0 2,5 0

Pangsit 8 9,9 0,26 0,25 1,6

383
Pangsit Daging
25 68 4 5,5 0
rebus sapi

SUBTOTAL 282,64 14,24 18,834 12,52

Nasi
Beras 75 267,75 6,3 1,2 57,8
putih

Bakso
25 50,5 3 3,29 1,89
sapi

Wortel 15 5,4 0,15 0,09 1,18


Siang
Sayur sop
Buncis 10 3,4 0,24 0,03 0,72
(13.00)
Kentang 30 18,6 0,63 0,06 4,05

Minyak 1 8,08 0 1 0

Tahu Tahu 80 64 8,72 3,76 0,64

goreng Minyak 2 22,1 0 2,5 0

SUBTOTAL 439,83 19,04 11,93 66,28

Buah
Melon 100 37 0,6 0,4 7,8
melon

Snack Mie
Mie 69 300 7 11 43
instan
(16.00)
Nugget 15 44,55 2,3 2,8 2,4
Nugget
Minyak 2 22,1 0 2,5 0

SUBTOTAL 403,65 9,9 16,7 53,2

Nasi
Malam Beras 75 267,75 6,3 1,2 57,8
putih
(19.30)
Sayur sop Bakso 25 50,5 3 3,29 1,89

384
Wortel 15 5,4 0,15 0,09 1,18

Buncis 10 3,4 0,24 0,03 0,72

Kentang 30 18,6 0,63 0,06 4,05

Minyak 1 8,08 0 1 0

Tahu Tahu 80 64 8,72 3,76 0,64

goreng Minyak 2 22,1 0 2,5 0

SUBTOTAL 439,83 19,04 11,93 66,28

TOTAL ASUPAN 1974,92 75,35 69,7 252,13

TOTAL KEBUTUHAN 1800 67,5 50 270

PERSENTASE (%) 110% 112% 139% 93%

385
ASUPAN MRS

Nama Bahan Berat Energi Protein Lemak KH


Waktu
Makanan Makanan (gr) (kkal) (gr) (gr) (gr)

Nasi tim Beras 25 89,25 2,1 0,4 19

Ayam 75 223,5 13,65 15,75 0

Ayam BB Pasta
6 4,92 0,2592 0,0282 1,1346
Pagi gulai tomat

(06.30) Minyak 2 22,1 0 2,5 0

Bening Wortel 25 9 0,25 0,15 1,97

wortel + Labu
labu siam 25 7,5 0,15 0,025 1,67
Siam

SUBTOTAL 356,3 16,4 18,9 23,8

Agar
Agar 5 17,857 0,007 0,01 4,22
Plain
Snack Pudding Susu DM 15 63 2,427 1,699 9,466
(09.00) Coklat
Gula DM 6 24 0 0 6

Bubuk
8 32 1,6 1,067 4
Cocoa

SUBTOTAL 136,9 4,0 2,8 23,7

Siang Nasi Tim Beras 50 178,5 4,2 0,85 38,55

(12.00) Telur 55 84,7 6,8 5,94 0,38

386
Telur
Opor Minyak 2 22,1 0 2,5 0
Putih

Tempe 55 82,5 7,7 3,4 5


Tempe BB
Kecap 3 2,13 0,1 0,039 0,27
Bali
Minyak 22 22,1 0 2,5 0

Bening Katuk 25 14,75 1,6 0,25 2,47

Katuk Labu
Labu Siam Siam 25 7,5 0,15 0,025 1,67

Buah
Pepaya 55 25,3 0,27 6,6 6,71
Pepaya

SUBTOTAL 439,6 20,8 22,1 55,1

Kentang
20 12,4 0,42 0,04 6,6
Kukus
Snack Talam
Tepung
(14.00) Kentang 10 33,3 0,9 0,1 8,7
Terigu

Gula DM 5 20 0 0 5

SUBTOTAL 65,7 1,32 0,14 20,3

Nasi Tim Beras 25 89,25 2,1 0,4 19

Daging 55 150,15 9,6 10,1 0


Sore Daging
Kecap 3 2,13 0,1 0,039 0,27
(17.00) Kare
Minyak 2 22,1 0 2,5 0

Tahu Tahu 55 44 5,9 2,58 0,44

Bistik Kecap 3 2,13 0,1 0,039 0,27

387
Minyak 2 22,1 0 2,5 0

Wortel 25 9 0,25 0,15 1,97

Sup Buncis 10 3,4 0,24 0,03 0,72

Sayuran Kentang 25 15,5 0,5 0,05 3,37

Minyak 1 8,08 0 1 0

Pisang
Pisang 110 132 1,32 0,22 38,98
Raja

SUBTOTAL 499,8 20,1 19,6 65,0

TOTAL ASUPAN 1498,2 62,7 63,5 187,8

TOTAL KEBUTUHAN 1700 63,7 47 255

PERSENTASE (%) 88% 98% 135% 74%

388
MENU PERENCANAAN INTERVENSI

Bahan Berat E KH
Waktu Menu P (gr) L (gr)
Makan (gr) (Kkal) (gr)

Nasi Tim Beras 50 178,5 4,2 0,85 38,55

Ayam Ayam 60 178,8 10,92 13,01 0


Opor Putih
Pagi Suwir Minyak 2 22,1 0 2,5 0

(06.30)
Makaroni 35 123,55 3,045 0,14 27,545
Sup
Wortel 50 18 0,5 0,3 5,95
Makaroni
Minyak 2 22,1 0 2,5 0

Total 543 19 19 72

Tepung
15 49,95 1,35 0,15 11,58
Terigu

Tepung
10 36,3 0,11 0,05 8,82
Tapioka
Snack
Dadar Gula
Pagi 6 24 0 0 6
Gulung Pasir DM
(09.00)
Gula
Merah 5 10,4895 0 0 3,6
DM

Kelapa 5 70,75 0,665 4,69 3,045

Total 191,5 2,1 4,9 33,0

Siang Nasi Tim Beras 50 178,5 4,2 0,85 38,55

(12.00) Daging 55 150,15 9,6 5,1 0

389
Pasta
Daging 6 4,92 0,2592 0,0282 1,1346
Tomat
Rendang
Minyak 2 22,1 0 2,5 0

Tempe 55 82,5 7,7 2,235 6,005


Tempe
Bacem Kecap 3 2,13 0,1 0,039 0,27
Basah
Minyak 2 22,1 0 2,5 0

Bening Tauge 50 18,5 2,2 0,25 1,9


Tauge +
Wortel 50 18 0,5 0,3 5,95
Wortel

Pisang
Pisang 110 132 1,32 0,22 38,98
Raja

Total 631 26 14 93

Snack Tepung
Pudding 15 54,6 0,675 0,15 12,525
Siang Hunkue
Hunkue
(14.00) Gula DM 6 24 0 0 6

Total 79 1 0 19

Nasi Tim Beras 50 178,5 4,2 0,85 38,55

Telur 60 92,4 7,44 4,48 0,42

Telur BB Pasta
6 4,92 0,2592 0,0282 1,1346
Sore Tomat Tomat

(17.00) Minyak 2 22,1 0 2,5 0

Tahu Opor Tahu 55 44 5,9 95 1,585 0,44

Kuning Minyak 2 22,1 0 2,5 0

Wortel 50 18 0,5 0,3 5,95

390
Buncis 15 5,1 0,36 0,045 1,08
Sup
Kentang 35 21,7 0,735 0,07 4,725
Sayuran
Minyak 1 8,08 0 1 0

Pisang
Pisang 100 108 1 0,8 24,3
Ambon

Total 525 14 14 77

Total Keseluruhan 1968,9 61,8 52,5 293,0

Kebutuhan 1700 63,7 47 255

Presentase % 116% 97% 112% 115%

391
LAPORAN STUDI KASUS HARIAN

PENATALAKSANAAN GIZI
PADA KASUS ELEKTROLIT IN BALANCE, ACITES DYSPNEA, CKD
RUANG RAWAT INAP FLAMBOYAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PASAR REBO

Disusun Oleh :
Farah Devina Ramadhianti 1810714090

PROGRAM STUDI GIZI PROGRAM SARJANA


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAKARTA
2021

392
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan studi kasus harian Elektrolit In Balance, Acites Dyspnea, CKD


dibuat dan diajukan sebagai syarat kelengkapan dan bukti kegiatan Magang
Manajemen Asuhan Gizi Klinik (MAGK) di Rumah Sakit Umum Daerah Pasar
Rebo. Tahun Ajaran 2021/2022.

Disusun oleh :
Farah Devina Ramadhianti 1810714090

Telah disetujui oleh:

Pembimbing Magang MAGK


Rumah Sakit Umum Daerah Pasar Dosen Pembimbing Magang MAGK
Rebo

Okta Setya Asmaji, S.Gz., RD Iin Fatmawati Imrar, S.Gz, MPH


NIP/NIK. ……………. NIDN. 0005128606

393
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PASAR REBO
Jl. Let. Jend. TB Simatupang No.30 Jakarta Timur 13760
Telp. 021 8400109, 8401127 ec.147/148, E-mail:
gizirspr@gmail.com
SKRINING GIZI AWAL
Tanggal: 13/10/2021
Diagnosa Medis: Elektrolit in Nama : Tn. Z
balance, Acites Dyspnea, Aki dd No.RM : 2021-901801
CKD Jenis Kelamin : Laki-laki
BB: 70 kg Umur : 66 tahun
TB/PB: 167 cm
Parameter
Apakah pasien mengalami penurunan BB yang tidak
1. ( 0 )
direncanakan/tidak diinginkan dalam 6 bulan terakhir?
*Tidak =0
*Tidak yakin =2
*Ya, ada penurunan sebanyak
1 – 5 kg =1
6 – 10 kg =2
11 – 15 kg =3
>15 kg =4
Tidak tahu berapa
=2
penurunannya
2. Apakah asupan makan pasien berkurang karena penurunan
( 0 )
nafsu makan/kesulitan menerima makanan?
*Tidak =0
*Ya =1
Jumlah skor keseluruhan 2
Hasil
0 = beresiko rendah
1 = beresiko sedang
≥2 = beresiko tinggi

394
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PASAR
REBO
Jl. Let. Jend. TB Simatupang No.30 Jakarta Timur
13760
Telp. 021 8400109, 8401127 ec.147/148, E-mail:
gizirspr@gmail.com
FORMULIR ASUHAN GIZI
Tanggal: 13/10/2021 Nama : Tn. Z
Diagnosa Medis: Acites Dyspnea, No.RM : 2021-901801
Aki dd CKD Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 66 tahun
ASESMEN GIZI
BB: 70 kg IMT: 25 kg/m2
Status Gizi : Normal
TB: 167 cm BBI: 60,3 kg
Biokimia Klinis/Fisik
Hemoglobin : 10,4 g/dL (rendah) Klinis:
Hematokrit : 26% (rendah)
Eritrosit : 3,3 juta/µL (rendah) Kesadaran : compos mentis
Kalium : 3,0 mmol/L (rendah) Suhu : 37,5 oC
Ureum : 196 (sangat tinggi) Nadi : 98 kali/menit
Kreatinin : 6,43 (sangat tinggi) Pernapasan : 20 kali/menit
eGFR : 9,3 (sangat rendah)
Fisik:
Hasil USG Abdomen sesak napas, menggigil, lemah, nyeri
Hidronefrosis ringan kanan (+) otot, mual muntah, nyeri abdomen

Riwayat & Kebutuhan Gizi


Kebiasaan Makan: Asupan SMRS:
 Tn.M biasa makan diluar saat 07.00 : Nasi uduk 2ctg, tempe orek
bekerja, ia biasa membeli nasi 2sdm, kentang balado 1 sdm, bihun,

395
uduk/bubur/soto untuk sarapan dan bakwan 1buah, kerupuk, kopi hitam
makan malam. Untuk makan siang 1cangkir.
dari nasi box yang diberikan dari 12.00 : Nasi 2ctg, capcay 3sdm,
tempat bekerjanya (biasanya berisi rendang 1ptg, kerupuk,
nasi, sayur dan lauk hewani). 17.00 : Risoles 2 buah
18.00 : Kue putu beras 3 buah
21.00 : Nasi goreng 1 porsi, kerupuk
Perhitungan Kebutuhan Energi (Par’i et al., 2017) :
BBI = (TB-100) – 10%(TB-100)
= (167-100) – 10% (167-100)
= 60,3 kg
Rumus Perhitungan Mifflin (Suryani et al., 2018):
REE = 10 x BBA + 6,25 x TB – 5 x U + 5
= (10 x 60,3)+ (6,25 x 167) – (5 x 66) + 5
= 1.330,75 kkal
TEE = REE x Aktivitas fisik x Faktor stress
= 1.330,75 x 1,4 x 1,1
= 2.049.3 kkal ~ 2000 kkal
15% 𝑥 2000
Keb. Protein = = 75 gram
4
25% 𝑥 2000
Keb. Lemak = = 56 gram
9
60% 𝑥 1809
Keb. Karbohidrat = = 300 gram
4

Natrium = 1500 mg (Kresnawan, 2014)


Kecukupan asupan SMRS:
Energi : 2.324,8 kkal (110,70%) = Normal
Protein :51,55 g (65,46%) = Defisit tingkat berat
Lemak : 80,6 g (138,18%) = Lebih dari kebutuhan
Karbohidrat : 341,85 (108,52%) = Normal
Natrium : 2.405,2 (160,35%) = Lebih dari kebutuhan
Asupan MRS :
07.00 : Nasi tim 1p, cah wortel + baby
corn 1p

396
10.00 : Puding batik coklat 1p
12.00 : Nasi tim 1p, tempe bumbu
tomat 1p, sup bayam wortel 1p, pisang
barangan 1p
15.00 : Bolu pelangi 1p
17.00 : Nasi tim 1p, perkedel kentang
kukus 1p, tahu bumbu kuning 1p,
pepaya 1p
Perhitungan Kebutuhan Energi:
BBI = (TB-100) – 10%(TB-100)
= (167-100) – 10% (167-100)
25% 𝑥 1809
= 60,3 Lemak = 9

Rumus Pernefri (2011): = 50,25 gram


Energi = 30 x BBI 67% 𝑥 1809
Karbohidrat = 4
= 30 x 60,3
= 303 gram
= 1809 kkal ~ 1800 kkal
Natrium=1.200 mg = 4 g garam =
Protein = 0,6 x BBI
1sdt garam (Suryani et al., 2018)
= 0,6 x 60,3
= 36,18 gram ~ 36 gram
= 8%
Kecukupan asupan MRS:
Energi : 1.108,8 kkal (61,60%) = Defisit berat
Protein : 27,84 g (56,86%) = Defisit berat
Lemak : 20,39 g (40,78%) = Defisit berat
Karbohidrat : 204,52 g (70,88%) = Defisit sedang
Natrium : 1.288,15 mg (107,35%) = Normal
Riwayat Personal
Riwayat Personal:
Tn.Z bekerja sebagai penjahit. Tn.Z sudah lama memiliki penyakit hipertensi
yang tidak terkontrol, ia tidak pernah mengonsumsi obat-obatan hipertensi.
Selama di rumah sakit Tn.Z menghindari mengonsumsi lauk hewani yang ia rasa
asin karena ingin cepat sembuh dan tidak ingin tekanan darahnya naik.

397
Riwayat Penyakit:
Tn.Z memiliki riwayat penyakit hipertensi tidak terkontrol

Riwayat Penyakit Keluarga :


Tidak ada riwayat penyakit keluarga yang berkaitan

Riwayat Penyakit Sekarang :


Saat ini Tn.Z didiagnosis mengalami Acites dyspnea, CKD

Keluhan Utama :
Tn.Z merasakan sesak dan perut kian membesar

Terapi Obat :
Sebelum masuk RS Tn.Z tidak mengkonsumsi obat apapun. Selama dirawat di
RS, Tn.Z mendapatkan terapi obat Ondasentron, asam folat, B12, bionat, dan
furosemide.
DIAGNOSIS GIZI
Domain Intake
NI-2.1 Intake oral tidak adekuat berkaitan dengan menurunnya nafsu makan
dan kepercayaan yang salah terhadap pemilihan makanan ditandai
dengan pemenuhan asupan MRS energi hanya sebesar 61,60%, protein
56,86%, lemak 40,78% dan karbohidrat 70,88%.
Domain Klinis
NC-2.2 Perubahan nilai laboratorium gizi berkaitan dengan gangguan fungsi
ginjal ditandai dengan kadar ureum dan kreatinin sangat tinggi yaitu
196 mg/dL dan 6,43 mg/dL, serta nilai eGFR sangat rendah yaitu 9,3.
NC-2.2 Perubahan nilai laboratorium gizi berkaitan dengan elektrolit in
balance ditandai dengan kadar hemoglobin, hematokrit, eritrosit, dan
kalium yang rendah.
Domain Behaviour
NB-1.2 Perilaku yang salah mengenai pemilihan makanan yang dikonsumsi

398
berkaitan dengan perilaku menghindari konsumsi lauk hewani
ditandai dengan pemenuhan MRS protein hanya 56,86% dan lemak
hanya 40,78%
INTERVENSI GIZI
1. Tujuan Intervensi
- Memberikan asupan energi dan gizi sesuai kebutuhan
- Membantu menurunkan kadar kreatinin darah serta menjaga
eGFR tidak semakin menurun
- Meningkatkan pengetahuan melalui edukasi gizi tentang
gambaran umum diet rendah protein, diet rendah garam, makanan
yang dianjurkan dan tidak dianjurkan serta contoh
menu makanan sehari.
2. Syarat Diet
- Energi dan protein cukup berdasarkan panduan Pernefri
- Lemak cukup, yaitu 25% dari kebutuhan energi
- Karbohidrat cukup, yaitu kebutuhan energi total dikurangi energi
energi yang berasal dari protein dan lemak
- Natrium 1.200 mg atau setara dengan 4 gram garam (1 sdt garam)
3. Terapi Diet
Jenis diet : Diet Rendah Protein III (40 gr)
Bentuk makanan : Lunak
Rute makanan : Oral
Frekuensi : 3x makan utama dan 2x selingan
4. Edukasi
Gambaran umum tentang penyakit CKD, diet rendah protein, diet rendah
garam, makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan serta contoh menu
makanan sehari.
MONITORING DAN EVALUASI
Rencana Monitoring
1. Asupan : Mencapai asupan sampai 100% dari kebutuhan
2. Biokimia : Tidak terdapat penurunan eGFR dan kreatinin darah menurun.
3. Klinis : Tekanan darah berangsur-angsur normal

399
4. Fisik : Rasa sakit di dada berkurang
5. Pengetahuan : Peningkatan pengetahuan mengenai gizi dan makanan
ditandai dengan asupan makan yang sesuai dan kemampuan menjawab
pertanyaan dengan benar

400
DAFTAR PUSTAKA

Kresnawan, T. 2014. Asuhan Gizi Pada Hipertensi. Gizi Indonesia 34(2): 143–147.
DOI:10.36457/gizindo.v34i2.110.
Par’i, H.M., Wiyono, S., Harjatmo, T.P. 2017. Penilaian Status Gizi. Tahun 2017.
Jakarta: Kementrian Kesehatan RI.
Suryani, I., Isdiany, N., Kusumayanti, G.A.D. 2018. Dietetik Penyakit Tidak
Menular. Tahun 2018. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.
WNPG. 2012. Ringkasan - Angka Kecukupan Gizi ( AKG ) yang dianjurkan bagi
Orang Indonesia 2012. Jurnal (April 2017): 1–18. Diambil dari
https://www.researchgate.net/publication/316095861_Ringkasan__Angka
_Kecukupan_Gizi_Akg_Yang_Dianjurkan_Bagi_Orang_Indonesia_2012

401
LAMPIRAN

Lampiran I. Pola Makan SMRS

Waktu
Menu URT E P L KH Natrium
Makan
Nasi
2 centong 236.1 4.2 3 47 2
uduk
Tempe 1/2 ptg
72.1 2.9 4 2.5 168.4
orek sedang
Kentang 1 ptg
26.5 0.2 2 2.2 0.9
balado besar
Sarapan 1
Bihun 55.3 0.2 2 2.2 0.4
(08.00) mangkuk
Telur
1 butir 92 4.6 7.9 0.5 45.6
dadar
Bakwan 1 potong 235 2.1 16.2 15.7 0.4
Kerupuk 1 biji 19 4.6 0.4
Kopi
1 gls sdg 32.3 1.6 6.4 48.5
hitam
Nasi
2 centong 260 4.8 0.4 57.2
putih
Makan
1
siang Capcay 29.2 1.3 2.5 0.3 3.9
mangkuk
(13.00)
Rendang 1 ptg sdg 133 10 7.7 4.8 0.8
Kerupuk 1 biji 19 4.6 0.4
Selingan Risoles 1 biji 98.8 4.1 3 13.3 10
sore Kue putu
2 biji 361.8 5.1 3.8 76 8.6
(16.00) beras

402
Makan
Nasi
malam 1 centong 249.1 7.2 5 2047
goreng
(20.00)
TOTAL 2324.8 51.5 80.6 341.8 2405
KEBUTUHAN 2000 75 56 300 1500
% ASUPAN 110.7% 65% 138% 108% 160%

403
Lampiran II. Pola Makan SMRS

Waktu Berat
Menu E P L KH Natrium
Makan (gr)
Nasi tim 200 175 4 40
Sarapan
Cah wortel
(08.00) 60 34 0.8 1.3 5.5 20.7
+ baby corn
Selingan
Puding
pagi 20 27.7 0.44 0.49 5.9 6.4
batik coklat
(10.00)
Nasi tim 200 175 4 40
Makan Sup bayam
75 21.1 0.9 1.2 2.2 32
siang wortel
(13.00) Pisang
50 46 0.5 0.3 11.7 0.5
barangan
Selingan
Bolu
siang 75 293.5 8.8 8 45.9 61.7
pelangi
(14.00)
Nasi tim 200 175 4 40
Perkedel
kentang 30 53.8 0.6 3 6.5 1.5
Makan
kukus
malam
Tahu
(20.00)
bumbu 65 66.6 5.3 5.1 1.2 4.6
kuning
Pepaya 100 39 0.6 0.1 9.8 3
TOTAL 1108 27.8 20.4 204.5 1288.15
KEBUTUHAN 1800 36 50.25 303 1200
% ASUPAN 62% 57% 41% 71% 107%

404
Lampiran III. Perencanaan Menu Sehari

Nama Nama
Waktu Berat Energi Protein Lemak KH Natrium
Menu Bahan
Nasi
Beras 100 234.2 4.4 0.4 51.4
Tim

Telur 40 74.8 4.6 5.9 0,5 45.6


Telur
Kecap 2 1.2 0.2 0.1 111.7
semur
Pagi Minyak 3 25.9 3
(25%)
Makaroni 30 38 2 2 3.2 4.8
Sup
macaroni Buncis 30 10.5 0.6 0.1 2.4 0.9

buncis Wortel 30 7.7 2


wortel
Minyak 2 17.2 2

Kacang
30 96.9 6.87 0.45 17.04 18
Selingan Bubur Hijau

Pagi Kacang Santan 2 6.5 0.1 0.7 0.1 1.8


(10%) Hijau Gula
5 18.4 0 0 4.6 0.1
merah

Bubur Beras 25 89.25 2.1 4.25 19.3

Daging 40 109.2 4.8 5 0 15.9


Semur

Siang Daging Minyak 2 44.2 0 5 0

(30%) LC
Kecap 10 7.1 0.57 0.13 0.9

Perkedel
Tahu Tahu 30 24 3.27 1.41 0.24 3.5
Kukus

405
Wortel 30 10.8 0.3 0.18 2.37 18
Sup
Kentang 30 18.6 0.63 0.06 4.05 1.5
Sayuran
Minyak 2 44.2 0 5 0

Buah
Pepaya 100 46 0.5 0.1 12.2 3
Jus
Kentang
20 12.4 0.42 0.04 2.6 1.5
kukus
Tepung
10 33.3 0.9 0.1 7.7 1.8
terigu
Selingan
Kue Telur 5 7.7 0.62 0.54 0.03 45.6
Sore
Lumpur Gula
(10%) 5 19.7 0 0 4.7 0.1
pasir

Mentega 3 22.26 0.02 2.4 0.04

Santan 5 16.2 0.2 1.7 0.3

Bubur Beras 25 89.25 2.1 4.25 19.3

Ayam Ayam 50 74.5 9.1 6.25 0 29.2

Cincang Minyak 2 44.2 0 5 0

Oseng Tempe 40 60.3 3.24 2.64 4.05 1.5

Malam Tempe Minyak 2 44.2 0 5 0


(25%)
Bening Kacang
50 10.5 1.15 0.05 2.7 0.9
Kacang Panjang
Panjang
Labu
+ Labu 50 25.5 0.9 0.25 5 0.5
Kuning
Kuning

Buah Jus Pepaya 100 46 0.5 0.1 12.2 3

406
SUBTOTAL 1730.66 40.32 48.1 300.63 1180.9
Kebutuhan 1800 36 50.25 303 1200
Persentase% 96% 112% 96% 99% 98%

407
LAPORAN STUDI KASUS HARIAN

PENATALAKSANAAN GIZI
PADA KASUS SELULITIS DM PEDIS DIN, DM AKI
RUANG RAWAT INAP FLAMBOYAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PASAR REBO

Disusun Oleh :
Farah Devina Ramadhianti 1810714090

PROGRAM STUDI GIZI PROGRAM SARJANA


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAKARTA
2021

408
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan studi kasus harian Selulitis DM PEDIS DIN, DM AKI dibuat dan
diajukan sebagai syarat kelengkapan dan bukti kegiatan Magang Manajemen
Asuhan Gizi Klinik (MAGK) di Rumah Sakit Umum Daerah Pasar Rebo. Tahun
Ajaran 2021/2022.

Disusun oleh :
Farah Devina Ramadhianti 1810714090

Telah disetujui oleh:

Pembimbing Magang MAGK


Rumah Sakit Umum Daerah Pasar Dosen Pembimbing Magang MAGK
Rebo

Okta Setya Asmaji, S.Gz., RD Iin Fatmawati Imrar, S.Gz, MPH


NIP/NIK. ……………. NIDN. 0005128606

409
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PASAR REBO
Jl. Let. Jend. TB Simatupang No.30 Jakarta Timur 13760
Telp. 021 8400109, 8401127 ec.147/148, E-mail:
gizirspr@gmail.com
SKRINING GIZI AWAL
Tanggal: 13/10/2021
Nama : Tn. A
Diagnosa Medis: Selulitis DM
No.RM : 2021-877042
Pedis Din, DM AKI
Jenis Kelamin : Laki-laki
BB: 81.4 kg
Umur : 46 tahun
TB/PB: 165 cm
Parameter
Apakah pasien mengalami penurunan BB yang tidak
1. ( 0 )
direncanakan/tidak diinginkan dalam 6 bulan terakhir?
*Tidak =0
*Tidak yakin =2
*Ya, ada penurunan sebanyak
1 – 5 kg =1
6 – 10 kg =2
11 – 15 kg =3
>15 kg =4
Tidak tahu berapa
=2
penurunannya
2. Apakah asupan makan pasien berkurang karena penurunan
( 0 )
nafsu makan/kesulitan menerima makanan?
*Tidak =0
*Ya =1
Jumlah skor keseluruhan 2
Hasil
0 = beresiko rendah
1 = beresiko sedang
≥2 = beresiko tinggi

410
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PASAR
REBO
Jl. Let. Jend. TB Simatupang No.30 Jakarta Timur
13760
Telp. 021 8400109, 8401127 ec.147/148, E-mail:
gizirspr@gmail.com
FORMULIR ASUHAN GIZI
Tanggal: 13/10/2021 Nama : Tn. A
Diagnosa Medis: Selulitis DM Pedis No.RM : 2021-877042
Din, DM AKI Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 46 tahun
ASESMEN GIZI
BB: 70 kg IMT: 30 kg/m2
Status Gizi : Obesitas II
TB: 165 cm BBI: 58.5 kg
Biokimia Klinis/Fisik
GDS : 300 mg/dL
Klinis:
Hemoglobin : 11,4 g/dL (rendah)
Hematokrit : 32% (rendah)
Eritrosit : 4,0 juta/µL (rendah)
Leukosit : 36 juta/µL (sangat
tinggi) Kesadaran : compos mentis
Trombosit : 6,4 juta/µL (sangat Suhu : 37,9 oC
tinggi) Nadi : 120 kali/menit
Ureum : 121 mg/dl (sangat Pernapasan : 20 kali/menit
tinggi)
Kreatinin : 5,37 mg/dl (sangat Fisik:
tinggi) Luka di kaki kiri, mual, muntah, demam
eGFR : 12,3 (sangat rendah)

Riwayat & Kebutuhan Gizi


Kebiasaan Makan: Asupan SMRS:

411
 Tn. A biasa konsumsi nasi 2
centong dengan sayur sup 1
mangkuk. Untuk lauk hewani
07.00 : Teh manis 1 gls
seperti ikan dan ayam hanya
10.00: Biskuit malkist 3 biji
seminggu sekali karena
12.00 : Nasi uduk 2ctg, tempe orek
keterbatasan ekonomi. Selain itu,
2sdm, kentang balado 1 sdm, bihun,
setiap pagi Tn. A biasa konsumsi
bakwan 1buah, kerupuk
teh manis 1 gelas besar dengan
17.00 : Risoles 2 buah
gula 1 sdt manis semu. Buah yang
21.00 : Nasi 2ctg, ayam kecap 1 ptg,
paling sering dikonsumsi adalah
sayur bayam 1 mangkuk
pepaya, biasanya seminggu 3kali.
Saat di RS, pasien tidak memakan
nasi tim karena merasa mual.
Perhitungan Kebutuhan Energi
SMRS: Total Kebutuhan Energi
BBI = (TB-100) x 0,9 = (A) + (B) + (C) – (D)
= (165-100) x 0,9 = 1462,5 + 292,5 + 146,25 – 73
= 58,5 kg = 1828 ~ 1800 kkal

Energi Basal (A) Kebutuhan Protein


= 25 kkal x BBI = 15% 𝑥 1800⁄4
= 25 kkal x 58,5 = 1462,5 kkal
= 67,5 gr ~ 68 gram

Energi Aktivitas (B)


Kebutuhan Lemak
= 20% x Energi basal
= 25% 𝑥 1800⁄9
= 20% x 1462,5 = 292,5 kkal
= 50 gram

Energi Kondisi Stress (C)


Kebutuhan Karbohidrat
= 10% x Energi basal
= 10% x 1462,5 = 146,25 kkal = 60% 𝑥 1800⁄4
= 270 gram
Koreksi umur (D)

412
= 5% x Energi basal
= 5% x 1462,5 = 73 kkal
Kecukupan asupan SMRS:
Energi : 1506 kkal (84%%) = Defisit tingkat ringan
Protein : 33,8 g (50%) = Defisit tingkat berat
Lemak : 52.6 g (105%) = Normal
Karbohidrat : 204.4 g (76%) = Defisit tingkat berat
Asupan MRS :
07.00 : ayam BB gulai 50g,
bening wortel + labu siam 100g
10.00 : Puding batik coklat 20g
12.00 : telur opor putih 40g,
tempe BB bali 30g, bening katuk labu
siam 100g, papaya 75g
15.00 : talam kentang 30g
19.00 : daging kare 40g, tahu bistik
30g, sup sayuran 100g, pisang raja 55g
Perhitungan Kebutuhan Energi: Total Kebutuhan Energi
BBI = (TB-100) x 0,9 = (A) + (B) + (C) – (D)
= (165-100) x 0,9 = 1462,5 + 146,25+ 146,25 – 73
= 58,5 kg = 1682 ~ 1700 kkal

Energi Basal (A) Kebutuhan Protein


= 25 kkal x BBI
= 15% 𝑥 1700⁄4
= 25 kkal x 58,5 = 1462,5 kkal
= 63,7 gr ~ 64 gram

Energi Aktivitas (B)


Kebutuhan Lemak
= 10% x Energi basal
= 25% 𝑥 1700⁄9
= 10% x 1462,5 = 146,25 kkal
= 47 gram

Energi Kondisi Stress (C)


= 10% x Energi basal Kebutuhan Karbohidrat

413
= 10% x 1462,5 = 146,25 kkal = 60% 𝑥 1700⁄4
= 255 gram
Koreksi umur (D)
= 5% x Energi basal
= 5% x 1462,5 = 73 kkal
Kecukupan asupan MRS:
Energi : 807.7 kkal (48%) = Defisit tingkat berat
Protein : 33.5 g (52%) = Defisit tingkat berat
Lemak : 38.8 g (83%) = Defisit tingkat ringan
Karbohidrat : 88.8 g (35%) = Defisit tingkat berat
Riwayat Personal
Riwayat Personal:
Tn.A bekerja sebagai kurir ekspedisi. Tn.A bekerja dari pagi hingga malam, dari
hari senin-sabtu. Hari libur diisi dengan aktivitas menonton tv. Pasien memiliki
3 anak.

Riwayat Penyakit:
Tn.A memiliki riwayat penyakit hipertensi tidak terkontrol

Riwayat Penyakit Keluarga :


DM, jantung, hipertensi

Riwayat Penyakit Sekarang :


Saat ini Tn.A didiagnosis mengalami Selulitis DM Pedis Din, DM AKI

Keluhan Utama :
Luka di kaki kiri, mual dan muntah

Terapi Obat :
Sebelum masuk RS Tn.A tidak mengkonsumsi obat apapun. Selama dirawat di
RS, Tn.A mendapatkan terapi obat Glibenclamid dan Metformin.
DIAGNOSIS GIZI

414
Domain Intake
NI-2.1 Intake oral tidak adekuat berkaitan dengan menurunnya nafsu makan
akibat mual muntah dan kepercayaan yang salah terhadap pemilihan
makanan ditandai dengan pemenuhan asupan MRS energi hanya
sebesar 48%, protein 52%, lemak 83% dan karbohidrat 35%.
Domain Klinis
NC-2.1 Gangguan penggunaan zat gizi berkaitan dengan gangguan fungsi
endokrin (Diabetes Mellitus) ditandai oleh GDS 300 mg/dL dan luka
pada kaki kiri
Domain Behaviour
NB-1.3 Tidak siap terhadap perubahan diet atau gaya hidup berkaitan dengan
masalah finansial yang menyebabkan gangguan untuk melakukan
perubahan ditandai dengan pemenuhan asupan MRS energi hanya
sebesar 48%, protein 52%, lemak 83% dan karbohidrat 35%.
INTERVENSI GIZI
1. Tujuan Intervensi
- Membantu memenuhi asupan oral energi, protein, lemak, dan
karbohidrat pasien agar seimbang sesuai dengan kecukupan
kebutuhan pasien.
- Membantu menurunkan kadar GDS pasien agar kembali normal
- Membantu menurunkan dan memberikan jenis dan jumlah lemak
yang sesuai dengan kebutuhan kecukupan pasien agar kembali
normal
- Meningkatkan pengetahuan pasien dan keluarga pasien melalui
edukasi gizi terkait diet diebates mellitus dan tinggi kalium serta
tips sehat (aktivitas fisik) yang menunjang keberhasilan diet.
2. Syarat Diet
- Energi cukup berdasarkan panduan Perkeni
- Protein cukup, 15% dari kebutuhan energi
- Lemak cukup, 25% dari kebutuhan energi
- Karbohidrat cukup, 60% dari kebutuhan energi
3. Terapi Diet

415
Jenis diet : Diet Diabetes Mellitus
Bentuk makanan : Lunak
Rute makanan : Oral
Frekuensi : 3x makan utama dan 2x selingan
4. Edukasi
Gambaran umum tentang diet DM, tujuan diet, cara pengaturan makanan,
penggunaan pemanis buatan, dan lanjutan pengaturan diet.
MONITORING DAN EVALUASI
Rencana Monitoring
1. Asupan : Memonitor asupan mencapai 90-100% dari kebutuhan
2. Biokimia : Memonitor pemeriksaan laboratorium berangsur-angsur
mendekati batas normal (kadar GDS dan natrium).
3. Klinis : Memonitor suhu tubuh, nadi, dan pernapasan agar mencapai
normal
4. Fisik : Penyembuhan luka di kaki dan monitor rasa mual
5. Pengetahuan : Peningkatan pengetahuan mengenai gizi dan makanan
ditandai dengan asupan makan yang sesuai dan kemampuan menjawab
pertanyaan dengan benar

416
DAFTAR PUSTAKA

Par’i, H.M., Wiyono, S., Harjatmo, T.P. 2017. Penilaian Status Gizi. Tahun 2017.
Jakarta:Kementrian Kesehatan RI.
Suryani, I., Isdiany, N., Kusumayanti, G.A.D. 2018. Dietetik Penyakit Tidak
Menular. Tahun 2018. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.
WNPG. 2012. Ringkasan - Angka Kecukupan Gizi ( AKG ) yang dianjurkan bagi
Orang Indonesia 2012. Jurnal (April 2017): 1–18. Diambil dari
https://www.researchgate.net/publication/316095861_Ringkasan__Angka
_Kecukupan_Gizi_Akg_Yang_Dianjurkan_Bagi_Orang_Indonesia_2012

417
LAMPIRAN

Lampiran I. Pola Makan SMRS


Waktu
Menu URT E P L KH
Makan
07.00 Teh manis 1 gls 39.4 9.4
Biskuit
10.00 3 keping 140 3.2 32
malkist
Nasi uduk 2 centong 236.1 4.2 3 47
Tempe 1/2 ptg
72.1 2.9 4 2.5
orek sedang
Kentang 1 ptg
26.5 0.2 2 2.2
12.00 balado besar
½
Bihun 55.3 0.2 2 2.2
mangkuk
Bakwan 1 potong 235 2.1 16.2 15.7
Kerupuk 1 biji 19 4.6
17.00 Risoles 2 buah 197.6 8.2 6 26.6
Nasi putih 2 centong 260 4.8 0.4 57.2
Ayam
1 ptg 200 7 19
19.00 kecap
Sayur 1
25 1 5
bayam mangkuk
TOTAL 1506 33.8 52.6 204.4
KEBUTUHAN 1800 68 50 270
% ASUPAN 84% 50% 105% 76%

418
Lampiran II. Pola Makan SMRS
Waktu Bahan Berat
Menu E P L KH
Makan Makanan (gr)
Ayam 50 149 9.1 12.5
Ayam bb
Pasta tomat 5 4.1 0.2 0.02 0.94
gulai
Sarapan Minyak 2 22.1 2.5
(07.00) Bening Wortel 50 18 0.5 0.3 3.9
wortel
Labu siam 50 15 0.3 0.05 3.8
labu siam
Selingan Puding
pagi batik 20 27.7 0.44 0.49 5.9
(10.00) coklat
Telur opor Telur 40 61.6 4.9 4.32 0.3
putih Minyak 2 22.1 2.5
Makan
Sup Bayam 50 8 0.5 0.2 1.4
siang
bayam Wortel 50 18 0.5 0.3 3.9
(13.00)
wortel Minyak 2 22.1 2.5
Buah Pepaya 75 39 0.6 0.1 9.8
Tepung
20 88.25 1.8 0.12 20
Selingan Beras
Talam
siang Kentang 10 6.2 0.2 0 1.4
kentang
(14.00) Santan 5 16.2 0.21 1.7 0.28
Gula 5 19.7 0 0 4.7
Daging 40 69.6 7.8 4 0
Daging
Pasta tomat 5 4.1 0.2 0.02 0.94
kare
Minyak 2 22.1 2.5
Makan
Tahu 30 24 3.3 1.4 0.2
malam Tahu
Kecap 10 7 0.6 0.12 0.9
(20.00) bistik
Minyak 2 22.1 2.5
Sup Wortel 40 14.4 0.4 0.24 3.12
sayuran Buncis 30 10.2 0.7 0.1 2.2

419
Tomat 30 7.2 0.4 0.2 1.4
Buah Pisang raja 75 90 0.9 0.2 23.8
TOTAL 807.7 33.5 38.8 88.8
KEBUTUHAN 1700 64 47 255
% ASUPAN 48% 52% 83% 35%

420
Lampiran III. Perencanaan Menu Sehari
Nama Nama
Waktu Berat Energi Protein Lemak KH
Menu Bahan
Nasi
Beras 100 234.2 4.4 0.4 51.4
Tim

Telur 40 74.8 4.6 5.9 0,5


Telur
Kecap 2 1.2 0.2 0.1
semur
Pagi Minyak 3 25.9 3
(07.00)
Makaroni 30 38 2 2 3.2
Sup
macaroni Buncis 30 10.5 0.6 0.1 2.4

buncis Wortel 30 7.7 2


wortel
Minyak 2 17.2 2

Kacang
30 96.9 6.87 0.45 17.04
Bubur Hijau
Selingan
Kacang Santan 2 6.5 0.1 0.7 0.1
Pagi
Hijau Gula
(10.00)
DM merah 5 18.4 0 0 4.6
DM

Bubur Beras 25 89.25 2.1 4.25 19.3

Daging 40 109.2 4.8 5 0


Semur

Siang Daging Minyak 2 44.2 0 5 0

(13.00) LC
Kecap 10 7.1 0.57 0.13 0.9

Perkedel
Tahu Tahu 30 24 3.27 1.41 0.24
Kukus

421
Wortel 30 10.8 0.3 0.18 2.37
Sup
Kentang 30 18.6 0.63 0.06 4.05
Sayuran
Minyak 2 44.2 0 5 0

Buah
Pepaya 100 46 0.5 0.1 12.2
Jus
Kentang
20 12.4 0.42 0.04 2.6
kukus
Tepung
10 33.3 0.9 0.1 7.7
terigu
Selingan Kue
Telur 5 7.7 0.62 0.54 0.03
Sore Lumpur
(15.00) DM Gula
5 19.7 0 0 4.7
pasir DM

Mentega 3 22.26 0.02 2.4 0.04

Santan 5 16.2 0.2 1.7 0.3

Bubur Beras 25 89.25 2.1 4.25 19.3

Ayam Ayam 50 74.5 9.1 6.25 0

Cincang Minyak 2 44.2 0 5 0

Oseng Tempe 40 60.3 3.24 2.64 4.05

Malam Tempe Minyak 2 44.2 0 5 0


(19.00)
Bening Kacang
50 10.5 1.15 0.05 2.7
Kacang Panjang
Panjang
Labu
+ Labu 50 25.5 0.9 0.25 5
Kuning
Kuning

Buah Jus Pepaya 100 46 0.5 0.1 12.2

422
SUBTOTAL 1730.66 60.32 48.1 258.63
Kebutuhan 1700 64 47 255
Persentase% 102% 94% 102% 101%

423
LAPORAN STUDI KASUS HARIAN

PENATALAKSANAAN GIZI
PADA KASUS POLIP HIDUNG
RUANG RAWAT INAP DAHLIA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PASAR REBO

Disusun Oleh :
Farah Devina Ramadhianti 1810714090

PROGRAM STUDI GIZI PROGRAM SARJANA


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAKARTA
2021

424
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan studi kasus harian Polip Hidung dibuat dan diajukan sebagai syarat
kelengkapan dan bukti kegiatan Magang Manajemen Asuhan Gizi Klinik (MAGK)
di Rumah Sakit Umum Daerah Pasar Rebo. Tahun Ajaran 2021/2022.

Disusun oleh :
Farah Devina Ramadhianti 1810714090

Telah disetujui oleh:

Pembimbing Magang MAGK


Rumah Sakit Umum Daerah Pasar Dosen Pembimbing Magang MAGK
Rebo

Okta Setya Asmaji, S.Gz., RD Iin Fatmawati Imrar, S.Gz, MPH


NIP/NIK. ……………. NIDN. 0005128606

425
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PASAR REBO
Jl. Let. Jend. TB Simatupang No.30 Jakarta Timur 13760
Telp. 021 8400109, 8401127 ec.147/148, E-mail:
gizirspr@gmail.com
SKRINING GIZI AWAL
Tanggal: 17/10/2021 Nama : Nn.K
Diagnosa Medis: Polip Hidung No.RM : 2021-902167
BB: 48.8 kg Jenis Kelamin : Perempuan
TB/PB: 160 cm Umur : 17 tahun
Parameter
Apakah pasien mengalami penurunan BB yang tidak
1. ( 0 )
direncanakan/tidak diinginkan dalam 6 bulan terakhir?
*Tidak =0
*Tidak yakin =2
*Ya, ada penurunan sebanyak
1 – 5 kg =1
6 – 10 kg =2
11 – 15 kg =3
>15 kg =4
Tidak tahu berapa
=2
penurunannya
2. Apakah asupan makan pasien berkurang karena penurunan
( 1 )
nafsu makan/kesulitan menerima makanan?
*Tidak =0
*Ya =1
Jumlah skor keseluruhan 1
Hasil
0 = beresiko rendah
1 = beresiko sedang
≥2 = beresiko tinggi

426
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PASAR
REBO
Jl. Let. Jend. TB Simatupang No.30 Jakarta Timur
13760
Telp. 021 8400109, 8401127 ec.147/148, E-mail:
gizirspr@gmail.com
FORMULIR ASUHAN GIZI
Nama : Nn.K
Tanggal: 17/10/2021
No.RM : 2021-902167
Diagnosa Medis: Polip Hidung
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 17 tahun
ASESMEN GIZI
BB: 48.8 kg IMT: 19.3 kg/m2
Status Gizi : Normal
TB: 160 cm
Biokimia Klinis/Fisik
Hemoglobin : 12 g/dL (normal) Klinis:
Hematokrit : 36% (normal)
Kesadaran : compos mentis
Eritrosit : 4,4 juta/µL (normal)
Suhu : 36,2 oC
Leukosit : 7,6 juta/µL (normal)
Nadi : 76 kali/menit
Trombosit : 313 ribu/µL (normal)
Pernapasan : 12 kali/menit
Ureum : 32 mg/dl (normal)
Kreatinin : 0,86 mg/dl (normal)
Fisik:
eGFR : 92,4 (normal)
Kesulitan bernapas karena adanya
benjolan di hidung

Riwayat & Kebutuhan Gizi


Kebiasaan Makan: Asupan SMRS:
 Nn. K biasanya makan 3 kali sehari
dan 2 kali selingan. Sekali makan, 07.00 : Teh manis 1 gls, pisang 1bh
ia bisa menghabiskan 2 centong 09.00: Nasi goreng 2ctg, telur ceplok 1
nasi dengan 1 lauk hewani, 1 lauk butir, capcay 1 mangkuk
nabati, dan 1 mangkuk sayuran.

427
Lauk yang biasa ia konsumsi antara 14.00 : Nasi putih 2ctg, tempe orek
lain ayam, ikan, tahu, dan tempe. 2sdm, ayam goreng 1ptg, capcay 1
Sedangkan sayur lebih sering sup mangkuk
sayuran berisi wortel, buncis, 17.00 : Mie goreng instan
kentang. 21.00 : Nasi 2ctg, ikan balado 1ptg,
 Namun karena kesibukannya tempe orek 2sdm, sayur bayam 1
sekolah online, ia seringkali makan mangkuk
terlambat. Ia sangat suka makan
cumi asam manis.
 Akibat polip yang ia derita, akhir-
akhir ini ia tidak bernafsu makan
jadi konsumsi makannya tidak
seperti biasanya.
Perhitungan Kebutuhan Energi
SMRS: Keb. Protein
BB: 48.8 kg = 15% 𝑥 1600⁄4
TB: 160 cm
= 60 gram

Keb. Energi (Mifflin)


Kebutuhan Lemak
= (10 x BB) + (6.25 x TB) – (5 x usia)
= 25% 𝑥 1600⁄9
– 161
= 44.4 gr ~ 44 gram
= (10 x 48.8) + (6.25 x 160) – (5 x 17)
– 161
Kebutuhan Karbohidrat
= 1242 kkal
= 60% 𝑥 1600⁄4

TEE = 1408 x 1.3 = 240 gram


= 1614.6 kkal ~ 1600 kkal
Kecukupan asupan SMRS:
Energi : 1.681 kkal (105%) = Normal
Protein : 59,4 g (99%) = Normal
Lemak : 42,2 g (96%) = Normal
Karbohidrat : 242,9 (101%) = Normal

428
Asupan MRS :
08.00 : nasi tim 150g, telur semur 50g,
sup macaroni buncis wortel 100g
10.00 : bubur kacang hijau 70g
12.00 : nasi tim 150g, daging empal
suwir 30g, tempe bb kuning 30g,
bening bayam toge 100g, buah pepaya
75g
15.00 : bolu kukus 35g
19.00 : nasi tim 150g, printil ayam
30g, tahu opor putih 30g, sayur kare
100g
Perhitungan Kebutuhan Energi
MRS: Kebutuhan Protein

= 15% 𝑥 1900⁄4
Kebutuhan Energi (Mifflin)
= 71.25 gr ~ 70 gram
= (10 x BB) + (6,25 x TB) – (5 x usia)
– 161
Kebutuhan Lemak
= (10 x 48,8) + (6,25 x 160) – (5 x 17)
= 25% 𝑥 1900⁄9
– 161
= 52.7 gr ~ 53 gram
= 1242 kkal
TEE = BMR x Fa x Fs
Kebutuhan Karbohidrat
= 1242 x 1,3 x 1,2
= 1937.5 kkal ~ 1900 kkal = 60% 𝑥 1900⁄4
= 285 gram
Kecukupan asupan MRS:
Energi : 1645 kkal (90%) = Normal
Protein : 68,3 g (97%) = Normal
Lemak : 58,6 g (101%) = Normal
Karbohidrat : 259,4 g (91%) = Normal
Riwayat Personal
Riwayat Personal:

429
Sehari-hari kegiatan Nn. K adalah sekolah online dan mengerjakan tugas. Nn. K
seringkali telat makan akibat jadwal sekolah dan tugas yang padat, namun Nn. K
tetap makan 3 kali sehari. Nn. K sering tidur larut malam. Nn. K tidak memilki
riwayat alergi.

Riwayat Penyakit:
Nn. K tidak memiliki riwayat penyakit

Riwayat Penyakit Keluarga :


Tidak ada riwayat penyakit keluarga yang berkaitan

Riwayat Penyakit Sekarang :


Saat ini Nn. K didiagnosis mengalami Polip Hidung

Keluhan Utama :
Benjolan pada lapisan hidung

Terapi Obat :
Tidak ada obat-obatan yang dikonsumsi Nn. K
DIAGNOSIS GIZI
Domain Intake

Domain Klinis
NC-1.1 Kesulitan menelan berkaitan dengan benjolan pada hidung (polip
hidung) ditandai oleh lambat mengunyah karena tidak nyaman akibat
benjolan pada hidung
Domain Behaviour

INTERVENSI GIZI
1. Tujuan Intervensi
- Mengupayakan status gizi pasien segera kembali normal untuk
mempercepat proses penyembuhan

430
- Meningkatkan daya tahan tubuh pasien
2. Syarat Diet
- Pemberian makan dilakukan bertahap dari bentuk cair, saring,
lunak, dan biasa. Namun diusahakan secepat mungki kembali
seperti biasa.
3. Terapi Diet
Jenis diet : Diet Gizi Seimbang Pasca Bedah
Bentuk makanan : Lunak
Rute makanan : Oral
Frekuensi : 3x makan utama dan 2x selingan
4. Edukasi
Gambaran umum tentang diet gizi seimbang Pasca Bedah
MONITORING DAN EVALUASI
Rencana Monitoring
1. Asupan : Memonitor asupan mencapai 90-100% dari kebutuhan
2. Biokimia : Memonitor pemeriksaan laboratorium ttap pada batas normal
3. Klinis : Memonitor suhu tubuh, nadi, dan pernapasan agar mencapai
normal
4. Fisik : Penyembuhan luka pasca bedah
5. Pengetahuan : Peningkatan pengetahuan mengenai gizi dan makanan
ditandai dengan asupan makan yang sesuai dan kemampuan menjawab
pertanyaan dengan benar

431
DAFTAR PUSTAKA

Par’i, H.M., Wiyono, S., Harjatmo, T.P. 2017. Penilaian Status Gizi. Tahun 2017.
Jakarta: Kementrian Kesehatan RI.
Suryani, I., Isdiany, N., Kusumayanti, G.A.D. 2018. Dietetik Penyakit Tidak
Menular. Tahun 2018. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.
WNPG. 2012. Ringkasan - Angka Kecukupan Gizi ( AKG ) yang dianjurkan bagi
Orang Indonesia 2012. Jurnal (April 2017): 1–18. Diambil dari
https://www.researchgate.net/publication/316095861_Ringkasan__Angka
_Kecukupan_Gizi_Akg_Yang_Dianjurkan_Bagi_Orang_Indonesia_2012

432
LAMPIRAN

Lampiran I. Pola Makan SMRS


Waktu
Menu URT E P L KH
Makan
Selingan Teh manis 1 gls 39.4 9.4
pagi Buah
1 buah 50 12
(07.00) Pisang
Nasi
2 centong 250 9.4 9.3 31.4
goreng
Sarapan Telur
1 butir 92 4.6 7.9 0.5
(09.00) ceplok
1
Capcay 29.2 1.3 2.5 0.3
mangkuk
Nasi putih 2 centong 350 8 80
Ayam
1 ptg 200 5 8 7
Makan goreng
siang Tempe 1/2 ptg
72.1 2.9 4 2.5
(14.00) orek sedang
1
Capcay 29.2 1.3 2.5 0.3
mangkuk
Selingan Mie
sore goreng 1 porsi 350 8 12 52
(17.00) instan
Nasi putih 2 centong 350 8 80
Ikan
1 ptg 72.1 7 2
Makan balado
malam Tempe 1/2 ptg
72.1 2.9 4 2.5
(20.00) orek sedang
Sayur 1
25 1 5
bayam mangkuk

433
TOTAL 1681.1 59.4 42.2 242.9
KEBUTUHAN 1600 60 44 240
% ASUPAN 105% 99% 96% 101%

434
Lampiran II. Pola Makan SMRS
Waktu Bahan
Menu Berat E P L KH
Makan makanan

Nasi tim Beras 75 93.8 1.8 0.3 19.5

Telur 50 77 6.2 5.4 0.35


Telur
Kecap 10 0.7 0.6 0.1 0.9
Sarapan semur
Minyak 2 17.7 0 2 0
(09.00)
Sup Makaroni 35 123.5 3 0.1 27.5
macaroni Buncis 50 15 1.1 0.1 3.2
buncis Wortel 50 18 0.5 0.3 3.9
wortel Minyak 2 17.7 0 2 0
Bubur Kacang
35 113 8 0.5 19.8
Selingan kacang hijau
pagi hijau Santan 10 32.4 0.4 3.4 0.5
(07.00) Gula
20 73.6 0 0 18.4
merah
Nasi tim Beras 75 93.8 1.8 0.3 19.5
Daging Daging 30 52.2 5.8 3
empal Kecap 5 0.4 0.3 0.05 0.45
Makan suwir Minyak 2 17.7 0 2 0
siang Tempe bb Tempe 30 60.3 6.24 2.6 4
(14.00) kuning Minyak 2 17.7 0 2 0
Bening Bayam 70 11.2 0.6 0.3 2.03
bayam toge Toge 30 11 1.3 0.2 1.1
Buah Pepaya 75 34.5 0.4 9 9.2
Selingan
sore Bolu kukus 35 187 4.6 2.7 36.3
(17.00)
Nasi tim Beras 75 93.8 1.8 0.3 19.5
Ayam 50 149 9.1 12.5

435
Printil
Minyak 2 17.7 0 2 0
ayam
Tahu 30 24 3.3 1.4 0.2
Tahu opor
Santan 5 16.2 0.2 1.7 0.25
Makan putih
Minyak 2 17.7 0 2 0
malam
Wortel 50 18 0.5 0.3 3.9
(20.00)
Kentang 30 18.6 0.6 0.06 4.05
Sayur kare Pasta
5 4.1 0.2 0.02 0.94
tomat
Minyak 2 17.7 0 2 0
TOTAL 1645 68.3 58.6 259.4
KEBUTUHAN 1900 70 53 285
% ASUPAN 90% 97% 101% 91%

436
Lampiran III. Perencanaan Menu Sehari
Nama Nama
Waktu Berat Energi Protein Lemak KH
Menu Bahan
Nasi
Beras 50 178.5 4.2 0.85 38.55
Tim
Daging Daging 50 136.5 8.75 5 0
Bumbu
Pagi Opor Minyak 2 44.2 0 5 0
(07.00)
Buncis 70 23.8 1.68 0.21 5.04
Bening
Buncis + Jagung 30 109.8 2.9 2.2 20.7
Jagung
Minyak 2 44.2 0 5 0

Tepung
10 33.3 0.9 0.1 7.72
Terigu
Tepung
5 17.05 0.015 0 4.25
Snack Maizena
Pagi Kue Sus Telur 25 38.5 2.4 2.7 0.175
(10,00)
Susu 50 30.5 1.6 1.75 2.15

Gula
5 19.7 0 0 4.7
Pasir

Bubur Beras 20 82 1.6 0 16.2

Daging 50 136.5 8.75 5 0


Oseng
Siang Kecap 10 7.1 0.56 0.12 0.86
Daging
(13.00) Minyak 2 44.2 0 5 0

Tahu Tahu 30 24 3.27 1.41 0.24

Cina Kecap 10 7.1 0.56 0.12 0.86

437
Bumbu
Minyak 2 44.2 0 5 0
Bali
Bening
Labu
Labu 50 21 0.42 0.07 11
Siam
Siam

Jus Melon 100 37 0.6 0.4 7.8

Tepung
10 33.3 0.9 0.1 7.72
Terigu
Snack Telur 15 23.1 1.86 1.62 0.105
Bolu
Sore
Karamel Gula
(16.00) 5 19.7 0 0 4.7
Pasir

Mentega 5 37.1 0.03 4 0.07

Nasi
Beras 50 178.5 4.2 0.85 38.55
Tim
Ikan
60 87.2 15.4 0.63 0
Ikan Tuna
Tuna
Minyak 2 17.68 0 2 0
Bumbu
Tomat Pasta
5 4.1 0.2 0.02 0.94
Tomat

Malam Tahu 50 40 3.07 1.1 1.65

(20.00) Tahu
Kecap 10 7.1 0.56 0.12 0.86
Semur
Minyak 2 17.24 0 2 0

Labu
Bening 50 21 0.42 0.07 11
Siam
Labu
Kacang
Siam 50 15.5 1.15 0.05 2.7
Panjang
Buah
Pisang 75 128 1 0.8 34.3
Pisang

438
SUBTOTAL 1909 71.5 53.27 268.3
Kebutuhan 1900 70 53 285
Persentase% 100% 101% 103% 98%

439
LAPORAN STUDI KASUS HARIAN

PENATALAKSANAAN GIZI
PADA KASUS ABSES GLUTEAL DIABETES MELLITUS
RUANG RAWAT INAP FLAMBOYAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PASAR REBO

Disusun Oleh :
Farah Devina Ramadhianti 1810714090

PROGRAM STUDI GIZI PROGRAM SARJANA


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAKARTA
2021

440
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan studi kasus harian Abses Gluteal Diabetes Mellitus dibuat dan
diajukan sebagai syarat kelengkapan dan bukti kegiatan Magang Manajemen
Asuhan Gizi Klinik (MAGK) di Rumah Sakit Umum Daerah Pasar Rebo. Tahun
Ajaran 2021/2022.

Disusun oleh :
Farah Devina Ramadhianti 1810714090

Telah disetujui oleh:

Pembimbing Magang MAGK


Rumah Sakit Umum Daerah Pasar Dosen Pembimbing Magang MAGK
Rebo

Okta Setya Asmaji, S.Gz., RD Iin Fatmawati Imrar, S.Gz, MPH


NIP/NIK. ……………. NIDN. 0005128606

441
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PASAR REBO
Jl. Let. Jend. TB Simatupang No.30 Jakarta Timur 13760
Telp. 021 8400109, 8401127 ec.147/148, E-mail:
gizirspr@gmail.com
SKRINING GIZI AWAL
Tanggal: 17/10/2021
Nama : Tn.H
Diagnosa Medis: Abses Gluteal,
No.RM : 2021-901009
Diabetes Mellitus
Jenis Kelamin : Laki-laki
BB: 70 kg
Umur : 41 tahun
TB/PB: 178 cm
Parameter
Apakah pasien mengalami penurunan BB yang tidak
1. ( 0 )
direncanakan/tidak diinginkan dalam 6 bulan terakhir?
*Tidak =0
*Tidak yakin =2
*Ya, ada penurunan sebanyak
1 – 5 kg =1
6 – 10 kg =2
11 – 15 kg =3
>15 kg =4
Tidak tahu berapa
=2
penurunannya
2. Apakah asupan makan pasien berkurang karena penurunan
( 0 )
nafsu makan/kesulitan menerima makanan?
*Tidak =0
*Ya =1
Jumlah skor keseluruhan 0
Hasil
0 = beresiko rendah
1 = beresiko sedang
≥2 = beresiko tinggi

442
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PASAR
REBO
Jl. Let. Jend. TB Simatupang No.30 Jakarta Timur
13760
Telp. 021 8400109, 8401127 ec.147/148, E-mail:
gizirspr@gmail.com
FORMULIR ASUHAN GIZI
Tanggal: 17/10/2021 Nama : Tn. H
Diagnosa Medis: Abses Glutel, No.RM : 2021-901009
Diabetes Mellitus Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 41 tahun
ASESMEN GIZI
BB: 70 kg IMT: 22 kg/m2
Status Gizi : Normal
TB: 178 cm
Biokimia Klinis/Fisik
GDS : 203 mg/dL (tinggi)
Klinis:
Hemoglobin : 13,1 g/dL (normal)
Hematokrit : 40% (normal)
Eritrosit : 3,3 juta/µL (rendah)
Kesadaran : compos mentis
Limfosit : 18% (rendah)
Suhu : 36 oC
Kalium : 3,0 mmol/L (rendah)
Nadi : 89 kali/menit
Ureum : 196 mg/dl (sangat
Pernapasan : 18 kali/menit
tinggi)
Kreatinin : 6,43 mg/dl (sangat
Fisik:
tinggi)
Kesulitan beraktivitas karena benjolan
eGFR : 9,3 (sangat rendah)
pada bokong

Riwayat & Kebutuhan Gizi


Kebiasaan Makan: Asupan SMRS:
 Tn. H setiap harinya makan 3 kali
07.00 : Kopi susu 1 gls
sehari dan sering makan camilan.

443
Biasanya ia makan 1 centong nasi 09.00: Nasi putih 2ctg, ayam balado
dengan lauk hewani. Ia jarang 1ptg, tempe goreng 2ptg, cah brokoli
mengonsumsi sayuran dan lauk wortel ½ mangkuk
nabati seperti tahu dan tempe. 12.00 : Nasi putih 2ctg, ayam bakar
Camilan favoritnya adalah coklat 1ptg, telur dadar 1butir
dan snack manis. 16.00 : Minuman coklat bubble
 Setelah masuk rumah sakit, ia 19.00 : Nasi 2ctg, ayam geprek 1ptg,
mengurangi porsi makannya lalapan timun 3iris
menjadi ½ porsi karena takut gula 21.00 : Coklat batangan 3ptg
darah meningkat.
Perhitungan Kebutuhan Energi
SMRS:
BBI = (TB-100) x 0,9 Total Kebutuhan Energi
= (178-100) x 0,9 = (A) + (B) + (C) – (D)
= 70,2 kg = 1755 + 351 + 175,5 – 87,8
= 2193,7 ~ 2200 kkal
Energi Basal (A)
= 25 kkal x BBI Kebutuhan Protein
= 25 kkal x 70,2 = 1755 kkal = 15% 𝑥 2200⁄4
= 82,5 gr ~ 83 gram
Energi Aktivitas (B)
= 20% x Energi basal
Kebutuhan Lemak
= 20% x 1755 = 351 kkal
= 25% 𝑥 2200⁄9
= 61 gram
Energi Kondisi Stress (C)
= 10% x Energi basal
Kebutuhan Karbohidrat
= 10% x 1755 = 175,5 kkal
= 60% 𝑥 2200⁄4

Koreksi umur (D) = 330 gram


= 5% x Energi basal
= 5% x 1755 = 87,8 kkal
Kecukupan asupan SMRS:

444
Energi : 2218.9 kkal (101%) = Normal
Protein : 55.6 g (67%) = Defisit tingkat berat
Lemak : 59.4 g (97%) = Normal
Karbohidrat : 326.5 (99%) = Normal
Asupan MRS :
08.00 : nasi 75g, ayam bumbu kare
30g, cah wortel baby corn 100g
12.00 : nasi 75g, omelet 40g, putih
telur 35g, sup kacang merah 75g,
buah pisang 75g
15.00 : pudding agar DM 35g
19.00 : nasi 75g, ikan tuna rica-rica
50g, sayur lodeh 100g, semangka 75g
Perhitungan Kebutuhan Energi
MRS: Total Kebutuhan Energi
BBI = (TB-100) x 0,9 = (A) + (B) + (C) – (D)
= (178-100) x 0,9 = 1755 + 175,5 + 175,5 – 87,8
= 70,2 kg = 2018,2 ~ 2000 kkal

Energi Basal (A) Kebutuhan Protein


= 25 kkal x BBI = 15% 𝑥 2000⁄4
= 25 kkal x 70,2 = 1755 kkal
= 75 gram

Energi Aktivitas (B)


Kebutuhan Lemak
= 10% x Energi basal
= 25% 𝑥 2000⁄9
= 10% x 1755 = 175,5 kkal
= 61 gram

Energi Kondisi Stress (C)


Kebutuhan Karbohidrat
= 10% x Energi basal
= 10% x 1755 = 175,5 kkal = 60% 𝑥 2000⁄4
= 300 gram
Koreksi umur (D)

445
= 5% x Energi basal
= 5% x 1755 = 87,8 kkal
Kecukupan asupan MRS:
Energi : 1211.7 kkal (61%) = Defisit tingkat berat
Protein : 50 g (66%) = Defisit tingkat berat
Lemak : 42.9 g (70%) = Defisit tingkat sedang
Karbohidrat : 266.3 g (89%) = Defisit tingkat ringan
Riwayat Personal
Riwayat Personal:
Tn. H merupakan pekerja kantoran, bekerja setiap hari kecuali sabtu dan minggu
mulai jam 8 pagi hingga 3 petang. Saat pagi hari Tn. H biasa membawa bekal
untuk sarapan, tapi makan siang dan malam beli di luar. Tn. H suka membeli
minuman bubble di sore hari saat perjalanan pulang ke rumah.

Riwayat Penyakit:
Tn. H memiliki penyakit DM namun baru diketahui saat hari masuk rumah sakit

Riwayat Penyakit Keluarga :


Tidak ada riwayat penyakit keluarga yang berkaitan

Riwayat Penyakit Sekarang :


Saat ini Tn. H didiagnosis mengalami Abses Gluteal Diabetes Mellitus

Keluhan Utama :
Benjolan pada bagian tulang ekor

Terapi Obat :
Saat ini Tn. H mengonsumsi obat Gliquidone, Vitamin B12, Acetyl Cysteine, dan
asam folat
DIAGNOSIS GIZI
Domain Intake
NI-2.1 Intake oral tidak adekuat bekaitan dengan kurangnya pengetahuan terkait

446
diet diabetes mellitus ditandai oleh mengurangi makanan berat dan
asupan makan MRS pasien di bawah kebutuhan gizi yaitu energi 61%,
protein 66%, lemak 70%, dan karbohidrat 89%
Domain Klinis
NC-1.1 Perubahan fungsi gastrointestinal berkaitan dengan penyakit diabetes
mellitus yang tidak diketahui pasien ditandai oleh kadar gula darah
sewaktu tinggi yaitu 203 mg/dL
Domain Behaviour
NB-1.1 Kurangnya pengetahuan tentang gizi dan makanan berkaitan dengan
kurangnya paparan informasi terkait gizi ditandai oleh asupan SMRS
sering mengkonsumsi makanan manis dalam jumlah tidak wajar dan
asupan MRS mengurangi makanan berat
INTERVENSI GIZI
1. Tujuan Intervensi
- Membantu memenuhi asupan oral energi, protein, lemak, dan
karbohidrat pasien agar seimbang sesuai dengan kecukupan
kebutuhan pasien.
- Membantu menurunkan kadar GDS pasien agar kembali normal
- Membantu menurunkan dan memberikan jenis dan jumlah lemak
yang sesuai dengan kebutuhan kecukupan pasien agar kembali
normal
- Meningkatkan pengetahuan pasien dan keluarga pasien melalui
edukasi gizi terkait diet diebates mellitus dan tinggi kalium serta tips
sehat (aktivitas fisik) yang menunjang keberhasilan diet.
2. Syarat Diet
- Energi cukup berdasarkan panduan Perkeni
- Protein cukup, 15% dari kebutuhan energi
- Lemak cukup, 25% dari kebutuhan energi
- Karbohidrat cukup, 60% dari kebutuhan energi
3. Terapi Diet
- Jenis diet : Diet Diabetes Mellitus dan Pasca Bedah
- Bentuk makanan : Biasa

447
- Rute makanan : Oral
- Frekuensi : 3x makan utama dan 2x selingan
4. Edukasi
Gambaran umum tentang diet DM dan diet Pasca Bedah, tujuan diet, cara
pengaturan makanan, penggunaan pemanis buatan, dan lanjutan
pengaturan diet.
MONITORING DAN EVALUASI
Rencana Monitoring
1. Asupan : Memonitor asupan mencapai 90-100% dari kebutuhan
2. Biokimia : Memonitor pemeriksaan laboratorium GDS, eritrosit, limfosit,
kalium, ureum, kreatinin, dan eGFR kembali pada batas normal
3. Klinis : Memonitor suhu tubuh, nadi, dan pernapasan agar tetap normal
4. Fisik : Penyembuhan luka pasca bedah
5. Pengetahuan : Peningkatan pengetahuan mengenai gizi dan makanan
ditandai dengan asupan makan yang sesuai dan kemampuan menjawab
pertanyaan dengan benar

448
DAFTAR PUSTAKA

Par’i, H.M., Wiyono, S., Harjatmo, T.P. 2017. Penilaian Status Gizi. Tahun 2017.
Jakarta: Kementrian Kesehatan RI.
Suryani, I., Isdiany, N., Kusumayanti, G.A.D. 2018. Dietetik Penyakit Tidak
Menular. Tahun 2018. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.
WNPG. 2012. Ringkasan - Angka Kecukupan Gizi ( AKG ) yang dianjurkan bagi
Orang Indonesia 2012. Jurnal (April 2017): 1–18. Diambil dari
https://www.researchgate.net/publication/316095861_Ringkasan__Angka
_Kecukupan_Gizi_Akg_Yang_Dianjurkan_Bagi_Orang_Indonesia_2012

449
LAMPIRAN

Lampiran I. Pola Makan SMRS


Waktu
Menu URT E P L KH
Makan
Selingan pagi
Kopi susu 1 gls 130 1 2.5 27
(07.00)
Nasi putih 2 centong 350 8 80
Ayam
1 ptg 200 7 19
balado
Sarapan
Tempe
(09.00) 2 ptg 75 5 3 7
goreng
Cah brokoli ½
25 1 5
wortel mangkuk
Nasi putih 2 centong 350 8 80
Makan siang Ayam
1 ptg 200 5 8 7
(12.00) bakar
Telur dadar 1 butir 125 7 10
Selingan sore Bubble 1 cup
160 0.4 6 27
(17.00) Milk Tea regular
Nasi putih 2 centong 350 8 80
Makan Ayam
1 ptg 200 5 8 7
malam geprek
(20.00) Lalapan
3 iris 1.2 0 0 0.2
timun
Selingan
Coklat
malam 3 ptg 52.7 0.2 2.9 6.3
batang
(21.00)
TOTAL 2218.9 55.6 59.4 326.5
KEBUTUHAN 2200 83 61 330
% ASUPAN 101% 67% 97% 99%

450
Lampiran II. Pola Makan SMRS
Waktu Bahan
Menu Berat E P L KH
Makan makanan

Nasi tim Beras 37,5 133.8 3.2 0.6 28.9

Ayam 50 149 9.1 6 0


Ayam
Pasta
bumbu 5 4.1 0.2 0.02 0.94
Sarapan tomat
kare
(09.00) Minyak 2 17.7 0 2 0
Baby
30 44.1 1.5 0.2 9.5
Cah wortel corn
baby corn Wortel 50 18 0.5 0.3 3.9
Minyak 2 17.7 0 2 0
Nasi tim Beras 37.5 133.8 3.2 0.6 28.9
Telur 40 61.6 4.9 4.3 0.3
Omelet
Minyak 2 17.7 0 2 0
Makan
Putih telur Telur 35 17.5 3.8 0 0.3
siang
Sup
(14.00) Kacang
kacang 50 157 11 0.5 28
merah
merah
Buah Pisang 75 81 0.75 0.6 18.2
Selingan
Puding
sore 35 31 0.1 0 7.1
agar DM
(17.00)
Nasi tim Beras 37.5 133.8 3.2 0.6 28.9
Ikan 50 50 6.9 0.8 4
Makan
Ikan tuna Pasta
malam 5 4.1 0.2 0.02 0.94
rica-rica tomat
(20.00)
Minyak 2 17.7 0 2 0
Sayur kare Wortel 50 18 0.5 0.3 3.9

451
Kacang
30 9.3 0.7 0 1.6
panjang
Tomat 20 4.8 0.3 0.1 0.9
TOTAL 1211.7 50 42.9 266.3
KEBUTUHAN 2000 75 61 300
% ASUPAN 61% 66% 70% 89%

452
Lampiran III. Perencanaan Menu Sehari
Nama Nama
Waktu Berat Energi Protein Lemak KH
Menu Bahan

Nasi Beras 100 357 8.4 1.7 77.1

Ayam
Bumbu Ayam 50 149 9.1 12.5 0
Gulai
Pagi
(07.00) Minyak 2 44.2 0 5 0

Bening Wortel 50 18 0.5 0.3 3.9


Wortel
Labu Labu
50 15 0.3 0.05 3.4
Siam Siam

Selingan Puding 5 35 0.01 0.02 5.92


Puding
Pagi
Agar Gula 5 19.7 0 0 4.7
(10.00)

Nasi Beras 100 357 8.4 1.7 77.1

Ayam
Panggang
Ayam 50 149 9.1 12.5 0
Bumbu
Rujak

Kecap 10 7.1 0.57 0.13 0.9


Siang
(12.00) Minyak 2 44.2 0 5 0

Putih Putih
35 17.5 3.78 0 0.28
Telur telur
Tempe
Bumbu Tempe 30 60.3 6.24 2.64 4.05
Bali

Minyak 2 44.2 0 5 0

453
Bening Daun
50 29.5 3.2 0.5 4.95
Katuk Katuk
Jagung
Jagung 50 183 4.9 3.7 34.5
Manis
Buah
Pepaya 100 46 0.5 0.1 12.2
Pepaya
Tepung
10 35 0.9 0.1 7.7
Terigu
Selingan
Dadar Kelapa
Sore 4 36.4 0.27 1.5 0.95
Gulung Parut
(14.00)
Gula
10 36.8 0 0 9.2
Merah

Bubur Beras 25 89.25 2.1 4.25 19.3

Ayam Ayam 50 149 9.1 12.5 0

Gulai Minyak 2 44.2 0 5 0

Bening Labu
Malam 50 15 0.3 0.05 3.35
Labu Siam
(19.00) Siam +
Wortel 50 18 0.5 0.3 3.9
Wortel
Putih Putih
35 17.5 3.78 0 0.28
Telur telur
Buah
Pisang 100 108 1 0.8 24.3
Pisang
SUBTOTAL 2011.35 72.03 62.11 306.27
Kebutuhan 2000 75 61 300
Persentase% 101% 96% 102% 102%

454
LAPORAN STUDI KASUS HARIAN

PENATALAKSANAAN GIZI
PADA KASUS DHF GRADE III
RUANG RAWAT INAP MAWAR
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PASAR REBO

Disusun Oleh :
Farah Devina Ramadhianti 1810714090

PROGRAM STUDI GIZI PROGRAM SARJANA


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAKARTA
2021

455
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan studi kasus harian DHF Grade III dibuat dan diajukan sebagai syarat
kelengkapan dan bukti kegiatan Magang Manajemen Asuhan Gizi Klinik (MAGK)
di Rumah Sakit Umum Daerah Pasar Rebo. Tahun Ajaran 2021/2022.

Disusun oleh :
Farah Devina Ramadhianti 1810714090

Telah disetujui oleh:

Pembimbing Magang MAGK


Rumah Sakit Umum Daerah Pasar Dosen Pembimbing Magang MAGK
Rebo

Okta Setya Asmaji, S.Gz., RD Iin Fatmawati Imrar, S.Gz, MPH


NIP/NIK. ……………. NIDN. 0005128606

456
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PASAR REBO
Jl. Let. Jend. TB Simatupang No.30 Jakarta Timur 13760
Telp. 021 8400109, 8401127 ec.147/148, E-mail:
gizirspr@gmail.com
SKRINING GIZI AWAL
Tanggal: 25/10/2021 Nama : An. A
Diagnosa Medis: DHF Grade III No.RM : 2021-902617
BB: 10 kg Jenis Kelamin : Perempuan
TB/PB: 75 cm Umur : 1 tahun
Parameter
Apakah pasien mengalami penurunan BB yang tidak
1. ( 1 )
direncanakan/tidak diinginkan dalam 6 bulan terakhir?
*Tidak =0
*Tidak yakin =2
*Ya, ada penurunan sebanyak
1 – 5 kg =1
6 – 10 kg =2
11 – 15 kg =3
>15 kg =4
Tidak tahu berapa
=2
penurunannya
2. Apakah asupan makan pasien berkurang karena penurunan
( 0 )
nafsu makan/kesulitan menerima makanan?
*Tidak =0
*Ya =1
Jumlah skor keseluruhan 1
Hasil
0 = beresiko rendah
1 = beresiko sedang
≥2 = beresiko tinggi

457
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PASAR
REBO
Jl. Let. Jend. TB Simatupang No.30 Jakarta Timur
13760
Telp. 021 8400109, 8401127 ec.147/148, E-mail:
gizirspr@gmail.com
FORMULIR ASUHAN GIZI
Nama : An. A
Tanggal: 25/10/2021
No.RM : 2021-902617
Diagnosa Medis: DHF Grade III
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 1 tahun
ASESMEN GIZI
BB: 10 kg Z-score: 2 SD
Status Gizi : Normal
TB: 75 cm
Biokimia Klinis/Fisik
Hemoglobin : 10,9 g/dL (normal) Klinis:
Hematokrit : 32% (rendah)
Eritrosit : 4,5 juta/µL (normal)
Kesadaran : compos mentis
Leukosit : 7,25 x 103/µL (normal)
Suhu : 37,7 oC
Trombosit : 28 (sangat rendah)
Nadi : 110 kali/menit
Limfosit : 84% (sangat tinggi)
Pernapasan : 24 kali/menit
Natrium : 131 (normal)
Kalium : 4 mmol/L (normal)
Fisik:
Klorida : 99 mmol/L (normal)
Lemah, mual, muntah, demam

Riwayat & Kebutuhan Gizi


Kebiasaan Makan: Asupan SMRS:
 An. A makan 3 kali sehari dengan 09.00 : Nasi tim 1ctg, soto ayam
porsi sedikit, seringkali diberikan 10.00 : susu 200ml
roti atau mie ayam karena sering 12.00 : roti coklat, buah semangka 1ptg
menolak makan nasi. An. A suka 16.00 : susu 200ml

458
makan nasi dengan sup sayuran isi 19.00 : Nasi tim 1ctg, cah bakso brokoli
wortel, buncis. wortel ½ mangkuk
 An. A minum susu 3-5 kali sehari 21.00 : susu 200ml
dengan porsi 200ml setiap kali
minum.
Perhitungan Kebutuhan Energi
SMRS:

Kebutuhan Lemak
Kebutuhan Energi
= 25% 𝑥 1000⁄9
= BB x AKG Energi
= 27,7 gr ~ 28 gram
= 13,2 x 86,5
= 1141,8 kkal ~ 1000 kkal
Kebutuhan Karbohidrat

= 64,6% 𝑥 1000⁄4
Kebutuhan Protein
= BB x AKG Protein = 161,5 gr ~ 160 gram

= 13,2 x 2
= 26,4 gr ~ 26 gram = 10,4%
Kecukupan asupan SMRS:
Energi : 2218.9 kkal (101%) = Normal
Protein : 55.6 g (67%) = Defisit tingkat berat
Lemak : 59.4 g (97%) = Normal
Karbohidrat : 326.5 (99%) = Normal
Asupan MRS :
08.00 : nasi tim 50g, telur semur 40g,
sup macaroni wortel 50g
12.00 : nasi tim 50g, pepes ikan tuna
25g, bening labu siam 50g, buah
pisang 75g
15.00 : biscuit 3 keping, susu 200ml
19.00 : nasi tim 50g, sup sayuran
100g, semangka 75g

459
Perhitungan Kebutuhan Energi
MRS:

Kebutuhan Lemak
Kebutuhan Energi
= 25% 𝑥 1000⁄9
= BB x AKG Energi
= 27,7 gr ~ 28 gram
= 13,2 x 86,5
= 1141,8 kkal ~ 1000 kkal
Kebutuhan Karbohidrat

= 64,6% 𝑥 1000⁄4
Kebutuhan Protein
= BB x AKG Protein = 161,5 gr ~ 160 gram

= 13,2 x 2
= 26,4 gr ~ 26 gram = 10,4%
Kecukupan asupan MRS:
Energi : 883,6 kkal (88%) = Defisit tingkat ringan
Protein : 20,6 g (79%) = Defisit tingkat sedang
Lemak : 30,5 g (108%) = Normal
Karbohidrat : 126,7 g (73%) = Defisit tingkat berat
Riwayat Personal
Riwayat Personal:
An. A mengalami demam naik turun sejak tgl 18/10 malam. Selain itu, An. A
juga muntah, namun BAK dan BAB lancar. An. A juga mengalami penurunan
nafsu makan.

Riwayat Penyakit:
An. A tidak memiliki riwayat penyakit

Riwayat Penyakit Keluarga :


Tidak ada riwayat penyakit keluarga yang berkaitan

Riwayat Penyakit Sekarang :


Saat ini An. A didiagnosis mengalami DHF Grade III

460
Keluhan Utama :
Mengalami demam sejak tgl 18/10 naik turun

Terapi Obat :
Saat ini tidak ada obat yang dikonsumsi An. A
DIAGNOSIS GIZI
Domain Intake
NI-5.5 Ketidakseimbangan zat gizi berkaitan dengan konsumsi makanan yang
kurang beranekaragam ditandai dengan asupan MRS energi defisit
tingkat ringan yaitu 88%, protein deficit tingkat sedang yaitu 79%, dan
karbohidrat defisit tingkat berat yaitu 73%.
Domain Klinis
NC-2.2 Perubahan nilai laboratorium terkait gizi (mineral makro) berkaitan
dengan Infeksi akibat demam berdarah ditandai dengan kadar trombosit
dibawah batas normal, yaitu 28 mmol/L dan keluhan diare 3hari
berturut-turut.
Domain Behaviour
NB-2.3 Ketidakmampuan mengatur diri sendiri berkaitan dengan kurangnya
kesiapan pasien dan keluarga untuk mengatur diri sendiri ditandai oleh
perilaku menangis saat makanan yang diinginkan tidak diberikan.
INTERVENSI GIZI
1. Tujuan Intervensi
- Mencapai dan mempertahankan status gizi optimal
- Mengupayakan status gizi pasien segera kembali normal untuk
mempercepat proses penyembuhan
- Meningkatkan daya tahan tubuh pasien
- Mencegah terangsangnya saluran cerna
2. Syarat Diet
- Energi dan protein cukup sesuai dengan AKG
- Lemak cukup. yaitu 10-25% dari kebutuhan energi total
- Karbohidrat cukup, yaitu sisa kebutuhan energi total
3. Terapi Diet

461
- Jenis diet : Diet Gizi Seimbang
- Bentuk makanan : Lunak
- Rute makanan : Oral
- Frekuensi : 3x makan utama dan 2x selingan
4. Edukasi
Gambaran umum tentang diet gizi seimbang, tujuan diet, cara pengaturan
makanan, penggunaan pemanis buatan, dan lanjutan pengaturan diet.
MONITORING DAN EVALUASI
Rencana Monitoring
1. Asupan : Memonitor asupan mencapai 90-100% dari kebutuhan
2. Biokimia : Memonitor pemeriksaan laboratorium tetap pada batas normal
3. Klinis : Memonitor suhu tubuh, nadi, dan pernapasan agar tetap normal
4. Fisik : Memonitor keadaan tubuh
5. Pengetahuan : Peningkatan pengetahuan mengenai gizi dan makanan
ditandai dengan asupan makan yang sesuai dan kemampuan menjawab
pertanyaan dengan benar

462
DAFTAR PUSTAKA

Par’i, H.M., Wiyono, S., Harjatmo, T.P. 2017. Penilaian Status Gizi. Tahun 2017.
Jakarta: Kementrian Kesehatan RI.
Suryani, I., Isdiany, N., Kusumayanti, G.A.D. 2018. Dietetik Penyakit Tidak
Menular. Tahun 2018. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.
WNPG. 2012. Ringkasan - Angka Kecukupan Gizi ( AKG ) yang dianjurkan bagi
Orang Indonesia 2012. Jurnal (April 2017): 1–18. Diambil dari
https://www.researchgate.net/publication/316095861_Ringkasan__Angka
_Kecukupan_Gizi_Akg_Yang_Dianjurkan_Bagi_Orang_Indonesia_2012

463
LAMPIRAN

Lampiran I. Pola Makan SMRS


Waktu
Menu URT E P L KH
Makan
Nasi tim 1 centong 175 4 40
Sarapan
½
(09.00) Soto ayam 156 12 7.8 9.5
mangkuk
10.00 Susu 3 sdm 150 7 10 10
Makan Roti
1 buah 43.8 1 10
siang coklat
(12.00) Semangka 1 ptg 50 12
16.00 Susu 3 sdm 150 7 10 10
Nasi putih 2 centong 175 4 40
Makan
Cah
malam ½
brokoli 25 1 5
(20.00) mangkuk
wortel
Selingan
malam Susu 3 sdm 150 7 10 10
(21.00)
TOTAL 1074.8 21 27.8 146.5
KEBUTUHAN 1000 26 28 160
% ASUPAN 107% 81% 99% 92%

464
Lampiran II. Pola Makan MRS
Nama Nama
Waktu Berat Energi Protein Lemak KH
Menu Bahan

Nasi tim Beras 25 89.25 2.1 4.25 19.3

Telur 40 74.8 4.6 5.9 0,5


Telur
Kecap 2 1.2 0.2 0.1
semur

Pagi Minyak 3 25.9 3

(07.00) Makaroni 10 13 0.7 0.7 1


Sup
macaroni Buncis 10 3.1 0.2 0 0.8

buncis Wortel 10 2.5 0.6


wortel
Minyak 2 17.2 2

Nasi Tim Beras 25 89.25 2.1 4.25 19.3

Pepes Ikan tuna 25 23.3 2.1 0.16 0


Ikan
Tuna Minyak 2 17.24 0 2 0
Siang
(13.00) Bening
Labu
Labu 50 21 0.42 0.7 11
siam
Siam
Pisang
Buah 75 81 0.75 0.6 18.2
Ambon
Selingan
3 keping
Sore Biskuit 15 66 1.2 1.8 11.4
biskuit
(15.00)

Malam Nasi tim Beras 25 89.25 2.1 4.25 19.3

(19.00) Wortel 30 13.5 0.4 0.22 2.94

465
Sup
Kentang 10 6.2 0.21 0.02 1.35
Sayuran

Buah Semangka 75 50 0.5 0.1 12

SUBTOTAL 883.6 20.6 30.5 126.7


Kebutuhan 1000 26 28 160
Persentase% 88% 79% 108% 73%

466
Lampiran III. Perencanaan Menu Sehari
Nama Nama
Waktu Berat Energi Protein Lemak KH
Menu Bahan
Nasi
Beras 37.5 127.5 2.9 0.6 27.5
Tim
Ayam 25 74.5 4.5 6.25 0
Ayam
Pasta
Bumbu 5 4.1 0.2 0.02 0.94
Tomat
Makan pagi Gulai
Minyak 2 17.24 0 2 0
Bening Labu
50 21 0.42 0.7 11
Wortel Siam
+ Labu
Wortel 20 7.2 0.2 0.12 1.6
Siam
3 keping
Snack Pagi Biskuit 15 66 1.2 1.8 11.4
biskuit
Nasi
Beras 25 89.25 2.1 0.4 19.3
Tim
Telur Telur 40 61.6 4.96 4.32 0.28
Opor
Minyak 2 17.24 0 2 0
Putih
Tempe 25 50.25 2.5 2.2 3.4
Makan Tempe Kecap 5 3.5 0.25 0.06 0.4
siang Bumbu Gula
5 18.4 0 0 4.6
Bali merah
Minyak 2 17.24 0 2 0
Bening
Labu
Labu 50 21 0.42 0.7 11
siam
Siam
Buah Pepaya 100 46 0.5 12 12.2
3 keping
Snack Sore Biskuit 15 66 1.2 1.8 11.4
biskuit

467
Nasi
Beras 25 89.25 2.1 0.4 19.3
Tim
Daging 20 34.8 2.9 2 0
Daging Pasta
5 4.1 0.2 0.02 0.94
Kare Tomat
Minyak 2 17.24 0 2 0
Makan Tahu 30 24 3.27 1.41 0.24
Malam Tahu Pasta
5 4.1 0.2 0.02 0.94
Balado Tomat
Minyak 2 17.24 0 2 0
Sup
Wortel 60 21.6 0.6 0.36 4.74
Wortel
Pisang
Buah 100 108 1 0.8 24.3
Ambon
SUBTOTAL 1036 24.1 28.01 167.8
KEBUTUHAN 1000 26 28 170
% ASUPAN 103% 93% 100% 99%

468
LAPORAN STUDI KASUS HARIAN

PENATALAKSANAAN GIZI
PADA KASUS KDK GEA TANPA DEHIDRASI
RUANG RAWAT INAP MAWAR
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PASAR REBO

Disusun Oleh :
Farah Devina Ramadhianti 1810714090

PROGRAM STUDI GIZI PROGRAM SARJANA


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAKARTA
2021

469
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan studi kasus harian KDK GEA Tanpa Dehidrasi dibuat dan diajukan
sebagai syarat kelengkapan dan bukti kegiatan Magang Manajemen Asuhan Gizi
Klinik (MAGK) di Rumah Sakit Umum Daerah Pasar Rebo. Tahun Ajaran
2021/2022.

Disusun oleh :
Farah Devina Ramadhianti 1810714090

Telah disetujui oleh:

Pembimbing Magang MAGK


Rumah Sakit Umum Daerah Pasar Dosen Pembimbing Magang MAGK
Rebo

Okta Setya Asmaji, S.Gz., RD Iin Fatmawati Imrar, S.Gz, MPH


NIP/NIK. ……………. NIDN. 0005128606

470
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PASAR REBO
Jl. Let. Jend. TB Simatupang No.30 Jakarta Timur 13760
Telp. 021 8400109, 8401127 ec.147/148, E-mail:
gizirspr@gmail.com
SKRINING GIZI AWAL
Tanggal: 25/10/2021
Nama : An. G
Diagnosa Medis: KDK GEA
No.RM : 2021-902621
Tanpa Dehidrasi
Jenis Kelamin : Perempuan
BB: 13,2 kg
Umur : 2 tahun
TB/PB: 94 cm
Parameter
Apakah pasien mengalami penurunan BB yang tidak
1. ( 1 )
direncanakan/tidak diinginkan dalam 6 bulan terakhir?
*Tidak =0
*Tidak yakin =2
*Ya, ada penurunan sebanyak
1 – 5 kg =1
6 – 10 kg =2
11 – 15 kg =3
>15 kg =4
Tidak tahu berapa
=2
penurunannya
2. Apakah asupan makan pasien berkurang karena penurunan
( 1 )
nafsu makan/kesulitan menerima makanan?
*Tidak =0
*Ya =1
Jumlah skor keseluruhan 2
Hasil
0 = beresiko rendah
1 = beresiko sedang
≥2 = beresiko tinggi

471
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PASAR
REBO
Jl. Let. Jend. TB Simatupang No.30 Jakarta Timur
13760
Telp. 021 8400109, 8401127 ec.147/148, E-mail:
gizirspr@gmail.com
FORMULIR ASUHAN GIZI
Tanggal: 25/10/2021 Nama : An. G
Diagnosa Medis: KDK GEA Tanpa No.RM : 2021-902621
Dehidrasi Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 2 tahun
ASESMEN GIZI
BB: 13,2 kg Z-score: 2 SD
Status Gizi : Normal
PB: 94 cm
Biokimia Klinis/Fisik
GDS : 80 mg/dL (normal)
Klinis:
Hemoglobin : 12,6 g/dL (normal)
Hematokrit : 36% (normal)
Eritrosit : 4,6 juta/µL (normal) Kesadaran : compos mentis
Leukosit : 8,31 x 103/µL (normal) Suhu : 37,7 oC
Limfosit : 36% (normal) Nadi : 110 kali/menit
Kalium : 2,8 mmol/L (sangat Pernapasan : 24 kali/menit
rendah)
Klorida : 101 mmol/L (normal) Fisik:
Lemah, mual, muntah, diare, demam

Riwayat & Kebutuhan Gizi


Kebiasaan Makan: Asupan SMRS:
 An. G makan 3 kali sehati dengan 09.00 : Nasi tim 1ctg, cah bakso brokoli
porsi sedikit, seringkali diberikan wortel ½ mangkuk
roti atau mie ayam karena sering 10.00 : susu 200ml
menolak makan nasi. An. G suka 12.00 : roti coklat, buah semangka 1ptg

472
makan nasi dengan soto ayam atau 16.00 : susu 200ml
sup sayuran isi wortel, buncis. 19.00 : Nasi tim 1ctg, soto ayam
 An. G minum susu 3-5 kali sehari 21.00 : susu 200ml
dengan porsi 200ml setiap kali
minum.
 An. G suka makan buah semangka
dan jeruk
 Saat masuk rumah sakit An. G
mengalami penurunan nafsu
makan.
Perhitungan Kebutuhan Energi
SMRS:

Kebutuhan Lemak
Kebutuhan Energi
= 25% 𝑥 1000⁄9
= BB x AKG Energi
= 27,7 gr ~ 28 gram
= 13,2 x 86,5
= 1141,8 kkal ~ 1000 kkal
Kebutuhan Karbohidrat

= 64,6% 𝑥 1000⁄4
Kebutuhan Protein
= BB x AKG Protein = 161,5 gr ~ 160 gram

= 13,2 x 2
= 26,4 gr ~ 26 gram = 10,4%
Kecukupan asupan SMRS:
Energi : 1074,8 kkal (107%) = Normal
Protein : 21 g (81%) = Defisit tingkat ringan
Lemak : 27,8 g (99%) = Normal
Karbohidrat : 146,5 gr (92%) = Normal
Asupan MRS :
08.00 : bubur 75g, telur semur 40g,
sup macaroni wortel 50g

473
12.00 : bubur 75g, pepes ikan tuna
25g, bening labu siam 50g, buah
pisang 75g
15.00 : biscuit 3 keping, susu 200ml
19.00 : bubur 50g, sup sayuran 100g,
semangka 75g
Perhitungan Kebutuhan Energi
MRS:

Kebutuhan Lemak
Kebutuhan Energi
= 25% 𝑥 1000⁄9
= BB x AKG Energi
= 27,7 gr ~ 28 gram
= 13,2 x 86,5
= 1141,8 kkal ~ 1000 kkal
Kebutuhan Karbohidrat

= 64,6% 𝑥 1000⁄4
Kebutuhan Protein
= BB x AKG Protein = 161,5 gr ~ 160 gram

= 13,2 x 2
= 26,4 gr ~ 26 gram = 10,4%
Kecukupan asupan MRS:
Energi : 683,6 kkal (68%) = Defisit tingkat berat
Protein : 17,6 g (68%) = Defisit tingkat berat
Lemak : 30,5 g (108%) = Normal
Karbohidrat : 116.7 g (73%) = Defisit tingkat sedang
Riwayat Personal
Riwayat Personal:
An. G kejang 3 kali sebelum masuk rumah sakit. Sekitar 3 hari sblmnya
mengalami mencret. Sejak umur 10 bulan sudah bisa makan nasi tim dan tidak
terlalu suka bubur. Sejak umur 20 bulan sudah minum susu formula, lebih suka
minum susu dibanding makan.

Riwayat Penyakit:
An. G tidak memiliki riwayat kejang

474
Riwayat Penyakit Keluarga :
Tidak ada riwayat penyakit keluarga yang berkaitan

Riwayat Penyakit Sekarang :


Saat ini An. G didiagnosis mengalami KDK GEA Tanpa Dehidrasi

Keluhan Utama :
Kejang 1 kali durasi 10 menit, demam, BAB cair

Terapi Obat :
Saat ini An. G mengonsumsi obat Fenitoin dan Zinc
DIAGNOSIS GIZI
Domain Intake
NI-5.5 Ketidakseimbangan zat gizi berkaitan dengan konsumsi makanan yang
kurang beranekaragam ditandai dengan asupan MRS energi dan protein
defisit tingkat berat yaitu 68% dan karbohidrat defisit tingkat sedang
yaitu 73%.
Domain Klinis
NC-2.2 Perubahan nilai laboratorium terkait gizi (mineral makro) berkaitan
dengan gangguan gastroesophageal ditandai dengan kadar kalium
dibawah batas normal, yaitu 2,8 mmol/L dan keluhan diare 3hari
berturut-turut.
Domain Behaviour
NB-2.3 Ketidakmampuan mengatur diri sendiri berkaitan dengan kurangnya
kesiapan pasien dan keluarga untuk mengatur diri sendiri ditandai oleh
perilaku menangis saat makanan yang diinginkan tidak diberikan.
INTERVENSI GIZI
1. Tujuan Intervensi
- Memberikan makanan seusai kebutuhan gizi yang meninggalkan
sisa sedikit mungkin agar volume feses dapat dibatasi
- Mencapai dan mempertahankan status gizi optimal

475
- Mencegah terangsangnya saluran cerna
2. Syarat Diet
- Energi dan protein cukup sesuai dengan AKG
- Lemak cukup, yaitu 10-25% dari kebutuhan energi total
- Karbohidrat cukup, yaitu sisa kebutuhan energi total
- Menghindari makanan berserat tinggi dan sedang maksimal 8
gram/hari
3. Terapi Diet
- Jenis diet : Diet Rendah Serat
- Bentuk makanan : Lunak
- Rute makanan : Oral
- Frekuensi : 3x makan utama dan 2x selingan
4. Edukasi
Gambaran umum tentang diet rendah serat, tujuan diet, cara pengaturan
makanan, penggunaan pemanis buatan, dan lanjutan pengaturan diet.
MONITORING DAN EVALUASI
Rencana Monitoring
6. Asupan : Memonitor asupan mencapai 90-100% dari kebutuhan
7. Biokimia : Memonitor pemeriksaan laboratorium tetap pada batas normal
8. Klinis : Memonitor suhu tubuh, nadi, dan pernapasan agar tetap normal
9. Fisik : Memonitor keadaan tubuh
10. Pengetahuan : Peningkatan pengetahuan mengenai gizi dan makanan
ditandai dengan asupan makan yang sesuai dan kemampuan menjawab
pertanyaan dengan benar

476
DAFTAR PUSTAKA

Par’i, H.M., Wiyono, S., Harjatmo, T.P. 2017. Penilaian Status Gizi. Tahun 2017.
Jakarta: Kementrian Kesehatan RI.
Suryani, I., Isdiany, N., Kusumayanti, G.A.D. 2018. Dietetik Penyakit Tidak
Menular. Tahun 2018. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.
WNPG. 2012. Ringkasan - Angka Kecukupan Gizi ( AKG ) yang dianjurkan bagi
Orang Indonesia 2012. Jurnal (April 2017): 1–18. Diambil dari
https://www.researchgate.net/publication/316095861_Ringkasan__Angka
_Kecukupan_Gizi_Akg_Yang_Dianjurkan_Bagi_Orang_Indonesia_2012

477
LAMPIRAN

Lampiran I. Pola Makan SMRS


Waktu
Menu URT E P L KH
Makan
Nasi putih 2 centong 175 4 40
Sarapan Cah
½
(09.00) brokoli 25 1 5
mangkuk
wortel
10.00 Susu 3 sdm 150 7 10 10
Makan Roti
1 buah 43.8 1 10
siang coklat
(12.00) Semangka 1 ptg 50 12
16.00 Susu 3 sdm 150 7 10 10
Makan Nasi tim 1 centong 175 4 40
malam ½
Soto ayam 156 12 7.8 9.5
(20.00) mangkuk
Selingan
malam Susu 3 sdm 150 7 10 10
(21.00)
TOTAL 1074.8 21 27.8 146.5
KEBUTUHAN 1000 26 28 160
% ASUPAN 107% 81% 99% 92%

478
Lampiran II. Pola Makan MRS
Nama Nama
Waktu Berat Energi Protein Lemak KH
Menu Bahan

Bubur Beras 25 89.25 2.1 4.25 19.3

Telur 40 74.8 4.6 5.9 0,5


Telur
Kecap 2 1.2 0.2 0.1
semur

Pagi Minyak 3 25.9 3

(07.00) Makaroni 10 13 0.7 0.7 1


Sup
macaroni Buncis 10 3.1 0.2 0 0.8

buncis Wortel 10 2.5 0.6


wortel
Minyak 2 17.2 2

Bubur Beras 25 89.25 2.1 4.25 19.3

Pepes Ikan tuna 25 23.3 2.1 0.16 0


Ikan
Siang Tuna Minyak 2 17.24 0 2 0
(13.00) Sup Labu
50 21 0.42 0.7 11
Sayuran siam
Pisang
Buah 75 81 0.75 0.6 18.2
Ambon
Selingan
3 keping
Sore Biskuit 15 66 1.2 1.8 11.4
biskuit
(15.00)

Bubur Beras 25 89.25 2.1 4.25 19.3


Malam Sup Wortel 30 13.5 0.4 0.22 2.94
(19.00) Sayuran
Kentang 10 6.2 0.21 0.02 1.35

479
Buah Semangka 75 50 0.5 0.1 12

SUBTOTAL 683.6 17.6 30.5 116.7


Kebutuhan 1000 26 28 160
Persentase% 68% 68% 108% 73%

480
Lampiran III. Perencanaan Menu Sehari
Nama Nama
Waktu Berat Energi Protein Lemak KH
Menu Bahan
Nasi
Beras 37.5 127.5 2.9 0.6 27.5
Tim
Ayam 25 74.5 4.5 6.25 0
Ayam
Pasta
Bumbu 5 4.1 0.2 0.02 0.94
Tomat
Makan pagi Gulai
Minyak 2 17.24 0 2 0
Bening Labu
50 21 0.42 0.7 11
Wortel Siam
+ Labu
Wortel 20 7.2 0.2 0.12 1.6
Siam
3 keping
Snack Pagi Biskuit 15 66 1.2 1.8 11.4
biskuit
Nasi
Beras 25 89.25 2.1 0.4 19.3
Tim
Telur Telur 40 61.6 4.96 4.32 0.28
Opor
Minyak 2 17.24 0 2 0
Putih
Tempe 25 50.25 2.5 2.2 3.4
Makan Tempe Kecap 5 3.5 0.25 0.06 0.4
siang Bumbu Gula
5 18.4 0 0 4.6
Bali merah
Minyak 2 17.24 0 2 0
Bening
Labu
Labu 50 21 0.42 0.7 11
siam
Siam
Buah Pepaya 100 46 0.5 12 12.2
3 keping
Snack Sore Biskuit 15 66 1.2 1.8 11.4
biskuit

481
Nasi
Beras 25 89.25 2.1 0.4 19.3
Tim
Daging 20 34.8 2.9 2 0
Daging Pasta
5 4.1 0.2 0.02 0.94
Kare Tomat
Minyak 2 17.24 0 2 0
Makan Tahu 30 24 3.27 1.41 0.24
Malam Tahu Pasta
5 4.1 0.2 0.02 0.94
Balado Tomat
Minyak 2 17.24 0 2 0
Sup
Wortel 60 21.6 0.6 0.36 4.74
Wortel
Pisang
Buah 100 108 1 0.8 24.3
Ambon
SUBTOTAL 1036 24.1 28.01 167.8
KEBUTUHAN 1000 26 28 170
% ASUPAN 103% 93% 100% 99%

482

Anda mungkin juga menyukai