Disusun oleh :
Fitriana NurKhofifah 1810714016
Gita Amelia 1810714025
Salsabila Kesi Anjassari 1810714045
Muhammad Reihan Arianda 1810714060
Farah Devina Ramadhianti 1810714090
Laporan ini dibuat dan diajukan sebagai syarat kelengkapan dan bukti
kegiatan Magang Manajemen Asuhan Gizi Klinik (MAGK) di Rumah Sakit Umum
Daerah Pasar Rebo Tahun Ajaran 2021/2022.
Disusun oleh :
Fitriana NurKhofifah 1810714016
Gita Amelia 1810714025
Salsabila Kesi Anjassari 1810714045
Muhammad Reihan Arianda 1810714060
Farah Devina Ramadhianti 1810714090
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
karunia dan berkah-Nya sehingga Laporan Praktik Kerja Lapangan Manajemen
Asuhan Gizi Klinik (MAGK) di RSUD Pasar Rebo Jakarta Timur dapat
terselesaikan.
Izinkan tim penulis menyebutkan pihak-pihak yang membimbing terlaksananya
dan terselesaikannya laporan serta Praktik Kerja Lapangan Manajemen Asuhan
Gizi Klinik di RSUD Pasar Rebo Jakarta Timur. Ucapan terima kasih ditujukan
kepada :
1. A'immatul Fauziah, S.Gz, M.Si selaku Ketua Program Studi Ilmu Gizi
Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta.
2. Iin Fatmawati Imrar, S.Gz, MPH selaku dosen pembimbing magang MAGK.
3. Ira Reverawati, S.KM,RD selaku Kepala Instalasi Gizi RSUD Pasar Rebo.
4. Okta Setya Asmaji, S.Gz., RD, selaku Penanggung Jawab Gizi Klinik.
5. Ahli Gizi dan Seluruh Staff bagian Instalasi Gizi RSUD Pasar Rebo.
6. Teman-teman yang memberikan semangat dan bantuan selama proses magang
walaupun sedang mengalami kesulitan yang sama
Tim penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih terdapat
kekurangan dan kesalahan karena keterbatasan tim penulis. Tim penulis merupakan
mahasiswa yang membutuhkan kritik dan saran sebagai proses pembelajaran, Oleh
sebab itu. mohon masukan dan arahannya atas ketidak sempurnaannya laporan ini.
iii
DAFTAR ISI
COVER ................................................................................................................ i
BAB I .................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN ............................................................................................... 1
BAB II ................................................................................................................. 4
BAB III.............................................................................................................. 11
iv
III.1 Alur Pelayanan Rawat Jalan ................................................................. 11
III.6 Kunjungan Pasien Poliklinik Gizi RSUD Pasar Rebo Tahun 2020 ........ 14
III.7 Kunjungan Pasien Poliklinik Gizi RSUD Pasar Rebo Tahun 2020 ........ 15
BAB IV ............................................................................................................. 18
v
BAB I
PENDAHULUAN
1
proses penanganan problem gizi yang sistematis dan akan memberikan tingkat
keberhasilan yang tinggi (Kemenkes, 2014). Proses asuhan gizi terstandar (PAGT)
harus dilaksanakan secara berurutan dengan langkah yang dikenal dengan ADIME
yaitu Assessment, Diagnosis, Intervensi Gizi, Monitoring, dan Evaluasi. Langkah-
langkah tersebut saling berkaitan satu dengan lainnya dan merupakan siklus yang
berulang terus sesuai respon/perkembangan pasien. Apabila tujuan tercapai maka
proses ini akan dihentikan, namun bila tujuan belum tercapai atau tujuan awal
tercapai tetapi terdapat masalah gizi baru, maka proses berulang kembali mulai dari
assessment gizi.
Saat ini di rumah sakit Indonesia sering terjadi penurunan status gizi pada
pasien yang sedang menjalani rawat inap. Faktor yang diduga menjadi salah satu
kontribusi dalam permasalahan malnutrisi di rumah sakit adalah kurangnya
kapasitas dari tim asuhan gizi dan penyelenggara makan (Diah, Rafisa and Yani,
2016). Mengingat pentingnya peran ahli gizi dalam rumah sakit, maka perlu
dilaksanakan Praktik Kerja Lapangan Manajemen Asuhan Gizi Klinik (MAGK)
oleh mahasiswa gizi agar dapat melaksanakan intervensi gizi secara paripurna atau
general terhadap pasien di dalam sebuah rumah sakit.
I.2 Tujuan
I.2.1 Tujuan Umum
Memberikan pengalaman belajar dan keterampilan kepada mahasiswa
agar memperoleh hasil yang efisien, efektif, dan optimal untuk dapat
mencapai kompetensi sebagai sarjana gizi.
I.2.2 Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus dari pelaksanaan Praktik Manajemen Asuhan Gizi
Klinik, yaitu:
a) Mempelajari pelaksanaan pelayanan gizi pasien rawat inap meliputi
kegiatan skrining gizi, intervensi, monitoring, dan evaluasi kepada
pasien anak, penyakit dalam, dan bedah di ruang rawat inap RSUD
Pasar Rebo.
b) Memberikan perencanaan pelayanan gizi/konsultasi gizi pada pasien
rawat jalan dan rawat inap RSUD Pasar Rebo.
2
c) Melakukan perencanaan penyuluhan gizi pada keluarga pasien rawat
inap RSUD Pasar Rebo.
I.3 Manfaat
I.3.1 Bagi Mahasiswa
Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini diharapkan dapat menumbuhkan
motivasi untuk mempelajari lebih dalam mengenai sistem kerja di rumah
sakit, meningkatkan pengetahuan dan menumbuhkan sikap yang positif agar
dapat membantu meningkatkan status gizi dan derajat kesehatan secara
nasional.
I.3.2 Bagi RSUD Pasar Rebo
Sebagai bahan masukan dalam kegiatan pelayanan gizi di rumah sakit,
khususnya untuk diet pasien secara lebih menyeluruh dan melakukan
evaluasi lebih lanjut terhadap proses pelaksanaan gizi pasien.
I.3.3 Bagi UPN Veteran Jakarta
Meningkatkan kualitas akademik program studi dan penunjang dalam
proses praktik pembelajaran di lapangan.
3
BAB II
PELAYANAN GIZI RAWAT INAP RSUD PASAR REBO
4
Gambar 2 Alur Proses Pelayanan Gizi Rawat Inap RSUD Pasar Rebo
Gambar 3 Proses Asuhan Gizi Terstandar Rawat Inap RSUD Pasar Rebo
5
II.4 Pembagian Kerja Ahli Gizi Rawat Inap
Pada pelayanan gizi rawat inap RSUP Pasar Rebo terdapat 4 ahli gizi yang
memiliki jobdesk sesuai dengan ruangannya masing-masing, yang setiap
minggunya di rolling sesuai jadwal yang sudah ditetapkan.
6
II.6 Fasilitas Rawat Inap
Pada rawat inap RSUD Pasar Rebo terdapat fasilitas yang dapat dipergunakan
untuk pasien ataupun untuk keluarga pasien yang sedang menjenguk terkecuali
tempat tidur serta timbangan, berikut adalah fasilitas yang ada di rawat inap RSUD
Pasar Rebo:
a. Tempat tidur
b. AC
c. Televisi
d. Kamar mandi
e. Wastafel
f. Rak barang
7
Fractur collum femur sinistra
Fractur intertrochanter dextra
Kasus Harian
Skoliosis torakalis
Hernia inguinalis
Pasca bedah polip antrokoanal
Pasca bedah labio skiziz bilateral
Abses gluteal DM
Polip hidung
Hernia scrotalis sinistra
Pasca bedah sircumsisi
c. Penyakit Dalam
Kasus Mendalam
Diabetes melitus pedis dekstra
Trombositopenia, DM tipe 2, hipertensi tingkat 2
Insud Hepar, AKI dd CKD
Acute decompensated heart failure (ADHF) & left branch bundle
block (LBBB)
Kasus Harian
Acites Dyspnea, AKI dd CKD
Selulitis DM PEDIS DIN, DM AKI
DM, Hipertensi
Stroke hemoragik
Vertigo, insufisiensi hepar, hipokalemia
DM tipe 2, hipokalemia
Obs ikretik & hepatitis
Acute lung odema (ALO), hiperglikemia, hiperkalemia
8
II.8 Dokumentasi
Pengukuran Antropometri
Distribusi Makanan
Penyuluhan
9
Media Penyuluhan
10
BAB III
PELAYANAN GIZI RAWAT JALAN RSUD PASAR REBO
Gambar 5 Alur Proses Pelayanan Gizi Rawat Jalan RSUD Pasar Rebo
11
III.3 Tugas dan Kegiatan Ahli Gizi Rawat Jalan
Adapun tugas dan kegiatan ahli gizi rawat jalan di poli gizi RSUD Pasar
Rebo, yaitu:
a. Menyusun pedoman gizi, makanan dan dietetik.
b. Menyusun standar gizi makanan/diet standar umum.
c. Menyusun standar gizi makanan/diet standar khusus.
d. Menyusun standar gizi makanan/diet individu.
e. Melakukan pengukuran antropometri gizi klien.
f. Melakukan anamnesa diet bagi klien.
g. Melakukan recall makanan 24 jam.
h. Melakukan perhitungan kebutuhan gizi klien.
i. Melakukan konsultasi gizi khusus.
j. Melakukan konsultasi gizi sederhana.
k. Merancang diet sesuai penyakit dan preskripsi diet.
l. Menyusun perencanaan kebutuhan peralatan dan prasarana (food model,
leaflet, timbangan BB, dll)
m. Melakukan edukasi gizi.
n. Melakukan pencatatan dan pelaporan.
Timbangan BCA (Body Mengukur sel, massa otot, dan massa lemak
2
Composition Analyzer) pasien.
12
Memberikan gambaran visual jenis makanan
5 Food Model dan takarannya yang digunakan dalam
pengaturan makan pasien
Biaya
Status kartu Registrasi Total
Konsultasi Discount
Pasien No.RM Klinik Gizi Biaya
Pasien
13
Karyawan
RSUD Pasar
10.000 5.000 65.000 -35.000 45.000
Rebo Pasien
baru
Karyawan
RSUD Pasar
- 5.000 65.000 -35.000 35.000
Rebo Pasien
lama
** Sejak bulan Maret 2021, Poliklinik Gizi RSUD Pasar Rebo tidak melayani
kunjungan pasien BPJS
III.6 Kunjungan Pasien Poliklinik Gizi RSUD Pasar Rebo Tahun 2020
14
III.7 Kunjungan Pasien Poliklinik Gizi RSUD Pasar Rebo Tahun 2020
40
35
30
25
20
15
10
5
0
CKD
DM 12%
19%
15
III.8 Dokumentasi Rawat Jalan
16
DAFTAR PUSTAKA
Diah, D. M., Rafisa, A., & Yani, A. (2015). Analisis Pelayanan Gizi Rumah Sakit
Dengan Pendekatan Health Technology Assessment (Hta). Jurnal Sistem
Kesehatan, 1(2).
17
BAB IV
LAPORAN STUDI KASUS BESAR
18
LAPORAN STUDI KASUS MENDALAM
PENATALAKSANAAN GIZI
PADA KASUS PENYAKIT ANAK KEJANG , EPILEPSI
RUANG RAWAT INAP MAWAR
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PASAR REBO
Disusun Oleh :
Fitriana NurKhofifah 1810714016
19
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan studi kasus mendalam Penyakit Anak Kejang , Epilepsi dibuat dan
diajukan sebagai syarat kelengkapan dan bukti kegiatan Magang Manajemen
Asuhan Gizi Klinik (MAGK) di Rumah Sakit Umum Daerah Pasar Rebo. Tahun
Ajaran 2021/2022.
Disusun oleh :
Fitriana NurKhofifah 1810714016
20
BAB I
PENDAHULUAN
I. 1 Latar belakang
21
dalam 24 jam. Kejang demam kompleks memiliki satu atau lebih ciri-ciri berikut:
durasi kejang lebih dari 15 menit, kejang fokal, atau kejang berulang dalam 24 jam
(IDAI, 2016).(Autoridad Nacional del Servicio Civil, 2021)
Dengan demikian terbentuk fokus epilepsi yang diduga dapat menjadi suatu
dasar kelainan di otak yang terjadi di kemudian hari dapat menjadi matang,
sehingga suatu saat tanpa didahului demam dapat timbul bangkitan kejang atau
serangan epilepsy (Chairunnisa et al., 2018). Oleh karena itu, penulis melakukan
proses asuhan gizi terstandar pada pasien rawat inap dengan diagnosis medis kejang
mengarah ke epilepsi dalam Praktik Kerja Lapangan Manajemen Asuhan Gizi
Klinik (MAGK) di RSUD Pasar Rebo.
I.2 Tujuan
I.2.1 Tujuan Umum
Mahasiswa mampu melaksanakan proses asuhan gizi terstandar kepada
pasien Anak kejang mengarah ke epilepsi 4 di Ruang Rawat Inap Mawar
RSUD Pasar Rebo Jakarta Timur.
I.2.2 Tujuan Khusus
1. Mahasiswa mampu melaksanakan asesmen pada pasien.
2. Mahasiswa mampu menentukan diagnosis gizi pada pasien.
3. Mahasiswa mampu melaksanakan intervensi dan implementasi gizi
pada pasien.
4. Mahasiswa mampu menentukan rencana monitoring dan evaluasi
pada pasien.
5. Mahasiswa mampu memberikan edukasi pada pasien.
22
I.3 Manfaat
I.3.1 Bagi Mahasiswa
Dapat meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam menerapkan ilmu
yang telah didapat selama perkuliahan khususnya dalam Proses Asuhan Gizi
Terstandar (PAGT).
I.3.2 Bagi Institusi RSUD Pasar Rebo
Meningkatkan kualitas akademik program studi dan penunjang dalam
proses praktik pembelajaran di lapangan.
I.3.3 Bagi Institusi UPN Veteran Jakarta
Dapat memberikan informasi dan menambah pengetahuan dalam
pelaksanaan diet pada pasien kejang mengarah ke epilepsi, serta sebagai
bahan evaluasi dalam meningkatkan pelayanan gizi di Rumah Sakit yang
akan berdampak pada kepuasan pasien.
23
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Epilepsi merupakan penyakit saraf yang ditandai dengan episode kejang dapat
disertai hilangnya kesadaran (Kristanto, 2017). Berdasarkan International League
Against Epilepsy (ILAE) pada tahun 2005, epilepsi yang didefinisikan secara
konseptual merupakan kelainan otak dengan ditandai kecenderungan untuk
menimbulkan bangkitan epileptik secara terus-menerus dengan konsekuensi
neurobiologis, kognitif, dan sosial dari kondisi ini (Fisher et al., 2014). Kejang atau
bangkitan epilepsi adalah manifestasi klinis disebabkan oleh lepasnya muatan
listrik secara sinkron dan berlebihan dari sekelompok neuron di otak yang bersifat
transien (IDAI, 2016).
24
II .1.2 Etiologi Penyakit
Selain penyebab yang sama dengan kelompok usia 0-6 bulan, pada usia ini
dapat juga disebabkan oleh kejang demam yang biasanya dimulai pada usia 6 bulan,
terutama pada golongan kejang demam komplikasi. Cedera kepala merupakan
faktor penyebab lainnya, dan walaupun kejadiannya lebih ringan kemungkinan
terjadi epilepsi lebih tinggi dari orang dewasa. Gangguan metabolism sama dengan
kelompok usia sebelumnya. Keracunan timah hitam dan logam berat lainnya
misalnya thalium, arsen dan air raksa dapat menimbulkan epilepsi.
25
3) Kelompok anak-anak sampai remaja Disebabkan oleh infeksi virus, bakteri,
parasit dan abses otak yang frekuensinya sampai 32% yang meningkat setelah
operasi.
Epilepsi adalah pelepasan muatan listrik yang berlebihan dan tidak teratur di
otak. Aktivitas listrik normal jika terdapat keseimbangan antara faktor yang
menyebabkan inhibisi dan eksitasi dari aktivitas listrik (Titus, et al., 2008). Epilepsi
timbul karena adanya ketidakseimbangan faktor inhibisi dan eksitasi aktivitas listrik
otak.
26
pusat adalah Gamma Amino Butiric Acid (GABA) (Engelborghs et al., 2010).
Semua struktur otak depann menggunakan aksi inhibitor dan memegang peranan
fisiopatogenesis pada kondisi neurologis tertentu, termasuk epilepsi, kegagalan
fungsi GABA dapat mengakibatkan serangan kejang. Patofisiologi kejang
tergambar pada bagan berikut:
27
BAB III
Dibawah adalah gambaran identitas pasien pada studi kasus ini, yaitu:
28
III. 3 Proses Asuhan Gizi Terstandar (PGAT)
Alat skrining gizi yang digunakan di RSUD Pasar Rebo adalah MST (The
Screening Tools for Risk of Impaired Nutritional Status and Growth). Skrining
gizi dilakukan untuk melihat atau mengidentifikasi adanya resiko mengalami
malnutrisi pada pasien sehingga akan dilakukan tindak lanjut pada asuhan gizi.
Dibawah adalah hasil skrining gizi pada An G
Umur : 7 bulan
Parameter
* Ya = 1
29
(0)
(1)
Kesimpulan:
Antropometri
BBA : 8,5 kg
PB : 75 cm
Z-Score : - 1 (Normal) – BB/PB
8,5−9,5
BB/PB : 9,5−8,8 = -1 (Gizi baik/normal)
30
8,5−8,3
BB/U : 9,2−8,3 = 0,22 (Normal)
75−69,2
PB/U : 71,3−69,2 = 2,76 (Normal)
BBI : 6 kg
Kesimpulan : An.G sesuai dengan Z-score masuk kategori normal dengan
hasil 1 menggunakan BB/PB (P2PTM Kemenkes RI, 2018).
Biokimia
Pemeriksaan biokimia dilakukan untuk melihat hasil uji dalam darah
sehingga mengetahui perkembangan kondisi pasien secara menyeluruh.
Hasil laboratorium An.G disajikan pada tabel 2.
10,8 -12,8
Hemaglobin 12,5 g/dl Normal
gr/dL
Kesimpulan:
31
Klinis
Berikut adalah hasil pemeriksaan klinis pada An.G pada hari Selasa, 19
Oktober 2021
117 60 -100
Nadi Tinggi
kali/menit kali/menit
12-20
Respiratory rate 28 kali/menit Tinggi
kali/menit
Fisik
Berikut adalah hasil pemeriksaan fisik pada An.G pada hari Selasa, 19
Oktober 2021.
Tabel 4 Hasil Pemeriksaan Fisik An.G
Keluhan Hasil
Muntah (+)
Lemas (+)
Batuk (+)
32
Compos Mentis (+)
Bahan
Waktu Menu URT Berat
Makanan
Bubur Beras 1/2 gls 100 gr
Wortel 1/8 gls 13 gr
Bubur saring Brokoli 1/2 gls 25 gr
hati ayam 1/4 ptg
Sarapan Pagi Tempe 13gr
sdg
08.00
Hati ayam 1 bh sdg 30 gr
Susu formula
(bendera Susu 2 sdm 24 gr
primamil)
Pudding
Selingan
promina Pudding 1 ptg 20 gr
10.00
coklat
Bubur beras 1/2 gls 100 gr
Buncis 1/2 gls 25 gr
Labu siam 1/8 gls 13 gr
Makan Siang Bubur saring Wortel 1/4 gls 25 gr
13.00 ayam ungkep Tahu 1/4 bj sdg 28 gr
Ayam tanpa
1 ptg sdg 40 gr
kulit
Minyak 1/4 sdt 1 gr
33
Buah jeruk Jeruk 1 bh 55 gr
Selingan Biskuit
Biskuit 1 bh 10 gr
16.00 promina
Bubur beras 1/2 gls 100 gr
Buncis 1/4 gls 25 gr
Labu siam 1/4 gls 25 gr
Bubur saring Wortel 1/8 gls 13 gr
ungkep ayam Tahu ¼ bj bsr 28 gr
Makan
Ayam tanpa
Malam 1 ptg sdg 40 gr
kulit
19.00
Minyak 1/4 sdt 1 gr
Susu formula
(bendera Susu 2 sdm 24 gr
primamil)
Buah pisang Pisang 1 bh 50 gr
34
3. Perhitungan Kebutuhan Energi dan Zat Gizi SMRS
Umur : 7 bulan
BBA : 8,5 kg
BBI : 6 kg
TB : 75 cm
Z- Score : -1 (Normal) - BB/PB
Kebutuhan protein
= BBI x 2
= 6x2
= 18 gram
Ke kalori
18 x 4
= 72 kkal
Persentase
72/546 x 100%
= 13,1%
Kebutuhan Lemak
= Kebutuhan x 25%
= 546 x 25%
= 136,5 kkal
= 136,5/9
35
= 15 gr
Kebutuhan KH
= 100 – (13,1%+25%)
= 100 – 38,1%
= 61,9%
61,9% x 546/4
= 84,49 kkal
Di bawah ini tabel perbandingan asupan SMRS dengan kebutuhan energi dan
zat gizi SMRS An.G
Kebutuhan Persentas
Zat Gizi Asupan Keterangan
e
Diatas angka
Energi 546 677,17 124%
kebutuhan
Protein 18 21,48 119% Normal
Lemak 15 14,89 99% Normal
KH 84,96 94,1 111% Normal
Sumber: WNPG 2012
Kesimpulan:
36
Tingkat kecukupan energi dan protein sesuai rekomendasi Widyakarya
Nasional Pangan dan Gizi (WNPG) 2012 terbagi dalam 5 kategori yaitu :
37
5. Perhitungan Kebutuhan Gizi Masuk Rumah Sakit
Umur : 7 bulan
BBA : 8,5 kg
BBI : 6 kg
TB : 75 cm
Z- Score : -1 (Normal) - BB/PB
Kebutuhan protein
= BBI x 2
= 6x2
= 18 gram
Ke kalori
18 x 4
= 72 kkal
Persentase
72/546 x 100%
= 13,1%
Kebutuhan Lemak
= Kebutuhan x 25%
= 546 x 25%
= 136,5 kkal
= 136,5/9
38
= 15 gr
Kebutuhan KH
= 100 – (13,1%+25%)
= 100 – 38,1%
= 61,9%
61,9% x 546/4
= 84,49 kkal
Di bawah ini tabel perbandingan asupan MRS dengan kebutuhan energi dan zat gizi
MRS An. G.
Kesimpulan:
39
Pasien pernah mengalami jatuh dari kasur dan kepala terbentur
An G lebih aktif bermain dan jika sudah mulai lelah maka akan terjadi
kejang
Pasien suka sekali mengkonsumsi buah seperti jeruk dan pisang
An G tidak ASI Ekslusif dikarenakan ibu pasien bekerja dan ASI yang
keluar sedikit
a. Domain Intake
NI 1.3 Kelebihan asupan energi berkaitan pasien sering diberikan cemilan lebih
seperti pudding, biskuit, dan konsumsi susu formula lebih dari satu botol dot
(150ml) dalam satu kali pemberian.
Ditandai dengan hasil asupan SMRS kebutuhan energi sebesar 677,17 kkal
yang menunjukkan hasil diatas angka kebutuhan
b. Domain Klinik
40
NC 1.3 Kesulitan dalam menyusui berkaitan dengan pasien sudah diberikan
susu formala sejak usia 2 bulan
c. Domain Behavior
NB 1.2 Kepercayaan yang salah seputar makanan dan zat gizi berkaitan dengan
ibu pasien yang telah memberikan MPASI saat usia 2 bulan
Ditandai dengan sistem kekebalan tubuh yang kurang dan memungkinkan
terjadi kuman yang masuk akibat pengolahan makanan
III.3.4 Intervensi
1. Membantu mempertahankan berat badan normal
2. Membantu meningkatkan kadar hematokrit pasien An.G
3. Membantu denyut nadi dan respiratory rate mencapai batas normal.
Implementasi
1. Jenis Diet : Diet Gizi Seimbang
2. Bentuk Makanan : Cair
3. Kode Pemesanan : Bubur saring
4. Rute Pemberian : Oral
5. Frekuensi Makan : 3 kali makan utama dan 2 kali selingan
6. Syarat Diet :
Energi cukup, sesuai dengan kebutuhan yaitu 546 kkal.
Protein cukup, 13,1% dari total kebutuhan yaitu 18 gr.
Lemak cukup, 25% dari total kebutuhan yaitu 15 gr.
Karbohidrat cukup, 61,9% dari total kebutuhan yaitu 84,49 gr.
41
d. Media : Leaflet
e. Metode : Ceramah dan tanya jawab
f. Materi :
Gambaran umum mengenai Gizi Seimbang
Penjelasan tujuan diet Gizi Seimbang pada anak
Penjelasan makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan
Penjelasanan Menu MPASI terhadap anak
42
1. Apa itu Gizi Seimbang?
2. Bagaimana tujuan gizi
seimbang pada anak
3. Apa saja makanan yang
dianjurkan dan tidak
dianjurkan
43
5,50 –
3,1 4,8 10,30
Leukosit Rendah Rendah Normal 15,50
103/L 103/L 103/L
103/L
3 3,4 4,4 3,6 – 5,2
Eritrosit Rendah Rendah Normal
juta/μL juta/μL juta/μL juta/μL
Hematokrit 79% Tinggi 40% Normal 42% Normal 35 - 43 %
288 279 286 217 - 497
Trombosit Rendah Normal Normal
ribu/μL ribu/μL ribu/μL ribu/μL
Kesimpulan:
Pada pemeriksaan biokimia pasien di hari ke-3 rawat inap, kadar Hb, leukosit,
eritrosit, hematokrit dan trombosit sudah mencapai angka normal.. Yaitu untuk
kadar Hb pasien 11,5 g/dL,leukosit 10,30 103/L, eritrosit 4,4 juta/μL, hematokrit
42% dan trombosit pasien 286 ribu/μL.
Pada pemeriksaan fisik pasien An.G di hari ke-3 intervensi pasien masih
mengalami muntah saat diberikan makan karena batuk yang belum sembuh.
Hasil Nilai
Indikator
20/10//2021 21/10//2021 22/10//2021 Normal
44
Hasil Capaian Hasil Capaian Hasil Capaian
72-
Tekanan 80/60 90/82 92/64
Normal Normal Normal 104/37-
Darah mmHg mmHg mmHg
65 mmHg
Frekuensi 22 24 20 12-20
Tinggi Tinggi Normal
Pernapasan kali/menit kali/menit kali/menit kali/menit
Suhu
36,2 oC Normal 36,4 oC Normal 36,8 oC Normal 36 -37 oC
Tubuh
Frekuensi 115 69 85 60 -100
Tinggi Normal Normal
Nadi kali/menit kali/menit kali/menit kali/menit
Kesimpulan:
Pada pemeriksaan klinis pasien di hari ke-3 rawat inap, tekanan darah, frekuensi
pernapasan, suhu tubuh, dan frekuensi nadi pasien sudah mencapai angka normal,
yaitu tekanan darah pasien 92/64 mmHg, frekuensi pernapasan pasien 20
kali/menit, suhu tubuh pasien 36,8 oC, dan frekuensi nadi pasien 85 kali/menit.
45
BAB IV
PENUTUP
IV.1 Kesimpulan
Hasil skrining An.G menunjukkan berisiko malnutrisi
Status gizi An.G berada pada skor Z-score = -0,1 yang berarti Normal.
Keluhan fisik An.G adalah badan lemas kemudian kejang.
Hasil klinis An. G menunjukkan respirate rate dan hematokrit yang masih
tinggi . Dikarenakan An.G mengalami kejang
Pemeriksaan klinis An.G sudah normal sehingga harus dipertahankan agar
tetap normal
Rencana monitoring dilakukan dalam jangka waktu 3 hari dengan indikator
asupan, keluhan fisik klinis, dan pengetahuan.
An.G diberikan preskripsi tentang Gizi seimbang serta edukasi dengan
media leaflet
IV.2 Saran
a. An.G disarankan untuk mengonsumsi makanan sesuai dengan diet gizi
seimbang
b. Adanya koordinasi dan tenaga kesehatan untuk terus memantau
perkembangan pasien secara berkala
c. Adanya partisipasi keluarga terdekat pasien dalam pengaturan pola makan
pasien yang menunjang keberhasilan diet pada pasien An.G terutama pada
keluarga yang mengolah menu makanan.
46
DAFTAR PUSTAKA
Autoridad Nacional del Servicio Civil. (2021). 済無No Title No Title No Title.
Ganda, C. (2021). Kejadian epilepsi pada anak dengan riwayat kejang demam pada
tahun 2014-2019: Studi literatur. 84.
Vera, R., Dewi, M., & Nursiah, N. (2014). Sindrom Epilepsi Pada Anak. Majalah
Kedokteran Sriwijaya, 46(1), 72–76.
47
LAMPIRAN 1. ASUPAN MENU SMRS
Bahan
Waktu Menu Berat E P L KH
Makanan
Selingan Pudding
pagi promina Pudding 10 gr 44 0,8 1,2 7,6
10.00 coklat
Ayam
40 gr 44 9 0,48 0
tanpa kulit
48
Minyak 1 gr 0,84 0 0,2 0
Buah
Buah jeruk 55 gr 24 0,4 0,11 6
jeruk
Selingan
Biskuit
sore Biskuit 10 gr 45,8 0,69 1,44 7,5
promina
15.30
Susu
formula
Susu 24 gr 96 3,2 2 15,2
(bendera
primamil)
Buah
Pisang 50 gr 54 0,5 0,4 12
pisang
49
KEBUTUHAN 546 18 15 84,49
50
LAMPIRAN 2. ASUPAN MENU MRS
Bahan Berat
Waktu Menu E P L KH
Makanan (gr)
Bubur
Beras 30 89 2,52 0,51 23,13
saring
Kacang
25 15,25 1,06 0,125 4,5
Snack hijau
Kacang
pagi Gula
hijau 3 9 0 0 2,76
09.00 merah
Bubur
Beras 30 89 2,52 0,51 23,13
saring
Makan
Telur Telur 55 45,7 3,8 5,94 0,38
siang
opor
12.30 Minyak 2 22,1 0 2,5 0
putih
51
Tempe Kecap 3 2,13 0,071 0,039 0,27
Bening
katuk
Katuk 25 10 1,6 0,25 2
jagung
manis
Jagung
5 4 0,1 0,17 1,4
manis
Pisang
Pisang 50 54 0,5 0,4 9,5
ambon
Snack
Biskuit
Sore Biskuit 25 35 1,2 1,8 11
marie
14.00
Bubur
Beras 30 89 2,52 0,51 23,13
saring
52
Buncis 15 5,1 0,3 0,04 1
Sup
Wortel 25 5,2 0,25 0,15 1,9
sayuran
Minyak 1 1 0,84 0 0,2
Pisang
Pisang 50 54 0,5 0,4 9,5
ambon
53
LAMPIRAN 3. MENU PERENCANAAN INTERVENSI I
(20/10//2021)
Bahan Berat E P L KH
Waktu Menu
Makan (Gr) (Kkal) (Gr) (Gr) (Gr)
Snack
Biskuit Marie
Pagi 30 55,78 2,15 0,3 8,2
Regal
09.00
54
Tempe Tempe 20 15,8 0,88 0,17 2,66
Bumbu
Bali Minyak 2 0,84 0 0,2 0
Bening Labu
Labu siam 15 4,5 0,09 0,015 1,95
Siam
Pisang Buah
80 72,4 1,6 0,48 8,44
Pisang
Snack
Sore Biskuit Marie Regal 30 55,78 2,15 0,3 8,2
14.00
55
Pisang Buah
80 72,4 1,6 0,48 3,44
Pisang
56
LAMPIRAN 4. MENU PERENCANAAN INTERVENSI II
(21/10//2021)
Bahan Berat E P L KH
Waktu Menu
Makan (Gr) (Kkal) (Gr) (Gr) (Gr)
Bubur
Beras 48 37,3 1,2 2,2 14,34
saring
Oseng
daging Daging 30 44,5 0,17 0,65 0
Makan (LC)
Pagi
Kecap 3 2,13 0,21 0,039 0,27
06.30
Minyak 2 0,84 0 0,2 0
Bening
Labu
Labu 20 9,6 1,06 0,1 0,67
siam
siam
Bubur
Selingan
Kacang Kacang
Pagi 25 10,5 0,15 0,3 4,8
Hijau Hijau
09.00
Saring
Gula
3 9,04 0 0 2,76
Merah
Gula
3 9,82 0 0 2,82
Pasir
57
Bubur
Beras 48 37,3 1,2 2,2 14,34
Saring
Oseng
ayam Ayam 25 38,5 1,05 0,7 0,175
(LC)
Tahu BB
Makan Tahu 20 14,8 0,88 1,27 1,66
Rujak
Siang
Pasta
12.30 3 3,13 0,12 0,39 0,27
Tomat
Bening
Labu
Labu 30 6,52 0,09 0,03 0,01
siam
Siam
Pisang
Buah 80 45 1,6 0,48 3,44
Barangan
Selingan
Biskuit Marie Regal
Sore 30 55,78 2,15 0,3 8,1
Biskuit
14.00
Makan Bubur
Beras 48 37,3 1,2 2,2 14,34
malam Saring
58
17.00
Sup
Oyong + Oyong 25 2,75 0,3 0,5 0,2
Wortel
Pisang
Buah 80 72,4 1,6 0,48 3,44
Ambon
59
LAMPIRAN 5. MENU PERENCANAAN INTERVENSI III
(22/10//2021)
Bahan Berat E P L KH
Waktu Menu
Makan (Gr) (Kkal) (Gr) (Gr) (Gr)
Bubur
Beras 48 37,3 1,2 2,2 14,34
saring
Oseng ayam
Ayam 25 30,5 1,05 0,7 0,175
(LC)
Makan
Pagi Kecap 3 2,13 0,21 0,039 0,27
Selingan
Pagi Biskuit Marie Regal 30 55,78 1,15 0,3 8,1
09.00
Bubur
Beras 48 37,3 1,2 2,2 14,34
Saring
Makan
Ayam Kare Ayam 40 59,2 0,12 0,7 0
Siang
Pasta
12.30 3 0,39 0,12 0,039 0,27
Tomat
60
Tempe
Tempe 25 10,64 1,56 0,6 0,7
Bacem
Gula
3 8,04 0 0 2,76
merah
Bening
Bayam
Bayam 25 12,2 0,29 0,03 0,87
Jagung
Manis
Pisang
Buah 80 56,4 1,6 0,4 1,44
Ambon
Selingan
Sore Biskuit Marie Regal 30 55,78 1,15 0,3 8,1
14.00
Bubur
Beras 48 37,3 1,2 2,2 14,34
Saring
Makan
malam
Daging 30 18,6 0,64 1,64 0
17.00 Oseng
Daging Kecap 3 2,13 0,21 0,039 0,27
(LC)
Minyak 1 0,84 0 0,2 0
61
Tempe 25 18,4 0,56 0,6 2,7
Bening Labu
35 7,92 0,3 0,5 0,2
Labu Siam Siam
Pisang
Buah 80 62,4 1,6 0,4 3,44
Barangan
62
LAMPIRAN 6. LEAFLET
``
63
LAMPIRAN 7. DOKUMENTASI
64
Edukasi
65
LAPORAN STUDI KASUS MENDALAM
PENATALAKSANAAN GIZI
PADA KASUS PASCA BEDAH FRAKTUR INTERTROCHANTER
DEXTRA
RUANG RAWAT INAP DAHLIA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PASAR REBO
Disusun Oleh :
Fitriana NurKhofifah 1810714016
66
LEMBAR PENGESAHAN
Disusun oleh :
Fitriana NurKhofifah 1810714016
67
BAB I
PENDAHULUAN
Menurut The International Association for the Study of Pain nyeri adalah suatu
pengalaman sensorik yang tidak menyenangkan yang diakibatkan oleh kerusakan
jaringan ataupun yang berpotensi merusak jaringan. Nyeri itu merupakan suatu hak
yang kompleks meliputi aspek fisik dan psikis. Aspek fisik meliputi perubahan
keadaan umum, denyut nadi, suhu tubuh, pernapasan, sedangkan aspek psikis
akibat nyeri dapat terjadinya stress yang bisa mengurangi sistem imun dalam proses
inflamasi. Nyeri merupakan hak yang bersifat subjektif dan personal, sehingga
masing-masing individu akan memberikan respon yang berbeda terhadap rasa nyeri
berdasarkan pengalaman sebelumnya (Judha, Sudarti & Fauziah,2012).
68
penulis melakukan proses asuhan gizi terstandar pada pasien rawat inap dengan
diagnosis medis Fraktur Intertrochanter Dextra dalam Praktik Kerja Lapangan
Manajemen Asuhan Gizi Klinik (MAGK) di RSUD Pasar Rebo.
II.2 Tujuan
II.2.1 Tujuan Umum
Mahasiswa mampu melaksanakan proses asuhan gizi terstandar kepada
pasien Pasca Bedah Fraktur Intertrochanter Dextra di Ruang Rawat Inap
Dahlia RSUD Pasar Rebo Jakarta Timur.
II.2.2 Tujuan Khusus
1. Mahasiswa mampu melaksanakan assesment pada pasien.
2. Mahasiswa mampu menentukan diagnosis gizi pada pasien.
3. Mahasiswa mampu melaksanakan intervensi dan implementasi gizi
pada pasien.
4. Mahasiswa mampu menentukan rencana monitoring dan evaluasi
pada pasien.
5. Mahasiswa mampu memberikan edukasi pada pasien.
II.3 Manfaat
II.3.1 Bagi Mahasiswa
Dapat meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam menerapkan ilmu
yang telah didapat selama perkuliahan khususnya dalam Proses Asuhan Gizi
Terstandar (PAGT).
II.3.2 Bagi Institusi RSUD Pasar Rebo
Meningkatkan kualitas akademik program studi dan penunjang dalam
proses praktik pembelajaran di lapangan.
I.3.3 Bagi Institusi UPN Veteran Jakarta
Dapat memberikan informasi dan menambah pengetahuan dalam
pelaksanaan diet pada pasien Fraktur Intertrochanter Dextra, serta sebagai
bahan evaluasi dalam meningkatkan pelayanan gizi di Rumah Sakit yang
akan berdampak pada kepuasan pasien.
69
II.4 Waktu dan Tempat
Kasus pasca bedah Fraktur Intertrochanter Dextra pada pasien Ny. F
dilakukan pada hari Kamis, 14 Oktober 2021. Dilakukan di Ruang Inap Dahlia
509 di RSUD Pasar Rebo.
70
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
71
f) Fraktur kelelahan
g) Fraktur patologis
72
Fraktur ganggguan pada tulang biasanya disebabkan oleh trauma
gangguan adanya gaya dalam tubuh, yaitu stress, gangguan fisik, gangguan
metabolic, patologik. Kemampuan otot mendukung tulang turun, baik yang
terbuka ataupun tertutup. Kerusakan pembuluh darah akan mengakibatkan
pendarahan, maka volume darah menurun. COP menurun maka terjadi
peubahan perfusi jaringan. Hematoma akan mengeksudasi plasma dan
poliferasi menjadi edem lokal maka penumpukan di dalam tubuh. Fraktur
terbuka atau tertutup akan mengenai serabut saraf yang dapat menimbulkan
ganggguan rasa nyaman nyeri.
Selain itu dapat mengenai tulang dan dapat terjadi revral vaskuler yang
menimbulkan nyeri gerak sehingga mobilitas fisik terganggau. Disamping
itu fraktur terbuka dapat mengenai jaringan lunak yang kemungkinan dapat
terjadi infeksi dan kerusakan jaringan lunak akan mengakibatkan kerusakan
integritas kulit.
73
BAB III
NUTRITION CARE PROCESS
74
Alat skrining gizi yang digunakan di RSUD Pasar Rebo adalah MST
(The Screening Tools for Risk of Impaired Nutritional Status and Growth).
Skrining gizi dilakukan untuk melihat atau mengidentifikasi adanya resiko
mengalami malnutrisi pada pasien sehingga akan dilakukan tindak lanjut
pada asuhan gizi. Dibawah adalah hasil skrining gizi pada Ny.F
TOTAL SKOR 1
KESIMPULAN : Pasien beresiko malnutrisi rendah
Bila skor > 3, maka dilakukan assessment lanjut oleh Dietisien/Ahli Gizi
75
Kesimpulan:
Berdasarkan hasil jumlah skor keseluruhan skrining gizi, Ny.F berisiko
mengalami malnutrisi rendah akibat nyeri dalam menelan sehingga perlu
pemantauan 3 hari kedepan.
Biokimia
Pemeriksaan biokimia dilakukan untuk melihat hasil uji dalam darah
sehingga mengetahui perkembangan kondisi pasien secara
menyeluruh. Hasil laboratorium Ny.F disajikan pada tabel 2.
76
Pemeriksaan Hasil Standar Keterangan
3,60–
12,35
Leukosit 11,00 Tinggi
103/L
103/L
Limfosit 9% 25 – 40 % Rendah
Kesimpulan :
Pasien mengalami penurunan jumlah sel darah merah (kadar hb,
eritrosit, hematokrit), adanya peradangan/infeksi pada panggul
akibat luka jatuh (kadar leukosit dan limfosit).
Klinis
Berikut adalah hasil pemeriksaan klinis pada Ny.F pada hari Rabu, 13
Oktober 2021.
Tekanan darah
148/78 90/60-120/80
(terakhir Normal
mmHg mmHg
diperiksa)
77
95 60 -100
Nadi Normal
kali/menit kali/menit
20 14-20
Respiratory rate Normal
kali/menit kali/menit
Kesimpulan :
Pasien mengalami tekanan darah tinggi saat MRS.
Fisik
Berikut adalah hasil pemeriksaan fisik pada Ny.F pada hari Rabu,
13 Oktober 2021.
Tabel 4 Hasil Pemeriksaan Fisik Ny.F
Keluhan Hasil
Nyeri (+)
Lemas (+)
Cemas (+)
Kesimpulan:
Pada pemeriksaan fisik pasien Tn.N di hari ke-2 intervensi pasien
masih mengalami gangguan rasa nyaman dan nyeri di daerah
panggul, badan terasa lemas, cemas, dan kesadaran penuh (compos
mentis).
78
Tabel 7 Pola Makan SMRS Ny.F (Kuantitatif)
Porsi
Waktu Menu Porsi (URT)
(gram)
Nasi uduk 1p 75
Oseng tempe 4 sdm 55
Pagi
Bihun 1 sdm 8
08.00
Telur dadar 1 bh 55
Teh manis 1 gls 200 ml
Wafer tango 4 bj 20
Selingan pagi
Bubur kacang 1 mangkok
10.00 35
hijau sdg
Nasi putih 1p 100
Siang Ayam kentucky 1 ptg 60
13.00 Perkedel 2 bh 50
Sayur sop 1p 100
Selingan sore Nu greentea
1 btl 200 ml
15.00 madu
Sore Nasi putih 1p 100
19.00 Soto betawi 1p 80
79
3. Perhitungan Kebutuhan Energi dan Zat Gizi SMRS
Perhitungan kebutuhan zat gizi berdasarkan rumus Harris Benedict
(Perempuan) (Kemenkes RI, 2019).
Umur : 66 tahun
BBA : 51 kg
TB : 153 cm
IMT : 21,8 kg/m2 (Normal)
BMR = 655 + (9,6 x BBI) + (1,8 x TB) – (4,7 x Usia)
= 1110
80
Diatas angka
Lemak (gr) 56 76 130%
kebutuhan
Defisit tingkat
KH (gr) 303 240 79%
sedang
Sumber: WNPG 2012
Kesimpulan:
Porsi
Waktu Menu Porsi (URT)
(gram)
Nasi tim ½p 100
Pagi
Ayam semur 1 ptg 75
07.00
Sup makaroni 1p 100
Selingan pagi
Bubur hijau 1 gls 100 ml
10.00
81
Nasi tim ½p 100
Daging semur 1 bh 55
Siang Perkedel tahu
1 bh 60
11.30 kukus
Sup sayuran 1p 100
Pepaya 1 bh 55
Selingan sore
Dadar gulung 1 bh 40
14.00
Nasi tim ½p 100
Ikan tuna BB
1 ptg 55
tomat
Sore Tahu Biasa BB
1 bh 60
15.30 Rujak
Bening Bayam 1p 100
Pisang
1 bh 100
Barangan
Umur : 66 tahun
BBA : 51 kg
TB : 153 cm
IMT : 21,8 kg/m2 (Normal)
BMR = 10 x BBA) + (6,25 x TB) – (5 x usia) – 161
= 975,25
82
= 975,25 x 1,2 x 1,3
= 1521 kkal
Zat
Kebutuhan Asupan Presentase Keterangan
Gizi
Defisit
Energi
1521 1330,59 87% tingkat
(Kkal)
ringan
Protein
76 52,74 93% Normal
(gr)
Defisit
Lemak
34 28,21 83% tingkat
(gr)
ringan
KH
228 210,88 92% Normal
(gr)
Sumber: WNPG 2012
Kesimpulan:
83
Riwayat Personal Pasien
Rendahnya kalium
Membantu mengatasi pada darah,
Inj Omz vial 500 cc gangguan seperti asam gangguan
lambung pencernaan, pusing
hingga sesak nafas
Meredakan mual dan Sakit perut, mual
Inj muntah yang digunakan dan muntah, diare,
3 x 30 mg
ondamsetron setelah operasi atau pusing, dan
prosedur medis. sembelit.
Gangguan
Meredakan nyeri ringan
Pronalges pencernaan, sakit
2 x1 mg hingga sedang setelah
suppositoria kepala, mengantuk
pasca operasi
dan pusing
84
III.3.3 Diagnosa Gizi
a. Domain Intake
NI-5.5.2 Kelebihan asupan oral yang berkaitan SMRS pasien masih
sering mengkonsumsi makanan tinggi lemak dan jarang makan buah-
buahan ditandai dengan asupan SMRS pasien yaitu lemak sebesar
130% termasuk kategori di atas angka kebutuhan.
b. Domain klinik
NC-2.2 Perubahan nilai lab terkait zat gizi berkaitan dengan pasien
mengalami penurunan jumlah sel darah merah akibat pembedahan,
adanya peradangan dan infeksi pada panggul akibat patah tulang karena
jatuh. Ditandai oleh kadar hemaglobin 10,3 gr/dL, hematokrit 27%, dan
eritrosit 3,4 juta/μL termasuk rendah. Sedangkan untuk kadar leukosit
12,35 103/L (tinggi) dan limfosit 9% (rendah)
c. Domain Behavior
NB-1.1 Pengetahuan seputar makanan dan zat gizi kurang
berkaitan dengan pasien saat SMRS sangat sekali sering membeli aneka
olahan gorengan seperti salah satunya ayam kentucky, selalu meminum
teh manis setiap pagi. Ditandai dengan asupan makan SMRS pasien
tidak seimbang dengan kebutuhan kecukupan gizi pasien Ny.F.
III.3.4 Intervensi
Tujuan
a. Membantu memenuhi asupan gizi energi, protein, lemak, dan karbohidrat
sesuai dengan kebutuhan pasien
b. Membantu menurunkan kadar hemoglobin, hematokrit, leukosit, dan
eritrosit agar kembali normal
c. Membantu meningkatkan kadar limfosit pasien agar mencapai normal
d. Memberikan diet pasca bedah gizi seimbang dengan tinggi protein untuk
membantu proses penyembuhan luka pasca bedah pada pasien,
85
e. Meningkatkan pengetahuan pasien dan keluarga melalui edukasi diet pasca
bedah (gizi seimbang).
Implementasi
a. Preskripsi Diet
1. Jenis Diet : Diet Pasca Bedah Gizi Seimbang
2. Bentuk Makanan : Lunak
3. Kode Pemesanan : NT (Nasi Tim)
4. Rute Pemberian : Oral
5. Frekuensi Makan : 3 kali makan utama dan 2 kali selingan
6. Syarat Diet :
• Kebutuhan energi sesuai dengan kebutuhan yaitu 1521 kkal
disesuaikan menurut umur, jenis kelamin, dan aktivitas.
• Protein sesuai dengan kebutuhan yaitu 20% dari total
kebutuhan yaitu 76 gr.
• Lemak sesuai dengan kebutuhan yaitu 20% dari total
kebutuhan yaitu 34 gr.
• Karbohidrat sesuai dengan kebutuhan yaitu 60% dari total
kebutuhan yaitu 228 gr, diberikan dalam jumlah cukup
terutama karbohidrat kompleks.
• Bentuk makanan lunak dan mudah dicerna serta dikonsumsi.
b. Edukasi dan Konseling Gizi
a. Waktu : Oktober 2021
b. Lokasi : Ruang Rawat Inap Dahlia 509
c. Metode : Ceramah dan tanya jawab
d. Sasaran : Pasien dan keluarga pasien
e. Media : Leaflet
f. Materi : Diet Gizi Seimbang
Pengertian diet
Sasaran diet yang diberikan
Tujuan diet
Penyebab gangguan pada penyakit terkait
86
Pengaturan diet pada terkait pra dan pasca bedah
Bahan makanan yang menunjang diet pasien Ny.F
Isi edukasi gizi seimbang (definisi, 4 pilar gizi seimbang, 10
pesan gizi seimbang, dan isi piringku)
87
Hematokrit (32 -
47%)
Leukosit (3,60–
11,00 103/L)
Limfosit (25-40%)
Pasien dan keluarga
memahami info yang
disampaikan
4. Bagaimana
mengatur diet gizi
seimbang?
5. Aktivitas apa saja
yang dapat
Pengetahuan Edukasi 1 hari penyembuhan
terlalu lama?
6. Apa dimaksud
dengan makanan
yang gizi seimbang?
7. Sumber makanan
apa saja yang
mengandung tinggi
gizi seimbang?
Hari ke-1
1501 98% 56 98% 41 99% 244 98%
(14/10/2021)
88
Hari ke-2
1599 105% 56,99 100% 42 100% 238 96%
(15/10/2021)
Hari ke-3
1573 102% 55 97% 43,78 103% 259,2 106%
(16/10/2021)
Asupan energi, protein, lemak dan karbohidrat sudah baik, terdapat
peningkatan % asupan setiap intervensinya. Walaupun asupan makan masih
belum memenuhi persentasi kecukupan gizi pasien <90% dari kebutuhan.
89
Kesimpulan:
Pada pemeriksaan biokimia pasien di hari ke-3 rawat inap, kadar Hb, leukosit,
hematokrit, eritrosit, hematokrit, eosinophil, dan limfosit sudah mencapai angka
normal. Yaitu untuk kadar Hb pasien 13 g/dL, leukosit 10,60103/L , eritrosit 4
juta/μL hematokrit 45%, eosinophil 2 % dan limfosit pasien 39%.
Hasil
Nilai
Indikator 14/10/2021 15/10/2021 16/10/2021
Normal
Hasil Capaian Hasil Capaian Hasil Capaian
90/60 –
Tekanan 138/67 131/82
Normal Normal 138/67 Normal 120/80
Darah mmHg mmHg
mmHg mmHg
Frekuensi 19 20 20 14-20
Normal Normal Normal
Pernapasan kali/menit kali/menit kali/menit kali/menit
Suhu
36,5 oC Normal 36,3 oC Normal 36 oC Normal 36 -37 oC
Tubuh
Frekuensi 75 77 74 60 -100
Normal Normal Normal
Nadi kali/menit kali/menit kali/menit kali/menit
Kesimpulan:
Pada pemeriksaan klinis pasien di hari ke-3 rawat inap, tekanan darah, frekuensi
pernapasan, suhu tubuh, dan frekuensi nadi pasien sudah mencapai angka normal,
yaitu tekanan darah pasien 138/67 mmHg, frekuensi pernapasan pasien 20
kali/menit, suhu tubuh pasien 36 oC, dan frekuensi nadi pasien 74 kali/menit.
90
Pemeriksaan Fisik Pasien
Hasil
Indikator
14/10/2021 15/10/2021 16/10/2021
Gangguan rasa
(+) (+) (+)
nyaman
Kesimpulan:
Pada pemeriksaan fisik pasien Ny.F di hari ke-3 intervensi pasien masih
mengalami gangguan rasa nyaman dan nyeri di bagian panggul sudah mulai
berkurang karena pasca operasi di hari pertama intervensi. Untuk rasa cemas sudah
membaik dan badan tidak begitu lemas.
91
BAB IV
PENUTUP
IV.1 Kesimpulan
a. Hasil skrining Ny.F diperoleh skor 21 yang berarti mengalami malnutrisi
rendah
b. Ny.F memiliki BB 51 kg dan TB 153 cm sehingga memiliki IMT 21,7 kg/m2
status gizi tergolong normal
c. Hasil Hb, hematokrit, dan limfosit rendah sedangkan pada leukosit segmen
tinggi. Hal tersebut mengindikasi bahwa Ny.F mengalami pembedahan pada
fraktur.
d. Pemeriksaan klinis Ny.F pada tekanan darah termasuk tinggi karena merasa
cemas.
e. Pemeriksaan fisik Ny.F ditemukan ada gangguan rasa nyaman, nyeri pada
panggul, cemas saat ingin melakukan pembedahan.
f. Ny.F diberi intervensi dengan preskripsi diet dengan gizi seimbang
g. Rencana monitoring dilakukan dalam jangka waktu 3 hari dengan indikator
asupan, keluhan fisik klinis, dan pengetahuan.
V.2Saran
a. Ny.F disarankan untuk mengonsumsi makanan sesuai dengan diet gizi
seimbang
b. Adanya koordinasi dan tenaga kesehatan untuk terus memantau
perkembangan pasien secara berkala
c. Adanya partisipasi keluarga terdekat pasien dalam pengaturan pola makan
pasien yang menunjang keberhasilan diet pada pasien Ny.F terutama pada
keluarga yang mengolah menu makanan.
92
DAFTAR PUSTAKA
Kartono, D., & AAB, J. (2012). Ringkasan angka kecukupan gizi (AKG) yang
dianjurkan bagi orang Indonesia 2012. Conference Paper. Widyakarya
Nasional Pangan Dan Gizi (WNPG) X, 20–21.
Kemenkes RI. (2019). Tabel Batas Ambang indeks Massa tubuh (IMT). Direktorat
P2PTM. http://p2ptm.kemkes.go.id/infographic-p2ptm/obesitas/tabel-
batas-ambang-indeks-massa-tubuh-imt
93
LAMPIRAN 1. ASUPAN SMRS
Oseng
Tempe 55 82,5 7,7 3,4 5
Tempe
Gula
5 19,7 0 0 4,7
Pasir
Wafer tango
Kemasan 20 100 1 4,5 14
vanillla
Bubur Kacang
Selingan kacang hijau hijau 20 16,2 2,42 0,3 8,4
10.00
Gula
10 17 0 0 4,48
merah
94
SUBTOTAL 179,2 3,71 18,2 30,22
Dada
60 90 18,7 1 0
ayam
Ayam
13.30 Tepung 10 30,4 5,3 0,23 7,6
kentucky
Minyak 1 8,08 0 1 0
Selingan
Nu greentea
Sore kemasan 200ml 80 0 0 19
madu
15.00
SUBTOTAL 80 0 0 19
Daging
19.00 Soto betawi 50 144 12,3 5,54 0
sapi
95
Babat 20 18,8 3,7 2,1 1,8
Gula
5 19,7 0 0 4,7
Pasir
96
LAMPIRAN 2. ASUPAN MAKAN MRS
Bahan Berat E P KH
Waktu Menu L (Gr)
Makan (Gr) (Kkal) (Gr) (Gr)
Minyak 1 8,08 0 1 0
Kacang
35 113,05 8,015 0,525 19,88
Hijau
Snack Gula
Bubur 5 18,4 0 0 7,36
Pagi Merah
hijau
09.00 Gula
3 11,82 0 0 4,7
Pasir
97
Minyak 2 18,01 0 2 0
Perkedel
Tahu Tahu 60 48 2,5 2,82 5,48
Kukus
Minyak 1 8,08 0 1 0
Tepung
15 49,95 1,35 0,15 11,58
Terigu
Tepung
10 36,3 0,11 0,05 8,82
Snack Tapioka
Dadar
Sore Gula
Gulung 8 18,4 0 0 7,36
14.00 Merah
Gula
3 11,82 0 0 8,7
Pasir
Minyak 2 18,01 0 2 0
98
Tahu 60 48 2,5 2,82 5,48
Minyak 2 18,01 0 2 0
Bening
Bayam 100 16 0,9 0,4 2,9
Bayam
Pisang
Pisang 100 108 1 0,8 24,3
Barangan
99
LAMPIRAN 3. MENU PERENCANAAN INTERVENSI 1
(14/10/2021)
Bera
Wakt E P L KH
Menu Bahan Makan t
u (Kkal) (Gr) (Gr) (Gr)
(Gr)
Nasi Tim Beras 55 209 3,2 0,85 38,55
Ayam 45 3,4 8,19 8,75 0
Rolade
Kecap 10 0,35 0,85 0,19 0,35
Pagi Ayam
Minyak 2,5 2,4 0 2,5 2,4
06.30
Sup Wortel 50 1,95 0,5 0,3 1,95
Makaroni Makaroni 25 13,01 0,61 0,12 13,01
Wortel Minyak 2,5 2,4 0 1,5 2,4
SubTotal 438,85 13,35 14,21 62,06
Snack Bubur Kacang Hijau 40 22,72 6,16 0,6 22,72
Pagi Kacang 4,6 0 0 4,6
Gula Pasir 5
10.00 Hijau
Gula Merah 3 6,8 0 0 2,1
SubTotal 147,4 6,16 0,6 27,32
Nasi Tim Beras 55 209 3,2 0,85 38,55
Telur 15,6 4,75 4,95 15,6
Bumbu Telur 53
Kuning
Perkedel 0,4 5,45 2,35 0,4
Siang Tahu Tahu 50
12.30 Panggang
Wortel 40 3,95 0,5 0,3 3,95
Sup
Tomat 7 3,6 1,2 0,15 3,6
Sayuran
Kentang 15 1,35 0,21 0,02 1,35
Minyak 2,5 2,4 0 1,5 2,4
Pepaya Buah Pepaya 80 9,76 0,4 0,08 9,76
SubTotal 371 15,71 8,7 73,21
100
Tepung Beras 10 8,4 0,7 0,05 8
Snack Kue Talam
Labu Kuning 10 1 0,17 1,05 1
Sore Labu
Gula pasir 5 4,7 0 0 4,7
14.00 Kuning
Santan 3 0,228 0,06 0,3 0,228
SubTotal 63,76 0,93 1,4 14,328
Nasi Tim 55 209 3,2 0,85 38,55
Beras
101
LAMPIRAN 4. MENU PERENCANAAN INTERVENSI 2
(15/10/2021)
Bahan Berat E P L KH
Waktu Menu
Makan (Gr) (Kkal) (Gr) (Gr) (Gr)
Nasi
Beras 50 197 2,2 0,85 38,55
Tim
Daging
Daging 45 82,8 8,46 6,3 0
Terik
Tahu
Bumbu Tahu 50 40 5,45 2,35 0,35
Pagi Semur
Oseng
Labu
Labu Siam 35 10,5 0,21 0,035 2,345
Siam +
Tempe
Minyak 2 18,01 0 2 0
Bubuk
5 11,4 0,98 0,685 5,895
Cocoa
102
SubTotal 43,2 1,5 1,035 12,125
Nasi
Beras 55 234,1 3,2 0,85 38,55
Tim
Ayam
Opor Ayam 53 81,62 4,75 4,95 15,6
Putih
Tempe
Bumbu Tempe 50 40 5,45 2,35 0,4
Makan
Tomat
Siang
Tomat 15 3,6 0,195 0,05 5,6
12.30
Bayam 75 12 0,675 0,3 2,175
Sup
Bayam Wortel 25 9 0,25 0,15 1,975
Wortel
Minyak 2,5 22,1 0 1,5 0
Buah
Melon 80 38 0,6 0,4 9,76
Melon
Tepung
10 33,3 0,7 0,1 8,2
Terigu
103
Nasi
Beras 54 212,76 1,2 0,85 38,55
Tim
Telur
Bebek Telur 45 89,5 6,8 4,65 8,2
Asin
Soun
15 52,2 0,7 0,03 12,315
Bihun
Buah
Pepaya 80 23,2 0,5 0,2 9,9
Pepaya
104
LAMPIRAN 5. MENU PERENCANAAN INTERVENSI 3
(16/10/2021)
Bahan Berat E P L KH
Waktu Menu
Makan (Gr) (Kkal) (Gr) (Gr) (Gr)
Minyak 2 18,01 0 2 0
Snack
Pagi Nagasari Kue 60 134 1,09 0,87 40,25
10.00
Daging 30 92 9,4 7 0
Siang Omelete
Cincang
12.30
Wortel 15 14 0,6 0,4 4,9
105
Minyak 2 18,01 0 2 0
Buah
Melon 80 38 0,6 0,4 9,76
Melon
Snack
Lapis
Sore 45 94,8 0,11 0,08 8,758
Kue Pepe Legit
14.00
Malam
Ikan Ikan
53 64,2 14,3 2,56 0
16.30 Tuna Tuna
Bumbu
Kuning Minyak 2,5 22,1 0 2,5 0
106
Tempe Kecap 10 6,35 0,85 0,19 0,35
Bacem
Basah Minyak 2,5 22,1 0 2,5 0
Sayur
Bening
Kacang Kacang
30 68,4 0,68 2,84 11,8
Panjang Panjang
+ Labu
Siam
Labu
20 6 0,44 0,005 2,38
Siam
Buah
Pepaya 80 23,2 0,5 0,2 9,9
Pepaya
107
LAMPIRAN 6. LEAFLET
108
LAMPIRAN 7. DOKUMENTASI
109
Edukasi
110
LAPORAN STUDI KASUS MENDALAM
PENATALAKSANAAN GIZI
PADA KASUS PENYAKIT DALAM ADHF (ACUTE DECOMPENSATED
HEART FAILURE ) DAN LBBB (LEFT BRANCH BUNDLE BLOCK)
RUANG RAWAT INAP FLAMBOYAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PASAR REBO
Disusun Oleh :
Fitriana NurKhofifah 1810714016
111
LEMBAR PENGESAHAN
Disusun oleh :
Fitriana NurKhofifah 1810714016
112
BAB I
PENDAHULUAN
113
banyak bagi kehidupan pasien. Menurut Fazio (2014) saat ini 60 % penyebab
DCM adalah penyakit jantung iskemik yang menyebabkan dilatasi ventrikel
pada kasus DCM. Pada DCM kedua ventrikel akan mengalami dilatasi, serabut
miokardium mengalami degenerasi.
Jaringan fibritik akan menyebabkan pengurangan kontraktilitas dan
penurunan curah jantung. Dan peningkatan denyut jantung sebagai
kompensasi, perubahan ini kemudian akan menyebabkan terjadinya gagal
jantung disertai disritmia vetrikuler yang mematikan. Hasil Riset Kesehatan
Dasar (Riskesdas) Kemenkes RI Tahun 2013, prevalensi penyakit gagal
jantung di Indonesia mencapai 0,13 % dan yang terdiagnosis dokter sebesar 0,3
% dari total penduduk berusia 18 tahun keatas. Gagal jantung merupakan suatu
sindroma klinis yang disebabkan oleh adanya kelainan struktural dan
fungsional yang mempengaruhi kemampuan ventrikel 3 kiri untuk mengisi dan
memompa darah (Bender, et al, 2011).
Gagal jantung dapat juga didefenisikan sebagai suatu sindrom klinis akibat
kegagalan/kelainan sehingga terjadi suatu keadaan patologis dimana kelainan
jantung mengakibatkan kegagalan jantung memompa darah untuk memenuhi
kebutuhan jaringan atau hanya dapat memenuhi kebutuhan dengan
meningkatkan tekanan pengisian (Muttaqin, 2008 ). Menurut penelitian yang
dilakukan oleh Maulidta (2015) menyatakan bahwa 70 % terjadinya gagal
jantung disebabkan karena iskemia kardiomiopati dan hipertensi. Kondisi
tersebut menyebabkan penurunan suplai darah ke arteri koroner dan
menurunkan atau menghentikan suplai oksigen ke otot jantung yang dapat
menyebabkan kematian otot jantung yang dapat mengakibatkan gangguan
pompa jantung.
Acute Decompensated Heart Failure (ADHF) adalah suatu kondisi gagal
jantung yang ditandai dengan adanya onset yang cepat atau perburukan tanda
dan gejala gagal jantung sebagai akibat dari perburukan kardiomiopati yang
sudah ada sebelumnya. ADHF merupakan perburukan tanda dan gejala gagal
jantung yang membutuhkan penanganan medis dan sering kali menjadi alasan
utama hospitalisasi (Kurmani dan Squire, 2017) Tanda dan gejala yang muncul
pada pasien gagal jantung antara lain dyspnoe, fatique dan gelisah. Dyspnoe
114
merupakan gejala yang paling sering dirasakan oleh penderita gagal jantung.
Penelitian yang dilakukan oleh Nirmalasari (2017) menyatakan 80 % pasien
yang dirawat di rumah sakit mengalami dyspnoe dan mengatakan dyspnoe
mengganggu aktifitas sehari – hari. Gagal jantung mengakibatkan kegagalan
fungsi pulmonal sehingga terjadi penimbunan cairan di alveoli.
Hal ini menyebabkan jantung tidak dapat berfungsi dengan maksimal
dalam memompa darah. Selain itu perubahan yang terjadi pada otot-otot
respirasi juga mengakibatkan suplai oksigen ke seluruh tubuh terganggu
sehingga terjadi dyspnoe (Wendy, 2010). Oleh karena itu, penulis melakukan
proses asuhan gizi terstandar pada pasien rawat inap dengan diagnosis medis
ADHF, LBBB dalam Praktik Kerja Lapangan Manajemen Asuhan Gizi Klinik
(MAGK) di RSUD Pasar Rebo.
III.2 Tujuan
III.2.1 Tujuan Umum
Mahasiswa mampu melaksanakan proses asuhan gizi terstandar kepada
pasien Penyakit Dalam di Ruang Rawat Inap Flamboyan RSUD Pasar Rebo
Jakarta Timur.
III.2.2 Tujuan Khusus
1. Mahasiswa mampu melaksanakan asesmen pada pasien.
2. Mahasiswa mampu menentukan diagnosis gizi pada pasien.
3. Mahasiswa mampu melaksanakan intervensi dan implementasi gizi
pada pasien.
4. Mahasiswa mampu menentukan rencana monitoring dan evaluasi
pada pasien.
5. Mahasiswa mampu memberikan edukasi pada pasien.
115
III.3 Manfaat
III.3.1 Bagi Mahasiswa
Dapat meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam menerapkan ilmu
yang telah didapat selama perkuliahan khususnya dalam Proses Asuhan Gizi
Terstandar (PAGT).
III.3.2 Bagi Institusi RSUD Pasar Rebo
Meningkatkan kualitas akademik program studi dan penunjang dalam
proses praktik pembelajaran di lapangan.
I.3.3 Bagi Institusi UPN Veteran Jakarta
Dapat memberikan informasi dan menambah pengetahuan dalam
pelaksanaan diet pada pasien ADHF LBBB, serta sebagai bahan evaluasi
dalam meningkatkan pelayanan gizi di Rumah Sakit yang akan berdampak
pada kepuasan pasien.
116
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
117
keterlambatan aktivitas kelistrikan pada ventrikel kiri dan aktivitas
kelistrikan pada ventrikel kanan tetap normal. Menurut Thaler, LBBB
menggambarkan dasar penyakit jantung iskemik.
Deteksi LBBB secara terkomputerisasi dapat dilakukan berdasarkan
karakteristik pola denyut yang direkam EKG. Deteksi terkomputerisasi
dapat memantau kondisi jantung pasien secara otomatis dan kontinyu
sedangkan deteksi manual yang biasa dilakukan ahli jantung dilakukan
dengan mengamati hasil rekaman EKG hanya pada periode tertentu saja dan
memerlukan waktu untuk menerjemahkan hasil rekaman tersebut.
118
h) Hipertensi yang semakin parah
i) Insufisiensi valvular.
119
120
BAB III
NUTRITION CARE PROCESS
121
Skrining gizi dilakukan untuk melihat atau mengidentifikasi adanya resiko
mengalami malnutrisi pada pasien sehingga akan dilakukan tindak lanjut pada
asuhan gizi. Dibawah adalah hasil skrining gizi pada Tn B
TOTAL SKOR 1
KESIMPULAN : Pasien beresiko malnutrisi rendah
Bila skor > 3, maka dilakukan assessment lanjut oleh Dietisien/Ahli Gizi
122
Kesimpulan:
123
Biokimia
Pemeriksaan biokimia dilakukan untuk melihat hasil uji dalam darah
sehingga mengetahui perkembangan kondisi pasien secara menyeluruh.
Hasil laboratorium Tn.B disajikan pada tabel 2.
Tabel 11 Hasil Pemeriksaan Laboratorium Tn.B
Hematokrit 46 % 40 – 52 % Normal
20-40
Ureum darah 42 mg/dL Tinggi
mg/dL
Kesimpulan:
Klinis
Berikut adalah hasil pemeriksaan klinis pada Tn.B pada hari Selasa, 26
Oktober 2021.
124
Tabel 12 Hasil Pemerikasaan Klinis Tn.B
90/60-
Tekanan darah 167/87
120/80 Tinggi
(MRS) mmHg
mmHg
90/60-
Tekanan darah 123/80
120/80 Normal
(terakhir diperiksa) mmHg
mmHg
100 60 -100
Nadi Normal
kali/menit kali/menit
18 14-20
Respiratory rate Normal
kali/menit kali/menit
Kesimpulan:
125
Fisik
Berikut adalah hasil pemeriksaan fisik pada Tn.B pada hari Selasa, 26
Oktober 2021.
Keluhan Hasil
Nyeri (+)
Lemas (+)
Sesak (+)
Kesimpulan:
Tn.B tampak lemas dan nyeri di bagian dada. Sesak yang dirasakan
pasien menyebabkan susah dalam bernafas dan kurang nyaman.
Kesadaran pasien penuh yaitu compos mentis.
Porsi
Waktu Menu Porsi (URT)
(gram)
Bubur ayam 1p 200
Pagi Oseng tempe 5 sdm 70
08.00 Sate hati ampela 3 bh 40
Teh manis 1 gls 200 ml
Selingan pagi Bakpia kacang
2 bh 40
10.00 hijau
126
Nasi putih 1p 150
Siang Sayur sop 1p 70
13.00 Sambal goreng 2 sdm 10
Tempe mendoan 2 bj 30
Selingan sore Jus
1 gls 160
15.00 melon+belimbing
Nasi putih 1p 150
Sore
Perkedel 2 bh 50
19.00
Tahu semur 3 bh 100
a. Pola makan Tn B sehari hari 3 kali makan utama dan untuk selingan
tidak menentu
b. Tn B menyukai sayur yang berkuah seperti sayur bayam, sayur oyong
dan sayur sop
c. Tn B sangat menyukai lauk nabati seperti tahu dan tempe
d. Tn B kurang suka dengan lauk hewani dikarenakan amis
e. Akses makanan pasien dimasak sendiri oleh istrinya dirumah
f. Tn B suka mengkonsumsi jeroan seperti hati ampela dan usus ayam
g. Pasien lebih menyukai buah pepaya
h. Pasien sering mengkonsumsi jus buah yang diolah sendiri oleh
anaknya
i. Tn B terkadang mengkonsumsi cemilan seperti kue nagasari, kroket,
risol
j. Jika makan utama pasien diharuskan ada masakan pedas ataupun
sambal
k. Tn B tidak memiliki alergi terhadap makanan dan minuman
127
Umur : 57 tahun
BBA : 75 kg
BBI : 65 kg
TB : 165 cm
IMT : 27,64 kg/m2 (Normal)
BMR = 66 + (13,7 x 65) + (5 x 165) – (6,8 x 57)
= 2175 kkal
Kesimpulan:
128
Asupan protein, lemak Tn.B lebih dari kebutuhan di mana asupan di
atas batas normal kecukupan kebutuhan seharusnya. Sementara untuk
asupan energy dan karbohidrat sudah mencukupi kebutuhan. Oleh karena
itu, perlu adanya pengaturan asupan makan sesuai dengan kebutuhan gizi
Tn.B.
Porsi
Waktu Menu Porsi (URT)
(gram)
Nasi tim 1p 200
Pagi Daging kare 1p 55
7.00 Bening buncis +
1p 100
jagung
Selingan pagi
Kue sus 1bh 40
10.00
Nasi tim 1p 200
Telur dadar 1 bh 55
Siang Tahu cina BB
1 bh 60
11.30 bali
Sayur sup 1p 100
Melon 1 bh 100
129
Selingan sore
Bolu karamel 1 bj 40
14.00
Nasi tim 1p 200
Ikan tuna BB
1 ptg 70
tomat
Sore Tahu semur 1 bh 60
15.30 Bening labu
siam + kacang 1p 100
panjang
Pisang ambon 1 bh 100
Umur : 57 tahun
BBA : 75 kg
BBI : 65 kg
TB : 165 cm
IMT : 27,64 kg/m2 (Normal)
BMR = (10 x BBI) + (6,25 x TB) – (5 x usia) + 5
= 1401
130
Karbohidrat = (60% x 2186) / 4 = 327 gr
Kesimpulan:
131
Aktifitas sehari hari pasien dirumah terbiasa seminggu 2x
bermain sepeda sore hari
132
NI-5.6.2 Kelebihan asupan protein berkaitan dengan kebiasaan
SMRS pasien sangat menyukai protein nabati lebih dari kebutuhan
lebih memilih tahu dan tempe. Ditandai oleh asupan protein SMRS
sebesar 156% termasuk kategori di atas angka kebutuhan.
b. Domain Kinik
NC-2.2 Perubahan nilai lab terkait gizi berkaitan dengan peradangan
pada jantung di mana jantung pasien gagal memompa darah ke seluruh
tubuh sehingga kandungan zat yang di pembuluh darah tidak berjalan
dengan baik. Ditandai oleh kadar leukosit 11,26 103/L dan ureum darah
42 mg/dL termasuk tinggi.
NC-3.3 Berat badan obesitas berkaitan dengan pasien masih sering
mengkonsumsi makanan sembarangan yang tinggi lemak dan gula.
Ditandai dengan IMT pasien sebesar 27,54 kg/m2 (Obesitas Tingkat 1)
c. Domain Behavior
NB-1.1 Pengetahuan seputar makanan dan zat gizi kurang
berkaitan dengan saat SMRS pasien masih sering konsumsi makanan
bersantan dan gorengan juga makanan tinggi lemak seperti jeroan,
cemilan yang gurih dan manis serta sambal Ditandai dengan asupan
lemak SMRS sebesar 126% di atas angka kebutuhan pasien.
III.3.4 Intervensi
Tujuan
1. Membantu menurunkan berat badan pasien agar menjadi berat
badan ideal
2. Membantu memenuhi asupan kebutuhan zat gizi energi, protein,
lemak, dan karbohidrat agar kembali normal atau seimbang
3. Membantu menurunkan kadar leukosit dan ureum darah agar
kembali normal
133
4. Memberikan edukasi pengetahuan berupa leaflet ke pasien dan
keluarga mengenai diet jantung beserta dengan kebiasaan yang
dianjurkan untuk memenuhi keberhasilan diet.
Implementasi
a. Preskripsi Diet
134
Bahan makanan yang menunjang diet pasien Tn.B
Isi edukasi gizi jantung (definisi, syarat diet jantung dan
makanan yang diperbolehkan, dibatasi maupun dihindari)
135
2. Aktivitas apa saja yang dapat
menyebabkan sesak pada
jantung?
3. Apa saja makanan yang
dibatasi untuk diet jantung?
4. Makanan apa saja yang
mengandung diperbolehkan?
136
13,2 –
11 15,5 16,5
Hemaglobin Rendah Normal Normal 17,3
g/dL g/dL g/dL
gr/dL
3,80 –
12,90 13,90 9,90
Leukosit Tinggi Tinggi Normal 10,60
103/L 103/L 103/L
103/L
3,7 3 4,2 Normal 4,4 – 5,9
Eritrosit Rendah Rendah
juta/μL juta/μL juta/μL juta/μL
Hematokrit 79% Tinggi 66% Tinggi 50% Normal 40 – 52 %
Ureum 43 41 34 20-40
Tinggi Tinggi Normal
darah mg/dL mg/dL mg/dL mg/dL
Kesimpulan:
Pada pemeriksaan biokimia pasien di hari ke-3 rawat inap, kadar Hb, leukosit,
eritrosit, hematokrit, dan ureum darah sudah mencapai angka normal. Yaitu untuk
kadar Hb pasien 16,5 g/dL, leukosit 9,90 103/L, eritrosit 4,2 juta/μL hematokrit
50%, dan ureum darah pasien 34 mg/dL.
Pada pemeriksaan fisik pasien Tn.B di hari ke-3 intervensi pasien masih
mengalami gangguan rasa nyaman dan nyeri di bagian dada sudah mulai berkurang.
Untuk sesak pada bagian dada pasien sudah membaik dan badan tidak begitu lemas.
137
Pemeriksaan Klinis Pasien
Hasil
29/10/2021 Nilai
Indikator 27/10/2021 28/10/2021
Normal
Hasil Capaian Hasil Capaian Hasil Capaian
90/60 –
Tekanan 164/86 112/82 122/80
Tinggi Normal Normal 120/80
Darah mmHg mmHg mmHg
mmHg
19 20 14-20
Frekuensi 20
kali/me Normal Normal kali/me Normal kali/meni
Pernapasan kali/menit
nit nit t
64 80 60 -100
Frekuensi 73
kali/me Normal Normal kali/me Normal kali/meni
Nadi kali/menit
nit nit t
Kesimpulan:
Pada pemeriksaan klinis pasien di hari ke-3 rawat inap, tekanan darah, frekuensi
pernapasan, suhu tubuh, dan frekuensi nadi pasien sudah mencapai angka normal,
yaitu tekanan darah pasien 122/80 mmHg, frekuensi pernapasan pasien 20
kali/menit, suhu tubuh pasien 36oC, dan frekuensi nadi pasien 80 kali/menit
138
BAB IV
PENUTUP
IV.1 Kesimpulan
a. Hasil skrining Tn.B diperoleh skor 1 yang berarti mengalami malnutrisi
rendah.
b. Tn.B memiliki BB 75 kg dan TB 165 cm sehingga memiliki IMT 27,54 kg/m2
status gizi tergolong obesitas 1.
c. Hasil kadar leukosit dan ureum darah termasuk kategori tinggi. Hal tersebut
mengindikasi bahwa Tn.B mengalami peradangan pada jantung.
d. Pemeriksaan klinis Tn.B pada tekanan darah tinggi saat masuk rumah sakit
karena sesak pada jantung.
e. Pemeriksaan fisik Tn.B ditemukan ada gangguan rasa nyaman, sesak, nyeri
pada jantung.
f. Tn.B diberi intervensi dengan preskripsi diet pada jantung.
g. Rencana monitoring dilakukan dalam jangka waktu 3 hari dengan indicator
asupan, keluhan fisik klinis, dan pengetahuan.
VI.2 Saran
a. Tn.B disarankan untuk mengonsumsi makanan sesuai dengan diet jantung II.
b. Adanya koordinasi dan tenaga kesehatan untuk terus memantau
perkembangan pasien secara berkala.
c. Adanya partisipasi keluarga terdekat pasien dalam pengaturan pola makan
pasien yang menunjang keberhasilan diet pada pasien Tn.B terutama pada
keluarga yang mengolah menu makanan.
139
DAFTAR PUSTAKA
Kartono, D., & AAB, J. (2012). Ringkasan angka kecukupan gizi (AKG) yang
dianjurkan bagi orang Indonesia 2012. Conference Paper. Widyakarya
Nasional Pangan Dan Gizi (WNPG) X, 20–21.
Kemenkes RI. (2019). Tabel Batas Ambang indeks Massa tubuh (IMT). Direktorat
P2PTM. http://p2ptm.kemkes.go.id/infographic-p2ptm/obesitas/tabel-
batas-ambang-indeks-massa-tubuh-imt
Kurmani, S., & Squire, I. (2017). Acute heart failure: Definition, classification and
epidemiology. Current Heart Failure Reports, 14(5), 385–392.
Raharjo, S. B., Yuniadi, Y., Muzakkir, M., Yansen, I., Munawar, D. A., &
Hermanto, D. Y. (2017). Pedoman Tatalaksana Takiaritmia
Supraventrikular (TaSuV). Indonesian Journal of Cardiology, 109–150.
140
LAMPIRAN 1 . ASUPAN SMRS
Dada
07.30 60 90 17,22 3 0
ayam
Gula
5 19,7 0 0 4,7
Pasir
Bakpia Kacang
45 56,2 2,42 0,3 8,4
Kacang hijau hijau
Selinga Tepung
25 36,7 10,3 2,23 2,04
n Pagi terigu
10.00 Gula
10 17 0 0 4,48
Pasir
141
Santan 5 46 0,29 13,4 3,34
Makan
Siang Beras 150 410 8 0 81
Minyak 1 8,08 0 1 0
Tempe
Tepung 10 16,4 5,3 0,23 7,6
mendoan
Selinga
Jus Melon +
n Sore Melon 100 34 0,84 0,19 8,16
Belimbing
16.00
Belimbin
60 31 6,37 0,33 1,04
g
142
Malam Nasi Putih Beras 150 410 8 0 81
143
LAMPIRAN 2. ASUPAN MAKAN MRS
Bahan Berat E KH
Waktu Menu P (Gr) L (Gr)
Makan (Gr) (Kkal) (Gr)
Nasi
Beras 50 180,5 4,2 0,85 38,55
Tim
Bening Labu
55 30 0,6 0,1 6,7
buncis + Siam
jagung Jagung 45 164,7 4,41 3,28 31
Tepung
20 66,6 0,9 0,1 7,72
Terigu
Tepung
Snack 5 17,05 0,015 0 5,25
Maizena
Kue
Pagi
Tim Telur 25 38,5 2,4 2,7 0,175
09.00
Susu 50 30,5 1,6 1,75 3,15
Gula
5 19,7 0 0 4,7
Pasir
Nasi
Siang Beras 50 180,5 4,2 0,85 38,55
Tim
12.30
Telur 55 84,7 2,8 5,9 0,385
144
Telur
Minyak 5 44,5 0 5 0
Dadar
Tahu Pasta
5 4,1 0,216 0,02 0,9455
Cina BB tomat
Bali Kecap 3 2,13 0,1 0,039 0,27
Minyak 2 18,01 0 2 0
Kacang
15 5,1 0,36 0,045 1,08
Panjang
Minyak 1 8,08 0 1 0
Buah
Melon 100 37 0,6 0,4 7,8
Melon
Tepung
10 36,3 0,11 0,05 10,01
Tapioka
Tepung
20 66,6 0,9 0,1 7,72
Snack Terigu
Bolu
Sore
Karamel Telur 15 23,1 1,86 1,62 0,105
14.00
Mentega 5 37,1 0,025 4,08 0,07
Gula
5 19,7 0 0 4,7
Pasir
145
Susu
5 17,15 0,041 0,5 2,75
Kental
Nasi
Beras 50 180,5 4,2 0,85 38,55
Tim
Ikan
70 108 13,49 3,675 0
Ikan Tuna
Tuna
Pasta
BB 6 4,92 0,2592 0,0282 1,1346
Tomat
Tomat
Minyak 2 18,01 0 2 0
Bening Labu
100 30 0,6 0,1 6,7
Labu Siam
Siam +
Kacang
Kacang 15 5,1 0,36 0,045 1,08
Panjang Panjang
Pisang Buah
100 108 1 0,8 24,3
Ambon Pisang
146
LAMPIRAN 3. MENU PERENCANAAN INTERVENSI 1
(27/10/2021)
Bahan Berat E P L KH
Waktu Menu
Makanan (Gr) (Kkal) (Gr) (Gr) (Gr)
Tepung
40 123 3 0,25 20
Beras
Snack
Kue Pepe Tepung
Sore 25 63 1,1 0,5 18
Tapioka
14.00
Gula Pasir 10 74 0 0 14
Buah
Pepaya Pepaya 100 56 0,5 12 12,2
147
Telur 60 74,2 6,4 0,7 2,5
Telur
Kecap 3 2,13 0,21 0,039 0,27
Semur
Minyak 1 1,8 0 0,2 0
Makan Sup
Macaroni 50 172 4,35 0,2 36,39
Pagi Macaroni
Kacang
Hijau 40 75,3 12 1,4 26,8
Bubur
Snack Gula
Kacang
Pagi Merah 8 29,44 0 0 17,5
Hijau
09.00 Gula
5
Putih 41,7 0 0 14
148
Bayam +
Toge
Pisang
Ambon Buah 100 102 1 2,8 23,3
149
LAMPIRAN 4. ASUPAN INTERVENSI 2
(28/10/2021)
Bahan Berat E L KH
Waktu Menu P (Gr)
Makanan (Gr) (Kkal) (Gr) (Gr)
Tepung
30 133,2 3,6 1 30,8
Terigu
Ayam
Bistik
Kecap 3 2,13 0,21 0,039 0,27
Bawang
Makan Bombay
malam
Minyak 1 0,84 0 0,2 0
17.00
Tahu Opor Tahu 60 48 6,6 2,82 6,48
Sup
Buncis
Sayuran 20 6,8 0,48 0,06 1,44
150
Kentang 10 6,2 2,1 0,2 3,5
Buah
Melon
Melon 100 37 0,6 0,4 19,8
Agar
Agar
Puding
Snack Stroberi 20 52,5 0 0 5
Agar
Pagi
Strawberry Susu 15 37,15 0,041 0,5 8,75
09.00
Gula Pasir 10 19,7 0 0 14,7
151
Kecap 15 10,65 0,855 0,195 1,35
Tahu
Bacem
Basah Tahu 60 48 10,6 2,82 6,48
Minyak 2 18,01 0 2 0
Sayur
Bening
Kacang
Kacang 30 8,4 0,68 2,84 11,8
Panjang
Panjang +
Labu Siam
Labu
Siam 20 3,2 0,44 3,005 12,38
Buah
Pepaya
Pepaya 100 28 0,5 0,2 18,9
152
LAMPIRAN 5. ASUPAN INTERVENSI 3
(29/10/2021)
Bahan Berat E L KH
Waktu Menu P (Gr)
Makanan (Gr) (Kkal) (Gr) (Gr)
Kentang
20 42,4 0,42 0,04 2,6
Kukus
Tepung
25 73,3 10,9 0,1 17,2
Terigu
Snack Kue
Telur 20 34,4 13,2 10,3 17,06
Sore Lumpur
Mentega 10 74,2 0,05 2,16 20,4
14.00
Santan 10 32,6 0,02 11,4 27,08
Gula
8 34 0 0 10
Pasir
Nasi
Beras
Tim 45 248 3 1,4 36
Telur
Makan BB Kecap 3 2,13 0,21 0,039 0,27
malam Rendang
17.00
Minyak 1 0,84 0 0,2 0
153
Sayur
Bening
Wortel
Wortel +
Tauge 40 34,4 0,4 0,24 3,16
Buah
Melon
Melon 100 67 0,6 0,4 17,8
Nasi
Tim Beras 45 248 3 3,4 36
Agar
Agar 5 17,857 0,007 0,01 4,22
Plain
Snack
Pudding
Pagi Susu 15 63 12,427 1,699 19,466
Coklat
09.00 Gula 6 24 0 0 6
Bubuk
8 52 1,6 1,067 14
Cocoa
154
SubTotal 156,857 14,034 2,776 43,686
Nasi
Tim Beras 45 248 3 1,4 36
Telur
Opor Telur
Putih 60 164,2 6,4 0,7 12,5
Tahu
Bistik Tahu 60 78 4,6 2,82 6,48
Sup
Buncis
Sayuran 20 16,8 0,48 0,06 1,44
Buah
Melon Melon 100 107 0,6 0,4 19,8
155
LAMPIRAN 6. LEAFLET
156
LAMPIRAN 7. DOKUMENTASI
157
Edukasi
158
LAPORAN STUDI KASUS MENDALAM
PENATALAKSANAAN GIZI
PADA KASUS ANAK DHF (Dengue Haemoragic Fever) GRADE 2
RUANG RAWAT INAP MAWAR
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PASAR REBO
Disusun Oleh :
Gita Amelia 1810714025
159
LEMBAR PENGESAHAN
Disusun oleh :
Gita Amelia 1810714025
160
BAB I
PENDAHULUAN
Indonesia menempati urutan tertinggi kasus DHF tahun 2015, tercatat terdapat
126.675 penderita DHF di 34 provinsi di Indonesia, dan 1.229 orang diantaranya
meninggal dunia. Hal ini disebabkan oleh terjadinya perubahan iklim dan
rendahnya kesadaran masyararakat untuk menjaga kebersihan lingkungan. Faktor
kepadatan penduduk juga berperan memicu tingginya kasus DHF, karena tempat
hidup nyamuk hampir seluruhnya adalah buatan manusia seperti dari kaleng bekas,
ban bekas hingga bak mandi. Dengan tingginya jumlah kasus DHF yang terjadi,
pemahaman mengenai DHF dan penatalaksanaan yang tepat diperlukan guna
161
menurunkan angka mortalitas dan morbiditas di masyarakat (Farasari & Azinar,
2018).
IV.2 Tujuan
IV.2.1 Tujuan Umum
Mahasiswa mampu melaksanakan proses asuhan gizi terstandar kepada
pasien DHF (Dengue Haemoragic Fever) Grade 2 di Ruang Rawat Inap
Mawar RSUD Pasar Rebo Jakarta Timur.
IV.2.2 Tujuan Khusus
6. Mahasiswa mampu melaksanakan asesmen pada pasien.
7. Mahasiswa mampu menentukan diagnosis gizi pada pasien.
8. Mahasiswa mampu melaksanakan intervensi dan implementasi gizi
pada pasien.
162
9. Mahasiswa mampu menentukan rencana monitoring dan evaluasi
pada pasien.
10. Mahasiswa mampu memberikan edukasi pada pasien.
IV.3 Manfaat
IV.3.1 Bagi Mahasiswa
Dapat meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam menerapkan ilmu
yang telah didapat selama perkuliahan khususnya dalam Proses Asuhan Gizi
Terstandar (PAGT).
IV.3.2 Bagi Institusi RSUD Pasar Rebo
Meningkatkan kualitas akademik program studi dan penunjang dalam
proses praktik pembelajaran di lapangan.
I.3.3 Bagi Institusi UPN Veteran Jakarta
Dapat memberikan informasi dan menambah pengetahuan dalam
pelaksanaan diet pada pasien DHF (Dengue Haemoragic Fever) Grade 2,
serta sebagai bahan evaluasi dalam meningkatkan pelayanan gizi di Rumah
Sakit yang akan berdampak pada kepuasan pasien.
163
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
164
ditemukan di Indonesia dengan den-3 serotype terbanyak. Infeksi salah satu
serotipe akan menimbulkan antibodi terhadap serotipe yang bersangkutan,
sedangkan antibodi yang terbentuk terhadap serotipe lain sangat kurang,
sehingga tidak dapat memberikan perlindungan yang memadai terhadap
serotipe lain. Seseorang yang tinggal di daerah epidermis dengue dapat
terinfeksi oleh 3 atau 4 serotipe selama hidupnya. Keempat serotipe virus
dengue dapat ditemukan di berbagai daerah di Indonesia (Nurarif &
Kusuma, 2015).
165
(Nurarif & Kusuma, 2015)
166
BAB III
167
IV.3 Proses Asuhan Gizi Terstandar (PGAT)
IV.3.1 Skrining Gizi
Alat skrining gizi yang digunakan di RSUD Pasar Rebo untuk anak
adalah STRONGKids (The Screening Tools for Risk of Impaired Nutritional
Status and Growth). Skrining gizi dilakukan untuk melihat atau
mengidentifikasi adanya resiko mengalami malnutrisi pada pasien sehingga
akan dilakukan tindak lanjut pada asuhan gizi. Dibawah adalah hasil skrining
gizi pada An.A.
Parameter
Tidak =0
(0)
168
pasien ATAU untuk bayi <1 tahun
: BB tidak naik selama 3 bulan
terakhir)
3. Apakah terdapat salah satu kondisi Tidak =0
berikut?
Ya =1
• Diare ≥5 kali/hari atau muntah
>3 kali/hari dalam seminggu
terakhir
• Asupan makanan berkurang
(0)
selama 1 minggu terakhir
4. Apakah terdapat penyakit atau Tidak =0
keadaan yang mengakibatkan
Ya =1
pasien berisiko mengalami
(1)
malnutrisi?
Jumlah Skor Keseluruhan 2
Kesimpulan:
169
Status Gizi
: 100% (Normal) (IDA Indonesia, 2011)
(BB/TB)
%BBI : BBA/BBI x 100%
: 31/31 x 100%
: 100%
Kesimpulan:
Biokimia
Pemeriksaan biokimia dilakukan untuk melihat hasil uji dalam darah
sehingga mengetahui perkembangan kondisi pasien secara menyeluruh.
Hasil laboratorium An.A disajikan pada tabel 2.
170
Kesimpulan:
Klinis
Berikut adalah hasil pemeriksaan klinis pada An.A pada hari Jumat, 22
Oktober 2021.
Pemeriksaan Hasil
Rujukan/Standar Keterangan
Klinis (22/10/2021)
Tekanan Darah 90/60 – 120/80
100/70 Normal
(MRS) mmHg
90/60 – 120/80
Tekanan Darah 90/60 Normal
mmHg
Frekuensi
22 14-20 kali/menit Tinggi
Pernapasan
Suhu Tubuh 37 36 -37 oC Normal
Frekuensi Nadi 107 60 -100 kali/menit Tinggi
171
Kesimpulan:
Pemeriksaan klinis pada An.A pada nilai frekuensi pernapasan dan nadi
pasien termasuk tinggi diduga manifestasi dari gejala DBD pada pasien.
Fisik
Berikut adalah hasil pemeriksaan fisik pada An.A pada hari Jumat, 22
Oktober 2021.
Keluhan Hasil
Demam (+)
Bintik Merah (+)
Penurunan Nafsu Makan (-)
BAB (+)
BAK (+)
Mual (-)
Muntah (-)
Gusi Berdarah (-)
Batuk/flu (-)
Lemas (+)
Kesimpulan:
172
(gram)
Nasi Goreng ½p 100
Pagi
Telor Dadar 1 bh 55
07.00
Nugget Ayam 3 bj 30
Susu UHT
1 kotak sdg 257,5
Selingan (250 Ml)
10.00 Makaroni
1 bgks sdg 50
Krispi Pedas
Nasi Putih ½p 100
Siang
Sop Sayur 1p 100
13.00
Melon 2 bh sdg 100
Nutrisari
1 bgks 14
Dingin (Es)
Selingan
Basreng Pedas 1 bgks 50
15.00
Ciki Kentang
1 bgks 30
(Pota Bee)
Nasi Putih ½p 100
Sayur Bayam +
Sore 1p 100
Wortel
19.00
Ayam Goreng 1 ptg sdg 75
Tempe Goreng 2 bh 80
173
f. Untuk gorengan biasanya lebih menyukai gorengan yang diolah
krispi
g. Buah yang dikonsumsi oleh An.A apa saja tidak ada pantangan
h. Susu yang sering dikonsumsi biasanya susu kemasan seperti susu
UHT
i. Pasien sering mengkonsumsi makanan instan seperti mie, nugget,
dan olahan lainnya
j. Akses makanan pasien diolah oleh ibunya dan lebih sering memasak
sendiri dibandingkan beli di luar.
174
Kebutuhan Lemak = Keb. E x 25%
= 1915,8 x 25%
= 478,95 kkal
= 478,95/9
= 53 gr
Kesimpulan:
Asupan protein dan lemak pasien An.A lebih dari angka kebutuhan
pasien. Sementara untuk asupan karbohidrat An.A masih tergolong
defisit/kurang dari angka batas normal. Untuk asupan energi pasien sudah
cukup sesuia dengan kebutuhan pasien An.A. Oleh karena itu, perlu
175
adanya pengaturan asupan makan sesuai dengan kebutuhan gizi An.A
agar zat gizi kembali seimbang.
Porsi
Waktu Menu Porsi (URT)
(gram)
Nasi tim ½ p 100
Pagi Daging terik 1 bh 55
7.00 Sup oyong
½p 50
wortel
Pudding agar 1 bj 50
Selingan pagi Pisang raja
10.00 (Luar rumah 1 bh 110
sakit)
Nasi tim ½p 100
Ikan pepes tuna ½p 28
Tahu bacem
1 bh 50
Siang basah
11.30 Bening labu
siam +kacang 1p 100
panjang
Semangka 1 bh 50
Selingan sore
Kue lumpur 1 bj 40
14.00
176
Nasi tim ½p 100
Telur BB
1p 55
rendang biasa
Oseng tempe
Sore 1p 55
kecap
15.30
Sayur bening
bayam + 1p 100
jagung
Melon 1 bh 50
177
Kebutuhan Lemak = Keb. E x 25%
= 1915,8 x 25%
= 478,95 kkal
= 478,95/9
= 53 gr
Kesimpulan:
178
saat masuk rumah sakit untuk energi, lemak dan karbohidrat masih
tergolong kategori defisit namun untuk asupan protein sudah memenuhi
kebutuhan pasien An.A.
Gastrointestinal (gangguan
Membantu mengobati
saluran cerna): diare, mual,
beberapa kondisi akibat
muntah.
infeksi bakteri, dan
Ceftriaxone 1 x 2gr
infeksi pada pasien
Kulit seperti pruritus (gatal
dengan sel darah putih
diseluruh tubuh), urtikaria
yang rendah.
(kelainan kulit akibat
179
alergi) dan dermatitis
alergi.
IV.3.4 Intervensi
Tujuan
180
1. Membantu meningkatkan asupan energi, lemak, dan karbohidrat
agar mencapai nilai normal
2. Membantu mempertahankan asupan protein agar tetap normal
3. Membantu meningkatkan kadar trombosit, leukosit, dan neutofil
batang pada An.A mencapai batas normal
4. Membantu meningkatkan kadar limfosit pada pasien mencapai batas
normal
5. Memberikan makanan yang membantu meningkatkan asupan
makanan agar tidak defisit zat gizi dan mengurangi keluhan klinis
pada pasien
6. Membantu mepertahankan status gizi normal
7. Memberikan edukasi terkait diet gizi seimbang untuk pasien An.A
terkait penyakit DHF (Dengue Haemoragic Fever) Grade 2
Implementasi
b. Preskripsi Diet
1. Jenis Diet : Diet Anak (Diet Gizi Seimbang)
2. Bentuk Makanan : Biasa (An.A tidak menyukai nasi tim)
3. Kode Pemesanan : NB
4. Rute : Oral
5. Frekuensi : 3 kali makanan utama dan 2 kali selingan
6. Syarat Diet :
Kebutuhan energi sesuai kebutuhanya itu sebesar 1915,8 kkal
disesuaikan menurut umur, jenis kelamin, da aktivitas
Protein sesuai dengan kebutuhan yaitu 11% dari kebutuhan
energi total sebesar 52,7 gram, baik yang bersumber protein
hewani atau nabati
Lemak sesuai dengan kebutuhan yaitu 25% dari kebutuhan
energi total sebesar 53 gram dari kebutuhan total
Karbohidrat sesuai dengan kebutuhan yaitu 64% dari
kebutuhan energi total sebesar 306,5 gram, diberikan dalam
jumlah cukup
181
Bentuk biasa karena An.A tidak menyukai nasi tim, perubahan
bentuk makanan bertujuan untuk meningkatkan nafsu makan
pasien
182
Pemeriksaan
Fisik fisik dan 3 hari Keluhan berkurang
wawancara
Memantau dan memperbaiki kadar
biokimia pasien agar mencapai nilai
normal
Hb (11,7-15,5 g/dL)
Hematokrit (32-47%)
Pemeriksaan
Biokimia 3 hari Eritrosit (3,8-5,2 juta/μL)
biokimia
Leukosit (3,60-11,00 10^3/μL)
Trombosit (150-440 ribu/μL)
Neutrophil batang (3-6%)
Limfosit (25-50%)
Limfosit absolut (1500-4000/μL)
Pasien dan keluarga memahami info
yang disampaikan
8. Apa virus yang dapat menyebabkan
anak DBD?
Pengetahuan Edukasi 3 hari 9. Makanan apa yang dapat
meningkatkan trombosit pada anak?
10. Bagaimana cara pencegahan yang
benar dan tepat dalam penanganan
DBD pada anak?
183
Asupan Makan Pasien
E P L KH
1915,8 kkal 52,7 gr 53 gr 306,5 gr
Kebutuhan
% % % %
Kkal gr gr gr
Asupan Asupan Asupan Asupan
Hari ke-1 1701 89% 49 93% 55 103% 264 86%
Hari ke-2 1434 75% 47,8 91% 52 98% 202,3 66%
Hari ke-3 1803 94% 46 87% 48 91% 262 86%
Kesimpulan:
Asupan energi, protein, lemak dan karbohidrat masih perlu adanya peningkatan %
asupan setiap intervensinya. Namun pada asupan protein dan lemak mengalami
penurunan pada intervensi 3 presentase asupannya.
Pada pemeriksaan biokimia pasien di hari ke-rawat inap, kadar leukosit, trombosit,
neutrophil batang, limfosit, dan linfosit absolut pasien sudah mencapai angka
normal, yaitu untuk kadar leukosit pasien 4,75 10^3/μL, kadar trombosit pasien 188
184
ribu/μL, kadar neutrophil batang pasien 3,5%, kadar limfosit pasien 46%, dan kadar
limfosit absolut pasien 1800/μL.
Pada pemeriksaan fisik pasien di intervensi ke-3 pasien sudah tidak lagi mengalami
demam, bintik merah, dan lemas, walaupun saat di intervensi ke-2 pasien masih
terdapat bintik merah di area kulit pasien An.A.
Pada pemeriksaan klinis pasien An.A, pada intervensi ke-2 frekuensi pernapasan
anak masih tergolong tinggi 24 kali/menit. Namun saat intervensi ke-3 klinis pasien
sudah mencapai angka normal, yaitu frekuensi pernapasan 20 kali/menit dan nadi
81 kali/menit.
185
BAB IV
PENUTUP
V.1Kesimpulan
a. Hasil skrining An.A diperoleh skor 2 yang berarti mengalami malnutrisi
sedang
b. An.A memiliki BB 31 kg dan TB 135 cm sehingga memiliki IMT CDC 2000
yaitu 100% yang termasuk status gizi kategori normal
c. Hasil leukosit, trombosit, neutrophil batang, dan limfosit absolut rendah,
sementara limfosit tinggi. Hal tersebut mengindikasi bahwa An.A gejala dan
tanda dari manifestasi penyakit DHF (Dengue Haemoragic Fever) Grade 2
yang mengalami bintik merah, mual, muntah, infeksi virus Dengue.
d. Pemeriksaan klinis An.A untuk frekuensi nadi masih tinggi.
e. Pemeriksaan fisik An.A ditemukan ada demam, bitnik merah di bagian sekitar
tubuh, dan tampak lemas. Namun saat ini demam sudah turun hanya awal saat
MRS saja naik turun.
f. An.A diberikan intervensi dengan preskripsi diet anak (diet gizi seimbang)
g. Rencana monitoring dilakukan dalam jangka waktu 3 hari dengan indikator
asupan, keluhan fisik klinis, dan pengetahuan.
VII.2 Saran
a. An.A disarankan untuk mengonsumsi makanan seimbang dengan diet anak
(diet gizi seimbang) untuk mengembalikan keadaan dan kesehatan tubuh
pasca pemulihan DHF (Dengue Haemoragic Fever) Grade 2
b. Adanya koordinasi dan tenaga kesehatan untuk terus memantau
perkembangan pasien secara berkala
c. Adanya partisipasi keluarga terdekat pasien dalam pengaturan pola makan,
kebersihan, dan kebiasaan makan pasien yang menunjang keberhasilan diet
pada pasien An.A terutama pada keluarga yang mengolah menu makanan dan
kebersihan lingkungan rumah, dan memberikan alternatif jajanan untuk anak
seperti bekal sekolah pada An.A.
186
DAFTAR PUSTAKA
Farasari, R., & Azinar, M. (2018). Model Buku Saku dan Rapor Pemantauan Jentik
dalam Meningkatkan Perilaku Pemberantasan Sarang Nyamuk. JHE
(Journal of Health Education), 3(2), 110–117.
Masihor, J. J., Mantik, M. F., Memah, M., & Mongan, A. E. (2013). Hubungan
jumlah trombosit dan jumlah leukosit pada pasien anak demam berdarah
dengue. EBiomedik, 1(1).
Sanyaolu, A., Okorie, C., Badaru, O., Adetona, K., Ahmed, M., & Akanbi, O.
(2017). Global epidemiology of dengue hemorrhagic fever: An update. J
Hum Virol Retrovirol, 5(6), 00179.
187
LAMPIRAN 1. ASUPAN SMRS
Susu
Susu 257,5 156,9 8,24 9 11
UHT
Selingan
Makaroni
(10.00)
Krispi Makaroni 50 45 1 1,75 6,5
Pedas
Nasi
Beras 50 178,5 4,2 0,85 38,55
Putih
Minyak 1 8,08 0 1 0
188
Melon Melon 100 37 0,6 0,4 7,8
Nutrisari
Nutrisari 14 50 0 0 14
Dingin
Basreng
Basreng 50 263 3 15,5 27,6
Selingan Pedas
(15.00)
Ciki
Kentang
Ciki 30 170 2 11 15
(Pota
Bee)
Nasi
Beras 50 178,5 4,2 0,85 38,55
putih
189
LAMPIRAN 2. ASUPAN MAKAN MRS
Daging
55 150 9,6 12 0
sapi
Daging
Agar rasa
Pudding 5 12,5 0 0 0,1
stroberi
Selingan agar
Gula pasir 5 20,7 0 0 4,7
(09.00)
Pisang
Pisang 110 132 1,32 0,22 34,98
raja
190
Tahu Gula
5 18,4 0 0 4,6
bacem merah
Kentang
30 18,6 0,63 0,06 4
kukus
Selingan Kue
Tepung
(14.00) lumpur 10 33,3 0,9 0,1 7,72
terigu
Sayur
Bayam 100 16 0,9 0,4 2,9
bening
191
bayam +
Jagung 8 30,28 0,78 0,58 7,52
jagung
192
LAMPIRAN 3. MENU PERENCANAAN INTERVENSI 1
Bahan Berat E KH
Waktu Menu P (gr) L (gr)
Makan (gr) (kkal) (gr)
Tepung
10 36,3 0,11 0,05 10,01
Tapioka
Tepung
20 66,6 0,9 0,1 7,72
Snack Terigu
Bolu
Sore
Karamel Telur 15 23,1 1,86 1,62 0,105
(14.00)
Mentega 5 37,1 0,025 4,08 0,07
Nasi
Beras 50 180,5 4,2 0,85 38,55
Putih
193
Pisang
Buah Pisang 100 108 1 0,8 24,3
Ambon
Nasi
Beras 50 180,5 4,2 0,85 38,55
Putih
Tepung
20 66,6 0,9 0,1 7,72
Terigu
Snack Tepung
5 17,05 0,015 0 5,25
Pagi Maizena
Kue Sus
Nasi
Beras 50 180,5 4,2 0,85 38,55
Putih
Siang
Telur Telur 55 84,7 2,8 5,9 0,385
(12.00)
Dadar Minyak 5 44,5 0 5 0
194
Pasta tomat 5 4,1 0,216 0,02 0,9455
Tahu
Cina BB Kecap 3 2,13 0,1 0,039 0,27
Bali
Minyak 2 18,01 0 2 0
Kacang
15 5,1 0,36 0,045 1,08
Panjang
Minyak 1 8,08 0 1 0
195
LAMPIRAN 4. MENU PERENCANAAN INTERVENSI 2
Bahan Berat E KH
Waktu Menu P (gr) L (Gr)
Makan (gr) (kkal) (gr)
Tepung
10 35,3 0,7 0,05 8
Terigu
Snack
Bolu
Sore Mentega 4 37,1 0,025 2,08 0,07
Kukus
(14.00) Gula Pasir 5 19,7 0 0 8,7
Sore Kecap
Minyak 2 18,01 0 2 0
Jamur
Sayur 15 3,15 0,57 0,09 0,135
Kuping
Kimlo
Wortel 35 12,6 0,35 0,21 2,765
Minyak 1 8,08 0 1 0
196
(06.30) Telur 55 84,7 1,8 3,9 0,385
Telur BB
Kecap 3 2,13 0,1 0,03 0,27
Semur
Minyak 2 18,01 0 2 0
Agar Agar
Rasa 5 12,5 0 0 5
Snack Pudding Stroberi
Pagi Layer
Susu
(09.00) Strawberry 5 17,15 0,041 0,5 2,75
Kental
197
+ Kacang
Minyak 1 8,08 0 1 0
Panjang
Buah
Melon 100 37 0,6 0,4 10,8
Melon
198
LAMPIRAN 5. MENU PERENCANAAN INTERVENSI 3
Bahan Berat E
Waktu Menu P (gr) L (gr) KH (gr)
Makan (gr) (Kkal)
Tepung
15 49,95 1,35 0,15 11,58
Terigu
Tepung
10 36,3 0,11 0,05 8,82
Tapioka
Snack
Dadar
Sore Gula
Gulung 8 18,4 0 0 7,36
Merah
(14.00)
Gula
3 11,82 0 0 8,7
Pasir
Nasi
Beras 50 180,5 4,2 0,85 38,55
Putih
Bobor
Bayam 100 16 0,9 0,4 2,9
Bayam
199
Pisang
Pisang 100 108 1 0,8 24,3
Barangan
Nasi
Beras 50 180,5 4,2 0,85 38,55
Putih
Minyak 1 8,08 0 1 0
Kacang
35 113,05 8,015 0,525 19,88
Hijau
Snack Gula
Bubur 5 18,4 0 0 7,36
Pagi Merah
gujau
(09.00) Gula
3 11,82 0 0 4,7
Pasir
Nasi
Siang Beras 50 180,5 4,2 0,85 38,55
Putih
(12.00)
Daging 55 150,15 10,25 13,4 0
200
Daging Kecap 3 2,13 0,1 0,03 0,27
Perkedel
Tahu Tahu 60 48 2,5 2,82 5,48
Kukus
Minyak 1 8,08 0 1 0
201
LAMPIRAN 6. LEAFLET
202
LAMPIRAN 7. DOKUMENTASI
Pengukuran TB dan BB
203
Sisa Makanan
Edukasi
204
LAPORAN STUDI KASUS MENDALAM
PENATALAKSANAAN GIZI
PADA KASUS PASCA BEDAH HEMOROID GRADE 4
RUANG RAWAT INAP DAHLIA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PASAR REBO
Disusun Oleh :
Gita Amelia 1810714025
205
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan studi kasus mendalam Pasca Bedah Hemoroid Grade 4 dibuat dan
diajukan sebagai syarat kelengkapan dan bukti kegiatan Magang Manajemen
Asuhan Gizi Klinik (MAGK) di Rumah Sakit Umum Daerah Pasar Rebo. Tahun
Ajaran 2021/2022.
Disusun oleh :
Gita Amelia 1810714025
206
BAB I
PENDAHULUAN
Hemorrhoides atau wasir merupakan salah satu dari gangguan sirkulasi darah.
Gangguan tersebut dapat berupa pelebaran (dilatasi) vena yang disebut venectasia
atau varises daerah anus dan perianus yang disebabkan oleh bendungan dalam
susunan pembuluh vena. Hemoroid dapat mengenai segala usia, bahkan kadang-
kadang dapat dijumpai pada anak kecil. Walaupun hemoroid tidak mengancam
keselamatan jiwa, tetapi dapat menyebabkan perasaan yang tidak nyaman.
Hemoroid dapat menimbulkan gejala karena banyak hal. Hemoroid dapat
mengenai segala usia, bahkan kadang-kadang dapat dijumpai pada anak kecil.
Walaupun hemoroid tidak mengancam keselamatan jiwa, tetapi dapat
menyebabkan perasaan yang tidak nyaman. Hemoroid dapat menimbulkan gejala
karena banyak hal (Prakoso, 2017).
207
2. Konstipasi, merupakan suatu keadaan kesulitan untuk melakukan buang
air besar dan diperlukan mengedan yang kuat ketika buang air besar.
3. Usia lanjut, pada usia lanjut terjadi degenerasi jaringan-jaringan tubuh.
4. Aktivitas fisik berat, seseorang yang memiliki aktivitas berat, dalam
jangka waktu yang lama dan frekuensi rutin, maka akan menyebabkan
peningkatan tekanan venahemoroid sehingga menyebabkan penyakit
hemoroid.
Derajat hemoroid interna dibagi 4 derajat, yaitu:
I.2 Tujuan
I.2.1 Tujuan Umum
Mahasiswa mampu melaksanakan proses asuhan gizi terstandar kepada
pasien Pasca Bedah Hemoroid Grade 4 di Ruang Rawat Inap Dahlia RSUD
Pasar Rebo Jakarta Timur.
I.2.2 Tujuan Khusus
11. Mahasiswa mampu melaksanakan asesmen pada pasien.
12. Mahasiswa mampu menentukan diagnosis gizi pada pasien.
13. Mahasiswa mampu melaksanakan intervensi dan implementasi gizi
pada pasien.
208
14. Mahasiswa mampu menentukan rencana monitoring dan evaluasi
pada pasien.
15. Mahasiswa mampu memberikan edukasi pada pasien.
I.3 Manfaat
I.3.1 Bagi Mahasiswa
Dapat meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam menerapkan ilmu
yang telah didapat selama perkuliahan khususnya dalam Proses Asuhan Gizi
Terstandar (PAGT).
I.3.2 Bagi Institusi RSUD Pasar Rebo
Meningkatkan kualitas akademik program studi dan penunjang dalam
proses praktik pembelajaran di lapangan.
I.3.3 Bagi Institusi UPN Veteran Jakarta
Dapat memberikan informasi dan menambah pengetahuan dalam
pelaksanaan diet pada pasien Hemoroid Grade 4, serta sebagai bahan
evaluasi dalam meningkatkan pelayanan gizi di Rumah Sakit yang akan
berdampak pada kepuasan pasien.
209
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
210
b. Pola buang air besar yang salah (lebih banyak menggunakan jamban
duduk, terlalu lama duduk sambil membaca, merokok)
c. Peningkatan tekanan intra abdomen karena tumor (tumor udud, tumor
abdomen)
d. Usia tua
e. Konstipasi kronik
f. Diare akut yang berlebihan dan diare kronik
g. Hubungan seks peranal
h. Kurang minum air dan kurang makan makanan berserat (sayur dan
buah)
i. Kurang olahraga/imobilisasi
211
dapat terjadi (Muttaqin & Sari, 2011). Patofisiologi Hemoroid tergambar
pada bagan berikut:
212
BAB III
213
III.3 Proses Asuhan Gizi Terstandar (PGAT)
III.3.1 Skrining Gizi
Alat skrining gizi yang digunakan di RSUD Pasar Rebo adalah MST
(The Screening Tools for Risk of Impaired Nutritional Status and Growth).
Skrining gizi dilakukan untuk melihat atau mengidentifikasi adanya resiko
mengalami malnutrisi pada pasien sehingga akan dilakukan tindak lanjut
pada asuhan gizi. Dibawah adalah hasil skrining gizi pada Tn.M.
214
Kesimpulan:
Berdasarkan hasil jumlah skor keseluruhan skrining gizi, Tn.M berisiko
mengalami malnutrisi sedang akibat nyeri dan susah BAB dari dampak
hemoroid pasien sehingga perlu pemantauan 3 hari kedepan.
= 54 kg
BB Aktual 54
IMT = = (1,58)2 = 21,6 kg/m2
TB2
215
Biokimia
Pemeriksaan biokimia dilakukan untuk melihat hasil uji dalam darah
sehingga mengetahui perkembangan kondisi pasien secara menyeluruh.
Hasil laboratorium Tn.M disajikan pada tabel 2.
216
Klinis
Berikut adalah hasil pemeriksaan klinis pada Tn.M pada hari Rabu, 13
Oktober 2021.
Pemeriksaan Hasil
Rujukan/Standar Keterangan
Klinis (13/10/2021)
Tekanan Darah 90/60 – 120/80
131/72 mmHg Normal
(MRS) mmHg
90/60 – 120/80
Tekanan Darah 154/76 mmHg Normal
mmHg
Frekuensi
20 kali/menit 14-20 kali/menit Normal
Pernapasan
Suhu Tubuh 36 oC 36 -37 oC Normal
Frekuensi Nadi 64 kali/menit 60 -100 kali/menit Normal
Kesimpulan:
Fisik
Berikut adalah hasil pemeriksaan fisik pada Tn.M pada hari Rabu, 13
Oktober 2021.
Keluhan Hasil
Gangguan rasa nyaman (+)
Nyeri (+)
BAK (+)
Mual (-)
Muntah (-)
Penurunan nafsu makan (+)
217
Kesadaran Compos Mentis (+)
Lemas (+)
Konstipasi (+)
Kesimpulan:
Tn.M tampak lemas dan nyeri di bagian dubur. Adanya penurunan nafsu
makan akibat hemoroid grade 4 di bagian dubur di mana prolapsnya tidak
masuk kembali yang menyebabkan nyeri oleh karena itu terjadi
pembatasan asupan gizi. Kesadaran pasien penuh yaitu compos mentis dan
pasien mengalami kesulitan BAB karena keras (konstipasi) juga
mengeluarkan kentut (kentut hanya keluar sedikit-sedikit).
Porsi
Waktu Menu Porsi (URT)
(gram)
Bubur 1 mangkok kcl 80 gr
Tahu Goreng 2 bh sdg 80 gr
Pagi
Jeruk 2 bh 70 gr
08.00
Teh Manis
1 gls 225 ml
Anget
Biskuit Roma
Selingan pagi 4 kpg 22 gr
Kelapa
10.00
Perkedel 1 bh sdg 35 gr
Nasi Tim 5 sdm 75 gr
Siang Sup Ayam 1 mangkok kcl 75 gr
13.00 Tempe Bacem ½ ptg 28 gr
Melon 2 bh sdg 100 gr
218
Biskuit Roma
3 kpg 16 gr
Selingan sore Kelapa
15.00 Teh Manis
1 gls 225 ml
Anget
Nasi Tim 6 sdm 90 gr
Sup Ayam 1 mangkok kcl 75 gr
Sore
Teh Manis
19.00 1 gls 100 ml
Anget
Pepaya 1 bh 100 gr
219
1. Perhitungan Kebutuhan Energi dan Zat Gizi SMRS
Perhitungan kebutuhan zat gizi berdasarkan rumus Harris Benedict
(Laki-Laki) (Kemenkes RI, 2019).
Umur : 76 tahun
BBA : 54 kg
BBI : 52 kg
TB : 158 cm
IMT : 21,6 kg/m2 (Normal)
BMR = 66 + (13,7 x BBA) + (5 x TB) – (6,8 x usia)
= 66 + (13,7 x 54) + (5 x 158) – (6,8 x usia)
= 66 + 739,8 + 790 – 516,8
= 1079
Energi = BMR x Fa (Aktivitas ringan) x Fs
= 1079 x 1,4 x 1,1
= 1661,6 ~ 1600 kkal
Protein = (15% x 1700 kkal) / 4 = 63,7 ~ 64 gr
Lemak = (25% x 1700 kkal) / 9 = 47 gr
Karbohidrat = (60% x 1700 kkal) / 4 =255 gr
Serat = 25 gr (Kemenkes RI, 2019), diberikan untuk AKG
normal pada usia dewasa laki-laki rentang umur 65-80 tahun.
220
Defisit
Protein (gr) 64 50 78% tingkat
sedang
Lemak (gr) 47 55 118% Normal
Defisit
KH (gr) 255 155 61%
tingkat berat
Defisit
Serat (gr) 25 10 39%
tingkat berat
Sumber: WNPG 2012
Kesimpulan:
Porsi
Waktu Menu Porsi (URT)
(gram)
Pagi Nasi Tim ½p 100 gr
221
7.00 Telur BB
1 buah 55 gr
Semur
Sup Oyong +
1p 100 gr
Tahu Cina
Pepaya (Luar
1 buah 55 gr
Rs)
Selingan pagi Puding Layer
1 biji 50 gr
10.00 Strawberry
Nasi Tim ½p 100 gr
Pepes Ikan
½p 28 gr
Tuna
Tempe Bacem
1 buah 55 gr
Siang Basah
11.30 Sayur Bening
Labu Siam +
1p 100 gr
Kacang
Panjang
Melon 1 buah 55 gr
Selingan sore
Nagasari 1 biji 40 gr
14.00
Nasi Tim ½p 100 gr
Oseng Daging ½p 28 gr
Tahu Biasa BB
1 buah 55 gr
Sore Rujak
15.30 Bening Labu
1p 100 gr
Siam + Wortel
Pisang
1 buah 80 gr
Barangan
222
Umur : 76 tahun
BBA : 54 kg
BBI : 52 kg
TB : 158 cm
IMT : 21,6 kg/m2 (Normal)
BMR = (10 x BB) + (6,25 x TB) – (5 x Usia) + 5
= (10 x 54) + (6,25 x 158) – (5 x 76) + 5
= 540 + 987,5 – 380 + 5
= 1152,5
Energi = BMR x Fa (Aktivitas ringan) x Fs
= 1152,5 x 1,2 x 1.3
= 1797,9 kkal
Protein = (20% x 1797,9 kkal) / 4 = 89 gr
Lemak = (20% x 1797,9 kkal) / 9 = 39 gr
Karbohidrat = (60% x 1797,9 kkal) / 4 = 269 gr
Serat = 30 gr (Kemenkes RI, 2019), serat diberikan tinggi
minimal 30 gr, terutama serat tidak larut yang mudah mengikat air
sehingga feses menjadi lunak.
223
Lemak (gr) 39 38 97% Normal
Defisit
KH (gr) 269 193 72% tingkat
sedang
Defisit
Serat (gr) 25 19 76% tingkat
sedang
Sumber: WNPG 2012
Kesimpulan:
224
Mengatasi
berbagai infeksi Nyeri perut, mual,
Ceftriaxone 2 x 1 gr bakteri yang muntah, diare dan
terjadi pada pusing
tubuh
Meredakan nyeri Sakit perut, mual,
Ketorolac 3 x 30 mg
dan peradangan muntah, sariawan
Mengatasi dan
mencegah rasa
panas pada perut, Mual, muntah, sakit
Ranitidine 2 x 50 mg
sakit perut kepala, ruam, diare
disebabkan oleh
tukak lambung
Meredakan nyeri
sedang hingga Sakit maag, kantuk,
Tramadol 100 mg
berat, seperti nyeri mual dan muntah
pascaoperasi
Ruam kulit, gatal
Menangani
Laxadin 3 x 10 ml pada kulit, diare,
masalah sembelit
mual dan muntah
225
NC-1.2 Kesulitan mengunyah/menggigit berkaitan asupan makan
pasien sedikit, ditandai gigi pasien tidak lengkap.
NC-2.2 Perubahan nilai lab terkait gizi protein berkaitan dengan
keadaan resti infeksi pada bagian dubur ditandai dengan kadar Hb 11
g/dL (13,2-17,3 g/dL), hematokrit 31% (40-52%), neutrophil batang
0% (3-5%), limfosit 14% (25-40%), dan neutrophil segmen 79% (50-
70%).
c. Domain Behavior
NB-1.5 Gangguan pola makan berkaitan dengan pengetahuan
keluarga terdekat pasien kurang tentang informasi gizi dan kesehatan
terkait penyakit hemoroid 4, ditandai dengan pola makan yang tidak
teratur/seimbang dan asupan zat gizi juga serat kurang dari kebutuhan
pasien
NB-2.1 Aktivitas fisik kurang ditandai pasien jarang berolahraga
ringan yang membantu pola hidup sehat pasien.
III.3.4 Intervensi
Tujuan
1. Membantu asupan zat gizi oral mencapai batas normal dari
kebutuhan pasien
2. Membantu meningkatkan asupan serat pasien agar kembali normal
3. Memberikan makanan yang mudah dicerna dan dikonsumsi oleh
Tn.M
4. Membantu menormalkan nilai laboratorium agar kembali normal
5. Mengatur diet pasien, sumber bahan pangan yang tinggi serat yang
dianjurkan serta pentingnya olahraga dalam menunjang diet pasien
Tn.M.
Implementasi
d. Preskripsi Diet
1. Jenis Diet : Diet Tinggi Serat dan Gizi Seimbang
2. Bentuk Makanan : Lunak (Nasi Tim)
226
3. Kode Pemesanan : NTLC BH JUS
4. Rute : Oral
5. Frekuensi : 3x makan utama dan 2x selingan
6. Syarat Diet :
Kebutuhan energi sesuai kebutuhanya itu sebesar 1797,9 kkal
disesuaikan menurut umur, jenis kelamin, da aktivitas
Protein sesuai dengan kebutuhan yaitu 20% dari kebutuhan
energi total sebesar 89 gram, baik yang bersumber protein
hewani atau nabati
Lemak sesuai dengan kebutuhan yaitu 20% dari kebutuhan
energi total sebesar 39 gram dari kebutuhan total
Karbohidrat sesuai dengan kebutuhan yaitu 60% dari
kebutuhan energi total sebesar 269 gram, diberikan dalam
jumlah cukup terutama karbohidrat kompleks dengan
kandungan serat yang lebih tinggi
Bentuk makanan lunak dan mudah dicerna serta dikonsumsi
Makanan yang mengandung tinggi serat dan tidak
merangsang pencernaan
227
Isi edukasi gizi seimbang (definisi, 4 pilar gizi seimbang, 10
pesan gizi seimbang, dan isi piringku)
228
Pasien dan keluarga memahami
info yang disampaikan
11. Bagaimana mengatur diet
hemoroid?
12. Aktivitas apa saja yang dapat
Pengetahuan Edukasi 1 hari
menyebabkan hemoroid?
13. Apa dimaksud dengan
makanan yang gizi seimbang?
14. Sumber makanan apa saja
yang mengandung tinggi serat?
229
Hematokrit 31% Rendah 48% Normal 40 – 52%
Neutrofil
0% Rendah 1% Rendah 3 – 5%
Batang
Neutrofil
79% Tinggi 66% Normal 50 – 70%
Segmen
Limfosit 14% Rendah 28% Normal 25 – 40%
Kesimpulan:
Pada pemeriksaan biokimia pasien di hari ke-2 rawat inap, kadar Hb, hematokrit,
neutrofil segmen, dan limfosit sudah mencapai angka normal. Namun untuk
neutrophil batang masih rendah karena dalam proses penyembuhan pasca bedah.
Yaitu untuk kadar Hb pasien 15,5 g/dL, hematokrit 48%, neutrophil batang 1%,
neutrophil segmen 66%, dan limfosit pasien 28%.
Pada pemeriksaan fisik pasien Tn.N di hari ke-2 intervensi pasien masih mengalami
gangguan rasa nyaman dan nyeri di bagian dubur sudah mulai berkurang karena
pasca operasi di hari pertama intervensi. Untuk asupan makanan pasien sudah
membaik, badan tidak begitu lemas, dan sudah tidak konstipasi lagi.
230
Pemeriksaan Klinis Pasien
Hasil
Nilai
Indikator 13/10/21 14/10/21
Normal
Hasil Capaian Hasil Capaian
90/60 –
Tekanan 154/76 112/82
Normal Normal 120/80
Darah mmHg mmHg
mmHg
Frekuensi 20 20 14-20
Normal Normal
Pernapasan kali/menit kali/menit kali/menit
Suhu
36 oC Normal 36 oC Normal 36 -37 oC
Tubuh
Frekuensi 64 65 60 -100
Normal Normal
Nadi kali/menit kali/menit kali/menit
Kesimpulan:
Pada pemeriksaan klinis pasien di hari ke-2 rawat inap, tekanan darah, frekuensi
pernapasan, suhu tubuh, dan frekuensi nadi pasien sudah mencapai angka normal,
yaitu tekanan darah pasien 112/82 mmHg, frekuensi pernapasan pasien 20
kali/menit, suhu tubuh pasien 36 oC, dan frekuensi nadi pasien 65 kali/menit.
231
BAB IV
PENUTUP
IV.1 Kesimpulan
a. Hasil skrining Tn.M diperoleh skor 2 yang berarti mengalami malnutrisi
sedang
b. Tn.M memiliki BB 54 kg dan TB 158 cm sehingga memiliki IMT 21,6 kg/m2
status gizi tergolong normal
c. Hasil Hb, hematokrit, neutrophil batang, dan limfosit rendah sedangkan pada
neutrophil segmen tinggi. Hal tersebut mengindikasi bahwa Tn.M mengalami
infeksi dan resiko resti infeksi dari hemoroid grade 4 yang dideritanya
d. Pemeriksaan klinis Tn.M sudah normal sehingga harus dipertahankan agar
tetap normal
e. Pemeriksaan fisik Tn.M ditemukan ada gangguan rasa nyaman, nyeri di
bagian dubur, kesulitan BAB (konstipasi), penurunan nafsu makan, dan lemas
f. Tn.M diberi intervensi dengan preskripsi diet tinggi serat sebesar 30 gr yang
dibarengi dengan gizi seimbang
g. Rencana monitoring dilakukan dalam jangka waktu 2 hari dengan indicator
asupan, keluhan fisik klinis, dan pengetahuan.
IV.2 Saran
a. Tn.M disarankan untuk mengonsumsi makanan sesuai dengan diet pasca
operasi yaitu tinggi serat dan gizi seimbang
b. Adanya koordinasi dan tenaga kesehatan untuk terus memantau
perkembangan pasien secara berkala
d. Adanya partisipasi keluarga terdekat pasien dalam pengaturan pola makan
pasien yang menunjang keberhasilan diet pada pasien Tn.M terutama pada
keluarga yang mengolah menu makanan.
232
DAFTAR PUSTAKA
Kartono, D., & AAB, J. (2012). Ringkasan angka kecukupan gizi (AKG) yang
dianjurkan bagi orang Indonesia 2012. Conference Paper. Widyakarya
Nasional Pangan Dan Gizi (WNPG) X, 20–21.
Kemenkes RI. (2019a). Tabel Batas Ambang indeks Massa tubuh (IMT). Direktorat
P2PTM. http://p2ptm.kemkes.go.id/infographic-p2ptm/obesitas/tabel-
batas-ambang-indeks-massa-tubuh-imt
Murbawani, E. A. (2006). Wasir Karena Kurang Serat. Online. Tersedia Dari Www.
Suaramerdeka. Com.
Pusparani, C. A., & Purnomo, S. (2019). Hemorrhoid artery ligation and recto-anal
repair treatment for hemorrhoid: A case series. Bali Medical Journal, 8(3),
550.
233
LAMPIRAN 1. ASUPAN SMRS
Biskuit
roma Biskuit 22 105,9 1,6 4 15,48 0
kelapa
Selingan
Kentang 30 18,6 0,63 0,06 4 0,15
(10.00)
Perkedel Telur 15 23,1 1,86 1,62 0,105 0
234
Wortel 15 5,4 0,15 0,09 1,185 0,15
Minyak 1 8,08 0 1 0 0
Tempe Gula
5 18,4 0 0 4,6 0
bacem merah
Biskuit
roma Biskuit 16 77 1,185 2,96 11 0
kelapa
Selingan
(15.00) Teh 3 9 0,84 0,144 1,6 0,2
Teh manis
anget Gula
3 11,8 0 0 2,82 0
pasir
Minyak 1 8,08 0 1 0 0
235
Teh manis Gula
3 11,8 0 0 2,82 0
anget pasir
236
LAMPIRAN 2. ASUPAN MAKAN MRS
Buah Jus
Pepaya 55 25,3 0,275 0,055 6,71 0,88
Pepaya
Agar rasa
5 12,5 0 0 5 2,5
Pudding strawberry
Snack
layer
(09.00) Gula pasir 3 11,8 0 0 2,8 0
strawberry
Susu 15 9,15 0,48 0,5 0,64 0
237
Tempe Gula
5 18,4 0 0 4,6 0
bacem merah
Sayur
Labu siam 50 15 0,3 0,05 3,35 3,1
bening
labu siam
Kacang
+ kacang 50 15,5 1,15 0,05 2,65 1,35
panjang
panjang
Buah Jus
Melon 55 20,35 0,33 0,22 4,29 0,55
Melon
Tepung
15 52,95 1,05 0,075 12 0,36
beras
Snack
Nagasari Gula pasir 3 11,8 0 0 2,8 0
(14.00)
Pisang
10 10,9 0,08 0,05 2,63 0,57
kepok
Daging
28 76,44 4,9 6,16 0 0
sapi
Oseng
Sore daging Kecap 3 2,13 0,1 0,039 0,27 0
biasa BB Pasta
rujak 5 4,1 0,216 0,02 0,94 0,22
tomat
238
Minyak 2 22,1 0 2,5 0 0
Pisang
Pisang 80 86,4 0,8 0,64 19,44 1,52
barangan
239
LAMPIRAN 3. MENU PERENCANAAN INTERVENSI 1
Kacang
40 130 10,03 0,6 24 7,5
Hijau
Snack Bubur
Gula
Pagi Kacang 6 18,4 0 0 5,52 0
Merah
(09.00) Hijau
Gula
5 20 0 0 4,7 0
Pasir
240
Perkedel
Tahu
Telur 35 55,2 4 2 1,5 0
Panggang
(L)
Minyak 2 18,01 0 2 0 0
BH Jus Buah
100 59,7 3,05 0,1 16,25 1,6
Pepaya Pepaya
Tepung
10 33,3 0,7 0,1 8,2 2,4
Kue Beras
Snack Talam
Labu
Sore Labu 35 18,5 0,5 1,05 3,5 2,7
Kuning
(14.00) Kuning
DM Gula
5 20 0 0 4,7 0
Pasir
Ikan Ikan
45 49,01 10 0,3 0 0
Sore Tuna Tuna
Gulai
(17.00)
Suwir Minyak 2 18,01 0 2 0 0
Halus
241
Oseng
Tempe
Minyak 2,5 22,1 0 2,5 0 0
BB
Kuning
Bening Kacang
30 13,06 0,6 0,03 2,63 2,7
Kacang Panjang
Panjang
Labu
+ Labu 70 36,5 3 0,3 1,35 6,2
siam
Siam
Buah Jus
Melon 150 55,5 0,9 0,6 11,7 1
melon
242
LAMPIRAN 4. MENU PERENCANAAN INTERVENSI 2
Nasi
Beras 50 179 4,2 0,8 39 0,2
Tim
Bening
Labu
labu 125 38 0,75 0,1 8,375 7,75
Siam
siam
Agar
5 13,33 0 0 0,6 5,9
plain
Snack Bubuk
Pudding 6 24 1,2 1,12 3 2,6
Pagi cocoa
Batik
Gula
5 20 0 0 4,7 0
pasir
Nasi
Beras 50 179 4,2 0,8 39 0,2
Tim
Siang
Oseng Ayam 50 149 9,1 10,3 0 0
(12.00)
ayam
Kecap 15 11,5 0,76 0,2 2,91 0
LC
243
Tempe 55 82,5 7,7 0,4 5 1,4
Tempe
BB Tomat 25 6 0,325 0,12 1,175 1,5
tomat
Minyak 2 18,01 0 2 0 0
Jus Buah
150 82,5 2,75 0,5 23,05 2,4
Pepaya Pepaya
Tepung
20 68,7 3,7 3,1 14,23 0,3
terigu
Snack
Bolu Telur 15 28,4 6,7 1,25 18,9 0
Sore
Pelangi
(14.00) Gula
5 20 0 0 4,7 0
pasir
Nasi
Beras 50 179 4,2 0,8 39 0,2
Sore Tim
244
Tahu
BB Tahu 50 40 5 2 0,4 0,1
Kuning
Daun
15 11,03 3,25 0,1 0 0,27
bawang
Sup
Sayuran Kentang 36 26,03 0,8 0,07 8,96 0,5
Jus Buah
150 59 0,9 0,6 13,7 1
Melon Melon
245
LAMPIRAN 5. LEAFLET
246
Diet Gizi Seimbang
247
LAMPIRAN 6. DOKUMENTASI
248
Sisa Makanan
Edukasi
249
LAPORAN STUDI KASUS MENDALAM
PENATALAKSANAAN GIZI
PADA KASUS TROMBOSITOPENIA, DIABETES MELLITUS TIPE 2,
HIPERTENSI TINGKAT 2
RUANG RAWAT INAP FLAMBOYAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PASAR REBO
Disusun Oleh :
Gita Amelia 1810714025
250
LEMBAR PENGESAHAN
Disusun oleh :
Gita Amelia 1810714025
251
BAB I
PENDAHULUAN
252
Berdasarkan data International Diabetes Federation (IDF) prevalensi DM
global pada tahun 2019 diperkirakan 9,3% (463 juta orang), naik menjadi 10,2%
(578 juta) pada tahun 2030 dan 10,9% (700 juta) pada tahun 2045 (IDF, 2019).
Pada tahun 2015, Indonesia menempati peringkat 7 sebagai negara dengan
penyandang DM terbanyak di dunia, dan diperkirakan akan naik peringkat 6 pada
tahun 2040 (Perkeni, 2019).
Diabetes sendiri adalah suatu penyakit menahun yang ditandai dengan kadar
glukosa darah (gula darah) melebihi normal yaitu kadar gula darah sewaktu sama
atau lebih dari 200 mg/dl, dan kadar gula darah puasa di atas atau sama dengan 126
mg/dl (Misnadiarly, 2006). DM dikenal sebagai silent killer karena sering tidak
disadari oleh penyandangnya dan saat diketahui sudah terjadi komplikasi
(KEMENKES, 2014). DM dapat menyerang hampir seluruh sistem tubuh manusia,
mulai dari kulit sampai jantung yang menimbulkan komplikasi. Diabetes Mellitus
terbagi menjadi 2, yaitu: DM Tipe 1 dan DM Tipe 2.
253
disebabkan peningkatan dua kali lipat pergantian trombosit yang mengakibatkan
terjadinya trombositopenia (HASANAH, 2019).
I.2 Tujuan
I.2.1 Tujuan Umum
Mahasiswa mampu melaksanakan proses asuhan gizi terstandar kepada
pasien dengan diagnosa trombositopenia, diabetes mellitus II dan hipertensi
tingkat II di Ruang Rawat Inap Mawar RSUD Pasar Rebo Jakarta Timur.
I.2.2 Tujuan Khusus
1. Mahasiswa mampu melakukan anamnesa riwayat gizi pada pasien
rawat inap dengan trombositopenia, DM II, dan hipertensi II
2. Mahasiswa mampu mengkaji data melalui assessment gizi
3. Mahasiswa mampu menghitung kebutuhan gizi pasien.
4. Mahasiswa mampu menentukan diagnosis gizi pada pasien.
5. Mahasiswa mampu melakukan intervensi gizi meliputi: tujuan
intervensi, syarat diet, dan preskripsi diet, serta menyusun menu diet
untuk pasien.
6. Mahasiswa mampu menyusun diet pasien sesuai dengan kebutuhan
yang telah direncanakan.
254
7. Mahasiswa mampu memberikan edukasi dan konseling gizi kepada
pasien.
8. Mahasiswa mampu melakukan monitoring dan evaluasi kepada
pasien.
9. Mahasiswa mampu melakukan comestock sisa makanan pasien.
I.3 Manfaat
I.3.1 Bagi Mahasiswa
Dapat meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam menerapkan ilmu
yang telah didapat selama perkuliahan khususnya dalam Proses Asuhan Gizi
Terstandar (PAGT) mengenai penatalaksanaan diet diabetes mellitus,
rendah garam dan gizi seimbang.
I.3.2 Bagi Institusi RSUD Pasar Rebo
Meningkatkan kualitas akademik program studi dan penunjang dalam
proses praktik pembelajaran di lapangan. Menambah informasi dan
pengetahuan terkait diet diabetes mellitus, hipertensi dan gizi seimbang
melalui konseling dan edukasi yang berikan kepada pasien dan keluarga
pasien
I.3.3 Bagi Institusi UPN Veteran Jakarta
Dapat memberikan informasi dan menambah pengetahuan dalam
pelaksanaan diet pada pasien Trombositopenia, Diabetes Mellitus II, dan
Hipertensi II, serta sebagai bahan evaluasi dalam meningkatkan pelayanan
gizi di Rumah Sakit yang akan berdampak pada kepuasan pasien.
255
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Hipertensi
Tekanan darah merupakan tekanan yang berasal dari jantung yang
berfungsi untuk menggerakkan darah keseluruh tubuh sehingga sangat
penting pada sistem
256
sirkulasi tubuh manusia. Tekanan darah tinggi atau yang disebut dengan
hipertensi merupakan penyakit yang berbahaya di dalam dunia medis karena
penyakit tersebut dapat menyebabkan kematian pada setiap orang.
Umumnya, seseorang dikatakan mengalami hipertensi jika tekanan darah
berada di atas 140/90 mmHg. Hipertensi dibedakan menjadi dua macam,
yakni hipertensi primer (esensial) dan hipertensi sekunder. Hipertensi dipicu
oleh beberapa faktor risiko, seperti faktor genetik, obesitas, kelebihan asupan
natrium, dislipidemia, kurangnya aktivitas fisik, dan defisiensi vitamin D.
Menurut The Seventh Report Of the Joint National Committee on
Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Preasure
(JNC VII) klasifikasi tekanan darah pada orang dewasa terbagi menjadi
kelompok normal, prahipertensi, hipertensi derajat 1, dan derajat 2
(Anggriani, 2016).
Trombositopenia
Trombosit merupakan komponen darah yang berperan dalam proses
pembekuan darah. Trombosit yang berperan dalam pembekuan darah ini bisa
turun (trombositopenia) apabila dalam keadaan tidak normal. Penyebab
trombosit karena dua hal yaitu kerusakan trombosit di peredaran darah, atau
kurangnya produksi trombosit di sumsum tulang.
Hiperglikemia, hiperinsulinemia dan resistensi insulin yang terjadi
secara berkepanjangan dapat meningkatkan aktivitas koagulasi dari sitem
hemostasis. Perubahan keseimbangan hemostasis ini menyebabkan penderita
diabetes melitus berada dalam keadaan hiperkoagulasi. Pada pasien dengan
diabetes melitus terjadi disfungsi dari trombosit, dimana terjadi peningkatan
adhesi dan aktivitas trombosit pada respon agonis sehingga dapat
menyebabkan terjadinya peningkatan agregasi trombosit.
Perubahan daya beku darah menjadi salah satu faktor utama yang
berperan dalam patofisiologi terjadinya thrombosis. Trombosis adalah suatu
keadaan dimana terjadi pembekuan massa abnormal yang berasal dari
komponen-komponen darah di dalam system peredaran darah.
257
Terjadinya thrombosis pada penderita DM dapat menyebabkan terjadinya
trombositopenia (Benyamin & Gustaviani, 2006).
258
1. Resistensi insulin
2. Disfungsi sel B pancreas
Pada DM terjadi gangguan pada reaksi RIS (Receptor Insulin Substrate)
sehingga menurunkan jumlah transporter glukosa terutama GLUT 4 yang
mengakibatkan berkurangnya distribusi glukosa kejaringan yang
menyebabkan penumpukan glukosa darah yang pada akhirnya akan
menimbulkan hiperglikemia atau meningkatnya kadar gula darah dalam
tubuh.
sel sel sasaran insulin gagal atau tidak mampu merespon insulin secara
normal. Keadaan ini lazim disebut sebagai “resistensi insulin.” Resistensi
insulin banyak terjadi akibat dari obesitas dan kurang nya aktivitas fisik serta
penuaan. Pada penderita DM tipe 2 dapat juga terjadi produksi glukosa
hepatik yang berlebihan namun tidak terjadi pengrusakan sel-sel B langerhans
secara autoimun seperti DM tipe 2. Defisiensi fungsi insulin pada penderita
DM tipe 2 hanya bersifat relatif dan tidak absolut.
259
(Chen et al., 2015)
260
BAB III
261
III.3 Proses Asuhan Gizi Terstandar (PGAT)
III.3.1 Skrining Gizi
Alat skrining gizi yang digunakan di RSUD Pasar Rebo adalah MST
(The Screening Tools for Risk of Impaired Nutritional Status and Growth).
Skrining gizi dilakukan untuk melihat atau mengidentifikasi adanya resiko
mengalami malnutrisi pada pasien sehingga akan dilakukan tindak lanjut
pada asuhan gizi. Dibawah adalah hasil skrining gizi pada Tn.N.
262
Kesimpulan:
Berdasarkan hasil jumlah skor keseluruhan skrining gizi, Tn.N berisiko
mengalami malnutrisi sedang akibat DM tipe 2, hipertensi tingkat 2 disertai
dengan trombositopenia sehingga perlu pemantauan 3 hari kedepan.
= 160,85 ~ 161 cm
BB
LILA : 34 cm
263
Biokimia
Pemeriksaan biokimia dilakukan untuk melihat hasil uji dalam darah
sehingga mengetahui perkembangan kondisi pasien secara menyeluruh.
Hasil laboratorium Tn.N disajikan pada tabel 2.
264
sehingga dapat menyebabkan overidrasi yang berkaitan langsung
dengan penyebab penurunan kadar ureum darah.
Selain itu pasien memiliki nilai GDS tinggi.
Klinis
Berikut adalah hasil pemeriksaan klinis pada Tn.N pada hari Jumat, 29
Oktober 2021.
Pemeriksaan Hasil
Rujukan/Standar Keterangan
Klinis (29/10/2021)
Tekanan Darah 193/107
120/80 mmHg Tinggi
(SMRS) mmHg
Tekanan Darah
(terakhir 160/82 mmHg 120/80 mmHg Tinggi
diperiksa)
Respiratory
20x/menit 12-20x/menit Normal
Rate
Suhu 36°C 36,1-37,2°C Normal
Kesimpulan:
Fisik
Berikut adalah hasil pemeriksaan fisik pada Tn.N pada hari Jumat, 29
Oktober 2021.
Keluhan Hasil
265
Penurunan nafsu Makan (+)
Lemas (+)
Mual (+)
Muntah (+)
Nyeri Perut (+)
Demam (-)
Batuk (-)
Sesak Napas (-)
BAB (Buang Air Besar) + (lancar)
Diare -
BAK (Buang Air Kecil) + (lancar)
Kesimpulan:
Tn.N nafsu makan pada pasien menurun, dikarenakan tubuh pasien lemas
sejak 3 hari SMRS dan mengalami mual, muntah sejak 2 minggu SMRS
dan nyeri di bagian perut. Pasien muntah >5 kali.
Porsi
Waktu Menu Porsi (URT)
(gram)
Nasi Putih 2 Ctg Nasi 150 gr
Pagi Sop Ayam
1 Mangkok 100 gr
08.00 Opor
Tahu Goreng 2 Buah Sdg 50 gr
Malkist
4 Keping 36 gr
Selingan pagi Crackers
10.00 Roti Tawar 1 Buah 35 gr
Apel 1 Buah 60 gr
266
Nasi Putih 2 Ctg Nasi 150 gr
Siang Sayur Bayam 1 Mangkok 100 gr
13.00 Ikan Patin
1 Ekor 100 gr
Goreng
Malkist
3 Keping 27gr
Selingan sore Crackers
16.00 Soto Ayam 1 Porsi 100 gr
Pepaya 2 Ptg Sdg 75 gr
Nasi 2 Ctg Nasi 150 gr
Sore
Sayur Sop 1 Mangkok 100 gr
19.00
Ayam Goreng 1 Potong 75 gr
267
3. Perhitungan Kebutuhan Energi dan Zat Gizi SMRS
Perhitungan kebutuhan zat gizi Sebelum Masuk Rumah Sakit
berdasarkan rumus (Perkeni, 2019):
Umur : 58 tahun
BBA : 75 kg
BBI : 54,9 kg
TB : 161 cm
IMT : 28,9 kg/m2
268
= 1976 kkal
Kebutuhan Karbohidrat
KH = 60% x 1976/4
= 1087,02/4
= 296 gram
Kebutuhan Protein
P = 15% x 1976 /4
= 296,4/4
= 74 gram
Kebutuhan Lemak
L = 25% x 1976/9
= 452,875/9
= 54,8 gram
Kebutuhan Natrium
Na = 700 mg (Rendah Garam II)
269
Natrium
700 mg 709,1 101,30 Normal
(mg)
Sumber: WNPG 2012
Kesimpulan:
Porsi
Waktu Menu Porsi (URT)
(gram)
Nasi Tim 2 Ctg Nasi 200 gr
Pagi Daging Terik 1 Porsi 55 gr
7.00 Sup Oyong
1 Porsi 100 gr
Wortel
Selingan pagi
Pudding Agar 1 Porsi 50 gr
10.00
Siang Nasi Tim 2 Ctg Nasi 200 gr
270
11.30 Ikan Pepes Tuna 1 Ptg 55 gr
Tahu Bacem
1 Bh 55 gr
Basah
Bening Labu
Siam + Kacang 1 Porsi 100 gr
Panjang
Semangka 1 Bh 75 gr
Selingan sore
Kue Lumpur 1 Bj 50 gr
14.00
Nasi Tim 2 Ctg Nasi 200 gr
Telur BB
1 Bh 55 gr
Rendang Biasa
Sore Oseng Tempe
3 Sdm 45 gr
16.00 Kecap
Sayur Bening
1 porsi 100 gr
Bayam + Jagung
Melon 1 bh 75 gr
Umur : 58 tahun
BBA : 75 kg
BBI : 54,9 kg
TB : 161 cm
IMT : 28,9 kg/m2
271
Energi Basal
Laki-laki = 30 kalori x BBI
= 30 x 54,9
= 1647 kalori (A)
Energi untuk aktivitas (Ringan/Bedrest)
= 10% x energi basal
= 10% x 1647
= 164,7 kalori (B)
Energi untuk kondisi stress
= 10% x energi basal
= 10% x 1647
= 164,7 kalori (C)
Koreksi umur (58 tahun)
= 10% x energi basal
= 10% x 1647
= 164,7 (D)
Total Kebutuhan Energi
E = (A) + (B) + (C) – (D)
= 1647 + 164,7 + 164,7 - 164,7
= 1811,7 kkal
Kebutuhan Karbohidrat
KH = 60% x 1811,7/4
= 1087,02/4
= 271,7 gram
Kebutuhan Protein
P = 15% x 1811,7 /4
= 271,7/4
= 67,9 gram
Kebutuhan Lemak
L = 25% x 1811,7/9
= 452,8/9
= 50 gram
272
Kebutuhan Natrium
Na = 700 mg (Rendah Garam II)
Kesimpulan:
273
Riwayat Personal Pasien
Tn.N tinggal bersama keluarga yaitu istri dan kedua anaknya yang satu
masih bersekolah dan bekerja
Pendidikan terakhir Tn. N adalah SMA
Tn.N sudah tidak bekerja
Tn.N rutin kontrol kesehatan di RSUD Pasar Rebo
Tn.N sering sekali mengkonsumsi makanan luar seperti nasi padang,
tongseng, dan ayam bakar
Tn.N jarang sekali olahraga dan sering pusing karena hipertensinya
yang tidak terkontrol.
2 hari sebelum masuk rumah sakit, Tn.N bercerita melakukan refleksi
mata dan wajah untuk mengurangi pusing
274
Obat untuk mengatasi Konstipasi,
3x1 tukak lambung, ulkus diare, mulut
Sucralfate
cth duodenum, atau gastritis kering, dan
kronis pusing
Pusing,
Obat untuk menurunkan bengkak pada
1 x 10
Amlodipin tekanan darah pada kondisi kaki, sakit
mg
hipertensi perut dan mual,
lelah tak biasa
b. Domain Klinik
NC-2.2 Perubahan nilai lab terkait zat gizi karbohidrat (glukosa
dalam darah) yang berhubungan dengan gangguan metabolik endokrin
(DM) ditandai dengan ketidaknormalan kadar GDS pasien sebesar 230
mg/dl.
NC-3.3 Berat badan obesitas berkaitan pola makan yang salah
melebihi kebutuhan ditandai dengan IMT pasien sebesar 28,9 kg/𝑚2
(Obesitas)
c. Domain Behavior
275
NB-1.4 Kurang dapat menjaga/memonitor diri yang berhubungan
dengan ketidaksiapan untuk mengubah pola hidup yang ditandai pasien
masih saja mengkonsumsi jajanan luar yang tinggi lemak seperti nasi
padang, tongseng, jeroan yang tinggi garam. Walaupun sudah
mendapat asuhan gizi saat cek rutin kesehatan di RSUD Pasar Rebo.
III.3.4 Intervensi
Tujuan
1. Membantu memenuhi asupan gizi pasien sesuai dengan kebutuhan
2. Memberikan natrium <800 mg atau sesuai dengan rekomendasi dan
mengontrol tekanan darah agar berada pada batas normal.
3. Membantu menurunkan gula darah (GDS) agar normal dan
mencegah komplikasi lainnya yang terjadi
4. Membantu menurunkan berat badan secara perlahan dan
mengembalikan status gizi pasien mencapai normal.
5. Meningkatkan pengetahuan melalui edukasi gizi terkait DM dan
Hipertensi dengan diet DM dan rendah garam.
Implementasi
f. Preskripsi Diet
7. Jenis Diet : Diet DM, Rendah Garam II, 1800 kkal
8. Bentuk Makanan : Lunak (Nasi Tim)
9. Kode Pemesanan : NT DM RG II BH JUS
10. Rute : Oral
11. Frekuensi : 3x makan utama dan 2x selingan
12. Syarat Diet :
Energi cukup, yaitu 1811,7 kkal 1800 kkal
Protein 15% dari kebutuhan energi total, yaitu 67,9 gr
Lemak 25% dari kebutuhan energi total, yaitu 50 gr
Karbohidrat 60% dari kebutuhan energi total, yaitu 271,7 gr
Kebutuhan Natrium yaitu <800 mg 700 mg
Bentuk makanan lunak dan mudah dicerna serta dikonsumsi
276
Makanan yang mengandung rendah garam dan tidak
merangsang pencernaan
277
Pemeriksaan
Fisik fisik dan 3 hari Keluhan berkurang
wawancara
Memantau dan memperbaiki kadar
biokimia pasien agar mencapai
nilai normal
Hb (13,2 – 17,3 g/dL)
Hematokrit (40 – 52 %)
Eritrosit (4,4 – 5,9 juta/µL)
Pemeriksaan
Biokimia 3 hari Leukosit (3,80 – 10,60
biokimia
10^3/µL)
Trombosit (150 – 440 ribu/µL)
GDS (< 200 mg/dL)
Ureum darah (20 – 40 mg/dL)
Kreatinin darah (0,17 – 1,50
mg/dL)
Pasien dan keluarga memahami
info yang disampaikan
15. Makanan yang dianjurkan
dan tidak dianjurkan?
Pengetahuan Edukasi 1 hari 16. Bumbu apa saja yang harus
dihindari untuk diet DM dan
rendah garam?
17. Pentingkah aktivitas fisik
untuk menjaga kesehatan?
278
Hari
1807 99,7% 70,5 103,9% 51,6 103% 259,6 95,5% 653,9 93%
ke-1
Hari
1824,7 100,7% 69,9 103% 51 102% 263,9 97% 654 93%
ke-2
Hari
1818 100% 61,5 90,6% 46,7 93,5% 265,5 97,7% 565,8 76%
ke-3
Asupan energi, protein, lemak dan karbohidrat sudah baik, terdapat peningakatan
% asupan setiap intervensinya. Namun pada asupan natrium mengalami penurunan
pada intervensi 3 yang masih kurang dari 90% termasuk defisit tingkat sedang.
Pada pemeriksaan biokimia pasien di hari ke-3 rawat inap, kadar hematokrit,
eritrosit, GDS, dan ureum darah sudah mencapai angka normal, namun untuk kadar
trombosit pasien masih di bawah angka normal. Yaitu untuk kadar hematokrit
pasien 41 %, kadar eritrosit pasien 4,5 juta/µL, kadar trombosit pasien 88 ribu/µL,
kadar GDS pasien 158 mg/dL, dan kadar ureum darah pasien 20 mg/dL.
279
Pemeriksaan Fisik Pasien
Hasil
Indikator
29/10/21 30/10/21 31/10/21
Penurunan nafsu
(+) (-) (-)
Makan
Lemas (+) (+) (+)
Mual (+) (-) (-)
Muntah (+) (-) (-)
Nyeri Perut (+) (-) (-)
Kesimpulan:
Pada pemeriksaan fisik pasien di hari ke-3 rawat inap, nafsu makan pasien sudah
membaik dan untuk mual, muntah, dan nyeri perut sudah berkurang. Hanya saja
pasien masih merasa tubuhnya lemas.
Hasil
Nilai
Indikator 29/10/21 30/10/21 31/10/21
Normal
Hasil Capaian Hasil Capaian Hasil Capaian
Tekanan 160/82 120/80
Tinggi 155/85 Tinggi 124/96 Tinggi
Darah mmHg mmHg
Kesimpulan:
Pada pemeriksaan klinis pasien di hari ke-2 tekanan darah pasien masih tinggi. pada
hari ke-3, seluruhnya masih tergolong tinggi namun sudah membaik daripada
intervensi hari ke-2.
280
BAB IV
PENUTUP
IV.1 Kesimpulan
a. Hasil skrining Tn.N diperoleh skor 3 yang berarti mengalami malnutrisi
sedang
b. Tn.N memiliki BB 75 kg dan TB 161 cm sehingga memiliki IMT 28,9 kg/m2
status gizi tergolong obesitas tingkat 1
c. Hasil laboratorium hematokrit, eritrosit, trombosit. Dan ureum darah rendah.
Sementara GDS tinggi hal ini disebakan karena adanya manifestasi dari
penyakit DM tipe 2 pada pasien Tn.N
d. Pemeriksaan klinis Tn.N tekanan darah pasien tinggi tidak terkontrol
sehingga diperlukan pemantauan yang berkala
e. Pemeriksaan fisik Tn.N ditemukan ada badan lemas, nyeri perut, mual dan
muntah >5 kali, sehingga adanya penurunan nafsu makan
f. Tn.N diberi intervensi dengan preskripsi diet rendah garam II sebesar 700 mg
Bersama diet diabetes mellitus
g. Rencana monitoring dilakukan dalam jangka waktu 3 hari dengan indicator
asupan, keluhan fisik klinis, dan pengetahuan.
IV.2 Saran
a. Tn.N disarankan untuk mengonsumsi dan menerapkan makanan sesuai
dengan diet diabetes mellitus dan rendah garam II
b. Tn.N juga diharapkan menjaga pemilihan bahan makanan yang akan
dikonsumsi, pemilihan cara pengolahan makanan dan mengonsumsi sumber
makanan yang rendah garam dan gula.
c. Adanya koordinasi dan tenaga kesehatan untuk terus memantau
perkembangan pasien secara berkala (laboratorium, fisik, klinis, dan asupan)
d. Adanya partisipasi keluarga terdekat pasien dalam pengaturan pola makan
pasien yang menunjang keberhasilan diet pada pasien Tn.N terutama pada
keluarga yang mengolah menu makanan.
281
DAFTAR PUSTAKA
Chen, I.-W., Yang, H.-M., Chiu, C.-H., Yeh, J.-T., Huang, C.-H., & Huang, Y.-Y.
(2015). Clinical characteristics and risk factor analysis for lower-extremity
amputations in diabetic patients with foot ulcer complicated by necrotizing
fasciitis. Medicine, 94(44).
Ekoé, J. M., Rewers, M., Williams, R., & Zimmet, P. (2008). The epidemiology of
diabetes mellitus. John Wiley & Sons.
Kartono, D., & AAB, J. (2012). Ringkasan angka kecukupan gizi (AKG) yang
dianjurkan bagi orang Indonesia 2012. Conference Paper. Widyakarya
Nasional Pangan Dan Gizi (WNPG) X, 20–21.
Kemenkes RI. (2019). Tabel Batas Ambang indeks Massa tubuh (IMT). Direktorat
P2PTM. http://p2ptm.kemkes.go.id/infographic-p2ptm/obesitas/tabel-
batas-ambang-indeks-massa-tubuh-imt
282
LAMPIRAN 1. ASUPAN SMRS
Bahan E KH Na
Waktu Menu Berat P (gr) L (gr)
Makanan (kkal) (gr) (mg)
Malkist
Biskuit 27 gr 120 2 4,5 19 0
Crakers
Selingan
Roti
(10.00) Roti 35 gr 86,8 2,8 0,42 17,5 185,5
tawar
Sayur 100
Bayam 16 0,9 0,4 2,9 16
Makan bayam gr
Siang
Ikan
100
(13.00) patin Ikan patin 132 17 6,6 1,1 77
gr
goreng
283
SUBTOTAL 348,6 22,1 10,35 42,55 106,5
Malkist
Biskuit 27gr 120 2 4,5 19 0
Crakers
(16.00) bening
Minyak 2 gr 22,1 0 2,5 0 0
ayam
284
LAMPIRAN 2. ASUPAN MAKAN MRS
Bahan Berat E P L KH Na
Waktu Menu
Makanan (gr) (kkal) (gr) (gr) (gr) (mg)
Agar Agar
5 17,857 0,007 0,01 4,22 0
Plain
Puddin
Snack Susu DM 15 63 2,427 1,699 9,466 0,416
g
(09.00) Gula DM 6 24 0 0 6 0
coklat
Bubuk
8 32 1,6 1,067 4 0
Cocoa
285
Bening Labu siam 50 15 0,3 0,05 3,35 1,5
labu +
Kacang
kc 50 15,5 1,15 0,05 2,65 15
panjang panjang
Seman
Semangka 75 21 0,37 0,15 5 7
gka
Kentang
20 12,4 0,42 0,04 6,6 8,4
Kukus
Snack Kue
Tepung
(14.00) lumpur 10 33,3 0,9 0,1 8,7 0,2
Terigu
Gula DM 5 20 0 0 5 0
Nasi
Beras 50 178,5 4,2 0,85 38,55 13,5
tim
286
Buah
Melon 75 27,75 0,45 0,3 5,85 20
melon
287
LAMPIRAN 3. MENU PERENCANAAN INTERVENSI 1
Bahan Berat E KH Na
Waktu Menu P (gr) L (gr)
Makan (gr) (kkal) (gr) (mg)
Agar
Agar 5 17,857 0,007 0,01 4,22 0
Plain
Snack
Pudding
Pagi Susu DM 15 63 2,427 1,699 9,466 0,416
Coklat
(09.00) Gula DM 6 24 0 0 6 0
Bubuk
8 32 1,6 1,067 4 0
Cocoa
288
Minyak 2 22,1 0 2,5 0 0
Buah Jus
Pepaya 150 69 0,75 0,15 18,3 6
Pepaya
Kentang
20 12,4 0,42 0,04 6,6 8,4
Snack Kukus
Talam
Siang Tepung
Kentang 10 33,3 0,9 0,1 8,7 0,2
(14.00) Terigu
Gula DM 5 20 0 0 5 0
289
Minyak 1 8,08 0 1 0 0
Pisang
Pisang 110 132 1,32 0,22 38,98 38,5
Raja
290
LAMPIRAN 4. MENU PERENCANAAN INTERVENSI 2
Bahan Berat E KH Na
Waktu Menu P (gr) L (gr)
Makan (gr) (kkal) (gr) (mg)
Nasi
Beras 50 178,5 4,2 0,85 38,55 13,5
Tim
Bening
Labu
Labu 100 30 0,6 0,1 6,7 3
Siam
Siam
Kacang
15 48,45 6,9 0,225 8,52 0
Hijau
Gula
Snack Bubur
Pasir 6 24 0 0 6 0,416
Pagi Kacang
DM
(09.00) Hijau
Gula
Merah 5 10,4895 0 0 3,6 0
DM
Nasi
Beras 50 178,5 4,2 0,85 38,55 13,5
Siang Tim
291
Minyak 2 22,1 0 2,5 0 0
Sayur Labu
50 15 0,3 0,05 3,35 1,65
Bening Siam
Labu +
Wortel 50 18 0,5 0,3 3,95 35
Wortel
Buah
Jus Melon 150 55,5 0,9 0,6 11,7 48,7
Melon
Tepung
15 49,95 1,35 0,15 11,58 2
Terigu
Gula
Snack Pasir 6 24 0 0 6 0
Sore DM
Dadar
(14.00) Gulung Gula
Merah 5 10,4895 0 0 3,6 0
DM
Parut
5 70,75 0,665 6,6975 3,045 4
Kelapa
Nasi
Sore Beras 50 178,5 4,2 0,85 38,55 13,5
Tim
292
(17.00) Pepes Ikan
75 108 13,49 2,675 0 39
Ikan Tuna
Buah
Jus Melon 150 55,5 0,9 0,6 11,7 58,7
Melon
293
LAMPIRAN 5. MENU PERENCANAAN INTERVENSI 3
Bahan Berat E KH Na
Waktu Menu P (gr) L (gr)
Makan (gr) (kkal) (gr) (mg)
Tepung
15 49,95 1,35 0,15 11,58 2
Terigu
Gula
Snack 6 24 0 0 6 0
Dadar Pasir DM
Pagi
Gulung Gula
(09.00)
Merah 5 10,4895 0 0 3,6 0
DM
294
Tempe 55 82,5 7,7 2,235 6,005 5,85
Tempe
Bacem Gula
5 10,48 0 0 3,6 0
Basah Merah
Pisang
Pisang 110 132 1,32 0,22 38,98 38,5
Raja
Snack Tepung
15 54,6 0,675 0,15 12,525 10
Pudding Hunkue
Siang
Hunkue
(14.00) Gula DM 6 24 0 0 6 0
Telur BB Pasta
6 4,92 0,2592 0,0282 1,1346 9
Tomat Tomat
295
Kentang 35 21,7 0,735 0,07 4,725 7
Minyak 1 8,08 0 1 0 0
Buah Jus
Pepaya 150 69 0,75 0,15 18,3 6
Pepaya
296
LAMPIRAN 6. LEAFLET
297
Diet Rendah Garam
298
LAMPIRAN 7. DOKUMENTASI
299
Sisa Makanan
Edukasi
300
LAPORAN STUDI KASUS MENDALAM
PENATALAKSANAAN GIZI
PADA ANAK PASIEN DENGUE HEMORRHAGIC FEVER
RUANG RAWAT INAP MAWAR
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PASAR REBO
Disusun Oleh :
Muhammad Reihan Arianda 1810714060
301
LEMBAR PENGESAHAN
Disusun oleh :
Muhammad Reihan Arianda 1810714060
302
BAB I
PENDAHULUAN
303
disebabkan oleh beberapa infeksi DENV karena isolasi serotipe yang
berbeda (DENV-2, 3 dan 4) pada pasien di Filipina pada tahun 1956. Infeksi
multipel DENV juga diisolasi dari pasien selama epidemi di Bangkok,
Thailand pada tahun 1958.9 Setelah itu, DBD secara bertahap diidentifikasi
di banyak negara seperti Kamboja, Cina, India, Indonesia, Malaysia,
Myanmar, Singapura dan beberapa Pulau Pasifik. Mekanisme dan
patogenesis DBD masih belum sepenuhnya dipahami. Faktor risiko yang
diusulkan saat ini berkorelasi dengan DBD termasuk virulensi virus,
peningkatan kekebalan, badai sitokin, perubahan profil lipid, respon
autoimun, faktor genetik host, bakteremia yang disebabkan oleh
Staphylococcus aureus (Wang, dkk, 2020).
Deteksi dini potensi DBD sangat dituntut secara klinis. Saat ini,
masih ada kekurangan obat anti virus yang spesifik serta vaksin berlisensi
untuk pengobatan dan profilaksis terhadap infeksi DENV. DF dan DBD
tetap serius masalah kesehatan masyarakat secara global. DBD baru-baru
ini dilaporkan dalam beberapa wabah demam berdarah dan mengakibatkan
kematian yang tinggi. Secara klinis, DBD merupakan ancaman serius,
namun alasannya terjadinya penyakit ini masih belum diketahui karena
kompleksitas etiologic (Wang, dkk, 2020).
I.2. Tujuan
I.2.1. Tujuan Umum
Mempelajari dan menerapkan proses asuhan gizi klinik pada pasien
anak dengan penyakit dengue hemorrhagic fever.
I.2.2. Tujuan Khusus
1. Mampu melakukan skrining gizi
2. Mampu melakukan anamnesis gizi
3. Mampu menentukan diagnosis gizi
4. Mampu merencanakan intervensi, monitoring dan evaluasi,
serta edukasi gizi
I.3. Manfaat
304
I.3.1. Bagi Mahasiswa
Meningkatkan kemampuan proses asuhan gizi klinik, serta
mendapatkan pengalaman dan wawasan baru pada penatalaksanaan
diet pasien anak dengan penyakit dengue hemorrhagic fever.
I.3.2. Bagi Institusi
Memberikan bantuan dan saran pada pemantauan asuhan gizi
terstandar serta pelaksanaan diet pada pasien anak dengan penyakit
dengue hemorrhagic fever.
I.3.3. Bagi Rumah Sakit
Membantu proses pemulihan pasien dengan cara penerapan asuhan
gizi terstandar dan terstruktur untuk pasien anak dengan penyakit
dengue hemorrhagic fever.
305
BAB II
PEMBAHASAN
II.1.2. Etiologi
306
a. Virus
Virus demam berdarah (DENV) adalah virus RNA dari
keluarga Flaviviridae; genus Flavivirus. Anggota lain dari
genus yang sama termasuk yellow fever virus, virus West Nile,
virus Zika, virus ensefalitis St. Louis, virus ensefalitis Jepang,
virus ensefalitis tick-borne, virus penyakit hutan Kyasanur, dan
Omsk hemorrhagic fever virus. Sebagian besar ditularkan oleh
artropoda (nyamuk atau kutu), dan karena itu juga disebut
sebagai arbovirus (virus yang dibawa oleh artropoda) (Gould
& Solomon, 2008).
Genom virus dengue (materi genetik) mengandung sekitar
11.000 basa nukleotida, yang mengkode tiga jenis molekul
protein yang berbeda (C, prM dan E) yang membentuk partikel
virus dan tujuh molekul protein non-struktural lainnya (NS1,
NS2a, NS2b), NS3, NS4a, NS4b, NS5) yang ditemukan hanya
pada sel inang yang terinfeksi dan diperlukan untuk replikasi
virus (Rodenhuis-Zybert, dkk., 2010). Ada lima strain virus,
yang disebut serotipe, yang empat pertama disebut sebagai
DENV-1, DENV-2, DENV-3 dan DENV-4. Perbedaan antara
serotipe didasarkan pada antigenisitasnya.
b. Transmisi Nyamuk Aedes
Virus dengue terutama ditularkan oleh nyamuk Aedes,
khususnya A. aegypti.[21] Nyamuk ini biasanya hidup di
antara garis lintang 35° Utara dan 35° Selatan di bawah
ketinggian 1.000 meter (3.300 kaki).[21] Mereka biasanya
menggigit pada pagi dan sore hari (WHO, 2012), tetapi mereka
dapat menggigit dan menyebarkan infeksi setiap saat sepanjang
hari. Spesies Aedes lain yang menularkan penyakit ini
termasuk A. albopictus, A. polynesiensis dan A. scutellaris
(WHO, 2009). Manusia adalah inang utama virus (Gould &
Solomon, 2008), tetapi virus ini juga bersirkulasi pada primata
bukan manusia (WHO, 2011). Infeksi dapat diperoleh melalui
307
satu gigitan (CDC, 2010). Nyamuk betina yang menghisap
darah dari orang yang terinfeksi demam berdarah, selama
periode demam awal 2 sampai 10 hari, menjadi terinfeksi virus
di dalam sel-sel yang melapisi ususnya. Sekitar 8-10 hari
kemudian, virus menyebar ke jaringan lain termasuk kelenjar
ludah nyamuk dan kemudian dilepaskan ke dalam air liurnya.
Virus tersebut tampaknya tidak memiliki efek merugikan pada
nyamuk, yang tetap terinfeksi seumur hidup. Aedes aegypti
sangat terlibat, karena lebih suka bertelur di wadah air buatan,
hidup berdekatan dengan manusia, dan memakan manusia
daripada vertebrata lain (Gubler, 2010).
c. Transfusi darah, organ, serta jalur penularan lain
Demam berdarah juga dapat ditularkan melalui produk darah
yang terinfeksi dan melalui donasi organ (Stramer, dkk., 2009).
Di negara-negara seperti Singapura, di mana demam berdarah
endemik, risikonya diperkirakan antara 1,6 dan 6 per 10.000
transfusi (Teo, dkk., 2009). Penularan vertikal (dari ibu ke
anak) selama kehamilan atau saat lahir telah dilaporkan. Cara
penularan dari orang ke orang lainnya, termasuk penularan
secara seksual, juga telah dilaporkan, tetapi masih jarang
terjadi.
II.1.3. Patofisiologi
Ketika nyamuk pembawa virus dengue menggigit seseorang, virus
masuk ke kulit bersama air liur nyamuk. Ini mengikat dan memasuki
sel darah putih, dan bereproduksi di dalam sel saat mereka bergerak
ke seluruh tubuh. Sel darah putih merespon dengan memproduksi
beberapa sinyal protein, seperti sitokin dan interferon, yang
bertanggung jawab atas banyak gejala, seperti demam, gejala mirip
flu, dan nyeri parah. Pada infeksi yang parah, produksi virus di
dalam tubuh sangat meningkat, dan lebih banyak organ (seperti hati
dan sumsum tulang) dapat terpengaruh. Cairan dari aliran darah
308
bocor melalui dinding pembuluh darah kecil ke dalam rongga tubuh
karena permeabilitas kapiler. Akibatnya, lebih sedikit darah yang
beredar di pembuluh darah, dan tekanan darah menjadi sangat
rendah sehingga tidak dapat memasok cukup darah ke organ vital.
Selanjutnya, disfungsi sumsum tulang akibat infeksi sel stroma
menyebabkan berkurangnya jumlah trombosit, yang diperlukan
untuk pembekuan darah yang efektif; ini meningkatkan risiko
perdarahan, komplikasi utama demam berdarah lainnya (Martina,
dkk., 2009).
Replikasi Virus
Begitu berada di dalam kulit, virus dengue mengikat sel
Langerhans (populasi sel dendritik di kulit yang mengidentifikasi
pathogen) (Martina, dkk., 2009). Virus memasuki sel melalui
pengikatan antara protein virus dan protein membran pada sel
Langerhans, khususnya, lektin tipe-C yang disebut DC-SIGN,
reseptor mannose dan CLEC5A (Rodenhuis-Zybert dkk., 2010).
DC-SIGN, reseptor non-spesifik untuk bahan asing pada sel
dendritik, tampaknya menjadi titik masuk utama (Guzman dkk.,
2010). Sel dendritik bergerak ke kelenjar getah bening terdekat.
Sementara itu, genom virus ditranslasikan dalam vesikel terikat
membran pada retikulum endoplasma sel, di mana alat sintesis
protein sel menghasilkan protein virus baru yang mereplikasi RNA
virus dan mulai membentuk partikel virus. Partikel virus yang belum
matang diangkut ke aparatus Golgi, bagian dari sel di mana beberapa
protein menerima rantai gula yang diperlukan (glikoprotein). Virus
baru yang sekarang matang dilepaskan oleh eksositosis. Mereka
kemudian dapat memasuki sel darah putih lainnya, seperti monosit
dan makrofag (Rodenhuis-Zybert dkk., 2010).
Reaksi awal sel yang terinfeksi adalah menghasilkan interferon,
suatu sitokin yang meningkatkan banyak pertahanan terhadap
infeksi virus melalui sistem imun bawaan dengan meningkatkan
309
produksi sekelompok besar protein yang diperantarai oleh jalur
JAK-STAT. Beberapa serotipe virus dengue tampaknya memiliki
mekanisme untuk memperlambat proses ini. Interferon juga
mengaktifkan sistem kekebalan adaptif, yang mengarah pada
pembentukan antibodi terhadap virus serta sel T yang secara
langsung menyerang setiap sel yang terinfeksi virus. Berbagai
antibodi dihasilkan; beberapa mengikat erat dengan protein virus
dan menargetkan mereka untuk fagositosis (ditelan oleh sel-sel
khusus dan penghancuran), tetapi beberapa mengikat virus kurang
baik dan muncul sebagai gantinya mengirimkan virus ke bagian
fagosit di mana ia tidak dihancurkan tetapi dapat bereplikasi lebih
lanjut (Rodenhuis-Zybert dkk., 2010).
310
II.3.3. Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada riwayat penyakit keluarga.
Parameter
Apakah pasien mengalami penurunan BB yang tidak
1. (0)
diinginkan dalam 6 bulan terakhir?
Tidak ada
penurunan berat =0
badan
Tidak yakin =2
Jika ya, berapa
penurunan berat badan
1 – 5 kg =1
6 – 10 kg =2
11 – 15 kg =3
> 15 kg =4
Tidak yakin =2
2. Apakah asupan makan berkurang karena adanya
(1)
penurunan nafsu makan?
Tidak =0
Ya =1
Jumlah skor keseluruhan 1
311
Hasil
<2 = tidak beresiko malnutrisi
≥2 = beresiko malnutrisi
Kesimpulan:
Berdasarkan skrining gizi, pasien mendapatkan skor 1 yang
berarti tidak memiliki risiko mengalami malnutrisi.
= 0,875 (normal)
BBI = 16 kg (menggunakan indikator PB/BB
WHO)
Status Gizi = Normal
Penilaian:
Berdasarkan hasil perhitungan status gizi pasien
menggunakan perhitungan BB/U didapatkan nilai 0,875
(normal).
II.4.2.2. Biokimia
Tabel 2. Hasil Pemeriksaan Biokimia Pasien
Indikator Hasil Nilai Rujukan Keterangan
Hemoglobin 14,2 10,8-12,8 Tinggi
Leukosit 4,65 103/ 5,5 – 15,5 103/ Rendah
Trombosit 66 ribu/ 229 – 553 ribu/ Rendah
Sumber: Data Rekam Medis RSUD Pasar Rebo
Penilaian:
312
Berdasarkan hasil pemeriksaan biokimia pasien, data
menunjukkan bahwa pasien mengalami leukopenia
ditunjukkan oleh leukosit yang rendah dan trombositpenia
ditunjukkan kadar trombosit yang rendah. Derajat
hemokonsentrasi ditujukkan dengan Hemoglobin yang
berada di atas rata-rata.
II.4.2.3. Klinis
Tabel 3. Hasil Pemeriksaan Klinis Pasien
Pemeriksaan Hasil Nilai Normal Keterangan
II.4.2.4. Fisik
Tabel 4. Hasil Pemeriksaan Fisik Pasien
Penurunan nafsu makan (+)
Lemas (+)
Pucat (-)
313
Demam (+)
Mual (+)
Muntah (+)
Nyeri kepala (-)
Penilaian:
Berdasarkan hasil pemeriksaan data fisik, pasien
mengalami penurunan nafsu makan, lemas, mual,
muntah dan ulkus pedis dekstra.
314
Pasien biasanya makan nasi, lauk hewani, lauk nabati
dan sayur. Pasien suka membeli jajanan seperti roti dan
biskuit (tidak konsumsi jajanan yang tidak sehat karena
dalam pantauan orangtuanya) dan pasien tidak memiliki
riwayat alergi.
b. Kuantitatif
Pasien makan 3 kali sehari saat pagi, siang, dan malam,
serta makan camilan di waktu pagi dan sore.
315
Lemak 38,68 43,18 111,63% Cukup
(gram)
Karbohidrat 228,92 225,45 98% Cukup
(gram)
Sumber: WNPG, 2012
Pembahasan:
Berdasarkan hasil perbandingan antara asupan dan
kebutuhan gizi pasien sebelum masuk rumah sakit, diketahui
bahwa asupan energi dan protein defisit tingkat ringan,
sedangkan lemak dan karbohidrat cukup.
316
= 1392,65 kkal
Protein = BBI x Faktor Konversi
= 16,1 x 2
= 32,2 gr 128,8 kkal
Lemak = 25 % x 1392,65 / 9
= 348,16 kkal / 9
= 38,68 gr
KH = (1392,65 – 128,8 – 348,16) / 4
= 915,69 kkal / 4
= 228,92 gr
317
An. Z merupakan seorang anak tunggal, aktivitas
sehari-hari hanya bermain dan belajar. Kondisi rumah An. Z
saat ini sedang dilakukan renovasi sehingga banyak genangan
dan menjadi sarang nyamuk.
Efek Samping
Obat Kegunaan Berkaitan dengan
Gizi
Membantu
IVFD RA
memenuhi
(Ringer 20 tpm
kebutuhan cairan dan
Asering)
elektrolit.
Membantu
mengobati beberapa
kondisi akibat infeksi
Ceftriaxone 1 x 2gr bakteri, dan infeksi
pada pasien dengan
sel darah putih yang
rendah.
318
II.4.4. Intervensi
1. Tujuan Diet
- Memenuhi kebutuhan zat gizi minimal 80% untuk
membantu mempercepat proses penyembuhan
- Memberikan makanan untuk membantu
memperbaiki nilai laboratorium, membantu
menaikan tekanan darah, dan membantu mengurangi
keluhan fisik
- Meningkatkan pengetahuan melalui edukasi gizi
tentang diet lunak
2. Syarat Diet
- Energi sesuai kebutuhan 1.400 kkal
- Protein 15% dari kebutuhan energi total yakni 128,8
gram
- Lemak 25% dari kebutuhan energi total yakni 38,68
gram
- Karbohidrat 60% dari kebutuhan energi total yakni
228,92 gram
3. Terapi Diet
Jenis diet : Diet lunak
Bentuk makanan : Nasi tim
Rute makanan : Oral
Frekuensi : 3x makan utama dan 1x selingan
319
- Trombosit
- Perbaikan nafsu
- Nafsu makan
makan
- Lemas
Fisik Setiap hari - Tidak lemas
- Mual
- Tidak mual dan
- Muntah
muntah
- Tekanan darah
Tekanan darah, suhu
- Suhu tubuh
tubuh, denyut nadi dan
Klinis - Nadi Setiap hari
pernapasan kembali
- Respiratory
normal
rate
Asupan energi, Asupan mencapai 90% -
Asupan
protein, lemak, Setiap hari 110% dari kebutuhan
Makanan
karbohidrat sehari
II.4.2. Evaluasi
1. Asupan Makan Pasien
Tabel 10. Persentase Asupan Makan Pasien
E P L KH
Kebutuhan
Kkal % gr % gr % gr %
Hari
1199 86 % 25 78% 30 78% 171 75%
1
Hari
1232 88% 28 88% 24 62% 190 83%
2
Hari
1359 97% 30 94% 35 90% 211 92%
3
Kesimpulan:
Terjadi peningkatan asupan makan pasien dari hari ke-1 sampai hari
ke-3. Dapat dilihat dari persentase asupan makan pasien yang kian
membaik. Asupan energi, protein, lemak dan karbohidrat juga sudah
memenuhi kebutuhan asupan makan pasien dalam sehari.
320
2. Pemeriksaan Biokimia Pasien
Tabel 11. Hasil Pemeriksaan Biokimia Pasien
Hasil
Indikator Nilai Rujukan Capaian
14/10 15/10
Hemoglobin 14,2 12,2 10,8-12,8 Rendah
Leukosit 4,65 5,3 5,5 – 15,5 103/ Rendah
Trombosit 66 220 229 – 553 ribu/ Rendah
Kesimpulan:
Pada pemeriksaan biokimia pasien di hari ke-3 rawat inap, kadar
hemoglobin, leukosit dan trombosit pasien sudah mulai mendekati
angka normal, yaitu untuk kadar hemoglobin pasien 12,2 , kadar
leukosit pasien 5,3 103/ , dan kadar trombosit pasien 66 ribu/ .
321
4. Pemeriksaan Klinis Pasien
Tabel 13. Hasil Pemeriksaan Klinis Pasien
Hasil
Pemeriksaan Nilai Normal Capaian
14/10 15/10 16/10
Tekanan < 120/80
100/57 110/80 112/70 Normal
darah mmHg
Suhu tubuh 38,3 37,1 36,2 36 – 37,2 oC Normal
60 – 100
Nadi 120 112 90 Normal
kali/menit
Respiratory 12 – 20
24 21 18 Normal
Rate kali/menit
Kesimpulan:
Pada pemeriksaan fisik pasien di hari ke 2-3, seluruhnya sudah
mencapai normal.
322
BAB III
PENUTUP
II.1. Kesimpulan
1) Hasil skrining An. Z diperoleh skor 1 yang berarti tidak beresiko
mengalami malnutrisi
2) An. Z memiliki status gizi normal
3) Hasil lab menunjukkan bahwa kadar hemoglobin pasien tinggi,
leukosit rendah, dan trombosit rendah. Hal tersebut mengindikasikan
bahwa pasien mengalami DHF.
4) Pemeriksaan klinis An. Z memiliki suhu tubuh tinggi yang
mengindikasikan pasien mengalami demam
5) Pemeriksaan fisik An. Z ditemukan adanya mual, muntah, nafsu
makan menurun, dan demam
6) An. Z diberi intervensi dengan preskripsi diet lunak serta edukasi
dengan media leaflet
7) Rencana monitoring dilakukan dalam jangka waktu 3 hari dengan
indikator asupan, keluhan fisik klinis, dan pengetahuan
II.2. Saran
An. Z diharapkan dapat menerapkan diet yang diberikan dengan
bantuan dari keluarga, terutama kedua orangtuanya. An. Z diharapkan
dapat menjaga pemilihan bahan makanan yang akan dikonsumsi,
pemilihan cara pengolahan makanan sesuai dengan edukasi yang sudah
diberikan.
323
DAFTAR PUSTAKA
Wang, W.-H., Urbina, A. N., Chang, M. R., Assavalapsakul, W., Lu, P.-L.,
Chen, Y.-H., & Wang, S.-F. (2020). Dengue hemorrhagic fever – A systemic
literature review of current perspectives on pathogenesis, prevention and control.
Journal of Microbiology, Immunology and Infection.
doi:10.1016/j.jmii.2020.03.007
Varatharaj, A. (2010). Encephalitis in the clinical spectrum of dengue
infection. Neurology India, 58(4), 585. doi:10.4103/0028-3886.68655
Gould, E., & Solomon, T. (2008). Pathogenic flaviviruses. The Lancet,
371(9611), 500–509. doi:10.1016/s0140-6736(08)60238-x
Rodenhuis-Zybert, I. A., Wilschut, J., & Smit, J. M. (2010). Dengue virus life
cycle: viral and host factors modulating infectivity. Cellular and Molecular Life
Sciences, 67(16), 2773–2786. doi:10.1007/s00018-010-0357-z
"Vector-borne viral infections". World Health Organization. Archived from
the original on 3 February 2011. Retrieved 17 January 2011.
Center for Disease Control and Prevention. "Chapter 5 – dengue fever (DF)
and dengue hemorrhagic fever (DHF)". 2010 Yellow Book. Archived from the
original on 29 December 2010. Retrieved 23 December 2010.
Gubler DJ. (2010). "Dengue viruses". In Mahy BW, Van Regenmortel MH
(eds.). Desk Encyclopedia of Human and Medical Virology. Boston: Academic
Press. pp. 372–82. ISBN 978-0-12-375147-8. Archived from the original on 9 June
2016.
Stramer, S. L., Hollinger, F. B., Katz, L. M., Kleinman, S., Metzel, P. S.,
Gregory, K. R., & Dodd, R. Y. (2009). Emerging infectious disease agents and their
potential threat to transfusion safety. Transfusion, 49, 1S–29S. doi:10.1111/j.1537-
2995.2009.02279.x
Teo, D., Ng, L. C., & Lam, S. (2009). Is dengue a threat to the blood supply?
Transfusion Medicine, 19(2), 66–77. doi:10.1111/j.1365-3148.2009.00916.x
Martina BE, Koraka P, Osterhaus AD. (October 2009). "Dengue virus
pathogenesis: an integrated view". Clinical Microbiology Reviews. 22 (4): 564–81.
doi:10.1128/CMR.00035-09. PMC 2772360. PMID 19822889.
324
Rodenhuis-Zybert IA, Wilschut J, Smit JM. (August 2010). "Dengue virus
life cycle: viral and host factors modulating infectivity" (PDF). Cellular and
Molecular Life Sciences. 67 (16): 2773–86. doi:10.1007/s00018-010-0357-z.
PMID 20372965. S2CID 4232236.
Guzman MG, Halstead SB, Artsob H, et al. (December 2010). "Dengue: a
continuing global threat". Nature Reviews. Microbiology. 8 (12 Suppl): S7–16.
doi:10.1038/nrmicro2460. PMC 4333201. PMID 21079655.
325
LAMPIRAN
326
Lampiran 2. Dokumentasi
1. Asupan Makan
327
LAPORAN STUDI KASUS MENDALAM
PENATALAKSANAAN GIZI
PADA PASIEN BEDAH HERNIA SKROTALIS
RUANG RAWAT INAP FLAMBOYAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PASAR REBO
Disusun Oleh :
Muhammad Reihan Arianda 1810714060
328
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan studi kasus mendalam Pasien Bedah Hernia Skrotalis dibuat dan
diajukan sebagai syarat kelengkapan dan bukti kegiatan Magang Manajemen
Asuhan Gizi Klinik (MAGK) di Rumah Sakit Umum Daerah Pasar Rebo. Tahun
Ajaran 2021/2022.
Disusun oleh :
Muhammad Reihan Arianda 1810714060
329
BAB I
PENDAHULUAN
330
I.5. Tujuan
I.5.1. Tujuan Umum
Mempelajari dan menerapkan proses asuhan gizi klinik pada pasien
bedah dengan penyakit hernia skrotalis.
I.5.2. Tujuan Khusus
5. Mampu melakukan skrining gizi
6. Mampu melakukan anamnesis gizi
7. Mampu menentukan diagnosis gizi
8. Mampu merencanakan intervensi, monitoring dan evaluasi,
serta edukasi gizi
I.6. Manfaat
I.6.1. Bagi Mahasiswa
Meningkatkan kemampuan proses asuhan gizi klinik, serta
mendapatkan pengalaman dan wawasan baru pada penatalaksanaan
diet pasien bedah dengan penyakit hernia skrotalis.
I.6.2. Bagi Institusi
Memberikan bantuan dan saran pada pemantauan asuhan gizi
terstandar serta pelaksanaan diet pada pasien bedah dengan penyakit
hernia skrotalis.
I.6.3. Bagi Rumah Sakit
Membantu proses pemulihan pasien dengan cara penerapan asuhan
gizi terstandar dan terstruktur untuk pasien bedah dengan penyakit
hernia skrotalis.
331
BAB II
PEMBAHASAN
332
(seperti obstruksi usus pada hernia usus), hydrocele kantung hernia,
pendarahan, serta masalah autoimun.
II.5.2. Etiologi
Hernia direk dan indirek memiliki etiologi yang berbeda..
Etiologi dari hernia indirek erat kaitannya dengan kelainan
embriologi inguinal dan penurunan testis. Sehingga hernia indirek
tergolong hernia kongenital, meski dengan onset usia beragam
(Oberg, dkk., 2017). Pada hernia indirek etiologi tonjolan hernia
adalah prosesus vaginalis yang gagal menutup Kondisi lain yang
menimbulkan peningkatan tekanan intraabdomen juga berkontribusi
pada pembentukan hernia (Vad, dkk., 2017). Pada hernia direk,
proses patologi terjadi akibat dinding abdomen yang melemah
(fascia transversalis) yang diperkirakan merupakan akibat kelainan
metabolisme kolagen (Oberg, dkk., 2017).
Faktor risiko terjadinya hernia termasuk merokok, penyakit
paru obstruktif kronik, obesitas, kehamilan, dialisis peritoneal,
penyakit pembuluh darah kolagen dan operasi usus buntu
sebelumnya, antara lain (Fitzgibbons, dkk., 2015). Faktor
predisposisi hernia adalah genetik dan lebih sering terjadi pada
keluarga tertentu (Mihailov, dkk., 2016). Mutasi yang menyebabkan
predisposisi hernia tampaknya memiliki pewarisan dominan
(terutama untuk pria). Hernia seringkali dapat didiagnosis
berdasarkan tanda dan gejalanya. Kadang-kadang, pencitraan medis
digunakan untuk mengkonfirmasi diagnosis atau menyingkirkan
kemungkinan penyebab lainnya (Fitzgibbons, dkk., 2015).
II.5.3. Patofisiologi
Pada hernia inguinalis lateralis (indirek) lengkung usus
keluar melalui kanalis inguinalis dan mengikuti kora spermatikus
(pria) atau ligamen sekitar (wanita). Ini diakibatkan karena gagalnya
333
prosesus vaginalis untuk menutup testis turun ke dalam skrotum atau
fiksasi ovarium (Mansjoer, dkk 2009).
Pada pertumbuhan janin (kira-kira 3 minggu) testis yang
mula-mula terletak diatas mengalami penurunan (desensius) menuju
ke skrotum. Pada waktu testis turun melewati iguinal sampai
skrotum procesus vaginalis peritoneal yang terbuka dan
berhubungan dengan rongga peritoneum mengalami obliterasi dan
setelah testis sampai pada skrotum, prosesus vaginalis peritoneal
seluruhnya tertutup (obliterasi). Bila ada gangguan obliterasi, maka
seluruh prosesus vaginalis peritoneal terbuka, terjadilah hernia
ingguinal lateralis. Hernia inguinalis lateralis lebih sering
didapatkan dibagian kanan (kira-kira 60%). Hal ini disebabkan
karena proses desensus dan testis kanan lebih lambat dibandingkan
dengan yang kiri. (Jitiwoyono Dan Kristiyanasari, 2010).
Hernia inguinalis indirek terjadi melalui cincin inguinal dan
melewati korda spermatikus melalui kanalis inguinalis. Ini
umumnya terjadi pada pria dan wanita. Insidennya tertinggi pada
bayi dan anak kecil. Hernia dapat menjadi sangat besar dan sering
turun ke skrotum (Haryono, 2012). Hernia inguinalis direk terjadi
melewati dinding abdomen diarea kelemahan otot, tidak melalui
kanal seperti pada hernia inguinalis dan formalis indirek. Ini lebih
umum pada lansia (Rudi Haryono,2012).
334
Agama : Islam
Pekerjaan : Pelajar
Aktivitas : Belajar & olahraga
335
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PASAR
REBO
Jl. Let. Jend. TB Simatupang No.30 Jakarta Timur
13760
Telp. 021 8400109, 8401127 ec.147/148, E-mail:
gizirspr@gmail.com
MST (Malnutrition Screening Tool)
Tanggal: 25/10/21
Nama : Tn. H
Diagnosa Medis:
No.RM : 2021-697813
Hernia Skrotalis
Jenis Kelamin : Laki-laki
LILA: 26 cm
Umur : 18 tahun
T. Lutut : 49 cm
Parameter
Apakah pasien mengalami penurunan BB yang tidak
1. (0)
diinginkan dalam 6 bulan terakhir?
Tidak ada penurunan
=0
berat badan
Tidak yakin =2
Jika ya, berapa
penurunan berat badan
1 – 5 kg =1
6 – 10 kg =2
11 – 15 kg =3
> 15 kg =4
Tidak yakin =2
2. Apakah asupan makan berkurang karena adanya
(0)
penurunan nafsu makan?
Tidak =0
Ya =1
Jumlah skor keseluruhan 0
Hasil
<2 = tidak beresiko malnutrisi
≥2 = beresiko malnutrisi
Kesimpulan:
Berdasarkan skrining gizi, pasien mendapatkan skor 0 yang
berarti tidak memiliki risiko mengalami malnutrisi.
336
II.8.2. Pengkajian Gizi (Assessment)
II.8.2.1. Antropometri
BB dengan LILA = 2,592 x 26 – 12,902
= 54,49 kg
TB dengan T. Lutut = (2,02 x 49) – (0,04 x 18) + 64,19
= 162,45 cm
IMT =
= 20,79 (normal)
Status Gizi = Normal
Penilaian:
Berdasarkan hasil perhitungan status gizi pasien
menggunakan perhitungan IMT didapatkan nilai 20,79
(normal).
II.8.2.2. Biokimia
Tabel 2. Hasil Pemeriksaan Biokimia Pasien
Indikator Hasil Nilai Rujukan Keterangan
Hemoglobin 15,3 13,2-17,2 Normal
Hematokrit 45 % 40 – 52 % Normal
Eritrosit 5,9 juta/ 4,4 – 5,9 juta/ Normal
Leukosit 9,2 103/ 3,8 – 10,1 103/ Normal
Trombosit 365 ribu/ 150 – 440 ribu/ Normal
SGOT 12 U/L 0 – 50 U/L Normal
SGPT 7 U/L 0 – 50 U/L Normal
Sumber: Data Rekam Medis RSUD Pasar Rebo
Penilaian:
Berdasarkan hasil pemeriksaan biokimia pasien, data
menunjukkan bahwa pasien normal.
II.8.2.3. Klinis
337
Tabel 3. Hasil Pemeriksaan Klinis Pasien
Pemeriksaan Hasil Nilai Normal Keterangan
II.8.2.4. Fisik
Tabel 4. Hasil Pemeriksaan Fisik Pasien
Penurunan nafsu makan (+)
Lemas (-)
Pucat (-)
Demam (-)
Mual (-)
Muntah (-)
Nyeri kepala (-)
Penilaian:
Berdasarkan hasil pemeriksaan data fisik, pasien
mengalami penurunan nafsu makan.
338
1 centong
Sayur Sop
Sarpan sayur
(06.30) Telur Ayam 1 butir
Buah Semangka 1 potong
Nasi Jagung 2 centong
2 centong
Tumis Kangkung
sayur
Makan Siang
2 potong
(12.00) Tahu
sedang
1 potong
Ayam
sedang
Nasi Jagung 2 centong
Tumis Kangkung 2 centong
Makan 2 potong
Tahu
malam sedang
(19.30) 1 potong
Ayam
sedang
Susu 1 gelas
339
Mifflin = (10 x BB) + (6,25 x TB) – (5 x usia) + 5
= (10 x 54,49) + (6,25 x 162,45) – (5 x 18) + 5
= 1475,21 kkal
TEE = BMR x Fa x Fs
= 1475,21 x 1 x 1,2
= 1770,25 kkal ~ 1800 kkal
340
Waktu
Menu Porsi (gram)
Makan
Selingan Pagi Bubur Kacang
45
(10.00) Hijau
Kentang 150
Telur Dadar 55
Makan Siang
Tahu BB Rujak 20
(12.00)
Sayur Sop 45
Melon 100
Kentang 200
Makan
Ikan Tuna 56
Malam
Tempe BB Rujak 80
(18.00)
Pepaya 100
Kentang 150
Makan Pagi Telur BB Semur 20
(08.00) Sup Makaroni
50
Buncis Wortel
341
KH = 60% x 2100 / 4
= 315 gr
Tabel 6. Perbandingan Asupan Pasien MRS dan
Kebutuhan Gizi Pasien
342
protein hanya 86,74%, asupan lemak hanya 77,36%
dari kebutuhan dan asupan karbohidrat hanya
67,26% dari kebutuhan.
Domain Klinis
-
Domain Prilaku
-
II.8.4. Intervensi
4. Tujuan Diet
- Memenuhi kebutuhan zat gizi minimal 80% untuk
membantu mempercepat proses penyembuhan
- Memberikan makanan untuk membantu
memperbaiki nilai laboratorium, membantu
menaikan tekanan darah, dan membantu mengurangi
keluhan fisik
- Meningkatkan pengetahuan melalui edukasi gizi
tentang diet bedah
5. Syarat Diet
- Energi sesuai kebutuhan 2100 kkal
- Protein 15% dari kebutuhan energi total yakni 79,65
gram
- Lemak 25% dari kebutuhan energi total yakni 59
gram
- Karbohidrat 60% dari kebutuhan energi total yakni
318,6 gram
6. Terapi Diet
Jenis diet : Diet Pre & Pasca Oprasi
Bentuk makanan : Biasa
Rute makanan : Oral
Frekuensi : 3x makan utama dan 1x selingan
343
II.8.5. Rencana Monitoring
Tabel 9. Rencana Monitoring Pasien
Monitoring Parameter Waktu Target
- Berat badan Konsultasi
- Panjang atau Menjaga berat badan
Antropometri
badan pemeriksaan agar tetap ideal
- Status gizi berikutnya
- Hemoglobin
- Hematokrit
- Eritrosit
Pemeriksaan Menjaga agar tetap
Biokimia - Leukosit
berikutnya pada rentang normal
- Trombosit
- SGOT
SGPT
Perbaikan nafsu
Fisik Nafsu makan Setiap hari makan
- Tekanan
darah Tekanan darah, suhu
- Suhu tubuh tubuh, denyut nadi dan
Klinis Setiap hari
- Nadi pernapasan tetap pada
- Respiratory batas normal
rate
Asupan energi, Asupan mencapai
Asupan
protein, lemak, Setiap hari 90% - 110% dari
Makanan
karbohidrat kebutuhan sehari
344
II.8.6. Evaluasi
5. Asupan Makan Pasien
Tabel 10. Persentase Asupan Makan Pasien
E P L KH
Kebutuhan
2100 kkal 78,75 gr 58,3 gr 315 gr
Kkal % gr % gr % gr %
Hari
1873 89% 62 78% 45 77% 251 79%
1
Hari
1912 91% 59 75% 51 87% 284 90%
2
Hari
1958 93% 71 91% 55 94% 319 101%
3
Kesimpulan:
Terjadi peningkatan asupan makan pasien dari hari ke-1 sampai hari
ke-3. Dapat dilihat dari persentase asupan makan pasien yang kian
membaik. Asupan energi, protein, lemak dan karbohidrat juga sudah
memenuhi kebutuhan asupan makan pasien dalam sehari.
345
Kesimpulan:
Pada pemeriksaan biokimia pasien di hari hari 1 – 2 kadar
hemoglobin, hematocrit, eritrosit, leukosit, trombosit, SGOT dan
SGPT pasien normal.
Hasil
Indikator
25/10 26/10 27/10
Penurunan nafsu
(+) (-) (-)
makan
Kesimpulan:
Pada pemeriksaan fisik pasien di hari ke-2 rawat inap, nafsu makan
pasien sudah membaik.
346
BAB III
PENUTUP
II.3. Kesimpulan
8) Hasil skrining Tn. H diperoleh skor 0 yang berarti tidak beresiko
mengalami malnutrisi
9) Tn. Z memiliki status gizi normal
10) Hasil lab menunjukkan bahwa pemeriksaan biokimia pasien normal
11) Pemeriksaan klinis Tn. H memiliki hasil normal
12) Pemeriksaan fisik Tn. H ditemukan adanya penurunan nafsu makan
13) Tn. H diberi intervensi dengan preskripsi diet pre dan pasca bedah
serta edukasi dengan media leaflet
14) Rencana monitoring dilakukan dalam jangka waktu 3 hari dengan
indikator asupan, keluhan fisik klinis, dan pengetahuan
II.4. Saran
Tn. H diharapkan dapat menerapkan diet yang diberikan dengan
bantuan dari keluarga, terutama kakaknya yang selalu menemani. Tn. H
diharapkan dapat menjaga pemilihan bahan makanan yang akan
dikonsumsi, pemilihan cara pengolahan makanan sesuai dengan edukasi
yang sudah diberikan.
347
DAFTAR PUSTAKA
Burcharth, J., Pedersen, M., Bisgaard, T., Pedersen, C., & Rosenberg, J. (2013).
Nationwide Prevalence of Groin Hernia Repair. PLoS ONE, 8(1), e54367.
doi:10.1371/journal.pone.0054367
Fitzgibbons, R. J., & Forse, R. A. (2015). Groin Hernias in Adults. New England
Journal of Medicine, 372(8), 756–763. doi:10.1056/nejmcp1404068
Fitzgibbons, R. J., Giobbie-Hurder, A., Gibbs, J. O., Dunlop, D. D., Reda, D. J.,
McCarthy, M., … Jonasson, O. (2006). Watchful Waiting vs Repair of
Inguinal Hernia in Minimally Symptomatic Men. JAMA, 295(3), 285.
doi:10.1001/jama.295.3.285
Jones, R. G., Livaditis, I., & Almond, P. S. (2013). An unexpected finding during
an inguinal herniorrhaphy: report of an indirect hernia with two hernia sacs.
Journal of Pediatric Surgery Case Reports, 1(10), 331–332.
doi:10.1016/j.epsc.2013.09.002
Mihailov, E., Nikopensius, T., Reigo, A., Nikkolo, C., Kals, M., Aruaas, K., …
Metspalu, A. (2016). Whole-exome sequencing identifies a potential TTN
mutation in a multiplex family with inguinal hernia. Hernia, 21(1), 95–100.
doi:10.1007/s10029-016-1491-9
Öberg, S., Andresen, K., & Rosenberg, J. (2017). Etiology of Inguinal Hernias: A
Comprehensive Review. Frontiers in Surgery, 4.
doi:10.3389/fsurg.2017.00052
Simons, M. P., Aufenacker, T., Bay-Nielsen, M., Bouillot, J. L., Campanelli, G.,
Conze, J., … Miserez, M. (2009). European Hernia Society guidelines on
the treatment of inguinal hernia in adult patients. Hernia, 13(4), 343–403.
doi:10.1007/s10029-009-0529-7
Vad, M. V., Frost, P., Rosenberg, J., Andersen, J. H., & Svendsen, S. W. (2017).
Inguinal hernia repair among men in relation to occupational mechanical
exposures and lifestyle factors: a longitudinal study. Occupational and
348
Environmental Medicine, 74(11), 769–775. doi:10.1136/oemed-2016-
104160
349
LAMPIRAN
Lampiran I. Dokumentasi
1. Menu Makanan
2. Sisa Makanan
350
3. Distribusi Makanan
351
LAPORAN STUDI KASUS MENDALAM
PENATALAKSANAAN GIZI
PADA PENYAKIT DALAM PASIEN DIABETES MELITUS ULKUS
PEDIS DEKSTRA RUANG RAWAT INAP FLAMBOYAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PASAR REBO
Disusun Oleh :
Muhammad Reihan Arianda 1810714060
352
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan studi kasus mendalam Pada Penyakit Dalam Pasien Diabetes Melitus
Ulkus Pedis Dekstra dibuat dan diajukan sebagai syarat kelengkapan dan bukti
kegiatan Magang Manajemen Asuhan Gizi Klinik (MAGK) di Rumah Sakit Umum
Daerah Pasar Rebo. Tahun Ajaran 2021/2022.
Disusun oleh :
Muhammad Reihan Arianda 1810714060
353
BAB I
PENDAHULUAN
354
tidak tepat, alas kaki yang tidak pas, kulit kering, dan lain-lain (Oliver &
Mutluoglu, 2021).
Pasien dengan diabetes mellitus (tipe 1 atau 2) memiliki risiko
seumur hidup total komplikasi ulkus diabetikum setinggi 25% (Packer, Ali,
Manna, 2021). Saat ini, diabetes adalah penyebab utama amputasi non-
trauma di AS. Secara keseluruhan, sekitar 5% pasien dengan diabetes
mellitus mengalami ulkus kaki dan 1% berakhir dengan amputasi (Oliver &
Mutluoglu, 2021). Maka dari itu, diperlukan pendekatan interprofessional
agar komplikasi ulkus diabetikum pada pasien diabetes mellitus dapat
ditangani dengan baik (Packer, Ali, Manna, 2021).
I.8. Tujuan
I.8.1. Tujuan Umum
Mempelajari dan menerapkan proses asuhan gizi klinik pada pasien
penyakit dalam dengan penyakit diabetes melitus ulkus pedis
dekstra.
I.8.2. Tujuan Khusus
9. Mampu melakukan skrining gizi
10. Mampu melakukan anamnesis gizi
11. Mampu menentukan diagnosis gizi
12. Mampu merencanakan intervensi, monitoring dan evaluasi,
serta edukasi gizi
I.9. Manfaat
I.9.1. Bagi Mahasiswa
Meningkatkan kemampuan proses asuhan gizi klinik, serta
mendapatkan pengalaman dan wawasan baru pada penatalaksanaan
diet pasien penyakit dalam dengan penyakit diabetes melitus ulkus
pedis dekstra.
I.9.2. Bagi Institusi
355
Memberikan bantuan dan saran pada pemantauan asuhan gizi
terstandar serta pelaksanaan diet pada pasien penyakit dalam dengan
penyakit diabetes melitus ulkus pedis dekstra.
I.9.3. Bagi Rumah Sakit
Membantu proses pemulihan pasien dengan cara penerapan asuhan
gizi terstandar dan terstruktur untuk pasien penyakit dalam dengan
penyakit diabetes melitus ulkus pedis dekstra.
356
BAB II
PEMBAHASAN
II.9.2. Etiologi
Etiologi dari penyakit diabetes yaitu gabungan antara faktor
genetik dan faktor lingkungan. Etiologi lain dari diabetes yaitu sekresi
atau kerja insulin, abnormalitas metabolik yang menganggu sekresi
357
insulin, abnormalitas mitokondria, dan sekelompok kondisi lain yang
menganggu toleransi glukosa. Diabetes mellitus dapat muncul akibat
penyakit eksokrin pankreas ketika terjadi kerusakan pada mayoritas
islet dari pankreas. Hormon yang bekerja sebagai antagonis insulin
juga dapat menyebabkan diabetes (Putra, 2015).
Resistensi insulin pada otot adalah kelainan yang paling awal
terdeteksi dari diabetes tipe 1 (Taylor, 2013). Adapun penyebab dari
resistensi insulin yaitu: obesitas/kelebihan berat badan, glukortikoid
berlebih (sindrom cushing atau terapi steroid), hormon pertumbuhan
berlebih (akromegali), kehamilan, diabetes gestasional, penyakit
ovarium polikistik, lipodistrofi (didapat atau genetik, terkait dengan
akumulasi lipid di hati), autoantibodi pada reseptor insulin, mutase
reseptor insulin, mutasi reseptor activator proliferator peroksisom
(PPAR γ), mutasi yang menyebabkan obesitas genetik (misalnya:
mutasi reseptor melanokortin), dan hemochromatosis (penyakit
keturunan yang menyebabkan akumulasi besi jaringan) (Ozougwu et
al., 2013).
Pada diabetes tipe I, sel beta pancreas telah dihancurkan oleh
proses autoimun, sehingga insulin tidak dapat diproduksi.
Hiperglikemia puasa terjadi karena produksi glukosa yang tidak dapat
diukur oleh hati. Meskipun glukosa dalam makanan tetap berada di
dalam darah dan menyebabkan hiperglikemia postprandial (setelah
makan), glukosa tidak dapat disimpan di hati. Jika konsentrasi glukosa
dalam darah cukup tinggi,ginjal tidak akan dapat menyerap kembali
semua glukosa yang telah disaring. Oleh karena itu ginjal tidak dapat
menyerap semua glukosa yang disaring. Akibatnya, muncul dalam
urine (kencing manis). Saat glukosa berlebih diekskresikan dalam
urine, limbah ini akan disertai dengan ekskreta dan elektrolit yang
berlebihan. Kondisi ini disebut diuresis osmotik. Kehilangan cairan
yang berlebihan dapat menyebabkan peningkatan buang air kecil
(poliuria) dan haus (polidipsia).
358
Kekurangan insulin juga dapat mengganggu metabolisme
protein dan lemak, yang menyebabkan penurunan berat badan. Jika
terjadi kekurangan insulin, kelebihan protein dalam darah yang
bersirkulasi tidak akan disimpan di jaringan. Dengan tidak adanya
insulin, semua aspek metabolisme lemak akan meningkat pesat.
Biasanya hal ini terjadi di antara waktu makan, saat sekresi insulin
minimal, namun saat sekresi insulin mendekati, metabolisme lemak
pada DM akan meningkat secara signifikan. Untuk mengatasi
resistensi insulin dan mencegah pembentukan glukosa dalam darah,
diperlukan peningkatan jumlah insulin yang disekresikan oleh sel beta
pankreas. Pada penderita gangguan toleransi glukosa, kondisi ini
terjadi akibat sekresi insulin yang berlebihan, dan kadar glukosa akan
tetap pada level normal atau sedikit meningkat. Namun, jika sel beta
tidak dapat memenuhi permintaan insulin yang meningkat, maka kadar
glukosa akan meningkat dan diabetes tipe II akan berkembang.
II.9.3. Patofisiologi
359
Jenis kelamin : Perempuan
No. RM : 2021-697813
Ruang : Flamboyan
Kamar : 414
Tgl masuk : 16/10/21
Alamat : Jl. Cibubur VI No. 37
Agama : Islam
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Aktivitas : Menikmati hari tua (tidak melakukan pekerjaan berat)
360
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PASAR
REBO
Jl. Let. Jend. TB Simatupang No.30 Jakarta Timur
13760
Telp. 021 8400109, 8401127 ec.147/148, E-mail:
gizirspr@gmail.com
MST (Malnutrition Screening Tool)
Tanggal: 18/10/2021
Nama : Ny. A
Diagnosa Medis: Diabetes
No.RM : 2021-697813
Melitus Ulkus Pedis Dekstra
Jenis Kelamin : Perempuan
LILA: 28 cm
Umur : 58 tahun
T. Lutut: 42 cm
Parameter
Apakah pasien mengalami penurunan BB yang tidak
1. (2)
diinginkan dalam 6 bulan terakhir?
Tidak ada penurunan
=0
berat badan
Tidak yakin =2
Jika ya, berapa
penurunan berat badan
1 – 5 kg =1
6 – 10 kg =2
11 – 15 kg =3
> 15 kg =4
Tidak yakin =2
2. Apakah asupan makan berkurang karena adanya
(0)
penurunan nafsu makan?
Tidak =0
Ya =1
Jumlah skor keseluruhan 3
Hasil
<2 = tidak beresiko malnutrisi
≥2 = beresiko malnutrisi
Kesimpulan:
Berdasarkan skrining gizi, pasien mendapatkan skor 3 yang
berarti memiliki risiko mengalami malnutrisi. Oleh sebab itu, perlu
361
dilakukan pengkajian secara mendalam pada asuhan gizi melalui
NCP.
II.12.2.2. Biokimia
Tabel 2. Hasil Pemeriksaan Biokimia Pasien
Indikator Hasil Nilai Rujukan Keterangan
SGOT 16 0-35 Normal
SGPT 10 0-35 Normal
Ureum Darah 61 mg/dL 20-40 mg/dL Tinggi
Kreatinin Darah 1,11 mg/dL 0,35-0,95 mg/dL Tinggi
362
eGFR 53,7 > 90 mL/min/1,73
Rendah
mL/min/1,73
II.12.2.3. Klinis
Tabel 3. Hasil Pemeriksaan Klinis Pasien
Pemeriksaan Hasil Nilai Normal Keterangan
II.12.2.4. Fisik
Tabel 4. Hasil Pemeriksaan Fisik Pasien
Penurunan nafsu makan (+)
Lemas (-)
363
Pucat (-)
Demam (-)
Mual (+)
Muntah (+)
Nyeri kepala (-)
Ulkus pedis sinistra (-)
Ulkus pedis dekstra (+)
Penilaian:
Berdasarkan hasil pemeriksaan data fisik, pasien
mengalami penurunan nafsu makan, mual, muntah dan
ulkus pedis dekstra.
364
6. Kebiasaan Makan dan Riwayat Alergi Makanan
e. Kualitatif
Pasien biasanya makan nasi, lauk hewani, lauk nabati
dan sayur. Pasien suka makanan yang digoreng dan
berlemak, sering konsumsi teh/kopi, sering konsumsi
mie ayam karena akses yang mudah (lokasi penjual mie
ayam di depan rumah Ny. A) dan pasien tidak memiliki
riwayat alergi.
f. Kuantitatif
Pasien makan 3 kali sehari saat pagi, siang, dan malam,
serta makan camilan di waktu pagi dan sore.
365
Kebutuhan Lemak = 25% x TEE
= 25% x 1300
= 325 kkal 35,14 gr
Kebutuhan KH = 60% x TEE
= 60% x 1300
= 780 kkal 189,75 gr
Pembahasan:
Berdasarkan hasil perbandingan antara asupan dan
kebutuhan gizi pasien sebelum masuk rumah sakit, diketahui
bahwa asupan energi dan karbohidrat cukup, sedangkan
protein defisit tingkat berat dan lemak lebih dari kebutuhan.
366
Bening Bayam +
25
Tauge
Selingan Sore
Puding Pepaya 25
(15.00)
Nasi Tim 50
Makan
Ayam Bistik 20
Malam
Tahu 27
(08.00)
Melon 100
Nasi Tim 50
Makan Pagi Daging Empal 50
(08.00) Sup Oyong
25
Wortel
367
= 210 kkal 52,5 gr
Kebutuhan Lemak = 25% x TEE
= 25% x 1400
= 350 kkal 38,89 gr
Kebutuhan KH = 60% x TEE
= 60% x 1400
= 840 kkal 210 gr
Pembahasan:
Berdasarkan hasil perbandingan antara asupan dan
kebutuhan gizi pasien saat masuk rumah sakit, diketahui
bahwa asupan energi, lemak, dan karbohidrat defisit tingkat
berat. Sedangkan asupan protein pasien defisit tingkat
sedang.
368
II.12.2.7. Terapi Obat
Efek Samping
Obat Kegunaan Berkaitan dengan
Gizi
Fungsinya untuk Diare, sakit kepala,
Glimepiride mengedalikan gula darah hipoglikemia, mual,
yang tinggi muntah
Gangguan saluran
Metformin Menurunkn kadar gula darah cerna, batuk, nafsu
makan menurun
369
II.12.4. Intervensi
7. Tujuan Diet
- Memenuhi kebutuhan zat gizi minimal 80% untuk
membantu mempercepat proses penyembuhan
- Memberikan makanan untuk membantu
memperbaiki nilai laboratorium, membantu
menurunkan tekanan darah, dan membantu
mengurangi keluhan fisik
- Meningkatkan pengetahuan melalui edukasi gizi
tentang diet diabetes melitus
8. Syarat Diet
- Energi sesuai kebutuhan 1.400 kkal
- Protein 15% dari kebutuhan energi total yakni 52,5
gram
- Lemak 25% dari kebutuhan energi total yakni 38,89
gram
- Karbohidrat 60% dari kebutuhan energi total yakni
210 gram
9. Terapi Diet
Jenis diet : Diet diabetes melitus
Bentuk makanan : Nasi biasa
Rute makanan : Oral
Frekuensi : 3x makan utama dan 2x selingan
370
- eGFR
- GDS
- Perbaikan nafsu
- Nafsu makan
makan
- Mual
- Tidak mual dan
Fisik - Muntah Setiap hari
muntah
- Ulkus pedis
- Ulkus pedis dekstra
dekstra
membaik
Tekanan darah Kembali
Klinis Tekanan darah Setiap hari
normal
Asupan energi, Asupan mencapai 90% -
Asupan
protein, lemak, Setiap hari 110% dari kebutuhan
Makanan
karbohidrat sehari
II.12.6. Evaluasi
9. Asupan Makan Pasien
Tabel 10. Persentase Asupan Makan Pasien
E P L KH
Kebutuhan
Kkal % gr % gr % gr %
371
10. Pemeriksaan Biokimia Pasien
Tabel 11. Hasil Pemeriksaan Biokimia Pasien
Hasil Nilai
Indikator Capaian
19/10 20/10 Rujukan
Ureum Darah 50 42 20-40 mg/dL Tinggi
GDS 200 180 <200 mg/dL Normal
Kesimpulan:
Pada pemeriksaan biokimia pasien di hari ke-3 rawat inap, kadar
Ureum darah sudah mengalami penurunan meskipun masih diatas
normal. Sedangkan GDS sudah mengalami penurunan dan juga
berada di bawah normal.
Hasil
Indikator
18/10 19/10 20/10
Nafsu Makan - - -
Lemas - - -
Pucat - - -
Demam - - -
Mual + + -
Muntah + - -
Nyeri Kepala - - -
Ulkus Pedis Sinistra - - -
Ulkus Pedis Dekstra + + +
Kesimpulan:
Pada pemeriksaan fisik pasien di hari ke-2 rawat inap, nafsu makan
pasien sudah membaik, serta pasien tidak lagi muntah namun
masoih merasakan mual, Pada hari ke-3, seluruhnya sudah membaik
kecuali ulkus pedis dekstra.
372
12. Pemeriksaan Klinis Pasien
Tabel 13. Hasil Pemeriksaan Klinis Pasien
Hasil Nilai
Pemeriksaan Capaian
18/10 19/10 20/10 Normal
373
BAB III
PENUTUP
II.5. Kesimpulan
1) Hasil skrining Ny. A diperoleh skor 3 yang berarti memiliki risiko
malnutrisi
2) Ny. A memiliki IMT 25,03 dan status gizi tergolong obesitas
tingkat 1
3) Hasil pemeriksaan biokimia mengindikasi bahwa Ny. A mengalami
hiperglikemia dan penurunan fungsi ginjal
4) Pemeriksaan klinis mengindikasi bahwa Ny. A mengalami hipotensi
5) Pemeriksaan fisik mengindikasi bahwa Ny. A mengalami penurunan
nafsu makan, mual, muntah, ulkus pedis dekstra
6) Ny. A diberi intervensi dengan preskripsi diet diabetes melitus
dengan edukasi berupa leaflet
7) Rencana monitoring dilakukan dalam jangka waktu 3 hari dengan
indicator asupan, keluhan fisik, klinis dan pengetahuan
II.6. Saran
Ny. A disarankan mengonsumsi makanan sesuai dengan diet
diabetes melitus dan mulai memperhatikan asupan yang ia konsumsi. Ny.
A disarankan untuk rutin melakukan aktivitas fisik minimal 30 menit
perhari. Adanya koordinasi dengan tenaga kesehatan secara berkala guna
memantau perkembangan Ny. A.
374
DAFTAR PUSTAKA
Packer, CF; Ali, SA; Manna, B. (2021). Diabetic Ulcer. Treasure Island (FL):
StatPearls, Bookshelf ID: NBK499887, PMID: 29763062. Retrieved
December 10th 2021 from
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK499887/?report=printable.
Oliver, TI & Mutluoglu, M. (2021). Diabetic Foot Ulcer. Treasure Island (FL):
StatPearls, Bookshelf ID: NBK537328, PMID: 30726013. Retrieved
December 10th 2021 from
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK537328/?report=printable.
Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Direktorat
Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit. Penyakit Diabetes Mellitus.
Retrieved December 10th 2021 from http://p2ptm.kemkes.go.id/informasi-
p2ptm/penyakit-diabetes-melitus.
Lestari, L., & Zulkarnain, Z. Diabetes Melitus: Review etiologi, patofisiologi,
gejala, penyebab, cara pemeriksaan, cara pengobatan dan cara pencegahan.
In Prosiding Seminar Nasional Biologi (Vol. 7, No. 1, pp. 237-241).
Sapra, A & Bhandari, P. (2021). Diabetes Mellitus. Treasure Island (FL): StatPearls
Publishing, Bookshelf ID: NBK551501, PMID: 31855345. Retrieved
December 10th from
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK551501/?report=printable.
375
LAMPIRAN
Kelompok
Penukar Energi Protein Lemak KH
Bahan
(p) (kkal) (gram) (gram) (gram)
Makanan
Sumber
2P + 2P 350 + 262.5 8+6 0 80 + 60
karbohidrat
Protein hewani 2P + 1/2P 150 + 75 14 + 3.5 10 + 7 0
Protein nabati 1P 75 5 3 7
Sayuran 1 1/3P 33.65 1.46 0.13 6.67
Camilan(pisang
2P 100 0 0 24
goreng)
Minuman (teh
2P 69.3 2.4 0.35 15.3
manis)
Minyak 6P 300 0 30 0
Total 1415.45 40.36 50.48 192.97
Kebutuhan 1300 47,44 35,14 189,75
Persentase (%) 108,9 85,08 143,65 101,7
376
Lampiran 2. Asupan Makan MRS
Waktu Porsi
Menu E P L KH Kalium Serat
Makan (gram)
Ayam
Panggang 50 150 3.5 7 288.75
Madu
Makan
malam Kecap 5 3.5 0.3 0.06 0.45
Bening Labu
50 12.5 0.5 2.5 125 4.65
Siam
Telur Semur 55 75 7 5 65
Sup Wortel
40 10 0.4 2 98 0.4
Makaroni
Selingan Bubur
pagi Kacang 40 150 5 6 14 326.3 3
(11.00) Hijau
Makan
siang belum makan siang
(13.00)
377
% ASUPAN 111% 94% 106% 107% 62.6% 95%
378
Lampiran 3. Perencanaan Menu Intervensi
Hari Ke-1
Nama Nama Berat
Waktu Energi Protein Lemak KH
Menu Bahan (gr)
Nasi
Beras 50 178.5 4.2 0.85 38.55
Tim
Telur Telur 50 77 6.2 5.4 0.35
Dadar Minyak 2 17.4 0.02 1.56 0
Tahu 60 24 3.27 1.41 0.24
Pagi Tahu
Minyak 2 17.4 0.02 1.56 0
Semur
Kecap 5 3.55 0.285 0.065 0.45
Bening Wortel 50 18 0.5 0.3 3.95
Wortel
Labu Labu
50 15 0.3 0.05 3.35
Siam Siam
Subtotal 350.85 14.80 11.20 46.89
Puding 2 6.67 0.27 0.13 1.07
Bubuk
5 15.5 0.4 0.2 2.4
Coklat
Puding
Snack Susu
Coklat 2 7.8 0.3 0.21 1.17
DM
Gula
3 12 0 0 3
DM
Subtotal 41.97 0.97 0.54 7.64
Nasi
Beras 50 178.5 4.2 0.35 38.55
Tim
Telur
Opor Telur 50 77 6.2 5.4 0.35
Putih
Tempe Tempe 30 60.3 5.24 2.64 4.05
Siang Bumbu
Bali Kecap 5 3.55 0.29 0.07 0.45
Bening Daun
Katuk 80 47.2 5.12 0.80 7.92
Katuk
Jagung
Manis Jagung 20 29.4 1.02 0.14 6.3
Pepaya Pepaya 70 64.4 0.7 6.8 24.41
Bubuk
2 6.67 0.27 0.13 1.07
Puding Agar
Snack
Buah Melon 10 3.7 0.06 0.04 0.78
Pepaya 10 9.2 0.10 0.97 3.49
1
Gula
3 12 0 0 3
DM
Subtotal 31.57 0.43 1.14 8.33667
Nasi
Beras 50 178.5 4.2 0.35 38.55
Tim
Daging Daging 50 136.5 6.75 8.9 0
Kare Minyak 2 17.4 0.02 1.56 0.00
Tahu Tahu 30 24 3.27 1.41 0.24
Malam
Semur Kecap 5 3.55 0.29 0.07 0.45
Buncis 20 7.8 0.48 0.06 1.44
Sup
Kentang 40 25.8 0.84 0.08 5.40
Sayuran
Wortel 40 14.4 0.4 0.24 3.16
Pisang Pisang 70 85 0.84 0.14 22.26
Subtotal 492.95 17.09 12.81 71.5
TOTAL 1377.69 56.05 41.88 216.39
Kebutuhan 1400 52.5 38.89 210
Persentase% 98.41 106.75 107.68 103.04
2
Hari Ke-2
Nama Nama Berat
Waktu Energi Protein Lemak KHt
Menu Bahan (gr)
Nasi Beras 50 178.5 4.20 0.85 38.55
Daging 50 159.25 10.21 13.83 0
Daging
Kecap 5 3.55 0.285 0.07 0.45
Semur
Pagi
Minyak 2 17.4 0.02 1.96 0
Bening
Labu
Labu 100 30 0.60 0.1 6.7
Siam
Siam
Subtotal 388.7 15.31 16.81 45.7
Kacang
25 80.75 5.725 0.38 14.2
Bubur Hijau
Snack Kacang Gula
Hijau Merah 3 18.4 0 0 4.6
DM
Subtotal 99.15 5.725 0.38 18.8
Nasi
Beras 50 178.5 4.2 0.85 38.55
Biasa
Telur 50 30 4.11 0 2.4
Telur
Pasta
BB 5 6.5 0.04 1.6 0.34
Tomat
Rendang
Minyak 2 17.4 0.02 1.96 0
Siang Tahu Tahu 30 24 3.27 1.91 0.24
BB
Rujak Minyak 2 17.4 0.02 1.96 0
Sayur Labu 50 15 0.3 0.05 3.35
Bening
Labu + Wortel 50 18 0.5 0.3 3.95
Wortel
Melon Melon 75 27.75 0.45 0.3 5.85
Subtotal 334.55 12.91 9.38 54.68
Tepung
20 72.8 0.9 0.2 16.7
Hankue
Snack Hankue
Gula
5 20 0 0 5
Jagung
Subtotal 92.8 0.9 0.2 21.7
Nasi
Beras 50 178.5 4.20 0.85 38.55
Biasa
Malam
Ikan
30 30 4.11 0 2.4
Tuna
3
Pepes
Ikan Minyak 2 17.4 0.02 1.96 0
Tuna
Tempe 30 60.3 6.24 2.64 4.05
Tempe
Kecap 5 3.55 0.285 0.07 0.45
Semur
Minyak 2 17.4 0.02 1.96 0
Sup Oyong 50 9.5 0.40 0.10 2.05
Oyong
Wortel 50 18 0.5 0.3 3.95
Wortel
Pisang Pisang 60 72.86 0.72 0.12 19.08
Subtotal 407.507 16.495 8.445 70.53
TOTAL 1322.71 51.34 35.21 211.41
Kebutuhan 1400 52.5 38.89 210
Persentase% 94.48 97.80 90.52 100.67
4
Hari Ke-3
Nama Nama Berat
Waktu Energi Protein Lemak KH
Menu Bahan (gr)
Nasi Beras 75 267.75 6.3 1.28 57.83
Telur 60 92.4 7.44 6.48 0.42
Telur
Kecap 5 3.55 0.285 0.07 0.45
Bistik
Pagi Minyak 2 17.4 0.02 1.96 0
Wortel 50 18 0.5 0.3 3.95
Sup Buncis 25 9.75 0.6 0.08 1.8
Makaroni
Makaroni 25 88.25 2.18 0.1 19.68
Subtotal 497.1 17.32 10.26 84.12
Tepung
2 6.67 0.27 0.13 1.07
Agar
Snack Puding
Gula
5 20 0 0 4
Jagung
Subtotal 26.67 0.27 0.13 5.07
Nasi
Beras 75 267.75 6.3 1.28 57.83
Biasa
5
Ikan Tuna Pasta
5 6.5 0.04 2.6 0.34
BB Tomat
Tomat Minyak 2 17.4 0.02 1.96 0
Tahu 40 32 4.36 3.55 0.32
Tahu
Minyak 2 17.4 0.02 1.96 0
Semur
Kecap 5 3.55 0.285 0.07 0.45
Bening
Labu
Labu 100 30 0.60 0.10 6.7
Siam
Siam
6
Lampiran 4. Media Edukasi Leaflet
7
Lampiran 5. Dokumentasi
1. Asupan Makan Pasien
Waktu Sebelum Sesudah
Hari 1
– Siang
Hari 1
– Sore
Hari 2
–
Siang
Hari 2
– Sore
8
Hari 3
–
Siang
Hari 3
– Sore
2. Pengukuran Antropometri
9
10
LAPORAN STUDI KASUS MENDALAM
Disusun Oleh :
Farah Devina Ramadhianti 1810714090
11
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan studi kasus mendalam Anak KDK Febris GEA Hipokalemia dibuat
dan diajukan sebagai syarat kelengkapan dan bukti kegiatan Magang Manajemen
Asuhan Gizi Klinik (MAGK) di Rumah Sakit Umum Daerah Pasar Rebo. Tahun
Ajaran 2021/2022.
Disusun oleh :
Farah Devina Ramadhianti 1810714090
12
BAB I
PENDAHULUAN
13
mengalami bangkitan kejang, maka diperlukan tindakan pencegahan
terhadap bangkitan kejang demam. Untuk kepentingan tersebut asuhan gizi
yang tepat perlu dilakukan untuk mengurangi keparahan penyakit dan
mempercepat penyembuhan.
I.11. Tujuan
I.11.1. Tujuan Umum
Mempelajari dan menerapkan proses asuhan gizi klinik pada pasien
anak dengan penyakit KDK (Kejang Demam Kompleks), Febris,
GEA, dan Hipokalemia.
I.11.2. Tujuan Khusus
13. Mampu melakukan skrining gizi
14. Mampu melakukan anamnesis gizi
15. Mampu menentukan diagnosis gizi
16. Mampu merencanakan intervensi, monitoring dan evaluasi,
serta edukasi gizi
I.12. Manfaat
I.12.1. Bagi Mahasiswa
Meningkatkan kemampuan proses asuhan gizi klinik, serta
mendapatkan pengalaman dan wawasan baru pada penatalaksanaan
diet pasien anak dengan penyakit KDK (Kejang Demam Kompleks),
Febris, GEA, dan Hipokalemia.
I.12.2. Bagi Institusi
Memberikan bantuan dan saran pada pemantauan asuhan gizi
terstandar serta pelaksanaan diet pada pasien anak dengan penyakit
KDK (Kejang Demam Kompleks), Febris, GEA, dan Hipokalemia.
I.12.3. Bagi Rumah Sakit
Membantu proses pemulihan pasien dengan cara penerapan asuhan
gizi terstandar dan terstruktur untuk pasien anak dengan penyakit
KDK (Kejang Demam Kompleks), Febris, GEA, dan Hipokalemia.
14
BAB II
PEMBAHASAN
15
pada 16% di antara anak yang mengalami kejang demam (Shinnar,
1999).
Gastroenteritis didefinisikan sebagai radang selaput lendir
saluran pencernaan yang ditandai dengan diare atau muntah.
Gastroentritis adalah keadaan terjadinya inflamasi pada bagian
mukosa dari saluran gastrointestinal ditandai dengan diare dan
muntah (How C, 2010). Di Indonesia penyakit gastroenteritis ini
masih menjadi masalah besar, khususnya gastroenteritis yang
disebabkan oleh infeksi dan non infeksi.
Hipokalemia merupakan kejadian yang sering ditemukan di
klinik. Terdapat 3 mekanisme terjadinya hipokalemia yaitu
berkurangnya asupan kalium, peningkatan ekskresi kalium melalui
ginjal dan traktus urinarius dan redistribusi kalium dari ekstraseluler
ke intraseluler. Ambilan kalium sel dipicu oleh alkalinemia, insulin,
stimulasi beta adrenergik dan santin. Aldosteron juga mampu
mencetuskan ambilan kalium oleh sel setelah konsumsi makanan.
II.13.2. Etiologi
Menurut IDAI 2006, faktor risiko berulangnya kejang
demam adalah:
1. Riwayat kejang demam dalam keluarga
2. Usia kurang dari 12 bulan
3. Temperatur yang rendah saat kejang
4. Cepatnya kejang setelah demam
Bila seluruh faktor di atas ada, kemungkinan berulangnya
kejang demam adalah 80%, sedangkan bila tidak terdapat faktor
tersebut kemungkinan berulangnya kejang demam hanya 10%-15%.
Kemungkinan berulangnya kejang demam paling besar pada tahun
pertama.
Gastroenteritis akut bisa disebabkan oleh berbagai faktor,
menurut World Gastroenterology Organisation, ada beberapa agen
yang bisa menyebabkan terjadinya gastroenteritis akut yaitu agen
16
infeksi dan non-infeksi. Lebih dari 90% diare akut disebabkan
karena infeksi, sedangkan sekitar 10 % karena sebab lain yaitu:
10. Faktor Infeksi
a) Virus
Berikut adalah beberapa virus yang dapat menjadi penyebab
terjadinya gastroenteritis:
1) Rotavirus
Merupakan salah satu penyebab paling banyak dari kasus
rawat inap di rumah sakit dan mengakibatkan 500.000
kematian di dunia tiap tahunnya. Pada anak-anak sering
tidak terdapat gejala dan biasanya terjadi pada rentang
umur 3 – 5 tahun.
2) Human Caliciviruses (HuCVs)
Termasuk famili Calciviridae, dua bentuk umumnya yaitu
Norovirus dan Sapovirus. Norovirus merupakan
penyebab utama terbanyak diare pada pasien dewasa dan
menyebabkan 21 juta kasus per tahun. Norovirus
merupakan penyebab tersering gastroenteritis pada orang
dewasa dan sering menimbulkan wabah dan menginfeksi
semua umur. Sapovirus umumnya menginfeksi anak –
anak dan merupakan infeksi virus tersering kedua selain
Rotavirus.
3) Adenovirus
Umumnya menyerang anak–anak dan menyebabkan
penyakit pada sistem respiratori. Ada 4 genus pada
adenovirus yaitu Mastadenovirus, Aviadenovirus,
Atadenovirus, dan Siadenovirus.
b) Bakteri
Infeksi bakteri juga menjadi penyebab dari kasus
gastroenteritis akut bakteri yang sering menjadi penyebabnya
adalah:
1) Diarrheagenic Escherichia-coli
17
Penyebarannya berbeda–beda di setiap negara dan
paling sering terdapat di negara yang masih
berkembang. Umumnya bakteri jenis ini tidak
menimbulkan bahaya jenis dari bakterinya adalah:
Enterotoxigenic E. coli (ETEC)
Enteropathogenic E. coli (EPEC)
Enteroinvasive E. coli (EIEC)
Enterohemorrhagic E. coli (EHEC)
2) Campylobacter
Bakteri jenis ini umumnya banyak pada orang yang
sering berhubungan dengan perternakan selain itu bisa
menginfeksi akibat masakan yang tidak matang dan
dapat menimbulkan gejala diare yang sangat cair dan
menimbulkan disentri.
3) Shigella species
Gejala dari infeksi bakteri Shigella dapat berupa
hipoglikemia dan tingkat kematiannya sangatlah
tinggi. Beberapa tipenya adalah:
S. Sonnei
S. Flexneri
S. dysenteriae
4) Vibrio cholera
Memiliki lebih dari 2000 serotipe dan semuanya bisa
menjadi pathogen pada manusia. Gejala yang paling
sering ditimbulkan akibat terinfeksi bakteri ini adalah
muntah tidak disertai panas dan feses yang
konsistensinya sangat berair. Bila pasien tidak
terhidrasi dengan baik bisa menyebabkan syok
hipovolemik dalam 12–18 jam dari timbulnya gejala
awal.
5) Salmonella
18
Salmonella menyebabkan diare melalui beberapa
mekanisme. Pada onset akut gejalanya dapat berupa
mual, muntah dan diare berair dan terkadang disentri
pada beberapa kasus.
c) Agen parasit
Infeksi yang disebabkan oleh Cryptosporidium parvum,
Giardia L, Entamoeba histolytica, and Cyclospora
cayetanensis sangatlah jarang terjadi, namun gejalanya sering
tak tampak. Dalam beberapa kasus juga dinyatakan infeksi
dari cacing seperti Stongiloide stecoralis, Angiostrongylus C.,
Schisotoma Mansoni, S. Japonicum juga bisa menyebabkan
gastroenteritis akut.
11. Non Infeksi
a) Malabsorpsi/Maldigesti
Malabsorpsi pada tubuh dapat terjadi akibat kurangnya
penyerapan zat gizi berikut:
1) Karbohidrat : monosakarida (glukosa), disakarida
(sakarosa)
2) Lemak : rantai panjang trigliserida
3) Asam amino
4) Protein
5) Vitamin dan mineral
b) Imunodefisiensi
Kondisi seseorang dengan imunodefisiensi yaitu
hipogamaglobulinemia, panhipogamaglobulinemia (Bruton),
penyakit granulomatose kronik, defisiensi IgA dan
imunodefisiensi IgA heavycombination.
Sedangkan berikut ini adalah etiologi hypokalemia
berdasarkan penyebab:
Tabel 1. Etiologi Hipokalemia Berdasarkan Penyebab
Penyebab Hipokalemia
19
Gangguan saluran Diare kronis, termasuk akibat dari obat
gastrointestinal pencahar dan gangguan usus
Glikogenesis yang merangsang sekresi
Gangguan intraseluler insulin
Stimulasi sistem saraf
Kekurangan potassium
Hipomagnesium
pada ginjal
Konsumsi Penisillin dalam dosis tinggi
Obat-obatan
Theophylline (keracunan akut dan kronis)
II.13.3. Patofisiologi
20
Pekerjaan :-
Aktivitas : Bermain di rumah, menonton siaran anak-anak
21
2. Apakah ada penurunan BB selama satu bulan terakhir?
(Berdasarkan penilaian objektif data BB bila ada / penilaian
( 0 )
subjektif dari orang tua pasien ATAU untuk bayi <1 tahun :
BB tidak naik selama 3 bulan terakhir)
*Tidak =0
*Ya =1
3. Apakah terdapat salah satu kondisi berikut?
Diare ≥5 kali/hari atau muntah >3 kali/hari dalam
( 1 )
seminggu terakhir
Asupan makanan berkurang selama 1 minggu terakhir
*Tidak =0
*Ya =1
4. Apakah terdapat penyakit atau keadaan yang mengakibatkan
( 2 )
pasien berisiko mengalami malnutrisi?
*Tidak =0
*Ya =2
Jumlah skor keseluruhan 3
Hasil
0 = beresiko rendah
1 = beresiko sedang
≥2 = beresiko tinggi
Kesimpulan:
Berdasarkan skrining gizi, pasien mendapatkan skor 3 yang berarti
memiliki risiko tinggi mengalami malnutrisi. Oleh sebab itu, perlu
dilakukan pengkajian secara mendalam pada asuhan gizi melalui
NCP.
22
IMT = 𝐵𝐵𝐴⁄𝐵𝐵𝐼 x 100%
= 11.5⁄12 x 100%
Status Gizi = 95,8% (Baik)
Penilaian:
Berdasarkan hasil perhitungan IMT pasien menggunakan
grafik CDC didapatkan nilai IMT 95,8%. Menurut WNPG
2012, nilai IMT tersebut menunjukkan hasil status gizi
pasien adalah normal.
II.4.2.2. Biokimia
Tabel 1. Hasil Pemeriksaan Biokimia Pasien
10,8 – 12,8
Hemoglobin 11,7 Normal
g/dL
Hematokrit 35 35 – 43 % Normal
3,6 – 5,2
Eritrosit 4,6 Normal
juta/µL
5,5 – 15,5 x Sangat
Leukosit 3,74
103/µL Rendah
217 – 497
Trombosit 203 Rendah
ribu/µL
Limfosit 46 20 – 70 % Normal
GDS 199 < 200 mg/dL Normal
135 – 147
Natrium 132 Rendah
mmol/L
Sangat
Kalium 2,8 3,5 – 5 mmol/L
Rendah
98 – 108
Klorida 100 Normal
mmol/L
Sumber: Data Rekam Medis RSUD Pasar Rebo
23
Penilaian:
Berdasarkan hasil pemeriksaan biokimia pasien, data
menunjukkan bahwa pasien mengalami hipokalemia yang
ditunjukkan dengan nilai kalium pasien sebesar 2,8
mmol/L. Selain itu, nilai leukosit pasien juga tergolong
sangat rendah yaitu 3,74, hal ini merupakan reaksi terhadap
infeksi pada tubuh.
II.4.2.3. Klinis
Tabel 2. Hasil Pemeriksaan Klinis Pasien
Pemeriksaan Hasil Nilai Normal Keterangan
Tekanan darah 80/50 – 90/70
94/53 Normal
(MRS) mmHg
Tekanan darah
80/50 – 90/70
(terakhir 90/60 Normal
mmHg
diperiksa)
36.5 – 37.5
Suhu tubuh 38oC o
Tinggi
C
135 kali/ 98 – 140
Nadi Normal
menit kali/menit
Respiratory 24 kali/ 24 – 40
Normal
Rate menit kali/menit
Penilaian:
Berdasarkan hasil pemeriksaan klinis pasien. data
menunjukkan bahwa pasien mengalami demam yang
ditunjukkan dengan suhu 38°C.
II.4.2.4. Fisik
Tabel 3. Hasil Pemeriksaan Fisik Pasien
Penurunan nafsu makan (+)
Demam (+)
Mual (+)
24
Muntah (+)
Nyeri kepala (-)
Lemas (-)
Pucat (-)
Penilaian:
Berdasarkan hasil pemeriksaan data fisik, pasien
mengalami penurunan nafsu makan, demam, mual, dan
muntah.
25
8. Kebiasaan Makan dan Riwayat Alergi Makanan
g. Kualitatif
Pasien biasanya makan nasi, lauk hewani, dan sayur. Pasien
tidak terlalu menyukai lauk nabati seperti tahu dan tempe.
Selain mengkonsumsi makanan, ia juga masih minum susu
formula Bebelac 3 kali sehari. Pasien tidak memiliki
riwayat alergi.
h. Kuantitatif
Pasien makan 3 kali sehari saat pagi, siang, dan malam,
serta makan camilan di waktu yang tidak menentu.
Energi
1000 1062.3 106% Normal
(kkal)
26
Protein
23 24.9 108% Normal
(gram)
Karbohidrat
170 160.19 94% Normal
(gram)
Kalium Defisit
2600 1032.75 40%
(mg) tingkat berat
Sumber: WNPG, 2012
Pembahasan:
Berdasarkan hasil perbandingan antara asupan dan kebutuhan gizi
pasien sebelum masuk rumah sakit, diketahui bahwa asupan energi,
protein, dan karbohidrat cukup, sedangkan asupan lemak lebih dari
kebutuhan, dan asupan kalium defisit tingkat berat.
27
Makan siang
belum makan siang
(13.00)
Energi
600 667.4 111% Normal
(kkal)
Protein
13.8 13.02 94% Normal
(gram)
Lemak
16.2 17.12 106% Normal
(gram)
Karbohidrat
102 109.4 107% Normal
(gram)
28
Defisit
Kalium
1560 1138.85 73% tingkat
(mg)
sedang
Pembahasan:
Berdasarkan hasil perbandingan antara 60% asupan dan 60% kebutuhan
gizi pasien saat masuk rumah sakit, diketahui bahwa asupan energi,
protein, lemak, karbohidrat, dan serat sudah mencukupi kebutuhan.
Sedangkan asupan kalium pasien masih desifit tingkat sedang.
Efek Samping
Obat Kegunaan Berkaitan dengan
Gizi
IVFD KA- Cairan infus yang - Hipersensitif
EN 3B mengandung natrium. (gatal-gatal.
kalium. klorida. laktat. ruam)
glukosa. KA-EN 3A - Nyeri pada
digunakan untuk membantu tempat injeksi
menyalurkan atau
memelihara keseimbangan
29
air dan elektrolit pada
keadaan dimana asupan
makanan tidak cukup atau
tidak dapat diberikan secara
per oral.
Paracetamol Meredakan demam dan - Sakit kepala
nyeri. bekerja pada pusat - Mual atau muntah
pengaturan suhu yang ada di - Sulit tidur
otak untuk menurunkan - Perut bagian atas
suhu tubuh saat seseorang terasa sakit
sedang mengalami demam. - Urin berwarna
gelap
- Lelah yang tidak
biasa
- Penyakit kuning
Ampicillin Kombinasi antibotik beta- Hipersensitivitas
Sulbactam laktam dengan inhibitor
beta-laktamase. Bekerja
menghambat Penicillin
Binding Protein bakteri lalu
menghambat sintesis
dinding sel bakteri sehingga
bersifat bakterisidal.
30
NC-2.2 Perubahan nilai laboratorium terkait gizi (mineral
makro) berkaitan dengan hiponatremia dan
hipokalemia ditandai dengan kadar natrium dan
kalium dibawah batas normal, yaitu 132 mmol/L dan
2,8 mmol/L.
NB-2.3 Ketidakmampuan mengatur diri sendiri berkaitan
dengan kurangnya kesiapan pasien dan keluarga
untuk mengatur diri sendiri ditandai oleh perilaku
menangis saat makanan yang diinginkan tidak
diberikan.
II.4.4. Intervensi
10. Tujuan Diet
- Memberikan makanan sesuai kebutuhan gizi yang
meninggalkan sisa sedikit mungkin agar volume
feses dapat dibatasi
- Mencapai dan mempertahankan status gizi optimal
- Mencegah terangsangnya saluran cerna
11. Syarat Diet
- Energi dan protein cukup disesuaikan dengan AKG
berdasarkan umur dan jenis kelamin
- Lemak cukup, yaitu 10-25% dari kebutuhan energi
total
- Karbohidrat cukup, yaitu sisa kebutuhan energi total
- Menghindari makanan berserat tinggi dan sedang
maksimal 8 gram/hari
- Kalium cukup disesuaikan dengan AKG berdasarkan
umur dan jenis kelamin
12. Terapi Diet
Jenis diet : Diet Rendah Serat
Bentuk makanan : Lunak
Rute makanan : Oral
31
Frekuensi : 3x makan utama dan 2x selingan
- Mempertahankan
berat badan dan
- Berat badan Konsultasi
panjang badan
- Panjang atau
Antropometri sesuai dengan
badan pemeriksaan
usianya
- Status gizi berikutnya
- Mempertahankan
status gizi normal
- Leukosit
Pemeriksaan Mencapai rentang
Biokimia - Natrium
berikutnya normal
- Kalium
- Perbaikan nafsu
- Nafsu
makan
makan
- Suhu tubuh
Fisik - Demam Setiap hari
kembali normal
- Mual
- Tidak mual dan
- Muntah
muntah
32
Asupan energi, Asupan mencapai
Asupan
protein, lemak, Setiap hari 90% - 119% dari
Makanan
karbohidrat kebutuhan sehari
II.4.6. Evaluasi
13. Asupan Makan Pasien
Tabel 10. Persentase Asupan Makan Pasien
E P L KH Serat Kalium
Kebutuhan
Kkal % gr % gr % gr % gr % gr %
Har 17, 76 74 42 60
986 98% 20 164 96% 3.4 822
i1 6 % % % %
Har 91 23, 86 70 840. 73
947 95% 21 167 98% 5.6
i2 % 4 % % 8 %
Har 101 22. 97 25, 94 101 92 90
1012 171 7.4 1228
i3 % 4 % 4 % % % %
Kesimpulan:
Terjadi peningkatan asupan makan pasien dari hari ke-1 sampai hari
ke-3. Dapat dilihat dari persentase asupan makan pasien yang kian
membaik. Asupan energi, protein, lemak, karbohidrat, kalium, dan
serat juga sudah memenuhi kebutuhan asupan makan pasien dalam
sehari.
33
14. Pemeriksaan Biokimia Pasien
Tabel 11. Hasil Pemeriksaan Biokimia Pasien
Hasil
Indikator Nilai Rujukan Capaian
26/10 28/10
Leukosit 3,74 7,8 5,5 – 15,5 x 103/µL Normal
Natrium 132 141 135 – 147 mmol/L Normal
Kalium 2,8 4,9 3,5 – 5 mmol/L Normal
Kesimpulan:
Pada pemeriksaan biokimia pasien di hari ke-3 rawat inap, kadar
leukosit, natrium, dan kalium pasien sudah mencapai angka normal,
yaitu untuk kadar leukosit pasien 7,8 x 103/µL, kadar natrium pasien
141 mmol/L, dan kadar kalium pasien 4,9 mmol/L.
Hasil
Indikator
26/10 27/10 28/10
Penurunan nafsu (-) (-)
(+)
makan
Demam (+) (+) (-)
Mual (+) (-) (-)
Muntah (+) (-) (-)
Kesimpulan:
Pada pemeriksaan fisik pasien di hari ke-2 rawat inap, nafsu makan
pasien sudah membaik, serta pasien tidak lagi merasa mual dan
muntah, meskipun suhu tubuh pasien masih tergolong tinggi. Pada
hari ke-3, seluruhnya sudah membaik.
34
16. Pemeriksaan Klinis Pasien
Tabel 13. Hasil Pemeriksaan Klinis Pasien
Hasil
Pemeriksaan Nilai Normal Capaian
26/10 27/10 28/10
Suhu tubuh 38oC 37.8oC 37.1oC 36.5 – 37.5 oC Normal
Kesimpulan:
Pada pemeriksaan fisik pasien di hari ke-2 rawat inap, suhu tubuh pasien
masih tergolong tinggi. Pada hari ke-3, seluruhnya sudah mencapai
normal.
35
BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
15) Hasil skrining An. C diperoleh skor 3 yang berarti beresiko tinggi
mengalami malnutrisi
16) An. C memiliki status gizi normal menurut CDC 2000
17) Hasil lab menunjukkan bahwa kadar leukosit, natrium, dan kalium
pasien tinggi. Hal tersebut mengindikasikan bahwa pasien
mengalami gangguan gastrointestinal
18) Pemeriksaan klinis An. C memiliki suhu tubuh tinggi yang
mengindikasikan pasien mengalami demam
19) Pemeriksaan fisik An.C ditemukan adanya mual, nafsu makan
menurun, dan demam
20) An. C diberi intervensi dengan preskripsi diet rendah serat serta
edukasi dengan media leaflet
21) Rencana monitoring dilakukan dalam jangka waktu 3 hari dengan
indikator asupan, keluhan fisik klinis, dan pengetahuan
III.2 Saran
An. C diharapkan dapat menerapkan diet yang diberikan dengan bantuan
dari keluarga, terutama kedua orangtuanya. An. C diharapkan dapat
menjaga pemilihan bahan makanan yang akan dikonsumsi, pemilihan
cara pengolahan makanan sesuai dengan edukasi yang sudah diberikan.
36
DAFTAR PUSTAKA
37
LAMPIRAN
38
Selingan
sore Kue Bolu 2 potong 136.4 4.1 1.8 25.4 21.95
(16.00)
TOTAL 1062.3 24.9 39.55 160.19 1032.75
KEBUTUHAN 1000 23 27 170 2600
% ASUPAN 106% 108% 146% 94% 40%
39
Lampiran 2. Asupan Makan MRS
Waktu Porsi
Menu E P L KH Kalium Serat
Makan (gram)
Nasi Tim 75 65.6 1.5 15 17.9 0.38
Ayam
Panggang 50 150 3.5 7 288.75
Makan Madu
malam Kecap 5 3.5 0.3 0.06 0.45
(19.00) Madu 5 14.7 0.02 0 3.9 0.01 1.3
Minyak 2.5 22.1 2.5
Bening
50 12.5 0.5 2.5 125 4.65
Labu Siam
Nasi Tim 75 65.6 1.5 15 17.9 0.38
Telur
55 75 7 5 65
Semur
Kecap 5 3.5 0.3 0.06 0.45
Sarapan
Minyak 2.5 22.1 2.5
(08.00)
Sup
Wortel 40 10 0.4 2 98 0.4
Makaroni
Makaroni 20 87.5 2 20 0.98
Selingan Bubur
pagi Kacang 40 150 5 6 14 326.3 3
(11.00) Hijau
Makan
siang belum makan siang
(13.00)
TOTAL 667.4 13.02 17.12 109.4 938.85 10.79
KEBUTUHAN 600 13.8 16.2 102 1560 11.4
% ASUPAN 111% 94% 106% 107% 62.6% 95%
40
Lampiran III. Perencanaan Menu Intervensi
Hari Ke-1
Nama Nama Energi Protein Lema Serat Kalium
Waktu Berat KH (g)
Menu Bahan (kkal) (g) k (g) (g) (mg)
Nasi Tim Beras 37.5 127.5 2.9 0.6 27.5 0.075 26.63
Telur 40 61.6 4.96 4.32 0.28 0 47.4
Telur
Kecap 5 3.65 0.28 0.6 0.43 0 0
Makan Semur
Minyak 2 17.24 0 2 0 0 0
Pagi
Sup Wortel 50 22.5 0.67 0.38 4.9 0.5 122.5
Makaroni
Makaroni 10 15.3 0.5 0.9 0.3 0.49 0
Wortel
Kacang
10 32.3 2.16 0.15 5.06 0.75 81.57
Seling Bubur hijau
an Kacang Gula pasir 5 19.7 0 0 0.13 0 0.24
Pagi Hijau Gula
5 36.8 0 0 9.2 0 0
merah
Nasi Tim Beras 20 142.5 2.4 0.68 30.84 0.04 14.2
Pepes Ikan tuna 25 23.3 2.1 0.16 0 0 56.75
ikan tuna Minyak 2 17.24 0 2 0 0 0
Tempe Tempe 25 57.5 3.18 6.7 2.6 0.35 41.48
Makan bumbu
Minyak 2 17.24 0 2 0 0 0
Siang kuning
Bening
Labu siam 50 21 0.42 0.7 11 3.1 83.55
labu siam
Pisang
Buah 75 81 0.75 0.6 18.2 1.4 0
Ambon
Snack 3 keping
Biskuit 15 66 1.2 1.8 11.4 0.3 3.05
Sore biskuit
Nasi Tim Beras 20 142.5 2.4 0.68 30.84 0.04 14.2
Makan
Ayam Ayam 20 87.5 3.5 1.5 0 0 77.18
Malam
Bistik Kecap 5 3.65 0.28 0.6 0.43 0 0
41
Minyak 2 17.24 0 2 0 0 0
Tahu Tahu 30 24 3.27 1.41 0.24 0.03 15.18
Opor Minyak 2 17.24 0 2 0 0 0
Sup
Sayuran
Wortel 30 13.5 0.4 0.22 2.94 0.5 73.32
Wortel
Kentang
Kentang 10 6.2 0.21 0.02 1.35 0.05 39.6
Buah Melon 75 27.75 0.45 0.3 5.85 0.75 125.25
SUBTOTAL 1053.5 23.5 27.22 164.42 8.27 822.1
KEBUTUHAN 1000 23 27 170 8 2600
% ASUPAN 105% 97% 101% 97% 103%
42
Hari Ke-2
Nama Nama Kalium
Waktu Berat Energi Protein Lemak KH Serat
Menu Bahan (mg)
Nasi Tim Beras 37.5 127.5 2.9 0.6 27.5 0.075 26.63
Daging 20 34.8 2.9 2 0 0 53.4
Daging
Kecap 5 3.65 0.28 0.6 0.43 0 0
Makan Terik
Minyak 2 17.24 0 2 0 0 0
pagi
Sup Oyong 30 5.7 0.2 0.06 1.2 0.39 32.73
Oyong
Wortel 20 7.2 0.2 0.12 1.6 0.33 48.88
Wortel
Snack 3 keping
Biskuit 15 66 1.2 1.8 11.4 0.3 3.05
Pagi biskuit
Nasi Tim Beras 25 89.25 2.1 0.4 19.3 0.05 17.75
Ayam Ayam 20 87.5 3.5 1.5 0 0 77.18
Panggang Kecap 5 3.5 0.25 0.06 0.4 0 0
Kecap Minyak 2 17.24 0 2 0 0 0
Tahu 30 24 3.27 1.41 0.24 0.03 15.18
Tahu
Gula
Makan Bacem 10 36.8 0 0 9.2 0 0
merah
siang Basah
Minyak 2 17.24 0 2 0 0 0
Bening
Labu
Labu 80 24 0.48 0.08 5.36 4.96 133.68
siam
Siam
Pisang
Buah 100 108 1 0.8 24.3 0 0
Ambon
Snack 3 keping
Biskuit 15 66 1.2 1.8 11.4 0.3 3.05
Sore biskuit
Nasi Tim Beras 25 89.25 2.1 0.4 19.3 0.05 17.75
Makan Telur Telur 40 61.6 4.96 4.32 0.28 0 47.4
Malam Bumbu Pasta
5 4.1 0.2 0.02 0.94 0.23 50.7
Rendang Tomat
43
Minyak 2 17.24 0 2 0 0 0
Oseng Tempe 25 50.25 2.5 2.2 3.4 0.35 41.48
Tempe Kecap 5 3.5 0.25 0.06 0.4 0 0
Kecap Minyak 2 17.24 0 2 0 0 0
Bening
Wortel 60 21.6 0.6 0.36 4.74 1 146.64
Wortel
Buah Melon 75 27.75 0.45 0.3 5.85 0.75 125.25
Total keseluruhan 1028.15 23.54 27.89 170.24 8.5 840.75
Kebutuhan 1000 23 27 170 8 2600
% Asupan 103% 102% 103% 100% 105%
44
Hari Ke-3
Nama Nama Kalium
Waktu Berat Energi Protein Lemak KH
Menu Bahan (mg)
Nasi Tim Beras 37.5 127.5 2.9 0.6 27.5 17.75
Ayam 25 74.5 4.5 6.25 0 77.18
Ayam
Pasta
Bumbu 5 4.1 0.2 0.02 0.94 50.7
Tomat
Makan Gulai
Minyak 2 17.24 0 2 0 0
pagi
Bening Labu
50 21 0.42 0.7 11 133.68
Wortel + Siam
Labu
Wortel 20 7.2 0.2 0.12 1.6 146.64
Siam
Snack 3 keping
Biskuit 15 66 1.2 1.8 11.4 3.05
Pagi biskuit
Nasi Tim Beras 25 89.25 2.1 0.4 19.3 17.75
Telur Telur 40 61.6 4.96 4.32 0.28 47.4
Opor
Minyak 2 17.24 0 2 0 0
Putih
Tempe 25 50.25 2.5 2.2 3.4 41.48
Tempe Kecap 5 3.5 0.25 0.06 0.4 0
Makan
Bumbu Gula
siang 5 18.4 0 0 4.6 0
Bali merah
Minyak 2 17.24 0 2 0 0
Bening
Labu
Labu 50 21 0.42 0.7 11 133.68
siam
Siam
Buah Pepaya 100 46 0.5 12 12.2 221
Snack 3 keping
Biskuit 15 66 1.2 1.8 11.4 3.05
Sore biskuit
Makan Nasi Tim Beras 25 89.25 2.1 0.4 19.3 17.75
Malam Daging 20 34.8 2.9 2 0 53.4
45
Pasta
Daging 5 4.1 0.2 0.02 0.94 50.7
Tomat
Kare
Minyak 2 17.24 0 2 0 0
Tahu 30 24 3.27 1.41 0.24 15.18
Tahu Pasta
5 4.1 0.2 0.02 0.94 50.7
Balado Tomat
Minyak 2 17.24 0 2 0 0
Sup
Wortel 60 21.6 0.6 0.36 4.74 146.64
Wortel
Pisang
Buah 100 108 1 0.8 24.3 0
Ambon
SUBTOTAL 1036 24.1 28.01 167.8 1227.73
Kebutuhan 1000 23 27 170 2600
% ASUPAN 103% 105% 103% 99%
46
Lampiran IV. Media Edukasi Leaflet
47
Lampiran V. Dokumentasi
1. Menu Makanan
2. Sisa Makanan
3. Distribusi Makanan
48
4. Pengukuran Antropometri
49
LAPORAN STUDI KASUS MENDALAM
Disusun Oleh :
Farah Devina Ramadhianti 1810714090
50
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan studi kasus mendalam besar Bedah Fractur Collum Femur Sinistra
dibuat dan diajukan sebagai syarat kelengkapan dan bukti kegiatan Magang
Manajemen Asuhan Gizi Klinik (MAGK) di Rumah Sakit Umum Daerah Pasar
Rebo. Tahun Ajaran 2021/2022.
Disusun oleh :
Farah Devina Ramadhianti 1810714090
51
BAB I
PENDAHULUAN
52
I.2. Tujuan
I.2.1. Tujuan Umum
Mempelajari dan menerapkan proses asuhan gizi klinik pada pasien
dengan kasus bedah Fractur Collum Femur Sinistra.
I.2.2. Tujuan Khusus
1. Mampu melakukan skrining gizi
2. Mampu melakukan anamnesis gizi
3. Mampu menentukan diagnosis gizi
4. Mampu merencanakan intervensi, monitoring dan evaluasi,
serta edukasi gizi
I.3. Manfaat
I.3.1. Bagi Mahasiswa
Meningkatkan kemampuan proses asuhan gizi klinik, serta
mendapatkan pengalaman dan wawasan baru pada penatalaksanaan
diet pasien dengan kasus bedah Fractur Collum Femur Sinistra.
I.3.2. Bagi Institusi
Memberikan bantuan dan saran pada pemantauan asuhan gizi
terstandar serta pelaksanaan diet pada pasien dengan kasus bedah
Fractur Collum Femur Sinistra.
I.3.3. Bagi Rumah Sakit
Membantu proses pemulihan pasien dengan cara penerapan asuhan
gizi terstandar dan terstruktur untuk pasien dengan kasus bedah
Fractur Collum Femur Sinistra.
53
BAB II
PEMBAHASAN
54
diabsorbsi tulang, tekanan dapat berupa 16 mekanik (trauma) atau
berhubungan dengan proses penyakit (patologis) (Nettina, 2002).
Dapat disimpulkan bahwa fraktur adalah hilangnya atau terputusnya
kontinuitas jaringan tulang baik total maupun parsial yang
disebabkan oleh tekanan yang berupa mekaknik (trauma), maupun
proses penyakit (patologis).
Fraktur femur proksimal merupakan fraktur yang paling
serius yang ditimbulkan akibat osteoporosis. Penurunan kekuatan
tulang dan koordinasi neuromuscular meningkatkan risiko fraktur
osteoporosis. Fraktur femur proksimal osteoporosis berhubungan
dengan penurunan kekuatan tulang dan jatuh. Fraktur osteoporosis
dapat terjadi secara spontan atau akibat jatuh. Fraktur collum femur
terjadi paling sering pada wanita usia lanjut (Canale & Beaty, 2008).
Fraktur femur proksimal diklasifikasikan menjadi 2 grup utama
yaitu:
1. Fraktur Collum Femur
Fraktur collum femur didefinisikan sebagai fraktur femur
proksimal dimana garis fraktur berada lebih proksimal dari
basis collum femur dan distal dari caput femur. Mayoritas
fraktur ini terjadi pada usia tua. Penyebabnya yang lain
sering adalah karena jatuh akibat gaya yang ditransmisikan
ke collum melalui trochanter femur. Mekanisme lainnya
adalah eksternal rotasi dari tungkai yang menyebabkan
terjadinya gaya tension pada kapsul anterior dan ligament
iliofemoral. Saat collum mengalami rotasi, caput femur
masih terfiksir, maka fraktur collum femur akan terjadi.
Lokasi yang paling sering menglami fraktur adalah bagian
yang paling lemah yaitu tepat di bawah permukaan sendi
(articular surface) (Bucholz et al., 2010).
Fraktur collum femur ini dapat disebabkan oleh trauma
langsung (direct) atau trauma tidak langsung (indirect)
(Reksoprodjo, 2009).
55
a) Trauma Langsung (direct)
Biasanya penderita terjatuh dengan posisi miring
dimana daerah trochanter mayor langsung terbentur
dengan benda keras (jalanan).
b) Trauma Tidak Langsung (indirect)
Disebabkan gerakan eksorotasi yang mendadak dari
tungkai bawah. Karena kepala femur terikat kuat
dengan ligament di dalam asetabulum oleh ligament
iliofemoral dan kapsul sendi, mengakibatkan fraktur
di daerah collum femur. Pada dewasa muda apabila
terjadi fraktur collum femur berarti traumanya cukup
hebat. Sedangkan kebanyakan pada fraktur collum
femur ini, kebanyakan terjadi pada wanita tua (60
tahun ke atas) dimana tulangnya sudah mengalami
osteoporotic. Trauma yang dialami oleh wanita tua
ini biasanya ringan (jatuh kepleset di kamar mandi).
2. Fraktur Intertrochanter Femur
Fraktur intertrochanter didefinisikan sebagai femur
proksimal dimana garis fraktur terjadi mulai dari basis
collum ekstrakapsular menuju regio sepanjang trochanter
minor sampai regio sebelum terbentuknya canalis medularis.
Regio ini memiliki property biomekanik yang kompleks.
Fraktur intertrochanter merupakan fraktur yang paling sering
dioperasi, dengan fatality rate pasca operasi yang tinggi,
serta menjadi beban ekonomi yang berat akibat biaya
perawatan pasca trauma yang tinggi.
Fraktur intertrochanter femur merupakan fraktur antara
trochanter mayor dan itrochanter minor femur. Fraktur ini
termasuk fraktur ekstrakapsular. Banyak terjadi pada orang
tua terutama pada wanita (di atas usia 60 tahun). Biasanya
traumanya ringan seperti jatuh kepleset, lalu daerah pangkal
paha terbentur lantai. Hal ini dapat terjadi karena pada
56
wanita tua, tulang sudah mengalami osteoporosis post
menopause. Pada orang dewasa dapat terjadi fraktur ini
disebabkan oleh trauma dengan kecepatan tinggi (tabrakan
motor) (Reksoprodjo, 2009).
II.1.2. Etiologi
Faktor risiko terbesar pada fraktur femur proksimal (hip
fracture) pada pasien dewasa tua adalah osteoporosis dan jatuh
(Marks, 2009). Tetapi juga ada faktor risiko lain, seperti kelemahan
otot.
a. Osteoporosis
Menurut WHO, osteoporosis merupakan penyakit yang ditandai
dengan rendahnya massa tulang dan memburuknya
mikrostruktural jaringan tulang, yang menyebabkan kerapuhan
tulang sehingga meningkatkan risiko terjadinya fraktur.
Osteoporosis adalah penyakit tulang sistemik, dan bagian
anggota tubuh yang seringkali mengalami fraktur yaitu thorak
dan tulang belakang (lumbal), radius distal dan 30 femur
proksimal. Faktor penting yang menyebabkan fraktur berkaitan
dengan osteoporosis yaitu interaksi antara geometri tulang dan
dinamika terjatuh atau kecelakaan (trauma) serta keadaan
lingkungan sekitar. Hal tersebut dapat berdiri sendiri atau dapat
berhubungan dengan rendahnya densitas tulang.
Pada dasarnya, osteoporosis terjadi karena ketidakseimbangan
proses osteoblastik dengan proses osteoklastik. Dengan kata
lain, aktivitas osteoklas lebih tinggi daripada osteoblas.
Penyebab osteoporosis antara lain (Sjamsuhidajat, 2010):
- Menopause
- Penurunan Kadar Kalsitonin
- Penurunan Kadar Androgen Adrenal
- Aktivitas Fisik
- Penurunan Absorpsi Kalsium
57
b. Jatuh
Sekitar 90% kejadian fraktur femur proksimal pada orang tua
terjadi akibat jatuh yang sederhana dari posisi berdiri. Pada
wanita, kejadian fraktur proksimal femur lebih sering terjadi
karena tingginya tingkat osteoporosis.
Arah terjadinya jatuh merupakan determinan yang penting pada
kejadian fraktur femur proksimal. Saat mengalami jatuh, risiko
fraktur akan meningkat 6 kali saat jatuh ke arah samping
(sideway fall) dibanding jatuh ke depan (forward fall) atau ke
belakang (backward fall). Studi lainnya menyebutkan bahwa
impaksi pada sisi lateral pelvis meningkatkan risiko fraktur
sebesar 20-30 kali lipat dibandingkan saat jatuh ke sisi lainnya,
selain itu jatuh berputar atau berbelok berisiko menyebabkan
fraktur lebih tinggi dibanding saat berjalan lurus.
Faktor lain yang berhubungan dengan risiko fraktur potensial
energi meliputi jatuh dari ketinggian, berat badan, ketebalan
jaringan lunak pada regio trokhanter, kekuatan otot, kontrol
neuromuskular dan kemampuan respon protektif seseorang
(Johannesdottir, 2012).
c. Kelemahan Otot
Beberapa peneliti telah menyimpulkan bahwa kelemahan otot,
yang pada umumnya terkait dengan tanggapan refleks lambat
secara signifikan dapat meningkatkan kemungkinan jatuh karena
gangguan tak terduga, sehingga meningkatkan resiko fraktur
femur proksimal. Penelitian terkait menunjukkan rendahnya
tingkat kekuatan otot juga dapat meningkatkan risiko mengalami
fraktur femur proksimal karena berdampak negatif dalam jangka
panjang terhadap kepadatan tulang dan shock otot dalam
menyerap kapasitas. Tidak mengherankan, peningkatan risiko
jatuh dan mengalami fraktur femur proksimal telah secara
khusus dicatat dalam hubungan dengan gangguan otot di
58
pergelangan kaki, pinggul dan lutut, kekuatan tubuh rendah pada
umumnya dan disfungsi ekstremitas bawah (Marks, 2009).
II.1.3. Patofisiologi
Menurut Black Dan Hawks (2014), patofisiologi fraktur sebagai
berikut:
Keparahan dari fraktur bergantung pada gaya yang
menyebabkan fraktur. Jika ambang fraktur suatu tulang hanya
sedikit terlewati, maka tulang mungkin hanya retak saja bukan
patah. Jika gayanya sangat ekstrem, seperti tabrakan mobil, maka
tulang dapat pecah berkepingkeping. Saat terjadi fraktur, otot yang
melekat pada ujung tulang dapat terganggu. Otot dapat mengalami
spasme dan menarik fragmen fraktur keluar posisi. Kelompok otot
yang besar dapat menciptakan spasme yang kuat bahkan mampu
menggeser tulang besar, seperti femur. Walaupun 10 bagian
proksimal dari tulang patah tetap pada tempatnya, namun bagian
distal dapat bergeser karena faktor penyebab patah maupun spasme
pada otot-otot sekitar. Fragmen fraktur dapat bergeser ke samping,
pada suatu sudut (membentuk sudut), atau menimpa segmen tulang
lain. Fragmen juga dapat berotasi atau berpindah.
Selain itu, periosteum dan pembuluh darah di korteks serta
sumsum dari tulang yang patah juga terganggu sehingga dapat
menyebabkan sering terjadi cedera jaringan lunak. Perdarahan
terjadi karena cedera jaringan lunak atau cedera pada tulang itu
sendiri. Pada saluran sumsum (medula), hematoma terjadi diantara
fragmen-fragmen tulang dan dibawah periosteum. Jaringan tulang
disekitar lokasi fraktur akan mati dan menciptakan respon
peradangan yang hebat sehingga akan terjadi vasodilatasi, edema,
nyeri, kehilangan fungsi, eksudasi plasma dan leukosit. Respon
patofisiologis juga merupakan tahap penyembuhan tulang.
59
Nama : Ny. P
Usia : 55 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
No. RM : 2021-901975
Ruang : Flamboyan
Kamar : 412
Tgl masuk : 17/10/21
Alamat : Komplek Timah blok CC-19, RT005/RW012, Kel. Tugu,
Kec. Cimanggis
Agama : Islam
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Aktivitas : Ny. P sehari-harinya mengurus rumah tangga sambil
sesekali menerima pesanan catering. Usaha catering yang ia jalani baru
berjalan beberapa bulan kebelakang hanya untuk mengisi
waktu
kosongnya.
60
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PASAR REBO
Jl. Let. Jend. TB Simatupang No.30 Jakarta Timur 13760
Telp. 021 8400109, 8401127 ec.147/148, E-mail:
gizirspr@gmail.com
SKRINING GIZI AWAL
Tanggal: 17/10/2021
Nama : Ny. P
Diagnosa Medis: Fractur Collum
No.RM : 2021-901975
Femur Sinistra
Jenis Kelamin : Perempuan
BB: 48.8 kg
Umur : 55 tahun
TB/PB: 144.7 cm
Parameter
Apakah pasien mengalami penurunan BB yang tidak
1. ( 2 )
direncanakan/tidak diinginkan dalam 6 bulan terakhir?
*Tidak =0
*Tidak yakin =2
*Ya, ada penurunan sebanyak
1 – 5 kg =1
6 – 10 kg =2
11 – 15 kg =3
>15 kg =4
Tidak tahu berapa
=2
penurunannya
2. Apakah asupan makan pasien berkurang karena penurunan
( 0 )
nafsu makan/kesulitan menerima makanan?
*Tidak =0
*Ya =1
Jumlah skor keseluruhan 2
Hasil
0 = beresiko rendah
1 = beresiko sedang
≥2 = beresiko tinggi
Kesimpulan:
61
Berdasarkan skrining gizi, pasien mendapatkan skor 2 yang berarti
memiliki risiko tinggi mengalami malnutrisi. Oleh sebab itu, perlu
dilakukan pengkajian secara mendalam pada asuhan gizi melalui
NCP.
Penilaian:
Berdasarkan hasil perhitungan IMT pasien didapatkan
nilai IMT 23.2 kg/m2. Menurut Kemenkes 2018, nilai IMT
tersebut menunjukkan hasil status gizi pasien adalah
normal.
II.4.2.2. Biokimia
Tabel 1. Hasil Pemeriksaan Biokimia Pasien
Hematokrit 36 40 – 52 % Rendah
62
Leukosit 12,48 4-10 juta/µL Tinggi
135 – 145
Natrium 141 Normal
mEq/L
3,5 – 5,0
Kalium 3,7 Normal
mmol/L
96 – 106
Klorida 106 Normal
mmol/L
Penilaian:
Berdasarkan hasil pemeriksaan biokimia pasien, data
menunjukkan bahwa pasien mengalami anemia ringan ditandai
dengan kadar hematokrit rendah yaitu 36%. Selain itu pasien juga
mengalami leukositosis yang ditandai kadar leukosit pasien tinggi
yaitu 12,48 juta/µL. Hal ini dianggap normal karena pasien baru
saja jatuh dan leukosit berperan melindungi tubuh dari infeksi.
63
II.4.2.3. Klinis
Tabel 3. Hasil Pemeriksaan Klinis Pasien
Pemeriksaan Hasil Nilai Normal Keterangan
Tekanan darah
120/90 120/80 mmHg Normal
(MRS)
Tekanan darah
(terakhir 133/83 120/80 mmHg Normal
diperiksa)
Suhu tubuh 36.5oC 36 – 37,5oC Normal
Nadi 89 kali/ menit 60-100 kali/ menit Normal
Respiratory
20 kali/ menit 14-20 kali/ menit Normal
Rate
Penilaian:
Berdasarkan hasil pemeriksaan data klinis, tidak ditemukan
adanya gangguan pada tekanan darah, suhu tubuh, nadi, dan
respiratory rate pasien.
II.4.2.4. Fisik
Tabel 4. Hasil Pemeriksaan Fisik Pasien
Penurunan nafsu makan (-)
Demam (-)
Mual (-)
Muntah (-)
Nyeri ulu hati (-)
Nyeri kepala (-)
Lemas (+)
Penilaian:
Berdasarkan hasil pemeriksaan data fisik, pasien
mengalami lemas
64
Tabel 5. Rincian Pola Makan Pasien SMRS
Waktu
Menu URT
Makan
Nasi 1 centong
Makan
Ayam bakar 1ptg sedang
malam
Tempe balado 1 ptg besar
(20.00)
Lalapan labu siam 2 biji
Sarapan Roti bakar coklat 1 centong
(08.00) Jus jeruk 1 ptg besar
Selingan pagi Macaroni schotel 1 ptg sedang
(10.00) Susu vanilla 1 gls sedang
Mie 1 centong
Makan siang
Bakso kuah 3 biji
(13.00)
Tumis sawi 1 mangkuk
65
TB = 145 cm
Usia = 55 tahun
Kebutuhan Energi
Mifflin = (10 x BB) + (6,25 x TB) – (5 x usia) – 161
= (10 x 48.8) + (6,25 x 145) – (5 x 55) – 161
= 620 + 906.25 – 275 – 161
= 1090.25 kkal
TEE = BMR x Fa
= 1090.25 x 1,3
= 1417,3 kkal ~ 1400 kkal
66
Defisit
Karbohidrat
210 175.2 83.4% tingkat
(gram)
ringan
Sumber: WNPG, 2012
Pembahasan:
Berdasarkan hasil perbandingan antara asupan dan kebutuhan gizi
pasien sebelum masuk rumah sakit, diketahui bahwa asupan protein
dan lemak masih defisit tingkat berat. Sedangkan asupan energi
pasien defisit tingkat sedang, serta asupan karbohidrat pasien defisit
tingkat ringan.
67
Tempe bacem
30
basah
Bening labu siam 50
Kebutuhan Energi
Mifflin = (10 x BB) + (6,25 x TB) – (5 x usia) – 161
= (10 x 48.8) + (6,25 x 145) – (5 x 55) – 161
= 620 + 906.25 – 275 – 161
= 1090.25 kkal
TEE = BMR x Fa x Fs
= 1090.25 x 1,2 x 1,3
= 1700.79 kkal ~ 1700 kkal
Kebutuhan Protein
Kebutuhan Lemak
Kebutuhan Karbohidrat
KH = 60% 𝑥 1700⁄4
= 255 gram
68
Tabel 7. Perbandingan Asupan MRS dan Kebutuhan Gizi Pasien
Pembahasan:
Berdasarkan hasil perbandingan antara asupan dan kebutuhan gizi pasien
saat masuk rumah sakit, diketahui bahwa asupan energi dan protein
pasien masih defisit tingkat sedang. Sedangkan asupan lemak dan
karbohidrat pasien masih defisit tingkat ringan.
69
Efek Samping
Obat Kegunaan Berkaitan dengan
Gizi
Injeksi Anbacim Obat yang digunakan - Hipersensitifitas
untuk mengobati - Tromboplebitis
infeksi saluran napas
atas dan bawah,
saluran kemih dan
kelamin, tulang dan
sendi, kulit dan
jaringan lunak.
Tramadol Obat untuk - Konstipasi
meredakan nyeri - Pusing atau
sedang hingga berat, vertigo
seperti nyeri - Maag
pascaoperasi. Obat
ini bekerja di sistem
saraf pusat dengan
menghambat
penghantaran sinyal
rasa nyeri.
Sanmol Obat yang - Diare
bermanfaat untuk - Hipertermia
meredakan demam, - Demam
sakit kepala, atau
sakit gigi.
Omeprazole Obat untuk - Penurunan kadar
mengatasi gangguan kalium
lambung, seperti - Kekurangan
penyakit asam vitamin B12
lambung dan tukak - Maag
lambung. Obat ini
70
dapat mengurangi
produksi asam di
dalam lambung.
Ondansetron Obat yang digunakan - Sembelit
untuk mencegah serta - Sakit kepala
mengobati mual dan - Sesak napas
muntah yang bisa
disebabkan oleh efek
samping kemoterapi,
radioterapi, atau
operasi.
II.4.4. Intervensi
1. Tujuan Diet
- Mengupayakan status gizi pasien segera kembali normal
untuk mempercepat proses penyembuhan
- Meningkatkan daya tahan tubuh pasien
2. Syarat Diet
71
- Pemberian makan dilakukan bertahap dari bentuk cair,
saring, lunak, dan biasa. Namun diusahakan secepat
mungki kembali seperti biasa.
3. Terapi Diet
Jenis diet : Diet Gizi Seimbang Pasca Bedah
Bentuk makanan : Bubur
Rute makanan : Oral
Frekuensi : 3x makan utama dan 2x selingan
72
II.4.5. Rencana Monitoring
Konsultasi
atau Mempertahankan
Antropometri Status gizi
pemeriksaan status gizi normal
berikutnya
Asupan
energi, Asupan mencapai
Asupan
protein, Setiap hari 90% - 119% dari
Makanan
lemak, kebutuhan sehari
karbohidrat
II.4.6. Evaluasi
1. Asupan Makan Pasien
E P L KH
Kebutuhan
Kkal % gr % gr % gr %
Hari
1507 88% 48 75% 36 77% 189 74%
1
Hari
1513 89% 54.3 84% 43.4 92% 217 85%
2
Hari
1558 92% 62.5 97% 45.7 97% 235 92%
3
73
Kesimpulan:
Terjadi peningkatan asupan makan pasien dari hari ke-1 sampai hari
ke-3. Dapat dilihat dari persentase asupan makan pasien yang kian
membaik. Asupan energi, protein, lemak, dan karbohidrat pasien
juga sudah memenuhi kebutuhan asupan makan pasien dalam sehari.
74
DAFTAR PUSTAKA
75
LAMPIRAN
76
Lampiran II. Pola Makan MRS
Waktu Porsi
Menu E P L KH
Makan (gram)
Nasi tim 100 87.5 2 20
Ayam
55 150 7 14
Sarapan bumbu kare
(07.00) Bening
wortel labu 100 25 1 5
siam
Selingan
pagi Kue talam 40 84 0.6 2.6 19.7
(10.00)
Nasi tim 100 87.5 2 20
Makan Omelet 35 37.5 3.5 2.5
siang Tahu semur 30 25 1.5 1 2.2
(12.00) Sup wortel
75 34.3 1 7.5
kentang
Selingan
siang Kue lapis 35 74.6 1.5 0.2 16.2
(14.00)
Nasi tim 100 87.5 2 20
Ikan tuna
bumbu 40 50 7 2
Makan kuning
malam Tempe
(19.00) bacem 30 37.5 2.5 1.5 3.5
basah
Bening labu
50 12.5 0.5 2.5
siam
TOTAL 1276.2 48.7 38 218
KEBUTUHAN 1700 64 47 255
% ASUPAN 75% 76% 81% 85%
77
Lampiran III. Perencanaan Menu Intervensi
Hari Ke-1
Nama Nama
Waktu Berat Energi Protein Lemak Karbohidrat
Menu Bahan
Labu
Bening 50 21 0.42 0.07 11
Siam
Labu
Kacang
Siam + 50 10.5 1.15 0.05 2.7
Panjang
78
Kacang
Panjang
Tepung
10 35 0.9 0.1 7.7
Terigu
Selingan
Dadar Kelapa
Sore 4 36.4 0.27 1.5 0.95
Gulung Parut
(10%)
Gula
10 36.8 0 0 9.2
Merah
79
Hari Ke-2
Nama Nama
Waktu Berat Energi Protein Lemak Karbohidrat
Menu Bahan
Tepung
beras 150 261 2.9 5.3 50.6
masak
Pagi Bubur
Santan 2 6.5 0.1 0.7 0.1
(25%) Sumsum
Gula
merah 25 92 0 0 23
(cair)
Kacang
30 96.9 6.87 0.45 17.04
Selingan Bubur Hijau
Perkedel
Siang
Tahu Tahu 30 24 3.27 1.41 0.24
(30%)
Kukus
80
Kentang
20 12.4 0.42 0.04 2.6
kukus
Tepung
10 33.3 0.9 0.1 7.7
terigu
Selingan
Kue Telur 5 7.7 0.62 0.54 0.03
Sore
Lumpur
(10%) Gula pasir 5 19.7 0 0 4.7
81
Hari ke-3
Nama Nama
Waktu Berat Energi Protein Lemak Karbohidrat
Menu Bahan
Tepung
beras 150 261 2.9 5.3 50.6
masak
Pagi Bubur
Santan 2 6.5 0.1 0.7 0.1
(25%) Sumsum
Gula
merah 25 92 0 0 23
(cair)
Tempe
Bumbu Tempe 40 60.3 3.24 2.64 4.05
Tomat
Siang
(30%) Pasta
5 4.1 0.2 0.02 0.94
Tomat
82
Bolu Tepung
20 66.6 1.8 0.2 14.2
Pelangi terigu
Selingan
Telur 5 7.7 0.62 0.54 0.03
Sore
(10%) Gula pasir 5 19.7 0 0 4.7
83
Lampiran IV. Media Edukasi Leaflet
84
Lampiran V. Dokumentasi
1. Menu Makanan
2. Sisa Makanan
3. Distribusi Makanan
85
4. Pengukuran Antropometri
86
LAPORAN STUDI KASUS MENDALAM
Disusun Oleh :
Farah Devina Ramadhianti 1810714090
87
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan studi kasus mendalam besar Insuf Hepar, AKI dibuat dan diajukan
sebagai syarat kelengkapan dan bukti kegiatan Magang Manajemen Asuhan Gizi
Klinik (MAGK) di Rumah Sakit Umum Daerah Pasar Rebo. Tahun Ajaran
2021/2022.
Disusun oleh :
Farah Devina Ramadhianti 1810714090
88
BAB I
PENDAHULUAN
89
pasien, serta keluarga dan lingkungan dalam pengelolaan penyakit ini. Edukasi
terhadap pasien dan keluarganya tentang penyakit dan komplikasi yang
memungkinkan akan sangat membantu memperbaiki hasil pengobatan, serta
diharapkan dapat membantu memperbaiki kualitas hidup penderita.
I.2. Tujuan
I.2.1. Tujuan Umum
Mempelajari dan menerapkan proses asuhan gizi klinik pada pasien
dengan penyakit insuf hepar, AKI.
I.2.2. Tujuan Khusus
17. Mampu melakukan skrining gizi
18. Mampu melakukan anamnesis gizi
19. Mampu menentukan diagnosis gizi
20. Mampu merencanakan intervensi, monitoring dan evaluasi,
serta edukasi gizi
I.3. Manfaat
I.3.1. Bagi Mahasiswa
Meningkatkan kemampuan proses asuhan gizi klinik, serta
mendapatkan pengalaman dan wawasan baru pada penatalaksanaan
diet pasien dengan penyakit insuf hepar, AKI.
I.3.2. Bagi Institusi
Memberikan bantuan dan saran pada pemantauan asuhan gizi
terstandar serta pelaksanaan diet pada pasien dengan penyakit insuf
hepar, AKI.
I.3.3. Bagi Rumah Sakit
Membantu proses pemulihan pasien dengan cara penerapan asuhan
gizi terstandar dan terstruktur untuk pasien dengan penyakit insuf
hepar, AKI.
90
BAB II
PEMBAHASAN
91
penyakit hati kronis. Penyakit hati akut disebabkan karena virus,
obat-obatan, alkohol dan keadaan iskemik. Sedangkan yang
penyakit hati kronis yaitu hepatitis kronis, sirosis hati, dan
hepatoma. Pembeda jenis penyakit hati ditujukan untuk menentukan
prognosa dan penatalaksanaan dari masing-masing penyakit.
Ginjal adalah organ yang berfungsi mengatur keseimbangan
cairan tubuh dengan cara membuang sisa metabolisme dan menahan
zat – zat yang diperlukan oleh tubuh. Fungsi ini amat penting bagi
tubuh untuk menjaga hemeostatis. Homeostatis amat penting dijaga
karena sel – sel tubuh hanya bisa berfungsi pada keadaan cairan
tertentu. Walaupun begitu, ginjal tidak selalu bisa mengatur keadaan
cairan tubuh dalam kondisi normal. Pada keadaan minimal, ginjal
mengeluarkan minimal 0,5 liter air per hari untuk kebutuhan
pembuangan racun. Hal ini tetap harus dilakukan walaupun tubuh
berada dalam kondisi dehidrasi berat.
Secara singkat, kerja ginjal bisa diuraikan sebagai berikut:
1. Mempertahankan keseimbangan kadar air (H2O) tubuh
2. Mempertahankan keseimbangan osmolaritas cairan tubuh
3. Mengatur jumlah dan konsentrasi dari kebanyakan ion di
cairan ekstraseluler. Ion – ion ini mencakup Na+, Cl-, K+,
Mg2+, SO4+, H+, HCO3-, Ca2+, dan PO42-. Kesemua ion ini
amat penting dijaga konsentrasinya dalam kelangsungan
hidup organisme
4. Mengatur volume plasma
5. Membantu mempertahankan kadar asam – basa cairan tubuh
dengan mengatur ekskresi H+ dan HCO3–
6. Membuang sisa metabolisme yang beracun bagi tubuh,
terutama bagi otak
7. Membuang berbagai komponen asing seperti obat, bahan
aditif makanan, pestisida, dan bahan lain yang masuk ke
tubuh
8. Memproduksi erythropoietin
92
9. Memproduksi renin untuk menahan garam
10. Mengubah vitamin D ke bentuk aktifnya.
Sistem ekskresi sendiri terdiri atas 2 buah ginjal dan saluran
keluarnya urin. Ginjal sendiri mendapatkan darah yang harus
disaring dari arteri yang masuk ke medialnya. Ginjal akan
mengambil zat –zat yang berbahaya dari darah dan mengubahnya
menjadi urin. Urin lalu akan dikumpulkan dan dialirkan ke ureter.
Dari ureter, urin akan ditampung terlebih dahulu di kandung kemih.
Bila orang tersebut merasakan keinginan micturisi dan keadaan
memungkinkan, maka urin yang ditampung dikandung kemih akan
dikeluarkan lewat uretra.
Acute Kidney Injury (AKI) adalah penurunan cepat (dalam
jam hingga 6 minggu) laju filtrasi glomerulus (LFG) yang umumnya
berlangsung reversibel, diikuti kegagalan ginjal untuk mengekskresi
sisa metabolisme nitrogen, dengan/ tanpa gangguan keseimbangan
cairan dan elektrolit. Acute Dialysis Quality Initiative (ADQI) yang
beranggotakan para nefrolog dan intensivis di Amerika pada tahun
2002 sepakat mengganti istilah ARF menjadi AKI. Penggantian
istilah renal menjadi kidney diharapkan dapat membantu
pemahaman masyarakat awam, sedangkan penggantian istilah
failure menjadi injury dianggap lebih tepat menggambarkan
patologi gangguan ginjal.
II.1.2. Etiologi
Etiologi AKI berdasarkan pathogenesis AKI dibagi menjadi
3 kelompok utama yaitu:
1. AKI Prarenal
Merupakan penyakit yang menyebabkan hipoperfusi ginjal
tanpa menyebabkan gangguan pada parenkim ginjal. Angka
kejadian AKI prarenal mencapai ~55%.
2. AKI Renal/Intrinsik
93
Merupakan penyakit yang secara langsung menyebabkan
gangguan pada parenkim ginjal. Angka kejadian AKI renal
mencapai ~40%.
3. AKI Pascarenal
Merupakan penyakit yang terkait dengan obstruksi saluran
kemih. Angka kejadian AKI pascarenal yaitu ~5%.
Beberapa penyebab penyakit hati antara lain:
1. Faktor keturunan dan malnutrisi
Kekurangan protein menjadi penyebab sirosis hepatis. Hal
ini dikarenakan beberapa asam amino seperti metionin yang
berperan dalam metabolisme gugus metil untuk mencegah
perlemakan hati dan sirosis hepatis berkurang jumlahnya
dalam tubuh (Urata, 2007).
2. Hepatis virus
Virus hepatis merupakan virus yang sering disebut menjadi
penyebab sirosis hati. Virus hepatitis B banyak memiliki
kecenderungan menetap dan akan berlanjut menjadi masalah
yang kronis. Pasien dengan hepatitis kronis dapat
menyebabkan kelanjutan menjadi sirosis karena keadaan hati
yang mengalami kerusakan parah (Urata, 2007).
3. Zat hepatotoksik
Beberapa obat-obatan dan zat kimia dapat menyebabkan
terjadinya kerusakan fungsi sel hati secara akut dan kronis.
Kerusakan hati secara akut akan berakibat nekrosis atau
degenerasi lemak sedangkan kerusakan hati kronik dapat
menyebabkan sirosis hepatis. Apabila obat-obatan yang
bersifat hepatotoksik digunakan secara berulang maka akan
menyebabkan kerusakan secara setempat, kemudian terjadi
kerusakan hati yang merata dan akhirnya terjadi sirosis
hepatis (Glenda, 2002).
4. Penyakit Wilson
94
Suatu penyakit yang jarang ditemui biasanya terdapat pada
orang-orang yang berusia muda yang ditandai dengan sirosis
hepatis, degenerasi ganglia 9 basalis dari otak, dan terdapat
cincin pada kornea yang berwarna coklat kehijuan (Glenda,
2002).
5. Hemokromatosis
Hemakromatosis disebabkan karena 2 hal yaitu faktor
keturunan dan pengonsumsi alkohol. Faktor keturunan yang
dimaksud adalah terjadinya kenaikan absorbsi dari zat besi
sejak lahir. Pada orang yang mengonsumsi alkohol terjadi
peningkatan absorpsi dari besi sehingga dapat menyebabkan
sirosis hati (Glenda, 2002).
II.1.3. Patofisiologi
Dalam keadaan normal aliran darah ginjal dan laju filtrasi
glomerolus relatif konstan yang diatur oleh suatu mekanisme yang
disebut otoregulasi. Pada gagal ginjal pre-renal yang utama
disebabkan oleh hipoperfusi ginjal. Pada keadaan hipovolemi akan
terjadi penurunan tekanan darah, yang akan mengaktivasi
baroreseptor kardiovaskular yang selanjutnya mengaktifasi sistim
saraf simpatis, sistim rennin-angiotensin serta merangsang
pelepasan vasopressin dan endothelin-I (ET-1), yang merupakan
mekanisme tubuh untuk mempertahankan tekanan darah dan curah
jantung serta perfusi serebral.
Ada tiga patofisiologi utama dari penyebab acute kidney
injury (AKI):
1. Gagal Ginjal Akut Pre Renal (Azotemia Pre Renal)
Pada hipoperfusi ginjal yang berat (tekanan arteri rata-rata <
70 mmHg) serta berlangsung dalam jangka waktu lama,
maka mekanisme otoregulasi tersebut akan terganggu
dimana arteriol afferent mengalami vasokonstriksi, terjadi
kontraksi mesangial dan penigkatan reabsorbsi natrium dan
95
air. Keadaan ini disebut prerenal atau gagal ginjal akut
fungsional dimana belum terjadi kerusakan struktural dari
ginjal.
2. Gagal Ginjal Akut Intra Renal (azotemia Intrinsik
Renal)
Gagal ginjal akut intra renal merupakan komplikasi dari
beberapa penyakit parenkim ginjal. Berdasarkan lokasi
primer kerusakan tubulus penyebab gagal ginjal akut inta
renal, yaitu : 1. Pembuluh darah besar ginjal 2. Glomerulus
ginjal 3. Tubulus ginjal : nekrosi tubular akut 4. Interstitial
ginjal Gagal ginjal akut intra renal yang sering terjadi adalah
nekrosi tubular akut disebabkan oleh keadaan iskemia dan
nefrotoksin. Pada gagal ginjal renal terjadi 13 kelainan
vaskular yang sering menyebabkan nekrosis tubular akut.
Dimana pada NTA terjadi kelainan vascular dan tubular.
Pada kelainan vaskuler terjadi:
- peningkatan Ca2+ sitosolik pada arteriol afferent
glomerolus yang menyebabkan sensitifitas terhadap
substansi-substansi vasokonstriktor dan gangguan
otoregulasi.
- terjadi peningkatan stress oksidatif yang
menyebabkan kerusakan sel endotel vaskular ginjal,
yang mengakibatkan peningkatan A-II dan ET-1
serta penurunan prostaglandin dan ketersediaan nitric
oxide yang berasal dari endotelial NO-sintase.
- peningkatan mediator inflamasi seperti tumor
nekrosis faktor dan interleukin-18, yang selanjutnya
akan meningkatkan ekspresi dari intraseluler
adhesion molecule-1 dan P-selectin dari sel endotel,
sehingga peningkatan perlekatan sel radang terutama
sel netrofil. Keadaan ini akan menyebabkan
peningkatan radikal bebas oksigen. Kesuluruhan
96
proses di atas secara bersama-sama menyebabkan
vasokonstriksi intrarenal yang akan menyebabkan
penurunan GFR.
Salah satu Penyebab tersering AKI intrinsik lainnya adalah
sepsis, iskemik dan nefrotoksik baik endogenous dan
eksogenous dengan dasar patofisiologinya yaitu peradangan,
apoptosis dan perubahan perfusi regional yang dapat
menyebabkan nekrosis tubular akut (NTA). Penyebab lain
yang lebih jarang ditemui dan bisa dikonsep secara anatomi
tergantung bagian major dari kerusakan parenkim renal :
glomerulus, tubulointerstitium, dan pembuluh darah.
3. Gagal Ginjal Akut Post Renal
Gagal ginjal post-renal, GGA post-renal merupakan 10%
dari keseluruhan GGA. GGA post-renal disebabkan oleh
obstruksi intra-renal dan ekstrarenal. Obstruksi intrarenal
terjadi karena deposisi kristal (urat, oksalat, sulfonamide)
dan protein (mioglobin, hemoglobin). Obstruksi ekstrarenal
dapat terjadi pada pelvis ureter oleh obstruksi intrinsic
(tumor, batu, nekrosis papilla) dan ekstrinsik ( keganasan
pada pelvis dan retroperitoneal, fibrosis) serta pada kandung
kemih (batu, tumor, hipertrofi/ keganasan prostate) dan
uretra (striktura). GGA postrenal terjadi bila obstruksi akut
terjadi pada uretra, buli – buli dan ureter bilateral, atau
obstruksi pada ureter unilateral dimana ginjal satunya tidak
berfungsi.
Pada fase awal dari obstruksi total ureter yang akut terjadi
peningkatan aliran darah ginjal dan peningkatan tekanan
pelvis ginjal dimana hal ini disebabkan oleh prostaglandin-
E2. Pada fase ke-2, setelah 1,5 – 2 jam, terjadi penurunan
aliran darah ginjal dibawah normal akibat pengaruh
tromboxane-A2 dan A-II. Tekanan pelvis ginjal tetap
meningkat tetapi setelah 5 jam mulai menetap. Fase ke-3
97
atau fase kronik, ditandai oleh aliran ginjal yang makin
menurun dan penurunan tekanan pelvis ginjal ke normal
dalam beberapa minggu. Aliran darah ginjal setelah 24 jam
adalah 50% dari normal dan setelah 2 minggu tinggal 20%
dari normal. Pada fase ini mulai terjadi pengeluaran mediator
inflamasi dan faktor-faktor pertumbuhan yang menyebabkan
fibrosis interstisial ginjal.
98
II.4. Proses Asuhan Gizi Terstandar (PAGT)
II.4.1. Skrining Gizi
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PASAR
REBO
Jl. Let. Jend. TB Simatupang No.30 Jakarta Timur
13760
Telp. 021 8400109, 8401127 ec.147/148, E-mail:
gizirspr@gmail.com
SKRINING GIZI AWAL
Tanggal: 13/10/2021
Nama : Tn. H
Diagnosa Medis: Insufisiensi
No.RM : 2021-901866
hepar dan AKI
Jenis Kelamin : Laki-laki
BB: 64.8 kg
Umur : 60 tahun
TB/PB: 164.8 cm
Parameter
*Tidak =0
*Tidak yakin =2
*Ya, ada penurunan
sebanyak
1 – 5 kg =1
6 – 10 kg =2
11 – 15 kg =3
>15 kg =4
Tidak tahu berapa
=2
penurunannya
2.
Apakah asupan makan pasien berkurang karena
( 1 )
penurunan nafsu makan/kesulitan menerima makanan?
*Tidak =0
99
*Ya =1
Jumlah skor keseluruhan 3
Hasil
0 = beresiko rendah
1 = beresiko sedang
≥2 = beresiko tinggi
Kesimpulan:
Berdasarkan skrining gizi, pasien mendapatkan skor 3 yang berarti
memiliki risiko tinggi mengalami malnutrisi. Oleh sebab itu, perlu
dilakukan pengkajian secara mendalam pada asuhan gizi melalui NCP.
Penilaian:
Berdasarkan hasil perhitungan IMT pasien didapatkan
nilai IMT 24.1 kg/m2. Menurut Kemenkes 2018, nilai IMT
tersebut menunjukkan hasil status gizi pasien adalah
normal.
II.4.2.2. Biokimia
Tabel 1. Hasil Pemeriksaan Biokimia Pasien
100
Indikator Hasil Nilai Rujukan Keterangan
Hematokrit 33 40 – 52 % Rendah
>90 Sangat
eGFR 13,4
ml/mnt/1,73m2 Rendah
Penilaian:
Berdasarkan hasil pemeriksaan biokimia pasien, data
menunjukkan bahwa pasien mengalami gangguan fungsi ginjal
ditandai dengan kadar ureum dan kreatinin yang tinggi yaitu 139
mg/dl dan 4,74 mg/dl, serta laju eGFR yang sangat rendah yaitu
13,4. Selain itu pasien juga mengalami gangguan fungsi hati
ditandai dengan kadar SGOT yang tinggi yaitu 62 µ/L.
II.4.2.3. Klinis
Tabel 2. Hasil Pemeriksaan Klinis Pasien
Pemeriksaan Hasil Nilai Normal Keterangan
Tekanan darah
111/48 120/80 mmHg Normal
(MRS)
101
Tekanan darah
(terakhir 116/48 mmHg 120/80 mmHg Normal
diperiksa)
Suhu tubuh 36oC 36 – 37,5oC Normal
Nadi 76 kali/ menit 60-100 kali/ menit Normal
Respiratory
20 kali/ menit 14-20 kali/ menit Normal
Rate
Penilaian:
Berdasarkan hasil pemeriksaan data klinis, tidak ditemukan
adanya gangguan pada tekanan darah, suhu tubuh, nadi, dan
respiratory rate pasien.
II.4.2.4. Fisik
Tabel 3. Hasil Pemeriksaan Fisik Pasien
Penurunan nafsu makan (+)
Demam (-)
Mual (+)
Muntah (+)
Nyeri ulu hati (+)
Nyeri kepala (-)
Lemas (-)
Penilaian:
Berdasarkan hasil pemeriksaan data fisik, pasien mengalami
penurunan nafsu makan, mual, muntah, dan nyeri ulu hati.
102
Ayam goreng 1/2 ptg sedang
Sarapan
Tahu 1 ptg besar
(08.00)
Sayur sup 1 mangkuk
Nasi 1 centong
Makan siang Tahu balado 1 ptg besar
(13.00) Tumis kangkung 1 mangkuk
Teh manis 1 gls sedang
Makan Nasi 1 centong
malam Tempe mendoan 2 potong
(20.00) Tumis sawi 1 mangkuk
103
= 2.138,7 kkal ~ 2.100 kkal
Kebutuhan Protein = 0,6 x BBI
(PGK Predialisis) = 0,6 x 71,29
= 42,774 gram ~ 43 gram =
8%
Pembahasan:
Berdasarkan hasil perbandingan antara asupan dan kebutuhan gizi
pasien sebelum masuk rumah sakit, diketahui bahwa asupan energi,
lemak, dan karbohidrat masih defisit tingkat berat. Sedangkan
asupan protein pasien defisit tingkat sedang.
104
Waktu
Menu Porsi (gram)
Makan
Sarapan
Nasi tim 50
(07.00)
Ayam bumbu kare 30
Bening wortel labu
100
siam
Selingan pagi
Kue talam 40
(10.00)
Makan siang
Nasi tim 75
(12.00)
Omelet 35
Tahu semur 30
Sup wortel
100
kentang
Selingan
Kue lapis 35
siang (14.00)
Nasi tim 75
Ikan tuna bumbu
Makan 50
kuning
malam
Tempe bacem
(19.00) 30
basah
Bening labu siam 50
105
= 2.138,7 kkal ~ 2.100 kkal
Kebutuhan Protein = 0,6 x BBI
(PGK Predialisis) = 0,6 x 71,29
= 42,774 gram ~ 43 gram = 8%
Defisit
Energi
2.100 1648.05 78.4% tingkat
(kkal)
sedang
Protein
43 46 106% Normal
(gram)
Lemak
58 59.3 102% Normal
(gram)
Karbohidrat
352 365.6 104% Normal
(gram)
Sumber: WNPG, 2012
Pembahasan:
Berdasarkan hasil perbandingan antara asupan dan kebutuhan gizi
pasien saat masuk rumah sakit, diketahui bahwa asupan energi
pasien masih defisit tingkat sedang. Sedangkan asupan protein,
lemak, dan karbohidrat pasien sudah normal atau mencukupi
kebutuhan gizi pasien.
106
II.4.2.6. Riwayat Personal Pasien
Tn. H tinggal sendiri, terpisah dengan ketiga anaknya, dan
baru saja kehilangan istrinya 1 tahun yang lalu. Pola makan
pasien teratur 3kali sehari, namun pasien tidak
memerhatikan keberagaman pangan yang dikonsumsi.
Pasien tidak memiliki riwayat alergi, namun tidak terlalu
menyukai lauk hewani.
107
dapat ditangani dengan - Konstipasi
ranitidin adalah tukak - Diare.
lambung, sakit maag,
penyakit refluks asam
lambung (GERD), dan
sindrom Zollinger-Ellison.
Curcuma Suplemen untuk - Mual
meningkatkan nafsu - Diare
makan dan menjaga - Perdarahan pada
kesehatan fungsi hati. penderita batu
ginjal
II.4.4. Intervensi
1. Tujuan Diet
- Mencapai dan mempertahankan status gizi optimal
dengan memperhitungkan sisa fungsi ginjal, agar
tidak memberatkan kerja ginjal
108
- Mencegah dan menurunkan kadar ureum darah yang
tinggi (uremia)
- Mengatur keseimbangan cairan dan elektrolit
- Mencegah atau mengurangi progresivitas gagal
ginjal, dengan memperlambat turunnya laju filtrasi
glomerulus
2. Syarat Diet
- Energi dan protein cukup berdasarkan panduan
Pernefri
- Lemak cukup, yaitu 20%-30% dari kebutuhan energi
total. Diutamakan lemak tidak jenuh ganda.
- Karbohidrat cukup, yaitu kebutuhan energi total
dikurangi energi energi yang berasal dari protein dan
lemak
- Cairan dibatasi, yaitu sebanyak jumlah urin sehari
ditambah pengeluaran cairan melalui keringat dan
pernapasan (± 500 ml)
3. Terapi Diet
Jenis diet : Diet Rendah Protein III (40 gr)
Bentuk makanan : Bubur
Rute makanan : Oral
Frekuensi : 3x makan utama dan 2x selingan
109
- Ureum
Pemeriksaan Mencapai rentang
Biokimia - Kreatinin
berikutnya normal
- eGFR
- Nafsu
makan - Perbaikan nafsu
- Mual makan
Fisik Setiap hari
- Muntah - Tidak mual dan
- Nyeri ulu muntah
hati
Asupan energi, Asupan mencapai
Asupan
protein, lemak, Setiap hari 90% - 119% dari
Makanan
karbohidrat kebutuhan sehari
II.4.6. Evaluasi
1. Asupan Makan Pasien
E P L KH
Kebutuhan
Kesimpulan:
Terjadi peningkatan asupan makan pasien dari hari ke-1 sampai hari
ke-3. Dapat dilihat dari persentase asupan makan pasien yang kian
membaik.
Namun, asupan energi, protein, lemak, dan karbohidrat baru
memenuhi 80% kebutuhan asupan makan pasien dalam sehari.
110
3. Pemeriksaan Biokimia Pasien
Tabel 11. Hasil Pemeriksaan Biokimia Pasien
Hasil
Indikator Nilai Rujukan Capaian
10/10 14/10 17/10
Ureum 139 120 37 15-38 mg/dl Normal
Kreatinin 4,74 2,47 1,23 0,7-1,4 mg/dl Normal
>90
eGFR 13.4 28,5 93,8 Normal
ml/mnt/1,73m2
Kesimpulan:
Pada pemeriksaan biokimia pasien di hari ke-3 rawat inap, kadar
ureum, kreatinin, dan eGFR pasien sudah mencapai angka normal,
yaitu untuk kadar ureum pasien 37 mg/dL, kadar kreatinin pasien
1,23 mg/dL, dan nilai eGFR pasien 93,8 ml/mnt/1,73m2.
Hasil
Indikator
17/10 18/10 19/10
Penurunan nafsu (-) (-)
(+)
makan
Mual (+) (-) (-)
Muntah (+) (-) (-)
Nyeri ulu hati (+) (+) (-)
Kesimpulan:
Pada pemeriksaan fisik pasien di hari ke-2 rawat inap, nafsu makan
pasien sudah membaik, serta pasien tidak lagi merasa mual dan
muntah, meskipun pasien masih merasakan nyeri pada ulu hati. Pada
hari ke-3, seluruhnya sudah membaik.
111
BAB III
PENUTUP
III.1. Kesimpulan
1) Hasil skrining Tn.H diperoleh skor 3 yang berarti beresiko tinggi
mengalami malnutrisi
2) Tn.H memiliki status gizi normal berdasarkan perhitungan IMT
3) Hasil lab menunjukkan bahwa kadar ureum dan kreatinin pasien tinggi,
serta nilai eGFR sangat rendah. Hal tersebut mengindikasikan bahwa
pasien mengalami gagal ginjal kronis.
4) Pemeriksaan fisik Tn.H ditemukan adanya mual, muntah, nafsu makan
menurun, dan nyeri ulu hati
5) Tn.H diberi intervensi dengan preskripsi diet rendah protein serta
edukasi dengan media leaflet
6) Rencana monitoring dilakukan dalam jangka waktu 3 hari dengan
indikator asupan, keluhan fisik klinis, dan pengetahuan
III.2. Saran
Tn.H diharapkan dapat menerapkan diet yang diberikan dengan bantuan dan
dukungan dari keluarga. Tn.H diharapkan dapat menjaga pemilihan bahan
makanan yang akan dikonsumsi, pemilihan cara pengolahan makanan
sesuai dengan edukasi yang sudah diberikan.
112
DAFTAR PUSTAKA
Department of Health and Human Services Food and Drug Administration. 2009.
Guidance for Industry Drug-Induced Liver Injury. Premarketing
Clinical Evaluation, Department of Health and Human Services Food and
Drug Administration Center for Drug Evaluation and Research
(CDER) Center for Biologics Evaluation and Research (CBER), US.
Depkes RI. 2003. Farmakologi jilid II. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
Depkes RI. 2007. Pharmaceutical Care untuk Penyakit Hati. Jakarta: Departemen
Kesehatan RI.
Sujana, dkk. 2017. Acute Kidney Injury (AKI). Bali: Bagian Ilmu Anestesi Dan
Terapi Intensif RSUP Sanglah Fakultas Kedokteran Universitas Udayana.
113
LAMPIRAN
114
Lampiran II. Asupan Makan Pasien MRS
Waktu Porsi
Menu E P L KH
Makan (gram)
Nasi tim 50 43.75 1 10
Ayam
bumbu 30 75 3.5 7
Sarapan kare
(07.00) Bening
wortel
100 25 1 5
labu
siam
Selingan
Kue
pagi 40 84 0.6 2.6 19.7
talam
(10.00)
Nasi tim 75 65.6 1.5 15
Omelet 35 37.5 3.5 2.5
Makan Tahu
30 25 1.5 1 2.2
siang semur
(12.00) Sup
wortel 70 30 0.45 6.5
kentang
Selingan
Kue
siang 35 74.6 1.5 0.2 16.2
lapis
(14.00)
Nasi tim 75 65.6 1.5 15
Ikan
tuna
Makan 40 50 7 2
bumbu
malam
kuning
(19.00)
Tempe
bacem 30 37.5 2.5 1.5 3.5
basah
115
Bening
labu 50 12.5 0.5 2.5
siam
TOTAL 1648.05 46 59.3 365.6
KEBUTUHAN 2100 43 58 352
% ASUPAN 78.4% 106% 102% 104%
116
Lampiran III. Perencanaan Menu Intervensi
Hari ke-1
Nama Nama
Waktu Berat Energi Protein Lemak KH
Menu Bahan
Pagi PUASA
Tepung
beras 150 261 2.9 5.3 50.6
Selingan
Bubur masak
Pagi
sumsum Gula
(10%)
merah 18 66.24 0 0 16.56
(cair)
Selingan
Sore Puding Agar-agar 50 31 0.1 0 7.1
(10%)
117
Soun 20 69.6 0.94 0.02 16.42
Selingan 1x
Malam Cair Nephrisol 150 302 3.3 6.05 41.3
(10%) CC
SUBTOTAL 1544 34.76 42.7 256.26
Kebutuhan 1575 33 43.5 264
Persentase% 98% 105% 98% 97%
118
Hari ke-2
Nama Nama
Waktu Berat Energi Protein Lemak Karbohidrat
Menu Bahan
Bening
Labu
Labu 100 30 0.6 0.1 6.7
siam
Siam
Dadar Tepung
10 35 0.9 0.1 7.7
Gulung Terigu
119
Kelapa
Selingan 4 36.4 0.27 1.5 0.95
Parut
Sore
Gula
(10%) 10 36.8 0 0 9.2
Merah
120
Hari ke-3
Nama Nama
Waktu Berat Energi Protein Lemak Karbohidrat
Menu Bahan
Tepung
beras 150 261 2.9 5.3 50.6
masak
Pagi Bubur
Santan 2 6.5 0.1 0.7 0.1
(25%) Sumsum
Gula
merah 25 92 0 0 23
(cair)
Kacang
30 96.9 6.87 0.45 17.04
Hijau
Bubur
Selingan Kacang Santan 2 6.5 0.1 0.7 0.1
Pagi Hijau Gula
(10%) 5 18.4 0 0 4.6
merah
Cair Nephrisol 1 x 100
24 103 1.9 2.4 18.5
CC
121
Tepung
20 88.25 1.8 0.12 20
Beras
Kue
Selingan Labu
Talam 10 0.51 0.18 0.05 0.1
Sore Kuning
Labu
(10%) Santan 5 16.2 0.21 1.7 0.28
Kuning
122
Lampiran IV. Media Edukasi Leaflet
123
Lampiran V. Dokumentasi
1. Menu Makanan
2. Sisa Makanan
3. Distribusi Makanan
124
4. Pengukuran Antopometri
125
BAB V
LAPORAN STUDI KASUS HARIAN
126
LAPORAN STUDI KASUS HARIAN
PENATALAKSANAAN GIZI
PADA KASUS PENYAKIT ANAK PENKES, ENCHEPELOPATY
METABOLIK
RUANG RAWAT INAP MAWAR
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PASAR REBO
Disusun Oleh :
Fitriana NurKhofifah 1810714016
127
LEMBAR PENGESAHAN
Disusun oleh :
Fitriana NurKhofifah 1810714016
128
a. Lembar Skrining Gizi
Alat skrining gizi yang digunakan di RSUD Pasar Rebo adalah MST (The
Screening Tools for Risk of Impaired Nutritional Status and Growth). Skrining
gizi dilakukan untuk melihat atau mengidentifikasi adanya resiko mengalami
malnutrisi pada pasien sehingga akan dilakukan tindak lanjut pada asuhan gizi.
Dibawah adalah hasil skrining gizi pada An Z.
Umur : 24 bulan
Parameter
* Ya = 1
(0)
129
2. Apakah ada penurunan BB selama satu bulan * Tidak = 0
terakhir ? (Berdasarkan penilaian objektif data BB
* Ya = 1
bila ada / penilaian subjektif dari orang tua pasien)
(0)
(1)
Kesimpulan:
130
b. Lembar Asuhan Gizi
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PASAR REBO
Jl. Let. Jend. TB. Simatupang No. 30 Jakarta Timur 13760
Telp. 021 8400109, 8401127 ex.147/148, E-mail: gizirspr@gmail.com
FORMULIR ASUHAN GIZI
Tanggal : 21/10/2021 Nama : An Z
: Penkes, Enchepelopaty
Diagnosis Medis No. RM : 2021 - 901997
Metabolik
ASSESMENT GIZI Umur : 2 tahun
Antropometri JK : Laki laki
Z-Score :
BB/PB = 2 (Beresiko Gizi Lebih)
BB : 14 kg Tanggal Lahir : 10 Oktober 2019
PB/U = - 0,26 (Normal)
BB/U = 1,28 (BB Normal)
Pendidikan :
TB : 87 cm -
Terakhir
BBI : 13 kg (Hutabarat, 2016) Pekerjaan : -
: Beresiko Gizi Lebih
Status Gizi (P2PTM Kemenkes RI,
2018)
Biokimia Klinis/Fisik
1. Hematologi (11/10/2021) 1. Klinis (11/10/2021)
Pemeriksaan Hasil Standar Ket Pemeriksaan Hasil Standar Ket
6,35 5,50 –
Tekanan
Leukosit 15,50 Normal 90/60-
103/L darah 96/44
103/L 120/80 Normal
(terakhir mmHg
mmHg
3,7 3,6 – 5,2 diperiksa)
Eritrosit Normal
juta/μL juta/μL
131
Hematokrit 22% 35 – 43 % Rendah 60 -100
100
Nadi kali/me Normal
182 217- 497 kali/menit
Trombosit Rendah nit
ribu/μL
ribu/μL
14-20
Respiratory 30
SGOT 163 U/L < 33 U/L Tinggi kali/me Tinggi
rate kali/menit
nit
SGPT 147 U/L < 33 U/L Tinggi
36 -37
Kesimpulan: Suhu 36,5oC Normal
o
C
An Z mengalami anemia, di mana jumlah sel darah
merah dalam tubuh rendah (kadar hemoglobin dan Kesimpulan: Pemeriksaan klinis An Z untuk
hematokrit). Trombosit rendah, dan pasien mengalami respiratory rate tinggi.
gangguan fungsi hati (kadar SGOT dan SGPT).
2. Fisik (11/03/2021)
Keluhan Hasil
Demam (+)
Lemas (+)
Batuk (+)
Pilek (+)
Kesimpulan:
Pasien tampak merasa lemas, mengalami demam,
batuk, pilek dan kesadaran pasien penuh.
132
An Z suka mengonsumsi teh manis Siang : nasi putih 1prg kcl, sayur sop 1 3
Ibu pasien lebih suka memasak sayur berkuah sendok mkn, buah naga 3bh ptg
seperti sayur sop, sayur asem dan lain lain Selingan : crackers malkist abon 1stgh bngks
An z menyukai makanan yang gurih seperti kue Malam : nasi putih 1 prg kcl, ikan lele goreng
kering keju, crackers 1ptg, sayur bening bayam 1 3 sndk makan
An z tidak memiliki alergi terhadap makanan
dan minuman b. Perhitungan Kebutuhan Energi SMRS :
BBA : 14 kg
TB : 87 cm
Z-Score: BB/PB = 2 (Beresiko Gizi Lebih)
BBI : 13 kg
Total energi
= BBI x 86,5
= 13 x 86,5
= 1125 kkal
Protein
= BBI x 2
= 13 x 2
= 26 gr
Ke kalori
26 x 4
= 104 kkal
Persentase
104/1125 x100%
= 9,2 %
133
Lemak
Kebutuhan x 25%
= 1125 x 25%
= 281 kkal
281/9
= 31 gr
KH
= 100 – (9,2% + 25%)
= 100 – 34,2%
= 65,8%
65,8% x 1125/4
= 185 kkal
134
Pagi : Pagi : bubur saring, oseng ayam
(lc), bening wortel + labu siam
Selingan : marie regal
Siang : bubur saring, oseng daging (lc),
tahu biasa semur, sup wortel kentang,
pisang ambon
Selingan : marie regal
Sore : bubur saring, ayam opor putih,
tempe bacem basah, sayur bening labu
siam, pisang barangan
Total energi
= BBI x 86,5
= 13 x 86,5
= 1125 kkal
Protein
= BBI x 2
= 13 x 2
= 26 gr
Ke kalori
26 x 4
= 104 kkal
135
Persentase
104/1125 x100%
= 9,2 %
Lemak
Kebutuhan x 25%
= 1125 x 25%
= 281 kkal
281/9
= 31 gr
KH
= 100 – (9,2% + 25%)
= 100 – 34,2%
= 65,8%
65,8% x 1125/4
= 185 kkal
136
Sumber: WNPG, 2012
Riwayat Personal
Riwayat Personal :
An Z tinggal bersama kedua orang tua dan satu kakak
Pasien lebih suka dan aktif bermain dirumah
An Z baru sekali mengalami kejang sampai rawat inap di rumah sakit
An Z tidak menyukai hawa panas dan lebih sering menyalakan kipas angin
Keluhan Utama :
Keluhan utama saat masuk RS adalah An Z mengalami penurunan kesadaran.
Terapi Obat :
Nama Obat Dosis Kegunaan Efek Samping
Nyeri perut, mual,
Untuk menghambat pertumbuhan
Ceftriaxone 2 x 700 g muntah, diare, pusing
bakteri atau membunuh bakteri
dan mengantuk
Nafsu makan meningkat,
Dexamethasone 3 x 2 mg Membantu meredakan peradangan sulit tidur dan sakit
kepala
Untuk menangani gejala yang Mual dan muntah,
Ranitidine 3 x 10 g berkaitan dengan produksi asam pusing, ruam dan
berlebih di lambung konstipasi
137
Untuk meredakan atau Diare, tidak nafsu
Sanmol 3 x 150 g menurunkan demam dan sakit makan, mual dan
kepala. muntah,
DIAGNOSIS GIZI
1. Domain Intake
NI-5.6.2 Kelebihan asupan protein berkaitan anak hanya mengonsumsi menu makanan MRS yang
memiliki sumber protein saja tidak seimbang dengan menu zat gizi lainnya. Ditandai oleh asupan protein
MRS pasien sebesar 148% termasuk kategori di atas angka kebutuhan.
NI-5.8.1 Asupan karbohidrat inadekuat berkaitan anak mengalami penurunan nafsu makan dan
keluhan yang menghambat asupan anak menurun (batuk, pilek, demam, dan badan lemas). Ditandai oleh
asupan karbohidrat MRS pasien sebesar 72% termasuk defisit tingkat sedang.
2. Domain Klinis
NC-2.2 Perubahan nilai lab terkait gizi berkaitan dengan jumlah sel darah merah pasien di bawah
batas normal. Ditandai oleh kadar Hb 8,1g/dl, hematokrit 22%, dan trombosit 182 ribu/μL rendah
NC-2.2 Perubahan nilai lab terkait gizi berkaitan dengan pasien mengalami gangguan fungsi hati.
Ditandai oleh kadar SGOT 163 U/L dan SGPT 147 U/L tinggi.
3. Domain Behavior
NB-1.1 Pengetahuan seputar makanan dan zat gizi kurang berkaitan dengan pemilahan makan
pasien yang diberikan oleh kedua orang tua pasien tidak seimbang di mana orang tua sering memberikan
makanan yang diolah goreng, cemilan manis, dan lebih memilih membeli makanan utama di luar
diabndingkan masak sendiri. Ditandai oleh asupan SMRS pasien untuk protein 138% di atas angka
kebutuhan, dan karbohidrat 78% termasuk defisit tingkat sedang.
INTERVENSI GIZI
1. Tujuan :
a) Membantu meningkatkan berat badan anak mencapai berat badan normal/ideal
b) Membantu memenuhi kebutuhan zat gizi energi, protein, lemak, dan karbohidrat agar seimbang dan
sesuai dengan kebutuhan pasien An. Z
c) Membantu meningkatkan kadar Hb, hematokrit, dan trombosit pasien agar kemabli normal
d) Membantu menurunkan kadar SGOT dan SGPT pasien agar mencapai batas normal
138
e) Memberikan pengetahuan edukasi melalui leaflet kepada pasien dan kelaurga mengenai diet gizi
seimbang untuk An.Z
2. Implementasi/Preskripsi Diet
7. Jenis Diet : Diet Gizi Seimbang
8. Bentuk Makanan : Cair
9. Kode Pemesanan : Bubur saring
10. Rute Pemberian : Oral
11. Frekuensi Makan : 3 kali makan utama dan 2 kali selingan
12. Syarat Diet :
Energi cukup, sesuai dengan kebutuhan yaitu 1125 kkal.
Protein cukup, 9,2% dari total kebutuhan yaitu 26 gr.
Lemak cukup, 25% dari total kebutuhan yaitu 31 gr.
Karbohidrat cukup, 65,8% dari total kebutuhan yaitu 185 gr.
3. Edukasi :
g. Waktu : Oktober 2021
h. Lokasi : Ruang Rawat Inap Mawar
i. Sasaran : Pasien dan keluarga
j. Media : Leaflet
k. Metode : Ceramah dan tanya jawab
l. Materi :
Diet Gizi Seimbang meliputi definisi, tujuan diet, 4 pilar gizi seimbang, 10 pesan gizi seimbang,
dan isi piringku (kebutuhan makanan pokok, lauk pauk, sayur, dan buah).
MONITORING DAN EVALUASI
Rencana Monitoring
1) Asupan : Memonitor asupan hingga mencapai ≥90%
Memonitor pemeriksaan laboratorium berangsur-angsur mendekati batas normal
2) Biokimia :
(kadar hemaglobin, hematokrit, trombosit, SGOT dan SGPT)
3) Klinis : Memonitor pemeriksaan tanda klinis agar tetap normal
4) Fisik : Memonitor pemeriksaan tanda fisik keluhan berkurang
Memahami dan bisa menjawab pertanyaan dengan benar terkait materi edukasi yang
5) Pengetahuan :
disampaikan
139
DAFTAR PUSTAKA
Kartono, D., Hardinsyah, Jahari, A. B., Sulaeman, A., Asturi, M., Soekatri, M., &
Riyadi, H. (2012). Ringkasan Angka Kecukupan Gizi ( AKG ) yang
dianjurkan bagi Orang Indonesia 2012 (pp. 1–18). Rumusan Widyakarya
Nasional Pangan dan Gizi (WNPG) X 2012.
Kuczmarski, R., Ogden, C., & Guo, S. (2002). 2000 CDC Growth Charts for the
United States: Methods and Development. In National Center for Health
Statistics (11th ed., Vol. 246). Vital and Health Statistics.
https://doi.org/10.1590/S1516-35982002000600018
140
MENU SMRS
Dada
07.30 45 90 7,22 3 0
ayam
Gula
2 19,7 0 0 4,7
Pasir
SUBTOTAL 180 3 8 25
Siang
Beras 50 164 2 0 21
12.00 Nasi putih
Minyak 1 8,08 0 1 0
141
Selingan
Crackers
Sore Kemasan 30 120 2 4 19
Malkist abon
15.00
SUBTOTAL 120 2 4 19
Ikan lele
19.00 Lele 30 68 4,98 4,12 2,42
goreng
Minyak 1 8,08 0 1 0
Sayur
Bening Bayam 25 5,75 0,715 0,0975 0,9
Bayam
Gula
2 19,7 0 0 4,7
Pasir
142
MENU MRS
Bahan Berat E KH
Waktu Menu P (Gr) L (Gr)
Makan (Gr) (Kkal) (Gr)
Bubur
Beras 48 37,3 1,2 2,2 14,34
saring
Snack
Marie
Pagi Biskuit 30 110 2 3 19
regal
09.00
SUBTOTAL 110 2 3 19
Bubur
Beras 48 37,3 1,2 2,2 14,34
saring
143
Tahu
Biasa Minyak 2 18,01 0 2 0
Semur
Minyak 1 8,08 0 1 0
Pisang
Buah 80 66,4 1,6 0,4 14,44
Ambon
Selingan
Marie
Sore Biskuit 30 110 3 2 19
regal
14.00
SUBTOTAL 110 3 2 19
Bubur
Beras 48 37,3 1,2 2,2 14,34
saring
malam
Tempe 30 57,9 3,6 1,85 2,08
17.00
Tempe Kecap 3 2,13 0,1 0,03 0,27
Bacem Gula
Basah 2 14,4 0 0 11,6
Merah
Minyak 2 18,01 0 2 0
144
Sayur
Bening Labu
30 15,1 0,4 0,1 1,17
Labu Siam
Siam
Pisang
Buah 80 72,4 1,6 0,4 13,44
Barangan
145
MENU PERENCANAAN INTERVENSI
Bahan Berat E KH
Waktu Menu P (gr) L (gr)
Makan (gr) (kkal) (gr)
Makan Bubur
Beras 48 37,3 1,2 2,2 14,34
Pagi saring
Selingan
Marie
Pagi Biskuit 30 110 2 3 19
regal
09.00
SUBTOTAL 110 2 3 19
Makan Bubur
Beras 48 37,3 1,2 2,2 14,34
Siang saring
146
Tahu
Bacem Minyak 2 18,01 0 2 0
Basah
Bening Labu
30 15,1 0,4 0,1 6,17
Labu Siam
Siam +
Kacang Kacang
20 16,5 1,15 0,05 5,65
Panjang
Panjang
Pisang
Pisang 82 101 1,2 0,92 21
Barangan
Selingan
Marie
Sore Biskuit 30 110 2 3 19
regal
14.00
SUBTOTAL 110 2 3 19
Makan Bubur
Beras 48 37,3 1,2 2,2 14,34
malam saring
147
Buncis 20 12,8 0,48 0,06 5,44
Minyak 1 8,08 0 1 0
Pisang
Pisang 115 124,2 1,15 0,92 27,945
Ambon
148
LAPORAN STUDI KASUS HARIAN
PENATALAKSANAAN GIZI
PADA KASUS PENYAKIT ANAK FEBRIS H 2 SUSP DHF GR I
RUANG RAWAT INAP MAWAR
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PASAR REBO
Disusun Oleh :
Fitriana NurKhofifah 1810714016
149
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan studi kasus harian Penyakit Anak Febris H 2 Susp Dhf Gr I dibuat
dan diajukan sebagai syarat kelengkapan dan bukti kegiatan Magang Manajemen
Asuhan Gizi Klinik (MAGK) di Rumah Sakit Umum Daerah Pasar Rebo. Tahun
Ajaran 2021/2022.
Disusun oleh :
Fitriana NurKhofifah 1810714016
150
a. Lembar Skrining Gizi
Alat skrining gizi yang digunakan di RSUD Pasar Rebo adalah MST (The
Screening Tools for Risk of Impaired Nutritional Status and Growth). Skrining gizi
dilakukan untuk melihat atau mengidentifikasi adanya resiko mengalami
malnutrisi pada pasien sehingga akan dilakukan tindak lanjut pada asuhan gizi.
Dibawah adalah hasil skrining gizi pada An.A.
Parameter
(0)
151
3. Apakah terdapat salah satu kondisi berikut? * Tidak = 0
(1)
Kesimpulan:
152
b. Lembar Asuhan Gizi
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PASAR REBO
Jl. Let. Jend. TB. Simatupang No. 30 Jakarta Timur 13760
Telp. 021 8400109, 8401127 ex.147/148, E-mail: gizirspr@gmail.com
FORMULIR ASUHAN GIZI
Tanggal : 22/10/2021 Nama : An A
Diagnosis Medis : Febris H 2 Susp Dhf Gr I No. RM : 2020 - 877775
ASSESMENT GIZI Umur : 1 tahun
Antropometri JK : Perempuan
Z score :
BB/PB = 0,12 (Gizi Normal)
BB : 8,7 kg Tanggal Lahir : 14 Oktober 2020
PB/U = - 0,76 (Normal)
BB/U = - 0,2 (BB Normal)
Pendidikan :
TB : 72 cm -
Terakhir
BBI : 13 kg (Hutabarat, 2016) Pekerjaan : -
: Normal (P2PTM
Status Gizi
Kemenkes RI, 2018)
Biokimia Klinis/Fisik
1. Hematologi (22/10/2021) b. Klinis (22/10/2021)
Pemeriksaan Hasil Standar Ket Pemeriksa
Hasil Standar Ket
11,2 an
10,8 –12,8
Hemaglobin Normal
g/dl gr/dL Tekanan 90/60-
101/62
darah 120/80 Normal
12,61 5,50 – mmHg
(MRS) mmHg
Leukosit 15,50 Normal
103/L 103/L Tekanan
90/60-
darah 86/48
4,0 3,6 – 5,2 120/80 Normal
Eritrosit Normal
juta/μL (terakhir mmHg
juta/μL mmHg
diperiksa)
Hematokrit 31% 35 – 43 % Normal
153
155 229- 553 124 60 -100
Trombosit ribu/μL Rendah
ribu/μL Nadi kali/me kali/men Normal
nit it
Eosinofil 2% 1-3 % Normal
Kesimpulan: 28 14-20
Respiratory
An A mengalami penurunan trombosit akibat virus kali/me kali/men Normal
rate
Dengue (kadar trombosit). nit it
36 -37
Suhu 37,5oC o
Tinggi
C
c. Fisik (22/10/2021)
Keluhan Hasil
Demam (+)
Lemas (+)
Batuk (+)
Muntah (+)
Kesimpulan:
Pasien tampak merasa lemas, ada batuk dan
muntah, serta pasien mengalami demam namun
kesadaran pasien An.A penuh (compos mentis)
154
Akses makanan pasien lebih sering dimasak Selingan : biscuit promina 2kpg, pocky
oleh ibunya matcha 4 stick
An A lebih menyukai olahan makanan yang Siang : nasi putih 1 prg kcl, sayur sop 3sndk
digoreng seperti ayam goreng, ikan goreng. mkn, regal 3kpg, semangka 3ptg kecil
Cemilan biasanya yang sering dikonsumsi Selingan : jelly inaco 5 cup, ice cream
pocky, kue kering, wafer, dan ciki paddle pop 1bngks
An A tidak menyukai makanan yang berbau Malam : nasi putih 1prg kcl, salmon
amis panggang 1/2 ptg, tahu goreng 1bh, susu
Setiap makan utama pasien diharuskan dengan batita 200ml
rasa gurih seperti kerupuk
An A lebih suka ikut makan bersama ibunya b. Perhitungan Kebutuhan Energi SMRS :
An A tidak memiliki alergi terhadap makanan BBA : 8,7 kg
dan minuman TB : 72 cm
BB/PB : - 0,28 (normal)
BBI : 13 kg
Total energi
= BBI x 86,5
= 13 x 86,5
= 1125 kkal
Protein
= BBI x 2
= 13 x 2
= 26 gr
Ke kalori
26 x 4
= 104 kkal
155
Persentase
104/1125 x100%
= 9,2 %
Lemak
Kebutuhan x 25%
= 1125 x 25%
= 281 kkal
281/9
= 31 gr
KH
= 100 – (9,2% + 25%)
= 100 – 34,2%
= 65,8%
65,8% x 1125/4
= 185 kkal
156
Defisit
KH 129 69%
tingkat berat
Sumber: WNPG, 2012
Total energi
= BBI x 86,5
= 13 x 86,5
= 1125 kkal
Protein
= BBI x 2
= 13 x 2
157
= 26 gr
Ke kalori
26 x 4
= 104 kkal
Persentase
104/1125 x100%
= 9,2 %
Lemak
Kebutuhan x 25%
= 1125 x 25%
= 281 kkal
281/9
= 31 gr
KH
= 100 – (9,2% + 25%)
= 100 – 34,2%
= 65,8%
65,8% x 1125/4
= 185 kkal
158
Energi 935,45 83% Normal
Diatas angka
Protein 38,705 148%
kebutuhan
Lemak 37,4 120% Normal
Defisit
KH 135,965 72% tingkat
sedang
Sumber: WNPG, 2012
Riwayat Personal
Riwayat Personal :
An A merupakan anak pertama di keluarganya
An A lebih sering bersama pengasuh dikarenakan ibu pasien bekerja
Akses makanan pasien dimasak sendiri oleh ibunya dipagi hari
An A lebih aktif berjalan dan bermain sore di lingkungan rumah
Pasien lebih menyukai cemilan tetapi masih dibatasi oleh ibunya
Pasien sudah diberikan vitamin A dan suplemen makanan
Keluhan Utama :
Keluhan utama saat masuk RS adalah An A mengalami demam pada hari ke - 2.
Terapi Obat :
Nama Obat Dosis Kegunaan Efek Samping
159
Untuk membantu proses Sesak nafas, mual,
Inj Kaen 3B 900 cc penyembuhan aneka macam infeksi muntah, diare, pusing
bakteri. dan mengantuk
Nafsu makan meningkat,
PCT syrup 4 x 1 cm Untuk menurukan panas dan demam sulit tidur dan sakit
kepala
Mual dan muntah,
Untuk meredakan dan mengobayi
Inj Ranitidine 2 x 10 g pusing, ruam dan
penyakit perut seperti asam lambung
konstipasi
DIAGNOSIS GIZI
1. Domain Intake
NI-5.6.2 Kelebihan asupan protein berkaitan dengan jumlah komposisi serat yang diberikan RS lebih
dari kebutuhan pasien. Ditandai oleh asupan protein MRS pasien sebesar 148% termasuk diatas angka
kebutuhan.
NI-5.8.1 Asupan karbohidrat inadekuat berkaitan dengan penurunan nafsu makan akibat pasien
demam dan mual. Ditandai oleh asupan karbohidrat MRS pasien sebesar 72% termasuk defisit tingkat
sedang.
2. Domain Klinis
NC-2.2 Perubahan nilai lab terkait gizi berkaitan dengan adanya virus dengue yang masuk ke dalam
pembuluh darah penderita sehingga kematian sel trombosit cepat dan menggumpal menyebabkan
penurunan trombosit. Ditandai oleh kadar trombosit pasien 155 ribu/μL rendah.
d. Domain Behavior
NB-1.1 Pengetahuan seputar makanan dan zat gizi kurang berkaitan dengan pasien masih diberikan
makanan yang tinggi lemak dan gula seperti makanan diolah dengan digoreng dan cemilan kemasan
manis (wafer, pocky, dll) oleh kedua orang tuanya. Ditandai oleh asupan MRS pasien tidak seimbang,
asupan energi 126% dan protein 127% termasuk di atas angka kebutuhan, serta untuk karbohidrat 69%
termasuk defisit tingkat berat.
INTERVENSI GIZI
1. Tujuan :
160
a) Membantu memenuhi kebutuhan zat gizi energi, protein, lemak, dan karbohidrat dengan seimbang
agar mencapai normal
b) Membantu meningkatkan trombosit pasien agar kembali normal
c) Membantu meringankan gejala atau keluhan pasien seperti demam dan penurunan nafsu makan
dengan memberikan makanan lunak agar mudah dikonsumsi dan dicerna
d) Memberikan pegetahuan edukasi melalui leaflet kepada pasien dan keluarga mengenai diet gizi
seimbang
2. Implementasi/Preskripsi Diet
1. Jenis Diet : Diet Gizi Seimbang
2. Bentuk Makanan : Lunak
3. Kode Pemesanan : Nasi tim
4. Rute Pemberian : Oral
5. Frekuensi Makan : 3 kali makan utama dan 2 kali selingan
6. Syarat Diet :
Energi cukup, sesuai dengan kebutuhan yaitu 1125 kkal.
Protein cukup, 9,2% dari total kebutuhan yaitu 26 gr.
Lemak cukup, 25% dari total kebutuhan yaitu 31 gr.
Karbohidrat cukup, 65,8% dari total kebutuhan yaitu 185 gr.
3. Edukasi :
a. Waktu : Oktober 2021
b. Lokasi : Ruang Rawat Inap Mawar
c. Sasaran : Pasien dan keluarga
d. Media : Leaflet
e. Metode : Ceramah dan tanya jawab
f. Materi:
Diet Gizi Seimbang (definisi, tujuan diet, 4 pilar gizi seimbang, 10 pesan gizi seimbang, dan
isi piringku (kebutuhan makanan pokok, lauk pauk, sayur, dan buah).
MONITORING DAN EVALUASI
Rencana Monitoring
1) Asupan : Memonitor asupan hingga mencapai ≥90%
161
Memonitor pemeriksaan laboratorium berangsur-angsur mendekati batas normal
2) Biokimia :
(kadar trombosit)
3) Klinis : Memonitor pemeriksaan tanda klinis agar tetap normal
4) Fisik : Memonitor pemeriksaan tanda fisik keluhan berkurang
Memahami dan bisa menjawab pertanyaan dengan benar terkait materi edukasi yang
5) Pengetahuan :
disampaikan
162
DAFTAR PUSTAKA
Kartono, D., Hardinsyah, Jahari, A. B., Sulaeman, A., Asturi, M., Soekatri, M., &
Riyadi, H. (2012). Ringkasan Angka Kecukupan Gizi ( AKG ) yang
dianjurkan bagi Orang Indonesia 2012 (pp. 1–18). Rumusan Widyakarya
Nasional Pangan dan Gizi (WNPG) X 2012.
Kuczmarski, R., Ogden, C., & Guo, S. (2002). 2000 CDC Growth Charts for the
United States: Methods and Development. In National Center for Health
Statistics (11th ed., Vol. 246). Vital and Health Statistics.
https://doi.org/10.1590/S1516-35982002000600018
163
MENU SMRS
Unsalted
10 63,3 0 0 8
butter
Pagi
Sayur
bening Bayam 15 7,5 2,7 3,4 5
07.30
bayam
Gula
2 19,7 0 0 4,7
Pasir
Biskuit
Selingan Kemasan 24 110 2 2,5 3,12
promina
Pagi
Pocky
10.00 Kemasan 33 130 2 6 1,34
matcha
Beras 50 164 2 0 21
Nasi Putih
Sayur Sop Wortel 15 12,6 0,35 0,21 2,76
Siang
Buncis 7 11,9 0,84 0,1 2,5
13.00
Ayam 20 39,4 2,46 7,5 0
Minyak 1 8,08 0 1 0
164
Regal Kemasan 30 50 0,78 0,38 9
Salmon
Salmon 25 36,5 5,405 1,48 0
panggang
Unsalted
10 63,3 0 0 8
butter
Malam
Tahu
19.00 Tahu 20 9,6 0,715 0,0975 0,9
goreng
Unsalted
10 63,3 0 0 8
butter
Susu Batita
Susu 200ml 160 5 6 2,5
1 thn
165
MENU MRS
Bahan Berat E KH
Waktu Menu P (Gr) L (Gr)
Makan (Gr) (Kkal) (Gr)
Bubur
Beras 48 37,3 1,2 2,2 14,34
saring
Snack
Marie
Pagi Biskuit 30 110 2 3 19
regal
10.00
SUBTOTAL 110 2 3 19
Bubur
Beras 48 37,3 1,2 2,2 14,34
saring
166
Tahu
Biasa Minyak 2 18,01 0 2 0
Semur
Minyak 1 8,08 0 1 0
Pisang
Buah 80 66,4 1,6 0,4 14,44
Ambon
Snack
Marie
Sore Biskuit 30 110 3 2 19
regal
14.00
SUBTOTAL 110 3 2 19
Bubur
Beras 48 37,3 1,2 2,2 14,34
saring
Bacem Gula
2 14,4 0 0 11,6
Basah Merah
Minyak 2 18,01 0 2 0
167
Sayur
Bening Labu
30 15,1 0,4 0,1 1,17
Labu Siam
Siam
Pisang
Buah 80 72,4 1,6 0,4 13,44
Barangan
168
MENU PERENCANAAN INTERVENSI HARI I
Bahan Berat E KH
Waktu Menu P (gr) L (gr)
Makan (gr) (kkal) (gr)
Bubur
Pagi Beras 48 37,3 1,2 2,2 14,34
saring
Snack
Marie
Pagi Biskuit 30 110 2 3 19
regal
10.00
SUBTOTAL 110 2 3 19
Bubur
Siang Beras 48 37,3 1,2 2,2 14,34
saring
169
Tahu
Bacem Minyak 2 18,01 0 2 0
Basah
Bening Labu
30 15,1 0,4 0,1 6,17
Labu Siam
Siam +
Kacang Kacang
20 16,5 1,15 0,05 5,65
Panjang
Panjang
Pisang
Pisang 82 101 1,2 0,92 21
Barangan
Snack
Marie
Sore Biskuit 30 110 2 3 19
regal
14.00
SUBTOTAL 110 2 3 19
Bubur
Sore Beras 48 37,3 1,2 2,2 14,34
saring
170
Buncis 20 12,8 0,48 0,06 5,44
Minyak 1 8,08 0 1 0
Pisang
Pisang 115 124,2 1,15 0,92 27,945
Ambon
171
LAPORAN STUDI KASUS HARIAN
PENATALAKSANAAN GIZI
PADA KASUS PASCA BEDAH HERNIA SCROTALIS SINISTRA
RUANG RAWAT INAP DAHLIA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PASAR REBO
Disusun Oleh :
Fitriana NurKhofifah 1810714016
172
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan studi kasus harian Pasca Bedah Hernia Scrotalis Sinistra dibuat dan
diajukan sebagai syarat kelengkapan dan bukti kegiatan Magang Manajemen
Asuhan Gizi Klinik (MAGK) di Rumah Sakit Umum Daerah Pasar Rebo. Tahun
Ajaran 2021/2022.
Disusun oleh :
Fitriana NurKhofifah 1810714016
173
a. Lembar Skrining Gizi
Alat skrining gizi yang digunakan di RSUD Pasar Rebo adalah MST (The
Screening Tools for Risk of Impaired Nutritional Status and Growth). Skrining
gizi dilakukan untuk melihat atau mengidentifikasi adanya resiko mengalami
malnutrisi pada pasien sehingga akan dilakukan tindak lanjut pada asuhan gizi.
Dibawah adalah hasil skrining gizi pada Tn K.
TOTAL SKOR 1
KESIMPULAN : Pasien beresiko malnutrisi rendah
Bila skor > 3, maka dilakukan assessment lanjut oleh Dietisien/Ahli Gizi
Kesimpulan:
174
b. Lembar Asuhan Gizi
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PASAR REBO
Jl. Let. Jend. TB. Simatupang No. 30 Jakarta Timur 13760
Telp. 021 8400109, 8401127 ex.147/148, E-mail: gizirspr@gmail.com
FORMULIR ASUHAN GIZI
Tanggal : 10/10/2021 Nama : Tn K
Diagnosis Medis : Hernia Scrotalis No. RM : 2013-514255
ASSESMENT GIZI Umur : 61 tahun
Antropometri JK : Laki laki
BB : 59 kg IMT : 22,5 kg/m2 Tanggal Lahir : 04 Juli 1960
TB : 162 cm Pendidikan Terakhir : SMA
Biokimia Klinis/Fisik
1. Hematologi (10/10/2021) 3. Klinis (10/10/2021)
Pemeriksaan Hasil Standar Ket Pemeriksaan Hasil Standar Ket
175
masuk rumah sakit dikarenakan cemas ingin
melakukan pembedahan.
4. Fisik (10/10/2021)
Keluhan Hasil
Nyeri (+)
Lemas (+)
Lelah (+)
Cemas (+)
176
TB : 162 cm
IMT : 22,5 kg/m²
177
2. Riwayat Makan MRS
a. Pola Makan MRS
Pagi : bubur sumsum 1p, telur rebus 1bh,
pisang 1bh
Selingan : bolu 1bj
Siang : nasi tim 1p, bening oyong+wortel 1p,
tempe bacem 1bj, ikan BB kuning 1 bh,
pisang 1bh
Selingan : kue talam 1bj
Sore : nasi tim 1p, ayam kecap 1ptg, tempe
BB kuning 1bj, sayur bayam jagung kuning
1p, papaya 1bh
178
KH
= 60% x 2031/ 4 = 304 gr
Keluhan Utama :
Benjolan di selangkangan kiri sejak 3 bulan yang lalu , sering merasakan nyeri, tidak bisa berdiri sendiri dan
belum buang angin sejak muncul benjolan di selangkangan.
179
Terapi Obat :
Nama Obat Dosis Kegunaan Efek Samping
Nyeri perut, mual,
Mengatasi berbagai infeksi bakteri
Ceftriaxone 2 x 1 gr muntah, diare, pusing
yang terjadi pada tubuh.
dan mengantuk.
Edema pada jaringan,
Membantu menyeimbangkan
Ivm RL 500 cc troimbosis vena dan
elektrolit karena dehidrasi.
panas.
Meredakan nyeri dan peradangan Sakit perut, mual dan
Ketorolac 3 x 30 mg yang digunakan setelah operasi atau muntah, diare, pusing,
prosedur medis. dan sembelit.
Meredakan gejala atau penyakit yang
Sakit perut, mual dan
Ranitidin 2 x1 mg berkaitan dengan produksi asam
muntah, diare, pusing.
berlebih di dalam lambung.
DIAGNOSIS GIZI
1. Domain Intake
NI-5.5.2 Kelebihan asupan oral yang berkaitan SMRS pasien masih sering mengkonsumsi makanan
tinggi lemak dan jarang makan buah-buahan ditandai dengan asupan SMRS pasien yaitu lemak sebesar
158% termasuk kategori di atas angka kebutuhan.
NI-5.8.2 Kelebihan asupan karbohidrat yang berkaitan asupan SMRS pasien kurang dari angka
kecukupan kebutuhan normal. Ditandai dengan asupan karbohidrat SMRS pasien sebesar 80% termasuk
defisit tingkat ringan.
2. Domain Klinis
NC-2.2 Perubahan nilai lab terkait zat gizi khusus berkaitan dengan penyakit yang diderita pasien
ditandai dengan hasil nilai laboratorium hemaglobin 17,4 gr/dL dan eritrosit 13,26 juta/μL tinggi.
NC-2.2 Perubahan nilai lab yang berkaitan dengan status limfositopenia (limfosit rendah) akibat
terjadinya jaringan infeksi atau pembengkakan pada penyakit yang diderita pasien ditandai dengan hasil
nilai laboratorium limfosit 13 % rendah.
5. Domain Behavior
180
NB-2.2 Aktivitas fisik berlebih berkaitan dengan selama pasien sehat pasien bekerja sebagai supir taksi
yang sering mengangkat beban barang bawaan berat/koper ditandai dengan pasien didiagnosis mengalami
Hernia Scrotalis Sinistra.
INTERVENSI GIZI
1. Tujuan :
a) Membantu menurunkan berat badan agar mencapai normal
b) Membantu memenuhi asupan gizi energi, protein, lemak, dan karbohidrat sesuai dengan kebutuhan
pasien dengan gizi seimbang
c) Membantu menurunkan kadar hemoglobin dan eritrosit agar kembali normal
d) Membantu meningkatkan kadar limfosit pasien agar mencapai normal
e) Memberikan diet pasca bedah gizi seimbang dengan tinggi protein untuk membantu proses
penyembuhan luka pasca bedah pada pasien,
f) Meningkatkan pengetahuan pasien dan keluarga melalui edukasi diet pasca bedah (gizi seimbang)
serta aktivitas yang harus dihindari/dibatasi dan dianjurkan agar penyakit pasien tidak muncul
kembali.
2. Implementasi/Preskripsi Diet
1. Jenis Diet : Diet Pasca Bedah Gizi Seimbang
2. Bentuk Makanan : Biasa
3. Kode Pemesanan : NT (Nasi Tim)
4. Rute Pemberian : Oral
5. Frekuensi Makan : 3 kali makan utama dan 2 kali selingan
6. Syarat Diet :
Energi cukup, sesuai dengan kebutuhan yaitu 2133,3 kkal.
Protein cukup, 20% dari total kebutuhan yaitu 80 gr.
Lemak cukup, 20% dari total kebutuhan yaitu 59 gr.
Karbohidrat cukup, 60% dari total kebutuhan yaitu 346,66 gr.
3. Edukasi :
a. Waktu : Oktober 2021
181
b. Lokasi : Ruang Rawat Inap Dahlia 508
c. Sasaran : Pasien dan keluarga
d. Media : Leaflet
e. Metode : Ceramah dan tanya jawab
f. Materi :
Diet Gizi Seimbang meliputi definisi, tujuan diet, 4 pilar gizi seimbang, 10 pesan gizi seimbang,
dan isi piringku (kebutuhan makanan pokok, lauk pauk, sayur, dan buah).
MONITORING DAN EVALUASI
Rencana Monitoring
1) Asupan : Memonitor asupan hingga mencapai ≥90%
Memonitor pemeriksaan laboratorium berangsur-angsur mendekati batas normal
2) Biokimia :
(kadar hemoglobin dan eritrosit)
3) Klinis : Memonitor pemeriksaan tanda klinis agar tetap normal
4) Fisik : Memonitor pemeriksaan tanda fisik keluhan berkurang
Memahami dan bisa menjawab pertanyaan dengan benar terkait materi edukasi yang
5) Pengetahuan :
disampaikan
182
DAFTAR PUSTAKA
Kartono, D., Hardinsyah, Jahari, A. B., Sulaeman, A., Asturi, M., Soekatri, M., &
Riyadi, H. (2012). Ringkasan Angka Kecukupan Gizi ( AKG ) yang
dianjurkan bagi Orang Indonesia 2012 (pp. 1–18). Rumusan Widyakarya
Nasional Pangan dan Gizi (WNPG) X 2012.
Kuczmarski, R., Ogden, C., & Guo, S. (2002). 2000 CDC Growth Charts for the
United States: Methods and Development. In National Center for Health
Statistics (11th ed., Vol. 246). Vital and Health Statistics.
https://doi.org/10.1590/S1516-35982002000600018
183
MAKANAN SMRS
Nasi
Nasi putih 100 180 3 0,3 29,8
putih
Tempe
Tempe 55 84,5 6,,7 2,7 5,35
Pagi kukus
07.00
Tumis Kangkung 30 17,5 0,54 0,92 2,28
Kopi
kapal api
Kemasan 25 100 1 1 23
special
mix
Daging
35 76 8,66 4,32 0
ayam
Tepung
Selingan Kroket 15 5,46 0,68 0,48 5,06
terigu
pagi
10.00 Telur 26 54 4,64 2,4 0,23
184
Pudding Susu cair 30ml 14,4 0,72 0,72 1,08
Nasi
Nasi putih 100 180 3 0,3 29,8
putih
Bolu
Bolu coklat 70 148,5 6,12 8,02 37,34
coklat
Selingan Kopi
sore kapal api
Kemasan 25 100 1 1 23
15.00 special
mix
185
SUBTOTAL 328,9 16,01 13,64 74,78
186
MAKANAN MRS
Gula
Telur BB 3 11,04 0 0 2,76
Merah
Makan Semur
Pagi Kecap 3 2,13 0,1 0,039 0,27
Gula
5 19,7 0 0 4,7
Pasir
Selingan
Bolu Telor 15 23,1 1,86 1,62 0,105
pagi
Karamel Mentega 5 37,1 0,025 4,08 0,07
09.00
Tepung
20 66,6 1,8 0,2 15,44
Terigu
187
Tempe 55 82,5 7,7 2,235 6,005
Tempe Gula
3 11,04 0 0 2,76
Bacem Merah
Pisang
Pisang 110 132 1,32 0,22 38,98
Raja
Kentang
100 62 2,1 0,2 13,5
Kukus
Selingan
Kue Tepung
sore 15 49,95 1,35 0,15 11,58
Talam Terigu
14.00
Gula
5 19,7 0 0 4,7
Pasir
188
Sayur
Bayam Jagung
8 29 0,78 0,58 5,5
Jagung Kuning
Kuning
189
MENU PERENCANAAN INTERVENSI
Bahan Berat E
Waktu Menu P (gr) L (gr) KH (gr)
makan (gr) (kkal)
Nasi Tim Beras 50 178,2 4,2 0,85 38,55
Ikan Ikan
75 119 5,3 1,3 0
Tenggiri Tenggiri
Bumbu
Makan Tomat 10 22 1,3 0,2 4,62
Tomat
malam
Bening
17.00 Labu siam 100 12 0,82 0,13 3,9
Labu Siam
Tahu Tahu 40 32 4,36 0 0,32
Semur Kecap 2,5ml 66 2, 7 0,3 4
Pisang Buah 80 89 1,09 0,33 22,84
SUBTOTAL 518,2 17,07 3,11 74,23
Nasi Tim Beras 50 178,2 2,2 0,85 38,55
Telur BB
Makan Telur 55 84,7 3,82 0,94 0,38
Semur
Pagi
Sup Oyong Oyong 100 19 0,8 0,2 4,1
06.30
+ Tahu
Tahu 40 32 1,36 1 0,32
Cina
SUBTOTAL 313,9 8,18 9,21 43,35
Selinga
n Pagi Kue sus 100 185 1,5 4,1 16,8
09.00
SUBTOTAL 185 1,5 4,1 16,8
Nasi Tim Beras 50 178,2 2,2 0,85 38,55
Pepes Ikan
Makan
Kakap Ikan Kakap 100 42 20 0,7 6,2
Siang
Suwir
12.30
Tahu Cina Tahu 55 34 3,995 2,5 0,44
BB Bali Gula Merah 3 11,04 0 2,12 2,76
190
Kecap 15 15 5,65 0,8 0,195
Minyak 2,5 18,1 0 1,5 0
Bening
wortel+lab Wortel 50 37 1 0,6 8,3
u siam
Labu siam 100 30 0,6 0,1 6,7
Jeruk
Buah 150 67,5 1,35 0,3 16,8
Medan
34,79
SUBTOTAL 432,84 9,47 79,945
5
Selinga
n sore Cake Coklat 75 180,2 3,075 8,5 34,95
14.00
SUBTOTAL 180,2 3,075 8,5 34,95
Nasi Tim Beras 50 178,2 2,2 0,85 38,55
Rolade
Ayam 75 98,3 6,65 1,9 3,2
Ayam
Kecap 15 10,65 0,855 0,19 1,35
Minyak 2,5 22,1 0 2,5 5,2
Tempe
Oseng Tempe 40 60 2,6 8,3 3,64
Makan
Kecap
Malam
Kecap 15 5,65 0 0,19 1,35
17.00
Minyak 2,5 12,1 0 2,5 4,1
Sayur
Bihun 10 24,8 0,47 2,3 8,21
Kimlo
Wortel 20 7,2 0,2 0,12 1,58
Jamur
25 5,25 0,95 0,13 0,225
Kuping
Pepaya Buah 150 69 0,75 0,15 18,3
191
14,67
SUBTOTAL
493,25 5 19,13 85,705
2123,3 79,29
TOTAL KESELURUHAN
9 5 53,52 334,98
KEBUTUHAN 2133,3 80 59 346,66
PERSENTASE % 99% 100% 100% 96%
192
LAPORAN STUDI KASUS HARIAN
PENATALAKSANAAN GIZI
PADA KASUS PASCA BEDAH SIRCUMSISI
RUANG RAWAT INAP DAHLIA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PASAR REBO
Disusun Oleh :
Fitriana NurKhofifah 1810714016
193
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan studi kasus harian Pasca Bedah Sircumsisi dibuat dan diajukan
sebagai syarat kelengkapan dan bukti kegiatan Magang Manajemen Asuhan Gizi
Klinik (MAGK) di Rumah Sakit Umum Daerah Pasar Rebo. Tahun Ajaran
2021/2022.
Disusun oleh :
Fitriana NurKhofifah 1810714016
194
a. Lembar Skrining Gizi
Alat skrining gizi yang digunakan di RSUD Pasar Rebo adalah MST (The
Screening Tools for Risk of Impaired Nutritional Status and Growth). Skrining
gizi dilakukan untuk melihat atau mengidentifikasi adanya resiko mengalami
malnutrisi pada pasien sehingga akan dilakukan tindak lanjut pada asuhan gizi.
Dibawah adalah hasil skrining gizi pada An.Z.
Parameter
(0)
195
3. Apakah terdapat salah satu kondisi berikut? * Tidak = 0
(1)
Kesimpulan:
196
b. Lembar Asuhan Gizi
197
Limfosit 64 % 20 - 70 % Normal Nyeri (+)
Total energi
= BBI x 80,5
= 9 x 80,5
= 725 kkal
Protein
= BBI x 2
198
=9x2
= 18 gr
Ke kalori
18 x 4
= 72 kkal
Persentase
72/725 x100%
= 9,9 %
Lemak
Kebutuhan x 25%
= 725 x 25%
= 181 kkal
181/9
= 20 gr
KH
= 100 – (9,9% + 25%)
= 100 – 34,9%
= 65,1%
65,1% x 725/4
= 118 kkal
199
2. Riwayat Makan MRS
a. Pola Makan MRS
Pagi : bubur sumsum 1p, telur rebus 1bh,
pisang 1bh
Selingan : bolu 1bj
Siang : nasi tim 1p, bening oyong+wortel 1p,
tempe bacem 1bj, ikan BB kuning 1 bh,
pisang 1bh
Selingan : kue talam 1bj
Sore : nasi tim 1p, ayam kecap 1ptg, tempe
BB kuning 1bj, sayur bayam jagung kuning
1p, pepaya 1bh
Total Energi
BBI x 80,5
= 9 x 80,5
= 725 kkal
Protein
= = BBI x 2
=9x2
= 18 gr
Ke kalori
18 x 4
= 72 kkal
Persentase
200
72/725 x100%
= 9,9 %
Lemak
Kebutuhan x 25%
= 725 x 25%
= 181 kkal
181/9
= 20 gr
KH
= 100 – (9,9% + 25%)
= 100 – 34,9%
= 65,1%
65,1% x 725/4
= 118 kkal
201
Riwayat Personal :
An Z merupakan anak pertama dikeluarganya
An Z kebiasaan sehari-hari bermain di rumah
Ibu An z adalah seorang ibu rumah tangga
Akses makanan untuk An z dimasak dan diolah sendiri oleh ibu pasien
An z sering sekali mengkonsumsi makanan jajanan manis dan gurih
Keluhan Utama :
Keluhan utama saat masuk RS adalah benjol pada bagian dahi dan leher
Terapi Obat :
Nama Obat Dosis Kegunaan Efek Samping
Nyeri perut, mual,
Mengatasi berbagai infeksi bakteri
Ceftriaxone 250 gr muntah, diare, pusing
yang terjadi pada tubuh.
dan mengantuk.
Nyeri, rasa tertusuk, atau
Membantu menenangkan, rasa terbakar di area
Propofol 25 mg menurunkan kesadaran, dan membius penyuntikan dan denyut
pasien selama operasi berlangsung. jantung lambat, tidak
teratur, atau cepat.
DIAGNOSIS GIZI
2. Domain Intake
202
NI-2.2 Kelebihan asupan oral berkaitan dengan komposisi zat gizi pada makanan yang diberikan RS
masih belum seimbang, dan pasien mengkonsumsi makanan RS tidak seimbang (hanya beberapa menu
yang dimakan. Ditandai oleh asupan MRS pasien untuk protein sebesar 147% dan lemak 138% termasuk
kategori di atas angka kebutuhan pasien.
3. Domain Behavior
NB-1.1 Pengetahuan seputar makanan dan zat gizi kurang berkaitan pasien masih sering diberikan
makanan oleh kedua orang tuanya yang pengolahannya di goreng dan memilih membeli cemilan di luar
yang manis seperti eskrim, ciki, coklat dan permen. Ditandai oleh asupan SMRS pasien tidak seimbang
untuk protein 134% dan lemak 147% termasuk di atas angka kebutuhan, serta karbohidrat 74% termasuk
defisit tingkat sedang.
INTERVENSI GIZI
1. Tujuan :
a) Membantu mempertahankan berat badan agar mencapai normal
b) Membantu memenuhi asupan gizi energi, protein, lemak, dan karbohidrat sesuai dengan kebutuhan
pasien dan seimbang.
c) Memberikan diet pasca bedah gizi seimbang dengan memberikan makanan lunak untuk membantu
mempermudah pasien dalam mengkonsumsi dan mencerna makanan
d) Meningkatkan pengetahuan pasien dan keluarga melalui edukasi diet pasca bedah (gizi seimbang).
2. Implementasi/Preskripsi Diet
1. Jenis Diet : Diet Pasca Bedah Gizi Seimbang
2. Bentuk Makanan : Makanan lunak
3. Kode Pemesanan : Bubur Saring Lauk Cincang
4. Rute Pemberian : Oral
5. Frekuensi Makan : 3 kali makan utama dan 2 kali selingan
6. Syarat Diet :
Energi cukup, sesuai dengan kebutuhan yaitu 746,75 kkal.
Protein cukup, 9,9% dari total kebutuhan yaitu 19 gr.
Lemak cukup, 25% dari total kebutuhan yaitu 21,23 gr.
Karbohidrat cukup, 65,1% dari total kebutuhan yaitu 124,46 gr.
203
3. Edukasi :
a. Waktu : Oktober 2021
b. Lokasi : Ruang Rawat Inap Dahlia
c. Sasaran : Pasien dan keluarga
d. Media : Leaflet
e. Metode : Ceramah dan tanya jawab
f. Materi :
Diet Gizi Seimbang meliputi definisi, tujuan diet, 4 pilar gizi seimbang, 10 pesan gizi seimbang,
dan isi piringku (kebutuhan makanan pokok, lauk pauk, sayur, dan buah).
204
DAFTAR PUSTAKA
Kartono, D., Hardinsyah, Jahari, A. B., Sulaeman, A., Asturi, M., Soekatri, M., &
Riyadi, H. (2012). Ringkasan Angka Kecukupan Gizi ( AKG ) yang
dianjurkan bagi Orang Indonesia 2012 (pp. 1–18). Rumusan Widyakarya
Nasional Pangan dan Gizi (WNPG) X 2012.
Kuczmarski, R., Ogden, C., & Guo, S. (2002). 2000 CDC Growth Charts for the
United States: Methods and Development. In National Center for Health
Statistics (11th ed., Vol. 246). Vital and Health Statistics.
https://doi.org/10.1590/S1516-35982002000600018
205
Menu SMRS
Makan
Bubur Beras 48 37,3 1,2 2,2 14,34
Pagi
Kaldu
5 17 0,3 0,6 2,5
Ayam ayam
Biskuit
Biskuit 30 55,78 1,15 0,3 8,1
Marrie
Selingan
10.00
Chiki
Chiki 10 50 1 2,5 6
Balls keju
Hati
13.30 30 34,8 5,1 1,449 0
ayam
Hati ayam
Kaldu
5 17 0,3 0,6 2,5
ayam
206
Minyak 2 22,1 0 2,5 0
Es Krim
Selingan Walls
Sore Coklat Eskrim 90ml 80 1 2,5 13
16.00 dan
Vanilla
SUBTOTAL 80 1 2,5 13
Daging
17.00 Daging 25 72 6,5 5 0
Cincang
Kacang
kacang 15 6,15 0,35 0,21 1,122
merah
Malam Susu
susu 150ml 120 5 6 14
Dancow
21.00
SUBTOTAL 120 5 6 14
207
Menu MRS
Bahan Berat E P L KH
Waktu Menu
Makan (Gr) (Kkal) (Gr) (Gr) (Gr)
Bubur
Beras 48 37,3 1,2 2,2 14,34
saring
Oseng
ayam Ayam 25 40,5 1,05 0,7 21,175
(LC)
Sup
Wortel 30 18,6 0,2 0,12 1,58
Wortel
Biskuit
Selingan Pagi
Marie Biskuit 30 55,78 1,15 0,3 8,1
09.00
Regal
Bubur
Beras 48 37,3 1,2 2,2 14,34
Saring
Pasta
3 0,39 0,12 0,039 0,27
Tomat
208
Minyak 2 22,1 0 1,5 0
Tempe
Tempe 25 20,64 1,56 0,6 0,7
Bacem
Gula
3 18,04 0 0 12,76
merah
Bening
Bayam
Bayam 25 12,2 0,29 0,03 0,87
Jagung
Manis
Pisang
Buah 80 56,4 1,6 0,4 1,44
Ambon
Biskuit
Selingan Sore
Marie Biskuit 30 55,78 1,15 0,3 8,1
14.00
Regal
Bubur
Makan Beras 48 37,3 1,2 2,2 14,34
Saring
Malam
17.00
Daging 30 48,6 0,64 0,64 0
209
Oseng
Daging Minyak 2 0,84 0 0,2 0
(LC)
Bening
Labu
Labu 35 12,92 0,3 7,5 2,2
Siam
Siam
Pisang
Buah 80 62,4 11,6 0,4 10,44
Barangan
210
MENU PERENCANAAN INTERVENSI
Bahan Berat E KH
Waktu Menu P (gr) L (gr)
makan (gr) (kkal) (gr)
Makan
malam Bubur Beras 48 37,3 1,2 0,2 6,2
17.00
211
Minyak 2 12,1 0 2,5 3,1
Selingan
Biskuit
pagi Biskuit 30 55,78 1,15 1,3 10,1
Marrie
09.00
Ayam
bumbu Ayam 25 19,93 0,6 0,83 0
kuning
Makan Tempe
Siang bacem Tempe 20 18,5 0,7 2 5
basah
12.30
Kecap 5 10,65 0,5 0,195 1,35
Gula
2 8,4 0 0 4,6
merah
Labu
Bening 25 14,5 0,39 0,065 4
siam
labu siam
Kacang
25 10,85 0,8 0,035 1,855
panjang
212
Pisang
Pisang 50 56,3 0,43 0,34 14,3
ambon
Selingan Biskuit
Biskuit 50 85,78 1,15 4,3 13,1
sore Marrie
Ayam
Ayam 25 31,2 0,12 0,7 0
Kare
Pasta
3 0,39 0,12 0,039 0,27
Tomat
Tahu
Makan Tahu 25 17,4 0,26 0,6 2,7
Semur
malam
Kecap 3 4,13 0,21 0 0,27
17.00
Minyak 1 0,84 0 0,2 0
Sup
Wortel 25 12,6 0,2 0,12 1,58
Wortel
Pisang
Buah 60 52,4 1,6 0,4 10,44
Barangan
213
KEBUTUHAN 746,75 19 21,23 124,46
214
LAPORAN STUDI KASUS HARIAN
PENATALAKSANAAN GIZI
PADA KASUS PENYAKIT DALAM OBS IKRETIK DAN HEPATITIS
RUANG RAWAT INAP FLAMBOYAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PASAR REBO
Disusun Oleh :
Fitriana NurKhofifah 1810714016
215
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan studi kasus harian Penyakit Dalam Obs Ikretik Dan Hepatitis dibuat
dan diajukan sebagai syarat kelengkapan dan bukti kegiatan Magang Manajemen
Asuhan Gizi Klinik (MAGK) di Rumah Sakit Umum Daerah Pasar Rebo. Tahun
Ajaran 2021/2022.
Disusun oleh :
Fitriana NurKhofifah 1810714016
216
a. Lembar Skrining Gizi
Alat skrining gizi yang digunakan di RSUD Pasar Rebo adalah MST (The
Screening Tools for Risk of Impaired Nutritional Status and Growth). Skrining
gizi dilakukan untuk melihat atau mengidentifikasi adanya resiko mengalami
malnutrisi pada pasien sehingga akan dilakukan tindak lanjut pada asuhan gizi.
Dibawah adalah hasil skrining gizi pada Tn.H
TOTAL SKOR 1
KESIMPULAN : Pasien beresiko malnutrisi rendah
Bila skor > 3, maka dilakukan assessment lanjut oleh Dietisien/Ahli Gizi
Kesimpulan:
217
b. Lembar Asuhan Gizi
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PASAR REBO
Jl. Let. Jend. TB. Simatupang No. 30 Jakarta Timur 13760
Telp. 021 8400109, 8401127 ex.147/148, E-mail: gizirspr@gmail.com
FORMULIR ASUHAN GIZI
Tanggal : 21/10/2021 Nama : Tn H
Diagnosis Medis : Obs ikretik, hepatitis No. RM : 2013 - 507572
ASSESMENT GIZI Umur : 27 tahun
Antropometri JK : Laki laki
BB : 78 kg IMT : 29,1 (Obesitas) Tanggal Lahir : 22 November 1993
Pendidikan :
TB : 164 cm SMA
Terakhir
BBI : 64 kg (Hutabarat, 2016) Pekerjaan : Wiraswasta
: (P2PTM Kemenkes RI,
Status Gizi
2018)
Biokimia Klinis/Fisik
1. Hematologi (11/10/2021) 2. Klinis (11/10/2021)
Pemeriksaan Hasil Standar Ket Pemeriks
Hasil Standar Ket
aan
6,27 0,1 -1,0
Bilirubin Tinggi
mg/dl mg/dl Tekanan 90/60-
170/82
darah 120/80 Tinggi
13,2 – mmHg
13,9 (MRS) mmHg
Hemaglobin 17,3 Normal
g/dl
gr/dL Tekanan
90/60-
darah 149/87
3,80 – 120/80 Tinggi
12,15 (terakhir mmHg
Leukosit 10,60 Tinggi mmHg
103/L diperiksa)
103/L
98 60 -100
5,0 4,4 – 5,9
Eritrosit Normal Nadi kali/meni kali/meni Normal
juta/μL juta/μL
t t
218
41% 40 – 52 20 14-20
Hematokrit Normal Respirato
% kali/meni kali/meni Normal
ry rate
t t
188 0 – 50
SGPT Tinggi
U/L U/L 36 -37
Suhu 36oC o
Normal
C
254 0 – 50
SGOT Tinggi
U/L U/L Kesimpulan:
Pemeriksaan klinis pasien mengalami hipertensi.
Kesimpulan:
Tn.H mengalami penyakit kuning (bilirubin tinggi),
3. Fisik (11/03/2021)
adanya peradangan terkait penyakit yang diderita pasien
Keluhan Hasil
(leukosit tinggi). Pasien mengalami gangguan fungsi
hati (SGPT dan SGOT tinggi). Nyeri (+)
Lemas (+)
Lelah (+)
Mual (+)
Muntah (-)
Ikterik (+)
BAK (-)
Kesimpulan:
Pasien tampak merasa nyeri di bagian ulu hati
perut kanan atas, merasa mual, keadaan pasien
penuh (compos mentis). Pasien mengalami
penyakit kuning di bagian mata dan setiap buang
air kecil warnanya berubah seperti teh.
219
Pola makan pasien sehari adalah 3 kali makan a. Pola Makan SMRS :
utama bahkan lebih dari 3 kali (5-6 kali) namun Pagi : nasi uduk 1p
untuk selingan tidak menentu Selingan : gorengan cireng 1ptng
Pasien lebih memiliki membeli makanan di luar Siang : nasi putih 2 cntg, ayam goreng 2ptg
dibandingkan memasak sendiri di rumah Selingan : teh tarik 1gls besar
Tn.H sering sekali makanan dan minuman yang Sore : nasi goreng 1p
tinggi lemak dan tinggi gula, seperti ayam Malam : nasi 2 cntg, hati ayam goreng 1ptg,
geprek, ayam bakar, nasi goreng, tongseng, nasi soto ayam 1p, kerupuk udang 1kpg
padang, teh tarik, minuman berkemasan, es
dingin b. Perhitungan Kebutuhan Energi SMRS :
Pasien lebih menyukai makanan yang manis BBA : 78 kg
Cemilan biasanya yang sering dikonsumsi kue TB : 164 cm
kering, wafer, dan ciki IMT : 29,1 (obesitas)
Pasien jarang sekali mengkonsumsi sayuran BBI : (TB-100) x 1
Pasien lebih menyukai olahan makanan yang = (160-100) x 1 = 64 kg
dibakar atau pun digoreng
Pasien memiliki kebiasaan merokok AMB (Angka Metabolisme Basal)
Tn.H tidak memiliki alergi terhadap makanan Rumus Harris Benedict (Laki laki)
dan minuman = 66 + (13,7 x BBI) + (5 x TB) – (6,8 x U)
= 66 + (13,7 x 64) + (5 x 164) – (6,8 x 27)
= 66 + 876,8 + 820 – 183,6
= 1579
Total energi
= BMR x FA x FS
= 1579 x 1,3 x 1,2
= 2463 kkal
Protein
= 15% x 2463/4 = 92 gr
Lemak
= 25% x 2463/9 = 68 gr
KH
= 60% x 2463/ 4 = 369 gr
220
c. Kecukupan Asupan SMRS :
Ket
Zat Gizi Asupan Persentase (Gurnida et
al., 2020)
Energi 2628 106% Normal
Diatas angka
Protein 114 122%
kebutuhan
Di atas angka
Lemak 99 145%
kebutuhan
KH 339 91% Normal
Sumber: WNPG, 2012
221
Rumus Mifflin (Laki laki)
= (10 x BBI) + (6,25 x TB) – (5 x usia) + 5
= (10 x 64) + (6,25 x 164) – (5 x 27) + 5
= 640 + 1025 – 135 +5
= 1535
Total energi
= BMR x FA x FS
= 1535 x 1,3 x 1,2
= 2395 kkal
Protein
= 15% x 2359/4 = 88 gr
Lemak
= 25% x 2359/9 = 65 gr
KH
= 60% x 2359/4 = 353 gr
222
Riwayat Personal :
Pasien tinggal bersama keluarganya
Pekerjaan sehari-hari pasien adalah sebagai ojek online dari pagi sampai malam
Kebiasaan pasien sering sekali makan sembarangan
Jarang sekali control atau chek up rutin ke pelayanan kesehatan terdekat
Tn.H jarang sekali berolahraga
Pasien sering sekali tidur tidak teratur (begadang)
Keluhan Utama :
Keluhan utama saat masuk RS adalah nyeri di ulu hati di perut kanan atas, rasa mual, BAK seperti teh.
Terapi Obat :
Nama Obat Dosis Kegunaan Efek Samping
Nyeri lambung, mual,
Urdahex 3 x 1 gr Untuk penderita batu empedu muntah, diare, pusing
dan ruam kulit
Membantu menambah atau
Mual ringan dan iritasi
Curcuma 3 x 2 gr meningkatkan nafsu makan serta
lambung
memperbaiki fungsi hati
223
Sakit kepala, mual dan
Untuk mengobati infeksi yang
Cefixime 2 x 1 gr muntah, diare, pusing,
disebabkan bakteri
dan diare.
Dapat mempercepat proses
Pusing, sakit kepala,
pencernaan makanan di dalam
Domperidone 3 x 1 gr cemas, denyut jantung
lambung, sehingga rasa mual dapat
meningkat dan diare
dihentikan.
DIAGNOSIS GIZI
3. Domain Intake
NI-5.5.3 Jenis asupan lemak yang tidak tepat berkaitan dengan SMRS pasien yaitu sering
mengkonsumsi makanan yang sembarangan yaitu makanan yang tinggi lemak atau yang diolah dengan
minyak seperti ayam geprek, nasi goreng, tongseng, ayam bakar, dan gorengan. Ditandai dengan asupan
lemak SMRS berlebih yaitu sebesar 145% dari kebutuhan pasien
NI-5.6.2 Kelebihan asupan protein berkaitan dengan asupan SMRS pasien di atas angka kebutuhan
normal pasien akibat asupan pola makan yang berlebihan ≥ 3 kali sehari ditandai nilai asupan protein
pasien sebesar 122% dari kebutuhan pasien.
NI-5.8.1 Asupan karbohidrat inadekuat berkaitan dengan asupan MRS pasien di bawah angka
kebutuhan pasien akibat pasien merasa mual, lemas, dan nyeri. Ditandai dengan nilai asupan pasien
sebesar 88% termasuk kategori defisit tingkat ringan.
4. Domain Klinis
NC-2.2 Perubahan nilai lab berkaitan dengan gangguan fungsi hati terkait hepatitis yang diderita
pasien. Ditandai dengan nilai SGOT 254 U/L, SGPT 188 U/L, dan bilirubin 6,27 mg/dl tinggi serta
ikterik pada mata. Akibatnya leukosit 12,15 103/L tinggi yang disebabkan peradangan dari penyakit
pasien.
NC-3.3 Berat badan obesitas berkaitan dengan konsumsi makanan sembarangan, asupan pola makan
yang berlebih dan jarang olahraga. Ditandai dengan IMT pasien 29,1 kg/m2.
5. Domain Behavior
NB-2.5 Kualitas hidup buruk berkaitan dengan kurangnya kesadaran pasien akan bahaya merokok,
konsumsi makanan sembarangan, dan kurangnya konsumsi asupan sayuran. Ditandai dengan diagnosis
pasien penyakit hepatitis.
224
INTERVENSI GIZI
1. Tujuan :
a) Membantu memenuhi zat gizi asupan energi, protein, lemak dan karbohidrat pasien agar seimbang
dan mencapai angka kebutuhan.
b) Membantu menurunkan kadar SGOT, SGPT, dan bilirubin agar kembali normal
c) Membantu menurunkan berat badan pasien mencapai berat badan ideal
d) Memberikan edukasi pengetahuan kepada pasien dan keluarga pasien melalui leaflet mengenai diet
hati dan diet gizi seimbang serta penunjang dampak kebiasaan yang harus dihindari dan dibatasi
(merokok, begadang, dan jarang konsumsi sayuran) untuk keberhasilan diet pasien.
2. Implementasi/Preskripsi Diet
1. Jenis Diet : Diet Hati III
2. Bentuk Makanan : Lunak
3. Kode Pemesanan : Nasi tim
4. Rute Pemberian : Oral
5. Frekuensi Makan : 3 kali makan utama dan 2 kali selingan
6. Syarat Diet :
Energi cukup, sesuai dengan kebutuhan yaitu 2395 kkal
Protein cukup, 15% dari total kebutuhan yaitu 88 gr
Lemak cukup, 25% dari total kebutuhan yaitu 65 gr
Karbohidrat cukup, 60% dari total kebutuhan yaitu 353 gr
3. Edukasi :
a. Waktu : Oktober 2021
b. Lokasi : Ruang Rawat Inap Flamboyan
c. Sasaran : Pasien dan keluarga
d. Media : Leaflet
e. Metode : Ceramah dan tanya jawab
f. Materi :
225
Diet Hati dan Diet Gizi Seimbang (Pengertian, tujuan, dan cara pengaturan makanan diet pasien
serta tips olahraga yang dianjurkan sebagai penunjang keberhasilan diet pasien)
MONITORING DAN EVALUASI
Rencana Monitoring
1) Asupan : Memonitor asupan hingga mencapai ≥90%
Memonitor pemeriksaan laboratorium berangsur-angsur mendekati batas normal
2) Biokimia :
(kadar SGOT, SGPT, dan bilirubin)
3) Klinis : Memonitor pemeriksaan tanda klinis agar tetap normal
4) Fisik : Memonitor pemeriksaan tanda fisik keluhan berkurang
Memahami dan bisa menjawab pertanyaan dengan benar terkait materi edukasi yang
5) Pengetahuan :
disampaikan
226
DAFTAR PUSTAKA
Kartono, D., Hardinsyah, Jahari, A. B., Sulaeman, A., Asturi, M., Soekatri, M., &
Riyadi, H. (2012). Ringkasan Angka Kecukupan Gizi ( AKG ) yang
dianjurkan bagi Orang Indonesia 2012 (pp. 1–18). Rumusan Widyakarya
Nasional Pangan dan Gizi (WNPG) X 2012.
Kuczmarski, R., Ogden, C., & Guo, S. (2002). 2000 CDC Growth Charts for the
United States: Methods and Development. In National Center for Health
Statistics (11th ed., Vol. 246). Vital and Health Statistics.
https://doi.org/10.1590/S1516-35982002000600018
227
ASUPAN SMRS
Nama Bahan
Waktu Berat Energi Protein Lemak KH
Makanan Makanan
15.00 Gula 20 77 0 0 20
SUBTOTAL 197 1 3 41
228
Soto
Soto 100 312 24,01 14,9 19,55
ayam
Udang Minyak 5 43 0 5 0
229
ASUPAN MRS
Bahan Berat E KH
Waktu Menu P (Gr) L (Gr)
Makan (Gr) (Kkal) (Gr)
Wortel + Labu
45 13,5 0,27 0,045 3,015
Labu Siam Siam
Snack Tepung
Kue 15 54,6 5,675 9,15 2,525
Pagi Hunkue
Hunkue
09.00 Gula pasir 4 22 0 0 4,2
230
Sup Tomat 5 6,05 0,065 0,025 2,005
Wortel
Minyak 1 8,08 0 1 0
Kentang
Buah
Melon 100 57 4,4 0,4 10,8
Melon
Agar agar
5 23,33 0 0 0,6
Snack strawberry
Agar-Agar
Sore
strawberry Gula 4 16 0 0 4,2
14.00
Susu 5 21,66 0,4 0,583 1,56
Minyak 2 18,01 0 2 0
Sayur
Labu
Bening 100 45 5,4 0,1 6,7
Siam
Labu Siam
231
Buah
Pepaya 100 86 7,5 0,1 6,2
Pepaya
232
MENU PERENCANAAN INTERVENSI
Bahan Berat E KH
Waktu Menu P (Gr) L (Gr)
Makan (Gr) (Kkal) (Gr)
Nasi
Beras 100 346 17,7 8,78 32,97
Tim
Bening
Labu
labu 125 37,5 0,75 0,125 8,375
Siam
siam
Agar
5 13,33 0 0 5,6
plain
Snack Pudding Bubuk
Pagi Batik 6 24 1,2 0,8 3
cocoa
09.00 Coklat
Susu 35 21,35 1,12 1,225 26,505
Gula 8 26 0 0 16,4
Nasi
Beras 100 346 17,7 8,78 32,97
Tim
Makan
Siang Ayam 60 189 4,1 2,5 0
Ayam
12.30 Kecap 15 11,5 0,76 0,2 3
semur
Minyak 2 18,01 0 2 0
233
Tempe
BB Tempe 55 82,5 3,7 4 5
tomat
Minyak 2 18,01 0 2 0
Buah
Pepaya 100 57,5 0,6 0,12 26,25
Pepaya
Tepung
10 35,3 0,7 0,05 28
Kue Beras
Snack
Talam
Sore Labu
Labu 35 17,85 0,5 1,75 13,5
14.00 Kuning
Kuning
Gula 10 20 0 0 10,2
Nasi
Beras 100 346 17,7 8,78 32,97
Tim
Makan
Malam Telur
bistik
17.00 Telur 60 92,4 3,44 6,48 14,42
BB
Bombay
234
Tahu
BB Tahu 50 40 5 2 0,4
Kuning
Minyak 2 18,01 0 2 0
Buah
Melon 100 87 0,6 0,4 17,8
Melon
235
LAPORAN STUDI KASUS HARIAN
PENATALAKSANAAN GIZI
PADA KASUS PENYAKIT DALAM ALO (Acute Lung Odema),
HIPERGLIKEMIA, HIPERKALEMIA
RUANG RAWAT INAP FLAMBOYAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PASAR REBO
Disusun Oleh :
Fitriana NurKhofifah 1810714016
236
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan studi kasus harian Penyakit Dalam ALO (Acute Lung Odema),
Hiperglikemia, Hiperkalemia dibuat dan diajukan sebagai syarat kelengkapan dan
bukti kegiatan Magang Manajemen Asuhan Gizi Klinik (MAGK) di Rumah Sakit
Umum Daerah Pasar Rebo. Tahun Ajaran 2021/2022.
Disusun oleh :
Fitriana NurKhofifah 1810714016
237
a. Lembar Skrining Gizi
Alat skrining gizi yang digunakan di RSUD Pasar Rebo adalah MST (The
Screening Tools for Risk of Impaired Nutritional Status and Growth). Skrining
gizi dilakukan untuk melihat atau mengidentifikasi adanya resiko mengalami
malnutrisi pada pasien sehingga akan dilakukan tindak lanjut pada asuhan gizi.
Dibawah adalah hasil skrining gizi pada Tn.S.
TOTAL SKOR 1
KESIMPULAN : Pasien beresiko malnutrisi rendah
Bila skor > 3, maka dilakukan assessment lanjut oleh Dietisien/Ahli Gizi
Kesimpulan:
238
b. Lembar Asuhan Gizi
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PASAR REBO
Jl. Let. Jend. TB. Simatupang No. 30 Jakarta Timur 13760
Telp. 021 8400109, 8401127 ex.147/148, E-mail: gizirspr@gmail.com
FORMULIR ASUHAN GIZI
Tanggal : 22/10/2021 Nama : Tn.S
Diagnosis
: Alo, hyperglikemi, hiperkalemi No. RM : 2021-90260
Medis
ASSESMENT GIZI Umur : 42 tahun
Antropometri JK : Laki laki
BB : 60 kg IMT : 21,77 (Normal) Tanggal Lahir : 25 Juni 1979
Pendidikan
TB : 166 cm : SD
Terakhir
BBI : 59,4 kg Pekerjaan : Wiraswasta
Normal (P2PTM
Status Gizi :
Kemenkes RI, 2018)
Biokimia Klinis/Fisik
2. Hematologi (22/10/2021) 3. Klinis (22/10/2021)
Pemeriksaan Hasil Standar Ket Pemeriksa
Hasil Standar Ket
an
13,2 –
Hemaglobin 13,6 g/dl Normal
17,3 gr/dL Tekanan 90/60-
123/91
darah 120/80 Normal
8,54 3,8 – 10,6 mmHg
Leukosit Normal (MRS) mmHg
103/L 103/L
Tekanan
5,1 3,8 – 5,2 90/60-
Eritrosit Normal darah 124/82
juta/μL juta/μL 120/80 Normal
(terakhir mmHg
mmHg
Hematokrit 40% 40 – 52 % Normal diperiksa)
239
Pasien mengalami infeksi atau peradangan (kadar Suhu 36,4oC 36 -37 oC Normal
limfosit), dan hiperglikemia (kadar GDS).
Kesimpulan: Pemeriksaan klinis Tn.S normal.
4. Fisik (22/10/2021)
3. Elektrolit (22/10/2021)
Keluhan Hasil
Pemeriksaan Hasil Standar Ket
Nyeri (+)
132 135-147
Natrium Rendah
mmol/L mmol/L Lemas (+)
240
Tn S memiliki kebiasaan merokok dan alkohol e. Perhitungan Kebutuhan Energi SMRS :
Tn S memiliki alergi terhadap makanan laut atau BBA : 60 kg
seafood. TB : 166 cm
IMT : 21,77 (Normal)
241
4. Riwayat Makan MRS
d. Pola Makan MRS
Pagi : nasi tim ¼ p, oseng ayam ½ p, bening
wortel+labu siam 1p
Selingan : kue hunkue 1bj
Siang : nasi tim ½ p, oseng daging ½ p, tahu
biasa semur ½ p, sup wortel kentang ½ p,
jus setup melon 1 gls,
Selingan : agar agar 1bj
Sore : nasi tim ¼ p, ikan tuna BB kuning ¼
p, tempe bacem basah ½ p, sayur bening
labu siam ½ p, jus setup papaya ½ gls
242
Koreksi umur (D)
= 5% x energi basal
= 5% x 1782
= 89 kkal
Total Kebutuhan Energi
= (A) + (B) + (C) – (D)
= 1782 + 178 + 356 – 89
= 2227 ~ 2200 kkal
Kebutuhan Karbohidrat
= 60% x 2200 /4
= 330 gr
Kebutuhan Protein
= 15% x 2200 /4
= 82,5 gr
Kebutuhan Lemak
= 25% x 2200 /9
= 61 gr
243
Riwayat Personal :
Pasien tinggal bersama istri dan kedua anaknya
Pekerjaan sehari hari pasien adalah berdagang sayur dari jam 1 pagi sampai 6 pagi
Kebiasaan pasien masih sering mengonsumsi makanan luar
Tn S jarang berolahraga
Pasien sering sekali tidak teratur (berdagang)
Pasien jarang kontrol/cek rutin ke pelayanan kesehatan terdekat
Keluhan Utama :
Keluhan utama saat masuk RS adalah pasien merasakan sesak di dada
Terapi Obat :
Nama Obat Dosis Kegunaan Efek Samping
Nyeri perut, mual,
Mengatasi berbagai infeksi bakteri
Ceftriaxone 1 x 2 gr muntah, diare, pusing
yang terjadi pada tubuh.
dan mengantuk.
DIAGNOSIS GIZI
4. Domain Intake
NI-2.1 Asupan oral inadekuat berkaitan dengan asupan makanan saat MRS pasien mengalami
keluhan (sesak (nyeri di bagian dada), badan terasa lemah dan lemas, dan ada batuk sehingga terjadi
244
penurunan nafsu makan pada pasien Tn.S. Ditandai oleh asupan MRS untuk energi sebesar 66%,
protein 55%, lemak 67%, dan karbohidrat 62% yang termasuk kategori defisit tingkat berat.
5. Domain Klinis
NC-2.2 Perubahan nilai lab terkait gizi berkaitan dengan pasien mengalami infeksi/peradangan di
mana ada penumpukan cairan paru-paru yang menyebabkan sesak pada pasien, hiperglikemia, dan
pasien mengalami hipokalemia. Ditandai oleh kadar limfosit 20% dan kalium 3,0 mmol/L termasuk
rendah, serta kadar GDS pasien 220 mg/dL termasuk tinggi.
6. Domain Behavior
NB-1.1 Pengetahuan seputar makanan dan zat gizi kurang berkaitan pasien sering konsumsi
makanan sembarangan yang tidak seimbang, sering membeli makanan di rumah dibanding dengan
memasak seperti makanan yang tinggi lemak dan gula yaitu gorengan, santan, teh pucuk, dan ciki.
Ditandai oleh asupan SMRS pasien tidak seimbang untuk lemak 120% termasuk di atas angka
kebutuhan dan karbohidrat 65% termasuk defisit tingkat berat.
NB-2.5 Kualitas hidup buruk berkaitan dengan kebiasaan hidup yang buruk di mana pasien sering
merokok dan mengkonsumsi minuman berenergi seperti extra jos dan minuman alkohol, serta pasien
jarang sekali berolahraga juga cek rutin ke pelayanan kesehatan. Ditandai oleh pasien didiagnosis
mengalami ALO (Acute Lung Odema).
INTERVENSI GIZI
3. Tujuan :
a) Mempertahankan berat badan ideal pasien
b) Membantu memenuhi asupan zat gizi pasien dari energi, protein, lemak, dan karbohidrat agar
asupan seimbang
c) Membantu menurunkan kadar GDS pasien agar kembali normal
d) Membantu meningkatkan kadar limfosit dan kalium agar mencapai nilai normal
e) Memberikan pengetahuan edukasi kepada pasien dan keluarga melalui leaflet dengan diet jantung,
diabetes mellitus, dan tinggi kalium, olahraga yang dianjurkan serta dampak buruk dari kebiasaan
yang dapat memicu kambuhnya penyakit pasien.
245
2. Implementasi/Preskripsi Diet
1) Jenis Diet : Diet Jantung, Diet Diabetes Mellitus, Tinggi Kalium
2) Bentuk Makanan : Lunak
3) Kode Pemesanan : Nasi Tim
4) Rute Pemberian : Oral
5) Frekuensi Makan : 3 kali makan utama dan 2 kali selingan
6) Syarat Diet :
Energi cukup, sesuai dengan kebutuhan yaitu 2200 kkal.
Protein cukup, 15% dari total kebutuhan yaitu 82,5 gr.
Lemak cukup, 25% dari total kebutuhan yaitu 61 gr.
Karbohidrat cukup, 60% dari total kebutuhan yaitu 330 gr.
3. Edukasi :
a. Waktu : Oktober 2021
b. Lokasi : Ruang Rawat Inap Flamboyan
c. Sasaran : Pasien dan keluarga
d. Media : Leaflet
e. Metode : Ceramah dan tanya jawab
f. Materi :
Diet Jantung dan Tinggi Kalium (Pengertian, tujuan, dan cara pengaturan makanan)
Diet DM (Pengertian diet DM, tujuan diet, cara pengaturan makanan, penggunaan pemanis
buatan, lanjutan pengaturan diet, dan tips sehat)
246
Memahami dan bisa menjawab pertanyaan dengan benar terkait materi edukasi yang
5) Pengetahuan :
disampaikan
247
DAFTAR PUSTAKA
Kartono, D., Hardinsyah, Jahari, A. B., Sulaeman, A., Asturi, M., Soekatri, M., &
Riyadi, H. (2012). Ringkasan Angka Kecukupan Gizi ( AKG ) yang
dianjurkan bagi Orang Indonesia 2012 (pp. 1–18). Rumusan Widyakarya
Nasional Pangan dan Gizi (WNPG) X 2012.
Kuczmarski, R., Ogden, C., & Guo, S. (2002). 2000 CDC Growth Charts for the
United States: Methods and Development. In National Center for Health
Statistics (11th ed., Vol. 246). Vital and Health Statistics.
https://doi.org/10.1590/S1516-35982002000600018
248
ASUPAN SMRS
Nama Bahan
Waktu Berat Energi Protein Lemak KH
Makanan Makanan
Gula 10 26 0 0 8,2
Teh pucuk
Kemasan
harum 350ml 70 0 0 18
Selingan
Wafer
11.00
nabati Kemasan 15 50 1 2 7
keju
SUBTOTAL 120 1 2 25
Ayam Dada
sambel Dengan 70 288,9 38,7 26,5 0
goreng Kulit
Siang
13.00 Cabe 15 12 0,55 0,16 4,31
Minyak 5 43 0 5 0
249
SUBTOTAL 668,9 45,19 37,7 65,2
Selingan
Mie instan Mie 80 350 8 12 52
15.00
SUBTOTAL 350 8 12 52
semur
Malam Kecap 5 21,42 0 0 5,3
20.00
Minyak 2,5 22 0 2,5 0
250
ASUPAN MRS
Bahan Berat KH
Waktu Menu E (Kkal) P (Gr) L (Gr)
Makan (Gr) (Gr)
Nasi
Beras 50 179 4,2 0,8 39
Tim
Tepung
15 54,6 0,675 0,15 12,525
Snack Hunkue
Kue
Pagi
Gula
Hunkue
09.00 Merah 4 12 0 0 4,2
DM
Dagin
Makan 45 122 5,375 7,9 0
g
siang Oseng
Daging Kecap 3 2,13 0,1 0,03 0,27
12.30
(LC)
Minya
2 18,01 0 2 0
k
251
Tahu 50 40 3,45 1,35 0,4
Tahu
Kecap 3 2,13 0,1 0,03 0,27
Biasa
Semur Minya
2 18,01 0 2 0
k
Kentan
45 30,9 0,445 0,09 6,075
Sup g
Wortel
Kentang Tomat 5 6,05 0,065 0,025 2,005
Minya
1 8,08 0 1 0
k
Agar
Agar 5 13,33 0 0 0,6
Plain
Snack Sirup
Agar- 5 0,7 0 0 0,29
Sore DM
Agar
14.00 Gula
4 12 0 0 4,2
DM
Susu
5 21,66 0,4 0,583 1,56
DM
252
Nasi Nasi
50 179 4,2 0,8 39
Tim Tim
Ikan Ikan
55 79,2 9,83 1,695 0
Tuna Tuna
BB
Kuning Minyak 2 18,01 0 2 0
Suwir
Minyak 2 18,01 0 2 0
Sayur
Bening Labu
100 35 0,4 0,1 6,7
Labu Siam
Siam
Jus
Buah
Setup 100 46 0,5 0,1 16,2
Pepaya
Pepaya
253
MENU PERENCANAAN INTERVENSI
Bahan Berat E KH
Waktu Menu P (Gr) L (Gr)
Makan (Gr) (Kkal) (Gr)
Tepung
15 49,95 1,35 0,15 11,58
Terigu
Tepung
10 36,3 0,11 0,05 8,82
Tapioka
Parut
5 70,75 0,665 6,6975 3,045
Kelapa
254
12.30 Daging Pasta
6 4,92 0,2592 0,0282 1,1346
rendang Tomat
Agar
Agar 5 17,857 0,007 0,01 4,22
Plain
Pudding
Snack Susu DM 15 63 2,427 1,699 9,466
coklat
Gula DM 6 24 0 0 6
Bubuk
8 32 1,6 1,067 4
Cocoa
255
Minyak 2 22,1 0 2,5 0
Buah Jus
Melon 150 55,5 0,9 0,6 11,7
Melon
256
LAPORAN STUDI KASUS HARIAN
PENATALAKSANAAN GIZI
PADA KASUS ANAK OBS VOMITUS DAN GE (GASTROENTERITIS)
DEHIDRASI
RUANG RAWAT INAP MAWAR
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PASAR REBO
Disusun Oleh :
Gita Amelia 1810714025
257
LEMBAR PENGESAHAN
Disusun oleh :
Gita Amelia 1810714025
258
a. Lembar Skrining Gizi
Alat skrining gizi yang digunakan di RSUD Pasar Rebo untuk anak adalah
STRONGKids (The Screening Tools for Risk of Impaired Nutritional Status
and Growth). Skrining gizi dilakukan untuk melihat atau mengidentifikasi
adanya resiko mengalami malnutrisi pada pasien sehingga akan dilakukan
tindak lanjut pada asuhan gizi. Dibawah adalah hasil skrining gizi pada An.S.
Parameter
Tidak =0
(0)
259
3. Apakah terdapat salah satu Tidak =0
kondisi berikut?
Ya =1
• Diare ≥5 kali/hari atau muntah
>3 kali/hari dalam seminggu
terakhir
• Asupan makanan berkurang
(1)
selama 1 minggu terakhir
4. Apakah terdapat penyakit atau Tidak =0
keadaan yang mengakibatkan
Ya =1
pasien berisiko mengalami
(1)
malnutrisi?
Jumlah Skor Keseluruhan 3
Kesimpulan:
260
b. Lembar Asuhan Gizi
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PASAR REBO
Jl. Let. Jend. TB. Simatupang No. 30 Jakarta Timur 13760
Telp. 021 8400109, 8401127 ex.147/148, E-mail: gizirspr@gmail.com
FORMULIR ASUHAN GIZI
Tanggal : 18/10/2021 Nama : An.S
Diagnosis Medis : OBS Vomitus dan GE Dehidrasi No. RM : 2020-863361
ASESMEN GIZI Umur : 1 tahun 7 bulan
Antropometri JK : Laki-laki
Z score :
BB/PB : 5,2 (Obesitas)
BB : 15 kg Tanggal Lahir : 04 Maret 2020
PB/U : -1,5 (Normal)
BB/U : 2,78 (Berat Badan Lebih)
: Obesitas (P2PTM
PB : 81 cm Status Gizi
Kemenkes RI, 2018)
BBI : 13 kg
Biokimia Klinis/Fisik
1. Hematologi (18/10/2021) 1. Klinis (18/10/2021)
Pemeriksaan Hasil Standar Ket Pemeriksa
Hasil Standar Ket
an
14,4 10,8-12,8
Hemoglobin Tinggi
g/dL g/dL Tekanan 80/55-
darah 95/55 115/80 Normal
Hematokrit 39% 35-43% Normal
(MRS) mmHg
5,3 3,6-5,2
Eritrosit Normal Tekanan
juta/μL juta/μL 80/55-
darah
100/60 115/80 Normal
20,6 (terakhir
5,50-15,50 mmHg
Leukosit 10^3/μ Tinggi diperiksa)
10^3/μL
L
70-120
Nadi 113 Normal
353 217-497 kali/menit
Trombosit Normal
ribu/μL ribu/μL
261
Neutrophil Respirator 14-20
0% 3-6% Rendah 20 Normal
Batang y rate kali/menit
Kesimpulan:
An.S mengalami demam, muntah dan mual
disertai mencret dengan konsistensi cair ampas
dan frekuensi ≥6kali di mana warna BAB yaitu
kuning, setiap malam selalu rewel dan gelisah
(gangguan rasa nyaman), terjadi resti infeksi
akibat diare, kesadaran An.S penuh (Compos
mentis). Penurunan nafsu makan, pasien tidak
mau makan dan minum sehingga asupan pasien
262
menurun, dehidrasi dan ditambah lagi dengan
kondisi pasien diare yang menyebabkan An.S
beresiko malnutrisi.
Protein
263
= BBI x 2
= 13 x 2
= 26 gr
Ke kalori
26 x 4
= 104 kkal
Presentase
104/1124,5 x 100%
= 9,25%
Lemak
= Kebutuhan x 25%
= 1124,5 x 25%
= 281 kkal
= 281/9
= 31 gr
KH
KH = 100 – (9,25% + 25%)
= 100 – 34,25
= 65,75%
65,75% x 1124,5 /4
= 739/4
= 184,8 gr
264
Ket
Zat Gizi Asupan Persentase (Gurnida et
al., 2020)
Energi
1241,7 110% Normal
(kkal)
Protein Di atas angka
40,1 154%
(gr) kebutuhan
Lemak Di atas angka
46,1 149%
(gr) kebutuhan
Defisit
KH (gr) 148 81% tingkat
ringan
Defisit
Serat
13,5 71% tingkat
(gr)
sedang
Sumber: WNPG, 2012
265
BB/PB : 5,2 (Obesitas)
BBI : 13 (Sri S. Nasar, 2015)
Protein
= BBI x 2
= 13 x 2
= 26 gr
Ke kalori
26 x 4
= 104 kkal
Presentase
104/1124,5 x 100%
= 9,25%
Lemak
= Kebutuhan x 25%
= 1124,5 x 25%
= 281 kkal
= 281/9
= 31 gr
KH
KH = 100 – (9,25% + 25%)
= 100 – 34,25
= 65,75%
65,75% x 1124,5 /4
= 739/4
266
= 184,8 gr
267
An.S sebelumnya pernah mengalami keluhan serupa saat usia 6/7 bulan namun tidak dirawat
Keluhan Utama :
Pasien sering tiba-tiba demam, mengalami muntah, tidur kurang nyaman dan terasa terganggu sehingga sering
sekali rewel, BAB lembek ke cair dengan frekuensi ≥ 6 kali sehari dan berwarna kuning. An.S terjadi
penurunan nafsu makan akibat mual dan muntah sehingga menyebabkan penurunan intake asupan gizi pasien.
Terapi Obat :
Nama Obat Dosis Kegunaan Efek Samping
Mengatasi berbagai infeksi bakteri Nyeri perut, mual,
Ceftriaxone 1x1 g
yang terjadi pada tubuh muntah, diarem pusing
Menangani gejala atau penyakit yang Sakit kepala, mual dan
Ranitidine 1x15 mg berkaitan dengan produksi asam muntah, ruam,
berlebih di dalam lambung konstipasi,
Mengatasi berbagai jenis gangguan Sakit kepala, gelisah,
Primperan 2x4 mg saluran pencernaan seperti mual dan mengantuk, dan
muntah kelelahan
DIAGNOSIS GIZI
268
7. Domain Intake
NI-2.1 Asupan oral inadekuat yang berhubungan dengan kesulitan makan (tidak nafsu makan, mual, sakit
perut) yang ditandai dengan asupan MRS makanan kurang dari kebutuhan di mana asupan energi (87%),
lemak (86% ) dan karbohidrat (87%) yang termasuk defisit tingkat ringan.
NI-3.1 Asupan cairan tidak adekuat yang berhubungan dengan diare yang ditandai dengan estimasi
asupan cairan kurang dari kebutuhan dilihat dari pasien diare dan mengalami dehidrasi tingkat ringan
sedang.
NI-5.10.1 Tidak cukupnya asupan mineral yang berhubungan dengan pengeluaran yang tinggi ≥6x/hari
(diare) yang ditandai dengan estimasi asupan SMRS dan MRS kurang dari kebutuhan pasien An.S.
8. Domain Klinis
NC-2.2 Perubahan nilai lab berkaitan dengan pasien resti infeksi di tandai adanya jamur hifa pendek dan
spora serta kadar nilai leukosit, limfosit absolut tinggi dan neutrophil rendah.
NC-2.2 Perubahan nilai lab terkait dehidrasi, di mana volume plasma darah akan otomatis meningkat
sehingga jumlah hemaglobin kian bertambah ditandai dengan Hemaglobin pasien tinggi 14,4 g/dL
9. Domain Behavior
NB-1.5 Gangguan pola makan berkaitan pasien sulit makan dan minum, ditandai pasien mengalami
dehidrasi.
INTERVENSI GIZI
4. Tujuan :
1. Membantu meningkatkan asupan oral pasien An.S agar mencapai normal
2. Membantu meringankan keluhan pasien seperti mual dan sakit perut dengan memberikan dengan
memberikan pasien makanan lunak agar mudah dicerna dan dikonsumsi
3. Membantu meningkatkan cairan dan asupan mineral pasien An.S dengan memberikan makanan dengan
memberikan selingan buah dan cairan yang cukup
4. Membantu mengurangi resiko infeksi akibat diare pada pasien
5. Membantu menyeimbangkan kadar laboratorium agar kembali normal
6. Memberikan edukasi terkait gizi seimbang dan diet rendah serat untuk membantu dehidrasi, rasa mual
dan muntah, dan diare pada An.S.
5. Implementasi/Preskripsi Diet
1. Jenis Diet : Diet Rendah Serat dan Gizi Seimbang
269
2. Bentuk Makanan : Lunak (Nasi Tim)
3. Kode Pemesanan : NTLC Rendah Serat
4. Rute Pemberian : Oral
5. Frekuensi Makan : 3 kali makan utama dan 2 kali selingan
6. Syarat Diet :
Energi cukup, sesuai dengan kebutuhan yaitu 1124,5 kkal
Protein cukup, 9,25% dari total kebutuhan yaitu 26 gr.
Lemak cukup, 25% dari total kebutuhan yaitu 31 gr.
Karbohidrat cukup, 65,75% dari total kebutuhan yaitu 184,8 gr.
6. Edukasi :
m. Waktu : Oktober 2021
n. Lokasi : Ruang Rawat Inap Mawar 604
o. Sasaran : Pasien dan keluarga
p. Media : Leaflet
q. Metode : Ceramah dan tanya jawab
r. Materi :
Diet Gizi Seimbang meliputi definisi, tujuan diet, 4 pilar gizi seimbang, 10 pesan gizi seimbang,
dan isi piringku (kebutuhan makanan pokok, lauk pauk, sayur, dan buah). Dan diet rendah serat
meliputi definisi, apa saja sumber makanan yang mengandung serat rendah, dan bagaimana cara
mengatur diet rendah serat.
MONITORING DAN EVALUASI
Rencana Monitoring
6) Asupan : Memonitor asupan hingga mencapai >90%
Memonitor pemeriksaan laboratorium berangsur-angsur mendekati batas normal
7) Biokimia :
(kadar hemaglobin, leukosit, limfosit absolut dan neutrophil batang)
8) Klinis : Memonitor pemeriksaan tanda klinis agar tetap normal
9) Fisik : Memonitor pemeriksaan tanda fisik keluhan berkurang
Memahami dan bisa menjawab pertanyaan dengan benar terkait materi edukasi yang
10) Pengetahuan :
disampaikan
270
DAFTAR PUSTAKA
Kartono, D., Hardinsyah, Jahari, A. B., Sulaeman, A., Asturi, M., Soekatri, M., &
Riyadi, H. (2012). Ringkasan Angka Kecukupan Gizi ( AKG ) yang
dianjurkan bagi Orang Indonesia 2012 (pp. 1–18). Rumusan Widyakarya
Nasional Pangan dan Gizi (WNPG) X 2012.
Sri S. Nasar. (2015). Penuntun Diet Anak / editor, Sri S. Nasar ... [Et al.] ; IDAI,
PERSAGI, AsDI | OPAC Perpustakaan Nasional RI.
https://opac.perpusnas.go.id/DetailOpac.aspx?id=928983
271
ASUPAN SMRS
Snack Susu
Susu 30 170 6 6 25 1
(03.00) Bebelac 3
SUBTOTAL 170 4 6 25 1
Minyak 1 8,08 0 1 0 0
Biskuit
Biskuit 8 35,2 0,64 0,96 6,08 0
Snack Regal
09.00 Permen
Permen 13 43,33 0,86 0 10,4 0
Yupi
272
Wortel 10 3,6 0,1 0,06 0,79 0,1
Minyak 1 8,08 0 1 0 0
Snack Biskuit
Biskuit 17,5 77 1,4 2,1 13,3 0
(14.30) Biskuat
Minyak 1 8,08 0 1 0 0
Susu
Susu 30 170 6 6 25 1
Bebelac 3
Biskuit
Biskuit 12,5 55 1 1,5 9,5 0
Regal
Snack
Pudding Agar
(21.00) 5 12,5 0 0 5 1
Susu stroberi
273
Gula pasir 3 11,82 0 0 2,82 0
274
ASUPAN MRS
Snack
Marie
Pagi Biskuit 27 129,61 2,725 0,375 10,05 1,87
Gabin
(09.00)
Tahu BB Pasta
5 0,35 0,03 1,04 1,15 0,22
Rujak Tomat
Minyak 1 8,08 0 1 0 0
275
Labu
Sayur 35 13,05 0,21 0,035 7,32 2,17
Siam
Bening
Labu + Wortel 25 15,4 0,25 0,1 4,16 0,25
Wortel
Tomat 5 4,05 0,065 0,025 2,005 0,07
Pisang Buah
75 55,06 0,9 0,15 27,5 1,4
Raja Pisang
Snack
Marie
Sore Biskuit 27 126,55 0,81 0,1 19,83 0,45
Regal
(14.00)
Pepes
Ikan
Ikan 30 50,2 3,09 1,47 0 0
Tuna
Tuna
Pisang Buah
75 55,06 0,9 0,15 27,5 1,4
Barangan Pisang
276
Total 250,84 10,897 6,51 50,13 2,88
277
MENU PERENCANAAN INTERVENSI
Nasi
Beras 18 64,26 1,512 0,306 13,878 0,2
Tim
Marie
Biskuit 11 50 0,5 1,5 8 0,3
Snack Gabin
Pagi
Susu
Susu
(09.00) SGM 36 136 3 6 16,4 1
1x200
Soya
Nasi
Beras 18 64,26 1,512 0,306 13,878 0,2
Tim
(12.00) Opor
Minyak 1 8,08 0 1 0 0
Putih
278
Tempe Kecap 3 2,13 0,1 0,039 0,27 0
Bening
Labu
Labu 35 13,05 0,21 0,035 5,55 1,17
Siam
Siam
Pisang Buah
75 55,06 0,9 0,15 25,85 1,9
Raja Pisang
Tepung
10 35,3 0,7 0,05 8 0,24
Beras
Lapis
Tepung
Tepung 10 36,3 0,11 0,05 10,01 0,09
Snack Tapioka
Beras
Sore
Gula
3 11,82 0 0 2,82 0
(14.00) Pasir
Susu
Susu
SGM 36 136 3 6 16,4 0,05
1x200
Soya
Nasi
Beras 18 64,26 1,512 0,306 13,878 0,2
Tim
279
Minyak 1 8,08 0 1 0 0
Pisang Buah
75 55,06 0,9 0,15 25,85 1,5
Raja Pisang
280
LAPORAN STUDI KASUS HARIAN
PENATALAKSANAAN GIZI
PADA KASUS ANAK EPILEPTIKUS, BRONKOPNEUMONIA,
RESPIRATORY FAILURE
RUANG RAWAT INAP MAWAR
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PASAR REBO
Disusun Oleh :
Gita Amelia 1810714025
281
LEMBAR PENGESAHAN
Disusun oleh :
Gita Amelia 1810714025
282
a. Lembar Skrining Gizi
Alat skrining gizi yang digunakan di RSUD Pasar Rebo untuk anak adalah
STRONGKids (The Screening Tools for Risk of Impaired Nutritional Status
and Growth). Skrining gizi dilakukan untuk melihat atau mengidentifikasi
adanya resiko mengalami malnutrisi pada pasien sehingga akan dilakukan
tindak lanjut pada asuhan gizi. Dibawah adalah hasil skrining gizi pada An.C
Parameter
Tidak =0
(1)
283
7. Apakah terdapat salah satu Tidak =0
kondisi berikut?
Ya =1
• Diare ≥5 kali/hari atau muntah
>3 kali/hari dalam seminggu
terakhir
• Asupan makanan berkurang
(1)
selama 1 minggu terakhir
8. Apakah terdapat penyakit atau Tidak =0
keadaan yang mengakibatkan
Ya =1
pasien berisiko mengalami
(1)
malnutrisi?
Jumlah Skor Keseluruhan 4
Kesimpulan:
284
b. Lembar Asuhan Gizi
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PASAR REBO
Jl. Let. Jend. TB. Simatupang No. 30 Jakarta Timur 13760
Telp. 021 8400109, 8401127 ex.147/148, E-mail: gizirspr@gmail.com
FORMULIR ASUHAN GIZI
Tanggal : 20/10/2021 Nama : An.C
: Epileptikus, Bronkopneumonia,
Diagnosis Medis No. RM : 2021-901947
Respiratory Failure
ASESMEN GIZI Umur : 2 tahun 3 bulan (27 bulan)
Antropometri JK : Laki-laki
Z score :
BB/TB : -2,16 (Gizi
Baik/Normal)
BB : 12,5 kg Tanggal Lahir : 19 Juni 2019
TB/U : 2,8 (Normal)
BB/U : 0,12 (Berat Badan
Normal)
: Gizi Baik/Normal (P2PTM
TB : 99 cm Status Gizi
Kemenkes RI, 2018)
BBI : 13 kg
Biokimia Klinis/Fisik
2. Hematologi (20/10/2021) 2. Klinis (20/10/2021)
Pemeriksaan Hasil Standar Ket Pemeriks
Hasil Standar Ket
aan
10,6
Hemaglobin 10,8-12,8% Rendah
g/dL Tekanan
80/55-115/80
darah 105/64 Normal
Hematokrit 30% 35-43% Rendah mmHg
(MRS)
285
10,54 60-100
5,50-15,50 Nadi 100 Normal
Leukosit 10^3/μ Normal kali/menit
10^3/μL
L Respirato 14-20
25 Tinggi
ry rate kali/menit
539 217-497
Trombosit Tinggi
ribu/μL ribu/μL Suhu 36,7 36 -37 oC Normal
Gangguan
(+)
cairan&elektrolit
Diare (+)
Muntah (-)
BAB (+)
BAK (+)
Kesimpulan:
Berdasarkan hasil pemeriksaan fisik pasien An.C
mengalami kejang yang berulang namun kadang
286
disertai demam naik turun, terdapat gangguan
pernapasan sesak namun sudah berkurang semakin
hari, batuk berdahak. An.C merasa lemas, dan
berisiko resti infeksi. BAB pasien juga
konsistensinya cair ampas frekuensi 1 kali namun
tidak berlendir. Pasien An.C penurunan nafsu makan
akibatnya gangguan keseimbangan cairan dan
elektrolit.
287
Cemilan selain buah, An.C sangat menyukai = 13 x 86,5
aneka ciki dan permen namun tidak sering = 1124,5 kkal
Protein
= BBI x 2
= 13 x 2
= 26 gr
Ke kalori
26 x 4
= 104 kkal
Presentase
104/1124,5 x 100%
= 9,25%
Lemak
= Kebutuhan x 25%
= 1124,5 x 25%
= 281 kkal
= 281/9
= 31 gr
KH
KH = 100 – (9,25% + 25%)
= 100 – 34,25
= 65,75%
65,75% x 1124,5 /4
= 739/4
= 184,8 gr
288
c. Kecukupan Asupan SMRS :
Ket
Zat Gizi Asupan Persentase (Gurnida et
al., 2020)
Energi
1337,62 119% Normal
(kkal)
Di atas
Protein
42,03 162% angka
(gr)
kebutuhan
Di atas
Lemak
41,15 133% angka
(gr)
kebutuhan
Defisit
KH (gr) 152,47 83% tingkat
ringan
Sumber: WNPG, 2012
289
PB : 99 cm
BB/PB : -2,16 (Gizi Baik/Normal)
BBI : 13 (Sri S. Nasar, 2015)
Protein
= BBI x 2
= 13 x 2
= 26 gr
Ke kalori
26 x 4
= 104 kkal
Presentase
104/1124,5 x 100%
= 9,25%
Lemak
= Kebutuhan x 25%
= 1124,5 x 25%
= 281 kkal
= 281/9
= 31 gr
KH
KH = 100 – (9,25% + 25%)
= 100 – 34,25
= 65,75%
65,75% x 1124,5 /4
290
= 739/4
= 184,8 gr
291
Riwayat Penyakit Dahulu :
1 tahun yang lalu pasien An.C pernah kejang, demam, bentuk kejang yang sama. Sebelum dirujuk 5 hari yang
lalu ke RSUD Pasar Rebo pasien sudah mengalami kejang berulang, diare ≥3x, muntah, demam, dan batu
berdahak. Keadaan itu masih terus berlanjut sampai MRS (Masuk Rumah Sakit) rujukan di RSUD Pasar Rebo.
Keluhan Utama :
Pasien An.C sebelum masuk rumah sakit kejang 2x di rumah, dan MRS pasien masih kejang berulang disertai
demam sejak 2 hari yang lalu, muntah, mencret, dan batuk berdahak pasien beberapa hari ini. Pasien tampak
lemah dan lemas.
Terapi Obat :
Nama Obat Dosis Kegunaan Efek Samping
Mengatasi berbagai infeksi bakteri Nyeri perut, mual,
Ceftriaxone 2x500 mg
yang terjadi pada tubuh muntah, diarem pusing
Sakit kepala, pusing,
Mencegah dan meredakan kejang pada
Fenitoin 2x25 mg mual, muntah, dan rasa
penderita epilepsi
mengantuk
Digunakan pada berbagai kondisi Sakit perut, sakit kepala,
Dexamethasone 1x3 mg
peradangan pusing,
DIAGNOSIS GIZI
2. Domain Intake
NI-2.3 Infusi enteral inadekuat berkaitan formula yang diberikan rumah sakit kepada pasien An.C dengan
jumlah kebutuhan yang harus dipenuhi masih kurang dari kecukupan. Ditandai dengan hasil asupan MRS
An.C yaitu untuk energi 64%, protein 55%, dan karbohidrat 46%.
292
NI-3.1 Asupan cairan tidak adekuat yang berhubungan dengan kejadian diare saat MRS di mana
frekuensinya ≥3x, mengalami mual dan muntah pada pasien An.C. Ditandai dengan estimasi asupan cairan
pasien selama MRS kurang dari kebutuhan karena pasien hanya menerima asupan susu saja sehingga
mengalami gangguan cairan dan elektrolit.
3. Domain Klinis
NC-1.4 Perubahan fungsi gastrointestinal berkaitan dengan efek samping obat-obatan dan kondisi
epileptikus yang disertai dengan demam. Ditandai dengan pasien mengalami penurunan nafsu makan,
gangguan cairan dan elektrolit, mual dan muntah.
NC-2.2 Perubahan nilai lab berkaitan dengan status anemia ditandai dengan kadar hemaglobin 10,6 g/dL
dan hematokrit 30% yang termasuk kategori rendah.
NC-2.2 Perubahan nilai lab berkaitan dengan riwayat kejang 1 tahun yang lalu dan sekarang, peradangan
pada saluran udara dan diare ditandai dengan kadar trombosit 539 ribu/μL dan monosit 16% termasuk
tinggi. Serta kadar neutrophil batang 0% termasuk rendah.
4. Domain Behavior
-
INTERVENSI GIZI
1. Tujuan :
1. Membantu memenuhi asupan energi, protein, lemak, dan kabohidrat pasien sesuai dengan kebutuhan
zat gizi dan cairan An.C dengan rute pemberian melalui oral dan enteral (susu)
2. Membantu mengurangi atau meringankan kondisi klinis pasien seperti mual, muntah, dan penurunan
nafsu makan kembali normal dengan memberikan makanan lunak agar mudah dicerna dan dikonsumsi
3. Membantu meningkatkan kadar hemaglobin, hematokrit, dan neutrophil batang pasien kembali normal
4. Membantu menurunkan kadar trombosit dan monosit pasien agar mencapai normal
5. Memberikan edukasi gizi terkait gizi seimbang dan rendah serat untuk memenuhi kekurangan gizi
pasien dan membantu mengurangi diare dan bentuk BAB yang normal.
2. Implementasi/Preskripsi Diet
1. Jenis Diet : Diet Gizi Seimbang dan Rendah Serat
2. Bentuk Makanan : Lunak (Nasi Tim)
3. Kode Pemesanan : NTLC dengan Pemberian Susu (NGT 2x100cc)
293
4. Rute Pemberian : Oral
5. Frekuensi Makan : 3x makanan utam dan 2 kali selingan
6. Syarat Diet :
Energi cukup, sesuai dengan kebutuhan yaitu 1124,5 kkal
Protein cukup, 9,25% dari total kebutuhan yaitu 26 gr.
Lemak cukup, 25% dari total kebutuhan yaitu 31 gr.
Karbohidrat cukup, 65,75% dari total kebutuhan yaitu 184,8 gr.
Catatan : Pasien An.C diberikan nasi tim dengan lauk cincang dikarenakan kondisi pasien sudah stabil
sehingga dapat menerima makanan melalui oral. Keluhan sudah mulai berkurang kejang, mual dan
muntah, serta frekuensi diare pada anak.
3. Edukasi :
a. Waktu : Oktober 2021
b. Lokasi : Ruang Rawat Inap Mawar 604
c. Sasaran : Pasien dan keluarga
d. Media : Leaflet
e. Metode : Ceramah dan tanya jawab
f. Materi :
Diet Gizi Seimbang meliputi definisi, tujuan diet, 4 pilar gizi seimbang, 10 pesan gizi seimbang,
dan isi piringku (kebutuhan makanan pokok, lauk pauk, sayur, dan buah). Dan diet rendah serat
meliputi definisi, apa saja sumber makanan yang mengandung serat rendah, dan bagaimana cara
mengatur diet rendah serat.
MONITORING DAN EVALUASI
Rencana Monitoring
1) Asupan : Memonitor asupan hingga mencapai >90%
Memonitor pemeriksaan laboratorium berangsur-angsur mendekati batas normal
2) Biokimia :
(kadar hemaglobin, hematokrit, neutrophil batang, trombosit dan monosit)
Memonitor pemeriksaan tanda klinis secara berkala agar kembali normal (nilai
3) Klinis :
respiratory rate)
4) Fisik : Memonitor pemeriksaan tanda fisik keluhan berkurang (baik)
Memahami dan bisa menjawab pertanyaan dengan benar terkait materi edukasi yang
5) Pengetahuan :
disampaikan
294
295
DAFTAR PUSTAKA
Kartono, D., Hardinsyah, Jahari, A. B., Sulaeman, A., Asturi, M., Soekatri, M., &
Riyadi, H. (2012). Ringkasan Angka Kecukupan Gizi ( AKG ) yang
dianjurkan bagi Orang Indonesia 2012 (pp. 1–18). Rumusan Widyakarya
Nasional Pangan dan Gizi (WNPG) X 2012.
Sri S. Nasar. (2015). Penuntun Diet Anak / editor, Sri S. Nasar ... [Et al.] ; IDAI,
PERSAGI, AsDI | OPAC Perpustakaan Nasional RI.
https://opac.perpusnas.go.id/DetailOpac.aspx?id=928983
296
ASUPAN SMRS
Snack Susu
Susu 25 120 6 7 10 0
(05.00) dancow
SUBTOTAL 120 6 7 10 0
Minyak 1 8,08 0 1 0 0
Agar
5 17,85 0,07 0,014 4 4
plain
Gula
3 11,8 0 0 2,82 0
pasir
297
Buah
Pepaya 55 25,3 0,27 0,05 6,71 1,6
pepaya
Bakso
35 37,45 3,9 0,43 4 0,4
ikan
Sup
bakso Wortel 15 5,4 0,15 0,09 1,18 1
Siang ikan Buncis 10 3,4 0,24 0,03 0,72 1,9
(11.30)
Minyak 1 8,08 0 1 0 0
Biskuit
Snack Biskuit 5 1,5 0,05 0,1 0,35 0
nabati
(14.00)
Jeruk Jeruk 45 20,25 0,4 0,09 5 1,4
298
SUBTOTAL 304,05 10,62 17,02 19,94 0,15
Susu
Susu 25 120 6 7 10 0
dancow
299
ASUPAN MRS
Susu
07.00 Susu 100 18 88 1,8 4,4 10,6
nabati
Susu 100
09.00 Susu 18 88 1,8 4,4 10,6
nabati
300
MENU PERENCANAAN INTERVENSI
Bening Labu
100 30 0,6 0,1 6,7
labu siam siam
Susu Susu
18 88 1,8 4,4 10,6
nabati (100cc)
301
Minyak 2 22,1 0 1,5 0
Tempe BB Pasta
5 4,1 0,216 0,0235 0,94
tomat tomat
Kentang
30 18,6 0,63 0,06 4
kukus
Gula
3 11,8 0 0 2,82
pasir
302
Labu
Bening 50 15 0,3 0,05 3,35
siam
wortel
+labu siam Wortel 50 18 0,5 0,3 3,95
Pisang
Pisang 75 82,5 0,9 0,6 19,35
barangan
303
LAPORAN STUDI KASUS HARIAN
PENATALAKSANAAN GIZI
PADA KASUS PASCA BEDAH POLIP ANTROKOANAL
RUANG RAWAT INAP DAHLIA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PASAR REBO
Disusun Oleh :
Gita Amelia 1810714025
304
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan studi kasus harian Pasca Bedah Polip Antrokoanal dibuat dan
diajukan sebagai syarat kelengkapan dan bukti kegiatan Magang Manajemen
Asuhan Gizi Klinik (MAGK) di Rumah Sakit Umum Daerah Pasar Rebo. Tahun
Ajaran 2021/2022.
Disusun oleh :
Gita Amelia 1810714025
305
b. Lembar Skrining Gizi
Alat skrining gizi yang digunakan di RSUD Pasar Rebo adalah MST (The
Screening Tools for Risk of Impaired Nutritional Status and Growth). Skrining
gizi dilakukan untuk melihat atau mengidentifikasi adanya resiko mengalami
malnutrisi pada pasien sehingga akan dilakukan tindak lanjut pada asuhan gizi.
Dibawah adalah hasil skrining gizi pada Ny.S.
TOTAL SKOR 1
KESIMPULAN : Pasien beresiko malnutrisi rendah
Bila skor > 3, maka dilakukan assessment lanjut oleh Dietisien/Ahli Gizi
Kesimpulan:
306
c. Lembar Asuhan Gizi
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PASAR REBO
Jl. Let. Jend. TB. Simatupang No. 30 Jakarta Timur 13760
Telp. 021 8400109, 8401127 ex.147/148, E-mail: gizirspr@gmail.com
FORMULIR ASUHAN GIZI
Tanggal : 11/10/2021 Nama : Ny.S
Diagnosis Medis : Polip Antrokoanal No. RM : 2021-901424
ASESMEN GIZI Umur : 50 tahun 2 bulan
Antropometri JK : Perempuan
BB : 68 kg IMT : 26,6 kg/m2 Tanggal Lahir : 11 Juli 1971
TB : 160 cm Pendidikan Terakhir : SMA
BBI : 54 kg (Hutabarat, 2016) Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
: Obesitas tingkat 1 (P2PTM
Status Gizi
Kemenkes RI, 2018)
Biokimia Klinis/Fisik
4. Hematologi (11/10/2021) 5. Klinis (11/10/2021)
Pemeriksaan Hasil Standar Ket Pemeriksaan Hasil Standar Ket
307
Ny.S mengalami peradangan atau kerusakan sel (laju
endap darah tinggi dalam darah) dan eosinophilia 6. Fisik (11/03/2021)
yaitu terdapat jaringan infeksi atau pembengkakan Keluhan Hasil
(eosinophil tinggi dalam darah)
Nyeri (+)
Lemas (+)
Lelah (+)
Kesimpulan:
Ny.S masih tampak nyeri pada bagian bawah mata kiri
dan hidung, lemas, lelah, dan mengalami penurunan
nafsu makan akibat gangguan menelan. Pada
pemeriksaan CT Scan pasien hasilnya adalah sinus
paranasal. Kesadaran Ny.S sadar sepenuhnya (normal).
Riwayat & Kebutuhan Gizi
Kebiasaan Makan dan Pola Makan : 9. Riwayat Makan SMRS
Pola makan Ny.S adalah 3 kali makan utama g. Pola Makan SMRS :
dan 2 kali selingan. Pagi : nasi uduk 1 bks, teh manis 1gls, telor dadar
Ny.S sering sekali makan-makanan luar 1bj, oseng tempe 2 sdm, bihun 2 sdm
seperti seblak, bakso, dan pecel ayam, dan Selingan : susu beruang 1 btl, seblak 1p
gorengan Siang : lontong1/2 ptg, tumis kangkung 3 sdm, tahu
Ny.S biasanya masak sayur lebih menyukai goreng 1 bj, sayur sop 1p
sayuran yang berkuah seperti sayur sop, Selingan : es sirup 1 bks,
bening bayam, sayur asem Sore : nasi putih 2 ctg, sayur sop 1p
Ny.S sering minuman es dan sirup Malam : mie instan 1p
Buah yang dikonsumsi tidak menentu
(1x/minggu) h. Perhitungan Kebutuhan Energi SMRS :
BBA : 68
308
Setiap pagi Ny.S sering sekali minum teh TB : 160
manis dan untuk sarapan selalu nasi uduk IMT : 26,6 kg/m²
Ny.S sering konsumsi mie instan hampir BBI : (TB-100) x 0,9
setiap hari = (160-100) x 0,9 = 54 kg
Selalu konsumsi makanan dengan sambal
dan telor digoreng garing AMB (Angka Metabolisme Basal)
Ny.S tidak memiliki riwayat alergi makanan Rumus Harris Benedict (Perempuan)
namun alergi terhadap debu dan udara = 655 + (9,6 x BBI) + (1,8 x TB) – (4,7 x Usia)
309
Defisit tingkat
KH 257 gr 76,9%
sedang
Sumber: WNPG, 2012
310
Protein
= 20% x 1761/4 = 88 gr
Lemak
= 20% x 1761/9 = 39 gr
KH
= 60% x 1761/ 4 = 264 gr
311
Riwayat Personal :
Ny.S adalah anak pertama dari dua bersaudara
Ny.S kebiasaan sehari-hari di rumah menyapu, mengepel, mencuci, dan memasak
Akses untuk membeli makanan luar juga mudah dijangkau sehingga sering membeli makanan di luar
Ny.S sering sekali mengkonsumsi obat dan vitamin suplemen
Keluhan Utama :
Keluhan utama saat masuk RS adalah batuk, pilek, nyeri nyut-nyutan di bawah mata kiri sudah kurang lebih 2
bulan, badan terasa lemas dan lelah.
Terapi Obat :
Nama Obat Dosis Kegunaan Efek Samping
Nyeri perut, mual,
Mengatasi berbagai infeksi bakteri
Ceftriaxone 1 x 2 gr muntah, diare, pusing
yang terjadi pada tubuh.
dan mengantuk.
Membantu menghentikan perdarahan Gatal, mual, muntah,
Transamin 3 x 500 cc abnormal, serta nyeri pada rongga diare, dan terasa panas
atau mukosa mulut. dalam perut.
Meredakan nyeri dan peradangan Sakit perut, mual dan
Ketorolac 3 x 30 mg yang digunakan setelah operasi atau muntah, diare, pusing,
prosedur medis. dan sembelit.
DIAGNOSIS GIZI
312
10. Domain Intake
NI-5.1 Peningkatan kebutuhan zat gizi protein MRS pasien berkaitan hasil kebutuhan pasien di bawah
batas normal kecukupan ditandai nilai kebutuhan protein sebesar 66 gr (75%) termasuk defisit tingkat sedang
yang menunjukkan kurang dari kecukupan asupan kebutuhan pasien.
NI-5.3 Penurunan kebutuhan zat gizi lemak MRS pasien berkaitan hasil kebutuhan pasien di atas batas
normal kecukupan ditandai nilai asupan lemak sebesar 55 gr (141%) termasuk di atas angka kebutuhan dari
kecukupan asupan kebutuhan pasien.
NI-5.5.3 Asupan lemak yang tidak tepat berkaitan pasien sering konsumsi makanan tinggi lemak jenuh
dengan konsumsi jajanan luar seperti seblak, bakso, dan gorengan, berkaitan dengan hasil recall SMRS lemak
pasien sebesar 78 gr (126,6%) termasuk di atas angka kebutuhan pasien.
INTERVENSI GIZI
7. Tujuan :
g) Membantu menurunkan berat badan agar mencapai normal
h) Membantu memenuhi asupan gizi energi, protein, lemak, dan karbohidrat sesuai dengan kebutuhan
pasien
i) Memberikan diet pasca bedah gizi seimbang dengan kebutuhan 1700 kkal yang tinggi protein untuk
membantu proses penyembuhan luka pasca bedah pada pasien,
j) Meningkatkan pengetahuan pasien dan keluarga melalui edukasi diet pasca bedah (gizi seimbang).
313
8. Implementasi/Preskripsi Diet
13. Jenis Diet : Diet Pasca Bedah Gizi Seimbang 1700 Kkal
14. Bentuk Makanan : Makanan lunak
15. Kode Pemesanan : NT (Nasi Tim)
16. Rute Pemberian : Oral
17. Frekuensi Makan : 3 kali makan utama dan 2 kali selingan
18. Syarat Diet :
Energi cukup, sesuai dengan kebutuhan yaitu 2200 kkal.
Protein cukup, 15% dari total kebutuhan yaitu 84 gr.
Lemak cukup, 25% dari total kebutuhan yaitu 62 gr.
Karbohidrat cukup, 60% dari total kebutuhan yaitu 339,5 gr.
9. Edukasi :
s. Waktu : Oktober 2021
t. Lokasi : Ruang Rawat Inap Dahlia 508
u. Sasaran : Pasien dan keluarga
v. Media : Leaflet
w. Metode : Ceramah dan tanya jawab
x. Materi :
Diet Gizi Seimbang meliputi definisi, tujuan diet, 4 pilar gizi seimbang, 10 pesan gizi seimbang, dan
isi piringku (kebutuhan makanan pokok, lauk pauk, sayur, dan buah).
314
DAFTAR PUSTAKA
Kartono, D., Hardinsyah, Jahari, A. B., Sulaeman, A., Asturi, M., Soekatri, M., &
Riyadi, H. (2012). Ringkasan Angka Kecukupan Gizi ( AKG ) yang
dianjurkan bagi Orang Indonesia 2012 (pp. 1–18). Rumusan Widyakarya
Nasional Pangan dan Gizi (WNPG) X 2012.
Kuczmarski, R., Ogden, C., & Guo, S. (2002). 2000 CDC Growth Charts for the
United States: Methods and Development. In National Center for Health
Statistics (11th ed., Vol. 246). Vital and Health Statistics.
https://doi.org/10.1590/S1516-35982002000600018
315
ASUPAN SMRS
316
Lontong Beras 50 178,5 4,2 0,85 38,5
Minyak 1 8,08 0 1 0
Selingan
Es Sirup Sirup 10 25,9 0 0,004 6,68
Sore
Nasi
Beras 75 267,7 6,3 1,2 57,8
Putih
Minyak 1 8,08 0 1 0
Mie
Malam
Goreng Mie 80 350 8 12 52
21.00
Instan
SUBTOTAL 350 8 12 52
317
TOTAL ASUPAN 2001 72 78 257
318
ASUPAN MRS
Tepung
Beras 150 261 2,955 5,355 51
Pagi
Masak
Bubur
07.00
Sumsum Santan 20 64,8 0,84 6,86 1,12
Gula
45 165,6 0 0 41,4
Merah
Gula
5 19,7 0 0 4,7
Selingan Pasir
Tepung
20 66,6 1,8 0,2 15,44
Terigu
319
Minyak 2 22,1 0 2,5 0
Kuning
Minyak 2 22,1 0 2,5 0
Pisang
Pisang 110 132 1,32 0,22 38,98
Raja
Kentang
100 62 2,1 0,2 13,5
Kukus
Gula
5 19,7 0 0 4,7
Pasir
320
SUBTOTAL 621,83 27,83 24,954 65,425
321
MENU PERENCANAAN INTERVENSI
Bahan Berat KH
Waktu Menu E (kkal) P (gr) L (gr)
Makanan (gr) (gr)
Tepung
Beras 150 261 2,955 5,355 51
Bubur Masak
Sumsum Gula
Sore Merah 25 92 0 0 23
(Cair)
15.30
Telur
Telur 60 92,4 7,44 6,48 0,42
Rebus
Buah Pisang
100 108 1 0,8 24,3
Pisang Ambon
Nasi
Beras 50 270 4,5 0,45 59,7
Tim
Telur Gula
3 11,04 0 0 2,76
BB Merah
Pagi
Semur Kecap 3 2,13 0,1 0,039 0,27
07.00
Minyak 2 22,1 0 2,5 0
322
SUBTOTAL 444,7 19,4 11,31 67,53
Kentang
20 12,4 0,42 0,04 6,6
Kukus
Gula
5 19,7 0 0 4,7
Pasir
Nasi
Nasi 150 270 4,5 0,45 59,7
Tim
Pepes
Ikan Ikan
100 92 20 0,7 0
Kakap Kakap
Suwir
Jeruk
Jeruk 150 67,5 1,35 0,3 16,8
Medan
323
Agar
Agar 5 17,857 0,007 0,01 4,22
Plain
Snack Pudding
Susu 15 63 2,427 1,699 9,466
14.00 Coklat
Gula 6 24 0 0 6
Bubuk
10 40 2 1,3 5
Cocoa
324
LAPORAN STUDI KASUS HARIAN
PENATALAKSANAAN GIZI
PADA KASUS PASCA BEDAH LABIO SKIZIZ BILATERAL
RUANG RAWAT INAP DAHLIA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PASAR REBO
Disusun Oleh :
Gita Amelia 1810714025
325
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan studi kasus harian Pasca Bedah Labio Skiziz Bilateral dibuat dan
diajukan sebagai syarat kelengkapan dan bukti kegiatan Magang Manajemen
Asuhan Gizi Klinik (MAGK) di Rumah Sakit Umum Daerah Pasar Rebo. Tahun
Ajaran 2021/2022.
Disusun oleh :
Gita Amelia 1810714025
326
b. Lembar Skrining Gizi
Alat skrining gizi yang digunakan di RSUD Pasar Rebo adalah MST (The
Screening Tools for Risk of Impaired Nutritional Status and Growth). Skrining
gizi dilakukan untuk melihat atau mengidentifikasi adanya resiko mengalami
malnutrisi pada pasien sehingga akan dilakukan tindak lanjut pada asuhan gizi.
Dibawah adalah hasil skrining gizi pada Nn..N
TOTAL SKOR 0
KESIMPULAN : Pasien beresiko malnutrisi rendah
Bila skor > 3, maka dilakukan assessment lanjut oleh Dietisien/Ahli Gizi
Kesimpulan:
327
c. Lembar Asuhan Gizi
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PASAR REBO
Jl. Let. Jend. TB. Simatupang No. 30 Jakarta Timur 13760
Telp. 021 8400109, 8401127 ex.147/148, E-mail: gizirspr@gmail.com
FORMULIR ASUHAN GIZI
Tanggal : 12/10/2021 Nama : Nn.N
Diagnosis Medis : Labio Skiziz Bilateral No. RM : 2019-829015
ASESMEN GIZI Umur : 22 tahun
Antropometri JK : Perempuan
IMT : 22,1 kg/m2(Kuczmarski et al.,
BB : 53 kg Tanggal Lahir : 13 Mei 1999
2002)
Pendidikan :
TB : 155 cm SMA
Terakhir
BBI : 49,5 kg (Hutabarat, 2016) Pekerjaan : Pegawai Swasta
: Normal (P2PTM
Status Gizi
Kemenkes RI, 2018)
Biokimia Klinis/Fisik
3. Hematologi (13/10/2021) 4. Klinis (13/10/2021)
Pemeriksaan Hasil Standar Ket Pemeriksaan Hasil Standar Ket
Neutrophil
0% 3–5% Rendah
batang
328
Kesimpulan: 20
Respiratory 14-20
Nn.N mengalami resti infeksi (kadar neutrophil batang kali/m Normal
rate kali/menit
rendah) enit
4. Fisik (13/10/2021)
Keluhan Hasil
Nyeri (+)
BAB (+)
BAK (+)
Cemas (+)
Lemas (-)
Kesimpulan:
Nn.N tampak nyeri di bagian bibir dan kepala,
merasa cemas, dan pasien mengalami resti
infeksi di mana seorang individu terserang
oleh agen patogenik (virus, jamur bakteri)
risiko tinggi didapatkan pada tindakan pasca
bedah (Carpenito, 1998).
329
Paling sering makanan yang beli di luar karena Pagi : bubur ayam 1p, sate telur puyuh 1
bekerja langsung pulang seperti ayam penyet, bakar, tsk (4 bj), teh tawar 1 gls
pecel ayam dan lele, bakso, dan seblak Selingan : -
Jarang sarapan nasi, biasanya setiap pagi konsumsi Siang : ayam penyet 1 ptg, lalapan, nasi
gorengan, kalau masih sempat konsumsi bubur putih, es kopi
Pantangan makanan yang dikonsumsi Nn.N adalah Selingan : mie ayam 1p
santan, pedas, tinggi lemak dan asam Malam : pecel ayam 1ptg, tahu dan tempe
Jarang sekali mengkonsumsi buah-buahan goreng 1 bj, nasi putih 1p, es teh manis
Untuk makanan utama sering kali membeli di warteg 1gls, sate usus 2 tsk
dekat rumah Selingan : biskuit malkist 3 kpg
Akses makanan dari rumah atau tempat kerja sangat
mudah dan dekat h. Perhitungan Kebutuhan Energi SMRS :
Nn.N tidak memiliki alergi pada makanan BBA : 53
TB : 155
IMT : 22,1 kg/m²
BBI : (TB-100) x 0,9
= (155-100) x 0,9 = 49,5 kg
330
= 25% x 2062/9 = 57 gr
KH
= 60% x 2062/ 4 = 309 gr
331
BBA : 53
TB : 155
IMT : 22,1 kg/m²
BBI : (TB-100) x 0,9
= (155-100) x 0,9 = 49,5 kg
332
231,14 Defisit tingkat
KH 74%
gr sedang
Sumber: WNPG, 2012
Riwayat Personal
Riwayat Personal :
Nn.N tinggal bersama orang tua dan sudah bekerja sebagai pegawai swasta
Tingkat Pendidikan terakhir Nn.N adalah SMA
Nn.N sering sekali konsumsi makanan yang dibeli di luar karena aktivitasnya sebagian besar di luar
rumah
Tidak ada gangguan makan setiap harinya, sering menyemil dan makanan yang gurih juga pedas
Tidak alergi terhadap makanan dan minuman, hanya ada sesekali pantangan makanan seperti makanan
yang berlemak dan bersantan
Keluhan Utama :
Keluhan utama saat masuk RS adalah labio skiziz pada pasien di bagian bibir, dan keluhan setelah Post OP
pasien mengalami nyeri ringan di bibir, muntah sekali, hanya saja sedikit sulit mengunyah.
Terapi Obat :
Nama Obat Dosis Kegunaan Efek Samping
Sakit kepala atau pusing,
Menghambat pembentukan dinding mual atau muntah, sakit
Cefixime 2 x 200 mg
sel bakteri perut atau kembung,
diare
333
Mual atau muntah, sulit
Meredakan nyeri sedang hingga berat, buang air besar
Tramadol 3 x 1 mg seperti nyeri pasca operasi (konstipasi), pusing atau
vertigo, kantuk, dan
sakit kepala
Mencegah serta mengobati mual dan
Sakit kepala, sembelit.
muntah yang bisa disebabkan oleh
Ondansetron 4 mg Lelah dan lemah,
efek samping kemoterapi, radioterapi,
meriang
atau operasi.
Membantu menghentikan perdarahan Gatal, ruam, mual
Transamin 500 mg
abnormal muntah dan diare
Menghambat produksi senyawa kimia
Sakir perut, mual dan
Ketorolac 30 mg yang bisa menyebabkan peradangan
muntah
dan rasa nyeri setelah operasi
DIAGNOSIS GIZI
13. Domain Intake
NI-2.1 Asupan Oral Inadekuat berkaitan hasil asupan energi, protein dan karbohidrat MRS pasien Nn.N
di bawah angka kebutuhan. Ditandai dengan hasil asupan energi sebesar 1804 kkal (87%) termasuk defisit
tingkat ringan, asupan protein sebesar 67,20 gr (65%) termasuk defisit tingkat berat, dan asupan
karbohidrat sebesar 231,14 gr (74%) termasuk defisit tingkat sedang.
NI-5.5.2 Kelebihan asupan lemak berkaitan hasil asupan lemak pasien MRS (Masuk Rumah Sakit) di
atas angka kebutuhan. Ditandai dengan hasil asupan lemak pasien Nn.N sebesar 67,28 gr (146%) termasuk
di atas batas normal.
334
15. Domain Behavior
NB-1.4 Kurang dapat menjaga/memonitor diri berkaitan dengan kebiasaan SMRS pasien sering
mengkonsumsi makanan luar yang tinggi lemak serta tidak seimbang, ditandai asupan lemak SMRS pasien
Nn.N yaitu 94,9 gr (165,5%) termasuk di atas angka kebutuhan.
INTERVENSI GIZI
4. Tujuan :
k) Membantu meningkatkan asupan energi, protein dan karbohidrat pasien agar mencapai batas normal
l) Membantu menurunkan asupan lemak dan menentukan jenis lemak yang tepat untuk kebutuhan
asupan Nn.N
m) Memberikan makanan lunak seperti nasi tim untuk membantu mempermudah pasien dalam
mengunyah dan mencerna makanan dengan baik
n) Memberikan diet pasca bedah dengan TKTP dan diet gizi seimbang untuk membantu menormalkan
asupan dan proses penyembuhan luka pasca bedah pasien Nn.N
o) Meningkatkan pengetahuan pasien dan keluarga melalui edukasi diet TKTP dan gizi seimbang pasca
bedah.
5. Implementasi/Preskripsi Diet
19. Jenis Diet : Diet Pasca Bedah Gizi Seimbang dan TKTP 2000 Kkal
20. Bentuk Makanan : Makanan lunak
21. Kode Pemesanan : NT (Nasi Tim)
22. Rute Pemberian : Oral
23. Frekuensi Makan : 3 kali makan utama dan 2 kali selingan
24. Syarat Diet :
Energi cukup, sesuai dengan kebutuhan yaitu 2075, ~2000 kkal.
Protein cukup, 20% dari total kebutuhan yaitu 104 gr.
Lemak cukup, 20% dari total kebutuhan yaitu 46 gr.
Karbohidrat cukup, 60% dari total kebutuhan yaitu 311 gr.
6. Edukasi :
y. Waktu : Oktober 2021
z. Lokasi : Ruang Rawat Inap Dahlia 510
aa. Sasaran : Pasien dan keluarga
335
bb. Media : Leaflet
cc. Metode : Ceramah dan tanya jawab
dd. Materi :
Diet Gizi Seimbang meliputi definisi, tujuan diet, 4 pilar gizi seimbang, 10 pesan gizi seimbang,
dan isi piringku (kebutuhan makanan pokok, lauk pauk, sayur, dan buah). Dan diet TKTP (Tinggi
Kalori dan Tinggi Protein)
MONITORING DAN EVALUASI
Rencana Monitoring
6) Asupan : Memonitor asupan hingga mencapai >90%
Memonitor pemeriksaan laboratorium berangsur-angsur mendekati batas normal
7) Biokimia :
(kadar neutrophil batang)
8) Klinis : Memonitor pemeriksaan tanda klinis agar tetap normal
9) Fisik : Memonitor pemeriksaan tanda fisik keluhan berkurang
Memahami dan bisa menjawab pertanyaan dengan benar terkait materi edukasi yang
10) Pengetahuan :
disampaikan
336
DAFTAR PUSTAKA
Kartono, D., Hardinsyah, Jahari, A. B., Sulaeman, A., Asturi, M., Soekatri, M., &
Riyadi, H. (2012). Ringkasan Angka Kecukupan Gizi ( AKG ) yang
dianjurkan bagi Orang Indonesia 2012 (pp. 1–18). Rumusan Widyakarya
Nasional Pangan dan Gizi (WNPG) X 2012.
Kuczmarski, R., Ogden, C., & Guo, S. (2002). 2000 CDC Growth Charts for the
United States: Methods and Development. In National Center for Health
Statistics (11th ed., Vol. 246). Vital and Health Statistics.
https://doi.org/10.1590/S1516-35982002000600018
337
ASUPAN SMRS
Kacang
Bubur 15 42,9 4,53 2,34 4,5
Kedelai
Ayam
Santan 8 9,76 0,16 0,8 0,6
Pagi
Kecap 3 2,13 0,1 0,039 0,27
07.30
Minyak 2 22,1 0 2,5 0
Sate Telur
48 55,68 5 3,36 0,768
Telur Puyuh
Puyuh
BB Minyak 2 22,1 0 2,5 0
Kuning
Nasi
Beras 75 267,75 6,3 1,275 57,8
Putih
338
Es Kopi
Good Kopi 25 110 1 2,5 21
Day
Mie
50 69 2,27 1,035 12,58
Kuning
Nutrisari Nutrisari 14 50 0 0 14
Nasi
Beras 75 267,75 6,3 1,275 57,8
Putih
339
SUBTOTAL 737,95 36,811 37,015 67,04
Selingan Malkist
Crakers 27 120 2 4 19
21.00 Crackers
SUBTOTAL 120 2 4 19
340
ASUPAN MRS
Daging
55 150 9,6 12 0
Sapi
Daging
Pagi Terik Kecap 3 2,13 0,1 0,039 0,27
Bening
Labu
Labu 100 17 0,82 0,13 3,9
Siam
Siam
Agar-
5 17,85 0,07 0,014 4
Agar
Gula
5 19,7 0 0 4,7
Pasir
341
Tempe 55 82,5 7,7 2,235 6,005
Tempe
Pasta
BB 5 4,1 0,216 0,0235 0,94
Tomat
Tomat
Minyak 2 22,1 0 2,5 0
Pisang
Pisang 80 96 0,96 0,16 25,44
Barangan
Tepung
15 49,95 1,35 0,15 11,58
Terigu
Gula
5 19,7 0 0 4,7
Pasir
Telur
Telur
Sore Bebek 60 107,4 8,16 7,98 2,64
Bebek
Asin
15.30
342
Kentang 50 31 1,05 0,1 8,75
Minyak 1 8,08 0 1 0
343
MENU PERENCANAAN INTERVENSI
Daging Daging
55 150,15 9,6 12,1 0
Kare Sapi
Pagi
Oyong 35 6,65 0,28 0,07 1,43
Sup
07.00
Oyong + Tahu 65 52 7 3 0,52
Kacang
35 113,05 8 0,5 19,88
Hijau
Bubur Gula
Selingan 5 18,4 0 0 4,6
Kacang Merah
10.00
Hijau Gula
3 11,8 0 0 2,82
Pasir
344
Tempe 55 106 10 5,94 5
Tempe
Gula
Bacem 5 18,4 0 0 4,6
Merah
Basah
Minyak 2 18,01 0 2 0
Minyak 2 18,01 0 2 0
Pisang
Pisang 150 180 1,8 0,3 47,7
Raja
Tepung
15 52,95 1,05 0,075 12
Beras
Lapis
Selingan
Tepung Santen 15 18,3 0,3 1,5 1,14
14.00
Beras
Gula
3 11,8 0 0 2,82
Pasir
345
Jamur
35 7,35 1,33 0,21 0,315
Kuping
Sayur
Kimlo Wortel 30 10,8 0,3 0,18 2,765
Minyak 1 8,84 0 1 0
346
LAPORAN STUDI KASUS HARIAN
PENATALAKSANAAN GIZI
PADA KASUS VERTIGO, INSUFISIENSI HEPAR, HIPOKALEMIA
RUANG RAWAT INAP FLAMBOYAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PASAR REBO
Disusun Oleh :
Gita Amelia 1810714025
347
LEMBAR PENGESAHAN
Disusun oleh :
Gita Amelia 1810714025
348
j. Lembar Skrining Gizi
Alat skrining gizi yang digunakan di RSUD Pasar Rebo adalah MST (The
Screening Tools for Risk of Impaired Nutritional Status and Growth). Skrining
gizi dilakukan untuk melihat atau mengidentifikasi adanya resiko mengalami
malnutrisi pada pasien sehingga akan dilakukan tindak lanjut pada asuhan gizi.
Dibawah adalah hasil skrining gizi pada Ny.M
TOTAL SKOR 1
KESIMPULAN : Pasien beresiko malnutrisi rendah
Bila skor > 3, maka dilakukan assessment lanjut oleh Dietisien/Ahli Gizi
Kesimpulan:
349
d. Lembar Asuhan Gizi
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PASAR REBO
Jl. Let. Jend. TB. Simatupang No. 30 Jakarta Timur 13760
Telp. 021 8400109, 8401127 ex.147/148, E-mail: gizirspr@gmail.com
FORMULIR ASUHAN GIZI
Tanggal : 27 Oktober 2021 Nama : Ny.M
: Vertigo, Insufisiensi Hepar,
Diagnosis Medis No. RM : 2021-902690
Hipokalemia
ASESMEN GIZI Umur : 44 tahun
Antropometri JK : Perempuan
IMT : 20,7 kg/m2(Kuczmarski et
BB : 51 kg Tanggal Lahir : 20 Desember 1976
al., 2002)
TB : 157 cm BBI : 51,2 kg (Hutabarat, 2016) Pekerjaan : Tidak Bekerja
: Normal (P2PTM
Tilut : 45 cm LILA : 26 cm Status Gizi
Kemenkes RI, 2018)
Biokimia Klinis/Fisik
4. Hematologi (27/10/2021) 5. Klinis (27/10/2021)
Pemeriksaan Hasil Standar Ket Pemeriksa
Hasil Standar Ket
an
12,2 11,7 – 15,5
Hemoglobin Normal
g/dL g/dL Tekanan 90/60-
darah 120/90 120/80 Normal
Hematokrit 34% 32 – 47% Normal
(MRS) mmHg
4,2 3,8 – 5,2
Eritrosit Normal Tekanan
juta/μL juta/μL 90/60-
darah
105/64 120/80 Normal
8,29 3,60-11,00 (terakhir
Leukosit Normal mmHg
10^3/μL 10^3/μL diperiksa)
Kesimpulan:
350
Ny.M mengalami infeksi/peradangan di dalam tubuh Suhu 36,4 36 -37 oC Normal
(kadar neutrophil batang rendah).
Kesimpulan: Pemeriksaan klinis Ny.M normal.
dan SGPT tinggi) dan ginjal tidak berfungsi dengan Pilek (-)
baik (kreatinin darah tinggi).
Lemah (+)
Lemas (+)
3. Elektrolit (Na, K, Cl) (27/10/2021)
Pemeriksaan Hasil Standar Ket Penurunan nafsu makan (+)
351
Pasien Ny.M mengalami hipokalemia (kalium rendah).
Total energi
= BMR x FA
352
= 1211 x 1,4
= 1695 kkal
Protein
= 15% x 1695 /4 = 64 gr
Lemak
= 25% x 1695 /9 = 47 gr
KH
= 60% x 1695 / 4 = 254 gr
353
Sore: nasi tim ½ p, telur BB rendang biasa 1
bh, oseng tempe kecap 1p, sayur bening
wortel+toge ½ p, pisang barangan 1 bh
Total energi
= BMR x FA x FS
= 1129 x 1,2 x 1,3
= 1731,99 ~ 1700 kkal
Protein
= 1,25 gr/KgBb
= 1,25 x 51 kg
= 63,75 ~ 64 gr
Kalori
= 64 x 4
= 256 kkal
Presentase
= 256/1700 x100%
354
= 15%
Lemak
= 20% x 1700 /9
= 37,7 ~ 38 gr
KH
= 100 – (15% + 20%)
= 100 – 35
= 65%
Gram
= 65% x 1700 /4
= 1105/4
= 276, 25 ~ 276 gr
355
Pasien jarang sekali cek atau kontrol kondisi kesehatan pasien rutin di pelayanan kesehatan terdekat.
Keluhan Utama :
Keluhan utama saat masuk RS adalah pasien mengeluh nyeri ulu hati, pusing berputar sejak 1 hari yang lalu,
disertai dengan mual dan muntah hingga 2 kali.
Terapi Obat :
Nama Obat Dosis Kegunaan Efek Samping
Mual, diare, perdarahan pada
Memperbaiki nafsu makan dan memelihara
Curcuma 3x1 orang dalam kondisi tertentu (batu
kesehatan fungsi hati
ginjal/penyakit autoimun)
Mengobati atau mencegah jumlah kalium Mual, muntah, diare, dan nyeri
KSR 3x1
yang rendah dalam darah perut
Meredakan keluhan vertigo, gangguan Mual, muntah, sakit kepala, dan
Betahistine 2x24 g
pendengaran, dan telinga berdenging gangguan pencernaan
Mencegah serangan migrain dan
pengobatan dan pencegahan vertigo serta Kantuk, mual, kenaikan berat
Flunarizine 2x1
gangguan pada vestibular (bagian telingan badan, gelisah, mulut kering
yang mengatur keseimbangan tubuh)
DIAGNOSIS GIZI
356
16. Domain Intake
NI-2.1 Asupan oral inadekuat yang berkaitan dengan mual, muntah, nyeri ulu hati, dan penurunan nafsu
makan akibat pusing berputar (vertigo/gangguan perfusi cerebral) yang ditandai dengan asupan MRS
pasien yaitu asupan energi sebesar 82% termasuk defisit tingkat ringan dan asupan karbohidrat sebesar
73% termasuk defisit tingkat sedang.
NI-3.1 Asupan cairan tidak adekuat berkaitan dengan asupan elektrolit pasien di bawah batas normal
kecukupan kebutuhan pasien. Ditandai dengan kadar kalium 3,1 mmol/L (rendah) dari batas normal
seharusnya.
357
u) Membantu meningkatkan pengetahuan pasien dan keluarga melalui edukasi gizi terkait diet hati dan
tinggi kalium, pemilihan makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan yang menunjang
keberhasilan diet pasien.
8. Implementasi/Preskripsi Diet
25. Jenis Diet : Diet Hati III, Tinggi Kalium, 1700 Kkal
26. Bentuk Makanan : Makanan Biasa
27. Kode Pemesanan : NB DH III, T.Kalium, Ext. Cair Hepatosol 1x200 cc
28. Rute Pemberian : Oral
29. Frekuensi Makan : 3 kali makan utama dan 2 kali selingan
30. Syarat Diet :
Energi cukup, sesuai dengan kebutuhan yaitu 1731,99 ~ 1700 kkal
Protein cukup diberikan 1,25 gr/KgBb, 15% dari total kebutuhan yaitu 64 gr
Lemak cukup, 20% dari total kebutuhan yaitu 38 gr
Karbohidrat cukup, 65% dari total kebutuhan yaitu 276 gr
Catatan: Pasien diberikan nasi biasa karena pasien tidak mau nasi tim dan bubur, pasien juga tidak dalam
keadaan yang sakit menelan atau kesulitan dalam mengunyah.
9. Edukasi :
ee. Waktu : Oktober 2021
ff. Lokasi : Ruang Rawat Inap Flamboyan/415
gg. Sasaran : Pasien dan keluarga
hh. Media : Leaflet
ii. Metode : Ceramah dan tanya jawab
jj. Materi :
Diet Diet Hati dan Tinggi Kalium (Pengertian, tujuan, dan cara pengaturan makanan diet pasien)
358
13) Klinis : Memonitor pemeriksaan tanda klinis agar tetap normal
14) Fisik : Memonitor pemeriksaan tanda fisik keluhan berkurang
Memahami dan bisa menjawab pertanyaan dengan benar terkait materi edukasi yang
15) Pengetahuan :
disampaikan
359
DAFTAR PUSTAKA
Kartono, D., Hardinsyah, Jahari, A. B., Sulaeman, A., Asturi, M., Soekatri, M., &
Riyadi, H. (2012). Ringkasan Angka Kecukupan Gizi ( AKG ) yang
dianjurkan bagi Orang Indonesia 2012 (pp. 1–18). Rumusan Widyakarya
Nasional Pangan dan Gizi (WNPG) X 2012.
Kuczmarski, R., Ogden, C., & Guo, S. (2002). 2000 CDC Growth Charts for the
United States: Methods and Development. In National Center for Health
Statistics (11th ed., Vol. 246). Vital and Health Statistics.
https://doi.org/10.1590/S1516-35982002000600018
360
ASUPAN SMRS
Nasi
Beras 50 178,5 4,2 0,85 38,55
putih
Minyak 2 18,01 0 2 0
361
SUBTOTAL 268 1,99 1,93 62,59
Nasi
Beras 50 178,5 4,2 0,85 38,55
putih
Snack Wafer
Siang nabati Wafer 5 25 0,5 1 3,5
(15.00) keju
Nasi
Beras 25 89,25 2,1 0,4 19
putih
Mie
Snack Mie 69 300 7 11 43
instan
362
(21.00)
SUBTOTAL 300 7 11 43
363
ASUPAN MRS
Bahan Berat E KH
Waktu Menu P (gr) L (gr)
Makan (gr) (kkal) (gr)
Daging
55 150 9,6 12 0
sapi
Daging terik
Pagi Kecap 3 2,13 0,1 0,039 0,27
Agar
5 12,5 0 0 5
stroberi
Pudding agar
Susu
Snack stroberi 15 76,95 3,69 4,5 5,43
bubuk
Pagi
Gula pasir 5 19,7 0 0 4,7
(10.00)
Pisang
barangan Pisang 80 96 0,96 0,16 25,44
(luar RS)
364
Ikan pepes
Minyak 2 22,1 0 2,5 0
tuna
siam+kacang Kacang
25 7,75 0,575 0,025 1,32
panjang panjang
Kentang
20 12,4 0,42 0,04 6,6
Kukus
Snack
Siang Kue lumpur Tepung
10 33,3 0,9 0,1 8,7
Terigu
(14.00)
SUBTOTAL 65 1 0 20
Telur BB Pasta
Sore 6 4,92 0,2592 0,0282 1,1346
rendang biasa tomat
(17.00)
Minyak 2 22,1 0 2,5 0
365
Minyak 2 22,1 0 2,5 0
Pisang
Pisang 82 90 1,2 0,92 21
barangan
SUBTOTAL 442 21 14 54
366
MENU PERENCANAAN INTERVENSI
Bahan Berat E KH
Waktu Menu P (gr) L (gr)
Makan (gr) (kkal) (gr)
Nasi
Beras 40 142,8 3,36 0,68 30,84
Putih
(10.00) Susu
Susu 48 192 7,2 1,6 36,8
Hepatosol
Nasi
Beras 50 178,5 4,2 0,85 38,55
Putih
Siang
Ayam 75 223,5 13,65 18,75 0
Ayam
(12.00)
Panggang Kecap 3 2,13 0,1 0,039 0,27
Kecap
Minyak 2 18,01 0 2 0
367
Tahu 50 40 5,45 2,35 0,4
Tahu
Bacem Kecap 3 2,13 0,1 0,039 0,27
Basah
Minyak 2 18,01 0 2 0
Pisang
Pisang 82 90 1,2 0,92 21
Barangan
Tepung
10 33,3 0,9 0,1 7,72
Terigu
Cocoa
8 29 1,6 1,067 4
Powder
Nasi
Beras 40 142,8 3,36 0,68 30,84
Putih
368
Tahu
Opor Minyak 2 18,01 0 2 0
Putih
Minyak 1 8,08 0 1 0
Pisang
Pisang 115 124,2 1,15 0,92 27,945
Ambon
369
LAPORAN STUDI KASUS HARIAN
PENATALAKSANAAN GIZI
PADA KASUS DIABETES MELLITUS TIPE 2 DAN HIPOKALEMIA
RUANG RAWAT INAP FLAMBOYAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PASAR REBO
Disusun Oleh :
Gita Amelia 1810714025
370
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan studi kasus harian Diabetes Mellitus Tipe 2 Dan Hipokalemia dibuat
dan diajukan sebagai syarat kelengkapan dan bukti kegiatan Magang Manajemen
Asuhan Gizi Klinik (MAGK) di Rumah Sakit Umum Daerah Pasar Rebo. Tahun
Ajaran 2021/2022.
Disusun oleh :
Gita Amelia 1810714025
371
a. Lembar Skrining Gizi
Alat skrining gizi yang digunakan di RSUD Pasar Rebo adalah MST (The
Screening Tools for Risk of Impaired Nutritional Status and Growth). Skrining
gizi dilakukan untuk melihat atau mengidentifikasi adanya resiko mengalami
malnutrisi pada pasien sehingga akan dilakukan tindak lanjut pada asuhan gizi.
Dibawah adalah hasil skrining gizi pada Ny.M
TOTAL SKOR 1
KESIMPULAN : Pasien beresiko malnutrisi rendah
Bila skor > 3, maka dilakukan assessment lanjut oleh Dietisien/Ahli Gizi
Kesimpulan:
372
b. Lembar Asuhan Gizi
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PASAR REBO
Jl. Let. Jend. TB. Simatupang No. 30 Jakarta Timur 13760
Telp. 021 8400109, 8401127 ex.147/148, E-mail: gizirspr@gmail.com
FORMULIR ASUHAN GIZI
Tanggal : 26/10/2021 Nama : Ny.M
: Diabetes Mellitus Tipe 2 Dan
Diagnosis Medis No. RM : 2020-860642
Hipokalemia
ASESMEN GIZI Umur : 46 tahun
Antropometri JK : Perempuan
IMT : 27,9 kg/m2(Kuczmarski et al.,
BB : 76 kg Tanggal Lahir : 16 Maret 1975
2002)
Pendidikan :
TB : 165 cm BBI : 58,5 kg (Hutabarat, 2016) SMA
Terakhir
Tilut : 50 cm LILA : 39 cm Pekerjaan : Tidak Bekerja
: Obesitas Tingkat 1
Status Gizi (P2PTM Kemenkes RI,
2018)
Biokimia Klinis/Fisik
5. Hematologi (26/10/2021) 6. Klinis (26/10/2021)
Pemeriksaan Hasil Standar Ket Pemeriks
Hasil Standar Ket
aan
12,5 11,7 – 15,5
Hemoglobin Normal
g/dL g/dL Tekanan 90/60-
373
Respirator 14-20
20 Normal
3. Elektrolit (26/10/2021) y rate kali/menit
Ketidakseimbangan cairan
(+)
dan elektrolit
Kesimpulan:
Ny.M mengalami nyeri di bagian ulu hati dan
tulang belakang, tampak lemas, kram dan lemah di
seluruh badan, mual, penurunan nafsu makan
akibat mual dan nyeri di ulu hati. Pasien juga
didiagnosis mengalami ketidakseimbangan cairan
dan elektrolit.
374
Konsumsi yang paling disukai dan sering adalah Selingan : bakso 1p, pangsit rebus 2 bh
bakso, dan pangsit rebus Siang : nasi putih 1p, sayur sop 1p, tahu 2 bh
Makanan utama yang biasanya paling sering Selingan : buah melon 2 bh, mie instan 1p,
dikonsumsi adalah nasi uduk dan lontong nugget 3 bh
Ny.M sangat menyukai makanan yang bersantan Malam : nasi putih, sayur sop, tahu 2 bh
dan berlemak karena membuat makanan lebih
enak dan gurih seperti nasi padang, tetelan, dan o. Perhitungan Kebutuhan Energi SMRS :
jeroan. BBA : 76
Sayuran biasanya sering disayur kuah TB : 165
pengolahannya seperti bening bayam, tumis IMT : 27,9 kg/m²
kangkung, dan sop BBI : (TB-100) x 0,9
Jajanan luar yang sering dibeli cendol dawet = (165-100) x 0,9 = 58,5 kg
Memiliki alergi pada udang dan debu
Kebiasaan saat pagi adalah minum teh manis Energi Basal (A)
dengan tambahan gula pasir = 25 kkal x BBI
Akses makanan mudah dan terjangkau = 25 kkal x 58,5
Tidak ada pantangan selama sehat Energi untuk kondisi stress (C)
Pasien Ny.M lebih sering beli jajanan selingan di = 10% x energi basal
375
= 1828 ~ 1800 kkal
Kebutuhan Karbohidrat
= 60% x 1800 /4
= 270 gr
Kebutuhan Protein
= 15% x 1800 /4
= 67,5 gr
Kebutuhan Lemak
= 25% x 1800 /9
= 50 gr
376
Sore: nasi tim ½ p, daging kare 1 ptg, tahu
bistik 1 bh, sup sayuran ½ p, pisang raja 1 bh
377
= 255 gr
Kebutuhan Protein
= 15% x 1700 /4
= 63,7 gr
Kebutuhan Lemak
= 25% x 1700 /9
= 47 gr
378
Riwayat Penyakit Keluarga :
Pasien tidak memiliki riwayat penyakit keluarga yang serupa.
Keluhan Utama :
Keluhan utama saat masuk RS adalah pasien merasa tubuhnya tidak bisa bergerak kram, lemas dan lemah
seluruh badan dan nyeri di bagian ulu hati dan tulang belakang tidak bisa digerakkan.
Terapi Obat :
Nama Obat Dosis Kegunaan Efek Samping
Menangani gejala atau penyakit yang Mual, muntah, sakit
Ranitidine 50 mg berkaitan dengan produksi asam kepala, ruam, konstipasi,
berlebih di dalam lambung dan diare
Mencegah serta mengobati mual dan Sakit kepala, sembelit,
Ondansetron 4 mg muntah yang bisa disebabkan oleh meriang, mengantuk,
efek samping lelah dan lemah
DIAGNOSIS GIZI
19. Domain Intake
NI-2.1 Asupan oral inadekuat yang berkaitan dengan pasien kesulitan makan (nyeri ulu hati, merasa mual,
lemas dan lemah) yang ditandai dengan kecukupan asupan MRS yaitu energi sebesar 88% termasuk defisit
tingkat ringan dan karbohidrat 74% defisit tingkat sedang.
NI-3.1 Asupan cairan tidak adekuat yang berkaitan dengan yang berkaitan dengan asupan elektrolit
pasien di bawah batas normal kecukupan kebutuhan pasien. Ditandai dengan kadar natrium 134 mmol/L
dan kalium 3,3 mmol/L dari batas normal.
379
NC-3.3 Berat badan obesitas berkaitan dengan asupan lemak SMRS dan MRS berlebih serta aktivitas fisik
kurang (jarang olahraga) ditandai dengan IMT pasien 27,9 kg/m2.
INTERVENSI GIZI
10. Tujuan :
v) Membantu memenuhi asupan oral energi, protein, lemak, dan karbohidrat pasien agar seimbang
sesuai dengan kecukupan kebutuhan pasien.
w) Membantu meningkatkan asupan cairan dan elektrolit kadar natrium dan kalium pasien Ny.M agar
mencapai batas normal
x) Membantu menurunkan kadar GDS pasien agar kembali normal
y) Membantu menurunkan dan memberikan jenis dan jumlah lemak yang sesuai dengan kebutuhan
kecukupan pasien agar kembali normal
z) Meningkatkan pengetahuan pasien dan keluarga pasien melalui edukasi gizi terkait diet diebates
mellitus dan tinggi kalium serta tips sehat (aktivitas fisik) yang menunjang keberhasilan diet.
380
Karbohidrat cukup, 60% dari total kebutuhan yaitu 255 gr.
Catatan: Pasien diberikan buah pisang untuk membantu meningkatkan kadar kalium yang rendah.
12. Edukasi :
a. Waktu : Oktober 2021
b. Lokasi : Ruang Rawat Inap Flamboyan/408
c. Sasaran : Pasien dan keluarga
d. Media : Leaflet
e. Metode : Ceramah dan tanya jawab
f. Materi :
Diet Diabetes Mellitus (Pengertian diet DM, tujuan diet, cara pengaturan makanan, penggunaan
pemanis buatan, lanjutan pengaturan diet, dan tips sehat)
Diet Tinggi Kalium (Pengertian, tujuan, dan cara pengaturan makanan tinggi kalium)
MONITORING DAN EVALUASI
Rencana Monitoring
16) Asupan : Memonitor asupan hingga mencapai >90%
Memonitor pemeriksaan laboratorium berangsur-angsur mendekati batas normal
17) Biokimia :
(kadar GDS, natrium, dan kalium)
18) Klinis : Memonitor pemeriksaan tanda klinis agar tetap normal
19) Fisik : Memonitor pemeriksaan tanda fisik keluhan berkurang
Memahami dan bisa menjawab pertanyaan dengan benar terkait materi edukasi yang
20) Pengetahuan :
disampaikan
381
DAFTAR PUSTAKA
Kartono, D., Hardinsyah, Jahari, A. B., Sulaeman, A., Asturi, M., Soekatri, M., &
Riyadi, H. (2012). Ringkasan Angka Kecukupan Gizi ( AKG ) yang
dianjurkan bagi Orang Indonesia 2012 (pp. 1–18). Rumusan Widyakarya
Nasional Pangan dan Gizi (WNPG) X 2012.
Kuczmarski, R., Ogden, C., & Guo, S. (2002). 2000 CDC Growth Charts for the
United States: Methods and Development. In National Center for Health
Statistics (11th ed., Vol. 246). Vital and Health Statistics.
https://doi.org/10.1590/S1516-35982002000600018
382
ASUPAN SMRS
Daging
45 122,8 7,8 9,9 0
sapi
Mie
15 57,6 2 0,66 10,6
Snack Bakso kuning
(10.00) Sawi
8 2,24 0,18 0,024 0,32
hijau
383
Pangsit Daging
25 68 4 5,5 0
rebus sapi
Nasi
Beras 75 267,75 6,3 1,2 57,8
putih
Bakso
25 50,5 3 3,29 1,89
sapi
Minyak 1 8,08 0 1 0
Buah
Melon 100 37 0,6 0,4 7,8
melon
Snack Mie
Mie 69 300 7 11 43
instan
(16.00)
Nugget 15 44,55 2,3 2,8 2,4
Nugget
Minyak 2 22,1 0 2,5 0
Nasi
Malam Beras 75 267,75 6,3 1,2 57,8
putih
(19.30)
Sayur sop Bakso 25 50,5 3 3,29 1,89
384
Wortel 15 5,4 0,15 0,09 1,18
Minyak 1 8,08 0 1 0
385
ASUPAN MRS
Ayam BB Pasta
6 4,92 0,2592 0,0282 1,1346
Pagi gulai tomat
wortel + Labu
labu siam 25 7,5 0,15 0,025 1,67
Siam
Agar
Agar 5 17,857 0,007 0,01 4,22
Plain
Snack Pudding Susu DM 15 63 2,427 1,699 9,466
(09.00) Coklat
Gula DM 6 24 0 0 6
Bubuk
8 32 1,6 1,067 4
Cocoa
386
Telur
Opor Minyak 2 22,1 0 2,5 0
Putih
Katuk Labu
Labu Siam Siam 25 7,5 0,15 0,025 1,67
Buah
Pepaya 55 25,3 0,27 6,6 6,71
Pepaya
Kentang
20 12,4 0,42 0,04 6,6
Kukus
Snack Talam
Tepung
(14.00) Kentang 10 33,3 0,9 0,1 8,7
Terigu
Gula DM 5 20 0 0 5
387
Minyak 2 22,1 0 2,5 0
Minyak 1 8,08 0 1 0
Pisang
Pisang 110 132 1,32 0,22 38,98
Raja
388
MENU PERENCANAAN INTERVENSI
Bahan Berat E KH
Waktu Menu P (gr) L (gr)
Makan (gr) (Kkal) (gr)
(06.30)
Makaroni 35 123,55 3,045 0,14 27,545
Sup
Wortel 50 18 0,5 0,3 5,95
Makaroni
Minyak 2 22,1 0 2,5 0
Total 543 19 19 72
Tepung
15 49,95 1,35 0,15 11,58
Terigu
Tepung
10 36,3 0,11 0,05 8,82
Tapioka
Snack
Dadar Gula
Pagi 6 24 0 0 6
Gulung Pasir DM
(09.00)
Gula
Merah 5 10,4895 0 0 3,6
DM
389
Pasta
Daging 6 4,92 0,2592 0,0282 1,1346
Tomat
Rendang
Minyak 2 22,1 0 2,5 0
Pisang
Pisang 110 132 1,32 0,22 38,98
Raja
Total 631 26 14 93
Snack Tepung
Pudding 15 54,6 0,675 0,15 12,525
Siang Hunkue
Hunkue
(14.00) Gula DM 6 24 0 0 6
Total 79 1 0 19
Telur BB Pasta
6 4,92 0,2592 0,0282 1,1346
Sore Tomat Tomat
390
Buncis 15 5,1 0,36 0,045 1,08
Sup
Kentang 35 21,7 0,735 0,07 4,725
Sayuran
Minyak 1 8,08 0 1 0
Pisang
Pisang 100 108 1 0,8 24,3
Ambon
Total 525 14 14 77
391
LAPORAN STUDI KASUS HARIAN
PENATALAKSANAAN GIZI
PADA KASUS ELEKTROLIT IN BALANCE, ACITES DYSPNEA, CKD
RUANG RAWAT INAP FLAMBOYAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PASAR REBO
Disusun Oleh :
Farah Devina Ramadhianti 1810714090
392
LEMBAR PENGESAHAN
Disusun oleh :
Farah Devina Ramadhianti 1810714090
393
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PASAR REBO
Jl. Let. Jend. TB Simatupang No.30 Jakarta Timur 13760
Telp. 021 8400109, 8401127 ec.147/148, E-mail:
gizirspr@gmail.com
SKRINING GIZI AWAL
Tanggal: 13/10/2021
Diagnosa Medis: Elektrolit in Nama : Tn. Z
balance, Acites Dyspnea, Aki dd No.RM : 2021-901801
CKD Jenis Kelamin : Laki-laki
BB: 70 kg Umur : 66 tahun
TB/PB: 167 cm
Parameter
Apakah pasien mengalami penurunan BB yang tidak
1. ( 0 )
direncanakan/tidak diinginkan dalam 6 bulan terakhir?
*Tidak =0
*Tidak yakin =2
*Ya, ada penurunan sebanyak
1 – 5 kg =1
6 – 10 kg =2
11 – 15 kg =3
>15 kg =4
Tidak tahu berapa
=2
penurunannya
2. Apakah asupan makan pasien berkurang karena penurunan
( 0 )
nafsu makan/kesulitan menerima makanan?
*Tidak =0
*Ya =1
Jumlah skor keseluruhan 2
Hasil
0 = beresiko rendah
1 = beresiko sedang
≥2 = beresiko tinggi
394
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PASAR
REBO
Jl. Let. Jend. TB Simatupang No.30 Jakarta Timur
13760
Telp. 021 8400109, 8401127 ec.147/148, E-mail:
gizirspr@gmail.com
FORMULIR ASUHAN GIZI
Tanggal: 13/10/2021 Nama : Tn. Z
Diagnosa Medis: Acites Dyspnea, No.RM : 2021-901801
Aki dd CKD Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 66 tahun
ASESMEN GIZI
BB: 70 kg IMT: 25 kg/m2
Status Gizi : Normal
TB: 167 cm BBI: 60,3 kg
Biokimia Klinis/Fisik
Hemoglobin : 10,4 g/dL (rendah) Klinis:
Hematokrit : 26% (rendah)
Eritrosit : 3,3 juta/µL (rendah) Kesadaran : compos mentis
Kalium : 3,0 mmol/L (rendah) Suhu : 37,5 oC
Ureum : 196 (sangat tinggi) Nadi : 98 kali/menit
Kreatinin : 6,43 (sangat tinggi) Pernapasan : 20 kali/menit
eGFR : 9,3 (sangat rendah)
Fisik:
Hasil USG Abdomen sesak napas, menggigil, lemah, nyeri
Hidronefrosis ringan kanan (+) otot, mual muntah, nyeri abdomen
395
uduk/bubur/soto untuk sarapan dan bakwan 1buah, kerupuk, kopi hitam
makan malam. Untuk makan siang 1cangkir.
dari nasi box yang diberikan dari 12.00 : Nasi 2ctg, capcay 3sdm,
tempat bekerjanya (biasanya berisi rendang 1ptg, kerupuk,
nasi, sayur dan lauk hewani). 17.00 : Risoles 2 buah
18.00 : Kue putu beras 3 buah
21.00 : Nasi goreng 1 porsi, kerupuk
Perhitungan Kebutuhan Energi (Par’i et al., 2017) :
BBI = (TB-100) – 10%(TB-100)
= (167-100) – 10% (167-100)
= 60,3 kg
Rumus Perhitungan Mifflin (Suryani et al., 2018):
REE = 10 x BBA + 6,25 x TB – 5 x U + 5
= (10 x 60,3)+ (6,25 x 167) – (5 x 66) + 5
= 1.330,75 kkal
TEE = REE x Aktivitas fisik x Faktor stress
= 1.330,75 x 1,4 x 1,1
= 2.049.3 kkal ~ 2000 kkal
15% 𝑥 2000
Keb. Protein = = 75 gram
4
25% 𝑥 2000
Keb. Lemak = = 56 gram
9
60% 𝑥 1809
Keb. Karbohidrat = = 300 gram
4
396
10.00 : Puding batik coklat 1p
12.00 : Nasi tim 1p, tempe bumbu
tomat 1p, sup bayam wortel 1p, pisang
barangan 1p
15.00 : Bolu pelangi 1p
17.00 : Nasi tim 1p, perkedel kentang
kukus 1p, tahu bumbu kuning 1p,
pepaya 1p
Perhitungan Kebutuhan Energi:
BBI = (TB-100) – 10%(TB-100)
= (167-100) – 10% (167-100)
25% 𝑥 1809
= 60,3 Lemak = 9
397
Riwayat Penyakit:
Tn.Z memiliki riwayat penyakit hipertensi tidak terkontrol
Keluhan Utama :
Tn.Z merasakan sesak dan perut kian membesar
Terapi Obat :
Sebelum masuk RS Tn.Z tidak mengkonsumsi obat apapun. Selama dirawat di
RS, Tn.Z mendapatkan terapi obat Ondasentron, asam folat, B12, bionat, dan
furosemide.
DIAGNOSIS GIZI
Domain Intake
NI-2.1 Intake oral tidak adekuat berkaitan dengan menurunnya nafsu makan
dan kepercayaan yang salah terhadap pemilihan makanan ditandai
dengan pemenuhan asupan MRS energi hanya sebesar 61,60%, protein
56,86%, lemak 40,78% dan karbohidrat 70,88%.
Domain Klinis
NC-2.2 Perubahan nilai laboratorium gizi berkaitan dengan gangguan fungsi
ginjal ditandai dengan kadar ureum dan kreatinin sangat tinggi yaitu
196 mg/dL dan 6,43 mg/dL, serta nilai eGFR sangat rendah yaitu 9,3.
NC-2.2 Perubahan nilai laboratorium gizi berkaitan dengan elektrolit in
balance ditandai dengan kadar hemoglobin, hematokrit, eritrosit, dan
kalium yang rendah.
Domain Behaviour
NB-1.2 Perilaku yang salah mengenai pemilihan makanan yang dikonsumsi
398
berkaitan dengan perilaku menghindari konsumsi lauk hewani
ditandai dengan pemenuhan MRS protein hanya 56,86% dan lemak
hanya 40,78%
INTERVENSI GIZI
1. Tujuan Intervensi
- Memberikan asupan energi dan gizi sesuai kebutuhan
- Membantu menurunkan kadar kreatinin darah serta menjaga
eGFR tidak semakin menurun
- Meningkatkan pengetahuan melalui edukasi gizi tentang
gambaran umum diet rendah protein, diet rendah garam, makanan
yang dianjurkan dan tidak dianjurkan serta contoh
menu makanan sehari.
2. Syarat Diet
- Energi dan protein cukup berdasarkan panduan Pernefri
- Lemak cukup, yaitu 25% dari kebutuhan energi
- Karbohidrat cukup, yaitu kebutuhan energi total dikurangi energi
energi yang berasal dari protein dan lemak
- Natrium 1.200 mg atau setara dengan 4 gram garam (1 sdt garam)
3. Terapi Diet
Jenis diet : Diet Rendah Protein III (40 gr)
Bentuk makanan : Lunak
Rute makanan : Oral
Frekuensi : 3x makan utama dan 2x selingan
4. Edukasi
Gambaran umum tentang penyakit CKD, diet rendah protein, diet rendah
garam, makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan serta contoh menu
makanan sehari.
MONITORING DAN EVALUASI
Rencana Monitoring
1. Asupan : Mencapai asupan sampai 100% dari kebutuhan
2. Biokimia : Tidak terdapat penurunan eGFR dan kreatinin darah menurun.
3. Klinis : Tekanan darah berangsur-angsur normal
399
4. Fisik : Rasa sakit di dada berkurang
5. Pengetahuan : Peningkatan pengetahuan mengenai gizi dan makanan
ditandai dengan asupan makan yang sesuai dan kemampuan menjawab
pertanyaan dengan benar
400
DAFTAR PUSTAKA
Kresnawan, T. 2014. Asuhan Gizi Pada Hipertensi. Gizi Indonesia 34(2): 143–147.
DOI:10.36457/gizindo.v34i2.110.
Par’i, H.M., Wiyono, S., Harjatmo, T.P. 2017. Penilaian Status Gizi. Tahun 2017.
Jakarta: Kementrian Kesehatan RI.
Suryani, I., Isdiany, N., Kusumayanti, G.A.D. 2018. Dietetik Penyakit Tidak
Menular. Tahun 2018. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.
WNPG. 2012. Ringkasan - Angka Kecukupan Gizi ( AKG ) yang dianjurkan bagi
Orang Indonesia 2012. Jurnal (April 2017): 1–18. Diambil dari
https://www.researchgate.net/publication/316095861_Ringkasan__Angka
_Kecukupan_Gizi_Akg_Yang_Dianjurkan_Bagi_Orang_Indonesia_2012
401
LAMPIRAN
Waktu
Menu URT E P L KH Natrium
Makan
Nasi
2 centong 236.1 4.2 3 47 2
uduk
Tempe 1/2 ptg
72.1 2.9 4 2.5 168.4
orek sedang
Kentang 1 ptg
26.5 0.2 2 2.2 0.9
balado besar
Sarapan 1
Bihun 55.3 0.2 2 2.2 0.4
(08.00) mangkuk
Telur
1 butir 92 4.6 7.9 0.5 45.6
dadar
Bakwan 1 potong 235 2.1 16.2 15.7 0.4
Kerupuk 1 biji 19 4.6 0.4
Kopi
1 gls sdg 32.3 1.6 6.4 48.5
hitam
Nasi
2 centong 260 4.8 0.4 57.2
putih
Makan
1
siang Capcay 29.2 1.3 2.5 0.3 3.9
mangkuk
(13.00)
Rendang 1 ptg sdg 133 10 7.7 4.8 0.8
Kerupuk 1 biji 19 4.6 0.4
Selingan Risoles 1 biji 98.8 4.1 3 13.3 10
sore Kue putu
2 biji 361.8 5.1 3.8 76 8.6
(16.00) beras
402
Makan
Nasi
malam 1 centong 249.1 7.2 5 2047
goreng
(20.00)
TOTAL 2324.8 51.5 80.6 341.8 2405
KEBUTUHAN 2000 75 56 300 1500
% ASUPAN 110.7% 65% 138% 108% 160%
403
Lampiran II. Pola Makan SMRS
Waktu Berat
Menu E P L KH Natrium
Makan (gr)
Nasi tim 200 175 4 40
Sarapan
Cah wortel
(08.00) 60 34 0.8 1.3 5.5 20.7
+ baby corn
Selingan
Puding
pagi 20 27.7 0.44 0.49 5.9 6.4
batik coklat
(10.00)
Nasi tim 200 175 4 40
Makan Sup bayam
75 21.1 0.9 1.2 2.2 32
siang wortel
(13.00) Pisang
50 46 0.5 0.3 11.7 0.5
barangan
Selingan
Bolu
siang 75 293.5 8.8 8 45.9 61.7
pelangi
(14.00)
Nasi tim 200 175 4 40
Perkedel
kentang 30 53.8 0.6 3 6.5 1.5
Makan
kukus
malam
Tahu
(20.00)
bumbu 65 66.6 5.3 5.1 1.2 4.6
kuning
Pepaya 100 39 0.6 0.1 9.8 3
TOTAL 1108 27.8 20.4 204.5 1288.15
KEBUTUHAN 1800 36 50.25 303 1200
% ASUPAN 62% 57% 41% 71% 107%
404
Lampiran III. Perencanaan Menu Sehari
Nama Nama
Waktu Berat Energi Protein Lemak KH Natrium
Menu Bahan
Nasi
Beras 100 234.2 4.4 0.4 51.4
Tim
Kacang
30 96.9 6.87 0.45 17.04 18
Selingan Bubur Hijau
(30%) LC
Kecap 10 7.1 0.57 0.13 0.9
Perkedel
Tahu Tahu 30 24 3.27 1.41 0.24 3.5
Kukus
405
Wortel 30 10.8 0.3 0.18 2.37 18
Sup
Kentang 30 18.6 0.63 0.06 4.05 1.5
Sayuran
Minyak 2 44.2 0 5 0
Buah
Pepaya 100 46 0.5 0.1 12.2 3
Jus
Kentang
20 12.4 0.42 0.04 2.6 1.5
kukus
Tepung
10 33.3 0.9 0.1 7.7 1.8
terigu
Selingan
Kue Telur 5 7.7 0.62 0.54 0.03 45.6
Sore
Lumpur Gula
(10%) 5 19.7 0 0 4.7 0.1
pasir
406
SUBTOTAL 1730.66 40.32 48.1 300.63 1180.9
Kebutuhan 1800 36 50.25 303 1200
Persentase% 96% 112% 96% 99% 98%
407
LAPORAN STUDI KASUS HARIAN
PENATALAKSANAAN GIZI
PADA KASUS SELULITIS DM PEDIS DIN, DM AKI
RUANG RAWAT INAP FLAMBOYAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PASAR REBO
Disusun Oleh :
Farah Devina Ramadhianti 1810714090
408
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan studi kasus harian Selulitis DM PEDIS DIN, DM AKI dibuat dan
diajukan sebagai syarat kelengkapan dan bukti kegiatan Magang Manajemen
Asuhan Gizi Klinik (MAGK) di Rumah Sakit Umum Daerah Pasar Rebo. Tahun
Ajaran 2021/2022.
Disusun oleh :
Farah Devina Ramadhianti 1810714090
409
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PASAR REBO
Jl. Let. Jend. TB Simatupang No.30 Jakarta Timur 13760
Telp. 021 8400109, 8401127 ec.147/148, E-mail:
gizirspr@gmail.com
SKRINING GIZI AWAL
Tanggal: 13/10/2021
Nama : Tn. A
Diagnosa Medis: Selulitis DM
No.RM : 2021-877042
Pedis Din, DM AKI
Jenis Kelamin : Laki-laki
BB: 81.4 kg
Umur : 46 tahun
TB/PB: 165 cm
Parameter
Apakah pasien mengalami penurunan BB yang tidak
1. ( 0 )
direncanakan/tidak diinginkan dalam 6 bulan terakhir?
*Tidak =0
*Tidak yakin =2
*Ya, ada penurunan sebanyak
1 – 5 kg =1
6 – 10 kg =2
11 – 15 kg =3
>15 kg =4
Tidak tahu berapa
=2
penurunannya
2. Apakah asupan makan pasien berkurang karena penurunan
( 0 )
nafsu makan/kesulitan menerima makanan?
*Tidak =0
*Ya =1
Jumlah skor keseluruhan 2
Hasil
0 = beresiko rendah
1 = beresiko sedang
≥2 = beresiko tinggi
410
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PASAR
REBO
Jl. Let. Jend. TB Simatupang No.30 Jakarta Timur
13760
Telp. 021 8400109, 8401127 ec.147/148, E-mail:
gizirspr@gmail.com
FORMULIR ASUHAN GIZI
Tanggal: 13/10/2021 Nama : Tn. A
Diagnosa Medis: Selulitis DM Pedis No.RM : 2021-877042
Din, DM AKI Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 46 tahun
ASESMEN GIZI
BB: 70 kg IMT: 30 kg/m2
Status Gizi : Obesitas II
TB: 165 cm BBI: 58.5 kg
Biokimia Klinis/Fisik
GDS : 300 mg/dL
Klinis:
Hemoglobin : 11,4 g/dL (rendah)
Hematokrit : 32% (rendah)
Eritrosit : 4,0 juta/µL (rendah)
Leukosit : 36 juta/µL (sangat
tinggi) Kesadaran : compos mentis
Trombosit : 6,4 juta/µL (sangat Suhu : 37,9 oC
tinggi) Nadi : 120 kali/menit
Ureum : 121 mg/dl (sangat Pernapasan : 20 kali/menit
tinggi)
Kreatinin : 5,37 mg/dl (sangat Fisik:
tinggi) Luka di kaki kiri, mual, muntah, demam
eGFR : 12,3 (sangat rendah)
411
Tn. A biasa konsumsi nasi 2
centong dengan sayur sup 1
mangkuk. Untuk lauk hewani
07.00 : Teh manis 1 gls
seperti ikan dan ayam hanya
10.00: Biskuit malkist 3 biji
seminggu sekali karena
12.00 : Nasi uduk 2ctg, tempe orek
keterbatasan ekonomi. Selain itu,
2sdm, kentang balado 1 sdm, bihun,
setiap pagi Tn. A biasa konsumsi
bakwan 1buah, kerupuk
teh manis 1 gelas besar dengan
17.00 : Risoles 2 buah
gula 1 sdt manis semu. Buah yang
21.00 : Nasi 2ctg, ayam kecap 1 ptg,
paling sering dikonsumsi adalah
sayur bayam 1 mangkuk
pepaya, biasanya seminggu 3kali.
Saat di RS, pasien tidak memakan
nasi tim karena merasa mual.
Perhitungan Kebutuhan Energi
SMRS: Total Kebutuhan Energi
BBI = (TB-100) x 0,9 = (A) + (B) + (C) – (D)
= (165-100) x 0,9 = 1462,5 + 292,5 + 146,25 – 73
= 58,5 kg = 1828 ~ 1800 kkal
412
= 5% x Energi basal
= 5% x 1462,5 = 73 kkal
Kecukupan asupan SMRS:
Energi : 1506 kkal (84%%) = Defisit tingkat ringan
Protein : 33,8 g (50%) = Defisit tingkat berat
Lemak : 52.6 g (105%) = Normal
Karbohidrat : 204.4 g (76%) = Defisit tingkat berat
Asupan MRS :
07.00 : ayam BB gulai 50g,
bening wortel + labu siam 100g
10.00 : Puding batik coklat 20g
12.00 : telur opor putih 40g,
tempe BB bali 30g, bening katuk labu
siam 100g, papaya 75g
15.00 : talam kentang 30g
19.00 : daging kare 40g, tahu bistik
30g, sup sayuran 100g, pisang raja 55g
Perhitungan Kebutuhan Energi: Total Kebutuhan Energi
BBI = (TB-100) x 0,9 = (A) + (B) + (C) – (D)
= (165-100) x 0,9 = 1462,5 + 146,25+ 146,25 – 73
= 58,5 kg = 1682 ~ 1700 kkal
413
= 10% x 1462,5 = 146,25 kkal = 60% 𝑥 1700⁄4
= 255 gram
Koreksi umur (D)
= 5% x Energi basal
= 5% x 1462,5 = 73 kkal
Kecukupan asupan MRS:
Energi : 807.7 kkal (48%) = Defisit tingkat berat
Protein : 33.5 g (52%) = Defisit tingkat berat
Lemak : 38.8 g (83%) = Defisit tingkat ringan
Karbohidrat : 88.8 g (35%) = Defisit tingkat berat
Riwayat Personal
Riwayat Personal:
Tn.A bekerja sebagai kurir ekspedisi. Tn.A bekerja dari pagi hingga malam, dari
hari senin-sabtu. Hari libur diisi dengan aktivitas menonton tv. Pasien memiliki
3 anak.
Riwayat Penyakit:
Tn.A memiliki riwayat penyakit hipertensi tidak terkontrol
Keluhan Utama :
Luka di kaki kiri, mual dan muntah
Terapi Obat :
Sebelum masuk RS Tn.A tidak mengkonsumsi obat apapun. Selama dirawat di
RS, Tn.A mendapatkan terapi obat Glibenclamid dan Metformin.
DIAGNOSIS GIZI
414
Domain Intake
NI-2.1 Intake oral tidak adekuat berkaitan dengan menurunnya nafsu makan
akibat mual muntah dan kepercayaan yang salah terhadap pemilihan
makanan ditandai dengan pemenuhan asupan MRS energi hanya
sebesar 48%, protein 52%, lemak 83% dan karbohidrat 35%.
Domain Klinis
NC-2.1 Gangguan penggunaan zat gizi berkaitan dengan gangguan fungsi
endokrin (Diabetes Mellitus) ditandai oleh GDS 300 mg/dL dan luka
pada kaki kiri
Domain Behaviour
NB-1.3 Tidak siap terhadap perubahan diet atau gaya hidup berkaitan dengan
masalah finansial yang menyebabkan gangguan untuk melakukan
perubahan ditandai dengan pemenuhan asupan MRS energi hanya
sebesar 48%, protein 52%, lemak 83% dan karbohidrat 35%.
INTERVENSI GIZI
1. Tujuan Intervensi
- Membantu memenuhi asupan oral energi, protein, lemak, dan
karbohidrat pasien agar seimbang sesuai dengan kecukupan
kebutuhan pasien.
- Membantu menurunkan kadar GDS pasien agar kembali normal
- Membantu menurunkan dan memberikan jenis dan jumlah lemak
yang sesuai dengan kebutuhan kecukupan pasien agar kembali
normal
- Meningkatkan pengetahuan pasien dan keluarga pasien melalui
edukasi gizi terkait diet diebates mellitus dan tinggi kalium serta
tips sehat (aktivitas fisik) yang menunjang keberhasilan diet.
2. Syarat Diet
- Energi cukup berdasarkan panduan Perkeni
- Protein cukup, 15% dari kebutuhan energi
- Lemak cukup, 25% dari kebutuhan energi
- Karbohidrat cukup, 60% dari kebutuhan energi
3. Terapi Diet
415
Jenis diet : Diet Diabetes Mellitus
Bentuk makanan : Lunak
Rute makanan : Oral
Frekuensi : 3x makan utama dan 2x selingan
4. Edukasi
Gambaran umum tentang diet DM, tujuan diet, cara pengaturan makanan,
penggunaan pemanis buatan, dan lanjutan pengaturan diet.
MONITORING DAN EVALUASI
Rencana Monitoring
1. Asupan : Memonitor asupan mencapai 90-100% dari kebutuhan
2. Biokimia : Memonitor pemeriksaan laboratorium berangsur-angsur
mendekati batas normal (kadar GDS dan natrium).
3. Klinis : Memonitor suhu tubuh, nadi, dan pernapasan agar mencapai
normal
4. Fisik : Penyembuhan luka di kaki dan monitor rasa mual
5. Pengetahuan : Peningkatan pengetahuan mengenai gizi dan makanan
ditandai dengan asupan makan yang sesuai dan kemampuan menjawab
pertanyaan dengan benar
416
DAFTAR PUSTAKA
Par’i, H.M., Wiyono, S., Harjatmo, T.P. 2017. Penilaian Status Gizi. Tahun 2017.
Jakarta:Kementrian Kesehatan RI.
Suryani, I., Isdiany, N., Kusumayanti, G.A.D. 2018. Dietetik Penyakit Tidak
Menular. Tahun 2018. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.
WNPG. 2012. Ringkasan - Angka Kecukupan Gizi ( AKG ) yang dianjurkan bagi
Orang Indonesia 2012. Jurnal (April 2017): 1–18. Diambil dari
https://www.researchgate.net/publication/316095861_Ringkasan__Angka
_Kecukupan_Gizi_Akg_Yang_Dianjurkan_Bagi_Orang_Indonesia_2012
417
LAMPIRAN
418
Lampiran II. Pola Makan SMRS
Waktu Bahan Berat
Menu E P L KH
Makan Makanan (gr)
Ayam 50 149 9.1 12.5
Ayam bb
Pasta tomat 5 4.1 0.2 0.02 0.94
gulai
Sarapan Minyak 2 22.1 2.5
(07.00) Bening Wortel 50 18 0.5 0.3 3.9
wortel
Labu siam 50 15 0.3 0.05 3.8
labu siam
Selingan Puding
pagi batik 20 27.7 0.44 0.49 5.9
(10.00) coklat
Telur opor Telur 40 61.6 4.9 4.32 0.3
putih Minyak 2 22.1 2.5
Makan
Sup Bayam 50 8 0.5 0.2 1.4
siang
bayam Wortel 50 18 0.5 0.3 3.9
(13.00)
wortel Minyak 2 22.1 2.5
Buah Pepaya 75 39 0.6 0.1 9.8
Tepung
20 88.25 1.8 0.12 20
Selingan Beras
Talam
siang Kentang 10 6.2 0.2 0 1.4
kentang
(14.00) Santan 5 16.2 0.21 1.7 0.28
Gula 5 19.7 0 0 4.7
Daging 40 69.6 7.8 4 0
Daging
Pasta tomat 5 4.1 0.2 0.02 0.94
kare
Minyak 2 22.1 2.5
Makan
Tahu 30 24 3.3 1.4 0.2
malam Tahu
Kecap 10 7 0.6 0.12 0.9
(20.00) bistik
Minyak 2 22.1 2.5
Sup Wortel 40 14.4 0.4 0.24 3.12
sayuran Buncis 30 10.2 0.7 0.1 2.2
419
Tomat 30 7.2 0.4 0.2 1.4
Buah Pisang raja 75 90 0.9 0.2 23.8
TOTAL 807.7 33.5 38.8 88.8
KEBUTUHAN 1700 64 47 255
% ASUPAN 48% 52% 83% 35%
420
Lampiran III. Perencanaan Menu Sehari
Nama Nama
Waktu Berat Energi Protein Lemak KH
Menu Bahan
Nasi
Beras 100 234.2 4.4 0.4 51.4
Tim
Kacang
30 96.9 6.87 0.45 17.04
Bubur Hijau
Selingan
Kacang Santan 2 6.5 0.1 0.7 0.1
Pagi
Hijau Gula
(10.00)
DM merah 5 18.4 0 0 4.6
DM
(13.00) LC
Kecap 10 7.1 0.57 0.13 0.9
Perkedel
Tahu Tahu 30 24 3.27 1.41 0.24
Kukus
421
Wortel 30 10.8 0.3 0.18 2.37
Sup
Kentang 30 18.6 0.63 0.06 4.05
Sayuran
Minyak 2 44.2 0 5 0
Buah
Pepaya 100 46 0.5 0.1 12.2
Jus
Kentang
20 12.4 0.42 0.04 2.6
kukus
Tepung
10 33.3 0.9 0.1 7.7
terigu
Selingan Kue
Telur 5 7.7 0.62 0.54 0.03
Sore Lumpur
(15.00) DM Gula
5 19.7 0 0 4.7
pasir DM
422
SUBTOTAL 1730.66 60.32 48.1 258.63
Kebutuhan 1700 64 47 255
Persentase% 102% 94% 102% 101%
423
LAPORAN STUDI KASUS HARIAN
PENATALAKSANAAN GIZI
PADA KASUS POLIP HIDUNG
RUANG RAWAT INAP DAHLIA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PASAR REBO
Disusun Oleh :
Farah Devina Ramadhianti 1810714090
424
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan studi kasus harian Polip Hidung dibuat dan diajukan sebagai syarat
kelengkapan dan bukti kegiatan Magang Manajemen Asuhan Gizi Klinik (MAGK)
di Rumah Sakit Umum Daerah Pasar Rebo. Tahun Ajaran 2021/2022.
Disusun oleh :
Farah Devina Ramadhianti 1810714090
425
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PASAR REBO
Jl. Let. Jend. TB Simatupang No.30 Jakarta Timur 13760
Telp. 021 8400109, 8401127 ec.147/148, E-mail:
gizirspr@gmail.com
SKRINING GIZI AWAL
Tanggal: 17/10/2021 Nama : Nn.K
Diagnosa Medis: Polip Hidung No.RM : 2021-902167
BB: 48.8 kg Jenis Kelamin : Perempuan
TB/PB: 160 cm Umur : 17 tahun
Parameter
Apakah pasien mengalami penurunan BB yang tidak
1. ( 0 )
direncanakan/tidak diinginkan dalam 6 bulan terakhir?
*Tidak =0
*Tidak yakin =2
*Ya, ada penurunan sebanyak
1 – 5 kg =1
6 – 10 kg =2
11 – 15 kg =3
>15 kg =4
Tidak tahu berapa
=2
penurunannya
2. Apakah asupan makan pasien berkurang karena penurunan
( 1 )
nafsu makan/kesulitan menerima makanan?
*Tidak =0
*Ya =1
Jumlah skor keseluruhan 1
Hasil
0 = beresiko rendah
1 = beresiko sedang
≥2 = beresiko tinggi
426
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PASAR
REBO
Jl. Let. Jend. TB Simatupang No.30 Jakarta Timur
13760
Telp. 021 8400109, 8401127 ec.147/148, E-mail:
gizirspr@gmail.com
FORMULIR ASUHAN GIZI
Nama : Nn.K
Tanggal: 17/10/2021
No.RM : 2021-902167
Diagnosa Medis: Polip Hidung
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 17 tahun
ASESMEN GIZI
BB: 48.8 kg IMT: 19.3 kg/m2
Status Gizi : Normal
TB: 160 cm
Biokimia Klinis/Fisik
Hemoglobin : 12 g/dL (normal) Klinis:
Hematokrit : 36% (normal)
Kesadaran : compos mentis
Eritrosit : 4,4 juta/µL (normal)
Suhu : 36,2 oC
Leukosit : 7,6 juta/µL (normal)
Nadi : 76 kali/menit
Trombosit : 313 ribu/µL (normal)
Pernapasan : 12 kali/menit
Ureum : 32 mg/dl (normal)
Kreatinin : 0,86 mg/dl (normal)
Fisik:
eGFR : 92,4 (normal)
Kesulitan bernapas karena adanya
benjolan di hidung
427
Lauk yang biasa ia konsumsi antara 14.00 : Nasi putih 2ctg, tempe orek
lain ayam, ikan, tahu, dan tempe. 2sdm, ayam goreng 1ptg, capcay 1
Sedangkan sayur lebih sering sup mangkuk
sayuran berisi wortel, buncis, 17.00 : Mie goreng instan
kentang. 21.00 : Nasi 2ctg, ikan balado 1ptg,
Namun karena kesibukannya tempe orek 2sdm, sayur bayam 1
sekolah online, ia seringkali makan mangkuk
terlambat. Ia sangat suka makan
cumi asam manis.
Akibat polip yang ia derita, akhir-
akhir ini ia tidak bernafsu makan
jadi konsumsi makannya tidak
seperti biasanya.
Perhitungan Kebutuhan Energi
SMRS: Keb. Protein
BB: 48.8 kg = 15% 𝑥 1600⁄4
TB: 160 cm
= 60 gram
428
Asupan MRS :
08.00 : nasi tim 150g, telur semur 50g,
sup macaroni buncis wortel 100g
10.00 : bubur kacang hijau 70g
12.00 : nasi tim 150g, daging empal
suwir 30g, tempe bb kuning 30g,
bening bayam toge 100g, buah pepaya
75g
15.00 : bolu kukus 35g
19.00 : nasi tim 150g, printil ayam
30g, tahu opor putih 30g, sayur kare
100g
Perhitungan Kebutuhan Energi
MRS: Kebutuhan Protein
= 15% 𝑥 1900⁄4
Kebutuhan Energi (Mifflin)
= 71.25 gr ~ 70 gram
= (10 x BB) + (6,25 x TB) – (5 x usia)
– 161
Kebutuhan Lemak
= (10 x 48,8) + (6,25 x 160) – (5 x 17)
= 25% 𝑥 1900⁄9
– 161
= 52.7 gr ~ 53 gram
= 1242 kkal
TEE = BMR x Fa x Fs
Kebutuhan Karbohidrat
= 1242 x 1,3 x 1,2
= 1937.5 kkal ~ 1900 kkal = 60% 𝑥 1900⁄4
= 285 gram
Kecukupan asupan MRS:
Energi : 1645 kkal (90%) = Normal
Protein : 68,3 g (97%) = Normal
Lemak : 58,6 g (101%) = Normal
Karbohidrat : 259,4 g (91%) = Normal
Riwayat Personal
Riwayat Personal:
429
Sehari-hari kegiatan Nn. K adalah sekolah online dan mengerjakan tugas. Nn. K
seringkali telat makan akibat jadwal sekolah dan tugas yang padat, namun Nn. K
tetap makan 3 kali sehari. Nn. K sering tidur larut malam. Nn. K tidak memilki
riwayat alergi.
Riwayat Penyakit:
Nn. K tidak memiliki riwayat penyakit
Keluhan Utama :
Benjolan pada lapisan hidung
Terapi Obat :
Tidak ada obat-obatan yang dikonsumsi Nn. K
DIAGNOSIS GIZI
Domain Intake
Domain Klinis
NC-1.1 Kesulitan menelan berkaitan dengan benjolan pada hidung (polip
hidung) ditandai oleh lambat mengunyah karena tidak nyaman akibat
benjolan pada hidung
Domain Behaviour
INTERVENSI GIZI
1. Tujuan Intervensi
- Mengupayakan status gizi pasien segera kembali normal untuk
mempercepat proses penyembuhan
430
- Meningkatkan daya tahan tubuh pasien
2. Syarat Diet
- Pemberian makan dilakukan bertahap dari bentuk cair, saring,
lunak, dan biasa. Namun diusahakan secepat mungki kembali
seperti biasa.
3. Terapi Diet
Jenis diet : Diet Gizi Seimbang Pasca Bedah
Bentuk makanan : Lunak
Rute makanan : Oral
Frekuensi : 3x makan utama dan 2x selingan
4. Edukasi
Gambaran umum tentang diet gizi seimbang Pasca Bedah
MONITORING DAN EVALUASI
Rencana Monitoring
1. Asupan : Memonitor asupan mencapai 90-100% dari kebutuhan
2. Biokimia : Memonitor pemeriksaan laboratorium ttap pada batas normal
3. Klinis : Memonitor suhu tubuh, nadi, dan pernapasan agar mencapai
normal
4. Fisik : Penyembuhan luka pasca bedah
5. Pengetahuan : Peningkatan pengetahuan mengenai gizi dan makanan
ditandai dengan asupan makan yang sesuai dan kemampuan menjawab
pertanyaan dengan benar
431
DAFTAR PUSTAKA
Par’i, H.M., Wiyono, S., Harjatmo, T.P. 2017. Penilaian Status Gizi. Tahun 2017.
Jakarta: Kementrian Kesehatan RI.
Suryani, I., Isdiany, N., Kusumayanti, G.A.D. 2018. Dietetik Penyakit Tidak
Menular. Tahun 2018. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.
WNPG. 2012. Ringkasan - Angka Kecukupan Gizi ( AKG ) yang dianjurkan bagi
Orang Indonesia 2012. Jurnal (April 2017): 1–18. Diambil dari
https://www.researchgate.net/publication/316095861_Ringkasan__Angka
_Kecukupan_Gizi_Akg_Yang_Dianjurkan_Bagi_Orang_Indonesia_2012
432
LAMPIRAN
433
TOTAL 1681.1 59.4 42.2 242.9
KEBUTUHAN 1600 60 44 240
% ASUPAN 105% 99% 96% 101%
434
Lampiran II. Pola Makan SMRS
Waktu Bahan
Menu Berat E P L KH
Makan makanan
435
Printil
Minyak 2 17.7 0 2 0
ayam
Tahu 30 24 3.3 1.4 0.2
Tahu opor
Santan 5 16.2 0.2 1.7 0.25
Makan putih
Minyak 2 17.7 0 2 0
malam
Wortel 50 18 0.5 0.3 3.9
(20.00)
Kentang 30 18.6 0.6 0.06 4.05
Sayur kare Pasta
5 4.1 0.2 0.02 0.94
tomat
Minyak 2 17.7 0 2 0
TOTAL 1645 68.3 58.6 259.4
KEBUTUHAN 1900 70 53 285
% ASUPAN 90% 97% 101% 91%
436
Lampiran III. Perencanaan Menu Sehari
Nama Nama
Waktu Berat Energi Protein Lemak KH
Menu Bahan
Nasi
Beras 50 178.5 4.2 0.85 38.55
Tim
Daging Daging 50 136.5 8.75 5 0
Bumbu
Pagi Opor Minyak 2 44.2 0 5 0
(07.00)
Buncis 70 23.8 1.68 0.21 5.04
Bening
Buncis + Jagung 30 109.8 2.9 2.2 20.7
Jagung
Minyak 2 44.2 0 5 0
Tepung
10 33.3 0.9 0.1 7.72
Terigu
Tepung
5 17.05 0.015 0 4.25
Snack Maizena
Pagi Kue Sus Telur 25 38.5 2.4 2.7 0.175
(10,00)
Susu 50 30.5 1.6 1.75 2.15
Gula
5 19.7 0 0 4.7
Pasir
437
Bumbu
Minyak 2 44.2 0 5 0
Bali
Bening
Labu
Labu 50 21 0.42 0.07 11
Siam
Siam
Tepung
10 33.3 0.9 0.1 7.72
Terigu
Snack Telur 15 23.1 1.86 1.62 0.105
Bolu
Sore
Karamel Gula
(16.00) 5 19.7 0 0 4.7
Pasir
Nasi
Beras 50 178.5 4.2 0.85 38.55
Tim
Ikan
60 87.2 15.4 0.63 0
Ikan Tuna
Tuna
Minyak 2 17.68 0 2 0
Bumbu
Tomat Pasta
5 4.1 0.2 0.02 0.94
Tomat
(20.00) Tahu
Kecap 10 7.1 0.56 0.12 0.86
Semur
Minyak 2 17.24 0 2 0
Labu
Bening 50 21 0.42 0.07 11
Siam
Labu
Kacang
Siam 50 15.5 1.15 0.05 2.7
Panjang
Buah
Pisang 75 128 1 0.8 34.3
Pisang
438
SUBTOTAL 1909 71.5 53.27 268.3
Kebutuhan 1900 70 53 285
Persentase% 100% 101% 103% 98%
439
LAPORAN STUDI KASUS HARIAN
PENATALAKSANAAN GIZI
PADA KASUS ABSES GLUTEAL DIABETES MELLITUS
RUANG RAWAT INAP FLAMBOYAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PASAR REBO
Disusun Oleh :
Farah Devina Ramadhianti 1810714090
440
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan studi kasus harian Abses Gluteal Diabetes Mellitus dibuat dan
diajukan sebagai syarat kelengkapan dan bukti kegiatan Magang Manajemen
Asuhan Gizi Klinik (MAGK) di Rumah Sakit Umum Daerah Pasar Rebo. Tahun
Ajaran 2021/2022.
Disusun oleh :
Farah Devina Ramadhianti 1810714090
441
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PASAR REBO
Jl. Let. Jend. TB Simatupang No.30 Jakarta Timur 13760
Telp. 021 8400109, 8401127 ec.147/148, E-mail:
gizirspr@gmail.com
SKRINING GIZI AWAL
Tanggal: 17/10/2021
Nama : Tn.H
Diagnosa Medis: Abses Gluteal,
No.RM : 2021-901009
Diabetes Mellitus
Jenis Kelamin : Laki-laki
BB: 70 kg
Umur : 41 tahun
TB/PB: 178 cm
Parameter
Apakah pasien mengalami penurunan BB yang tidak
1. ( 0 )
direncanakan/tidak diinginkan dalam 6 bulan terakhir?
*Tidak =0
*Tidak yakin =2
*Ya, ada penurunan sebanyak
1 – 5 kg =1
6 – 10 kg =2
11 – 15 kg =3
>15 kg =4
Tidak tahu berapa
=2
penurunannya
2. Apakah asupan makan pasien berkurang karena penurunan
( 0 )
nafsu makan/kesulitan menerima makanan?
*Tidak =0
*Ya =1
Jumlah skor keseluruhan 0
Hasil
0 = beresiko rendah
1 = beresiko sedang
≥2 = beresiko tinggi
442
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PASAR
REBO
Jl. Let. Jend. TB Simatupang No.30 Jakarta Timur
13760
Telp. 021 8400109, 8401127 ec.147/148, E-mail:
gizirspr@gmail.com
FORMULIR ASUHAN GIZI
Tanggal: 17/10/2021 Nama : Tn. H
Diagnosa Medis: Abses Glutel, No.RM : 2021-901009
Diabetes Mellitus Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 41 tahun
ASESMEN GIZI
BB: 70 kg IMT: 22 kg/m2
Status Gizi : Normal
TB: 178 cm
Biokimia Klinis/Fisik
GDS : 203 mg/dL (tinggi)
Klinis:
Hemoglobin : 13,1 g/dL (normal)
Hematokrit : 40% (normal)
Eritrosit : 3,3 juta/µL (rendah)
Kesadaran : compos mentis
Limfosit : 18% (rendah)
Suhu : 36 oC
Kalium : 3,0 mmol/L (rendah)
Nadi : 89 kali/menit
Ureum : 196 mg/dl (sangat
Pernapasan : 18 kali/menit
tinggi)
Kreatinin : 6,43 mg/dl (sangat
Fisik:
tinggi)
Kesulitan beraktivitas karena benjolan
eGFR : 9,3 (sangat rendah)
pada bokong
443
Biasanya ia makan 1 centong nasi 09.00: Nasi putih 2ctg, ayam balado
dengan lauk hewani. Ia jarang 1ptg, tempe goreng 2ptg, cah brokoli
mengonsumsi sayuran dan lauk wortel ½ mangkuk
nabati seperti tahu dan tempe. 12.00 : Nasi putih 2ctg, ayam bakar
Camilan favoritnya adalah coklat 1ptg, telur dadar 1butir
dan snack manis. 16.00 : Minuman coklat bubble
Setelah masuk rumah sakit, ia 19.00 : Nasi 2ctg, ayam geprek 1ptg,
mengurangi porsi makannya lalapan timun 3iris
menjadi ½ porsi karena takut gula 21.00 : Coklat batangan 3ptg
darah meningkat.
Perhitungan Kebutuhan Energi
SMRS:
BBI = (TB-100) x 0,9 Total Kebutuhan Energi
= (178-100) x 0,9 = (A) + (B) + (C) – (D)
= 70,2 kg = 1755 + 351 + 175,5 – 87,8
= 2193,7 ~ 2200 kkal
Energi Basal (A)
= 25 kkal x BBI Kebutuhan Protein
= 25 kkal x 70,2 = 1755 kkal = 15% 𝑥 2200⁄4
= 82,5 gr ~ 83 gram
Energi Aktivitas (B)
= 20% x Energi basal
Kebutuhan Lemak
= 20% x 1755 = 351 kkal
= 25% 𝑥 2200⁄9
= 61 gram
Energi Kondisi Stress (C)
= 10% x Energi basal
Kebutuhan Karbohidrat
= 10% x 1755 = 175,5 kkal
= 60% 𝑥 2200⁄4
444
Energi : 2218.9 kkal (101%) = Normal
Protein : 55.6 g (67%) = Defisit tingkat berat
Lemak : 59.4 g (97%) = Normal
Karbohidrat : 326.5 (99%) = Normal
Asupan MRS :
08.00 : nasi 75g, ayam bumbu kare
30g, cah wortel baby corn 100g
12.00 : nasi 75g, omelet 40g, putih
telur 35g, sup kacang merah 75g,
buah pisang 75g
15.00 : pudding agar DM 35g
19.00 : nasi 75g, ikan tuna rica-rica
50g, sayur lodeh 100g, semangka 75g
Perhitungan Kebutuhan Energi
MRS: Total Kebutuhan Energi
BBI = (TB-100) x 0,9 = (A) + (B) + (C) – (D)
= (178-100) x 0,9 = 1755 + 175,5 + 175,5 – 87,8
= 70,2 kg = 2018,2 ~ 2000 kkal
445
= 5% x Energi basal
= 5% x 1755 = 87,8 kkal
Kecukupan asupan MRS:
Energi : 1211.7 kkal (61%) = Defisit tingkat berat
Protein : 50 g (66%) = Defisit tingkat berat
Lemak : 42.9 g (70%) = Defisit tingkat sedang
Karbohidrat : 266.3 g (89%) = Defisit tingkat ringan
Riwayat Personal
Riwayat Personal:
Tn. H merupakan pekerja kantoran, bekerja setiap hari kecuali sabtu dan minggu
mulai jam 8 pagi hingga 3 petang. Saat pagi hari Tn. H biasa membawa bekal
untuk sarapan, tapi makan siang dan malam beli di luar. Tn. H suka membeli
minuman bubble di sore hari saat perjalanan pulang ke rumah.
Riwayat Penyakit:
Tn. H memiliki penyakit DM namun baru diketahui saat hari masuk rumah sakit
Keluhan Utama :
Benjolan pada bagian tulang ekor
Terapi Obat :
Saat ini Tn. H mengonsumsi obat Gliquidone, Vitamin B12, Acetyl Cysteine, dan
asam folat
DIAGNOSIS GIZI
Domain Intake
NI-2.1 Intake oral tidak adekuat bekaitan dengan kurangnya pengetahuan terkait
446
diet diabetes mellitus ditandai oleh mengurangi makanan berat dan
asupan makan MRS pasien di bawah kebutuhan gizi yaitu energi 61%,
protein 66%, lemak 70%, dan karbohidrat 89%
Domain Klinis
NC-1.1 Perubahan fungsi gastrointestinal berkaitan dengan penyakit diabetes
mellitus yang tidak diketahui pasien ditandai oleh kadar gula darah
sewaktu tinggi yaitu 203 mg/dL
Domain Behaviour
NB-1.1 Kurangnya pengetahuan tentang gizi dan makanan berkaitan dengan
kurangnya paparan informasi terkait gizi ditandai oleh asupan SMRS
sering mengkonsumsi makanan manis dalam jumlah tidak wajar dan
asupan MRS mengurangi makanan berat
INTERVENSI GIZI
1. Tujuan Intervensi
- Membantu memenuhi asupan oral energi, protein, lemak, dan
karbohidrat pasien agar seimbang sesuai dengan kecukupan
kebutuhan pasien.
- Membantu menurunkan kadar GDS pasien agar kembali normal
- Membantu menurunkan dan memberikan jenis dan jumlah lemak
yang sesuai dengan kebutuhan kecukupan pasien agar kembali
normal
- Meningkatkan pengetahuan pasien dan keluarga pasien melalui
edukasi gizi terkait diet diebates mellitus dan tinggi kalium serta tips
sehat (aktivitas fisik) yang menunjang keberhasilan diet.
2. Syarat Diet
- Energi cukup berdasarkan panduan Perkeni
- Protein cukup, 15% dari kebutuhan energi
- Lemak cukup, 25% dari kebutuhan energi
- Karbohidrat cukup, 60% dari kebutuhan energi
3. Terapi Diet
- Jenis diet : Diet Diabetes Mellitus dan Pasca Bedah
- Bentuk makanan : Biasa
447
- Rute makanan : Oral
- Frekuensi : 3x makan utama dan 2x selingan
4. Edukasi
Gambaran umum tentang diet DM dan diet Pasca Bedah, tujuan diet, cara
pengaturan makanan, penggunaan pemanis buatan, dan lanjutan
pengaturan diet.
MONITORING DAN EVALUASI
Rencana Monitoring
1. Asupan : Memonitor asupan mencapai 90-100% dari kebutuhan
2. Biokimia : Memonitor pemeriksaan laboratorium GDS, eritrosit, limfosit,
kalium, ureum, kreatinin, dan eGFR kembali pada batas normal
3. Klinis : Memonitor suhu tubuh, nadi, dan pernapasan agar tetap normal
4. Fisik : Penyembuhan luka pasca bedah
5. Pengetahuan : Peningkatan pengetahuan mengenai gizi dan makanan
ditandai dengan asupan makan yang sesuai dan kemampuan menjawab
pertanyaan dengan benar
448
DAFTAR PUSTAKA
Par’i, H.M., Wiyono, S., Harjatmo, T.P. 2017. Penilaian Status Gizi. Tahun 2017.
Jakarta: Kementrian Kesehatan RI.
Suryani, I., Isdiany, N., Kusumayanti, G.A.D. 2018. Dietetik Penyakit Tidak
Menular. Tahun 2018. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.
WNPG. 2012. Ringkasan - Angka Kecukupan Gizi ( AKG ) yang dianjurkan bagi
Orang Indonesia 2012. Jurnal (April 2017): 1–18. Diambil dari
https://www.researchgate.net/publication/316095861_Ringkasan__Angka
_Kecukupan_Gizi_Akg_Yang_Dianjurkan_Bagi_Orang_Indonesia_2012
449
LAMPIRAN
450
Lampiran II. Pola Makan SMRS
Waktu Bahan
Menu Berat E P L KH
Makan makanan
451
Kacang
30 9.3 0.7 0 1.6
panjang
Tomat 20 4.8 0.3 0.1 0.9
TOTAL 1211.7 50 42.9 266.3
KEBUTUHAN 2000 75 61 300
% ASUPAN 61% 66% 70% 89%
452
Lampiran III. Perencanaan Menu Sehari
Nama Nama
Waktu Berat Energi Protein Lemak KH
Menu Bahan
Ayam
Bumbu Ayam 50 149 9.1 12.5 0
Gulai
Pagi
(07.00) Minyak 2 44.2 0 5 0
Ayam
Panggang
Ayam 50 149 9.1 12.5 0
Bumbu
Rujak
Putih Putih
35 17.5 3.78 0 0.28
Telur telur
Tempe
Bumbu Tempe 30 60.3 6.24 2.64 4.05
Bali
Minyak 2 44.2 0 5 0
453
Bening Daun
50 29.5 3.2 0.5 4.95
Katuk Katuk
Jagung
Jagung 50 183 4.9 3.7 34.5
Manis
Buah
Pepaya 100 46 0.5 0.1 12.2
Pepaya
Tepung
10 35 0.9 0.1 7.7
Terigu
Selingan
Dadar Kelapa
Sore 4 36.4 0.27 1.5 0.95
Gulung Parut
(14.00)
Gula
10 36.8 0 0 9.2
Merah
Bening Labu
Malam 50 15 0.3 0.05 3.35
Labu Siam
(19.00) Siam +
Wortel 50 18 0.5 0.3 3.9
Wortel
Putih Putih
35 17.5 3.78 0 0.28
Telur telur
Buah
Pisang 100 108 1 0.8 24.3
Pisang
SUBTOTAL 2011.35 72.03 62.11 306.27
Kebutuhan 2000 75 61 300
Persentase% 101% 96% 102% 102%
454
LAPORAN STUDI KASUS HARIAN
PENATALAKSANAAN GIZI
PADA KASUS DHF GRADE III
RUANG RAWAT INAP MAWAR
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PASAR REBO
Disusun Oleh :
Farah Devina Ramadhianti 1810714090
455
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan studi kasus harian DHF Grade III dibuat dan diajukan sebagai syarat
kelengkapan dan bukti kegiatan Magang Manajemen Asuhan Gizi Klinik (MAGK)
di Rumah Sakit Umum Daerah Pasar Rebo. Tahun Ajaran 2021/2022.
Disusun oleh :
Farah Devina Ramadhianti 1810714090
456
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PASAR REBO
Jl. Let. Jend. TB Simatupang No.30 Jakarta Timur 13760
Telp. 021 8400109, 8401127 ec.147/148, E-mail:
gizirspr@gmail.com
SKRINING GIZI AWAL
Tanggal: 25/10/2021 Nama : An. A
Diagnosa Medis: DHF Grade III No.RM : 2021-902617
BB: 10 kg Jenis Kelamin : Perempuan
TB/PB: 75 cm Umur : 1 tahun
Parameter
Apakah pasien mengalami penurunan BB yang tidak
1. ( 1 )
direncanakan/tidak diinginkan dalam 6 bulan terakhir?
*Tidak =0
*Tidak yakin =2
*Ya, ada penurunan sebanyak
1 – 5 kg =1
6 – 10 kg =2
11 – 15 kg =3
>15 kg =4
Tidak tahu berapa
=2
penurunannya
2. Apakah asupan makan pasien berkurang karena penurunan
( 0 )
nafsu makan/kesulitan menerima makanan?
*Tidak =0
*Ya =1
Jumlah skor keseluruhan 1
Hasil
0 = beresiko rendah
1 = beresiko sedang
≥2 = beresiko tinggi
457
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PASAR
REBO
Jl. Let. Jend. TB Simatupang No.30 Jakarta Timur
13760
Telp. 021 8400109, 8401127 ec.147/148, E-mail:
gizirspr@gmail.com
FORMULIR ASUHAN GIZI
Nama : An. A
Tanggal: 25/10/2021
No.RM : 2021-902617
Diagnosa Medis: DHF Grade III
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 1 tahun
ASESMEN GIZI
BB: 10 kg Z-score: 2 SD
Status Gizi : Normal
TB: 75 cm
Biokimia Klinis/Fisik
Hemoglobin : 10,9 g/dL (normal) Klinis:
Hematokrit : 32% (rendah)
Eritrosit : 4,5 juta/µL (normal)
Kesadaran : compos mentis
Leukosit : 7,25 x 103/µL (normal)
Suhu : 37,7 oC
Trombosit : 28 (sangat rendah)
Nadi : 110 kali/menit
Limfosit : 84% (sangat tinggi)
Pernapasan : 24 kali/menit
Natrium : 131 (normal)
Kalium : 4 mmol/L (normal)
Fisik:
Klorida : 99 mmol/L (normal)
Lemah, mual, muntah, demam
458
makan nasi dengan sup sayuran isi 19.00 : Nasi tim 1ctg, cah bakso brokoli
wortel, buncis. wortel ½ mangkuk
An. A minum susu 3-5 kali sehari 21.00 : susu 200ml
dengan porsi 200ml setiap kali
minum.
Perhitungan Kebutuhan Energi
SMRS:
Kebutuhan Lemak
Kebutuhan Energi
= 25% 𝑥 1000⁄9
= BB x AKG Energi
= 27,7 gr ~ 28 gram
= 13,2 x 86,5
= 1141,8 kkal ~ 1000 kkal
Kebutuhan Karbohidrat
= 64,6% 𝑥 1000⁄4
Kebutuhan Protein
= BB x AKG Protein = 161,5 gr ~ 160 gram
= 13,2 x 2
= 26,4 gr ~ 26 gram = 10,4%
Kecukupan asupan SMRS:
Energi : 2218.9 kkal (101%) = Normal
Protein : 55.6 g (67%) = Defisit tingkat berat
Lemak : 59.4 g (97%) = Normal
Karbohidrat : 326.5 (99%) = Normal
Asupan MRS :
08.00 : nasi tim 50g, telur semur 40g,
sup macaroni wortel 50g
12.00 : nasi tim 50g, pepes ikan tuna
25g, bening labu siam 50g, buah
pisang 75g
15.00 : biscuit 3 keping, susu 200ml
19.00 : nasi tim 50g, sup sayuran
100g, semangka 75g
459
Perhitungan Kebutuhan Energi
MRS:
Kebutuhan Lemak
Kebutuhan Energi
= 25% 𝑥 1000⁄9
= BB x AKG Energi
= 27,7 gr ~ 28 gram
= 13,2 x 86,5
= 1141,8 kkal ~ 1000 kkal
Kebutuhan Karbohidrat
= 64,6% 𝑥 1000⁄4
Kebutuhan Protein
= BB x AKG Protein = 161,5 gr ~ 160 gram
= 13,2 x 2
= 26,4 gr ~ 26 gram = 10,4%
Kecukupan asupan MRS:
Energi : 883,6 kkal (88%) = Defisit tingkat ringan
Protein : 20,6 g (79%) = Defisit tingkat sedang
Lemak : 30,5 g (108%) = Normal
Karbohidrat : 126,7 g (73%) = Defisit tingkat berat
Riwayat Personal
Riwayat Personal:
An. A mengalami demam naik turun sejak tgl 18/10 malam. Selain itu, An. A
juga muntah, namun BAK dan BAB lancar. An. A juga mengalami penurunan
nafsu makan.
Riwayat Penyakit:
An. A tidak memiliki riwayat penyakit
460
Keluhan Utama :
Mengalami demam sejak tgl 18/10 naik turun
Terapi Obat :
Saat ini tidak ada obat yang dikonsumsi An. A
DIAGNOSIS GIZI
Domain Intake
NI-5.5 Ketidakseimbangan zat gizi berkaitan dengan konsumsi makanan yang
kurang beranekaragam ditandai dengan asupan MRS energi defisit
tingkat ringan yaitu 88%, protein deficit tingkat sedang yaitu 79%, dan
karbohidrat defisit tingkat berat yaitu 73%.
Domain Klinis
NC-2.2 Perubahan nilai laboratorium terkait gizi (mineral makro) berkaitan
dengan Infeksi akibat demam berdarah ditandai dengan kadar trombosit
dibawah batas normal, yaitu 28 mmol/L dan keluhan diare 3hari
berturut-turut.
Domain Behaviour
NB-2.3 Ketidakmampuan mengatur diri sendiri berkaitan dengan kurangnya
kesiapan pasien dan keluarga untuk mengatur diri sendiri ditandai oleh
perilaku menangis saat makanan yang diinginkan tidak diberikan.
INTERVENSI GIZI
1. Tujuan Intervensi
- Mencapai dan mempertahankan status gizi optimal
- Mengupayakan status gizi pasien segera kembali normal untuk
mempercepat proses penyembuhan
- Meningkatkan daya tahan tubuh pasien
- Mencegah terangsangnya saluran cerna
2. Syarat Diet
- Energi dan protein cukup sesuai dengan AKG
- Lemak cukup. yaitu 10-25% dari kebutuhan energi total
- Karbohidrat cukup, yaitu sisa kebutuhan energi total
3. Terapi Diet
461
- Jenis diet : Diet Gizi Seimbang
- Bentuk makanan : Lunak
- Rute makanan : Oral
- Frekuensi : 3x makan utama dan 2x selingan
4. Edukasi
Gambaran umum tentang diet gizi seimbang, tujuan diet, cara pengaturan
makanan, penggunaan pemanis buatan, dan lanjutan pengaturan diet.
MONITORING DAN EVALUASI
Rencana Monitoring
1. Asupan : Memonitor asupan mencapai 90-100% dari kebutuhan
2. Biokimia : Memonitor pemeriksaan laboratorium tetap pada batas normal
3. Klinis : Memonitor suhu tubuh, nadi, dan pernapasan agar tetap normal
4. Fisik : Memonitor keadaan tubuh
5. Pengetahuan : Peningkatan pengetahuan mengenai gizi dan makanan
ditandai dengan asupan makan yang sesuai dan kemampuan menjawab
pertanyaan dengan benar
462
DAFTAR PUSTAKA
Par’i, H.M., Wiyono, S., Harjatmo, T.P. 2017. Penilaian Status Gizi. Tahun 2017.
Jakarta: Kementrian Kesehatan RI.
Suryani, I., Isdiany, N., Kusumayanti, G.A.D. 2018. Dietetik Penyakit Tidak
Menular. Tahun 2018. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.
WNPG. 2012. Ringkasan - Angka Kecukupan Gizi ( AKG ) yang dianjurkan bagi
Orang Indonesia 2012. Jurnal (April 2017): 1–18. Diambil dari
https://www.researchgate.net/publication/316095861_Ringkasan__Angka
_Kecukupan_Gizi_Akg_Yang_Dianjurkan_Bagi_Orang_Indonesia_2012
463
LAMPIRAN
464
Lampiran II. Pola Makan MRS
Nama Nama
Waktu Berat Energi Protein Lemak KH
Menu Bahan
465
Sup
Kentang 10 6.2 0.21 0.02 1.35
Sayuran
466
Lampiran III. Perencanaan Menu Sehari
Nama Nama
Waktu Berat Energi Protein Lemak KH
Menu Bahan
Nasi
Beras 37.5 127.5 2.9 0.6 27.5
Tim
Ayam 25 74.5 4.5 6.25 0
Ayam
Pasta
Bumbu 5 4.1 0.2 0.02 0.94
Tomat
Makan pagi Gulai
Minyak 2 17.24 0 2 0
Bening Labu
50 21 0.42 0.7 11
Wortel Siam
+ Labu
Wortel 20 7.2 0.2 0.12 1.6
Siam
3 keping
Snack Pagi Biskuit 15 66 1.2 1.8 11.4
biskuit
Nasi
Beras 25 89.25 2.1 0.4 19.3
Tim
Telur Telur 40 61.6 4.96 4.32 0.28
Opor
Minyak 2 17.24 0 2 0
Putih
Tempe 25 50.25 2.5 2.2 3.4
Makan Tempe Kecap 5 3.5 0.25 0.06 0.4
siang Bumbu Gula
5 18.4 0 0 4.6
Bali merah
Minyak 2 17.24 0 2 0
Bening
Labu
Labu 50 21 0.42 0.7 11
siam
Siam
Buah Pepaya 100 46 0.5 12 12.2
3 keping
Snack Sore Biskuit 15 66 1.2 1.8 11.4
biskuit
467
Nasi
Beras 25 89.25 2.1 0.4 19.3
Tim
Daging 20 34.8 2.9 2 0
Daging Pasta
5 4.1 0.2 0.02 0.94
Kare Tomat
Minyak 2 17.24 0 2 0
Makan Tahu 30 24 3.27 1.41 0.24
Malam Tahu Pasta
5 4.1 0.2 0.02 0.94
Balado Tomat
Minyak 2 17.24 0 2 0
Sup
Wortel 60 21.6 0.6 0.36 4.74
Wortel
Pisang
Buah 100 108 1 0.8 24.3
Ambon
SUBTOTAL 1036 24.1 28.01 167.8
KEBUTUHAN 1000 26 28 170
% ASUPAN 103% 93% 100% 99%
468
LAPORAN STUDI KASUS HARIAN
PENATALAKSANAAN GIZI
PADA KASUS KDK GEA TANPA DEHIDRASI
RUANG RAWAT INAP MAWAR
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PASAR REBO
Disusun Oleh :
Farah Devina Ramadhianti 1810714090
469
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan studi kasus harian KDK GEA Tanpa Dehidrasi dibuat dan diajukan
sebagai syarat kelengkapan dan bukti kegiatan Magang Manajemen Asuhan Gizi
Klinik (MAGK) di Rumah Sakit Umum Daerah Pasar Rebo. Tahun Ajaran
2021/2022.
Disusun oleh :
Farah Devina Ramadhianti 1810714090
470
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PASAR REBO
Jl. Let. Jend. TB Simatupang No.30 Jakarta Timur 13760
Telp. 021 8400109, 8401127 ec.147/148, E-mail:
gizirspr@gmail.com
SKRINING GIZI AWAL
Tanggal: 25/10/2021
Nama : An. G
Diagnosa Medis: KDK GEA
No.RM : 2021-902621
Tanpa Dehidrasi
Jenis Kelamin : Perempuan
BB: 13,2 kg
Umur : 2 tahun
TB/PB: 94 cm
Parameter
Apakah pasien mengalami penurunan BB yang tidak
1. ( 1 )
direncanakan/tidak diinginkan dalam 6 bulan terakhir?
*Tidak =0
*Tidak yakin =2
*Ya, ada penurunan sebanyak
1 – 5 kg =1
6 – 10 kg =2
11 – 15 kg =3
>15 kg =4
Tidak tahu berapa
=2
penurunannya
2. Apakah asupan makan pasien berkurang karena penurunan
( 1 )
nafsu makan/kesulitan menerima makanan?
*Tidak =0
*Ya =1
Jumlah skor keseluruhan 2
Hasil
0 = beresiko rendah
1 = beresiko sedang
≥2 = beresiko tinggi
471
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PASAR
REBO
Jl. Let. Jend. TB Simatupang No.30 Jakarta Timur
13760
Telp. 021 8400109, 8401127 ec.147/148, E-mail:
gizirspr@gmail.com
FORMULIR ASUHAN GIZI
Tanggal: 25/10/2021 Nama : An. G
Diagnosa Medis: KDK GEA Tanpa No.RM : 2021-902621
Dehidrasi Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 2 tahun
ASESMEN GIZI
BB: 13,2 kg Z-score: 2 SD
Status Gizi : Normal
PB: 94 cm
Biokimia Klinis/Fisik
GDS : 80 mg/dL (normal)
Klinis:
Hemoglobin : 12,6 g/dL (normal)
Hematokrit : 36% (normal)
Eritrosit : 4,6 juta/µL (normal) Kesadaran : compos mentis
Leukosit : 8,31 x 103/µL (normal) Suhu : 37,7 oC
Limfosit : 36% (normal) Nadi : 110 kali/menit
Kalium : 2,8 mmol/L (sangat Pernapasan : 24 kali/menit
rendah)
Klorida : 101 mmol/L (normal) Fisik:
Lemah, mual, muntah, diare, demam
472
makan nasi dengan soto ayam atau 16.00 : susu 200ml
sup sayuran isi wortel, buncis. 19.00 : Nasi tim 1ctg, soto ayam
An. G minum susu 3-5 kali sehari 21.00 : susu 200ml
dengan porsi 200ml setiap kali
minum.
An. G suka makan buah semangka
dan jeruk
Saat masuk rumah sakit An. G
mengalami penurunan nafsu
makan.
Perhitungan Kebutuhan Energi
SMRS:
Kebutuhan Lemak
Kebutuhan Energi
= 25% 𝑥 1000⁄9
= BB x AKG Energi
= 27,7 gr ~ 28 gram
= 13,2 x 86,5
= 1141,8 kkal ~ 1000 kkal
Kebutuhan Karbohidrat
= 64,6% 𝑥 1000⁄4
Kebutuhan Protein
= BB x AKG Protein = 161,5 gr ~ 160 gram
= 13,2 x 2
= 26,4 gr ~ 26 gram = 10,4%
Kecukupan asupan SMRS:
Energi : 1074,8 kkal (107%) = Normal
Protein : 21 g (81%) = Defisit tingkat ringan
Lemak : 27,8 g (99%) = Normal
Karbohidrat : 146,5 gr (92%) = Normal
Asupan MRS :
08.00 : bubur 75g, telur semur 40g,
sup macaroni wortel 50g
473
12.00 : bubur 75g, pepes ikan tuna
25g, bening labu siam 50g, buah
pisang 75g
15.00 : biscuit 3 keping, susu 200ml
19.00 : bubur 50g, sup sayuran 100g,
semangka 75g
Perhitungan Kebutuhan Energi
MRS:
Kebutuhan Lemak
Kebutuhan Energi
= 25% 𝑥 1000⁄9
= BB x AKG Energi
= 27,7 gr ~ 28 gram
= 13,2 x 86,5
= 1141,8 kkal ~ 1000 kkal
Kebutuhan Karbohidrat
= 64,6% 𝑥 1000⁄4
Kebutuhan Protein
= BB x AKG Protein = 161,5 gr ~ 160 gram
= 13,2 x 2
= 26,4 gr ~ 26 gram = 10,4%
Kecukupan asupan MRS:
Energi : 683,6 kkal (68%) = Defisit tingkat berat
Protein : 17,6 g (68%) = Defisit tingkat berat
Lemak : 30,5 g (108%) = Normal
Karbohidrat : 116.7 g (73%) = Defisit tingkat sedang
Riwayat Personal
Riwayat Personal:
An. G kejang 3 kali sebelum masuk rumah sakit. Sekitar 3 hari sblmnya
mengalami mencret. Sejak umur 10 bulan sudah bisa makan nasi tim dan tidak
terlalu suka bubur. Sejak umur 20 bulan sudah minum susu formula, lebih suka
minum susu dibanding makan.
Riwayat Penyakit:
An. G tidak memiliki riwayat kejang
474
Riwayat Penyakit Keluarga :
Tidak ada riwayat penyakit keluarga yang berkaitan
Keluhan Utama :
Kejang 1 kali durasi 10 menit, demam, BAB cair
Terapi Obat :
Saat ini An. G mengonsumsi obat Fenitoin dan Zinc
DIAGNOSIS GIZI
Domain Intake
NI-5.5 Ketidakseimbangan zat gizi berkaitan dengan konsumsi makanan yang
kurang beranekaragam ditandai dengan asupan MRS energi dan protein
defisit tingkat berat yaitu 68% dan karbohidrat defisit tingkat sedang
yaitu 73%.
Domain Klinis
NC-2.2 Perubahan nilai laboratorium terkait gizi (mineral makro) berkaitan
dengan gangguan gastroesophageal ditandai dengan kadar kalium
dibawah batas normal, yaitu 2,8 mmol/L dan keluhan diare 3hari
berturut-turut.
Domain Behaviour
NB-2.3 Ketidakmampuan mengatur diri sendiri berkaitan dengan kurangnya
kesiapan pasien dan keluarga untuk mengatur diri sendiri ditandai oleh
perilaku menangis saat makanan yang diinginkan tidak diberikan.
INTERVENSI GIZI
1. Tujuan Intervensi
- Memberikan makanan seusai kebutuhan gizi yang meninggalkan
sisa sedikit mungkin agar volume feses dapat dibatasi
- Mencapai dan mempertahankan status gizi optimal
475
- Mencegah terangsangnya saluran cerna
2. Syarat Diet
- Energi dan protein cukup sesuai dengan AKG
- Lemak cukup, yaitu 10-25% dari kebutuhan energi total
- Karbohidrat cukup, yaitu sisa kebutuhan energi total
- Menghindari makanan berserat tinggi dan sedang maksimal 8
gram/hari
3. Terapi Diet
- Jenis diet : Diet Rendah Serat
- Bentuk makanan : Lunak
- Rute makanan : Oral
- Frekuensi : 3x makan utama dan 2x selingan
4. Edukasi
Gambaran umum tentang diet rendah serat, tujuan diet, cara pengaturan
makanan, penggunaan pemanis buatan, dan lanjutan pengaturan diet.
MONITORING DAN EVALUASI
Rencana Monitoring
6. Asupan : Memonitor asupan mencapai 90-100% dari kebutuhan
7. Biokimia : Memonitor pemeriksaan laboratorium tetap pada batas normal
8. Klinis : Memonitor suhu tubuh, nadi, dan pernapasan agar tetap normal
9. Fisik : Memonitor keadaan tubuh
10. Pengetahuan : Peningkatan pengetahuan mengenai gizi dan makanan
ditandai dengan asupan makan yang sesuai dan kemampuan menjawab
pertanyaan dengan benar
476
DAFTAR PUSTAKA
Par’i, H.M., Wiyono, S., Harjatmo, T.P. 2017. Penilaian Status Gizi. Tahun 2017.
Jakarta: Kementrian Kesehatan RI.
Suryani, I., Isdiany, N., Kusumayanti, G.A.D. 2018. Dietetik Penyakit Tidak
Menular. Tahun 2018. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.
WNPG. 2012. Ringkasan - Angka Kecukupan Gizi ( AKG ) yang dianjurkan bagi
Orang Indonesia 2012. Jurnal (April 2017): 1–18. Diambil dari
https://www.researchgate.net/publication/316095861_Ringkasan__Angka
_Kecukupan_Gizi_Akg_Yang_Dianjurkan_Bagi_Orang_Indonesia_2012
477
LAMPIRAN
478
Lampiran II. Pola Makan MRS
Nama Nama
Waktu Berat Energi Protein Lemak KH
Menu Bahan
479
Buah Semangka 75 50 0.5 0.1 12
480
Lampiran III. Perencanaan Menu Sehari
Nama Nama
Waktu Berat Energi Protein Lemak KH
Menu Bahan
Nasi
Beras 37.5 127.5 2.9 0.6 27.5
Tim
Ayam 25 74.5 4.5 6.25 0
Ayam
Pasta
Bumbu 5 4.1 0.2 0.02 0.94
Tomat
Makan pagi Gulai
Minyak 2 17.24 0 2 0
Bening Labu
50 21 0.42 0.7 11
Wortel Siam
+ Labu
Wortel 20 7.2 0.2 0.12 1.6
Siam
3 keping
Snack Pagi Biskuit 15 66 1.2 1.8 11.4
biskuit
Nasi
Beras 25 89.25 2.1 0.4 19.3
Tim
Telur Telur 40 61.6 4.96 4.32 0.28
Opor
Minyak 2 17.24 0 2 0
Putih
Tempe 25 50.25 2.5 2.2 3.4
Makan Tempe Kecap 5 3.5 0.25 0.06 0.4
siang Bumbu Gula
5 18.4 0 0 4.6
Bali merah
Minyak 2 17.24 0 2 0
Bening
Labu
Labu 50 21 0.42 0.7 11
siam
Siam
Buah Pepaya 100 46 0.5 12 12.2
3 keping
Snack Sore Biskuit 15 66 1.2 1.8 11.4
biskuit
481
Nasi
Beras 25 89.25 2.1 0.4 19.3
Tim
Daging 20 34.8 2.9 2 0
Daging Pasta
5 4.1 0.2 0.02 0.94
Kare Tomat
Minyak 2 17.24 0 2 0
Makan Tahu 30 24 3.27 1.41 0.24
Malam Tahu Pasta
5 4.1 0.2 0.02 0.94
Balado Tomat
Minyak 2 17.24 0 2 0
Sup
Wortel 60 21.6 0.6 0.36 4.74
Wortel
Pisang
Buah 100 108 1 0.8 24.3
Ambon
SUBTOTAL 1036 24.1 28.01 167.8
KEBUTUHAN 1000 26 28 170
% ASUPAN 103% 93% 100% 99%
482